Mpb

16
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semua orang pasti akan menyambut datangnya sukses dengan tangan terbuka. Sebaliknya, banyak orang akan berusaha agar tidak mengalami kegagalan. Kenyataannya, sukses dan gagal merupakan "satu paket" yang tidak bisa dipisahkan. Lalu, mengapa kita harus takut pada kegagalan? Yang perlu kita ketahui adalah apa yang harus kita lakukan ketika kegagalan datang. Jika kita sadar bahwa kegagalan itu merupakan bagian dari sukses dan kegagalan merupakan guru yang terbaik, maka kita tidak akan takut ketika kegagalan datang. Sebagai manusia tentu kita memiliki perasaan dan emosi. Pada saat kita melakukan kesalahan ataupun kegagalan yang menurut kita sangat mengecewakan dan memalukan diri kita, tentu kita dapat merasa kesal, sedih, dan bingung. Tidak jarang pula kita mungkin marah terhadap diri kita sendiri. Jika kita memang merasakan hal yang demikian, kita berhak meluapkan kesedihan kita sejenak dengan menangis, menceritakan kekesalan maupun kesedihan kita kepada keluarga kita ataupun sahabat yang kita percayai, mungkin juga berteriak dengan keras di suatu lapangan rumput yang luas atau berbagai ekspresi kekesalan kita sudah tahu bahwa kegagalan bukanlah hal yang perlu ditakutkan.

description

MPB

Transcript of Mpb

Page 1: Mpb

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Semua orang pasti akan menyambut datangnya sukses dengan tangan terbuka.

Sebaliknya, banyak orang akan berusaha agar tidak mengalami kegagalan.

Kenyataannya, sukses dan gagal merupakan "satu paket" yang tidak bisa dipisahkan.

Lalu, mengapa kita harus takut pada kegagalan? Yang perlu kita ketahui adalah apa

yang harus kita lakukan ketika kegagalan datang. Jika kita sadar bahwa kegagalan itu

merupakan bagian dari sukses dan kegagalan merupakan guru yang terbaik, maka kita

tidak akan takut ketika kegagalan datang.

Sebagai manusia tentu kita memiliki perasaan dan emosi. Pada saat kita

melakukan kesalahan ataupun kegagalan yang menurut kita sangat mengecewakan dan

memalukan diri kita, tentu kita dapat merasa kesal, sedih, dan bingung. Tidak jarang

pula kita mungkin marah terhadap diri kita sendiri. Jika kita memang merasakan hal

yang demikian, kita berhak meluapkan kesedihan kita sejenak dengan menangis,

menceritakan kekesalan maupun kesedihan kita kepada keluarga kita ataupun sahabat

yang kita percayai, mungkin juga berteriak dengan keras di suatu lapangan rumput yang

luas atau berbagai ekspresi kekesalan kita sudah tahu bahwa kegagalan bukanlah hal

yang perlu ditakutkan.

Kegagalan, sebenarnya adalah sesuatu yang wajar dialami oleh manusia. Seperti

keberhasilan, kegagalan adalah suatu siklus hidup. Bagian dari perjalanan jiwa untuk

memaknai hidup, mencapai pengertian akan hidup, agar dapat mencapai sesuatu yang

lebih baik. Tentu, tentu saja manusia harus memiliki kekuatan dan keberanian untuk

menghadapi situasi sangat tak enak yang bernama kegagalan itu. Hanya manusia-

manusia yang kuat yang bisa bangkit lagi, dan lagi setelah jatuh dan gagal. Sebenarnya

kegagalan disebabkan karena kurang tepatnya cara yang digunakan dalam melakukan

suatu pekerjaan. Mungkin karena keteledoran kita atau bertindak tanpa berpikir lebih

jauh. Tetapi yang pokok adalah karena kekurangan ilmu pengetahuan yang

berhubungan dengan pekerjaan itu.

Berbeda dengan seseorang yang mempunyai ilmu pengetahuan luas. Dalam setiap

ia melangkah, maka ia mencoba berpikir seribu kali. Bila melakukan pekerjaan ini,

berapa kerugian atau keuntungannya, apa tidak gagal, dan kalau gagal harus berbuat

apa lagi, jalan mana yang hendak ditempuh. Itulah perhitungan orang yang

Page 2: Mpb

berpengetahuan luas. Sehingga setiap pekerjaan yang dikerjakannya selalu

mendatangkan hasil yang sukses dan gemilang. Dalam makalah ini kami akan

menjelaskan kegagalan yang terjadi pada perusahaan telekomunikasi di Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas maka kami mengambil rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah latar belakang perusahaan ESIA dan AXIS

2. Apakah penyebab kegagalan yang terjadi pada masing – masing perusahaan yang

akan Anda jelaskan?

