Morfologi Dan Litologi Batuan Daerah Gunung Ungaran

7
Morfologi dan Litologi Batuan Daerah Gunung Ungaran Morfologi Gunung Ungaran Survei geologi di daerah Ungaran telah dilakukan pada hari minggu 15 Desember 2013. Studi lapangan dilakukan untuk mengetahui struktur litologi maupun morfologi dari gunung Ungaran. Secara morfologi gunung Ungaran membentang ke arah tenggara. Namun jika dilihat sesar yang membentang dari arah barat-timur yang membelah gunung Ungaran, diperkirakan gunung Ungaran dipisahkan oleh sesar tersebut dan membentuk perbukitan di sekitarnya. Apabila ditarik garis dari barat ke timur, akan terlihat barisan gunung dimulai dari gunung Ungaran, gunung Telomoyo, gunung Merbabu, dan gunung Merapi. Barisan gunung tersebut terdapat pada garis sesar yang diperkirakan merupakan daerah subduksi antara kerak samudera dan kerak benua. Kenampakan adanya cekungan besar yang memisahkan gunung Ungaran dengan perbukitan diperkirakan merupakan graben yang terbentuk akibat sesar. Cekungan tersebut kurang lebih memiliki panjang 10 km. Apabila dilihat kenampakan pegunungan yang terlihat seperti mengelilingi gunung Ungaran, diperkirakan dahulu pegunungan tersebut merupakan bagian dari gunung Ungaran. Berdasarkan survei terdahulu, gunung Ungaran diperkirakan terbentuk pada zaman Pleistosen awal sekitar 3,5 milyar tahun yang lalu. Sampai saat ini diperkirakan telah mengalami tiga kali masa letusan, yaitu satu kali pada masa pra-kaldera (kaldera tua), dan dua kali pada masa post-kaldera. Pada masa post- kaldera yang pertama membentuk pegunungan disekitarnya. Sedangkan pada post-kaldera yang kedua membentuk gunung Ungaran yang sekarang. Berdasarkan batuan yang

description

laporan

Transcript of Morfologi Dan Litologi Batuan Daerah Gunung Ungaran

Page 1: Morfologi Dan Litologi Batuan Daerah Gunung Ungaran

Morfologi dan Litologi Batuan Daerah Gunung Ungaran

Morfologi Gunung Ungaran

Survei geologi di daerah Ungaran telah dilakukan pada hari minggu 15 Desember 2013. Studi lapangan dilakukan untuk mengetahui struktur litologi maupun morfologi dari gunung Ungaran. Secara morfologi gunung Ungaran membentang ke arah tenggara. Namun jika dilihat sesar yang membentang dari arah barat-timur yang membelah gunung Ungaran, diperkirakan gunung Ungaran dipisahkan oleh sesar tersebut dan membentuk perbukitan di sekitarnya. Apabila ditarik garis dari barat ke timur, akan terlihat barisan gunung dimulai dari gunung Ungaran, gunung Telomoyo, gunung Merbabu, dan gunung Merapi. Barisan gunung tersebut terdapat pada garis sesar yang diperkirakan merupakan daerah subduksi antara kerak samudera dan kerak benua.

Kenampakan adanya cekungan besar yang memisahkan gunung Ungaran dengan perbukitan diperkirakan merupakan graben yang terbentuk akibat sesar. Cekungan tersebut kurang lebih memiliki panjang 10 km. Apabila dilihat kenampakan pegunungan yang terlihat seperti mengelilingi gunung Ungaran, diperkirakan dahulu pegunungan tersebut merupakan bagian dari gunung Ungaran.

Berdasarkan survei terdahulu, gunung Ungaran diperkirakan terbentuk pada zaman Pleistosen awal sekitar 3,5 milyar tahun yang lalu. Sampai saat ini diperkirakan telah mengalami tiga kali masa letusan, yaitu satu kali pada masa pra-kaldera (kaldera tua), dan dua kali pada masa post-kaldera. Pada masa post-kaldera yang pertama membentuk pegunungan disekitarnya. Sedangkan pada post-kaldera yang kedua membentuk gunung Ungaran yang sekarang. Berdasarkan batuan yang terbentuk, gunung Ungaran dibentuk dari kerak samudera. Hal ini dapat dilihat dari jenis batuan yang bersifat basaltis yang masih mengandung mineral basa yang merupakan penyusun kerak samudera.

Litologi Batuan Gunung Ungaran

Batuan vulkanik secara umum dibedakan atas batuan beku, batuan piroklastik, dan batuan epiroklastik. Batuan beku merupakan batuan yang berasal dari magma gunung api. Apabila magma tersebut membeku di dalam gunung api sebelum keluar dari gunung akan membentuk batu dike dan seal. Sedangkan batuan yang terbentuk dari magma yang telah keluar dari dalam gunung api dinamakan lava. Pyroclastic atau yang lebih dikenal dengan awan panas berasal dari letusan gunung api. Piroklastik ini memiliki ukuran dari yang kecil seperti debu sampai yang sangat besar atau disebut bomb. Tipe-tipe piroklastik dibedakan atas piroklastik tipe aliran (Flow), tipe jatuhan (Fall), dan tipe hembusan (surge). Ketiga tipe piroklastik tersebut biasanya muncul secara bergantian dari gunung

Page 2: Morfologi Dan Litologi Batuan Daerah Gunung Ungaran

api yang akan meletus. Epiroklastik merupakan batuan yang berasal dari batuan vulkanik yang mengalami pendinginan di permukaan gunung api.

