Musa paradisiaca L. AMBON PADA MENCIT BETINA GALUR...

68
EFEK ANALGESIK DARI DEKOKTA DAUN Musa paradisiaca L. AMBONPADA MENCIT BETINA GALUR SWISS TERINDUKSI ASAM ASETAT SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Farmasi Oleh: Jonatan Hasudungan Immanuel Butarbutar NIM: 168114079 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of Musa paradisiaca L. AMBON PADA MENCIT BETINA GALUR...

Page 1: Musa paradisiaca L. AMBON PADA MENCIT BETINA GALUR SWISSrepository.usd.ac.id/36225/2/168114079_full.pdf · Pak Bimo selaku laboran atas setiap bantuan dan saran yang diberikan selama

EFEK ANALGESIK DARI DEKOKTA DAUN

Musa paradisiaca L. “AMBON” PADA MENCIT BETINA GALUR SWISS

TERINDUKSI ASAM ASETAT

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh:

Jonatan Hasudungan Immanuel Butarbutar

NIM: 168114079

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: Musa paradisiaca L. AMBON PADA MENCIT BETINA GALUR SWISSrepository.usd.ac.id/36225/2/168114079_full.pdf · Pak Bimo selaku laboran atas setiap bantuan dan saran yang diberikan selama

i

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: Musa paradisiaca L. AMBON PADA MENCIT BETINA GALUR SWISSrepository.usd.ac.id/36225/2/168114079_full.pdf · Pak Bimo selaku laboran atas setiap bantuan dan saran yang diberikan selama

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: Musa paradisiaca L. AMBON PADA MENCIT BETINA GALUR SWISSrepository.usd.ac.id/36225/2/168114079_full.pdf · Pak Bimo selaku laboran atas setiap bantuan dan saran yang diberikan selama

iii

HALAMAN PERSEMBAHAN

-Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN,

yang menaruh harapannya pada TUHAN! (Yeremia 17: 7)-

Karya ini dipersembahkan untuk:

• Allah, Tuhan Yesus, dan Roh Kudus atas kekuatan yang senantiasa

diberikan.

• Bapak, Mama, Blessing, dan seluruh keluarga besar yang selalu

mendoakan keberhasilanku.

• Para sahabat dan kawan yang telah menyemangati dan mewarnai hidupku.

• Almamaterku tercinta, Universitas Sanata Dharma

Proverbs 28: 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: Musa paradisiaca L. AMBON PADA MENCIT BETINA GALUR SWISSrepository.usd.ac.id/36225/2/168114079_full.pdf · Pak Bimo selaku laboran atas setiap bantuan dan saran yang diberikan selama

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: Musa paradisiaca L. AMBON PADA MENCIT BETINA GALUR SWISSrepository.usd.ac.id/36225/2/168114079_full.pdf · Pak Bimo selaku laboran atas setiap bantuan dan saran yang diberikan selama

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: Musa paradisiaca L. AMBON PADA MENCIT BETINA GALUR SWISSrepository.usd.ac.id/36225/2/168114079_full.pdf · Pak Bimo selaku laboran atas setiap bantuan dan saran yang diberikan selama

vi

PRAKATA

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas anugerah dan kasihnya

yang telah diberikan kepada penulis selama mengerjakan penelitian dan naskah

ini. Penulis sadar bahwa tanpa pertolongan-Nya, naskah skripsi berjudul “Efek

Analgesik dari Dekokta Daun Musa paradisiaca L. “Ambon” pada Mencit Betina

Galur Swiss Terinduksi Asam Asetat” tidak akan berhasil. Penelitian ini

merupakan bagian dari penelitian payung yang berjudul “Uji Aktivitas Invivo

Hipoglikemik dan Analgesik Daun Pisang”

Naskah ini merupakan syarat untuk mendapatkan gelar sarjana farmasi di

Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. Penulis mendapatkan sangat banyak

bantuan dan dukungan dan hendak mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Dr. Yustina Sri Hartini, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Ibu Phebe Hendra, M.Si., PhD., Apt. selaku Dosen Pembimbing atas

bimbingan dan semangat sehingga penulis mendapatkan banyak pelajaran

selama proses pembuatan skripsi.

3. Bapak Christianus Heru Setiawan, M.Sc., Apt. selaku Dosen Penguji yang

senantiasa memberikan saran dan kritik yang membangun.

4. Ibu Dr. Erna Tri Wulandari, Apt. selaku Dosen Penguji yang telah memberikan

masukan yang bermanfaat.

5. Bapak Maywan Hariono, PhD., Apt. selaku Dosen Pembimbing Akademik atas

arahan, bimbingan, semangat, dan saran selama penulis menjalani masa

perkuliahan di Fakultas Farmasi.

6. Pak Heru, Pak Musrifin, Pak Wagiran, Pak Kayat, Pak Parlan, Pak Sigit, dan

Pak Bimo selaku laboran atas setiap bantuan dan saran yang diberikan selama

pelaksanaan penelitian di laboratorium.

7. Bapak, Mama, dan Blessing atas kasih sayang tanpa batas yang selalu

diberikan kepada penulis.

8. Keluarga besar Op. Jo Sitorus atas dukungan moral dan materi yang tak

hentinya diberikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: Musa paradisiaca L. AMBON PADA MENCIT BETINA GALUR SWISSrepository.usd.ac.id/36225/2/168114079_full.pdf · Pak Bimo selaku laboran atas setiap bantuan dan saran yang diberikan selama

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: Musa paradisiaca L. AMBON PADA MENCIT BETINA GALUR SWISSrepository.usd.ac.id/36225/2/168114079_full.pdf · Pak Bimo selaku laboran atas setiap bantuan dan saran yang diberikan selama

viii

DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................................ i

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………………iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA…………….……………………………iv

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ....................................................... v

PRAKATA ............................................................................................................ vii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL .................................................................................................. ix

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. x

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xi

ABSTRAK ............................................................................................................ xii

ABSTRACT ........................................................................................................... xiii

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

METODE PENELITIAN ........................................................................................ 2

HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................... 8

KESIMPULAN ..................................................................................................... 14

SARAN ................................................................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 15

LAMPIRAN .......................................................................................................... 18

BIOGRAFI PENULIS…………………………………………………………...54

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: Musa paradisiaca L. AMBON PADA MENCIT BETINA GALUR SWISSrepository.usd.ac.id/36225/2/168114079_full.pdf · Pak Bimo selaku laboran atas setiap bantuan dan saran yang diberikan selama

ix

DAFTAR TABEL

Tabel I. Rata-rata jumlah geliat dan hasil uji T tidak berpasangan selang waktu

pemberian asam asetat 10 dan 15 menit (n=3). .................................... 10

Tabel II. Rata-rata jumlah geliat, % proteksi geliat, dan perubahan % proteksi

geliat pada pengujian DDM (n=5). ....................................................... 10

Tabel III. Tabel hasil analisis Uji Mann-Whitney pada pengujian rata- rata jumlah

geliat, % proteksi geliat, dan perubahan % proteksi geliat DDM (n=5).

.............................................................................................................. 11

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: Musa paradisiaca L. AMBON PADA MENCIT BETINA GALUR SWISSrepository.usd.ac.id/36225/2/168114079_full.pdf · Pak Bimo selaku laboran atas setiap bantuan dan saran yang diberikan selama

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. (a) Plat KLT pada cahaya tampak, (b) Plat KLT di bawah lampu

UV 254 nm, (b) Plat KLT di bawah lampu UV 365 nm……………9

Gambar 2. Daun Musa paradisiaca L. “Ambon” .............................................. 21

Gambar 3. Rajangan daun Musa paradisiaca L. “Ambon” ............................... 21

Gambar 4. Serbuk daun Musa paradisiaca L. “Ambon” .................................. 21

Gambar 5. Penetapan kadar air serbuk daun Musa paradisiaca L. “Ambon” .. 21

Gambar 6. Dekokta daun Musa paradisiaca L. “Ambon” ................................ 21

Gambar 7. Geliat mencit .................................................................................... 21

Gambar 8. DDM (kiri) dan DDM ditambah pereaksi FeCl3 10% (kanan)…….23

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: Musa paradisiaca L. AMBON PADA MENCIT BETINA GALUR SWISSrepository.usd.ac.id/36225/2/168114079_full.pdf · Pak Bimo selaku laboran atas setiap bantuan dan saran yang diberikan selama

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Ethical Clearence oleh MHREC FK-KMK UGM .............. 18

Lampiran 2. Surat Legalitas Analisis Data oleh Pusat Kajian CE&BU Fakultas

Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan UGM ...... 19

Lampiran 3. Surat Determinasi Tanaman Musa paradisiaca L. “Ambon” oleh

Fakultas Farmasi UGM ................................................................. 20

Lampiran 4. Daun, Rajangan Daun, Serbuk, Penetapan Kadar Air Serbuk,

DDM, dan Respon Geliat Mencit .................................................. 21

Lampiran 5. Uji Flavonoid secara Kualiatif Menggunakan KLT ...................... 21

Lampiran 6. Uji Tabung Flavonoid.................................................................... 23

Lampiran 7. Perhitungan Rendemen, Rf, dan Konversi Dosis DDM dari Mencit

ke Manusia..................................................................................... 24

Lampiran 8. Volume Pemberian ........................................................................ 25

Lampiran 9. Hasil Analisis Statistik Jumlah Geliat pada Uji Pendahuluan……26

Lampiran 10. Hasil Analisis Statistik Jumlah Geliat pada Uji Efek Analgesik

Dekokta Daun Musa paradisiaca L. “Ambon”…………………...27

Lampiran 11. Hasil Analisis Statistik Persen Proteksi Geliat pada Uji Efek

Analgesik Dekokta Daun Musa paradisiaca L. “Ambon”……….36

Lampiran 12. Hasil Analisis Statistik Perubahan Persen Proteksi Geliat pada Uji

Efek Analgesik Dekokta Daun Musa paradisiaca L. “Ambon”….45

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: Musa paradisiaca L. AMBON PADA MENCIT BETINA GALUR SWISSrepository.usd.ac.id/36225/2/168114079_full.pdf · Pak Bimo selaku laboran atas setiap bantuan dan saran yang diberikan selama

xii

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan mengetahui aktivitas analgesik dekokta daun

Musa paradisiaca L. “Ambon” (DDM) pada mencit betina galur Swiss yang

diinduksi asam asetat 1%. Jenis penelitian adalah eksperimental murni dengan

rancangan acak lengkap pola searah. Mencit sebanyak 25 ekor terbagi secara acak

ke dalam 5 kelompok. Kelompok I diberi aquadest (kontrol negatif), kelompok II

diberi asetosal (kontrol positif), kelompok III hingga V diberikan DDM dosis

0,83; 1,67; dan 3,33 g/kgBB secara peroral. Asam asetat secara intraperitonial

sebagai penginduksi nyeri diberi 15 menit setelah pemberian bahan uji pada

seluruh kelompok. Geliat diamati selama 1 jam. Analisis statistik terhadap jumlah

kumulatif geliat menggunakan Shapiro-Wilk untuk melihat distribusi data.

Kemudian dilanjutkan dengan uji Kruskal-Wallis dan analisis Post-Hoc, yaitu uji

Mann-Whitney untuk melihat perbedaan antarkelompok. DDM dosis 0,83; 1,67;

dan 3,33 g/kgBB memiliki efek analgesik dan mampu menurunkan jumlah geliat

dengan rata-rata jumlah geliat secara berurutan 5,8 ± 0,4; 6,8 ± 0,6; dan 0,8 ± 0,2.

