Mts tgs5 proposal andik irawan_11_322107_ptk_07426

30
Tugas 5 Konsep Zero Waste (2 sks) Dosen Pengampu : Dr. Ir. Arif Kusumawanto, M.T., I.A.I Proposal Penelitian Pengolahan dan Pemanfaatan Limbah Ternak Menggunakan Prinsip 3R dengan Metode Zero Waste di Pandansimo Baru (Outline Case Study) Oleh : Andik Irawan 11/ 322107/PTK/07426 Magister Teknik Sistem Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta 2012

Transcript of Mts tgs5 proposal andik irawan_11_322107_ptk_07426

Page 1: Mts tgs5  proposal andik irawan_11_322107_ptk_07426

Tugas 5

Konsep Zero Waste (2 sks)

Dosen Pengampu : Dr. Ir. Arif Kusumawanto, M.T., I.A.I

Proposal Penelitian

Pengolahan dan Pemanfaatan Limbah Ternak Menggunakan Prinsip

3R dengan Metode Zero Waste di Pandansimo Baru

(Outline Case Study)

Oleh :

Andik Irawan 11/ 322107/PTK/07426

Magister Teknik Sistem

Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada

Yogyakarta 2012

Page 2: Mts tgs5  proposal andik irawan_11_322107_ptk_07426

1

Daftar Isi

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Judul ....................................................................................... 2

1.2 Latar Belakang ....................................................................... 2

1.3 Tujuan dan Manfaat ............................................................... 3

BAB II. KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 Kajian Pustaka ...................................................................... 5

2.1.1 Overview Pandansimo ................................................ 5

2.1.2 Limbah Ternak sapi Pandansimo ............................... 6

2.1.3 Pengelolaan limbah ternak sapi dengan prinsip 3R .. 6

2.1.4 Partisipasi Masyarakat dalam Pengolahan Limbah

Ternak sapi ................................................................. 9

2.1.5 Perilaku/Tindakan Manusia dan Faktor Yang

Mempengaruhi ...... ...................................................... 10

2.2 Kerangka Pemikiran ............................................................. 13

2.3 Hipotesis ............................................................................... 15

BAB III. METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian ............................................................ 16

3.2 Data yang Diperlukan ........................................................... 16

3.3 Teknik Pengumpulan Data .................................................... 17

3.1.1 Sampel data .................................................................... 18

3.4 Teknik Pencapaian ................................................................ 19

Page 3: Mts tgs5  proposal andik irawan_11_322107_ptk_07426

2

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Judul

Pengolahan dan Pemanfaatan Limbah Ternak Menggunakan Prinsip 3R

dengan Metode Zero Waste di Pandansimo Baru

1.2 Latar Belakang

Konsep pengembangan wilayah khususnya pedesaan di Indonesia lahir

dari suatu proses interaktif yang menggabungkan dasar pemahaman teoritis

dengan pengalaman praktis sebagai bentuk penerapannya yang dinamis.

Dengan kata lain, konsep pengembangan wilayah di Indonesia merupakan

penggabungan dari berbagai teori dan model yang selalu berkembang yang

telah diuji terapkan. Selanjutnya dirumuskan kembali menjadi suatu

pendekatan yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan pembangunan di

Indonesia.

Berdasarkan pemahaman konseptual pembangunan daerah dapat

dirumuskan sebagai serangkaian upaya untuk membawa koherensi dalam

penggunaan berbagai sumber daya, pengembangan nasional dan integritas

wilayah nasional, meningkatkan kerukunan antar daerah, melalui integrasi

antara pembangunan sektor pada pemahaman teoritis serta pengalaman

empiris, melalui proses perencanaan tata ruang peran dalam pencapaian tujuan

pembangunan berkelanjutan di Tanah Air kontainer.

Pengembangan terkait energi wilayah sangat diutamakan untuk memenuhi

tujuan kebutuhan energi wilayah dalam industri dan kebutuhan rumah

tanggga. Semenjak terjadinya krisis minyak, perhatian dunia, termasuk

Indonesia terhadap pengembangan sumber dan teknologi energi pengganti

minyak semakin meningkat. Ketergantungan yang hanya pada sumber-sumber

energi fosil selama ini dan impor energi khususnya minyak bumi, gas alam

dan batubara serta semakin meningkatnya kebutuhan energi di Indonesia,

harus diantisipasi melalui upaya pengembangan sumber-sumber energi

alternatif yang tersedia dan ramah lingkungan. Pembangunan wilayah

Page 4: Mts tgs5  proposal andik irawan_11_322107_ptk_07426

3

pedesaan memiliki peluang cukup besar untuk berkontribisi dalam program

pengembangan energi alternatif. Berdasarkan arahan tim nasional

pengembangan energi alternatif bahan bakar nabati (BBN), di daerah harus

dikaitkan pengentasan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja. Selain itu,

pengembangan biogas di wilayah pedesaan juga perlu memperhatikan

manfaat dan kelayakannya agar dapat berlangsung secara berkesinambungan.

Dalam kaitannya dengan manfaat, biogas merupakan salah satu sumber energi

terbarukan yang dapat menjawab kebutuhan energi serta menghasilkan pupuk

organik dalam bentuk padat dan cair. Pemanfaatan kotoran ternak menjadi

biogas dengan fermentasi anaerob dan menggunakan bakteri methanogen

dapat mendukung penerapan konsep zero waste, sehingga praktik pertanian

berkelanjutan dan ramah lingkungan dapat dicapai (Andreas Wiji SP, 2010).

Selain itu, penerapan konsep 3R dalam mencapai zero waste sangat

penting dalam pengolahan kotoran hewan. 3R adalah metode dalam penerapan

konsep zero waste, yaitu bagaimana untuk Mengurangi, Recycle,

menggunakan kembali prinsip-prinsip etika zero waste dilakukan di

Pandansimo Pandansimo dalam mengembangkan daerah yang berhubungan

dengan pemanfaatan limbah ternak.

1.3 Tujuan dan Manfaat

1.3.1 Tujuan

Penelitian dengan prinsip 3R dan Konsep Zero Waste bertujuan:

1. Bagaimana implementasi alat dan teknologi dalam pengolahan limbah

ternak dengan penerapan prinsip 3R dan metode Zero Waste.

