Ms_2.ppt

23
Definisi Penampang stratigrafi terukur (measured stratigraphic section) adalah suatu penampang atau kolom yang menggambarkan kondisi stratigrafi suatu jalur, yang secara sengaja telah dipilih dan telah diukur untuk mewakili daerah tempat dilakukannya pengukuran tersebut. Jalur yang diukur tersebut dapat meliputi satu formasi batuan atau lebih. Sebaliknya pengukuran dapat pula dilakukan hanya pada sebagian dari suatu formasi, sehingga hanya meliputi satu atau lebih satuan lithostratigrafi yang lebih kecil dari formasi, misalnya anggota atau bahkan hanya beberapa perlapisan saja

Transcript of Ms_2.ppt

Page 1: Ms_2.ppt

Definisi

Penampang stratigrafi terukur (measured stratigraphic section) adalah suatu penampang atau kolom yang menggambarkan kondisi stratigrafi suatu jalur, yang secara sengaja telah dipilih dan telah diukur untuk mewakili daerah tempat dilakukannya pengukuran tersebut. Jalur yang diukur tersebut dapat meliputi satu formasi batuan atau lebih.Sebaliknya pengukuran dapat pula dilakukan hanya pada sebagian dari suatu formasi, sehingga hanya meliputi satu atau lebih satuan lithostratigrafi yang lebih kecil dari formasi, misalnya anggota atau bahkan hanya beberapa perlapisan saja

Page 2: Ms_2.ppt

Definisi

Tujuan:

1. Keterangan litologi terperinci yang menyangkut tentang jenis, macam, komponen penyusun, tekstur, kemas, kandungan fosil, struktur sedimen dan lain-lain sifat geologis dari setiap satuan yang terdapat pada jalur tersebut.

2. Kedudukan dan ketebalan dari setiap litologi yang dijumpai.

3. Urutan dari semua litologi yang ada serta jenis hubungan dari dua litologi yang berdampingan, apakah selaras, tidak selaras, menyisip, selang seling, bergradasi normal atau terbalik dan lain sebagainya

Page 3: Ms_2.ppt

kolom stratigrafi yang diperoleh dari jalur yang diukur siap dijadikan dasar untuk :

1. Penentuan batas secara tepat dari satuan-satuan stratigrafi formal maupun informal, yang dalam peta dasar yang dipakai terpetakan atau tidak, sehingga akan meningkatkan ketepatan dari pemetaan geologi yang dilakukan di tempat dimana dilakukan pengukuran tadi.

2. Penafsiran lingkungan pengendapan satuan-satuan yang ada di kolom tersebut serta sejarah geologi sepanjang waktu pembentukan kolom tersebut.

3. Sarana korelasi dengan kolom-kolom yang diukur di jalur yang lain.

4. Pembuatan penampang atau profil stratigrafi (stratigraphic section) untuk wilayah tersebut.

5.   Evaluasi lateral (spatial = ruang) dan vertical (temporal = waktu) dari seluruh satuan yang ada ataupun sebagian dari satuan yang terpilih, misalnya saja :

a. lapisan batupasir yang potensial sebagai reservoir.

b. lapisan batubara.

c. lapisan yang kaya akan fosil tertentu.

d. Lapisan bentonit dan lain-lain.

Page 4: Ms_2.ppt

Definisi

Ada dua metoda yang biasa dilakukan dalam usaha pengukuran jalur stratigrafi. Metoda tersebut adalah :

• Metoda rentang tali.

•Metoda tongkat Jacob (Jacob’s staff method).

Metoda rentang tali atau yang dikenal juga sebagai metoda Brunton and tape (Compton, 1985; Fritz & Moore, 1988)

“dilakukan dengan dasar perentangan tali atau meteran panjang. Semua jarak dan ketebalan diperoleh berdasar rentangan terbut. Pengukuran dengan metoda ini akan langsung menghasilkan ketebalan sesungguhnya hanya apabila dipenuhi syarat sebagai berikut”:

• Arah rentangan tali tegak lurus pada jalur perlapisan.

• Arah kelerengan dari tebing atau rentangan tali tegak lurus pada arah kemiringan.

• Diantara 2 ujung rentangan tali tidak ada perubahan jurus maupun kemiringan

Page 5: Ms_2.ppt

Dapat digeserNaik/ turun

Tongkat ukur per 10 cm

Bandul klinometer

Busur derajat

Page 6: Ms_2.ppt

Definisi

Pengukuran ketebalan dengan menggunakan tongkat Jacob (Compton, 1985).

Page 7: Ms_2.ppt

DefinisiPengukuran ketebalan perlapisan miring pada daerah datar.

 

Jalur 1 – 2 t = d sin α

Jalur 1’‑2’ t = d’ cos Θ sin α

α = kemiringan perlapisan

Θ = sudut penyimpangan dari arah tegak lurus jurus

Page 8: Ms_2.ppt

Definisi

Page 9: Ms_2.ppt

Definisi

Page 10: Ms_2.ppt

Definisi

Page 11: Ms_2.ppt

Definisi

Page 12: Ms_2.ppt

Definisi

Page 13: Ms_2.ppt

Definisi

Page 14: Ms_2.ppt

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS GADJAH MADAMETODE GEOLOGI LAPANGAN TKG 352

Page 15: Ms_2.ppt

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS GADJAH MADAMETODE GEOLOGI LAPANGAN TKG 352

Page 16: Ms_2.ppt

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS GADJAH MADAMETODE GEOLOGI LAPANGAN TKG 352

Page 17: Ms_2.ppt

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS GADJAH MADAMETODE GEOLOGI LAPANGAN TKG 352

BATAS ANTARADUA SATUAN

BATAS ANTARA 2 ANGGOTADALAM SATU SATUAN

BISADIPETAKANTERSENDIRI

BISADIPETAKANTERSENDIRI

TIDAK BISADIPETAKANSECARATERPISAH

S A T U A N C

SATUAN B

SATUAN A

Page 18: Ms_2.ppt

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS GADJAH MADAMETODE GEOLOGI LAPANGAN TKG 352

KONTAK ANTAR LITOLOGI DALAM SATU SATUAN BATUAN / FORMASI

Page 19: Ms_2.ppt

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS GADJAH MADAMETODE GEOLOGI LAPANGAN TKG 352

KONTAK ANTAR LITOLOGI DALAM SATU SATUAN BATUAN / FORMASI

Sisipan breksi dalam batupasir

Page 20: Ms_2.ppt

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS GADJAH MADAMETODE GEOLOGI LAPANGAN TKG 352 KONTAK ANTAR SATUAN BATUAN / FORMASI

PENYEB

ARANNYA DAPAT

DIPET

AKAN

SECARA T

ERPIS

AH

PENYEBARANNYA DAPAT D

IPETAKAN

SECARA TERPIS

AH

SATUAN / FORMASI A

SATUAN / FORMASI B

Pelamparan lateraldari batas harusdicari / dijejaki

Page 21: Ms_2.ppt

Definisi

Page 22: Ms_2.ppt

Definisi

Page 23: Ms_2.ppt

Definisi