PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho...

152
PEMBERIAN FO DENGAN V PERTUM FA ORMULASI PENGENCERAN BIOFERTI VARIASI DOSIS DAN FREKUENSI TERH MBUHAN DAN PRODUKTIVITAS TANAM KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) SKRIPSI FATIKHATUS SHOLIKHAH PROGRAM STUDI S1 BIOLOGI DEPARTEMEN BIOLOGI AKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2016 ILIZER (1:15) HADAP AMAN ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Transcript of PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho...

Page 1: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15)DENGAN VARIASI DOSIS DAN FREKUENSI TERHADAP

PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS TANAMANKACANG HIJAU (Vigna radiata L.)

SKRIPSI

FATIKHATUS SHOLIKHAH

PROGRAM STUDI S1 BIOLOGIDEPARTEMEN BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGIUNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA2016

PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15)DENGAN VARIASI DOSIS DAN FREKUENSI TERHADAP

PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS TANAMANKACANG HIJAU (Vigna radiata L.)

SKRIPSI

FATIKHATUS SHOLIKHAH

PROGRAM STUDI S1 BIOLOGIDEPARTEMEN BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGIUNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA2016

PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15)DENGAN VARIASI DOSIS DAN FREKUENSI TERHADAP

PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS TANAMANKACANG HIJAU (Vigna radiata L.)

SKRIPSI

FATIKHATUS SHOLIKHAH

PROGRAM STUDI S1 BIOLOGIDEPARTEMEN BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGIUNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA2016

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 2: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

Scanned by CamScanner

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 3: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

Scanned by CamScanner

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 4: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

Scanned by CamScanner

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 5: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

iv

PEDOMAN PENGGUNAAN SKRIPSI

Skripsi ini tidak dipublikasikan, namun tersedia di perpustakaan dalam

lingkungan Universitas Airlangga, diperkenankan untuk dipakai sebagai referensi

kepustakaan, tetapi pengutipan harus seizin penulis dan harus menyebutkan

sumbernya sesuai kebiasaan ilmiah. Dokumen skripsi ini adalah hak milik

Universitas Airlangga.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 6: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

v

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur hanya milik Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas

limpahan rahmat dan hidayah-Nya serta shalawat dan salam juga senantiasa

penulis sampaikan kepada Nabi Muhammad Shallallahu’ Alaihi Wasallam

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi dengan judul

“Pemberian Formulasi Pengenceran Biofertilizer (1:15) dengan Variasi Dosis

dan Frekuensi terhadap Pertumbuhan dan Produktivitas Tanaman Kacang

Hijau (Vigna radiata L.)” disusun untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan

S1 pada program studi Biologi di Universitas Airlangga.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini terdapat kesalahan,

oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang dapat membangun

dari semua pihak pembaca. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat tidak hanya bagi

penulis, tetapi juga pembaca pada umumnya dan menjadi sumber informasi bagi

kita semua.

Surabaya, Juni 2016

Penulis,

Fatikhatus Sholikhah

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 7: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

vi

UCAPAN TERIMA KASIH

Luapan syukur dan persimpuhan diri penulis sertakan hanya kepada Allah

Subhanahu Wa Ta’ala atas segala rahmat dan karuniaNya di sepanjang kehidupan,

khususnya di empat tahun terakhir perjuangan menuntut ilmu di bangku kuliah.

Segala nafas, waktu, kesempatan, dan nikmat yang Allah berikan telah menemani

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Berkah kasih sayang dan tumpahan

keringat orang tua serta keluarga tak luput menjadi buncahan semangat dan

ambisi. Ibunda Endah Sutarti dan Almarhum Ayahanda Sutrisna, terima kasih

yang tak terbatas untuk kedua orang tua terbaik yang selalu menyelimuti putra

putrinya dengan kasih sayang, alunan do’a yang tak putus disetiap nafas, dan juga

pengorbanan jiwa raga yang tak akan terbayarkan. Allah hadirkan ciptaannya yang

lain, Avif Nurrakhman, yang telah menjadi kakak terbaik dan pengganti ayahanda

yang sempurna, terima kasih atas semangat dan pengetahuan yang telah diberikan

kepada penulis. Berikut penulis juga mengucapkan terimakasih kepada:

1. Pembimbing skripsi Drs. Agus Supriyanto, M. Kes sebagai dosen

pembimbing I/penguji I, dan Tri Nurhariyati, S. Si., M. Kes sebagai dosen

pembimbing II/penguji II yang memberikan bimbingan dan masukan

dalam penulisan skripsi. Drs. Salamun, M. Kes sebagai penguji III, dan Dr.

Rosmanida, M. Kes sebagai penguji IV terima kasih atas saran dan nasehat

yang sangat membangun bagi penulis.

2. Dosen Departemen Biologi sebagai orang tua penulis di kampus, penulis

mengucapkan terima kasih atas segala ilmu yang telah disampaikan.

3. Sahabat Sri Lestari Ningsih, Wenda Pratiwi, Tri Wulandari dan Riski Eka

Sari, terima kasih telah mewarnai selama empat tahun terakhir di

kehidupan penulis, dan semoga takdir selalu menyatukan kita semua

sampai menutup mata.

4. Sahabat Penelitian, sahabat Laboratorium Mikrobiologi, sahabat Kelompok

Studi PEKSIA dan sahabat pengurus dan kepanitiaan di HIMBIO, terima

kasih atas segala pengalaman, ilmu, dukungan dan pelajarannya selama ini.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 8: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

vii

5. Kakak-kakak Biologi, Mbak Zahra, Mbak Riris, Mbak Arum, Mas Ogis,

Mas Arif, Mbak Tri, Mbak Ayu, Mbak Nanas terima kasih atas segala

dukungan dan nasehat yang berarti selama di dunia perkuliahan dan

organisasi.

6. Adik-adik Biologi dan ITL, Fortunita, Fina, Inesavira, Deszan, Antien,

Nabila, Binti, terima kasih atas semangat dan tingkah lucu yang menjadi

hiburan yang berarti bagi penulis.

7. Bapak Suwarni selaku laboran Laboratorium Mikrobiologi Universitas

Airlangga atas bantuan dan saran selama penelitian.

8. Teman-teman Biologi angkatan 2012 atas kerjasama, dorongan, dan

bantuan selama awal perkuliahan hingga akhir pengerjaan skripsi.

Serta semua pihak yang membantu penulis dalam pengerjaan penelitian

sampai penulisan skripsi yang tidak bisa disebutkan satu persatu, penulis

mengucapkan terima kasih. Semoga laporan skripsi ini dapat memberikan manfaat

bagi semua pihak.

Surabaya, Juni 2016

Penulis,

Fatikhatus Sholikhah

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 9: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

viii

Fatikhatus Sholikhah. 2016. Pemberian Formulasi Pengenceran Biofertilizer(1:15) dengan Variasi Dosis dan Frekuensi Terhadap Pertumbuhan danProduktivitas Tanaman Kacang Hijau (Vigna Radiata L.). Skripsi ini dibawah bimbingan Drs. Agus Supriyanto, M. Kes. Dan Tri Nurhariyati, S. Si.,M. Kes. Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, UniversitasAirlangga, Surabaya.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian formulasipengenceran biofertilizer (1:15) dengan interaksi variasi dosis dan frekuensiterhadap pertumbuhan, produktivitas, dan nilai Relativity Agronomic Efectivity(RAE) terhadap produksi kacang hijau (Vigna radiata L.) pada lahan sawah.Penelitian ini bersifat eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL),terdiri atas 11 perlakuan, yaitu K- (tanpa pemberian pupuk), K+ (pemberian pupukkimia), dan variasi interaksi biofertilizer dosis 5 mL (P1), 10 mL (P2), 15 mL (P3)dengan frekuensi satu kali (a), dua kali (b), tiga kali (c). Setiap perlakuan terdiriatas 3 ulangan. Mikroba dalam biofertilizer terdiri atas Rhizobium sp., Azotobactersp., Azospirillum sp., Bacillus subtiliis, Bacillus megaterium, Bacilluslicheniformis, Pseudomonas putida, Pseudomonas fluorescens, Cellulomonas sp.,Lactobacillus plantarum, dan Saccharomyces cerevisiae. Variabel terikatpenelitian ini meliputi pertumbuhan (tinggi batang, jumlah daun, bintil akar) danproduktivitas (jumlah polong, berat polong, berat biji). Data pertumbuhan setiapminggu dianalisis secara deskriptif, data pertumbuhan saat panen dianalisismenggunakan uji Brown-Forsythe dan uji lanjutan berupa uji Games Howelldengan derajat signifikansi 0,05, sedangkan data produktivitas saat panendianalisis menggunakan ANOVA satu arah dan uji lanjutan berupa uji Duncandengan derajat signifikansi 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberianinteraksi variasi dosis dan frekuensi biofertilizer berpengaruh terhadappertumbuhan (tinggi batang, jumlah daun, bintil akar) dan produktivitas (jumlahpolong, berat polong, berat biji). Pertumbuhan tinggi batang tertinggi pada K+(63,70±4,73 cm) namun tidak signifikan dengan P3a, P3b, dan P3c. Jumlah dauntertinggi pada P3c, P3b, P3a (51,20 helai). Bintil akar tertinggi pada P3c(4,60±1,30). Sedangkan produktivitas jumlah polong tertinggi pada K+(61,27±19,28), berat polong tertinggi pada K+ (58,10±16,07 g), dan berat bijitertinggi pada K+ (39,97±8,63 g) serta signifikan terhadap perlakuan biofertilizer(1:15). Nilai RAE biofertilizer (1:15) kurang dari 100%.

Kata kunci : Biofertilizer, kacang hijau (Vigna radiata L.), pertumbuhan,produktivitas, RAE

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 10: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

ix

Fatikhatus Sholikhah. 2016. Formulations Award Biofertilizer Dilution (1:15)with Dose and Frequency Variations on Growth and Productivity of Vignaradiata L.. This thesis is under the guidance of Drs. Agus Supriyanto, M. Kes.and Tri Nurhariyati, S.Si., M.Kes. Departement of Biology, Faculty of Scienceand Technology, Airlangga University, Surabaya.

ABSTRACT

This aim of this study was to know the effect of diluting formulationsbiofertilizer (1:15) in various interaction of doses and frequency on growth,productivity, and value Relativity Agronomic Efectivity (RAE) of Vigna radiata L.in paddy fields. This study was an experimental study with a CompletelyRandomized Design (CRD), consists of 11 treatments, it was K- (withoutfertilizer), K+ (treatment of chemical fertilizers), and various interaction of dosebiofertilizer of 5 mL (P1), 10 mL (P2), 15 mL (P3) with a frequency of one (a),twice (b), three times (c). Each treatment consists of three replicates. The microbesin biofertilizer consisted of Rhizobium sp., Azotobacter sp., Azospirillum sp.,Bacillus subtiliis, Bacillus megaterium, Bacillus licheniformis, Pseudomonasputida, Pseudomonas fluorescens, Cellulomonas sp., Lactobacillus plantarum, andSaccharomyces cerevisiae. The dependent variables in this experiment were thegrowth (plant height, number of leaves, number of root nodules) and productivity(number of pods, pod weight, seed weight). The data of the every week growth wasanalyzed descriptively, while the data of the growth was analyzed by Brown-Forsythe test and advanced test called Games Howell with significance level of0.05, while the data of productivity were analyzed by one-way ANOVA andadvanced test called Duncan with significance level of 0.05. The results showedthat the various interaction of doses and frequency of biofertilizer had effect ongrowth (plant height, number of leaves, number of root nodules) and productivity(number of pods, pod weight, seed weight). The highest of plant height in K+tretment (63.70 ± 4.73 cm) but not significant with P3a, P3b and P3c treatments.The highest number of leaves on P3c, P3b, P3a treatments (51.20 piece). Thehighest number of nodule on P3c treatment (4.60 ± 1.30). While the productivityhighest number of pods on K+ treatment (61.27 ± 19.28), the highest pod weighton K+ treatment (58.10 ± 16.07 g), and the highest seed weight on K+ treatment(39.97 ± 8.63 g) and biofertilizer significantly to treatment (1:15). RAE value ofbiofertilizer (1:15) is less than 100%.

Keywords: Biofertilizer, growth, productivity, RAE, Vigna radiata L.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 11: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... iLEMBAR PERNYATAAN ................................................................................ iiLEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... iiiPEDOMAN PENGGUNAAN SKRIPSI .......................................................... ivKATA PENGANTAR ........................................................................................vUCAPAN TERIMA KASIH .............................................................................viABSTRAK ..........................................................................................................viiiABSTRACT .......................................................................................................... ixDAFTAR ISI........................................................................................................xDAFTAR TABEL ...............................................................................................xiiDAFTAR GAMBAR ...........................................................................................xiiiDAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................xiv

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................11.1 Latar Belakang ..........................................................................................11.2 Rumusan Masalah .....................................................................................51.3 Asumsi Penelitian .....................................................................................51.4 Hipotesis Penelitian...................................................................................6

1.4.1 Hipotesis kerja..................................................................................61.4.2 Hipotesis statistik .............................................................................6

1.5 Tujuan Penelitian .....................................................................................71.6 Manfaat Penelitian ...................................................................................7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................82.1 Tinjauan Umum Tanaman Kacang Hijau (Vigna radiata L.) ..................8

2.1.1 Klasifikasi tanaman kacang hijau varietas VIMA-I ........................82.1.2 Karakter morfologi tanaman kacang hijau varietas VIMA-I ...........92.1.3 Kandungan gizi dan manfaat tanaman kacang hijau ........................132.1.4 Syarat tumbuh tanaman kacang hijau...............................................14

2.2 Tinjauan Mengenai Pertumbuhan dan Produktivitas Tanaman ...............162.3 Tinjauan Umum Biofertilizer ...................................................................17

2.3.1 Mikroba fiksasi nitrogen ..................................................................182.3.2 Mikroba pelarut fosfat ......................................................................232.3.3 Mikroba perombak bahan organik ...................................................28

2.4 Tinjauan Mengenai Dosis dan Frekuensi Pemupukan Biofertilizer.........32

BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................343.1 Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................................343.2 Bahan dan Alat Penelitian........................................................................34

3.2.1 Bahan Penelitian...............................................................................343.2.2 Alat Penelitian ..................................................................................35

3.3 Rancangan Penelitian...............................................................................35

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 12: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

xi

3.3.1 Variabel penelitian ...........................................................................373.4 Prosedur Penelitian ..................................................................................37

3.4.1 Pengkuran kuantitas mikroba biofertilizer dan tanah pada mediaspesifik sebelum penanaman ..........................................................37

3.4.2 Tahap penanaman kacang hijau ......................................................383.4.3 Tahap perawatan kacang hijau .........................................................393.4.4 Tahap pemanenan kacang hijau ......................................................393.4.5 Prosedur pengambilan data .............................................................403.4.6 Pengukuran kuantitas mikroba dalam tanah pada media spesifik

setelah panen ...................................................................................413.5 Analisis Data ............................................................................................413.6 Alur Penelitian .........................................................................................43

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................444.1 Hasil Penelitian ........................................................................................44

4.1.1 Pertumbuhan tanaman kacang hijau pada umur 1, 2, 3, 4, 5, dan 6minggu setelah tanam .....................................................................44

4.1.2 Pertumbuhan tinggi batang tanaman kacang hijau ..........................494.1.3 Pertumbuhan jumlah daun tanaman kacang hijau ...........................514.1.4 Pertumbuhan bintil akar tanaman kacang hijau ..............................534.1.5 Produktivitas jumlah polong tanaman kacang hijau .......................554.1.6 Produktivitas berat polong tanaman kacang hijau ...........................574.1.7 Produktivitas berat biji tanaman kacang hijau ................................59

4.2 Pembahasan .............................................................................................614.2.1 Pertumbuhan tinggi batang tanaman kacang hijau ..........................614.2.2 Pertumbuhan jumlah daun tanaman kacang hijau............................654.2.3 Pertumbuhan bintil akar tanaman kacang hijau ..............................664.2.4 Produktivitas tanaman kacang hijau ...............................................684.2.5 Efektivitas formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) terhadap hasil

produktivitas tanaman kacang hijau ...............................................71

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..............................................................735.1 Kesimpulan .............................................................................................735.2 Saran .......................................................................................................74

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................xvLAMPIRAN

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 13: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

xii

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

2.1 Kandungan Gizi Kacang Hijau per 100 g Bahan ............................. 133.1 Perlakuan pemberian biofertlizer .................................................... 364.1 Rata-rata tinggi batang tanaman kacang hijau tiap minggu ............ 454.2 Rata-rata jumlah daun tanaman kacang hijau tiap minggu ............. 474.3 Rata-rata tinggi batang akhir tanaman kacang hijau ....................... 504.4 Rata-rata jumlah daun akhir tanaman kacang hijau ........................ 524.5 Rata-rata bintil akar tanaman kacang hijau ..................................... 544.6 Rata-rata jumlah polong tanaman kacang hijau ............................... 564.7 Rata-rata berat polong tanaman kacang hijau .................................. 584.8 Rata-rata berat biji tanaman kacang hijau serta nilai efektifitas ..... 60

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 14: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

xiii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

2.1 Batang tanaman kacang hijau........................................................... 92.2 Daun tanaman kacang hijau ............................................................ 102.3 Akar tanaman kacang hijau.............................................................. 102.4 Bunga tanaman kacang hijau .......................................................... 112.5 Polong tanaman kacang hijau .......................................................... 112.6 Biji tanaman kacang hijau ............................................................... 122.7 Rhizobium sp. dengan TEM ............................................................. 202.8 Azospirillum sp. dengan TEM.......................................................... 212.9 Azotobacter sp. dengan electron micrograph ................................. 222.10 Bacillus megaterium......................................................................... 242.11 Bacillus subtilis ................................................................................ 252.12 Bacillus licheniformis ...................................................................... 262.13 Pseudomonas putida ........................................................................ 272.14 Pseudomonas fluorescenes dengan epifluorescensmicrograph ....... 282.15 Cellulomonas sp. dengan pewarnaan Gram ..................................... 292.16 Lactobacillus plantarum dengan SEM............................................. 302.17 Saccharomyces cereviceae dengan SEM......................................... 313.1 Skema Alur Penelitian...................................................................... 434.1 Grafik rata-rata tinggi batang kacang hijau tiap minggu ................ 454.2 Grafik rata-rata jumlah daun kacang hijau tiap minggu ................. 474.3 Diagram pengaruh variasi interaksi dosis dan frekuensi biofertilizer

(1:15) terhadap tinggi batang akhir kacang hijau ............................ 504.4 Diagram pengaruh variasi interaksi dosis dan frekuensi biofertilizer

(1:15) terhadap jumlah daun akhir kacang hijau ............................. 524.5 Diagram pengaruh variasi interaksi dosis dan frekuensi biofertilizer

(1:15) terhadap bintil akar kacang hijau .......................................... 544.6 Diagram pengaruh variasi interaksi dosis dan frekuensi biofertilizer

(1:15) terhadap jumlah polong kacang hijau ................................... 564.7 Diagram pengaruh variasi interaksi dosis dan frekuensi biofertilizer

(1:15) terhadap berat polong kacang hijau ...................................... 584.8 Diagram pengaruh variasi interaksi dosis dan frekuensi biofertilizer

(1:15) terhadap berat biji kacang hijau ............................................ 60

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 15: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul

1 Hasil pengukuran mikroba dalam sampel biofertilizer dan tanah2 Pertumbuhan tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)3 Produktivitas tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)4 Hasil uji statistik pertumbuhan dan produktivitas tanaman kacang hijau

(Vigna radiata L.)5 Hasil penghitungan Relativity Agronomic Effectivity (RAE)6 Hasil produktivitas kacang hijau di lahan7 Bahan penelitian8 Alat penelitian9 Hasil penelitian pengukuran mikroba dan pertumbuhan kacang hijau

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 16: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan salah satu tanaman pangan

dari kacang-kacangan yang mempunyai peranan penting dalam menunjang

peningkatan gizi makanan bagi masyarakat sebagai pengganti beras. Kacang hijau

memiliki manfaat yang beragam, khususnya sebagai makanan olahan yang

memiliki tinggi kandungan vitamin terutama vitamin B1, kalori, protein dan

karbohidrat.

Di Indonesia, kacang hijau menduduki urutan ketiga jenis tanaman

kacang-kacangan sebagai tanaman pangan setelah kacang tanah dan kacang

kedelai (Sumarji, 2013). Tingkat produksi kacang hijau pada tahun 2012 sampai

dengan 2014 mengalami fluktuasi khususnya di daerah Provinsi Jawa Timur. Pada

tahun 2012 diperoleh produksi sebesar 66.772 ton, pada tahun 2013 produksi

sebesar 57.686 ton, dan pada tahun 2014 besar produksi kacang hijau adalah

60.310 ton (Anonim, 2015). Jumlah penduduk Indonesia yang cukup besar dan

kebutuhan masyarakat yang terus meningkat yang dilihat dari fakta data yang

diperoleh, menyebabkan potensi permintaan pasar terhadap kacang hijau semakin

banyak (Trustinah dalam Zebua et al., 2012). Menurut Ditjen Tanaman Pangan

(2012) dalam Trustinah et al. (2014), untuk memenuhi kebutuhan masyarakat

yang tidak diimbangi dengan produksi kacang hijau menimbulkan kegiatan impor

untuk memenuhi kebutuhan yaitu rata-rata 29.443 ton/tahun.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 17: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

2

Untuk mengatasi kendala dalam kebutuhan terhadap kacang hijau, pada

akhirnya para petani menggunakan pupuk kimia untuk meningkatkan kesuburan

tanah dan hasil produksi. Hal tersebut menjadikan petani tergantung pada pupuk

kimia, dengan perilaku melebihi dosis yang dianjurkan dan tidak spesifik lokasi

(Mezuan et al., 2002). Selain itu, keberadaan pupuk kimia sering mengalami

kelangkaan, akibatnya petani harus membeli pupuk dengan harga lebih mahal,

terlebih semenjak diberlakukannya kebijakan pengurangan dan penghapusan

subsidi harga pupuk yang kemudian mempengaruhi harga jual produk pertanian

(Darwis dan Nurmanaf, 2004). Selain itu, penggunaan pupuk kimia memiliki

dampak negatif terhadap lingkungan.

Menurut Cahyono (2008), penggunaan pupuk kimia menyebabkan

pencemaran tanah berupa berubahnya kondisi fisik, kimiawi dan biologi tanah,

kondisi ini tidak sesuai untuk pertumbuhan tanaman dan beberapa mikroba tanah,

sehingga dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan dan berkurangnya

produktivitas tanaman. Sedangkan menurut Campbell et al. (2003), mineral

berlebih yang diperoleh dari pupuk kimia dan tidak diserap oleh tumbuhan

merupakan pemborosan karena tercuci secara cepat dari tanah oleh air hujan dan

irigasi, aliran mineral tersebut memasuki air tanah dan akhirnya mencemari air

sungai dan danau. Keadaan ini mengakibatkan pemborosan biaya dan

menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan. Berawal dari permasalahan

tersebut, perlu dikembangkan suatu teknologi yang sesuai dengan lingkungan

serta mampu mendukung pencapaian produksi maksimal (tanaman) dan aman

terhadap lingkungan (Mezuan et al., 2002).

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 18: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

3

Salah satu solusi dalam mengatasi masalah yang timbul akibat penggunaan

pupuk kimia adalah menggunakan biofertilizer (pupuk hayati) yang lebih murah

secara ekonomis sehingga dapat menghemat biaya pertanian karena biofertilizer

merupakan pupuk yang mengandung agen hayati atau biasa disebut biang

sehingga petani dapat memperbanyak sendiri (Anonim, 2015) dan secara ekologis

lebih ramah lingkungan. Biofertilizer merupakan suatu amandemen yang

mengandung mikroorganisme bermanfaat untuk meningkatkan kesuburan tanah

dan kualitas hasil tanaman, melalui peningkatan aktivitas biologi.

Mikroorganisme yang umum digunakan sebagai bahan aktif biofertilizer ialah

mikroba penambat nitrogen, pelarut fosfat dan dekomposer (Subba Rao, 1982).

Penelitian Chusnia (2012) pada tanaman kacang hijau menunjukkan

adanya peningkatan pertumbuhan dan produktivitas tanaman kacang hijau sebagai

pengaruh penggunaan biofertilizer tanpa pengenceran dengan formulasi 9 mikroba

yaitu Rhizobium sp., Azotobacter sp., Azospirillum sp., Bacillus megaterium,

Bacillus subtilis, Pseudomonas sp., Lactobacillus sp., Cellulomonas sp., dan

Saccharomyces cereviceae yang diaplikasikan pada media tanam tanah pada

polybag. Akan tetapi media tanam tanah dalam polybag memiliki beberapa

kelemahan jika dibandingkan dengan lahan sawah. Menurut Danu (2012), media

tanam dalam polybag memiliki kelemahan yaitu sekali pakai dan mudah rusak,

selain itu menurut Prasetyo dalam Maslahatin (2014) media tanam polybag hanya

mempunyai daya tahan terbatas yaitu 2-3 kali pemakaian untuk media tanam,

kurang cocok untuk usaha skala besar, dan produktivitas tidak maksimal.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 19: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

4

Pemberian biofertilizer tanpa pengenceran jika diaplikasikan pada lahan

sawah untuk mendukung produktivitas tanaman khususnya kacang hijau dinilai

kurang efisien dan membutuhkan biaya yang cukup besar. Pengenceran

biofertilizer adalah salah satu upaya untuk menghemat biaya pertanian dalam

budidaya tanaman kacang hijau khususnya di lahan sawah. Pengenceran

dilakukan agar tanaman dapat menerima semua unsur yang terkandung dalam

pupuk, memudahkan mobilitas unsur hara dalam tanaman, dan membuat

pemberian pupuk merata ke seluruh bagian tanaman (Andrea, 2014). Solihin

(2011) menyatakan aplikasi pengenceran 0,5 liter biofertilizer dengan 14 liter air

mampu meningkatkan pertumbuhan dan produktivitas tanaman sengon di Desa

Sukadamai, Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor dan juga mampu

mempercepat pertumbuhan tanaman famili Fabaceae. Sedangkan berbagai

penelitian, belum ditemukan penelitian mengenai aplikasi biofertilizer pada

tanaman kacang hijau yang dilakukan pengenceran dengan air terlebih dahulu,

khususnya pada formulasi pengenceran 1:15.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perlu dilakukan penelitian

mengenai pemberian biofertilizer pada tanaman kacang hijau menggunakan media

yang aplikatif yaitu lahan sawah yang dilakukan pengenceran menggunakan air

dengan formulasi pengenceran biofertilizer yaitu 1:15, dengan tujuan untuk

mengetahui dosis optimal biofertilizer terhadap pertumbuhan dan produktivitas

tanaman kacang hijau pada lahan sawah yang belum diketahui standarisasi

penggunaannya dan juga sebagai upaya revitalisasi lahan kritis guna menjaga

kualitas, kuantitas dan stabilitas hasil pertanian.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 20: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

5

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat dirumuskan masalah sebagai

berikut:

1. Apakah interaksi variasi dosis dan frekuensi pemberian formulasi

pengenceran biofertilizer (1:15) yang berbeda berpengaruh terhadap

pertumbuhan tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)?

2. Apakah interaksi variasi dosis dan frekuensi pemberian formulasi

pengenceran biofertilizer (1:15) yang berbeda berpengaruh terhadap

produktivitas tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)?

3. Berapakah nilai Relative Agronomic Efectivity (RAE) formulasi

pengenceran biofertilizer (1:15) pada produksi tanaman kacang hijau

(Vigna radiata L.)?

1.3 Asumsi Penelitian

Penelitian ini didasarkan pada asumsi bahwa konsorsium mikroba yaitu

Rhizobium sp., Azotobacter sp., Azospirillum sp., B. megaterium, B. subtilis, B.

licheniformis, P. putida, P. fluorescens, Cellulomonas sp., L. plantarum dan S.

cereviceae yang terdiri atas bakteri pemfiksasi nitrogen dapat memfiksasi nitrogen

dari atmosfer sehingga mudah diikat oleh tanaman, bakteri pelarut fosfat dapat

melarutkan fosfat sehingga mudah diserap oleh tanaman, serta mikroba

dekomposer yang mampu mendegradasi bahan organik yang dibutuhkan sehingga

dapat mempercepat proses dekomposisi bahan organik yang apabila digabungkan

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 21: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

6

dalam satu formula membentuk biofertilizer dan diberikan pada tanaman kacang

hijau dengan pengenceran agar pupuk merata ke seluruh bagian tanaman dan

memudahkan tanaman menerima semua unsur yang terkandung di dalam pupuk

dengan pengenceran 1:15 dalam dosis dan frekuensi yang optimal akan

mempengaruhi pertumbuhan dan produktivitas tanaman kacang hijau menjadi

lebih baik.

1.4 Hipotesis Penelitian

1.4.1 Hipotesis kerja

Jika interaksi dosis dan frekuensi tepat pemberian formulasi pengenceran

biofertilizer (1:15) pada tanaman kacang hijau, maka dapat berpengaruh terhadap

pertumbuhan dan produktivitas tanaman kacang hijau menjadi maksimal.

1.4.2 Hipotesis statistik

H0a : Tidak ada pengaruh interaksi variasi dosis dan frekuensi yang berbeda

pada pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) terhadap

pertumbuhan tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)

H1a : Ada pengaruh interaksi variasi dosis dan frekuensi yang berbeda pada

pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) terhadap

pertumbuhan tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)

H0b : Tidak ada pengaruh interaksi variasi dosis dan frekuensi yang berbeda

pada pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) terhadap

produktivitas tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 22: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

7

H1b : Ada pengaruh interaksi variasi dosis dan frekuensi yang berbeda pada

pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) terhadap

produktivitas tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)

1.5 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui pengaruh interaksi variasi dosis dan frekuensi pemberian

formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) yang berbeda terhadap

pertumbuhan tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.).

2. Mengetahui pengaruh interaksi variasi dosis dan frekuensi pemberian

formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) yang berbeda terhadap

produktivitas tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.).

3. Mengetahui nilai Relative Agronomic Efectivity (RAE) formulasi

pengenceran biofertilizer (1:15) pada produksi tanaman kacang hijau

(Vigna radiata L.).

1.6 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah kepada

masyarakat khususnya petani tentang dosis dan frekuensi yang tepat pemberian

biofertilizer untuk meningkatkan pertumbuhan dan produktivitas kacang hijau

(Vigna radiata L.) pada lahan sawah dan dapat menjaga kualitas, kuantitas, serta

stabilitas produktivitas kacang hijau.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 23: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Umum Tanaman Kacang Hijau (Vigna radiata L.)

2.1.1 Klasifikasi tanaman kacang hijau varietas VIMA-I

Kacang hijau dikenal dengan beberapa nama, seperti mungo, mung bean,

green bean (Inggris), dan choroko (bahasa Swahili, India). Di Indonesia, kacang hijau

juga memiliki beberapa nama daerah, seperti artak (Madura), kacang wilis (Bali),

buwe (Flores), dan tibowang candi (Makassar) (Astawan, 2009). Sedangkan menurut

kedudukan dalam taksonomi tumbuhan, kacang hijau varietas VIMA-I

diklasifikasikan sebagai berikut.

Division : Spermatophyta

Classis : Magnoliophyta

Order : Fabales

Family : Fabaceae

Genus : Vigna

Species : Vigna radiata L. var. VIMA-I (Puluhulawa, 2014)

Kacang hijau merupakan komoditi yang penting karena menghasilkan bahan

pangan (Leatemia dan Rumthe, 2011). Tanaman kacang hijau termasuk tanaman

pangan dan tergolong dalam keluarga polong-polongan (Fabaceae) yang sudah lama

dibudidayakan di Indonesia. Kacang hijau merupakan sejenis tanaman budidaya dan

palawija yang dikenal luas di daerah tropika dengan banyak varietas.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 24: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

9

2.1.2 Karakteristik morfologi tanaman kacang hijau varietas VIMA-I

Tanaman kacang hijau merupakan tanaman C3 yang mempunyai tingkat

kejenuhan cahaya lebih rendah dibandingkan dengan tanaman C4 (Zebua et al.,

2012). Menurut Buranatham dalam Sundari et al. (2005), tanaman kacang hijau

mempunyai peluang yang baik untuk dikembangkan pada kondisi intensitas cahaya

rendah seperti tumpangsari, dengan tanaman pangan jagung, ubi kayu, maupun

dengan tanaman perkebunan terutama di bawah tanaman perkebunan yang masih

muda.

Tanaman kacang hijau terdiri atas batang, daun, akar, bunga, buah, dan biji.

Secara morfologi tanaman kacang hijau memiliki batang pendek berukuran kecil,

berbulu, berwarna hijau kecokelat-cokelatan, atau kemerah-merahan, tumbuh tegak

mencapai ketinggian 30 cm – 110 cm, berbentuk bulat, dan memiliki cabang yang

menyamping serta tumbuh menyebar ke semua arah (Rukmana, 1997). Morfologi dan

batang tanaman kacang hijau dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Batang Kacang Hijau varietas VIMA-I, bg: batang

bg

bg

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 25: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

10

Daun tumbuh majemuk, tiga helai anak daun per tangkai atau disebut dengan

trifoliate, letak daun berseling, tangkai daun cukup panjang yaitu lebih panjang dari

daunnya (Anonim, 2015). Helai daun berbentuk oval dengan ujung lancip dan

berwarna hijau (Rukmana, 1997). Morfologi tanaman kacang hijau dapat dilihat pada

Gambar 2.2.

Gambar 2.2 Daun Kacang Hijau varietas VIMA-I, dn: daun

Perakaran tanaman kacang hijau yaitu akar tunggang dan bercabang banyak

serta membentuk bintil-bintil (nodula) akar (Rukmana, 1997). Akar dan bintil akar

tanaman kacang hijau dapat dilihat pada Gambar 2.3.

Gambar 2.3 Akar Kacang Hijau varietas VIMA-I, ak: akar, bt: bintil akar

akbt

dn

dn

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 26: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

11

Bunga kacang hijau berkelamin sempurna (hermaprodite) yang dapat

melakukan penyerbukan sendiri, berbentuk kupu-kupu, dan berwarna kuning yang

mulai muncul 28 – 33 hari. Bunga tersusun dalam tandan, keluar pada cabang serta

batang (Anonim, 2015). Bunga tanaman kacang hijau dapat dilihat pada Gambar 2.4.