2. Menjelaskan Perilaku dan pengaruh masyarakat Pandansimo Baru

dalam prinsip 3R dalam pengolahan limbah ternak.

1.3.2 Manfaat

Penelitian penerapan prinsip 3R dalam pengelolaan limbah ternak di

Pandansimo Baru memiliki manfaat secara teoritis dan praktis yaitu :

1. Dari sudut akademis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat

sebagai bahan perbandingan dan bahan rujukan atau masukan bagi

beberapa pihak yang melakukan penelitian lanjutan, khususnya yang

Page 5: Mts tgs5  proposal andik irawan_11_322107_ptk_07426

4

berhubungan dengan aspek sosial dan ekonomi pengelolaan dan

pemanfaatan limbah ternak dengan prinsip 3R.

2. Dari sudut praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan

masukan dan sumbangan pemikiran bagi berbagai pihak yang terlibat

dalam pengelolaan limbah ternak untuk membangun peran aktif

masyarakat dalam pengelolaan dan pemanfaatan limbah ternak.

3. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah daerah Pandansimo Baru,

terkait dengan pengelolaan dan pemanfaatan limbah ternak.

Page 6: Mts tgs5  proposal andik irawan_11_322107_ptk_07426

5

BAB II. KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Overview Pandansimo

Pantai Pandansimo berada di Desa Poncosari, Kecamatan

Srandakan, kurang lebih 20 kilometer arah barat daya Kota Bantul.

Terletak bersebelahan dengan Muara Sungai Progo, dan merupakan

pantai paling barat dari deretan Pantai Selatan yang masuk ke wilayah

Kabupaten Bantul. Deburan ombak yang besar dan liar, suasana mistis

yang masih kental dengan banyaknya petilasan yang keramat, hiruk-

pikuk nelayan melawan melawan ganasnya ombak merupakan gaya

tarik tersendiri bagi wisatawan. Selain panorama pantai yang indah, di

pantai Pandansimo juga terdapat objek wisata ziarah seperti

Pandanpayung dan Pandansari. Hal menarik yang dapat dilakukan di

sini adalah berbelanja ikan laut langsung dari nelayan lokal.

Nama Pandansimo sendiri berasal dari kata "pandan" (pohon

pandan) dan "simo" (macan). Di sini juga terdapat berbagai aktivitas

kebudayaan seperti upacara tradisi Merti Dusun, labuhan sedekah laut,

dan pentas seni budaya. Demikianlah sebagian kecil kenikmatan di

tengah-tengah denyut nadi kehidupan nelayan di Pantai Pandansimo.

Cukup mambayar tiket tanda masuk yang rata-rata di bawah Rp 2.000

per kepala, Anda dapat merasakan denyut nadi kehidupan nelayan

yang penuh kesederhanaan.

Selain wilayah pesisir Pandansimo memiliki energi mandiri dengan

sistem panel surya dan tubin angin, beberapa kondisi lain daerah

memperlihatkan dari berbagai sudut yang perlu dikembangkan dan

digunakan sebagai tolok ukur dalam penerapan konsep zero waste.

salah satu contoh nyata yang dapat dikembangkan dan dapat dijadikan

sebuah energi mandiri serta daerah wisata teknologi adalah

penggunaan limbah ternak sebagai bahan baku dalam pengelolaan dan

pemanfaatan energi terbarukan (biogas) selain itu, limbah padat dari

biogas dapat dijadikan dan digunakan sebagai pupuk organik.

Page 7: Mts tgs5  proposal andik irawan_11_322107_ptk_07426

6

pemanfaatan kotoran hewan dapat diproses dengan teknologi secara

umum, yakni fermentasi didalam sebuah degister. Dalam peneltian ini

mencoba mendeskripsikan bagaimana perilaku dan tindakan

masyarakat Pandansimo dalam pengolahan dan pemanfaatan limbah

ternak dengan pendekatan prinsip 3R dalam penerapan daerah Zero

Waste.

Terciptanya masyarakat 3R dan Pandansimo Zero Waste berarti

masyarakat turut mengembangkan wilayah pesisir dalam kontribusi

pengembangan wilayah menjadi wilayah energi mandiri, wilayah yang

memiliki wisata teknologi, kawasan hijau, kawasan wisata DIY bagian

selatan dan turut dalam pengembangan pendidikan nonformal bagi

masyarakat atau pelajar secara umum.

2.1.2 Limbah Ternak Pandansimo

Pandansimo salah satu daerah memiliki sejumlah peternakan sapi

dengan sekitar 200 sapi dan areal yang cukup luas dalam peternakan.

penempatan ternak yang strategis dan konseptual, sehingga sangat

baik dalam pengembangan daerah dengan julukan Pandansimo energi

mandiri. Ditinjau dari prinsip 3R dalam pengelolaan limbah ternak

tidak cukup kompleks dari sudut perilaku masyarakat saja, sehingga

diperlukan penerapan prinsip 3R dan konsep zero waste serta perlu

dirancang dengan ide-ide kreatif dengan inovasi tata letak, inovasi

teknologi, pariwisata teknologi dan lain sebagainya. Dengan

memanfaatkan limbah ternak menjadi energi terbarukan (biogas)

daerah pesisir, dapat juga dikembangkan industri dalam pengolahan

hasil limbah pada biogas menjadi pupuk organik.

2.1.3 Pengelolaan limbah ternak sapi dengan prinsip 3R

Pengelolaan limbah ternak sapi saat ini lebih menekankan pada

pembersihan limbah ternak sapi dari area ternak untuk mengurangi

jumlah timbulan kotoran serta mengurangi dampak negatif yang

ditimbulkan dari kotoran terhadap ternak. Sehingga Pengelolaan

limbah ternak dilakukan dengan pendekatan yang komprehensif dari

Page 8: Mts tgs5  proposal andik irawan_11_322107_ptk_07426

7

hulu, sejak dihasilkan kotoran yang berpotensi menjadi limbah,

sampai ke hilir, menjadi produk biogas atau pupuk organik, yang

kemudian dikembalikan ke media lingkungan secara aman.

Pengelolaan limbah ternak dengan paragidma baru tersebut dilakukan

dengan kegiatan penanganan limbah ternak. Prinsip 3R sejalan dengan

paradigma baru pengelolaan limbah ternak yang menitik beratkan

pada pengelolaan dan pemanfaata.

