MERAWAT POTENSI SENI BUDAYA MELALUI INOVASI SENI …

9
Dwi Wahyudiarto: Merawat Potensi Seni Budaya melalui Inovasi Seni Tradisi Desa Purbosari... Volume 10 No. 1 Juni 2019 13 MERAWAT POTENSI SENI BUDAYA MELALUI INOVASI SENI TRADISI DESA PURBOSARI, KECAMATAN NGADIREJO KABUPATEN TEMANGGUNG Dwi Wahyudiarto Jurusan Tari Fakultas Seni Pertunjukan ISI Surakarta Email: [email protected] Abstrak Merawat Potensi Seni Budaya Melalui Inovasi Seni Tradisi di Purbosari, Kec. Ngadirejo, Kab. Temanggung. merupakan program pemberdayaan masyarakat dalam menghidupkan seni tradisi. Laku kreatif dengan aktifitas budaya adalah satu cara dalam merawat agar tradisi tetap hadir, hidup dan menghidupi generasi jamannya. Program ini dilakukan dalam upaya mengingkatkan dan mengembangkan kualitas seni tradisi sebagai potensi budaya lokal. Sinergitas antara masyarakat sebagai pemilik budaya, dan akademisi sebagai penggerak dan pendorong kemajuan budaya, akan menghasilkan kemampuan kreatif bagi pelaku seni di Purbosari. Pemberdayakan masyarakat Purbosari dilakukan dengan menggunakan model Partisipatory Action Research (PAR), dalam model ini kegiatan diawali dengan penelitian, FGD berkait dengan seni tradisi, serta tindakan dalam memberikan inovasi terhadap seni tradisi di Purbosari. Program ini dilakukan melalui pelatihan, kolaborasi, dialog, maupun pentas bersama. Program yang dilakukan selama enam bulan ini merupakan langkah nyata dalam mendinamisasikan kehidupan seni budaya di masyarakat. Kata kunci: Inovasi, Seni Tradisi, Pemberdayan Masyarakat. Abstract Caring for the potential of Art- Culture through traditional art innovation at Purbosari, Ngadirejo, Temanggung. is a community empowerment program in reviving traditional arts. Creative behavior with cultural activities is one way of caring for traditions to remain present, live and support the generation of their era. This program is carried out in an effort to improve and develop the quality of traditional arts as a potential of local culture. Synergy between the community as the owner of culture, and academics as the activator and driver of cultural progress, will produce creative abilities for the performers of art in Purbosari. Purbosari community empowerment is done by using the Participatory Action Research (PAR) model, in this model the activity begins with research, Focused Group Discussion is related to traditional arts, and actions in providing innovation to traditional arts in Purbosari. This program is carried out through training, collaboration, dialogue, and joint performances. The program, which has been carried out for six months, is a concrete step in moving dynamic the life of art and culture in society. Keywords: innovation, traditional art, community empowerment.

Transcript of MERAWAT POTENSI SENI BUDAYA MELALUI INOVASI SENI …

Page 1: MERAWAT POTENSI SENI BUDAYA MELALUI INOVASI SENI …

Dwi Wahyudiarto: Merawat Potensi Seni Budaya melalui Inovasi Seni Tradisi Desa Purbosari...

Volume 10 No. 1 Juni 2019 13

MERAWAT POTENSI SENI BUDAYAMELALUI INOVASI SENI TRADISI

DESA PURBOSARI, KECAMATAN NGADIREJOKABUPATEN TEMANGGUNG

Dwi WahyudiartoJurusan Tari

Fakultas Seni Pertunjukan ISI SurakartaEmail: [email protected]

Abstrak

Merawat Potensi Seni Budaya Melalui Inovasi Seni Tradisi di Purbosari, Kec. Ngadirejo, Kab. Temanggung.merupakan program pemberdayaan masyarakat dalam menghidupkan seni tradisi. Laku kreatif denganaktifitas budaya adalah satu cara dalam merawat agar tradisi tetap hadir, hidup dan menghidupi generasijamannya. Program ini dilakukan dalam upaya mengingkatkan dan mengembangkan kualitas seni tradisisebagai potensi budaya lokal. Sinergitas antara masyarakat sebagai pemilik budaya, dan akademisi sebagaipenggerak dan pendorong kemajuan budaya, akan menghasilkan kemampuan kreatif bagi pelaku seni diPurbosari. Pemberdayakan masyarakat Purbosari dilakukan dengan menggunakan model PartisipatoryAction Research (PAR), dalam model ini kegiatan diawali dengan penelitian, FGD berkait dengan senitradisi, serta tindakan dalam memberikan inovasi terhadap seni tradisi di Purbosari. Program ini dilakukanmelalui pelatihan, kolaborasi, dialog, maupun pentas bersama. Program yang dilakukan selama enam bulanini merupakan langkah nyata dalam mendinamisasikan kehidupan seni budaya di masyarakat.

Kata kunci: Inovasi, Seni Tradisi, Pemberdayan Masyarakat.

