Motivasi Belajar Dgn Teori Belajar

8
Pada siswa yang sedang mengalami penurunan dalam belajar, siswa tersebut membutuhkan motivasi belajar. Motivasi belajar yang didapatkan oleh siswa dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan teori belajar dari segi aspek kognitif, behavior, dan humanistik. Motivasi belajar adalah keseluruhan daya untuk menggerakan dalam diri siswa yang mengakibatkan kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang diinginkan oleh individu belajar itu bisa tercapai. Pada kegiatan belajar, prestasi siswa akan lebih baik jika siswa mempunyai dorongan motivasi orang tua untuk berhasil jauh lebih besar dalam diri siswa tersebut. Pendekatan teori belajar pada aspek kognitif sesuai dengan teori Bruner menekankan bahwa proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan, atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupan. Bruner meyakini bahwa pembelajaran tersebut bisa muncul dalam tiga cara atau bentuk, yaitu: enactive, iconic dan symbolic. Ketiga cara tersebut dapat dibantu oleh para guru bahkan orang tua. Pertama, pengetahuan enaktif adalah mempelajari sesuatu dengan memanipulasi objek–melakukan pengetahuan tersebut daripada hanya memahaminya. Kedua, pembelajaran ikonik merupakan pembelajaran yang melalui gambaran; dalam bentuk ini, anak-anak mempresentasikan pengetahuan melalui sebuah gambar dalam benak mereka. Sedangkan Pembelajaran simbolik,

description

mksakmkd

Transcript of Motivasi Belajar Dgn Teori Belajar

Page 1: Motivasi Belajar Dgn Teori Belajar

Pada siswa yang sedang mengalami penurunan dalam belajar, siswa tersebut

membutuhkan motivasi belajar. Motivasi belajar yang didapatkan oleh siswa dapat

dilakukan dengan menggunakan pendekatan teori belajar dari segi aspek kognitif,

behavior, dan humanistik. Motivasi belajar adalah keseluruhan daya untuk

menggerakan dalam diri siswa yang mengakibatkan kegiatan belajar yang menjamin

kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar

sehingga tujuan yang diinginkan oleh individu belajar itu bisa tercapai. Pada

kegiatan belajar, prestasi siswa akan lebih baik jika siswa mempunyai dorongan

motivasi orang tua untuk berhasil jauh lebih besar dalam diri siswa tersebut.

Pendekatan teori belajar pada aspek kognitif sesuai dengan teori Bruner

menekankan bahwa proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru

memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori,

aturan, atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupan.

Bruner meyakini bahwa pembelajaran tersebut bisa muncul dalam tiga cara atau

bentuk, yaitu: enactive, iconic dan symbolic. Ketiga cara tersebut dapat dibantu oleh

para guru bahkan orang tua. Pertama, pengetahuan enaktif adalah mempelajari

sesuatu dengan memanipulasi objek–melakukan pengetahuan tersebut daripada

hanya memahaminya. Kedua, pembelajaran ikonik merupakan pembelajaran yang

melalui gambaran; dalam bentuk ini, anak-anak mempresentasikan pengetahuan

melalui sebuah gambar dalam benak mereka. Sedangkan Pembelajaran simbolik, ini

merupakan pembelajaran yang dilakukan melalui representasi pengalaman abstrak

(seperti bahasa) yang sama sekali tidak memiliki kesamaan fisik dengan

pengalaman tersebut.

Hal tersebut dapat diterapkan oleh para siswa yang sedang mengalami

penurunan dalam belajar dikarenakan kurangnya motivasi belajar yang didapatkan

siswa. Pertama adalah siswa dapat menerapkan pengetahuan enaktif dengan cara

mempraktekkan langsung sesuatu yang cukup sulit dimengerti oleh siswa.

contohnya, pada mata pelajaran sejarah yang cukup sulit untuk dihafalkan, para

guru dapat membantu dengan cara membuat role play untuk siswa yang bertujuan

siswa memerankan peran yang terdapat di mata sejarah agar siswa dapat lebih

Page 2: Motivasi Belajar Dgn Teori Belajar

mudah mengingat. Selain itu, siswa menjadi tidak jenuh dalam belajar dan lebih

termotivasi untuk belajar lebih giat.

Kedua adalah pembelajaran ikonik dengan melalui gambaran. Melalui gambar,

siswa lebih mudah mengingat karena tidak terus-menerus melihat tulisan yang

monoton. Hal tersebut dapat dilakukan dengan mengajarkan siswa membuat mind

map. Pada pembuatan mind map, siswa diajarkan merangkum setiap bab dan di

dalam mind map tersebut ditambahakan gambar serta warna agar terlihat lebih

menarik. Tujuan dilakukannya mind map adalah agar dapat membuat siswa lebih

mudah mengingat dan juga menambah kreativitas siswa, dengan cara tersebut

siswa lebih termotivasi untuk belajar dan tidak lagi merasa stress ketika belajar.

