Munculnya Berbagai Eksperimen Menyelidiki Kehidupan Jiwa Secara Induktif Dan Tidak Seperti Cara

14
Munculnya Berbagai Eksperimen Menyelidiki Kehidupan Jiwa Secara Induktif dan Tidak Seperti Cara-Cara Klasik yang Deduktif Definisi Penalaran. Penalaran adalah sebuah pemikiran untuk dapat menghasilkan suatu kesimpulan. Ketika seseorang sedang melanarkan sesuatu, maka seseorang tersebut akan mendapat sebuah pemikiran dimana pemikiran tersebut adalah suatu kesimpulan masalah yang sedang dihadapi. Contoh saja kalau kita sedang berkendara dan terjebak di derasnya hujan, apakah yang akan kita lakukan? disitulah nalar kita bekerja. mencari sebuah solusi agar kita bisa terhindar dari derasnya hujan dengan cara memikirkan sesuatu yang bisa dipakai untuk berteduh. Ciri-ciri penalaran : 1. Adanya suatu pola berpikir yang secara luas disebut logika. 2. Sifat analitik dari proses berfikir. Analisis pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan berpikir berdasarkan langkah-langkah tertentu. Tujuan penalaran.

description

eksperimen

Transcript of Munculnya Berbagai Eksperimen Menyelidiki Kehidupan Jiwa Secara Induktif Dan Tidak Seperti Cara

Page 1: Munculnya Berbagai Eksperimen Menyelidiki Kehidupan Jiwa Secara Induktif Dan Tidak Seperti Cara

Munculnya Berbagai Eksperimen Menyelidiki Kehidupan Jiwa Secara

Induktif dan Tidak Seperti Cara-Cara Klasik yang Deduktif

Definisi Penalaran.

            Penalaran adalah sebuah pemikiran untuk dapat menghasilkan suatu kesimpulan. Ketika

seseorang sedang melanarkan sesuatu, maka seseorang tersebut akan mendapat sebuah pemikiran

dimana pemikiran tersebut adalah suatu kesimpulan masalah yang sedang dihadapi. Contoh saja

kalau kita sedang berkendara dan terjebak di derasnya hujan, apakah yang akan kita lakukan?

disitulah nalar kita bekerja. mencari sebuah solusi agar kita bisa terhindar dari derasnya hujan

dengan cara memikirkan sesuatu yang bisa dipakai untuk berteduh.

Ciri-ciri penalaran :

1.      Adanya suatu pola berpikir yang secara luas disebut logika.

2. Sifat analitik dari proses berfikir. Analisis pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan

berpikir berdasarkan langkah-langkah tertentu.

Tujuan penalaran.

Tujuan dari penalaran yang terjadi diatas tersebut adalah untuk menentukansecara logis atau

objektif, apakah yang kita lakukan itu benar atau tidak sehingga dapat dilaksanakan.

PENALARAN DEDUKTIF

Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan

empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang

sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi

yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang

sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.

Page 2: Munculnya Berbagai Eksperimen Menyelidiki Kehidupan Jiwa Secara Induktif Dan Tidak Seperti Cara

Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis

(antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut denganconsequence (konklusi). Metode berpikir

deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk

seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus. Contoh: Masyarakat Indonesia

konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan

imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai

prestasi sosial dan penanda status sosial.

Penalaran deduktif adalah suatu penalaran yang berpangkal pada suatu peristiwa umum,

yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau

pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus. Metode ini diawali dari pebentukan teori, hipotesis,

definisi operasional, instrumen dan operasionalisasi.

Jenis penalaran deduktif  yaitu:

Ø  Silogisme Kategorial = Silogisme yang terjadi dari tiga proposisi.

Ø  Silogisme Hipotesis = Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi konditional

hipotesis.

Ø  Silogisme Akternatif = Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif.

Ø  Entimen = Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan

maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan simpulan.

Silogisme kategoris

Silogisme kategoris adalah argumen yang pasti terdiri atas dua premis dan satu konklusi, dengan

setiap pernyataannya dimulai dengan kata semua, tidak ada, dan beberapa atau sebagian, dan

berisi tiga bagian yang masing-masing hanya boleh muncul dalam dua proposisi silogisme

Premis 1: Semua atlet adalah orang yang sehat jiwa raga.