Kata kunci: Analgesik, asam, asetat, daun Musa paradisiaca L. “Ambon”,

dekokta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: Musa paradisiaca L. AMBON PADA MENCIT BETINA GALUR SWISSrepository.usd.ac.id/36225/2/168114079_full.pdf · Pak Bimo selaku laboran atas setiap bantuan dan saran yang diberikan selama

xiii

ABSTRACT

This research aims to obtain evidence about the analgesic activity of

Musa paradisiaca L. “Ambon” leaf decoction (DDM) in female mice of Swiss

strains induced acetic acid 1%. This research is an experimental study with one

way randomized completed direct sampling design. Twenty-five mice randomly

divided into five groups. Group I was given aquadest (negative control), group II

was given acetosal (positive control), group III until V was given DDM with dose

variation of 0.83, 1.67, and 3.33 g/kgBW orally. Acetic acid (pain inducer) was

given intraperitoneally 15 minutes after test compounds was given orally in all

groups. Writhe observed in 1 hour. Writhe statistically assessed with Shapiro-

Wilk to examine the distribution of data and proceeded Kruskal-Wallis and Post-

Hoc with Mann-Whitney test to examine the difference among the groups. DDM

dose variations (0.83, 1.67, 3.33 g/kgBW) have analgesic activity and able to

reduce writhe (amount of writhe in order are 5.8 ± 0.4, 6.8 ± 0.6, and 0.8 ± 0.2).

Keywords: Analgesic, acetic acid, decoction, Musa paradisiaca L. “Ambon” leaf

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: Musa paradisiaca L. AMBON PADA MENCIT BETINA GALUR SWISSrepository.usd.ac.id/36225/2/168114079_full.pdf · Pak Bimo selaku laboran atas setiap bantuan dan saran yang diberikan selama

1

PENDAHULUAN

Nyeri (dolor) adalah perasaan tidak menyenangkan dan berhubungan

dengan kerusakan jaringan. Kemampuan merasakan nyeri menjadi peringatan bagi

tubuh akan adanya kerusakan jaringan. Nyeri bersifat subjektif dan tidak dapat

menggambarkan kerusakan jaringan yang terjadi (Alldredge et al., 2013). Nyeri

dapat diakibatkan oleh asam, panas, atau tekanan. Salah satu gejala klasik

inflamasi adalah nyeri, sehingga agen antiinflamasi dapat memiliki efek

analgesik. Enzim siklooksigenase 1 dan 2 (COX-1 dan COX-2) melepaskan

mediator nyeri (Brunton et al., 2011).

Menurut Brunton et al. (2011), nyeri akut dapat diatasi dengan non-

steroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs) dengan menghambat pembentukan

prostaglandin yang dihasilkan enzim COX, namun tidak menghambat enzim

lipooksigenase (LOX) pada jalur metabolisme asam arakidonat. Penggunaan

NSAID dalam jangka panjang berisiko semakin tinggi untuk memberikan efek

samping terutama pada saluran gastrointestinal seperti dyspepsia, nyeri abdomen,

ulcer, dan perdarahan saluran pencernaan.

Pola hidup kembali pada alam dengan memanfaatkan bahan alam,

termasuk pengobatan herbal semakin populer di kalangan masyarakat. Masyarakat

Indonesia telah mengenal banyak khasiat dari tanaman herbal untuk mengatasi

masalah kesehatan jauh sebelum adanya pengobatan modern dengan obat sintesis

(Ismail, 2015). Menurut Mirza dkk. (2017), industri farmasi di dunia (termasuk

Indonesia) semakin banyak mengembangkan bahan baku berasal dari tumbuh-

tumbuhan, sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut terhadap bahan alam.

Indonesia merupakan negara penghasil pisang yang besar, dapat dilihat

dari jumlah produksinya (Sholihati dkk., 2015). Jenis pisang yang banyak

dijumpai adalah Musa paradisiaca L. “Ambon” (Arifki & Barliana, 2018).

Hampir seluruh bagian tanaman Musa paradisiaca L. “Ambon” dapat

dimanfaatkan. Buah pisang sebagai makanan dan daun sebagai bungkus makanan

(Pramesti, 2016).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: Musa paradisiaca L. AMBON PADA MENCIT BETINA GALUR SWISSrepository.usd.ac.id/36225/2/168114079_full.pdf · Pak Bimo selaku laboran atas setiap bantuan dan saran yang diberikan selama

2

Berdasarkan penelitian Tarafdar et al. (2011), ekstrak metanol,

kloroform, dan petroleum eter dari daun Musa paradisiaca terbukti memiliki

aktivitas analgesik. Menurut penelitian Gupta et al. (2011), daun Musa

paradisiaca yang dimaserasi selama 48 jam dengan air panas dan diuapkan

menggunakan rotary evaporator memiliki aktivitas analgesik, hal ini diduga

karena kehadiran flavonoid. Mekanisme aksi flavonoid adalah menghambat enzim

COX-1 dan COX-2 (Ribeiro et al., 2014).

Bentuk sediaan dekokta dipilih untuk menguji efek analgesik daun pisang

ambon (Musa paradisiaca L. “Ambon”). Cara pembuatan dekokta telah

ditetapkan oleh BPOM RI. Suhu dan waktu yang digunakan untuk memanaskan

adalah 90oC selama 30 menit dengan pelarut air (Badan Pengawas Obat dan

Makanan, 2012). Air digunakan sebagai pelarut karena glikosida flavonoid larut

dalam pelarut polar. Gula yang terikat pada flavonoid merupakan penyebab

kelarutannya yang tinggi dalam air (Haeria, 2013). Belum ada penelitian yang

memaparkan kandungan fitokimia dari Musa paradisiaca L. “Ambon”. Menurut

Gupta et al. (2011), penapisan fitokimia menunjukkan kehadiran karbohidrat,

sterol, protein, flavonoid, dan alkaloid dalam ekstrak air daun Musa paradisiaca.

Mencit betina galur Swiss digunakan sebagai hewan uji. Metode yang

digunakan adalah rangsang kimia dari injeksi asam asetat. Mencit betina memiliki

sensitivitas yang lebih tinggi terhadap rasa nyeri sehingga lebih mudah untuk

diinduksi nyeri (Mogil, 2012). Menurut Hock (2016), asam asetat diinjeksikan

secara intraperitoneal. Mencit akan merespon dengan cara menggeliat, gejala ini

digunakan sebagai pertanda adanya rasa nyeri.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek analgesik dan persentase

penurunan geliat dari pemberian dekokta daun Musa paradisiaca L. “Ambon”

(DDM) pada mencit betina galur Swiss yang diinduksi asam asetat 1%.

METODE PENELITIAN

Penelitian aktivitas analgesik DDM pada mencit betina galur Swiss

terinduksi asam asetat merupakan jenis penelitian eksperimental murni dengan

rancangan acak lengkap pola searah. Penelitian ini mendapatkan persetujuan dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: Musa paradisiaca L. AMBON PADA MENCIT BETINA GALUR SWISSrepository.usd.ac.id/36225/2/168114079_full.pdf · Pak Bimo selaku laboran atas setiap bantuan dan saran yang diberikan selama

3

Medical and Health Research Ethics Committee (MHREC) Faculty of Medicine,

Public Health, and Nursing UGM dengan nomor referensi KE/FK/0510/EC/2019.

Alat dan Bahan Penelitian

Alat yang digunakan adalah tampah, kain hitam, blender, moisture

balance, ayakan nomor mesh 50, erlenmeyer, gelas ukur, gelas beaker, labu ukur,

pipet tetes, pipet ukur, corong, chamber, kertas saring, lempeng silika GF254,

mikropipet, alat penyemprot, UV cabinet, tabung reaksi, timbangan analitik,

batang pengaduk, panci enamel, penangas air, termometer, kain flanel, spuit,

needle, stopwatch, dan kotak kaca pengamat hewan uji.

Bahan yang dipakai dalam penelitian adalah daun Musa paradisiaca L.

“Ambon” yang berada pada bagian tengah pohon, daun diambil dari ujung hingga

pangkal pada pelepah daun, segar dan tidak busuk. Daun diambil dari Kebun

Plasma Nutfah Pisang, Giwangan Umbulharjo Yogyakarta. Bahan penelitian lain

seperti asetosal, asam asetat glasial, CMC-Na, aquadest, rutin, FeCl3, AlCl3,

sitroborat, etil asetat, dan metanol diperoleh dari Laboratorium Kimia Organik

Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Hewan uji adalah

mencit betina galur Swiss, sehat, berbobot 20 – 30 g, berusia 2 – 3 bulan, dan telah

dipuasakan selama 10 – 12 jam yang diperoleh dari Laboratorium Imono Fakultas

Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Pengumpulan Bahan Uji

Daun Musa paradisiaca L. “Ambon” tidak busuk, segar, berada pada

bagian tengah pohon (tidak terlalu muda atau tua), serta berasal dari Kebun

Plasma Nutfah Pisang, Giwangan Umbulharjo Yogyakarta dan waktu panen sama,

yaitu pada pagi hari.

Determinasi Daun Musa paradisiaca L. “Ambon”

Bahan determinasi adalah pelepah dan daun pisang. Determinasi

menggunakan ciri-ciri pelepah dan daun tanaman Musa paradisiaca L. “Ambon”

yang dilakukan di Departemen Biologi Farmasi, Fakultas Farmasi UGM.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: Musa paradisiaca L. AMBON PADA MENCIT BETINA GALUR SWISSrepository.usd.ac.id/36225/2/168114079_full.pdf · Pak Bimo selaku laboran atas setiap bantuan dan saran yang diberikan selama

4

Pembuatan Simplisia dan Serbuk Daun Musa paradisiaca L. “Ambon”

Daun Musa paradisiaca L. “Ambon” segar dibersihkan dengan air

mengalir dan ditiriskan. Kemudian dirajang menjadi kecil dan disebar pada

tampah bambu yang bersih, lalu ditutup dengan kain hitam. Bahan uji dijemur di

bawah sinar matahari langsung selama beberapa hari hingga kering, yaitu dapat

hancur ketika digenggam. Daun kering diserbuk menggunakan blender dan diayak

dengan ayakan nomor mesh 50.

Penetapan Kadar Air Serbuk Daun Musa paradisiaca L. “Ambon”

Kadar air serbuk kering yang baik adalah ≤10% (Badan Pengawas Obat

dan Makanan Republik Indonesia, 2014). Serbuk kering daun Musa paradisiaca

L. “Ambon” yang telah diayak ditimbang sebanyak 5 g. Serbuk dimasukkan pada

moisture balance dan diratakan. Suhu dan waktu pemanasan diatur otomatis oleh

alat. Persentase kadar air akan ditampilkan alat. Metode ini merupakan metode

gravimetri.

Pembuatan DDM

Serbuk kering bahan uji ditimbang 10,0 g dan dilarutkan dalam 20,0 mL

aquadest. Aquadest ditambahkan hingga mencapai 100,0 mL. Bahan dipanaskan

dan dijaga tetap pada suhu 90oC menggunakan termometer. Durasi pemanasan

dikendalikan dengan stopwatch selama 30 menit sambil diaduk sekali-sekali.