Gambar 2.4 Bunga Kacang Hijau varietas VIMA-I, ba: bunga

Buah berpolong, berbentuk silindris dengan panjang antara 6 cm – 15 cm dan

biasanya berbuluh pendek. Sewaktu muda polong berwarna hijau, setelah tua

berwarna hitam atau cokelat (Anonim, 2015). Polong lebat di bagian kuncup

(Puluhulawa, 2014). Polong tanaman kacang hijau dapat dilihat pada Gambar 2.5.

Gambar 2.5 Polong Kacang Hijau varietas VIMA-I, pl: polong

ba

ba

pl

pl

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 27: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

12

Tiap polong kacang hijau berisi 6 butir – 15 butir biji. Biji kacang hijau

berukuran lebih kecil dibandingkan dengan biji kacang-kacangan lain. Biji kacang

hijau berbentuk bulat kecil dengan bobot (berat) tiap butir 0,5 mg – 0,8 mg atau per

1000 butir antara 66 g – 78 g. Biji berwarna hijau kusam (Puluhulawa, 2014). Biji

kacang hijau tersusun atas tiga bagian utama, yaitu kulit biji, kotiledon, dan embrio

(Rukmana, 1997). Biji tanaman kacang hijau dapat dilihat pada Gambar 2.6.

Gambar 2.6 Biji Kacang Hijau varietas VIMA-I, bj: biji

2.1.3 Kandungan gizi dan manfaat tanaman kacang hijau

Tanaman kacang hijau memiliki banyak manfaat (multiguna), yakni bijinya

dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan, sedangkan limbahnya dapat dimanfaatkan

sebagai pakan ternak maupun pupuk hijau. Peran strategis lainnya dari kacang hijau

adalah komplementer dengan beras. Protein beras yang miskin lisin dapat diperkaya

oleh kacang hijau yang kaya lisin. Dalam tatanan makanan sehari-hari, produk olahan

kacang hijau adalah bubur, makanan bayi, sayur (kecambah/taoge), industri

bj

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 28: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

13

minuman, bahan campuran soun, tepung hunkue, dan kue-kue (Trustinah, 2014).

Kacang hijau merupakan sumber gizi, terutama karena kandungan protein nabati yang

cukup tinggi.

Kandungan gizi dalam kacang hijau cukup tinggi serta mineral yang

terkandung di dalamnya juga sangat lengkap. Nilai kandungan gizi dalam 100 g

kacang hijau dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut ini.

Tabel 2.1 Kandungan Gizi Kacang Hijau per 100 g Bahan

No Kandungan Gizi Kandungan/100g bahan Satuan

1. Energi 345,00 kalori2. Protein 22,00 g3. Lemak 1,20 g4. Karbohidrat 62,90 g

5. Air 10,00 g6. Kalsium 125,00 mg7. Fosfor 320,00 mg8. Zat besi 67,0 mg9. Vitamin A 157,00 mg

10. Vitamin B1 0,64 mg11. Vitamin C 6,00 mg12. Natrium 6,00 mg

13. Kalium 1132,00 mg

14. Serat 4,44 gSumber: (Rukmana, 1997); (Duke, 1981).

Kandungan kalsium dan fosfor pada kacang hijau bermanfaat untuk

memperkuat tulang. Kacang hijau juga mengandung rendah lemak yang sangat baik

bagi mereka yang ingin menghindari konsumsi lemak tinggi. Kadar lemak yang

rendah dalam kacang hijau menyebabkan bahan makanan atau minuman yang terbuat

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 29: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

14

dari kacang hijau tidak mudah berbau. Selain itu asam lemak tak jenuh pada kacang

hijau menjadikan kacang ini baik jika dikonsumsi bagi penderita obesitas untuk

menurunkan berat badan (Triyono et al., 2010).

Lemak kacang hijau tersusun atas 73% asam lemak tak jenuh dan 27% asam

lemak jenuh. Umumnya kacang-kacangan mengandung lemak tak jenuh. Asupan

lemak tak jenuh tinggi penting untuk menjaga kesehatan jantung. Kacang hijau juga

mengandung vitamin B1 yang berguna untuk pertumbuhan. Vitamin B1 merupakan

bagian dari koenzim yang berperan penting dalam oksidasi karbohidrat untuk diubah

menjadi energi (Triyono et al., 2010).

Manfaat lain dari tanaman kacang hijau adalah dapat melancarkan buang air

besar. Selain itu juga dapat digunakan untuk pengobatan hepatitis, terkilir, beri-beri,

demam nifas, kepala pusing/vertigo, memulihkan kesehatan, kencing kurang lancar,

kurang darah, dan jantung mengipas (Achyad dan Rasyidah, 2006).

2.1.4 Syarat tumbuh tanaman kacang hijau

Kacang hijau dapat ditanam di lahan sawah pada musim kemarau atau di

lahan tegalan pada musim hujan (Anonim, 2005). Menurut Trustinah (2014), kacang

hijau memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan tanaman pangan lainnya,

yaitu berumur genjah (55 – 65 hari), toleran kekeringan, dan dapat ditanam pada

daerah yang kurang subur sehingga potensial dikembangkan di lahan-lahan

suboptimal. Akan tetapi untuk membudidayakan tanaman kacang hijau tetap perlu

diperhatikan beberapa hal yang sangat penting untuk menentukan pertumbuhan

tanaman kacang hijau, diantaranya adalah iklim dan tanah.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 30: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

15

1. Iklim

Berdasarkan indikator di daerah sentrum produsen keadaan iklim yang ideal

untuk tanaman kacang hijau adalah daerah yang bersuhu 25oC – 27oC dengan

kelembaban udara 50% – 80%, curah hujan 50 mm – 200 mm perbulan, dan cukup

mendapat sinar matahari (tempat terbuka). Jumlah curah hujan dapat mempengaruhi

produktivitas kacang hijau. Tanaman ini cocok ditanam pada musim kering

(kemarau) yang rata-rata curah hujannya rendah. Di daerah curah hujan tinggi,

kacang hijau mengalami banyak hambatan dan gangguan, misalnya mudah rebah dan

terserang penyakit. Produktivitas tanaman kacang hijau pada musim hujan umumnya

lebih rendah dibandingkan dengan produktivitas pada musim kemarau (Rukmana,

1997).

2. Tanah

Hal yang penting diperhatikan dalam pemilihan lokasi untuk kebun kacang

hijau adalah tanahnya subur, gembur banyak mengandung bahan organik (humus),

aerasi dan draenasinya baik, serta mempunyai kisaran pH tanah 5,5 – 6,5 (Bimasri,

2014). Tanah yang ber pH lebih rendah dari 5,8 perlu dilakukan pengapuran (liming).

Fungsi pengapuran adalah untuk meningkatkan nitrogen sebagai ion ammonium dan

nitrat agar tersedia bagi tanaman, membantu memperbaiki kegemburan serta

meningkatkan pH tanah mendekati netral (Rukmana, 1997). Biasanya jenis tanah

yang baik bagi jagung, padi, dan kedelai juga baik bagi pertumbuhan kacang hijau

(Sumarji, 2013).

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 31: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

16

Lahan yang digunakan untuk budidaya kacang hijau sebaiknya di dataran

rendah hingga 500 m dpl. Curah hujan yang rendah cukup ditoleransi tanaman kacang

hijau khususnya pada tanah yang diairi seperti padi. Tanah yang ideal adalah tanah

ber pH 5,8 dengan kandungan fosfor, kalium, kalsium, magnesium, dan belerang

yang cukup agar bisa mengoptimalkan produktivitas tanaman kacang hijau

(Andrianto dan Indarto, 2004)

2.2 Tinjauan Mengenai Pertumbuhan dan Produktivitas Tanaman

Pertumbuhan merupakan penambahan ukuran karena organisme multisel

tumbuh dari zigot, penambahan itu bukan hanya dalam volume, tetapi juga dalam

bobot, jumlah sel, banyaknya protoplasma dan tingkat kerumitan. Penambahan

volume (ukuran) sering ditentukan dengan cara mengukur pembesaran ke satu atau

dua arah, seperti panjang (misalnya tinggi batang), diameter (misalnya diameter

batang), atau luas (misalnya luas daun) (Salisbury dan Ross, 1995). Sedangkan

menurut Dewi (2012), pertumbuhan merupakan pertambahan ukuran dan massa yang

dapat diketahui dengan mengukur tinggi tanaman, berat basah ataupun berat kering

akar tanaman. Berat kering lebih disukai untuk menaksir pertumbuhan tanaman,

karena mencerminkan akumulasi senyawa organik yang disintesis tanaman dari

senyawa anorganik. Unsur hara yang diserap tanaman dari lingkungan juga memberi

kontribusi pada berat kering tanaman (Sitompul dan Guritno, 1995).

Salah satu keistimewaan pertumbuhan pada tumbuhan adalah adanya

kekhasan yang berlangsung pada proses tersebut yaitu jika suatu tumbuhan yang telah

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 32: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

17

tumbuh mencapai ukuran tertentu, maka struktur tubuh tumbuhan tersebut akan

mengalami penuaan dan mati (Sudjadi dan Laila, 2007).

Dewi (2012) menyatakan bahwa produktivitas merupakan kemampuan

tanaman untuk menghasilkan produk yang dapat diukur setelah pemanenan.

Sedangkan menurut Gardner et al. (1991), produktivitas tanaman merupakan jumlah

pertumbuhan yang dapat dicapai oleh suatu tanaman pada waktu periode tertentu.

Dalam produktivitas tanaman budidaya modern, produktivitas suatu tanaman

ditunjukkan untuk memaksimalkan laju pertumbuhan melalui manipulasi genetik dan

lingkungan sehingga mendapat hasil panen yang juga maksimal. Dengan kata lain,

produktivitas suatu tanaman bisa diartikan sebagai sebuah hasil akhir dari suatu

tanaman yang diperoleh setelah proses pertumbuhan selesai. Selain itu produktivitas

juga diartikan sebagai produksi per satuan luas lahan yang digunakan dalam pertanian

dan diukur dalam satuan ton per hektar (ton/ha). Sedangkan produksi merupakan

hasil panen dari luas lahan petani selama satu kali musim tanam yang diukur dalam

satuan kilogram (kg) (Sucipto, 2013).

2.3 Tinjauan Umum Biofertilizer

Biofertilizer atau pupuk hayati merupakan pupuk yang mengandung

mikroorganisme bermanfaat yang dapat mendorong pertumbuhan dan meningkatkan

kebutuhan nutrisi tanaman (Anonim, 2011). Menurut Gunalan (1996),

mikroorganisme yang bermanfaat adalah sejumlah jamur dan bakteri yang secara

garis besar memiliki fungsi menguntungkan sebagai penyedia hara, peningkat

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 33: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

18

ketersediaan hara, pengontrol organisme pengganggu tanaman, pengurai bahan

organik dan pembentuk humus, pemantap agregat, serta perombak persenyawaan

agrokimia. Pemanfaatan beberapa jenis mikroba tanah dapat membantu ketersediaan

hara bagi tanaman seperti hara nitrogen dan fosfat, selain itu ada mikroba tanah yang

berperan dalam mempercepat dekomposisi bahan organik (Rahmawati, 2005).

Rao (1994) mendefinisikan biofertilizer sebagai preparasi yang mengandung

sel-sel strain efektif mikroba penambat nitrogen, pelarut fosfat atau selulolitik yang

digunakan pada biji, tanah, atau tempat pengomposan dengan tujuan meningkatkan

jumlah mikroba tersebut dan mempercepat proses mikrobiologi tertentu untuk

menambah banyak ketersediaan hara dalam bentuk tersedia yang dapat diasimilasi

tanaman.

Pada penggunaannya, biofertilizer dapat digunakan sebagai substitusi dari

pupuk kimia, pemakaian pupuk anorganik (Urea, TSP, KCl dan lain-lain) dapat

ditinggalkan, dapat meningkatkan kesuburan tanah dengan jalan memperbaiki

struktur tanah dan mengoptimalkan mikroba yang bekerja dalam tanah, meningkatkan

hasil panen, serta kesediaan hara makro maupun mikro terpenuhi, dan aktifitas

mikroorganisme tanah untuk membantu kesuburan tanah juga terjaga (Maslahatin,

2014). Berikut kelompok mikroba yang tergabung dalam formulasi biofertilizer.

2.3.1 Mikroba fiksasi nitrogen

Lingga dan Marsono (2000), mengatakan bahwa peranan nitrogen bagi

tanaman adalah untuk merangsang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan,

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 34: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

19

khususnya batang, cabang, dan daun. Selain itu nitrogen juga penting dalam

pembentukan hijau daun yang sangat berguna dalam proses fotosintesis.

Meskipun di dalam tanah banyak tersusun atas nutrien-nutrien, tetapi banyak

dari nutrien-nutrien tersebut tidak dapat digunakan oleh tanah secara langsung.

Diketahui N2 di atmosfer tersedia melimpah dengan prosentase kurang lebih 80%,

namun pada kenyataannya nitrogen tersebut merupakan nutrien terbatas untuk

pertumbuhan tanaman, karena N di atmosfer tidak dapat diambil untuk dipergunakan

tanaman. Disisi lain, kini telah diketahui ada beberapa bakteri yang dapat memfiksasi

nitrogen (Rai, 2006).

Mikroba sebagai agen pemfiksasi nitrogen, memenuhi kebutuhan akan unsur

N yang dapat dipenuhi melalui sumber N dalam berbagai senyawa organik maupun

melakukan penambatan nitrogen dari udara, baik melaui simbiotik maupun non-

simbiotik (Simanungkalit et al., 2006).

Fiksasi nitrogen secara simbiotik dilakukan oleh mikroba-mikroba yang

umumnya hidup di sekitar perakaran tanaman kacang-kacangan (legum) yang biasa

dikenal dengan nama kolektif rhizobia. Kolektif rhizobia yaitu mikroba tanah yang

mampu melakukan fiksasi nitrogen udara melaui simbiosis dengan tanaman kacang-

kacangan (Simanungkalit et al., 2006). Sementara itu, fiksasi nitrogen secara non-

simbiotik dilakukan oleh mikroba-mikroba yang hidup bebas di dalam tanah.

Beberapa spesies bakteri yang bisa memfiksasi nitrogen adalah Azotobacter

chroocorum, Azotobacter beijerinckii, Azotobacter vibelandii, Azotobacter paspali,

dan Azospirillum sp. (Kardinan dan Ruhnayat, 2003).

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 35: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

20

Gambar 2.7 Rhizobium sp. dengan TEM(Sumber: Reeve et al. 2013)

A. Rhizobium

Klasifikasi Rhizobium sp. menurut Garrity et al. (2004) adalah:

Kingdom : Bacteria

Phylum : Proteobacteria

Classis : Alphaproteobacteria

Order : Rhizobiales

Family : Rhizobiaceae

Genus : Rhizobium

Species : Rhizobium sp.

Rhizobium sp. (Gambar 2.7) memiliki bentuk batang, termasuk Gram negatif,

dan termasuk bakteri aerobik (Raj et al., 2013). Menurut Martani dan Margino

(2005), kebanyakan Rhizobium sp. tumbuh optimum pada pH netral. Selain itu

sebagian besar Rhizobium juga memiliki suhu optimum antara 28oC – 31oC dan

umumnya tidak dapat tumbuh pada suhu 37oC (Zahran, 1999). Bakteri Rhizobium sp.

tidak membentuk spora, banyak terdapat di daerah perakaran (rizosfer) tanaman

legum dan membentuk simbiotik Rhizobium dengan tanaman legum (Yuwono, 2006).

Menurut Novriani (2011), Rhizobium sp. merupakan kelompok bakteri

berkemampuan sebagai penyedia hara bagi tanaman. Bila bersimbiosis dengan

tanaman legum, kelompok bakteri ini mampu menginfeksi akar tanaman dan

membentuk bintil akar. Bintil akar berfungsi mengambil nitrogen di atmosfer dan

menyalurkannya sebagai unsur hara yang diperlukan tanaman inang. Rhizobium sp.

mampu menyumbangkan N dengan cara memfiksasi nitrogen ke dalam bentuk

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 36: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

21

Gambar 2.8 Azospirillum sp. dengan TEM(Sumber: Alexandre et al., 1999)

ammonium (NH3) sebagai penyusun asam amino yang selanjutnya dimanfaatkan oleh

tanaman.

B. Azospirillium

Klasifikasi Azospirillium sp. menurut Garrity et al. (2004) adalah:

Kingdom : Bacteria

Phylum : Proteobacteria

Classis : Alphaproteobacteria

Order : Rhodospirillales

Family : Rhodospirillaceae

Genus : Azospirillum

Species : Azospirillum sp.

Azospirillum sp. (Gambar 2.8) merupakan genus bakteri yang berbentuk spiral

besar atau batang lurus (Sholichah, 2015), motil dengan karakter gerakan seperti

tutup botol atau gerakan vibrator. Azospirillum sp. memiliki suhu optimum 37o C

dengan rentang pH 6 – 7,3 dan bakteri ini digolongkan dalam bakteri Gram negatif

yang termasuk bakteri penambat nitrogen non simbiosis (Holt et al., 2000) yang

menambat nitrogen pada kondisi mikroaerofilik dan terdapat di tanah dan rhizosfer

(Madigan et al., 2000). Bakteri Azospirillum sp. mampu menambat nitrogen (N2) dari

udara dan mengubahnya menjadi NH3 menggunakan enzim nitrogenase, kemudian

mengubahnya menjadi glutamin atau alanin (Waters et al., 1998), sehingga diserap

oleh tanaman dalam bentuk NO3 dan NH4+.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 37: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

22

Eckert et al. (2001) melaporkan bahwa Azospirillum sp. digunakan sebagai

biofertilizer karena mampu menambat nitrogen (N2) 40 – 80% dari total nitrogen

dalam rotan, dan 30% nitrogen dalam tanaman jagung. Akbari et al. (2007)

menyatakan bahwa bakteri Azospirillum sp. juga menghasilkan hormon pertumbuhan

sehingga dapat meningkatkan efisiensi pemupukan.

C. Azotobacter

Klasifikasi Azotobacter sp. menurut Garrity et al. (2004) adalah:

Kingdom : Bacteria

Phylum : Proteobacteria

Classis : Gammaproteobacteria

Order : Pseudomonadales

Family : Pseudomonadaceae

Genus : Azotobacter

Species : Azotobacter sp.

Azotobacter sp. (Gambar 2.9) memiliki bentuk batang, termasuk golongan

bakteri Gram negatif dan juga termasuk bakteri aerobik (Raj et al., 2013). Temperatur

optimum pertumbuhannya adalah 20 – 30oC dengan pH 7,0 – 7,5. Azotobacter sp.

merupakan bakteri heterotrof dan merupakan bakteri penambat nitrogen non

simbiosis yang dijumpai pada tanah netral sampai basa, pada lingkungan perairan dan

rhizosfer tanaman (Handayanto dan Hairiah, 2009).

Menurut Widiastuti et al. (2012), Azotobacter sp. diketahui dapat memfiksasi

N secara non simbiotik dan menghasilkan hormon tumbuh seperti Indole Acetic Acid

Gambar 2.9 Azotobacter sp. dengan electronmicrographs perbesaran 25.000kali (Sumber: Wyss et al., 1961)

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 38: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

23

(IAA) dan polisakarida ekstraseluler. IAA yang disekresikan bakteri memacu

pertumbuhan akar secara langsung dan menstimuli pemanjangan atau pembelahan sel

atau secara tidak langsung (Patten dan Glick, 2002).

2.3.2 Mikroba pelarut fosfat

Unsur fosfor bagi tanaman berguna untuk merangsang pertumbuhan akar,

khususnya akar benih dan tanaman muda. Selain itu fosfat juga berfungsi sebagai

bahan baku untuk pembentukan sejumlah protein serta mempercepat pembungaan,

pemasakan biji dan buah (Lingga dan Marsono, 2000).

Ketersediaan fosfat dalam tanah jarang yang melebihi 0,01% dari total P.

Sebagian besar bentuk fosfat terikat oleh koloid tanah sehingga tidak tersedia bagi

tanaman (Husen et al., 2006). Pada tanah masam, fosfat akan bersenyawa dengan

alumunium membentul Al-P, sedangkan pada kondisi basa, fosfat akan bersenyawa

dengan kalsium membentuk Ca-P yang sukar larut. Alternatif untuk meningkatkan

efisiensi pemupukan fosfat dalam mengatasi rendahnya fosfat tersedia adalah dengan

memanfaatkan mikroorganisme pelarut fosfat yang tidak tersedia menjadi tersedia,

sehingga dapat diserap oleh tanaman. Mikroorganisme ini diketahui mampu

memproduksi asam amino, vitamin, serta substansi pemacu pertumbuhan seperti IAA

dan giberelin yang dapat membantu pertumbuhan tanaman (Ponmurugan dan Gopi,

2006). Selain itu mikroorganisme ini juga mampu menahan penetrasi patogen akar

karena sifat mikroba yang cepat mengkolonisasi akar dan menghasilkan senyawa

antibiotik (Elfiati, 2005).

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 39: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

24

Gambar 2.10 Bacillus megaterium(Sumber: De Vos et al., 2009)

Mikroba pelarut P terdiri atas dua kelompok yaitu bakteri dan fungi. Pelarut P

dari kelompok bakteri antara lain adalah Pseudomonas sp. dan Bacillus sp.,

sedangkan dari kelompok fungi adalah Aspergillus sp. dan Penicillium sp.. Mikroba-

mikroba tersebut dapat tumbuh dalam fosfat tak larut (insoluble phosphate) seperti

trikalsium, ferric, alumunium, dan magnesium (Kardinan dan Ruhnayat, 2003).

Mikroba pelarut P hidup di perakaran tanaman yaitu di daerah permukaan

tanah sampai kedalaman 25 cm dari permukaan tanah. Keberadaan mikroba ini

berkaitan dengan banyaknya jumlah bahan organik yang secara langsung

mempengaruhi kehidupan mikroorganisme dan secara fisiologis mikroba yang berada

dekat dengan daerah perakaran akan lebih aktif daripada yang hidup jauh dari

perakaran (Husen et al., 2006).

A. Bacillus megaterium

Klasifikasi Bacillus megaterium menurut Garrity et al. (2004) adalah:

Kingdom : Bacteria

Phylum : Firmicutes

Classis : Bacilli

Order : Bacillales

Family : Bacillaceae

Genus : Bacillus

Species : Bacillus megaterium

Bacillus megaterium (Gambar 2.10) termasuk bakteri Gram positif, berbentuk

batang, memproduksi endospora sehingga resisten terhadap keadaan ekstrim

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 40: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

25

(Sholichah, 2015), aerobik, akan tetapi dapat tumbuh pada kondisi anaerob dalam

keadaan tertentu. Menurut Madigan dan Martinko (2005) bakteri ini banyak

ditemukan dalam tanah dan di air. Bacillus megaterium merupakan bakteri saprofit

yang mampu mendaur ulang bahan organik yang ada di tanah dan dapat melarutkan

fosfat (Vary, 2007). Selain itu bakteri ini dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman

dengan memproduksi hormon IAA sebagai nutrisi bagi tanaman (Aryantha et al.,

2004).

B. Bacillus subtilis

Klasifikasi Bacillus subtilis menurut Garrity et al. (2004) adalah:

Kingdom : Bacteria

Phylum : Firmicutes

Classis : Bacilli

Order : Bacillales

Family : Bacillaceae

Genus : Bacillus

Species : Bacillus subtilis

Bacillus subtilis (Gambar 2.11) memiliki bentuk batang, motil, flagellumnya

khas lateral, membentuk endospora dimana endosporanya tidak lebih dari satu sel

sporangium, merupakan bakteri Gram positif, merupakan organisme kemoorganotrof,

dan bersifat aerobik sejati atau anaerobik fakultatif (Pelczar dan Chan, 2010). Ciri

pembeda yang menonjol dari bakteri ini adalah kemampuannya dalam membentuk

endospora. Endosporanya memiliki resistensi tinggi terhadap panas dan dapat

Gambar 2.11 Bacillus subtilis(Sumber: De Vos et al., 2009)

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 41: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

26

bertahan hidup lama (Pelczar dan Chan, 2010). Bacillus subtilis memiliki

kemampuan memproduksi antibiotik dalam bentuk lipopeptida, salah satunya adalah

iturin. Iturin membantu Bacillus subtilis berkompetisi dengan mikroorganisme lain

dengan cara membunuh mikroorganisme lain atau menurunkan tingkat

pertumbuhannya. Iturin juga memiliki aktivitas fungisida terhadap patogen

(Buchanan et al., 1975).

C. Bacillus licheniformis

Klasifikasi Bacillus licheniformis menurut Garrity et al. (2004) adalah:

Kingdom : Bacteria

Phylum : Firmicutes

Classis : Bacilli

Order : Bacillales

Family : Bacillaceae

Genus : Bacillus

Species : Bacillus licheniformis

Bacillus licheniformis (Gambar 2.12) merupakan bakteri yang umum

ditemukan di tanah dan bulu burung, merupakan kelompok bakteri Gram positif,

berbentuk batang lurus atau bengkok, motil dengan menggunakan flagella peritrik,

termasuk organisme aerobik atau fakultatif anaerob, tumbuh pada suhu 15oC sampai

50 – 55oC, maksimum dapat tumbuh pada suhu 68oC dan pH 5,7 – 6,8 (Sholichah,

2015). Bacillus licheniformis beberapa ada yang berantai, memiliki spora elips atau

Gambar 2.12 Bacillus licheniformis(Sumber: De Vos et al., 2009)

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 42: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

27

Gambar 2.13 Pseudomonas putida(Sumber: Martinez et al., 2011)

sentral dan subterminal (De Vos et al., 2009). Bakteri ini dibutuhkan dalam pertanian

karena banyak fosfat yang sukar diserap oleh tanaman (Simanungkalit, 2001).

D. Pseudomonas putida

Klasifikasi Pseudomonas putida menurut Garrity et al. (2004) adalah:

Kingdom : Bacteria

Phylum : Proteobacteria

Classis : Gammaproteobacteria

Order : Pseudomonadales

Family : Pseudomonadaceae

Genus : Pseudomonas

Species : Pseudomonas putida

Pseudomonas putida (Gambar 2.13) ditemukan di tanah, air, dan pada

permukaan yang bersentuhan dengan tanah atau air (Donnel dan Felow, 1994).

Pseudomonas putida berbentuk batang panjang, Gram negatif, tidak berspora,

sebagian besar bergerak aktif, dan aerob (Chasanah, 2007). Temperatur pertumbuhan

optimumnya adalah 25oC – 30oC (termasuk kelompok mesofilik) (Schlegel dan

Schmidt dalam Chasanah, 2007).

Berdasarkan penelitian Hussein et al. (2004) terhadap 3 strain Pseudomonas

putida menunjukkan bahwa bakteri ini mempunyai ketahanan dan mampu

mengakumulasi ion-ion logam berat Cu(II), Cd(II), dan Ni(II). Bakteri ini

mempunyai molekul pembawa untuk pengambilan logam-logam essensial seperti Zn,

Mo, Mn, dan Ni (Canovas et al. dalam Chasanah, 2007).

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 43: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

28

Gambar 2.14 Pseudomonas fluorescensdengan epifluorescensphotomicrograph(Sumber: Vieira, 2005)

E. Pseudomonas fluorescens

Klasifikasi Pseudomonas fluorescens menurut Garrity et al. (2004) adalah:

Kingdom : Bacteria

Phylum : Proteobacteria

Classis : Gammaproteobacteria

Order : Pseudomonadales

Family : Pseudomonadaceae

Genus : Pseudomonas

Species : Pseudomonas fluorescens

Pseudomonas fluorescens (Gambar 2.14) merupakan bakteri berbentuk batang

lurus atau lengkung, tidak membentuk spora dan bereaksi negatif pada pewarnaan

Gram. Pseudomonas fluorescens memiliki suhu pertumbuhan optimal yaitu pada

25oC – 30oC (George et al., 2005). Sebagian besar Pseudomonas fluorescens adalah

penghuni rhizosfer, secara agresif mengkoloni akar dan biasa disebut dengan

rhizobakteria. Bakteri Pseudomonas fluorescens selain melarutkan fosfat yang sukar

larut, juga efektif sebagai agen biokontrol karena produksi antibiotiknya mempunyai

spektrum luas terhadap beberapa patogen (Trujillo et al., 2007).

2.3.3 Mikroba perombak bahan organik

Di dalam ekosistem, organisme perombak bahan organik memegang peranan

penting karena sisa organik yang telah mati diurai menjadi unsur-unsur yang

dikembalikan ke dalam tanah (N, P, Ca, Mg, dan lain-lain) dan atmosfer (CH4 atau

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 44: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

29

CO2) sebagai hara yang dapat digunakan kembali oleh tanaman (Saraswati et al.,

2006).

Penggunaan mikroba perombak bahan organik sebagai strategi untuk

mempercepat proses dekomposisi sisa-sisa tanaman yang mengandung lignin dan

selulosa, meningkatkan biomassa dan aktivitas mikroba, mengurangi penyakit

tanaman, larva insektisida, biji gulma, volume bahan buangan sehingga nantinya

dapat dimanfaatkan untuk mengingkatkan kesuburan dan kesehatan tanah yang

merupakan kebutuhan pokok untuk meningkatkan kandungan bahan organik di dalam

tanah (Saraswati et al., 2006).

A. Cellulomonas

Klasifikasi Cellulomonas sp. menurut Garrity et al. (2004) adalah:

Kingdom : Bacteria

Phylum : Actinobacteria

Classis : Actinobacteria

Order : Coriobacteriales

Family : Cellulomonadaceae

Genus : Cellulomonas

Species : Cellulomonas sp.

Cellulomonas sp. (Gambar 2.15) merupakan bakteri Gram positif yang

bersifat motil dengan satu atau beberapa flagel, tidak membentuk spora, serta

fakultatif anaerob. Cellulomonas sp. terdapat pada kultur yang masih muda berbentuk

batang tidak teratur dan ramping, beberapa batang biasanya berbentuk seperti huruf

Gambar 2.15 Cellulomonas sp. denganpewarnaan Gram(Sumber: Irfan et al., 2010)

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 45: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

30

Gambar 2.16 Lactobacillus plantarumdengan SEM(Sumber: Bronze, 2008)

V, dapat membentuk rantai namun tidak membentuk misellium dan kultur tua

batangnya biasanya pendek dan beberapa berbentuk coccus (Holt et al., 2000).

Termasuk mikroba selulolitik yang menghasilkan enzim selulase yang akan

mempercepat berlangsungnya proses pembusukan bahan organik (Rai, 2006). Bakteri

ini juga mampu mengubah nitrat menjadi nitrit (Sholichah, 2015).

B. Lactobacillus plantarum

Klasifikasi Lactobacillus plantarum Garrity et al. (2004) menurut adalah:

Kingdom : Bacteria

Phylum : Firmicutes

Classis : Bacilli

Order : Lactobacillales

Family : Lactobacillaceae

Genus : Lactobacillus

Species : Lactobacillus plantarum

Lactobacillus plantarum (Gambar 2.16) merupakan bakteri Gram positif,

berbentuk batang, bersifat anaerob fakultatif, homofermentatif, dan tidak bersifat

patogen (Stefanie et al. dalam Fauziah, 2012). Bakteri ini berbentuk batang dan tidak

mempunyai spora, tumbuh baik pada suhu 15 oC – 45oC dan pH asam yaitu 3,2

(Sholichah, 2015). Fungsi utama dari bakteri ini adalah konversi fermentasi gula

hadir dalam bahan baku menjadi asam laktat (De Vries et al., 2006).

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 46: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

31

Gambar 2.17 Saccharomyces cereviceaedengan SEM dalam jaring nylon(kiri) dan struktur permukaan(kanan) (Sumber: Casiola et al.,2001; Osumi, 1997)

C. Saccharomyces cereviceae

Klasifikasi Saccharomyces cereviceae menurut Garrity et al. (2004) adalah:

Kingdom : Fungi

Phylum : Ascomycota

Classis : Saccharomycetes

Order : Saccharomycetales

Family : Saccharomycetaceae

Genus : Saccharomyces

Species : Saccharomyces cereviceae

Saccharomyces cereviceae (Gambar 2.17) adalah fungi uniseluler yang juga

disebut ragi, berbentuk bulat atau oval, bermultifikasi membentuk bud (tunas), dan

setelah dewasa akan pecah menjadi sel induk. Strukturnya mempunyai dinding

polisakarida tebal yang menutupi protoplasma (Haetami et al., 2008). Dapat hidup di

lingkungan aerob maupun anaerob. Pada medium normal, memerlukan waktu 90

menit untuk mengganda dan koloni tumbuh setelah 2 – 3 hari (Ballesta, 2010).

Saccharomyces cereviceae bersifat fermentatif, yaitu mampu melakukan fermentasi,

yang memecah glukosa menjadi karbon dioksida dan alkohol. Namun dengan adanya

oksigen, Saccharomyces cereviceae juga dapat melakukan respirasi yaitu

mengoksidadi gula menjadi karbon dioksida dan air (Eulis, 2009). Menurut Benito

(2013), Saccharomyces cereviceae dapat mempercepat proses hidrolisis pada

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 47: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

32

pengomposan. Saccharomyces cereviceae akan mendegradasi karbohidrat, pati,

glukosa menjadi karbon dioksida dan air (Eulis, 2009).

2.4 Tinjauan Mengenai Dosis dan Frekuensi Pemupukan Biofertilizer

Pemupukan adalah penambahan bahan atau zat pada tanah untuk melengkapi

kandungan unsur hara yang tidak mencukupi untuk pertumbuhan dan produktivitas

tanaman (Sutedjo, 1999). Pemupukan secara organik mampu berperan memobilisasi

atau menjembatani hara yang sudah ada dalam tanah sehingga mampu membentuk

partikel ion yang mudah diserap oleh akar tanaman. Efisiensi pemupukan haruslah

dilakukan, karena kelebihan dosis merupakan pemborosan yang berarti mempertinggi

pengeluaran disamping berpengaruh negatif terhadap kesuburan tanah. Kastono

(1999) menyatakan bahwa pemupukan mempunyai dua tujuan utama yaitu mengisi

perbekalan zat hara tanaman yang cukup dan memperbaiki atau memelihara kondisi

tanah, dalam hal struktur, kondisi pH, serta potensi pengikat terhadap zat hara

tanaman.

