Mohammad Juffrie

17
PENTINGNYA KESEHATAN PENCERNAAN Mohammad Juffrie 3

Transcript of Mohammad Juffrie

Page 1: Mohammad Juffrie

PENTINGNYA KESEHATAN PENCERNAAN

Mohammad Juffrie3

Page 2: Mohammad Juffrie

2

11

2

34

5

6

2

3

4

5

SISTEM SALURAN CERNA MEMILIKI BERBAGAI ORGAN PENTING SEPERTI:

RONGGA MULUT

KERONGKONGAN

LAMBUNG

USUS HALUS

USUS BESAR

ANUS6

HAL

20

Kesehatan Pencernaan Awal Tumbuh Kembang yang Sehat

Mengapa Kesehatan Pencernaanitu Penting?

Karena 80% dari sistem kekebalan tubuh terdapat dalam saluran pencernaan, maka menjaga kesehatan pencernaan sangat penting untuk keseluruhan kesehatan tubuh. Pencernaan adalah proses dimana makanan dipecah menjadi bentuk yang dapat diserap ke dalam darah dan dibawa ke seluruh sel tubuh untuk nutrisi dan energi.

Proses percernaan dimulai di mulut ketika kita mengunyah dan menelan. Air liur mengandung enzim yang memecah makanan menjadi molekul yang lebih kecil. Ketidakmampuan untuk mencerna makanan dengan baik bisa disebabkan oleh kekurangan asam lambung dan enzim pencernaan. Ini adalah masalah umum karena kebiasaan makan yang buruk dan tingkat stres yang tinggi. Jika ada kekurangan dalam pencernaan enzim tubuh akan menarik enzim ke dalam organ pencernaan dari bagian tubuh lainnya, yang penting untuk regulasi kekebalan tubuh yang tepat dan proses seluler. Hal ini dapat mengakibatkan penurunan enzim dalam sistem lain dan proses yang tidak terkait langsung dengan pencernaan. Usus merupakan organ utama pencerna makanan fungsional dan merupakan media antara makanan serta peristiwa metabolisme yang menentukan kehidupan. Sehingga, meningkatkan fungsi pencernaan adalah salah satu langkah paling penting.

Kesehatan Pencernaan dan Kaitannya dengan Manfaat Jangka Panjang

Pemberian ASI dan pengenalan makanan lunak selama bayi dikenal sebagai hal penting dalam perkembangan sistem imun yang akan menentukan kesehatan yang optimal sepanjang hidupnya. Diet dan nutrisi selanjutnya memengaruhi perkembangan dini saluran cerna dan hubungannya dengan perkembangan imunitas sebagai langkah selanjutnya bagaimana bayi menghadapi tantangan hidup sehat sepanjang hidupnya. Banyak pakar membicarakan bagaimana kualitas makanan dan ketersediaan nutrisi untuk pertumbuhan dan perkembangan saluran cerna. Tentunya, tantangan yang dihadapi seperti racun dari lingkungan, peningkatan kekebalan mikroba terhadap antibiotik, virus, merupakan hal yang penting. Demikian juga adanya tekanan pada kandungan nutrisi,

Gambar 3.1 Organ saluran cerna

Page 3: Mohammad Juffrie

Pentingnya Kesehatan Pencernaan

HAL

21

tinggi lektin, yang terdapat pada makanan yang dibuat dengan rekayasa genetik akan berpengaruh pada saluran cerna.

Kegunaan ASI dan efeknya terhadap perkembangan sistem imunitas telah banyak diketahui, ASI mempunyai efek yang berguna bagi pertumbuhan dan perkembangan serta fungsi epitel, sistem imun dan sistem saraf dari saluran cerna dan integral dengan respons imun innate. Zat-zat seperti sitokin, laktoferin, glikokonjugasi, oligosakarida, sel darah putih, dan imunoglobulin membantu perlindungan dan perkembangan saluran cerna pada bayi dari kolonisasi bakteri ganas, demikian juga terhadap alergen. Antibodi yang ditemukan pada ASI menunjukkan refleksi dari repertoar antigen ibu. Faktor-faktor diatas membantu memberikan keuntungan terhadap bakteri baik seperti bifidobakteria dan laktobasilus yang dibutuhkan untuk perkembangan saluran cerna dan imunitas pada bayi. Hal ini dibuktikan dengan lebih besarnya timus pada bayi yang mendapatkan ASI dibandingkan bayi yang tidak mendapatkan ASI.

Pemberian ASI juga mempunyai efek positif pada keterlambatan perkembangan pada bayi prematur karena mukosa saluran cerna yang imatur. ASI menjembatani transisi dari lingkungan dalam kandungan ke lingkungan luar kandungan terutama terhadap zat-zat yang toksik. Pemberian ASI juga memberikan antiinflamasi dalam perkembangan saluran cerna seperti

enzim, kompensasi waktu pankreas tumbuh dan faktor pertumbuhan yang membantu stabilisasi flora normal usus.

Dalam perkembangan sebenarnya saluran cerna steril pada saat lahir dan kemudian berlanjut dengan kolonisasi mikroba yang berasal dari ibu dan sekitar bayi. Oleh karena itu ada pendapat bayi yang bermain di daerah kotor mempunyai daya tahan lebih baik. Bayi yang lahir dengan cara normal lewat vagina akan mempunyai bakteri baik seperti ibunya sedangkan bayi yang lahir lewat secsio-caesaria akan memiliki bakteri seperti bakteri klinik atau rumah sakit, dimana jenis bakteri yang ada cenderung bersifat patogen sehingga membahayakan bayi. Perkembangan mikroba secara alamiah membantu perkembangan sistem imun saluran cerna lebih cepat. Hal ini akan memengaruhi kehidupan selanjutnya. Selain mikroba ekosistem, makanan dan keadaan lingkungan juga memengaruhi perkembangan saluran cerna.

