Arcview Pada
-
Upload
eco-setiawan -
Category
Documents
-
view
46 -
download
3
Embed Size (px)
Transcript of Arcview Pada

PENGGUNAAN ARCVIEW GIS 3.3 PADA PERANCANGAN APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS LOKASI SEKOLAH
DI WILAYAH KOTA BOGOR
Yuni Puspita Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi,
Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya, 100, Pondok Cina, Depok
E-mail: [email protected]
ABSTRAK Kota Bogor merupakan sebuah kota yang sedang berkembang menjadi kota besar dengan pertumbuhan penduduknya yang cukup tinggi. Potensi Kota Bogor sebagai kota pelayanan jasa pendidikan telah dibuktikan dengan tersedianya sarana pendidikan yang memadai meliputi jumlah sekolah negeri dan swasta yang ada di wilayah Kota Bogor itu sendiri. Keberadaan sekolah-sekolah tersebut tersebar cukup merata di berbagai tempat, namun informasi yang ada di Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpor) Kota Bogor saat ini belum terdapat suatu fasilitas yang dapat menggambarkan letak-letak keberadaan atau lokasi dari sekolah-sekolah yang ada di Kota Bogor. Dengan mengolah data pendidikan (data pokok) yang terdiri dari data pokok Sekolah Menengah Atas (SMA) dan data pokok Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dapat dibuat suatu aplikasi mengenai pemetaan lokasi sekolah di wilayah Kota Bogor dengan menggunakan perangkat ArcView GIS 3.3. Kata kunci : Sistem Informasi Geografis, ArcView GIS, Aplikasi PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pendidikan merupakan faktor
utama dalam pembentukkan pribadi
manusia, yang sangat berperan dalam
membentuk baik atau buruknya pribadi
manusia. Pemerintah Pusat bersama
dengan Pemerintah Daerah pun sangat
serius menangani bidang pendidikan,
dengan sistem pendidikan yang baik
diharapkan muncul generasi penerus
bangsa yang berkualitas. Dalam proses
pendidikan di sekolah, guru memegang
tugas ganda yaitu sebagai pengajar dan
pendidik. Sebagai pengajar, guru bertugas
menuangkan sejumlah bahan pelajaran
kepada anak didik. Sebagai pendidik, guru
bertugas membimbing dan membina anak
didik agar menjadi manusia mandiri. Guru
memegang peranan sentral dalam proses
belajar mengajar, mutu pendidikan di
suatu sekolah sangat ditentukan oleh
kemampuan yang dimiliki seorang guru
dalam menjalankan tugasnya.
Kota Bogor merupakan sebuah
kota yang sedang berkembang menjadi
kota besar dengan pertumbuhan
penduduknya yang cukup tinggi. Potensi
Kota Bogor sebagai kota pelayanan jasa

pendidikan telah dibuktikan dengan
tersedianya sarana pendidikan yang
memadai meliputi jumlah sekolah negeri
dan swasta yang ada di wilayah Kota
Bogor itu sendiri yang tersebar cukup
merata di berbagai wilayah.
Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang
penelitian di atas, dapat disampaikan
rumusan masalah yaitu “Bagaimana
menyajikan informasi lokasi-lokasi SMA
dan SMK yang ada di Kota Bogor dalam
bentuk peta dan menampilkan informasi
tambahan mengenai sekolah-sekolah
tersebut”.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian tugas akhir ini
adalah mengolah data pendidikan (data
pokok) untuk membangun suatu aplikasi
mengenai pemetaan lokasi sekolah di
wilayah Kota Bogor, yang memungkinkan
pengguna dapat melakukan
pengembangan terhadap informasi yang
ada.