Premis 2: Beberapa pelajar adalah atlet.

Konklusi: Jadi, beberapa pelajar adalah orang yang sehat jiwa raga.

Page 3: Munculnya Berbagai Eksperimen Menyelidiki Kehidupan Jiwa Secara Induktif Dan Tidak Seperti Cara

Silogisme hipotetis

silogisme yang memiliki pernyataan kondisional atau bersyarat pada premisnya. Ada tiga jenis

silogisme hipotetis, yaitu silogisme kondisional yang mengandung anteseden (syarat) dan

konsekuensi; silogisme disjungtif berupa pernyataan yang menawarkan dua kemungkinan; dan

silogisme konjungtif yang bertumpu pada kebenaran proposisi kontraris. Kesahihan dan

ketidaksahihan setiap bentuk silogisme tersebut diukur dengan hukum dan prinsip dasar berpikir

deduktif, menyangkut pengakuan dan pengingkaran pada premisnya. Beberapa contoh silogisme

hipotetis terlihat di bawah ini:

Bila hari tidak hujan, Ani akan pergi ke bandara.

Hari hujan.

Oleh karena itu, Ani tidak pergi ke bandara.

Silogisme Alternatif

Silogisme alternatif adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif.

Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya.

Kesimpulannya akan menolak alternatif yang lain. Contoh:

 Kakek atun berada di sumedang atau bandung

 Kakek atun berada di sumedang∴ Jadi, kakek Sumi tidak berada di sumedang

Entimem

Dalam kehidupan sehari-hari kita jarang menggunakan bentuk silogisme yang lengkap. Demi

kepraktisan, bagian silogisme yang dianggap telah dipahami, dihilangkan. Inilah yang disebut

entimem.

Page 4: Munculnya Berbagai Eksperimen Menyelidiki Kehidupan Jiwa Secara Induktif Dan Tidak Seperti Cara

Contoh :

Premis mayor : Semua rentenir adalah penghisap darah orang yang sedang kesusahan.

Premis minor : Pak Johan adalah rentenir.

Kesimpulan : Pak Johan adalah penghisap darah orang yang sedang kesusahan.

Agar tidak kaku, maka silogisme di atas diungkapkan dalam bentuk entimem :

Pak Johan adalah rentenir, penghisap darah orang yang sedang kesusahan.

Jadi, dari penjelasan tentang berpikir deduktif yang termanifestasi dalam bentuk silogisme

kategoris dan silogisme hipotetis (kondisional, disjungtif, dan konjungtif) dapat disimpulkan

bahwa berpikir deduktif adalah cara berpikir logis yang mengikuti serangkaian aturan. Di

dalamnya berlangsung aktivitas berpikir analisis dan sintesis terhadap kondisi atau situasi yang

ada.

CONTOH PARAGRAF DEDUKTIF

Chairil Anwar terkenal sebagai penyair. Ia disebut penyair yang membawa pembaharuan

dalam puisi. Ada yang mengatakan dia sebagai seorang individualis. Ada yang menilai bahwa ia

seorang yang kurang bermoral dan plagiat karena ada sebagian kecil dalam gubahannya

merupakan jiplakan dari puisi asing. Dalam sajak-sajaknya yang dikumpulkan dalam "Deru

Campur Debu" memperlihatkan adanya perbedaan bentuk, corak, gaya, dan isi. Tanggapan orang

terhadap Chairil berbeda-beda. Namun, bagaimanapun ia tetap seorang penyair besar yang

membawa kesegaran baru dalam bidang puisi pada 1945.

Penarikan kesimpulan deduktif dibagi menjadi dua, yaitu penarikan langsung dan tidak langsung.

1.      Penarikan simpulan secara langsung

Simpulan secara langsung adalah penarikan simpulan yang ditarik dari satu premis. Premis yaitu

prosisi tempat menarik simpulan.