Beberapa faktor yang memengaruhi perkembangan saluran cerna yaitu genetik, perkembangan intrinsik, lingkaran biologi, mekanisme pengaturan endogenus dan pengaruh lingkungan.

Fungsi sekretori dan absorbsi saluran cerna pada kehamilan 26 minggu berkembang terus sampai lahir dan tetap berlanjut setelah kelahiran. Selanjutnya sekresi enzim pankreas dan lambung belum penuh dan akan dipengaruhi oleh diet,

Page 4: Mohammad Juffrie

HAL

22

Kesehatan Pencernaan Awal Tumbuh Kembang yang Sehat

Ragam dari makanan dapat juga berperan dalam perkembangan flora usus pada bayi. Biasanya kebutuhan makanan dalam beberapa minggu pertama kehidupan dilanjutkan dengan kenaikan jumlah pemberian ASI. Beberapa minggu pertama penggunaan ASI mengganti peran kolostrum. Kolostrum memberikan imunitas aktif pada saluran cerna saat saluran cerna bayi mulai kontak dengan flora.

ASI pada bayi cukup bulan memberikan mikroflora usus seperti bifidobakteria, bakteri asam laktat dan enterobakteria sebagai bakteri baik yang mendominasi bakteri jahat seperti E. coli, streptokokus, bakteriodes, dan klostridia dimana pada susu formula adalah koliform, enterokokki, dan bakteriodes. Pada bayi dengan secsio-caesaria, jenis flora sama dengan flora bayi yang lahir per-vaginam asalkan mengkonsumsi ASI. Jika bayi dengan ASI kemudian ditambah susu formula maka flora usus berkembang seperti bayi yang menerima susu formula dan ini berkontribusi terhadap terjadinya alergi seperti yang terlihat pada bayi yang sebelumnya telah menerima susu formula. Pengalaman pakar mengatakan bahwa bayi yang meskipun 1 tahun mengkonsumsi ASI kemudian ditambah susu formula kebanyakan nantinya akan berkembang menjadi alergi di kemudian hari. Bayi dengan ASI dan susu formula setelah menerima makanan padat akan berkembang dengan kenaikan ragam flora seperti anaerob yang gambarannya akan seperti orang dewasa pada umur 2 tahun.

perkembangan kholesistetin, gastrin, insulin, faktor pertumbuhan mirip insulin, faktor pertumbuhan epidermal dan fungsi tiroid. Jaringan yang berhubungan dengan digesti dan absorbsi tidak berkembang simultan, perkembangan morfologi dan fungsi tidak bersamaan ini dipengaruhi oleh fungsi dari saluran cerna. Gerakan motilitas yang menonjol adalah koordinasi menelan sfingter gastroesofagus, pengosongan lambung dan motilitas usus. Keadaan malnutrisi, nutrisi yang tidak tepat, nutrisi exogenous dari susu formula dan makanan bisa mengurangi perkembangan morfologi dan biokimia saluran cerna ini terjadi terutama pada bayi prematur dan bayi yang dirawat di rumah sakit.

Beberapa peneliti membagi perkembangan saluran cerna menjadi 4 fase yaitu:a. 1-2 minggu setelah lahirb. Masa pemberian ASI untuk perkembanganc. Pengenalan makanan lunak dan pengurangan ASId. Masa peralihan ke makanan dewasa

Page 5: Mohammad Juffrie

Pentingnya Kesehatan Pencernaan

HAL

23

Substitusi formula:

Umumnya, fluktuasi jumlah mikroba pada feses lebih tinggi pada bayi dibanding orang dewasa yang dipengaruhi oleh jenis makanan. Bakteri anaerob terlihat lebih beragam pada umur sampai 6 bulan, kemudian berubah seperti gambaran pada orang dewasa. Perubahan ini dikarenakan paparan lingkungan pada saat lahir. Perlu diketahui juga bahwa jenis mikroba ini dipengaruhi juga oleh sentuhan taktil tangan bayi ke mulutnya, ketika bermain di lantai, di tempat yang kotor, atau dengan anak yang lain.

Pematangan saluran cerna seperti lingkungan dan mukosa akan memengaruhi gambaran mikroba menjadi seperti orang dewasa dan lebih stabil. Ini yang disebut pengaruh individu bayi. Dengan kata lain disebutkan bahwa perubahan diversity mikroba merefleksikan perubahan adaptasi metabolik dan perkembangan cepat dari organ dan pematangan saluran cerna itu

Per liter container, tambahkan :