AbstractCaring for the potential of Art- Culture through traditional art innovation at Purbosari, Ngadirejo,Temanggung. is a community empowerment program in reviving traditional arts. Creative behaviorwith cultural activities is one way of caring for traditions to remain present, live and support thegeneration of their era. This program is carried out in an effort to improve and develop the qualityof traditional arts as a potential of local culture. Synergy between the community as the owner ofculture, and academics as the activator and driver of cultural progress, will produce creative abilitiesfor the performers of art in Purbosari. Purbosari community empowerment is done by using theParticipatory Action Research (PAR) model, in this model the activity begins with research, FocusedGroup Discussion is related to traditional arts, and actions in providing innovation to traditionalarts in Purbosari. This program is carried out through training, collaboration, dialogue, and jointperformances. The program, which has been carried out for six months, is a concrete step in movingdynamic the life of art and culture in society.

Keywords: innovation, traditional art, community empowerment.

Page 2: MERAWAT POTENSI SENI BUDAYA MELALUI INOVASI SENI …

Jurnal Pengabdian Kepada MasyarakatAbdi Seni

14 Volume 10 No. 1 Juni 2019

PENDAHULUAN

A. Latar BelakangDesa adalah kesatuan masyarakat hukum

yang memiliki batas wilayah yang memiliki wenanguntuk mengatur dan mengurus pemerintahan dankepentingan masyarakat setempat berdasarkanprakarsa masyarakat desa hak asal usul, dan/atauhak tradisional yang diakui dan dihormati dalamsistem pemerintahan. Disamping itu, pemerintahandesa juga merupakan penyelenggaraan urusanpemerintahan demi kepentingan masyarakatsetempat dalam sistem pemerintahan NegaraKesatuan Republik Indonesia.

Desa Purbosari Kecamatan Ngadirejo,Kabupaten Temangung, merupakan salah satu desayang terletak sekitar dua puluh kilometer dari pusatkota Temanggung kearah barat laut. PemerintahanDesa Purbosari membawahi lima dusun, yaitu dusunLiyangan, dusun Garon, dusun Karanganyar,dusun Bonganti, dan dusun Susukan. Mayoritaspenduduknya memiliki Di desa Purbosari,tepatnya di dusun Liyangan, pada tahun 2008ditemukan situs candi yang sampai sekarangmasih terus digali. Penemuan pertama berupatalud, yoni, arca, dan batu-batu candi. Penemuanselanjutnya sebuah bangunan candi yang tinggalbagian kaki dan di atasnya terdapat sebuahyoni yang unik, tidak seperti umumnya, karena yoniini memiliki tiga lubang. Penelitian dan penggalianlebih lanjut dilakukan Balai Arkeologi Yogyakartapada th 2010 dan th 2011 menyimpulkan bahwasitus tersebut bukan merupakan candi besar,tetapi sebuah perdusunan yang diperkirakanpeninggalan jaman Mataram Kuno. Penggalian situscandi Liyangan masih terus dilakukan sampaisekarang. Situs Liyangan merupakan situs dengankarakter kompleks; indikasi sebagai situspermukiman, situs ritual, sekaligus situs pertanian.Selaian situs candi, potensi budaya yang ada diPurbosari adalah kesenian Topeng Ireng, karawitan,santi swara, drundband, angklung, paduan suara,kerajinan, serta tempat rekreasi berupa kolamrenang.Selain seni pertunjukan juga terdapat ritual

upacara sadranan bersih desa yang dilaksanakan satutahun sekali.

Dari potensi seni budaya seperti disebutdiatas, pemerintah Kabupaten Temanggung, danKepala Desa Purbosari berharap wilayah desaPurbosari bisa menjadi desa wisata. Akan tetapi halini belum bisa terwujud, mengingat bahwamasyarakat desa Purbosari adalah petani tradisiyang secara turun-temurun mengelola lahan untukmenanam tembakau. Dalam kondisi seperti tersebut,secara substansi cukup susah untuk mengubahmeansead warga masyarakat Purbasari yang masihsangat kuat dengan pola petani tembakau, menjadimasyarakat yang bisa menjual aset desa melaluiwisata. Masyarakat belum menyadari sepenuhnya,bahwa pola kehidupan mereka sehari-hari dalambertani tembakau mulai dari tanam sampai padapengemasan tembakau bisa digunakan sebagaiobyek wisata, sepanjang ditangani dan di kemassecara baik. Ditambah lagi ragam potensi senipertunjukan dan kerajinan yang ada di Purbosari,sangat memungkinkan dikemas sebagai atraksibudaya untuk kebutuhan wisata. Untukmempersiapkan Purbosari meningkatkan kualitasdan sumber daya manusia dalam olah budaya,diperlukan kesiapan terutama kemasan senipertunjukan, agar lebih menarik dan atraktif. Hal inibisa dilakukan dengan memberdayakan masyarakatuntuk terus merawat semua potensi seni, sertamemberikan inovasi kreatif berbasis kekuatan tradisilokal.