Uraian mengenai ketiga prinsip tersebut, sebagaimana dijelaskan

sebagai berikut :

1. Prinsip pertama adalah reduce yang berarti Mengurangi atau

pengurangan dan penggunakan kotoran hewan yang merupakan

upaya untuk mengurangi timbunan kotoran pada area ternak.

Setiap sumber daya dapat melakukan upaya pengurangan

limbah ternak dengan mengubah gaya hidup masyarakat,

perubahan kebiasaan masyarakat lebih ditekankan pada

kebiasaan secara rutin dalam pemanfaatan limbah ternak agar

ditempatkan di unit khusus (degister).

2. Prinsip kedua adalah recycle yang berarti mendaur ulang

kotoran sapi yang ada agar dimanfaatkan menjadi produk yang

layak guna bagi masyarakat serta memiliki nilai ekonomi,

kotoran sapi yang dihasilkan didaur ulang dengan fermentasi di

dalam degister dan dihasilkan biogas. Biogas yang masih

menghasilkan limbah padat diolah dan didaur ulang kembali

menjadi produk baru yang berguna di pertanian.

3. Prinsip ketiga adalah reuse yang berarti menggunakan kembali

hasil daur ulang dan dimanfaatkan dengan baik, dengan

demikian reuse akan memperpanjang usia energi yang

dihasilkan dari kotoran sapi melalui perawatan secara sistem

dalam pengolahan kotoran sapi sebagai alternatif energi.

Prinsip dan konsep 3R di atas merupakan dari praktek zero waste, dimana

zero waste memiliki prinsip etis harmoni terhadap alam dengan cara

Page 9: Mts tgs5  proposal andik irawan_11_322107_ptk_07426

8

miminimalkan limbah mentah ke alam. sehingga kontinuitas yang terjaga

antara manusia alam. Pemanfaatan kotoran sapi menjadi biogas dan pupuk

organik sangat baik dalam praktek zero waste, energi biogas memiliki

kelebihan-kelebihan dibanding energi nuklir atau batubara, yakni tidak

beresiko tinggi bagi lingkungan. Biogas yang merupakan salah satu solusi

energi untuk mengatasi kesulitan masyarakat akibat kenaikan harga bahan

bakar minyak (BBM). Pemanfaatan kotoran sapi dapat diaplikasikan di

Pandansimo yang memiliki banyak ternak didalam satu area dengan

penerapan prinsip 3R, kotoran yang dihasilkan diolah kembali menjadi

energi terbarukan (reneweble) dalam bentuk biogas. Disamping itu limbah

padat yang dihasilkan biogas dapat dimanfaatkan menjadi pupuk organik

yang berguna bagi pertanian. penerapan prinsip 3R merubah pola fikir dan

kebiasaan masyarakat agar selalu peduli lingkungan, serta mampu

menerapkan konsep zero waste. Dari penerapan yang kecil, berarti

masyarakat Pandansimo mencoba menumbuhkan energi mandiri yang

berdampak pada masyarakat Pandansimo itu sendiri.

Kegiatan pemanfaatan kembali (recycle) hasil limbah dari biogas

berarti masyarakat mampu merubah kembali pola fikir untuk tidak

membuang kembali kealam, melainkan dimanfaatkan menjadi pupuk

organik (kompos). Menurut Kastaman dan Kramadibrata (2007), Djuarni

(2004), dan Santoso (2009), kegiatan pengomposan memiliki beberapa

manfaat bagi lingkungan, antara lain :

1. Proses berlangsung secara alami sehingga ramah lingkungan

2. Kompos dapat memperbaiki kondisi tanah dan dibutuhkan oleh

tanaman.

3. Biaya proses sangat murah bila dibandingkan dengan proses

pembuatan pupuk anorganik (pupuk buatan).

4. Meningkatkan daya pegang air dan memperbaiki porositas

tanah

5. Penggunaan pupuk anorganik dapat ditekan sehingga dapat

meningkatkan efisiensinya.

Page 10: Mts tgs5  proposal andik irawan_11_322107_ptk_07426

9

Pengolahan dan pemanfaatan kotoran sapi yang dilakukan sebagai

bagian dari penerapan 3R akan mempermudah teknik pengolahan kotoran

selanjutnya. Pemanfaatan kotoran sapi berguna untuk mendapatkan

keuntungan yang berupa efisiensi energi dan pupuk organik menjadi

bentuk baru yang lebih bermanfaat. Keuntungan lain adalah sistem ini

dapat merubah pola fikir masyarakat akan konsep zero waste.

2.1.4 Partisipasi Masyarakat dalam Pengolahan Limbah Ternak

Partisipasi merupakan konsep yang bervariasi tergantung dari disiplin

ilmu apa yang meninjaunya. Masing-masing disiplin ilmu tadi memiliki

perspektif yang berbeda-beda terhadap partisipatif sehingga akhirnya

terminologi partisipasi menjadi sangat komplek. Berdasarkan kamus

sosisologi, partisipasi adalah setiap proses komunikasi atau merupakan

kegiatan bersama situasi sosial tertentu. Sementara itu pengertian

partisipasi masyarakat atau petani adalah kesediaan masyarakat untuk ikut

ambil bagian dalam kegiatan bersama untuk mendukung keberhasilan

program pembangunan tanpa mengorbankan kepentingan mereka.

Simanjuntak (1994) menyatakan bahwa bidang-bidang untuk

partisipasi masyarakat adalah dalam (a) proses pengambilan keputusan, (b)

proses perencanaan, (c) proses pelaksanaan program, (d) proses

monitoring dan evaluasi. Adapun partisipasi yang efektif adalah apabila

diselenggarakan secara bersama-sama dalam kelompok-kelompok. Bentuk

dan cara partisipasi yang demikian akan menghasilkan sinergi yang pada

gilirannya akan menghasilkan manfaat ekonomi yang dapat dinikmati oleh

semua orang.