2/3 susu kambing : 1/3 air

1 sdm sirup gula mollase

½ sdt ragi gizi

1 sdt asam lemak omega 3 atau minyak olive

1 sdm bubuk glutamin

1 sdt minyak kelapa

1 kapsul probiotik

Adanya lactobacillus dalam jumlah besar akan menghambat saluran usus bagian proksimal yang berhubungan dengan epitel squamus dan kemampuan lactobacillus menempel pada epitel. Daerah ini relatif sedikit jumlah floranya dibanding di bagian distal yang padat dengan mikroba yang dengan cepat tumbuh dan aktif mencerna makanan. Produksi mukus dengan cepat ditemui di duodenum sebagai pelindung dan barrier dari bahan racun yang dikeluarkan bersama feses serta mengurangi populasi bakteri jahat. Saat makanan padat mulai diberikan profil bakteri yang diekstrak dari feses menjadi berubah seperti bayi ASI ataupun susu formula dan oleh karena itu pengenalan makanan lebih kompleks sebelum saluran cerna bayi cukup matur akan menyebabkan gangguan pada flora usus dan mengakibatkan peningkatan risiko bayi terhadap alergi dan infeksi.Faktor intrinsik atau faktor yang berhubungan dengan inang memengaruhi pergantian mikroba adalah genetik, fisiologi individu, masukan nutrisi, pH, interaksi/kompetisi mikroba, dan faktor fisiologi seperti motilitas usus, sekresi internal, asam empedu, dan respons imun. Selanjutnya, mekanisme pertahanan seperti sekresi mucus, bentuk tinja, dan sistem imun dipengaruhi oleh status imunisasi dan penggunaan antibiotik.

Page 6: Mohammad Juffrie

HAL

24

Kesehatan Pencernaan Awal Tumbuh Kembang yang Sehat

Sekali terjadi gangguan kesimbangan flora normal karena penggunaan antibiotik yang sering maka bakteri patogen memiliki kemampuan tidak hanya memproduksi bakteriosidin supaya memberi keuntungan terhadap bakteri lainnya tapi protease, urease dan zat lain akan mengganggu pertahanan saluran cerna dan berakibat pada kesehatan saluran cerna. Kemudian bakteri patogen tersebut berkontribusi terhadap toksemia usus besar melalui produksi indole, skatole, phenole dan hidrogen sulfat. Ini menyebabkan pengaruh terhadap ekosistem bakteri dan ini perlu dikoreksi secepat mungkin. Barier mukosa saluran cerna harus bisa melakukan fungsi digesti dan absorbsi nutrisi tanpa memprovokasi respons imun terhadap protein makanan serta menjaga kelestarian perkembangan mikrobiota. Salah satu kunci aktivitas pada awal perkembangan saluran cerna adalah menjaga keseimbangan flora yang berdampak terhadap keseimbangan bakteri saluran cerna, digesti, perlindungan melawan mikroba, asimilasi nutrisi dan perkembangan gut associated lymphoid tissue (GALT).

Pakar mengatakan bahwa gangguan keragaman mikroflora karena berbagai hal tersebut diatas akan menyebabkan meningkatnya kejadian penyakit atopic atau auto-immune karena perkembangan sistem imun bayi tidak berjalan dengan semestinya. Penelitian menyebutkan bayi atau anak yang mengkonsumsi diet anthroposophic terdiri dari sayuran yang mudah difermentasi oleh lactobacillus dan

sendiri. Ini yang disebut bahwa mikrobiota saluran cerna merupakan ekosistem tubuh sendiri yang akan terjadi sepanjang hidup dan disebut simbiotik.

Pada anak umur diatas 6 bulan sampai 1 tahun rintangan pertahanan saluran cerna adalah musin dan sIgA yang merupakan lini utama dalam pertahanan terhadap virus, bakteri, parasit, antigen makanan. sIgA terlibat dalam reaksi inflamasi nonspesifik melalui jalur komplemen. Musin mempunyai peranan penting sebagai pertahanan terhadap mikroba patogen pada usia 6 bulan keatas sedangkan dibawah 6 bulan musin lebih ke arah pertahanan yang melindungi perkembangan saluran cerna menuju kearah kematangan. Jadi sangat berbeda fungsinya. Oleh karena itu jarang terlihat reaksi inflamasi terhadap makanan pada saat usia 0 – 6 bulan. Hal ini dikarenakan flora abnormal memakai glikoprotein sebagai makanan ketika mucus melindunginya.

Pemberian antibiotik sangat berpengaruh besar karena akan membunuh semua mikroba dalam saluran cerna, efek ini lebih besar dibanding efek sistemisnya, kemudian bakteri yang tertinggal akan tumbuh cepat serta memberikan efek resisten, ini akan dibawa bertahun-tahun setelah pemberiannya, dan mikroba yang resisten akan menyebarkan kepada bakteri lainnya.

Page 7: Mohammad Juffrie

Pentingnya Kesehatan Pencernaan

HAL

25

mengurangi antibiotik dan antiperetik lebih rendah menderita penyakit atopik. Demikian juga untuk kejadian penyakit degenerative dan auto-immune.

Banyak susu formula mengandung laktosa dan tinggi fruktosa sirup jagung sebagai kandungan utama yang memberikan kalori lebih tinggi, banyak di antara produk ini mengandung whey protein dan minyak kedelai. Beberapa produk ini menyebabkan alergi makanan pada bayi dan anak-anak karena banyak susu formula yang mengandung tepung hidrolisat mengganggu keseimbangan mikroba dan bisa juga menyebabkan diare osmotik.

Pengenalan makanan padat biasanya dimulai pada umur 5 – 6 bulan atau pada saat bayi sudah keluar giginya. Bersamaan dengan waktunya bayi mulai aktif mencari apa pun dan mencarinya di sekitarnya dengan sentuhan dan mencicipi. Daftar makanan diatas mengandung makanan lebih kompleks dan lektin (lihat tabel). Ini penting karena pada saat awal bayi, ASI memacu pembentukan sistem imun, kemudian bayi harus belajar sendiri bagaimana selanjutnya tanpa bantuan ASI. Jika bayi bisa makan makanan yang lebih kompleks maka dia bisa mengatasi bagaimana memacu perkembangan sistem imun saluran cerna seperti keadaan diare kronik dan konstipasi. Kolik dapat juga merupakan tanda dari saluran cerna yang belum siap untuk menghadapi makanan yang dia makan.

