Mu’minatus Fitriati Firdausmuminatus_ff.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/78443/... · batas...

27
Akhlaq Mu’minatus Fitriati Firdaus

Transcript of Mu’minatus Fitriati Firdausmuminatus_ff.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/78443/... · batas...

  • Akhlaq

    Mu’minatus Fitriati Firdaus

  • Pengertian dan ruang lingkup akhlak

    • Kata akhlak berasal dari khilqun, mengandung segi-segi persesuaian dengan kata khaliq

    dan makhluk. Akhlak merupakan bentuk jamak dari khulq, yang secara etimologi berarti

    kebiasaan, perilaku, sifat dasar dan perangai.

    • Menurut Ghazali, lafadz khuluq dan khalqu adalah dua sifat yang dapat dipakai bersama.

    • Jika menggunakan kata khalqu maka yang dimaksud adalah bentuk lahir, sedangkan jika

    menggunakan kata khuluq maka yang dimaksud adalah bentuk batin.

    • Karena manusia tersusun dari jasad yang dapat disadari adanya dengan kasat mata

    (bashar), dan dari ruh dan nafs yang dapat disadari adanya dengan penglihatan mata

    hati (bashirah), sehingga kekuatan nafs yang adanya disadari dengan bashirah lebih

    besar dari pada jasad yang adanya disadari dengan bashar.

  • • Menurut Ghazali akhlak adalah suatu sifat tertanam dalam jiwa

    manusia yang dapat melahirkan suatu perbuatan dengan mudah tanpa

    pertimbangan pemikiran yang lama.

    • Suatu perbuatan merupakan cerminan dari akhlak jika mencakup 2 hal,

    yaitu;

    a. Dilakukan berulang-ulang yang hampir menjadi suatu kebiasaan

    b. Timbul dengan sendirinya, tanpa pertimbangan yang lama dan

    berfikir-fikir terlebih dahulu

  • Hadist

    Pendidikan akhlak merupakan inti dari pendidikan karena akhlak

    mengarahkan pada perilaku, sesuai hadist dibawah ini:

    • Akhlak dalam Islam mempunyai kedudukan yang penting, ia dengan takwa merupakan

    buah pohon Islam yang berakarkan aqidah, bercabang dan berdaun syari’ah, seperti

    hadist Rasul; Mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya

    (HR. Tirmidzi).

    • Akhlak nabi Muhammad, yang diutus untuk menyempurnakan akhlak, disebut akhlak

    Islami karena bersumber pada wahyu Allah atau qur’an. Oleh sebab itu, Akhlakul karimah

    adalah tatkala perilaku manusia mengikuti aturan Islam dalam setiap aspek kehidupan,

    sebagaimana terimplikasi dalam hadits ‘Aisyah ra yang artinya “Ahlak Rasulullah Saw

    adalah al-Qur’an” (HR. Muslim).

  • ▪ Berdasarkan makna terminologi, ilmu akhlak adalah ilmu yang menentukan

    batas baik dan buruk, antara yang terpuji dan tercela, tentang perkataan lahir

    dan batin.

    ▪ Akhlak terhadap makhluk, dibagi dua yaitu terhadap manusia dan bukan manusia.

    ▪ Akhlaq terhadap manusia

    a) terhadap diri sendiri

    b) terhadap orang lain, misalnya: Rasulullah, orang tua, kerabat, sahabat

  • Akhlaq pada yang bukan manusia

    a) terhadap makhluk hidup bukan manusia misalnya akhlak

    terhadap tumbuhan dan hewan,

    b) terhadap makhluk (mati) bukan manusia, ex. Tanah, air,

    udara dan sebagainya.

    Akhlak terhadap bukan manusia dipecah lagi menjadi;

    Akhlak terhadap makhluk hidup bukan manusia, misalnya

    akhlaq terhadap tumbuhan (flora) dan hewan (fauna).

    Akhlak terhadap makhluk mati bukan manusia misalnya

    akhlaq terhadap tanah, air, udara dan sebagainya.

  • Perbandingan ukuran baik dan buruk dalam akhlak dengan aliran dalam filsafat etika

    ▪ Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, akhlak sering disamakan

    dengan kesusilaan dan sopan santun tapi agar terdengar lebih

    modern sering diganti dengan istilah moral dan etika.

    ▪ Moral dari bahasa Latin mores, jamak kata mos yang berarti

    kebiasaan sedangkan etika dari bahasa Yunani yaitu ethos

    artinya kebiasaan.

    ▪ Akhlak Islami berbeda dengan moral dan etika dilihat dari

    sumber dan pedomannya, yaitu;

  • ▪ Yang baik menurut akhlak adalah segala sesuatu

    yang berguna, sesuai dengan nilai dan norma

    agama, masyarakat, bermanfaat bagi diri sendiri

    dan orang lain.

