Module SIG 2010-ArcView (2)
-
Upload
pipit-nelvi -
Category
Documents
-
view
91 -
download
0
Embed Size (px)
Transcript of Module SIG 2010-ArcView (2)

- 1 -
Introduction to GIS
GIS singkatan dari Geographic Information System atau Sistem informasi
Geografis()SIG. GIS merupakan suatu alat yang dapat digunakan untuk mengelola
(input, manajemen, proses, dan output) data spasial atau data yang bereferensi
geografis. Setiap data yang merujuk lokasi di permukaan bumi dapat disebut
sebagai data spasial bereferensi geografis. Misalnya data kepadatan penduduk
suatu daerah, data jaringan jalan suatu kota, data distribusi lokasi pengambilan
sampel, dan sebagainya.
2.1.1 Macam-macam Data pada GIS
Data GIS dapat dibagi menjadi 2 macam, yaitu data spasial dan data atribut atau
tabular. Data spasial adalah data yang menggambarkan bentuk atau kenampakan
obek dipermukaan bumi. Sedangkan data tabular adalah data diskriptif yang
menyatakan nilai dari data grafis tersebut.
a. Data spasial
Secara garis besar data spasial dibagi menjadi dua Vektor dan Raster. Data vektor
dibedakan menjadi 3 macam, yaitu data titik (point), garis (line/polyline), dan area
(region/polygon). Data grafis titik biasanya digunakan untuk mewakili objek kota,
stasiun curah hujan, alamat customer dll. Data Garis dapat dipakai untuk
meng?gambar?kan jalan, sungai, jaringan listrik dll. Sementara data Area digunakan
untuk mewakili batas administrasi, penggunaan lahan, kemiringan lereng dll. Gambar
di bawah ini memberikan ilustrasi tentang macam-macam data grafis.
a b c
Gambar 2.1. Contoh macam-macam data grafis, (a) data titik, (b) garis, dan (c) area.

- 2 -
Pada struktur data vektor, posisi objek dicatat pada sistem koordinat, Di sisi lain,
objek pada struktur data raster disimpan pada grid 2 dimensi yaitu baris dan kolom.
Untuk memperjelas pemahaman tentang struktur data GIS, perhatikan gambar di
bawah ini.
Gambar 2.2. Contoh struktur data GIS, bagian atas struktur data vektor, bagian
bawah raster.
b. Data Atribut
Data atribut atau tabular menyimpan informasi tentang nilai atau besaran dari data
grafis. Untuk struktur data vektor, data atribut tersimpan secara terpisah dalam
bentuk tabel. Sementara pada struktur data raster nilai data grafisnya tersimpan
langsung pada nilai grid atau piksel tersebut. Cara penyimpanan data atribut dan
koneksi antara data grafis dan atribut pada struktur data vektor dan raster
disajikan pada gambar di bawah ini.

- 3 -
Gambar 2.3. Cara penyimpanan data atribut pada struktur data vektor, (a) data
grafis dan (b) data atribut.
Gambar 2.4. Cara penyimpanan data atribut pada struktur data raster.

- 4 -
Pengenalan ArcView
Perangkat lunak Sistem Informasi Geografi saat ini telah banyak dijumpai
dipasaran. Masing-masing perangkat lunak ini mempunyai kelebihan dan kekurangan
dalam menunjang analisis informasi geografi. Salah satu yang sering digunakan saat
ini adalah ArcView. ArcView yang merupakan salah satu perangkat lunak Sistem
Informasi geografi yang di keluarkan oleh ESRI (Environmental Systems Research Institute). ArcView dapat melakukan pertukaran data, operasi-operasi matematik,
menampilkan informasi spasial maupun atribut secara bersamaan, membuat peta
tematik, menyediakan bahasa pemograman (script) serta melakukan fungsi-fungsi
khusus lainnya dengan bantuan extensions (ESRI, 1996).
Saat ini ESRI telah mengeluarkan tiga seri ArcView yaitu ArcView 3.1,
ArcView 3.2 dan ArcView 3.3 dimana setiap pengeluaran seri terbaru dilakukan
penyempurnaan-penyempurnaan didalamnya.
Sebelum menjalankan program ArcView terlebih dahulu user harus menginstal
program ArcView ini. Program ArcView ini bisa diinstal di drive mana saja, bisa di
drive C, drive D atau di drive yang lainnya.
Setelah program ArcView terinstal, langkah selanjutnya adalah menjalankan
program ArcView ini. Klik Start � Programs � ESRI � ArcView 3.x � ArcView
3.x. atau bila di desktop telah ada shortcutnya seperti gambar dibawah. Klik
shortcut (ikon) tersebut.
Gambar 1. Shortcut ArcView 3.3 di dekstop

