Muqaddimah - Ahmad Ifhamahmadifham.com/wp-content/uploads/2019/11/Ahmad-Ifham... · 2019-11-06 ·...

81
@Ngaji.Bisnis Contact: Zahra (0812-9901-3788) | www.AmanaSharia.com Muqaddimah

Transcript of Muqaddimah - Ahmad Ifhamahmadifham.com/wp-content/uploads/2019/11/Ahmad-Ifham... · 2019-11-06 ·...

Page 1: Muqaddimah - Ahmad Ifhamahmadifham.com/wp-content/uploads/2019/11/Ahmad-Ifham... · 2019-11-06 · titipannya dipake. Pada akad titipan, yang butuh transaksi adalah pemilik dana.

@Ngaji.Bisnis Contact: Zahra (0812-9901-3788) | www.AmanaSharia.com

Muqaddimah

Page 2: Muqaddimah - Ahmad Ifhamahmadifham.com/wp-content/uploads/2019/11/Ahmad-Ifham... · 2019-11-06 · titipannya dipake. Pada akad titipan, yang butuh transaksi adalah pemilik dana.

@Ngaji.Bisnis Contact: Zahra (0812-9901-3788) | www.AmanaSharia.com

Indikator Kaya

Dari Abu Hurairah ra, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda:

صدقة جارية ،أو ‏:‏إذا مات ابن آدم انقطع عملو إال من ثالث‏‏علم ينتفع بو، أو ولد صاحل يدعو لو

“Jika seseorang [anak Adam as] meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah

jariyah, ilmu yang bermanfaat, anak yang sholeh yang mendoakannya” (HR. Muslim no. A).

Itulah 3 hal kekayaan manusia yang bisa dibawa ke akhirat kelak. Tentu saja urusan manusia nanti masuk surga, itu

fadhilah dari Allah SWT. Itu urusan Allah SWT. Kita tinggal fokus taat kepada perintah dan menjauhi larangan Allah SWT.

Page 3: Muqaddimah - Ahmad Ifhamahmadifham.com/wp-content/uploads/2019/11/Ahmad-Ifham... · 2019-11-06 · titipannya dipake. Pada akad titipan, yang butuh transaksi adalah pemilik dana.

@Ngaji.Bisnis Contact: Zahra (0812-9901-3788) | www.AmanaSharia.com

Rumus Jadi Kaya #1 & #2

Alquran Surah Ath Thalaq ayat 2-3:

…Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia [Allah] akan mengadakan baginya jalan keluar dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangka. dan barangsiapa yang

tawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan segala urusan yang (dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan

ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.

--- Alquran Surah Al Baqarah ayat 261:

“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah seperti sebutir

benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir ada seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha

mengetahui.

Page 4: Muqaddimah - Ahmad Ifhamahmadifham.com/wp-content/uploads/2019/11/Ahmad-Ifham... · 2019-11-06 · titipannya dipake. Pada akad titipan, yang butuh transaksi adalah pemilik dana.

@Ngaji.Bisnis Contact: Zahra (0812-9901-3788) | www.AmanaSharia.com

Rumus Jadi Kaya #3

Alquran Surah Fathir ayat 29-30:

Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang

Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang

tidak akan merugi, Agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya.

Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.

--- Andai kita merasa sudah melakukan hal yang dirumuskan pada

ayat-ayat tersebut namun belum berasa cepat langsung menjadi orang yang kaya sejati (harta + ilmu + amal shalih), ketahuilah, tatkala kita masih bisa membaca tulisan ini, masih bisa nafas, masih bisa hidup, itulah salah satu kekayaan yang tak ternilai

harganya. Teruslah berikhtiar, berdoa, bersabar dan bersyukur.

Page 5: Muqaddimah - Ahmad Ifhamahmadifham.com/wp-content/uploads/2019/11/Ahmad-Ifham... · 2019-11-06 · titipannya dipake. Pada akad titipan, yang butuh transaksi adalah pemilik dana.

@Ngaji.Bisnis Contact: Zahra (0812-9901-3788) | www.AmanaSharia.com

Fikih dan Muamalah

Page 6: Muqaddimah - Ahmad Ifhamahmadifham.com/wp-content/uploads/2019/11/Ahmad-Ifham... · 2019-11-06 · titipannya dipake. Pada akad titipan, yang butuh transaksi adalah pemilik dana.

@Ngaji.Bisnis Contact: Zahra (0812-9901-3788) | www.AmanaSharia.com @Ngaji.Bisnis

www.AmanaSharia.com

Cara Berhukum Khas Syafi’iyah

Page 7: Muqaddimah - Ahmad Ifhamahmadifham.com/wp-content/uploads/2019/11/Ahmad-Ifham... · 2019-11-06 · titipannya dipake. Pada akad titipan, yang butuh transaksi adalah pemilik dana.

@Ngaji.Bisnis Contact: Zahra (0812-9901-3788) | www.AmanaSharia.com @Ngaji.Bisnis

www.AmanaSharia.com

واملعاينالعربة يف العقود لاللفاظ واملباين ال للمقاصد

Transaksi dihukumi berdasarkan Lafazh dan Alurnya, bukan berdasarkan Maksud dan

Maknanya.

Kaidah ini versi Madzhab Syafi’i, Hanbali dan Maliki.

Istilah itu penting, untuk memperoleh makna dan substansi.

Dalam kontrak legal, mau tidak mau, suka tidak suka, istilah merupakan hal sangat utama, dan

tiap istilah punya esensi/substansi masing-masing.

Cara Berhukum Khas Syafi’iyah

Page 8: Muqaddimah - Ahmad Ifhamahmadifham.com/wp-content/uploads/2019/11/Ahmad-Ifham... · 2019-11-06 · titipannya dipake. Pada akad titipan, yang butuh transaksi adalah pemilik dana.

@Ngaji.Bisnis Contact: Zahra (0812-9901-3788) | www.AmanaSharia.com @Ngaji.Bisnis

www.AmanaSharia.com

Cara Berhukum Khas Hanafiyah

Page 9: Muqaddimah - Ahmad Ifhamahmadifham.com/wp-content/uploads/2019/11/Ahmad-Ifham... · 2019-11-06 · titipannya dipake. Pada akad titipan, yang butuh transaksi adalah pemilik dana.

@Ngaji.Bisnis Contact: Zahra (0812-9901-3788) | www.AmanaSharia.com @Ngaji.Bisnis

www.AmanaSharia.com

يف العقود للمقاصد واملعاين ال لاللفاظ واملباينالعربة

Transaksi dihukumi berdasarkan Maksud dan Maknanya, bukan berdasarkan Lafazh dan

Alurnya.

Kaidah ini versi Madzhab Hanafi dan Maliki.

Istilah tidak penting, yang penting substansinya.

Cara Berhukum Khas Hanafiyah

Page 10: Muqaddimah - Ahmad Ifhamahmadifham.com/wp-content/uploads/2019/11/Ahmad-Ifham... · 2019-11-06 · titipannya dipake. Pada akad titipan, yang butuh transaksi adalah pemilik dana.

@Ngaji.Bisnis Contact: Zahra (0812-9901-3788) | www.AmanaSharia.com @Ngaji.Bisnis

www.AmanaSharia.com

Contoh: Jual beli di mini market, beli makan di warung, transaksi online yang nggak ada lafazh transaksi jual belinya, cuma ada instruksi klik, OK, send, bayar, barang dikirim. Selesai. Hukum-nya? Ini tidak halal menurut kaidah pertama, namun halal menurut kaidah kedua. Memang wajar ada beda pendapat.. Jika ada beda pendapat, enak dong, pilih saja pendapat paling mudah paling tidak membahayakan diri dan masyarakat, paling maslahat.

Contoh Cara Berhukum #1

Page 11: Muqaddimah - Ahmad Ifhamahmadifham.com/wp-content/uploads/2019/11/Ahmad-Ifham... · 2019-11-06 · titipannya dipake. Pada akad titipan, yang butuh transaksi adalah pemilik dana.

@Ngaji.Bisnis Contact: Zahra (0812-9901-3788) | www.AmanaSharia.com @Ngaji.Bisnis

www.AmanaSharia.com

Contoh lain: istilahnya Tabungan Titipan [Wadiah]. Titipan kok dipake, maka terjadilah pinjam meminjam alias Qardh, itu menurut kaidah kedua. Tabungan di Bank Syariah dengan akad Titipan [yang dipake] diberlakukan hukum Qardh. Bonus pada Tabungan berakad Titipan tidak diperjanjikan namun tetap boleh diberikan. Namun, menurut kaidah pertama, titipan tetaplah titipan, bukan pinjaman, meskipun titipannya dipake. Pada akad titipan, yang butuh transaksi adalah pemilik dana. Pada akad pinjaman, yang butuh transaksi adalah orang yang butuh dana. Tetap berbeda kan. Tabungan Titipan [Wadiah] Bank Syariah tidak diubah menjadi Tabungan Pinjaman [Qardh], karena memang beda.

Contoh Cara Berhukum #2

Page 12: Muqaddimah - Ahmad Ifhamahmadifham.com/wp-content/uploads/2019/11/Ahmad-Ifham... · 2019-11-06 · titipannya dipake. Pada akad titipan, yang butuh transaksi adalah pemilik dana.

@Ngaji.Bisnis Contact: Zahra (0812-9901-3788) | www.AmanaSharia.com @Ngaji.Bisnis

www.AmanaSharia.com

Silahkan beda pendapat. Urusan Ritual Ibadah, itu enak. Tinggal pilih. Mau pake Qunut silahkan, mau nggak pake Qunut juga silahkan, nggak ada urusan dengan cara ritual ibadah orang lain atau Fatwa Ormas lain. Tapi dalam urusan Muamalah, mau tidak mau ada persinggungan dengan orang lain, dengan Ormas lain, dengan agama lain, ada ikatan hak dan kewajiban antarsesama, sehingga harus disatukan, agar tidak gaduh. Silahkan pula jika dalam satu Ormas, pake Fatwa Ormas. Namun dalam Mumalah bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di NKRI, ada MUI dan DSN MUI. Fatwa MUI tidak mengikat, tapi 125 Fatwa DSN MUI [per Juli 2019] sudah dipositivisasi oleh UU NKRI, diperkuat oleh Peraturan Bank Indonesia [PBI], Peraturan Otoritas Jasa Keuangan [POJK] serta selaras dengan KHES [Kodifikasi Hukum Ekonomi Syariah] Badilag Mahkamah Agung. Urusan pengadilan, ikut Fatwa DSN MUI dan Legal NKRI.

Pilih Cara Berhukum yang Mana?

Page 13: Muqaddimah - Ahmad Ifhamahmadifham.com/wp-content/uploads/2019/11/Ahmad-Ifham... · 2019-11-06 · titipannya dipake. Pada akad titipan, yang butuh transaksi adalah pemilik dana.

@Ngaji.Bisnis Contact: Zahra (0812-9901-3788) | www.AmanaSharia.com @Ngaji.Bisnis

www.AmanaSharia.com

Muara beda pendapat adalah Ulil Amri. Allah memaksa manusia yang punya iman untuk taat kepada Ulil Amri. Ulil Amri terdiri dari Ulama Dewan dan Umara Dewan. Tidak sekedar yang Dewean [sendirian].

Taati Ulil Umri

Allah dan Rasulullah tidak bisa wawancara. Yang bisa kita lakukan adalah memahami Alquran, Assunnah, Dalil-dalil dari tafsiran Ulama Zaman Now [yang masih hidup].

Page 14: Muqaddimah - Ahmad Ifhamahmadifham.com/wp-content/uploads/2019/11/Ahmad-Ifham... · 2019-11-06 · titipannya dipake. Pada akad titipan, yang butuh transaksi adalah pemilik dana.

@Ngaji.Bisnis Contact: Zahra (0812-9901-3788) | www.AmanaSharia.com @Ngaji.Bisnis

www.AmanaSharia.com

ؼت رسول الله غن أب سؼيد امخدري رض هللا غنو قال س

ه : ضىل هللا ػليو و سمل يقول من رأى منك منكرا فليغي

تطع فبقلبو، وذل ن مم يس تطع فبلساهو، فا ن مم يس

بيده، فا

ميان أضؼف ال

HR Imam Muslim dan Imam Ibnu Majah.

