mpk islam

1

description

agama islam

Transcript of mpk islam

http://annisakadina.blogspot.com/2013/01/sejarah-masa-khalifah-umar-bin-khattab.htmlSejarah Masa Khalifah Umar Bin Khattab SEJARAH ISLAM MASAAMIRUL MUKMININ UMAR BIN KHATTAB

1. Umar sebelum menjadi Khalifah.Sebelum Masuk Islam: Menurut Imam al-Dzahabi, Umar bin Khattab lahir pada tahun ke-13 setelah Tahun Gajah. Anak dari Khattab (Banu Adi) seorang yang pemberani, cerdas, & sangat dihormati Quraisy dan Ibunya, Hantamah bint Hisyam ibn al-Mughirah; jadi, adiknya Abu Jahl, dan Umar termasuk misanan Khalid ibn al-Walid dari pihak ibu, yang berasal dai Banu Makhzum. Perekonomiannya menengah-bawah, sejak kecil dia harus membantu ayahnya untuk menggembalakan unta atau kambing, dan mengangkat kayu bakar, dan biasanya menggunakan pakaian yang sangat pendek terbuat dari bahan yang sangat kasar. Sejak kecil dia dididik dengan baca tulis, puisi, berkuda, teknik pedang, dan tidak lupa dia juga disuruh untuk menggembala kambing. Ayahnya mendidiknya dengan keras (tidak ada kompromi untuk suatu kesalahan). Hobinya adalah bergulat, minum khamr, bersama wanita2 (terutama saat bulan Haram) dan menunggang kuda. Dia sebenarnya pedagang, tapi tidak bisa kaya sebab kurang bisa bergaul dengan baik, dan setiap ke Syam dia lebih suka berdiskusi menambah pengetahuan dari pada menfokusi perdagangannya. Dia adalah orang yang sangat membenci Islam sebab Islam telah memecah bangsanya bentuknya dengan menganiaya budak islam, ingin membunuh Muhammad.

Masuk Islam & Perjuangan pada masa Nabi: Menurut Imam al-Dzahabi dan masuk Islam pada usia 27 tahun. Masuk islamnya adalah saat dia mendengarkan kebenaran ayat-ayat Allah (QS. Thaha (20): 1 8) dan QS. 69:42-47 kesadaran ilmiah. Setelah masuk islam dialah yang pemberani dan banyak jasa dalam islam:~ Terang-terangan masuk islam & Hijrah.~ Mengikuti perang-perang penting (Badr, Uhud, dll).~ Berani berbeda dengan Nabi, bahkan sering kali pendapatnya menjadi sebab turunnya ayat c: ayat tentang tawanan perang, ayat tentang Hijab, ayat tentang istri-istri Nabi, dll.

Perjuangan pada masa Khalifah Abu Bakar: Orang yang pertama kali membaiat Abu Bakar (menyelamatkan umat islam dari perpecahan). Menjadi Wazir/ wakil dari Abu Bakar, yang seringkali memberikan sumbangan saran/ pendapat kepada Khalifah Abu Bakr dalam memecahkan masalah. Bahkan sering berbeda pendapat c: pengangkatan Usamah, perang melawan orang yang tidak mau membayar zakat, sikap terhadap Khalid bin Walid, dll tapi tetap obyektif & bisa mendudukkan dengan baik.

2. Proses terpilihnya Umar bin Khattab menjadi Khalifah. Pada saat sakit, Abu Bakr sadar bahwa potensi hidupnya tidak lama lagi, dab dia harus segera memilih pemimpin penggantinya, karena dia tidak ingin peristiwa Tsaqifah Banu Saidah terjadi lagi. Kemudian Abu Bakr yang sudah mengantongi calonnya yakni Umar bin Khattab, mengajak diskusi beberapa sahabat penting saat itu.Abdurrahman ibn Awf : Dialah yang mempunyai pandangan terbaik, tetapi dia terlalu keras.Utsman ibn Affan : Isi hatinya lebih baik daripada lahirnya. Tak ada orang yang seperti dia di kalangan kita..Thalhah ibn Ubaidillah : Sudah Anda lihat bagaimana ia menghadapi orang padahal Anda ada di sampingnya. Bagaimana pula kalau sudah Anda tinggalkan?

Juga dengan Said ibn Zaid ibn Amr, Usaid ibn Hudzair, dan beberapa pemuka Muhajirun dan Anshar.Keluhan Abu Bakar: Saya menyerahkan persoalan ini kepada orang yang terbaik dalam hatiku. Tetapi, kalian merasa kesal, karenanya menginginkan yang lain Ya Allah, yang kuinginkan untuk mereka hanyalah yang terbaik untuk mereka. Aku khawatir mereka dilanda kekacauan.Sejumlah orang mendukung pilihannya. Tampaknya, para Sahabat pun belum dapat sama sekali menanggalkan persepsi mereka masing-masing terhadap Umar bin Khattab, yang pada intinya mereka agak keberatan dengan sikap umar yang terlalu keras. Akhir cerita: Abu Bakar berwasiat agar Umar bin Khattab menjadi penggantinya. Reaksi muncul, tetapi agaknya Anshar ada di belakang Umar, Quraisy lain mungkin tak berani mengajukan klaim-klaim hak mereka.

3. Pidato politik Umar bin Khattab dan pembaiatan umat islam kepadanya. Umar menangkap adanya keberatan dari sahabat Nabi terhadap sikapnya yang keras, oleh karena itu, dalam pidato politiknya Umar berusaha meyakinkan kepada umat islam akan kepemimpinannya, dan ternyata dengan komunikasi yang baik, Umar berhasil meyakinkan umat islam saat itu yang kemudian mendukungnya.

PIDATO AWAL AMIRUL MUKMININ

"Saya mendapat kesan, orang merasa takut karena sikap saya yangkeras. Kata mereka Umar bersikap demikian keras kepada kami, sementaraRasulullah masih berada di tengah-tengah kita, juga bersikapkeras demikian sewaktu Abu Bakr menggantikannya. Apalagi sekarang,kalau kekuasaan sudah di tangannya. Benarlah orang yang berkatabegitu."... Ketika itu saya bersama Rasulullah, ketika itu saya budak danpelayannya. Tak ada orang yang mampu bersikap seperti Rasulullah,begitu ramah, seperti difirmankan Allah: Sekarang sudah datangkepadamu seorang rasul dari golonganmu sendiri: terasa pedih hatinyabahwa kamu dalam penderitaan, sangat prihatin ia terhadap kamu,penuh kasih sayang kepada orang-orang beriman. (Qur'an, 9:128) Dihadapannya ketika itu saya adalah pedang terhunus, sebelum disarungkanatau kalau dibiarkan saya akan terus maju. Saya masih bersamaRasulullah sampai ia berpulang ke rahmatullah dengan hati lega terhadapsaya. Alhamdulillah, saya pun merasa bahagia dengan Rasulullah."Setelah itu datang Abu Bakr memimpin Muslimin. Juga sudahtidak asing lagi bagi Saudara-saudara, sikapnya yang tenang, dermawandan lemah lembut. Ketika itu juga saya pelayan dan pembantunya. Sayagabungkan sikap keras saya dengan kelembutannya. Juga saya adalahpedang terhunus, sebelum disarungkan atau kalau dibiarkan saya akan terusmaju. Saya masih bersama dia sampai ia berpulang ke rahmatullah denganhati lega terhadap saya. Alhamdulillah, saya pun merasa bahagiadengan Abu Bakr."Kemudian sayalah, saya yang akan mengurus kalian. KetahuilahSaudara-saudara, bahwa sikap keras itu sekarang sudah mencair. Sikapitu hanya terhadap orang yang berlaku zalim dan memusuhi kaumMuslimin. Tetapi buat orang yang jujur, orang yang berpegang teguhpada agama dan berlaku adil saya lebih lembut dari mereka semua.Saya tidak akan membiarkan orang berbuat zalim kepada orang lainatau melanggar hak orang lain. Pipi orang itu akan saya letakkan ditanah dan pipinya yang sebelah lagi akan saya injak dengan kakikusampai ia mau kembali kepada kebenaran. Sebaliknya, sikap saya yangkeras, bagi orang yang bersih dan mau hidup sederhana, pipi saya iniakan saya letakkan di tanah."Dalam beberapa hal, Saudara-saudara berhak menegur saya.Bawalah saya ke sana; yang perlu Saudara-saudara perhatikan, ialah:"Saudara-saudara berhak menegur saya agar tidak memungut pajakatas kalian atau apa pun yang diberikan Allah kepada Saudara-saudara,kecuali demi Allah; Saudara-saudara berhak menegur saya, jika adasesuatu yang di tangan saya agar tidak keluar yang tak pada tempatnya;Saudara-saudara berhak menuntut saya agar saya menambah penerimaanatau penghasilan Saudara-saudara, insya Allah, dan menutup segalakekurangan; Saudara-saudara berhak menuntut saya agar Saudarasaudaratidak terjebak ke dalam bencana, dan pasukan kita tidak terperangkap ke tangan musuh; kalau Saudara-saudara berada jauh dalamsuatu ekspedisi, sayalah yang akan menanggung keluarga yang menjaditanggungan Saudara-saudara."Bertakwalah kepada Allah, bantulah saya mengenai tugas Saudara-saudara,dan bantulah saya dalam tugas saya menjalankan amar ma 'rufnahi munkar, dan bekalilah saya dengan nasihat-nasihat Saudara-saudarasehubungan dengan tugas yang dipercayakan Allah kepada sayademi kepentingan Saudara-saudara sekalian. Demikianlah apa yangsudah saya sampaikan, semoga Allah mengampuni kita semua."