Tokoh masyarakat juga mempunyai peran penting dalam

meningkatkan partisipasi masyarakat. Gardner & Stem (1996) dikutip oleh

Wardhani (2004) menyatakan bahwa dukungan komunitas berupa kontak

langsung dengan tokoh masyarakat melalui kegiatan tatap muka secara

langsung. Menurut Holil (1980) ada 4 poin yang dapat mempengaruhi

partisipasi masyarakat yang berasal dari luar/lingkungan, yaitu:

Page 11: Mts tgs5  proposal andik irawan_11_322107_ptk_07426

10

1. Komunikasi yang intensif antara sesama warga masyarakat, antara

warga masyarakat dengan pimpinannya serta antara sistem sosial

di dalam masyarakat dengan sistem di luarnya

2. Iklim sosial, ekonomi, politik dan budaya, baik dalam kehidupan

keluarga, pergaulan, permainan, sekolah maupun masyarakat dan

bangsa yang menguntungkan bagi serta mendorong tumbuh dan

berkembangnya partisipasi masyarakat

3. Kesempatan untuk berpartisipasi. Keadaan lingkungan serta proses

dan struktur sosial, sistem nilai dan norma-norma yang

memungkinkan dan mendorong terjadinya partisipasi sosial

4. Kebebasan untuk berprakarsa dan berkreasi. Lingkungan di dalam

keluarga masyarakat atau lingkungan politik, sosial, budaya yang

memungkinkan dan mendorong timbul dan berkembangnya

prakarsa, gagasan, perseorangan atau kelompok.

2.1.5 Perilaku/Tindakan Manusia dan Faktor Yang Mempengaruhi

Perilaku adalah tindakan atau kegiatan yang dilakukan seseorang

untuk kepentingan atau pemenuhan kebutuhan tertentu berdasarkan

pengetahuan, kepercayaan, nilai dan norma yang bersangkutan, serta

merupakan konsekuensi logis (ideal dan normatif) dari eksistensi

pengetahuan, budaya, atau pola pikir yang dimaksud. Perilaku

merupakan sesuatu yang bersifat tidak mutlak, artinya suatu waktu

perilaku dapat mengalami perubahan. Perubahan perilaku manusia

dapat ditentukan dan dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor

eksternal. Baron dan Byrne (1984) dikutip oleh Walgito (1999)

menyatakan bahwa menurut teori Frittz Heider perilaku seseorang

dipengaruhi oleh faktor internal seperti sikap dan motif serta faktor

eksternal seperti situasi atau lingkungan.

Hasil penelitian dari James Martin. A (2006), menunjukkan bahwa

perilaku masyarakat dipengaruhi secara signifikan oleh pendidikan,

tentunya bukan saja pendidikan secara formal tetapi juga pengetahuan

akan limbah, peran serta masyarakat yang masih rendah, dan masih

Page 12: Mts tgs5  proposal andik irawan_11_322107_ptk_07426

11

terdapat masyarakat yang memiliki pemikiran yang belum benar akan

limbah serta penanganannya.

Beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku masyarakat dalam

pengelolaan limbah (kotoran sapi) antara lain :

1. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk

mengubah perilaku (Notoatmodjo, 2007). Menurut Jujun

(1984) dalam Notoatmodjo (2007), pengetahuan adalah

segenap apa yang diketahui manusia tentang sesuatu, termasuk

tentang ilmu. Perilaku yang didasari pengetahuan akan lebih

langgeng (long lasting) daripada perilaku yang tidak didasari

pengetahuan. Tingkat pendidikan juga mempengaruhi tingkat

pengetahuan. Hal ini sejalan dengan pendapat Harihanto

(2004), bahwa tingkat pendidikan memberikan pengaruh

langsung paling kuat terhadap perilaku masyarakat. Semakin

tinggi jenjang pendidikannya, semakin luas pengetahuan dan

kesadaran terhadap lingkungannya. Seseorang dapat

memperoleh pengetahuan dengan mempergunakan panca

inderanya sesuai dengan pengalaman, pelajaran, dan

pemahamannya. Seseorang akan bersikap positif apabila

pengetahuan yang diperolehnya baik. Sebaliknya seseorang

akan bersikap negatif apabila pengetahuan yang diperolehnya

tidak sempurna

2. Sikap

Sikap menggambarkan suka atau tidak suka seseorang terhadap

suatu obyek. Menurut Notoatmodjo (2007), sikap merupakan

kesiapan atau ketersediaan bertindak, dan bukan merupakan

pelaksanaan motif tertentu. Sikap adalah suatu respon evaluatif

yang merupakan bentuk reaksi yang timbul didasari

kesimpulan terhadap stimulus dalam bentuk baik atau buruk,

positif atau negatif, menyenangkan atau tidak menyenangkan,

Page 13: Mts tgs5  proposal andik irawan_11_322107_ptk_07426

12

proses selanjutnya diharapkan ia akan bertindak atau

melaksanakan apa yang diketahui atau disikapinya. Namun

suatu sikap belum tentu terwujud dalam bentuk tindakan (overt

behavior). Hal yang sama dikemukakan oleh Sarwono (1993),

sikap tidak sama dengan perilaku dan perilaku tidak selalu

mencerminkan sikap seseorang, sebab seringkali terjadi bahwa

seseorang memperlihatkan perilaku yang bertentangan dengan

sikapnya. Sikap tersebut dapat berubah dengan diperolehnya

informasi (pengetahuan) tambahan melalui persuasi serta

tekanan kelompok sosialnya. Sementara itu

3. Peran Tokoh Masyarakat

Tokoh masyarakat memiliki peran penting dalam memberikan

informasi dan motivasi kepada masyarakat dalam memahami

dan bertindak dalam pengelolaan lingkungan, termasuk

pengelolaan limbah. perilaku tidak hanya ditentukan oleh sikap

individu tetapi juga oleh pendapat norma yang ditentukan oleh

para pendapat pemimpin atau orang yang berpengaruh pada

subjek itu perlu, tentang apakah subyek itu perlu, harus atau

dilarang melakukan perilaku yang diteliti atau seberapa jauh

subyek akan mengikuti pendapat orang tersebut.