Orang yang melihat kemungkaran [yang beneran kemungkaran] di antara kalian, maka tugas orang yang

melihatnyalah untuk mbenerin pake power [yad, kekuasaan, kemampuan, aksi nyata, sistemik, syariah,

legal formal]. Jika nggak mampu mbenerin pake power, maka benerin pake lisan [dan/atau tulisan]. Jika nggak mampu mbenerin pake lisan, maka benerin pake hati,

diam, cukup ingkari dan doakan, meski itulah selemah-lemah iman.

Ubah Kemungkaran

Page 15: Muqaddimah - Ahmad Ifhamahmadifham.com/wp-content/uploads/2019/11/Ahmad-Ifham... · 2019-11-06 · titipannya dipake. Pada akad titipan, yang butuh transaksi adalah pemilik dana.

@Ngaji.Bisnis Contact: Zahra (0812-9901-3788) | www.AmanaSharia.com

Sejarah Fikih

الفقو ىو العلم ابالحكام الشرعية العملية املكتسب من ادلتها التفصيلية

دين االسالم‏–الفقو

النفس وما هلا وما عليها‏–الفقو

االحكام الشرعية العملية سواء كانت قطعية ام ظنية‏–الفقو

الفقه هو العلم ابالحكام الشرعية العملية املكتسب من ادلتها التفصيلية

Page 16: Muqaddimah - Ahmad Ifhamahmadifham.com/wp-content/uploads/2019/11/Ahmad-Ifham... · 2019-11-06 · titipannya dipake. Pada akad titipan, yang butuh transaksi adalah pemilik dana.

@Ngaji.Bisnis Contact: Zahra (0812-9901-3788) | www.AmanaSharia.com

Logika Fikih

NASH ALQURAN NASH HADITS

FIQH

USHUL FIQH

QAWAID FIQHIYYAH

DHAWABITH FIQHIYYAH

IJTIHAD

IMAM MUJTAHID

DALIL [MUTTAFAQ]

DALIL [MUKHTALAF]

QAWAID USHULIYYAH

FATWA DSN MUI FIQH IBADAH

FIQH MUAMALAH HUKUM POSITIF NKRI

ULIL AMRI [Ulama, Umara]

Page 17: Muqaddimah - Ahmad Ifhamahmadifham.com/wp-content/uploads/2019/11/Ahmad-Ifham... · 2019-11-06 · titipannya dipake. Pada akad titipan, yang butuh transaksi adalah pemilik dana.

@Ngaji.Bisnis Contact: Zahra (0812-9901-3788) | www.AmanaSharia.com @Ngaji.Bisnis

www.AmanaSharia.com

Kaidah Fikih Pokok

Page 18: Muqaddimah - Ahmad Ifhamahmadifham.com/wp-content/uploads/2019/11/Ahmad-Ifham... · 2019-11-06 · titipannya dipake. Pada akad titipan, yang butuh transaksi adalah pemilik dana.

@Ngaji.Bisnis Contact: Zahra (0812-9901-3788) | www.AmanaSharia.com @Ngaji.Bisnis

www.AmanaSharia.com

Kaidah Fikih Pertama

المور بمقاضدىا

Setiap perkara itu tergantung maksudnya

العربة يف العقود اباللفاظ واملباين ال للمقاصد واملعاين العربة يف العقود للمقاصد واملعاين ال اباللفاظ واملباين

Kaidah fikih ini saling kontradiksi. Silahkan pilih salah satu kaidah yang memudahkan urusan.

Kaidah Fikih #1

Page 19: Muqaddimah - Ahmad Ifhamahmadifham.com/wp-content/uploads/2019/11/Ahmad-Ifham... · 2019-11-06 · titipannya dipake. Pada akad titipan, yang butuh transaksi adalah pemilik dana.

@Ngaji.Bisnis Contact: Zahra (0812-9901-3788) | www.AmanaSharia.com @Ngaji.Bisnis

www.AmanaSharia.com

Kaidah Fikih Kedua

ك اميقي ليزال بامشه

Keyakinan tidak bisa dihilangkan dengan keraguan

االصل يف املعامالت االابحة اال ان يدل دليل علي حترميها

االصل يف العبادة التحرمي االصل يف العبادة التوقف

Kaidah Fikih #2

Page 20: Muqaddimah - Ahmad Ifhamahmadifham.com/wp-content/uploads/2019/11/Ahmad-Ifham... · 2019-11-06 · titipannya dipake. Pada akad titipan, yang butuh transaksi adalah pemilik dana.

@Ngaji.Bisnis Contact: Zahra (0812-9901-3788) | www.AmanaSharia.com @Ngaji.Bisnis

www.AmanaSharia.com

Kaidah Fikih Ketiga

لب امتيسي املشقهة ت

Kesulitan mendatangkan kemudahan

هسع جذا ضاق ال مر ا

ا

ل املجاز ذاثؼذ رت احلقيقة يطار ا ا

ل امبدل ذاثؼذ ر الضل يطا ر ا

ا

Kaidah Fikih #3

Page 21: Muqaddimah - Ahmad Ifhamahmadifham.com/wp-content/uploads/2019/11/Ahmad-Ifham... · 2019-11-06 · titipannya dipake. Pada akad titipan, yang butuh transaksi adalah pemilik dana.

@Ngaji.Bisnis Contact: Zahra (0812-9901-3788) | www.AmanaSharia.com @Ngaji.Bisnis

www.AmanaSharia.com

Kaidah Fikih Keempat

ريزال امض

Kemadharatan atau bahaya itu harus dihilangkan

ورات ثبيح املخظورات امض

ورةػامة كن أو خاضة ل امض احلاجة ثنل من

مكن ريزال بقدر ال امض

ر ر ل يزال بمض امض

Kaidah Fikih #4

Page 22: Muqaddimah - Ahmad Ifhamahmadifham.com/wp-content/uploads/2019/11/Ahmad-Ifham... · 2019-11-06 · titipannya dipake. Pada akad titipan, yang butuh transaksi adalah pemilik dana.

@Ngaji.Bisnis Contact: Zahra (0812-9901-3788) | www.AmanaSharia.com @Ngaji.Bisnis

www.AmanaSharia.com

Kaidah Fikih Kelima

ة امؼادةمحكه

Adar istiadat bisa dijadikan pertimbangan hukum

ب امؼمل با ة ي تؼمال امنهاس حجه س ا

طا وط ش املؼروف غرفا كملش

امتؼيي بملؼروف ك امتؼيي بمنهص

Kaidah Fikih #5

Page 23: Muqaddimah - Ahmad Ifhamahmadifham.com/wp-content/uploads/2019/11/Ahmad-Ifham... · 2019-11-06 · titipannya dipake. Pada akad titipan, yang butuh transaksi adalah pemilik dana.

@Ngaji.Bisnis Contact: Zahra (0812-9901-3788) | www.AmanaSharia.com

Maqashid Bisnis

Al Ghazali mengungkap maqashid syariah yang harus selalu dijaga dalam hidup, termasuk dalam rangka menjalankan praktik bisnis. Ada 5 hal, yakni menjaga agama [hifzh ad diin], menjaga jiwa [hifzh an nafs], menjaga akal [hifzh al aql], menjaga keturunan [hifzh an nasl], dan menjaga harta [hifzh al maal].

Menjaga agama dengan cara menjalankan transaksi halal. Menjaga jiwa dengan menjalankan bisnis yang tidak membahayakan nyawa. Menjaga akal dengan bisnis yang masuk akal. Menjaga harta dengan tidak makan Riba. Menjaga keturunan dengan memberikan nafkah halal. Jangan lupa, menjaga maqashid Syariah harus memastikan langkah tidak merusak aqidah dan akhlaq.

Ada 3 kebutuhan yakni dharuriyat, hajiyat dan tahsiniyat. Masing-masing juga punya maqashid masing-masing. Maqashid dalam urusan dharuriyat ya men-jaga maqashid dalam rangka mempertahankan kebutuhan dharuriyat, misalnya melakukan hal yang sesuai Syariah dalam rangka memenuhi kebutuhan primer seperti sandang, pangan dan papan.

Page 24: Muqaddimah - Ahmad Ifhamahmadifham.com/wp-content/uploads/2019/11/Ahmad-Ifham... · 2019-11-06 · titipannya dipake. Pada akad titipan, yang butuh transaksi adalah pemilik dana.

@Ngaji.Bisnis Contact: Zahra (0812-9901-3788) | www.AmanaSharia.com

Kaidah Fikih Muamalah

ابحة إالا أن يدلا دليل على حترميها ‏الصل يف المعامالت ال“Hukum asal dari Muamalah adalah boleh, sampai ada dalil keharamannya.” Dalam urusan Muamalah, Anda cukup memahami transaksi terlarang, berarti selebihnya boleh dilakukan. Jangan nanya dalil pada orang yang memboleh-bolehkan urusan Muamalah, karena hukum asal dari Muamalah adalah mubah sampai ada dalil keharamannya. Berbeda dengan fikih ibadah yang kebolehan dalam melakukannya ditentukan oleh adanya dalil atau perintahnya. Contoh: kenapa denda telat bayar itu boleh dikenakan pada orang yang zhalim? Jawabnya ya karena nggak ada dalil larangannya. Nggak ada juga padanan transaksi terlarangnya. Namun ternyata malah ada dalil hadits shahih yang membolehkan denda telat bayar. Malah lebih kuat dalil kebolehannya.

Page 25: Muqaddimah - Ahmad Ifhamahmadifham.com/wp-content/uploads/2019/11/Ahmad-Ifham... · 2019-11-06 · titipannya dipake. Pada akad titipan, yang butuh transaksi adalah pemilik dana.

@Ngaji.Bisnis Contact: Zahra (0812-9901-3788) | www.AmanaSharia.com

Haram Ayn dan Ghayru Ayn

Ayn/Zat haram itu ketika dimakan atau diminum atau dijadikan sebagai komoditas dalam transaksi. Sedangkan nonzat yang diharamkan adalah ketika ditransaksikan haram, bukan haram zatnya. Haram Zat: Bangkai, Daging Babi, Darah, Khamr dan lain-lain. Haram Nonzat: Riba, Gharar, Maisir, Risywah, Tadlis, Ihtikar, Bay’ Najsy,, Multiakad yang Terlarang, Zhulm, Maksiat, Dharar, dan lain-lain.

Page 26: Muqaddimah - Ahmad Ifhamahmadifham.com/wp-content/uploads/2019/11/Ahmad-Ifham... · 2019-11-06 · titipannya dipake. Pada akad titipan, yang butuh transaksi adalah pemilik dana.

@Ngaji.Bisnis Contact: Zahra (0812-9901-3788) | www.AmanaSharia.com

Haram jadi Halal

Bisakah hukum berubah? Bisakah hukum haram berubah jadi halal? Bisakah hukum halal berubah jadi haram?

Jawab saya: apapun yang sudah tertera dalam nash Alquran dan Assunnah, ya begitulah adanya. Nash-nya kan nggak mungkin bisa diubah. Yang bisa berubah adalah sikap kita dalam menyikapi hukum. Sikap kita ini akan tergantung kondisi. Kondisi setiap manusia pun akan berbeda-beda satu sama lainnya, tidak bisa otomatis langsung disamakan. Setiap manusia punya ukuran atas kondisi yang dihadapi. Ketika kita berada dalam kondisi darurat, kita boleh makan zat yang diharamkan, itu bukan berarti hukumnya yang berubah, namun kondisi yang berubah menyebabkan kita boleh atau harus melakukan sesuatu atau meninggalkan sesuatu. Dari sisi nash, hukum tidak bisa berubah. Kondisi dan sikap yang bisa berubah.

Page 27: Muqaddimah - Ahmad Ifhamahmadifham.com/wp-content/uploads/2019/11/Ahmad-Ifham... · 2019-11-06 · titipannya dipake. Pada akad titipan, yang butuh transaksi adalah pemilik dana.

