Muhammadiyah Dan Gerakan Islam Berkemajuan

24
MUHAMMADIYAH DAN GERAKAN ISLAM BERKEMAJUAN ( Makalah ......................................... ...) Dosen Pembimbing : ................................... Disusun Oleh Kelompok 8 : 1. Fenny Indriati 2. Semester/Kelas : 5 / Jurusan Pendidikan Agama Islam

description

fg

Transcript of Muhammadiyah Dan Gerakan Islam Berkemajuan

Page 1: Muhammadiyah Dan Gerakan Islam Berkemajuan

MUHAMMADIYAH DAN GERAKAN ISLAM BERKEMAJUAN

( Makalah ............................................)

Dosen Pembimbing : ...................................

Disusun Oleh Kelompok 8 :

1. Fenny Indriati

2.

Semester/Kelas : 5 /

Jurusan Pendidikan Agama Islam

Fakultas Agama Islam

Universitas Islam Attahiriyah Jakarta

2015 M / 1436 H

Page 2: Muhammadiyah Dan Gerakan Islam Berkemajuan

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Swt. yang telah memberikan rahmat dan hidayah

kepada umat ini. Shalawat beserta salam semoga tercurah kepada Nabi kita

Muhammad Saw. yang tidak ada nabi setelahnya. sebagai contoh dan panutan yang

paling baik bagi seluruh umat manusia.

Alhamdulillah kami dapat menyusun Makalah dengan tema "

Muhammdayiah dan gerakan islam berkemajuan ”, walaupun kami sadari masih

banyak kekurangan yang belum bisa kami tutupi dalam pembuatannya. Dengan

adanya makalah ini mudah-mudahan dapat menambah pengetahuan bagi pembaca

dan terutama penyusun dan semoga makalah ini dapat menjadi pelengkap nilai

dalam mata kuliah ini.

Saran dan masukan sangat kami harapkan agar dapat menjadi lebih baik di

masa yang akan datang. Semoga Makalah ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca

pada umumnya. Amin.

Wassalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh.

Jakarta, Oktober 2015

Penyusun

Page 3: Muhammadiyah Dan Gerakan Islam Berkemajuan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Konsep, istilah, dan pandangan Islam yang berkemajuan di lingkungan

Muhammadiyah dideklarasikan pada Muktamar Satu Abad tahun 2010 di

Yogyakarta. Pandangan Islam yang berkemajuan tersebut merupakan bagian dari

substansi Pernyataan Pikiran Muhammadiyah Abad Kedua. Di dalamnya

terkandung pula pandangan tentang kebangsaan, gerakan pencerahan, dan

kosmopolitanisme Islam.

Pandangan Islam yang berkemajuan merupakan ikhtiar untuk menggali

kembali api pemikiran Islam yang digagas dan diaktualisasikan oleh pendiri

Muhammadiyah, Kyai Haji Ahmad Dahlan seratus tahun yang silam. Selain itu,

pandangan tersebut sekaligus menjadi bingkai pemikiran bagi Muhammadiyah

dalam memasuki abad kedua dalam perjalanannya ke depan, sehingga spirit

pembaruan tetap berkesinambungan dalam gerakan Muhammadiyah dan seluruh

komponen organisasinya.

Islam itu pada hakikatnya agama yang berkemajuan, karena itu penting

untuk ditonjolkan watak dasar Islam yang maju itu. Jika Muhammadiyah

menekankan pada pandangan Islam yang berkemajuan maka jangan ditarik ke

konsep dan pemikiran yang sempit dan formalistik. Muhammadiyah dengan

pandangan Islam yang berkemajuan itu bahkan memperdalam dan memperluas

tentang Islam sebagai ajaran yang menyeluruh atau komprehensif, yang

diturunkan ke muka bumi untuk membawa kemajuan kepada seluruh umatnya di

alam semesta.