1.3 Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini ialah :

1. Mengetahui penyebab kegagalan yang terjadi pada masing – masing perusahaan yang

akan kami jelaskan.

2. Mengetahui Latar belakang masing-masing perusahaan

1.4 Manfaat Penulisan

Adapun penulisan makalah ini memiliki manfaat sebagai berikut :

1. Bagi penulis

- Mengetahui penyebab kegagalan suatu perusahaan

2. Bagi Pembaca

- Sebagai sumber referensi

- Mengetahui penyebab kegagalan perusahaan

1.5 Sistematika Penulisan

Penulisan makalah ini menggunakan data sekunder yang kami peroleh dari internet dan

buku. Lalu kami rangkum dan kami jabarkan kembali dengan bahasa kami sendiri

sehingga lebih mudah dimengerti.

Page 3: Mpb

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Latar Belakang Kegagalan AXIS

PT Axis Telekom Indonesia (sebelumnya bernama PT Natrindo Telepon Seluler),

dikenal sebagai Axis, adalah sebuah perusahaan operator telekomunikasi seluler di

Indonesia. Axis mempunyai produk GSM dengan nama sama, "AXIS".

Axis meluncurkan layanannya pada April 2008 dan kini tersedia di lebih dari 400

kota di seluruh pulau-pulau besar Indonesia, termasuk Jawa, Sumatera, Kalimantan,

Sulawesi, Bali, dan Lombok. Berkantor pusat di Jakarta, Axis merupakan operator

seluler 2G, 3G, dan 4G dengan pertumbuhan tercepat di Indonesia, melayani lebih dari

15 juta pelanggan telepon seluler, didukung oleh lebih dari 800 pegawai yang

berdedikasi.

PT Natrindo Telepon Seluler pada awalnya merupakan bagian dari Grup Lippo.

Natrindo merupakan perusahaan operator telekomunikasi seluler GSM 1.800 MHz

pertama di Indonesia dengan fokus awal untuk beroperasi di wilayah Jawa Timur

dengan merek dagang "Lippo Telecom" sejak bulan Mei 2001. Natrindo kemudian

berhasil mendapatkan lisensi untuk wilayah nasional dan diakuisisi oleh Maxis

Communications Berhad, masing-masing sebesar 51% pada bulan Januari 2005 dan

44% pada bulan April 2007. Pada bulan Juni 2007, Saudi Telecom Company

mengakuisisi 51 persen saham Natrindo yang dimiliki Maxis, sehingga saham Maxis di

Natrindo hanya tinggal 44 persen. Saat ini, Natrindo sedang mengembangkan jaringan

2G dan 3G-nya ke beberapa wilayah lain di Indonesia.

Pada tanggal 7 Juni 2011, berdasarkan persetujuan dari Kementerian Hukum dan

Hak Asasi Manusia, nama badan hukum perusahaan AXIS diubah dari PT Natrindo

Telepon Seluler menjadi PT Axis Telekom Indonesia.

Produk Axis di awal pendiriannya sebagai Natrindo dikenal dengan merek

dagang "Lippo Telecom", kemudian "Solusi". Lippo Telecom hanya beroperasi di

wilayah Jawa Timur. Jakarta, 30 Maret 2015. Merek produk layanan seluler Axis

kembali hadir dengan wajah baru pasca merger dengan XL. Kini merek layanan yang

identik dengan warna ungu itu menawarkan gaya hidup baru dalam menggunakan

layanan telekomunikasi melalui penyediaan layanan yang simple, terutama untuk

sekedar menelpon, SMS, dan Data/Internet sesuai kebutuhan dengan tarif irit.

Pengenalan kembali Axis kali ini ditandai dengan peluncuran program gaya hidup

Page 4: Mpb

“Iritology” yakni penawaran layanan Ngobrol Irit, Ngenet Irit, Awet Irit. Slogan dari

Axis adalah GSM YANG BAIK (Hingga 2014) dan IRIT ITU AXIS (30 Maret 2015-

sekarang)

2.2 Latar Belakang Kegagalan ESIA

ESIA adalah merek layanan operator yang dikeluarkan oleh PT. Bakrie Telecom

Tbk, operator telekomunikasi yang berbasis teknologi CDMA 2000 1x dengan layanan

Limited mobility, maksudnya adalah layanan mobilitas jaringan tanpa kabel yang

dibatasi dalam satu kode area. Dengan esia, kita bisa melakukan semua panggilan,

mulai panggilan lokal, interlokal maupun internasional. ESIA menyediakan 2 (dua)

pilihan layanan yaitu ESIA prabayar dimana pelanggan sendiri yang menentukan

penggunaannya sesuai kebutuhan, dengan pilihan voucher mulai dari Rp. 1000, Rp.