Campuran diambil selagi panas dan diperas menggunakan kain flanel, larutan

hasil perasan ditampung. Jika dekokta belum mencapai volume 100,0 mL; maka

ditambahkan air panas pada ampas hingga mencapai volume 100,0 mL (Badan

Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, 2012).

Penetapan Dosis DDM

Peringkat dosis sediaan DDM didasari oleh:

a. Bobot tertinggi mencit betina galur Swiss adalah 30 g.

b. Volume maksimum mencit secara per oral adalah 1,0 mL (Stevani, 2016).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: Musa paradisiaca L. AMBON PADA MENCIT BETINA GALUR SWISSrepository.usd.ac.id/36225/2/168114079_full.pdf · Pak Bimo selaku laboran atas setiap bantuan dan saran yang diberikan selama

5

c. Konsentrasi DDM adalah 10%.

Dosis tertinggi sediaan DDM ditetapkan dengan cara:

D × BB = C × V

D × 30 g = 10 g/100 mL × 1 mL

D = 3,33 g/kgBB

Keterangan:

D = Dosis (g/kgBB) V = Volume (mL)

BB = Bobot badan mencit (g) C = Konsentrasi (g/mL)

Peringkat dosis lainnya didapatkan dengan cara membagi 2 dosis

maksimum, yaitu 3,33 g/kgBB yang hasilnya adalah 1,67 g/kgBB. Hasil

pembagian tersebut dibagi 2, dan didapatkan hasil 0,83 g/kgBB. Didapatkan 3

peringkat dosis, yaitu 0,83; 1,67; dan 3,33 g/kgBB.

Penapisan Kandungan Flavonoid pada Daun Musa paradisiaca L. “Ambon”

secara Kualitatif

Penapisan awal menggunakan uji tabung, yaitu 1 mL DDM dimasukkan

ke dalam tabung dan ditambahkan dengan 1 mL FeCl3 10%. Pembanding yang

digunakan adalah 1 mL DDM yang tidak ditambahkan dengan FeCl3 10%. Uji

positif apabila terjadi perubahan menjadi warna hijau, cokelat, atau hitam

(Onyema et al., 2016). Kontrol berupa larutan FeCl3 10% dapat ditambahkan.

Uji flavonoid dilanjutkan dengan metode kromatografi lapis tipis (KLT).

Batas kanan dan kiri pada plat masing-masing adalah 2 cm, batas atas plat 2 cm,

dan batas bawah plat adalah 3 cm. Jarak rambat fase gerak adalah 15 cm. Jarak

antar penotolan adalah 2 cm.

DDM ditotolkan dengan mikropipet sebanyak 7 mikroliter pada silika gel

GF254. Pembanding yang digunakan adalah rutin, ditotolkan pada plat yang sama

sebanyak 7 mikroliter. Rutin dibuat dengan melarutkan 100 mg serbuk rutin

dalam 5 mL metanol, sehingga didapatkan larutan dengan konsentrasi 20 mg/mL.

Komposisi dan perbandingan fase gerak telah dioptimasi terlebih dahulu.

Fase gerak hasil optimasi berupa etil asetat : metanol : air (4:5:1) dibuat sebanyak

100 mL dan dimasukkan ke dalam chamber. Penjenuhan menggunakan kertas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: Musa paradisiaca L. AMBON PADA MENCIT BETINA GALUR SWISSrepository.usd.ac.id/36225/2/168114079_full.pdf · Pak Bimo selaku laboran atas setiap bantuan dan saran yang diberikan selama

6

saring yang diletakkan di sekeliling dinding chamber. Penjenuhan usai bila kertas

saring telah terbasahi oleh fase gerak. Fase diam dimasukkan ke dalam chamber

dan ditutup rapat. Setelah elusi selesai, fase diam diangkat dan dibiarkan kering

(Sunyoto & Agustina, 2016). Kemudian dilakukan penyemprotan menggunakan

AlCl3 dan sitroborat (Ahmad dkk., 2015). Pengamatan terhadap bercak, warna,

dan retention factor (Rf) dilakukan pada cahaya tampak, lampu UV 254 dan 365

nm. Rf dihitung dengan cara membagi jarak tempuh senyawa uji dengan jarak

tempuh pelarut. Bandingkan hasil standar dan bahan uji.

Uji Pendahuluan

Selang waktu pemberian asam asetat 1% adalah jeda waktu antara

administrasi bahan uji secara peroral dengan administrasi asam asetat 1% secara

intraperitonial. Menurut uji pendahuluan yang dilakukan oleh Wulandari &

Hendra (2011), bahan uji yang diberikan secara peroral dibiarkan terabsorpsi

terlebih dahulu sebelum pemberian asam asetat 1%.

Dosis asetosal yang digunakan adalah 91 mg/kgBB. Sejumlah 6 ekor

mencit dibagi acak dalam dua kelompok. Asam asetat diberikan secara

intraperitonial dalam 10 menit dan 15 menit setelah pemberian asetosal 91

mg/kgBB secara peroral. Waktu optimum pemberian zat uji dipilih selang waktu

terefektif antara menit ke-10 dan menit ke-15 terhadap penurunan jumlah geliat.

Geliat yang rendah menandakan bahan uji telah terabsorpsi secara baik.

Pengelompokan Hewan Uji

Mencit betina galur Swiss sejumlah 25 ekor dibagi acak dalam 5

kelompok. Kelompok I diberi aquadest (kontrol negatif), kelompok II diberi

asetosal 91 mg/kgBB (kontrol positif), kelompok III hingga V diberikan sediaan

DDM dengan tiga peringkat dosis, yaitu 0,83; 1,67; dan 3,33 g/kgBB.

Administrasi aquadest, asetosal, dan DDM dilakukan secara peroral, kemudian

semua kelompok diinjeksikan asam asetat 1% secara intraperitonial dengan waktu

sesuai hasil uji pendahuluan. Pengamatan dilakukan selama 60 menit. Peneliti

yang mengamati geliat tidak mengetahui perlakuan yang diberikan pada hewan uji

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: Musa paradisiaca L. AMBON PADA MENCIT BETINA GALUR SWISSrepository.usd.ac.id/36225/2/168114079_full.pdf · Pak Bimo selaku laboran atas setiap bantuan dan saran yang diberikan selama

7

untuk mengurangi subyektifitas. Menurut Hock (2016), geliat dihitung jika mencit

menarik kaki ke arah belakang dengan abdomen menempel pada alas kaca

pengamat sehingga tubuh tampak memanjang.

Pengukuran Aktivitas Analgesik

Aktivitas analgesik DDM dilakukan dengan menghitung persen proteksi

geliat dari jumlah geliat mencit betina galur Swiss yang diinduksi asam asetat 1%.

Respon diukur setelah pengamatan geliat selama 60 menit. Menurut Hock (2016),

persen proteksi geliat dihitung menggunakan persamaan:

Keterangan:

WC: Jumlah rata-rata kumulatif geliat hewan uji pada kontrol negatif

WT: Jumlah kumulatif geliat hewan uji yang diberi senyawa uji

Menurut Wongsrisakul et al. (2010), pengukuran perubahan persen

proteksi geliat terhadap kontrol positif didapatkan menggunakan persamaan:

Keterangan:

A: % proteksi geliat tiap kelompok perlakuan

B: Rata-rata % proteksi geliat pada kontrol positif

Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Hasil

Data akan dianalisis di Pusat Kajian CE&BU FK-KMK Universitas

Gadjah Mada. Jumlah geliat pada uji pendahuluan dianalsis dengan menggunakan

uji T Tidak Bepasangan (Independent T Test) untuk melihat perbedaan

antarkelompok yang diberikan asam asetat secara intraperitonial dalam 10 menit

dan 15 menit setelah pemberian asetosal.

Jumlah geliat, % proteksi geliat, dan perubahan % proteksi geliat

dilakukan pengamatan normalitas distribusi data dengan analisis Shapiro-Wilk

karena jumlah sampel ≤50. Data yang tidak terdistribusi normal dilanjutkan

dengan uji Kruskal-Wallis. Jika P <0,05 pada uji Kruskal-Wallis menunjukkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: Musa paradisiaca L. AMBON PADA MENCIT BETINA GALUR SWISSrepository.usd.ac.id/36225/2/168114079_full.pdf · Pak Bimo selaku laboran atas setiap bantuan dan saran yang diberikan selama

8

setidaknya ada dua kelompok yang memiliki perbedaan rerata bermakna, analisis

dilanjutkan menggunakan Post-Hoc untuk mendapatkan kelompok yang berbeda

secara bermakna. Uji Post-Hoc yang digunakan adalah Mann-Whitney. Nilai P

<0,05 menandakan perbedaan rerata bermakna antar dua kelompok data,

sedangkan nilai P >0,05 menandakan perbedaan yang tidak bermakna (Dahlan,

2014).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bahan uji yang digunakan pada penelitian ini adalah daun pisang ambon

(Musa paradisiaca L. “Ambon”) yang telah dideterminasi dan telah dinyatakan

kebenarannya oleh Departemen Biologi Farmasi, Fakultas Farmasi Universitas

Gadjah Mada Yogyakarta dengan nomor referensi

29.13.5/UN1/FFA/BF/PT/2019. Bagian yang digunakan untuk determinasi adalah

daun dan pelepah daun Musa paradisiaca L. “Ambon”. Persentase total serbuk

kering daun Musa paradisiaca L. “Ambon” dari daun utuh hingga menjadi serbuk

kering adalah 38,76%.

Penetapan kadar air bertujuan untuk menjamin mutu serbuk daun Musa

paradisiaca L. “Ambon” yang akan diteliti lebih lanjut. Kadar air serbuk yang

diukur menggunakan moisture balance adalah 9,5%. Kadar air tersebut telah

memenuhi persyaratan bagi serbuk yang baik, yaitu ≤10% (Badan Pengawas Obat

dan Makanan Republik Indonesia, 2014).

Pengujian flavonoid menggunakan uji tabung dan metode KLT. Menurut

Onyema et al. (2016), bahan uji akan berubah menjadi warna kehijauan, cokelat,

atau hitam jika ditambahkan dengan pereaksi FeCl3 10%. Warna larutan

dibandingkan antara DDM yang tanpa pereaksi dengan DDM yang ditambahkan

pereaksi FeCl3 10%. Warna DDM yang ditambahkan pereaksi menjadi hitam.

Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan DDM mengandung flavonoid. Pada

penapisan ini, diperlukan juga kontrol berupa larutan FeCl3 10%.

Pada gambar 1 terdapat tiga bercak di dalam plat KLT. Bercak yang

paling kiri hingga kanan secara berurutan adalah rutin, infusa daun Musa

paradisiaca L. “Ambon” (IDM), dan DDM. Berdasarkan penelitian Yulianti dkk.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: Musa paradisiaca L. AMBON PADA MENCIT BETINA GALUR SWISSrepository.usd.ac.id/36225/2/168114079_full.pdf · Pak Bimo selaku laboran atas setiap bantuan dan saran yang diberikan selama

9

(2014) dan Ahmad dkk. (2015), flavonoid akan menunjukkan bercak berwarna

kuning jika disemprot menggunakan pereaksi AlCl3 dan sitroborat. Pada

penelitian terdahulu, belum diketahui jenis flavonoid spesifik yang terkandung di

dalam daun Musa paradisiaca L. “Ambon”. Rutin digunakan sebagai

pembanding. Warna bercak rutin pada cahaya tampak adalah kuning-gelap,

sedangkan warna bercak DDM adalah kuning pucat. Rutin di bawah lampu UV

254 nm memendarkan warna gelap, sedangkan tidak ada warna pendaran DDM.