Masfufah (2012) menyatakan bahwa pemupukan tidak semata-mata diberikan

langsung pada tanaman, akan tetapi harus memperhatikan waktu, cara pemupukan,

dan dosis pupuk yang sesuai. Agar pemberian lebih efektif, maka waktu pemupukan

harus disesuaikan dengan jenis pupuk yang digunakan, fase pertumbuhan tanaman,

dan teknik budidaya yang diterapkan. Menurut Marschner dalam Wijayani dan

Widodo (2005), kebutuhan dosis pupuk yang tepat berbeda pada setiap tanaman,

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 48: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

33

karena penggunaan dosis yang tidak tepat dapat membuat pertumbuhan tanaman

terhambat bahkan mati.

Pada penelitian Chusnia (2012), diketahui dosis optimal biofertilizer yang

tanpa dilakukan pengenceran dapat mempengaruhi pertumbuhan dan produktivitas

tanaman kacang hijau paling baik adalah pada dosis 15 mL dan frekuensi pemberian

sebanyak tiga kali pada media tanah dalam polybag. Sedangkan pada penelitian

Masfufah (2012) menunjukkan bahwa pada dosis 10 mL pemberian biofertilizer

mampu memberikan hasil yang baik terhadap pertumbuhan tinggi tanaman maupun

produktivitas buah tomat (Lycopersicon esculentum) dengan media tanam berupa

tanah maupun tanah yang dicampur dengan kompos.

Pertumbuhan tanaman bayam (Amaranthus hybridus L.) pada pemberian

biofertilizer berbahan baku limbah cair tepung ikan dengan konsentrasi 100%

menunjukkan hasil kurang baik terhadap pertumbuhan tinggi tanaman (Sholichah,

2016). Begitu juga dengan penelitian Nitasari (2016), yang menunjukkan pada

perlakuan biofertilizer berbahan baku molase dengan konsentrasi 100% dan 75%

pada pertumbuhan biji tanaman bayam tidak berkembang baik bahkan mati.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 49: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

34

34

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di dua tempat, yaitu di areal persawahan Desa

Lemujut, Kecamatan Krembung, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, sebagai

tempat budidaya tanaman kacang hijau sekaligus tempat pengambilan data,

Laboratorium Mikrobiologi, Departemen Biologi Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Airlangga, Surabaya, sebagai tempat pengukuran kuantitas mikroba

dalam biofertilizer dan tanah. Penelitian ini dilaksanakan selama 10 bulan, bulan

Juni 2015 sampai Maret 2016 pada musim kemarau.

3.2 Bahan dan Alat Penelitian

3.2.1 Bahan penelitian

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih kacang

hijau (Vigna radiata L.), biofertilizer dari Kelompok Tani Desa Lemujut, pupuk

kimia (Vitonic Super), insektisida (Match 50EC). Media spesifik yang digunakan

untuk pengukuran kuantitas mikroba yaitu Nfb (Nitrogen free bromothymol blue)

(semi solid) yang terdiri atas asam malat 0,5 g; KOH 0,4 g; K2HPO4 0,05 g;

FeSO4 0,005 g; MnSO4 0,001 g; MgSO4 0,01 g; NaCl 0,002 g; CaCl2 0,002 g;

Na2MoO2 0,001 g; bromotimol biru 0,3 mL; Agar 1,75 g serta 100 mL akuades,

media Pikovskaya terdiri atas glukosa 1 g; Ca3PO4 0,5 g; (NH4)2SO4 0,05 g; KCl

0,02 g; MgSO4 0,01 g; MnSO4 0,01 g; FeSO4 0,01 g; yeast extract 0,05 g; agar

1,5 g; serta 100 mL akuades, dan media CMCA (Carboxy Methyl Cellulose Agar)

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 50: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

35

terdiri atas CMC 1 g; KNO3 0,075 g; MgSO4.7H2O 0,02 g; KH2PO4 0,05 g;

FeSO4.7H2O 0,002 g; CaCl2.2H2O 0,004 g; yeast extract 0,05 g; agar 17 g; serta

akuades 100 mL. Media tanam menggunakan lahan sawah di Desa Lemujut

Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur. Bahan lain yang

digunakan alkohol 70%, dan spirtus yang digunakan untuk sterilisasi alat dan

lingkungan kerja, akuades steril, kapas, aluminium foil, dan tissue.

3.2.2 Alat penelitian

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini ada dua kelompok. Untuk

alat yang digunakan di laboratorium adalah tabung reaksi (Pyrex), rak tabung

reaksi, cawan petri, pipet volum (Pyrex), labu Erlenmeyer (Herma dan Duran),

gelas beaker, gelas ukur (Pyrex), autoclave (OSK 6500, ALP Co. Ltd), timbangan

analitik (Shimadzu), kompor listrik, magnetic stirrer, water bath, inkubator, oven,

Laminar Air Flow (ESCO), Colony Counter (Galaxy 230), shaker (GLF), spatula,

pengaduk kaca, bunsen, handsprayer, seal/selotip, kertas coklat, label dan baki.

Sedangkan di lapangan menggunakan alat yaitu cangkul, jerigen (ukuran 15 liter),

ember plastik, syringe (ukuran 25 mL), pH meter, penggaris/meteran, timbangan

digital, kantong plastik, tali rafia, kertas HVS, pensil dan kamera.

3.3 Rancangan Penelitian

Penelitian ini bersifat eksperimental menggunakan Rancangan Acak

Lengkap (RAL) dengan 11 jenis perlakuan yang terdiri atas perlakuan dari

kombinasi variasi dosis biofertilizer yang telah diencerkan dengan air

(perbandingan 1:15) yaitu 5 mL, 10 mL, dan 15 mL dengan variasi frekuensi

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 51: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

36

pemberian masing-masing dosis yaitu 1 kali yaitu pada 1 minggu setelah tanam, 2

kali yaitu pada 1 dan 3 minggu setelah tanam, dan 3 kali yaitu pada 1, 3 dan 5

minggu setelah tanam, 2 perlakuan kontrol yaitu kontrol negatif dilakukan tanpa

pemberian pupuk (hanya air) serta kontrol positif dilakukan dengan pemberian

pupuk kimia (Vitonic Super). Perlakuan pemberian biofertilizer dapat dilihat pada

Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Perlakuan pemberian biofertilizer

No Perlakuan

1. K-

2. K+

3. P1a

4. P1b

5. P1c

6. P2a

7. P2b

8. P2c

9. P3a

10. P3b

11. P3c

Jumlah ulangan yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak tiga

ulangan, dan pada setiap pengulangan dengan lima tanaman. Untuk menentukan

Keterangan:

K- : Tanpa pemberian biofertilizer (hanya air)

K+ : Pupuk kimia (Vitonic Super)

P1a : Biofertilizer dosis 5 mL dengan frekuensi 1 kali

P1b : Biofertilizer dosis 5 mL dengan frekuensi 2 kali

P1c : Biofertilizer dosis 5 mL dengan frekuensi 3 kali

P2a : Biofertilizer dosis 10 mL dengan frekuensi 1 kali

P2b : Biofertilizer dosis 10 mL dengan frekuensi 2 kali

P2c : Biofertilizer dosis 10 mL dengan frekuensi 3 kali

P3a : Biofertilizer dosis 15 mL dengan frekuensi 1 kali

P3b : Biofertilizer dosis 15 mL dengan frekuensi 2 kali

P3c : Biofertilizer dosis 15 mL dengan frekuensi 3 kali

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 52: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

37

banyaknya sampel atau ulangan dalam penelitian, diperoleh dari rumus Faderer

(Arifiyah, 2007). Rumus Faderer adalah sebagai berikut:

(n-1) (t-1) ≥ 15

Keterangan:

n = jumlah sampel atau ulangan

t = jumlah perlakuan

3.3.1 Variabel penelitian

Pada penelitian ini terdapat tiga variabel yaitu:

a. Variabel bebas : Interaksi dosis (5, 10, dan 15 mL) dan frekuensi

pemberian biofertilizer (1, 2, dan 3 kali)

b. Varibel terikat : Pertumbuhan tanaman kacang hijau meliputi

tinggi tanaman (cm), jumlah daun (helai), dan

jumlah bintil akar serta produktivitas meliputi

jumlah polong, berat kering polong (g) dan berat

kering biji (g)

c. Variabel terkendali : Varietas tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.

var. VIMA-I)

3.4 Prosedur Penelitian

3.4.1 Pengukuran kuantitas mikroba dalam biofertilizer dan tanah pada

media spesifik sebelum penanaman

Tahap sebelum penanaman kacang hijau adalah melakukan pengukuran

kuantitas mikroba dalam biofertilizer dan tanah pertanian yang akan digunakan

sebagai tempat budidaya tanaman kacang hijau. Pengukuran kuantitas mikroba

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 53: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

38

dalam biofertilizer dan tanah dilakukan dengan cara menetapkan keberadaan

mikroba menggunakan media spesifik serta didampingi perhitungan MPN (Most

Probable Number) untuk media Nfb semi solid, sedangkan untuk media

Pikovskaya dan media CMCA didampingi dengan perhitungan TPC (Total Plate

Count). Cara menumbuhkan mikroba pada beberapa media spesifik yaitu dengan

terlebih dahulu menghomogenkan sampel yaitu biofertilizer dan tanah dengan

akuades steril, kemudian dilanjutkan dengan seri pengenceran.

Pada metode MPN menggunakan Nfb semi solid dilakukan dengan cara

membagi tiga seri pengenceran tiap sampelnya, masing-masing sampel sudah

terdapat tiga buah tabung reaksi berisi 6 mL media Nfb semi solid. Seri pertama

berisi 10 mL sampel, seri kedua berisi 1 mL sampel dan seri ketiga berisi 0,1 mL

sampel dan diinkubasi selama 7 x 24 jam. Pada metode TPC menggunakan media

Pikovskaya dan media CMCA dilakukan dengan mengambil 1 mL suspensi

mikroba dari beberapa pengenceran kemudian ditumbuhkan pada 10 mL media

spesifik dan diinkubasi selama 3 x 24 jam. Selain itu juga dilakukan perhitungan

koloni mikroba yang terbentuk dari hasil TPC biofertilizer dan tanah

menggunakan Colony Counter.

3.4.2 Tahap penanaman kacang hijau

1. Persiapan lahan

Lahan dilubangi sedalam 5 cm dengan jarak tiap lubang yaitu 30 cm x 40

cm. Lahan yang digunakan untuk pertumbuhan kacang hijau adalah lahan bekas

tanaman padi. Menurut Anonim (2005), pada lahan bekas padi, tidak perlu

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 54: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

39

dilakukan pengolahan tanah (Tanpa Olah Tanah = TOT), melainkan hanya

tunggul padi dipotong pendek dan dibersihkan.

2. Penanaman dan pemupukan kacang hijau

Penanaman kacang hijau dilakukan dengan sistem tugal, yaitu menanam 2

biji kacang hijau pada tiap lubang. Pada tiap perlakuan terdapat tiga pengulangan

dan setiap pengulangan ada lima tanaman. Dosis pemupukan terdiri atas 5 mL, 10

mL, dan 15 mL biofertilizer yang sudah diencerkan menggunakan air dengan

perbandingan 1:15. Frekuensi pemupukan terdiri atas tiga perlakuan yaitu 1 kali

pemupukan yaitu pada 1 minggu setelah tanam, 2 kali pemupukan yaitu pada 1

dan 3 minggu setelah tanam, dan 3 kali pemupukan yaitu pada 1, 3, serta 5

minggu setelah tanam.

3.4.3 Tahap perawatan kacang hijau

Penyiangan terhadap gulma yang tumbuh di sekitar tanaman kacang hijau

dilakukan dua kali dari tanaman mulai ditanam sampai panen. Penyiangan

pertama dilakukan saat tanaman kacang hijau berumur dua minggu dan

penyiangan kedua dilakukan saat tanaman kacang hijau berumur empat minggu

(Anonim, 2005). Penyemprotan insektisida (Match 50EC) satu kali pada satu

musim tanam yaitu pada umur lima minggu setelah tanam untuk membunuh hama

dan penyakit yang menyerang tanaman.

3.4.4 Tahap pemanenan kacang hijau

Pemanenan dilakukan apabila polong tanaman kacang hijau sudah

berwarna coklat. Pemanenan dilakukan dengan cara polong dipetik dan segera

dijemur selama 2 – 3 hari hingga kulit mudah terbuka. Untuk melepaskan biji dari

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 55: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

40

polong yaitu dengan cara dipukul-pukul dan dikupas agar biji terlepas dari kulit

polong.

3.4.5 Prosedur pengambilan data

a. Pengukuran pertumbuhan tanaman kacang hijau

Pengumpulan data diperoleh dari pengukuran tiga parameter, yaitu tinggi

batang tanaman dimulai dari permukaan tanah sampai pangkal daun paling tinggi

(cm), jumlah daun (helai) dan jumlah bintil akar. Pengukuran tinggi batang

tanaman dan jumlah daun dilakukan saat tanaman kacang hijau berumur satu

minggu sampai enam minggu yang dilakukan pada tiap minggu. Pengukuran

tinggi batang tanaman dilakukan dengan menggunakan penggaris/meteran.

Sedangkan pengambilan data untuk bintil akar dilakukan setelah panen.

b. Pengukuran produktivitas tanaman kacang hijau

Pengukuran produktivitas tanaman kacang hijau dilakukan dengan

menghitung jumlah polong tiap perlakuan, menimbang berat kering polong (g),

dan menimbang seluruh biji kering (g) yang sudah dipisahkan dari kulit

polongnya baik yang rusak maupun yang tidak rusak menggunakan timbangan

analitik.

c. Penghitungan nilai Relativity Agronomic Effectivity (RAE)

Uji efektivitas biofertilizer dilakukan untuk mengetahui pengaruh

biofertilizer yang diberikan terhadap tanaman kacang hijau. Menurut Iwantari

(2012), uji efektivitas biofertilizer yaitu untuk menentukan apakah suatu pupuk

mempunyai nilai efektivitas terhadap hasil tanaman baik secara agronomis dan

secara sosial ekonomi, dengan menggunakan rumus:

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 56: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

41

RAE = ( ) ( )( ) ( ) x 100%

Jika hasil yang diperoleh RAE ≥ 100%, maka biofertilizer terbukti efektif

untuk digunakan. Jika hasil yang diperoleh RAE < 100%, maka biofertilizer tidak

efektif untuk digunakan.

3.4.6 Pengukuran kuantitas mikroba dalam tanah pada media spesifik

setelah panen

Tahap setelah pemanenan kacang hijau adalah melakukan pengukuran

kuantitas mikroba dalam tanah pertanian yang telah digunakan sebagai tempat

budidaya tanaman kacang hijau. Pengukuran kuantitas mikroba dalam tanah

dilakukan dengan cara menetapkan keberadaan mikroba menggunakan media

spesifik serta didampingi perhitungan MPN (Most Probable Number) untuk

media Nfb semi solid dan perhitungan TPC (Total Plate Count) untuk media

Pikovskaya dan media CMCA. Prosedur pengukuran kuantitas mikroba dalam

tanah setelah perlakuan sama dengan pengukuran kuantitas mikroba dalam

biofertilizer dan tanah sebelum penanaman kacang hijau. Tujuan dilakukan

pengukuran kuantitas mikroba dalam tanah setelah pemanenan adalah untuk

membandingkan jumlah mikroba yang ada di dalam tanah sebelum dan setelah

perlakuan.

3.5 Analisis Data

Data yang diperoleh dari penelitian ini kemudian dianalisis secara

deskriptif dan satistik. Data pertumbuhan tanaman kacang hijau yang diambil

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 57: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

42

setiap minggu yaitu berupa tinggi tanaman dan jumlah daun mulai umur 1 sampai

6 minggu setelah tanam dianalisis secara deskriptif.

Data pertumbuhan akhir yang terdiri atas tinggi tanaman, jumlah daun, dan

bintil akar serta data produktivitas yang terdiri atas jumlah polong, berat polong,

dan berat biji tanaman kacang hijau yang diperoleh dari hasil penelitian secara

keseluruhan setelah panen diuji statistik menggunakan Statistical Product and

Service Solution (SPSS). Data tersebut diuji normalitas data menggunakan uji

Kolmogorov Smirvow dan dilanjutkan dengan uji homogenitas data menggunakan

uji Levene test. Apabila data normal dan homogen, kemudian data dianalisis

menggunakan Analysis of Varians (ANOVA) satu arah dengan derajat

signifikansi 0,05. Jika data hasil analisis ANOVA satu arah memiliki pengaruh

nyata, maka dilanjutkan dengan uji Ducan’s Multiple Range Test (DMRT) untuk

uji beda antar perlakuan.

Pada data normal dan tidak homogen maka dilakukan uji dengan Brown

Forsythe, dan jika berpengaruh maka dilanjutkan dengan uji Games Howell.

Sedangkan apabila data tidak normal dan tidak homogen, maka diuji

menggunakan uji Kruskal-Wallis dan jika berpengaruh maka dilanjutkan dengan

uji Mann-Whitney.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 58: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

43

3.6 Alur penelitian

Gambar 3.1 Skema Alur Penelitian

Analisis Data

Pemanenen dan Pengambilan Data

Perawatan dan Pengamatan

Penanaman dan Pemupukan

Persiapan Lahan

Pengukuran Kuantitas Mikroba dalamBiofertilizer dan Tanah pada Media Spesifik

Sebelum Penanaman

penyiraman

penyiangan

penyemprotan insektisida

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 59: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

44

44

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Pengaruh variasi interaksi dosis dan frekuensi pengenceran biofertilizer

(1:15) pada tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.) dapat diketahui melalui

pengamatan parameter pertumbuhan dan produktivitas. Parameter pertumbuhan

terdiri atas tinggi batang dan jumlah daun yang diamati pada tiap minggu dan

dianalisis secara deskriptif, selain itu data pertumbuhan seperti tinggi batang,

jumlah daun, dan jumlah bintil akar setelah panen dilakukan pengamatan dan uji

statistik. Sedangkan untuk parameter produktivitas yang terdiri atas jumlah

polong, berat polong, dan berat biji dilakukan pengamatan dan uji statistik.

4.1.1 Pertumbuhan tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.) pada umur 1,

2, 3, 4, 5, dan 6 minggu setelah tanam

Pertumbuhan tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.) terdapat dua

parameter yaitu pertumbuhan tinggi batang dan pertumbuhan jumlah daun yang

diukur setiap rentan waktu satu minggu sekali yaitu pada interval waktu 1, 2, 3, 4,

5, dan 6 minggu setelah tanam. Pengukuran tinggi batang tanaman kacang hijau

dilakukan dengan cara mengukur tinggi batang tanaman mulai dari atas

permukaan tanah hingga ujung batang paling tinggi menggunakan mistar dengan

nilai akurasi 1 mm. Berikut disajikan hasil rata-rata pengukuran dan grafik

pertumbuhan tinggi batang tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.) pada umur

satu sampai enam minggu setelah tanam dengan variasi interaksi dosis dan

frekuensi pemupukan.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 60: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

45

Tabel 4.1 Rata-rata tinggi batang tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.) tiapminggu

PerlakuanTinggi batang (cm)

1 MST 2 MST 3 MST 4 MST 5 MST 6 MST

K- 10,80±1,96 17,17±2,04 21,13±2,04 24,60±2,63 32,07±3,99 43,87±8,04

K+ 7,50±2,50 14,17±2,24 23,20±2,94 32,20±5,03 43,00±5,97 63,70±4,73

P1a 7,83±1,57 10,43±2,15 16,70±3,72 23,87±5,05 35,07±7,11 52,23±7,95

P1b 10,17±1,78 13,81±1,96 20,67±1,59 28,00±1,63 40,13±2,13 57,43±3,41

P1c 7,50±1,43 10,77±1,83 17,43±2,42 25,60±3,19 36,93±4,04 56,53±4,17

P2a 8,20±1,80 10,87±2,07 17,17±3,22 24,03±4,20 34,63±4,70 50,80±7,39

P2b 8,67±1,33 12,00±1,36 18,23±1,53 25,83±2,66 37,57±4,20 54,30±6,76

P2c 8,00±1,44 12,03±1,47 17,90±2,16 24,30±2,88 33,00±4,82 50,57±3,73

P3a 8,80±1,81 12,87±1,59 20,07±2,27 29,40±2,66 44,10±3,02 61,87±3,37

P3b 7,90±1,43 11,57±2,41 17,67±3,37 27,43±3,45 40,60±5,75 57,50±5,86

P3c 9,10±1,67 12,97±2,02 18,53±2,98 28,70±3,71 42,57±4,81 59,53±4,81

Keterangan : MST = Minggu Setelah Tanam

Gambar 4.1 Grafik rata-rata tinggi batang tanaman kacang hijau (Vigna radiataL.) tiap minggu

0

10

20

30

40

50

60

70

1 2 3 4 5 6

Tin

ggi B

atan

g (c

m)

Minggu setelah tanam

K-

K+

P1a

P1b

P1c

P2a

P2b

P2c

P3a

P3b

P3c

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 61: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

46

Keterangan: K-: Kontrol Negatif; K+: Kontrol Positif; P1a: Dosis 5 mLfrekuensi satu kali; P1b: Dosis 5 mL frekuensi dua kali; P1c: Dosis5 mL frekuensi tiga kali; P2a: Dosis 10 mL frekuensi satu kali;P2b: Dosis 10 mL frekuensi dua kali; P2c: Dosis 10 mL frekuensitiga kali; P3a: Dosis 15 mL frekuensi satu kali; P3b: Dosis 15 mLfrekuensi dua kali; P3c: Dosis 15 mL frekuensi tiga kali

Tabel 4.1 dan gambar 4.1 di atas memperlihatkan rata-rata pertumbuhan

tinggi batang tanaman kacang hijau dalam interval waktu satu sampai enam

minggu setelah tanam. Dari grafik tersebut, terlihat garis linier yang berarti tinggi

batang tanaman kacang hijau memiliki pertumbuhan yang terus meningkat.

Pertumbuhan tinggi batang tanaman kacang hijau tertinggi adalah pada kontrol

positif (K+) menggunakan pupuk kimia yaitu dengan rata-rata pada minggu

keenam sebesar 63,70±4,73 cm, diikuti dengan P3a yaitu perlakuan biofertilizer

(1:15) dosis 15 mL dan frekuensi 1 kali yaitu sebesar 61,87±3,37 cm. Sedangkan

pertumbuhan tinggi batang tanaman kacang hijau terendah yaitu pada kontrol

negatif (K-) tanpa perlakuan dengan rata-rata pada minggu keenam sebesar

43,87±8,04 cm.

Selain pertumbuhan tinggi batang tanaman kacang hijau, parameter

pertumbuhan tanaman kacang hijau yang dilakukan pengamatan setiap satu

minggu sekali yaitu jumlah daun. Pengukuran jumlah daun dilakukan dengan

menghitung banyaknya daun tiap tanaman. Berikut disajikan hasil pengukuran

dan grafik pertumbuhan jumlah daun tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)

pada umur satu sampai enam minggu setelah tanam pada variasi interaksi dosis

dan frekuensi pemupukan.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 62: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

47

Tabel 4.2 Rata-rata jumlah daun tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.) tiapminggu

PerlakuanJumlah daun (helai)

1 MST 2 MST 3 MST 4 MST 5 MST 6 MST

K- 4,60±1,06 6,00±1,46 9,80±1,52 16,60±2,50 20,80±5,00 29,80±5,94

K+ 6,20±1,52 7,60±1,55 12,40±1,55 22,67±4,62 33,20±4,36 49,80±5,37

P1a 3,00±1,46 5,80±1,37 10,80±1,37 15,80±2,21 27,80±6,78 37,40±8,27

P1b 3,20±1,52 5,80±1,37 11,60±1,24 16,80±2,40 31,40±7,79 46,20±6,56

P1c 3,00±1,46 5,00±1,13 11,60±1,68 17,60±4,12 29,80±9,45 49,20±8,60

P2a 3,60±1,55 6,00±1,85 10,60±1,55 17,80±4,87 31,80±11,70 49,40±8,58

P2b 4,00±1,46 6,00±1,46 11,00±1,13 16,80±2,11 26,00±5,07 45,20±5,17

P2c 3,20±1,52 5,40±1,06 11,40±1,06 16,00±1,46 25,80±4,74 46,80±4,46

P3a 4,40±1,24 6,20±1,52 11,00±1,60 19,60±4,52 32,67±11,81 51,20±7,67

P3b 3,20±1,52 5,40±1,06 10,80±1,37 18,80±5,05 31,40±7,54 51,20±4,78

P3c 2,60±1,24 5,40±1,06 10,60±1,06 18,20±3,55 31,40±6,02 51,20±4,51

Keterangan : MST = Minggu Setelah Tanam

Gambar 4.2 Grafik rata-rata jumlah daun tanaman kacang hijau (Vigna radiataL.) tiap minggu

0

10

20

30

40

50

60

1 2 3 4 5 6

Jum

lah

Dau

n (h

elai

)

Minggu setelah tanam

K-

K+

P1a

P1b

P1c

P2a

P2b

P2c

P3a

P3b

P3c

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 63: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

48

Keterangan: K-: Kontrol Negatif; K+: Kontrol Positif; P1a: Dosis 5 mLfrekuensi satu kali; P1b: Dosis 5 mL frekuensi dua kali; P1c: Dosis5 mL frekuensi tiga kali; P2a: Dosis 10 mL frekuensi satu kali;P2b: Dosis 10 mL frekuensi dua kali; P2c: Dosis 10 mL frekuensitiga kali; P3a: Dosis 15 mL frekuensi satu kali; P3b: Dosis 15 mLfrekuensi dua kali; P3c: Dosis 15 mL frekuensi tiga kali

Tabel 4.2 dan gambar 4.2 di atas memperlihatkan rata-rata pertumbuhan

jumlah daun tanaman kacang hijau pada interval waktu satu sampai enam minggu

setelah tanam. Dari grafik tersebut, terlihat garis linier yang berarti jumlah daun

tanaman kacang hijau memiliki pertumbuhan yang terus meningkat. Pertumbuhan

jumlah daun tanaman kacang hijau tertinggi adalah pada P3c yaitu perlakuan

biofertilizer (1:15) dosis 15 mL dan frekuensi satu kali yaitu pada rata-rata

minggu keenam sebesar 51,20±4,51, disusul dengan perlakuan P3b yaitu

perlakuan biofertilizer (1:15) dosis 15 mL dan frekuensi dua kali sebesar

51,20±4,78, dan P3a yaitu perlakuan biofertilizer (1:15) dosis 15 mL dan

frekuensi tiga kali sebesar 51,20±7,67. Sedangkan pertumbuhan jumlah daun

tanaman kacang hijau terendah yaitu pada kontrol negatif (K-) tanpa perlakuan

dengan rata-rata pada minggu keenam sebesar 29,80±5,94.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 64: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

49

4.1.2 Pertumbuhan tinggi batang tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)

Tinggi batang tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.) pada minggu

keenam dilakukan pengamatan dan uji statistik untuk melihat pengaruh perlakuan

pemberian biofertilizer (1:15) dengan variasi interaksi dosis dan frekuensi.

Pengamatan tinggi batang dilakukan dengan cara mengukur batang mulai dari atas

permukaan tanah sampai ujung batang paling tinggi menggunakan mistar/meteran

dengan nilai akurasi 1 mm. Dari hasil pengamatan, diuji menggunakan

Kolmogorov Smirnow didapatkan nilai signifikasi tiap perlakuan p lebih dari 0,05

maka data tersebut berdistribusi normal (lampiran 4). Hasil uji homogenitas

menggunakan Levene Test, tinggi batang pada variasi interaksi dosis dan

frekuensi pemupukan didapatkan nilai signifikasi 0,006 yang berarti data tersebut

tidak homogen. Selanjutnya dilakukan uji Brown-Forsythe menunjukkan nilai

signifikasi 0,000, artinya H0 ditolak yaitu terdapat pengaruh variasi interaksi dosis

dan frekuensi terhadap tinggi batang tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.).

Kemudian dilakukan uji Games Howell untuk menunjukkan perbedaan antar

perlakuan (lampiran 4). Berikut disajikan tabel dan diagram tinggi batang

tanaman kacang hijau pada variasi interaksi dosis dan frekuensi biofertilizer

(1:15).

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 65: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

50

Tabel 4.3 Rata-rata tinggi batang akhir tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)

Perlakuan Rata-rata tinggi batang (cm)

K- 43,87±8,04a

K+ 63,70±4,73d

P1a 52,23±7,95abc

P1b 57,43±3,41c

P1c 56,53±4,17c

P2a 50,80±7,39abc

P2b 54,30±6,76bc

P2c 50,57±3,73ab

P3a 61,87±3,37d

P3b 57,50±5,86cd

P3c 59,53±4,81cd

Keterangan : Rata-rata yang diikuti notasi huruf (a,b,c) menunjukkan bedasignifikan pada uji Games Howell dengan taraf 0,05

Gambar 4.3 Diagram pengaruh variasi interaksi dosis dan frekuensi biofertilizer(1:15) terhadap tinggi batang akhir tanaman kacang hijau (Vignaradiata L.)

Keterangan : K-: Kontrol Negatif; K+: Kontrol Positif; P1a: Dosis 5 mLfrekuensi satu kali; P1b: Dosis 5 mL frekuensi dua kali; P1c: Dosis5 mL frekuensi tiga kali; P2a: Dosis 10 mL frekuensi satu kali;P2b: Dosis 10 mL frekuensi dua kali; P2c: Dosis 10 mL frekuensitiga kali; P3a: Dosis 15 mL frekuensi satu kali; P3b: Dosis 15 mLfrekuensi dua kali; P3c: Dosis 15 mL frekuensi tiga kali

01020304050607080

K- K+

Tin

ggiB

atan

g (c

m)

50

Tabel 4.3 Rata-rata tinggi batang akhir tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)

Perlakuan Rata-rata tinggi batang (cm)

K- 43,87±8,04a

K+ 63,70±4,73d

P1a 52,23±7,95abc

P1b 57,43±3,41c

P1c 56,53±4,17c

P2a 50,80±7,39abc

P2b 54,30±6,76bc

P2c 50,57±3,73ab

P3a 61,87±3,37d

P3b 57,50±5,86cd

P3c 59,53±4,81cd

Keterangan : Rata-rata yang diikuti notasi huruf (a,b,c) menunjukkan bedasignifikan pada uji Games Howell dengan taraf 0,05

Gambar 4.3 Diagram pengaruh variasi interaksi dosis dan frekuensi biofertilizer(1:15) terhadap tinggi batang akhir tanaman kacang hijau (Vignaradiata L.)

Keterangan : K-: Kontrol Negatif; K+: Kontrol Positif; P1a: Dosis 5 mLfrekuensi satu kali; P1b: Dosis 5 mL frekuensi dua kali; P1c: Dosis5 mL frekuensi tiga kali; P2a: Dosis 10 mL frekuensi satu kali;P2b: Dosis 10 mL frekuensi dua kali; P2c: Dosis 10 mL frekuensitiga kali; P3a: Dosis 15 mL frekuensi satu kali; P3b: Dosis 15 mLfrekuensi dua kali; P3c: Dosis 15 mL frekuensi tiga kali

K+ P1a P1b P1c P2a P2b P2c P3a

Interaksi Dosis dan Frekuensi Pemupukan

50

Tabel 4.3 Rata-rata tinggi batang akhir tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)

Perlakuan Rata-rata tinggi batang (cm)

K- 43,87±8,04a

K+ 63,70±4,73d

P1a 52,23±7,95abc

P1b 57,43±3,41c

P1c 56,53±4,17c

P2a 50,80±7,39abc

P2b 54,30±6,76bc

P2c 50,57±3,73ab

P3a 61,87±3,37d

P3b 57,50±5,86cd

P3c 59,53±4,81cd

Keterangan : Rata-rata yang diikuti notasi huruf (a,b,c) menunjukkan bedasignifikan pada uji Games Howell dengan taraf 0,05

Gambar 4.3 Diagram pengaruh variasi interaksi dosis dan frekuensi biofertilizer(1:15) terhadap tinggi batang akhir tanaman kacang hijau (Vignaradiata L.)

Keterangan : K-: Kontrol Negatif; K+: Kontrol Positif; P1a: Dosis 5 mLfrekuensi satu kali; P1b: Dosis 5 mL frekuensi dua kali; P1c: Dosis5 mL frekuensi tiga kali; P2a: Dosis 10 mL frekuensi satu kali;P2b: Dosis 10 mL frekuensi dua kali; P2c: Dosis 10 mL frekuensitiga kali; P3a: Dosis 15 mL frekuensi satu kali; P3b: Dosis 15 mLfrekuensi dua kali; P3c: Dosis 15 mL frekuensi tiga kali

P3a P3b P3c

Interaksi Dosis dan Frekuensi Pemupukan

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 66: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

51

4.1.3 Pertumbuhan jumlah daun tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)

Jumlah daun tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.) pada minggu

keenam dilakukan pengamatan dan uji statistik untuk melihat pengaruh perlakuan

pemberian biofertilizer (1:15) dengan variasi interaksi dosis dan frekuensi.

Pengamatan jumlah daun dilakukan dengan cara menghitung banyaknya jumlah

helai daun tiap tanaman. Dari hasil pengamatan diuji normalitas menggunakan

Kolmogorov Smirnow, didapatkan nilai signifikasi tiap perlakuan p lebih dari 0,05

maka data tersebut berdistribusi normal (lampiran 4). Hasil uji homogenitas

menggunakan Levene Test, jumlah daun pada variasi interaksi dosis dan frekuensi

pemupukan didapatkan nilai signifikasi 0,002 yang berarti data tersebut tidak

homogen. Selanjutnya dilakukan uji Brown-Forsythe menunjukkan nilai

signifikasi 0,000, artinya H0 ditolak yaitu terdapat pengaruh variasi interaksi dosis

dan frekuensi terhadap jumlah daun tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.).

Kemudian dilakukan uji Games Howell untuk menunjukkan perbedaan antar

perlakuan (lampiran 4). Berikut disajikan tabel dan diagram jumlah daun tanaman

kacang hijau pada variasi interaksi dosis dan frekuensi biofertilizer (1:15).