Pengukuran pertama dilakukan di koordinat x=0427328, y= 9203044, dan elevasi 1277m. Berdasarkan struktur batuan yang tersingkap di titik pengukuran pertama diperkirakan berupa batuan beku. Namun, akibat adanya pelapukan tidak dapat dipastikan struktur batuannya. Pada umumnya, batuan beku memiliki ciri-ciri berupa struktur antar partikel yang saling mengunci (interlocking) satu sama lain. Sedangkan hasil pengamatan di titik pertama menunjukkan warna batuan yang kecoklatan dan struktur partikel yang sudah tidak lagi saling mengunci.

Pengukuran di titik kedua dengan koordinat x=……., dan y=,,,,,,, dengan elevasi . Jenis pelapisan batuan yang terlihat di titik ini dapat dilihat pada Gambar 2. Berdasarkan singkapan yang terlihat di titik ini, dapat diperkirakan terjadinya perlapisan batuan. Perlapisan batuan ini sendiri dapat terjadi akibat adanya aliran awan panas (Pyroclastic flow) atau bisa juga disebabkan permukaan tanah yang tertimbun oleh batuan besar yang jatuh akibat jatuhan piroklastik. Permukaan yang tertimpa batuan yang sangat panas akan mengalami pengerasan seperti proses pengelasan yang disebut wellded tuff. Jenis batuan yang dibentuk adalah batuan ignimbrit.

Piroklastik terkadang membawa material berupa debu vulkanik. Aliran dari debu vulkanik akan menutup permukaan batua yang dilewatinya. Apabila mengalami pendinginan debu ini akan membentuk batuan tuff dengan membentuk fragmen-fragmen. Hal ini dapat dilihat pada titik pengamatan yang kedua, dimana terjadi fragmentasi pada singkapan yang terlihat. Apabila debu vulkanik tersebut menimbun material kayu, kayu tersebut akan menjadi arang.

Page 3: Morfologi Dan Litologi Batuan Daerah Gunung Ungaran

Titik pengukuran yang ketiga berada di area bekas terjadinya alterasi batuan oleh fumarol sistem geotermal di gunung Ungaran. Pengamatan ketiga ini dilakukan di koordinat x=0427103, y= 9203683, dan elevasi 1370 meter. Kenampakan batuan yang terjadi pada umumnya telah mengalami alterasi. Perubahan batuan yang terjadi adalah terbentuknya batuan lempung yang merupakan salah satu bentuk manifestasi adanya geotermal di bawah permukaan. Batuan hasil alterasi pada umumnya masih memiliki butiran yang kasar dengan cacah butir yang cukup besar dan sortasi yang buruk (Gambar . Warna batuan yang pada umumnya putih kekuningan menandakan adanya kandungan sulfur pada fumarol. Batuan yang berwarna abu-abu merupakan batuan andesit yang akibat terkena fumarola secara terus menerus berubah menjadi batuan lempung. Untuk melihat perubahan tersebut dapat dilakukan dengan mengambil sampel batuan kemudian meremasnya. Batuan yang telah mengalami alterasi secara sempurna menjadi batuan lempung akan memiliki struktur yang halus dan akan mudah hancur ketika diremas.

Page 4: Morfologi Dan Litologi Batuan Daerah Gunung Ungaran

Proses alterasi sangat dipengaruhi oleh kandungan zat batuan tersebut. Sebagai contoh adalah batuan yang banyak mengandung besi (Fe) akan berubah warna menjadi merah. Selain itu, proses alterasi juga dipengaruhi porositas batuan. Akibat adanya perbedaan porositas dalam suatu struktur batuan akan mengakibatkan hasil alterasi yang berbeda. Seperti pada Gambar. Akibat adanya perbedaan porositas batuan tersebut mengalami alterasi seperti kulit bawang yang berlapis-lapis.

Pengamatan yang kelima dilakukan di koordinat x=0427056, y=9203792, dan elevasi 1370 meter. Pada lokasi ini terlihat adanya manifestasi geotermal berupa uap air dan sumber air panas (Gambar. Uap air yang muncul banyak mengandung sulfur. Berdasarkan pengukuran suhu menggunakan termometer, suhu air panas yang muncul di permukaan adalah sebesar 850C. sedangkan tingkat keasaman diukur dengan pH Universal berkisar antara 3-4, yang menunjukkan bahwa mata air tersebut bersifat asam.

Secara struktural, manifestasi geotermal tersebut terletak di daerah patahan yang membelah gunung Ungaran. Sebagian besar batuannya belum mengalami alterasi yang ditandai dengan masih banyak batuan yang berukuran besar-besar dan masih keras. Namun demikian, daerah yang intensif berkontak langsung dengan fumarola telah mengalami banyak alterasi, yakni batuannya telah mengalami pelapukan dan hampir menjadi lempung.

Page 5: Morfologi Dan Litologi Batuan Daerah Gunung Ungaran