Perumusan pandangan Islam yang berkemajuan bukanlah langkah yang

tiba-tiba dan bersifat slogan besar. Langkah tersebut diambil sebagai jalan

strategis yang memiliki fondasi dan orientasi yang kokoh dalam perjalanan

gerakan Muhammadiyah. Perumusan tersebut juga bukanlah langkah utopis atau

mengawang-awang dan seakan tidak membumi, karena pada kenyataannya

Muhammadiyah sejak awal kelahirannya hingga mampu bertahan sampai satu

abad lebih tidak lepas dari pandangan Islam yang berkemajuan. Dengan demikian

Page 4: Muhammadiyah Dan Gerakan Islam Berkemajuan

pandangan Islam yang berkemajuan dalam Muhammadiyah bersifat aktual

sehingga selalu dapat diaktualisasikan atau diwujudkan atau dilaksanakan dalam

berbagai aspek gerakan.

Karenanya pandangan Islam yang berkemajuan penting untuk diyakini,

dipahami, dan tidak kalah pentingnya diimplementasikan dalam seluruh gerakan

Muhammadiyah. Para anggota lebih-lebih kader dan pimpinan Muhammadiyah

di seluruh lingkungan dan komponennya dituntut untuk memahami secara luas

dan mendalam mengenai pandangan Islam yang berkemajuan. Setelah itu

bagaimana mewujudkan atau mengaktualisasikan pandangan Islam yang

berkemajuan dalam seluruh gerakannya termasuk dalam melaksanakan usaha-

usaha melalui amal usaha, program, dan kegiatan untuk mencapai tujuan

terbentuknya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya dan menjadikan Islam

sebagai rahmatan lil-‘alamin.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat dibuat rumusan

masalah sebagai berikut :

1. Apa Konsep Islam Berkemajuan di lingkungan Muhammadiyah?

2. Bagaimana Implementasi Islam Berkemajuan di lingkungan

Muhammadiyah?

C. Tujuan Penyusunan

1. Untuk mengetahui Konsep Islam Berkemajuan di lingkungan

Muhammadiyah?

2. Untuk mengetahui Implementasi Islam Berkemajuan di lingkungan

Muhammadiyah?

Page 5: Muhammadiyah Dan Gerakan Islam Berkemajuan

BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Muhammadiyah Tentang Islam Agama Berkemajuan

Islam adalah agama wahyu yang sempurna dan paripurna. Islam memiliki

landasan yang kokoh, karena sebagai agama yang diturunkan Tuhan (al-fitrah al-

munajalah), kompatibel dengan hakikat dan potensi dasar manusia yang

dianugerahi Allah fitrah beragama (fitrah al-maqbulah), sehingga agama ini

disebut sebagai agama fitrah sebagaimana firman Allah:

Artinya : “Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama Allah;

(tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu.

tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi

kebanyakan manusia tidak mengetahui[1] (QS Ar-Rum: 30).

Islam sebagai agama mengatur seluruh aspek kehidupan. Tetapi ada aspek-aspek

kehidupan yang secara rinci diatur, ada yang sifatnya mujmal atau umum, dan

bahkan ada yang diberikan keleluasaan manusia untuk mengaturnya. Dalam hal

ini terutama masalah-masalah mu’amalah-dunyawiyyah, al-ashlu fil asyaa (al-

mu’amalat) al-ibahah, hatta yaquma ad-dalil ‘ala at-tahrim, bahwa asal muasal

hukum mu’amalah boleh sampai ada dalil yang mengharamkan. Termasuk dalam

hal bagaimana mengurus masyarakat, bangsa, dan negara. Islam hanya mengatur

prinsip-prinsipnya atau isyarat-isyarat.

Islam mengajarkan agar manusia mengurus dunia dan menjadikannya

sebagai“majra’at al-akhirat” atau ladang akhirat. Islam memerintahkan umatnya

8 Aktualisasi Islam Berkemajuan untuk merencanakan masa depan sebagai bagian

tidak terpisahkan dari bertaqwa, bahkan umat diperintahkan untuk melakukan

perubahan nasib dengan ikhtiar sebab Allah tidak akan mengubah nasib suatu

kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubahnya. Muslim tidak boleh

melupakan dunia, sebaliknya mengurus untuk meraih kebahagiaan abadi di

akhirat dengan perbuatan baik sebagaimana firman Allah dalam Al-Quran:

Artinya: Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu

(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari

Page 6: Muhammadiyah Dan Gerakan Islam Berkemajuan

(kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana

Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di

(muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat

kerusakan (QS Al-Qashash: 77).