- 5 -
Gambar 2. Tampilan ArcView 3.3 saat pertama kali dibuka
Tampilan pertama saat membuka ArcView adalah seperti gambar diatas.
Dimana pada kotak dialog tersebut, user diberikan tiga pilihan dalam membuka
ArcView:
1. with a new view : pilihan membuka ArcView dengan langsung
membuka view baru
2. as a blank project : pilihan membuka ArcView dengan sebuah project
kosong

- 6 -
3. open an existing project : pilihan membuka ArcView dengan langsung
mencari project-project yang telah user buat
dan simpan sebelumnya

- 7 -
Gambar 3. Tampilan sebuah view yang baru
Sebuah View merupakan tempat tampilnya satu atau beberapa data
grafis/data spasial yang didalam ArcView data-data ini disebut sebagai Theme. Di
dalam sebuah view theme-theme tersebut dapat disusun sehingga akan memberikan
informasi-informasi yang user butuhkan.
Untuk mempermudah menjalankan ArcView, user bisa melakukan dengan
memilih menu, button atau tool yang telah disediakan oleh ArcView.
Gambar 4. Tampilan Menu, Button dan Tool di sebuah View
Selain sebuah view, ArcView juga mempunyai beberapa jendela atau window yang
terorganisir dalam sebuah project. Adapun jendela-jendela tersebut adalah table,
chart, layout dan script. Jendela-jendela ini mempunyai fungsi-fungsi khusus sesuai
dengan kegunaannya masing-masing. Misalkan untuk jendela table mempunyai fungsi
khusus untuk melakukan operasi-operasi yang berhubungan dengan analisis data
atribut.

- 8 -
Bakerja dengan AcrView
Membuka data *.shp pada ArcView
1. Buka aplikasi ArcView
2. Setelah muncul Welcome to ArcView GIS pilih radio button with a new view
kemidian tekan tombol OK
3. Setelah itu akan muncul konfirmasi
4. Pilih yes jika untuk memasukkan data *.shp kedalam View
5. Cari loksai tempat data *.shp berada.

- 9 -
6. Pilih data yang akan ditampilkan, jika ingin menampilkan lebih dari satu data
tekan Shift keudian pilih data lainnya yang ingin ditampilkan.
7. Setelah semua data yang ingin ditampilkan terpilih maka tekan tombol OK,
sehingga akan muncul them baru pada View Windows

- 10 -
8. Untuk menampilkan peta, klick saja kotak yang ada di sebelah kiri them
Menambahkan data peta pada view
1. Pilih menu View� Add Theme(legend/legenda peta) atau dengan
menggunakan tool
2. Cari peta yang akan di tambahkan

- 11 -
Catatan: Theme yang akan ditambahkan harus memilki proyeksi yang sama dengan
theme yang sudah ada, jika tidak maka peta tidak akan muncul.
Menghapus Theme
1. Pilih theme yang akan dihapus
2. Theme yang telah dipilih akan kelihatan timbul atau agak menonjol

- 12 -
3. Kemudian pilih menu Edit� Delete Theme
Menampilan Skala dan Memberi Nama Pada View Window
Pilih menu View�Properties
Shingga akan muncul View Properties Windows