Metodologi Penelitian
Metode yang digunakan antara lain
Studi Pustaka, yaitu dengan membaca
buku mengenai SIG, mempelajari dan
memahami perangkat lunak ArcView GIS
dengan prinsip-prinsip kerjanya, dan Studi
Lapangan untuk mencari dan
mengumpulkan data pokok mengenai
sekolah SMA dan SMK melalui Dinas
Pendidikan, Pemuda dan Olahraga
(Disdikpor) Kota Bogor, Badan Pusat
Statistik (BPS) serta browsing internet
untuk mencari tambahan informasi.
LANDASAN TEORI
Konsep Dasar Sistem Informasi
Ludwig Von Bartalanfy
mendefinisikan sistem merupakan
seperangkat unsur yang saling terikat
dalam suatu antar relasi diantara unsur-
unsur tersebut dengan lingkungan. Anatol
Raporot menyatakan sistem adalah suatu
kumpulan kesatuan dan perangkat
hubungan satu sama lain. Menurut L.
Ackof, sistem adalah setiap kesatuan
secara konseptual atau fisik yang terdiri
dari bagian-bagian dalam keadaan saling
tergantung satu sama lainnya, sedangkan
menurut Jerry FithGerald, sistem adalah
suatu jaringan kerja dari prosedur-
prosedur yang saling berhubungan,
berkumpul bersama-sama untuk
melakukan suatu kegiatan atau
menyelesaikan suatu sasaran tertentu.
Secara garis besar, sistem dapat
diartikan sebagai sekumpulan
unsur/elemen yang saling berkaitan dan

saling mempengaruhi dalam melakukan
kegiatan bersama untuk mencapai suatu
tujuan. Sedangkan syarat-syarat sistem
yaitu
Sistem harus dibentuk untuk
menyelesaikan masalah.
Elemen sistem harus mempunyai
rencana yang ditetapkan.
Adanya hubungan diantara elemen
sistem.
Unsur dasar dari proses (arus
informasi, energi dan material)
lebih penting daripada elemen
sistem.
Tujuan organisasi lebih penting
daripada tujuan elemen.
Sumber dari informasi yaitu data.
Data adalah kenyataan yang
menggambarkan suatu kejadian. Informasi
dapat dikatakan sebagai data yang diolah
menjadi lebih berguna dan lebih
bermanfaat bagi yang menggunakannya.
Setiap informasi memiliki kadar kualitas
informasi yang bergantung pada tiga, yaitu
keakuratan, ketepatan waktu dan
relevansinya. Akurat berarti bahwa
informasi harus mencerminkan
maksudnya. Tepat waktu maksudnya
informasi yang datang pada penerima
tidak boleh terlambat. Informasi yang
sudah usang tidak akan mempunyai nilai
lagi. Relevan berarti informasi mempunyai
manfaat untuk pemakainya.
Sistem informasi adalah entity
(kesatuan) formal yang terdiri dari
berbagai sumber daya fisik maupun
logika. Robert A Leitch dan K. Roscoe
Davis mendefinisikan sistem informasi
sebagai berikut: Sistem Informasi adalah
suatu sistem di dalam suatu organisasi
yang mempertemukan kebutuhan
pengolahan transaksi harian, mendukung
operasi, bersifat manajerial dan kegiatan
strategi dari suatu organisasi dan
menyediakan pihak luar tertentu dengan
laporan-laporan yang diperlukan. John
Burch dan Gary Grudnitski menyatakan
bahwa sistem informasi terdiri atas
komponen-komponen yakni blok
masukan, blok model, blok keluaran, blok
teknologi, dan blok basis data. Sebagai
suatu sistem blok-blok tersebut saling
berintegrasi satu dengan lainnya
membentuk satu kesatuan untuk mencapai
sasarannya.