Ketiga adalah pembelajan simbolik. Pembelajaran simbolik tersebut sering

digunakan ketika terdapat kata atau kalimat yang sulit di ingat. Jika terdapat kata

atau kalimat yang sulit dimengerti atau di ingat siswa akan lebih cepat merasa stress

dan akan mengalami penurunan dalam belajar. Pembelajaran dilakukan dengan

tujuan agar siswa lebih memahami kata atau kalimat yang sulit dimengerti. Hal

tersebut dapat dilakukan dengan cara menggaris bawahi kata dan menggambar

simbol sesuai dengan kata atau kalimat tersebut.

Aspek yang kedua adalah aspek behavior dengan teori dari Thorndike, teori

behavioristik adalah proses interaksi antara stimulus dan respon. Stimulus adalah

apa yang merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran, perasaan atau hal-

hal lain yang dapat ditangkap melalui alat indera. Sedangkan respon adalah reaksi

yang dimunculkan peserta didik ketika belajar, yang dapat pula berupa pikiran,

perasaan atau gerakan atau tindakan. Teori Thorndike mengaplikasikan Hukum

Kesiapan (law of readiness), yaitu semakin siap suatu organisme memperoleh suatu

perubahan tingkah laku, maka pelaksanaan tingkah laku tersebut akan menimbulkan

kepuasan individu sehingga asosiasi cenderung diperkuat.

Hukum Latihan (law of exercise ), yaitu semakin sering tingkah laku diulang/

dilatih (digunakan), maka asosiasi tersebut akan semakin kuat. Sedangkan Hukum

akibat (law of effect), yaitu hubungan stimulus respon cenderung diperkuat bila

akibatnya menyenangkan dan cenderung diperlemah jika akibatnya tidak

memuaskan. Hukum ini menunjuk pada makin kuat atau makin lemahnya koneksi

Page 3: Motivasi Belajar Dgn Teori Belajar

sebagai hasil perbuatan. Suatu perbuatan yang disertai akibat menyenangkan

cenderung dipertahankan dan lain kali akan diulangi. Sebaliknya, suatu perbuatan

yang diikuti akibat tidak menyenangkan cenderung dihentikan dan tidak akan

diulangi.

Hal tersebut dapat diaplikasikan oleh siswa untuk meningkatkan motivasi belajar

pada siswa yang stress. Contohhnya siswa yang akan belajar mata pelajaran

matematika dengan melakukan tiga cara dari Thorndike hukum kesiapan yang

didukung oleh guru dan orang tua agar siswa tidak takut untuk belajar matematika.

Hukum kesiapan dapat berupa motivasi dan memberikasn respon positif terhadap

pelajaran matematikan kepada siswa. Jika motivasi dari guru dan orang tua sudah

terpenuhi, dapat dibantu dengan hukum latihan.

Hukum latihan dapat dinilai memperkuat kemampuan siswa untuk melakukan

suatu tugas yang diberikan guru mereka dan juga menambah percaya diri pada

siswa. contohnya, pada mata pelajaran matematika, semakin siswa memperbanyak

latihan mereka semakin mudah mereka mengerjakan tugas dan semakin menambah

percaya diri pada siswa. siswa yang diberikan banyak latihan akan lebih termotivasi

untuk belajar dan menambah tantangan untuk belajar karena siswa merasa dapat

mengerjakan dengan mudah, dengan begitu stress yang diamali oleh siswa semakin

kurang. Hukum latihan harus diberikan terus menerus, karena akan memberikan

stimulus kepada siswa juga untuk lebih meningkatkan diri untuk belajar.

Pada hukum yang terakhir yaitu hukum akibat. Hukum akibat dikaitkan dari

hukum kesiapan dan hukum latihan. Siswa yang sudah merasa siap dan termotivasi

untuk belajar matematika dan seringnya latihan yang dilakukan akan mendapatkan

hasil yang baik juga, akan tetapi jika siswa sudah sering latihan dan siswa tetap

gagal dalam melakukan tugas tersebut akan berakibat menurunnya motivasi belajar

dan megalami stress lebih tinggi. Hal tersebut harus terus dibimbing oleh guru dan

orang tua. Hal tersebut didukung oleh teori dari Bandura mengenai self-efficacy

yaitu, keyakinan diri seseorang untuk melakukan sesuatu. Jika siswa sudah yakin

dengan sesuatu yang dikerjakan, siswa menjadi lebih termotivasi dan semakin tinggi

juga keyakinan diri yang terdapat di diri siswa tersebut.