Sebagian besar makanan yang diberikan mulai pada umur 6 bulan adalah berwarna, lunak, manis, tinggi antioksidan dan mengandung stimulan pembentuk antibodi dan perkembangan GALT. Serta mengandung tinggi besi, nutrisi esensial untuk perkembangan pertumbuhan mukosa saluran cerna. Makanan ini juga harus mengandung tinggi polifenol yang mengganggu perlekatan mikroba patogen ke dinding usus. Narinangen (biflavinoid dari jeruk dan anggur) dan quercetin (dari kapers, apel, teh hijau, bawang merah, anggur merah, sitrus, brokoli, ceri, raspberry, cranberry, buah pir dan madu) berkhasiat mendukung pertumbuhan lactobacillus dan menghambat bakteri patogen seperti salmonella.

Pada umur 9 bulan makanan tinggi serat dan seng harus mulai diperkenalkan meskipun jenis makanan bisa membuat warna tinja jadi berubah warna, konsistensi dan frekuensinya. Pada saat ini flora bakteri akan tranformasi karena perubahan diet, ke arah bakteri anaerob di saluran cerna.

Pada umur 12 bulan makanan tinggi protein dan lemak, juga serat, bisa diperkenalkan. Jika ASI sudah berkurang maka susu kambing atau sapi bisa diperkenalkan.

Pada umur 18 bulan makanan lebih kompleks membutuhkan enzim pencernaan lebih banyak untuk asimilasi. Air saliva, pankreas, hati, dan saluran cerna sudah berkembang untuk memenuhi kebutuhan enzim lebih banyak.

Page 8: Mohammad Juffrie

HAL

26

Kesehatan Pencernaan Awal Tumbuh Kembang yang Sehat

absorbsi, dan sistem imun saluran cerna berjalan normal dan sehat, dimana hal ini akan melindungi bayi pada kehidupan selanjutnya.

Sebagai kesimpulan uraian diatas, saluran cerna sangatlah penting peranannya dalam menjaga kehidupan bayi dari kecil sampai kehidupan selanjutnya.• Intervensi pada umur 0 – 6 bulan adalah pemberian ASI, menghindari hal-hal yang membunuh flora usus seperti pemberian antibiotik berlebihan dimaksudkan untuk memacu pertumbuhan dan fungsi saluran cerna serta perkembangan sistem imun. • Intervensi 6 – 9 bulan adalah pemberian makanan yang lebih kompleks untuk meneruskan tugas ASI dan mengalihkan tugas ASI ke makanan lain untuk pertumbuhan dan perkembangan saluran cerna baik struktur maupun fungsinya.• Intervensi 9 – 12 bulan adalah pemberian makanan yang lebih kompleks lagi serta persiapan ke makanan orang dewasa. Pada masa ini diharapkan konten makanan yang ditujukan untuk memacu produksi enzim untuk memecah makanan yang lebih kompleks serta memelihara flora menguntungkan agar perkembangan sistem imun saluran cerna berjalan dengan tepat.

Jika fase tersebut gagal, maka akan muncul penyakit-penyakit di kemudian hari seperti infeksi saluran cerna, alergi, auto-immune dan penyakit degeneratif.

Makanan ini tinggi protein, vitamin B dan mineral seperti kalsium dan magnesium.

Pada umur 21 bulan makanan lebih kompleks diperkenalkan yaitu tinggi protein, juga makanan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan yang cepat. Beberapa makanan ini adalah remis, kacang kacangan, biji bunga matahari, gandum, adalah tinggi nutrisi yang dibutuhkan untuk meneruskan pertumbuhan GALT.

Peningkatan makanan kompleks ditujukan untuk perkembangan sistem imun, tetapi paparan mikroorganisme lain dibutuhkan untuk membuat sistem imun saluran cerna lebih kuat. Oleh karena itu anak yang bermain di tempat kotor perkembangan sistem imunnya lebih baik karena memberi kesempatan sistem imun mengenal bakteri jahat sedini mungkin daripada di kemudian hari pada saat timus dan GALT tidak dalam perkembangan yang optimal. Anak yang menderita panas tanpa antibiotik dan antipiretik mendorong perkembangan fungsi imun. Anak dengan diare adalah saluran cerna memperpendek kompetisi mikroba dalam mencari tempat di ekosistem saluran cerna. Ini juga menyebabkan pemacuan mekanisme perlindungan terhadap terjadinya bakteri tumbuh lampau.

Jadi pola pemberian makan yang tepat, seperti jenis makanan pada umur tepat, memperhatikan ekosistem pada setiap tingkatan umur akan mendorong pertumbuhan saluran cerna yang normal yang akan membuat fungsi digesti,

Page 9: Mohammad Juffrie

Pentingnya Kesehatan Pencernaan

HAL

27

Gangguan Saluran Cerna Fungsional (FGID)

Menurut kriteria Rome III, yang dikembangkan dari Roma II ada 7 gangguan pencernaan fungsional pada bayi dan anak yaitu regurgitasi (gumoh) pada bayi, sindrom mengunyah pada bayi, sindrom muntah berulang, kolik pada bayi, diare fungsional, dyschesia pada bayi, sembelit fungsional. Keadaan ini hanya berdasar gejala dan tidak ditemukan kelainan organ atau metabolisme.

Bayi memiliki sistem pencernaan yang belum matang, sehingga gangguan pencernaan adalah hal umum atau biasa.