Page 5: Mpb

5000, Rp. 10 ribu, Rp. 25 ribu, Rp 50 ribu dan Rp. 100 ribu dan esia pascabayar dimana

pelanggan akan lebih leluasa melakukan panggilan ke operator manapun, dimanapun,

tanpa direpotkan oleh urusan pengisian talktime karena pemakaian baru akan

ditagihkan di bulan berikutnya.

ESIA merupakan layanan yang sangat menguntungkan. Dengan tarif hematnya,

yang cuma Rp. 1/detik bisa berkomunikasi tanpa rasa cemas akan pengeluaran telpon.

Tersedia pula banyak pilihan fitur seperti call forwarding, call waiting, SMS, Internet,

dan esia gogo serta layanan Value Added Service (VAS) atau Fitur-fitur Keren seperti

download ring back tone, ringtones, wallpaper, atau mendengarkan lagu-lagu favorit

sekaligus juga bisa mengirimkannya Greeting Messaging Service (pesan suara disertai

dengan lagu). Dibawah ini merupakan sejarah singkat ESIA mulai dari awal

diluncurkan, yaitu :

- September 2003:

Pertama kalinya esia diluncurkan, esia mereka operator yang menggunakan

technology baru CDMA 2000 1X dengan fasilitas layanan Fixed Wireless

Access dan Limited Mobility. Esia diluncurkan untuk salah satu solusi

berkomunikasi secara hemat karena tarif esia relatif lebih murah dibandingkan

operator lainnya. 

- September – Desember 2004

Esia meluncurkan program innovative “Gile Beneer” bekerja sama dengan

Nokia. Program ini merupakan program bundling dengan Nokia 2112, dimana

esia menawarkan begitu banyak keuntungan seperti Gratis telepon dan SMS ke

sesama pelanggan esia dan ke telepon PSTN. Kamu mungkin menjadi salah satu

Page 6: Mpb

pengguna esia yang pada saat itu merasakan keuntungannya.

Tak lama kemudian diluncurkan pula program ”Rumpi abiis”, program ini

mengulang sukses program Gile beneer dimana kali ini pengguna esia bisa

nelpon berjam-jam ke sesama esia dan ke PSTN secara Gratis.

- Januari 2005

Program yang sangat innovative dan baru pertama kali diluncurkan di Indonesia

yaitu Program “Hujan Duit” dimana pengguna esia yang menerima panggilan

dari operator non esia akan mendapatkan duit (Terima Telepon Dapat Duit).

Setiap terima 1 menit panggilan, pengguna esia akan mendapatkan bonus Rp.

50.

Program ini berlaku untuk pelanggan prabayar dan pascabayar. SLI 1188

Program panggilan internasional dengan tariff Rp. 1.188/menit ke 43 negara

tujuan menjadi salah satu program yang banyak diminati terutama untuk

pengguna esia yang banyak melakukan panggilan internasional.

- Agustus 2005

Peluncuran kampanye Talktime. Talktime diperkenalkan oleh esia, yang

memberikan paradigma baru bagi konsumen untuk secara tepat melihat

penghitungan pemakaian telepon. Istilah pulsa yang selama ini dipakai tidak

menunjukan lamanya waktu bicara, tetapi lebih kepada alat ukur yang

digunakan oleh operator telepon. Kampanye Talktime sangat sukses, terlebih

esia dengan tarifnya hematnya, menawarkan talktime yang paling lama yaitu

Rp. 3000/jam. Bayangkan operator lain menawarkan tariff berpuluh-puluh kali

untuk pembicaraan satu jam.

- Februari 2006

Talktime esia kembali menggebrak pasar, dengan memberikan tarif yang lebih

hemat lagi per jamnya, yaitu Rp. 1.000, tidak heran jika sekarang makin banyak

orang yang mengetahui untungnya pake esia.

- Oktober 2006

Disamping talktime-nya yang spektakuler, Esia meluncurkan serangkaian

program Esia Spektakular, yang didalamnya tersedia beragam keuntungan

spektakular, seperti Hape spektakuler yaitu beragam pilihan handphone mulai

dari Rp. 299 ribu, Tarif spektakuler, penawaran SLI Rp. 1500 ke lebih 55

negara.