    ▪ Yang buruk menurut akhlak adalah segala sesuatu

    yang tidak berguna, tidak sesuai dengan nilai dan

    norma agama, masyarakat, merugikan diri sendiri

    dan orang lain.

    ▪ Allah dan Rasullullah menentukan akhlak baik dan

    buruk dalam Islam yang tertulis dalam alqur’an dan

    sunnah Rasul.

  • Implementasi akhlak dalam kehidupan bersama

    Akhlak terhadap Allah antara lain;

    Al-hubb, mencintai Allah melebihi cinta kepada siapapun dan

    mempergunakan firman-Nya dalam qur’an sebagai pedoman hidup

    kemudian menjalankan segala perintah Allah.

    Ar-raja yaitu mengharapkan karunia dan berusaha memperoleh

    keridhaan Allah

    As-syukru, yaitu bersyukur atas nikmat dan karunia-Nya

    Qana’ah menerima dengan ikhlas semua qada dan qadar

    Memohon ampunan kepada Allah

    At-taubah, bertaubat hanya kepada Allah

    Tawakkal, berserah diri kepada Allah

  • Akhlak terhadap makhluk, dibagi dua;

    Akhlak terhadap manusia, dapat dirinci menjadi;

    Terhadap Rasulullah, antara lain;

    Mencintai Rasul dengan tulus dengan mengikuti semua

    sunnahnya

    Menjadikan Rasul sebagai idola, suri tauladan dalam kehidupan

    Menjalankan apa yang disuruhnya dan menjauhi apa yang

    dilarangnya

  • Terhadap Orang tua, antara lain;

    Mencintai mereka melebihi dari cinta kepada kerabat

    Merendahkan diri kepadanya diiringi dengan rasa kasih sayang

    Berkomunikasi kepada orang tua dengan khidmah

    Berbuat baik kepada orang tua, mengikuti nasehatnya dan

    mendoakannya tidak menyinggung dan menyakiti perasaan

    mereka

    Mendoakan keselamatan dan ampunan bagi mereka

  • Terhadap diri sendiri, antara lain;

    Memelihara kesucian diri

    Menutup aurat

    Jujur dalam perkataan, berbuat ikhlas dan rendah hati

    Malu melakukan perbuatan jahat

    Menjauhi dengki dan dendam

    Berlaku adil terhadap diri sendiri dan orang lain

    Menjauhi segala perbuatan dan perkataan sia-sia

  • Terhadap keluarga, karib kerabat, antara lain;

    Saling membina rasa cinta dan kasih sayang dalam kehidupan

    keluarga

    Saling menunaikan kewajiban untuk memperoleh hak

    Berbakti kepada ibu-bapak

    Mendidik anak-anak dengan kasih sayang

    Memelihara hubungan silaturahim dan melanjutkan silaturahim

    yang dibina orang tua yang telah meninggal dunia

  • Terhadap tetangga, antara lain;

    Saling mengunjungi

    Saling bantu di waktu senang lebih-lebih tatkala susah

    Saling beri memberi, saling hormat menghormati

    Saling menghindari pertengkaran dan permusuhan

  • Terhadap masyarakat, antara lain;

    Memuliakan tamu

    Menghormati nilai, norma yang berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan

    Saling menolong dan melakukan kewajiban dan takwa

    Menganjurkan anggota masyarakat termasuk diri sendiri berbuat baik dan mencegahdiri sendiri dan orang lain melakukan perbuatan jahat

    Memberi makan fakir miskin dan melapangkan hidup dan kehidupannya

    Bermusyawarah dalam segala urusan mengenai kepentingan bersama

    Manaati putusan yang telah diambil

    Menunaikan amanah dengan jalan melaksanakan kepercayaan yang diberikanseseorang atau masyarakat kepada kita

    Menepati janji

  • Akhlak terhadap bukan manusia (lingkungan hidup),

    antara lain;

    Sadar dan memelihara kelestarian lingkungan hidup

    Menjaga dan memanfaatkan alam terutama hewani dan

    nabati, fauna dan flora yang sengaja diciptakan Tuhan untuk

    kepentingan manusia dan makhluk lainnya

    Sayang pada sesama makhluk

  • Berikut diuraikan secara singkat akhlak yang buruk;