@Ngaji.Bisnis Contact: Zahra (0812-9901-3788) | www.AmanaSharia.com

Daripada Makin Rusak

Syariat Islam ada dalam rangka menghadirkan kemaslahatan [jalbu al-mashalih] dan menghindarkan mafsadat/kerusakan [dar`u al-mafasid].

م على جلب المصالح ‏درء المفاسد مقدا “Menolak mudharat (bahaya) lebih didahulukan dari mengambil manfaat”

Tolok ukur maslahat: adanya pemenuhan kebutuhan dharuriyat dan hajiyat. Dua rumusan itu ada dalam rangka maqashid syariah (masing-masing di setiap level dharuriyat atau hajiyat), yakni menjaga agama (hifzh al diin), menjaga jiwa (hifzh an nafs), menjaga akal (hifzh al aql), menjaga keturunan (hifzh an nasl), dan menjaga harta (hifzh al maal). Setingkat di bawah itu ada tahsiniyat.

Page 28: Muqaddimah - Ahmad Ifhamahmadifham.com/wp-content/uploads/2019/11/Ahmad-Ifham... · 2019-11-06 · titipannya dipake. Pada akad titipan, yang butuh transaksi adalah pemilik dana.

@Ngaji.Bisnis Contact: Zahra (0812-9901-3788) | www.AmanaSharia.com

Dharuriyat atau Hajiyat?

مااذا مل يتناولو ىلك او قاربالضرورة Kebutuhan dharurat/dharuriyat: sesuatu kebutuhan yang ketika sesuatu itu tidak dicapai, maka akan muncul kerusakan atau kemusnahan atau kematian. Pada kondisi minimal berada pada level dharuriyat ini, maka zat haram atau transaksi haram bisa menjadi boleh atau bahkan harus dimakan.

احلاجة ما اذا مل يتناولو مل يهلك ولكن على ضيق وعسرKebutuhan hajat/hajiyat: sesuatu kebutuhan yang ketika sesuatu itu tidak di-capai, maka tidak sampai menyebabkan terjadinya kerusakan atau kemusnah-an atau kematian, namun meng-hadirkan kesempitan, kesusahan, penderitaan, atau kesulitan. | Pada kondisi minimal berada pada level hajiyat, atau dalam kondisi hajiyat yang menduduki kondisi dharuriyat, apalagi ada dalam kondisi dharuriyat ini, maka transaksi haram bisa menjadi boleh atau bahkan harus dilakukan. Ini juga harusnya mudah dicerna.

Page 29: Muqaddimah - Ahmad Ifhamahmadifham.com/wp-content/uploads/2019/11/Ahmad-Ifham... · 2019-11-06 · titipannya dipake. Pada akad titipan, yang butuh transaksi adalah pemilik dana.

@Ngaji.Bisnis Contact: Zahra (0812-9901-3788) | www.AmanaSharia.com @Ngaji.Bisnis

www.AmanaSharia.com

Tijarah itu akad dagang, motif profit. Tabarru adalah akad nondagang, motif nonprofit. Contoh akad dagang adalah jual beli, sewa, kongsi, investasi. Contoh akad nondagang adalah pinjaman, hibah, hadiah. Risiko akad dagang adalah untung, rugi, impas. Risiko akad non-dagang adalah rugi, impas. Berbeda kan..

Akad tijarah bisa diubah kesepakatan menjadi akad tabarru. Akad tabarru tidak bisa diubah kesepakatan menjadi akad tijarah. Misalnya, ketika utang karena akad jual beli kok disepakati disedekahkan, ini boleh. Utang karena akad pinjaman kok minta syarat ambil untung, jadinya ini masuk bab Riba yang hukumnya jadi haram.

Ada lagi terminologi NCC dan NUC. NCC: Natural Certainty Contract. Kontrak bisnis yang harus dipastikan nominal transaksinya sejak awal, contohnya jual beli atau sewa menyewa. NUC: Natural Uncertainty Contract. Kontrak bisnis yang harus tidak nominal transaksinya sejak awal, contohnya adalah investasi, kongsi usaha, skema bagi hasil.

Tabarru’ dan Tijarah

Page 30: Muqaddimah - Ahmad Ifhamahmadifham.com/wp-content/uploads/2019/11/Ahmad-Ifham... · 2019-11-06 · titipannya dipake. Pada akad titipan, yang butuh transaksi adalah pemilik dana.

@Ngaji.Bisnis Contact: Zahra (0812-9901-3788) | www.AmanaSharia.com @Ngaji.Bisnis

www.AmanaSharia.com

Fikih itu ya begitu, akan lazim ada beda pendapat. Yang namanya Fikih, itu ya hasil pemahaman akal manusia. Makanya kalau punya pendapat dalam urusan Fikih itu jangan pethenthengan [dibela mati-matian]. Makanya, pantas saja Allah memaksa manusia yang punya iman agar taat kepada Ulil Amri. Ulama Dewan dan Umara Dewan. Pernyataan ini berdasarkan Nash Alquran Surat Annisa: 59. Rumus paling aman adalah taat kepada Ulil Amri oleh karena taat kepada Ulil Amri itu hukumnya wajib.

Begitulah Fikih

Page 31: Muqaddimah - Ahmad Ifhamahmadifham.com/wp-content/uploads/2019/11/Ahmad-Ifham... · 2019-11-06 · titipannya dipake. Pada akad titipan, yang butuh transaksi adalah pemilik dana.

@Ngaji.Bisnis Contact: Zahra (0812-9901-3788) | www.AmanaSharia.com

Bisnis Halal

Page 32: Muqaddimah - Ahmad Ifhamahmadifham.com/wp-content/uploads/2019/11/Ahmad-Ifham... · 2019-11-06 · titipannya dipake. Pada akad titipan, yang butuh transaksi adalah pemilik dana.

@Ngaji.Bisnis Contact: Zahra (0812-9901-3788) | www.AmanaSharia.com

Rumus Ambil Profit

“Profit masuk akal hadir jika dan hanya jika melalui jual beli.”

Profit masuk akal hadir jika dan hanya jika melalui Jual Beli. Inilah grand rumus bisnis sesuai Syariah Islam. Ketika kita mau dapet keuntungan, maka pastikan melalui skema Jual Beli [Bay’]. Akad kongsi [syirkah] pun harus melewati fase Jual Beli dulu, baru ada profit atas Kongsi. Tentu saja jual beli dan kongsi yang dimaksud di sini adalah jual beli dan kongsi yang sah, yakni sudah memenuhi rukun dan syarat Dagang [Tijarah].

“Jual beli yang halal dan murni syariah adalah jual beli yang sudah memenuhi rukun dan syarat sah dalam jual beli, serta

tidak menabrak larangan dalam muamalah.”

Page 33: Muqaddimah - Ahmad Ifhamahmadifham.com/wp-content/uploads/2019/11/Ahmad-Ifham... · 2019-11-06 · titipannya dipake. Pada akad titipan, yang butuh transaksi adalah pemilik dana.

@Ngaji.Bisnis Contact: Zahra (0812-9901-3788) | www.AmanaSharia.com

Jenis Dagang

Bisnis itu ada dua jenis, yakni Kongsi dan Jual

Beli. Profit dalam Kongsi

diperoleh setelah terlebih dulu melewati transaksi Jual

Beli.

BISNIS

KONGSI JUAL BELI

PROFIT

JUAL BELI

Page 34: Muqaddimah - Ahmad Ifhamahmadifham.com/wp-content/uploads/2019/11/Ahmad-Ifham... · 2019-11-06 · titipannya dipake. Pada akad titipan, yang butuh transaksi adalah pemilik dana.

@Ngaji.Bisnis Contact: Zahra (0812-9901-3788) | www.AmanaSharia.com

Rukun dan Syarat Dagang

JUAL BELI

OBJEKPEMBELIPENJUAL HARGA IJAB QABUL

Ayn/Aset Manfa’ah

RUKUN

SYARAT

UMUM

KHUSUS

Ayn - Sewa A’maal - Jasa

Barang Ribawi

Page 35: Muqaddimah - Ahmad Ifhamahmadifham.com/wp-content/uploads/2019/11/Ahmad-Ifham... · 2019-11-06 · titipannya dipake. Pada akad titipan, yang butuh transaksi adalah pemilik dana.

@Ngaji.Bisnis Contact: Zahra (0812-9901-3788) | www.AmanaSharia.com

Muzara’ah

Page 36: Muqaddimah - Ahmad Ifhamahmadifham.com/wp-content/uploads/2019/11/Ahmad-Ifham... · 2019-11-06 · titipannya dipake. Pada akad titipan, yang butuh transaksi adalah pemilik dana.

@Ngaji.Bisnis Contact: Zahra (0812-9901-3788) | www.AmanaSharia.com

Definisi Muzara’ah dan Mukhabarah

Al-muzâra’ah secara bahasa berasal dari Bahasa Arab dari kata dasar az-zar’u. Kata az-zar’u sendiri memiliki dua makna, makna yang pertama ialah tharh az-zur’ah yang artinya melemparkan benih (dalam istilah lain dari az-zur’ah ialah al-budzr), yakni melemparkan benih ke tanah. Dan makna yang kedua dari az-zar’u ialah al-inbaat yang memiliki arti “menumbuhkan tanaman”. Makna yang pertama adalah makna yang sebenarnya (ma’na haqiqiy), dan makna yang kedua adalah makna konotasi (ma’na majaziy).Oleh karenanya Rasulullah SAW dalam sebuah hadis bersabda:

‏حرثت ولقل زرعت أحدكم قول ال

“Janganlah seseorang diantara kalian mengatakan zara’tu, melainkan katakanlah harats-tu”.

Page 37: Muqaddimah - Ahmad Ifhamahmadifham.com/wp-content/uploads/2019/11/Ahmad-Ifham... · 2019-11-06 · titipannya dipake. Pada akad titipan, yang butuh transaksi adalah pemilik dana.

@Ngaji.Bisnis Contact: Zahra (0812-9901-3788) | www.AmanaSharia.com

Definisi Muzara’ah dan Mukhabarah

Kedua kata ini memiliki arti keseharian yang mirip, namum kata haratsa lebih cenderung mendekati makna bercocok tanam. Maksud dari hadits ini adalah jangan menggunakan kata zara’a jika yang dimaksudkan adalah makna denotasi yang artinya menumbuhkan, karena hanya Allah-lah yang dapat menumbuhkan. Oleh karena itu Allah SWT dalam Al-Qur’an surah Al-Waqi’ah ayat 63-64:

‏)٦٤) الزارعون نن أم ت زرعونه أأن تم (٦٣) ترثون ما أف رأي تم “Maka terangkanlah kepadaku tentang yang kamu tanam, kamukah yang menumbuhkannya atau Kamikah yang menumbuhkannya?”

Page 38: Muqaddimah - Ahmad Ifhamahmadifham.com/wp-content/uploads/2019/11/Ahmad-Ifham... · 2019-11-06 · titipannya dipake. Pada akad titipan, yang butuh transaksi adalah pemilik dana.

@Ngaji.Bisnis Contact: Zahra (0812-9901-3788) | www.AmanaSharia.com

Definisi Muzara’ah dan Mukhabarah

Adapun secara terminologi para ulama mazhab berbeda pendapat dalam mendefinisikannya. Prof. Dr. Wahbah Zuhaily dalam kitabnya al-Fiqh al-Islâmy wa Adillatuhu menuliskan bahwa ulama Mâlikiyyah mendefinisikannya dengan kerja sama dalam bercocok tanam. Ulama Hanâbilah mendefinisikannya dengan pemindahan pengelolaan tanah kepada orang yang akan menanaminya atau mengerjakannya, adapun hasilnya akan dibagi kedua pihak. Muzâra’ah disebut juga mukhâbarah atau muhâqalah. Orang-orang Iraq menyebutnya dengan qarâh. Ulama Syafiiyyah membedakan makna istilah muzâra’ah dan mukhâbarah. Mukhâbarah didefinisikan dengan pengerjaan lahan dari pemilik lahan kepada si penggarap dengan pembagian hasil panennya, sedangkan benih berasal dari si penggarap. Adapun Muzâra’ah adalah mukhâbarah itu sendiri akan tetapi benihnya berasal dari pemilik tanah.