Gangguan fungsional saluran cerna merupakan kumpulan gejala yang muncul di saluran cerna bagian tengah atau bawah, yang tidak diakibatkan oleh kelainan biokimia ataupun anatomi saluran cerna. Gejala gangguan fungsional saluran cerna pada anak balita dipengaruhi oleh kematangan organ saluran cerna, fungsi fisiologi saluran cerna, kemampuan intelektul anak dan kemampuan afeksi anak. Gangguan fungsional saluran cerna pada anak seringkali menemani pertumbuhan normal, seperti gumoh pada bayi, tapi dapat pula muncul akibat respons mal-adaptif terhadap stimulus internal maupun eksternal, seperti sakit perut karena tidak ingin pergi sekolah.

Gangguan fungsional saluran cerna tidak berbahaya jika gejala yang muncul pada anak serta kekhawatiran orangtua ditangani

sesegera mungkin. Di lain pihak, bila masalah dibiarkan, dapat menimbulkan kesakitan mental dan fisik pada anak.

1. Kolik pada Bayi

Kolik pada bayi merupakan keluhan banyak orangtua baru. Kolik bayi adalah gejala representasi perilaku bayi pada awal kehidupan yang ditandai menangis yang lama dan sulit dikendalikan. Tidak ada bukti bahwa menangis di kolik bayi disebabkan oleh rasa sakit di perut atau bagian tubuh lainnya. Namun demikian, orangtua sering berkeyakinan bahwa penyebab menangis berlebihan adalah nyeri perut dari saluran cerna.

Diagnosis harus memenuhi semua hal berikut pada bayi umur 0 – 4 bulan: a. Rewel yang berat, gelisah, menangis yang mulai dan berhentinya tidak diketahui sebabnya. b. Episode 3 jam atau lebih per hari, terjadi paling sedikit 3 hari per minggu dan paling sedikit 1 minggu. c. Tidak terjadi gagal tumbuh.

Diagnosis kolik bayi mengacu pada kriteria Rome III, yang harus mencakup semua hal berikut, yaitu terjadi pada bayi sejak lahir sampai usia 4 bulan; (1) paroksismal iritabilitas, rewel, atau menangis yang mulai dan berhentinya tanpa penyebab yang jelas; (2) episode berlangsung selama 3 jam atau lebih per hari dan terjadi setidaknya 3 hari per minggu selama minimal 1 minggu; (3) tidak ada kegagalan tumbuh.

Page 10: Mohammad Juffrie

HAL

28

Kesehatan Pencernaan Awal Tumbuh Kembang yang Sehat

kondisi medis melainkan fenomena alam yang terjadi pada sekitar dua per tiga bayi yang diberi ASI sehat dan juga pada bayi diberi susu formula pada bulan-bulan awal kehidupan. Gejala saluran berhubungan dengan kelebihan laktosa yang identik dengan intoleransi laktosa.

Ketidakmatangan fungsi saluran cerna terutama kurang produksi enzim laktase dan enzim Enterokinase menyebabkan ketidakmampuan usus halus untuk mencerna laktosa dan protein sepenuhnya pada awal kehidupan bayi yang berusia di bawah dari 4 bulan. Dampaknya produksi berlebihan dari gas H2 dan menyebabkan perut kembung .

b. Sistem Pencernaan yang Belum Matang

Penyebab lain dari kolik tampaknya menjadi hipersensitif terhadap rangsangan seperti gas, makanan dalam diet ibu jika bayi disusui atau perut penuh. Banyak bayi rewel karena mereka lapar atau karena mereka mengalami ketegangan di rumah.

Gejala utama dari kolik bayi menangis tanpa henti yang berlangsung 3 jam atau lebih. Menangis episodenya dapat terjadi kapan saja, siang atau malam, tetapi lebih sering terjadi pada malam hari antara jam 06:00 dan 23:00.

c. Manajemen Kolik Bayi

Pengelolaan kolik bayi relatif sulit. Usaha menenangkan bukan makanan , seperti mengayun bayi dan menepuk 2-3 kali per detik di lingkungan yang tenang, dapat

Menangis mungkin terjadi karena rasa sakit akibat peradangan atau pada bayi yang sensitif terhadap protein susu sapi, akan tetapi menurut definisi, kolik bayi tidak disebabkan oleh penyakit organik.

Bayi secara fisik baik dan berat badan yang baik. Selama pemeriksaan medis tidak ada tanda-tanda fisik yang mengarah ke masalah fisik. [Jika ada tanda-tanda fisik itu tidak kolik.] Selain menangis, bayi mungkin berperilaku yang menunjukkan keparahan; seperti wajah meringis, menolak makan, mencakar wajahnya, gerakan memukul-mukul lengan dan kaki, dan mengangkat lututnya.

Penyebab Kolik

Ada banyak teori tentang penyebabnya; belum satupun terbukti.

a. Protein Susu Sapi

Protein susu sapi adalah penyebab paling umum. Alergi susu sapi umumnya memengaruhi saluran pencernaan, saluran pernapasan, dan kulit. Gejala meliputi; keluar angin berlebihan, kram. Intoleransi protein susu tidak sama dengan alergi protein susu. Dimana gejala meliputi: kembung berlebihan, kram dan diare. Intoleransi laktosa adalah suatu kondisi yang membuat sulit untuk mencerna laktosa. Gejala saluran cerna meliputi: kembung berlebihan, kram, dan diare cair yang disebabkan oleh fermentasi laktosa yang tidak tercerna dalam usus besar. Kelebihan laktosa (juga dikenal sebagai insufisiensi laktase fungsional) bukanlah

Page 11: Mohammad Juffrie

Pentingnya Kesehatan Pencernaan

HAL

29

membantu berhenti menangis dan tenang akan tetapi akan menangis segera setelah diletakkan. Membawa berkeliling naik mobil dapat menghentikan menangis juga.

