motivasi belajar 1

18
BAB I PENDAHULUAN Belajar merupakan kegiatan sehari-hari bagi siswa sekolah. Kegiatan belajar tersebut dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja. Ditinjau dari segi guru, kegiatan belajar ada yang tergolong dirancang dalam desain instruksional, yakni bila siswa belajar dengan tujuan untuk mengerjakan tugas-tugas belajar sekolah. Selain itu, ada juga belajar yang tidak termasuk dalam rancangan guru, dalam arti siswa tersebut memiliki keinginan sendiri untuk belajar. Seperti yang kita ketahui bahwa pelajar kita saat ini sedang mengalami krisis minat belajar. Hal tersebut tentunya dipengaruhi oleh banyak faktor baik yang berasal dari dalam diri si anak (internal) dan ada yang berasal dari luar diri si anak (eksternal). Faktor yang berasal dari dalam diri si anak, biasanya berupa tingkat kemampuan yang anak miliki, psikologis, emosi, kurangnya motivasi, dan lain-lain. Sedangkan faktor yang berasal dari luar diri si anak antara lain lingkungan belajar, orang tua, lingkungan tempat tinggalnya, pergaulannya, perkembangan globalisasi, dan lain-lain. 1

description

Belajar merupakan kegiatan sehari-hari bagi siswa sekolah. Kegiatan belajar tersebut dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja. Ditinjau dari segi guru, kegiatan belajar ada yang tergolong dirancang dalam desain instruksional, yakni bila siswa belajar dengan tujuan untuk mengerjakan tugas-tugas belajar sekolah. Selain itu, ada juga belajar yang tidak termasuk dalam rancangan guru, dalam arti siswa tersebut memiliki keinginan sendiri untuk belajar.

Transcript of motivasi belajar 1

Page 1: motivasi belajar 1

BAB I

PENDAHULUAN

Belajar merupakan kegiatan sehari-hari bagi siswa sekolah. Kegiatan

belajar tersebut dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja. Ditinjau dari segi

guru, kegiatan belajar ada yang tergolong dirancang dalam desain instruksional,

yakni bila siswa belajar dengan tujuan untuk mengerjakan tugas-tugas belajar

sekolah. Selain itu, ada juga belajar yang tidak termasuk dalam rancangan guru,

dalam arti siswa tersebut memiliki keinginan sendiri untuk belajar.

Seperti yang kita ketahui bahwa pelajar kita saat ini sedang mengalami

krisis minat belajar. Hal tersebut tentunya dipengaruhi oleh banyak faktor baik

yang berasal dari dalam diri si anak (internal) dan ada yang berasal dari luar diri si

anak (eksternal). Faktor yang berasal dari dalam diri si anak, biasanya berupa

tingkat kemampuan yang anak miliki, psikologis, emosi, kurangnya motivasi, dan

lain-lain. Sedangkan faktor yang berasal dari luar diri si anak antara lain

lingkungan belajar, orang tua, lingkungan tempat tinggalnya, pergaulannya,

perkembangan globalisasi, dan lain-lain.

Menurunnya motivasi belajar bukanlah semata-mata atau seutuhnya

kesalahan dari si anak. Mengapa demikian? Karena menurunnya motivasi belajar

bisa dipengaruhi oleh diri si anak dan lingkungan dari anak tersebut. Menurunnya

motivasi karena anak itu sendiri biasanya dikarenakan adanya masalah yang

sedang dihadapi oleh si anak, atau bisa juga karena ada hal yang sedang

mengganggu konsentrasi belajar si anak, contohnya: pada saat si anak tengah

mengalami masa puber. Sedangkan hal-hal yang mempengaruhi menurunnya

motivasi anak yang berasal dari luar diri si anak, misalnya pergaulan (bukan

berarti pergaulan yang menjerumuskan, tetapi pergaulan yang mengalihkan

perhatian dan konsentrasi belajar anak, contoh: si anak mengikuti suatu kegiatan

atau komunitas atau perkumpulan yang menyita banyak waktu seperti

ekstrakurikuler), perkembangan teknologi dan arus globalisasi (dimana pada saat

1

Page 2: motivasi belajar 1

ini sedang marak digandrungi oleh pelajar-pelajar pada saat ini situs pertemanan

“facebook” dan “twitter” yang sangat banyak menyita waktu dan konsentrasi

anak).