- 13 -
Rubah Name nya sesuai pata yang yang ditampilkan.
Rubah Map Unit dan Distance Units nya menjadi meter
Catatan:
• Pengaturan View ini bias dilakuka setelah membuka View baru
• Setiap proyeksi mempunyai Map Unit yang berbeda. Untuk proyeksi UTM
Map Unit nya menggunakan meters, sedangkan untuk lintang bujur
menggunkan Desimal degree
Beberapa Cara membuka Legend editor
Cara 1
1. Pilih Theme yang akan di edit sehingga kelihatan timbul
2. Pilih menu Theme� Edit Legend
Cara 2
1. Pilih Theme yang akan di edit sehingga kelihatan timbul
2. Klik tombol
Cara 3
Klik dua kali pada legen/theme yang akan di edit

- 14 -
Tampilan Legend Editor
Dalam legen editor kita juga dapat merubah-rubah model arsiran, warna, dan symbol
sesuai dengan kaidah kartografi, agar peta yang kitam buat mudah di pahami oleh
pengguna.
Kotak dialog yan digunakan untuk merubah model arsiran, warna, dan symbol disebut
dengan Pallete, yang terdiri dari Fiell Pallete, Pen Pallete, Marker Pallete, Marker
Pallete, Font Pallete, Color Pallete, dan Pallete Manager
Untuk mengaktifkan Pallete, klik 2 kali kotak symbol pada legen editor.

- 15 -

- 16 -
Menyimpan Proyek
File� Save Project As
Simpan proyek pada folder dimana file *.shp yang ditampilkan berada.
Usahakan tempat penyimpanan folder dan peta berada pada root drive seperti di
drive C atau D.
Digitasi on Screen
Langkah-Langkah GEOREGISTRASI Data Raster
1. Penyimpanan
Sebelum melakukan digitasi, buatlah folder yang akan kita gunakan sebagai
tempat penyimpanan proyek yang akan kita kerjakan pada salah satu drive di
hard disk. Dalam membuat folder usahakan di root drive.

- 17 -
2. Pastikan Extention Image Analys sudah terinstal pada ArcView
3. Siapkan data scane atau foto. Untuk data satelit bisa juga diambil dari
Google Earth.
4. Buatlah 4 titik ikat pada foto tersebut.
Gambar Citra Satelit yang Di ambil Dari Google Earth

- 18 -
5. Masukkan koordinat yang telah di tandai kedalam sebuah tabel dengan
menggunakan excel, sebagai titik ikat. Dan usahakan koordinat yang
digunakan sebagai titik ikat menggunakan proyeksi UTM. Jika masih
menggunakan proyeksi DD/Lintang bujur rubahlah terlebih dahulu ke dalam
UTM dengan menggunakan softwere yang ada, seperti El-ShayalSmart atau
konverter yang lain.

- 19 -
Titik ikat yang telah di konversi dari DD ke UTM
6. Simpan dengan menngunakan tipe Text(MS-DOS) atau DBF 4 (dBASE IV).
Misal kita simpan menggunakan nama titik.txt atau titik.dbf.
7. Buka AcrView ketika muncul pesan windows
8. Tekan cencel sehingga tampilannya seperti gambar dibawah.

- 20 -
9. Pilih Table pada Project Window
10. Tekan tombol Add dan cari tempat kordinat yang kita simpan tadi, misalkan
titik ikat yang kita pakai adalah titik.dbf.

- 21 -
11. Pilih titik.dbf, kemudian klik OK. Sehingga tampilan data tersebut tampak
seperti gambar di bawah ini.
12. Buat View baru dengan cara klik dua kalai pada View
13. Aktifkan Extensions Image Analysis , melalui File� Extension. Extensi ini
bukan bawaan dari ArcView jadi harus nginstal terlebih dahulu.

