MURDER IN THE COURT Alih Bahasa: Yenny Thiemailattu … · dewasa. Banyak hal yang perlu...
Transcript of MURDER IN THE COURT Alih Bahasa: Yenny Thiemailattu … · dewasa. Banyak hal yang perlu...
Original Story + Cover Illustration: Gosho AOYAMA
Screenplay: Takehiko HATA
Author: Takahisa TAIRA
Penerbit Pt elex Media KoMPutindo
A CHALLENGE LETTER TO SHINICHI KUDO:
MURDER IN THE COURT
DETEKTIF
CONAN
Layout_Murder in the court.indd 1 7/10/2018 15:17:09
SHOSETSU MEITANTEI CONAN TOKUBETSUHEN KUDO SHINICHI ENO CHOSENJO -SAIBANSHO NAI SATSUJIN JIKEN- by Gosho AOYAMA, Takahisa TAIRA, Takehiko HATA, Mami OIKAWA,Takao ISAMI Yayoi FUKUDA©2011 Gosho AOYAMA, Takahisa TAIRA, Takehiko HATA©YTV 2011All rights reserved.Original Japanese edition published by SHOGAKUKAN.Indonesian translation rights in Indonesia arranged with SHOGAKUKANthrough The Kashima Agency.
DETEKTIF CONAN A CHALLENGE LETTER TO SHINICHI KUDO: MURDER IN THE COURTAlih Bahasa: Yenny ThiemailattuEditor: VonnyDesain Sampul: ErsonTata Letak: Divia
718011089ISBN 978-602-04-7744-2
Hak cipta dilindungi oleh undang-undangDiterbitkan pertama kali tahun 2018 oleh PT Elex Media Komputindo, Kelompok Gramedia, anggota IKAPI, Jakarta
Dilarang mengutip, memperbanyak, dan menerjemahkansebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit.
Dicetak oleh Percetakan PT Gramedia, JakartaIsi di luar tanggung jawab Percetakan
Sanksi Pelanggaran Pasal 113 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta
(1) Setiap orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk penggunaan secara komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).
(2) Setiap orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk penggunaan secara komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
(3) Setiap orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk penggunaan secara komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
(4) Setiap orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).
Layout_Murder in the court.indd 2 7/10/2018 15:17:09
daftar isi
BAB 1 Wasiat Model Terkenal 1
BAB 2 Pertarungan Rating 53
BAB 3 Pembunuhan di Ruang Pengadilan 113
BAB 4 Misteri di Pesta Resepsi Pernikahan 164
Layout_Murder in the court.indd 3 7/10/2018 15:17:10
wasiat mOdEl tErKENal
1
Layout_Murder in the court.indd 1 7/10/2018 15:17:11
murDEr IN ThE COurT
2
Sebuah mobil 4WD melaju kencang di jalan bebas hambatan yang licin pada siang hari dan bercuaca lembap. Masashi Kishi duduk di kursi pengemudi
sambil memegang setir. Topi New York Yankees yang dikenakannya menutupi rambutnya yang dicat pirang hingga nyaris menutupi matanya. Wajahnya tegang. Dia sedang berbicara lewat mikrofon earphone yang tersambung ke ponselnya dengan guru yang sangat dihormatinya, seorang ahli fotografer bernama Yuhei Tsubouchi.
“Ah, Sensei?”“Ya.”Suara Tsubouchi terdengar serak. Semua orang
memakluminya karena beliau terlalu banyak menegur muridmurid yang sulit diajari. Namun, kali ini suaranya terdengar lebih serak daripada biasanya, bahkan juga terdengar tidak senang, sehingga Kishi makin gugup.
“Se, sebentar lagi saya sampai di apartemen Beika tempat tinggal model kita, Aida...”
“Lalu?”“Eh? Ah...” Kishi berdeham sejenak untuk menahan
suaranya yang nyaris memekik, “Apa ada hal yang ingin Anda pastikan lagi dengannya mengenai konsep pemotretan hari ini?”