Page 39: Muqaddimah - Ahmad Ifhamahmadifham.com/wp-content/uploads/2019/11/Ahmad-Ifham... · 2019-11-06 · titipannya dipake. Pada akad titipan, yang butuh transaksi adalah pemilik dana.

@Ngaji.Bisnis Contact: Zahra (0812-9901-3788) | www.AmanaSharia.com

Definisi Muzara’ah dan Mukhabarah

Syekh Abdurrahman al-Jaziri dalam kitabnya Al-Fiqh ‘alal Madzahib al-Arba’ah memaparkan perbedaan pengertian muzâra’ah di kalangan para ulama mazhab adalah sebagai berikut: “Menurut Hanafiah muzâra’ah ialah akad untuk bercocok tanam dengan sebagian yang keluar dari bumi. Menurut Hanabilah muzâra’ah adalah pemilik tanah yang sebenarnya menyerahkan tanahnya untuk ditanami dan yang bekerja diberi bibit. Menurut al-Syafi’i berpendapat bahwa muzâra’ah adalah seorang pekerja menyewa tanah dengan apa yang dihasilkan dari tanah tersebut. Dan menurut Syaikh Ibrahim al-Bajuri bahwa muzâra’ah adalah pekerja mengelola tanah dengan sebagian apa yang dihasilkan darinya dan modal dari pemilik tanah.”

Page 40: Muqaddimah - Ahmad Ifhamahmadifham.com/wp-content/uploads/2019/11/Ahmad-Ifham... · 2019-11-06 · titipannya dipake. Pada akad titipan, yang butuh transaksi adalah pemilik dana.

@Ngaji.Bisnis Contact: Zahra (0812-9901-3788) | www.AmanaSharia.com

Definisi Muzara’ah dan Mukhabarah

Menurut Sulaiman Rasyid penulis kitab Fiqih Islam, muzâra’ah ialah mengerjakan tanah (orang lain) seperti sawah atau ladang dengan imbalan sebagian hasilnya (seperdua, sepertiga atau seperempat). Sedangkan biaya pengerjaan dan benihnya ditanggung pemilik tanah. Sementara mukhabarah adalah mengerjakan tanah (orang lain) seperti sawah atau ladang dengan imbalan sebagian hasilnya (seperdua, sepertiga, atau seperempat). Sedangkan biaya pengerjaan dan benihnya ditanggung orang yang mengerjakannya. Jadi, dari beberapa definisi di atas kita bisa mengambil kesimpulan bahwa muzâra’ah menurut bahasa berarti muamalah atas tanah dengan sebagian yang keluar sebagian darinya. Dan secara istilah muzâra’ah adalah akad kerjasama dalam pengolahan tanah pertanian atau perkebunan antara pemilik tanah dan penggarap dengan pembagian hasil sesuai kesepakatan kedua pihak.

Page 41: Muqaddimah - Ahmad Ifhamahmadifham.com/wp-content/uploads/2019/11/Ahmad-Ifham... · 2019-11-06 · titipannya dipake. Pada akad titipan, yang butuh transaksi adalah pemilik dana.

@Ngaji.Bisnis Contact: Zahra (0812-9901-3788) | www.AmanaSharia.com

Landasan Hukum & Pendapat Ulama

Muzâra’ah atau yang dikenal di masyarakat sebagai bagi hasil dalam pengolahan pertanian, adalah perbuatan yang dilakukan Rasulullah SAW dan para sahabat.

Dalam sebuah hadis shahih yang diriwayatkan melalui Imam Bukhari, Muhammad al Baqir bin Ali bin Al-Husain ra. Berkata: “Tidak ada seorang muhajirin pun yang ada di Madinah kecuali mereka menjadi petani dengan mendapat-kan sepertiga atau seperempat. Dan Ali, Said bin Malik, Abdullah bin Mas’ud, Umar bin Abdul ‘Aziz, Qasim, Urwah, keluarga Abu Bakar, keluarga Umar, keluarga Ali, dan Ibnu Sirrin, semua terjun ke dunia pertanian.”. Di dalam kitab Al-Mughni dikatakan : “Hal ini masyhur, Rasulullah SAW mengerjakan sampai beliau kembali ke rahmatullah, kemudian dilakukan pula oleh para khalifahnya sampai mereka meninggal dunia, kemudian keluarga mereka sesudah mereka.”

Page 42: Muqaddimah - Ahmad Ifhamahmadifham.com/wp-content/uploads/2019/11/Ahmad-Ifham... · 2019-11-06 · titipannya dipake. Pada akad titipan, yang butuh transaksi adalah pemilik dana.

@Ngaji.Bisnis Contact: Zahra (0812-9901-3788) | www.AmanaSharia.com

Landasan Hukum & Pendapat Ulama

Sampai-sampai ketika itu di Madinah tak ada seorang pun penghuni rumah yang tidak melakukan ini, termasuk istri-istri Nabi SAW yang terjun setelah beliau melakukan muzâra’ah ini. Sehingga sebagian besar ulama memperbolehkan muzâra’ah ini. Namun banyak juga ulama ada yang mengharamkannya, ada yang membagi antara muzâra’ah yang haram dan yang halal dengan syarat-syarat tertentu.

Page 43: Muqaddimah - Ahmad Ifhamahmadifham.com/wp-content/uploads/2019/11/Ahmad-Ifham... · 2019-11-06 · titipannya dipake. Pada akad titipan, yang butuh transaksi adalah pemilik dana.

@Ngaji.Bisnis Contact: Zahra (0812-9901-3788) | www.AmanaSharia.com

Pendapat yang Membolehkan #1

Jumhur ulama, Imam Malik, para ulama Syafiiyyah, Abu Yusuf dan Muhammad bin Hasan (dua murid Imam Abu Hanifah), Imam Hanbali dan Dawud Ad-Dzâhiry, menyatakan bahwa akad muzâra’ah diper-bolehkan dalam Islam. Pendapat mereka didasarkan pada al-Quran, sunnah, Ijma’, dalil ‘aqli.

Surah al-Muzammil: 20 ‏ للا فضل من بتغون الرض ف ضربون وآخرون

“…dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah…” Surat al-Zukhruf : 32

نهم قسمنا نحن ربك رحمت قسمون أهم فوق بعضهم ورفعنا الدنا الحاة ف معشتهم ب

ر ربك ورحمت سخرا بعضا بعضهم لتخذ درجات بعض ‏جمعون مما خ“Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah meninggikan sebahagian mereka atas sebagi-an yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat mem-pergunakan sebagian yang lain. dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.”

Page 44: Muqaddimah - Ahmad Ifhamahmadifham.com/wp-content/uploads/2019/11/Ahmad-Ifham... · 2019-11-06 · titipannya dipake. Pada akad titipan, yang butuh transaksi adalah pemilik dana.

@Ngaji.Bisnis Contact: Zahra (0812-9901-3788) | www.AmanaSharia.com

Pendapat yang Membolehkan #2

Rasulullah SAW bersabda: له كانت من)‏سلم و عله هللا صلى هللا رسول قال :قال عنه هللا رض هررة أب عن

(‏أرضه فلمسك أبى فإن أخاه لمنحها أو فلزرعها أرض “Dari Abu Hurairah ra. Berkata: Bersabda Rasulullah Saw (barangsiapa yang memiliki tanah maka hendaklah ditanami atau diberikan faedahnya kepada saudaranya jika ia tidak mau maka boleh ditahan saja tanah itu.” (Hadits Riwayat Muslim)

‏أخاه فلزرعها زرعها لم فإن فلزرعها أرض له كانت من “Barang siapa yang mempunyai tanah, hendaklah ia menanaminya atau hendaklah ia menyuruh saudaranya untuk menanaminya.” (Hadits Riwayat Bukhari)

بشطر خبر أهل عامل سلم و عله للا صلى هللا رسول أن )‏عنه هللا عمررضى ابن عن

‏البخاري أخرجه ‏(زرع أو ثمر من منها ماخرج ”Diriwayatkan oleh Ibnu Umar R.A. sesungguhnya Rasulullah Saw. Melakukan bisnis atau perdagangan dengan penduduk Khaibar untuk digarap dengan imbalan pembagian hasil berupa buah-buahan atau tanaman” (HR. Bukhari).

Page 45: Muqaddimah - Ahmad Ifhamahmadifham.com/wp-content/uploads/2019/11/Ahmad-Ifham... · 2019-11-06 · titipannya dipake. Pada akad titipan, yang butuh transaksi adalah pemilik dana.

@Ngaji.Bisnis Contact: Zahra (0812-9901-3788) | www.AmanaSharia.com

Pendapat yang Membolehkan #3

Ijma’ Banyak sekali riwayat yang menerangkan bahwa para sahabat telah melakukan praktek muzâra’ah dan tidak ada dari mereka yang mengingkari kebolehannya. Tidak adanya pengingkaran terhadap diperbolehkannya muzâra’ah dan praktek yang mereka lakukan dianggap sebagai ijma’. Dalil ‘Aqli Muzâra’ah merupakan suatu bentuk akad kerjasama yang men-sinergikan antara harta dan pekerjaan, maka hal ini diperbolehkan sebagaimana diperbolehkannya mudarabah untuk memenuhi ke-butuhan manusia. Sering kali kita temukan seseorang memiliki harta (lahan) tapi tidak memiliki keterampilan khusus dalam bercocok tanam ataupun sebaliknya. Di sini Islam memberikan solusi terbaik untuk kedua pihak agar bisa bersinergi dan bekerjasama sehingga keuntungannya pun bisa dirasakan oleh kedua pihak. Simbiosis mutualisme antara pemilik tanah dan penggarap ini akan menjadikan produktivitas di bidang pertanian dan perkebunan semakin meningkat.

Page 46: Muqaddimah - Ahmad Ifhamahmadifham.com/wp-content/uploads/2019/11/Ahmad-Ifham... · 2019-11-06 · titipannya dipake. Pada akad titipan, yang butuh transaksi adalah pemilik dana.

@Ngaji.Bisnis Contact: Zahra (0812-9901-3788) | www.AmanaSharia.com

Pendapat yang Melarang #1

Abu Hanifah, Zafar dan Imam Syafii berpendapat bahwa muzâra’ah tidak diperbolehkan. Abu Hanifah dan Zafar mengatakan bahwa muzâra’ah itu fâsidah (rusak) atau dengan kata lain muzâra’ah dengan pembagian 1/3, 1/4 atau semisalnya tidaklah dibenarkan. Imam Syafi’i sendiri juga melarang prakterk muzâra’ah, tetapi ia diperbolehkan ketika didahului oleh musâqâh apabila memang dibutuhkan dengan syarat penggarap adalah orang yang sama. Pendapat yang Ashah menurut ulama Syafiiyyah juga mensyaratkan adanya kesinambungan kedua pihak dalam kedua akad (musâqâh dan Muzâra’ah) yang mereka langsungkan tanpa adanya jeda waktu. Akad muzâra’ah sendiri tidak diperbolehkan mendahului akad musâqâh karena akad muzâra’ah adalah tabi’, sebagaimana kaidah mengatakan bahwa tabi’ tidak boleh mandahului mathbu’nya. Adapun melangsungkan akad mukhâbarah setelah musâqâh tidak diperbolehkan menurut ulama Syafiiyyah karena tidak adanya dalil yang memperbolehkannya.

Page 47: Muqaddimah - Ahmad Ifhamahmadifham.com/wp-content/uploads/2019/11/Ahmad-Ifham... · 2019-11-06 · titipannya dipake. Pada akad titipan, yang butuh transaksi adalah pemilik dana.