Karena itu menjadi suatu kewajiban umatnya agar Islam didakwahkan

sehingga menjadi  sistem kehidupan yang utama bagi peradaban umat manusia.

Kewajiban berdakwah itu merupakan tanggungjawab pribadi sekaligus kolektif,

sehingga setiap muslim harus merasa terpanggil untuk melakukannya dengan

ikhlas dan niat beribadah tanpa paksaan.    

            Nabi membangun fondasi peradaban Islam selama 23 tahun dengan penuh

dinamika dilanjutkan oleh empat khalifah utama. Setelah itu peradaban Islam

meluas dan Islam menjadi agama peradaban dunia selama sekitar lima abad

lamanya. Kemajuan di bidang ilmu pengetahuan mencapai puncaknya ketika

Barat saat itu tertidur lelap. Terbentuknya peradaban Islam yang utama itu tidak

lepas dari spirit ijtihad dan tajdid yang menyatu dalam kehidupan umat Islam.

Nabi sendiri melalui sebuah hadis memberikan perspektif, bahwa pada setiap

kehadiran abad baru datang mujadid yang akan memperbarui paham agama.

Maknanya bahwa pada setiap babakan sejarah yang penting dan krusial selalui

dibutuhkan pembaruan, sehingga Islam mampu menjawab tantangan zaman. Islam

dan umat Islam tidak boleh jumud atau statis, sebaliknya harus dinamis dan

progresif. Itulah spirit dan pandangan Islam yang berkemajuan sebagai tonggak

peradaban.

Dari sejumlah ayat Al-Quran dan Sunnah Nabi yang dipaparkan tersebut

tampak jelas hakikat Islam sebagai agama yang menanamkan nilai-nilai kemajuan

bagi umat manusia. Karenanya menjadi muslim dan umat Islam semestinya

mempunyai spirit, etos, pemikiran, sikap, dan tindakan yang berwawasan

kemajuan. Dengan Islam yang berkemajuan maka umat Islam akan melahirkan

peradaban yang menyinari dan menjadi rahmat bagi semesta alam.

            Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed dalam sebuah Pengantar buku Islam Berkemajuan

mengatakan bahwa ada lima pondasi Islam Berkemajuan yang menjadi karakter

Muhammadiyah, yaitu: (1) tauhid murni yang merupakan doktrin sentral ajaran

Islam; (2) memahami Al-Qur’an dan Sunnah secara mendalam; (3)

Page 7: Muhammadiyah Dan Gerakan Islam Berkemajuan

melembagakan amal shalih yang fungsional dan solutif; (4) berorientasi kekinian

dan masa depan; (5) bersikap toleran, moderat dan suka bekerjasama (Kyai Syuja,

2009 : x-xix).

Istilah “kemajuan”, “maju”, “memajukan”, dan “berkemajuan” telah melekat

dalam pergerakan Muhammadiyah sejak awal berdiri hingga dalam perjalanan

berikutnya. Pikiran-pikiran dasar dan langkah-langkah awal Kyai Dahlan sejak

meluruskan arah kiblat sampai mendirikan lembaga pendidikan Islam,

mengajarkan dan mempraktikkan Al-Ma’un, dan membentuk pranata-pranata

amaliah sosial Islam yang bersifat modern, semuanya menunjukkan pada watak

Islam yang berkemajuan.

Istilah “berkemajuan” juga diperkenalkan dalam memberikan ciri tentang

masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Dalam Muktamar ke-37 tahun 1968

dikupas tentang karakter masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Di antara

sembilan ciri masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, salah satu cirinya ialah

“Masyarakat berkemajuan”, yang ditandai oleh:“(a) Masyarakat Islam ialah

masyarakat yang maju dan dinamis, serta dapat menjadi contoh; (b) Masyarakat

Islam membina semua sektor kehidupan secara serempak dan teratur/

terkoorrdinir; (c) Dalam pelaksanaannya masyarakat itu mengenal pentahapan

dan pembagian pekerjaan” (Dr. Haedar Nashir, 2010:341).