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 67: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

52

Tabel 4.4 Rata-rata jumlah daun akhir tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)

Perlakuan Rata-rata jumlah daun (helai)

K- 29,80±5,94a

K+ 49,80±5,37c

P1a 37,40±8,27ab

P1b 46,20±6,56bc

P1c 49,20±8,60c

P2a 49,40±8,58c

P2b 45,20±5,17bc

P2c 46,80±4,46c

P3a 51,20±7,67c

P3b 51,20±4,78c

P3c 51,20±4,51c

Keterangan : Rata-rata yang diikuti notasi huruf (a,b,c) menunjukkan bedasignifikan pada uji Games Howell dengan taraf 0,05

Gambar 4.4 Diagram pengaruh variasi interaksi dosis dan frekuensi biofertilizer(1:15) terhadap jumlah daun akhir tanaman kacang hijau (Vignaradiata L.)

Keterangan : K-: Kontrol Negatif; K+: Kontrol Positif; P1a: Dosis 5 mLfrekuensi satu kali; P1b: Dosis 5 mL frekuensi dua kali; P1c: Dosis5 mL frekuensi tiga kali; P2a: Dosis 10 mL frekuensi satu kali;P2b: Dosis 10 mL frekuensi dua kali; P2c: Dosis 10 mL frekuensitiga kali; P3a: Dosis 15 mL frekuensi satu kali; P3b: Dosis 15 mLfrekuensi dua kali; P3c: Dosis 15 mL frekuensi tiga kali

0

10

20

30

40

50

60

70

K- K+

Jum

lah

daun

(hel

ai)

52

Tabel 4.4 Rata-rata jumlah daun akhir tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)

Perlakuan Rata-rata jumlah daun (helai)

K- 29,80±5,94a

K+ 49,80±5,37c

P1a 37,40±8,27ab

P1b 46,20±6,56bc

P1c 49,20±8,60c

P2a 49,40±8,58c

P2b 45,20±5,17bc

P2c 46,80±4,46c

P3a 51,20±7,67c

P3b 51,20±4,78c

P3c 51,20±4,51c

Keterangan : Rata-rata yang diikuti notasi huruf (a,b,c) menunjukkan bedasignifikan pada uji Games Howell dengan taraf 0,05

Gambar 4.4 Diagram pengaruh variasi interaksi dosis dan frekuensi biofertilizer(1:15) terhadap jumlah daun akhir tanaman kacang hijau (Vignaradiata L.)

Keterangan : K-: Kontrol Negatif; K+: Kontrol Positif; P1a: Dosis 5 mLfrekuensi satu kali; P1b: Dosis 5 mL frekuensi dua kali; P1c: Dosis5 mL frekuensi tiga kali; P2a: Dosis 10 mL frekuensi satu kali;P2b: Dosis 10 mL frekuensi dua kali; P2c: Dosis 10 mL frekuensitiga kali; P3a: Dosis 15 mL frekuensi satu kali; P3b: Dosis 15 mLfrekuensi dua kali; P3c: Dosis 15 mL frekuensi tiga kali

K+ P1a P1b P1c P2a P2b P2c P3a

Interaksi Dosis dan Frekuensi Pemupukan

52

Tabel 4.4 Rata-rata jumlah daun akhir tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)

Perlakuan Rata-rata jumlah daun (helai)

K- 29,80±5,94a

K+ 49,80±5,37c

P1a 37,40±8,27ab

P1b 46,20±6,56bc

P1c 49,20±8,60c

P2a 49,40±8,58c

P2b 45,20±5,17bc

P2c 46,80±4,46c

P3a 51,20±7,67c

P3b 51,20±4,78c

P3c 51,20±4,51c

Keterangan : Rata-rata yang diikuti notasi huruf (a,b,c) menunjukkan bedasignifikan pada uji Games Howell dengan taraf 0,05

Gambar 4.4 Diagram pengaruh variasi interaksi dosis dan frekuensi biofertilizer(1:15) terhadap jumlah daun akhir tanaman kacang hijau (Vignaradiata L.)

Keterangan : K-: Kontrol Negatif; K+: Kontrol Positif; P1a: Dosis 5 mLfrekuensi satu kali; P1b: Dosis 5 mL frekuensi dua kali; P1c: Dosis5 mL frekuensi tiga kali; P2a: Dosis 10 mL frekuensi satu kali;P2b: Dosis 10 mL frekuensi dua kali; P2c: Dosis 10 mL frekuensitiga kali; P3a: Dosis 15 mL frekuensi satu kali; P3b: Dosis 15 mLfrekuensi dua kali; P3c: Dosis 15 mL frekuensi tiga kali

P3a P3b P3c

Interaksi Dosis dan Frekuensi Pemupukan

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 68: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

53

4.1.4 Pertumbuhan bintil akar tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)

Bintil akar tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.) setelah panen

dilakukan pengamatan dan uji statistik untuk melihat pengaruh perlakuan

pemberian biofertilizer (1:15) dengan interaksi dosis dan frekuensi. Pengamatan

dilakukan dengan cara menghitung jumlah banyaknya bintil akar tiap tanaman.

Dari hasil pengamatan diuji normalitas menggunakan Kolmogorov Smirnow,

didapatkan nilai signifikasi tiap perlakuan p lebih dari 0,05 maka data tersebut

berdistribusi normal (lampiran 4). Hasil uji homogenitas menggunakan Levene

Test, jumlah bintil akar pada variasi interaksi dosis dan frekuensi pemupukan

didapatkan nilai signifikasi 0,000 yang berarti data tersebut tidak homogen.

Selanjutnya dilakukan uji Brown-Forsythe menunjukkan nilai signifikasi 0,000,

artinya H0 ditolak yaitu terdapat pengaruh variasi interaksi dosis dan frekuensi

terhadap jumlah bintil akar tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.). Kemudian

dilakukan uji Games Howell untuk menunjukkan perbedaan antar perlakuan

(lampiran 4). Berikut disajikan tabel dan diagram jumlah bintil akar tanaman

kacang hijau pada variasi interaksi dosis dan frekuensi biofertilizer (1:15).

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 69: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

54

Tabel 4.5 Rata-rata jumlah bintil akar tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)

Perlakuan Rata-rata jumlah bintil akar

K- 0,60±0,74a

K+ 0,87±0,92ab

P1a 2,40±1,68bc

P1b 1,73±1,75abc

P1c 2,67±1,99bcd

P2a 3,00±2,62abcd

P2b 4,00±2,33cd

P2c 3,87±1,77cd

P3a 3,47±1,51cd

P3b 2,87±2,10bcd

P3c 4,60±1,30d

Keterangan : Rata-rata yang diikuti notasi huruf (a,b,c) menunjukkan bedasignifikan pada uji Games Howell dengan taraf 0,05

Gambar 4.5 Diagram pengaruh variasi interaksi dosis dan frekuensi biofertilizer(1:15) terhadap jumlah bintil akar tanaman kacang hijau (Vignaradiata L.)

Keterangan : K-: Kontrol Negatif; K+: Kontrol Positif; P1a: Dosis 5 mLfrekuensi satu kali; P1b: Dosis 5 mL frekuensi dua kali; P1c: Dosis5 mL frekuensi tiga kali; P2a: Dosis 10 mL frekuensi satu kali;P2b: Dosis 10 mL frekuensi dua kali; P2c: Dosis 10 mL frekuensitiga kali; P3a: Dosis 15 mL frekuensi satu kali; P3b: Dosis 15 mLfrekuensi dua kali; P3c: Dosis 15 mL frekuensi tiga kali

0

1

2

3

4

5

6

7

K- K+

Jum

lah

Bin

til A

kar

Interaksi Dosis dan Frekuensi Pemupukan

54

Tabel 4.5 Rata-rata jumlah bintil akar tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)

Perlakuan Rata-rata jumlah bintil akar

K- 0,60±0,74a

K+ 0,87±0,92ab

P1a 2,40±1,68bc

P1b 1,73±1,75abc

P1c 2,67±1,99bcd

P2a 3,00±2,62abcd

P2b 4,00±2,33cd

P2c 3,87±1,77cd

P3a 3,47±1,51cd

P3b 2,87±2,10bcd

P3c 4,60±1,30d

Keterangan : Rata-rata yang diikuti notasi huruf (a,b,c) menunjukkan bedasignifikan pada uji Games Howell dengan taraf 0,05

Gambar 4.5 Diagram pengaruh variasi interaksi dosis dan frekuensi biofertilizer(1:15) terhadap jumlah bintil akar tanaman kacang hijau (Vignaradiata L.)

Keterangan : K-: Kontrol Negatif; K+: Kontrol Positif; P1a: Dosis 5 mLfrekuensi satu kali; P1b: Dosis 5 mL frekuensi dua kali; P1c: Dosis5 mL frekuensi tiga kali; P2a: Dosis 10 mL frekuensi satu kali;P2b: Dosis 10 mL frekuensi dua kali; P2c: Dosis 10 mL frekuensitiga kali; P3a: Dosis 15 mL frekuensi satu kali; P3b: Dosis 15 mLfrekuensi dua kali; P3c: Dosis 15 mL frekuensi tiga kali

K+ P1a P1b P1c P2a P2b P2c P3a

Interaksi Dosis dan Frekuensi Pemupukan

54

Tabel 4.5 Rata-rata jumlah bintil akar tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)

Perlakuan Rata-rata jumlah bintil akar

K- 0,60±0,74a

K+ 0,87±0,92ab

P1a 2,40±1,68bc

P1b 1,73±1,75abc

P1c 2,67±1,99bcd

P2a 3,00±2,62abcd

P2b 4,00±2,33cd

P2c 3,87±1,77cd

P3a 3,47±1,51cd

P3b 2,87±2,10bcd

P3c 4,60±1,30d

Keterangan : Rata-rata yang diikuti notasi huruf (a,b,c) menunjukkan bedasignifikan pada uji Games Howell dengan taraf 0,05

Gambar 4.5 Diagram pengaruh variasi interaksi dosis dan frekuensi biofertilizer(1:15) terhadap jumlah bintil akar tanaman kacang hijau (Vignaradiata L.)

Keterangan : K-: Kontrol Negatif; K+: Kontrol Positif; P1a: Dosis 5 mLfrekuensi satu kali; P1b: Dosis 5 mL frekuensi dua kali; P1c: Dosis5 mL frekuensi tiga kali; P2a: Dosis 10 mL frekuensi satu kali;P2b: Dosis 10 mL frekuensi dua kali; P2c: Dosis 10 mL frekuensitiga kali; P3a: Dosis 15 mL frekuensi satu kali; P3b: Dosis 15 mLfrekuensi dua kali; P3c: Dosis 15 mL frekuensi tiga kali

P3a P3b P3c

Interaksi Dosis dan Frekuensi Pemupukan

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 70: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

55

4.1.5 Produktivitas jumlah polong tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)

Jumlah polong tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.) setelah panen

dilakukan pengamatan dan uji statistik untuk melihat pengaruh perlakuan

pemberian biofertilizer (1:15) dengan variasi interaksi dosis dan frekuensi.

Pengamatan dilakukan dengan cara menghitung banyaknya jumlah polong tiap

tanaman. Dari hasil pengamatan diuji normalitas menggunakan Kolmogorov

Smirnow, didapatkan nilai signifikasi tiap perlakuan p lebih dari 0,05 maka data

tersebut berdistribusi normal (lampiran 4). Hasil uji homogenitas menggunakan

Levene Test, jumlah polong pada variasi interaksi dosis dan frekuensi pemupukan

didapatkan nilai signifikasi 0,599 yang berarti data tersebut homogen. Selanjutnya

dilakukan uji ANOVA satu arah menunjukkan nilai signifikasi 0,000, artinya H0

ditolak yaitu terdapat pengaruh variasi interaksi dosis dan frekuensi terhadap

jumlah polong tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.). Kemudian dilakukan uji

Duncan untuk menunjukkan perbedaan antar perlakuan (lampiran 4). Berikut

disajikan tabel dan diagram jumlah polong tanaman kacang hijau pada variasi

interaksi dosis dan frekuensi biofertilizer (1:15).

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 71: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

56

Tabel 4.6 Rata-rata jumlah polong tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)

Perlakuan Rata-rata jumlah polong

K- 29,87±10,69ab

K+ 61,27±19,28d

P1a 31,67±13,83abc

P1b 41,53±11,54bc

P1c 27,53±10,81a

P2a 42,93±16,42c

P2b 38,73±12,95abc

P2c 38,53±16,93abc

P3a 35,80±15,16abc

P3b 31,80±15,25abc

P3c 42,93±15,23c

Keterangan : Rata-rata yang diikuti notasi huruf (a,b,c) menunjukkan bedasignifikan pada uji Duncan dengan taraf 0,05

Gambar 4.6 Diagram pengaruh variasi interaksi dosis dan frekuensi biofertilizer(1:15) terhadap jumlah polong tanaman kacang hijau (Vignaradiata L.)

Keterangan : K-: Kontrol Negatif; K+: Kontrol Positif; P1a: Dosis 5 mLfrekuensi satu kali; P1b: Dosis 5 mL frekuensi dua kali; P1c: Dosis5 mL frekuensi tiga kali; P2a: Dosis 10 mL frekuensi satu kali;P2b: Dosis 10 mL frekuensi dua kali; P2c: Dosis 10 mL frekuensitiga kali; P3a: Dosis 15 mL frekuensi satu kali; P3b: Dosis 15 mLfrekuensi dua kali; P3c: Dosis 15 mL frekuensi tiga kali

0102030405060708090

K- K+

Jum

lah

polo

ng

56

Tabel 4.6 Rata-rata jumlah polong tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)

Perlakuan Rata-rata jumlah polong

K- 29,87±10,69ab

K+ 61,27±19,28d

P1a 31,67±13,83abc

P1b 41,53±11,54bc

P1c 27,53±10,81a

P2a 42,93±16,42c

P2b 38,73±12,95abc

P2c 38,53±16,93abc

P3a 35,80±15,16abc

P3b 31,80±15,25abc

P3c 42,93±15,23c

Keterangan : Rata-rata yang diikuti notasi huruf (a,b,c) menunjukkan bedasignifikan pada uji Duncan dengan taraf 0,05

Gambar 4.6 Diagram pengaruh variasi interaksi dosis dan frekuensi biofertilizer(1:15) terhadap jumlah polong tanaman kacang hijau (Vignaradiata L.)

Keterangan : K-: Kontrol Negatif; K+: Kontrol Positif; P1a: Dosis 5 mLfrekuensi satu kali; P1b: Dosis 5 mL frekuensi dua kali; P1c: Dosis5 mL frekuensi tiga kali; P2a: Dosis 10 mL frekuensi satu kali;P2b: Dosis 10 mL frekuensi dua kali; P2c: Dosis 10 mL frekuensitiga kali; P3a: Dosis 15 mL frekuensi satu kali; P3b: Dosis 15 mLfrekuensi dua kali; P3c: Dosis 15 mL frekuensi tiga kali

K+ P1a P1b P1c P2a P2b P2c P3a

Interaksi Dosis dan Frekuensi Pemupukan

56

Tabel 4.6 Rata-rata jumlah polong tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)

Perlakuan Rata-rata jumlah polong

K- 29,87±10,69ab

K+ 61,27±19,28d

P1a 31,67±13,83abc

P1b 41,53±11,54bc

P1c 27,53±10,81a

P2a 42,93±16,42c

P2b 38,73±12,95abc

P2c 38,53±16,93abc

P3a 35,80±15,16abc

P3b 31,80±15,25abc

P3c 42,93±15,23c

Keterangan : Rata-rata yang diikuti notasi huruf (a,b,c) menunjukkan bedasignifikan pada uji Duncan dengan taraf 0,05

Gambar 4.6 Diagram pengaruh variasi interaksi dosis dan frekuensi biofertilizer(1:15) terhadap jumlah polong tanaman kacang hijau (Vignaradiata L.)

Keterangan : K-: Kontrol Negatif; K+: Kontrol Positif; P1a: Dosis 5 mLfrekuensi satu kali; P1b: Dosis 5 mL frekuensi dua kali; P1c: Dosis5 mL frekuensi tiga kali; P2a: Dosis 10 mL frekuensi satu kali;P2b: Dosis 10 mL frekuensi dua kali; P2c: Dosis 10 mL frekuensitiga kali; P3a: Dosis 15 mL frekuensi satu kali; P3b: Dosis 15 mLfrekuensi dua kali; P3c: Dosis 15 mL frekuensi tiga kali

P3a P3b P3c

Interaksi Dosis dan Frekuensi Pemupukan

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 72: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

57

4.1.6 Produktivitas berat polong tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)

Berat polong tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.) setelah panen

dilakukan pengamatan dan uji statistik untuk melihat pengaruh perlakuan

pemberian biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis dan frekuensi. Pengamatan

dilakukan dengan cara menimbang berat polong menggunakan timbangan digital

dengan nilai akurasi 0,1 g. Dari hasil pengamatan diuji normalitas menggunakan

Kolmogorov Smirnow, didapatkan nilai signifikasi tiap perlakuan p lebih dari 0,05

maka data tersebut berdistribusi normal (lampiran 4). Hasil uji homogenitas

menggunakan Levene Test, berat polong pada variasi interaksi dosis dan frekuensi

pemupukan didapatkan nilai signifikasi 0,692 yang berarti data tersebut homogen.

Selanjutnya dilakukan uji ANOVA satu arah menunjukkan nilai signifikasi 0,000,

artinya H0 ditolak yaitu terdapat pengaruh variasi interaksi dosis dan frekuensi

terhadap berat polong tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.). Kemudian

dilakukan uji Duncan untuk menunjukkan perbedaan antar perlakuan (lampiran

4). Berikut disajikan tabel dan diagram berat polong tanaman kacang hijau pada

variasi interaksi dosis dan frekuensi biofertilizer (1:15).

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 73: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

58

Tabel 4.7 Rata-rata berat polong tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)

Perlakuan Rata-rata berat polong (g)

K- 32,23±10,58abc

K+ 58,10±16,07d

P1a 28,59±11,26ab

P1b 38,95±10,75bc

P1c 24,32±8,98a

P2a 26,54±13,32bc

P2b 34,49±11,28abc

P2c 36,19±14,48bc

P3a 34,30±13,91abc

P3b 31,10±13,06abc

P3c 39,96±13,77c

Keterangan : Rata-rata yang diikuti notasi huruf (a,b,c) menunjukkan bedasignifikan pada uji Duncan dengan taraf 0,05

Gambar 4.7 Diagram pengaruh variasi interaksi dosis dan frekuensi biofertilizer(1:15) terhadap berat polong tanaman kacang hijau (Vigna radiataL.)

Keterangan : K-: Kontrol Negatif; K+: Kontrol Positif; P1a: Dosis 5 mLfrekuensi satu kali; P1b: Dosis 5 mL frekuensi dua kali; P1c: Dosis5 mL frekuensi tiga kali; P2a: Dosis 10 mL frekuensi satu kali;P2b: Dosis 10 mL frekuensi dua kali; P2c: Dosis 10 mL frekuensitiga kali; P3a: Dosis 15 mL frekuensi satu kali; P3b: Dosis 15 mLfrekuensi dua kali; P3c: Dosis 15 mL frekuensi tiga kali

01020304050607080

K- K+

Ber

at p

olon

g (g

)

58

Tabel 4.7 Rata-rata berat polong tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)

Perlakuan Rata-rata berat polong (g)

K- 32,23±10,58abc

K+ 58,10±16,07d

P1a 28,59±11,26ab

P1b 38,95±10,75bc

P1c 24,32±8,98a

P2a 26,54±13,32bc

P2b 34,49±11,28abc

P2c 36,19±14,48bc

P3a 34,30±13,91abc

P3b 31,10±13,06abc

P3c 39,96±13,77c

Keterangan : Rata-rata yang diikuti notasi huruf (a,b,c) menunjukkan bedasignifikan pada uji Duncan dengan taraf 0,05

Gambar 4.7 Diagram pengaruh variasi interaksi dosis dan frekuensi biofertilizer(1:15) terhadap berat polong tanaman kacang hijau (Vigna radiataL.)

Keterangan : K-: Kontrol Negatif; K+: Kontrol Positif; P1a: Dosis 5 mLfrekuensi satu kali; P1b: Dosis 5 mL frekuensi dua kali; P1c: Dosis5 mL frekuensi tiga kali; P2a: Dosis 10 mL frekuensi satu kali;P2b: Dosis 10 mL frekuensi dua kali; P2c: Dosis 10 mL frekuensitiga kali; P3a: Dosis 15 mL frekuensi satu kali; P3b: Dosis 15 mLfrekuensi dua kali; P3c: Dosis 15 mL frekuensi tiga kali

K+ P1a P1b P1c P2a P2b P2c P3a

Interaksi Dosis dan Frekuensi Pemupukan

58

Tabel 4.7 Rata-rata berat polong tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)

Perlakuan Rata-rata berat polong (g)

K- 32,23±10,58abc

K+ 58,10±16,07d

P1a 28,59±11,26ab

P1b 38,95±10,75bc

P1c 24,32±8,98a

P2a 26,54±13,32bc

P2b 34,49±11,28abc

P2c 36,19±14,48bc

P3a 34,30±13,91abc

P3b 31,10±13,06abc

P3c 39,96±13,77c

Keterangan : Rata-rata yang diikuti notasi huruf (a,b,c) menunjukkan bedasignifikan pada uji Duncan dengan taraf 0,05

Gambar 4.7 Diagram pengaruh variasi interaksi dosis dan frekuensi biofertilizer(1:15) terhadap berat polong tanaman kacang hijau (Vigna radiataL.)

Keterangan : K-: Kontrol Negatif; K+: Kontrol Positif; P1a: Dosis 5 mLfrekuensi satu kali; P1b: Dosis 5 mL frekuensi dua kali; P1c: Dosis5 mL frekuensi tiga kali; P2a: Dosis 10 mL frekuensi satu kali;P2b: Dosis 10 mL frekuensi dua kali; P2c: Dosis 10 mL frekuensitiga kali; P3a: Dosis 15 mL frekuensi satu kali; P3b: Dosis 15 mLfrekuensi dua kali; P3c: Dosis 15 mL frekuensi tiga kali

P3a P3b P3c

Interaksi Dosis dan Frekuensi Pemupukan

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 74: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

59

4.1.7 Produktivitas berat biji tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)

Berat biji tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.) setelah panen

dilakukan pengamatan dan uji statistik untuk melihat pengaruh perlakuan

pemberian biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis dan frekuensi. Pengamtan

dilakukan dengan cara menimbang berat biji yang sudah dikupas dari polongnya

menggunakan timbangan digital dengan nilai akurasi 0,1 g. Dari hasil pengamatan

diuji normalitas menggunakan Kolmogorov Smirnow, didapatkan nilai signifikasi

tiap perlakuan p lebih dari 0,05 maka data tersebut berdistribusi normal (lampiran

4). Hasil uji homogenitas menggunakan Levene Test, berat biji pada variasi

interaksi dosis dan frekuensi pemupukan didapatkan nilai signifikasi 0,573 yang

berarti data tersebut homogen. Selanjutnya dilakukan uji ANOVA satu arah

menunjukkan nilai signifikasi 0,000, artinya H0 ditolak yaitu terdapat pengaruh

variasi interaksi dosis dan frekuensi terhadap berat biji tanaman kacang hijau

(Vigna radiata L.). Kemudian dilakukan uji Duncan untuk menunjukkan

perbedaan antar perlakuan (lampiran 4). Berikut disajikan tabel dan diagram berat

biji tanaman kacang hijau pada variasi interaksi dosis dan frekuensi biofertilizer

(1:15) beserta nilai efektivitas tiap perlakuan.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 75: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

60

Tabel 4.8 Rata-rata berat biji tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.) padavariasi interaksi dosis dan frekuensi pemupukan serta nilai efektifitas

Perlakuan Rata-rata berat biji (g) Nilai Efektifitas (%)

K- 22,48±7,09abc -K+ 39,97±8,63d -P1a 19,65±8,95ab – 16,16P1b 28,14±8,39c 32,37P1c 17,03±6,70a – 31,19P2a 25,41±10,12bc 16,74P2b 25,75±8,09bc 18,72P2c 25,99±11,13bc 20,05P3a 24,79±10,38bc 13,19P3b 22,50±9,75abc 0,11P3c 29,14±10,70c 38,09

Keterangan : Rata-rata yang diikuti notasi huruf (a,b,c) menunjukkan bedasignifikan pada uji Duncan dengan taraf 0,05; Nilai efektifitasdihitung dari rumus RAE (lampiran 5)

Gambar 4.8 Diagram pengaruh variasi interaksi dosis dan frekuensi biofertilizer(1:15) terhadap berat biji tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)

Keterangan : K-: Kontrol Negatif; K+: Kontrol Positif; P1a: Dosis 5 mLfrekuensi satu kali; P1b: Dosis 5 mL frekuensi dua kali; P1c: Dosis5 mL frekuensi tiga kali; P2a: Dosis 10 mL frekuensi satu kali;P2b: Dosis 10 mL frekuensi dua kali; P2c: Dosis 10 mL frekuensitiga kali; P3a: Dosis 15 mL frekuensi satu kali; P3b: Dosis 15 mLfrekuensi dua kali; P3c: Dosis 15 mL frekuensi tiga kali

0

10

20

30

40

50

60

K- K+

Ber

at B

iji (

g)

60

Tabel 4.8 Rata-rata berat biji tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.) padavariasi interaksi dosis dan frekuensi pemupukan serta nilai efektifitas

Perlakuan Rata-rata berat biji (g) Nilai Efektifitas (%)

K- 22,48±7,09abc -K+ 39,97±8,63d -P1a 19,65±8,95ab – 16,16P1b 28,14±8,39c 32,37P1c 17,03±6,70a – 31,19P2a 25,41±10,12bc 16,74P2b 25,75±8,09bc 18,72P2c 25,99±11,13bc 20,05P3a 24,79±10,38bc 13,19P3b 22,50±9,75abc 0,11P3c 29,14±10,70c 38,09

Keterangan : Rata-rata yang diikuti notasi huruf (a,b,c) menunjukkan bedasignifikan pada uji Duncan dengan taraf 0,05; Nilai efektifitasdihitung dari rumus RAE (lampiran 5)

Gambar 4.8 Diagram pengaruh variasi interaksi dosis dan frekuensi biofertilizer(1:15) terhadap berat biji tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)

Keterangan : K-: Kontrol Negatif; K+: Kontrol Positif; P1a: Dosis 5 mLfrekuensi satu kali; P1b: Dosis 5 mL frekuensi dua kali; P1c: Dosis5 mL frekuensi tiga kali; P2a: Dosis 10 mL frekuensi satu kali;P2b: Dosis 10 mL frekuensi dua kali; P2c: Dosis 10 mL frekuensitiga kali; P3a: Dosis 15 mL frekuensi satu kali; P3b: Dosis 15 mLfrekuensi dua kali; P3c: Dosis 15 mL frekuensi tiga kali

K+ P1a P1b P1c P2a P2b P2c P3a

Interaksi Dosis dan Frekuensi Pemupukan

60

Tabel 4.8 Rata-rata berat biji tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.) padavariasi interaksi dosis dan frekuensi pemupukan serta nilai efektifitas

Perlakuan Rata-rata berat biji (g) Nilai Efektifitas (%)

K- 22,48±7,09abc -K+ 39,97±8,63d -P1a 19,65±8,95ab – 16,16P1b 28,14±8,39c 32,37P1c 17,03±6,70a – 31,19P2a 25,41±10,12bc 16,74P2b 25,75±8,09bc 18,72P2c 25,99±11,13bc 20,05P3a 24,79±10,38bc 13,19P3b 22,50±9,75abc 0,11P3c 29,14±10,70c 38,09

Keterangan : Rata-rata yang diikuti notasi huruf (a,b,c) menunjukkan bedasignifikan pada uji Duncan dengan taraf 0,05; Nilai efektifitasdihitung dari rumus RAE (lampiran 5)

Gambar 4.8 Diagram pengaruh variasi interaksi dosis dan frekuensi biofertilizer(1:15) terhadap berat biji tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)

Keterangan : K-: Kontrol Negatif; K+: Kontrol Positif; P1a: Dosis 5 mLfrekuensi satu kali; P1b: Dosis 5 mL frekuensi dua kali; P1c: Dosis5 mL frekuensi tiga kali; P2a: Dosis 10 mL frekuensi satu kali;P2b: Dosis 10 mL frekuensi dua kali; P2c: Dosis 10 mL frekuensitiga kali; P3a: Dosis 15 mL frekuensi satu kali; P3b: Dosis 15 mLfrekuensi dua kali; P3c: Dosis 15 mL frekuensi tiga kali

P3a P3b P3c

Interaksi Dosis dan Frekuensi Pemupukan

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 76: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

61

4.2 Pembahasan

4.2.1 Pertumbuhan tinggi batang tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)

Pertumbuhan merupakan peningkatan tinggi tanaman, panjang, lebar, dan

luas daun, serta berat kering masing-masing organ yang meliputi akar, batang,

daun, dan buah (Noggle dan Fritz, 1983). Pertambahan tinggi tanaman merupakan

bentuk peningkatan pembelahan sel-sel akibat adanya asimilat yang meningkat

(Harjanti, et al., 2014). Parameter tinggi batang diukur secara berkala pada saat

tanaman berumur 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 minggu setelah tanam. Pada hasil

pertumbuhan tinggi batang tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.) pada umur

satu sampai enam minggu setelah tanam, menunjukkan pertumbuhan yang terus

meningkat atau linier yang ditunjukan pada grafik gambar 4.1. Pertumbuhan

tertinggi tinggi batang tanaman kacang hijau terdapat pada perlakuan K+

(pemberian pupuk kimia) yaitu sebesar 63,70 cm, hal tersebut berarti bahwa

perlakuan K+ lebih baik dibandingkan dengan perlakuan biofertilizer (1:15).

Analisis data secara statistik pada data pertumbuhan tinggi batang akhir,

diketahui bahwa biofertilizer (1:15) berpengaruh terhadap pertumbuhan tinggi

batang tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.). Meskipun pada pengamatan,

perlakuan K+ menunjukkan hasil yang lebih tinggi dibandingkan pemberian

biofertilizer (1:15), namun pada uji lanjutan dapat diketahui bahwa perlakuan P3a,

P3b, dan P3c yang merupakan perlakuan dengan pemberian biofertilizer (1:15)

yaitu dosis 15 mL dengan frekuensi pemberian secara berurutan yaitu tiga kali,

dua kali, dan satu kali, menunjukkan nilai yang tidak signifikan terhadap

perlakuan K+. Hal itu berarti ketiga perlakuan biofertilizer (1:15) tersebut tidak

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 77: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

62

memiliki beda nyata terhadap perlakuan K+ (pemberian pupuk kimia) atau bisa

juga berarti pertumbuhan tinggi batang antara perlakuan K+ (pemberian pupuk

kimia) dan perlakuan biofertilizer (1:15) pada dosis 15 mL memiliki hasil yang

hampir sama. Sesuai dengan penelitian Chusnia (2012) yang menunjukkan hasil

pemberian pupuk hayati pada konsentrasi 15 mL dengan tiga kali pemupukan per

tanaman memberikan nilai tertinggi pada tinggi batang tanaman kacang hijau

(Vigna radiata L.) yang ditanaman pada media tanam berupa tanah dalam

polybag.

Menurut Champbell et al. (2003), biofertilizer mampu menyediakan unsur

hara yang dibutuhkan oleh tanaman seperti N, P, dan K. Menurut Meirina (2011),

unsur N, P, dan K diserap oleh tanaman dan digunakan untuk proses metabolisme

di dalam tanaman tersebut. Suplai hara yang cukup membantu terjadinya proses

fotosintesis dalam tanaman menghasilkan senyawa organik yang akan diubah

dalam bentuk ATP saat berlangsungnya respirasi, selanjutnya ATP ini digunakan

untuk membantu pertumbuhan tanaman.

Unsur N (Nitrogen) merupakan unsur hara utama bagi pertumbuhan

tanaman, yang pada umumnya sangat diperlukan untuk pembentukan atau

pertumbuhan bagian-bagian vegetatif tanaman seperti daun, batang, dan akar

(Chusnia, 2012).

Unsur P (Fosfor) merupakan bagian dari protoplasma dan inti sel yang

berperan penting dalam pembelahan sel, demikian pula bagi perkembangan

jaringan meristem, pertumbuhan jaringan muda dan akar, mempercepat

pembungaan dan pemasakan buah (Chusnia, 2012).

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 78: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

63

Unsur K (Kalium) sangat penting dalam proses metabolisme tanaman,

kalium juga penting di dalam proses fotosintesis karena bila kalium kurang pada

daun maka kecepatan asimilasi CO2 akan menurun, meningkatkan resistensi

terhadap penyakit dan meningkatkan kualitas biji atau buah (Jumani dalam

Chusnia 2012).

Perlakuan biofertilizer (1:15) lainnya yaitu P1a, P1b, P1c, P2a, P2b, dan

P2c menunjukkan hasil yang signifikan terhadap perlakuan K+ (pemberian pupuk

kimia), yang berarti bahwa keenam perlakuan biofertilizer (1:15) tersebut berbeda

nyata terhadap K+ (pemberian pupuk kimia). Selain itu, pertumbuhan tinggi

batang tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.) terendah terdapat pada perlakuan

K- (tanpa pemberian pupuk, hanya air) dengan rata-rata sebesar 43,87 cm, yang

berarti bahwa tanaman kacang hijau tanpa pemberian pupuk memiliki

pertumbuhan yang kurang baik jika dibandingkaan dengan tanaman kacang hijau

yang diberi biofertilizer (1:15) dan pupuk kimia. Menurut Nyoman (2002), ketika

suatu tanaman mengalami kekurangan hara, gejala yang terlihat meliputi

terhambatnya pertumbuhan akar, batang, dan daun, sehingga hasil yang diperoleh

akan turun.

Selain faktor tersedianya hara mineral, pertumbuhan dan perkembangan

tanaman juga dipicu oleh faktor lain, salah satunya adalah fitohormon yang

dihasilkan baik dari mikroba tanam maupun biofertilizer. Fitohormon yang

berasal dari inokulan berperan meregulasi pertumbuhan bibit (Chusnia, 2012). Hal

tersebut diperkuat oleh Maslahatin (2013) yang menyatakan bahwa formulasi

biofertilizer yang salah satunya terdiri atas Azotobacter sp. merupakan salah satu

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 79: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

64

rhizobakteria yang dikenal sebagai PGPR (Plant Growt Promoting Rhizobacteria)

yaitu bakteri yang dapat merangsang pertumbuhan tanaman karena mampu

memfiksasi nitrogen dan memproduksi fitohormon, antara lain auksin (IAA),

sitokini, dan giberelin (GA).