4. Gambaran umum ekspansi islam di era Umar bin Khattab[1]:634 M: Kekuatan Bizantium dikalahkan di Syiria Selatan.635 M: Damaskus direbut, dan disusul oleh beberapa kota Syiria yang lainnya.636 M: Perang Yarmuk, dekat sungai Yordan, menghancurkan sebuah pasukan militer Bizantium yang kuat yang dipimpin oleh saudara Kaisar, yang terbunuh; setelah itu Syiria terbuka; Damaskus direbut kembali.637 M: Perang Qdisiyyah, dekat Hirah, menghancurkan tentara Ssni yang kuat yang dikomando oleh jenderal utama Rustam yang terbunuh; Irak sebelah barat Tigris terbuka; ibukota Ssni, Ctesiphon (Madain), Yerusalem direbut; Bashrah dan Kufah didirikan sebagai kota-kota garnisun.640 M: Caesarea (pelabuhan dekat Palestina) akhirnya direbut, tidak ada kekuatan Bizantium apapun yang tersisa di Syria, Mesir diserbu (berakhir tahun 639) Khzistn direbut.641 M: Mosul direbut; tidak ada kekuasaan Ssni apapun yang tersisa di sebelah barat pegunungan Zagrosi; perang Nihavand di Zagros membuka (menaklukkan) daerah tersebut dengan menghancurkan tentara Ssni yang tersisa; Babilon di Mesir (Fusthth/Kairo lama) direbut.642 M: Iskandariah direbut; Barqah (Tripolitania) disergap (642-643); penyergapan-penyergapan ke arah pantai Makran, Iran tenggara.

5. Kebijakan-kebijakan politik dan pengaturan pemerintahan Umar bin Khattab. Mengatur seluruh strategi perluasan islam bahkan pada beberapa hal sampai dengan strategi teknis. Menegakkan keadilan tanpa pandang bulu, menindak orang-orang yang dholim dengann tegas (dicopot jabatannya, dll). Membentuk Hakim (Qadhi) di kota besar (Madinah, Syam, Mesir, dan Persia). Membentuk lembaga keuangan dan melakukan sensus penduduk. Mengendalikan seluruh sistem pemerintahan dengan ketat (supervise/ pengendalian ketat). Menekankan keimanan, tanggung jawab sosial diatas pribadi hidup sederhana, keteladanan kepada seluruh wakil-wakilnya didaerah. Umar melarang memberi zakat pada muallaf. Dimulai penanggalan Hijriyah berdasarkan Hijrahnya Umat Islam, sebagai upaya penguatan identitas muslim. Talak tiga sekali ucapan Pembagian harta ghonimah yang tersentral & membentuk departemen keuangan. Melakukan sensus penduduk. Penghapusan nikah mutah Melarang mengumpulkan hadits, kemudian membiarkannya.

6. Selain kebijakan-kebijakan yang progressif, umar juga mengendalikan islam saat itu dengan pola kepemimpinan sosial yang baik, yakni: Pola hidup Umar yang sederhana, dan sangat mengutamakan kesejahteraan umatnya khususnya orang fakir miskin daripada keluarganya sendiri. Kasus saudara Umar yang minta bagian maal lebih banyak, yang ditolak, karena lebih mendahulukan muslim yang mempunyai jasa terhada islam terlebih dahulu, berdasarkan masuknya, dan kualitas jasanya. Kasus anaknya Amr bin Ash yang menganiaya orang miskin yang kemudian dihukum dengan keras. Kasus seorang Yahudi yang mengadu ke Umar karena rumahnya digusur oleh Amr di Mesir, yang kemudian Amr diperingatkan oleh Umar dengan tulang yang digaris dengan pedangnya. Kasus pembantu yang mencuri malah dibela, malah juragannya yang dihukum sebab tidak melaksanakan haknya. Kasus anaknya Umar bin Khattab yang minum Khamr kemudia dihukum 2 kali lipat oleh umar langsung kemudian sakit & meninggal. Saat perjalanan menuju ke Palestina gantian dengan pembantunya serta sikap Umar melihat sambutan mewahnya Muawiyah Kasus saat paceklik Umar hidup prihatin sama seperti rakyatnya, dan senantiasa mengontrol keadaan umatnya, bahkan pada suatu malam ada seorang ibu yang memasak batu untuk menenangkan anaknya karena tidak punya makanan, ketika Umar tahu hal itu, maka dia langsung turun tangan menyelesaikannya saat itu juga. Karena takut akan pertanggung jawaban nantinya diakherat. Sangat takut akan pertanggung jawaban sebagai pemimpin di akherat, sehingga dia benar-benar totalitas untuk membantu umatnya.

7. Terbunuhnya Umar bin Khattab. Umar meninggal pada tahun 644 pada usia sekitar 52 (ada yang mengatakan 54 dan 60) tahun, akibat luka-luka yang ditikamkan oleh Abu Luluah, budak dari Persia milik Mughirah ibn Syubah yang tidak puas atas keputusan Umar menyangkut nasibnya. Sebelum meninggal Umar bin Khattab mnemilih 6 orang dewan Syuro untuk memilih penggantinya, dan mereka dilarang memilih anaknya Umar sendiri Abdullah bin Umar (lihat proses pemilihan Utsman).