    Akhlak buruk terhadap Allah

    Takabbur/al kibru adalah sikap menyombongkan diri, sehingga

    tidak mau mengakui kekuasaan Allah di dunia ini termasuk

    nikmatnya

    Musyrik/al-syirku adalah sikap mempersekutukan Allah dengan

    makhluk-Nya dan menyamakan suatu makhluk dengan

    kekuasaan-Nya

    Murtad/ar-riddah adalah sikap keluar dari Islam untuk menjadi

    kafir

  • Manufiq/an-nifaaq adalah sikap menampilkan dirinya bertentangan

    dengan kemauan hatinya dalam kehidupan beragama

    Riya’/ar-riyaa’ yaitu sikap yang selalu menunjuk-nunjukkan

    perbuatan baik yang dilakukannya, jadi bukan karena Allah

    seseorang melakukan perbuatan baik tetapi ingin dipuji

    Boros/al-israf adalah perbuatan yang melampaui batas-batas

    ketentuan agama

    Rakus dan tamak/al-hirsu wa at-thama’u adalah sikap tidak pernah

    merasa cukup dan bersyukur

  • Akhlak buruk terhadap manusia, antara lain;

    Mudah marah/al ghadab adalah kondisi emosi seseorang

    yang tidak dapat ditahan oleh kesadarannya

    Iri hati atau dengki/alhasadu atau al-hiqdu adalah sikap

    kejiwaan seseorang yang menginginkan agar kenikmatan

    dan kebahagiaan orang lain bisa hilang sama sekali

    Mengadu domba/an-namiimah adalah perilaku yang suka

    memindahkan perkataan seseorang kepada orang lain,

    dengan maksud merusak hubungan sosial

  • Mengumpat/ al-ghibah sikap dan perilaku seseorang yang suka

    membicarakan keburukan seseorang kepada orang lain

    Bersikap congkak/al-ash’aru sikap dan perilaku yang menampilkan

    kesombongan baik dilihat tingkah lakunya dan prilakunya

    Kikir/al-bukhlu sikap dan perilaku yang tidak mau memberikan materi

    kepada orang lain

    Berbuat aniaya/ad-dzulmu suatu perbuatan merugikan orang lain atau

    mengambil hak-hak orang lain baik materil maupun non materil

  • Menurut Ibnu Maskawaih, “Jiwa manusia memiliki 3 kekuatan”, diantaranya:

    Kekuatan berfikir/ al-quuwatu an-nathiqah, tugasnya yaitu berfikir dan

    membedakan yang baik dan yang buruk pada suatu hal sedangkan keutamaannya

    adalah hikmah.

    Kekuatan emosi/al-quuwatu al-ghadabiyah tugasnya yaitu melindungi seseorang

    dengan keinginan yang kuat sedangkan keutamannya adalah keberanian.

    Kekuatan syahawat/ al-quuwatu as-syahwatiyyah tugasnya adalah mencari

    makan dan menyukai sesuatu sedangkan keutamannya adalah menahan diri

    (‘iffatun).

    Dr. Taha ‘Abdu Assalam H, Falsafatul Akhlaq ‘Inda Ibni Maskawaih, Kairo: Jami’atu

    al-Azhaar, 2003, p.16-17.

  • Usaha peningkatan akhlak ke arah akhlakul karimah dapat dilakukan dengan

    berbagai cara, diantaranya (Salimi, 2008, hlm. 234) :

    ❖ Dengan melaksanakan ibadah khusus

    ❖ Dzikir

    ❖ Tafakur (inklusif merenungkan kematian)

    ❖ Membiasakan diri untuk melaksanakan kebajikan dan menjauhkan

    kemungkaran (memlihara agama)

    ❖ Berakhlak sebagaimana akhlak Allāh (mengidentifikasi diri dengan sifat-sifat

    Allāh yang tergambar dengan asmaul husna)

    ❖ Berdoa. Sebagaimana firman Allāh : “Berdoalah kepada Tuhanmu dengan

    berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allāh tidak menyukai

    orang-orang yang melampaui batas.”(QS. Al-A’raf : 55)

  • Metode pengajaran akhlaq ada dua, yaitu:

    Keteladanan

    ❖ Keteladanan dalam pendidikan merupakan bagian dari sejumlah metode yang paling ampuh dan efektif dalam

    mempersiapkan dan membentuk anak secara moral, spiritual, dan sosial.

    ❖ Sebab, seorang pendidik merupakan contoh ideal dalam pandangan anak, yang tingkah laku dan sopan

    santunnya akan ditiru, disadari atau tidak, bahkan semua keteladanaan tersebut akan melekat pada diri dan

    perasaannya, baik dalam bentuk ucapan, perbuatan, hal yang bersifat material, inderawi, maupun spiritual.

    ❖ Teladan dalam term al-Quran disebut dengan istilah “uswaħ“ dan “Iswaħ” atau dengan kata “al-qudwaħ” dan

    “al qidwaħ” yang memiliki arti suatu keadaan saat seseorang mengikuti manusia lain, baik dalam kebaikan,

    dan kejelekan (Armai, 2002, hlm. 90).