            Dari ciri masyarakat Islam yang berkemajuan itu jelas sekali bagaimana

tujuan Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah dan tajdid untuk membentuk

masyarakat yang dicita-citakan. Makin kuat rujukan tentang ikon pandangan dan

cita-cita Islam yang berkemajuan.

B. Implementasi Islam Berkemajuan di Lingkungan Muhammadiyah

Muhammadiyah adalah Gerakan Islam, Da’wah Amar Ma’ruf Nahi

Munkar dan Tajdid, bersumber pada Al-Qur`an dan As-Sunnah. Muhammadiyah

berasas Islam. Dengan karakter tersebut Muhammadiyah menegaskan dirinya

sebagai Gerakan Islam yang melaksanakan misi dakwah dan tajdid. Sedangkan

maksud dan tujuan Muhammadiyah ialah menegakkan dan menjunjung tinggi

Agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

Sebagai gerakan Islam, Muhammadiyah sejak awal berkomitmen dan berkiprah

Page 8: Muhammadiyah Dan Gerakan Islam Berkemajuan

untuk memajukan kehidupan umat, bangsa, dan kemanusiaan universal.

Karenanya, Muhammadiyah sejak kelahirannya memiliki watak yang

berkemajuan.

Pandangan Islam yang berkemajuan secara faktual melekat dengan

kelahiran dan langkah-langkah Muhammadiyah dalam perjalanan sejarahnya.

Dalam tulisan Solichin Salam (1962: 15) apa yang dilakukan Kyai Dahlan dan

Muhammadiyah generasi awal ialah melawan kekolotan (konservatisme), taklid

(fanatisme), dan mengerjakan apa saja apa yang dipusakainya dari nenek

moyangnya meskipun itu sudah terang bukan dari ajaran Islam (tradisionalisme).

Secara umum kondisi umat Islam ketika Muhammadiyah lahir dicirikan oleh hal-

hal berikut: : (a) Umat Islam tidak memegang teguh tuntunan Al-Quran dan

Sunnah Nabi, sehingga menyebabkan merajalelanya syirik, bid’ah, dan khurafat,

yang mengakibatkan umat Islam tidak merupakan golongan yang terhormat dalam

masyarakat, demikian pula agama Islam tidak memancarkan sinar kemurniannya

lagi; (b) Ketiadaan persatuan dan kesatuan di antara umat Islam, akibat dari tidak

tegaknya ukhuwah Islamiyah serta ketiadaan suatu organisasi yang kuat; (c)

Kegagalan dari sebagian lembaga-lembaga pendidikan Islam dalam memprodusir

kader-kader Islam, karena tidak lagi dapat memenuhi tuntutan zaman; (d) Umat

Islam kebanyakan hidup dalam alam fanatisme yang sempit, bertaklid buta serta

berpikir secara dogmatis, berada dalam konservatisme, formalisme, dan

tradisionalisme; (e) Karena keinsyafan akan bahaya yang mengancam kehidupan

dan pengaruh agama Islam, serta berhubung dengan kegiatan misi dan zending

Kristen di Indonesia yang semakin menanamkan pengaruhnya di kalangan rakyat;

(f) Adanya tantangan dan sikap acuh tak acuh (onverschillig) atau rasa kebencian

di kalangan intelegensia kita terhadap agama Islam, yang oleh mereka dianggap

sudah kolot dan tidak up to date lagi; (g) Ingin membentuk suatu masyarakat, di

mana di dalamnya benar-benar berlaku segala ajaran dan hukum-hukum Islam

(Salam, 1962: 35).