Makalah Sejarah Peradaban Islam: Islam Pada Masa Khulafaurrasyidin Leave a commentA. Pengertian Khulafa Ar-RasyidinKhulafa Ar-Rasyidin adalah pemimpin umat islam setelah Nabi Muhammad Saw wafat, yakni khalifah-kahlifahh yang terpercaya atau mendapat petunjuk. Secara teknis, term Khulafa Ar-Rasyidin berasal dari sebuah riwayat yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW. Yang bersabda: Umatku akan terpecah-pecah menjadi 73 golongan, semuanya akan ditempatkan dineraka, kecuali satu golongan saja. Yaitu mereka yang taat pada sunahku dan sunah Khulafa Ar-Rasyidin.Khalifah penerus nabi merupakan jabatan yang dipangku pada sahabat setelah Nabi wafat. Pengertian penerus nabi pun bukanlah siapa yang akan menggantikan Muhammad sebagai nabi melainkan menggantikan sebagai pemimpin umat. Khalifah merupakan singkatan dari khalifah Rasulillah, sedangkan Khilafah merupakan sistem pemerintahannya.B. Khalifah Khalifah yang menjadi Khulafa Ar-Rasyidin1. Abu Bakar As-ShiddiqNama Abu Bakar adalah Abdullah bin Abi Quhafah at-Tamimi. Silsilahnya berjumpa dengan silsilah Nabi Muhammad pada moyang Murra Ibn Amr Ibn Saad Ibn Taim Ibn Kaab Ibn Talib Ibn Fihr Ibn Nadr Ibn Malik. Ibunya bernama Ummu Khair Salma binti Sakhr. Garis keturunan ayah dan ibunya bertemu pada neneknya bernama Kab Ibn Sad Ibn Taim Ibn Murra, suku besar Quraisy dari belahan Bani Taim. Abu Bakar sewaktu kecil bernama Abdul Kabah, kemudian diganti oleh nabi menjadi Abdullah, karena ia paling cepat masuk islam. Menurut Al-Suyuti, nama Abu bakar adalah Atiq, karena terpelihara, terbebas dari api neraka. Ia diberi kuniyah Abu Bakar artinya orang yang pagi-pagi betul masuk islam. Al-shddiq meripakan gelar yang diberikan kepadanya setelah dia membenarkan perstiwa Isra Miraj Rasulullah.Abu bakar lahir pada tahum 573 M di mekkah. Setelah ia masuk islam, seluruh hidupnya dibaktikan untuk membela islam. Karena dakwahnya, banyak orang Quraisy ternama masuk islam, seperti Utsman Bi Affan, Zubair bin Awwan, Abdurrahman bin Auf, Saad bin Abi Waqas dan Thalhah bin Ubaidillah.Abu Bakar mempunyai empat istri, pertama Kutala binti Uzza yang melahirkan Abdullah dan asma. Kedua, Ummu Rumman yang melahirkan Abdurrahman dan Aisyah. Ketiga, Asma bin Umays yang melahirkan Muhammaaad bin Abi Bakar. Keempat, Habibah bin Kharaja yang melahirkan Ummu Kultsum. Beliau ikut bersama-sama Nabi hijrah ke madinah dan bersama nabi pula bersembunyi di gua Tsur. Dari lama dan eratnya hubungan persahabatan beliau dengan Rasulullah serta kejujuran dan kesucian hatinya beliau dapat mendalami jiwa dan semangat islam lebih dari pada yang didapat orang-orang islam lainnya. Jika nabi berhalangan, abu Bakarlah yang disuruh menjadi imam Shalat. Pada tahun 623 M bersamaan dengan hari wafatnya Rasulullah, beliau diangkat menjadi khalifah setelah dibaiat oleh kaum muslimin. Setelah menjalankan tugas kalifah selama 2 tahun 3 bulan dan 10 hari, beliau wafat pada tanggal 22 jumadil Akhir tahun 13 H atau 23 Agustus 634 M karena Sakit.2. Umar Ibn KhattabNama lengkapnya adalah Umar ibn Nufail ibnabdul Uzza ibn Riyah ibn Abdullah ibn Qurth ibn Abdi ibn Kaab dari Bani Addiy. Ibunya bernama Hantamah binti Hasyim. Bani Addiy terkenal sebagai suku yang terpandang mulia, megah, dan berkedudukan tinggi. Nasab Umar ibn Khattab dan Nabi Muhammad saw bertemu pada nenek mereka yang bernama Kaab bin Luai al-Quraisyin al-Kadawi.Umar terkenal seorang pemberani, tidak mengenal takut dan gentar, mempunyai ketabahan dan kemauan keras, serta tidak mengenal bingung dan ragu. Masuk islamnya Umar Pertanda doa nabi Muhammad dikabulkan Allah, yakni permohonannya agar islam dukuatkan dengan salah satu dari Amr ibn Hisyam atu Umar Khattab. Semula Umar menyandanng gelar Abu Hafs dan setelah masuk islam ia menerima al-faruq (pemisah atau pembeda antara yang hak dan yang batil). Umar benar mengemukakan pikiran-pikiran dan pendapatnya dihadapan nabi, bahkan tidak segan menyampaikan kritik untuk kebaikan dan kemaslahatan umat islam. Islamnya Umar membawa pengaruh yang besar bagi perjuangan Nabi Muhammad dan perkembangan agama Islam. Hal ini karena Umar seorang yang tegas dalam membela syiar islam sehingga tidak seorang pun dari kalangan Quraisy yang berani menentangnya.Setelah Abu Bakar meninggal dunia, Umar menjadi khalifah pada tahun 13 H/634 M. masa khalifahnya cukup lama, yakni selama 10 tahun. Diakhir hayatnya beliau ditusuk oleh seorang budak Persia yang bernama Abu Luluah atau dikenal dengan nama Feros ketika sedang shalat subuh di masjid Nabawi pada hari Rabu, tanggal 26 Zulhijjah tahun 23 H/3 November 644 M. budak tersebut beragama nasrani dan menjadi hamba sahaya Mughirah ibn Syubah setelah ditawan tentara islam di Nahawand. Beliau membunuh khalifah Umar karena dendam pembesar Persia dan pendukungnya terhadap Umar yang telah melenyapkan kekuasaan mereka dari kerajaan Persia. Setelah tiga hari sejak peristiwa penusukan itu, khalifah Umar ibn Khattab meninggal dunia pada hari Sabtu tanggal 29 Zulhijjah tahun 23 H/6 November 644 M dalam usia 63 tahun.3. Utsman Ibn AffanNama lengkapnya adalah Utsman ibn affan ibn Abil Ash ibn Umayyah ibn Abd as-Syam ibn Abd al-Manaf Al-Quraisy Al-umawy. Ibunya bernama Arwa binti Kuriz ibn Rabiah ibn Habib ibn Abd Al-Syam ibn Abd Al-Manaf. Silsilah Utsman ibn Affan dari garis ayah bertemu dengan silsilah Nabi Muhammad saw. Utsman lahir dikota mekkah pada tahun ke enam tahun gajah atau 376 M, kira-kira lima tahun setelah kelahiran Nabi Muhammad saw.Utsman bin Affan biasa dipanggil dengan sebutan Abu Abdillah, Abu Amer, dan Abu Laila. Sebutan lain yang cukup populer dikalangan kaum muslimin adalah Dzu al-Nurain (memiliki dua cahaya). Setelah Utsman menikah berturut-turut dengan dua putri Nabi Muhammad saw. Pertama ia menikahi Ruqoyyah dan setelah Ruqoyyah meninggal ia nikahkan lagi oleh nabi saw dengan putrinya yang lain yaitu Ummi Kulsum.Dari golongan bani Umayyah Utsman termasuk orang pertama yang masuk agama islam atas ajakan Abu Bakar al-Shiddiq dan termasuk kelompok sahabat Assabiqunal-Awwalun yang dijamin masuk surga. Beliau merupakan salah satu sahabat yang dikagumi oleh Rasullah. Berkaitan dengan pola hidupnya yang sederhana walaupun kaya, saleh, dan dermawan. Kekayaannya digunakan untuk kemajuan dan kejayaan islam, diantaranya, membeli sumur Raunah milik seorang yahudi seharga 12.000 dirham ketika kaum muslim madinah kekurangan air, membantu keperluan lasykar pada perang tabuk dengan 950 ekor unta, 59 ekor kuda dan uang sebesar 1000 dinar (1/3 pembiayaan perang), memperluas masjid nabawi senilai 15000 dinar dan masjid al-haram senilai 10000 dinar. Di samping itu, beliau selalu siap kapan saja membantu kaum muslim yang membutuhkan bantuan. Setelah khalifah Umar wafat, Utsman ibn Affan terpilih menjadi khalifah ketiga. Pemerintahannya berlangsung 12 tahun, dari tahhun 23 H/646 M hingga tahun 35 H/656 M. diakhir hayatnya, beliau dibunuh oleh salah seorang warga mesir (al-Gafiki) yang menuntut penyelesaian akibat kebaikannya yang meresahkan masyarakat.4. Ali Ibn Abi TahlibNama lengkapnya Ali bin Abi Tahlib ibn Abdul Muthalib ibn Abdul Manaf al-Hasyim al-Quraisy. Ibunya bernama Fatimah binti Asad ibn Hasyim ibn Abul Manaf. Beliau lahir pada tahun 21 sebelum hijrah (603M) atau delapan tahun sebelum Nabi SAWdiutus menjadi rasul. Sewaktu lahir, ia diberi nama Haidarah oleh ibunya, kemudian diganti oleh ayahnya dengan Ali. Ketika Muhammad diangkat menjadi Rasul, Ali termasuk pertama yang menyatakan imannya bersama Khadijjah dan Zaid dalam umur yang relatif masih kecil, maka Ali termasuk kanak-kanak yang mula-mula beriman. Ali ketika berumur enam tahun diasuh dan dididik oleh Rasulullah sebagai balas jasa terhadap pamannya yang telah membesarkannya dan mempunyai banyak anak, terlebih lagi ketika Mekah ditimpa di timpa kelaparan. Ali menjadi anak yang tangguh, perkasa, berbudi luhur, serta berkepribadian yang tinggi. Ali memiliki gelar Karammallahu wajhahu, dikarenakan jiwa dan kepribadiannya yang tidak pernah dinodai pemujaan berhala dimasa itu, tidak berlebihan bila kelak Ali menunjukan kepahlawanan yang menonjol. Kesetiaan dan kecintaannya kepada Rasullah telah dibuktikan sejak mudanya. Pada malam Rasul Hijrah ke madinah bersama Abu Bakar, Ali tidur di tempat tidur Rasullah untuk mengelabuhi orang-orang Quraisy yang mengepung rumah rasul hendak membunuhnya.Ali termasuk salah seorang tokoh (Abu Bakar dan Umar) yang telah mengambil pengetahuan, budi pekerti, dan kebersihan jiwa Rasulullah, beliau terkenal dengan kecerdasannya dan memiliki banyak masalah keagamaan secara mendalam hadits yang diriwayatkannyapun banyak. Nabi menggambarkannya sebagaimana sabdanya: aku kota ilmu dan Ali adalah gerbangnya. Keberanian Alipun masyhur dari seluruh peperangan yang dipimpin oleh Rasullah, beliau senantiasa berada di front depan, dan dipercaya oleh Nabi sebagai pemegang panji-panji perang. Kecuali pada perang tabuk, Ali ditugaskan Rasul untuk , menjaga kota Madinah, itupun beliau kecewa dan kalau boleh memilih ia akan ikut berperang. Sifat pemberani (sajaah) dan keperkasaannya tercatat dalam sejarah islam. Untuk keberaniannya itu, ia mendapat gelar The Lion Of God (Asadullah) atau The Lion Hearted. Selain terkenal dengan keberaniannya, ia terkenal pula sebagai dermawan, berbudi luhur, sederhana, terbuka, terus terang, tulus hati, dan lapang dada. Namun, kesederhanaan, keterusterangannya, dan kelapangdadaannya dipergunakan musuhnya untuk menipunya, karena ia mudah mempercayai orang-orang. Sikap dan sifat Ali tersebut mempengaruhinya dalam menetapkan kebijaksanaan dan menyelesaikan masalah-masalah yang timbul dalam pemerintahannya. Kadang-kadang sikap tersebut tidak biasa diterima oleh sebagian pengikutnya sehingga pemberontakan yang berakhir dengan mengenaskan, terpental dari kekuasaan bahkan dengan cara yang lebih buruk dari Utsman.Selama hidupnya, Ali menikah dengan 9 wanita dan mempunyai 19 