Sistem Informasi Geografis (SIG)
Sistem Informasi Geografis (SIG)
merupakan suatu dunia nyata yang dapat
direpresentasikan di atas monitor
komputer. Sebagaimana halnya sebuah
lukisan di atas sehelai kertas dapat
merepresentasikan sesosok manusia. Akan
tetapi SIG mempunyai kemampuan lebih

dan fleksibel dibandingkan dengan lukisan
di atas kertas ataupun lembaran-lembaran
peta. Pada masa sekarang, saat segala
sesuatu di dunia ini berkembang dengan
sedemikian pesatnya, informasi
memegang peranan yang sangat penting di
berbagai kalangan masyarakat. Dalam hal
ini, informasi menjadi sebuah pijakan atau
dasar bagi seseorang untuk melakukan
suatu tindakan atau membuat sebuah
keputusan. Maka kemudian
berkembanglah suatu sistem teknologi
informasi yang menjadi sarana penunjang
untuk mengolah dan menyajikan informasi
secara cepat, mudah dimengerti dan
aplikatif. Salah satu dari sekian banyak
jenis teknologi informasi yang
berkembang dewasa ini adalah
Geographic Information System (GIS)
atau dalam bahasa Indonesia sering
disebut dengan Sistem Informasi
Geografis (SIG).
Secara umum dikenal tiga jenis
data. Ketiganya merupakan abstraksi
sederhana dari objek-objek nyata yang
lebih rumit.
Titik: sebagai koordinat tunggal
(x,y) yang digunakan untuk
menggambarkan berbagai
penampakan geografi. Merupakan
jenis data yang paling sederhana.
Garis: sebagai rangkaian koordinat
(sekumpulan titik) yang
tersambung dalam suatu rantai
untuk menggambarkan bentuk dan
jarak suatu penampakan.
Poligon: suatu area tertutup yang
disusun oleh satu garis atau lebih.
Biasanya poligon diberi label atau
tanda khusus (arsir, warna, dsb.)
untuk membedakan dan membatasi
antara satu poligon dengan
polygon lainnya.
Terdapat dua model data atau gambar
yang digunakan dalam SIG, yakni
Vektor: Melakukan proses
pengolahan data atau gambar
menggunakan garis dan kurva,
yang memuat informasi warna,
dimensi serta posisi. Vektor
bersifat resolution-independent
atau tidak tergantung pada resolusi.
Artinya, vektor dapat diubah-ubah
baik bentuk, ukuran, posisi atau
warnanya pada resolusi berapapun
tanpa mengubah kualitas
tampilannya. Vektor dapat pula
berupa satu titik tunggal.
Raster: juga disebut dengan
bitmap, adalah gambar yang
komposisinya terdiri atas titik-titik
berbentuk bujur sangkar, yang
dinamakan dengan pixel, yang
disusun pada suatu grid. Setiap

titik-titik pada grid tersebut
masing-masing mengandung warna
tersendiri. Memodifikasi raster
berarti memodifikasi tiap pixel.
Raster bersifat resolution-
dependent atau bergantung pada
resolusi. Artinya data
menampilkan gambar yang terpaku
pada resolusi tertentu. Jadi, ketika
gambar tersebut diperkecil atau
diperbesar, kualitas gambar akan
berubah.
Komponen-komponen dalam SIG, yaitu
1. Perangkat keras (Hardware): berupa
komputer beserta instrumennya
(perangkat pendukungnya). Data yang
terdapat dalam SIG diolah melalui
perangkat keras. Perangkat keras
dalam SIG terbagi menjadi tiga
kelompok yaitu
a. Alat masukan (input) sebagai alat
untuk memasukkan data ke dalam
jaringan komputer.
b. Alat pemrosesan, merupakan
sistem dalam komputer yang
berfungsi mengolah, menganalisis
dan menyimpan data yang masuk
sesuai kebutuhan.
c. Alat keluaran (ouput) yang
berfungsi menayangkan informasi
geografi sebagai data dalam proses
SIG.
2. Perangkat lunak (Software): sistem
modul yang berfungsi untuk
memasukkan, menyimpan dan
mengeluarkan data yang diperlukan.