B. Tujuan dan ManfaatPengabdian Pada Masyarakat Tematik

dengan tema “Merawat Potensi Seni Budaya MelaluiInovasi Seni Tradisi di Desa Purbasari”, adalahprogram memberdayakan masyarakat untuk terusmerawat, melestarikan, mengembangkan danmenggali semua potensi budaya, yang akhirnyaberdampak pada kebutuhan wisata. Hal ini sangatpenting kaitannya dengan mengkemas seni budaya,menguatkan identitas, dan promosi desa Porbasarisebagai rintisan desa wisata. Dengan kegiatanpengabdian pada masyarakat ini, diharapkan dapat

Page 3: MERAWAT POTENSI SENI BUDAYA MELALUI INOVASI SENI …

Dwi Wahyudiarto: Merawat Potensi Seni Budaya melalui Inovasi Seni Tradisi Desa Purbosari...

Volume 10 No. 1 Juni 2019 15

memenuhi keinginan masyarakat dalam upayameningkatkan apresiasi masyarakat dan senimanagar berjiwa inovatif, kreatif serta dinamis untukterus menjaga seni budaya berbasis budaya lokal.

TINJAUAN PUSTAKA

Buku Seni Pertunjukan Indonesia &Pariwisata oleh Soedarsono, Pariwisata dandampaknya terhadap seni pertunjukan secara rincidipaparkan dalam buku ini. Industri pariwisata yangada di Indonesia saat ini memberi peluang terhadappendapatan seniman, di samping membawa dampakterhadap perubahan seni pertunjukannya karenakehadiran seni pertunjukan di sini untuk memenuhipasar pariwisata, maka akan terjadi suatu kemasan.

Buku Metodologi Kajian Tradisi Lisan,oleh Prudentia, buku ini membahas kajianpertunjukan, pendekatan folklor dalam penelitianbahan-bahan tradisi lisan, merekam pertunjukantradisional, tantangan penggandaan lisan dankomunikasi lisan sebagai tradisi lisan. Pada dasarnyakajian buku ini lebih terfokus pada kajian sastradalam kata, suara, gerak, dan rupa.

S.C. Utami Munandar dalam Kreatifitasdan Keberbakatan, Strategi MewujudkanPotensi Kreatif dan Bakat, buku ini memberimasukan pengusul bagaimana memberikanpengkayaan dan percapatan, model pembelajaran,serta tehnik kreatif dan pemecahan masalah,termasuk tehnik futuristik yang menyiapkanseseorang untuk kompeten menghadapi masa depanyang penuh tantangan.

Dwi Wahyudiarto, Sri Rochana W,Pengantar Koreografi , Dari tulisan ini, dapatdipetik pemahaman proses koreografi sertapenggarapan unsur gerak (tompo, dinamik danruang) dalam garapan tari. Penggarapan dimaksudtermasuk pula desain lantai, level, skenario sertabgaimana membuat alur garapan dalam koreografitari.

Aspek-aspek Koreografi Kelompok olehSumandiyo Hadi. Dari buku ini didapat pemahamanbagaimana menyusun koreografi kelompoh untuk

sebuah pergelaran tari. Bagaimana hubungan antarpenari, dalam garapan tari, bagaimana ekplorasi,improvisasi, dan pembentukan skrip atau skenariotari.

Pertunjukan dari Perspektif Politik,Sosial dan Ekonomi, oleh Soedarsono. Buku inisebuah paparan yang sangat komplek tentangprespektif politik, sosial dan ekonomi dalam konteksseni pertunjukan, Sebuah kajian menarik mengenaiberbagai jenis seni pertunjukan dari sudut pandangpolitik, sosial, dan ekonomi. Pembahasan tidakhanya terbatas pada keberadaan seni pertunjukanyang ada di Indonesia saja, namun juga di luar negeri.

METODE

Seni tradisi yang ada di pedesaanmerupakan perwujudan nyata dari ekspresi yangjujur dari masyarakatnya. Bagi masyarakat desa,seni adalah bagian penting untuk menyampaikankemerdekaan berekspresi, dan berbagai macampeluang untuk mengekspresikan diri dankelompoknya. Seni tradisi di desa akan mati kalaudidoktriner, tidak diberi peluang kebebasan bagipribadi pemiliknya. Pemahaman tradisi itusebenarnya adalah tradisi kreatif, kreatifitas yangmentradisi bagi pemiliknya. Seni tradisi diharapkandan harus tetap eksis di masa mendatang, untuk itudibutahkan berbagai cara, gagasan, serta langkah-langkah sebagai upaya agar seni tradisi tetap eksisdijamannya.

Masyarakat desa Purbosari berada dalamkehidupan tradisi petani yang ayem tentrem, mapandan damai, hal ini membuat kurang dinamisnya senibudaya yang ada. Oleh karenanya perlu tindakannyata, agar seni budaya tradisi tetap hidup, ini bisadilakukan dengan merawat dengan baik. Merawatdalam pengertian melestarikan, mengembangkanbahkan memberikan inovasi baru, agar keberadaanseni tetap hidup. Untuk merealisasikan tujuan dalamPPM Tematik di desa Purbasari, diperlukan metodedan langkah nyata.