anak. Pertama, Ali menikah dengan Fatimah putri Rasullah, mempunyai 2 putra dan 2 putri yaitu Hasan, Husen, Zainab dan Ummu Kulsum. Setelah Fatimah wafat, Ali menikah berturut-turut. Kedua, Ummu Bamin binti Huzam dari bani Amir ibn Kilab, melahirkan 4 putra yaitu Abbas, Jafar, Abdullah dan Usman. Ketiga, Laila binti Masud at-Tamimah, melahirkan 2 putra yaitu Abdullah dan Abu Bakar. Keempat, Asma binti Umair al-Kuimiah, janda Abu Bakar al-Shiddiq, melahirkan Yahya dan Muhammad. Kelima, As Sahba binti Rabiah dari Bani Jasym ibn Bakar, janda dari Bani Taglab, melahirkan Umar dan Ruqayyah. Keenam, Ummah binti Abi Ass ibn Jafar al-Hanafiah melahirkan Muhammad (al-Hanafiah). Kedelapan, Ummu Said binti Urwah ibn Masud melahirkan Ummu al-Husain dan Ramlah. Kesembilan, Mahyah binti Imri al-Qais al-Kalbiah melahirkan Jariah.Sistem pemilihan khalifah1. Khalifah Abu Bakar As-shiddiq.Khalifah Abu Bakar memangku jabatan berdasarkan pilihan yang berlangssung secara demokratis dalam pertemuan di Tsaqifah (balairung) Bani Saidah. Tata cara tersebut sesuai degan sistem perundingan yang digunakan di zaman modern sekarang ini. Kaum Anshar, menekankan pada persyaratan jasa yang mereka teah berikan bagi umat islam dan pengembangan islam. Karena itu , mereka mengajukan calon sebagai kandidat pemimpin yaitu Saad bin Ubadah. Sementara kam Muhajirin, menekankan aspek kesetiaan dan perjuangan pada masa awal-awal pengembangan islam di Mekah hingga Madinah. Untuk itu, mereka mengajukan nama calon yaitu Abu Ubadah bin Jarah. Sedang Ahlul Bait menghendaki Ali bin Abi Thalib dicalonkan sebagai khalifah. Pengajuan nama Ali dalam permusyawaratan tersebut didasari atas jasa, kedudukan dan statusnya sebagai anak angkat sekaligus menantu Rasulullah.Perdebatan siapa yang paling berhak menggantikan kedudukan Nabi SAW. sebagai kepala pemerintahan, hampir menimbulkan konflik internal dikalangan umat islam, antara Muhajirin dengan Anshar dan Bani Abbas. Melalui perdebatan panjang dengan argumentasi masing-masing, akhirnya Abu Bakar disetujui secara aklamasi menduduki jabatan khalifah.Selesai dipilih, Abu Bakar berpidato yang isinya: Saudara-daudara sekalian, sekarang saya terpilih sebagai khalifah. Meskipun saya bukan yang terbaik dari siapapun diantara kalian, tetapi saya harus menerima amanah ini. Oleh karena itu, bantulah saya bila berada dalam jalan yang benar. Perbakilah saya bila berada di jalan yang salah. Lalu pidato itu diakhiri dengan ucapan, patuuhlah kepadaku sebagai mana aku mematuhi Allah dan rasulnya. Jika aku tidak mematuhi Allah dan rasulnya, jangan sekali-kali kalian mematuhi aku.Pidato tersebut menggambakan kepribadian Abu Bakar dan kejujuran serta ketulusannya sebagai seorang pemimpin umat yang sangat demokratis. Beliau merasa bahwa tugas yang diembannya tidak akan berjalan dengan baik kalau tidak mendapat dukungan dari para sahabatnya. Karena itu, ia menginginkan agar masyarakat ikut serta dalam mengontrol perjalanan dalam kepemimpinannya agar pelaksanaan pemerintahan berjalan dengan baik. Itulah tipe seorang pemimpin yang sangat demokratis, ia tidak gila kedudukan, jabatan dan harta.2. Khalifah Umar bi Khattab.Umar bin Khattab dipilih oleh para pemuka masyarakat dan disetujui secara aklamasi oleh umat islam. Proses pengangkatan ini diawali dengan ijtihad Abu Bakar yang meminta Umar bersedia menggantikan kedudukannya kelak, jika ia meninggal dunia. Ijtihad ini didasari atas kenyataan dan pengalaman sejarah pada masa-masa awal pemilihan khalifah, yatu timbulnya krisis politik dan hampir berakibat pada munculnya konflik internal umat islam, jika tidak segera diselesaikan oleh Umar Bin Khattab dan Abu Bakar. Berdasarkan pengalaman sejarah ini, maka khalifah Abu Bakar meminta Umar untuk menjadi penggantinya. Permintaan ini disetujui oleh Umar, hanya Umar meminta agar persoalan ini dibicarakan dahulu dikalangan tokoh masyarakat, supaya tidak terjadi salah paham. Permintaan itu dipenuhi, untuk itu kemudian Abu Bakar meminta pendapat para sahabat mengenai pilihannya itu, ketika mereka menjenguknya pada saat beliau terbaring sakit di tempat tidur. Pilihan itupun disetujui, kemmudian Abu Bakar menulis surat wasiat untuk itu dan membaia Umar Bin Khattab. Beberapa hari kemudian beliau meninggal dunia. Peristiwa ini terjaddi pada Jumadil Akhir tahun 13 H/634 M.3. Utsman bin affanUtsman bin Affan dipilih dan diangkat oleh dewan yang terdiri dari enam orang sahabat. Dewan ini dibentuk oleh khalifah Umar bin Kattab ketika beliau sedang sakit. Prosedur ini ditempuh guna memaksimalkan potensi yang dimiliki masing-masing sahabat, selain selain masih mempertahankan prinsip syura, yang diajarkan oleh Nabi SAW. hanya modelya yang berbeda dibandingkan dengan model pemmilihan masa sebelumnya. Pemilihan melalui dewan enam ini diharapkan menghaslkan calon pemimpin handal ynag mampu menjalankan amanah demi penegakkan Islam dan pengembangannya ke luar Jazirah Arabia.Yang disebut Dewan Enam tersebut adalah Utsman bi Affan, Ali bin Abi Thalib, Thalhah bin Ubaidillah, Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin Auf, dan Saad bin Abi Waqqash. Dewan ini bertugas memilih salah seorang diantara mereka yang akan menggantikannya sebagai khalifah. Abdurrahman bin Auf dipercaya menjadi ketua panitia pemilihan tersebut.Ketika pelaksanaan pemilihan yang berlangsung setelah khalifah Umar bin Khattab meninggal tersebut ternyata menemui kesulitan, terutama dalam masalah calon peserta. Hal ini disebabkan karena; pertama, berdasarkan pendapat umum bahwa mayoritas masyarakat menginginkan Utsman bin Affan menjadi khalifah. Kedua, dikalangan sahabat yang dicalonkan timbul perbedaan pendapat. Abdurrahman bin Auf cenderung kepada Utsman bin Affan, sementara Saad bin Abi Waqqash menginginkan Ali bin Abu Thalib sebagai khalifah. Ketiga, diantara sahabat nabi yang dicalonkan ada yang sedang di luar kota, sehingga belum dapat dikeahui pendapatnya. Keempat, baik Utsman maupun Ali, masing-masing memiliki keinginan untuk menjadi khalifah. Namun berka ketekunan dan kebijaksanaan Abdurrahman bin Auf, akhirnya proses pemilihan berjalan lancar dan menghasilkan keputusan bahwa Utsman terpilih menjadi khalifah dengan perolehan 4 suara, sedang Ali memperoleh 2 suara.4. Ali bin Abi ThalibTampilnya Ali bin Abi Thalib ke pucuk kepemimpinan, ketika negara tengah mengalami krisis social dan politik, akibat peristiwa terbunuhnya khalifah Utsman bin Affan oleh para pemberontak yang tidak setuju atas berbagai kebijakan yang dikeluarkan selama masa pemerintahannya. Ali diangkat oleh jamaah umat islam dan sebagian besar adalah para pemberontak . dalam situasi seperti itu, harus ada tindakan nyata untuk mengatasi krisis kepemimpinan. Akan tetapi, tidak seorangpun ketika itu yang mau diangkat menjadi khalifah, selagi Ali masih hidup.Kebijakan-kebijakan khalifah pada masa Khulafa Ar-Rasyidin.1. Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq.Abu Bakar menjadi kholifah hanya 2 tahun. Pada tahun 634 M beliau meninggal dunia. Masa sesingkat itu habis untuk menyelesaikan berbagai persoalan, terutama persoalan yang menyangkut dalam negeri. Diantara kebijakan politiknya yang cukup menonjol adalah:a) Melanjutkan Ekspedisi Pasukan UsamahSebelum Rosulullah SAW wafat, beliau telah memerintahkan sepasukan perang yang dipimpin oleh seorang anak muda, Usamah, untuk berjalan menuju tanah Al-Balqa yang berada di Syam, persisnya di tempat terbunuhnya Zaid bin Haritsah, Jafar dan Ibnu Rawahah. Namun di tengah perjalanan terdengar berita wafatnya Rosulullah SAW, sehingga pasukan tersebut kembali ke kota Madinah.Begitu Abu Bakar menjadi kholifah, maka ekspedisi ini dilanjutkan kembali. Semula banyak sahabat yang mengusulkan termasuk Umar bin Khattab, agar ekspedisi ini ditunda mengingat banyaknya persoalan di kota Madinah. Namun Abu Bakar tetap pada pendiriannya.Ternyata berangkatnya pasukan Usamah membawa kemaslahatan besar waktu itu. Disamping pulang dengan membawa kemenangan, juga sekaligus telah menimbulkan kegentaran besar pada perkampungan Arab yang dilewati sehingga tidak berani memberontak.[1]b) Menumpas Kaum Murtad Dan Orang-orang Yang Menolak Membayar ZakatKetika Rosulullah SAW wafat, maka banyak orang Arab yang kembali murtad. Seiring dengan itu, banyak pula utusan orang-orang Arab berdatangan ke Madinah mengakui kewajiban sholat namun mengingkari kewajiban zakat.Abu Bakar bersikap tegas kepada mereka, dan merekapun ditumpasnya. Melihat hal ini, Umar pun berkata: Akhirnya aku sadari bahwa Allah telah melapangkan hati Abu Bakar untuk memerangi mereka dan aku yakin itulah yang benar.[2]c) Menumpas Orang-orang Yang Mengaku Menjadi NabiDisamping banyak umat yang murtad dan menolak bayar zakat, ada pula beberapa orang yang mengaku menjadi nabi, diantaranya yang paling berpengaruh adalah Musailamah Al-Kadzab. Ia memiliki pengikut mencapai 40.000 personil dari kalangan Bani Hanifah.[3]Abu Bakar mengirim pasukan yang dipimpin Khalid bin Walid untuk menumpas mereka. Dalam perang Yamamah yang hebat, Khalid bin Walid memperoleh kemenangan yang besar.d) Mengirim Pasukan Ekspansi Ke Wilayah Iraq Dan SyiriaSetelah berhasil mengatasi persoalan dalam negeri, mulailah Abu Bakar berkonsentrasi untuk melakukan ekspansi ke luar negeri. Kesungguhannya untuk menaklukkan negeri Iraq pada periode ini merupakan langkah awal menaklukkan wilayah-wilayah timur pada masa khulafaur rosyidun berikutnya. Dan pada periode perdana ini pasukan dipimpin oleh Panglima Perang Khalid bin Wahid[4], Abu Ubaidah, Amru bin Ash, Yazid dan Syurahbil.