Sedangkan menurut Mukti Ali, bahwa background atau latarbelakang

berdirinya Muhammadiyah dapat disimpulkan dalam empat segi: (1)

ketidakbersihan dan campuraduknya kehidupan agama Islam di Indonesia, (2)

ketidakefektifannya lembaga-lembaga pendidikan agama, (3) aktivitet dari misi-

Page 9: Muhammadiyah Dan Gerakan Islam Berkemajuan

misi Katholik dan Protestan, dan (4) sikap acuh tak acuh, malah kadang-kadang

merendahkan dari golongan intelegensia terhadap Islam. Dengan latarbelakang

sosiologis yang demikian maka kelahiran Muhammadiyah menurut Mukti Ali

memiliki misi gerakan dan orientasi amaliah sebagai berikut: (1) Membersihkan

Islam di Indonesia dari pengaruh dan kebiasaan yang bukan Islam; (2)

Reformulasi doktrin Islam dengan pandangan alam pikiran modern; (3)

Reformulasi ajaran dan pendidikan Islam; dan (4) Mempertahankan Islam dari

pengaruh dan serangan luar (Ali, 1958: 20).

Dari latar belakang dan misi Muhammadiyah awal itu maka gerakan Islam

ini melakukan langkah-langkah di bidang pemahaman dan pembinaan keagamaan,

pendidikan, kesehatan, pelayanan sosial, dan amal usaha yang terus berkembang

hingga saat ini, yang semuanya berbasis pada pandangan Islam yang

berkemajuan. Karena itu masyarakat luas menilai dan menjuluki Muhammadiyah

sebagai gerakan Islam reformis, modernis, dan istilah sejenis lainnya yang

mengandung esensi Islam yang berkemajuan.

Dari rujukan-rujukan tertulis maupun berdasarkan fakta langkah-langkah

Muhammadiyah yang melakukan tajdid atau pembaruan, maka dapat disimpulkan

bahwa Muhammadiyah itu memiliki paham dan mendakwahkan Islam yang

berkemajuan. Muhammadiyah sebagai gerakan Islam yang melaksanakan fungsi

utama dakwah dan tajdid dapat dikatakan sebagai Gerakan Islam yang

berkemajuan. Dalam pandangan keislaman Muhammadiyah menyeimbangkan

antara pemurnian atau peneguhan dan pengembangan atau pembaruan, sehingga

seimbang tetapi kaya dengan nilai kemajuan. Inilah karakter utama

Muhammadiyah, yakni ideologi Islam yang berkemajuan.

Bahwa Muhammadiyah memandang Islam merupakan agama yang

mengandung nilai-nilai kemajuan untuk mewujudkan kehidupan umat manusia

yang tercerahkan. Kemajuan dalam pandangan Islam adalah kebaikan yang serba

utama, yang melahirkan keunggulan hidup lahiriah dan ruhaniah. Adapun da’wah

dan tajdid bagi Muhammadiyah merupakan jalan perubahan untuk mewujudkan

Islam sebagai agama bagi kemajuan hidup umat manusia sepanjang zaman. Dalam

perspektif Muhammadiyah, Islam merupakan agama yang berkemajuan, yang

kehadirannya membawa rahmat bagi semesta kehidupan.

Page 10: Muhammadiyah Dan Gerakan Islam Berkemajuan

Dengan pandangan Islam yang berkemajuan dan menyebarluaskan

pencerahan, maka Muhammadiyah tidak hanya berhasil melakukan peneguhan

dan pengayaan makna tentang ajaran akidah, ibadah, dan akhlak kaum muslimin,

tetapi sekaligus melakukan pembaruan dalam mu’amalat dunyawiyah yang

membawa perkembangan hidup sepanjang kemauan ajaran Islam. Paham Islam

yang berkemajuan semakin meneguhkan perspektif tentang tajdid yang

mengandung makna pemurnian (purifikasi) dan pengembangan (dinamisasi)

dalam gerakan Muhammadiyah, yang seluruhnya berpangkal dari gerakan

kembali kepada Al-Quran dan As-Sunnah untuk menghadapi perkembangan

zaman.