Simpulan secara langsung:

Page 5: Munculnya Berbagai Eksperimen Menyelidiki Kehidupan Jiwa Secara Induktif Dan Tidak Seperti Cara

1.      Semua S adalah P. (premis)

Sebagian P adalah S. (simpulan)

Contoh: Semua manusia mempunyai rambut. (premis)

            Sebagian yang mempunyai rambut adalah manusia. (simpulan)

2.      Semua S adalah P. (premis)

Tidak satu pun S adalah tak-P. (simpulan)

Contoh: Semua pistol adalah senjata berbahaya. (premis)

             Tidak satu pun pistol adalah senjata tidak berbahaya. (simpulan)

3.      Tidak satu pun S adalah P. (premis)

Semua S adalah tak-P. (simpulan)

Contoh: Tidak seekor pun gajah adalah jerapah. (premis)

            Semua gajah adalah bukan jerapah. (simpulan)

4.      Semua S adalah P. (premis)

Tidak satu-pun S adalah tak P. (simpulan)

Tidak satu-pun tak P adalah S. (simpulan)

Contoh: Semua kucing adalah berbulu. (premis)

            Tidak satu pun kucing adalah takberbulu. (simpulan)

            Tidak satupun yang takberbulu adalah kucing. (simpulan)

Page 6: Munculnya Berbagai Eksperimen Menyelidiki Kehidupan Jiwa Secara Induktif Dan Tidak Seperti Cara

2.      Penarikan simpulan secara tidak langsung

Untuk penarikan simpulan secara tidak langsung diperlukan dua premis sebagai data. Dari dua

premis tersebut akan menghasilkan sebuah simpulan. Premis yang pertama adalah premis yang

bersifat umum dan premis yang kedua adalah premis yang bersifat khusus.

Jenis penalaran deduksi dengan penarikan simpulan tidak langsung, yaitu:

1.      Silogisme

Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua

proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). 

Contohnya:

-          Semua manusia akan mati

Ani adalah manusia

Jadi, Ani akan mati. (simpulan)

-          Semua manusia bijaksana

Semua dosen adalah manusia

Jadi, semua dosen bijaksana. (simpulan)

2.       Entimen

Entimen adalah penalaran deduksi secara tidak langsung. Dan dapat dikatakan silogisme

premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.

Page 7: Munculnya Berbagai Eksperimen Menyelidiki Kehidupan Jiwa Secara Induktif Dan Tidak Seperti Cara

Contohnya :

-          Proses fotosintesis memerlukan sinar matahari

Pada malam hari tidak ada sinar matahari

Pada malam hari tidak mungkin ada proses fotosintesis.

-          Semua ilmuwan adalah orang cerdas

Anto adalah seorang ilmuwan.

Jadi, Anto adalah orang cerdas.

Jadi, dengan demikian silogisme dapat dijadikan entimen. Sebaliknya, entimen   juga dapat

dijadikan silogisme.

Berfikir induktif

Induksi adalah cara mempelajari sesuatu yang bertolak dari hal-hal atau peristiwa khusus

untuk menentukan hukum yang umum. Induksi merupakan cara berpikir dimana ditarik suatu

kesimpulan yang bersifat umum dari berbagai kasus yang bersifat individual. Penalaran secara

induktif dimulai dengan mengemukakan pernyataan-pernyataan yang mempunyai ruang lingkup

yang khas dan terbatas dalam menyusun argumentasi yang diakhiri dengan pernyataan yang

bersifat umum (filsafat ilmu.hal 48 Jujun.S.Suriasumantri Pustaka Sinar Harapan. 2005)

Berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-

hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi

fenomena sejenis yang belum diteliti. Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir induktif.

Page 8: Munculnya Berbagai Eksperimen Menyelidiki Kehidupan Jiwa Secara Induktif Dan Tidak Seperti Cara

Jalan induksi mengambil jalan tengah, yakni di antara jalan yang memeriksa cuma satu

bukti saja dan jalan yang menghitung lebih dari satu, tetapi boleh dihitung semuanya satu

persatu. Induksi mengandaikan, bahwa karena beberapa (tiada semuanya) di antara bukti yang

diperiksanya itu benar, maka sekalian bukti lain yang sekawan, sekelas dengan dia benar pula.