4. Komunikasi

Komunikasi adalah salah satu pendekatan yang dikembangkan

untuk pengembangan program / kebijakan yang bertujuan

untuk mengubah perilaku. Komunikasi adalah proses dimana

ide ditransfer dari sumber akan ditransfer ke penerima dalam

rangka untuk mengubah perilaku mereka. Beberapa indikator

yang termasuk dalam dimensi komunikasi adalah kejelasan dan

presisi serta komunikator, media komunikan / sasaran dan

respon. Sebuah komunikator harus mengkomunikasikan

informasi secara jelas dan tepat kepada komunikan. jelas,

memiliki rasa bahwa pesan / informasi untuk disampaikan

Page 14: Mts tgs5  proposal andik irawan_11_322107_ptk_07426

13

kepada dipahami oleh komunikan, sedangkan makna yang tepat

tepat waktu dan tepat sasaran. Selain komunikator harus

menguasai masalah dan dapat menarik perhatian komunikan,

komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang hasilnya

sesuai dengan apa yang diharapkan oleh para pelaku

(komunikator dan komunikan). Dalam rangka untuk mencapai

komunikasi yang tepat diharapkan, perlu mengetahui tanda-

tanda komunikasi yang efektif. Tanda-tanda komunikasi yang

efektif adalah persepsi umum dalam acara antara komunikator

dan komunikan. Komunikasi juga dapat dilakukan melalui

media, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Komunikasi melalui media secara langsung seperti pendidikan

dan pelatihan, sedangkan secara tidak langsung adalah melalui

artikel / panduan materi. Komunikasi lebih efektif bila

dilakukan berhadapan langsung.

2.5 Kerangka Pemikiran

Salah satu studi kasus dari hasil kunjungan di Pandansimo yang

merupakan salah satu sub-sistem dalam hal pengolahan dan pemanfaatan

limbah ternak. Studi kasus yang dirujuk dalam pengembangan dan

pemanfaatan limbah hewan di prinsip 3R dan konsep zero waste. Masalah

yang ada di Pandansimo adalah limbah ternak yang disimpan dalam degister

terpisah antara beberapa unit degister dengan jumlah beberapa sapi lain

dalam pengolahan biogas, selain itu hasil limbah biogas di Pandansimo tidak

digunakan untuk pupuk organik. sehingga dalam pengembangan dari masalah

di atas yang membutuhkan variabel instrumental dalam pengelolaan limbah

ternak dengan prinsip 3R. Perilaku mayarakat dalam menerapkan prinsip 3R

dalam pengelolaan sampah dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor, baik faktor

internal (pengetahuan dan sikap) dan faktor eksternal (peran tokoh

masyarakat dan komunikasi). Faktor Internal (pengetahuan dan sikap) dapat

berpengaruh sebagai motivasi awal seseorang untuk berperilaku. Pengetahuan

mempengaruhi seseorang untuk bertindak atas masalah. Semakin ia percaya

Page 15: Mts tgs5  proposal andik irawan_11_322107_ptk_07426

14

akan sebuah objek, maka akan bersikap dan bertindak sesuai dengan

keyakinannya itu. Faktor tentang Pengetahuan dapat mempengaruhi motivasi

awal seseorang dalam perilaku. Faktor exteranl (peran tokoh dan

komunikasi), Tokoh masyarakat mempunyai peranan yang sangat penting

dalam memberikan informasi dan motivasi kepada masyarakat dalam

memahami dan bertindak dalam pengelolaan lingkungan hidup termasuk

pengelolaan limbah ternak. Pendapat tokoh masyarakat tentang apakah

subyek itu perlu, harus atau dilarang melakukan perilaku yang diteliti dapat

mempengaruhi tindakan apa yang akan dilakukan oleh masyarakat.

Proses komunikasi adalah proses penyampaian informasi dari sumber

kepada penerima melalui media. Pemilihan media dan cara menyampaikan

informasi akan berpengaruh terhadap partisipasi masyarakat untuk

menerapkan suatu kebijakan atau inovasi baru. Keefektifan suatu komunikasi

dipengaruhi oleh unsur-unsur komunikasi yaitu : sumber, pesan, media dan

penerima.

Skema Kerangka pemikiran dapat disimpulkan pada gambar 1.

Gamabr 1. Skema Kerangka Pemikian

Behavior Public

Waste management

policy with the

principle of 3r

Recomendation and

strategic for Implementation

Analysis and benefit

Faktoc Internal :

1. Behavior

2. Atitude

Faktoc Ekxternal :

1.Role of Community Leaders

2. Comunication

Page 16: Mts tgs5  proposal andik irawan_11_322107_ptk_07426

15

2.6 Hipotesis

Hipotesis dari penelitian ini adalah:

1. Perilaku masyarakat dalam pengolahan limbah ternak dengan prinsip

3R dipengaruhi oleh pengetahuan, sikap, tokoh masyarakat, dan

komunikasi

2. Pengolahan dan pemanfaatan limbah ternak upaya peningkatan energi

mandiri masyarakat Pandansimo dan menambah nilai ekonomi dan

layak untuk diterapkan di Pandansimo.

Page 17: Mts tgs5  proposal andik irawan_11_322107_ptk_07426

16

BAB III. METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku/tindakan masyarakat

dalam pengolahan dan pemanfaatan limbah ternak dengan prinsip3R dan

konsep Zero Waste dan faktor – faktor yang mempengaruhinya, serta

menganalisa biaya dan manfaat pengolahan dan pemanfaatan mulai dari hilir

sampai hulu di kawasan Pandansimo Baru. Metode kuantitatif yang

digunakan untuk mendeskripsikan dan menganalisa faktor – faktor yang

mempengaruhi perilaku/tindakan masyarakat dalam pengelolaan limbah

dengan prinsip 3R. Sedangankan analisa biaya dan manfaat dilakukan

berdasarkan data primer dan sekunder. Data yang digunakan mancakup

komponen pembiayaan pembuatan biogas atau pupuk organik.

3.2 Data yang Diperlukan

Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data yang menjelaskan

faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku/tindakan masyarakat dalam

menerapkan prinsip 3R dalam pengelolaan limbah tenak. Sedangkan untuk

analisa manfaat dan biaya, data yang dibutuhkan adalah data tentang biaya

dan keuntungan dalam pengolahan limbah ternak skala kawasan Pandansimo.

Data tersebut berupa data primer dan data sekunder. Kedua jenis data ini

dikumpulkan untuk memahami fenomena sesuai dengan permasalahan

penelitian. Jenis dan sumber data yang dikumpulkan sebagaimana terlihat

pada Tabel 1.

Page 18: Mts tgs5  proposal andik irawan_11_322107_ptk_07426

17

Tabel 1. Variabel Penelitian, Sumber dan sifat data.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah :

1. Kuisioner.

Dalam kuisioner pertanyaan dihadirkan dalam bentuk format tertulis dan

peneliti menanyakan kepada responden (warga Pandansimo yang diambil

secara acak sederhana) kemudian jawaban responden dituliskan oleh

peneliti pada lembar kuisioner tersebut. Instrumen kuisioner dilihat pada

lampiran 1.