Auksin atau yang bisa disebut dengan asam indolasetat (IAA) merupakan

hormon yang memacu pemanjangan potongan akar atau bahkan akar secara utuh,

membantu pertumbuhan kuncup atau daun muda, dan berfungsi sebagai herbisisda

bagi gulma pengganggu (Salisbury dan Ross, 1995).

Sitokinin merupakan hormon yang memacu pembelahan sel dan

pertumbuhan organ, menunda penuaan dan meningkatkan aktivitas wadah

penampungan hara, memacu perkembangan kuncup samping tumbuhan dikotil,

serta memacu pembesaran sel pada kotiledon dan daun tumbuhan dikotil

(Salisbury dan Ross, 1995).

Giberelin atau yang bisa disebut dengan asam giberelat (GA) merupakan

hormon yang membantu memacu perkecambahan biji dorman dan pertumbuhan

kuncup dorman, mendorong pembungaan, membantu pengangkutan makanan dan

unsur mineral dalam sel, serta membantu pertumbuhan buah. Namun fungsi utama

dari giberelin adalah membantu pertumbuhan pajang batang bahkan membantu

pertumbuhan tanaman secara keseluruhan, termasuk daun dan akar (Salisbury dan

Ross, 1995).

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 80: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

65

4.2.2 Pertumbuhan jumlah daun tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)

Secara umum pertumbuhan diartikan sebagai pertambahan jumlah dan

massa sel sehingga pertumbuhan tanaman identik dengan pertambahan tinggi

tanaman. Selain itu, pertumbuhan tanaman erat kaitannya dengan bertambahnya

jumlah daun (Nitasari, 2016). Oleh karena itu, selain mengukur tinggi batang

tanaman, maka ada pula parameter yang digunakan untuk pengamatan

pertumbuhan yaitu jumlah daun. Pada penelitian, pertumbuhan jumlah daun pada

umur satu sampai enam minggu menunjukkan pertumbuhan yang terus meningkat

atau linier yang terlihat pada grafik gambar 4.2. Pertumbuhan jumlah daun

tertinggi terdapat pada perlakuan P3c, P3b, dan P3a (pemberian biofertilizer

(1:15) dengan dosis 15 mL dan frekuensi berturut-turut yaitu tiga, dua, dan satu

kali) dengan rata-rata sama sebesar 51,20 helai, hal tersebut berarti bahwa pada

parameter jumlah daun, perlakuan biofertilizer (1:15) menunjukkan hasil yang

lebih baik jika dibandingkan dengan K+ (kontrol positif, pemberian pupuk kimia)

dan K- (tanpa pemberian pupuk, hanya air) yang memiliki jumlah daun dengan

rata-rata terendah yaitu 29,80 helai.

Pada analisis data parameter jumlah daun secara statistik, dapat diketahui

bahwa hasil pertumbuhan jumlah daun pada perlakuan biofertilizer (1:15) yang

terdiri atas P1a, P1c, P2a, P2b, P2c dan perlakuan K+ (pemberian pupuk kimia)

tidak signifikan terhadap perlakuan P3c, P3b, dan P3a yang memiliki rata-rata

jumlah daun tertinggi, hal tersebut berarti bahwa pada perlakuan tersebut

menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata pada pertumbuhan jumlah daun

tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.). Sedangkan pada perlakuan P1b

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 81: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

66

(pemberian biofertilizer 5 mL, frekuensi dua kali) dan perlakuan K- (tanpa

pemberian pupuk, hanya air) menunjukkan hasil yang signifikan yang berarti

bahwa perlakuan P1b dan K- berbeda nyata terhadap perlakuan P3c, P3b, dan

P3a.

Jumlah daun yang semakin banyak merupakan perwujudan pertumbuhan

yang baik, namun hal itu juga dapat mempengaruhi produktivitas tanaman.

Haryono (2012) menyatakan bahwa jumlah daun yang semakin banyak atau

semakin rimbun pada tanaman memungkinkan terjadinya penaungan di antara

daun yang ada. Adanya daun yang saling menaungi menyebabkan tidak semua

daun yang ada dapat menangkap cahaya matahari, selanjutnya akan berpengaruh

pada proses fotosintesis dan pada akhirnya akan mempengaruhi hasil fotosintesis.

Dengan kata lain, apabila jumlah daun meningkat justru dapat menurunkan hasil

tanaman.

4.2.3 Pertumbuhan bintil akar tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)

Data pertumbuhan tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.) dengan

parameter jumlah bintil akar menunjukkan nilai tertinggi pada perlakuan P3c yaitu

pemberian biofertilizer (1:15) pada dosis 15 mL dengan frekuensi tiga kali dengan

rata-rata sebesar 4,60 dan rata-rata terendah pada perlakuan K- (tanpa pemberian

pupuk) yaitu sebesar 0,60. Pada analisis data statistik, pertumbuhan bintil akar

pada perlakuan P3c memiliki hasil yang tidak signifikan atau tidak berbeda nyata

terhadap perlakuan P1c, P2a, P2b, P2c, P3a, dan P3b, sedangkan signifikan atau

berbeda nyata terhadap perlakuan P1a, P1b, K- dan K+. Tingginya rata-rata bintil

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 82: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

67

akar pada perlakuan P3c menunjukkan bahwa kemampuan penyerapan unsur N

pada P3c lebih baik dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Gibson dalam

Risnawati (2010) menyatakan bahwa pembentukan bintil akar yang baik dari hasil

penambatan N pada akar tanaman legum merupakan suatu rangkaian yang

komplek dari proses fisiologi yang meliputi interaksi antara tanaman inang

dengan mikroba yang diinokulasikan. Sedangkan pada perlakuan biofertilizer

(1:15) seperti P1a, P1b, P1c, P2a, P2b, P2c, P3a, dan P3b memiliki nilai yang

lebih tinggi dibandingkan dengan K- (tanpa pemberian pupuk) dan K+

(pemberian pupuk kimia), hal tersebut berarti bintil akar tanaman kacang hijau

yang diberi perlakuan biofertilizer (1:15) memiliki pertumbuhan bintil akar yang

lebih baik karena mengandung mikroba yang dapat memicu terbentuknya bintil

akar terutama mikroba Rhizobium sp.. Didukung penelitian oleh Dellapierre dan

Anandaraj (2010) pada tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.) di India, yang

menyatakan bahwa efek kombinasi antara inokulan Rhizobium sp., Pseudomonas

fluorescens, dan Bacillus megaterium dapat meningkatkan pertumbuhan,

pembentukan bintil, dan berat basah tanaman kacang hijau dibandingkan dengan

kontrol yang tidak diberi inokulan.

Selain penjelasan di atas, perbedaan hasil bintil akar pada pemberian

biofertilizer (1:15) yang lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol positif juga

dapat disebabkan oleh cara pemupukan yang berbeda. Pada perlakuan K+

(pemberian pupuk kimia) yang mengandung unsur N, P dan K dilakukan dengan

menyemprotkan pupuk langsung pada organ tanaman seperti daun dan batang,

sedangkan pemberian biofertilizer (1:15) dilakukan dengan cara memberikan

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 83: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

68

pupuk langsung pada bagian pangkal batang atau area di sekitar akar tanaman,

sehingga mikroba yang terkandung dalam biofertilizer (1:15) dapat hidup dan

berasosiasi serta bersimbiosis dengan akar tanaman yang kemudian membentuk

bintil akar.

4.2.4 Produktivitas tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)

Data produktivitas tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.) dengan

parameter jumlah polong, berat polong, dan berat biji menunjukkan nilai tertinggi

pada perlakuan K+ (pemberian pupuk kimia). Berdasarkan analisis data secara

statistik, menunjukkan bahwa nilai K+ (pemberian pupuk kimia) signifikan

terhadap perlakuan lainnya, hal tersebut berarti perlakuan K+ (pemberian pupuk

kimia) memiliki beda nyata terhadap perlakuan biofertilizer (1:15) dan kontrol

negatif. Perlakuan biofertilizer (1:15) yang terdiri atas P1b, P2a, P2b, P2c, P3a,

P3b dan P3c memiliki rata-rata hasil produktivitas di atas K- (tanpa pemberian

pupuk, hanya air). Berbeda lagi dengan perlakuan P1a dan P1c (biofertilizer

(1:15) 3 mL, frekuensi berturut-turut satu dan tiga kali) yang memiliki nilai lebih

rendah dari perlakuan K- (tanpa pemberian pupuk, hanya air).

Hasil yang menunjukkan tingginya produktivitas pada kontrol positif dan

rendahnya produktivitas pada perlakuan biofertilizer (1:15 dapat disebabkan

karena menurut Lingga (2000) terdapat keuntungan dari penggunaan pupuk kimia,

pupuk kimia dapat terukur dengan tepat karena umumnya takaran haranya sesuai.

Selain itu, kebutuhan tanaman akan hara dapat dipenuhi dengan perbandingan

yang tepat.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 84: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

69

Pada K+ yang dilakukan pemberian pupuk kimia, diketahui sudah tersedia

unsur hara yang dibutuhkan tanaman secara langsung berupa unsur N, P, dan K,

sedangkan pada biofertilizer (1:15) unsur hara tidak tersedia secara langsung

melainkan terlebih dahulu diolah oleh mikroba yang terkandung di dalamnya.

Sebagai contoh unsur N (nitrogen) yang berfungsi membantu pertumbuhan dan

produktivitas tanaman, awalnya tersedia melimpah di udara dalam bentuk N2

kemudian difiksasi oleh mikroba pemfiksasi nitrogen terlebih dahulu baik oleh

mikroba yang berasosiasi maupun yang bersimbiosis dengan tanaman (Rai, 2006).

Maka dari itu, produktivitas pada pemberian pupuk kimia menunjukkan hasil

yang lebih tinggi dibandingkan dengan pemberian biofertilizer (1:15) terlebih lagi

pada tanaman tanpa pemberian pupuk. Berdasarkan penelitian Ariani (2012), pada

pertumbuhan dan hasil produksi tanaman kacang tanah, pengaruh konsentrasi

pemberian pupuk kimia memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan pupuk

hayati pada konsentrasi 5 mL dan 10 mL.

Cara pemberian pupuk biofertilizer (1:15) dan pupuk kimia yang berbeda

juga dapat menjadi faktor yang mempengaruhi produktivitas. Perlakuan K+ yang

berasal dari pupuk kimia di aplikasikan dengan cara penyemprotan pada daun atau

pemupukan lewat daun, dapat membantu dalam menanggulangi gejala karena

defisiensi unsur mikronutrien atau unsur lain dalam jumlah kecil, sedangkan unsur

N dengan segera dapat diserap oleh daun tanaman tertentu (Tjitrosomo et al.,

1987). Hal tersebut menunjukkan bahwa ketersediaan unsur hara bagi

pertumbuhan dan produktivitas tanaman sangat berpengaruh. Meskipun pupuk

kimia mudah larut sehingga lebih cepat diserap oleh tanaman dan pengaruhnya

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 85: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

70

langsung dapat terlihat pada tanaman, tetapi pemakaian pupuk kimia secara terus

menerus dapat meninggalkan residu sehingga dapat merusak lingkungan (Lingga,

2000).

Menurut Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Timur No.47/07/35/Th.XIII,

produktivitas kacang hijau pada tahun 2015 sebesar 11,89 ku/ha yang kemudian

dikonversikan dalam ton menjadi 1,19 ton/ha (Anonim, 2015). Sedangkan

produktivitas kacang hijau pada media tanah dalam polybag oleh Chusnia (2012)

pada perlakuan dengan hasil tertinggi menunjukkan produktivitas sebesar 9 ku/ha

yang kemudian dikonversikan dalam ton menjadi 0,9 ton/ha. Jika dibandingkan

dengan produktivitas kacang hijau hasil penelitian ini yang kemudian

dikonversikan menjadi ton per hektar (Lampiran 6) menunjukkan bahwa semua

perlakuan biofertilizer (1:15) memiliki produktivitas yang jauh lebih tinggi yaitu

sebagai contoh pada perlakuan biofertilizer (1:15) dengan dosis 15 dan frekuensi

pemberian tiga kali yang menunjukkan nilai produktivitas sebesar 21,9 ton/ha. Hal

tersebut dapat dipengaruhi faktor internal dan faktor eksternal yang mendukung

pertumbuhan kacang hijau menjadi lebih baik.

Menurut Taufika (2010), selain faktor internal dalam tanaman, ada pula

faktor eksternal atau lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan suatu tanaman

meliputi iklim dan tanah yang digunakan sebagai media tanam atau sebagai

tempat budidaya. Chusnia (2012) berpendapat bahwa menanam di polybag

memiliki produktivitas yang tidak maksimal seperti di lahan karena media tanam

akan terkuras atau berkurang unsur organiknya, drainase dan aerasi juga kurang

efektif. Sedangkan Isroi (2008) berpendapat bahwa biofertilizer memiliki

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 86: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

71

keefektifan yang spesifik terhadap daerah tempat budidaya karena mikroba yang

terkandung di dalam biofertilizer sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan

biotik maupun abiotik, sehingga biofertilizer yang cocok di daerah sub tropis

belum tentuk efektif di daerah tropis.

4.2.5 Efektivitas formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) terhadap

produktivitas tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)

Pengujian efektivitas biofertilizer dilakukan untuk mengetahui kualitas

dari pupuk yang telah dibuat. Efektivitas dari suatu biofertilizer dalam

meningkatkan pertumbuhan dan produktivitas tanaman sangat tergantung pada

keunggulan karakter fungsional, kepadatan populasi, kecocokannya dengan

tanaman inang, dan daya saing inokulan (Husen, 2009). Sedangkan menurut

Saraswati (2007), efektivitas biofertilizer merupakan salah satu upaya untuk

mencapai renewable input dalam sistem pertanian berkelanjutan dengan

memelihara kesehatan dan kualitas tanah dan mengurangi ketergantungan pupuk

kimia melalui proses biologi.

Pada pengukuran kuantitas mikroba dalam biofertilizer, diketahui mikroba

golongan pemfiksasi nitrogen yang dianalisis menggunakan media spesifik Nfb

semisolid dengan metode MPN menunjukkan jumlah sebanyak 1100 sel/100 mL,

mikroba golongan pelarut fosfat yang dianalisis menggunakan media spesifik

Pikovskaya menunjukkan jumlah mikroba sebanyak 6,6 x 106 CFU/mL, dan

mikroba golongan pendegradasi bahan organik yang dianalisis menggunakan

media spesifik CMC menunjukkan jumlah mikroba sebanyak 12,3 x 106 CFU/mL

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 87: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

72

(selengkapnya lihat lampiran 1). Sholichah (2016) menyatakan bahwa persyaratan

teknik minimal pupuk hayati majemuk cair harus mengandung mikroba sebanyak≥ 107 CFU/mL sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor

70/Permentan/S.R.140/10/2011, sedangkan menurut Andriyani (2013)

menyatakan bahwa standar baku untuk biofertilizer adalah > 106 CFU/mL.

Pada penelitian ini, menunjukkan bahwa biofertilizer (1:15) tidak

menghasilkan keefektivan apabila diaplikasikan terhadap tanaman kacang hijau

(Vigna radiata L.) jika dibandingkan dengan pupuk kimia karena hasil nilai RAE

kurang dari 100% (penghitungan RAE dapat dilihat pada lampiran 5).

Keberhasilan inokulasi pupuk hayati dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan

ditentukan oleh mutu inokulan (Saraswati, 1999). Menurut Simanungkalit et al.

(2009), beberapa karakteristik mikroba yang menentukan suatu mutu pupuk hayati

antara lain adalah jumlah populasi, keefektifan, bahan pembawa (carrier), dan

masa kadaluwarsa. Berkaitan dengan faktor populasi mikroba, mikroba yang

terkandung dalam biofertilizer sebelum pengenceran memiliki jumlah yang

mendekati batas minimum yaitu 106, dan saat akan diaplikasikan ke tanaman

kacang hijau terlebih dahulu dilakukan pengenceran menggunakan air dengan

perbandingan 1:15, maka dari itu hasil pada perlakuan biofertilizer (1:15) kurang

efektif jika diaplikasikan pada tanaman kacang hijau. Berbeda dengan penelitian

Chusnia (2012) yang menunjukkan hasil aplikasi biofertilizer tanpa diencerkan

dengan air dengan dosis 15 mL dan frekuensi pemberian sebanyak tiga kali yang

efektif terhadap tanaman kacang hijau pada media tanam berupa tanah pada

polybag dengan nilai RAE sebesar 347,37%.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 88: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

73

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dalam interaksi

variasi dosis dan frekuensi yang berbeda berpengaruh terhadap

pertumbuhan tanaman kacang hijau. Tinggi batang dengan rata-rata

tertinggi pada perlakuan pupuk kimia sebesar 63,70 cm, jumlah daun

dengan rata-rata tertinggi pada perlakuan biofertilizer (1:15) dengan dosis

15 mL sebesar 51,20 helai, serta bintil akar dengan rata-rata tertinggi pada

perlakuan biofertilizer (1:15) dosis 15 mL dan frekuensi tiga kali sebesar

4,60.

2. Pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dalam interaksi

variasi dosis dan frekuensi yang berbeda berpengaruh terhadap

produktivitas tanaman kacang hijau dengan rata-rata tertinggi pada

perlakuan pupuk kimia pada parameter yang terdiri atas jumlah polong

sebesar 61,27, berat polong sebesar 58,10 g, dan berat biji sebesar 39,97 g.

3. Nilai Relative Agronomic Efectivity (RAE) formulasi pengenceran

biofertilizer (1:15) pada produksi tanaman kacang hijau menunjukkan nilai

kurang dari 100% yang berarti formulasi pengenceran biofertilizer (1:15)

kurang efektif terhadap produktivitas tanaman kacang hijau.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 89: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

74

5.2 Saran

1. Dalam penelitian ini formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) kurang

efektif untuk meningkatkan produktivitas tanaman kacang hijau (Vigna

radiata L.), maka dari itu perlu dilakukan penelitian mengenai pemberian

biofertilizer tanpa pengenceran maupun pengenceran yang lebih kecil

untuk mengetahui pengaruhnya terhadap tanaman kacang hijau pada lahan

sawah agar dapat meningkatkan produktivitas.

2. Perlakuan yang tidak sama antara kontrol positif dan perlakuan

biofertilizer (1:15) menjadi salah satu faktor perbedaan hasil produktivitas

kacang hijau, maka perlu dilakukan penelitian dengan pola pemupukan

yang sama antara perlakuan pupuk kimia sebagai kontrol positif dan

perlakuan biofertilizer (1:15).

3. Meskipun dalam penelitian ini pengenceran biofertilizer (1:15) kurang

efektif untuk meningkatkan produktivitas kacang hijau dibandingkan

pupuk kimia, tapi hasil produktivitas yang dikonversikan dalam satuan

ton/ha menunjukkan bahwa biofertilizer (1:15) menghasilkan produktivitas

yang lebih baik dibandingkan dengan data produktivitas kacang hijau di

Jawa Timur dan produktivitas kacang hijau pada media polybag, sehingga

biofertilizer (1:15) dapat diaplikasikan pada tanaman kacang hijau di lahan

sawah.

4. Dalam penelitian ini pengenceran biofertilizer (1:15) kurang efektif untuk

meningkatkan produktivitas tanaman kacang hijau, tapi mampu

meningkatkan pertumbuhan jumlah daun kacang hijau, maka dari itu perlu

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 90: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

75

dilakukan penelitian aplikasi pengenceran biofertilizer (1:15) terhadap

tanaman lain khususnya tanaman yang dengan produktivitas berupa daun.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 91: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

DAFTAR PUSTAKA

Achyad, D. E., dan R. Rasyidah. 2006. Jamu Isi Kacang Hijau (Phaseolusradiatus). Diakses di http://www.asiamaya.com/ jamu/ isi/ kacang/ hijau/phaseolus radiatus. htm pada Selasa 17 November 2015.

Adisarwanto. 2005. Kedelai. Penebar Swadaya. Jakarta.

Akbari, G. A., S. M. Arab, H. A. Alikhani, I. Allahdadi, and M. H. Arzanesh.2007. Isolation and Selection on Indigenous Azospirillum spp. and IAA ofSuperior strain on Wheat Roots. World Journal of Agricultural. Vol 3.Halaman 523-529.

Alexandre, Gladys, R. Rohr, dan R. Bally. 1999. A Phase Variant of Azospirillumlipoferum Lacks a Polar Flagellum and Constitutively ExpressesMachanosensing Lateral Flagella. Journal American Society forMicrobiology. Departement of Microbiology and Molecular GeneticsLoma Linda University. Loma Linda.

Andrea. 2014. Cara Penggunaan Pupuk Organik Cair yang Benar. Diakses dihttp://pupuklopedia.blogspot.com/2014/07/cara-penggunaan-pupuk-organik-cair-yang.html pada 23 Juli 2016.

Andrianto, T.T. dan N. Indarto. 2004. Budidaya dan Analisis Usaha Tani Kedelai,Kacang Hijau, Kacang Panjang. Yogyakarta: Absolut.

Andriyani, Ika. 2013. Aplikasi Biofertilizer terhadap Pertumbuhan dan ProduksiTanaman Sawi Hijau (Brassica rapa L.). Skripsi. Program Studi BiologiDepartemen Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga.Surabaya.

Anonim. 2015. Produksi Padi dan Palawija. Berita Resmi Statistik Provinsi JawaTimur. No 22. Halaman 12.

Anonim. 2015. Klasifikasi dan Ciri-ciri Morfologi Kacang Hijau. MenteriPertanian. Diakses di http://www.menteripertanian.com./klasifikasi-dan-ciri-ciri-morfologi-kacang-hijau/ pada Rabu 18 November 2015.

Anonim. 2005. Teknik Budi Daya Kacang Hijau. Malang: Balai PenelitianTanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian.

Anonim. 2011. Arti dan Peran Pupuk Organik Khususnya Pupuk Hayati(Biofertilizer). Diakses di http://binaukm.com/2011/08/arti-dan-peran-pupuk-organik-khususnya-pupuk-hayati-bio-fertilizer/ pada Rabu 18November 2015.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 92: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

Anonim. 2015. Pengertian dan Fungsi Pupuk Hayati. Diakses dialamtani.com/pupuk-hayati.html pada Rabu 20 Juli 2016.

Ariaini, Neichita Ayu. 2012. Pengaruh Pemberian Pupuk Hayati terhadapPertumbuhan dan Hasil Produksi Tanaman Kacang Hijau (Arachishypogaea). Skripsi. Program Studi Biologi Departemen Biologi FakultasSains dan Teknologi Universitas Airlangga. Surabaya.

Arifiyah. 2007. Pengaruh Pemberian Ekstrak Biji Jintan Hitam (Nigella sativa)terhadap Jumlah Trombosit Tikus Wistar yang Diberi Metotreksat. ArtikelKarya Tulis Ilmiah. Program Pendidikan Sarjana Fakultas KedokteranUniversitas Diponegoro. Semarang. Halaman 7.

Aryantha, P. I. Nyoman, Dian P. dan Nurmi P. 2004. Potensi Isolat BakteriPenghasil IAA dalam Peningkatan Pertumbuhan Kecambah Kacang Hijaupada Kondisi Hidroponik. Jurnal Mikrobiologi Indonesia. Vol 9 (12).Halaman 43-46.

Astawan, M. 2009. Sehat dengan Hidangan Kacang dan Biji-bijian . Jakarta:Penebar Swadaya. Halaman 33.

Ballesta, I. 2010. Saccharomyces cerevisiae. Diakses dihttps://microbewiki.kenyon.edu/index.php/Saccharomyces_cerevisiaepada Selasa 3 November 2015.

Benito, A. K., Yuli A. H, Eluis T. M, dan Ellin Harlia. 2013. Pemanfaatan FesesSapi Perah menjadi Pupuk Cair dengan Penambahan Saccharomycescerevisiae. Jurnal Ilmu Ternak. Vol 13 (2). Fakultas PeternakanUniversitas Padjadjaran. Bandung.

Bimasri, John. 2014. Peningkatan Produksi Tanaman Kacang Hijau (Vigna radiataL.) di Tanah Gambut melalui Pemberian Pupuk N dan P. ProsidingSeminar Nasional Lahan Subotimal. Fakultas Pertanian Universitas MusiRawas. Lubuklinggau. Halaman 614.

Bronze, M., Vilas-Boas L., Catulo L., dan Peres C. 2008. Use of Lactobacillusplantarum in Treathments of Olive Mill Wastewater. Journal Acta Hort.Vol 791. Halaman 637-644.

Buchanan, K. E., dan Gibbons, N. E. 1975. Bergey’s Manual of DeterminativeBacteriology. Edisi kedelapan. Baltimore: The William & WilkinsCompany.

Cahyono, B. 2008. Teknik Budidaya Cabai Rawit dan Analisis Usaha Tani.Yogyakarta: Kanisius.

Campbell, N. A., J. B. Reece, dan L. G. Mitchell. 2003. Biologi. Jilid 2 EdisiKelima. Jakarta: Erlangga.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 93: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

Casiola, Flavia, M. Silveira, S. Jerico, and I. Joekes. 2001. Interaction betweenSaccharomyces cerevisiae and Chrysotile. Journal European Cells andMaterial. Vol 2. Universidade de Sao Paul. Halaman 32.

Chasanah, A Nur. 2007. Efektivitas Biofilm Pseudomonas putida dengan MediumPendukung Pipa PVC dan Tempurung Kelapa untuk Menurunkan KadarKromium (Cr) Limbah Cair Industri Penyamakan Kulit. Skripsi.Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Chusnia, Wilda. 2012. Kajian Aplikasi Pupuk Hayati dalam MeningkatkanPertumbuhan dan Produksi Tanaman Kacang Hijau (Vigna radiata L.)pada Polybag. Skripsi. Departemen Biologi Universitas Airlangga.Surabaya. Halaman 4, 67.

Danu, Rina Kurniaty. 2012. Teknik Persemaian. Artikel. Balai PenelitianTeknologi Perbenihan Tanaman Hutan. Badan Penelitian danPengembangan Kehutanan. Kementrian Kehutanan. Bogor. Halaman 6.

Darwis, Valeriana., dan Nurmanaf A. R. 2004. Kebijakan Distribusi, TingkatHarga dan Pengguaan Pupuk di Tingkat Petani. Laporan Penelitian. PusatPenelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian. Bogor.

Dellapierre, L. R., dan Anandaraj, B. 2010. Studies on Influences of Bioinoculants(Pseudomonas fluorescens, Rhizobium sp., Bacillus megaterium) in GreenGram. Journal Bioscience Technology. Vol 1 (2). Halaman 97-98.

De Vos, Paul, M. Garrity, D. Jones, N. R. Krieg, W. Ludwig, F. A. Ruiney, K. H.Schleifer, dan W. B. Whitman. 2009. Bergey’s Manual of SystematicBacteriology Firmicutes. Edisi kedua. Vol 3. New York: Springer Scienceand Business Media.

De Vries, M., Vaughan E., Kleerebezem M., dan De Vos W. 2006. Lactobacillusplantarum Survival, Functional and Potential Probiotic. InternationalDairy Journal. Vol 16. Halaman 1018-1028.

Dewi, Rivia Kumala. 2012. Pengaruh Pemberian Konsorsium Mikroba dalamBiofertilizer terhadap Pertumbuhan dan Produktivitas Kacang Tanah(Arachis hypogaea L.). Skripsi. Departemen Biologi UniversitasAirlangga. Surabaya.

Donnel, A.G.O and Fellow. 1994. Handbook of New Bacterial Sistematic. London:Academic ress. Harcourt Brace and Company.

Duke, J.A. 1981. Handbook of Legumes of World Economic Importance. NewYork and London: Plenum Press. Halaman 294.

Eckert, B.O.B. Weber., G. Kirchhof, A. Halbritter, M. Stoffels, and A. Hartmann.2001. Azospirillum doebereinerae sp. nov., A Nitrogen-Fixing Bacterium

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 94: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

Associated with the C4-grass Miscanthus. International Journal ofSystematic and Evolutionary Microbiology. Vol 51. Halaman 17-26.

Elfiati, Deni. 2005. Peranan Mikroba Pelarut Fosfat terhadap PertumbuhanTanaman. Electronic Journal. Fakultas Pertanian Universitas SumateraUtara.

Eulis, T.M. 2009. Biokonversi Limbah Industri Peternakan. Bandung: UniversitasPadjadjaran Press.

Fauziah, Aulia. 2012. Kemampuan Antifungi Lactobacillus plantarum terhadapKapang yang Tumbuh pada Silase. Skripsi. Universitas Indonesia. Depok.

Gardner, F. P., R. B. Pearce, dan R. L. Mitchell. 1991. Fisiologi TanamanBudidaya. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Garrity, George M., J. A. Bell, dan T. G. Lilburn. 2004. Taxonomic Outline of theProcaryotes Bergeys Manual of Systematic Bacteriology. Edisi kedua.New York: Springer Science and Business Media Inc.

George, M., Don J. Brenner, James T. Staley, Noel R. Krieg, David R. Boone,Paul De Vos, Michael G., Fred A. Raine, dan Karl Heinz S. 2005. TheProteobacteria Part C the Alfa, Beta, Delta, and Epsilonproteobacteria.Bergey’s Manual of Systematic Bacteriology. Edisi kedua. Vol 2. NewYork: Springer Science and Business Media Inc.

Gunalan. 1996. Penggunaan Mikroba Bermafaat pada Bioteknologi TanahBerwawasan Lingkungan. Majalah Sriwijaya. Vol 32 (2). UniversitasSriwijaya.

Haetami, Kiki, Abun, Y. Mulyani. 2008. Studi Pembuatan Probiotik BAS(Bacillus licheniformis, Aspergillus niger, dan Saccharomyces cereviceae)sebagai Feed Suplement serta Implikasinya terhadap Pertumbuhan IkanNila Merah. Laporan Penelitian. Universitas Padjajaran. Halaman 9.

Handayanto, E., dan K. Hairiah. 2009. Biologi Tanah Landasan PengelolaanTanah Sehat. Yogyakarta: Adipura.

Harjanti, Risva Aprian., Tohari., dan S. N. H. Utami. 2014. Pengaruh TakaranPupuk Nitrogen dan Silika terhadap Pertumbuhan Awal (Saccharumofficinarum L.) pada Inceptisol. Majalah Vegetalika. Vol 3 (2). Halaman35-44.

Haryono, Gembong., M. Astiningrum., dan Historiawati. 2012. Hubungan TinggiTanaman dengan Jumlah Cabang Produktif, Berat Biji Kering Per MeterPersegi dan Kadar Protein Kedelai. Majalah Ilmiah Dinamika. Magelang.Halaman 103-106.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 95: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

Holt, John G. , N. R. Krieg., P. H. A. Sneath, J. T. Staley, dan S. T. Williams.2000. Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology. Edisi kesembilan.Philadelphia USA: Lippicott Williams & Wilkins.

Husen, E. 2009. Telaah Efektivitas Pupuk Hayati Komersial dalam MeningkatkanPertumbuhan Tanaman. Balai Penelitian Tanah Departemen PertanianJawa Barat. Bogor.

Husen, E., Saraswati R., dan Hastuti R.D. 2006. Rhizobakteri Pemacu TumbuhTanaman. Diakses dihttp://balittanah.litbang.deptan.go.id/dokumentasi/buku/pupuk/pupuk9.pdfpada Rabu 4 November 2015.

Hussein, H., H. Ibrahim, K. Kandeel, and H. Moawad. 2004. Biosorption of HeavyMetals from Waste Water Using Pseudomonas sp. Electronic Journal ofBiotechnology. Vol 7 (1).

Irfan, Muhammad, A. Safdar, Q. Syed, dan M. Nadeem. 2010. IsolationandScreening of Cellulolytic Bacteria from Soil and Optimization ofCellulase Production and Activity. Research Article: Turkish Journal ofBiochemistry. Vol 37 (3). Halaman 290.

Isroi. 2008. Pupuk Organik, Pupuk Hayati, dan Pupuk Kimia. Diakses dihttps://isroi.com/2008/02/26/pupuk-organik-pupuk-hayati-dan-pupuk-kimia/ pada tanggal 23 Juli 2016.

Iwantari, Ayu, A. Supriyanto., dan T. Nurhariyati. 2012. Pengaruh PemberianBiofertilizer dan Jenis Media Tanam terhadap Pertumbuhan danProduktivitas Tanaman Kubis (Brassica oleracea). Journal Unair.Departemen Biologi Universitas Airlangga. Surabaya.

Kardinan, A., dan Ruhnayat A. 2003. Budidaya Tanaman Obat secara Organik.Jakarta: Agromedia.

Kastono, Dony. 1999. Budidaya Tanaman Semusim: Bagian Tembakau. DiktatMata Kuliah Budidaya Tanaman Semusim. Fakultas Pertanian UniversitasGadjah Mada. Yogyakarta.

Leatemia, J. Audrey, dan Ria Y. Rumthe. 2011. Studi Kerusakan Akibat SeranganHama pada Tanaman Pangan di Kecamatan Bula , Kabupaten SeramBagian Timur, Propinsi Maluku. Jurnal Agroforesti. Vol 6 (1). FakultasPertanian Universitas Pattimura. Ambon.

Lingga, P., dan Marsono. 2000. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Jakarta: PenerbitSwadaya.

Madigan, M., and Martinko J. 2005. Brock Biology of Microorganisms. Edisikesebelas. Prentice Hall.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 96: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

Martani, E., dan S. Margino. 2005. Populasi Rhizobium dan Fiksasi Nitrogen padaKedelai di Tanah Gambut yang Diperlakukan dengan Paraquat. JurnalTanah Tropika. Vol 10 (2). Halaman 113-120.

Martinez, Virginia, P. Garcia, J. L Garcia, dan M. A. Prieto. 2011. ControlledAutolysis Facilitates the Polyhydroxyalkanoate Recovery in Pseudomonasputida KT2440. Journal Microbial Biotechnology. Spain: Society forApplied Microbiology and Blackwell Publishing Ltd.

Masfufah, Ainun. 2012. Pengaruh Pemberian Pupuk Hayati (Biofertilizer) padaBerbagai Dosis dan Media Tanam yang Berbeda terhadap Pertumbuhandan Produktivitas Tanaman Tomat. Skripsi. Departemen BiologiUniversitas Airlangga. Surabaya.