3. Intelegensi manusia (Brainware):
kemampuan manusia dalam
pengelolaan dan pemanfaatan SIG
secara efektif. Bagaimanapun juga
manusia merupakan subjek (pelaku)
yang mengendalikan seluruh sistem,
sehingga sangat dituntut kemampuan
dan penguasaannya terhadap ilmu dan
teknologi mutakhir. Selain itu
diperlukan pula kemampuan untuk
memadukan pengelolaan dengan
pemanfaatan SIG, agar SIG dapat
digunakan secara efektif dan efisien.
Adanya koordinasi dalam pengelolaan
SIG sangat diperlukan agar informasi
yang diperoleh tidak simpang siur,
tetapi tepat dan akurat.
SIG menyimpan semua informasi
deskriptif unsur-unsurnya sebagai atribut-
atribut di dalam basis data. Kemudian,
SIG membentuk dan menyimpannya di
dalam tabel-tabel relational. Setelah itu,
SIG menghubungkan unsur-unsur di atas
dengan tabel-tabel yang bersangkutan.
Dengan demikian atribut ini dapat diakses
melalui lokasi-lokasi unsur-unsur peta dan
sebaliknya unsur-unsur peta juga dapat
diakses melalui atribut-atributnya. Karena

itu unsur-unsur tersebut dapat dicari dan
ditemukan berdasarkan atribut-atributnya.
SIG menghubungkan sekumpulan unsur-
unsur peta dengan atribut-atributnya di
dalam satuan-satuan yang disebut layer.
Sungai, bangunan, jalan, laut, batas-batas
administrasi, perkebunan, dan hutan
merupakan contoh-contoh layer.
Kumpulan dari layer-layer ini akan
membentuk basisdata SIG.
Pengenalan ArcView GIS
ArcView GIS merupakan salah
satu perangkat lunak dekstop Sistem
Informasi Geografis dan pemetaan yang
telah dikembangkan oleh ESRI. Dengan
ArcView GIS, pengguna dapat memiliki
kemampuan-kemampuan untuk
melakukan visualisasi meng-explore,
menjawab query (baik basis data spasial
maupun non spasial), menganalisis data
secara geografis dan sebagainya.
Arcview GIS mengorganisasikan
sistem perangkat lunaknya sedemikian
rupa sehingga dapat dikelompokkan ke
dalam beberapa komponen-komponen
penting sebagai berikut :
1. Project: suatu unit organisasi tertinggi
di dalam ArcView GIS. Sebuah
project berisi pointers yang merujuk
pada lokasi fisik (direktori dalam
disk) di mana dokumen-dokumen
tersebut disimpan, selain juga
menyimpan informasi-informasi
pilihan pengguna (user preferences)
untuk project-nya (ukuran, simbol,
warna dan sebagainya). Semua
dokumen yang terdapat di dalam
sebuah project dapat diaktifkan,
dilihat, dan diakses melalui project
window.
2. Theme: suatu bangunan dasar sistem
ArcView. Themes merupakan
kumpulan dari beberapa layer
ArcView yang membentuk suatu
‘tematik’ tertentu. Sumber data yang
dapat direpresentasikan sebagai theme
adalah shapefile, coverage (ArcInfo),
dan citra raster.
3. View: representasi grafis informasi
spasial dan dapat menampung
beberapa ”layer” atau “theme”
informasi spasial (titik, garis, poligon,
dan citra raster).
4. Table: berisi informasi deskriptif
mengenai layer tertentu. Setiap baris
data (record) mendefinisikan sebuah
entry (misalnya informasi mengenai
salah satu poligon batas propinsi) di
dalam basisdata spasialnya; setiap
kolom (field) mendefinisikan atribut
atau karakteristik dari entry (misalnya
nama, luas, keliling atau populasi
suatu propinsi) yang bersangkutan.
5. Chart: hasil suatu query terhadap
suatu tabel data. Bentuk chart yang

didukung oleh ArcView adalah line,
bar, column, xy scatter, area, dan pie.