@Ngaji.Bisnis Contact: Zahra (0812-9901-3788) | www.AmanaSharia.com

Pendapat yang Melarang #2

ه هللا صلى هللا رسول أن ضحاك ابن ثابت عن ‏المزارعة عن نهى وسلم عل

‏(مسلم أخرجه )“Dari Tsabit ibnu Dhahhak, Rasulullah Saw. melarang muza’rah“

:قال خدج ابن رافع أن :قال و أتاه عمومته أنبعض فذكر ,هللا رسول عهد على نخابر كنا

كان أمر عن هللا رسول نهى لنا أنفع رسوله و هللا طواعة و ,نافعا :قال أنفع و لنا و :قلنا

أرض له كانت من ”‏ل رسول قال :قال ذالك؟ ما أو فلزرعها وال ,أخاه فلزرعها كارها

‏داود أبو و مسلم أخرجه ”مسمى بطعام وال بربع وال بثلث “ Diriwayatkan oleh Râfi’ bin Khudaij R.A., ia berkata : Suatu ketika

ketika kami sedang mengadakan pengolahan lahan dengan bagi hasil tertentu (mukhâbarah), kemudian datanglah kepadanya sebagian dari keluarga pamannya dan mengatakan : Sesungguhnya Rasulullah Saw. melarang akan sesuatu perkara yang sebenarnya bermanfaat bagi kami, dan sungguh ketaatan atas Allah Swt. Dan Rasul-Nya adalah lebih bermanfaat bagi kami. Lalu kami mengata-kan: dan apakah perkara itu? Ia berkata: Rasulullah Saw. bersabda: Barang siapa yang memiliki lahan hendaklah ia menanaminya atau memberikannya kepada saudaranya untuk ditanami. Dan janganlah ia menyewakan sepertiganya, atau seperempatnya, dna tidak juga dengan makanan.”

Page 48: Muqaddimah - Ahmad Ifhamahmadifham.com/wp-content/uploads/2019/11/Ahmad-Ifham... · 2019-11-06 · titipannya dipake. Pada akad titipan, yang butuh transaksi adalah pemilik dana.

@Ngaji.Bisnis Contact: Zahra (0812-9901-3788) | www.AmanaSharia.com

Pendapat yang Melarang #3

جت ىذه ومل خر رافع بن خديج قال كناااكث راالنصارحقال فكناا نكراىالرض على انا لنا ىذه ف ربا أ عن ترج ىذه ف ن هانعن ذلك

Dari jalan Rafi’ bin Khadij, ia berkata: “Kami kebanyakan pemilik tanah di Madinah melakukan muzâra’ah, kami menyewakan tanah, satu bagian daripadanya ditentukan untuk pemilik tanah maka kadang-kadang pemilik tanah itu ditimpa musibah sedang tanah yang lain selamat, dan kadang-kadang tanah yang lain itu ditimpa suatu musibah, sedang dia selamat, oleh karenanya kami dilarang.

اي أن اهم كان وا يكرون الرض على عهد الناب صلاى هللا :‏عن حنظلة بن ق يس عن رافع بن خديج قال عما حدث نبت على الربعاء أو شيء يست ثنيو صاحب الرض ف ن هى الناب صلاى هللا عليو و سلام عن ,‏عليو و سلام با ي ن

.ليس با بس ابلدي نر و الدرىم :‏فكيف ىي ابلدي نر و الدرىم؟ ف قال رافع :‏ف قلت لرافع .‏ذلك “Dari Hanzhalah bin Qais dari Rafi’ bin Khadij, dia berkata, pamanku telah menceritakan kepadaku bahwa mereka menyewakan tanah pada zaman Nabi dengan apa yang tumbuh dari saluran-saluran air atau sesuatu yang telah dikecualikan pemilik tanah, kemudian Nabi shollallohu ,’alaihi wa sallam melarang hal itu. Aku bertanya kepada Rafi’, bagaimana bila dengan dinar dan dirham?, maka Rafi’ menjawab, tidak mengapa menyewa tanah dengan dinar dan dirham.(HR Bukhari).

Page 49: Muqaddimah - Ahmad Ifhamahmadifham.com/wp-content/uploads/2019/11/Ahmad-Ifham... · 2019-11-06 · titipannya dipake. Pada akad titipan, yang butuh transaksi adalah pemilik dana.

@Ngaji.Bisnis Contact: Zahra (0812-9901-3788) | www.AmanaSharia.com

Pendapat yang Melarang #4

بن رافع أن فحدث المزارع كري كان عمر بن هللا عبد أن نافع عن فرقد بن كثر‏عن

إله فخرج نافع قال ذلك عن نهى أنه :‏سلم و عله هللا صلى هللا رسول عن أثر خدج

كراء عن سلم و عله هللا صلى هللا رسول نهى نعم فقال فسأله معه وأنا البالط على

كراءها هللا عبد فترك المزارع Dari Katsir Ibnu Farqad dari Nafi’ berkisah, bahwa Abdullah Ibnu Umar dulu biasa menyewakan tanah, kemudian ia mendengar Rafi’ ibnu Khadij meriwayatkan, bahwa Rasulullah saw telah melarang hal itu. Maka ia datang kepada Rafi’ bersamaku dan bertanya mengenai hal tersebut. Jawab Rafi’: “Benar, Rasulullah saw telah melarang seseorang menyewakan sawah”. Sejak itu Abdullah tidak lagi mau menyewakannya.”(HR: An-Nasa’i). Dalil Aqli. Muzâra’ah dilarang karena upah penggarapan lahannya ma’dum (tidak ada wujudnya ketika proses akad berlangsung) dan majhul karena tidak adanya kepastian hasil yang akan dituai nanti, boleh jadi lahan yang digarap tidak menghasilkan sama sekali pada akhirnya. Sebagaimana kita ketahui bahwa jahâlah dan ketiadaan mahallul ‘aqdi akan merusak akad ijarah. Adapun muamalah Nabi Saw. terhadap penduduk Khaibar bukan termasuk akad Muzâra’ah akan tetapi termasuk Kharaj Muqâsamah.

Page 50: Muqaddimah - Ahmad Ifhamahmadifham.com/wp-content/uploads/2019/11/Ahmad-Ifham... · 2019-11-06 · titipannya dipake. Pada akad titipan, yang butuh transaksi adalah pemilik dana.

@Ngaji.Bisnis Contact: Zahra (0812-9901-3788) | www.AmanaSharia.com

Sanggahan atas Pelarangan #1

Pendapat yang melarang muzâra’ah ini dibantah oleh para ulama sebagai berikut: Hadis yang dijadikan dalil untuk melarang akad

muzâra’ah tidak bisa digunakan untuk menjeneralisir pelarangan akad muzâra’ah. Hadis tersebut menkhususkan pada suatu kondisi ketika pemilik tanah mengapling bagian lahan tertentu untuk ditanami sendiri segingga bisa jadi akan menimbulkan kerugian di pihak penggarap pada saat panen nanti. Ada kemungkinan tanah bagian sang penggarap tidak menghasilkan sama sekali. Kalau demikian, dari mana si penggarap akan mendapatkan bagian dari hasil garapannya.

Page 51: Muqaddimah - Ahmad Ifhamahmadifham.com/wp-content/uploads/2019/11/Ahmad-Ifham... · 2019-11-06 · titipannya dipake. Pada akad titipan, yang butuh transaksi adalah pemilik dana.

@Ngaji.Bisnis Contact: Zahra (0812-9901-3788) | www.AmanaSharia.com

Sanggahan atas Pelarangan #2

Akad muzâra’ah bukanlah bagian dari akad Ijarah, akan tetapi bagian dari mudarabah. Dalam akad mudarabah, kesepakatan persentase pembagian hasil boleh ditentukan diawal dan hal ini tidaklah merusak akad tersebut. Hal yang sama bisa kita lihat juga dalam muzâra’ah. Ada karakteristik khusus yang dimiliki oleh muzâra’ah dibandingkan penyewaan tanah biasa. Dalam muzâra’ah ‘upah’ yang didapat adalah persentase sebenarnya dari hasil panen yang didapat dari tanah garapan baik itu seperempat, setengah atau sepertiganya. Sedangkan dalam penyewaan tanah biasa, upah yang didapat oleh pemilik tanah adalah jumlah tertentu baik berupa uang atau barang (hasil bumi) yang bukan merupakan hasil dari tanah garapan, ataupun mungkin hasil dari tanah garapan akan tetapi jumlahnya sudah ditentukan terlebih dahulu tanpa dasar presentase dari awal, satu ton gandum misalnya atau 100 kg beras dan sebagainya.

Page 52: Muqaddimah - Ahmad Ifhamahmadifham.com/wp-content/uploads/2019/11/Ahmad-Ifham... · 2019-11-06 · titipannya dipake. Pada akad titipan, yang butuh transaksi adalah pemilik dana.

@Ngaji.Bisnis Contact: Zahra (0812-9901-3788) | www.AmanaSharia.com

Sanggahan atas Pelarangan #3

Sayyid Sabiq dalam kitabnya Fiqh Sunnah juga menyebutkan sanggahan terhadap pelarangan muzâra’ah yang dilandaskan pada hadist Rafi’ bin Khudaij. Hadits tersebut telah disanggah keumuman penerapan larangannya oleh Zaid bin Tsabit ra bahwa pelarangan itu untuk menyelesaikan/melerai per-selisihan, ia berkata: “Semoga Allah meng-ampuni Rafi’ bin Khudaij. Demi Allah, aku ini lebih tahu tentang hadits dari-padanya.” Pelarangan itu sebenarnya turun karena dua orang mendatangi Nabi SAW, mereka dari golongan Anshar yang nyaris saling membunuh karena perselisihan bagi hasil tanam, Rasulullah SAW mengatakan kepada mereka:

‏المزارع‏تكروا فال شأنكم هذا كــــــان انJika ini keadaan kalian, maka janganlah kalian ulangi lagi (bekerja

sama) dalam bertani.” Rafi’ hanya mendengar: ‏المزارع تكروا فال

Maka janganlah kalian ulangi lagi bertani bagi hasil.” (HR Abu Daud dan An-Nasa’i)

Page 53: Muqaddimah - Ahmad Ifhamahmadifham.com/wp-content/uploads/2019/11/Ahmad-Ifham... · 2019-11-06 · titipannya dipake. Pada akad titipan, yang butuh transaksi adalah pemilik dana.

@Ngaji.Bisnis Contact: Zahra (0812-9901-3788) | www.AmanaSharia.com

Sanggahan atas Pelarangan #4

Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Urwah ibnu Zubair sebagai berikut:

وهللا أنا خدج بن لرافع هللا غفر :‏ثابت بن زد قال قال الزبر بن عروة عن

إن سلم و عله هللا صلى هللا رسول فقال اقتتال رجلن كانا إنما منه بالحدث أعلم

المزارع تكروا ال قوله فسمع المزارع تكروا فال شأنكم هذا كان Dari Urwah ibnu Zubair berkata, berkata Zaid bin Tsabit: “Semoga Allah mengampuni Rafi’ ibnu Khadij. Demi Allah, Aku lebih mengetahui hadits daripada ia. Rasulullah saw melarang menyewakan tanah, dikarenakan pada suatu hari ada dua orang yang bunuh membunuh sebab masalah penyewaan tanah, maka dari itu beliau bersabda: “Jika kamu bertengkar seperti ini, janganlah kamu menyewakan tanah” Rupanya ia hanya mendengar sabda beliau: “Janganlah kamu menyewakan tanah”.” (H.R. An Nasa’i)

Page 54: Muqaddimah - Ahmad Ifhamahmadifham.com/wp-content/uploads/2019/11/Ahmad-Ifham... · 2019-11-06 · titipannya dipake. Pada akad titipan, yang butuh transaksi adalah pemilik dana.

@Ngaji.Bisnis Contact: Zahra (0812-9901-3788) | www.AmanaSharia.com

Sanggahan atas Pelarangan #5

Jadi munculnya hadis tentang muzâra’ah dari Rafi’ bin Khudaij yang mengatakan bahwa Rasulullah SAW telah melarang dilakukannya muzâra’ah setelah sebelumnya ia memperbolehkannya, itu memang benar. Namun hal itu tidak bisa dijadikan hujah larangan menyewakan tanah (muzâra’ah ) karena hadits tersebut yang diriwayatkan Rafi’ ibnu Khadij tidak semata-mata dilihat dari apa yang disampaikan rasulullah saw saja, namun kita lihat dari latar belakng sehingga dikeluarkan hadits tersebut, dengan kata lain harus dilihat secara kontektual atau dilihat dari asbabul wurudnya dulu. Dengan adanya bantahan dari Zaid ibnu Tsabit ini, maka telah jelas bahwa tidak terjadi nasakh dalam hukum diperbolehkannya muzâra’ah

Page 55: Muqaddimah - Ahmad Ifhamahmadifham.com/wp-content/uploads/2019/11/Ahmad-Ifham... · 2019-11-06 · titipannya dipake. Pada akad titipan, yang butuh transaksi adalah pemilik dana.