[5]e) Membukukan Al-Quran Dalam Satu MushafDi samping itu, Jasa Abu Bakar yang abadi ialah atas usulan Umar, ia berhasil membukukan al-Quran dalam satuan mushaf, sebab setelah banyak penghafal al-Quran gugur dalam perang Riddah di Yamamah. Oleh karena itu, khalifah menugaskan Zaid ibn Tsabit untuk membukukan al-Quran dibantu oleh Ali ibn Abi Thalib. Naskah tersebut terkenal dengan naskah Hafsah yang selanjutnya pada masa khalifah Usman membukukan al-Quran berdasarkan mushaf itu, kemudian terkenal dengan Mushaf Utsmani yang sampai sekarang masih murni menjadi pegangan kaum muslim tanpa ada perubahan atau pemalsuan. (Abdul Karim, 2007:84)2. Khalifah Umar bin Khattab.Umar menjabat sebagai kholifah selama 10 tahun (634-644 M). Selama masa pemerintahannya ada beberapa kebijakan politik yang dijalankannya, antara lain:a) Melanjutkan Ekspansi Yang Telah Dirintis Abu BakarSetelah memangku jabatan kekhalifahan, Umar melanjutkan kebijakan perang yang telah dimulai oleh Abu Bakar untuk menghadapi tentara Sasania maupun Bizantium baik di Front Timur (Persia), Utara (Syam) maupun di Barat (Mesir). Pada periode Khalifah Umar, peta Islam meluas di Timur sampai perbatasan India dan sebagian Asia Tengah di Barat sampai Afrika Utara.[6]b) Reformasi dalam PemerintahanBeliaulah khalifah yang pertama kali membentuk tentara resmi, membuat undang-undang perpajakan, membuat sekretariat, menentukan gaji tetap, menempatkan para godhi, membagi-bagi wilayah yang ditaklukkan menjadi beberapa gubernuran (propinsi) dan ada majlis syura.[7]c) Mengatur Tata PertanahanKebijakan yang paling fenomenal adalah kebijakan ekonomi Umar di Sawad (daerah subur). Umar mengeluarkan dekrit, bahwa orang Arab termasuk tentara dilarang transaksi jual beli tanah di luar Arab. Hal ini memancing reaksi anggota Syura, namun Umar memberi alasan, mutu tentara Arab menurun, produksi menurun, negara rugi 80% dari pendapatan, dan rakyat akan kehilangan mata pencaharian (sawah) menyebabkan mereka akan mudah berontak terhadap negara.[8]d) Reformasi dalam BudayaBeliaulah yang pertama kali digelari Amirul Mukminin, yang menetapkan penanggalan hijriyah mengumpulkan manusia untuk sholat taraweh berjamaah, mendera peminum khomer 80x cambukan, dan berkeliling di malam hari menghontrol rakyatnya di Madinah.3. Khalifah Utsman bin Affan.Utsman menjabat sebagai kholifah selama 12 tahun. Selama pemerintahannya itu, keadaan bisa dibagi menjadi 2 periode, yaitu periode kemajuan dan periode kemunduran[9]. Periode I pemerintahannya membawa kemajuan luar biasa, sedang periode II kekuasaannya identik dengan kemunduran dan huru-hara yang luar biasa sampai akhirnya beliau tewas di tangan pemberontak.Ada beberapa kebijakan politik Utsman yang cukup menonjol, antara lain:a) Melanjutkan Ekspansi Wilayah IslamPada masa pemerintahannya, berkat jasa para panglima yang ahli dan berkualitas, di mana peta Islam sangat luas dan bendera Islam berkibar dari perbatasan Aljazair (Barqah dan Tripoli, Syprus di front al-Maghrib bahkan ada sumber menyatakan sampai ke Tunisia) di al-Maghrib, di Utara sampai ke Aleppo dan sebagian Asia Kecil, di Timur Laut sampai ke Ma Wara al-Nahar Transoxiana dan di Timur seluruh Persia, bahkan sampai di perbatasan Balucistan (wilayah Pakistan sekarang), serta Kabul dan Ghazni.[10]b) Membentuk Armada Laut yang KuatPada masa pemerintahannya, Utsman berhasil membentuk armada laut dengan kapalnya yang kokoh sehingga berhasil menghalau serangan-serangan di Laut Tengah yang dilancarkan oleh tentara Bizantium dengan kemenangan pertama kali di laut dalam sejarah Islam.[11]c) Menggiatkan PembangunanUtsman berjasa membangun banyak bendungan untuk menjaga arus banjir yang besar dan mengatur pembagian air ke kota-kota. Beliau juga membangun jalan-jalan, jembatan-jembatan, masjid-masjid dan memperluas masjid Nabi di Madinah.[12]d) Menulis Kembali Penulisan Mushaf Al-QuranDiantara jasa Utsman yang besar adalah telah menyatukan kaum muslimin pada satu qiroah dan dituliskannya bacaan Al-Quran terakhir yang diajarkan oleh Jibril kepada Rosulullah SAW yakni ketika Jibril mendiktekan Al-Quran kepada Rosulullah pada tahun terakhir masa hidup beliau.[13]Utsman meminta mushaf yang disimpan oleh Hafshah yang merupakan hasil pengumpulan pada masa Abu Bakar, untuk ditulis kembali. Maka ditulislah satu mushaf Al-Quran untuk penduduk Syam, satu mushaf untuk penduduk Mesir, satu mushaf untuk penduduk Basrah, satu mushaf dikirim ke Kufah, begitu juga ke Makah dan Yaman, serta satu mushaf untuk Madinah.[14]Demikianlah beberapa jasa Utsman yang cukup menonjol. Pada paroh terakhir masa kekholifahannya muncul perasaan tidak puas dan kecewa di kalangan umat Islam terhadapnya. Kepemimpinan Utsman memang sangat berbeda dengan kepemimpinan Umar. Ini mungkin karena umurnya yang lanjut (diangkat dalam usia 70 tahun) dan sifatnya yang lemah lembut. Akhirnya pada tahun 35 H/655 M, Utsman dibunuh oleh kaum pemberontak yang terdiri dari orang-orang yang kecewa itu.[15]Menurut Badri Yatim (1993:38), salah satu faktor yang menyebabkan banyak rakyat kecewa terhadap kepemimpinan Utsman adalah kebijaksanaannya mengangkat keluarga dalam kedudukan tinggi (nepotisme). Namun anggapan nepotisme yang demikian ditolak oleh Abdul Karim. Menurut Abdul Karim (2007:105) bahwa nepotisme Utsman tidak terbukti. Karena, pengangkatan saudara-saudara berangkat dari profesionalisme kinerja mereka di lapangan. Akan tetapi memang pada masa akhir kepemimpinan Utsman, para gubernur yang diangkat tersebut bertindak sewenang-wenang terutama dalam bidang ekonomi. Mereka di luar kontrol Utsman yang memang sudah berusia lanjut sehingga rakyat menganggap hal tersebut sebagai kegagalan Utsman, sampai pada akhirnya Utsman mati terbunuh.4. Khalifah Ali bin Abi Thalib.a) Memecat Gubernur yang Sewenang-wenangKhalifah Ali segera memecat para gubernur yang diangkat oleh Utsman, dikarenakan beliau yakin bahwa terjadinya pemberontakan-pemberontakan itu disebabkan oleh keteladanan politik kebijaksanaan mereka.b) Menarik Kembali Tanah yang Dihadiahkan oleh UtsmanSalah satu kelemahan Utsman adalah mengijinkan orang-orang Arab menguasai tanah-tanah subur disekitar wilayah yang baru dikuasainya. Hal ini dimasa Umar tidak diperbolehkan terjadi. Akibatnya penduduk pribumi kehilangan sumber perekonomiannya. Utsman juga menghadiahkan tanah-tanah kepada para pendukung yang disayanginya.Begitu Ali menjadi kholifah, beliau menarik kembali tanah yang oleh pendahulunya dihadiahkan kepada para pendukungnya itu dan menyerahkan hasil pendapatannya kepada negara, serta memakai kembali. Sistem distribusi persen tahunan diantara orang-orang Islam sebagaimana pernah diterapkan Umar.[16]c) Menumpas Para PembangkangTidak semua masyarakat Islam taat kepada pemerintahan Ali. Diantaranya adalah Thalhah, Zubair dan Aisyah. Alasan mereka, Ali tidak mau menghukum para pembunuh Utsman, dan mereka menuntut bela terhadap darah Utsman.[17]Ali mengirim surat kepada Thalhah dan Zubair agar keduanya mau berunding untuk menyelesaikan perkara ini secara damai. Namun ajakan itu ditolak. Akhirnya pertempuran yang dahsyatpun berkobar. Perang ini dikenal dengan nama perang Jamal. Zubair dan Tholhah terbunuh, sedangkan Aisyah ditawan dan dikirim kembali ke Madinah.d) Pusat Pemerintahan dari Madinah ke KufahAli memindahkan ibu kota dari Madinah ke Kufah (Januari 657 M) di karenakan para pengikut Ali paling banyak berada di Kufah.[18]e) Berusaha Menghentikan Perlawanan MuawiyahKebijakan-kebijakan Ali juga mengakibatkan timbulnya perlawanan dari gubernur di Damaskus, Muawiyah, yang didukung oleh sejumlah bekas pejabat tinggi yang merasa kehilangan kedudukan dan kejayaan.Dari Kufah Ali bergerak menuju Damaskus dengan sejumlah besar tentara. Pasukannya bertemu dengan pasukan Muawiyah di Shiffin. Perang ini diakhiri dengan tahkim, tapi tahkim ternyata tidak menyelesaikan masalah, bahkan menyebabkan timbulnya golongan ketiga, khowarij. Akibatnya, dipenghujung pemerintahan Ali, umat Islam terpecah menjadi 3 kekuatan politik, yaitu Muawiyah, Syiah (pengikut Ali) dan Khowarij (orang-orang yang keluar dari Ali)Keadaan ini tidak menguntungkan Ali, sementara posisi Muawiyah semakin kuat. Pada tanggal 20 Ramadhan Tahun 40 H (660 M), Ali terbunuh oleh salah seorang anggota Khawarij[19]. Dengan demikian berakhirlah masa Khulafa Ar-Rasyidin.SimpulanDalam catatan sejarah islam klasik, persoalan pertama yang muncul dan menjadi masalah besar setelah Rasulullah wafat adalah soal suksesi. Persoalan ini muncul karena sejak awal kepemimpinan Rasulullah hingga akhir hayatnya, beliau tidak memberikan isyarat atau atau menunjuk kira-kira siapa yang akan menggantikan posisinya sebagai seorang kepala negara dan kepala pemerintahan. Persoalan ini sepenuhnya diserahkan kepada masyarakat muslim untuk melakukan proses pemilihan setelahnya dengan mekanisme yang didasari atas prinsip syura. Prinsip dasar ini kemudian diterapkan pada masa-masa awal ketika kelompok ketika masyarakat Muhajirin dan Anshar tengah mendiskusikan persoalan khilafah di Tsaqifah Bani Saidah. Dengan mekanisme dan prinsip syura, akhirnya terpilihlah Abu Bakar sebagai pengganti jabatan Nabi Muhammad sebagai kepala pemerintahan dan negara. Para pengganti Rasulullah sebagai dalam masalah kepemimpinan negara dalam sejarah Islam disebut Khulafa Al-Rasyidin, yaitu para khalifah yang mendapat petunjuk Allah untuk menjalankan amanat demi kebenaran.Sementara Umar Bin Khattab diangkat dan dipilih oleh para pemuka masyarakat dan disetjui secara aklamasi oleh umat muslim. Proses pengankatan ini diawali dengan ijtihad Abu Bakar yang meminta Umar bin Khattab bersedia menggantikan kedudukannya kelak, jika ia meninggal dunia.Sedang Utsman bin Affan dipilih dan diangkat oleh dewan yang dibentuk khalifah Umar, prosedur ini ditempuh guna memaksimalkan potensi yang ada di masing-masing sahabat, selain tetap mempertahankan prinsip syura, yang diajarkan Nabi Muhammad SAW.Sementara itu tampinya Ali bin Abi Thalib kepucuk kepemimpinan, ketika negara mengalami krisis politik, akibat peristiwa terbunuhnya Utsman bin Affan oleh pemberontak yang tidak setuju atas kebijakan yang dikeluarkan selama masa pemerintahannya.https://aguswahyufauzi.wordpress.com/2013/06/10/makalah-sejarah-peradaban-islam-islam-pada-masa-khulafaurrasyidin/

