MP3EI-Peluncuran Master Plan Percepatan Dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia

download MP3EI-Peluncuran Master Plan Percepatan Dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia

of 13

Transcript of MP3EI-Peluncuran Master Plan Percepatan Dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia

Peluncuran Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia Jumat, 27 Mei 2011 13:06:54 Admin Peluncuran Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Indonesia (MP3EI). Jumat, 27 Mei 2011 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, melakukan

peluruncuran Program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Indonesia (MP3EI) 2011-2025 di JHCC, Senayan Jakarta. Acara peluncuran tersebut dihadiri oleh Kepala Lembaga Tinggi Negara, Pimpinan Partai Politik, Para Menteri/Kepala LPNK, Gubernur, Ketua DPRD Propinisi, Komite Ekonomi Nasiona, Komite Inovasi Nasional, Bupati/Walikota, Kedutaan dan Lembaga Internasional, Kamar Dagang Indonesia, Himpunan Pengusaha Muda Indonesia, Dunia Usaha, BUMN, serta Universitas. Dalam sambutannya, Presiden SBY menyampaikan ada lima penyakit yang membuat ekonomi Indonesia gagal dan meminta kepada jajarannya agar kelima penyakit ini diberantas.

Pertama adalah birokrasi yang menghambat dan tidak sejalan, Kedua adalah sikap Pemda yang mempunyai kepentingan sendiri dan cenderung menghambat jalannya perekonomian khususnya nanti MP3EI ini,

Ketiga adalah pengusaha atau investor yang ingkar janji terhadap komitmen investasinya," kata SBY,

Keempat adalah adanya regulasi yang menghambat jalannya perekonomian dan tidak segera diperbaiki, dan

Kelima adalah adanya kepentingan dan proses politik yang tidak sehat.

Peluncuran MP3EI ditandai dengan dimulainya proyek-proyek groundbreaking yang pencanangannya akan dipusatkan pada empat lokasi, yaitu Sei Mangke Sumatera Utara, Cilegon Jawa Barat, Lombok Timur (Nusa Tenggara Barat), dan Timika Papua. MP3EI dirumuskan dengan semangat Business as Not Usual. Semangat ini tercermin dalam 3 hal, yaitu: 1. MP3EI mengedepankan terobosan Strategi dan kebijakan. Titik berat pendekatannya pada solusi, bukan pada pendekatan masalah yang dihadapi. 2. MP3EI menitikberatkan pada percepatan transformasi Ekonomi dengan pendekatan peningkatan value added, mendorong investasi, mengintegrasikan sektoral dan regional, serta memfasilitasi percepatan investasi swasta sesuai kebutuhannya. 3. MP3EI mendengarkan masukan dan pendapat dari seluruh pemangku kepentingan, termasuk pelaku usaha dan pemerintah daerah. MP3EI mempunyai 3 (tiga) strategi utama yang dioperasionalisasikan dalam inisiatif strategic. Strategi pertama adalah pengembangan potensi melalui 6 koridor ekonomi yang dilakukan dengan cara mendorong investasi BUMN, Swasta Nasional dan FDI dalam skala besar di 22 kegiatan ekonomi utama. Penyelesaian berbagai hambatan akan diarahkan pada kegiatan ekonomi utama sehingga diharapkan akan terjadi peningkatan realisasi investasi untuk memacu pertumbuhan ekonomi di 6 koridor ekonomi. Berdasarkan potensi yang ada, maka sebaran sektor fokus dan kegiatan utama di setiap koridor ekonomi, diantaranya sebagai berikut:

1. Sumatera 2. Jawa

: Kelapa Sawit, Karet, Batubara, Besi-Baja, JSS : Industri Makanan Minuman, Tekstil, Permesinan, Transportasi, Perkapalan, Alutsista, Telematika, Metropolitan Jadebotabek. Kelapa Sawit, Batubara, Alumina/Bauksit, Migas, Perkayuan, BesiBaja

3. Kalimantan 4. Sulawesi 5. Bali NT 6. Papua-Kep. Maluku

:

: Pertanian Pangan, Kakao, Perikanan, Nikel, Migas : Pariwisata, Peternakan, Perikanan : Food Estate, Tembaga, Peternakan, Perikanan, Migas, Nikel