Oleh sebab itu, penulis mengangkat masalah tentang Motivasi Belajar

untuk membantu mengembalikan motivasi pelajar yang sudah menurun. Karena

biar bagaimanapun motivasi belajar merupakan salah satu faktor yang dapat

membantu si anak untuk meraih prestasi dalam bidang pendidikan maupun masa

depannya kelak.

2

Page 3: motivasi belajar 1

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN MOTIVASI

Motivasi berpangkal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai daya

penggerak yang ada di dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-

aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan

sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Adapun menurut Mc. Donald,

motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan

munculnya "feeling" dan di dahului dengan tanggapan terhadap adanya

tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan oleh Mc. Donald ini mengandung

tiga elemen atau ciri pokok dalam motivasi itu, yakni motivasi itu

mengawalinya terjadinya perubahan energi, ditandai dengan adanya feeling,

dan dirangsang karena adanya tujuan.

Huitt, W. (2001) mengatakan motivasi adalah suatu kondisi atau status

internal (kadang-kadang diartikan sebagai kebutuhan, keinginan, atau hasrat)

yang mengarahkan perilaku seseorang untuk aktif bertindak dalam rangka

mencapai suatu tujuan. Jadi ada tiga kata kunci tentang pengertian motivasi

menurut Huitt, yaitu: 1) kondisi atau status internal itu mengaktifkan dan

memberi arah pada perilaku seseorang; 2) keinginan yang memberi tenaga

dan mengarahkan perilaku seseorang untuk mencapai suatu tujuan; 3) Tingkat

kebutuhan dan keinginan akan berpengaruh terhadap intensitas perilaku

seseorang.

Thursan Hakim (2000:26) mengemukakan pengertian motivasi adalah

suatu dorongan kehendak yang menyebabkan seseorang melakukan suatu

perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam belajar, tingkat ketekunan

3

Page 4: motivasi belajar 1

siswa sangat ditentukan oleh adanya motif dan kuat lemahnya motivasi

belajar yang ditimbulkan motif tersebut.

Pengertian motivasi yang lebih lengkap menurut Sudarwan Danim

(2004 : 2) motivasi diartikan sebagai kekuatan, dorongan, kebutuhan,

semangat, tekanan, atau mekanisme psikologis yang mendorong seseorang

atau sekelompok orang untuk mencapai prestasi tertentu sesuai dengan apa

yang dikehendakinya. Motivasi paling tidak memuat tiga unsur esensial,

yakni : (1) faktor pendorong atau pembangkit motif, baik internal maupun

eksternal, (2) tujuan yang ingin dicapai, (3) strategi yang diperlukan oleh

individu atau kelompok untuk mencapai tujuan tersebut.

Namun pada intinya bahwa motivasi merupakan kondisi psikologis

yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Dalam kegiatan

belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di

dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan

memberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan dapat tercapai.

Dalam kegiatan belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang

tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan

aktivitas belajar.

Ada tiga komponen utama dalam motivasi yaitu kebutuhan, dorongan

dan tujuan.

1. Kebutuhan terjadi bila individu merasa ada ketidakseimbangan antara

apa yang ia miliki dan ia harapkan. Maslow membagi kebutuhan menjadi

lima tingkat, salah satu diantaranya adalah kebutuhan aktualisasi diri.

Kebutuhan untuk aktualisasi diri berkenaan dengan kebutuhan individu

untuk menjadi sesuatu yang sesuai dengan kemampuannya. Dengan

begitu ia termotivasi untuk belajar dan mencapai cita-citanya, jika ia

mampu dan diberi peluang.

4

Page 5: motivasi belajar 1

Berbeda denga Maslow, Mc. Cleland berpendapat bahwa setiap

orang memiliki tiga jenis kebutuhan dasar, yaitu kebutuhan akan

kekuasaan yang terwujud dalam keinginan mempengaruhi orang lain,

kebutuhan untuk berafiliasi yang tercermin dalam terwujudnya situasi

bersahabat dengan orang lain, dan kebutuhan berprestasi yang terwujud

dalam keberhasilan dalam menyelesaikan tugas-tugas yang dibebankan.

2. Dorongan merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam

rangka memenuhi harapan. Dorongan juga merupakan kekuatan mental

yang berorientasi pada pemenuhan harapan atau pencapaian tujuan.