Pemerintahan Islam Pada Masa Umar bin al-Khattab Jumat, Juni 03, 2011 Nova Nurul Mustopa No comments

Beliau adalah Umar bin Khattab bin Nufail bin Abdul Uzza. Salah satu gelar pujian beliau adalah al-Faruq (elang) yang diberikan oleh Rasulullah saw. kepada beliau. Beliau dilahirkan empat tahun sebelum kelahiran Rasulullah saw. Umur beliau adalah 63 tahun dan beberapa bulan.

A. Proses Pengangkatan Umar bin Khattab.Seperti yang telah kita sebutkan diatas bahwa Umar bin Khattab r.a diangkat dan dipilih sendiri oleh Abu Bakar r.a untuk menggantikannya dalam ke-khalifahan. Oleh Abdul Wahhab an-Nujjar, cara pengangkatan seperti ini disebut dengan thariqul ahad, yakni seorang pemimpin yang memilih sendiri panggantinya setelah mendengar pendapat yang lainnya, barulah kemudian dibaiat secara umum.

Pada masa pemerintahan Abu Bakar r.a, sang khalifah dipanggil dengan sebutan khalifah Rasulullah. Sedangkan pada masa pemerintahan Umar bin Khattab r.a, mereka disebut dengan Amirulmuminin. Sebutan ini sendiri diberikan oleh rakyat kepada beliau. Salah satu sebab penggantian ini hanyalah makna bahasa, karena bila Abu Bakar r.a dipanggil dengan khalifah Rasulullah (pengganti Rasulullah), otomatis penggantinya berarti khalifah khalifah Rasulullah (pengganti penggantinya Rasulullah), dan begitulah selanjutnya, setidaknya begitulah menurut Haikal. Selain itu karena wilayah kekuasaan Islam telah meluas, hingga ke daerah-daerah yang bukan daerah Arab, yang tentu saja memerlukan sistem pemerintahan yang terperinci, sementara ia tidak mendapatkan sistem pemerintahan terperinci dalam Alquran al-Karim dan sunnah nabi, karena itu ia menolak untuk dipanggil sebagai khalifatullah dan khalifah Rasulullah.

Terdapat perbedaan dalam proses pengangkatan Abu Bakar dan Umar, bila Abu Bakar dipilih oleh beberapa wakil kalangan elit masyarakat, Umar dipilih dan ditunjuk langsung oleh Abu Bakar untuk menggantikannya. Ada beberapa faktor yang mungkin sangat berpengaruh terhadap penunjukan langsung ini:1. kemungkinan besar Abu Bakar khawatir akan terjadi perpecahan dalam tubuh ummat Islam bila pemilihan diserahkan kepada masyarakat seperti yang hampir terjadi pada dirinya.2. bagaimanapun juga, Umar adalah suksessor Abu Bakar dalam pemilihan menjadi Khalifah.3. sementara beberapa pendapat lain mengatakan bahwa ke-khawatiran Abu Bakar akan terpilihnya Ali bin Abi Thalib memotivasi dirinya untuk memilih langsung penggantinya.

B. Dinamika Pemerintahan Umar bin Khattab. 1. Agama.Penaklukan-penaklukan yang terjadi pada masa Umar menyebabkan orang ramai-ramai memeluk agama Islam namun meskipun demikian tentu tidak ada paksaan terhadap mereka yang tidak mau memeluknya. Maka masyarakat saat itu adalah masyarakat majemuk yang terdiri dari berbagai agama, dan hal ini tentu saja berpengaruh tehadap masyarakat Islam, mereka mengenal ajaran-ajaran selain Islam seperti Nasrani, Yahudi, Majusi Shabiah dan lainnya. Masyarakat muslim otomatis akan belajar toleransi terhadap pemeluk agama lainnya, dan kemajemukan beragama seperti ini akan kondusif untuk melahirkan faham-faham baru dalam agama yang positif maupun negatif meskipun pada masa Umar bin Khattab r.a belum ada cerita tentang munculnya faham seperti ini.

Selanjutnya kehomogenan rakyat negara juga tentu saja akan menuntut suatu prinsip-prinsip agama yang fleksibel, yang mudah difahami, karena rakyat tidak hanya terbentuk dari orang-orang Arab, akan tetapi juga beberapa bangsa lainnya seperti Persia yang telah dahulu mengenal agama selain Islam, juga bangsa Afrika yang sebelumnya tidak mengenal Islam. Maka sesuatu yang esensial dari agama Islampun otomatis harus ditemukan agar bisa diaplikasikan pada kehidupan orang-orang selain bangsa selain Arab.

Meskipun begitu aktivitas ini tidak terlalu menonjol, karena memang mayoritas masa pemerintahan Umar bin Khattab r.a dihabiskan untuk melakukan ekspansi-ekspansi. Kebanyakan praktek-praktek agama yang dibawa oleh mayoritas pasukan Islam yang berbangsa Arab adalah paduan antara praktek-praktek dan prinsip Islam dengan praktek dan hukum adat orang-orang pada umumnya. 2. Dinamika Sosial.Keadaan sosial juga mulai berubah, perubahan-perubahan ini sangat terlihat pada masyarakat yang hidup diwilayah taklukan-taklukan Islam, mereka mengenal adanya kelas sosial meskipun Islam tidak membenarkan hal itu. Tetapi kebijakan-kebijakan tentang pajak, hak dan kekayaan yang terlalu jauh berbeda telah menciptakan jurang sosial, ditambah lagi bahwa memang sebelum datangnya Islam mereka telah mengenal kelas sosial ini.