Program Pengabdian Pada MasyarakatTematik yang dilakukan di Purbosari, lebih

Page 4: MERAWAT POTENSI SENI BUDAYA MELALUI INOVASI SENI …

Jurnal Pengabdian Kepada MasyarakatAbdi Seni

16 Volume 10 No. 1 Juni 2019

mengadopsi metode Participatipatory ActionResearch (PAR). PAR merupakan aktifitas yangmelibatkan secara aktif semua pihak-pihak yangrelevan (stakeholders), dalam rangka melakukanperubahan dan perbaikan ke arah yang lebih baik.Dalam metode ini, terdapat tiga hal yang pentingyaitu, keterlibatan langsung dari warga, tindakannyata, serta ada penelitian atau research.

Program PPM Tematik ini lebih difokuskanpada kegiatan seni budaya, akan tetapi untukmengaplikasikan metode ini harus memahamikonteks masyarakat secara umum. Untuk itu harusmelakukan refleksi kritis terhadap konteks tradisibudaya, ekonomi, geografis, dan konteks lain-lainyang terkait. Hasil diskusi awal yang dilakukansecara partisipatif kemudian diimplementasikan kedalam aksi. Aksi yang didasarkan pada risetpartisipatif yang benar akan menjadi tepat sasaran.Sebaliknya, aksi yang tidak memiliki dasarpermasalahan dan kondisi subyek penelitian yangsebenarnya akan menjadi kontraproduktif

Metode PAR, merupakan pendekatanuntuk mempelajari kondisi dan kehidupan pedesaan.Dengan kata lain dapat disebut sebagai metodependekatan yang memungkinkan masyarakat desauntuk saling berbagi, meningkatkan, danmenganalisis pengetahuan mereka tentang kondisidan kehidupan desa, termasuk seni tradisi, kemudianmembuat rencana dan bertindak. Secara garis besarada tiga kegiatan yang dilakukan dalam aplikasimetode PAR untuk kegiatan pemberdayaanmasyarakat dalam merawat potensi seni budaya,melalui inovasi seni tradisi. Pertama adalah melihatkembali tradisi yang ada di Purbasari, keduamempertanyakan tradisi dan yang ketiga adalahmereinterpretasi seni tradisi.

Melihat tradisi dalam konteks pelaksanaanPPM Tematik ini adalah mencoba untuk memahamibudaya tradisi yang ada di Purbosari. Dalampemahaman ini tentu saja tidak sebatas padakeseniannya saja, akan tetapi juga budaya tradisi diPurbosari secara menyeluruh. Budaya tradisiPurbosari yang akan dipahami antara lain; kondisigeografis, sumber daya manusia, aktifitas

masyarakat, seni budaya, yang kesemuanya akansebagai pijakan dalam melakukan inovasi terhadapseni tradisi yang ada di Purbosari, sebagai upayauntuk merawat keberlangsungan potensi seni tradisi.

Mempertanyakan, mengkritisi, sertamanganalisa seni tradisi yang ada di masyarakatPurbosari, merupakan langkah kongkrit yang harusdilakukan dalam kegiatan ini. Mempertanyakantradisi, dilakukan melalui penelitian terbatas terhadapkeberadaan seni tradisi di Purbasari. Setelahmendapatkan data dari penelitian awal, melaluiwawancara, diskusi dengan warga dilanjutkandengan banyak membincangkan perihal tradisi yangada di Purbosari, khususnya seni tradisi.Perbincangan dilakukan secara mendetail berkaitdengan seni tradisi yang ada di Purbosari; misalnyatentang bentuk sajian, peserta atau regenerasi,konsep-konsep seni pertunjukan, sistem pelatihan,serta kegiatan lain yang menunjang keaberadaan senitradisi. Dengan tindakan ini maka kita mengetahuicelah-celah yang bisa dikembangkan, sehinggainovasi dan kreasi yang dilakukan tetap berbasis padakekuatan busala lokal.

Tindakan untuk mereinterpretasi,mengaktualkan, membangkitkan kembali seni tradisi,melalui pelatihan, workshop, kolaborasi, sarasehan,serta pergelaran bersama, dalam kontek merawat,melestarikan seni tradisi di Purbasari bisadiwujudkan. Dengan tiga langkah tersebut diatas,secara konsep dan aplikatif kegiatan PPM Tematikini bisa dilakukan dengan baik.

PEMBAHASAN

Pelaksanaan keseluruhan kegiatan dilakukanselama enam bulan, yang dimulai dari persiapan awal,koordinasi, pelatihan, workshop, sarasehan danpertunjukan akhir program. Langkah awal programini adalah melakukan persiapan awal denganmembuat rancangan kegiatan secara mendetaildalam bentuk proposal. Selanjutnya propoaldigunakan untuk melakukan koordinasi denganmasyarakat sebagai obyek kegiatan. Tahapselanjutnya adalah survey secara terbatas dengan

Page 5: MERAWAT POTENSI SENI BUDAYA MELALUI INOVASI SENI …

Dwi Wahyudiarto: Merawat Potensi Seni Budaya melalui Inovasi Seni Tradisi Desa Purbosari...