Dorongan yang berorientasi pada tujuan tersebut merupkan inti motivasi.

Menurut Hull, dorongan atau motivasi berkembang untuk

memenuhi kebutuhan sehingga seseorang akan melakukan sesuatu guna

mendapatkan apa yang ia harapkan. Dalam hal ini hadiah atau hukuman

juga turut mempengaruhi kualitas tingkah laku seseorang.

3. Tujuan adalah hal yang ingin dicapai oleh seorang individu. Tujuan

tersebut yang mengarahkan perilaku dalam belajar. Secara psikologis,

tujuan merupakan titik akhir sementara dalam pencapaian kebutuhan.

Jika kebutuhan terpenuhi, maka orang menjadi puas dan dorongan mental

untuk berbuat, terhenti sementara.

B. MANFAAT MOTIVASI

Perilaku yang penting bagi manusia adalah belajar dan bekerja.

Belajar menimbulkan perubahan mental pada diri siswa. Bekerja

menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi diri pelaku dan orang lain.

Motivasi belajar dan motivasi bekerja merupakan penggerak kemajuan

masyarakat. Kedua motivasi tersebut haruslah dimiliki oleh tiap orang.

Bagi siswa, pentingnya motivasi belajar adalah sebagai berikut:

5

Page 6: motivasi belajar 1

1. Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses, dan ahsil akhir

2. Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar, yang dibandingkan

dengan teman sebaya

3. Mengarahkan kegiatan belajar

4. Membesarkan semangat belajar

5. Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja

yang berkesinambungan.

Bagi guru, manfaat motivasi belajar adalah sebagai berikut:

1. Membangkitkan, meningkatkan dan memelihara semangat siswa untuk

belajar sampai berhasil

2. Mengetahui dan memahami motivasi belajar siswa dikelas yang beragam

3. Meningkatkan dan menyadarkan guru untuk memilih satu diantara

bermacam-macam peran seperti sebagai penasihat, fasilitator, instruktur,

teman diskusi, penyemangat, pemberi hadian atau pendidik

4. Memberi peluang guru untuk “unjuk kerja” rekayasa paedagogis.

C. JENIS DAN SIFAT MOTIVASI

1. Jenis Motivasi

Motivasi primer adalah motivasi yang didasarkan pada motif-motif

dasar. Motif-motif dasar tersebut umumnya berasal dari segi biologis atau

jasmani manusia.

Motivasi sekunder adalah motivasi yang dipelajari. Hal ini berbeda

dengan motivasi primer. Motivasi sosial atau motivasi sekunder

memegang peran penting bagi kehidupan manusia. Perilaku motivasi

sekunder juga terpengaruh oleh adanya sikap. Sikap adalah suatu motif

yang dipelajari. Ciri-ciri sikap yakni : (i) merupakan kecenderungan

berpikir, merasa, kemudian bertindak. (ii) memiliki daya dorong bertindak,

6

Page 7: motivasi belajar 1

(iii) relatif bersifat tetap, (iv) berkecenderungan melakukan penilaian, dan

(v) dapat timbul dari pengalaman, dapat dipelajari atau berubah.

Perilaku juga terpengaruh oleh emosi. Emosi menujukkan adanya

sejenis kegoncangan seseorang. Kegoncangan tersebut disertai proses

jasmani, perilaku, dan kesadaran. Perilaku juga terpengaruh oleh adanya

pengetahuan yang dipercaya. Pengetahuan yang dipercaya tersebut

adakalanya berdasarkan akal, ataupun tak berdasar akal sehat. Pengetahuan

tersebut dapat mendorong terjadinya perilaku. Perilaku juga terpengaruh

oleh adanya kebiasaan dan kemauan. Kebiasaan merupakan perilaku

menetap dan berlangsung otomatis. Kemungkinan besar perilaku tersebut

merupakan hasil belajar. Kemauan merupakan tindakan mencapai tujuan

secara kuat.

2. Sifat Motivasi

Motivasi seseorang dapat bersumber dari (i) dalam diri sendiri, yang

dikenal sebagai motivasi internal, dan (ii) dari luar seseorang yang dikenal

dengan motivasi eksternal. Disamping itu kita bisa membedakan motivasi

intrinsik yang dikarenakan orang tersebut senang melakukannya. Menurut

Monks, motivasi berprestasi telah muncul pada saat anak berusia balita.