Rutin di bawah lampu UV 365 nm memendarkan warna gelap, sedangkan warna

pendaran DDM adalah kuning pucat. Nilai Rf rutin adalah 0,9 sedangkan DDM

adalah 0,73. Berdasarkan warna bercak dan nilai Rf, diduga flavonoid yang

terkandung di dalam DDM bukan merupakan rutin.

(a) (b) (c)

Gambar 1. (a) Plat KLT pada cahaya tampak, (b) Plat KLT di

bawah lampu UV 254 nm, (b) Plat KLT di bawah lampu UV 365 nm

Metode uji analgesik yang digunakan adalah rangsangan kimia. Asam

asetat 1% digunakan sebagai penginduksi geliat, yaitu respon yang

menggambarkan kehadiran rasa nyeri. Geliat dihitung jika mencit menarik salah

satu kaki belakang ke arah belakang dengan abdomen menempel pada alas kaca

pengamat sehingga tubuh tampak memanjang. Pengamatan geliat dilakukan

selama 60 menit. Data dianalisis di Pusat Kajian CE&BU FK-KMK Universitas

Gadjah Mada dengan nomor referensi 70/UNI/FK-KMK/CEBU.4/KP/2019.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: Musa paradisiaca L. AMBON PADA MENCIT BETINA GALUR SWISSrepository.usd.ac.id/36225/2/168114079_full.pdf · Pak Bimo selaku laboran atas setiap bantuan dan saran yang diberikan selama

10

Tabel I. Rata-rata jumlah geliat dan hasil uji T tidak berpasangan selang waktu

pemberian asam asetat 10 dan 15 menit (n=3).

Kelompok Rata-rata jumlah geliat (x̅ ± SE) Nilai P

Asam asetat 50 mg/kgBB

selang 10 menit

42,7±3,9

0,007 Asam asetat 50 mg/kgBB

selang 15 menit

22,0±1,0

Tabel I menunjukkan hasil dari uji pendahuluan yang dilakukan,

sehingga didapatkan selang waktu optimum pemberian bahan uji (asetosal dan

DDM) yang diberikan secara peroral dapat terabsorpsi optimum sebelum

pemberian asam asetat 1% secara intraperitonial (Wulandari & Hendra, 2011).

Tabel tersebut menunjukkan hasil perbedaan yang bermakna antara selang

pemberian asam asetat 10 menit dan 15 menit. Asam asetat yang diberikan 15

menit setelah pemberian asetosal 91 mg/kgBB memiliki jumlah geliat yang lebih

rendah dibanding selang pemberian asam asetat dengan jeda waktu 10 menit.

Berdasarkan hal tersebut, selang waktu 15 menit dipilih sebagai waktu optimum

absorpsi bahan uji sebelum pemberian asam asetat.

Tabel II. Rata-rata jumlah geliat, % proteksi geliat, dan perubahan % proteksi

geliat pada pengujian DDM (n=5).

Kelompok

Rata-rata

jumlah

geliat

(x̅ ± SE)

Rata-rata %

proteksi

geliat

(x̅ ± SE)

Rata-rata

perubahan %

proteksi geliat

(x̅ ± SE)

Kontrol Negatif (Aquadest) 63,8 ± 1,8 0,0 ± 2,8 -100,0 ± 4,1

Kontrol Positif

(Asetosal 91 mg/kgBB)

20,2 ± 1,3 68,2 ± 1,9 0,0 ± 3,0

DDM 0,83 g/kgBB 5,8 ± 0,4 90,9 ± 0,6 33,0 ± 0,9

DDM 1,67 g/kgBB 6,8 ± 0,6 89,3 ± 0,9 30,7 ± 1,3

DDM 3,33 g/kgBB 0,8 ± 0,2 98,7 ± 0,3 44,5 ± 0,5

Keterangan:

x̅ : Mean (rata-rata)

SE : Standard Error (SD/√n)

Hasil yang didapatkan pada penelitian adalah jumlah geliat hewan uji.

Jumlah geliat tersebut digunakan untuk mendapatkan rata-rata % proteksi geliat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: Musa paradisiaca L. AMBON PADA MENCIT BETINA GALUR SWISSrepository.usd.ac.id/36225/2/168114079_full.pdf · Pak Bimo selaku laboran atas setiap bantuan dan saran yang diberikan selama

11

dan rata-rata perubahan % proteksi geliat. Rata-rata % proteksi geliat digunakan

untuk mengetahui besar proteksi geliat jika dibandingkan dengan kontrol negatif.

Rata-rata perubahan % proteksi geliat digunakan untuk mengetahui besar proteksi

geliat jika dibandingkan dengan kontrol positif.

Kontrol negatif yang digunakan adalah aquadest karena merupakan

pelarut dari sediaan DDM. Pada tabel II, jumlah geliat hewan uji pada kontrol

negatif adalah 63,8 ± 1,8. Jumlah geliat yang tinggi disebabkan karena kehadiran

asam asetat sebagai penginduksi nyeri. Hal ini menyatakan bahwa aquadest tidak

mampu memberikan proteksi terhadap geliat yang diinduksi asam asetat. Hal

tersebut dikarenakan tidak adanya aktivitas analgesik yang dimiliki oleh aquadest

(Bonix dkk., 2017). Pernyataan ini telah didukung oleh penelitian yang dilakukan

oleh Winarti & Wantiyah (2011) dan Miladiyah et al. (2011).

Tabel III. Tabel hasil analisis Uji Mann-Whitney pada pengujian rata- rata

jumlah geliat, % proteksi geliat, dan perubahan % proteksi geliat DDM (n=5).

Kontrol

Negatif

(Aquadest)

Kontrol

Positif

(Asetosal)

DDM

0,83

g/kgBB

DDM

1,67

g/kgBB

DDM 3,33

g/kgBB

Kontrol

Negatif

(Aquadest)

BB BB BB BB

Kontrol

Positif

(Asetosal)

BB BB BB BB

DDM

0,83 g/kgBB

BB BB BTB BB

DDM

1,67 g/kgBB

BB BB BTB BB

DDM

3,33 g/kgBB

BB BB BB BB

Keterangan:

BB : Berbeda Bermakna (P <0,05)

BTB : Berbeda Tidak Bermakna (P >0,05)

Rata-rata jumlah geliat hewan uji pada kelompok kontrol positif adalah

20,2 ± 1,3. Nilai rata-rata % proteksi geliat dan rata-rata perubahan % proteksi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: Musa paradisiaca L. AMBON PADA MENCIT BETINA GALUR SWISSrepository.usd.ac.id/36225/2/168114079_full.pdf · Pak Bimo selaku laboran atas setiap bantuan dan saran yang diberikan selama

12

geliat pada kontrol negatif secara berurutan adalah 68,2 ± 1,9 dan 0,0 ± 3,0.

Menurut tabel III terdapat perbedaan bermakna antarkelompok kontrol positif

dengan kontrol negatif, yang menandakan asetosal 91 mg/kgBB memiliki

kemampuan proteksi geliat. Hal ini didukung oleh penelitian Tarafdar et al.

(2011) dan Gupta et al. (2011), yang menyatakan asetosal memiliki kemampuan

proteksi geliat. Mekanisme aksi asetosal adalah menghambat enzim COX

sehingga prostaglandin tidak terbentuk dan tidak menimbulkan rasa nyeri

(Katzung & Trevor, 2012).

Rata-rata jumlah geliat hewan uji pada tiga peringkat dosis DDM 0,83;

1,67; dan 3,33 g/kgBB secara berturut-turut adalah 5,8 ± 0,4; 6,8 ± 0,6; dan 0,8 ±

0,2. Rata-rata % proteksi geliat dari ketiga peringkat dosis secara beruturut-turut

dari dosis yang terendah adalah 90,9 ± 0,6; 89,3 ± 0,9; dan 98,7 ± 0,3.

Berdasarkan analisis Mann-Whitney pada tabel III, ketiga perigkat dosis berbeda

bermakna dengan kontrol negatif. Hal ini menunjukkan ketiga peringkat dosis

DDM mampu memberikan proteksi nyeri berupa penurunan jumlah geliat hewan

uji jika dibandingkan dengan kontrol negatif.

Rata-rata perubahan % proteksi geliat ketiga peringkat dosis DDM 0,83;

1,67; dan 3,33 g/kgBB secara berurutan sebesar 33,0 ± 0,9; 30,7 ± 1,3; dan 44,5 ±

0,5. Menurut analisis Mann-Whitney yang tertera pada tabel III, ketiga peringkat

dosis berbeda bermakna dibandingkan dengan kontrol positif. Rata-rata perubahan

persen proteksi geliat kontrol positif adalah 0,0 ± 3,0; maka proteksi geliat ketiga

peringkat dosis DDM lebih tinggi dibanding kontrol positif.

Nilai rata-rata jumlah geliat hewan uji, % proteksi geliat, dan perubahan

% proteksi geliat pada dosis I (0,83 g/kgBB) dan dosis II (1,67 g/kgBB) DDM

seperti yang tertera pada tabel II, jika dibandingkan menghasilkan perbedaan tidak

bermakna (tabel III). Hal ini dapat diartikan bahwa dosis I dan II DDM memiliki

kemampuan yang sebanding dalam memberikan proteksi nyeri yang ditunjukkan

dengan penurunan jumlah geliat hewan uji. Hal ini diduga karena kandungan

flavonoid yang terkandung dalam dosis I dan II relatif sama. Menurut Kendig et

al. (2010), peningkatan efek suatu senyawa dapat tidak terjadi walaupun telah

terjadi peningkatan dosis. Hal ini dapat diakibatkan karena terjadinya hormesis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: Musa paradisiaca L. AMBON PADA MENCIT BETINA GALUR SWISSrepository.usd.ac.id/36225/2/168114079_full.pdf · Pak Bimo selaku laboran atas setiap bantuan dan saran yang diberikan selama

13

atau dosis tersebut masih berada di inhibitory threshold sehingga efek yang

ditimbulkan sama (zero equivalent point). Dosis yang lebih tinggi dibuuthkan agar

dapat melewati inhibitory threshold.

Nilai rata-rata jumlah geliat hewan uji, % proteksi geliat, dan perubahan

% proteksi geliat pada dosis I (0,83 g/kgBB) dan dosis III (3,33 g/kgBB) DDM

seperti yang tertera pada tabel II, jika dibandingkan dan dianalisis dengan uji

Mann-Whitney menunjukkan hasil yang berbeda bermakna (tabel III). Hal ini

dapat diartikan bahwa kemampuan dosis III lebih baik dibanding dosis I dalam

memberikan proteksi nyeri yang ditunjukkan dengan penurunan jumlah geliat

hewan uji.

Nilai rata-rata jumlah geliat hewan uji, % proteksi geliat, dan perubahan

% proteksi geliat pada dosis II (1,67 g/kgBB) dan dosis III (3,33 g/kgBB) DDM

seperti yang tertera pada tabel II, jika dibandingkan menghasilkan perbedaan yang

bermakna. Hal ini dapat diartikan bahwa kemampuan dosis III lebih baik

dibanding dosis II dalam memberikan proteksi nyeri yang ditunjukkan dengan

penurunan jumlah geliat hewan uji.