Strategi kedua, memperkuat konektivitas nasional melalui sinkronisasi rencana aksi nasional untuk merevitalisasi kinerja sektor riil. Untuk itu akan ditetapkan jadwal penyelesaian masalah peraturan nasional dan infrastruktur utama nasional. Menurut laporan Menko Perekonomian, berdasarkan hasil diskusi dengan para pemangku kepentingan, khususnya dunia usaha, teridentifikasi sejumlah regulasi dan perijinan yang memerlukan debottlenecking yang meliputi: 1. Mempercepat penyelesaian peraturan pelaksanaan undang-undang 2. Menghilangkan tumpang tindih antar peraturan yang sudah ada baik ditingkat pusat dan daerah, maupun antara sektor/lembaga 3. Merevisi atau menerbitkan peraturan yang sangat dibutuhkan untuk mendukung strategi MP3EI (seperti Bea keluar beberapa komoditi) 4. Memberikan insentif kepada kegiatan-kegiatan utama yang sesuai dengan strategi MP3EI 5. Mempercepat dan menyederhanakan proses serta memberikan kepastian perijinan

Adapun Elemen Utama dari Strategi Kedua adalah: 1. Menghubungkan pusat-pusat pertumbuhan utama untuk memaksimalkan pertumbuhan berdasarkan prinsip keterpaduan, bukan keseragaman. 2. Memperluas pertumbuhan dengan menghubungkan daerah tertinggal dengan pusat pertumbuhan melalui inter-modal supply chain systems. 3. Menghubungkan daerah terpencil dengan infrastruktur & pelayanan dasar dalam menyebarkan manfaat pembangunan secara luas. (Pertumbuhan yang inklusif) Strategi ketiga, pengembangan Center of Excellence di setiap koridor ekonomi. Dalam hal ini akan didorong pengembangan SDM dan IPTEK sesuai kebutuhan peningkatan daya saing. Percepatan transformasi inovasi dalam ekonomi yang dilakukan melalui: 1. Pengembangan modal manusia berbasis ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi secara terencana dan sistematis. 2. Memasukkan unsur Sistem Inovasi Nasional (SINAS) dan berbagai upaya transformasi inovasi dalam kegiatan ekonomi. Adapun Inisiatif Strategiknya adalah sebagai berikut: 1. Revitalisasi Puspitek sebagai Science and Technology Park 2. Pengembangan Industrial Park 3. Pembentukan klaster inovasi daerah untuk pemerataan pertumbuhan 4. Pengembangan industri strategis pendukung konektivitas 5. Penguatan aktor inovasi (SDM dan Inovasi). MP3EI diharapkan akan menjadi sebuah jalan bagi bangsa Indonesia untuk menjadi kekuatan utama dunia. Melalui 4 strategi utama yang kemudian dijabarkan dalam

inisiatif strategik tersebut, kita berupaya menjadi negara maju dan merupakan kekuatan 12 besar dunia. Sumber: http://www.ekon.go.id/news/2011/05/27/peluncuran-masterplan-percepatan-danperluasan-pembangunan-ekonomi-indonesia

Latar Belakang MP3EI Saat ini Indonesia telah menjadi negara dengan persentase industri manufaktur dan jasa yang lebih besar. Kemajuan ekonomi juga telah membawa peningkatan kesejahteraan masyarakat, yang tercermin tidak saja dalam peningkatan

pendapatan per kapita, namun juga dalam perbaikan berbagai indikator sosial dan ekonomi lainnya termasuk Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Indonesia juga telah terlibat diperekonomian global. Saat ini Indonesia menempati urutan ekonomi ke-17 terbesar di dunia. Keterlibatan Indonesia pun sangat

diharapkan dalam berbagai forum global dan regional seperti ASEAN, APEC, G-20, dan berbagai kerjasama bilateral lainnya. Keberhasilan Indonesia melewati krisis ekonomi global tahun 2008, mendapatkan apresiasi positif dari berbagai lembaga internasional. Hal ini tercermin dengan perbaikan peringkat hutang

Indonesia di saat peringkat negara-negara lain justru mengalami penurunan. Di sisi lain, tantangan ke depan pembangunan ekonomi Indonesia tidaklah mudah untuk diselesaikan. Dinamika ekonomi domestik dan global mengharuskan Indonesia senantiasa siap terhadap perubahan. Keberadaan Indonesia di pusat baru gravitasi ekonomi global, yaitu kawasan Asia Timur dan Asia Tenggara, diri lebih baik lagi untuk

mengharuskan Indonesia mempersiapkan

mempercepat terwujudnya suatu negara maju dengan hasil pembangunan dan kesejahteraan yang dapat dinikmati secara merata oleh seluruh

masyarakat. Dalam konteks inilah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyadari perlunya penyusunan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi ekonomi Indonesia (MP3EI) Indonesia ekonomi hingga ini, untuk memberikan arah pembangunan dan perluasan Manusia