Page 7: Mpb

2.3 Penyebab Kegagalan AXIS dan ESIA

2.3.1 Penyebab kegagalan AXIS

Saudi Telecom Company (STC) telah mengumumkan bahwa mereka sedang

memasuki tahap negosiasi untuk menjual PT AXIS Telekom Indonesia (AXIS),

anak usaha STC di Indonesia. STC memiliki kepemilikan saham langsung

80,100% serta 3,725% secara tidak langsung. Adapun alasan STC menjual

AXIS adalah karena operator ini miskin pendapatan dan jumlah operator yang

banyak di Indonesia membuat persaingan demikian ketatnya.

Menurut STC sebagaimana dikutip TeleGeography, Arab Saudi merupakan

kelompok Arab pertama yang berinvestasi di industri telekomunikasi Indonesia,

sejak 2007. Dan dikatakan, pasar Indonesia yang berkembang pesat, akan

memberikan 'platform untuk pertumbuhan di masa depan.' Namun sayangnya,

STC mengakui bahwa kinerja keuangan AXIS tidak menggembirakan dan telah

gagal untuk memberikan pertumbuhan  di pasar nirkabel sangat kompetitif,

dimana terjadi perebutan pendapatan 10 operator.

Karena itu, STC secara resmi mengumumkan bahwa mereka memulai

pembicaraan dengan para pembeli potensial, pemberi pinjaman dan Kreditor

lain untuk mencapai kesepakatan. Untuk itu pula, Axis melakukan reklasifikasi

investasi di Indonesia sebagai aset untuk dijual pada tanggal 30 Juni lalu dimana

menurut klasifikasi ini, aktiva bersih pada nilai wajar, namun dengan kerugian

mencapai 188 juta atau sekitar Rp.1,88 triliun.

Axis pada saat itu terancam bangkrut dan tidak mampu membayar Biaya Hak

Penggunaan (BHP) sewa frekuensi tahun tersebut sekitar Rp 1 triliun kepada

pemerintah. Pada dua tahun terakhir yaitu 2011 dan 2012, Axis mengalami

kerugian sekitar Rp 2,3 triliun per tahun. Jika akusisi ditunda maka Axis akan

bangkrut dan negara akan mengalami kerugian karena Axis tidak bisa

membayar BHP frekuensi. Sehingga potensi PNBP yaitu Pendapatan Negara

Bukan Pajak akan menghilang. Seperti diketahui, bahwa industri

telekomunikasi menyumbang PNBP sebesar Rp 12 triliun pr tahun, dimana

sekitar 85 persen dari jumlah tersebut berasal dari BHP frekuensi.

XL telah menyatakan kesediaannya membayar BHP sewa frekuensi Axis Rp 1

triliun yang jatuh tempo pada 15 Desember 2013. XL menandatangani

perjanjian jual beli bersyarat untuk mengakuisisi Axis pada September 2013

sebesar 865 juta dollar AS atau sekitar Rp 9,9 triliun, dengan catatan buku Axis

Page 8: Mpb

bersih dari utang dan posisi kas nol  (cash free and debt free). Harga

pembayaran akan digunakan untuk membayar nilai nominal saham Axis, serta

membayar utang dan kewajiban Axis.

XL akan tetap menyediakan Axis dalam bentuk layanan yang ada di

dalamnya. Bentuk serupa juga pernah dilakukan oleh operator selular yang

sudah lebih dulu melakukan konsolidasi. Pengguna Axis tetap bisa menikmati

layanan yang ditawarkan oleh XL setelah merger. Industri telekomunikasi

Indonesia akan lebih kuat jika jumlah pemainnya dikurangi. Bergabungnya XL

dan Axis tentu akan menguntungkan keduanya, baik secara secara fasilitas

maupun jumlah pelanggan. XL dan Axis akan bisa menyediakan layanan yang

lebih baik untuk layanannya. Setelah bergabung nantinya XL akan mendapatkan

tambah spektrum, Axis juga akan mendapatkan coverage yang lebih luas karena

dapat tambahan dari XL sebagai pemilik barunya.

Lebih lanjut, posisi XL akan naik menjadi operator terbesar kedua akibat dari

mengakuisisi Axis. Anak perusahaan dari Axiata Group Behad itu bakalan

mendapatkan tambahan kapasitas spektrum, base transceiver station (BTS), dan

pelanggan secara otomatis.

Apabila dihitung matematis, jumlah pelanggan XL akan naik jadi 60 jutaan,

BTS dari Axis sekitar 10 ribuan dan nilai perusahaannya pasti meningkat.

