Deduktif & Induktif

31
1 Philosopical Thinking (Deduktif-Induktif Oleh: Sarjuni, S.Ag., M.Hum. Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Unissula Semarang Jl. Raya Kaligawe KM.4 Semarang Telp. 08156663173 Email. Alffahann @gmail.com

description

jj

Transcript of Deduktif & Induktif

Page 1: Deduktif & Induktif

1

Philosopical Thinking

(Deduktif-InduktifOleh: Sarjuni, S.Ag., M.Hum.

Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Unissula Semarang

Jl. Raya Kaligawe KM.4 Semarang

Telp. 08156663173 Email. Alffahann @gmail.com

Page 2: Deduktif & Induktif

Berfikir Filsafati

Berpikir dalam kerangka ontologis, epistemologis dan aksiologis.

Berpikir rasional dan logis Rasional: sesuatu yang sesuai

dengan hukum alam, yang tidak rasional tidak sesuai dengan hukum alam. Kebenaran akal diukur dengan hukum alam.

Logis (masuk akal): Sesuai dengan hukum-hukum berpikir. Ada logis rasional dan logis supra rasional.

Page 3: Deduktif & Induktif

Contoh:

Logis-Rasional : Tubuh kita jika terkena api terasa panas, karena secara hukum alam api memiliki sifat panas (membakar).

Logis-Suprarasional: Nabi Ibrahim AS dibakar api tidak panas (terbakar). Karena Allah sebagai pembuat api menghendaki api menjadi tidak panas.

Page 4: Deduktif & Induktif

Hubungan Logis dan Rasional

Yang logis ialah yang masuk akal. Yang logis mencakup yang rasional

dan supra-rasional. Yang logis ialah yang masuk akal

sekalipun tidak sesuai dengan hukum alam.

Logis boleh dipakai dalam pengertian rasional maupun supra-rasional.

Page 5: Deduktif & Induktif

Logika

Pengertian: Cabang filsafat yang membicarakan prinsip-prinsip berfikir yang logis /true (benar) dan valid (tepat/sah)

Yang dikaji: bagaimana manusia mengambil sebuah penyimpulan yang benar dan valid berdasarkan kaidah berfikir logis dan runtut (Adjat Sakri, 1996:1).

Logika: pertimbangan akal atau pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa.

Page 6: Deduktif & Induktif

Logika

Dalam logika manusia bernalar. Penalaran (reasoning) ialah proses pengambilan simpulan (conclucsioan, inference) dari bahan bukti atau petunjuk (evidence) (Moeliono, 1996).

Logika akan membimbing manusia untuk berpikir secara benar dan lepas dari berbagai prasangka dan emosi serta keyakinan seseorang, sehingga hasilnya bersifat objektif.

Page 7: Deduktif & Induktif

Macam-Macam Logika Logika formal (sering disebut logika saja):

Logika yang memberikan norma berpikir benar dari segi bentuk (form) berpikir. Logikanya untuk memperoleh pengetahuan yang valid, maka bentuk berpikirnya harus benar.

Logika Material: Mengkaji isi kesimpulan. Dalam logika dikenal perbedaan antara

kesimpulan yang benar (true) dan tepat (valid). Benar (true), berkaitan dengan bentuk, Tepat (valid)berhubungan dengan isi kesimpulan.

Bila isinya tepat, pasti bentuknya benar, belum tentu sebaliknya.

Page 8: Deduktif & Induktif

Contoh: Deduksi ini bentunya benar dan isinya

tepat Setiap manusia akan mati. Muhammad adalah manusia. Muhammad akan mati.

Deduksi ini bentunya benar dan isinya tidak tepat:

Manusia adalah sejenis hewan. Kuda adalah sejenis hewan. Jadi, manusia sama dengan kuda.

Page 9: Deduktif & Induktif

Contoh

Semua mahasiswi FKG memaka jilbabFathimah memakai jilbabFathimah mahasiswi FKG

Semua mahasiswi FKG memakai jilbabFathimah mahsiswi FKG Fathimah memakai jilbab

Page 10: Deduktif & Induktif

Logika dalam Kegiatan Ilmiah

Dalam kegiatan ilmiah ditekankan pada proses penalaran deduktif dan induktif.

Deduktif: berfungsi untuk membangun prediksi-prediksi dan mengkomunikasikan hasil-hasil kajian ilmiah dengan cermat dan benar.