2. Wawancara dan observasi lapangan.

Wawancara dilakukan guna memperoleh data secara langsung melalui

pertanyaan lisan yang dilakukan dengan instansi terkait dan peninjauan

dan pengamatan lapangan. Panduan wawancara untuk tiap kelompok

informan kunci berbeda – beda. Instrumen pedoman wawancara secara

lengkap dapat dilihat pada lampiran 2.

no Vaiabel Indikator Sumber Data Sifat Data

1 Pengetahuan (X1) Pengetahuan tentang pengolahan

limbah ternak 3R

Masyarakat Primer

2 Sikap (X2) Sikap masyarakat tentang

pengolahan limbah ternak 3R

Masyarakat Primer

3 Tokoh Masyarakat

(X3)

Peran dalam memberikan informasi Masyarakat Primer

Peran dalam memberikan motivasi Masyarakat Primer

4 Komunikasi(x3) Sumber, Pesan, Media, Penerima Masyarakat Primer

5 Perilaku (Y) Tindakan dalam menerapkan

prinsip 3R dalam pengolahan

limbah ternak

Masyarakat Primer

6 Biaya dan manfaat pengolahan limbah ternak Masyarakat,

Pengeloal

Primer &

Sekunder

Page 19: Mts tgs5  proposal andik irawan_11_322107_ptk_07426

18

3. Pengumpulan Data Sekunder.

Data sekunder diperlukan untuk mempercepat pemahaman tentang

kondisi lapangan, demografi penduduk, peraturan perundang-undangan

dan laporan lainnya. Data dikumpulkan dengan cara mengumpulkan,

mencatat ataupun mengutip dan mempelajari dari berbagai dokumen yang

diperoleh dari perpustakaan, Instansi Pemerintah terkait, Lembaga

Penelitian/Perguruan Tinggi dan juga dari publikasi dan laporan yang

relevan lainnya yang berhubungan dengan penelitian yang dilaksanakan.

Teknik pengumpulan data primer adalah dengan menggunakan instrumen

kuisioner kepada responeden (warga masyarakat yang diambil secara acak

sederhana). Data yang diambil merupakan data cerminan sikap, komunikasi,

peran tokoh masyarakat dan perilaku/tindakan dengan teknik pengukuran

menggunakan skala Likert (skala ordinal), dimana kategori jawaban terdiri dari 5

(lima) tingkatan sebagaimana Tabel 2.

Tabel 2. Penilaian secara Likert

Data variabel pengetahuan menggunakan skala Guttman untuk mendapatkan

jawaban yang tegas terhadap permasalahan yang ditanyakan. Data yang diperoleh

berupa data rasio dikotomi (dua alternatif) yaitu “ya” dan “tidak”. Data tentang

biaya dan manfaat pengolahan sampah organik diperoleh dengan melalukan

wawancara mendalam dengan pengelola dan instansi terkait.

3.3.1 Sampel data

Populai untuk data kuantitatif adalah rumah tangga di Pandansimo Baru.

Sampel yang dijadikan responden ditentukan secara acak sederhana

dengan menggunakan rumus Frank Lynch et al,. (1974) sebagai berikut :

Page 20: Mts tgs5  proposal andik irawan_11_322107_ptk_07426

19

Keterangan :

N = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

Z = Nilai variabel normal

d = Kesalahan sampel

p = Perbandingan peluang terbesar

3.4 Teknik Pencapaian

Dari metode yang ada di uraiakan secara kompleks dengan tambahan metode

pelengkap yang diperlukan seperti analisis biaya, analisis dalam pengujian

hipotesis dengan analisis jalur (path analisis), dimana analisis jalur berfungsi

untuk mengetahui pengaruh langsung dan tidak langsung sekumpulan variabel

bebas terhadap variabel terkait. Selain itu diperlukan analsis mengenai

impelementasi 3R di Pandansimo Baru.

Selain itu diperlukan teknologi yang dapat digunakan dalam pengolahan

limbah ternak menjadi biogas dan pemanfaatan kembali limbah biogas menjadi

pupuk organik.

Page 21: Mts tgs5  proposal andik irawan_11_322107_ptk_07426

20

Ariani, E, dkk. [2007]. Studi Pengembangan Pemanfaatan Energi Alternatif di

Kawasan Transmigrasi. Pusat Penelitian dan Pengembangan

Ketransmigrasian, Depnakertrans. Jakarta.

Dicky R. Munaf , Thomas Suseno , Rizaldi Indra Janu , Aulia M. Badar [ 2008]

.Peran Teknologi Tepat Guna untuk Masyarakat Daerah Perbatasan.

Jurnal Sosioteknologi Edisi 13.

Dirdjojuwono, Roestanto W. [2004]. Kawasan Industri Indonesia: Sebuah

Konsep Perencanaan dan Aplikasinya. Bogor: Pustaka Wirausaha Muda.

Holil Soelaiman. [1980]. Partisipasi Sosial dalam Usaha Kesejahteraan Sosial.

Bandung.

Kaharudin, Farida Sukmawati M [2012]. Petunjuk Praktis Manajeman Umum

Limbah Ternak Untuk Kompos dan Biogas. Balai Pengkajian Teknologi

Pertanian NTB.

Kastaman A dan Kramadibrata A.M. [2007]. Sistem Pengelolaan Reaktor

Sampah Terpadu Silarsitu. Humaniora. Bandung

Notoatmodjo, S. [2007]. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta. :

Rineka Cipta

Sjarifuddin Akil. Tujuan Umum Pengembangan Wilayah dan Penataan Ruang.

Draft 3. Bapenas , Jakarta.

Sulaeman. [2008]. Zero Waste (Prinsip Menciptakan Agro Industri Ramah

Lingkungan). Dit. Pengolahan Hasil Pertanian. Ditjen PPHP, Departemen

Pertanian. Jakarta.

Walgito. B. [2003]. Psikologi Sosial Suatu Pengantar. Penerbit Andi Offset.

Yogyakarta.

Wardhani, Citra. [2004]. Partisipasi Masyarakat Pada Kegiatan Pemilahan

SampahRumah Tangga (Studi Kasus di Kampung Banjarsari Kec.

