MULTISTAGE SAMPLING
-
Upload
rigel-burris -
Category
Documents
-
view
40 -
download
4
description
Transcript of MULTISTAGE SAMPLING
MULTISTAGE SAMPLING
Oleh: J. Purwanto Ruslam
SEKOLAH TINGGI ILMU STATISTIK
PERTEMUAN 8-MPC 2 TEORI
PENGERTIAN
› Penarikan sampel bertahap merupakan perluasan dari penarikan sampel klaster, pada klaster terpilih tidak semua elemen dalam klaster dikumpulkan informasinya. Pada klaster terpilih dipilih elemen dan selanjutnya informasi hanya dikumpulkan dari elemen terpilih,
› Penarikan sampel bertahap bisa lebih dari 2 tahap, jadi pada klaster ada lagi sub-klaster dan unit terakhir berupa elemen yang disebut unit sampling terkecil (ultimate sampling unit), Unit sampling tahap pertama disebut primary samplng unit (psu), unit sampling tahap kedua disebut secondary sampling unit (ssu), dan seterusnya
2
Contoh Sampling Dua Tahap
› Pada suatu survei dilakukan penarikan sampel blok sensus dan pada setiap blok sensus terpilih dipilih rumahtangga.
› Penyediaan kerangka sampel rumahtangga dapat dilakukan dilapangan sesuai dengan kondisi mutakhir
3
)( unitsamplingprimarypertamatahapsamplingunitsensusBlok
unitmplingultimatesasebagaisekaligus
unitsamplingondarykeduatahapsamplingunitggaRumah )(sectan
Contoh Sampling Tiga Tahap› Pada suatu survei dilakukan penarikan sampel
kecamatan, dan setiap kecamatan dipilih blok sensus dan dari blok sensus terpilih dipilih rumahtangga.
Kecamatan unit sampling tahap pertama (psu)
Blok sensus unit sampling tahap kedua (ssu)
Rumah tangga unit sampling tahap ketiga (tsu/usu)
4
Dasar Pertimbangan Penggunaan Metode Sampling Bertahap
› Tidak tersedianya kerangka sampel sampai satuan unit terkecil yang akan dijadikan dasar penarikan sampel
› Untuk membangun kerangka sampel yang memuat unit sampling terkecil memerlukan biaya, tenaga, dan waktu yang besar
› Dengan menerapkan penarikan bertahap, maka pengawasan lapangan lebih dapat ditingkatkan sehingga non sampling error dapat diminimalisasi
› Ditinjau dari segi biaya, penarikan sampel bertahap jauh lebih efisien dibanding dengan penarikan sampel satu tahap langsung melalui elemen sampling
5
Catatan/ Note :
› Ditinjau dari segi metode sampling dengan banyaknya sampel yang sama, maka sampling bertahap lebih efisien dibanding dengan klaster satu tahap, tetapi kurang efisien dibanding sampling elemen.
› Ditinjau dari segi biaya, maka sampling bertahap kurang efisien dibanding dengan klaster satu tahao, tetapi lebih efisien dibanding dengan sampling elemen.
› Jadi dalam penggunaan sampling bertahap perlu ada keseimbangan antara penurunan biaya dan kenaikan sampling error.
6
PENARIKAN SAMPEL DUA TAHAP (TWO STAGE SAMPLING)
› Seperti halnya pada Sampling Klaster Satu
Tahap, maka banyaknya unit pada tahap
pertama dapat sama atau berbeda.
› Demikian pula banyaknya unit yang harus
dipilih pada tahap kedua dapat sama atau
berbeda sehingga hal ini berpengaruh pada
metode estimasi dan notasi yang dipergunakan.
7
Sampling Dua Tahap Dengan Ukuran Sama
› Pada metode sampling ini banyaknya unit pada unit sampling tahap pertama adalah sama (M), demikian pula banyaknya unit yang dipilih pada tahap kedua (m).