Suatu senyawa dinyatakan memiliki aktivitas analgesik jika % proteksi

geliat lebih dari 70%. Senyawa yang memiliki % proteksi geliat kurang dari 70%

dianggap memiliki efek analgesik yang kecil (Hock, 2016). DDM dosis 0,83;

1,67; dan 3,33 g/kgBB menghasilkan rata-rata % proteksi geliat lebih dari 70%

(tabel II), maka ketiga peringkat dosis tersebut memiliki efek analgesik.

Efek analgesik yang dimiliki DDM diduga karena terdapat flavonoid

yang terdapat di dalam DDM. Pada penelitian ini tidak diketahui flavonoid

spesifik yang terkandung di dalam DDM, sehingga perlu diadakannya penelitian

lebih lanjut terkait flavonoid spesifik dan metabolit sekunder lainnya yang

berperan dalam memberikan efek analgesik pada sediaan DDM. Mekanisme aksi

flavonoid adalah menghambat enzim COX-1 dan COX-2 sehingga tidak terjadi

pembentukan mediator nyeri seperti prostaglandin (Ribeiro et al., 2014).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: Musa paradisiaca L. AMBON PADA MENCIT BETINA GALUR SWISSrepository.usd.ac.id/36225/2/168114079_full.pdf · Pak Bimo selaku laboran atas setiap bantuan dan saran yang diberikan selama

14

KESIMPULAN

Penelitian ini membuktikan bahwa DDM dosis 0,83; 1,67; dan 3,33

g/kgBB memilki aktivitas analgesik dan mampu menurunkan jumlah geliat mencit

betina galur Swiss yang diinduksi asam asetat 1% dengan rata-rata jumlah geliat

secara berurutan 5,8 ± 0,4; 6,8 ± 0,6; dan 0,8 ± 0,2. Berdasarkan hasil tersebut,

DDM dosis 0,83 g/kgBB berbeda tidak bermakna dengan dosis 1,67 g/kgBB.

Sedangkan kedua dosis tersebut berbeda bermakna dengan DDM dosis 3,33

g/kgBB.

SARAN

Perlu dilakukan pengujian lebih lanjut terhadap kandungan fitokimia

dalam DDM yang mampu memberikan penghambatan nyeri. Selain itu perlu

penyelidikan lebih lanjut terhadap jenis senyawa flavonoid serta kadar flavonoid

yang terdapat di dalam DDM.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: Musa paradisiaca L. AMBON PADA MENCIT BETINA GALUR SWISSrepository.usd.ac.id/36225/2/168114079_full.pdf · Pak Bimo selaku laboran atas setiap bantuan dan saran yang diberikan selama

15

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, A. R., Juwita, Ratulangi, S. A. D., & Malik, A., 2015. Penetapan Kadar

Fenolik dan Flavonoid Total Ekstrak Metanol Buah dan Daun Patikala

(Etlingera elatior (Jack) R.M.SM). Pharm Sci Res, 2(1), 1-10.

Alldredge, B. K., Corelli, R. L., Ernst, M. E., Guglielmo, B. J., Jacobson, P. A.,

Wayne, A. Kradjan, & Williams, B. R., 2013. Koda-Kimble & Young’s

Applied Therapeutics: The Clinical Use of Drugs, 10th ed.

Arifki, H. H., & Barliana, M. I., 2018. Karakteristik dan Manfaat Tumbuhan

Pisang di Indonesia: Review Artikel. Farmakbonixa, 16(3), 196-203.

Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. 2012. Acuan Sediaan

Herbal, edisi 1, volume 7.

Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. 2014. Peraturan Kepala

Badan Pengawas Obat dan Makanan RI Nomor 12 Tahun 2014 tentang

Persyaratan Mutu Obat Tradisional.

Bonix, A. F., Rinidar, Armansyah, T., Harris, A., Rosmaidar, & Isa, M., 2017.

Potensi Ekstrak Metanol Batang Sernai (Wedelia biflora) sebagai

Analgesik Pada Mencit (Mus musculus) dengan Metode Writhing

Abdominal. JIMVET, 01(1), 1-6.

Brunton, L., Chabner, B. A., & Knollman, B. C., 2011. Goodman & Gilman’s The

Pharmacological Basis of Therapeutics, 12th ed.

Dahlan, M. S., 2014. Statistika untuk Kedokteran dan Kesehatan, edisi 6.

Gupta, S., Garg, V. K., Sharma, P. K., & Singh, A., 2011. Analgesic Activity of

Aqueous Extract of Musa paradisiaca. Der Pharmacia Sinica, 2(4), 74

-77.

Haeria, 2013. Penetapan Kadar Flavonoid Total dan Uji Daya Antioksidan

Ekstrak Etanol Daun Ungu (Graptophyllum pictum L.) Griff). JK FIK

UINAM, 1(1), 1-8.

Hock, F. J., 2016. Drug Discovery and Evaluation: Pharmacological Assays, 4th

ed.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: Musa paradisiaca L. AMBON PADA MENCIT BETINA GALUR SWISSrepository.usd.ac.id/36225/2/168114079_full.pdf · Pak Bimo selaku laboran atas setiap bantuan dan saran yang diberikan selama

16

Ismail, 2015. Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Masyarakat Memilih Obat

Tradisional di Gampong Lam Ujong. Idea Nursing Journal, 1(1), 7-14.

Katzung, B. G., & Trevor, A. J., 2012. Basic & Clinical Pharmacology, 13th ed.

Kendig, L. E., Le, H. H., & Belcher, S. M., 2010. Defining Hormesis: Evaluation

of a Complex Concentration Response Phenomenon. International

Journal of Toxicology, 29(3), 235-246.

Miladiyah, I., Dayi, F., & Desrini, S., 2011. Analgesic Activity of Ethanolic

Extract of Manihot esculenta Crantz Leaves in Mice. Universa Medicina,

30(1), 3-10.

Mirza, Amanah, S., Sadono, D., 2017. Tingkat Kedinamisan Kelompok Wanita

Tani dalam Mendukung Keberlanjutan Usaha Tanaman Obat Keluarga di

Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Jurnal Penyuluhan, 13(2), 181-193.

Pramesti, A. D., 2016. Efek Fito Protektif Ekstrak Batang Pisang Ambon (Musa

paradisiaca var. sapientum terhadap Gambaran Histopatologi Duodenum

Tikus Putih yang Diinduksi Indometasin. Skripsi. UNAIR Surabaya.

Ribeiro, D., Freitas, M., Tomé, S. M., Silva, A. M. S., Laufer, S., Lima, J. F. C., &

Fernandes, E., 2014. Flavonoids Inhibit COX-1 and COX-2 Enzymes and

Cytokine/Chemokine Production in Human Whole Blood. Inflammation,

38(2), 858-870.

Onyema, C. T., Ofor, C. E., Okudo, V. C., & Ogbuagu, A. S., 2016.

Phytochemical and Antimicrobial Analysis of Banana Pseudo Stem

(Musa acuminata). BJPR, 10(1), 1-9.

Sholihati, Abdullah, R., & Suroso, 2015. Kajian Penundaan Kematangan Pisang

Raja (Musa paradisiaca L. “Ambon”) Melalui Penggunaan Media

Penyerap Etilen Kalium Permanganat. Jurnal Rona Teknik Pertanian,

8(2), 76-89.

Stevani, H., 2016. Modul Bahan Ajar Cetak Farmasi: Praktikum Farmakologi.

Sunyoto, & Agustina, A., 2016. Isolasi dan Identifikasi Flavonoid Rimpang

Lengkuas Merah (Alpinia galanga, Linn) secara Kromatografi Lapis

Tipis. CERATA Journal of Pharmacy Science, 1(1), 20-30.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: Musa paradisiaca L. AMBON PADA MENCIT BETINA GALUR SWISSrepository.usd.ac.id/36225/2/168114079_full.pdf · Pak Bimo selaku laboran atas setiap bantuan dan saran yang diberikan selama

17

Tarafdar, A., Bhattacharya, S., & Pandey, J. N., & Biswas, M., 2011. Thin Layer

Chromatography Profiling and Evaluation of Analgesic Activity of Musa

paradisiaca Leaf Extracts in Mice. Pharmacologyonline, 1(1), 1260-

1265.

Wijaya, H., Novitasari, & Jubaidah, S., 2018. Perbandingan Metode Ekstraksi

terhadap Rendemen Daun Rumbai Laut (Sonneratia caseolaris L. Engl).

Jurnal Ilmiah Manuntung, 4(1), 79-83.

Winarti, L. & Wantiyah, 2011. Uji Efek Analgetika Ekstrak Rimpang Temu

Kunci (Boesenbergia pandurata (Roxb.) Schlechter Pada Mencit Jantan

Galur Swiss. Majalah Obat Tradisional, 16(1), 26-33.

Wongsrisakul, J., Wichitnithad, W., Rojsitthisak, P., & Towiwat, P., 2010.

Antinociceptive Effects of Curcumin Diethyl Disuccinate in Animal

Models. Journal of Health Research, 24(4), 175-180.

Wulandari, D., & Hendra, P., 2011. Efek Analgesik Infusa Daun Macaranga

tanarius L. Pada Mencit Betina Galur Swiss. Bionatura - Jurnal Ilmu-

Ilmu Hayati dan Fisik, 13(2), 108-117.

Yulianti, R. R., Dahlia, A., & Ahmad, A. R., Penetapan Kadar Flavonoid Total

dari Ekstrak Etanolik Daun Benalu Mangga (Dendrophthoe pentandra L.

Miq). Jurnal Fitofarmaka Indonesia, 1(1), 14-17.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: Musa paradisiaca L. AMBON PADA MENCIT BETINA GALUR SWISSrepository.usd.ac.id/36225/2/168114079_full.pdf · Pak Bimo selaku laboran atas setiap bantuan dan saran yang diberikan selama

18

LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Ethical Clearence oleh MHREC FK-KMK UGM

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: Musa paradisiaca L. AMBON PADA MENCIT BETINA GALUR SWISSrepository.usd.ac.id/36225/2/168114079_full.pdf · Pak Bimo selaku laboran atas setiap bantuan dan saran yang diberikan selama

19

Lampiran 2. Surat Legalitas Analisis Data oleh Pusat Kajian CE&BU Fakultas

Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan UGM

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: Musa paradisiaca L. AMBON PADA MENCIT BETINA GALUR SWISSrepository.usd.ac.id/36225/2/168114079_full.pdf · Pak Bimo selaku laboran atas setiap bantuan dan saran yang diberikan selama

20

Lampiran 3. Surat Determinasi Tanaman Musa paradisiaca L. “Ambon” oleh

Fakultas Farmasi UGM

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: Musa paradisiaca L. AMBON PADA MENCIT BETINA GALUR SWISSrepository.usd.ac.id/36225/2/168114079_full.pdf · Pak Bimo selaku laboran atas setiap bantuan dan saran yang diberikan selama

21

Lampiran 4. Daun, Rajangan Daun, Serbuk, Penetapan Kadar Air Serbuk, DDM,

dan Respon Geliat Mencit

Gambar 7. Geliat mencit

Gambar 4. Serbuk daun Musa

paradisiaca L. “Ambon”

Gambar 6. Dekokta daun Musa

paradisiaca L. “Ambon”

Gambar 5. Penetapan kadar air

serbuk daun Musa paradisiaca L.