Hal ini berarti bahwa motivasi intrinsic perlu diperhatikan oleh para guru

sejak TK, SD, dan SLTP. Pada usia ini para guru masih memberi tekanan

pada pendidikan kepribadian khususnya disiplin diri untuk beremansipasi.

Penguatan terhadap motivasi intrinsic perlu diperhatikan, sebab disiplin

merupakan kunci keberhasilan belajar (Monks, Knoers, Siti Rahayau, 1989

; 161-164).

Motivasi ekstrinsik adalah dorongan terhadap perilaku seseorang yang

ada di luar perbuatan yang dilakukannya. Orang berbuat sesuatu, karena

dorongan dari luar seperti adanya hadiah dan menghindari hukuman.

Motivasi intrinsic dan ekstrinsik dapat dijadikan titik pangkal rekayasa

pedagogis guru. Sebaiknya guru mengenal adanya motivasi-motivasi

tersebut. Untuk mengenal motivasi yang sebenarnya, guru perlu

7

Page 8: motivasi belajar 1

melakukan penelitian. Adakalanya guru menghadapi siswa ynag belum

memiliki motivasi belajar yang baik. Dalam hal ini seyogianya guru

berpegang pada motivasi ekstrinsik, dengan menggunakan penguat berupa

hadiah atau hukuman, seyogianya guru memperbaiki disiplin diri siswa

dalam beremansipasi.

D. UNSUR-UNSUR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI

BELAJAR

1. Cita-cita atau Aspirasi Siswa

Motivasi belajar tamapak pada keinginan anak sejak kecil.

Keberhasilan mencapai kainginan menumbuhkan kemuan bergiat, bahkan

dikemudian hari menumbuhkan cita-cita dalam kehidupan. Timbulnya

cita-cita dibarengi oleh perkembangan akal, moral, kamauan, bahasa, dan

nilai-nilai kehidupan. timbulnya cita-cita juga dibarengi oleh

perkembangan kepribadian. Cita-cita akan memperkuat motivasi belajar

intrinsic ataupun ekstrinsik, sebab tercapainya tercapainya suatu cita-cita

akan mewujudkan akulturasi diri. (Monks, 1989: 241-260; Schein,

1991:87-110; singgih Gunarsa, 1990: 183-199).

2. Kemampuan Siswa

Keinginan seorang perlu dibarengi dengan kemampuan atau

kecakapan mencapainya. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa

kemampuan akan memperkuat motivasi anak untuk melaksakanan tugas-

tugas perkembangan.

3. Kondisi siswa

Kondisi siswa yang meliputi kondisi rohani dan jasmani

mempengaruhi motivasi belajar.

8

Page 9: motivasi belajar 1

4. Kondisi Lingkungan Siswa

Kondisi sekolah yang sehat, kerukunan hidup, ketertiban pergaulan

perlu dipertinggi mutunya. Dengan lingkungan yang aman, tenteram,

tertib, dan indah, maka semangat dan motivasi belajar mudah diperkuat.

5. Unsur-unsur Dinamis dalam Belajar dan Pembelajaran

Pembelajar yang masih berkembang jiwa raganya, lingkungan yang

semakin bertambah baik berkat dibangun, merupakan kondisi dinamis

yang bagus bagi pembelajaran. Guru professional diharapkan mampu

memanfaatkan surat kabar, majalah, siaran radio, televisi, dan sumber

belajar di sekitar sekolah untuk memotivasi belajar.

6. Upaya Guru dalam Membelajarkan Siswa

Upaya guru membelajarkan siswa terjadi di sekolah dan di luar

sekolah. Upaya membelajarkan disekolah meliputi hal-hal berikut : (i)

menyelenggarakan tertib belajar di sekolah (ii) membina disiplin belajar

dalam setiap kesempatan, seprti memanfaatkan waktu dan pemeliharaan

fasilitas sekolah. (iii) membina belajar tertib pergaulan, dan (iv) membina

belajar tertib lingkungan sekolah.

E. UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

1. Optimaisasi Penerapan Prinsip Belajar

Dalam upaya pembelajaran, terkait dengan beberapa prinsip belajar.