8
9
Penarikan sampel dua tahap Misalkan jumlah unit yang dapat dijadikan dasar untuk penarikan sampel tahap pertama ( pstp atau first stages sampling unit – fsu) adalah N, dan jumlah unit yang dapat dijadikan dasar penarikan sampel tahap kedua ( pstd atau secondary sampling unit – ssu) pada setiap unit penarikan sampel tahap pertama yang ke-i adalah Mi . Contoh : Sampel
dua tahap dengan jumlah unit sama N = 81, n = 5, M = 9, m = 2
N = 81 unit
n = 5 unit
m = 2 subunit
M = 9 subunit M = 9 subunit M = 9 subunit M = 9 subunit M = 9 subunit
m = 2 subunit
m = 2 subunit
m = 2 subunit
m = 2 subunit
10
s ss
s
s
ss
sss
s ssu terpilih
Sampel terpilih n = 5, M = 9, m = 2
11
a). Mendapatkan rerata dan varian pada sampling dua tahap
nilai harapan untuk sampel secara keseluruhan
nilai harapan untuk sampel pada tahap pertama
nilai harapan untuk sampel pada tahap ke dua
varian utk penarikan sampel tahap ke dua.
Utk membuktikan hal di atas misal , maka
dari
21 EEE
E
1E
2E
2121 VEEVV
2V
E
2
21
2
EEEV
……….. ( 1 )
……….. (1 )
12
22
2
2
2
2 2
EEE
Menurut definisi : 222
EEEEV
VEE22
222
2
2
2
2 2
EVEE
Ambil rerata pada penarikan tahap pertama ( ), dan subsitusi bahwa : 1E
21EE
22121
2
21
2
21 2
EEVEEEEE
221
2
21
2
21
VEEEEE
212
2
21 VEEE
Dari konsep varian di atas:
2221
2
212
2121
22
EEEEEEEVEEV
Masukkan ke persamaan di atas, menjadi:
2121 VEEVV
V ……….. ( 2 )
( 2 )
Bila Penarikan Sampel Tahap 1 dan 2 keduanya secara SRS WOR, maka skema
samplingnya:
Banyaknya Unit Tahap
Populasi
Sampel
Metode Sampling
Peluang Pemilihan
Sampel
Fraksi Sampel
Faktor Pengali
1 N n WORSRS N
1 N
n n
N
2
M m WORSRS M
1 M
m m
M
13
Estimator› Pendugaan Total dan rata-rata
Misalkan menunjukkan nilai karakteristik pada psu ke-i ssu ke-j, maka:
Estimator di atas adalah unbiased, di mana
14
n
iij
m
jij ywY
1 1
ˆ
n
i
m
jij
n
i
m
jijij
n
i
m
j
ynm
NMy
n
M
n
Ny
m
M
n
NY
1 11 11 1
ˆ
n
i
m
jijynmNM
Yy
1 1
1ˆ
Yyn
NEYEEYE
n
ii
1121
ˆˆ
Estimator
› Pendugaan Variance
15
2
12
22
122
1
2
22
2
2
11
1
2121
)1()1(
)1(
ˆˆˆ
wi
N
i
b
n
i
win
ii
Sfm
M
n
N
n
SfMN
m
SfM
n
NEy
n
NV
YVEYEVYV
N
i
ib YYN
S1
22
1
1
M
j
iijwi YyM
S1
22
1
1
N
SS
N
iwi
w
1
2
2
Estimator
› Dengan demikian penulisan rumus variance menjadi
16
222122
22
22
122
11
11ˆ
wb
wb
Snm
fS
n
fMN
SNfm
M
n
N
n
SfMNYV
2221 11wb S
mn
fS
n
fyV
Dari rumus di atas dapat dilihat bahwa besarnya variance tergantung variance karakteristik di antara unit sampling tahap 1
dan unit sampling tahap 2.
Estimator
› Estimasi sampling variance-nya:
17
22121 11wb s
nm
ffs
n
fyv
1
1
2
2
n
yys
n
ii
b
)1(
1 1
2
2
mn
yy
s
n
i
m
jiij
w
1
1
2
2
m
yy
s
m
jiij
wi
n
ss
n
iwi
w
1
2
2
yvMNYv 22ˆ
TERIMA KASIHHave A Nice Sampling