Proses deduksi berlangsung melalui tiga tahap:

1. Generalisasi sebagai pangkal bertolak, 2. Penerapan generalisasi pada kejadian

tertentu; dan 3. Simpulan deduktif yang berlaku

diturunkan dari pangkal pikirannya. Penemu Penalaran Deduktif: Aristoteles

(Organon)

Page 11: Deduktif & Induktif

PENALARAN DEDUKTIF

Didasarkan atas prinsip, hukum teori atau putusan lain yang berlaku umum untuk suatu hal atau gejala. Berdasarkan atas prinsip umum tsb ditarik kesimpulan tentang suatu gejala yang khusus yang merupakan bagian dari hal/ gejala tsb.Ia bergerak dari sesuatu yang umum ke yang khusus

Page 12: Deduktif & Induktif

I . S identik dengan P S=P; semua manusia adalah

makhluk rasional

S = P

Page 13: Deduktif & Induktif

S adalah sebagian dari PSemua S adalah P

Semua kerbau adalah binatang

P

S

Page 14: Deduktif & Induktif

Sebagian S adalah PBeberapa S = P

Beberapa manusia genius

S P

Page 15: Deduktif & Induktif

Macam penalaran deduktif

1. Silogisme2. Entimem

Page 16: Deduktif & Induktif

Silogisme Silogisme termasuk dalam penalaran deduktif.

Deduktif merupakan salah satu teknik untuk mengambil simpulan dalam sebuah karangan. Sebenarnya jenis silogisme banyak, tetapi yang dibahas di sini hanya satu jenis, yaitu silogisme golongan ada yang mengistilahkan silogisme kategorial.

Dalam silogisme terdapat dua premis dan satu simpulan. Premis merupakan pernyataan yang dijadikan dasar untuk menarik simpulan. Kedua premis itu adalah premis umum (premis mayor) dan premis khusus (premis minor).

Page 17: Deduktif & Induktif

Premis umum (PU)      : berisi pernyataan yang menyatakan semua anggota kelompok atau kumpulan sesuatu           yang memiliki sifat atau ciri tertentu.                                             

Premis Khusus (PK)    : menyatakan seseorang atau sesuatu anggota kelompok atau kumpulan sesuatu itu

Simpulan (S)               : menyatakan seseorang atau sesuatu anggota kelompok sesuatu itu memiliki sifat atau  ciri tertentu.

Page 18: Deduktif & Induktif

PREMIS DAN TERM Proposisi: kalimat logika yang merupakan

pernyataan tentang hubungan antara dua atau beberapa hal yang dapat dinilai benar atau salah.

Premis:pernyataan yang digunakan sebagai dasar penarikan kesimpulan

Kesimpulan: merupakan kesimpulan yang ditarik berdasarkan premis mayor dan premis minor. Subjek kesimpulan merupakan term minor.

Term adalah suatu kata atau kelompok kata yang menempati fungsi Subjek (S) atau Predikat (P)

Page 19: Deduktif & Induktif

Contoh SILOGISME

1. Semua cendekiawan adalah manusia pemikir

2. Semua ahli filsafat adalah cendekiawan

3. Semua ahli filsafat adalah manusia pemikir.

(1) Premis mayor (2) premis minor (3) kesimpulan

Page 20: Deduktif & Induktif

Premis mayor: pernyataan dasar umum yang dianggap benar untuk satu kelas tertentu. Di dalamnya terdapat term mayor (manusia pemikir) sebagai predikat kesimpulan.

Premis Minor: pernyataan tentang peristiwa atau gejala khusus yang merupakan bagian atau anggota kelas premis mayor. Di dalamnya terdapat term minor (ahli filsafat) sebagai Subjek dalam kesimpulan.

Term mayor dihubungkan dengan term tengah (cendekiawan) yang tak boleh diulang di dalam kesimpulan. Term tengah itu yang memungkinkan kita menarik kesimpulan

Page 21: Deduktif & Induktif

Rumus SilogismeJika ketentuan-ketentuan di atas dibuat rumus akan menjadi:PU       : Semua A = BPK       : Semua C = AS          : Semua C = B

Contoh I:PU       : Semua profesor pandai.PK       : Pak Adit adalah profesor.S          : Pak Adit pasti orang pandai.Keterangan:Semua  A         : kelompok atau kumpulan sesuatu itu                        

       = semua profesor            B         : kelompok sesuatu itu memiliki sifat atau ciri

tertentu          = pandai            C         : seseorang atau sesuatu anggota kelompok itu           

       = Pak Adit

Page 22: Deduktif & Induktif

Contoh II: PU       : Binatang menyusui melahirkan anak dan tidak

bertelur. PK       : Kerbau binatang menyusui. S          : Kerbau melahirkan anak dan tidak bertelur.