“Ambon”

Gambar 3. Rajangan daun Musa

paradisiaca L. “Ambon”

Gambar 2. Daun Musa paradisiaca

L. “Ambon”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: Musa paradisiaca L. AMBON PADA MENCIT BETINA GALUR SWISSrepository.usd.ac.id/36225/2/168114079_full.pdf · Pak Bimo selaku laboran atas setiap bantuan dan saran yang diberikan selama

22

Lampiran 5. Uji Flavonoid secara Kualiatif Menggunakan KLT

Cahaya Sebelum AlCl3 dan sitroborat Setelah AlCl3 dan sitroborat

Tampak

UV 254

nm

UV 365

nm

Keterangan:

Bercak 1 : rutin

Bercak 2 : infusa daun Musa paradisiaca L. “Ambon” (IDM)

Bercak 3 : DDM

1 2 3 1 2 3

1 2 3 1 2 3

1 2 3 1 2 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: Musa paradisiaca L. AMBON PADA MENCIT BETINA GALUR SWISSrepository.usd.ac.id/36225/2/168114079_full.pdf · Pak Bimo selaku laboran atas setiap bantuan dan saran yang diberikan selama

23

Lampiran 6. Uji Tabung Flavonoid

Gambar 8. DDM (kiri) dan DDM

setelah pereaksi FeCl3 10% (kanan)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: Musa paradisiaca L. AMBON PADA MENCIT BETINA GALUR SWISSrepository.usd.ac.id/36225/2/168114079_full.pdf · Pak Bimo selaku laboran atas setiap bantuan dan saran yang diberikan selama

24

Lampiran 7. Perhitungan Rendemen, Rf, dan Konversi Dosis DDM dari Mencit

ke Manusia

1. Rendemen dari daun basah hingga diperoleh serbuk kering. Berikut rumus

perhitungan % rendemen menurut Wijaya dkk. (2018)

% Rendemen = berat serbuk kering (g) : berat daun basah (g) × 100%

= 387,6 g : 1.000 g × 100%

= 38,76%

2. Perhitungan Rf

Rf = Jarak tempuh senyawa uji/jarak tempuh pelarut

Rf rutin = 13,5 cm / 15 cm

= 0,9

Rf DDM = 11 cm / 15 cm

= 0,73

3. Berdasarkan tabel konversi, faktor konversi mencit 20 g ke manusia 70 kg

adalah 387,9 (Stevani, 2016).

• Dosis DDM 0,83 g/kgBB pada manusia

Dosis mencit 20 g = 0,83 g/kgBB × 0,02 kg = 0,017 g

Dosis manusia 70 kg = 0,017 g × 387,9 = 6,594 g/70 kgBB

= 0,094 g/kgBB

• Dosis DDM 1,67 g/kgBB pada manusia

Dosis mencit 20 g = 1,67 g/kgBB × 0,02 kg = 0,033 g

Dosis manusia 70 kg = 0,033 g × 387,9 = 12,801 g/70 kgBB

= 0,183 g/kgBB

• Dosis DDM 3,33 g/kgBB pada manusia

Dosis mencit 20 g = 3,33 g/kgBB × 0,02 kg = 0,067 g

Dosis manusia 70 kg = 0,067 g × 387,9 = 25,989 g/70 kgBB

= 0,371 g/kgBB

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: Musa paradisiaca L. AMBON PADA MENCIT BETINA GALUR SWISSrepository.usd.ac.id/36225/2/168114079_full.pdf · Pak Bimo selaku laboran atas setiap bantuan dan saran yang diberikan selama

25

Lampiran 8. Volume Pemberian

1. Asam asetat

D = 50 mg/kgBB = 0,05 mg/gBB

C = 1% = 10 mg/mL

BB = 30 gBB

D×BB = C×V

V = 0,05 mg/gBB × 30 gBB : 10 mg/mL

= 0,15 mL/30 gBB

2. Asetosal

D = 91 mg/kgBB = 0,091 mg/gBB

C = 1% = 10 mg/mL

BB = 30 gBB

D×BB = C×V

V = 0,091 mg/gBB × 30 gBB : 10 mg/mL

= 0,273 mL/30 gBB

3. DDM

C = 10% = 100 mg/mL

BB = 30 gBB

• Dosis 3,33 g/kgBB (tinggi)

V = D×BB:C

= 3,33 g/kgBB × 30 gBB : 100 mg/mL

= 0,9999 mL

≈ 1,00 mL/30 gBB

• Dosis 1,67 g/kgBB (sedang)

V = D×BB:C

= 1,67 g/kgBB × 30 gBB : 100 mg/mL

= 0,5001 mL

≈ 0,50 mL/30 gBB

• Dosis 0,83 g/kgBB (rendah)

V = D×BB:C

= 0,83 g/kgBB × 30 gBB : 100 mg/mL

= 0,2499 mL

≈ 0,25 mL/30 gBB

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: Musa paradisiaca L. AMBON PADA MENCIT BETINA GALUR SWISSrepository.usd.ac.id/36225/2/168114079_full.pdf · Pak Bimo selaku laboran atas setiap bantuan dan saran yang diberikan selama

26

Lampiran 9. Hasil Analisis Statistik Jumlah Geliat pada Uji Pendahuluan

Uji T Tidak Berpasangan

T-Test

Group Statistics

kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

geliat mencit 10 menit 3 42.67 6.807 3.930

15 menit 3 22.00 1.732 1.000

Independent Samples Test

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: Musa paradisiaca L. AMBON PADA MENCIT BETINA GALUR SWISSrepository.usd.ac.id/36225/2/168114079_full.pdf · Pak Bimo selaku laboran atas setiap bantuan dan saran yang diberikan selama

27

Lampiran 10. Hasil Analisis Statistik Jumlah Geliat pada Uji Efek Analgesik

Dekokta Daun Musa paradisiaca L. “Ambon”.

Pengujian Normalitas

Test of Normality

Kelompok

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Kontrol negatif .275 5 .200* .879 5 .305

Kontrol positif .229 5 .200* .907 5 .449

DDM 0,83 g/kgBB .231 5 .200* .881 5 .314

DDM 1,67 g/kgBB .221 5 .200* .902 5 .421

DDM 3,33 g/kgBB .473 5 .001 .552 5 .000

*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction

Kruskal-Wallis

Ranks

Kelompok N Mean Rank

Geliat_Mencit Kontrol negatif 5 23.00

Kontrol positif 5 18.00

DDM 0,83 g/kgBB 5 9.30

DDM 1,67 g/kgBB 5 11.70

DDM 3,33 g/kgBB 5 3.00

Total 25

Test Statisticsa,b

Geliat_Mencit

Chi-Square 22.370

df 4

Asymp. Sig. .000

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable: Kelompok

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: Musa paradisiaca L. AMBON PADA MENCIT BETINA GALUR SWISSrepository.usd.ac.id/36225/2/168114079_full.pdf · Pak Bimo selaku laboran atas setiap bantuan dan saran yang diberikan selama

28

Rata-rata jumlah geliat dengan standar error (SE) pada uji efek analgesik antar

kelompok

Descriptives

Kelompok Statistic Std. Error

Geliat Kontrol

negatif

Mean 63.8000 1.77200

95% Confidence Interval for Mean Lower

Bound 58.8801

Upper

Bound 68.7199

5% Trimmed Mean 63.7222

Median 62.0000

Variance 15.700

Std. Deviation 3.96232

Minimum 60.00

Maximum 69.00

Range 9.00

Interquartile Range 7.50

Skewness .608 .913

Kurtosis -2.338 2.000

Kontrol

positif

Mean 20.2000 1.31909

95% Confidence Interval for Mean Lower

Bound 16.5376

Upper

Bound 23.8624

5% Trimmed Mean 20.2778

Median 20.0000

Variance 8.700

Std. Deviation 2.94958

Minimum 16.00

Maximum 23.00

Range 7.00

Interquartile Range 5.50

Skewness -.518 .913

Kurtosis -.797 2.000

DDM Mean 5.8000 .37417

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: Musa paradisiaca L. AMBON PADA MENCIT BETINA GALUR SWISSrepository.usd.ac.id/36225/2/168114079_full.pdf · Pak Bimo selaku laboran atas setiap bantuan dan saran yang diberikan selama

29

0,83

g/kgBB

95% Confidence Interval for Mean Lower

Bound 4.7611

Upper

Bound 6.8389

5% Trimmed Mean 5.7778

Median 6.0000

Variance .700

Std. Deviation .83666

Minimum 5.00

Maximum 7.00

Range 2.00

Interquartile Range 1.50

Skewness .512 .913

Kurtosis -.612 2.000

DDM

1,67

g/kgBB

Mean 6.8000 .58310

95% Confidence Interval for Mean Lower

Bound 5.1811

Upper

Bound 8.4189

5% Trimmed Mean 6.8333

Median 7.0000

Variance 1.700

Std. Deviation 1.30384

Minimum 5.00

Maximum 8.00

Range 3.00

Interquartile Range 2.50

Skewness -.541 .913

Kurtosis -1.488 2.000

DDM

3,33

g/kgBB

Mean .8000 .20000

95% Confidence Interval for Mean Lower

Bound .2447

Upper

Bound 1.3553

5% Trimmed Mean .8333

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: Musa paradisiaca L. AMBON PADA MENCIT BETINA GALUR SWISSrepository.usd.ac.id/36225/2/168114079_full.pdf · Pak Bimo selaku laboran atas setiap bantuan dan saran yang diberikan selama

30

Median 1.0000

Variance .200

Std. Deviation .44721

Minimum .00

Maximum 1.00

Range 1.00

Interquartile Range .50

Skewness -2.236 .913

Kurtosis 5.000 2.000

Mann-Whitney

Ranks

Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

Geliat_Mencit 1 5 8.00 40.00

2 5 3.00 15.00

Total 10

Test Statisticsa

Geliat_Mencit

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 15.000

Z -2.619

Asymp. Sig. (2-tailed) .009

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008b

a. Grouping Variable: Kelompok

b. Not corrected for ties.

Ranks

Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

Geliat_Mencit 1 5 8.00 40.00

3 5 3.00 15.00

Total 10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: Musa paradisiaca L. AMBON PADA MENCIT BETINA GALUR SWISSrepository.usd.ac.id/36225/2/168114079_full.pdf · Pak Bimo selaku laboran atas setiap bantuan dan saran yang diberikan selama

31

Test Statisticsa

Geliat_Mencit

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 15.000

Z -2.627

Asymp. Sig. (2-tailed) .009

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008b

a. Grouping Variable: Kelompok

b. Not corrected for ties.

Ranks

Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

Geliat_Mencit 1 5 8.00 40.00

4 5 3.00 15.00

Total 10

Test Statisticsa

Geliat_Mencit

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 15.000

Z -2.619

Asymp. Sig. (2-tailed) .009

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008b

a. Grouping Variable: Kelompok

b. Not corrected for ties.

Ranks

Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

Geliat_Mencit 1 5 8.00 40.00

5 5 3.00 15.00

Total 10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: Musa paradisiaca L. AMBON PADA MENCIT BETINA GALUR SWISSrepository.usd.ac.id/36225/2/168114079_full.pdf · Pak Bimo selaku laboran atas setiap bantuan dan saran yang diberikan selama

32

Test Statisticsa

Geliat_Mencit

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 15.000

Z -2.694

Asymp. Sig. (2-tailed) .007

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008b

a. Grouping Variable: Kelompok

b. Not corrected for ties.