            Sebagai gerakan dakwah dan sosial Muhammadiyah menekankan pada

pencitraan “baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur” dan perwujudan diri umat

sebagai masyarakat utama. Suatu pencitraan diri keumatan yang konsisten pada

pencapaian sosial yang paling tinggi, asasi, dan tercerahkan menyangkut

kemakmuran dan kebaikan secara sosial, ekonomi dan politik (Mitsuo Nakamura,

et al, 2005:47)

Muhammadiyah sejak kelahiran hingga perjalanannya yang berusia satu abad

terus berkomitmen untuk menampilkan jatidiri dan Implementasi Islam yang

berkemajuan. Islam yang murni (aseli, autentik) bersumber pada Al-Quran dan

As-Sunnah yang yang maqbulah disertai tajdid atau ijtihad atau pembaruan yang

muaranya melahirkan kemajuan sepanjang kemauan ajaran Islam. Dengan

pandangan Islam yang berkemajuan itulah, Muhammadiyah mampu melintasi

zaman dalam segala dinamika pasang-surut perjuangan yang dilalaluinya. Spirit

Islam yang berkemajuan itulah yang kemudian memberikan inspirasi bagi

kemajuan berpikir dan melangkah Muhammaddiyah pada saat ini dan ke depan.

Kini, persoalannya bagaimana mengimplemetasikan Islam yang berkemajuan itu

dalam gerakan Muhammadiyah? Ideologi atau suatu pandangan mendasar itu

bukan sekadar sistem paham tentang kehidupan, tetapi sekaligus mengandung

unsur sistem perjuangan untuk mewujudkan paham tersebut dalam kehidupan.

Artinya Islam yang berkemajuan yang dipahami Muhammadiyah itu harus

diamalkan melalui sistem perjuangan yang bersifat kolektif dan terorganisasi

sejalan dengan pandangan Islam yang berkemajuan. Namun kini dan ke depan

Page 11: Muhammadiyah Dan Gerakan Islam Berkemajuan

usaha-usaha mewujudkan pandangan Islam yang berkemajuan itu dituntut untuk

direvitalisasi sehingga mencapai keunggulan yang tinggi baik dalam pemikiran,

kepribadian, maupun amaliah yang ditampilkan Muhammadiyah di tengah

kehidupan yang serba kompleks dan sarat tantangan saat ini.

            Muhammadiyah secara internal harus terlebih dulu memajukan dirinya

sendiri sebelum memajukan orang lain, sebab betapa besar tanggungjawab dan

konsekuensi mengusung ideologi atau pandangan Islam yang berkemajuan di

tengah dinamika peradaban modern pada saat ini, lebih-lebih untuk ke depan

ketika Muhammadiyah menjalani abad kedua di tengah pergumulan kehidupan

umat manusia yang bercorak pasca-modern.

            Menurut Dr. H. Haedar Nashir, M.Si dalam usaha mengimplementasikan

pandangan Islam yang berkemajuan di lingkungan Muhammadiyah dapat

dilakukan langkah-langkah berikut:

Pertama, memahamkan pandangan Islam yang berkemajuan. Artinya

meningkatkan usaha-usaha untuk memahami dan memasyarakatkan Risalah

Islamiyah dan berbagai pemikiran resmi dalam Muhammadiyah, yang

mengandung pandangan Islam yang berkemajuan. Konsep Risalah Islamiyah telah

mulai disusun dan penting untuk dilanjutkan.

Kedua, mengembangkan tradisi keilmuan. Artinya melakukan berbagai ikhtiar

untuk meningkatkan tradisi keilmuan dan melakukan kajian-kajian pemikiran

melalui berbagai diskusi, halaqah, seminar, dan berbagai forum sejenis untuk

memperdalam dan memperluas wawsan pemikiran di lingkungan

Muhammadiyah. Anggota Muhammadiyah, lebih-lebih para kader dan

pimpinannya, dituntut untuk memiliki tradisi keilmuan yang tinggi sebagai wujud

dari gerakan Islam yang berkemajuan. Termasuk membudayakan gemar membaca

sebagai bagian dari tradisi keilmuan di kalangan Muhammadiyah. Anggota, kader,

dan pimpinan Muhammadiyah perlu menggelorakan kebiasaan membaca,

sehingga memahami perkembangan pemikiran dan berbagai hal yang bersifat

aktual dalam kehidupan saat ini. Jika tradisi membaca meluas maka tidak akan

ketinggalan dalam wacana pemikiran dan perkembangan kehidupan, apalagi

merasa bingung dan cemas dalam menghadapi perkembangan aktual. Inilah tradisi

iqra dan thalabul-ilmi yang diajarkan Islam, yang dalam sejarah telah membangun

Page 12: Muhammadiyah Dan Gerakan Islam Berkemajuan

peradaban dan kejayaan Islam di era keemasan. Jika anggota Muhammadiyah

tidak memiliki tradisi membaca dan memahami pemikiran yang bersifat klasik

maupun kontemporer, maka akan mudah kehilangan arah atau orientasi dalam

bermuhammadiyah, bahkan akan mudah terbawa arus oleh berbagai pemikiran

dan gerakan yang berkembang di sekitar.