Tsubouchi diam, tidak menjawab pertanyaan Kishi. Sesaat suasana menjadi canggung, namun Kishi mem bera nikan diri mengangkat suara.
Layout_Murder in the court.indd 2 7/10/2018 15:17:12
wAsIAT mODEl TErKENAl
3
“Sensei?”“Aku dengar. Konsep pemotretan gravure kali ini,
dia harus menyampaikan pada penggemarnya bahwa dia sudah bertransformasi sepenuhnya jadi seorang wanita dewasa. Banyak hal yang perlu diperhatikan… Yah, daripada menitipkan pesan padamu, sebaiknya aku yang langsung berbicara dengannya.”
“Eh? Anda akan bicara langsung dengannya?”“Ya.”“Tapi bukannya Anda harus melakukan pengecekan
terakhir lighting di studio?”“Sudah selesai. Aku hanya perlu tiga puluh menit
untuk ke apartemennya.”“Baiklah. Waktu janjiannya pukul empat sore, jadi pas
tiga puluh menit dari sekarang.”“Ya, kalau begitu, kita bertemu di lobi apartemen
nya…” Tsubouchi langsung memutus telepon.“Fuuuh,” Kishi mengelus dada lega. Meski hanya
melakukan pembicaraan mengenai pekerjaan, dadanya selalu berdebardebar keras setiap kali berbicara dengan Tsu bouchi yang sudah dikaguminya sejak kecil.
Usia Yuhei Tsubouchi masih di akhir empat puluhan, namun tidak ada orang dalam dunia fotografi yang tidak tahu namanya. Dia memiliki banyak murid dan terus melahirkan fotografer terkenal yang menangani majalah gravure, koleksi foto idola, bahkan foto iklan komersial untuk perusahaanperusahaan besar.
Layout_Murder in the court.indd 3 7/10/2018 15:17:12
murDEr IN ThE COurT
4
Kishi yang masih muda dan baru tiga tahun menjadi muridnya tidak bisa menutupi kegelisahannya. Semua murid Tsubouchi yang menjadi terkenal pernah dididik sangat keras oleh Tsubouchi. Dan konon, kesuksesan muridnya setara dengan kerasnya didikan yang diterima. Namun belakangan ini, entah karena sudah kehilangan semangat atau dimakan usia sehingga dirinya menjadi lebih lunak, tidak ada murid yang ditempa semacam itu oleh Tsubouchi lagi. Kalau begini terus, Kishi khawatir dirinya akan berakhir hanya sebagai seorang asisten. Karena itu, dia menjadi tidak sabar untuk ditempa seperti itu.
Bila disuruh menjabarkan Yuhei Tsubouchi dengan satu kalimat, dia seorang fotografer pemotret emosi. Itu juga alasan Kishi mengaguminya. Fotografer memiliki keunikan masingmasing saat memotret model. Kedekatan sang fotografer dengan model dan sudut pemotretan mencerminkan selera dan rasa sang fotografer yang akan tampak dalam hasil jepretannya.
Namun, Tsubouchi tidak seperti itu. Dia menye la ras kan fokusnya pada hati—sifat sesungguhnya dari modelnya—baru menekan tombol rana.
Sifat asli modelmodel yang dipotretnya akan tampak dalam hasil jepretannya sehingga banyak orang terkenal berprasangka buruk padanya. Fotografer pada umumnya akan mencari tahu seperti apa modelnya melalui berbagai media cetak seperti majalah dan lainnya dan mereka akan
Layout_Murder in the court.indd 4 7/10/2018 15:17:13
wAsIAT mODEl TErKENAl
5
memotret sambil memikirkan posisi dan citra seperti apa yang ingin diperlihatkan sang model, namun Tsubouchi sama sekali tidak memedulikan halhal ini. Fokusnya pada sifat alami modelnya dan dia akan mengeksposnya tanpa belas kasihan.