Ranks

Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

Geliat_Mencit 2 5 8.00 40.00

3 5 3.00 15.00

Total 10

Test Statisticsa

Geliat_Mencit

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 15.000

Z -2.635

Asymp. Sig. (2-tailed) .008

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008b

a. Grouping Variable: Kelompok

b. Not corrected for ties.

Ranks

Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

Geliat_Mencit 2 5 8.00 40.00

4 5 3.00 15.00

Total 10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: Musa paradisiaca L. AMBON PADA MENCIT BETINA GALUR SWISSrepository.usd.ac.id/36225/2/168114079_full.pdf · Pak Bimo selaku laboran atas setiap bantuan dan saran yang diberikan selama

33

Test Statisticsa

Geliat_Mencit

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 15.000

Z -2.627

Asymp. Sig. (2-tailed) .009

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008b

a. Grouping Variable: Kelompok

b. Not corrected for ties.

Ranks

Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

Geliat_Mencit 2 5 8.00 40.00

5 5 3.00 15.00

Total 10

Test Statisticsa

Geliat_Mencit

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 15.000

Z -2.703

Asymp. Sig. (2-tailed) .007

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008b

a. Grouping Variable: Kelompok

b. Not corrected for ties.

Ranks

Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

Geliat_Mencit 3 5 4.30 21.50

4 5 6.70 33.50

Total 10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: Musa paradisiaca L. AMBON PADA MENCIT BETINA GALUR SWISSrepository.usd.ac.id/36225/2/168114079_full.pdf · Pak Bimo selaku laboran atas setiap bantuan dan saran yang diberikan selama

34

Test Statisticsa

Geliat_Mencit

Mann-Whitney U 6.500

Wilcoxon W 21.500

Z -1.293

Asymp. Sig. (2-tailed) .196

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .222b

a. Grouping Variable: Kelompok

b. Not corrected for ties.

Ranks

Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

Geliat_Mencit 3 5 8.00 40.00

5 5 3.00 15.00

Total 10

Test Statisticsa

Geliat_Mencit

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 15.000

Z -2.712

Asymp. Sig. (2-tailed) .007

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008b

a. Grouping Variable: Kelompok

b. Not corrected for ties.

Ranks

Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

Geliat_Mencit 4 5 8.00 40.00

5 5 3.00 15.00

Total 10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: Musa paradisiaca L. AMBON PADA MENCIT BETINA GALUR SWISSrepository.usd.ac.id/36225/2/168114079_full.pdf · Pak Bimo selaku laboran atas setiap bantuan dan saran yang diberikan selama

35

Test Statisticsa

Geliat_Mencit

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 15.000

Z -2.703

Asymp. Sig. (2-tailed) .007

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008b

a. Grouping Variable: Kelompok

b. Not corrected for ties.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: Musa paradisiaca L. AMBON PADA MENCIT BETINA GALUR SWISSrepository.usd.ac.id/36225/2/168114079_full.pdf · Pak Bimo selaku laboran atas setiap bantuan dan saran yang diberikan selama

36

Lampiran 11. Hasil Analisis Statistik Persen Proteksi Geliat pada Uji Efek

Analgesik Dekokta Daun Musa paradisiaca L. “Ambon”.

Pengujian Normalitas

Test of Normality

Kelompok

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Kontrol negatif .275 5 .200* .879 5 .305

Kontrol positif .236 5 .200* .907 5 .448

DDM 0,83 g/kgBB .230 5 .200* .881 5 .314

DDM 1,67 g/kgBB .221 5 .200* .902 5 .421

DDM 3,33 g/kgBB .473 5 .001 .552 5 .000

*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction

Kruskal-Wallis

Ranks

Kelompok N Mean Rank

Persen_analgesik Kontrol negatif 5 3.00

Kontrol positif 5 8.00

DDM 0,83 g/kgBB 5 16.70

DDM 1,67 g/kgBB 5 14.30

DDM 3,33 g/kgBB 5 23.00

Total 25

Test Statisticsa,b

Persen_analgesik

Chi-Square 22.370

df 4

Asymp. Sig. .000

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable: Kelompok

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: Musa paradisiaca L. AMBON PADA MENCIT BETINA GALUR SWISSrepository.usd.ac.id/36225/2/168114079_full.pdf · Pak Bimo selaku laboran atas setiap bantuan dan saran yang diberikan selama

37

Rata-rata jumlah geliat dengan standar error (SE) pada uji efek analgesik antar

kelompok

Descriptives

Kelompok Statistic Std. Error

Persen_analg

esik

Kontrol

negatif

Mean .0000 2.77821

95% Confidence Interval for

Mean

Lower

Bound -7.7135

Upper

Bound 7.7135

5% Trimmed Mean .1217

Median 2.8200

Variance 38.592

Std. Deviation 6.2122

7

Minimum -8.15

Maximum 5.96

Range 14.11

Interquartile Range 11.76

Skewness -.607 .913

Kurtosis -2.340 2.000

Kontrol

positif

Mean 68.154

0 1.92402

95% Confidence Interval for

Mean

Lower

Bound

62.812

1

Upper

Bound

73.495

9

5% Trimmed Mean 68.062

8

Median 68.650

0

Variance 18.509

Std. Deviation 4.3022

5

Minimum 63.95

Maximum 74.00

Range 10.05

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: Musa paradisiaca L. AMBON PADA MENCIT BETINA GALUR SWISSrepository.usd.ac.id/36225/2/168114079_full.pdf · Pak Bimo selaku laboran atas setiap bantuan dan saran yang diberikan selama

38

Interquartile Range 8.16

Skewness .315 .913

Kurtosis -1.392 2.000

DDM 0,83

g/kgBB

Mean 90.910

0 .58530

95% Confidence Interval for

Mean

Lower

Bound

89.284

9

Upper

Bound

92.535

1

5% Trimmed Mean 90.945

0

Median 90.600

0

Variance 1.713

Std. Deviation 1.3087

8

Minimum 89.03

Maximum 92.16

Range 3.13

Interquartile Range 2.34

Skewness -.520 .913

Kurtosis -.590 2.000

DDM 1,67

g/kgBB

Mean 89.342

0 .91392

95% Confidence Interval for

Mean

Lower

Bound

86.804

6

Upper

Bound

91.879

4

5% Trimmed Mean 89.290

0

Median 89.030

0

Variance 4.176

Std. Deviation 2.0435

8

Minimum 87.46

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: Musa paradisiaca L. AMBON PADA MENCIT BETINA GALUR SWISSrepository.usd.ac.id/36225/2/168114079_full.pdf · Pak Bimo selaku laboran atas setiap bantuan dan saran yang diberikan selama

39

Maximum 92.16

Range 4.70

Interquartile Range 3.92

Skewness .537 .913

Kurtosis -1.502 2.000

DDM 3,33

g/kgBB

Mean 98.744

0 .31400

95% Confidence Interval for

Mean

Lower

Bound

97.872

2

Upper

Bound

99.615

8

5% Trimmed Mean 98.691

7

Median 98.430

0

Variance .493

Std. Deviation .70213

Minimum 98.43

Maximum 100.00

Range 1.57

Interquartile Range .78

Skewness 2.236 .913

Kurtosis 5.000 2.000

Mann-Whitney

Ranks

Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

Persen_analgesik 1 5 3.00 15.00

2 5 8.00 40.00

Total 10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: Musa paradisiaca L. AMBON PADA MENCIT BETINA GALUR SWISSrepository.usd.ac.id/36225/2/168114079_full.pdf · Pak Bimo selaku laboran atas setiap bantuan dan saran yang diberikan selama

40

Test Statisticsa

Persen_analgesi

k

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 15.000

Z -2.619

Asymp. Sig. (2-tailed) .009

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008b

a. Grouping Variable: Kelompok

b. Not corrected for ties.

Ranks

Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

Persen_analgesik 1 5 3.00 15.00

3 5 8.00 40.00

Total 10

Test Statisticsa

Persen_analgesi

k

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 15.000

Z -2.627

Asymp. Sig. (2-tailed) .009

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008b

a. Grouping Variable: Kelompok

b. Not corrected for ties.

Ranks

Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

Persen_analgesik 1 5 3.00 15.00

4 5 8.00 40.00

Total 10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: Musa paradisiaca L. AMBON PADA MENCIT BETINA GALUR SWISSrepository.usd.ac.id/36225/2/168114079_full.pdf · Pak Bimo selaku laboran atas setiap bantuan dan saran yang diberikan selama

41

Test Statisticsa

Persen_analgesi

k

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 15.000

Z -2.619

Asymp. Sig. (2-tailed) .009

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008b

a. Grouping Variable: Kelompok

b. Not corrected for ties.

Ranks

Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

Persen_analgesik 1 5 3.00 15.00

5 5 8.00 40.00

Total 10

Test Statisticsa

Persen_analgesi

k

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 15.000

Z -2.694

Asymp. Sig. (2-tailed) .007

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008b

a. Grouping Variable: Kelompok

b. Not corrected for ties.

Ranks

Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

Persen_analgesik 2 5 3.00 15.00

3 5 8.00 40.00

Total 10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: Musa paradisiaca L. AMBON PADA MENCIT BETINA GALUR SWISSrepository.usd.ac.id/36225/2/168114079_full.pdf · Pak Bimo selaku laboran atas setiap bantuan dan saran yang diberikan selama

42

Test Statisticsa

Persen_analges

ik

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 15.000

Z -2.635

Asymp. Sig. (2-tailed) .008

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008b

a. Grouping Variable: Kelompok

b. Not corrected for ties.

Ranks

Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

Persen_analgesik 2 5 3.00 15.00

4 5 8.00 40.00

Total 10

Test Statisticsa

Persen_analges

ik

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 15.000

Z -2.627

Asymp. Sig. (2-tailed) .009

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008b

a. Grouping Variable: Kelompok

b. Not corrected for ties.

Ranks

Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

Persen_analgesik 2 5 3.00 15.00

5 5 8.00 40.00

Total 10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: Musa paradisiaca L. AMBON PADA MENCIT BETINA GALUR SWISSrepository.usd.ac.id/36225/2/168114079_full.pdf · Pak Bimo selaku laboran atas setiap bantuan dan saran yang diberikan selama

43

Test Statisticsa

Persen_analgesi

k

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 15.000

Z -2.703

Asymp. Sig. (2-tailed) .007

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008b

a. Grouping Variable: Kelompok

b. Not corrected for ties.

Ranks

Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

Persen_analgesik 3 5 6.70 33.50

4 5 4.30 21.50

Total 10

Test Statisticsa

Persen_analgesi

k

Mann-Whitney U 6.500

Wilcoxon W 21.500

Z -1.293

Asymp. Sig. (2-tailed) .196

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .222b

a. Grouping Variable: Kelompok

b. Not corrected for ties.

Ranks

Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

Persen_analgesik 3 5 3.00 15.00

5 5 8.00 40.00

Total 10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: Musa paradisiaca L. AMBON PADA MENCIT BETINA GALUR SWISSrepository.usd.ac.id/36225/2/168114079_full.pdf · Pak Bimo selaku laboran atas setiap bantuan dan saran yang diberikan selama

44

Test Statisticsa

Persen_analgesi

k

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 15.000

Z -2.712

Asymp. Sig. (2-tailed) .007

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008b

a. Grouping Variable: Kelompok

b. Not corrected for ties.