Ketiga, memasyarakatkan pandangan Islam yang berkemajuan ke luar.

Anggota Muhammadiyah penting untuk mengkomunikasikan, mendialogkan, dan

memperluas sebaran pemikiran atau pandangan Islam yang berkemajuan ke

masyarakat luas. Melalui tulisan di media massa, jejaring sosial, pengajian,

pengkajian, seminar, diskusi, dan berbagai media publikasi lainnya hendaknya

senantiasa dipopulerkan dan dikembangkan pandangan Islam yang berkemajuan.

Hal itu sangat diperlukan selain untuk memperkenalkan dan memasyarakatkan

pemikiran Islam yang dikembangkan Muhammadiyah, pada saat yang sama untuk

mengimbangi dan memperkaya pemikiran-pemikiran Islam yang selama ini

berkembang dan meluas di masyarakat khususnya di lingkungan umat Islam.

Keempat, al-ishlah fi al-’amal, yakni selalu memperbarui amaliah

Islam. Dalam hal ini bagaimana Muhammadiyah mewujudkan pandangan Islam

yang berkemajuan dalam amaliah sebagaimana tercermin dalam akksi

gerakannya. Muhammadiyah dengan seluruh majelis, lembaga, organisasi

otonom, dan amal usahanya penting untuk mengimplementasikan pemikiran-

pemikiran Islam yang berkemajuan dalam usaha-usaha yang dilakukan oleh

gerakan ini. Amal usaha, program, dan kegiatan di seluruh lingkungan

Muhammadiyah haruslah mencerminkan pandangan Islam yang berkemajuan.

Artinya baik yang sudah dilaksanakan selama ini maupun yang hendak

dikembangkan hendaknya pengelolaan dan model yang dikembangkan dalam

amal usaha, program, dan kegiatan seluruh institusi di lingkungan

Muhammadiyah harus lebih baik, unggul, dan utama daripada gerakan-gerakan

lain.

Kelima, Implementasi dalam praksis gerakan. Terkait dengan langkah

keempat, bagaimana Muhammadiyah dengan pandangan Islam yang berkemajuan

mewujudkan amaliah praksis. Istilah praksis (praxis) dalam ilmu sosial kritis

yakni tindakan emansipatoris atau tindakan pembebasan yang berbasis pada

Page 13: Muhammadiyah Dan Gerakan Islam Berkemajuan

refleksi. Refleksi dalam mazhab kritis ialah teori atau perspektif berpikir yang

selain dibangun di atas Ilmu pengetahuan yang bersifat abstrak, juga berorientasi

pada tindakan yang konkret yang membebaskan kehidupan manusia dari segela

bentuk belenggu. Karena itu praksis bukanlah tindakan praktis semata, tetapi

praktis yang berbasis pemikiran. Dalam tradisi pemikiran Muhammadiyah,

praksis berarti perpaduan antara “ilmu amaliah” dan “amal ilmiah”. Dalam

pemikiran Qurani, praksis ialah perpaduan antara “iman dan amal shaleh” yang

begitu banyak disebut dalam ayat-ayat Al-Quran, yang menunjukkan bahwa Islam

itu agama yang mempertautkan hablu-minallah danhalu-minannas secara

menyatu dan menyeluruh.

Keenam, Islam diimplementasikan sebagai agama yang memuliakan

perempuan. Islam memuliakan manusia baik laki-laki maupun perempuan.