Tsubouchi yang setegas itu akan melakukan pemo tret an sisi baru Momoko Aida yang sedang naik daun di kalangan wanita usia dua puluhan masa kini.
Momoko Aida lahir dan dibesarkan di Afrika karena pekerjaan ayahnya yang seorang dokter. Dia tidak me miliki sedikit pun ciri yang biasanya dimiliki orang Jepang, seperti meniru wanita barat atau memaksakan diri agar terlihat seperti wanita mandiri yang kaku. Dia hidup apa adanya. Sikapnya menjadi dambaan baru bagi para wanita muda dan menjadi tokoh panutan mereka di masa depan. Yuhei Tsubouchi yang belakangan ini digosipkan kehilangan minat menjadi bersemangat untuk memotret Momoko Aida. Apa pun alasannya, Kishi sangat menyukai Tsubouchi yang sedang memotret dengan bersemangat.
“Nah, sampai mana Sensei akan mengeluarkan sifat asli Momoko Aida yang kini telah menjadi dewasa? Ini akan menjadi tontonan menarik!” Kishi yang memegang setir menjejak pedal gas dalamdalam karena tidak dapat menahan antusiasmenya.
*****
Layout_Murder in the court.indd 5 7/10/2018 15:17:14
murDEr IN ThE COurT
6
Apartemen Beika City Court memiliki total empat puluh lantai. Ran Mouri tengah mendapatkan layanan nail art di home nail salon di salah satu ruang di lantai tiga puluh dari seorang wanita cantik berusia sekitar empat puluhan dengan rambut cokelat diikat di belakang.
“Nah, sudah selesai.”“Wah, Bibi Hasegawa, terima kasih!”Ran mengangkat jemarinya yang berkilauan ke arah
cahaya dengan pandangan terkesan.“Kristal Swarovski sangat mewah, tapi jadi terlihat
murahan kalau dipakai terlalu banyak, jadi kugunakan secukupnya saja. Soalnya, Ran juga masih anak SMA.”
“Ya, tapi ini cantik sekali!” Ran beranjak dari kursinya dan mematut diri di cermin satu badan, “Salon bibi pasti akan laris manis.”
“Terima kasih.” Meski hanya pujian polos dari Ran yang masih anak
SMA, Midori Hasegawa merasa senang.“Oh, ya. Katanya, Bibi kenal dengan model terkenal
Momoko Aida?”“Ya. Dia tinggal di apartemen ini juga, di lantai yang
sama. Dia yang mengusulkan agar aku membuka nail salon.”
“Ooh. Tidak hanya terkenal di kalangan cowok muda, sekarang Aida bahkan menjadi tokoh teladan para ce wek paling terkenal, lho.”
“Aku tahu. Gaya hidupnya sangat natural, tapi tidak
Layout_Murder in the court.indd 6 7/10/2018 15:17:14
wAsIAT mODEl TErKENAl
7
melupakan sifat kewanitaannya. Lihat, sweet pea itu juga hadiah darinya.”
Sebuah karangan bunga indah bertengger dalam vas di atas meja.
“Oh, ada warna merah muda dan oranye bahkan ungu. Sweet pea yang cantik sekali.”
Sweet pea yang ditata indah dan berwarnawarni mencuri perhatian Ran.
“Tadi pagi aku kebetulan bertemu Aida di toko bunga dekat sini. Lalu saat kubilang aku memulai usaha nail salon, dia senang dan membelikan bunga yang sama dengan yang sudah dia beli dan menghadiahkannya padaku, katanya untuk ucapan selamat. Katanya, bahasa bunga sweet pea adalah ‘keberangkatan’ dan ‘permulaan’, jadi pas dengan hari pembukaan salonku,” Hasegawa tersenyum menatap bunga itu senang.
“Oh, bukan hanya cantik, Aida juga baik hati,” Ran benarbenar menjadi penggemar Aida setelah mendengar cerita Hasegawa.