Seperti kebijakan pajak yang berlaku pada masa Umar bin Khattab telah membagi masyarakat kepada dua kelas, yaitu:1. Kelas wajib pajak: buruh, petani dan pedagang.2. Kelas pemungut pajak: pegawai pemerintah, tentara dan elit masyarakat. Hal ini akan menjadikan rakyat cenderung untuk menjadi tentara sebagai profesi.Meskipun pajak itu memang digunakan untuk kepentingan sosial seperti pembangunan sarana-sarana sosial tapi pajak itu tetap lebih banyak dirasakan oleh elit masyarakat dan penakluk.Pada masa Umar hak atas properti rampasan perang, posisi-posisi istimewa diberikan kepada pembesar-pembesar penakluk. Meskipun Umar adalah orang yang sangat sederhana, lain dengan sahabat-sahabatnya yang mempunyai kekayaan, seperti:1. Zubair yang mempunyai kekayaan sampai 50.000.000. dirham.2. Abdur Rahman bin Auf mewariskan 80.000-100.000 dirham.3. Saad Ibn Waqqash yang punya villa di dekat Madinah.4. Thalhah yang mempunyai 2.200.000 dirham dan 200.000 dinar juga lahan safiyah seharga 30.000.000.dirham. Terlepas apakah itu harta yang hak atau tidak, tentu akan membuat iri masyarakat terutama mantan-mantan aristokrat Mekkah yang kebanyakan adalah Bani Umayyah. Pemerintahan pusat mengirimkan gubernur, hakim dan lain-lain ke wilayah taklukan, dengan begitu daerah-daerah yang tadinya hanya merupakan pedesaan berubah menjadi kota yang padat penduduknya dan memiliki mobilitas sosial dan ekonomi yang tinggi. Pembangunan-pembangunan infrastruktur berkisar pada jalan raya, irigasi dan bendungan, masjid dan benteng. 3. Dinamika Ekonomi. a. Perdagangan, Industri dan Pertanian.Meluasnya daerah-daerah taklukan Islam yang disertai meluasnya pengaruh Arab sangat berpengaruh pada bidang ekonomi masyarakat saat itu. Banyak daerah-daerah taklukan menjadi tujuan para pedagang Arab maupun non Arab, muslim maupun non muslim, dengan begitu daerah yang tadinya tidak begitu menggeliat mulai memperlihatkan aktifitas-aktifitas ekonomi, selain menjadi tujuan para pedagang juga menjadi sumber barang dagang. Maka peta perdagangan saat itupun tentu berubah seperti Isfahan, Ray, Kabul, Balkh dan lain-lain.

Sumber pendapatan rakyatpun beragam mulai dari perdagangan, pertanian, pengerajin, industri maupun pegawai pemerintah. Industri saat itu ada yang dimiliki oleh perorangan ataupun negara atau daerah untuk kepentingan negara, industri-industri ini adalah seperti industri rumah tangga yang mengolah logam, industri pertanian, pertambangan dan pekerjaan-pekerjaan umum pemerintah seperti pembangunan jalan, irigasi, pegwai pemerintah dan lain-lain.

Pembangunan irigasi juga sangat berpengaruh dalam pertanian, perkebunan-perkebunan yang luas yang dimiliki oleh perorangan maupun negara atau daerah banyak menghasilkan, lahan-lahan seperti ini adalah hasil rampasan perang yang sebagian menjadi milik perorangan. b. Pajak.Seluruh hal-hal diatas tentu saja akan berpengaruh terhadap pajak. Pajak saat itu ditetapkan berdasarkan profesi, penghasilan dan lain-lain. Sistem pajak yang diberlakukan di suatu daerah pada dasarnya adalah sistem yang dipakai di daerah itu sebelum ditaklukkan. Seperti di Iraq yang diberlakukan sistem pajak Sasania. Tapi kalau daerah itu belum mempunyai satu sistem pajak yang baku, maka sistem pajak yang diberlakukan adalah hasil kompromi elit masyarakat dan penakluk. Yang bertugas mengumpulkan pajak tersebut adalah elit masyarakat yang selanjutnya diserahkan kepada pemerintah daerah untuk diserahkan ke pemerintah pusat. Pajak yang ditanggung oleh masyarakat adalah : Pajak jiwa, pajak ini berdasar jumlah masyarakat dan dipikul bersama. Yang bertugas melakukan penghitungan adalah tokoh masyarakat juga. Pajak bumi dan bangunan, tanah wajib pajak adalah seluas 2400 m2 jumlahnya tergantung pada kualitas tanah, sumber air, jenis pertanian, hasil pertanian dan jarak ke pasar. 4. Dinamika Politik dan Adminstrasi.Serangkaian penaklukan bangsa Arab dipahami secara populer dimotivasi oleh hasrat akan terhadap harta rampasan perang, dan termotivasi oleh agama yang tidak menganut keyakinan tentang bangsa yang terpilih, layaknya Yahudi. Salah satu prinsip agama Islam adalah menyebarkan ajarannya kepada orang lain, lain halnya dengan Yahudi yang menganggap bangsanyasendirilah yang terpilih dan menganggap bangsa lain adalah domba-domba yang sesat. Keyakinan inipun otomatis juga berpengaruh kepada lancarnya beberapa ekspansi pada masa Umar bin Khattab r.a.

Motivasi apapun yang terlibat di dalam beberapa penaklukan tersebut, semuanya merupakan perluasan yang telah terencana dengan baik oleh pemerintahan Umar bin Khattab r.a, meskipun sebagian kecilnya berlangsung secara kebetulan.

Beberapa wilayah yang akan ditaklukkan dilihat dari kesuburan tanahnya, kestrategisannya dalam dunia perdagangan dan kestrategisannya untuk menjadi basis-basis penaklukan berikutnya. Seperti kota Mesir yang ditaklukkan, kota ini merupakan lumbung besar bagi Kostantinopel, selain itu kota ini juga dengan Hijaz, pelabuhan yang sangat penting dan agar bisa menjadi basis penaklukan selanjutnya ke Afrika.

Kostantinopel mulai mengalami kekalahan dalam peperangannya dengan pasukan-pasukan muslim setelah Mesir jatuh ketangan negara Islam. Sedangkan untuk menaklukkan Sasania, pasukan muslim tidaklah mengalami kesulitan, karena selain dari sisi kekuatan politis imperium ini yang telah melemah dan hancurnya adiministrasi, juga hubungan baik antara negara-negara kecil yang sebelumnya merupakan wilayah kekuasaan mereka, juga karena Iraq telah jatuh ke tangan pasukan muslim, pada masa sebelumnya.

Selain itu, beberapa alasan yang mendukung keberhasilan serangkaian penaklukan ini adalah tidak terjalinnya hubungan baik antara pemerintah dengan rakyat. Dalam beberapa kasus hal ini sungguh penting, karena orang-orang Kristen Arab yang merupakan bagian imperium yang ditaklukkan lebih menerima dan bergabung dengan pasukan muslim. Lebih jauh lagi migrasi orang-orang Arab badui juga ikut menjadi alasan keberhasilan ini.

Untuk tujuan mengorganisasi orang-orang Badui ini, dan agar tidak membuat masalah kepada penduduk lokal, maka Umar bin Khattabpun membangun beberapa mishr. Mishr ini menjadi basis tempat orang-orang badui. Selain itu juga mishr-mishr ini juga berperan sebagai basis-basis militer dengan tujuan penaklukan selanjutnya.

Beberapa kampung-kampung militer terbesar yang dibangun pada masa Umar bin Khattab adalah Bashrah yang bertujuan untuk mempermudah komunikasi dengan Madinah, ibu kota negara dan juga menjadi basis penaklukan menuju Iran Selatan. Kufah dibangun untuk menjadi basis pemerintahan untuk administrasi untuk Iraq Utara Mesopotamia dan bagian Timur dan Utara Iran.

Selain menjadi basis militer dan pemerintahan, amshar juga menjadi pusat distribusi dan administrasi pajak. Dengan begitu sistem yang diterapkan oleh Umar bin Khattab adalah sistem desentralisasi. Gaji para pasukan yang diambil dari pajak, upeti dan zakat dibayarkan melalui pusat-pusat administrasi ini.

Pemerintahan Umar bin Khattab pada dasarnya tidak memaksakan sebuah sistem administrasi baru di wilayah taklukan mereka. Sistem adaministrasi yang berlaku adalah kesepakatan antara pemerintah dengan elit lokal wilayah tersebut. Dengan begitu, otomatis tidak ada kesamaan administrasi suatu wilayah dengan wilayah lainnya. Tampaknya hal ini tidaklah menjadi masalah penting pada saat itu. a. Ekspansi-Ekspansi Pemeritahan Umar bin Khattab.Adapun rangkaian penaklukan yang terjadi pada masa Umar bin Khattab adalah: 1. Penaklukkan Syam (13 H), meskipun memang awal serangan dimulai pada masa Abu Bakar, akan tetapi kota ini baru bisa ditaklukkan pada masa awal pemerintahan Umar bin Khattab. Penaklukan ini dipimpin oleh Khalid bin Walid, yang kemudian dipecat oleh Umar bin Khattab r.apada hari kemenangannya.2. Penaklukkan Damasqus oleh Abu Ubaidah yang diteruskan ke Baalbek, Homs dan Hama (13 H).3. Yerussalem (638).4. Caesaria (640) yang berlanjut ke Selatan Syiria, Harran, Edessa dan Nabisin.5. Mesir oleh Amr bin Ash (641 H/20 H) termasuk Heliopolis dan Babylonia, sedangkan Alexandria baru ditaklukkan pada tahun (643).6. Syiria ditaklukkan pada perang Qadisiyah (637 M/14 H).7. serangkaian penaklukan lainnya adalah Mosul (641 M/16 H), Nihawan, Hamadazan (21 H), Rayy (22 H), Isfahan dan kota-kota Utama Iran Barat (644 M), Khurasan (22 H).8. Pasukan lainnya menguasai Ahwaz (Khuzistan) (640 M/17 H).9. Sijistan dan Kerman (23 H)Maka wilayah kekuasaan Umar bin Khattab pada saat itu meliputi: benua Afrika hingga Alexandria, Utara hingga Yaman dan Hadramaut, Timur hingga Kerman dan Khurasan, Selatan hingga Tabristan dan Haran. b. Kebijakan Politis dan Administratif.1. Ekspansi dan penaklukkan.2. Desentralisasi administrasi.3. Pembangunan fasilitas-fasilitas umum, seperti Masjid, jalan dan bendungan.4. Pemusatan kekuatan militer di amshar-amshar.5. Memusatkan para sahabat di Madinah, agar kesatuan kaum muslimin lebih terjaga.6. Aktivitas haji tahunan sebagai wadah laporan tahunan para gubernur terhadap khalifah.7. Membangun kota Kufah dan Bashrah.8. Pemecatan Khalid bin Walid dari kepemimpinannya.9. Pembentukan beberapa jawatan: Diwan al-Kharaj (jawatan pajak) yang bertugas mengelola administrasi pajak negara. Diwan al-Ahdats (jawatan kepolisian) yang bertugas memlihara ketertiban dan menindak pelaku penganiayaan untuk kemudian diadili di pengadilan. Nazarat an-Nafiat (jawatan pekerjaan umum) yang bertanggung jawab oelaksanaan pembangunan fasilitas-fasilitas umum. Diwan al-Jund (jawatan militer) yang bertanggung jawab atas pengelolaan administrasi ke-tentaraan. Baitul Mal sebagai lembaga perbendaharaan negara yang bertanggung jawab atas pengelolaan kas negara. Beberapa tugasnya adalah memberikan tunjangan (al-atha) yang merata kepada seluruh rakyat secara merata baik sipil maupaun militer, tapi tentu saja tunjangan ini tidak sama jumlahnya. Menciptakan mata uang resmi negara. Membentuk ahlul hilli wal aqdi yang bertugas untuk memilih pengganti khalifah.