Dalam pandangan Islam kemuliaan manusia bukan karena jenis kelamin, suku

bangsa, ras, warna kulit, dan sejenisnya, tetapi karena ketaqwaannya. Laki-laki

dan perempuan atau perempuan dan laki-laki yang beriman dan beramal shaleh

dijamin Allah memperoleh kehidupan yang baik (hayatan thayyibah) dan pahala

(ajra) dari perbuatannya sebagaimana Allah berfirman :

Artinya : “Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun

perempuan dalam Keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan Kami berikan

kepadanya kehidupan yang baik[2] dan Sesungguhnya akan Kami beri Balasan

kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka

kerjakan” (QS Al-Nahl: 97).

Page 14: Muhammadiyah Dan Gerakan Islam Berkemajuan

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Muhammadiyah dengan pandangan Islam yang berkemajuan telah

berkiprah mencerahkan umat dan bangsa. Pemerintah berkewajiban mendukung,

membantu, dan berperan dalam memfasilitasi gerakan-gerakan kemasyarakatan

yang dilakukan Muhammadiyah dan kekuatan masyarakat madani lainnya, karena

sejatinya Muhammadiyah telah meringankan beban pemerintah untuk sebesar-

besarnya mencerdaskan, memajukan, dan memakmurkan kehidupan bangsa

sebagai kewajiban yang utama. Sebaliknya manakala ada yang tidak mendukung

atau menghambat langkah Muhammadiyah tentu karena subjektivitas dan tidak

paham sejarah dan kiprah Muhammadiyah.

Muhammadiyah secara internal harus terlebih dulu memajukan dirinya

sendiri sebelum memajukan orang lain, sebab betapa besar tanggungjawab dan

konsekuensi mengusung ideologi atau pandangan Islam yang berkemajuan di

tengah dinamika peradaban modern pada saat ini, lebih-lebih untuk ke depan

ketika Muhammadiyah menjalani abad kedua di tengah pergumulan kehidupan

umat manusia yang bercorak pasca-modern.

Muhammadiyah dengan pandangan Islam yang berkemajuan tidak akan

pernah berhenti menyinari negeri dan semesta kehidupan. Kemajuan senantiasa

menyertai dan menjadi napas gerakan Muhammadiyah sepanjang perjalanan

gerakannya. Anggota, kader, dan elite pimpinan Muhammadiyah di seluruh

tingkatan dan lingkungan mesti menghayati dan memahami pandangan Islam

yang berkemajuan untuk kemudian mengimplementasikannya dalam seluruh

usaha-usaha gerakan. Dengan spirit dan pandangan Islam yang berkemajuan,

Muhammadiyah mencerahkan umat, bangsa, dan dunia kemanusiaan wujud dari

ijtihad dakwah Islam sebagai agama berkemajuan dan menyebar risalah rahmatan

Page 15: Muhammadiyah Dan Gerakan Islam Berkemajuan

lil-‘alamin untuk membangun peradaban yang utama di muka bumi yang

dianugerahkan Allah SWT.

DAFTAR PUSTAKA

Mukti Ali. 1958. Interpretasi Tentang Amalan-Amalan Muhammadiyah, Jakarta,

Majelis Pimpinan Pemuda Muhammadiyah Daerah Jakarta Raya.

Dr. Haedar Nashir. 2010. Muhammadiyah Gerakan Pembaruan, Yogyakarta,

Surya Sarana Grafika 

Kyai Syuja’. 2009. Islam Berkemajuan Kisah Perjuangan KH. Ahmad Dahlan dan

Muhammadiyah Masa Awal, Banten, Al-Wasath

Mitsuo Nakamura, et al. 2005. Muhammadiyah Menjemput Perubahan, Jakarta,

Kompas Media Nusantara

Solichin Salam, 1962. KH. Ahmad Dahlan : Tjita-Tjita dan Perjoangannya,

Jakarta, Depot Pengadjaran Muhammadijah

[1] Fitrah Allah: Maksudnya ciptaan Allah. manusia diciptakan Allah mempunyai

naluri beragama Yaitu agama tauhid. kalau ada manusia tidak beragama tauhid,

Maka hal itu tidaklah wajar. mereka tidak beragama tauhid itu hanyalah lantara

pengaruh lingkungan.

[2] Ditekankan dalam ayat ini bahwa laki-laki dan perempuan dalam Islam

mendapat pahala yang sama dan bahwa amal saleh harus disertai iman.