Beberapa prinsip belajar tersebut antara lain :

a. Belajar menjadi bermakna bila siswa memahami tujuan belajar.

b. Belajar menjadi bermakna bila siswa dihadapkan pada pemecahan

masalah yang menantangnya

c. Belajar menjadi bermakna bila guru mampu memusatkan segala

kemampuan mental siswa dalam program kegiatan tertentu.

9

Page 10: motivasi belajar 1

d. Sesuai dengan perkembangan jiwa siswa, maka kebutuhan bahan-

bahan belajar siswa semakin bertambah, oleh karena itu guru perlu

mengatur bahan dari yang paling sederhana sampai yang paling

menantang.

e. Belajar menjadi menantang bila siswa memahami prinsip penilaian

dan faedah nilai belajarnya bagi kehidupan dikemudian hari.

2. Optimalisasi Unsur Dinamis Belajar dan Pembelajaran

Seorang siswa akan belajar dengan seutuh pribadinya. Perasaan,

kemauan, pikiran, perhatian, fantasi, dan kemapuan yang lain tertuju pada

belajar. Meskipun demikian ketertujuan tersebut tidak selamanya berjalan

lancar. Ketidaksejajaran tersebut disebabkan kelelahan jasmani atau

mentalnya. Oleh karena itu, guru harus dapat mengupayakan optimalisasi

unsur-unsur dinamis yang ada dalam diri dan lingkungan siswa.

Adapun upaya optimalisasi unsur-unsur tersebut adalah sebagai

berikut :

a. Memberi kesempatan pada siswa untuk mengungkapkan hambatan

belajar yang dialaminya

b. Memelihara minat, kemauan dan semangarbelajar siswa

c. Berkoordinasi dengan orang tua wali agar memberi kesempatan

kepada siswa untuk beraktualisasi diri dalam belajar

d. Memanfaatkan unsur-unsur lingkungan yang mendorong belajar

e. Menggunakan waktu secara tertib dan efesien

f. Memberikan rasa percaya diri kepada murid dan memberikan

keyakinan pada mereka bahwa mereka mampu mengatasi segala

hambatan dan “pasti berhasil”

3. Optimalisasi Pemanfaatan pengalaman dan Kemampuan

Guru adalah “penggerak” perjalanan belajar bagi siswa. Sebagai

penggerak guru perlu memahami dan mencatat kesukaran-kesukaran

siswa. Sebagai fasilitator belajar, guru diharapkan memantau mengatasi

10

Page 11: motivasi belajar 1

kesukaran belajar. “Bantuan mengatasi kesukaran belajar” perlu diberikan

sebelum siswa putus asa. Guru wajib menggunakan pengalam belajar dan

kemampuan siswa dalam mengelola siswa belajar.

Adapun upaya optimalisasi pemanfaatan pengalaman siswa tersebut

dapat dilakukan sebagai berikut :

a. Siswa ditugasi membaca bahan belajar sebelumnya, sehingga hal-hal

yang sukar dapat ditanyakan kepada guru ketika KBM berlangsung.

b. Guru wajib mempelajari dan memecahkan masalah atau hal-hal yang

sukar bagi siswa

c. Guru mengajak serta siswa mangalami dan mengatasi kesukaran

d. Guru memberikan kesempatan pada siswa yang mampu memecahkan

masalah, untuk membantu teman-temannya yang mengalami

kesukaran.

e. Guru menghargai pengalaman dan kemampuan siswa agar belajar

secara mandiri.

4. Pengembangan Cita-cita dan Aspirasi Belajar

Upaya mendidik dan mengembangkan cita-cita belajar dapat dilaukan

dengan berbagai cara. Cara-cara mendidik dan mengembangkan yang

dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain sebagai berikut :

a. Guru menciptakan suasana belajar yang menggembirakan.

b. Guru mengikutsertakan semua siswa untuk memelihara fasilitas

belajar.

c. Guru mengajak siswa untuk membuat perlombaan unjuk belajar

seperti lomba baca, lomba karya tulis ilmiah, dan lomba lukis.

d. Guru mengajak serta orang tua siswa untuk memperlengkap fasilitas

belajar seperti buku bacaan, majalah, alat olah raga, dan kebun bunga.

e. Guru memberanikan siswa untuk mencatat keinginan-keinginan di

notes pramuka, dan mencatat keinginan yang tercapai dan tak tercapai.

f. Guru bekerjasama dengan pendidik lain untuk mendidik dan

mengembangkan cita-cita belajar sepanjang hayat.

11