Volume 10 No. 1 Juni 2019 17

bertemu pejabat pamong desa, tokoh masyarakatdan karangtaruna. Dari survey awal didapatkaninformasi tentang potensi seni budaya sertakebutuhan masyarakat dan yang sesuai denganprogram PPM Tematik ISI Surakarta. Dengandemikian, terlaksanannya program ini akanbermanfaat bagi kedua belah pihak.

Langkah selanjutnya adalah koordinasi,koordinasi dilakukan dengan memberikanpemahaman rencana kegiatan PKM kepadamasyarakat Purbosari, mulai dari tingkat kabupaten(Bapeda, Kecamatan, Kalurahan, kepada dusun,serta tokoh masyarakat, hal ini perlu dilakukan agarpelaksanaan program bisa berjalan dengan baik.Dalam koordinasi tim PPM Tematik memberikansejelasnya terkait dengan rencana kegiatan dantujuan yang diatur dalam jadwal kegiatan secara utuh,

Setelah koordinasi dilakukan, dilanjutkandengan mulai menyusun rencana kegiatan dalambentuk jadwal kegiatan, yang dilakukan oleh timpelaksana program bersama dengan masyarakat.Pelaksanaan kegiatan pelatihan dilakukan di desaPurbosari, Ngadirejo, Temanggung. Materi yangdiberikan difokuskan pelatihan seni, peningkatanapresiasi dalam bentuk dialog atau sarasehan, sertamenyusun bentuk seni kolaborasi dengan masyarakatPurbosati. Jadwal pelatihan akan diatur bersamamasyarakat untuk mencari waktu yang tepat,mengingat kegiatan mayarakat banyak dilakukanpada waktu pagi hari, oleh karenanya kemungkinanlatihan dilakukan pada waktu siang dan sore hari.Adapun kegiatan yang dilakukan diantaranya adalah;

1. Sarasehan BudayaSarasehan budaya dilakukan dengan

mengundang dua orang narasumber; satu orangbapak Doto Yogantoro, dari Yogyakarta seorangpakar dan pengelola desa wisata, dengan materipembahasan “Membangun Desa Wisata BerbasisBudaya Kreativitas”. Narasumber kedua adalahDwi Wahyudiarto, S.Kar., M.Hum seorangakademisi, dengan materi pembahasan “KekuatanTradisi Kita”. Acara sarasehan dilaksanakan tanggal10 Agustus 2018, bertempat di aula desa Purbasari,

Ngadirejo, Temangung. Dalam sarasehan dilibatkansemua perangkat desa Purbasari, tokoh masyarakat,Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), pelaku seni,karang taruna dan ibu-ibu PKK.

Sarasehan dilakukan untuk memenuhipermintaan masyarakat, yang berharap denganpotensi budaya lokal bisa mengangkat desaPurbasari menjadi desa Wisata.

Gbr. 1. Sarasehan budaya dengan tema PotensiBudaya Lokal Sebagai Modal membangun DesaWisata, dilakukan untuk memberikan apresiasi

masyarakat, bagaimana membangun budaya lokalsebagai aset daerah.

2. Pelatihan Seni Karawitan, AngklungdanRontek.

Pelatihan karawitan kepada remaja desaLiangan bertujuan untuk mengenalkan gending ataulagu dalam karawitan dan cara memainkannyamelalui gamelan jawa. Selain itu juga untukdipentaskan dalam acara akhir kegiatan. Kegiatanini dilakukan hampir setiap hari di balai desaPurbosari pada sore hari dan malam hari. Dengandemikian remaja Liyangan dapat lebih memahamidan mencintai budaya bangsa lewat karawitantersebut, dan nantinya juga dapat diajarkan ulangkepada adik-adiknya yang masih kecil.

Kegiatan pelatihan Karawitan dan Angklungjuga diberikan untuk anak-anak sekolah, dan pelakuseni serta karang taruna. Untuk anak-anak seusiaSD, dilakukan di SDN Purbosari 1, dan anak-anakwarga desa Liyangan. Program pelatihan dengan

Page 6: MERAWAT POTENSI SENI BUDAYA MELALUI INOVASI SENI …

Jurnal Pengabdian Kepada MasyarakatAbdi Seni

18 Volume 10 No. 1 Juni 2019

memberikan materi kepada anak-anak seusiakelas 4,5,6. Materi lagu yang diberikan masihbersifat dasar, hal ini sebagai apresiasi dan menarikanak-anak usia dini untuk mencintai kembali bermainkarawitan. Hasil dari program kerja ini digunakanuntuk acara karnava HUT RI pada 18 Agustus2018, dan dipentaskan pada akhir kegiatanpelatihan. Sedangkan untuk karang taruna danremaja, diberikan materi garap iringan tari. Denganharapan bisa menambah pengetahuan, pengalaman,dan melatih mental.