@Ngaji.Bisnis Contact: Zahra (0812-9901-3788) | www.AmanaSharia.com

Sanggahan atas Pelarangan #6

Ibnu Abbas pun menyanggah Rafi’ bin Khudaij, beliau menjelaskan: “Sesunggunhnya pelarangan adalah dalam rangka membawa mereka kea rah yang lebih baik untuk mereka, beliau berkata: “Sesunggunnya Rasulullah SAW bukan mengharamkan bertani bagi hasil, tetapi beliau memerintahkan agar sesama manusia saling tolong-menolong” dengan sabda beliau SAW: “Siapa yang memiliki tanah hendaknya ia menanaminya atau ia berikan (penggarapannya) kepada saudaranya. Jika ia enggan, maka ia sendiri harus menggarap tanahnya.” Dan dari Amir bin Dinar ra.: “Aku pernah mendengar Ibnu Umar berkata: Dahulu kami tidak memandang muzâra’ah itu terlarang, sampai aku mendengar Rafi’ bin Khudaij berkata, “Sesungguhnya Rasulullah SAW mencegahnya.” Kemudian aku ceritakan kepada Thawwus, lalu ia berkata,”Orang yang paling pandai diantara mereka mengatakan kepadaku – yang dimaksud adalah Ibnu Abbas – “Bahwa Rasulullah SAW tidak pernah mencegahnya, tetapi beliau berseru: “ Hendaknya seseorang kamu memberikan tanahnya (untuk digarap), itu lebih baik daripada ia memungut bayaran tertentu.” (Diriwayatkan oleh kelima Imam hadist).

Page 56: Muqaddimah - Ahmad Ifhamahmadifham.com/wp-content/uploads/2019/11/Ahmad-Ifham... · 2019-11-06 · titipannya dipake. Pada akad titipan, yang butuh transaksi adalah pemilik dana.

@Ngaji.Bisnis Contact: Zahra (0812-9901-3788) | www.AmanaSharia.com

Sanggahan atas Pelarangan #7

Adapun bentuk muzâra’ah yang diharamkan adalah bila bentuk kesepakatannya tidak adil. Misalnya, dari luas 1.000 m persegi yang disepakati, pemilik lahan menetapkan bahwa dia berhak atas tanaman yang tumbuh di area 400 m tertentu. Sedangkan tenaga buruh tani berhak atas hasil yang akan didapat pada 600 m tertentu.

Perbedaannya dengan bentuk muzâra’ah yang halal di atas adalah pada cara pembagian hasil, yaitu:

• Dimana bentuk yang boleh adalah semua hasil panen dikumpulkan terlebih dahulu, baru dibagi hasil sesuai prosentase.

Page 57: Muqaddimah - Ahmad Ifhamahmadifham.com/wp-content/uploads/2019/11/Ahmad-Ifham... · 2019-11-06 · titipannya dipake. Pada akad titipan, yang butuh transaksi adalah pemilik dana.

@Ngaji.Bisnis Contact: Zahra (0812-9901-3788) | www.AmanaSharia.com

Sanggahan atas Pelarangan #8

Dimana bentuk yang terlarang itu adalah sejak awal lahan sudah dibagi dua bagian menjadi 400 m dan 600 m. Buruh tani berkewajiban untuk menanami kedua lahan, tetapi haknya terbatas pada hasil di 600 m itu saja. Sedangkan apapun yang akan dihasilkan di lahan satunya lagi yang 400 m, menjadi hak pemilik lahan. Cara seperti ini adalah cara muzâra’ah yang diharamkan. Dari Hanzhalah ra., ia berkata, “Saya pernah bertanya kepada Rafi’ bin Khudaij perihal menyewakan tanah dengan emas dan perak. Jawab Rafi’, ‘Tidak mengapa. Sesungguhnya pada periode Rasulullah orang-orang hanya menyewakan tanah dengan (sewa) hasil yang tumbuh di pematang-pematang (galangan), tepi-tepi parit, dan beberapa tanaman lain. Lalu yang itu musnah dan yang ini selamat, dan yang itu selamat sedang yang ini musnah. Dan tidak ada bagi orang-orang (ketika itu) sewaan melainkan ini, oleh sebab itu yang demikian itu dilarang. Adapun (sewa) dengan sesuatu yang pasti dan dapat dijamin, maka tidak dilarang.” (Shahih: Irwa-ul Ghalil V: 302, Muslim III: 1183 no: 116 dan 1547, ‘Aunul Ma’bud IX: 250 no: 3376 dan Nasa’i VII : 43).

Page 58: Muqaddimah - Ahmad Ifhamahmadifham.com/wp-content/uploads/2019/11/Ahmad-Ifham... · 2019-11-06 · titipannya dipake. Pada akad titipan, yang butuh transaksi adalah pemilik dana.

@Ngaji.Bisnis Contact: Zahra (0812-9901-3788) | www.AmanaSharia.com

Sanggahan atas Pelarangan #9

Inti larangannya ada pada masalah gharar. Sebab boleh jadi salah satu pihak akan dirugikan. Misalnya, bila panen dari lahan yang 400 m itu gagal, maka pemilik lahan akan dirugikan. Sebaliknya, bila panen di lahan yang 600 m itu gagal, maka buruh tani akan dirugikan. Maka yang benar adalah bahwa hasil panen keduanya harus disatu-kan dahulu, setelah itu baru dibagi hasil sesuai nisbah. Oleh karena itu seharusnya masing-masing pihak mengambil bagian-nya itu dari hasil tanah dengan suatu perbandingan yang disetujui bersama. Jika hasilnya itu banyak, maka kedua belah pihak akan ikut merasakannya, dan jika hasilnya sedikit, kedua-duanya pun akan mendapat sedikit pula. Dan kalau sama sekali tidak menghasilkan apa-apa, maka kedua-duanya akan menderita kerugian. Cara ini lebih menyenangkan jiwa kedua belah pihak. Imam Ibnul Qayyim berkata: ”Muzâra’ah ini lebih jauh dari kezaliman dan kerugian dari pada ijarah. Karena dalam ijarah, salah satu pihak sudah pasti mendapatkan keuntungan. Sedangkan dalam muzâra’ah , apabila tanaman tersebut membuahkan hasil, maka keduanya mendapatkan untung, apabila tidak menghasilkan buah maka mereka menanggung kerugian bersama.”

Page 59: Muqaddimah - Ahmad Ifhamahmadifham.com/wp-content/uploads/2019/11/Ahmad-Ifham... · 2019-11-06 · titipannya dipake. Pada akad titipan, yang butuh transaksi adalah pemilik dana.

@Ngaji.Bisnis Contact: Zahra (0812-9901-3788) | www.AmanaSharia.com

Sanggahan atas Pelarangan #10

Syekh Abdurrahman Al-Jazairy menutup perbedaan pendapat ini dengan sebuah kesimpulan yang indah: “Jika demikian, maka kita bisa menerapkan dua pendapat yang berbeda itu sesuai porsinya di zaman ini.”, ringkasnya adalah sebagai berikut: 1. Diantara manusia ada pemilik lahan yang memanfaatkan

kesempatan dengan adanya kebutuhan yang sangat dari para pekerja untuk memperoleh pekerjaan, manusia jenis ini tidak akan memberikan kesempatan hingga pekerja tersebut benar-benar terpaksa melakukan apa yang diinginkan si pemilik lahan tersebut, sehingga si pemilik lahan mendapat-kan keuntungan yang maksimal dari hasil lahannya, dan berlaku tidak adil dalam pembagian hasilnya. Pada keadaan yang demikian, maka muzâra’ah diharamkan. Dalam hal ini kita mengambil pendapat Malikiyah yang mensyaratkan persamaan dalam keuntungan berdasarkan nisbah (prosen-tase) pengorbanan kedua belah pihak, baik itu pengorbanan berupa pekerjaan, lahan, atau yang lainnya, sehingga masing-masing dari kedua belah pihak tidak berlaku tamak.

Page 60: Muqaddimah - Ahmad Ifhamahmadifham.com/wp-content/uploads/2019/11/Ahmad-Ifham... · 2019-11-06 · titipannya dipake. Pada akad titipan, yang butuh transaksi adalah pemilik dana.

@Ngaji.Bisnis Contact: Zahra (0812-9901-3788) | www.AmanaSharia.com

Sanggahan atas Pelarangan #11

2. Jika muamalah yang terjadi di kalangan manusia adalah hubungan yang baik, di mana masing-masing pihak tidak ingin merebut bagian yang merupakan hak partnernya, tidak berkhianat dalam bekerja, dan kemaslahatan juga tercipta dengan penerapan muzâra’ah dengan membagi hasil dari apa yang dihasilkan oleh pengolahan tanam tersebut (ghullah), maka pada kondisi demikian kita mengambil pendapat yang membolehkan muzâra’ah tanpa perlu diikat dengan syarat-syarat yang diper-syaratkan oleh pihak yang mengharamkannya. Inilah pendapat yang paling tepat menurut penulis.

Page 61: Muqaddimah - Ahmad Ifhamahmadifham.com/wp-content/uploads/2019/11/Ahmad-Ifham... · 2019-11-06 · titipannya dipake. Pada akad titipan, yang butuh transaksi adalah pemilik dana.

@Ngaji.Bisnis Contact: Zahra (0812-9901-3788) | www.AmanaSharia.com

Rukun Muzaro’ah

Menurut Jumhur ulama, rukun muzâra’ah ada tiga, yaitu : 1. ‘Akidain ( pemilik tanah dan penggarap) 2. Mahallul aqdi atau ma’qud ‘alaih yaitu objek. Ada perbedaaan

pendapat dalam masalah objek ini, ada yang berpendapat bahwa objek muzâra’ah adalah manfaat tanah (lahan) ada pula yang berpendapat bahwa objek yang dimaksud adalah pekerjaan si penggarap lahan. Para ulama Hanafiyyah yang mengkiaskan muzâra’ah dengan ijarah pada awalnya dan syirkah pada akhirnya berpendapat apabila benih berasal dari penggarap maka objeknya adalah manfaat tanah yang digarap, akan tetapi jika benih berasal dari pemilik tanah maka objeknya adalah pekerjaan si penggarap tanah.

3. Ijab dan kabul, yaitu kesepakatan antara pemilik tanah dan penggarap.

Sedangkan menurut Hanafiyyah, rukun muzâra’ah hanyalah ijab dan kabul saja. Ini hanyalah perbedaan pendapat ulama, akan tetapi pada prakteknya semua komponen harus terpenuhi baik ‘âkidân, mahallul ‘aqdi maupun ijab dan qabul. Karena tanpa tiga unsur ini muzâra’ah tak akan bisa terlaksana.

Page 62: Muqaddimah - Ahmad Ifhamahmadifham.com/wp-content/uploads/2019/11/Ahmad-Ifham... · 2019-11-06 · titipannya dipake. Pada akad titipan, yang butuh transaksi adalah pemilik dana.

@Ngaji.Bisnis Contact: Zahra (0812-9901-3788) | www.AmanaSharia.com

Syarat Muzaro’ah #1

Syarat Muzaro’ah menurut Abu Yusuf dan Muhammad bin Hasan :

Syarat-syarat ‘âkidân (pemilik tanah dan penggarap) • ‘âkidân harus berakal (mumayyiz). Maka tidak sah akad

muzâra’ah yang dilakukan oleh orang gila atau anak kecil yang belum mumayyiz, karena akal merupakan syarat ahliyyah dalam penggunaan harta. Adapun al-bulugh menurut tidak termsuk syarat bagi Hanafiyyah, sedang-kan Syafiiyyah dan Hanâbilah mensyaratkannya.