Jenis penalaran deduktif  yaitu:

-Silogisme Kategorial = Silogisme yang terjadi dari tiga proposisi.

-Silogisme Hipotesis = Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi    

konditional hipotesis.

-Silogisme Akternatif = Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif.

-Entimen = Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan

maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan simpulan.

Penalaran ilmiah pada hakikatnya merupakan gabungan dari penalaran deduktif dan

induktif. Dimana lebih lanjut penalaran deduktif terkait dengan rasionalisme dan penalaran

induktif dengan empirisme. Secara rasional ilmu menyusun pengetahuannya secara konsisten

dan kumulatif, sedangkan secara empiris ilmu memisahkan antara pengetahuan yang sesuai fakta

dengan yang tidak. Karena itu sebelum teruji kebenarannya secara empiris semua penjelasan

rasional yang diajukan statusnya hanyalah bersifat sementara, Penjelasan sementara ini biasanya

disebut hipotesis.

Hipotesis ini pada dasarnya disusun secara deduktif dengan mengambil premis-premis

dari pengetahuan ilmiah yang sudah diketahui sebelumnya, kemudian pada tahap pengujian

hipotesis proses induksi mulai memegang peranan di mana dikumpulkan fakta-fakta empiris

untuk menilai apakah suatu hipotesis di dukung fakta atau tidak. Sehingga kemudian hipotesis

tersebut dapat diterima atau ditolak.

Page 9: Munculnya Berbagai Eksperimen Menyelidiki Kehidupan Jiwa Secara Induktif Dan Tidak Seperti Cara

Ada 3 macam penalaran Induktif :

1. Generalisasi

Merupakan penarikan kesimpulan umum dari pernyataan atau data-data yang ada.

Dibagi menjadi 2 :

a. Generalisasi Sempurna / Tanpa loncatan induktif 

Fakta yang diberikan cukup banyak dan meyakinkan.

Contoh :

- Sensus Penduduk.

- Jika dipanaskan, besi memuai.

Jika dipanaskan, baja memuai.

Jika dipanaskan, tembaga memuai.

Jadi, jika dipanaskan semua logam akan memuai.

b. Generalisasi Tidak Sempurna / Dengan loncatan induktif

Fakta yang digunakan belum mencerminkan seluruh fenomena yang ada.

Contoh :

Setelah kita menyelidiki sebagian bangsa Indonesia bahwa mereka adalah manusia yang

suka bergotong-royong, kemudian kita simpulkan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang

suka bergotong-royong.

2. Analogi

Merupakan penarikan kesimpulan berdasarkan kesamaan data atau fakta. Pada analogi

biasanya membandingkan 2 hal yang memiliki karakteristik berbeda namun dicari persamaan

yang ada di tiap bagiannya.

Tujuan dari analogi :

- Meramalkan kesamaan.

Page 10: Munculnya Berbagai Eksperimen Menyelidiki Kehidupan Jiwa Secara Induktif Dan Tidak Seperti Cara

- Mengelompokkan klasifikasi.

- Menyingkapkan kekeliruan.

Contoh :

Ronaldo adalah pesepak bola.

Ronaldo berbakat bermain bola.

Ronaldo adalah pemain real madrid.

3. Kausal

Merupakan proses penarikan kesimpulan dengan prinsip sebab-akibat.

Terdiri dari 3 pola, yaitu :

a. Sebab ke akibat = Dari peristiwa yang dianggap sebagai akibat ke kesimpulan sebagai efek.

Contoh : Karena terjatuh di tangga, Kibum harus beristirahat selama 6 bulan.

b. Akibat ke sebab = Dari peristiwa yang dianggap sebagai akibat ke kejadian yang dianggap

penyebabnya.

Contoh : Jari kelingking Leeteuk patah karena memukul papan itu.

c. Akibat ke akibat = Dari satu akibat ke akibat lainnya tanpa menyebutkan penyebabnya.

Maka dapat disimpulkan bahwa penalaran deduktif dan penalaran induktif diperlukan dalam

proses pencarian pengetahuan yang benar.