Terapi diet bermanfaat, jika ada hubungan dengan intoleransi susu seperti intoleransi protein dan laktosa, dan ada riwayat alergi susu sapi maka protein hidrolisat parsial dan formula laktosa rendah bisa menjadi terapi alternatif.

2. Regurgitasi/Refluks/Gumoh

Pada bayi, regurgitasi isi lambung ke kerongkongan dan mulut adalah umum dan normal. Yang disebut gastro-esophageal reflux adalah isi lambung kembali ke kerongkongan dengan atau tanpa regurgitasi atau muntah. GER adalah suatu proses fisiologis yang normal terjadi beberapa kali per hari pada bayi yang sehat, anak-anak dan orang dewasa. Sebagian besar episode reflux pada bayi sehat kurang dari 3 menit, terjadi pada saat sesudah makan, dan menyebabkan sedikit atau tidak ada gejala gejala.

Reflux atau gumoh biasanya hanya berdasar riwayat dan pemeriksaan fisik tidak spesifik jika ada gejala lebih berat maka disebut penyakit refluks gastro-esofagus Jika ada gejala berat lain seperti berat badan tidak naik, muntah, sering batuk, asma, atau bahkan infeksi paru maka sudah merupakan keadaan patologis sehingga perlu dibawa ke dokter untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Pengelolaan refluks pada bayi biasanya tergantung pada tingkat keparahan penyakit. Dalam regurgitasi bayi pada awal kehidupan manajemen adalah perubahan gaya hidup. Perubahan gaya hidup pada bayi termasuk pendidikan orangtua, bimbingan dan dukungan yang selalu dibutuhkan dan biasanya seperti merawat bayi sehat. Jika ditemukan gejala parah seperti diatas maka harus dibawa ke dokter untuk dikelola lebih lanjut.

Hati-hati dengan pemakaian farmakoterapi yang sembarangan karena akan merugikan, seperti potensi penekanan asam lambung yang menyebabkan infeksi termasuk pneumonia, infeksi saluran pencernaan, sakit perut.

Diagnosis harus memenuhi kriteria ROME III berikut:• Terjadi pada bayi sehat 3 – 12 bulan• Regurgitasi lebih dari sehari atau beberapa minggu• Tanpa muntah, muntah darah, aspirasi, apnea, gagal tumbuh, sulit menelan atau posisi tidak normal

3. Sembelit (Konstipasi)

Sembelit merupakan keluhan utama sebesar 3% dari kunjungan rawat jalan anak. Sekitar 40% dari anak-anak dengan sembelit fungsional mengalami gejala selama tahun pertama dari kehidupannya.

Page 12: Mohammad Juffrie

HAL

30

Kesehatan Pencernaan Awal Tumbuh Kembang yang Sehat

Manajemen sembelit fungsional, langkah pertama adalah pendidikan keluarga selama kunjungan awal. Keluarga akan menghargai dokter yang menjelaskan masalah, tidak adanya penyakit, dan pengelolaan yang aman dan efektif. Langkah selanjutnya adalah orangtua perlu bantuan untuk memahami sembelit pada anaknya.

Dokter dan orangtua menyepakati rencana untuk mengevakuasi massa feses lewat dubur.

Manajemen diet bisa diberikan susu formula beta palmitat dan formula protein hidrolisat parsial. Ini akan meningkatkan frekuensi buang air besar dan pelembut stool.

4. Diare Fungsional

Kondisi buang air besar sebanyak 3 kali atau lebih dengan konsistensi cair tanpa rasa sakit. Diagnosis harus memenuhi semua hal berikut: a. Nyeri tiap hari, buang air besar 3 kali atau lebih, tinja tak berbentuk. b. Gejala terjadi lebih dari 4 minggu. c. Serangan terjadi mulai umur 6 sampai 36 bulan. d. Keluarnya tinja terjadi pada saat bangun. e. Tidak ada gagal tumbuh jika masukan energi cukup.

Untuk membedakan dengan yang tidak normal maka harus ada pemeriksaan tambahan untuk melihat apakah ada kelainan organik atau kelainan biokimia,

Kriteria diagnosis untuk sembelit fungsional mengacu pada kriteria Rome III yang harus mencakup 1 bulan minimal 2 dari berikut pada bayi sampai usia 4 tahun:

a. Dua atau lebih buang air besar per minggub. Setidaknya 1 episode per minggu inkontinensia setelah toilet training c. Retensi feses yang berlebihand. Riwayat nyeri gerakan ususe. Adanya massa tinja besar dalam rektumf. Riwayat tinja berdiameter besar yang dapat menghambat toilet.

Gejala tambahan adalah lekas marah, nafsu makan menurun dan/atau cepat kenyang.

Sembelit fungsional bayi adalah diagnosis yang dibuat berdasar riwayat dan pemeriksaan fisik. Tidak diperlukan pemeriksaan tambahan.

Penyebab sembelit fungsional bayi bervariasi. Pada bayi dengan tinja yang keras, seringkali sesuai dengan perubahan dari ASI ke susu formula komersial atau pengenalan makanan padat. Perbedaan komposisi asam lemak antara ASI dan susu formula menjadi penyebab sembelit fungsional pada bayi. Beta-palmitat adalah asam lemak yang sangat penting yang mencegah feses keras pada bayi. Bayi dengan riwayat atopik kadang-kadang menderita sembelit fungsional karena peradangan pada usus yang lebih memudahkan dalam kontraksi otot sphrincter ani.