Maslahatin, Hikmah Rizka. 2014. Penentuan Dosis Optimal Biofertilizer terhadapPertumbuhan dan Produktivitas Tanaman Cabai Rawit (Capsicumfrutescens L. var. baskara). Skripsi. Departemen Biologi UniversitasAirlangga. Surabaya. Halaman 17-18, 27.

Meirina, T. 2011. Produktivitas Kedelai (Glycine max L. Merril var. lokon) yangDiperlakukan dengan Pupuk Organik Cair Lengkap pada Dosis dan WaktuPemupukan yang Berbeda. Skripsi. Jurusan Biologi Fakultas Matematikadan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Diponegoro. Semarang.

Mezuan, I.P Handayani dan E. Inoriah. 2002. Penerapan Formulasi Pupuk Hayatiuntuk Budidaya Padi Gogo. Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian Indonesia. Vol 4(1). Halaman 27-34.

Nitasari, Ajeng Erma. 2016. Pengaruh Variasi Konsentrasi Pupuk Hayati(Biofertilizer) Berbahan Baku Molase terhadap Pertumbuhan danProduktivitas Tanaman Bayam (Amaranthus hybridus) pada Sistem RakitApung (Floating System). Skripsi. Program Studi Biologi DepartemenBiologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga. Surabaya.

Noggle, G. R. Dan Frits G. J. 1983. Introduction Plant Physiology. 2nd Edition.Prentice Hall Inc Englewood Clifts. New Jersey.

Novriani. 2011. Peranan Rhizobium dalam Meningkatkan Ketersediaan Nitrogenbagi Tanaman Kedelai. Jurnal Agronobis. Vol 3 (5). Halaman 35-36.

Nyoman. 2002. Diagnosis dan Toksisitas Mineral pada Tanaman. MakalahFalsafah Sains. Program Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Osumi, Masako. 1997. The Ultrastructure of Yeast: Cell Wall Structure andFormation. Journal Elsevier Science Micron. Vol 9 (2/3). Japan: GreatBritain. Halaman 209.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 97: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

Patten, C. L., dan B. R. Glick. 2002. Role of Pseudomonas putida Indol AceticAcid in Development of the Host Plant Root System. Appl. Environ.Microbiol. Vol 68. Halaman: 3795-3801.

Pelczar, M. J., dan E. C. S. Chan. 2010. Dasar-dasar Mikrobiologi I. Jakarta:Penerbit Universitas Indonesia.

Ponmurugan, P. dan C. Gopi. 2006. In Vitro Production of Growth Regulators andPhosphatase Activity by Phosphate Solubilizing Bacteria. African Journalof Biotechnology. Vol 5 (4). Halaman 348.

Puluhulawa, Citra. 2014. Pertumbuhan dan Produksi Kacang Hijau (Vigna radiataL.) melalui Pemberian Pupuk Organik dan Anorganik Tumpang Saridengan Jagung Manis pada Sistem Tanam Legowo. Skripsi. JurusanAgroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo.Gorontalo.

Rahmawati, Nini. 2005. Pemanfaatan Biofertilizer pada Pertanian Organik.Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Medan. Halaman 5-14.

Rai, M. K. Ed. 2006. Handbook of Microbial Biofertilizers. Food Products Press-The Haworth Press Inc. New York.

Raj, B. Samuel, J . R. D. Solomon, R. Prathipa, A. M. Kumar. 2013. Production ofElectricity from Agricultural Soil and Dye Industrial Effluent Soil UsingMicrobial Fuel Cell. International Journal of Research in Engineeringand Technology. Vol 2 (10). Halaman 144.

Rao, N. S. S. 1994. Biofertilizers in Agriculture. New Delhi: Oxford and IBH publ.Co.

Reeve, Wayne, Rui T., S. De Meyer, V. Melino, Jason T., Julie A., Ravi T., JohnH., Ronald Y., G. O’Hara, M. Ninawi, Hazuki T., David B., Chris D.,Roxanne T., C. Han, Chia-Lin Wei, Marcel H., J. Han, I-Min Chen,Konstatinos M., Victor M., Natalia I., Galina O., Ioanna P., Amrita P.,Lynne G., Sam P., Tanja W., dan Nikos K. 2013. Genome Sequence ofThe Clover- Nadulation Rhizobium leguminosarum bv. Trifolii StrainTA1. Journal of The Genomic Standarts Consorcium. Vol 9 (2).

Risnawati. 2010. Pengaruh Pemberian Pupuk Urea dan Beberapa Formula PupukHayati Rhizobium terhadap Pertumbuhan dan Hasil kedelai (Glycine maxL. Merril) di Tanah Masam Ultisol. Skripsi. Fakultas Sains dan TeknologiUniversitas Islam Maulana Malik Ibrahim. Malang.

Rukmana, Rahmat. 1997. Kacang Hijau, Budidaya dan Pascapanen. Jakarta:Kanisius.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 98: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

Salisbury, F. B., dan C. W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan. Edisi Keempat. Jilid1. Bandung: Penerit ITB.

Salisbury, F. B., dan C. W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan. Edisi Keempat. Jilid3. Bandung: Penerit ITB. Halaman 33-75.

Saraswati, R. 1999. Teknologi Pupuk Mikroba Multiguna MenunjangKeberlanjutan Sistem Produksi Kedelai. Jurnal Mikrobiologi Indonesia.Vol 4 (1). Halaman 1-9.

Saraswati, R. 2007. Peran Pupuk Hayati dalam Meningkatkan Efisiensipemupukan Menunjang Keberlanjutan Produktivitas Tanah. JurnalSumberdaya Lahan. Vol 1 (4). Halaman 3.

Saraswati, R., Santosa E., dan Yuniarti E. 2006. Organisme Perombak BahanOrganik. Diakses dihttp://balittanah.litbang.deptan.go.id/dokumentasi/buku/pupuk/pupuk10.pdf pada Rabu 4 November 2015.

Sholichah, Mar’atus. 2016. Biofertilizer Berbahan Baku Limbah Cair Tepung Ikansebagai Alternatif Nutrisi untuk Meningkatkan Pertumbuhan danProduktivitas Bayam (Amaranthus hybridus L.) Sistem Hidroponik RakitApung. Skripsi. Program Studi Biologi Departemen Biologi FakultasSains dan Teknologi Universitas Airlangga. Surabaya.

Simanungkalit, R.D.M. 2001. Aplikasi Pupuk Hayati dan Pupuk Kimia: SuatuPendekatan Terpadu. Buletin Agrobio. Vol 4 (2). Halaman 56-61.

Simanungkalit, R. D. M., D. A. Suriadikarta, R. Saraswati, D. Setyorini, dan W.Hartatik. 2006. Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. Badan Penelitian danPengembangan Pertanian. Bogor: Balai Besar Penelitian danPengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian.

Simanungkalit, R. D. M., Husein, E., dan Saraswati. R. 2009. Baku Mutu PupukHayati dan Sistem Pengawasannya. Balai Penelitian Tanah DepartemenPertanian Jawa Barat. Bogor.

Solihin, Rohim. 2011. Pupuk Hayati Percepat Panen. Diakses di www.trubus-online.co.id/pupuk-hayati-percepat-panen/ pada Rabu 20 Juli 2016.

Subba Rao. 1982. Biofertilizer in Agriculture. Oxfort- IBH. New Delhi.

Sucipto, Eny Ivan. 2013. Analisis Produksi dan Pendapatan Usahatani Padi Sawahdi Kecamatan Purbolinggo Kabupaten Lampung Timur. Skripsi. FakultasPertanian Universitas Lampung. Halaman 39.

Sudjadi, B., dan S. Laila. 2007. Biologi 3A Sains dalam Kehidupan. Surabaya:Yudhistira.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 99: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

Sumarji. 2013. Laporan Kegiatan Penyuluhan Teknik Budidaya Tanaman KacangHijau (Vigna radiata (L.) Wilczek). Program Studi Agroteknologi FakultasPertanian Universitas Islam Kadiri. Kediri.

Sundari, Titik, Soemartono, Tohari, dan W. Mangoendidjojo. 2005. KeragaanHasil dan Toleransi Genotipe Kacang Hijau terhadap Penaungan. JurnalIlmu Pertanian. Vol 12 (1). Halaman 13.

Sutedjo, Mul Mulyani. 1999. Pupuk dan Cara Pemupukan. Jakarta: Rineka Cipta.

Taufika, R. 2011. Pengujian Beberapa Dosis Pupuk Organik Cair terhadapPertumbuhan dan Hasil Tanaman Wortel (Daucus carota L.). JurnalTanaman Hortikultura. Universitas Andalas. Sumatera Barat.

Tjitrosomo, S. S., S. Harran, A. Sudiarto, Hadisunarso, R. Mondong, T.Koesoemaningrat, P. P. D. Tjondronrgoro, R. S. Hadioetomo, M.Djaelani, T. Adiwikarta, W. Prawiranata, H. Sudarnadi, M. A. Zakaria, M.Natasaputra. 1987. Botani Umum 2. Bandung: Angkasa. Halaman 159-160.

Triyono, Agus., N. Rahman., dan Y. Andriana. 2010. Pengaruh ProporsiPenambahan Pengekstraksi dan Jumlah Bahan Penstabil terhadapKarakteristik Susu Kacang Hijau (Phaseolus radiates L.). ProsidingSeminar Nasional Teknik Kimia “Kejuangan”. Pengembangan TeknologiKimia untuk Pengolahan Sumberdaya Alam Indonesia. Balai BesarPengembangan Teknologi Tepat Guna - LIPI. Subang. Halaman 1.

Trujillo, M. E. E. Vela’zzques, S. Migue’lez, M. S. Jime’nez, P. F. Mateos, dan E.Martey’ nez-Molina. 2007. Characterization of a Strain of Pseudomonasfluorescens that Solubilizes Phosphates in Vitro and Produces HighAntibiotic Activity Againts Several Microorganism. First InternationalMeeting on Microbial Phosphate Solubilization. Netherlands. Halaman265-268.

Trustinah, B.S. Radjit., N. Prasetiaswati., dan D. Harnowo. 2014. Adopsi VarietasUnggul Kacang Hijau di Sentra Produksi. Makalah Iptek TanamanPangan. Vol 9 (I). Halaman 25.

Vary, Patricia. 2007. Bacillus megaterium dari Tanah, Bakteri Sederhana untukProduksi Protein. Jurnal Bioteknologi Mikrobiologi Terapan. Vol 76.Halaman 957-967.

Vieira, M.J. 2005. Use of Biocides and Surfactans to Control Pseudomonasfluorescens Biofilms. Thesis. Universitas of Minho. Halaman 77.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 100: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

Waters, T. K., Hughes I. I., B. L. Purecell, L. C. Gerhardt, K. O. Mowhinney, danEmerich D. W. 1998. Alanin, Not Ammonia, is Extreced from N2 –FixingSoybean Nodule Bacteriods. Prociding Natural Academic Science. USA.

Widiastuti, Irma Catur Prastyo. 2012. Kultur Antera Cabai Rawit (Capsicumfrutescens L.) dengan Perlakuan Kombinasi Zat Pengatur Tumbuh Auksindan Kinetin. Skripsi. Departemen Biologi Universitas Airlangga.Surabaya.

Wijayani, Arid, dan W. Widodo. 2005. Usaha Menguatkan Kualitas BeberapaVarietas Tanaman Tomat dengan Sistem Budidaya Hidroponik. Diakses dihttps://agrisci.ugm.ac.id/vol112-1/9tomat_ari.pdf pada Selasa 10November 2015.

Wyss, Orville, Marilyn G. Neumann, dan M. D. Socolofsky. 1961. Developmentand Germination of the Azotobacter Cyst. The Journal of Biophysical andBiochemical Cytology. Vol 10. Departement of Microbiology TheUniversity of Texas. Austin. Halaman 556-557.

Yuwono, T. 2006. Bioteknologi Pertanian. Yogyakarta: Universitas Gadjah MadaPress.

Zahran, H. H. 1999. Nitrogen Fixation Under Severe Conditions. Microbial andMolecular Biology Reviews. Vol 63 (4). Halaman: 968-986.

Zebua, S. J., Toekidjo, dan R. Rabaniyah. 2012. Kualitas Benih Kacang Hijau(Vigna radiata (L.) R. Wilczek) pada Pertanaman Monokultur dan TumpangSari dengan Jagung (Zea mays L.). Jurnal UGM. Fakultas PertanianUniversitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 101: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

LAMPIRAN

Lampiran 1

1.1 Hasil Pengukuran Mikroba dalam sampel biofertilizer dan tanah

PerlakuanMikrobagolongan

Jumlah mikrobasebelum

perlakuan

Jumlah mikrobasetelah perlakuan

pHsebelum

perlakuan

pHsetelah

perlakuan

B

FiksasiNitrogen

1100 sel /100 mL -

- -PelarutFosfat

6,6x106 CFU/mL -

PerombakB. O

12,3x106 CFU/mL -

K-

FiksasiNitrogen

21 sel /100 mL 39 sel /100 mL

5,5 5,4PelarutFosfat

0,4x106 CFU/mL 0,8x106 CFU/mL

PerombakB. O

6,1x106 CFU/mL 6,9x106 CFU/mL

K+

FiksasiNitrogen

23 sel /100 mL 39 sel /100 mL

5,3 5,0PelarutFosfat

1,0x106 CFU/mL 0,1x106 CFU/mL

PerombakB. O

1,0x106 CFU/mL 0,8x106 CFU/mL

TB

FiksasiNitrogen

28 sel / 100 mL 460 sel /100 mL

5,5 6,2PelarutFosfat

0,5x106 CFU/mL 1,4x106 CFU/mL

PerombakB. O

0,5x106 CFU/mL 7,6x106 CFU/mL

Keterangan: B: biofertilizer; K-: Tanah Kontrol Negatif; K+: Tanah KontrolPositif; TB: Tanah yang diberi perlakuan biofertilizer

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 102: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

Lampiran 2. Pertumbuhan tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)

2.1 Pertumbuhan tinggi batang tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)pada umur satu sampai enam minggu

Perlakuan Ulangan TanamanMinggu setelah tanam

1 2 3 4 5 6

K-

1

1 11,50 15,50 19,50 21,00 26,00 27,00

2 8,00 18,00 19,00 26,00 28,00 40,00

3 11,00 16,50 19,50 27,00 38,50 45,00

4 9,50 17,50 22,00 23,00 33,00 36,00

5 7,00 18,50 24,50 25,50 30,00 42,00

2

1 14,50 16,50 23,50 25,00 30,00 48,00

2 11,50 17,00 20,00 21,50 37,50 44,00

3 14,00 17,00 23,00 27,00 32,00 46,00

4 11,50 17,00 21,00 23,50 38,00 50,00

5 11,50 20,00 21,00 30,00 36,00 53,00

3

1 9,00 21,00 23,00 27,00 30,00 44,00

2 10,00 14,00 19,00 23,00 34,00 47,00

3 11,00 18,50 24,00 26,00 31,00 35,00

4 11,00 13,00 18,50 21,50 27,00 40,00

5 11,00 17,50 19,50 22,00 30,00 61,00

Rata-rata 10,80 17,17 21,13 24,60 32,07 43,87

K+

1

1 8,00 10,50 22,50 25,50 40,00 69,00

2 4,50 16,00 28,00 36,00 46,00 63,00

3 9,50 13,50 22,50 37,00 45,00 67,00

4 9,00 12,50 24,50 29,00 50,00 67,50

5 4,50 14,00 20,00 27,00 40,00 68,00

2

1 4,50 12,50 25,50 25,50 32,00 63,50

2 7,00 15,00 23,00 40,00 42,50 57,50

3 4,50 13,50 25,50 35,00 56,00 65,00

4 4,50 14,00 23,50 26,00 38,00 53,50

5 9,50 10,00 19,00 33,00 46,50 68,00

3

1 7,00 15,00 19,00 32,00 40,00 59,00

2 11,00 18,50 25,00 30,00 50,00 67,50

3 9,00 16,00 27,50 36,00 39,00 57,50

4 8,50 16,50 23,50 31,00 40,00 65,50

5 11,50 15,00 19,00 40,00 40,00 64,00

Rata-rata 7,50 14,17 23,20 32,20 43,00 63,70

P1a 1

1 11,00 15,00 21,50 29,00 33,00 50,00

2 9,00 11,00 19,00 33,00 45,00 63,00

3 9,00 12,00 21,00 30,00 42,50 67,00

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 103: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

4 7,00 11,00 19,00 28,50 45,00 65,50

5 8,50 11,00 17,50 22,00 40,00 54,00

2

1 8,00 9,50 14,00 19,50 30,00 51,00

2 7,00 11,00 22,00 27,00 42,00 55,50

3 7,00 9,50 11,00 19,50 33,00 51,00

4 4,00 6,00 10,50 19,50 28,00 45,00

5 7,50 8,50 17,50 22,50 30,00 51,50

3

1 7,00 8,00 13,50 15,00 23,50 40,00

2 8,00 11,00 17,00 25,00 32,00 45,00

3 7,00 9,00 12,00 18,00 25,00 44,00

4 9,50 13,00 18,00 25,00 37,00 54,00

5 8,00 11,00 17,00 24,50 40,00 47,00

Rata-rata 7,83 10,43 16,70 23,87 35,07 52,23

P1b

1

1 9,00 12,00 20,00 25,00 39,00 57,00

2 9,00 14,00 21,00 29,00 43,00 61,00

3 9,00 14,60 21,50 28,00 43,00 53,00

4 10,00 11,50 18,00 28,00 36,00 57,00

5 10,00 14,00 21,50 28,00 44,00 65,00

2

1 13,00 17,50 23,00 28,50 38,00 57,00

2 12,00 16,50 22,00 29,50 39,00 58,00

3 13,50 17,00 22,00 30,50 41,00 60,00

4 10,50 12,50 19,00 27,00 39,00 56,00

5 9,00 12,50 19,00 26,00 41,00 61,00

3

1 8,00 13,00 20,00 26,00 38,00 59,00

2 8,00 11,00 18,00 27,50 40,00 55,00

3 12,00 14,50 22,50 27,00 40,00 56,50

4 11,00 13,50 21,50 30,00 40,00 52,00

5 8,50 13,00 21,00 30,00 41,00 54,00

Rata-rata 10,17 13,81 20,67 28,00 40,13 57,43

P1c

1

1 7,50 10,00 18,50 27,00 39,00 58,00

2 7,00 11,00 19,00 23,00 36,00 60,00

3 6,00 9,50 13,00 26,00 40,00 58,00

4 7,50 10,00 17,50 27,00 35,00 53,00

5 11,00 13,50 21,50 29,00 40,00 62,00

2

1 7,00 10,00 19,00 25,00 40,00 60,00

2 8,50 11,00 17,00 28,00 37,50 54,00

3 7,00 11,00 18,00 25,50 37,50 53,00

4 7,00 12,00 19,00 26,00 41,00 58,00

5 6,00 9,50 16,00 23,00 29,00 48,00

31 6,00 7,50 14,00 20,50 32,00 54,00

2 8,00 13,00 18,50 28,00 30,00 60,00

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 104: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

3 10,00 14,50 20,50 32,00 35,00 63,00

4 6,50 9,50 15,50 24,00 42,00 54,00

5 7,50 9,50 14,50 20,00 40,00 53,00

Rata-rata 7,50 10,77 17,43 25,60 36,93 56,53

P2a

1

1 8,00 9,50 16,00 23,00 37,00 55,00

2 6,00 8,00 15,00 21,00 32,00 48,00

3 7,00 11,00 15,50 24,00 33,00 45,00

4 9,00 11,50 19,00 23,00 37,00 53,00

5 8,50 11,00 19,00 29,50 40,00 57,00

2

1 9,50 10,50 16,00 21,50 34,00 43,00

2 5,50 10,50 13,00 21,00 35,50 43,00

3 6,50 7,00 13,50 21,00 28,00 43,00

4 8,00 10,50 16,00 21,00 32,00 43,00

5 11,00 15,00 23,00 32,00 43,00 61,00

3

1 7,00 9,00 12,00 16,00 24,00 40,00

2 7,00 12,50 19,00 25,00 37,50 58,00

3 11,00 12,00 19,00 26,00 37,00 59,00

4 8,00 11,00 19,50 27,00 37,00 58,00

5 11,00 14,00 22,00 29,50 32,50 56,00

Rata-rata 8,20 10,87 17,17 24,03 34,63 50,80

P2b

1

1 8,00 11,50 18,00 30,00 42,00 60,00

2 11,00 12,50 18,00 21,00 28,00 44,00

3 10,00 12,00 18,50 27,00 43,00 60,00

4 10,00 12,50 18,00 29,00 37,00 52,00

5 10,50 14,00 19,00 27,00 37,00 56,00

2

1 8,00 9,50 16,00 23,00 35,50 35,50

2 8,00 12,50 18,00 25,00 37,00 52,00

3 7,00 11,50 17,50 25,00 37,00 56,00

4 7,00 11,00 18,00 25,00 38,00 55,00

5 8,00 11,50 19,00 30,00 44,00 60,00

3

1 8,00 12,00 17,00 26,50 34,00 56,00

2 7,00 11,00 18,00 25,00 38,50 61,00

3 10,00 15,00 23,00 27,00 43,00 56,00

4 8,50 10,50 17,00 22,00 35,00 53,00

5 9,00 13,00 18,50 25,00 34,50 58,00

Rata-rata 8,67 12,00 18,23 25,83 37,57 54,30

P2c 1

1 9,50 12,00 21,00 28,00 36,00 52,00

2 8,00 12,50 17,00 19,00 25,00 43,00

3 6,50 11,00 14,50 21,50 23,00 47,00

4 7,00 10,50 17,50 20,00 29,00 43,50

5 6,00 10,50 16,00 24,00 32,00 53,00

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 105: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

2

1 8,00 12,50 22,00 26,00 40,00 53,00

2 10,50 15,00 21,00 28,00 35,00 54,00

3 8,00 12,50 17,50 27,00 32,50 49,00

4 7,00 10,00 16,00 22,00 33,00 51,00

5 9,00 10,50 20,00 27,00 41,00 56,00

3

1 8,00 12,50 18,00 26,00 36,00 51,00

2 9,50 12,50 16,00 23,50 31,00 51,00

3 6,00 11,00 17,00 23,00 34,00 52,00

4 10,00 14,50 18,00 26,50 35,00 54,00

5 7,00 13,00 17,00 23,00 32,50 49,00

Rata-rata 8,00 12,03 17,90 24,30 33,00 50,57

P3a

1

1 7,00 9,50 15,50 22,00 37,00 54,00

2 8,50 14,00 23,00 33,00 46,00 62,00

3 7,00 13,50 23,00 31,00 45,00 60,00

4 7,00 11,00 18,50 30,00 46,00 64,00

5 8,00 13,50 21,50 28,00 47,00 60,00

2

1 9,00 13,50 20,00 27,50 39,00 60,00

2 9,00 13,50 22,00 32,00 47,00 64,00

3 8,00 10,50 18,50 28,00 42,50 69,00

4 8,50 11,50 17,50 29,50 46,00 64,00

5 7,00 12,50 19,00 31,00 47,00 61,00

3

1 12,00 13,50 19,00 31,00 43,00 63,00

2 8,00 13,00 21,50 30,00 44,50 61,00

3 9,00 14,00 18,00 27,00 44,00 64,50

4 12,00 14,00 21,50 30,00 41,50 63,00

5 12,00 15,50 22,50 31,00 46,00 58,50

Rata-rata 8,80 12,87 20,07 29,40 44,10 61,87

P3b

1

1 9,50 10,50 15,00 25,00 36,00 53,00

2 8,00 13,00 19,00 31,00 47,00 64,00

3 9,00 12,00 15,00 24,00 36,00 53,00

4 10,50 15,50 21,00 29,00 42,50 63,00

5 10,00 14,50 24,50 36,00 51,00 64,00

2

1 7,50 11,00 15,50 26,00 48,00 58,00

2 9,00 14,00 18,00 26,50 38,00 60,00

3 6,50 10,00 16,00 28,00 39,00 59,00

4 7,00 15,00 22,00 32,00 46,00 58,50

5 8,00 11,50 18,50 24,00 42,00 57,00

3

1 7,00 10,50 19,00 26,00 38,50 57,00

2 5,50 8,00 11,00 23,00 28,00 40,00

3 7,50 11,00 17,00 26,00 39,00 60,00

4 6,50 8,00 14,50 27,00 38,00 57,00

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 106: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

5 7,00 9,00 19,00 28,00 40,00 59,00

Rata-rata 7,90 11,57 17,67 27,43 40,60 57,50

P3c

1

1 7,00 11,50 17,00 26,00 35,00 50,00

2 9,50 14,00 18,00 28,00 35,00 56,00

3 9,00 11,50 19,00 32,00 45,00 56,00

4 9,00 11,50 15,00 30,00 44,00 62,00

5 11,00 15,00 20,00 33,00 46,00 59,00

2

1 7,50 10,00 16,00 25,00 40,00 59,00

2 10,00 11,00 21,50 32,00 47,00 61,00

3 13,50 17,00 24,50 33,00 50,00 60,00

4 8,00 13,50 16,50 28,50 44,00 69,00

5 10,00 15,50 23,50 34,00 48,00 58,00

3

1 9,50 14,50 20,00 31,00 43,00 59,00

2 7,00 10,50 17,00 24,50 38,00 58,00

3 8,50 14,00 19,00 25,00 46,00 68,00

4 8,00 12,50 17,00 22,50 36,00 55,00

5 9,00 12,50 14,00 26,00 41,50 63,00

Rata-rata 9,10 12,97 18,53 28,70 42,57 59,53

2.2 Pertumbuhan jumlah daun tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)pada umur satu sampai enam minggu

Perlakuan Ulangan TanamanMinggu setelah tanam

1 2 3 4 5 6

K-

1

1 5,00 5,00 11,00 14,00 17,00 23,00

2 2,00 5,00 11,00 17,00 17,00 23,00

3 5,00 5,00 11,00 17,00 20,00 35,00

4 5,00 5,00 11,00 17,00 23,00 26,00

5 5,00 8,00 11,00 14,00 14,00 29,00

2

1 5,00 5,00 8,00 17,00 20,00 29,00

2 2,00 5,00 8,00 14,00 20,00 38,00

3 5,00 8,00 11,00 17,00 23,00 29,00

4 5,00 8,00 11,00 14,00 17,00 20,00

5 5,00 5,00 8,00 14,00 17,00 35,00

3

1 5,00 8,00 11,00 20,00 35,00 38,00

2 5,00 5,00 8,00 17,00 23,00 35,00

3 5,00 5,00 8,00 17,00 20,00 23,00

4 5,00 5,00 8,00 17,00 20,00 29,00

5 5,00 8,00 11,00 23,00 26,00 35,00

Rata-rata 4,60 6,00 9,80 16,60 20,80 29,80

K+ 11 5,00 8,00 14,00 17,00 23,00 47,00

2 8,00 11,00 14,00 29,00 38,00 53,00

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 107: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

3 5,00 8,00 11,00 26,00 35,00 53,00

4 8,00 8,00 14,00 17,00 35,00 53,00

5 8,00 8,00 14,00 26,00 35,00 56,00

2

1 5,00 5,00 11,00 23,00 32,00 44,00

2 5,00 8,00 11,00 17,00 32,00 56,00

3 8,00 8,00 14,00 20,00 38,00 47,00

4 8,00 8,00 11,00 21,00 35,00 47,00

5 5,00 5,00 11,00 29,00 35,00 53,00

3

1 5,00 5,00 11,00 23,00 29,00 38,00

2 5,00 8,00 11,00 29,00 38,00 56,00

3 5,00 8,00 14,00 20,00 35,00 44,00

4 5,00 8,00 14,00 17,00 26,00 47,00

5 8,00 8,00 11,00 26,00 32,00 53,00

Rata-rata 6,20 7,60 12,40 22,67 33,20 49,80

P1a

1

1 5,00 5,00 11,00 14,00 26,00 32,00

2 5,00 8,00 11,00 17,00 35,00 41,00

3 5,00 8,00 14,00 20,00 38,00 44,00

4 5,00 5,00 11,00 17,00 35,00 38,00

5 5,00 5,00 8,00 14,00 20,00 26,00

2

1 2,00 5,00 11,00 14,00 20,00 23,00

2 2,00 8,00 11,00 17,00 35,00 47,00

3 2,00 5,00 11,00 17,00 32,00 41,00

4 2,00 5,00 11,00 17,00 32,00 44,00

5 2,00 8,00 11,00 14,00 20,00 29,00

3

1 2,00 5,00 8,00 11,00 17,00 26,00

2 2,00 5,00 11,00 17,00 26,00 44,00

3 2,00 5,00 11,00 14,00 23,00 35,00

4 2,00 5,00 11,00 17,00 26,00 44,00

5 2,00 5,00 11,00 17,00 32,00 47,00

Rata-rata 3,00 5,80 10,80 15,80 27,80 37,40

P1b

1

1 2,00 5,00 11,00 14,00 26,00 38,00

2 2,00 8,00 11,00 17,00 32,00 53,00

3 5,00 8,00 14,00 23,00 53,00 59,00

4 2,00 5,00 11,00 17,00 32,00 44,00

5 5,00 5,00 11,00 17,00 29,00 41,00

2

1 2,00 5,00 11,00 14,00 20,00 38,00

2 2,00 5,00 14,00 17,00 35,00 44,00

3 2,00 5,00 11,00 17,00 32,00 44,00

4 2,00 5,00 11,00 14,00 23,00 47,00

5 5,00 8,00 11,00 17,00 32,00 53,00

3 1 2,00 5,00 11,00 17,00 29,00 44,00

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 108: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

2 2,00 5,00 11,00 17,00 26,00 38,00

3 5,00 5,00 11,00 17,00 32,00 47,00

4 5,00 5,00 11,00 14,00 29,00 47,00

5 5,00 8,00 14,00 20,00 41,00 56,00

Rata-rata 3,20 5,80 11,60 16,80 31,40 46,20

P1c

1

1 2,00 5,00 11,00 17,00 23,00 41,00

2 2,00 5,00 11,00 17,00 26,00 41,00

3 2,00 5,00 11,00 17,00 56,00 62,00

4 5,00 5,00 14,00 17,00 32,00 47,00

5 5,00 5,00 11,00 17,00 26,00 41,00

2

1 2,00 5,00 11,00 17,00 32,00 47,00

2 5,00 5,00 11,00 17,00 23,00 41,00

3 5,00 5,00 14,00 17,00 35,00 53,00

4 2,00 5,00 11,00 17,00 35,00 59,00

5 2,00 5,00 11,00 14,00 20,00 47,00

3

1 2,00 2,00 8,00 14,00 17,00 35,00

2 2,00 5,00 11,00 17,00 29,00 50,00

3 5,00 8,00 14,00 32,00 32,00 59,00

4 2,00 5,00 14,00 17,00 38,00 62,00

5 2,00 5,00 11,00 17,00 23,00 53,00

Rata-rata 3,00 5,00 11,60 17,60 29,80 49,20

P2a

1

1 2,00 5,00 11,00 17,00 26,00 47,00

2 2,00 8,00 14,00 29,00 53,00 62,00

3 5,00 5,00 11,00 17,00 26,00 47,00

4 5,00 5,00 11,00 17,00 38,00 47,00

5 5,00 5,00 11,00 17,00 35,00 59,00

2

1 2,00 5,00 11,00 14,00 20,00 50,00

2 2,00 5,00 8,00 14,00 20,00 44,00

3 2,00 5,00 8,00 14,00 17,00 38,00

4 2,00 5,00 11,00 14,00 32,00 47,00

5 5,00 8,00 11,00 20,00 38,00 56,00

3

1 2,00 2,00 8,00 11,00 14,00 32,00

2 5,00 8,00 11,00 26,00 47,00 59,00

3 5,00 8,00 11,00 17,00 26,00 41,00

4 5,00 8,00 11,00 23,00 41,00 56,00

5 5,00 8,00 11,00 17,00 44,00 56,00

Rata-rata 3,60 6,00 10,60 17,80 31,80 49,40

P2b 1

1 5,00 8,00 11,00 20,00 32,00 47,00

2 2,00 5,00 8,00 14,00 17,00 38,00

3 5,00 5,00 11,00 17,00 20,00 44,00

4 2,00 5,00 11,00 14,00 20,00 47,00

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 109: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

5 5,00 5,00 11,00 17,00 32,00 50,00

2

1 2,00 5,00 11,00 14,00 23,00 41,00

2 5,00 8,00 11,00 17,00 32,00 44,00

3 5,00 5,00 11,00 17,00 26,00 44,00

4 5,00 5,00 11,00 17,00 26,00 41,00

5 2,00 5,00 11,00 17,00 29,00 47,00

3

1 5,00 5,00 11,00 17,00 20,00 41,00

2 5,00 8,00 11,00 17,00 26,00 38,00

3 5,00 8,00 14,00 20,00 29,00 47,00

4 2,00 5,00 11,00 14,00 26,00 53,00

5 5,00 8,00 11,00 20,00 32,00 56,00

Rata-rata 4,00 6,00 11,00 16,80 26,00 45,20

P2c

1

1 5,00 5,00 11,00 14,00 26,00 44,00

2 2,00 5,00 11,00 14,00 20,00 41,00

3 2,00 5,00 11,00 17,00 35,00 50,00

4 2,00 5,00 11,00 17,00 20,00 44,00

5 2,00 5,00 11,00 17,00 29,00 47,00

2

1 5,00 8,00 14,00 17,00 29,00 50,00

2 5,00 5,00 11,00 17,00 32,00 47,00

3 5,00 5,00 11,00 14,00 23,00 44,00

4 2,00 5,00 11,00 17,00 32,00 59,00

5 2,00 8,00 11,00 17,00 26,00 47,00

3

1 2,00 5,00 14,00 17,00 23,00 47,00

2 2,00 5,00 11,00 14,00 26,00 50,00

3 2,00 5,00 11,00 17,00 23,00 47,00

4 5,00 5,00 11,00 17,00 23,00 44,00

5 5,00 5,00 11,00 14,00 20,00 41,00

Rata-rata 3,20 5,40 11,40 16,00 25,80 46,80

P3a

1

1 2,00 5,00 8,00 14,00 23,00 47,00

2 5,00 8,00 11,00 20,00 35,00 47,00

3 5,00 8,00 14,00 26,00 44,00 59,00

4 5,00 5,00 11,00 29,00 53,00 62,00

5 5,00 8,00 11,00 23,00 44,00 59,00

2

1 5,00 5,00 11,00 17,00 32,00 47,00

2 5,00 8,00 11,00 20,00 44,00 65,00

3 2,00 5,00 8,00 14,00 20,00 41,00

4 2,00 5,00 11,00 17,00 20,00 44,00

5 5,00 8,00 11,00 17,00 23,00 47,00

3

1 5,00 5,00 11,00 17,00 29,00 50,00

2 5,00 5,00 11,00 17,00 17,00 41,00

3 5,00 5,00 14,00 20,00 45,00 56,00

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 110: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