2025. Melalui perwujudan

percepatan

pembangunan

kualitas Pembangunan

Indonesia sebagai bangsa yang maju tidak saja melalui peningkatan pendapatan

dan daya beli semata, namun diikuti dengan membaiknya pemerataan dan kualitas hidup seluruh bangsa. Maka visi Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia adalah Mewujudkan Masyarakat Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil, dan Makmur. Dari konsep MP3EI, terdapat beberapa potensi dan tantangan dalam mengaplikasikan MP3EI di Indonesia. Adapun potensi yang dimilki Indonesia untuk mendukung program MP3EI: Kekayaan sumber daya manusia Kekayaan sumber daya alam (hasil bumi,tambang, dan mkineral) Posisi geografis Indonesia (memiliki akses langsung ke pasar terbesar di dunia) Tantangan yang dihadapi MP3EI diantaranya: Terpusatnya pengembangan ekonomi hanyapada beberapa bidang, yaitu: pertanian dan industry yang mengekstrasi dan mengumpulkan hasil alam. Penyediaan infrastruktur untuk mendukung aktivitas ekonomi. Perubahan iklim global, seperti: kenaikan temperatur udara, kenaikan permukaan air laut, perubahan curah hujan, dan frekuensi perubahan iklim yang ekstrem. Dengan seluruh potensi dan tantangan yang telah diuraikan di atas, Indonesia membutuhkan percepatan transformasi ekonomi agar kesejahteraan bagi seluruh masyarakat dapat diwujudkan lebih dini. Perwujudan itulah yang akan

diupayakan melalui

langkah-langkah percepatan dan perluasan pembangunan

ekonomi Indonesia. Untuk itu dibutuhkan perubahan pola pikir (mindset) yang didasari oleh semangat Not Business As Usual.

Semangat Not Business As Usual juga harus terefleksi dalam elemen penting pembangunan, terutama penyediaan infrastruktur. dibangun Pola pikir masa lalu

mengatakan bahwa

infrastruktur

harus

menggunakan

anggaran

pemerintah. Akibat anggaran pemerintah yang terbatas, pola pikir tersebut berujung pada kesulitan memenuhi kebutuhan infrastruktur yang memadai bagi perekonomian yang berkembang pesat. Saat ini telah didorong pola pikir yang lebih maju dalam penyediaan infrastruktur melalui model kerjasama pemerintah dan swasta atau Public-Private Partnership (PPP). Fokus dari pengembangan MP3EI ini diletakkan pada 8 program utama, yaitu pertanian, pertambangan, energi, industri, kelautan, pariwisata, dan telematika, serta pengembangan kawasan strategis. Kedelapan program utama tersebut terdiri dari 22 kegiatan ekonomi utama. Sudut Pandang Sebagai Seorang Pemimpin Terhadap Kebijakan MP3EI Sebagai seorang pemimpin saya setuju dengan program MP3EI ini. Di mana dasar dari MP3EI bukan hanya berpatok pada anggaran pemerintah saja, tetapi mengikutsertakan atau mengandalkan kekuatan pihak swasta yang berdomisisli di Indonesia. Dengan didorong pola pikir yang lebih maju dalam penyediaan infrastruktur melalui model kerjasama pemerintah dan swasta atau dikenal dengan istilah Public-Private Partnership (PPP), MP3EI diharapkan dapat berjalan tanpa dibatasi oleh kekuatan pemerintah saja. Sudah saatnya Indonesia bangkit dan menjadi negara yang maju, mampu mengejar posisi dengan negara-negara adikuasa. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang tentunya tidak selamanya terus disebut sebagai negara berkembang, akan tetapi pada suatu titik waktu tertentu ingin mewujudkan sebagai negara maju dengan berbagai indikator ekonomi, sosial, politik, moral, dan lain sebagainya. Sebagai upaya untuk menuju sebagai negara maju

yang mempunyai indikator kesejahteraan maka tentunya aspek ekonomi harus diupayakan sedemikan rupa sehingga kesehajteraan bisa benar benar dirasakan masyarakat. Untuk keperluan tersebut diperlukan terobosan transformasi ekonomi berupa percepatan dan perluasan pembangunan dalam bidang ekonomi dalam arti yang luas. Dalam pembahasan mengenai percepatan ekonomi Indonesia, di sini kami hendak membahas mengenai sudut pandang kami sebagai seorang pemimpin terhadap Kebijakan MP3EI.

Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Sehubungan dengan pembangunan ekonomi tersebut, pemerintah telah menyusun Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) yang dicanangkan pada awal tahun 2011, yang dipelopori oleh Menteri Perekonomian, Hatta Rajasa. Ada 6 wilayah yang menjadi koridor ekonomi yaitu Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua-Kepulauan Maluku. Untuk wilayah Kalimantan, sesuai dengan kondisi sumber daya dan letak geografis di Pulau Kalimantan, untuk tema pengembangan Koridor Ekonomi Kalimantan dalam master plan MP3EI adalah sebagai Pusat Produksi dan Pengolahan Hasil Tambang & Lumbung Energi Nasional. Hal ini tercermin dalam daftar rencana investasi fast-track MP3EI yang didominasi oleh kegiatan ekonomi utama yang berupa energi (migas dan batubara) dan mineral (bauksit dan besi baja) - perkiraan penyerapan tenaga kerja terbanyak untuk kegiatan utama pada tahun 2012-2014 terdapat di Koridor Kalimantan sebanyak 1.742.550 (1,74 juta) orang dengan sektor unggulan besi baja, bauksit, kelapa sawit, batubara, minyak dan gas, perkayuan (sumber:http://www.mediaindonesia.com/read/2011/10/26/271342/4/2/MP3EISerap-94-Juta-Tenaga-Kerja).

Secara umum, strategi utama dalam MP3EI ini antara lain 1. Penguatan Koridor Ekonomi Indonesia, yaitu pemetaan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi di 6 koridor (Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku-Papua, Bali-NT) 2. Penguatan konektivitas nasioal, visi yang diusung adalah Locally Integrated Globally Connected. Bagaimana agar menghubungkan pusatpusat ekonomi maupun daerah terpencil agar terjadi value chain yang efektif di Indonesia. 3. Penguatan SDM dan IPTEK nasional Adapun kegiatan-kegiatan ekonomi utama di dalam Koridor Ekonomi Kalimantan akan berpusat pada empat pusat ekonomi yakni Kota Pontianak, Palangkaraya, Banjarmasin, dan Samarinda, yang terkoneksi melalui Jalur Penghubung Koridor. Pengembangan MP3EI dilakukan dengan pendekatan breakthrough yang didasari oleh semangat Not Business As Usual - Dengan pengalihan pola pikir bisnis yang baru, di mana titik berat pendekatannya pada solusi, bukan pada pendekatan masalah yang dihadapi. Sebagai seorang pemimpin yang bijak, berpikir dengan tidak menyandarkan pemikirannya hanya kepada masalah yang sedang dihadapi tetapi condong kepada solusi yang harus diambil merupakan langkah pemimpin yang benar. Di dalam MP3EI, seorang pemimpin tidak harus hanya selalu membahas dan mempertanyakan mengapa negara saya hanya terus saja berkembang, mengapa masyarakat saya mengalami pembangunan yang tidak merata, mengapa perekonomian tampak sulit. Pemimpin yang benar dan bijak tidak akan hanya selau berputar pada masalah yang dihadapi, melainkan mengembangkan solusi-solusi jitu untuk memerangi masalah. Itulah latar belakang yang menurut saya sesuai dalam lahirnya sebuah master plan dengan judul MP3EI. Di mana melalui perubahan pola pikir bahwa keberhasilan pembangunan ekonomi tidak hanya tergantung pada pemerintah saja melainkan merupakan kolaborasi bersama antara Pemerintah Pusat,

Pemerintah Daerah, BUMN, BUMD, dan Swasta. Pihak swasta akan diberikan peran utama dan penting dalam pembangunan ekonomi terutama dalam peningkatan investasi dan penciptaan lapangan kerja, sedangkan pihak pemerintah akan berfungsi sebagai regulator, fasilitator dan katalisator. Kontra dan kendala yang dihadapi Dalam menjalan MP3EI, Indonesia masih dihadapkan pada kontra dan kendala yang berlangsung selama implementasi MP3EI, adapun kendala-kendala yang akan dihadapi di liat dari sudut pandang seorang pemimpin adalh sebagi berikut: 1. Mengenyampingkan UMKM yang sedang berkembang, di mana salah satu faktor meningkatnya ekonomi Indonesia karena kemajuan UMKM; 2. Peran check dan control yang masih minim; 3. SDM dan IPTEK yang terbatas; 4. MP3EI bersifat dominan pada daerah yang memiliki kelimpahan sumber alam; 5. Kesenjangan antar sektor yang ingin dituju. Tindakan yang akan saya lakukan sebagai seorang pemimpin dalam mengatasi kontra dan kendala MP3EI adalah sebagi berikut: 1. Mendorong penuh pasar domestik melalui UMKM terlebih dahulu, walaupun MP3EI cenderung fokus dengan pembangunan infrastruktur yang beroreintasi pada sektor besar, tetapi salah satu pelaku ekonomi utamanya nyatanya adalah UMKM yang selama ini digunakan sebagai daya saing dan daya tahan perekonomian nasional. Bukannya tidak baik, tetapi terlihat jelas, bahwa fokus dari MP3EI mengesampingkan UMKM