- 22 -
14. Setting Map Units dan Distence Units nya menjadi meters
15. Tampilkan gambar raster yang sudah ditandai sebelumnya tadi ke dalam View
dengan cara View�Add Theme. Cari posisi tempat file berada dan ubah
Image Source Type-nya menjadi Image Analysis Data Source.

- 23 -
16. Pilih gambar rasternya kemudian tekan OK sehingga akan muncul di view.
17. Langkah selanjutnya tampilkan titik.dbf tadi kedalam view, dengan cara
View� Add Event Theme. Pada combo box Table pilih Titik.dbf dan tekan
OK.

- 24 -
18. Sehingga akan seperti
19. Tekan tombol Shift+tahan dan pilih kedua Theme tersebut, sehingg kedua
theme tampak timbul atau menonjol.
20. Tekan tool untuk menggabungkan kedua them tersebut.

- 25 -
21. Klick poda ujung pin dan arahkan ke titik yang bersesuaian dan klik kembali.
22. Ulangi langkah tersebut untuk pin yang lain, sampai semua titik berada pada
ujung ping. Dan tampilan seperti gambar dibawah.
23. Lihat skala dan koordinatnya sudah sesuai apa belum dengan koordinat yang
sebenarnya.
24. Untuk penyimpanan hasil kerja pilih theme raster tersebut pilih menu
Theme� Save Image As jika ada konfirmasi

- 26 -
Pilih No
25. Cari folder yang telah kita buat sebagai tempat penyimpanan.
26. Ubah Combo Box List Files ofType nya menjadi TIFF.
27. Rubah File Name nya.
28. Peta raster yang sudah di georegistrasi jika dibuka akan mempunyai skala dan
koordinat sesuai dengan registrasinya dansudah siap untuk didigitasi.
Digitasi Point
1. Buka ArcView buar project dan view baru
2. Tampilkan image raster yang sudah di georegistrasi pada view dengan cara,
View�Add Theme. Cari folder tempat citra raster berada, ubah Data Source Type nya menjadi Image Data Source dan pilih citra rasternya
kemudian tekakan OK

- 27 -
3. Dan tampilannya sebagai berikut.
4. Buat theme baru yang bertipe poin melalui menu View�New Theme

- 28 -
5. Kemudian tekan OK dan simpan di folder yang sudah disiapkan, kemudin
Theme Baru yang bertipe Poin akan muncul pada view.
6. Theme tersebut dalam keadan editable, hal ini ditandai dengan garis putus-
putus yang ada di sekeliling chek box.
7. Pilih tool untuk melakukan digitasi poin

- 29 -
8. Untuk menyimpan pilih menu Theme�Stop Editing dan digitasi akan
tersimpan. Setelah di stop editing maka garis putus-putus pada chek box
akan hilang.
Digitasi Line
Langkah 1 sampai 3 sama dengan digitasi pada poin
4. Buat theme baru yang bertipe Line melalui menu View�New Theme

- 30 -
5. Kemudian tekan OK dan simpan di folder yang sudah disiapkan, kemudin
Theme Baru yang bertipe Poin akan muncul pada view.
6. Aktifkan snapping yang berfungi untuk menyatukan garis secara otomatis.
Melalui Theme�Properties pilih editing
7. Centang general dan Interactive nya, isi tolerance masing-masing sesuai
dengan kubutuhan. Misal dalam projek ini masing-masing isi dengan 5.

- 31 -
8. Untuk digitasi line bisa menggunakan tool yang digunakan untuk membuat
garis dan yang fungsinya untuk memotong garis.
9. Untuk menyimpan pilih menu Theme�Stop Editing dan digitasi akan
tersimpan. Setelah di stop editing maka garis putus-putus pada chek box
akan hilang.
Digitasi Polygon
Langkah 1 sampai 3 sama dengan digitasi pada poin
4. Buat theme baru yang bertipe Polygon melalui menu View�New Theme