Selain pelatihan Karawitan dan Angklung,tim juga memberikan pelatihan seni musik Rontek,kepada remaja Liyangan sebagai edukasi danmembuka wawasan tentang keberagaman musik diNusantara. Dalam kegiatan ini dijelaskan apa itumusik Rontek, bagaimana cara membuat dan caramemainkannya. Selain itu remaja dapat membuatmusic kreasi baru dari kasus musik Rontek.Kegiatan ini dilakukan pada sela-sela latihankarawitan berlangsung, yaitu pada sore hari danmalam hari. Latihan tersebut bertujuan untuk melatihkreatifitas remaja Liyangandalam mengolah sumberdaya alam di sekitar seperti bambo. Selain untukpembelajaran, latihan musik Rontek, juga sebagaimateri pentas dalam acara akhir program, dan jugauntuk acara-acara lainnya di desa Purbasari.

Gbr. 2. Pelatihan musik Angklung bagi anak-anaksekolah dasar..

Gbr. 3. Pelatihan karawitan jawa bagi karangtaruna desa Purbasari

3. Pelatihan TariPelatihan Tari lebih difokuskan pada anak-

anak dan remaja, dengan harapan ditanganmerekalah tonggak estafet seni budaya akandilanjutkan. Pelatihan dipusatkan di dusun Liyangan,untuk materi tari anak-anak, dipilihkan materi yangsegar dan meriah yaitu tari Gugur Gunung, dan tariBunga. Tari Gugur gunung merupakan kreasi timpelaksana, yang mencoba manyatukan ragam gerakdari tari tradisi yang ada di Liyangan.

Untuk kelompok remaja dan karang taruna,dipilihkan materi baru, yaitu garapan tari yangmengambil ide cerita dan spririt dari masyarakatPurbosari. Garapan tari yang dilatihkan adalahsendratari dengan judul “Babad Liyangan”.Sendratari Babad Liyangan menceritakan tentangkehidupan sehari-hari warga Dusun Liyangan. Selaingarapan tari Babad Liyangan, juga diajarkan tariGuyub. Tari ini terinspirasi dari kegiatan petani yangakan berangkat ke lading tembakau. Garapan tarilebih memilih gerakan kaki dan permainan peroperticaping dikarenakan desa Purbosari terletak dilereng gunung Sindoro dan dipilih properti capinglebih identik dengan petani. Dalam pertunjukannya,tari ini dikalaborasikan dengan musik tradisionaljawa yaitu musik Karawitan.

Pelatihan tari juga dilakukan di SekolahDasar Negeri Purbosari I, diharapkan materi yangdiberikan bisa digunakan untuk kegiatan pentas senibagi sekolah. Tari yang diajarkan adalah tari kreasidengan tema tari Bendera. Tari ini disiapkan untuk

Page 7: MERAWAT POTENSI SENI BUDAYA MELALUI INOVASI SENI …

Dwi Wahyudiarto: Merawat Potensi Seni Budaya melalui Inovasi Seni Tradisi Desa Purbosari...

Volume 10 No. 1 Juni 2019 19

keperluan karnaval di Purbosari. Materi dipilihkarena sederhana, mudah dipahami dengan cepatoleh anak– anak seusia sekolah dasar. Tari inimemadukan ragam tari dan bentuk ragam bentukkarnival, seperti gerak tangan ke kiri, ke kanan,kaki jinjit dan tehnik memegang bendera denganbenar. Proses pelatihan anak– anak SD N 1Purbasari berjalan selama sebulan dengan selangwaktu 3 kali seminggu. Proses latihan dilakukansecara bertahap mulai dari dasar, sampai padakesiapan peserta untuk ikut pentas. Pada pertemuanpertama diajarkan tehnik memegang benderadengan benar agar bendera tidak jatuh pada saatdigerakkan. Pertemuan selanjutnya masih diajaritehnik-tehnik dasar seperti baris berbaris denganrapi dan benar, begitu pula dengan pertemuanselanjutnya dengan lebih memantapkan gerakanyang sudah di berikan dan pada pertemuansebelumnya. Pada latihan minggu terakhir merekasudah bisa menguasai tehnik– tehnik yang diajarkandan sesuai dengan harapan hasilnyapun sangatmemuaskan dan dapat memeriahkan danberpatisipasi hari kemerdekaan Indonesia padatanggal 17 Agustus2018.

Gbr. 4. Pelatihan tari bagi karang taruna desaPurbasari

4. Pelatihan PranatacaraPelatihan Prana tacara, dilaksanakan di

dusun Liyangan bertujuan untuk memperkenalkandan menambah pengetahuan tentang teks bahasajawa kepada pemuda, dan diharapkan menjadigenerasi penerus dalang manten didusun Liyangan.