    ❖ Jadi “keteladanan” adalah hal-hal yang ditiru atau dicontoh oleh seseorang dari orang lain. Namun

    keteladanan yang dimaksud di sini adalah keteladanan yang dapat dijadikan sebagai alat pendidikan Islām,

    yaitu keteladanan yang baik, sesuai dengan pengertian “uswatun ḥasanaħ”.

  • Pembiasaan

    ❖ Pembiasaan merupakan salah satu metode pendidikan yang sangat penting,

    terutama bagi anak-anak.

    ❖ Anak-anak belum menginsafi apa yang disebut baik dan buruk

    dalam arti susila, serta belum mempunyai kewajiban-kewajiban yang harus

    dikerjakan seperti pada orang dewasa sehingga perlu dibiasakan dengan

    tingkah laku, keterampilan, kecakapan, dan pola pikir tertentu.

    ❖ Anak perlu dibiasakan pada sesuatu yang baik kemudian mereka akan

    mengubah seluruh sifat-sifat baik menjadi kebiasaan, sehingga jiwa dapat

    menunaikan kebiasaan itu tanpa terlalu payah, tanpa kehilangan banyak

    tenaga, dan tanpa menemukan banyak kesulitan (Nata,1997, hlm. 101).

  • Syarat-syarat metode pembiasaan

    Menurut Arief (2002, hlm.114-115) ada beberapa syarat yang perlu diperhatikan dalam

    melakukan metode pembiasaan kepada anak-anak, yaitu:

    ➢ Mulailah pembiasaan itu sebelum terlambat, jadi sebelum anak itu mempunyai kebiasaan lain

    yang berlawanan dengan hal-hal yang akan dibiasakan.

    ➢ Pembiasaan itu hendaklah terus-menerus (berulang-ulang) dijalankan secara tertatur sehingga

    akhirnya menjadi suatu kebiasaan uang otomatis.

    ➢ Pendidikan hendaklah konsekuen, bersikap tegas dan tetap teguh terhadap pendiriannya yang

    telah diambilnya sehingga jangan memberi kesempatan kepada anak untuk melanggar

    pembiasaan yang telah ditetapkan itu.

    ➢ Pembiasaan yang mula-mulanya mekanistis itu harus makin menjadi pembiasaan yang disertai

    kata hati anak sendiri.

  • REFERENSI

    Dr. Taha ‘Abdu Assalam H, Falsafatul Akhlaq ‘Inda Ibni Maskawaih, Kairo: Jami’atu al-Azhaar, 2003.

    Ibnu Hajar al-’Asqalani, Ibanatul Ahkaam Syuruhu Bulughul Maram, Beirut: Darul Fikri, 2004.

    Team Penulis, ”Pendidikan Agama Islam” (Buku Teks Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam Pada

    Universitas Gunadarma), Depok: Universitas Gunadar ma, 2003.

    Raharjo, S. B. (2010). Pendidikan Karakter Sebagai Upaya Menciptakan Akhlak Mulia. Jurnal

    Pendidikan dan Kebudayaan, 16(3), 229-238.

    Manan, S. (2017). Pembinaan Akhlak Mulia Melalui Keteladanan dan Pembiasaan. Jurnal Pendidikan

    Agama Islam-Ta’lim, 2(1), 49-65.

    Suryadarma, Y., & Haq, A. H. (2015). Pendidikan Akhlak Menurut Imam Al-Ghazali. At-Ta'dib, 10(2).

    AkhlaqPengertian dan ruang lingkup akhlak Slide 3 Hadist Slide 5 Slide 6 Akhlaq pada yang bukan manusia Perbandingan ukuran baik dan buruk dalam akhlak dengan aliran dalam filsafat etika Slide 9 Implementasi akhlak dalam kehidupan bersama Akhlak terhadap makhluk, dibagi dua; Terhadap Orang tua, antara lain; Terhadap diri sendiri, antara lain; Terhadap keluarga, karib kerabat, antara lain; Terhadap tetangga, antara lain; Terhadap masyarakat, antara lain; Akhlak terhadap bukan manusia (lingkungan hidup), antara lain; Berikut diuraikan secara singkat akhlak yang buruk; Slide 19 Akhlak buruk terhadap manusia, antara lain; Slide 21 Slide 22 Usaha peningkatan akhlak ke arah akhlakul karimah dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya (Salimi, 2008, hlm. 234) : Metode pengajaran akhlaq ada dua, yaitu:Slide 25 Syarat-syarat metode pembiasaanREFERENSI