- 32 -
5. Kemudian tekan OK dan simpan di folder yang sudah disiapkan, kemudin
Theme Baru yang bertipe Polygon akan muncul pada view.
6. Tool/Icon yang digunakan untuk digitasi Polygon antara lain
a. Digunakan untuk membuat segi empat
b. Digunakan untuk membuat lingkaran
c. Digunakan untuk membuat polygon
d. Digunakan untuk memotong polygon
e. Digunakan untuk membuat polygon yang saling berhimpitan

- 33 -
7. Untuk mengakhiri digitasi tekan Theme� Stop Editing
Editing data vektor
1. Pilih dulu theme yang akan di edit dan jangan lupa aktifkan them tersebut.
2. Pilih menu Theme�Start Editing.
3. Pastikan disekitar kotak cek box terdapat garis putus-putus yang
menandakan theme tersebut telah siap diedit.
4. Langkah-langkah diatas berlaku untuk semua tipe data baik Poin, Line, atau
Polygon.

- 34 -
DATA ATRIBUT
MENAMPILKAN DATA ATRIBUT
Untuk mendapatkan informasi atau atribut-atribut suatu unsur spasial yang
terdapat pada suatu View, anda dapat menggunakan cara-cara sebagai berikut:
a. Tampilkan sebuah View dan aktifkan theme yang akan diidentifikasikan unsur-
unsurnya.
b. Tekan tombol Identify tool . c. Arahkan pointer pada unsur yang akan diidentifikasi, kemudian tekan tombol
mouse. Kita lihat akan tampil jendela Identify Results yang memuat informasi
atau atribut dari unsur yang kita pilih tersebut.
Sedangkan untuk mengetahui atau menampilkan feature mana yang terkait dengan suatu
“record” pada tabel atribut anda dapat menggunakan cara sebagai berikut:
a. Tampilkan sebuah View dan aktifkan theme yang akan diidentifikasikan unsur-
unsurnya.
b. Tekan tombol Open Theme Table .
c. Sekarang tabel dari theme tersebut telah terbuka. Pada tabel atribut tersebut
carilah record yang ingin anda ketahui lokasinya pada theme, kemudian klik pada
record tersebut. Tutup tabel tersebut dengan cara menekan tombol close.
d. Sekarang kita lihat pada jendela View akan terdapat sebuah feature yang
berwarna kuning. Feature ini merupakan feature yang kita pilih melalui tabel
atribut. Jika anda tidak melihat feature yang berwarna kuning. Tekanlah tombol
Zoom to Selected . Dengan menekan tombol tersebut, tampilan di layar
akan segera menampilkan feature yang telah kita pilih melalui tabel atribut.
Menambah field baru
a. Aktifkan dulu sub menu Star Editing dari Table����Start Editing.

- 35 -
b. Selanjutnya Tekan menu Edit, pilihlah Add Field.
c. Dari sub menu add field akan muncul display “Field Definition” sbb:
Pada display “Field Definiton” terdapat 4 parameter yang harus diisi:
1. Name: isi dengan nama field yang dikehendaki, misal isi dengan nama
jml_penduduk.
2. Type: Jenis data yang akan diisi dalam field. Jenis data tersebut adalah:
a. Number:
b. String:
c. Boolean:
d. Date:
3. Width: Jumlah karakter maksimal dalam field tersebut.
4. Decimal: Besarnya desimal di belakang koma.

- 36 -
d. Setelah selesai tekan tombol OK sehingga akan muncul field baru pada table.
Menghapus field
a. Pastikan tabel dalam keadaan editable, jika belum aktifkan dulu sub menu Star
Editing dari Table����Start Editing.
b. Pilih kursor Selected
c. Pilih Field yang akan di Delete
d. Kemudian pilih Menu Edit����Delete Field
Mengedit field
a. Pastikan tabel dalam keadaan editable, jika belum aktifkan dulu sub menu Star
Editing dari Table����Start Editing.
b. Pilih kursor Edit
c. Pilih data yang mau di edit