“Tapi saking populernya belakangan ini, penggemar fanatiknya suka berkeliaran di sekitar apartemen dua puluh empat jam. Ngeri rasanya,” Hasegawa mengerutkan alisnya yang berbentuk bulan sabit tipis.
“Astaga, itu memang seram...” pantulan Ran di cermin juga sedikit mengernyit.
“Hei, Shinichi. Bagaimana?” tanya Ran pada Shinichi sembari menatap cermin. Shinichi sedang duduk di kursi
Layout_Murder in the court.indd 7 7/10/2018 15:17:15
murDEr IN ThE COurT
8
di pojok ruangan sambil serius menatap layar ponsel
pintarnya.
Hari ini, Shinichi menemani Ran berbelanja untuk
merayakan kemenangannya di turnamen karate. Selain itu,
Ran mendapatkan hadiah kupon nail salon dari ibunya,
Kisaki. Shinichi terpedaya kata-kata Ran yang mengata-
kan akan cepat selesai dan akhirnya malah menghabis-
kan waktu dua jam untuk menemaninya. Untuk mengisi
waktu, Shinichi melihat-lihat foto buronan kasus yang
belum terpecahkan di situs kepolisian.
“Tinggi seratus delapan puluh sentimeter, berat se -
ratus kilogram… usia tiga puluh tahun. Rambutnya
hitam pendek dan ada luka besar di dahinya… namanya
Eiji Murosaki… pelaku perampokan beruntun... Awalnya
dia memukul dengan tangan kosong, namun kemudian
dia menggunakan tongkat besi, dan belakangan sering
melukai korban dengan pisau… kalau dibiarkan, orang
ini bisa saja akan membunuh orang… Ng? Astaga, semua
kasus ini terjadi di sekitar apartemen ini,” keringat menitik
di dahi Shinichi yang sedang mengamati wajah pelaku
perampokan beruntun pada layar ponselnya.
“Shinichi, dengar nggak, sih?” Ran cemberut dan
menyelipkan kepalanya di antara ponsel dan Shinichi.
“A, apa, sih?”
“Makanya, kutanya bagaimana menurutmu?” Ran
ter tawa lalu memutar badan di depan cermin.
Layout_Murder in the court.indd 8 7/10/2018 15:17:16
murDEr IN ThE COurT
10
“Dasar, padahal yang dihias kukumu, tapi kenapa kau harus berkalikali bercermin?”
“Kau tidak mengerti. Hal seperti ini harus dilihat di cermin supaya bisa melihat keseimbangan seluruh badan.”
“Ooh, secara keseluruhan, ya...” bertolak belakang dengan Ran yang bersemangat, Shinichi tidak tampak tertarik. Namun batinnya berkata lain.
Kilau lembut nail art di jemari Ran sangat pas dengan baju terusan merah muda yang dipakainya sehingga sempat membuat Shinichi terpana.
“Aku senang sekali kau menyukainya. Terima kasih kau mau menjadi modelku hari ini. Aku jadi percaya diri sebelum salon ini dibuka. Sampaikan ucapan terima kasihku pada Eri—ibumu juga, ya,” tutur Hasegawa pada Ran senang.
“Aku juga terima kasih. Turnamen karate kemarin membuatku lupa kalau aku anak perempuan, tapi berkat ini, aku jadi ingat kembali.”
“Oh, begitu? Syukurlah,” Hasegawa tersenyum simpul lalu saat hendak mengantar Ran dan Shinichi ke depan pintu, Shinichi terpaku melihat foto gadis cantik yang tergantung di dinding.
“Ah, itu Momoko Aida. Ca, cantik, ya. Ternyata Shinichi juga suka tipe seperti dia...” Ran melirik Shinichi sedikit cemburu.
“Yuhei Tsubouchi,” gumam Shinichi menatap lekatlekat foto tersebut.
Layout_Murder in the court.indd 10 7/10/2018 15:17:17