4 5,00 8,00 11,00 26,00 41,00 56,00

5 5,00 5,00 11,00 17,00 20,00 47,00

Rata-rata 4,40 6,20 11,00 19,60 32,67 51,20

P3b

1

1 2,00 5,00 8,00 17,00 26,00 53,00

2 2,00 8,00 11,00 17,00 29,00 47,00

3 5,00 5,00 11,00 20,00 32,00 50,00

4 5,00 5,00 11,00 17,00 23,00 47,00

5 5,00 5,00 11,00 17,00 41,00 56,00

2

1 2,00 5,00 11,00 17,00 26,00 44,00

2 2,00 5,00 11,00 20,00 35,00 56,00

3 2,00 5,00 11,00 20,00 38,00 50,00

4 5,00 8,00 14,00 35,00 47,00 62,00

5 5,00 5,00 11,00 17,00 32,00 47,00

3

1 5,00 5,00 11,00 17,00 26,00 47,00

2 2,00 5,00 11,00 14,00 23,00 50,00

3 2,00 5,00 11,00 23,00 41,00 56,00

4 2,00 5,00 8,00 17,00 23,00 50,00

5 2,00 5,00 11,00 14,00 29,00 53,00

Rata-rata 3,20 5,40 10,80 18,80 31,40 51,20

P3c

1

1 2,00 5,00 11,00 23,00 44,00 53,00

2 5,00 5,00 11,00 20,00 29,00 47,00

3 2,00 5,00 11,00 23,00 44,00 50,00

4 2,00 5,00 11,00 14,00 32,00 53,00

5 2,00 5,00 11,00 17,00 23,00 44,00

2

1 2,00 5,00 11,00 14,00 23,00 47,00

2 2,00 5,00 11,00 17,00 29,00 50,00

3 2,00 8,00 11,00 17,00 29,00 47,00

4 2,00 5,00 11,00 17,00 32,00 59,00

5 5,00 8,00 11,00 17,00 29,00 50,00

3

1 5,00 5,00 11,00 20,00 32,00 53,00

2 2,00 5,00 8,00 14,00 29,00 56,00

3 2,00 5,00 11,00 17,00 32,00 53,00

4 2,00 5,00 8,00 26,00 35,00 59,00

5 2,00 5,00 11,00 17,00 29,00 47,00

Rata-rata 2,60 5,40 10,60 18,20 31,40 51,20

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 111: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

2.3 Pertumbuhan tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)

Perlakuan Ulangan TanamanData pertumbuhan

Tinggi batang(cm)

Jumlah daun(helai)

Jumlah bintil akar

K-

1

1 27,00 23,00 1,00

2 40,00 23,00 0,00

3 45,00 35,00 1,00

4 36,00 26,00 0,00

5 42,00 29,00 0,00

2

1 48,00 29,00 2,00

2 44,00 38,00 0,00

3 46,00 29,00 0,00

4 50,00 20,00 1,00

5 53,00 35,00 1,00

3

1 44,00 38,00 0,00

2 47,00 35,00 0,00

3 35,00 23,00 1,00

4 40,00 29,00 0,00

5 61,00 35,00 2,00

Rata-rata 43,87 29,80 0,60

K+

1

1 69,00 47,00 0,00

2 63,00 53,00 2,00

3 67,00 53,00 0,00

4 67,50 53,00 1,00

5 68,00 56,00 0,00

2

1 63,50 44,00 2,00

2 57,50 56,00 0,00

3 65,00 47,00 1,00

4 53,50 47,00 0,00

5 68,00 53,00 1,00

3

1 59,00 38,00 2,00

2 67,50 56,00 0,00

3 57,50 44,00 0,00

4 65,50 47,00 2,00

5 64,00 53,00 2,00

Rata-rata 63,70 49,80 0,87

P1a 1

1 50,00 32,00 4,00

2 63,00 41,00 3,00

3 67,00 44,00 2,00

4 65,50 38,00 0,00

5 54,00 26,00 5,00

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 112: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

2

1 51,00 23,00 2,00

2 55,50 47,00 3,00

3 51,00 41,00 0,00

4 45,00 44,00 4,00

5 51,50 29,00 3,00

3

1 40,00 26,00 0,00

2 45,00 44,00 5,00

3 44,00 35,00 2,00

4 54,00 44,00 2,00

5 47,00 47,00 1,00

Rata-rata 52,23 37,40 2,40

P1b

1

1 57,00 38,00 0,00

2 61,00 53,00 1,00

3 53,00 59,00 3,00

4 57,00 44,00 0,00

5 65,00 41,00 3,00

2

1 57,00 38,00 2,00

2 58,00 44,00 0,00

3 60,00 44,00 0,00

4 56,00 47,00 5,00

5 61,00 53,00 0,00

3

1 59,00 44,00 2,00

2 55,00 38,00 2,00

3 56,50 47,00 4,00

4 52,00 47,00 4,00

5 54,00 56,00 0,00

Rata-rata 57,43 46,20 1,73

P1c

1

1 58,00 41,00 3,00

2 60,00 41,00 3,00

3 58,00 62,00 2,00

4 53,00 47,00 0,00

5 62,00 41,00 0,00

2

1 60,00 47,00 4,00

2 54,00 41,00 1,00

3 53,00 53,00 6,00

4 58,00 59,00 0,00

5 48,00 47,00 1,00

3

1 54,00 35,00 5,00

2 60,00 50,00 2,00

3 63,00 59,00 4,00

4 54,00 62,00 4,00

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 113: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

5 53,00 53,00 5,00

Rata-rata 56,53 49,20 2,67

P2a

1

1 55,00 47,00 4,00

2 48,00 62,00 7,00

3 45,00 47,00 6,00

4 53,00 47,00 3,00

5 57,00 59,00 6,00

2

1 43,00 50,00 6,00

2 43,00 44,00 2,00

3 43,00 38,00 0,00

4 43,00 47,00 0,00

5 61,00 56,00 2,00

3

1 40,00 32,00 1,00

2 58,00 59,00 0,00

3 59,00 41,00 0,00

4 58,00 56,00 2,00

5 56,00 56,00 6,00

Rata-rata 50,80 49,40 3,00

P2b

1

1 60,00 47,00 7,00

2 44,00 38,00 3,00

3 60,00 44,00 4,00

4 52,00 47,00 4,00

5 56,00 50,00 0,00

2

1 35,50 41,00 5,00

2 52,00 44,00 3,00

3 56,00 44,00 7,00

4 55,00 41,00 7,00

5 60,00 47,00 3,00

3

1 56,00 41,00 2,00

2 61,00 38,00 0,00

3 56,00 47,00 3,00

4 53,00 53,00 6,00

5 58,00 56,00 6,00

Rata-rata 54,30 45,20 4,00

P2c

1

1 52,00 44,00 4,00

2 43,00 41,00 2,00

3 47,00 50,00 2,00

4 43,50 44,00 6,00

5 53,00 47,00 1,00

21 53,00 50,00 5,00

2 54,00 47,00 3,00

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 114: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

3 49,00 44,00 3,00

4 51,00 59,00 3,00

5 56,00 47,00 7,00

3

1 51,00 47,00 6,00

2 51,00 50,00 5,00

3 52,00 47,00 5,00

4 54,00 44,00 2,00

5 49,00 41,00 4,00

Rata-rata 50,57 46,80 3,87

P3a

1

1 54,00 47,00 2,00

2 62,00 47,00 0,00

3 60,00 59,00 4,00

4 64,00 62,00 5,00

5 60,00 59,00 4,00

2

1 60,00 47,00 4,00

2 64,00 65,00 3,00

3 69,00 41,00 2,00

4 64,00 44,00 4,00

5 61,00 47,00 6,00

3

1 63,00 50,00 3,00

2 61,00 41,00 2,00

3 64,50 56,00 4,00

4 63,00 56,00 4,00

5 58,50 47,00 5,00

Rata-rata 61,87 51,20 3,47

P3b

1

1 53,00 53,00 0,00

2 64,00 47,00 0,00

3 53,00 50,00 5,00

4 63,00 47,00 5,00

5 64,00 56,00 8,00

2

1 58,00 44,00 1,00

2 60,00 56,00 2,00

3 59,00 50,00 3,00

4 58,50 62,00 2,00

5 57,00 47,00 4,00

3

1 57,00 47,00 3,00

2 40,00 50,00 2,00

3 60,00 56,00 2,00

4 57,00 50,00 2,00

5 59,00 53,00 4,00

Rata-rata 57,50 51,20 2,87

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 115: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

P3c

1

1 50,00 53,00 5,00

2 56,00 47,00 4,00

3 56,00 50,00 3,00

4 62,00 53,00 6,00

5 59,00 44,00 4,00

2

1 59,00 47,00 4,00

2 61,00 50,00 2,00

3 60,00 47,00 4,00

4 69,00 59,00 4,00

5 58,00 50,00 6,00

3

1 59,00 53,00 5,00

2 58,00 56,00 7,00

3 68,00 53,00 5,00

4 55,00 59,00 6,00

5 63,00 47,00 4,00

Rata-rata 59,53 51,20 4,60

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 116: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

Lampiran 3. Produktivitas tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)

3.1 Produktivitas tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)

Perlakuan Ulangan TanamanData pertumbuhan

Jumlah polong Berat polong (g) Berat biji (g)

K-

1

1 25,00 23,30 15,50

2 12,00 23,90 15,00

3 32,00 31,90 28,70

4 37,00 49,60 25,50

5 47,00 45,10 29,50

2

1 21,00 19,10 13,40

2 41,00 35,20 25,60

3 36,00 21,00 14,00

4 22,00 24,60 16,50

5 44,00 40,10 27,00

3

1 35,00 41,40 29,50

2 19,00 28,10 29,80

3 14,00 20,30 13,80

4 33,00 48,90 32,50

5 30,00 31,00 20,90

Rata-rata 29,87 32,23 22,48

K+

1

1 62,00 67,80 48,50

2 103,00 97,80 58,60

3 53,00 56,40 46,20

4 62,00 59,20 42,50

5 69,00 72,50 32,60

2

1 59,00 58,80 41,20

2 62,00 46,60 31,90

3 60,00 53,70 35,50

4 67,00 62,40 42,80

5 48,00 38,10 39,40

3

1 89,00 70,60 42,50

2 25,00 29,80 21,70

3 36,00 47,80 41,20

4 76,00 61,30 43,50

5 48,00 48,70 31,40

Rata-rata 61,27 58,10 39,97

P1a 1

1 28,00 29,90 20,70

2 33,00 29,70 20,10

3 24,00 18,40 12,50

4 39,00 27,30 19,40

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 117: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

5 19,00 19,70 12,10

2

1 26,00 25,70 15,90

2 33,00 30,30 21,70

3 28,00 26,40 17,20

4 25,00 23,90 15,50

5 21,00 17,30 10,80

3

1 21,00 21,90 15,20

2 55,00 49,40 36,70

3 12,00 17,00 10,90

4 57,00 35,90 24,50

5 54,00 56,10 41,60

Rata-rata 31,67 28,59 19,65

P1b

1

1 60,00 67,00 50,30

2 40,00 40,70 29,70

3 53,00 41,60 30,00

4 47,00 43,90 32,30

5 33,00 32,60 23,00

2

1 27,00 27,60 20,20

2 46,00 45,30 33,30

3 43,00 43,80 32,00

4 46,00 37,40 26,40

5 31,00 26,20 17,40

3

1 59,00 45,40 31,90

2 40,00 32,90 23,40

3 17,00 22,30 15,60

4 43,00 43,40 32,00

5 38,00 34,10 24,60

Rata-rata 41,53 38,95 28,14

P1c

1

1 38,00 35,40 24,30

2 20,00 13,70 8,60

3 25,00 18,50 12,70

4 13,00 11,20 7,30

5 24,00 23,50 16,40

2

1 52,00 42,00 30,40

2 16,00 15,70 10,20

3 18,00 18,60 12,80

4 32,00 30,40 21,10

5 32,00 29,90 21,50

3

1 40,00 36,60 26,30

2 24,00 24,60 17,30

3 38,00 25,60 19,00

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 118: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

4 21,00 18,90 13,30

5 20,00 20,20 14,20

Rata-rata 27,53 24,32 17,03

P2a

1

1 61,00 52,80 37,60

2 38,00 27,30 19,60

3 39,00 28,70 20,40

4 32,00 25,70 18,00

5 45,00 38,00 28,00

2

1 23,00 21,20 14,80

2 39,00 29,40 19,40

3 44,00 34,20 23,00

4 23,00 22,50 15,10

5 60,00 49,10 35,80

3

1 30,00 29,30 19,90

2 30,00 38,10 20,20

3 62,00 53,40 38,60

4 37,00 31,20 21,80

5 81,00 67,20 48,90

Rata-rata 42,93 36,54 25,41

P2b

1

1 49,00 41,30 30,20

2 56,00 53,30 38,50

3 56,00 50,90 36,80

4 51,00 45,30 32,40

5 36,00 41,80 31,00

2

1 29,00 23,90 16,60

2 32,00 31,00 21,60

3 32,00 31,80 23,60

4 24,00 21,40 14,90

5 53,00 21,60 30,20

3

1 32,00 31,00 21,90

2 50,00 46,90 34,30

3 41,00 32,40 22,50

4 19,00 20,50 14,30

5 21,00 24,20 17,50

Rata-rata 38,73 34,49 25,75

P2c1

1 40,00 41,60 29,50

2 10,00 17,20 12,00

3 16,00 16,30 10,50

4 43,00 33,90 23,50

5 47,00 41,20 29,70

2 1 69,00 70,20 53,10

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 119: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

2 53,00 44,10 31,40

3 15,00 17,30 12,30

4 42,00 38,90 28,80

5 43,00 42,40 30,90

3

1 41,00 38,70 28,20

2 16,00 16,30 10,90

3 56,00 43,70 31,90

4 45,00 41,30 29,70

5 42,00 39,80 27,40

Rata-rata 38,53 36,19 25,99

P3a

1

1 38,00 33,80 24,60

2 42,00 38,90 28,20

3 29,00 28,00 20,10

4 44,00 40,60 29,30

5 58,00 54,00 39,70

2

1 23,00 25,10 18,20

2 38,00 34,00 24,70

3 46,00 40,90 30,00

4 62,00 61,50 43,70

5 29,00 30,50 21,80

3

1 51,00 44,60 33,10

2 15,00 14,60 9,90

3 12,00 12,20 7,80

4 18,00 16,20 11,00

5 32,00 39,60 29,70

Rata-rata 35,80 34,30 24,79

P3b

1

1 24,00 34,10 24,40

2 11,00 14,50 10,30

3 11,00 14,20 9,90

4 48,00 36,70 27,00

5 45,00 46,60 34,00

2

1 18,00 16,10 10,90

2 31,00 29,90 21,70

3 54,00 52,40 38,10

4 43,00 41,50 30,50

5 39,00 42,20 30,80

3

1 50,00 40,40 29,30

2 19,00 13,80 9,20

3 21,00 21,30 15,70

4 17,00 22,70 16,30

5 46,00 40,10 29,40

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 120: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

Rata-rata 31,80 31,10 22,50

P3c

1

1 52,00 50,90 38,60

2 24,00 29,20 21,90

3 24,00 24,30 17,80

4 32,00 22,00 14,90

5 52,00 52,40 39,10

2

1 49,00 51,80 38,30

2 28,00 24,20 16,90

3 23,00 22,50 15,20

4 57,00 48,90 36,50

5 40,00 40,30 28,40

3

1 36,00 29,40 20,90

2 38,00 38,10 27,00

3 55,00 46,80 34,00

4 69,00 56,60 40,60

5 65,00 62,00 47,00

Rata-rata 42,93 39,96 29,14

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 121: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

Lampiran 4. Hasil uji statistik pertumbuhan dan produktivitas tanaman

kacang hijau (Vigna radiata L.)

4.1 Hasil uji statistik tinggi batang tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Tinggi Batang

K- K+ P1a P1b P1c P2a P2b P2c P3a P3b P3c

N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15

Normal

Paramete

rsa,b

Mean43,86

67

63,70

00

52,23

33

57,43

33

56,53

33

50,80

00

54,30

00

50,56

67

61,86

67

57,50

00

59,53

33

Std.

Deviati

on

8,043

34

4,731

35

7,950

44

3,406

23

4,172

47

7,389

18

6,760

71

3,726

67

3,372

51

5,858

45

4,808

72

Most

Extreme

Differenc

es

Absolu

te

,115 ,175 ,145 ,151 ,195 ,188 ,234 ,213 ,157 ,266 ,144

Positiv

e

,104 ,131 ,145 ,151 ,195 ,188 ,161 ,112 ,151 ,135 ,144

Negati

ve

-,115 -,175 -,112 -,070 -,171 -,182 -,234 -,213 -,157 -,266 -,108

Kolmogorov-

Smirnov Z

,447 ,676 ,563 ,583 ,754 ,727 ,904 ,825 ,607 1,030 ,558

Asymp. Sig. (2-

tailed)

,988 ,751 ,909 ,886 ,620 ,666 ,387 ,504 ,855 ,239 ,914

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 122: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

Descriptives

Tinggi Batang

N Mean Std.

Deviation

Std. Error 95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum

Lower Bound Upper Bound

K- 15 43,8667 8,04334 2,07678 39,4124 48,3209 27,00 61,00

K+ 15 63,7000 4,73135 1,22163 61,0799 66,3201 53,50 69,00

P1a 15 52,2333 7,95044 2,05280 47,8305 56,6361 40,00 67,00

P1b 15 57,4333 3,40623 ,87948 55,5470 59,3196 52,00 65,00

P1c 15 56,5333 4,17247 1,07733 54,2227 58,8440 48,00 63,00

P2a 15 50,8000 7,38918 1,90788 46,7080 54,8920 40,00 61,00

P2b 15 54,3000 6,76071 1,74561 50,5560 58,0440 35,50 61,00

P2c 15 50,5667 3,72667 ,96222 48,5029 52,6304 43,00 56,00

P3a 15 61,8667 3,37251 ,87078 59,9990 63,7343 54,00 69,00

P3b 15 57,5000 5,85845 1,51265 54,2557 60,7443 40,00 64,00

P3c 15 59,5333 4,80872 1,24161 56,8704 62,1963 50,00 69,00

Total 165 55,3030 7,79573 ,60690 54,1047 56,5014 27,00 69,00

Test of Homogeneity of Variances

Tinggi Batang

Levene Statistic df1 df2 Sig.

2,597 10 154 ,006

Robust Tests of Equality of Means

Tinggi Batang

Statistica df1 df2 Sig.

Brown-Forsythe 14,860 10 113,272 ,000

a. Asymptotically F distributed.

Multiple Comparisons

Dependent Variable: Tinggi Batang

(I) Interaksi

Dosis dan

Frekuensi

(J) Interaksi

Dosis dan

Frekuensi

Mean

Difference

(I-J)

Std. Error Sig. 95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

Games-

HowellK-

K+ -19,83333* 2,40944 ,000 -28,4209 -11,2458

P1a -8,36667 2,92010 ,185 -18,5753 1,8419

P1b -13,56667* 2,25533 ,000 -21,7693 -5,3640

P1c -12,66667* 2,33958 ,001 -21,0706 -4,2627

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 123: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

P2a -6,93333 2,82011 ,369 -16,7980 2,9314

P2b -10,43333* 2,71296 ,023 -19,9407 -,9260

P2c -6,70000 2,28886 ,183 -14,9798 1,5798

P3a -18,00000* 2,25195 ,000 -26,1951 -9,8049

P3b -13,63333* 2,56926 ,001 -22,6848 -4,5819

P3c -15,66667* 2,41963 ,000 -24,2821 -7,0512

K+

K- 19,83333* 2,40944 ,000 11,2458 28,4209

P1a 11,46667* 2,38880 ,003 2,9587 19,9747

P1b 6,26667* 1,50528 ,011 ,9607 11,5726

P1c 7,16667* 1,62881 ,006 1,4652 12,8682

P2a 12,90000* 2,26548 ,000 4,8657 20,9343

P2b 9,40000* 2,13062 ,006 1,8796 16,9204

P2c 13,13333* 1,55507 ,000 7,6724 18,5943

P3a 1,83333 1,50021 ,974 -3,4572 7,1239

P3b 6,20000 1,94434 ,099 -,6220 13,0220

P3c 4,16667 1,74183 ,406 -1,9228 10,2561

P1a

K- 8,36667 2,92010 ,185 -1,8419 18,5753

K+ -11,46667* 2,38880 ,003 -19,9747 -2,9587

P1b -5,20000 2,23326 ,455 -13,3169 2,9169

P1c -4,30000 2,31832 ,737 -12,6215 4,0215

P2a 1,43333 2,80249 1,000 -8,3683 11,2350

P2b -2,06667 2,69464 ,999 -11,5069 7,3736

P2c 1,66667 2,26712 ,999 -6,5287 9,8620

P3a -9,63333* 2,22985 ,012 -17,7425 -1,5241

P3b -5,26667 2,54991 ,609 -14,2453 3,7120

P3c -7,30000 2,39907 ,141 -15,8363 1,2363

P1b

K- 13,56667* 2,25533 ,000 5,3640 21,7693

K+ -6,26667* 1,50528 ,011 -11,5726 -,9607

P1a 5,20000 2,23326 ,455 -2,9169 13,3169

P1c ,90000 1,39073 1,000 -3,9779 5,7779

P2a 6,63333 2,10083 ,122 -,9687 14,2353

P2b 3,13333 1,95464 ,864 -3,9007 10,1674

P2c 6,86667* 1,30360 ,001 2,3064 11,4270

P3a -4,43333* 1,23764 ,041 -8,7601 -,1066

P3b -,06667 1,74974 1,000 -6,3074 6,1740

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 124: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

P3c -2,10000 1,52154 ,942 -7,4674 3,2674

P1c

K- 12,66667* 2,33958 ,001 4,2627 21,0706

K+ -7,16667* 1,62881 ,006 -12,8682 -1,4652

P1a 4,30000 2,31832 ,737 -4,0215 12,6215

P1b -,90000 1,39073 1,000 -5,7779 3,9779

P2a 5,73333 2,19104 ,298 -2,0954 13,5620

P2b 2,23333 2,05129 ,988 -5,0568 9,5235

P2c 5,96667* 1,44447 ,011 ,9116 11,0217

P3a -5,33333* 1,38524 ,023 -10,1935 -,4731

P3b -,96667 1,85708 1,000 -7,5160 5,5826

P3c -3,00000 1,64384 ,756 -8,7561 2,7561

P2a

K- 6,93333 2,82011 ,369 -2,9314 16,7980

K+ -12,90000* 2,26548 ,000 -20,9343 -4,8657

P1a -1,43333 2,80249 1,000 -11,2350 8,3683

P1b -6,63333 2,10083 ,122 -14,2353 ,9687

P1c -5,73333 2,19104 ,298 -13,5620 2,0954

P2b -3,50000 2,58595 ,950 -12,5461 5,5461

P2c ,23333 2,13679 1,000 -7,4557 7,9224

P3a -11,06667* 2,09720 ,001 -18,6601 -3,4732

P3b -6,70000 2,43477 ,230 -15,2481 1,8481

P3c -8,73333* 2,27631 ,026 -16,7987 -,6679

P2b

K- 10,43333* 2,71296 ,023 ,9260 19,9407

K+ -9,40000* 2,13062 ,006 -16,9204 -1,8796

P1a 2,06667 2,69464 ,999 -7,3736 11,5069

P1b -3,13333 1,95464 ,864 -10,1674 3,9007

P1c -2,23333 2,05129 ,988 -9,5235 5,0568

P2a 3,50000 2,58595 ,950 -5,5461 12,5461

P2c 3,73333 1,99324 ,727 -3,3993 10,8660

P3a -7,56667* 1,95074 ,028 -14,5911 -,5423

P3b -3,20000 2,30981 ,942 -11,2884 4,8884

P3c -5,23333 2,14213 ,380 -12,7884 2,3217

P2c

K- 6,70000 2,28886 ,183 -1,5798 14,9798

K+ -13,13333* 1,55507 ,000 -18,5943 -7,6724

P1a -1,66667 2,26712 ,999 -9,8620 6,5287

P1b -6,86667* 1,30360 ,001 -11,4270 -2,3064

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 125: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

P1c -5,96667* 1,44447 ,011 -11,0217 -,9116

P2a -,23333 2,13679 1,000 -7,9224 7,4557

P2b -3,73333 1,99324 ,727 -10,8660 3,3993

P3a -11,30000* 1,29774 ,000 -15,8405 -6,7595

P3b -6,93333* 1,79275 ,025 -13,2935 -,5731

P3c -8,96667* 1,57082 ,000 -14,4862 -3,4471

P3a

K- 18,00000* 2,25195 ,000 9,8049 26,1951

K+ -1,83333 1,50021 ,974 -7,1239 3,4572

P1a 9,63333* 2,22985 ,012 1,5241 17,7425

P1b 4,43333* 1,23764 ,041 ,1066 8,7601

P1c 5,33333* 1,38524 ,023 ,4731 10,1935

P2a 11,06667* 2,09720 ,001 3,4732 18,6601

P2b 7,56667* 1,95074 ,028 ,5423 14,5911

P2c 11,30000* 1,29774 ,000 6,7595 15,8405

P3b 4,36667 1,74538 ,354 -1,8623 10,5956

P3c 2,33333 1,51652 ,893 -3,0189 7,6856

P3b

K- 13,63333* 2,56926 ,001 4,5819 22,6848

K+ -6,20000 1,94434 ,099 -13,0220 ,6220

P1a 5,26667 2,54991 ,609 -3,7120 14,2453

P1b ,06667 1,74974 1,000 -6,1740 6,3074

P1c ,96667 1,85708 1,000 -5,5826 7,5160

P2a 6,70000 2,43477 ,230 -1,8481 15,2481

P2b 3,20000 2,30981 ,942 -4,8884 11,2884

P2c 6,93333* 1,79275 ,025 ,5731 13,2935

P3a -4,36667 1,74538 ,354 -10,5956 1,8623

P3c -2,03333 1,95696 ,992 -8,8961 4,8294

P3c

K- 15,66667* 2,41963 ,000 7,0512 24,2821

K+ -4,16667 1,74183 ,406 -10,2561 1,9228

P1a 7,30000 2,39907 ,141 -1,2363 15,8363

P1b 2,10000 1,52154 ,942 -3,2674 7,4674

P1c 3,00000 1,64384 ,756 -2,7561 8,7561

P2a 8,73333* 2,27631 ,026 ,6679 16,7987

P2b 5,23333 2,14213 ,380 -2,3217 12,7884

P2c 8,96667* 1,57082 ,000 3,4471 14,4862

P3a -2,33333 1,51652 ,893 -7,6856 3,0189

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 126: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

P3b 2,03333 1,95696 ,992 -4,8294 8,8961

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

K- K+ P1a P1b P1c P2a P2b P2c P3a P3b P3c

K-S

(P=0,000)–

(P=0,185)S

(P=0,000)S

(P=0,001)–

(P=0,369)S

(P=0,023)–

(P=0,183)S

(P=0,000)S

(P=0,001)S

(P=0,000)

K+S

(P=0,003)S

(P=0,011)S

(P=0,006)S

(P=0,000)S

(P=0,006)S

(P=0,000)–

(P=0,974)–

(P=0,099)–

(P=0,406)

P1a–

(P=0,455)–

(P=0,737)–

(P=1,000)–

(P=0,999)–

(P=0,999)S

(P=0,012)–

(P=0,609)–

(P=0,141)

P1b–

(P=1,000)–

(P=0,122)–

(P=0,864)S

(P=0,001)S

(P=0,041)–

(P=1,000)–

(P=0,942)

P1c–

(P=0,298)–

(P=0,988)S

(P=0,011)S

(P=0,023)–

(P=1,000)–

(P=0,756)

P2a–

(P=0,950)–

(P=1,000)S

(P=0,001)–

(P=0,230)–

(P=0,026)

P2b–

(P=0,727)S

(P=0,028)–

(P=0,942)–

(P=0,380)

P2cS

(P=0,000)S

(P=0,025)S

(P=0,000)

P3a–

(P=0,354)–

(P=0,893)

P3b–

(P=0,992)

P3c

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 127: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

4.2 Hasil uji statistik jumlah daun tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Jumlah Daun

K- K+ P1a P1b P1c P2a P2b P2c P3a P3b P3c

N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15

Normal

Paramete

rsa,b

Mean29,80

00

49,80

00

37,40

00

46,20

00

49,20

00

49,40

00

45,20

00

46,80

00

51,20

00

51,20

00

51,20

00

Std.

Deviati

on

5,942

58

5,374

54

8,270

43

6,559

62

8,595

68

8,575

71

5,171

35

4,459

34

7,673

70

4,783

90

4,507

14

Most

Extreme

Differenc

es

Absolu

te

,209 ,258 ,202 ,185 ,163 ,179 ,164 ,215 ,241 ,199 ,158

Positiv

e

,154 ,165 ,123 ,185 ,163 ,144 ,164 ,215 ,241 ,199 ,158

Negati

ve

-,209 -,258 -,202 -,117 -,140 -,179 -,103 -,132 -,134 -,123 -,122

Kolmogorov-

Smirnov Z

,810 ,997 ,781 ,716 ,632 ,694 ,635 ,834 ,934 ,771 ,610

Asymp. Sig. (2-

tailed)

,527 ,273 ,575 ,685 ,819 ,721 ,815 ,489 ,347 ,592 ,850

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 128: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

Descriptives

Jumlah Daun

N Mean Std.

Deviation

Std. Error 95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum

Lower Bound Upper Bound

K- 15 29,8000 5,94258 1,53437 26,5091 33,0909 20,00 38,00

K+ 15 49,8000 5,37454 1,38770 46,8237 52,7763 38,00 56,00

P1a 15 37,4000 8,27043 2,13542 32,8200 41,9800 23,00 47,00

P1b 15 46,2000 6,55962 1,69369 42,5674 49,8326 38,00 59,00

P1c 15 49,2000 8,59568 2,21940 44,4399 53,9601 35,00 62,00

P2a 15 49,4000 8,57571 2,21424 44,6509 54,1491 32,00 62,00

P2b 15 45,2000 5,17135 1,33524 42,3362 48,0638 38,00 56,00

P2c 15 46,8000 4,45934 1,15140 44,3305 49,2695 41,00 59,00

P3a 15 51,2000 7,67370 1,98134 46,9504 55,4496 41,00 65,00

P3b 15 51,2000 4,78390 1,23520 48,5508 53,8492 44,00 62,00

P3c 15 51,2000 4,50714 1,16374 48,7040 53,6960 44,00 59,00

Total 165 46,1273 9,04876 ,70444 44,7363 47,5182 20,00 65,00

Test of Homogeneity of Variances

Jumlah Daun

Levene Statistic df1 df2 Sig.

2,982 10 154 ,002

Robust Tests of Equality of Means

Jumlah Daun

Statistica df1 df2 Sig.

Brown-Forsythe 15,910 10 124,670 ,000

a. Asymptotically F distributed.