Cilandak BaratJakarta Selatan). Tesis Program Pasca Sarjana Universitas

Indonesia.Jakarta

Page 22: Mts tgs5  proposal andik irawan_11_322107_ptk_07426

21

Harihanto, [2004]. Persepsi Masyarakat terhadap Air Sungai. Lingkungan &

Pembangunan 24 (3).

Sarwono S.W. [1995]. Psikologi Lingkungan. Penerbit PT. Gramedia

Widiasarana Indonesia. Jakarta.

Page 23: Mts tgs5  proposal andik irawan_11_322107_ptk_07426

22

Lampiran 1. Nomor Kuisioner :

Tanggal :

KUESIONER

Pengolahan dan Pemanfaatan Limbah Ternak Menggunakan Prinsip

3R dengan Metode Zero Waste di Pandansimo Baru

A. Identitas Responden

1. Nama : …………………………………………..

2. Umur : …………………………………………..

3. Alamat : …………………………………………..

4. Jenis Kelamin : Laki-laki/perempuan*)

5. Status Perkawinan : Kawin/Tidak Kawin/Janda/Duda*)

6. Jumlah Anggota Keluarga : ………….. orang

7. Pekerjaan : ……………………………………

8. Pendapatan : ……………………………………

9. Pendidikan : a. Tidak sekolah

b. SD

c. SMP / sederajat

d. SLTA / sederajat

e. Perguruan Tinggi

10. Lama tinggal di Pandansimo Baru : ..............

11. Kemana Bapak/Ibu membuang limbah ternak

a. Dibuang ke Tempat Pembuangan limbah ternak

b. Dimanfaatkan sebagai pupuk langsung

c. Ditimbun

d. Dijual langsung

e. Dibiarkan

B. VARIABEL PENGETAHUAN

1. Menurut Ibu/Bapak, limbah yang tidak dikelola dengan baik dapat

menimbulkan pencemaran lingkungan dan penyakit

a. Ya,...................................................

b. Tidak

2. Menurut Ibu/Bapak, limbah yang diolah membantu mengurangi

penncemaran lingkungan dan penyakit

a. Ya,...................................................

b. Tidak

3. Menurut Ibu/Bapak, mendaur ulang limbah dapat mengurangi jumlah

limbah berlebih

a. Ya,...................................................

b. Tidak

Page 24: Mts tgs5  proposal andik irawan_11_322107_ptk_07426

23

4. Menurut Ibu/Bapak, apakah limbah dapat dimanfaatkan kembali dan

mempunyai nilai ekonomi?

a. Ya,...................................................

b. Tidak

5. Apakah Ibu/Bapak mengetahui apa yang dimaksud biogas dan

pengolahan limbah 3R, Sebutkan contohnya!

a. Ya ....................................................

b. Tidak

6. Menurut Ibu/Bapak, limbah ternak harus diolah dengan prinsip 3R

a. Ya,.....................................................

b. Tidak

7. Apakah Ibu/Bapak mengetahui cara melakukan 3R dan pembuatan

Biogas ?

a. Ya,......................................................

b. Tidak

C. VARIBEL SIKAP

1. Pengelolaan Limbah ternak merupakan tanggung jawab bersama

antara pemerintah, swasta dan masyarakat.

A. Sangat Setuju

B. Setuju

C. Ragu-ragu

D. Tidak Setuju

E. Sangat Tidak Setuju

2. Membersihakan limbaha ternak sendiri dapat mengurangi jumlah

tumpukan limbah

A. Sangat Setuju

B. Setuju

C. Ragu-ragu

D. Tidak Setuju

E. Sangat Tidak Setuju

3. Menggunakan kembali limbah untuk keperluan energi dapat

mengurangi pemborosan energi nonreneweble

A. Sangat Setuju

B. Setuju

C. Ragu-ragu

D. Tidak Setuju

E. Sangat Tidak Setuju

4. Melakukan pengolahan limbah ternak dapat mengurangi dampak

negatif lingkungan dan memudahkan dalam mendapat produk daur

ulang

A. Sangat Setuju

B. Setuju

C. Ragu-ragu

D. Tidak Setuju

E. Sangat Tidak Setuju

Page 25: Mts tgs5  proposal andik irawan_11_322107_ptk_07426

24

5. Pengelolaan limbah dengan prinsip 3R memberikan manfaat dari segi

kesehatan lingkungakan dan masyarakat.

A. Sangat Setuju

B. Setuju

C. Ragu-ragu

D. Tidak Setuju

E. Sangat Tidak Setuju

6. Pengelolaan limbah dengan prinsip 3R memberikan manfaat dari

ekonomi.

A. Sangat Setuju

B. Setuju

C. Ragu-ragu

D. Tidak Setuju

E. Sangat Tidak Setuju

7. Menggunakan produk daur ulang (pupuk organik) dapat mengurangi

penggunaan pupuk anorganik

A. Sangat Setuju

B. Setuju

C. Ragu-ragu

D. Tidak Setuju

E. Sangat Tidak Setuju

D. VARIABEL KOMUNIKASI

1. Pemerintah telah melakukan sosialisasi tentang pengelolaan limbah

dengan prinsip 3R di kawasan tempat tinggal Ibu/Bapak?

A. Sangat Setuju

B. Setuju

C. Ragu-ragu

D. Tidak Setuju

E. Sangat Tidak Setuju

2. Pemerintah melakukan sosialisasi tentang pengelolaan limbah 3R

secara rutin dan berkala

A. Sangat Setuju

B. Setuju

C. Ragu-ragu

D. Tidak Setuju

E. Sangat Tidak Setuju

3. Informasi yang disampaikan oleh Pemerintah Daerah tentang prinsip

3R dalam pengelolaan limbah mudah untuk dimengerti/dipahami?

A. Sangat Setuju

B. Setuju

C. Ragu-ragu

D. Tidak Setuju

E. Sangat Tidak Setuju

4. Komunikator selain menyampaiakn teori juga memberikan praktek

A. Sangat Setuju

Page 26: Mts tgs5  proposal andik irawan_11_322107_ptk_07426

25

B. Setuju

C. Ragu-ragu

D. Tidak Setuju

E. Sangat Tidak Setuju

5. Saya mendapatkan informasi tentang prinsip 3R dalam pengelolaan

limbah selain dari Pemerintah Daerah juga dari media lain dengan jelas

dan mudahdipahami.