- 37 -
Mengurutkan Record
a. Pilihlah field yang akan diurutkan
b. Gunakan tool Sort Ascending untuk mengurutkan dari nilai terkecil
sampai terbesar dan Sort Descending untuk mengurutkan dari nilai terbesar
sampai terkecil
Menggabungkan Tabel
Menggabungkan tabel dapat dilakukan bila keduanya mempunyai field yang sama sebagai
penghubung. Misalnya dari sebuah atribut theme diinginkan untuk tergabung dengan
sebuah tabel data base yang sudah dibuat.
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut melakukannya:
a. Buka tabel pertama misal point_gps.shp

- 38 -
b. Buka tabel kedua misal batas_kecutm.dbf
c. Tabel pertama dan tabel kedua akhirnya dapat ditampilkan seperti gambar di
bawah ini:
d. Klick field kecamatan pada batas_kecutm.dbf, serta klick field kecamatan pada
poin_gps.shp.
e. Kemudian tekan tool Join
f. Dan hasilnya seperti tampak di bawah.

- 39 -
QUERY THEME TUNGGAL
Sebelum ini anda telah mempelajari bagaimana cara memilih dan menampilkan
informasi tentang feature tertentu di dalam sebuah theme. Cara yang lebih mudah
untuk mendapatkan informasi di satu atau beberapa theme adalah dengan menggunakan
ekspresi query. Ekspresi query artinya adalah suatu definisi yang pasti mengenai
feature yang akan anda cari. ArcView mempunyai sebuah sarana untuk membangun
query yang dinamakan dengan Query Builder. Berikut adalah contoh kecil bagaimana
cara menggunakan Query Builder ini:
a. Tampilkan sebuah View dan aktifkan theme yang akan diidentifikasikan unsur-
unsurnya.
b. Tekan tombol Query Builder .
c. Setelah itu akan muncul kotak dialog Query Builder
d. Untuk melakukan operasi query, anda tinggal memasukkan rumus untuk mencari
unsur-unsur yang ingin anda ketahui, kemudian tekan tombol New Set. Rumus
untuk mencari unsur-unsur ini hampir mirip dengan operasi dasar matematika dan
logika.
e. Sekarang kita lihat pada jendela View akan terdapat satu atau lebih feature
yang berwarna kuning. Feature ini merupakan feature yang kita pilih melalui
query builder. Jika anda tidak melihat feature yang berwarna kuning. Tekanlah
tombol Zoom to Selected . Dengan menekan tombol tersebut, tampilan di

- 40 -
layar akan segera menampilkan feature yang telah kita pilih melalui query
builder.
Analisis Data
Mengaktifkan Geoprocessing
Di dalam ArcView, geoprocessing adalah suatu cara yang ditempuh dalam
membuat data spasial yang baru berdasarkan existing theme(s) di dalam obyek view.
Cara untuk mengaktifkan Extension ini adalah File�Extension, cari extension
Geoprocessing kemudian aktifkan.
Extension operasi geoprocessing pada ArcView 3.x terdiri dari :
Dissolving
Dissolve: Proses ini pada dasarnya akan menyatukan atau menghilangkan
batas-batas unsur-unsur spasial yang tepat bersebelahan namun terletak
dalam suatu theme yang sama.

- 41 -
Merge
Merge: Proses ini mirip dengan union akan dihasilkan sebuah theme baru
yang merupakan kombinasi dari beberapa theme, tetapi unsurunsur spasial
tersebut tidak saling memotong.
Pilih dua theme atau lebih yang akan dugabungkan dengan menekan tombol
shift

- 42 -
Mengoperasikan Clip
Clip: Pada dasarnya pekerjaan ini adalah “memotong” atau menggunting
suatu theme. Proses ini menghasilkan theme baru dengan tipe sesuai
dengan theme obyek yang dipotong (titik, garis , dan polygon). Dengan
demikian theme baru ini hanya akan berisi unsur-unsur spasial dari theme
obyek yang terdapat di dalam batas theme cutter.
Intersecting
Intersect: Proses ini pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan clipping
tetapi pada intersect, theme baru merupakan data spasial irisan kedua
theme yang menjadi masukannya dengan theme overlay sebagai batas
intersect-nya.