Multiple Comparisons

Dependent Variable: Jumlah Daun

(I) Interaksi

Dosis dan

Frekuensi

(J) Interaksi

Dosis dan

Frekuensi

Mean Difference

(I-J)

Std. Error Sig. 95% Confidence Interval

Lower

Bound

Upper

Bound

Games-

HowellK-

K+ -20,00000* 2,06882 ,000 -27,2384 -12,7616

P1a -7,60000 2,62950 ,182 -16,8695 1,6695

P1b -16,40000* 2,28536 ,000 -24,3958 -8,4042

P1c -19,40000* 2,69815 ,000 -28,9294 -9,8706

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 129: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

P2a -19,60000* 2,69391 ,000 -29,1133 -10,0867

P2b -15,40000* 2,03400 ,000 -22,5218 -8,2782

P2c -17,00000* 1,91833 ,000 -23,7494 -10,2506

P3a -21,40000* 2,50599 ,000 -30,2058 -12,5942

P3b -21,40000* 1,96977 ,000 -28,3120 -14,4880

P3c -21,40000* 1,92577 ,000 -28,1726 -14,6274

K+

K- 20,00000* 2,06882 ,000 12,7616 27,2384

P1a 12,40000* 2,54671 ,002 3,3758 21,4242

P1b 3,60000 2,18959 ,849 -4,0789 11,2789

P1c ,60000 2,61752 1,000 -8,6954 9,8954

P2a ,40000 2,61315 1,000 -8,8787 9,6787

P2b 4,60000 1,92577 ,408 -2,1332 11,3332

P2c 3,00000 1,80317 ,840 -3,3214 9,3214

P3a -1,40000 2,41897 1,000 -9,9379 7,1379

P3b -1,40000 1,85780 ,999 -7,9019 5,1019

P3c -1,40000 1,81108 ,999 -7,7472 4,9472

P1a

K- 7,60000 2,62950 ,182 -1,6695 16,8695

K+ -12,40000* 2,54671 ,002 -21,4242 -3,3758

P1b -8,80000 2,72554 ,092 -18,3689 ,7689

P1c -11,80000* 3,07989 ,023 -22,5684 -1,0316

P2a -12,00000* 3,07618 ,019 -22,7553 -1,2447

P2b -7,80000 2,51850 ,126 -16,7438 1,1438

P2c -9,40000* 2,42605 ,027 -18,0934 -,7066

P3a -13,80000* 2,91302 ,002 -23,9884 -3,6116

P3b -13,80000* 2,46692 ,000 -22,6014 -4,9986

P3c -13,80000* 2,43193 ,000 -22,5087 -5,0913

P1b

K- 16,40000* 2,28536 ,000 8,4042 24,3958

K+ -3,60000 2,18959 ,849 -11,2789 4,0789

P1a 8,80000 2,72554 ,092 -,7689 18,3689

P1c -3,00000 2,79182 ,989 -12,8159 6,8159

P2a -3,20000 2,78773 ,983 -13,0006 6,6006

P2b 1,00000 2,15672 1,000 -6,5735 8,5735

P2c -,60000 2,04800 1,000 -7,8394 6,6394

P3a -5,00000 2,60659 ,701 -14,1305 4,1305

P3b -5,00000 2,09626 ,412 -12,3846 2,3846

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 130: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

P3c -5,00000 2,05496 ,386 -12,2601 2,2601

P1c

K- 19,40000* 2,69815 ,000 9,8706 28,9294

K+ -,60000 2,61752 1,000 -9,8954 8,6954

P1a 11,80000* 3,07989 ,023 1,0316 22,5684

P1b 3,00000 2,79182 ,989 -6,8159 12,8159

P2a -,20000 3,13506 1,000 -11,1600 10,7600

P2b 4,00000 2,59009 ,889 -5,2189 13,2189

P2c 2,40000 2,50029 ,995 -6,5811 11,3811

P3a -2,00000 2,97514 1,000 -12,4118 8,4118

P3b -2,00000 2,53997 ,999 -11,0836 7,0836

P3c -2,00000 2,50599 ,999 -10,9956 6,9956

P2a

K- 19,60000* 2,69391 ,000 10,0867 29,1133

K+ -,40000 2,61315 1,000 -9,6787 8,8787

P1a 12,00000* 3,07618 ,019 1,2447 22,7553

P1b 3,20000 2,78773 ,983 -6,6006 13,0006

P1c ,20000 3,13506 1,000 -10,7600 11,1600

P2b 4,20000 2,58567 ,856 -5,0019 13,4019

P2c 2,60000 2,49571 ,991 -6,3634 11,5634

P3a -1,80000 2,97129 1,000 -12,1979 8,5979

P3b -1,80000 2,53546 1,000 -10,8662 7,2662

P3c -1,80000 2,50143 1,000 -10,7779 7,1779

P2b

K- 15,40000* 2,03400 ,000 8,2782 22,5218

K+ -4,60000 1,92577 ,408 -11,3332 2,1332

P1a 7,80000 2,51850 ,126 -1,1438 16,7438

P1b -1,00000 2,15672 1,000 -8,5735 6,5735

P1c -4,00000 2,59009 ,889 -13,2189 5,2189

P2a -4,20000 2,58567 ,856 -13,4019 5,0019

P2c -1,60000 1,76311 ,997 -7,7747 4,5747

P3a -6,00000 2,38926 ,345 -14,4496 2,4496

P3b -6,00000 1,81895 ,078 -12,3621 ,3621

P3c -6,00000 1,77120 ,064 -12,2015 ,2015

P2c

K- 17,00000* 1,91833 ,000 10,2506 23,7494

K+ -3,00000 1,80317 ,840 -9,3214 3,3214

P1a 9,40000* 2,42605 ,027 ,7066 18,0934

P1b ,60000 2,04800 1,000 -6,6394 7,8394

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 131: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

P1c -2,40000 2,50029 ,995 -11,3811 6,5811

P2a -2,60000 2,49571 ,991 -11,5634 6,3634

P2b 1,60000 1,76311 ,997 -4,5747 7,7747

P3a -4,40000 2,29160 ,699 -12,5736 3,7736

P3b -4,40000 1,68862 ,293 -10,3057 1,5057

P3c -4,40000 1,63707 ,255 -10,1231 1,3231

P3a

K- 21,40000* 2,50599 ,000 12,5942 30,2058

K+ 1,40000 2,41897 1,000 -7,1379 9,9379

P1a 13,80000* 2,91302 ,002 3,6116 23,9884

P1b 5,00000 2,60659 ,701 -4,1305 14,1305

P1c 2,00000 2,97514 1,000 -8,4118 12,4118

P2a 1,80000 2,97129 1,000 -8,5979 12,1979

P2b 6,00000 2,38926 ,345 -2,4496 14,4496

P2c 4,40000 2,29160 ,699 -3,7736 12,5736

P3b ,00000 2,33483 1,000 -8,2929 8,2929

P3c ,00000 2,29783 1,000 -8,1905 8,1905

P3b

K- 21,40000* 1,96977 ,000 14,4880 28,3120

K+ 1,40000 1,85780 ,999 -5,1019 7,9019

P1a 13,80000* 2,46692 ,000 4,9986 22,6014

P1b 5,00000 2,09626 ,412 -2,3846 12,3846

P1c 2,00000 2,53997 ,999 -7,0836 11,0836

P2a 1,80000 2,53546 1,000 -7,2662 10,8662

P2b 6,00000 1,81895 ,078 -,3621 12,3621

P2c 4,40000 1,68862 ,293 -1,5057 10,3057

P3a ,00000 2,33483 1,000 -8,2929 8,2929

P3c ,00000 1,69706 1,000 -5,9345 5,9345

P3c

K- 21,40000* 1,92577 ,000 14,6274 28,1726

K+ 1,40000 1,81108 ,999 -4,9472 7,7472

P1a 13,80000* 2,43193 ,000 5,0913 22,5087

P1b 5,00000 2,05496 ,386 -2,2601 12,2601

P1c 2,00000 2,50599 ,999 -6,9956 10,9956

P2a 1,80000 2,50143 1,000 -7,1779 10,7779

P2b 6,00000 1,77120 ,064 -,2015 12,2015

P2c 4,40000 1,63707 ,255 -1,3231 10,1231

P3a ,00000 2,29783 1,000 -8,1905 8,1905

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 132: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

P3b ,00000 1,69706 1,000 -5,9345 5,9345

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

K- K+ P1a P1b P1c P2a P2b P2c P3a P3b P3c

K-S

(P=0,000)–

(P=0,182)S

(P=0,000)S

(P=0,000)S

(P=0,000)S

(P=0,000)S

(P=0,000)S

(P=0,000)S

(P=0,000)S

(P=0,000)

K+S

(P=0,002)–

(P=0,849)–

(P=1,000)–

(P=1,000)–

(P=0,408)–

(P=0,840)–

(P=1,000)–

(P=0,999)–

(P=0,999)

P1a–

(P=0,092)S

(P=0,023)S

(P=0,019)–

(P=0,126)S

(P=0,027)S

(P=0,002)S

(P=0,000)S

(P=0,000)

P1b–

(P=0,989)–

(P=0,983)–

(P=1,000)–

(P=1,000)–

(P=0,701)–

(P=0,412)–

(P=0,386)

P1c–

(P=1,000)–

(P=0,889)–

(P=0,995)–

(P=1,000)–

(P=0,999)–

(P=0,999)

P2a–

(P=0,856)–

(P=0,997)–

(P=1,000)–

(P=1,000)–

(P=1,000)

P2b–

(P=0,997)–

(P=0,354)–

(P=0,078)–

(P=0,064)

P2c–

(P=0,694)–

(P=0,293)–

(P=0,255)

P3a–

(P=1,000)–

(P=1,000)

P3b–

(P=1,000)

P3c

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 133: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

4.3 Hasil uji statistik jumlah bintil akar tanaman kacang hijau (Vignaradiata L.)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Jumlah Bintil Akar

K- K+ P1a P1b P1c P2a P2b P2c P3a P3b P3c

N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15

Normal

Parameter

sa,b

Mean,600

0

,866

7

2,400

0

1,733

3

2,666

7

3,000

0

4,000

0

3,866

7

3,466

7

2,866

7

4,600

0

Std.

Deviati

on

,736

79

,915

48

1,681

84

1,751

19

1,988

06

2,618

61

2,329

93

1,767

43

1,505

55

2,099

89

1,298

35

Most

Extreme

Differenc

es

Absolu

te

,326 ,295 ,139 ,239 ,149 ,207 ,138 ,155 ,238 ,193 ,211

Positiv

e

,326 ,295 ,127 ,239 ,132 ,182 ,133 ,155 ,162 ,193 ,211

Negati

ve

-,208 -,225 -,139 -,161 -,149 -,207 -,138 -,139 -,238 -,140 -,189

Kolmogorov-

Smirnov Z

1,26

1

1,14

2

,540 ,925 ,576 ,803 ,534 ,599 ,923 ,749 ,819

Asymp. Sig. (2-

tailed)

,083 ,148 ,933 ,359 ,894 ,539 ,938 ,865 ,361 ,629 ,514

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 134: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

Descriptives

Bintil Akar

N Mean Std.

Deviation

Std. Error 95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum

Lower Bound Upper Bound

K- 15 ,6000 ,73679 ,19024 ,1920 1,0080 ,00 2,00

K+ 15 ,8667 ,91548 ,23637 ,3597 1,3736 ,00 2,00

P1a 15 2,4000 1,68184 ,43425 1,4686 3,3314 ,00 5,00

P1b 15 1,7333 1,75119 ,45216 ,7636 2,7031 ,00 5,00

P1c 15 2,6667 1,98806 ,51331 1,5657 3,7676 ,00 6,00

P2a 15 3,0000 2,61861 ,67612 1,5499 4,4501 ,00 7,00

P2b 15 4,0000 2,32993 ,60159 2,7097 5,2903 ,00 7,00

P2c 15 3,8667 1,76743 ,45635 2,8879 4,8454 1,00 7,00

P3a 15 3,4667 1,50555 ,38873 2,6329 4,3004 ,00 6,00

P3b 15 2,8667 2,09989 ,54219 1,7038 4,0295 ,00 8,00

P3c 15 4,6000 1,29835 ,33523 3,8810 5,3190 2,00 7,00

Total 165 2,7333 2,11306 ,16450 2,4085 3,0581 ,00 8,00

Test of Homogeneity of Variances

Bintil Akar

Levene Statistic df1 df2 Sig.

3,823 10 154 ,000

Robust Tests of Equality of Means

Bintil Akar

Statistica df1 df2 Sig.

Brown-Forsythe 7,614 10 116,118 ,000

a. Asymptotically F distributed.

Multiple Comparisons

Dependent Variable: Bintil Akar

(I) Interaksi

Dosis dan

Frekuensi

(J) Interaksi

Dosis dan

Frekuensi

Mean

Difference

(I-J)

Std. Error Sig. 95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

Games-

HowellK-

K+ -,26667 ,30342 ,998 -1,3314 ,7980

P1a -1,80000* ,47409 ,036 -3,5208 -,0792

P1b -1,13333 ,49055 ,465 -2,9181 ,6515

P1c -2,06667* ,54743 ,040 -4,0725 -,0608

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 135: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

P2a -2,40000 ,70238 ,085 -5,0057 ,2057

P2b -3,40000* ,63095 ,002 -5,7296 -1,0704

P2c -3,26667* ,49441 ,000 -5,0665 -1,4668

P3a -2,86667* ,43278 ,000 -4,4269 -1,3064

P3b -2,26667* ,57459 ,030 -4,3779 -,1554

P3c -4,00000* ,38545 ,000 -5,3768 -2,6232

K+

K- ,26667 ,30342 ,998 -,7980 1,3314

P1a -1,53333 ,49441 ,130 -3,3039 ,2373

P1b -,86667 ,51021 ,821 -2,6985 ,9652

P1c -1,80000 ,56512 ,116 -3,8451 ,2451

P2a -2,13333 ,71625 ,176 -4,7655 ,4989

P2b -3,13333* ,64636 ,004 -5,4942 -,7725

P2c -3,00000* ,51393 ,000 -4,8463 -1,1537

P3a -2,60000* ,45496 ,000 -4,2183 -,9817

P3b -2,00000 ,59147 ,081 -4,1475 ,1475

P3c -3,73333* ,41019 ,000 -5,1806 -2,2860

P1a

K- 1,80000* ,47409 ,036 ,0792 3,5208

K+ 1,53333 ,49441 ,130 -,2373 3,3039

P1b ,66667 ,62691 ,990 -1,5253 2,8586

P1c -,26667 ,67236 1,000 -2,6225 2,0891

P2a -,60000 ,80356 ,999 -3,4493 2,2493

P2b -1,60000 ,74194 ,552 -4,2149 1,0149

P2c -1,46667 ,62994 ,444 -3,6693 ,7360

P3a -1,06667 ,58282 ,753 -3,1062 ,9729

P3b -,46667 ,69465 1,000 -2,9046 1,9713

P3c -2,20000* ,54859 ,016 -4,1279 -,2721

P1b

K- 1,13333 ,49055 ,465 -,6515 2,9181

K+ ,86667 ,51021 ,821 -,9652 2,6985

P1a -,66667 ,62691 ,990 -2,8586 1,5253

P1c -,93333 ,68406 ,947 -3,3279 1,4612

P2a -1,26667 ,81338 ,885 -4,1444 1,6110

P2b -2,26667 ,75256 ,143 -4,9143 ,3810

P2c -2,13333 ,64242 ,074 -4,3792 ,1125

P3a -1,73333 ,59628 ,172 -3,8218 ,3551

P3b -1,13333 ,70598 ,867 -3,6079 1,3413

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 136: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

P3c -2,86667* ,56287 ,001 -4,8481 -,8852

P1c

K- 2,06667* ,54743 ,040 ,0608 4,0725

K+ 1,80000 ,56512 ,116 -,2451 3,8451

P1a ,26667 ,67236 1,000 -2,0891 2,6225

P1b ,93333 ,68406 ,947 -1,4612 3,3279

P2a -,33333 ,84890 1,000 -3,3186 2,6520

P2b -1,33333 ,79082 ,830 -4,1036 1,4369

P2c -1,20000 ,68684 ,799 -3,6038 1,2038

P3a -,80000 ,64390 ,971 -3,0646 1,4646

P3b -,20000 ,74663 1,000 -2,8108 2,4108

P3c -1,93333 ,61308 ,112 -4,1052 ,2385

P2a

K- 2,40000 ,70238 ,085 -,2057 5,0057

K+ 2,13333 ,71625 ,176 -,4989 4,7655

P1a ,60000 ,80356 ,999 -2,2493 3,4493

P1b 1,26667 ,81338 ,885 -1,6110 4,1444

P1c ,33333 ,84890 1,000 -2,6520 3,3186

P2b -1,00000 ,90501 ,987 -4,1674 2,1674

P2c -,86667 ,81572 ,990 -3,7512 2,0179

P3a -,46667 ,77991 1,000 -3,2502 2,3169

P3b ,13333 ,86667 1,000 -2,9082 3,1749

P3c -1,60000 ,75467 ,577 -4,3185 1,1185

P2b

K- 3,40000* ,63095 ,002 1,0704 5,7296

K+ 3,13333* ,64636 ,004 ,7725 5,4942

P1a 1,60000 ,74194 ,552 -1,0149 4,2149

P1b 2,26667 ,75256 ,143 -,3810 4,9143

P1c 1,33333 ,79082 ,830 -1,4369 4,1036

P2a 1,00000 ,90501 ,987 -2,1674 4,1674

P2c ,13333 ,75509 1,000 -2,5222 2,7888

P3a ,53333 ,71625 ,999 -2,0055 3,0722

P3b 1,13333 ,80986 ,938 -1,7004 3,9670

P3c -,60000 ,68868 ,998 -3,0627 1,8627

P2c

K- 3,26667* ,49441 ,000 1,4668 5,0665

K+ 3,00000* ,51393 ,000 1,1537 4,8463

P1a 1,46667 ,62994 ,444 -,7360 3,6693

P1b 2,13333 ,64242 ,074 -,1125 4,3792

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 137: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

P1c 1,20000 ,68684 ,799 -1,2038 3,6038

P2a ,86667 ,81572 ,990 -2,0179 3,7512

P2b -,13333 ,75509 1,000 -2,7888 2,5222

P3a ,40000 ,59947 1,000 -1,7001 2,5001

P3b 1,00000 ,70868 ,935 -1,4834 3,4834

P3c -,73333 ,56625 ,961 -2,7274 1,2608

P3a

K- 2,86667* ,43278 ,000 1,3064 4,4269

K+ 2,60000* ,45496 ,000 ,9817 4,2183

P1a 1,06667 ,58282 ,753 -,9729 3,1062

P1b 1,73333 ,59628 ,172 -,3551 3,8218

P1c ,80000 ,64390 ,971 -1,4646 3,0646

P2a ,46667 ,77991 1,000 -2,3169 3,2502

P2b -,53333 ,71625 ,999 -3,0722 2,0055

P2c -,40000 ,59947 1,000 -2,5001 1,7001

P3b ,60000 ,66714 ,997 -1,7521 2,9521

P3c -1,13333 ,51331 ,518 -2,9310 ,6644

P3b

K- 2,26667* ,57459 ,030 ,1554 4,3779

K+ 2,00000 ,59147 ,081 -,1475 4,1475

P1a ,46667 ,69465 1,000 -1,9713 2,9046

P1b 1,13333 ,70598 ,867 -1,3413 3,6079

P1c ,20000 ,74663 1,000 -2,4108 2,8108

P2a -,13333 ,86667 1,000 -3,1749 2,9082

P2b -1,13333 ,80986 ,938 -3,9670 1,7004

P2c -1,00000 ,70868 ,935 -3,4834 1,4834

P3a -,60000 ,66714 ,997 -2,9521 1,7521

P3c -1,73333 ,63746 ,250 -3,9986 ,5319

P3c

K- 4,00000* ,38545 ,000 2,6232 5,3768

K+ 3,73333* ,41019 ,000 2,2860 5,1806

P1a 2,20000* ,54859 ,016 ,2721 4,1279

P1b 2,86667* ,56287 ,001 ,8852 4,8481

P1c 1,93333 ,61308 ,112 -,2385 4,1052

P2a 1,60000 ,75467 ,577 -1,1185 4,3185

P2b ,60000 ,68868 ,998 -1,8627 3,0627

P2c ,73333 ,56625 ,961 -1,2608 2,7274

P3a 1,13333 ,51331 ,518 -,6644 2,9310

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 138: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

P3b 1,73333 ,63746 ,250 -,5319 3,9986

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

K- K+ P1a P1b P1c P2a P2b P2c P3a P3b P3c

K-–

(P=0,998)S

(P=0,036)–

(P=0,465)S

(P=0,040)–

(P=0,085)S

(P=0,002)S

(P=0,000)S

(P=0,000)S

(P=0,030)S

(P=0,000)

K+–

(P=0,130)–

(P=0,821)–

(P=0,116)–

(P=0,176)S

(P=0,004)S

(P=0,000)S

(P=0,000)–

(P=0,081)S

(P=0,000)

P1a–

(P=0,990)–

(P=1,000)–

(P=0,999)–

(P=0,552)–

(P=0,444)–

(P=0,753)–

(P=1,000)S

(P=0,016)

P1b–

(P=0,947)–

(P=0,885)–

(P=0,143)–

(P=0,074)–

(P=0,172)–

(P0,867=)S

(P=0,001)

P1c–

(P=1,000)–

(P=0,830)–

(P=0,799)–

(P=0,977)–

(P=1,000)–

(P=0,112)

P2a–

(P=0,987)–

(P=0,990)–

(P=1,000)–

(P=1,000)–

(P=0,577)

P2b–

(P=1,000)–

(P=0,999)–

(P=0,938)–

(P=0,998)

P2c–

(P=1,000)–

(P=0,935)–

(P=0,961)

P3a–

(P=0,997)–

(P=0,518)

P3b–

(P=0,250)

P3c

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 139: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

4.4 Hasil uji statistik jumlah polong tanaman kacang hijau (Vigna radiataL.)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Jumlah Polong

K- K+ P1a P1b P1c P2a P2b P2c P3a P3b P3c

N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15

Normal

Paramet

ersa,b

Mean29,86

67

61,26

67

31,66

67

41,53

33

27,53

33

42,93

33

38,73

33

38,53

33

35,80

00

31,80

00

42,93

33

Std.

Devia

tion

10,68

956

19,27

792

13,83

405

11,54

412

10,80

917

16,42

066

12,94

751

16,92

786

15,15

727

15,25

123

15,23

373

Most

Extreme

Differen

ces

Absol

ute

,112 ,151 ,205 ,118 ,193 ,195 ,186 ,268 ,091 ,169 ,124

Positi

ve

,102 ,151 ,205 ,118 ,193 ,195 ,165 ,175 ,080 ,162 ,110

Negat

ive

-,112 -,120 -,147 -,114 -,100 -,117 -,186 -,268 -,091 -,169 -,124

Kolmogorov-

Smirnov Z

,435 ,587 ,792 ,457 ,746 ,754 ,721 1,037 ,353 ,653 ,481

Asymp. Sig. (2-

tailed)

,991 ,881 ,557 ,985 ,634 ,621 ,676 ,232 1,000 ,787 ,975

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Descriptives

Jumlah Polong

N Mean Std.

Deviation

Std. Error 95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum

Lower Bound Upper Bound

K- 15 29,8667 10,68956 2,76003 23,9470 35,7863 12,00 47,00

K+ 15 61,2667 19,27792 4,97754 50,5909 71,9424 25,00 103,00

P1a 15 31,6667 13,83405 3,57194 24,0056 39,3277 12,00 57,00

P1b 15 41,5333 11,54412 2,98068 35,1404 47,9263 17,00 60,00

P1c 15 27,5333 10,80917 2,79091 21,5474 33,5193 13,00 52,00

P2a 15 42,9333 16,42066 4,23980 33,8399 52,0268 23,00 81,00

P2b 15 38,7333 12,94751 3,34303 31,5632 45,9034 19,00 56,00

P2c 15 38,5333 16,92786 4,37075 29,1590 47,9077 10,00 69,00

P3a 15 35,8000 15,15727 3,91359 27,4062 44,1938 12,00 62,00

P3b 15 31,8000 15,25123 3,93785 23,3542 40,2458 11,00 54,00

P3c 15 42,9333 15,23373 3,93333 34,4972 51,3695 23,00 69,00

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 140: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

Total 165 38,4182 16,70149 1,30021 35,8509 40,9855 10,00 103,00

Test of Homogeneity of Variances

Jumlah Polong

Levene Statistic df1 df2 Sig.

,832 10 154 ,599

ANOVA

Jumlah Polong

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 12907,345 10 1290,735 6,053 ,000

Within Groups 32838,800 154 213,239

Total 45746,145 164

Jumlah Polong

Interaksi

Dosis dan

Frekuensi

N Subset for alpha = 0.05

1 2 3 4

Duncana

P1c 15 27,5333

K- 15 29,8667 29,8667

P1a 15 31,6667 31,6667 31,6667

P3b 15 31,8000 31,8000 31,8000

P3a 15 35,8000 35,8000 35,8000

P2c 15 38,5333 38,5333 38,5333

P2b 15 38,7333 38,7333 38,7333

P1b 15 41,5333 41,5333

P2a 15 42,9333

P3c 15 42,9333

K+ 15 61,2667

Sig. ,071 ,060 ,073 1,000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 15,000.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 141: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

4.5 Hasil uji statistik berat polong tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Berat Polong

K- K+ P1a P1b P1c P2a P2b P2c P3a P3b P3c

N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15

Normal

Paramet

ersa,b

Mean32,23

33

58,10

00

28,59

33

38,94

67

24,3

200

36,54

00

34,48

67

36,19

33

34,30

00

31,10

00

39,96

00

Std.

Deviat

ion

10,57

947

16,06

696

11,26

115

10,75

074

8,97

936

13,32

338

11,27

892

14,47

976

13,91

233

13,05

663

13,77

336

Most

Extreme

Differen

ces

Absol

ute

,165 ,128 ,240 ,207 ,143 ,189 ,173 ,235 ,118 ,155 ,178

Positi

ve

,165 ,128 ,240 ,207 ,143 ,189 ,173 ,226 ,118 ,141 ,178

Negati

ve

-,107 -,104 -,152 -,098 -,091 -,125 -,127 -,235 -,096 -,155 -,157

Kolmogorov-

Smirnov Z

,638 ,495 ,929 ,804 ,556 ,732 ,672 ,912 ,455 ,599 ,691

Asymp. Sig. (2-

tailed)

,810 ,967 ,354 ,538 ,917 ,657 ,758 ,377 ,986 ,865 ,726

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Descriptives

Berat Polong

N Mean Std.

Deviation

Std. Error 95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum

Lower Bound Upper Bound

K- 15 32,2333 10,57947 2,73161 26,3746 38,0920 19,10 49,60

K+ 15 58,1000 16,06696 4,14847 49,2024 66,9976 29,80 97,80

P1a 15 28,5933 11,26115 2,90762 22,3571 34,8296 17,00 56,10

P1b 15 38,9467 10,75074 2,77583 32,9931 44,9002 22,30 67,00

P1c 15 24,3200 8,97936 2,31846 19,3474 29,2926 11,20 42,00

P2a 15 36,5400 13,32338 3,44008 29,1618 43,9182 21,20 67,20

P2b 15 34,4867 11,27892 2,91221 28,2406 40,7327 20,50 53,30

P2c 15 36,1933 14,47976 3,73866 28,1747 44,2120 16,30 70,20

P3a 15 34,3000 13,91233 3,59215 26,5956 42,0044 12,20 61,50

P3b 15 31,1000 13,05663 3,37121 23,8695 38,3305 13,80 52,40

P3c 15 39,9600 13,77336 3,55627 32,3326 47,5874 22,00 62,00

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 142: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

Total 165 35,8885 14,78946 1,15136 33,6151 38,1619 11,20 97,80

Test of Homogeneity of Variances

Berat Polong

Levene Statistic df1 df2 Sig.

,734 10 154 ,692

ANOVA

Berat Polong

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 11214,385 10 1121,439 7,004 ,000

Within Groups 24657,043 154 160,111

Total 35871,428 164

Berat Polong

Duncana

Interaksi Dosis dan Frekuensi N Subset for alpha = 0.05

1 2 3 4

P1c 15 24,3200

P1a 15 28,5933 28,5933

P3b 15 31,1000 31,1000 31,1000

K- 15 32,2333 32,2333 32,2333

P3a 15 34,3000 34,3000 34,3000

P2b 15 34,4867 34,4867 34,4867

P2c 15 36,1933 36,1933

P2a 15 36,5400 36,5400

P1b 15 38,9467 38,9467

P3c 15 39,9600

K+ 15 58,1000

Sig. ,054 ,056 ,105 1,000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 15,000.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 143: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

4.6 Hasil uji statistik berat biji tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Berat Biji

K- K+ P1a P1b P1c P2a P2b P2c P3a P3b P3c

N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15

Normal

Paramete

rsa,b

Mean22,48

00

39,96

67

19,65

33

28,14

00

17,02

67

25,40

67

25,75

33

25,98

67

24,78

67

22,50

00

29,14

00

Std.

Deviat

ion

7,086

93

8,626

92

8,951

05

8,387

56

6,704

95

10,12

109

8,093

20

11,13

186

10,37

551

9,748

92

10,69

598

Most

Extreme

Differenc

es

Absol

ute

,201 ,157 ,210 ,203 ,130 ,261 ,175 ,231 ,108 ,157 ,154

Positiv

e

,201 ,141 ,210 ,203 ,130 ,261 ,138 ,231 ,108 ,150 ,151

Negati

ve

-,198 -,157 -,161 -,107 -,073 -,147 -,175 -,217 -,096 -,157 -,154

Kolmogorov-

Smirnov Z

,777 ,607 ,812 ,784 ,503 1,009 ,679 ,895 ,418 ,609 ,598

Asymp. Sig. (2-

tailed)

,582 ,854 ,525 ,570 ,962 ,260 ,746 ,400 ,995 ,852 ,867

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Descriptives

Berat Biji

N Mean Std.

Deviation

Std. Error 95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum

Lower Bound Upper Bound

K- 15 22,4800 7,08693 1,82984 18,5554 26,4046 13,40 32,50

K+ 15 39,9667 8,62692 2,22746 35,1892 44,7441 21,70 58,60

P1a 15 19,6533 8,95105 2,31115 14,6964 24,6103 10,80 41,60

P1b 15 28,1400 8,38756 2,16566 23,4951 32,7849 15,60 50,30

P1c 15 17,0267 6,70495 1,73121 13,3136 20,7397 7,30 30,40

P2a 15 25,4067 10,12109 2,61325 19,8018 31,0115 14,80 48,90

P2b 15 25,7533 8,09320 2,08965 21,2715 30,2352 14,30 38,50

P2c 15 25,9867 11,13186 2,87423 19,8220 32,1513 10,50 53,10

P3a 15 24,7867 10,37551 2,67895 19,0409 30,5324 7,80 43,70

P3b 15 22,5000 9,74892 2,51716 17,1012 27,8988 9,20 38,10

P3c 15 29,1400 10,69598 2,76169 23,2168 35,0632 14,90 47,00

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 144: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

Total 165 25,5309 10,56992 ,82287 23,9061 27,1557 7,30 58,60

Test of Homogeneity of Variances

Berat Biji

Levene Statistic df1 df2 Sig.

,859 10 154 ,573

ANOVA

Berat Biji

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 5316,195 10 531,620 6,295 ,000

Within Groups 13006,397 154 84,457

Total 18322,592 164

Berat Biji

Duncana

Interaksi Dosis dan Frekuensi N Subset for alpha = 0.05

1 2 3 4

P1c 15 17,0267

P1a 15 19,6533 19,6533

K- 15 22,4800 22,4800 22,4800

P3b 15 22,5000 22,5000 22,5000

P3a 15 24,7867 24,7867

P2a 15 25,4067 25,4067

P2b 15 25,7533 25,7533

P2c 15 25,9867 25,9867

P1b 15 28,1400

P3c 15 29,1400

K+ 15 39,9667

Sig. ,140 ,107 ,093 1,000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 15,000.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 145: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

Lampiran 5. Hasil penghitungan Relativity Agronomic Effectivity (RAE)

Nilai Relativity Agronomic Effectivity (RAE)

P1a =19,6533 22,4800

39,9667 22,4800x 100% = – 16,16 %

P1b =28,1400 22,4800

39,9667 22,4800x 100% = 32,37 %

P1c =17,0267 22,4800

39,9667 22,4800x 100% = – 31,19 %

P2a =25,4067 22,4800

39,9667 22,4800x 100% = 16,74 %

P2b =25,7533 22,4800

39,9667 22,4800x 100% = 18,72 %

P2c =25,9867 22,4800

39,9667 22,4800x 100% = 20,05 %

P3a =24,7867 22,4800

39,9667 22,4800x 100% = 13,19 %

P3b =22,5000 22,4800

39,9667 22,4800x 100% = 0,11 %

P3c =29,1400 22,4800

39,9667 22,4800x 100% = 38,09 %

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 146: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

Lampiran 6. Hasil produktivitas kacang hijau di lahan

Produksi kacang hijau pada berbagai perlakuan dihitung dengan cara konversi kedalam satuan ton per hektar (ton/ha).

- Luas media tanam = = = 1333,34 cm2 = 0,1333 m2⁄tanaman

- Jumlah tanaman/ha = , m2 x 1 tanaman = 75018,755 tanaman/ha

a. Jumlah biji K- = 22,48 g/tanamanProduktivitas K- = 75018,755 tanaman/ha x

22,48 g/tanaman= 1686421,61 g/ha= 16,8 ton/ha

b. Jumlah biji K+ = 39,97 g/tanamanProduktivitas K+ = 75018,755 tanaman/ha x

39,97 g/tanaman= 2998499,64 g/ha= 29,9 ton/ha

c. Jumlah biji P1a = 19,65 g/tanamanProduktivitas P1a = 75018,755 tanaman/ha x

19,65 g/tanaman= 1474118,54 g/ha= 14,7 ton/ha

d. Jumlah biji P1b = 28,14 g/tanamanProduktivitas P1b = 75018,755 tanaman/ha x

28,14 g/tanaman= 2111027,77 g/ha= 21,1 ton/ha

e. Jumlah biji P1c = 17,03 g/tanamanProduktivitas P1c = 75018,755 tanaman/ha x

17,03 g/tanaman= 1277569,40 g/ha= 12,8 ton/ha

f. Jumlah biji P2a = 25,41 g/tanamanProduktivitas P2a = 75018,755 tanaman/ha x

25,41 g/tanaman= 1906226,56 g/ha= 19,1 ton/ha

g. Jumlah biji P2b = 25,75 g/tanamanProduktivitas P2b = 75018,755 tanaman/ha x

25,75 g/tanaman= 1931732,94 g/ha= 19,3 ton/ha

h. Jumlah biji P2c = 25,99 g/tanamanProduktivitas P2c = 75018,755 tanaman/ha x

25,99 g/tanaman= 1949737,44 g/ha= 19,5 ton/ha

i. Jumlah biji P3a = 24,79 g/tanamanProduktivitas P3a = 75018,755 tanaman/ha x

24,79 g/tanaman= 1859714,94 g/ha= 18,6 ton/ha

j. Jumlah biji P3b = 22,50 g/tanamanProduktivitas P3b = 75018,755 tanaman/ha x

22,50 g/tanaman= 1687921,99 g/ha= 16,9 ton/ha

k. Jumlah biji P3c = 29,14 g/tanamanProduktivitas P3c = 75018,755 tanaman/ha x

29,14 g/tanaman= 2186046,52 g/ha= 21,9 ton/ha

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 147: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

Lampiran 7. Bahan Penelitian

Benih kacang hijau(Vigna radiata L.) var. VIMA-I

Pupuk kimia

Media CMC dan MediaPikovskaya

Biofertilizer Kelompok TaniDesa Lemujut

Media Nfb semisolid

Akuades

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 148: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

Kapas, alkohol, kertas cokelat,alumunium foil, cling

Akuades streil

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 149: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

Lampiran 8. Alat Penelitian

Tabung reaksi

Labu erlenmeyer,Gelas ukur, dan Botol

kultur

Autoclave

Cawan petri

Gelas beaker

Timbangan analitik

Pipet volum dan finn

Timbangan digital

Kompor listrik

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 150: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

Water bath

Shaker

Baki

Oven

Spatula danpengaduk kaca

Colony counter

Bunsen

Inkubator Ember dan Syringe

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 151: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

Lampiran 9. Hasil penelitian pengukuran mikroba dan pertumbuhan kacanghijau (Vigna radiata L.)

Nfb semi solid yang ditambahformulasi biofertilizer

Media CMC yang ditambahformulasi biofertilizer

Media Pikovskaya yangditambah formulasi biofertilizer

Usia 1 MST

Pemberian biofertilizer Usia 3 MST

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH

Page 152: PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN BIOFERTILIZER (1:15 ...repository.unair.ac.id/52373/2/MPB 34-16 Sho p.pdf · pemberian formulasi pengenceran biofertilizer (1:15) dengan variasi dosis

Muncul polong

Biji setelah panenPolong setelah panen

Tahap panen

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMBERIAN FORMULASI PENGENCERAN... FATIKHATUS SHOLIKHAH