yang jelas-jelas adalah salah satu pelaku ekonomi utama Indonesia, di mana UMKM juga memperkuat infrastruktur menyeluruh, dan

diperkirakan dapat jadikan daya saing ekonomi negara kedepannya. 2. Melakukan pengawasan yang lebih intensif dalam efektivitas

implementasi kebijakan di tingkat pelaksana, agar mencapai tujuan. Pengawasan dalam efektivitas implementasi kebijakan di tingkat pelaksanaan sangatlah penting karena dalam pelaksanaan akan terlihat apakah rencana atau program yang di buat tepat waktu atau sesuai rencana, dengan kata lain menjaga efisiensi dan efektivitas. 3. Penguatan SDM dan IPTEK sebagai bekal dalam menjalankan MP3EI. Untuk mensukseskan master plan ekonomi ini, Pemerintah juga dituntut untuk menyediakn sumber daya manusia yang kompeten dalam pengerjaan MP3EI di mana tidak terlepas dari pengetahuan dibidang teknologi. 4. Meninjau ulang rencana pembangunan daerah tertinggal, karena nyatanya terdapat kesenjangan pembangunan antara Indonesia bagian barat dan timur. Fokus daerah pengembanagn dan perceptan ekonomi pada MP3EI tidak boleh terdapat kesenjangan daerah pembangunan ekonomi di bagian Indonesia manapun. 5. Fokus pada sektor pertanian (sebanding dengan fokus pada sektor tambang), karena dalam sektor pertanian belum begitu di lirik oleh pemodal, khususnya pemodal asing. Melalui sektor pertanian dengan optimalisasi penuh, maka dapat memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia bahkan dapat melakukan impor ke luar negeri, sebagaimana kita ketahui banyak negara lain yang tidak memiliki potensi agraris seperti Indonesia, sehingga diharapkan Indonesia dapat mengoptimalisasikan sektor pertanian dan diharapkan Indonesia dapat menguasai sektor pertanian di dunia

Kesimpulan: Di dalam MP3EI terdapat upaya membangun sumber daya manusia dan infrastruktur sehingga dapat meningkatkan daya saing, dan menjalin kekompakan persepsi kebijakan pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam menjalankan programprogram MP3EI. Melalui program ini, diharapkan dapat memenuhi kebutuhan lapangan pekerjaan, serta sekaligus dapat mengatasi masalah penanggulangan kemiskinan. Program MP3EI ini dapat dikatakan merupakan wujud komitmen pemerintah dalam rangka meningkatkan sektor ekonomi di Indonesia. Karena Pemerintah melihat bahwa Indonesia memiliki memiliki peluang untuk meningkatkan sektor ekonomi, dilihat dari Indonesia masih menjadi salah satu tempat investasi ideal bagi investor di wilayah Asia. Untuk itu, dukungan pemerintah terhadap sektor ekonomi mikro harus lebih ditingkatkan, karena antisipasi krisis bisa dilakukan dari sisi APBN seperti dukungan kredit untuk UKM dan mikro, PNPM Mandiri (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri) dan bantuan nelayan harus terus ditingkatkan. Pembahasan RUU Jaring Pengaman Sistem Keuangan juga harus segera dilakukan. Saran: 1. MP3EI perlu koordinasi antara jajaran wilayah daerah serta kementerian pusat. 2. Peraturan pendukung perlu diselesaikan sebagai payung hukum. 3. Perlu komitmen bersama dari para pembuat kebijakan dalam hal mensukseskan MP3EI, agar tercipta sinergi antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah. Sehingga selanjutnya anggaran dana yang sudah terbentuk ini bisa tetap berjalan programnya oleh pemerintahan yang yang menjabat setelah masa pemerintahan SBY-Boediono.