- 43 -
Unioning
Union: Proses ini akan menghasilkan theme baru dengan mengkombinasikan
dua theme yang bertipe polygon.
Assigning
Assign: Menggunakan data milik sebuah theme didalam theme yang lain.
Proses ini sering disebut dengan spatial join.

- 44 -
Buffering
Tampilkan Peta yang akan di buffer dan setting View Propertiesnya.
Tabel dari poin-GPS.shp
Theme�Create Buffers

- 45 -
Pilih theme yang akan di buffer
Pilih field yang akan di buffers, contoh field radius.
Simpan hasil buffer pada field yang baru

- 46 -
Dan hasilnya sebagai berikut

- 47 -
Output/layout Peta Komponen-Komponen/Kelengkapan Peta
1. Judul Peta
2. Skala Peta
3. Proyeksi Peta 4. Legenda/Keterangan Peta 5. Petunjuk Arah/Tanda Orientasi
6. Simbol dan Warna
7. Sumber dan Tahun Pembuatan Peta
8. Pembuat Peta
Contoh-contoh Layout Peta:

- 48 -
Langkah-langkah dalam layout peta
Membukan dan Mengatur Layout Baru 1. Tampilkan peta yang akan di layout kedalam ArcView
2. Setting View Propertiesnya, sehinga sekalanya muncul

- 49 -
3. Masuk ke project window
4. Pilih Layout
5. Kemudian buat layout baru dengan menggunakan tombol New

- 50 -
6. Untuk mengatur ukuran dan orientasi kertas gunakan Layout�Page
Setup

- 51 -
Menampilkan Peta Pada Layout Window
7. Gunakan icon View Frame untuk menampilkan peta
8. Klik pada pojok kiri atas dan tahan, kemudian tarik ke arah pojok kanan
bawah.
9. Sehingga akan muncul tampilan peta seperti gambar di bawah
10. Peta yang ditampilkan pada Layout Window sesuai dengan tampilan pada
View Window

- 52 -
Menampilakn Grid Pada Peta 11. Aktifkan Extensions Graticules And Measured Grids sehingga akan
muncul icon Graticules And Grids
12. Klik peta dengan menngunakan kursor pointer
13. Klick icon Graticules And Grids sehingga muncul kotak diolog
14. Pilih View Frame yang akan diberi ditambah grid pada combo box,
kemudian Next>>

- 53 -
15. Untuk latihan tekan Next>>
16. Beri tanda cek pada Align Labels to Border
17. Kemudian Tekan Preview kemudian Finis, dan hasilnya sebagai berikut

- 54 -

- 55 -
Menampilkan Legenda
18. Pilih icon Legend Frame , untuk mengubah icon dari View Frame ke
Legend Frame yaitu dengan klik View Frame dan tahan, sehingga muncul
beberapa icon kemudian baru pilih Legend Frame.
19. Kemudian ulang langkah ke -8, sehingga muncul Legend Frame Properties
20. Jangan lupa pilih View Frame Yang sedang aktif kemudian Tekan OK

- 56 -
21. Selain View Frame dan Legend Frame ada beberap tool lain yang lai yang
bisa di manfaatkan, tool-tool tersebut antara lain:
a. Scale bar frame , berfungsi untuk menampilkan Skala.
b. North Arrow Berfungsi untuk menampilkan mata angin.
c. Chart Frame berfungsi untuk menampilkan diagram.
d. Table Frame untuk menampilkan isi tabel.
e. Picture Frame untuk menampilkan gambar.
Penggunaan tool-tool tersebut hampir sama.

- 57 -
Sumber Reverensi:
Modul praktikum mahasiswa membuat peta digital dengan ArcView 3.X Departemen
Geografi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia.

- 58 -