5. Pelatihan Kristik, Sungging dan Ornamen.Workshop kerajinan kristik dilaksanakan di

aula Balai Desa Purbosari. Workshop diikuti olehIbu-Ibu PKK desa Purbosari yang berjumlahsekitar 22 orang. Kegiatan ini diberikan pada ibu-ibu PKK untuk menambah wawasan merekatentang kerajinan kristik, diharapkan kegiatan inidapat dijadikan sebagai peluang usaha dibidangkesenian selain menjadi petani tembakau, agar dapatmenambah nilai ekonomis warga setempat.Kegiatan workshop berjalan dengan lancar danmateri tersampaikan dengan baik. Hal ini terbuktidengan antusias dari ibu-ibu yang semangat untukmelanjutkan dan meminta untuk diadakannyapelatihan lagi.

Selain Kristik, juga dilakukan pelatihansungging yang diikuti oleh muda mudi dusunLiangan. Menyungging merupakan hal baru bagimereka, sehingga dalam pemberian materidilakukan dengan bahasa yang sederhana agardapat dipahami. Hasil pelatihan, semua karya yangmereka buat akan dipamerkan pada saat acaraakhir program. Hal ini membuat mereka semangatuntuk menyelesaikan karyanya semaksimalmungkin.

Pelatihan menggambar ornament diberikanpada siswa / kelas 3 SD Purbasari I. Dalam pelatihanini diberikan materi dengan bahasa yangsesederhana mungkin agar dapat dipahami. Dalamkegiatan mengajar ini tidak hanya memberikanmateri dan contoh didepan saja tetapi jugalangsung memberikan contoh dan menghampiripada setiap siswa yang bertanya. Setelah kegiatanini diharapkan etiap siswa dapat mengembangkandan berkreasi dengan menggambar ornamen untukmenambah wawasan mereka bidang kesenian.Darihasil kegiatan gambar adik-adik akan

Page 8: MERAWAT POTENSI SENI BUDAYA MELALUI INOVASI SENI …

Jurnal Pengabdian Kepada MasyarakatAbdi Seni

20 Volume 10 No. 1 Juni 2019

dipamerkan pada saat acara akhir programsehingga dapat menambah semangat mereka untukterus berkarya.

Gbr. 4. Pelatihan kristik bagi ibu-ibu PKK desaPurbasari

6. Pelatihan Membuat Kostum Karnaval, danBatik Jumputan

Pelatihan membuat kostum karnaval,diberikan kepada para siswa dan guru sekolahdasar. Dalam pelatihan langsung diaplikasikanbagaimana membuat kostum karnival dari bahandasar yang ada di Purbasari. Dalam membuatkostum ini diperlukan kretifitas dikarenakanadanya alat dan bahan yang terbatas. Kostum dibuatdari bahan bekas yang sudah tidak digunakan lagi.Bahan-bahan tersebut seperti; karung beras, plastik,dan juga raffia. Barang bekas dipilih karena sebagaibentuk cinta lingkungan yaitu memanfaatkanbarang yang sudah tidak terpakai lagi. Hasilpembuatan kostum ini dipakai saat karnavalmemperingati hari Kemerdekaan di KecamatanNgadirejo.

Materi pelatihan batik Jumputan yangdiberikan kepada siswa kelas 4, 5 dan 6 SD N 1Purbosari. Pelatihan dengan mengajar ananak-anakmembuat motif batik dengan cara mengikat kencangbeberapa bagian kain yang kemudian dicelupkankedalam pewarna. Hasil yang dicapai adalah anak-anak dapat mengerti dan berlajar tentang batikjumputan. Selain batik Jumputan, muda-mudikarang taruna Dusun Liyangan juga diajari tekhnikpembuatan batik tulis dari proses penciptaan motif,mencanting, pewarnaan, pelorodan hingga menjadikain batik. Hasil yang dicapain adalah muda-mudi

karang taruna dapat mengerti dan belajar tentangpembuatan batik tulis.

Untuk melihat hasil capaian kegiatan, makadiakhir kegiatan dilaksanakan pergelaran,berupapentas secara bersama.Hal ini merupakanbagian yang cukup penting, karena sebagai salahsatu pendorong bagi masyarakat yang telahmengadakan latihan. Pentas akan dilakukan apabilakesiapan semuanya sudah memenuhi kualitasgarapan yang ditentukan. Tempat pentas diareaParkir taman candi Liyangan, dusun Liyangak, DesaPurbosari

KESIMPULAN

Merawat potensi seni budaya, melaluiinovasi seni tradisi di desa Purbosari adalah bentukpemberdayaan masyarakat yang merupakan bagiandari kerjasama antara Institut Seni IndonesiaSurakarta, dengan Pemerintah KabupatenTemangung, serta seluruh masyarakatnya.Kerjasama ini sangat bermanfaat bagi kedua belahpihak. Bagi Institut Seni Indonesia Surakartakerjasama ini merupakan tugas utama dalammengaplikasikan tridarma perguruan tinggi yaitupendidikan, penelitian dan pengabdian padamasyarakat. Bagi pemerintah KabupatenTemanggung beserta seluruh masyarakatnya,kerjasama ini akan dapat meningkatkan kualitaspotensi seni budaya.