Saingannya bukan lagi Indosat tapi Telkomsel yang sekarang jadi nomor 1 di

Indonesia. Data terakhir yang diungkap kedua operator itu menunjukkan bahwa

XL memiliki lebih dari 49,1 juta pelanggan dan Axis memiliki lebih dari 17 juta

pelanggan. Urusan frekuensi, XL memiliki alokasi di frekuensi 900 Mhz, 1800

Mhz dan 2,1 Ghz. Sedangkan Axis memiliki alokasi frekuensi di 1.800 Mhz dan

2,1 Ghz. 

2.3.2 Penyebab kegagalan ESIA

Tahun 2014 mungkin menjadi tahun dimana perusahaan telekomunikasi

mobile berbasis CDMA di Indonesia akhirnya mati. Meningkatnya popularitas –

serta persaingan harga – layanan GSM di negara ini menjadi berita buruk bagi

operator CDMA seperti Smartfren, Esia, dan Flexi.

Esia milik Bakrie Telecom terlihat sangat membutuhkan sebuah revolusi.

Perusahaan yang memiliki 14,6 juta pelanggan pada tahun 2011 ini, pada tahun

Page 9: Mpb

2013 hanya melayani 11,6 juta pengguna yang tampaknya akan terus menurun

dari tahun ke tahun.

Keuangannya juga tidak terlihat baik dengan mengalami kerugian sebesar Rp

1,5 triliun pada kuartal ketiga tahun 2013. Hutang perusahaan ini diturunkan

menjadi default setelah gagal membayar.

Hilangnya kepercayaan terhadap CDMA juga diutarakan oleh produsen

handphone dan penyedia peralatan jaringan di negara yang telah beralih fokus

dari CDMA ke GSM ini. Salah satu distributor handset terbesar, Erajaya,

sekarang tidak lagi menjual perangkat CDMA di 500 tokonya. Penyedia

peralatan jaringan besar juga tidak lagi menyediakan menara BTS CDMA.

Kenapa ini bisa terjadi? Alasan terbesarnya – dan yang paling jelas – adalah

kelebihan CDMA dibandingkan GSM sudah tidak ada lagi. Dulu, meski

jangkauan sinyalnya buruk, perusahaan telekomunikasi CDMA memiliki tarif

yang lebih murah. Tapi setelah perang harga yang sengit melawan operator

GSM, perbedaan tarif antara CDMA dan GSM menjadi tidak terlalu signifikan.

Karena itulah esia akhirnya memilih mengakhiri usahanya di bidang

telekomunikasi di Indonesia.

Page 10: Mpb

BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kegagalan, sebenarnya adalah sesuatu yang wajar dialami oleh manusia. Seperti

keberhasilan, kegagalan adalah suatu siklus hidup. Begitu juga dengan perusahaan. Setiap

perusahaan pasti memiliki masa jatuh bangun. Setiap perusahaan pasti melewatinya dan

mereka selalu dituntut untuk bertahan dan bangkit kembali ketika terdapat suatu kegagalan

dalam proses bisnis atau produk.

Akan tetapi tidak semua perusahaan dapat bertahan. Ada suatu seleksi alam yang

akhirnya menggusur produk atau bahkan perusahaan itu sendiri. Perusahaan Axis contohnya,

perusahaan ini mengalami suatu kegagalan karena tidak menghasilkan profit dan memiliki

kinerja keuangan yang buruk. Axis mengalami kerugian sekitar Rp 2,3 triliun per tahun. Jika

akusisi ditunda maka Axis akan bangkrut dan negara akan mengalami kerugian karena Axis

tidak bisa membayar BHP frekuensi.

Contoh lainnya ialah ESIA yang mengalami suatu kemunduran. Meningkatnya

popularitas – serta persaingan harga – layanan GSM di negara ini menjadi berita buruk bagi

operator CDMA seperti Smartfren, Esia, dan Flexi. Keuangannya juga tidak terlihat baik

dengan mengalami kerugian sebesar Rp 1,5 triliun pada kuartal ketiga tahun 2013. Hutang

perusahaan ini diturunkan menjadi default setelah gagal membayar.

Selain itu, kelebihan CDMA dibandingkan GSM sudah tidak ada lagi. Dulu, meski

jangkauan sinyalnya buruk, perusahaan telekomunikasi CDMA memiliki tarif yang lebih

murah. Tapi setelah perang harga yang sengit melawan operator GSM, perbedaan tarif antara

CDMA dan GSM menjadi tidak terlalu signifikan. Karena itulah esia akhirnya memilih

mengakhiri usahanya di bidang telekomunikasi di Indonesia.