Ranks

Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

Persen_analgesik 4 5 3.00 15.00

5 5 8.00 40.00

Total 10

Test Statisticsa

Persen_analgesi

k

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 15.000

Z -2.703

Asymp. Sig. (2-tailed) .007

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008b

a. Grouping Variable: Kelompok

b. Not corrected for ties.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: Musa paradisiaca L. AMBON PADA MENCIT BETINA GALUR SWISSrepository.usd.ac.id/36225/2/168114079_full.pdf · Pak Bimo selaku laboran atas setiap bantuan dan saran yang diberikan selama

45

Lampiran 12. Hasil Analisis Statistik Perubahan Persen Proteksi Geliat pada Uji

Efek Analgesik Dekokta Daun Musa paradisiaca L. “Ambon”.

Pengujian Normalitas

Test of Normality

Kelompok

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Kontrol negatif .275 5 .200* .879 5 .305

Kontrol positif .229 5 .200* .907 5 .450

DDM 0,83 g/kgBB .231 5 .200* .881 5 .314

DDM 1,67 g/kgBB .221 5 .200* .902 5 .422

DDM 3,33 g/kgBB .473 5 .001 .552 5 .000

*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction

Kruskal-Wallis

Ranks

Kelompok N Mean Rank

Perubahan_Persen_Analge

sik

Kontrol negatif 5 3.00

Kontrol positif 5 8.00

DDM 0,83 g/kgBB 5 16.70

DDM 1,67 g/kgBB 5 14.30

DDM 3,33 g/kgBB 5 23.00

Total 25

Test Statisticsa,b

Perubahan_Persen_Analgesik

Chi-Square 22.370

df 4

Asymp. Sig. .000

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable: Kelompok

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: Musa paradisiaca L. AMBON PADA MENCIT BETINA GALUR SWISSrepository.usd.ac.id/36225/2/168114079_full.pdf · Pak Bimo selaku laboran atas setiap bantuan dan saran yang diberikan selama

46

Rata-rata jumlah geliat dengan standar error (SE) pada uji efek analgesik antar

kelompok

Descriptives

Kelompok Statistic Std. Error

Perubahan_

Persen_Ana

lgesik

Kontrol negatif Mean -100.0020 4.06607

95% Confidence Interval for

Mean

Lower

Bound -111.2912

Upper

Bound -88.7128

5% Trimmed Mean -99.8239

Median -95.8700

Variance 82.665

Std. Deviation 9.09202

Minimum -111.93

Maximum -91.28

Range 20.65

Interquartile Range 17.21

Skewness -.607 .913

Kurtosis -2.341 2.000

Kontrol positif Mean -.0020 3.02436

95% Confidence Interval for

Mean

Lower

Bound -8.3990

Upper

Bound 8.3950

5% Trimmed Mean -.1806

Median .4500

Variance 45.734

Std. Deviation 6.76267

Minimum -6.42

Maximum 9.63

Range 16.05

Interquartile Range 12.61

Skewness .520 .913

Kurtosis -.794 2.000

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: Musa paradisiaca L. AMBON PADA MENCIT BETINA GALUR SWISSrepository.usd.ac.id/36225/2/168114079_full.pdf · Pak Bimo selaku laboran atas setiap bantuan dan saran yang diberikan selama

47

DDM 0,83 g/kgBB Mean 33.0280 .85684

95% Confidence Interval for

Mean

Lower

Bound 30.6490

Upper

Bound 35.4070

5% Trimmed Mean 33.0789

Median 32.5700

Variance 3.671

Std. Deviation 1.91595

Minimum 30.28

Maximum 34.86

Range 4.58

Interquartile Range 3.43

Skewness -.512 .913

Kurtosis -.612 2.000

DDM 1,67 g/kgBB Mean 30.7340 1.33735

95% Confidence Interval for

Mean

Lower

Bound 27.0209

Upper

Bound 34.4471

5% Trimmed Mean 30.6578

Median 30.2800

Variance 8.942

Std. Deviation 2.99040

Minimum 27.98

Maximum 34.86

Range 6.88

Interquartile Range 5.74

Skewness .538 .913

Kurtosis -1.493 2.000

DDM 3,33 g/kgBB Mean 44.4900 .46000

95% Confidence Interval for

Mean

Lower

Bound 43.2128

Upper

Bound 45.7672

5% Trimmed Mean 44.4133

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: Musa paradisiaca L. AMBON PADA MENCIT BETINA GALUR SWISSrepository.usd.ac.id/36225/2/168114079_full.pdf · Pak Bimo selaku laboran atas setiap bantuan dan saran yang diberikan selama

48

Median 44.0300

Variance 1.058

Std. Deviation 1.02859

Minimum 44.03

Maximum 46.33

Range 2.30

Interquartile Range 1.15

Skewness 2.236 .913

Kurtosis 5.000 2.000

Mann-Whitney

Ranks

Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

Perubahan_Persen_Analges

ik

1 5 3.00 15.00

2 5 8.00 40.00

Total 10

Test Statisticsa

Perubahan_Per

sen_Analgesik

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 15.000

Z -2.619

Asymp. Sig. (2-tailed) .009

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008b

a. Grouping Variable: Kelompok

b. Not corrected for ties.

Ranks

Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

Perubahan_Persen_Analges

ik

1 5 3.00 15.00

3 5 8.00 40.00

Total 10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: Musa paradisiaca L. AMBON PADA MENCIT BETINA GALUR SWISSrepository.usd.ac.id/36225/2/168114079_full.pdf · Pak Bimo selaku laboran atas setiap bantuan dan saran yang diberikan selama

49

Test Statisticsa

Perubahan_Per

sen_Analgesik

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 15.000

Z -2.627

Asymp. Sig. (2-tailed) .009

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008b

a. Grouping Variable: Kelompok

b. Not corrected for ties.

Ranks

Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

Perubahan_Persen_Analges

ik

1 5 3.00 15.00

4 5 8.00 40.00

Total 10

Test Statisticsa

Perubahan_Per

sen_Analgesik

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 15.000

Z -2.619

Asymp. Sig. (2-tailed) .009

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008b

a. Grouping Variable: Kelompok

b. Not corrected for ties.

Ranks

Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

Perubahan_Persen_Analges

ik

1 5 3.00 15.00

5 5 8.00 40.00

Total 10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: Musa paradisiaca L. AMBON PADA MENCIT BETINA GALUR SWISSrepository.usd.ac.id/36225/2/168114079_full.pdf · Pak Bimo selaku laboran atas setiap bantuan dan saran yang diberikan selama

50

Test Statisticsa

Perubahan_Per

sen_Analgesik

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 15.000

Z -2.694

Asymp. Sig. (2-tailed) .007

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008b

a. Grouping Variable: Kelompok

b. Not corrected for ties.

Ranks

Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

Perubahan_Persen_Analges

ik

2 5 3.00 15.00

3 5 8.00 40.00

Total 10

Test Statisticsa

Perubahan_Per

sen_Analgesik

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 15.000

Z -2.635

Asymp. Sig. (2-tailed) .008

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008b

a. Grouping Variable: Kelompok

b. Not corrected for ties.

Ranks

Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

Perubahan_Persen_Analges

ik

2 5 3.00 15.00

4 5 8.00 40.00

Total 10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: Musa paradisiaca L. AMBON PADA MENCIT BETINA GALUR SWISSrepository.usd.ac.id/36225/2/168114079_full.pdf · Pak Bimo selaku laboran atas setiap bantuan dan saran yang diberikan selama

51

Test Statisticsa

Perubahan_Per

sen_Analgesik

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 15.000

Z -2.627

Asymp. Sig. (2-tailed) .009

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008b

a. Grouping Variable: Kelompok

b. Not corrected for ties.

Ranks

Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

Perubahan_Persen_Analges

ik

2 5 3.00 15.00

5 5 8.00 40.00

Total 10

Test Statisticsa

Perubahan_Per

sen_Analgesik

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 15.000

Z -2.703

Asymp. Sig. (2-tailed) .007

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008b

a. Grouping Variable: Kelompok

b. Not corrected for ties.

Ranks

Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

Perubahan_Persen_Analges

ik

3 5 6.70 33.50

4 5 4.30 21.50

Total 10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: Musa paradisiaca L. AMBON PADA MENCIT BETINA GALUR SWISSrepository.usd.ac.id/36225/2/168114079_full.pdf · Pak Bimo selaku laboran atas setiap bantuan dan saran yang diberikan selama

52

Test Statisticsa

Perubahan_Per

sen_Analgesik

Mann-Whitney U 6.500

Wilcoxon W 21.500

Z -1.293

Asymp. Sig. (2-tailed) .196

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .222b

a. Grouping Variable: Kelompok

b. Not corrected for ties.

Ranks

Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

Perubahan_Persen_Analges

ik

3 5 3.00 15.00

5 5 8.00 40.00

Total 10

Test Statisticsa

Perubahan_Per

sen_Analgesik

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 15.000

Z -2.712

Asymp. Sig. (2-tailed) .007

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008b

a. Grouping Variable: Kelompok

b. Not corrected for ties.

Ranks

Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

Perubahan_Persen_Analges

ik

4 5 3.00 15.00

5 5 8.00 40.00

Total 10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: Musa paradisiaca L. AMBON PADA MENCIT BETINA GALUR SWISSrepository.usd.ac.id/36225/2/168114079_full.pdf · Pak Bimo selaku laboran atas setiap bantuan dan saran yang diberikan selama

53

Test Statisticsa

Perubahan_Per

sen_Analgesik

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 15.000

Z -2.703

Asymp. Sig. (2-tailed) .007

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008b

a. Grouping Variable: Kelompok

b. Not corrected for ties.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: Musa paradisiaca L. AMBON PADA MENCIT BETINA GALUR SWISSrepository.usd.ac.id/36225/2/168114079_full.pdf · Pak Bimo selaku laboran atas setiap bantuan dan saran yang diberikan selama

54

BIOGRAFI PENULIS

Penulis skripsi berjudul “Uji Efek Analgesik dari Dekokta

Daun Musa paradisiaca L. “Ambon” pada Mencit Betina

Galur Swiss Terinduksi Asam Asetat” memiliki nama

lengkap Jonatan Hasudungan Immanuel Butarbutar.

Penulis dilahirkan di Abepura, 16 Januari 1998 dengan

nama ayah Lighter Butarbutar, Ibu Lies Sitorus, dan adik

bernama Josafat Butarbutar. Pendidikan formal yang telah

ditempuh yaitu TK Bintang Kecil (2003-2004), SD YPPK

Gembala Baik Jayapura (2004-2010), SMP YPPK St. Paulus Jayapura (2010-

2013), dan SMA Negeri 3 Jayapura (2013-2016). Penulis melanjutkan pendidikan

sarjana di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada tahun

2016. Penulis aktif dalam mengikuti kepanitian, beberapa kepanitiaan yang

pernah diikuti yaitu Future Pharmacist in Action / FACTION #1 (2016),

Pelepasan Wisuda I (2017), Pelepasan Wisuda II (2017), dan Tiga Hari Temu

Akrab Farmasi / TITRASI (2017). Organisasi yang pernah diikuti adalah Dewan

Perwakilan Mahasiswa Fakultas (DPMF) Farmasi Komisi Quality Control pada

tahun ajaran 2018/2019. Penulis juga pernah menjadi asisten praktikum di

beberapa mata kuliah, yaitu Mikrobiologi Farmasi (2018 dan 2019), Farmakologi

Toksikologi (2018 dan 2019), dan Peracikan Obat (2019).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI