Muhammad Rizki Murdowo (I 0518063) Metil Ester Sulfonat ...
Transcript of Muhammad Rizki Murdowo (I 0518063) Metil Ester Sulfonat ...
Pembuatan Surfaktan
Metil Ester Sulfonat (MES) dari
Minyak Kelapa SawitPresentasi ini disusun oleh Kelompok 3 :
Raihan Rafif Al-Hakim (I 0517066)
Yanuar Bekti Ramadhan (I 0517090)
Firda Dwita Putri (I 0518032)
Muhammad Luthfi Maulana (I 0518062)
Muhammad Rizki Murdowo (I 0518063)
Introduksi.Surfaktan Cara Kerja 03Jenis-jenis
Apa itu Surfaktan?
Surfaktan (surface active agent) merupakan molekul-molekul yang mengandung
gugus hidrofilik (suka air) dan gugus lipofilik (suka minyak/lemak) pada molekul yang
sama (Sheat dan Foster, 1997). Sehingga dapat mempersatukan campuran yang terdiri dari air
dan minyak.
Surfaktan adalah bahan aktif permukaan. Molekul surfaktan yang suka akan air (hidrofilik)
merupakan bagian polar dan molekul yang suka akan minyak/lemak (lipofilik) merupakan
bagian non polar. Bagian polar molekul surfaktan dapat bermuatan positif, negatif atau
netral. Umumnya bagian non polar (lipofilik) merupakan rantai alkil yang panjang, sedangkan
bagian yang polar (hidrofilik) mengandung gugus hidroksil.
Bagaimana Surfaktan Bekerja?
Penambahan surfaktan dalam larutan akan menyebabkan turunnya tegangan
permukaan larutan. Setelah mencapai konsentrasi tertentu, tegangan permukaan akan
konstan walaupun konsentrasi surfaktan ditingkatkan.
01
Turunnya tegangan permukaan terjadi karena masuknya surfaktan ke dalam fase air dan fase
minyak. Surfaktan memiliki bagian kepala yang bersifat menyukai air atau hidrofilik sehingga
bagian kepala tersebut masuk ke fase air, surfaktan juga memiliki bagian ekor yang bersifat tidak
menyukai air atau hidrofobik sehingga bagian ekor tersebut masuk ke fase minyak. Interaksi
kepala dan ekor surfaktan dengan dua fase tersebut menyebabkan penurunan tegangan
permukaan antar fase.
02
Ketika bagian-bagian dari surfaktan masuk ke dalam fase air dan fase minyak sesuai
ketertarikannya maka molekul surfaktan akan diserap atau diadsorpsi lebih kuat oleh air
dibandingkan dengan minyak apabila bagian kepala yang
03
lebih menyukai fase air lebih dominan.
Hal ini menyebabkan tegangan permukaan air
menjadi lebih rendah sehingga dapat
menyebar dengan lebih mudah.
Bagaimana Surfaktan Bekerja?
Apa Saja Jenis-jenis Surfaktan?
Surfaktan yang bagian alkilnya terikat pada suatu anion. Contoh : Linier alkilbenzen
sulfonat (LAS), Alkohol sulfat (AS), Alkohol ester sulfat (AES), Alfa olein sulfonat
(AOS), Parafin (secondary alkane sulfonat, SAS) dan Metil ester sulfonat (MES).
01. Surfaktan Anionik
Surfaktan yang bagian alkilnya terikat pada suatu kation. Contoh : garam Alkil
trimethil ammonium, garam Dialkil-dimethil ammonium dan garam Alkil dimethil
benzil ammonium.
02. Surfaktan Kationik
Apa Saja Jenis-jenis Surfaktan?
Surfaktan yang bagian alkilnya tidak bermuatan. Contoh : Ester gliserol asam lemak,
Ester sorbitan asam lemak, Ester sukrosa asam lemak, Polietilena alkil amina,
Glukamina, Alkil poliglukosida, Mono alkanol amina, Dialkanol amina dan Alkil
amina oksida.
03. Surfaktan Nonionik
Surfaktan yang bagian alkilnya mempunyai muatan positif dan negatif. Contohnya
surfaktan yang mengandung asam amino, betain, fosfobetain.
04. Surfaktan Amfoter
Jenis surfaktan yang paling banyak digunakan adalah surfaktan
anionik. Surfaktan jenis ini banyak diaplikasikan dalam hal pencucian dan
pembersihan. Persentase surfaktan dapat dilihat pada grafik.
Metil Ester Sulfonat (MES)
Mengapa
MES?
Kelebihan Kekurangan
Surfaktan metil ester sulfonat (MES) adalah surfaktan anionik yang saat ini sedang dikembangkan. Surfaktan ini dapat diproduksi
menggunakan bahan baku metil ester dari minyak kelapa sawit. Surfaktan MES memiliki kelebihan yaitu ramah lingkungan
(biodegradable), dan memiliki sifat detergensi yang baik.
Mengapa memilih
MES?
Surfaktan anionik dan nonionik telah digunakan dalam proses EOR.
Surfaktan anionik telah digunakan secara meluas karena memiliki
karakteristik yang bagus yaitu relatif stabil pada suhu reservoir, relatif
rendah adsorpsinya pada batuan reservoir, dan dapat diproduksi secara
ekonomis (Green dan Willhile 1998).
Kelebihan01. Metil ester merupakan produk yang berasal dari sumber daya alam yang
dapat diperbaharui, yakni tumbuhan (kelapa, kelapa sawit, kedelai) maupun
lemak hewan
02. Ketersediaan bahan mentah yang cenderung meningkat dari waktu ke
waktu
04. MES memiliki detergency yang baik untuk air sadah sehingga
mengurangi agen pelunak air. Hal ini dikarenakan MES tidak sensitif terhadap ion
kalsium
03. MES lembut dan tidak mengiritasi kulit
05. MES bersifat ramah lingkungan karena mudah terurai
(biodegradable).
Kekurangan
01. Karena Sifatnya yang masih asam dapat menyebabkan korosi.
02. Dalam Enhanced oil recovery (EOR), Penggunaan surfaktan MES
membutuhkan pengujian tingkat korosi sebelum digunakan sehingga diketahui
sejauh mana pencegahan kegagalan produksi akibat korosi pada surface facilities
dapat dilakukan ataupun dihindari
Proses Produksi
Metil Ester Sulfonat (MES)
Dari Minyak Kelapa Sawit Bahan Baku Reaksi-reaksi
Minyak kelapa sawit yang dihasilkan dari sabut dikenal dengan
crude palm oil (CPO). CPO diperoleh dari bagian mesokarp buah
kelapa sawit yang telah mengalami beberapa proses, yaitu sterilisasi,
pengepresan, dan klarifikasi. Minyak ini merupakan produk level pertama
yang dapat memberikan nilai tambah sekitar 30% dari nilai tandan buah
segar. Komponen asam lemak dominan pada CPO adalah asam palmitat
dan oleat.
Minyak Kelapa Sawit
Reaksi yang terlibat
Esterifikasi
Transesterifikasi
Sulfonasi - Drying
Reaksi Esterifikasi
Asam lemak bebas dalam minyak diesterifikasi dahulu dengan melibatkan katalis asam. Reaksi esterifikasi asam lemak dan
alkohol mengkonversi asam lemak menjadi metil ester.
Proses esterifikasi dengan katalis asam diperlukan jika minyak nabati mengandung FFA diatas 5%.
Jadi esterifikasi digunakan sebagai proses pendahuluan untuk mengkonversikan FFA menjai metil ester sehingga
mengurangi kadar FFA dalam minyak nabati dan selanjutnya ditransesterifikasi dengan katalis basa untuk
mengkonversikan trigliserida menjadi metil ester.
Reaksi Transesterifikasi
Transesterifikasi (biasa disebut dengan alkoholisis) adalah tahap konversi dari trigliserida (minyak nabati) menjadi alkil
ester, melalui reaksi dengan alkohol, dan menghasilkan produk samping yaitu gliserol. Karena perbedaan densitas maka
metil ester berada di atas sedangkan gliserol berada dibawah, keduanya dipisahkan.
Block Diagram
Proses Sulfonasi
hingga Drying
Pada proses pembuatan MES, gas SO3 masuk kedalam reaktor dengan konsentrasi 7%
volume dan temperatur gas masuk sekitar 42 C. ME masuk kedalam reaktor pada
temperatur antara 40 - 56 C, diatas titik beku ME. Laju alir massa reaktan dikontrol
sehingga rasio mol antara SO3 dan ME berada pada range dari 1.15 1.25. Pemilihan
rasio mol tergantung pada selektivitas ME pada reaksi samping dan pembentukan
produk samping. Termasuk oksidasi gugus alkil oleh SO3 , sulfonasi beberapa hasil
olefin, pembentukan methyl sulfuric acid dan hidrolisis ester membentuk
disalt (Zoller, 2009).
Reaksi Sulfonasi
DigestionMethyl Ester Sulfonic Acid (MESA) yang terbentuk selama proses
sulfonasi pada reaktor falling film, kemudian dialirkan kedalam sistem
digester, selama proses ini temperatur naik dengan cepat, dapat
mencapai 80 – 90 C dan berlangsung selama 30 menit.
BleachingSetelah MESA diolah didalam digester, kemudian metanol (30-35%wt)
dan 50% hidrogen peroksida dicampurkan dengan MESA didalam
bleacher. Proses bleaching dilakukan selama 1 - 1.5 jam,
Metanol berlebih sangat efektif untuk menekan produksi disalt
dan secara signifikan menurunkan viskositas campuran (Zoller, 2009).
NetralisasiMESA yang telah mengalami pengurangan warna kemudian dinetralisasi
dengan penambahan 50% NaOH. MESA yang telah dinetralisasi
membentuk MES dalam bentuk pasta. Reaksi netralisasi MESA menjadi
MES ditunjukkan pada gambar di bawah ini :
DryingMES pasta kemudian dikeringkan di dryer untuk memisahkan air dan metanol
sisa. MES masuk kedalam proses pengeringan pada temperatur 145 C dan
beroperasi pada kondisi vakum pada tekanan 120 - 200 torr. Tahap terakhir pada
pembuatan MES adalah, semi-solid bar atau solid menyiapkan komposisi akhir
produk MES dalam bentuk liquid granule, dengan menggunakan teknologi yang
tepat (Zoller, 2009).
01. Sebagai bahan utama untuk industri deterjen dan pembersih lainnya.
02. Sebagai bahan emulsifier pada industri kosmetik dan farmasi.
03. Sebagai bahan emulsifier untuk sanitasi industri pangan.
04. Sebagai pewarna makanan.
05. Surfaktan digunakan untuk Enchance Oil Recovery (EOR).
Aplikasi Surfaktan di Industri
Beberapa Industri yang
Memproduksi MES
PT. Wilmar Nabati
Indonesia
Lion Specialty Chemical Co., LTD. Industri MES Lainnya
Industri yang terletak di Jl. Kapten Darmo
Sugondo No.56, Jupuro, Indro, Kec. Gresik, Kab.
Gresik Jawa Timur. Industri ini mampu
menghasikan Metil Ester Sulfonat sebanyak
50.000 ton/tahun .
PT. Wilmar Nabati Indonesia
Lion Specialty Chemical Co., LTD.
Lion Corporation di Jepang telah menggunakan MES formulasi bubuk sejak 1991. Lion Eco
Chemicals, didirikan di Malaysia pada tahun 2007, dan pada saat itu menjadi pemasok MES ke industri
deterjen di seluruh dunia. Lion Corporation terus berkembang hingga indonsesia
Industri MES
Lainnya
• Chalim, Abdul, Agung Ari Wibowo, Ade Sonya Suryandari, Muhammad Muhajjir Syarifuddin, and Moh Tohir. "Studi Kinetika Reaksi Metanolisis
Pembuatan Metil Ester Sulfonat (MES) Menggunakan Reaktor Batch Berpengaduk." Jurnal Teknik Kimia dan Lingkungan 1, no. 1 (2017):
28-34.
• Hidayati, Sri, Ani Suryani, Puji Permadi, Erliza Hambali, and Khaswar Syamsu. "Optimasi Proses Pembuatan Metil Ester Sulfonat dari Minyak Inti
Sawit." Journal of Agroindustrial Technology 15, no. 3 (2005).
• Hidayati, Sri, Natalia Gultom, and Eni Hestuti. "Optimasi Produksi Metil Ester Sulfonat dari Metil Ester Minyak Jelantah." Reaktor 14, no. 2 (2012):
165-172.
• Mansur, Dieni, Nuri Astrini, and Tasrif Tasrif. "Sodium Bisulfite as SO3 Source for Synthesis of Methyl Ester Sulfonate Using RBD Stearin as Raw
Material." IPTEK The Journal for Technology and Science 18, no. 4 (2007).
• Maurad, Zulina Abd, Zainab Idris, and Razmah Ghazali. "Performance of Palm-Based C16/18 Methyl Ester Sulphonate (MES) in Liquid Detergent
Formulation." Journal of oleo science 66, no. 7 (2017): 677-687.
• Pinazo, A., Pons, R., Pérez, L., & Infante, M. R. (2011). Amino acids as raw material for biocompatible surfactants. Industrial & Engineering Chemistry
Research, 50(9), 4805-4817.
• Proses, Perancangan. "Produksi Methyl Ester Sulfonate dari Methyl Ester: 1. Review Teknologi dan Seleksi Proses."
• Supriningsih, Dwi. "Pembuatan Metil Ester Sulfonat (MES) sebagai Surfaktan untuk Enhanced Oil Recovery (EOR)." PhD diss., Tesis. Jakarta:
Universitas Indonesia, 2010.
• Yuniharti, Jatikta. "Sintesis Surfaktan Metil Ester Sulfonat dari Palm Oil Methyl Ester dan Natrium Metabisulfit dengan Penambahan Katalis Kalsium
Oksida." Jurnal Riset Kimia 8, no. 2 (2016): 125.
Sebagai Referensi Kami :