A. Sangat Setuju

B. Setuju

C. Ragu-ragu

D. Tidak Setuju

E. Sangat Tidak Setuju

6. Komunikator (penyaji) dari Pemerintah Daerah menyampaikan

program dengan menarik dan handal.

A. Sangat Setuju

B. Setuju

C. Ragu-ragu

D. Tidak Setuju

E. Sangat Tidak Setuju

E. VARIABEL PERAN TOKOH MASYARAKAT

1. Tokoh masyarakat memberikan informasi tentang prinsip 3R dalam

pengelolaan limbah

A. Sangat Setuju

B. Setuju

C. Ragu-ragu

D. Tidak Setuju

E. Sangat Tidak Setuju

2. Tokoh masyarakat memberikan motivasi / dorongan kepada saya

untuk melakukan pengelolaan limbah dengan prinsip 3R

A. Sangat Setuju

B. Setuju

C. Ragu-ragu

D. Tidak Setuju

E. Sangat Tidak Setuju

3. Tokoh masyarakat ikut berpartisipasi menerapkan prinsip 3R dalam

pengelolaan limbah ternak.

A. Sangat Setuju

B. Setuju

C. Ragu-ragu

D. Tidak Setuju

E. Sangat Tidak Setuju

Page 27: Mts tgs5  proposal andik irawan_11_322107_ptk_07426

26

4. Tokoh masyarakat lokal ikut mengawasi dan memberikan teguran

kepada masyarakat yang menerapkan prinsip 3R dalam pengolahan

limbah ternak

A. Sangat Setuju

B. Setuju

C. Ragu-ragu

D. Tidak Setuju

E. Sangat Tidak Setuju

5. Tokoh masyarakat ikut berperan aktif dalam kegiatan pengolahan

limbah ternak

A. Sangat Setuju

B. Setuju

C. Ragu-ragu

D. Tidak Setuju

E. Sangat Tidak Setuju

6. Saya bersedia menerapkan prinsip 3R dalam pengelolaan limbah

ternak karena tokoh masyarakat juga melakukan hal yang sama.

A. Sangat Setuju

B. Setuju

C. Ragu-ragu

D. Tidak Setuju

E. Sangat Tidak Setuju

F. TINDAKAN MASYARAKAT

1. Apakah Bapak/Ibu pernah menempatkan limbah ternak dengan benar

A. Sangat Sering

B. Sering

C. Kadang-kadang

D. Jarang

E. Tidak Pernah

2. Apakah Bapak/Ibu pernah menggunakan biogas sebagai kebutuhan energi

A. Sangat Sering

B. Sering

C. Kadang-kadang

D. Jarang

E. Tidak Pernah

3. Apakah Bapak/Ibu pernah menggunakan pupuk organik di pertanian

bapak/ibu

A. Sangat Sering

B. Sering

C. Kadang-kadang

D. Jarang

E. Tidak Pernah

Page 28: Mts tgs5  proposal andik irawan_11_322107_ptk_07426

27

4. Apakah Bapak/Ibu pernah melakukan atau membuat biogas

A. Sangat Sering

B. Sering

C. Kadang-kadang

D. Jarang

E. Tidak Pernah

5. Apakah Bapak/Ibu pernah membuat pupuk organik dari limbah ternak

A. Sangat Sering

B. Sering

C. Kadang-kadang

D. Jarang

E. Tidak Pernah

6. Apakah Bapak/Ibu merasa kesuliatan dalam penggunaan biogas

A. Sangat Sering

B. Sering

C. Kadang-kadang

D. Jarang

E. Tidak Pernah

7. Apakah Bapak/Ibu kesulitan saat menggunakan pupuk organik

A. Sangat Sering

B. Sering

C. Kadang-kadang

D. Jarang

E. Tidak Pernah

Page 29: Mts tgs5  proposal andik irawan_11_322107_ptk_07426

28

Lampiran 2. PEDOMAN WAWANCARA

A. Daftar pertanyaan kepada Kepala Dinas dan Tata Ruang daerah

Pandansimo

1. Bagaimana program pengelolaan Limbah ternak di Pandansimo ?

2. Apakah ada peraturan daerah yang mengatur tentang pengelolaan limbah

ternak dengan prinsip 3R?

3. Apakah pemerintah telah melakukan sosialisasi tentang prinsip 3R kepada

masyarakat? Bagaimana bentuk sosialisasinya?

4. Apakah pemerintah telah memberikan pelatihan entang pelaksanaan

prinsip 3R dalam pengelolaan limbah ternak? Pelatihan apa saja?

5. Bagaimana respon masyarakat terhadap pengelolaan limbah dengan

prinsip 3R? Apa faktor yang mempengaruhinya?

6. Apa langkah yang dilakukan oleh pemerintah daerah untuk

mendorong/memotivasi masyarakat untuk melakukan pengelolaan limbah

dengan prinsip 3R?

B. Daftar pertanyaan kepada Tokoh Masyarakat/Lembaga Lokal

1. Apa yang Bapak/Ibu ketahui tentang situasi pengelolaan Limbah

ternak saat ini ?

2. Apa yang Bapak / Ibu ketahui tentang pengelolaan limbah ternak

dengan prinsip 3R?

3. Apakah Bapak/Ibu pernah dilibatkan dalam kegiatan sosialisasi dan

pembinaan pengelolaan limbah ternak dengan prinsip 3R? Bagaimana

bentuknya?

4. Bagaimana respon masyarakat tentang pengelolaan limbah ternak 3R?

Apakah sudah ada masyarakat yang melaksanakannya ?

5. Menurut Bapak/Ibu, apa faktor yang mempengaruhi masyarakat untuk

menerapkan pengelolaan limbah ternak 3R?

Page 30: Mts tgs5  proposal andik irawan_11_322107_ptk_07426

29

6. Peran apa yang bisa dilakukan oleh tokoh adat/tokoh agama/tokoh

masyarakat untuk mendorong peran masyarakat dalam pengelolaan

limbah ternak 3R?

7. Apakah tokoh masyarakat ikut dalam mensosialisasikan kegiatan

pengelolaan limbah ternak dengan prinsip 3R ini? Bagaimana bentuk

dan caranya?