• Tidak murtad. Ini adalah pendapat Imam Abu Hanifah, sedangkan kedua muridnya Abu Yusuf dan Muhammad bin Hasan tidak mensyaratkannya. Menurut Imam Abu Hanifah, tasharruf orang yang murtad dianggap mauquf, oleh karena itu tasharrufnya dianggapa tidak sah. Sedangkan kedua muridnya yang tidak mensyaratkan hal ini menganggap tasharruf orang yang murtad tetap sah.

Page 63: Muqaddimah - Ahmad Ifhamahmadifham.com/wp-content/uploads/2019/11/Ahmad-Ifham... · 2019-11-06 · titipannya dipake. Pada akad titipan, yang butuh transaksi adalah pemilik dana.

@Ngaji.Bisnis Contact: Zahra (0812-9901-3788) | www.AmanaSharia.com

Syarat Muzaro’ah #2

Syarat-syarat Tanaman • Diketahui jenis dan sifat tanamannya. Penggarap

hendaknya menjelaskan dengan detail jenis dan sifat tanaman yang akan ditanamnya kepada pemilik tanah. Hal ini menjadi penting karena jenis tanaman akan berpengaruh kepada kualitas tanah yang ditanaminya.

• Tanaman yang ditanam adalah tanaman yang menghasil-kan atau dapat diambil manfaatnya dengan jelas, sehingga tidak sia-sia nantinya.

• Tanaman yang akan ditanam memang bisa tumbuh di lahan yang tersedia.

Page 64: Muqaddimah - Ahmad Ifhamahmadifham.com/wp-content/uploads/2019/11/Ahmad-Ifham... · 2019-11-06 · titipannya dipake. Pada akad titipan, yang butuh transaksi adalah pemilik dana.

@Ngaji.Bisnis Contact: Zahra (0812-9901-3788) | www.AmanaSharia.com

Syarat Muzaro’ah #3

Syarat tanah (lahan) • Hendaknya kedua belah pihak memastikan bahwa

tanah yang akan digarap benar-benar tanah yang bisa ditanami. Bukan rawa-rawa ataupun tanah tandus yang memang tidak mungkin dimanfaatkan untuk bercocok tanam.

• Kejelasan letak dan batas tanah yang akan digarap • Pembebasan lahan dari pemilik tanah kepada

penggarap. Ini berarti bahwa pemilik tanah mengamanahkan sepenuhnya pengurusan tanah dan tanamannya kepada penggarap agar lebih leluasa dalam bekerja.

Page 65: Muqaddimah - Ahmad Ifhamahmadifham.com/wp-content/uploads/2019/11/Ahmad-Ifham... · 2019-11-06 · titipannya dipake. Pada akad titipan, yang butuh transaksi adalah pemilik dana.

@Ngaji.Bisnis Contact: Zahra (0812-9901-3788) | www.AmanaSharia.com

Syarat Muzaro’ah #4

Syarat Hasil yang Akan Dipanen dan Dibagi:: • Hasil yang akan dibagi nanti harus dijelaskan sejak awal akad.

Kedudukan hasil di sini setara dengan kedudukan upah dalam suatu pekerjaan, oleh karena itu jika terjadi jahâlah dalam upah maka rusaklah suatu akad.

• Hasil yang akan dipanen nanti harus dibagikan kepada kedua pihak sesuai kesepakatan. Apabila ada salah satu pihak men-syaratkan hasilnya hanya untuk salah satu dari mereka maka rusaklah akad muzâra’ah.

• Adanya penentuan persentase pembagian yang jelas dari awal akad, ½,1/3atau1/4 misalnya. Hal ini harus jelas sejak awal agar tidak terjadi perdebatan dan percekcokan antara pihak satu dengan lainnya.

• Yang dibagikan kepada kedua pihak benar-benar hasil dari kerjasama keduanya.

• Mâlikiyyah mensyaratkan pembagian hasil yang sama rata antara pemilik tanah dan penggarap. Sedangkan Syafiiyyah, Hanâbilah dan Hanafiyyah tidak mensyaratkannya. Mereka membolehkan perbedaan bagi hasil antara dua belah pihak sesuai kesepakatan.

Page 66: Muqaddimah - Ahmad Ifhamahmadifham.com/wp-content/uploads/2019/11/Ahmad-Ifham... · 2019-11-06 · titipannya dipake. Pada akad titipan, yang butuh transaksi adalah pemilik dana.

@Ngaji.Bisnis Contact: Zahra (0812-9901-3788) | www.AmanaSharia.com

Syarat Muzaro’ah #5

Syarat-syarat Mahallul aqdi (objek) Objek muzâra’ah hendaknya sejalan dengan yang digaris-kan oleh Syara’ ataupun ‘urf. Jika kita kiaskan akad muzâra’ah ke akad sewa menyewa (ijârah) maka kita akan menemukan pembagian jenis objek sewa menjadi dua: • Manfaat pekerjaan dari si penggarap tanah. Ini terjadi

apabila benih berasal dari pemilik tanah. • Manfaat dari lahan itu sendiri. Ini terjadi apabila benih

berasal dari penggarap tanah. • Jika kedua objek ini berkumpul dalam akad muzâra’ah

maka akad tersebut fasid.

Page 67: Muqaddimah - Ahmad Ifhamahmadifham.com/wp-content/uploads/2019/11/Ahmad-Ifham... · 2019-11-06 · titipannya dipake. Pada akad titipan, yang butuh transaksi adalah pemilik dana.

@Ngaji.Bisnis Contact: Zahra (0812-9901-3788) | www.AmanaSharia.com

Syarat Muzaro’ah #6 & #7

Syarat Alat Pertanian Alat pertanian bisa berupa hewan seperti sapi atau kerbau pembajak ataupaun alat-alat modern seperti traktor. Alat-alat ini tidak wajib disebutkan dalam akad karena hanya merupakan pelengkap bukan inti dari pekerjaan yang akan dilakukan. Syarat waktu atau masa berlangsungnya akad muzâra’ah Masa berlangsungnya akad harus jelas sejak awal akad. Tidak sah akad muzâra’ah kecuali masa berlangsungnya akad ini disepakati. Karena muzâra’ah merupakan akad yang bertujuan untuk membuahkan hasil. Jika kita qiyaskan lagi dengan ijarah, maka jelas bahwa ijarah tidak sah ketika masa berlangsungnya akad tidak jelas.

Page 68: Muqaddimah - Ahmad Ifhamahmadifham.com/wp-content/uploads/2019/11/Ahmad-Ifham... · 2019-11-06 · titipannya dipake. Pada akad titipan, yang butuh transaksi adalah pemilik dana.

@Ngaji.Bisnis Contact: Zahra (0812-9901-3788) | www.AmanaSharia.com

Syarat yang Bisa Merusak Akad

• Pensyaratan agar semua hasil garapan diperuntukkan kepada salah satu pihak saja.

• Syarat yang menimbulkan ketidakpastian pembagian hasil antara dua pihak. Apabila salah satu pihak mensyaratkan persentase tertentu bagi dirinya atas hasil yang akan didapat-nya atau mengkhususkan bagian tertentu untuk dirinya tanpa bagian yang lain.

• Apabila ada pensyaratan keikutsertaan pemilik tanah dalam mengelola lahan atau bahkan pemilik tanah sendiri yang harus mengelola lahannya. Ini menurut pendapat Hanafiyyah dan Hanâbilah.

• Syarat kepada pemilik lahan untuk menjaga dan merawat lahannya sebelum masa akad berakhir.

• Syarat kepada penggarap untuk menjaga dan merawat lahan setelah masa akad berakhir dan hasil telah dibagikan.

• Masa akad yang majhûl dan tidak relevan. Misalnya menunggu sampai tanaman yang ditanam mati secara alami.

Page 69: Muqaddimah - Ahmad Ifhamahmadifham.com/wp-content/uploads/2019/11/Ahmad-Ifham... · 2019-11-06 · titipannya dipake. Pada akad titipan, yang butuh transaksi adalah pemilik dana.

@Ngaji.Bisnis Contact: Zahra (0812-9901-3788) | www.AmanaSharia.com

Sifat Akad Muzaro’ah

Para ulama mazhab berbeda pendapat tentang lazim dan tidaknya akad Muzâra’ah. • Imam Hanafi bependapat bahwa Muzâra’ah merupakan

akad tidak lazim bagi pemilik benih dan akad lazim bagi yang tidak memiliki benih.

• Para Ulama Mâlikiyyah berpendapat bahwa muzâra’ah termasuk akad lazim ketika benih telah ditaburkan bagi tanaman yang berkembang biak dengan biji benih atau ketika batangnya sudah ditanam bagi tanaman yang berkembang biak dengan batangnya. Jadi sebelum benih ditaburkan atau batang ditanam, akad ini belum mencapai derajat lazim.

• Para ulama Hanâbilah mengatakan baik akad muzâra’ah maupun musâqâh keduanya merupakan akad ghairu lazim. Masing-masing pihak boleh membatalkan akad kapan saja. Akad dianggap batal ketika salah satu pihak meninggal dunia.

Page 70: Muqaddimah - Ahmad Ifhamahmadifham.com/wp-content/uploads/2019/11/Ahmad-Ifham... · 2019-11-06 · titipannya dipake. Pada akad titipan, yang butuh transaksi adalah pemilik dana.

@Ngaji.Bisnis Contact: Zahra (0812-9901-3788) | www.AmanaSharia.com

Bentuk Akad Muzaro’ah #1

Ada 4 bentuk muzâra’ah menurut Abu Yusuf dan Muhammad bin Hasan, dua murid Imam Abu Hanifah, tiga diantaranya termasuk akad shahih dan satu lainnya akad bathil. • Apabila tanah dan benih dari pihak pertama sedangkan

pengerjaan lahan dan hewan (peralatan) dari pihak kedua, maka muzâra’ah seperti ini diperbolehkan. Di sini pemilik tanah dan benih seakan-akan bertindak sebagai penyewa kepada si penggarap. Adapun hewan (peralatan) adalah bagian yang tak terpisahkan dari pihak penggarap. Karena hewan (peralatan) adalah wasilah untuk bekerja.

• Apabila tanah dari pihak pertama sedangkan hewan (peralatan), benih dan pengerjaan lahan dari pihak kedua, maka muzâra’ah seperti ini juga diperbolehkan. Di sini penggarap tanah seakan-akan menjadi penyewa tanah dengan keuntungan pembagian hasil yang akan dipanen nanti.

Page 71: Muqaddimah - Ahmad Ifhamahmadifham.com/wp-content/uploads/2019/11/Ahmad-Ifham... · 2019-11-06 · titipannya dipake. Pada akad titipan, yang butuh transaksi adalah pemilik dana.

@Ngaji.Bisnis Contact: Zahra (0812-9901-3788) | www.AmanaSharia.com

Bentuk Akad Muzaro’ah #2

• Apabila tanah, hewan (peralatan) dan benih dari pihak pertama sedangkan pengerjaan lahan dari pihak kedua, maka muzâra’ah seperti ini juga diperbolehkan. Disini pemilik tanah seakan-akan bertindak sebagai penyewa pekerjaan si peng-garap dengan pembagian hasil yang disepakati kedua pihak.

• Apabila tanah dan hewan (peralatan) dari pihak pertama sedangkan benih dan pengerjaan lahan dari pihak kedua, maka muzâra’ah seperti ini tidak diperbolehkan. Ini termasuk akad yang fasid. Apabila kita kiaskan akad muzâra’ah dengan akad sewa tanah, maka pensyaratan adanya hewan (peralatan) kepada pemilik tanah dapat merusak akad sewa (ijârah). Karena tidak mungkin untuk menjadikan hewan (peralatan) bagian dari tanah sebab adanya perbedaan manfaat antara keduanya. Dengan kata lain bahwa manfaat hewan (peralatan) bukan termasuk jenis manfaat yang ada dalam pemanfaatan tanah itu sendiri. Tanah berfungsi sebagai lahan untuk bercocok tanam sedangkan hewan (peralatan) berfungsi untuk bekerja dan mengolah tanah.

Page 72: Muqaddimah - Ahmad Ifhamahmadifham.com/wp-content/uploads/2019/11/Ahmad-Ifham... · 2019-11-06 · titipannya dipake. Pada akad titipan, yang butuh transaksi adalah pemilik dana.