Catatan: Kata “semua” dapat tidak disebutkan atau dapat juga diganti dengan kata “setiap”atau “tiap-tiap”

Contoh III: PU       : Setiap orang asing harus memiliki izin kerja, jika

ingin bekerja di Indonesia. PK       : Peter White itu orang asing. S          : Jadi, Peter White harus memiliki izin kerja jika

ingin bekerja di Indonesia.

Page 23: Deduktif & Induktif

Silogisme Negatif

Jika salah satu premis dalam silogisme bersifat negatif simpulannya pun akan bersifat negatif pula. Biasanya pernyataan negatif digunakan kata “tidak”, “tak”

Contoh I: PU       : Semua penderita penyakit

gula tidak boleh banyak makan makanan berepung

PK       : Pak Badu penderita penyakit gula S          : Jadi, Pak Badu tidak boleh banyak

makan makanan bertepung

Page 24: Deduktif & Induktif

Entimem Entimem adalah silogisme yang diperpendek.

Entimen tidak peerlu menyebutkan premis umum, tetapi langsung mengetengahkan simpulan dengan premis khusus yang menjadi penyebabnya.

Rumus entimem : C = B, Karena C = A Contoh : Silogisme : PU       : Pegawai yang baik tidak mau menerima

suap. PK       : Ali pegawai yang baik. S          : Ali tidak mau menerima suap.

Page 25: Deduktif & Induktif

Entimem Ali tidak mau menerima suap, karena ia pegawai yang baik. Penjelasan: C         = Ali ;ia B         = tidak mau menerima suap A         = pegawai yang baik C = B, karena C = A Contoh di atas silogisme yang dijadikan entimem. Jika

entimem dapat dikembalikan menjadi silogisme Contoh : Entimem : Badu harus bekerja keras, karena ia orang yang ingin

sukses. C         : Badu B         : harus bekerja keras A         : orang yang ingin sukses

Page 26: Deduktif & Induktif

Silogisme : PU       : Semua orang yang ingin

sukses harus bekerja keras.                       

PK       : Badu orang yang ingin sukses.

S          : Maka, Badu harus bekerja keras.

Page 27: Deduktif & Induktif

Penalaran Induktif Induktif: bertolak dari hal-hal atau

peristiwa khusus untuk menentukan hukum yang umum,penentuan kaidah umum berdasarkan hal-hal yang khusus.

Melalui penalaran induktif dapat ditemukan informasi baru.

Dalam penalaran induktif dilakukan dengan observasi dan eksperimen, perumusan hipotesis, verifikatif, penyusunan teori atau hukum ilmiah sebagai abstraksi intelektual dengan menggabungkan rasio dan empiris.

Penemu Penalaran Induktif: Ibnu al-Haitam Francis Bacon (Novum Organum)

Page 28: Deduktif & Induktif

Ciri-ciri Penalaran Induktif :

- Terlebih dahulu menyebutkan peristiwa-peristiwa khusus

- Kemudian, menarik kesimpulan berdasarkan peristiwa-peristiwa khusus

Jenis Penalaran Induktif :GeneralisasiAnalogiSebab akibat

Page 29: Deduktif & Induktif

Jenis2 Induktif

Generalisasi merupakan proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fakta atau gejala khusus yang diamati lalu ditarik kesimpulan umum tentang sebagian atau seluruh gejala yang diamati itu. Secara umum, generalisasi adalah pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian besar gejala yang diamati.

Page 30: Deduktif & Induktif

Analogi merupakan proses penalaran yang berdasarkan pada pembagian dan terhadap sejumlah gejala khusus yang memiliki kesamaan, kemudian ditarik kesimpulan.

Sebab Akibat merupakan penalaran yang dimulai dengan mengemukakan fakta yang berupa sebab dan sampai pada kesimpulan yang merupakan akibat.

Page 31: Deduktif & Induktif

Selesai........

Semoga Bermanfaat

Wassalamu,alaikum wr. wb.