Page 13: Mohammad Juffrie

Pentingnya Kesehatan Pencernaan

HAL

31

misalnya diare karena infeksi mikroba dengan diare fungsional, maka diare fungsional harus memenuhi kriteria diatas sedang diare patologis ada gejala kelainan organ dan kelainan biokimia seperti perubahan warna tinja, bau tinja, atau pun perubahan bentuk tinja yang ekstrim.Identifikasi diare intoleransi laktosa sekunder yaitu diare didahului dengan diare yang disebabkan oleh mikroba seperti virus atau bakteri dengan gejala dan tanda yang sesuai, setelah beberapa hari kemudian terjadi diare yang tinjanya asam sehingga akan mengiritasi pantat bayi serta baunya asam.

5. Dyschesia pada Bayi

Dyschesia pada bayi merupakan gangguan dimana bayi menangis dan mengejan selama kurang lebih 10 menit sebelum berhasil buang air besar yang tidak keras. Hal ini biasanya tidak disertai adanya masalah kesehatan yang lain.

6. Sindrom Mengunyah pada Bayi

Sindrom ini ditandai dengan adanya kontraksi berulang otot-otot abdominal, diafragma, dan lidah; memuntahkan makanan dari lambung ke mulut, dikunyah-kunyah dan ditelan kembali. Selain itu, ada 3 tanda atau lebih dari 4 tanda berikut ini:a. Onset antara 3 – 8 bulanb. Tidak respons dengan pegobatan pada gastroesophageal reflux disease atau obat antikolinergik, hand restrain (kontrol

paksa dengan pengekangan tangan untuk memasukkan makanan), mengubah formula makanan, gavage (pemberian makanan secara paksa melalui pipa yang dimasukkan ke lambung) dan pemberian makan melalui gastrostomic. Tidak disertai tanda nausea atau distressd. Tidak muncul selama tidur dan ketika anak berinteraksi dengan seseorang di sekitarnya

Diagnosis harus memenuhi semua kriteria berikut ini selama 3 bulan: a. Kontraksi repetitif otot perut, diafragma dan lidah. b. Regurgitasi isi lambung ke mulut dimana dibatukkan atau dikunyah dan ditelan kembali.

7. Sindrom Muntah Berulang

Sindrom ini ditandai dengan mual dan muntah-muntah hebat terjadi di antara kondisi sehat yang muncul 2 kali atau lebih atau retching yang berlangsung selama berjam-jam bahkan sampai berhari-hari. Kembali sehat selama beberapa minggu hingga beberapa bulan.

Diagnosis harus memenuhi kedua hal berikut: a. Dua atau lebih periode mual yang berat dan muntah atau mau muntah yang tak berhenti dari jam sampai berhari-hari. b. Kembali sehat setelah beberapa minggu atau bulan.

Page 14: Mohammad Juffrie

HAL

32

Kesehatan Pencernaan Awal Tumbuh Kembang yang Sehat

perawatan bayi kolik, dengan total subjek 1825 bayi. Lima penelitian yang ada menggunakan probiotik Lactobacillus reuteri. Dari 5 penelitian yang ada, 3 penelitian meneliti Lactobacillus reuteri untuk manajemen bayi kolik dan 2 lainnya meneliti pencegahan kolik dengan pemberian Lactobacillus reuteri. Berdasarkan hasil dari 5 penelitian tersebut, Lactobacillus reuteri menurunkan waktu menangis selama 65 menit per hari (p<0.001).

Penelitian lain menunjukkan bahwa Lactobacillus reuteri dapat membantu menurunkan durasi diare akut pada anak yang dirawat di rumah sakit maupun yang dirawat di rumah (Dinleyici et al., 2014; Dinleyici et al., 2015). Selain itu, Lactobacillus reuteri juga memiliki efek positif untuk manajemen konstipasi (Cocorullo et al., 2010) dan regurgitasi (Indrio et al., 2011). Sesuai publikasi Cruchet (2015), Lactobacillus reuteri menjadi salah satu jenis probiotik terbaik yang terbukti paling efektif untuk membantu bayi yang mengalami gangguan pencernaan fungsional.

Peran Lactobacillus reuteri dalam Pencegahan FGID

Lactobacillus reuteri dipakai untuk mengobati gastroenteritis pada anak. Potensial mekanisme adalah Lactobacillus reuteri mempunyai efek anti-inflamasi, karena beberapa publikasi menunjukkan efek antiinflamasi dari probiotik ini pada neonatus. Inflamasi sendiri telah dibuktikan terjadi pada bayi kolik. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa probiotik ini memberikan keuntungan pada bayi dengan kolik.

Penelitian meta-analisis menunjukkan bahwa Lactobacillus reuteri menurunkan waktu menangis pada minggu 1 – 4 setelah pemberian. Analisis sensitivitas menunjukkan bahwa Lactobacillus reuteri meningkatkan angka efektivitas pengobatan pada 2 – 3 minggu dan 3 minggu serta menurunkan waktu menangis pada 2 dan 3 minggu. Jadi efektivitas pengobatan dan penurunan waktu menangis menunjukkan bahwa Lactobacillus reuteri berperan positif pada pengobatan kolik infantil terutama pada minggu kedua dan ketiga.