@Ngaji.Bisnis Contact: Zahra (0812-9901-3788) | www.AmanaSharia.com

Dampak Hukum Muzara’ah #1

Akad muzâra’ah menjadi shahih ketika segala syarat telah terpenuhi, berikut pandangan mazhab Hanafi tentang dampaknya : • Pihak penggarap berkewajiban untuk menjaga

tanaman. • Biaya operasional tanaman ditanggung oleh kedua

belah pihak sesuai dengan bagian yang disepakati. • Pembagian sesuai dengan kesepakatan. • Akad ini tidak lazim bagi pemilik benih dan lazim bagi

pihak yang lain. • Menjaga dan menyiram tanaman adalah kewajiban

pihak penggarap bila disiram dengan pengair-an. Sedangkan pemilik lahan mempunyai hak paksa kepada penggarap ketika lalai dalam pekerjaannya.

Page 73: Muqaddimah - Ahmad Ifhamahmadifham.com/wp-content/uploads/2019/11/Ahmad-Ifham... · 2019-11-06 · titipannya dipake. Pada akad titipan, yang butuh transaksi adalah pemilik dana.

@Ngaji.Bisnis Contact: Zahra (0812-9901-3788) | www.AmanaSharia.com

Dampak Hukum Muzara’ah #2

Jikalau syarat yang ada pada akad ini tidak terpenuhi maka ia akan menjadi fasid. Konsekuensinya sebagai berikut: • Pihak penggarap tidak wajib bekerja. • Hasil panen adalah hak pemilik benih. • Jikalau pemilik benih adalah yang punya lahan, maka

pihak penggarap pantas mendapatkan upah kerja. Begitupun sebaliknya, jikalau benih millik penggarap maka ia wajib membayar sewa tanah kepada pihak lainnya.

• Apabila tidak ada hasil panen, maka pihak penggarap memiliki hak untuk meminta upah. Karena dia serupa dengan penyewaan tenaga.

• Upah yang diberikan bisa ditentukan kadarnya.

Page 74: Muqaddimah - Ahmad Ifhamahmadifham.com/wp-content/uploads/2019/11/Ahmad-Ifham... · 2019-11-06 · titipannya dipake. Pada akad titipan, yang butuh transaksi adalah pemilik dana.

@Ngaji.Bisnis Contact: Zahra (0812-9901-3788) | www.AmanaSharia.com

Muzara’ah Berakhir atau Fasakh #1

Berakhirnya waktu akad Ketika masa akad berakhir, maka berakhir pula akad tersebut. Ini adalah pengertian dari fasakhnya suatu akad. Apabila masa akad telah selesai dan tanaman sudah membuahkan hasil kemudian hasil tersebut juga sudah dibagikan kepada masing-masing pihak maka berakhirlah akad. Namun, jika waktu akad telah selesai sedangkan tanaman belum membuahkan hasil, akad tersebut harus tetap dilanjutkan walaupun masanya telah berakhir sampai tanaman tersebut berbuah dan bisa dibagikan hasilnya. Hal ini dilakukan demi kemaslahatan bersama antara kedua belah pihak.

Page 75: Muqaddimah - Ahmad Ifhamahmadifham.com/wp-content/uploads/2019/11/Ahmad-Ifham... · 2019-11-06 · titipannya dipake. Pada akad titipan, yang butuh transaksi adalah pemilik dana.

@Ngaji.Bisnis Contact: Zahra (0812-9901-3788) | www.AmanaSharia.com

Muzara’ah Berakhir atau Fasakh #2

Meninggalnya salah satu pihak Ini adalah pendapat Hanafiyyah dan Hanâbilah. Akad berakhir dengan meninggalnya salah satu pihak, baik meninggalnya sebelum maupun setelah penggarapan. Demikian pula ketika tanaman telah berbuah maupun belum. Sedangkan Syafiiyah dan Mâlikiyyah berpendapat bahwa muzâra’ah tidak berakhir dengan meninggalnya salah satu pihak. Hanafiyyah membedakan antara dampak yang timbul akibat wafatnya salah satu pihak, sebagai berikut : Dampak yang timbul dari wafatnya si pemilik lahan: Apabila pemilik lahan wafat, sedangkan hasil pertanian masih belum dapat dipanen. Maka, lahan tersebut diberikan kepada si penggarap untuk dikelola lagi hingga waktu panen tiba. sedangkan hasil panen tersebut, dibagi antara si penggarap dan ahli waris si pemilik lahan, sebagaimana kesepakatan awal antara si pemilik lahan dan si penggarap. Dampak yang timbul dari wafatnya si penggarap: Apabila penggarap wafat sebelum adanya hasil panen. Maka, bagi ahli warisnya hak untuk melanjutkan warisan pekerjaan dari si penggarap (muwarrits) sesuai dengan syarat yang telah disepakati antara si pemilik lahan dan penggarap sebelumnya.

Page 76: Muqaddimah - Ahmad Ifhamahmadifham.com/wp-content/uploads/2019/11/Ahmad-Ifham... · 2019-11-06 · titipannya dipake. Pada akad titipan, yang butuh transaksi adalah pemilik dana.

@Ngaji.Bisnis Contact: Zahra (0812-9901-3788) | www.AmanaSharia.com

Muzara’ah Berakhir atau Fasakh #3

Adanya Uzur Yang Memfasakh Akad Apabila akad difasakh sebelum lazimnya akad, maka batallah akad tersebut. Menurut Hanafiyyah sifat akad dalam Muzâra’ah adalah ghairu lazim bagi si pemilik benih dan lazim bagi yang tidakkk memiliki benih. Sedangkan menurut Malikiah, akad Muzâra’ah menjadi lazim apabila penggarap sudah memulai pekerjaaannya. Maka, selama si penggarap belum menggarap lahan, ia masih dapat memfasakh akad tersebut.Bagi Hanafiyyah juga diperbolehkan untuk memfasakh akad setelah ia menjadi akad lazim, apabila terdapat uzur. Baik, dari pemilik lahan atau si penggarap. Misalnya: Adanya hutang bagi si pemilik lahan, yang mengharuskannya untuk menjual lahan pertanian, yang sudah disepakati untuk akad Muzâra’ah. Dimana si pemilik lahan tidak memiliki harta lain selain lahan tersebut. Maka, dibolehkan baginya untuk menjualnya karena adanya hutang tersebut, dan berakhirlah (fasakh) akad Muzâra’ah. Karena ia tidak mungkin untuk meneruskan akad tersebut, kecuali dengan menanggung bahaya dari hutang yang dimilikinya.

Page 77: Muqaddimah - Ahmad Ifhamahmadifham.com/wp-content/uploads/2019/11/Ahmad-Ifham... · 2019-11-06 · titipannya dipake. Pada akad titipan, yang butuh transaksi adalah pemilik dana.

@Ngaji.Bisnis Contact: Zahra (0812-9901-3788) | www.AmanaSharia.com

Muzara’ah dalam Ekonomi Modern

Kita menemukan sistem bagi hasil yang ada pada transaksi syariah terdapat di dalam musyârakah, mudhârabah, muzâra’ah, mukhâbarah dan musâqâh. Tiga dari hal ini berkutat pada bidang pertanian.

Ini menandakan bahwasanya Islam sangat memperhatikan sektor pertanian dan sejenisnya. Tidak kalah pentingnya lagi di dalam ilmu fiqh juga dikhususkan pembahasan zakat pertanian dan perkebunan. Maqâshid syarî’ah sangat sejalan dengan akad ini, karena dapat membantu manusia untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari hari dalam proses kelangsungan hidup.

Akad muzâra’ah dan musâqâh sangat dibutuhkan dalam kehidupan masa ini, bahkan untuk masa yang akan datang.

Page 78: Muqaddimah - Ahmad Ifhamahmadifham.com/wp-content/uploads/2019/11/Ahmad-Ifham... · 2019-11-06 · titipannya dipake. Pada akad titipan, yang butuh transaksi adalah pemilik dana.

@Ngaji.Bisnis Contact: Zahra (0812-9901-3788) | www.AmanaSharia.com

Dampak Sistem Muzara’ah

Diterapkannya bagi hasil sistem muzâra’ah berdampak pada sektor pertumbuhan sosial ekonomi, seperti: • Adanya rasa saling tolong-menolong atau saling

membutuhkan antara pihak-pihak yang bekerjasama. • Dapat menambah atau meningkatkan penghasilan

atau ekonomi petani penggarap maupun pemilik tanah.

• Dapat mengurangi pengangguran. • Meningkatkan produksi pertanian dalam negeri

menuju swasembada pangan. • Dapat mendorong pengembangan sektor riil yang

menopang pertumbuhan ekonomi secara makro. • Mengoptimalkan lahan-lahan yang tidak produktif dan

mengubahnya menjadi produktif dan bermanfaat secara luas.

Page 79: Muqaddimah - Ahmad Ifhamahmadifham.com/wp-content/uploads/2019/11/Ahmad-Ifham... · 2019-11-06 · titipannya dipake. Pada akad titipan, yang butuh transaksi adalah pemilik dana.

@Ngaji.Bisnis Contact: Zahra (0812-9901-3788) | www.AmanaSharia.com

Bagi Hasil dalam Tradisi #1

Sistem bagi hasil pengolahan lahan pertanian telah lama dikenal luas di kalangan masyarakat Indonesia dengan ber-bagai sebutan yang berbeda-beda. Ditiap daerah berbeda-beda penyebutannya seperti : a. Memperduoi (Minang kabau) b. Toyo (Minahasa) c. Tesang (Sulawesi) d. Maro (1:1), Mertelu (1:2), ( Jawa Tengah). e. Nengah (1:1), Jejuron (1:2), (Priangan)

Selain tersebut di atas masih ada istilah lain dibeberapa daerah antara lain: Untuk daerah Sumatera. Aceh memakai istilah “mawaih” atau “Madua laba” (1:1), ”bagi peuet” atau “muwne peuet”, “bagi thee”, “bagi limong“ dimana berturut-turut pemilik memperoleh bagian 1/4,2/3,1/5.

Page 80: Muqaddimah - Ahmad Ifhamahmadifham.com/wp-content/uploads/2019/11/Ahmad-Ifham... · 2019-11-06 · titipannya dipake. Pada akad titipan, yang butuh transaksi adalah pemilik dana.

@Ngaji.Bisnis Contact: Zahra (0812-9901-3788) | www.AmanaSharia.com

Bagi Hasil dalam Tradisi #2

Tanah gayo memakai istilah “mawah”(1:1), tanah alas memiliki istilah “Blah duo” atau “Bulung Duo”(1:1). Tapanuli Selatan memakai istilah “marbolam”,”mayaduai”. Sumatera Selatan untuk Jambi memakai istilah “bagi dua”, “bagitiga“, Palembang memakai istilah “separoan”. Untuk daerah Kalimantan: Banjar memakai istilah “bahakarun”. Lawang memakai istilah “sabahandi”. Nganjuk memakai istilah “bahandi”. Daerah Bali: istilah umum yang dipakai adalah “nyakap”, tetapi variasi lain dengan menggunakan sebutan “nondo” atau “nanding “ yang berarti “maro”, “nilon “, berarti mertelu (1:2), ”muncuin” atau “ngepatempat” berarti “mrapat” (1:3) dan seterusnya, dimana merupakan bagian terkecil untuk penggarap. Daerah Jawa: memakai istilah “nengah” untuk “maro”,”mertelu”. Madura: memakai istilah “paron” atau “paroa” untuk separo dari produksi sebidang tanah sawah sebagai upah untuk penggarap.

Page 81: Muqaddimah - Ahmad Ifhamahmadifham.com/wp-content/uploads/2019/11/Ahmad-Ifham... · 2019-11-06 · titipannya dipake. Pada akad titipan, yang butuh transaksi adalah pemilik dana.

@Ngaji.Bisnis Contact: Zahra (0812-9901-3788) | www.AmanaSharia.com

Tebal: 500 halaman, Harga 125 rb [belum ongkir]. Buku ini hanya bisa dibeli Via WA Zahra: 0812-9901-3788