Dalam kerjasama dimaksud, PemerintahKabupaten Temanggung, pemerintah KecamatanNgadirejo, dan khususnya Pemerintah DesaPurbosari, telah memfasilitasi semua sarana,prasarana, regulasi perencanaan seluruh kegiatan.Hal ini merupakan wujud nyata keseriusanpemerintah daerah dalam usaha memajukan danmengembangkan bidang seni budaya. SedangkanInstitut Seni Indonesia Surakarta, sebagai akademisi,akan bertanggungjawab terbadap arah dan kualitasprogram kegiatan.

Program yang berupa; pelatihan, workshop,sarasehan, kolaborasi, serta pergelaran yangdilakukan adalah bagian dari upaya merawat, dan

Page 9: MERAWAT POTENSI SENI BUDAYA MELALUI INOVASI SENI …

Dwi Wahyudiarto: Merawat Potensi Seni Budaya melalui Inovasi Seni Tradisi Desa Purbosari...

Volume 10 No. 1 Juni 2019 21

melestarikan seni tradisi dim Purbosari. Hal ini sangatpenting dilakukan untuk mengaktualisasikankekuatan budaya lokal lebih mengkini. Selain itu jugamampu memberikan nilai tawar baru, sehinggamembuat seni tradisi terus hadir di masyarakat.Adapun beberapa ragam seni tradisi yang di garapdalam program PPM Tematik ini diantaranya adalah;seni tari, musik, karawitan, angklung, kristik, musikbambu, serta seni lainnya yang ada di Purbosari.Dalam arus informasi yang global seperti sekarang,sangat penting menancapkan dan mengangkat senitradisi sebagai fondasi dan arah pengembangankedepan.

Pelatihan yang dilakukan dalam programPPM Tematik ini melibatkan siswa SD, Paud,Karang Taruna, remaja, seniman, guru, ibu-ibuPKK, kelompok Pokdarwis, di seluruh desaPurbosari. Dengan kebersamaan dan semangat yangbegitu tinggi dari masyarakat Purbosari, rasanya dilereng gunung Dieng, dan di daerah hamparantembakau tersebut kedepan optimis tetap memilikikekayaan budaya tradisi yang menjadi pesonadaerah. Proses kerja PPM Tematik juga merupakantranfer kwonlade lintas generasi pemangku senitradisi.

Desa Purbosari yang sangat indah denganhamparan tembakau yang subur, seketika menjadihidup dengan aktifitas pelatihan seni tradisi. Programpelatihan ini diharap terus terjaga, agar letupan energispirit seni tradisi terus memancar menggema,diantara hiruk pikuk era global. Hal ini juga sangattergantung dari masyarakat Purbosari dalam terusmenjaga dan mengembangkan kekuatan seni tradisimereka. Apabila seni tradisi terus dirawat dandilestarikan, maka akan semakin memantapkankekuatan budaya Purbosari menjadi bagian hidupdan kehidupan masyarakat, serta merambah sebagaiaset wisata yang berdampak pada nilai ekonomi bagimasyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Afandi, Agus,dkk.,Modul Participatory ActionResearch (PAR) untuk

Pengorganisasian Masyarakat(Community Organizing), Surabaya:LPPMUIN Sunan Ampel, 2015

Alwasilah, A. Chaedar,. Pokoknya Kualitatif :Dasar-dasar Merancang dan

Melakukan Penelitian Kualitatif. Bandung: PTDunia Pustaka Jaya dan Pusat StudiSunda.Th 2002

Awang, San Afri, 1995. “PemberdayaanMasyarakat dan Kelembagaan LokaldalamProgram IDT: Studi Kasus TipologiDesa Hutan di Kabupaten Madiun”.DalamMubyarto (ed.), Program IDT danPemberdayaan Masyarakat. Jakarta:Aditya Media.

Saputro,. Thomas. 2014. Metode PemberdayaanMasyarakat (PRA Dan RRA).

Sal Murgiyanto,Tradisi dan Inovasi: BeberapaMasalah Tari di Indonesia, Jakarta:Wedatama Widya Sastra, 2004.

Soedarsono, Pertunjukan dari Perspektif Politik,Sosial dan Ekonomi

Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 2003.Soedarsono. Seni Pertunjukan Indonesia &

Pariwisata.Bandung, Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia

(MSPI), 1999Sumandiyo Hadi, Aspek-aspek Koreografi

Kelompok, Yogyakarta, ISI Press.Sri Rochana W, Dwi Wahyudiarto, , Pengantar

Koreografi, Surakarta, STSIPress.2007

Narasumber

1. Arso, 35 tahun, Petugas Situs Liyangan2. Soifudin Anshori, 47, Kepala Desa Purbasari3. Istiawan, 40, Ketua Kelompom Sadar Wisata,

Purbosari4. Eko , 35 Pengelola Wisata Mandiri5. Sudarsono, 50, Tohoh Masyarakat Purbosari6. Abdi, 25 Kepala Dusun Liyangan