Page 4: Motivasi Belajar Dgn Teori Belajar

Aspek yang terakhir adalah aspek humanistik. teori belajar humanistik proses

belajar harus berhulu dan bermuara pada manusia itu sendiri. Meskipun teori ini

sangat menekankan pentingnya isi dari proses belajar, dalam kenyataan teori ini

lebih banyak berbicara tentang pendidikan dan proses belajar dalam bentuknya

yang paling ideal. Dalam teori belajar humanistik, belajar dianggap berhasil jika si

pelajar memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Siswa dalam proses

belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri

dengan sebaik-baiknya. Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari

sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya. Teori tersebut

sesuai dengan teori Abraham Maslow yang mengatakan bahwa individu berperilaku

dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat hirarkis. Pada setiap individu

mempunyai berbagai perasaan takut seperti rasa takut untuk berusaha atau

berkembang, takut untuk mengambil kesempatan, takut membahayakan apa yang

sudah ia miliki dan sebagainya, tetapi di sisi lain seseorang juga memiliki dorongan

untuk lebih maju ke arah keutuhan, keunikan diri, ke arah berfungsinya semua

kemampuan, ke arah kepercayaan diri menghadapi dunia luar dan pada saat itu juga

ia dapat menerima diri sendiri.

Maslow membagi kebutuhan-kebutuhan (needs) manusia menjadi lima hirarki.

Bila seseorang telah dapat memenuhi kebutuhan pertama, seperti kebutuhan

fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan rasa kasih sayang, penghargaan, dan

kebutuhan aktualisasi diri. Hierarki kebutuhan manusia menurut Maslow ini

mempunyai implikasi yang penting yang harus diperharikan oleh guru pada waktu ia

mengajar anak-anak. Ia mengatakan bahwa perhatian dan motivasi belajar ini

mungkin berkembang kalau kebutuhan dasar si siswa belum terpenuhi.

Kelima kebutuhan sangat berpengaruh terhadap motivasi belajar pada siswa.

ketika siswa mendapatkan kebutuhan fisiologis seperti tidur, makan, dan kesehatan

fisik.pada siswa yang merasa dengan fisiknya akan lebih mudah untuk memahami

mata pelajaran dan lebih termotivasi untuk belajar. Contoh lain adalah ketika siswa

tidak cukup tidur, siswa tersebut akan tidak berkonsentrasi dalam belajar dan

susasana hati siswa tersebut mempengaruhi motivasi belajar siswa tersebut. kedua

kebutuhan rasa aman. Rasa aman yang dimiliki siswa yaitu ketika siswa dibimbing

Page 5: Motivasi Belajar Dgn Teori Belajar

oleh guru hingga siswa tersebut mengerti mata pelajaran yang dijelaskan oleh guru

tersebut. selain itu siswa akan lebih merasa aman jika guru tersebut tidak bersikap

keras terhadap siswa dan membuat siswa tidak merasa aman untuk belajar, hal

tersebut dapat mengurangi motivasi belajar pada siswa yang sedang stress belajar.

Ketiga adalah kebutuhan rasa kasih sayang. Rasa kasih sayang ini tidak jauh

beda dengan rasa aman pada siswa. siswa yang mendapatkan kasih sayang dari

guru tersebut akan lebih termotivasi untuk belajar dan siswa tidak akan stress

belajar. Rasa kasih sayang ini tidak hanya dari guru, akan tetapi dapat juga dari

teman sebaya. Kasih sayang dari teman sebaya akan bermanfaat bagi siswa karna

menambah motivasi belajar dan mengurangi stress belajar dengan cara belajar

bersama dan saling mendukung secara psikologis satu dengan lainnya. Rasa

penghargaan sangatlah penting bagi siswa yang sedang mengalami stress belajar.

Siswa akan lebih stress belajar jika siswa tersebut tidak merasa didukung atau

dipuji. Sebuah pujian walaupun hanya berupa pujian verbal dapat meningkatkan

motivasi belajar dan dapat mengurangi stress pada siswa. hal tersebut terjadi karena

siswa merasa dihargai setiap usaha untuk belajar dan hal tersebut dapat juga

meningkatkan self-efficacy pada siswa yang sudah dijelaskan pada aspek behavior.

Kelima adalah kebutuhan aktualisasi diri. Pada tahap terakhir ini, siswa akan

mengalami aktualisasi diri jika keempat kebutuhan tersebut sudah terpenuhi. Jika

keempat kebutuhan tersebut sudah terpenuhi siswa tidak lagi mengalami stress

belajar dan motivasi belajar siswa akan bertambah. Siswa yang sedang stress dapat

diaplikasikan terlebih dahulu dari tahap kognitif untuk pembentukan dasar, jika tahap

aspek kognitif sudah terpenuhi, berlanjut ke aspek behavior. Aspek behavior akan

membentuk motivasi belajar siswa, dan tahap untuk mengurangi stress belajar

terdapat pada aspek humanistik yang didukung oleh aspek kognitif dan behavior.