Penelitian meta-analisis lainnya yang dilakukan oleh Sung (2013) mengkonfirmasi bahwa Lactobacillus reuteri adalah satu-satunya probiotik yang secara signifikan menurunkan waktu menangis pada bayi kolik. Penelitian meta-analisis ini menganalisa 12 penelitian pemberian probiotik untuk pencegahan maupun

Page 15: Mohammad Juffrie

Pentingnya Kesehatan Pencernaan

HAL

33

Tips untuk Orangtua

Tips Raising Awareness Orangtua terhadap Regurgitasi/Refluks/Gumoh, Kolik dan Konstipasi

Fisiologis (masih bisa diobservasi di rumah)

Regurgitasi/ Refluks/ Gumoh

Adalah isi lambung kembali ke kerongkongan dengan atau tanpa muntah

Kolik

Adalah gejala representasi perilaku bayi pada awal kehidupan yang ditandai menangis yang lama dan sulit dikendalikan

Konstipasi (Sembelit)

Adalah gejala sulit buang air besar

Refluks atau gumoh disertai dengan gejala berat lainnya seperti

- Berat badan tidak naik

- Muntah

- Sering batuk

- Asma

- Infeksi paru

Kolik yang disertai dengan kegagalan tumbuh pada bayi/anak

Sembelit fungsional dengan gejala sebagai berikut :

- Dua atau lebih buang air besar per minggu

- Setidaknya 1 episode per minggu inkontinensia setelah toilet training

- Retensi feses yang berlebihan

- Riwayat nyeri gerakan usus

- Adanya massa tinja besar dalam rektum

- Riwayat tinja berdiameter besar yang dapat menghambat toilet

- Proses fisiologis yang normal, terjadi beberapa kali per hari pada bayi sehat

- Episodenya terjadi kurang dari 3 menit, terjadi sesudah makan dan menyebabkan sedikit atau tidak ada gejala-gejala

- Rewel atau menangis yang mulai dan berhentinya tanpa penyebab yang jelas

- Episode berlangsung selama 3 jam atau lebih per hari, 3 hari per minggu dan minimal 1 minggu

- Tidak ada kegagalan tumbuh

- Bayi tidak rewel

- Buang air besar lebih dari 3 kali per minggu, namun jika ini persisten setelah di observasi 1 – 2 minggu sebaiknya segera dibawa ke Dokter

Patologis (segera bawa ke petugas medis)

Page 16: Mohammad Juffrie

HAL

34

Kesehatan Pencernaan Awal Tumbuh Kembang yang Sehat

Tips untuk Anak

Tanda-Tanda Anak Memiliki Kenyamanan Saluran Pencernaan

1. Jumlah bakteri baik dalam saluran cernanya lebih banyak daripada jumlah bakteri jahat

2. Pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai dengan acuan yang direkomendasikan (misal, kurva pada KMS)

3. Jarang mengalami keluhan gangguan pencernaan seperti regurgitasi/refluks/gumoh, kolik, konstipasi, diare dan lain-lain

4. Nafsu makan baik dan nutrisi terserap dengan baik

Referensi

1. Baker NJ, et al. Constipation in infants and children; evaluation and treatment. medical position statement of the North American Society for Pediatric Gastroenterology and Nutrition. J Pediatric Gastroenterol Nutr 2002:34: 385-3882. Biasucci G, Benenati B, Morelli L, Bessi E, Boehm G. Cesarean delivery may affect the early biodiversity of intestinal bacteria. J Nutr.3. Clinton C. Development of the Infant Immune Function and the Effects of Breast Milk. Natural Medicine Journal. August 2010;2(8).4. Cooperstock MS, Zedd A J. Intestinal flora of infants. In: Hentges DJ, ed. Human intestinal microflora in health and disease. New York: Academic Press; 1983:79–99. 5. Dai D, Walker WA. Protective nutrients and bacterial colonization in the immature human gut. Adv Pediatr. 1999;46:353-82.6. Goldman AS. Modulation of the gastrointestinal tract of infants by human milk. Interfaces and interactions. An evolutionary perspective. J Nutr.7. Hasselbalch H, Jeppesen DL, Engelmann MDM, Michaelsen KF, Nielsen MB. Decreased thymus size in formula-fed infants compared with breastfed infants. Acta Paediatr. 1996;85:1029-1032.8. Lebenthal A, Lebenthal E. The ontogeny of the small intestinal epithelium. JPEN J Parenter Enteral Nutr. September-October 1999;23(5 Suppl):S3-S6.

Page 17: Mohammad Juffrie

Pentingnya Kesehatan Pencernaan

HAL

35

9. Lebenthal E, Lee PC, Heitlinger LA. Impact of development of the gastrointestinal tract on infant feeding. J Pediatric. January 1983;102(1):1-9.10. Neu J, Douglas-Escobar M. Gastrointestinal Development: Implications for Infant Feeding. Nutrition in Pediatrics. 4th ed. Hamilton, ON: BC Decker Inc; 2008.11. Paul E. Hyman, et al. Childhood Functional Gastrointestinal Disorder: Neonate/ Toddler; Gastroenterology 2006: 130:1519-1528.12.Schmid R. Traditional Foods Are Your Best Medicine. Stratford, CT: Ocean View Publications; 1987. 13.Smith, L. How to Raise A Healthy Child. New York: M. Evans and Company; 1996.14.Suzanne Robin. Common Digestive Problems in Infants. Livestrong.com Last Updated: Mar 23, 2010.15.Thomas A. Kruzel, ND http://ndnr.com/ womens-health/the-early-development-of- the-gi-tract-the-immune-system/# Page 1 of 14.16.Vandenplas Y, et al., Pediatric Gastroesophageal Reflux Clinical Practice Guidelines: Joint Recommendations of NASPGHAN and ESPGHAN. Belgische Kindrarts.2011:13:1-2.