5. Dinamika Intelektual.Selain dari menetapkan tahun hijriah yang dihitung dari sejak berhirahnya nabi Muhammad saw. ke Madinah, pada masa Umar bin Khattab r.a juga tercatat ijtihad-ijtihad baru. Beberapa sebab-sebab munculnya ijtihad baru di masa awal Islam berkataitan dengan Alquran maupun sunnah.

Di dalam Alquran al-Karim pada saat itu sudah mulai ditemukan kata-kata yang musytarak, makna lugas dan kiasan, adanya pertentangan nash, juga makna tekstual dan makna kontekstual. Sedangkan tentang sunnah itu sendiri, karena ternyata para sahabat tidak mempunyai pengetahuan yang merata tentang sunnah nabi, karena kehati-hatian para sahabat untuk menerima suatu riwayat, terjadinya perbedaan nilai hadist, dan adanya sunnah yang bersifat kondisional.

Selain beberapa alasan diatas, tentu saja faktor lainnya ikut mewarnai beberpa kemunculan ijtihad pada masa Umar bin Khattab, seperti faktor militer, yakni dengan meluasnya wilayah kekuasaan Islam, faktor sosial yang semakin heterogennya rakyat negara Islam, dan faktor ekonomi.

Berapa ijtihad beliau pada saat itu adalah keputusan bahwa muallaf tidak mendapatkan zakat, padahal di salah satu ayat dikemukakan bahwa mereka berhak mendapatkan zakat. Akan tetapi Umar bin Khattab berpendapat bahwa hal ini juga dilakukan Rasulullah saw. pada masa Islam masih lemah.

Pada kasus lain adalah tentang pemotongan tangan bagi pencuri. Pada beberapa kasus ternyata Umar bin Khattab r.a tidak melaksanakan hukuman ini, terutama pada masa musim kemarau yang berkepanjangan pada tahun 18 H, dimana mereka hampir kehabisan bekal makanan. Selain itu dalam beberapa kisah dikatakan bahwa dua orang budak telah terbukti mencuri unta, akan tetapi Umar bin Khattab r.a tidak menjatuhinya hukum potong tangan karena alasan bahwa mereka mencuri karena kelaparan, sebagai gantinya beliau membebankan ganti harga dua kali lipat dengan barang yang mereka curi.

Ijtihad Umar b. Khattab ini, yang berbasis atas keberanian intelektual selanjutnya berpengaruh kepada dua mazhab besar dalam memutuskan hukum, yakni ahl rayi yang berbasis di Baghdad dan ahl hadist yang berbasis di Madinah. Keberanian Umar ini menjadikannya sebagai contoh dan imam tauladan bagi para penganut mazhab ahl rayi, yang kemudian pada tingkat yang lebih besar dipimpin oleh Abu Hanifah, sementara ahl hadist lebih mencontoh Abdullah putra Umar b. Khattab, yang selanjutnya dipimpin oleh Imam Malik di Madinah.

Dalam bidang peradilan, Umar bin Khattab r.a juga terkenal dengan risalah qodhonya, yakni surta yang berisi hukum acara peradilan meskipun masih sederhana. Surat ini ia kirimkan kepada Abu Musa al-Asyari yang menjadi qadhi di Kufah. Dalam mata kuliah Sistem Peradilan Islam dan yang semacamnya, surat Umar bin Khattab ini dipandang sebagai hukum acara pengadilan tertulis pertama dalam Islam.

C. Akhir Pemerintahan: Kematian Umar bin Khattab r.aBanyak keputusan-keputusan baru yang harus diambil oleh oleh khalifah ke-II Umar Bin Khattab (634-644 M). Penyebaran agama Islampun dilaksanakan seiring dengan perluasan wilayah Islam. Banyak orang yang takluk dibawah Islam memeluknya sebagai agama meskipun ada sebahagian dari mereka yang membenci Islam ataupun bangsa Arab yang merupakan penjajah. Umar memerintah dengan tegas dan disiplin, rakyat maupun pegawainya akan dihukum bila terbukti bersalah. Pada akhir pemerintahannya timbul gejala-gejala ketidakpuasan terhadap kebijakan-kebijakannya yang disuarakan pertama kalinya oleh mereka yang membeci Islam ataupun bangsa Arab. Hal yang paling menonjol adalah pembagian hasil rampasan perang yang dinilai tidak adil. Tetapi hingga akhir hayatnya tidak ada yang berani mengutarakan secara terang-terangan.

Benarkah terjadi ketidak-puasan terhadap pemerintahan Umar bin Khattab, bisa jadi benar. Salah satu bukti yang menunjukkan hal tersebut adalah pembunuhan Umar bin Khattab sendiri, beliau dibunuh Abu Luluah, seorang Nasrani. Ia megutarakan keberatannya atas pajak yang ia nilai terlalu besar untuknya yang berprofesi sebagai tukang kayu, pelukis, dan pandai besi, ia harus membayar dua dirham setiap hari. Akan tetapi meskipun Umar bin Khattab r.a mendengar keluhannya, beliau tidak mengurangi pajak tersebut karena kabarnya ia juga akan membuka penggilan tepung dengan angin.

Abu Luluah ternyata berlalu dengan rasa tidak puas dengan keputusan beliau, hal ini disimpulkan dari jawabannya atas keputusan Umar bin Khattab r.a: kalau begitu bekerjalah untukku dengan penggilingan itu!, yang kemudian dijawab: kalau kamu selamat maka aku akan bekerja untukmu. Tiga hari kemudian ia berhasil membunuh beliau.

Akan tetapi bila hanya bukti ini yang diajukan untuk mengutarakan bahwa akhir pemerintahan Umar bin Khattab r.a terjadi beberapa ketidak-puasaan terhadapa kebijaksaanan beliau, maka itu terlalu dilebih-lebihkan. Tapi meskipun begitu, memang faktanya ada yang merasa tidak puas dengan Umar bin Khattab r.a.

Beliau meninggal pada umur 63 tahun. Adapun ke-khalifahannya berjalan selama 10 tahun, 6 bulan dan 8 hari.

Ada indikasi yang menyatakan bahwa perseturuannya dengan Ali bin Abi Thalib r.a mulai memudar-kalau memang mereka berseteru-, yakni Umar bin Khattab r.a menikahi salah satu putri Ali bin Abi Thalib r.a yakni Ummi Kaltsum, selain itu Ali bin Abi Thalib r.a adalah salah seorang yang turun ke makam beliau, lain halnya ketika Fathimah binti Rasulullah meninggal dunia, baik Abu Bakar r.a dan Umar bin Khattab r.a tidak datang kepemakamannya atau ketika Abu Bakar r.a meninggal dunia dimana Ali bin Abi Thalib r.a tidak datang kepemakamannya.

Beberapa pendapat mengatakan bahwa salah salah satu usaha untuk meredakan perseteruannya dengan Bani Hasyim adalah dengan mengangkat para pemuka Bani Hasyim sebagai pemimpin pasukan dan mengirimkannya ke medan perang, agar mereka tidak terlalu memikirkan siapakah sebenarnya yang berhak untuk menjadi khalifah, disamping beliau juga memang menikahi putri Ali bin Abi Thalib r.a.

D. Kontribusi Pemerintahan Umar bin Khattab.Sepanjang sejarah khilafah rasyidah, ekspansi terluas yang pernah tecapai adalah pada masa Umar bin Khattab r.a. Pada saat beliau meninggal kekuasaannya telah mencapai Alexandria, Najran, Kerman, Khurasan, Rayy, Tabriz dan seluruh Syiria.

Selain itu dalam bidang administrasi, beliau banyak mengadaptasi sistem-sistem pemerintahan dari Sasania, Kostantinopel dan Bizantium. Hal ini memang akibat persentuhannya dengan tiga imperium besar tersebut, dan juga akibat meluasnya wilayah kekuasaan yang memerlukan suatu pengaturan yang lebih rapi.

Mata uang resmi demi memudahkan administrasi negarapun ditetapkan. Selain itu juga sistem tahun hijriah juga beliau tetapkan.

Dalam bidang hukum, beliau juga telah menetapkan qadi-qadi di setiap wilayah, dan juga menetapkan hukum acara peradilannya. Selain itu, Umar bin Khattab r.a adalah orang yang terkenal dengan kekritisannya, banyak munjul ijtihad-ijtihad beliau pada masa pemerintahannya.

http://mudztova.blogspot.com/2011/06/pemerintahan-islam-pada-masa-umar-bin.html