6. Layout: untuk menggabungkan semua
dokumen (view, table, dan chart) ke
dalam suatu dokumen yang siap cetak
(biasanya dipersiapkan untuk
pembuatan hardcopy).
7. Script: bahasa (semi) pemrograman
sederhana (makro) yang digunakan
untuk mengotomasikan kerja
ArcView. ArcView menyediakan
bahasa sederhana ini dengan sebutan
Avenue. Dengan Avenue, pengguna
dapat memodifikasi tampilan (user
interface).
Avenue
Avenue adalah sebuah script atau
bahasa pemrograman berorientasi objek
(OOP/Object Oriented Programming).
Dengan Avenue ini dapat dibentuk sebuah
interface baru pada ArcView GIS, otomasi
pekerjaan-pekerjaan yang bersifat
berulang (repetitif), ataupun membuat
sebuah alur analisis spasial khusus yang
belum terdapat pada ArcView GIS
tersebut. Avenue banyak digunakan untuk
membentuk sebuah sistem informasi
aplikatif pada suatu lembaga atau instansi
dengan basis ArcView GIS.
PEMBAHASAN DAN
PERANCANGAN
Pengumpulan Kebutuhan
Pengumpulan kebutuhan dilakukan
untuk mempercepat penulisan akhir.
Dalam penulisan akhir ini, pengumpulan
kebutuhannya terdiri dari subjek
penelitian, objek penelitian, dan
pengumpulan data. Lima tahap kegiatan
penelitian yang dilakukan yaitu
Gambar 1. Diagram Alir Kegiatan Penelitian
1. Tahap Pertama: pengumpulan data dan
informasi, melakukan studi lapangan
ke Kantor Dinas Pendidikan Pemuda
dan Olahraga (Disdikpor) Kota Bogor
dan Badan Pusat Statistik (BPS) Kota
Bogor dan mencari informasi melalui
internet yang relevan dengan tema
yang diambil.
2. Tahap Kedua: melakukan pemrosesan
data, yang dikelompokkan sesuai
dengan kebutuhan yang akan
digunakan.

3. Tahap Ketiga: pembuatan aplikasi,
yaitu merancang aplikasi dengan
membuat project berupa layout-layout
dari form menu berlanjut pada
pembuatan lapisan-lapisan
(mendigitalisasi data spasial) dari
setiap tempat yang akan ditampilkan
(theme) berdasarkan peta digital Kota
Bogor, merancang tabel atribut, dan
merancang menu serta modifikasi
tampilan.
4. Tahap Keempat: implementasi untuk
membuat aplikasi secara keseluruhan
mulai dari menu sampai informasi
yang ditampilkan sesuai dengan
rancangan yang dibuat.
5. Tahap Kelima: melakukan evaluasi,
yaitu menguji apakah aplikasi telah
sesuai.
Perancangan Tampilan Antarmuka
(Interface)
Tampilan antarmuka (Interface)
pada aplikasi harus mudah dimengerti dan
menarik sehingga siapapun yang
menggunakan dapat mengetahui apa yang
harus dilakukan. Dengan menggunakan
script Avenue, tampilan antarmuka
ArcView GIS dapat dimodifikasi sesuai
dengan kebutuhan. Pada aplikasi SIG ini
terdapat beberapa rancangan antarmuka
(Interface) yang saling terkait satu sama
lain yang terdiri dari: rancangan
antarmuka (Interface) banner awal dan
akhir, rancangan antarmuka (Interface)
window project, rancangan antarmuka
(Interface) Peta, rancangan antarmuka
(Interface) Tabel, rancangan antarmuka
(Interface) Grafik, dan rancangan
antarmuka (Interface) untuk menu
Informasi Struktur tampilan ArcView GIS
setelah aplikasi dibuka, dapat dilihat pada
gambar 2.
Gambar 2. Struktur Tampilan Aplikasi
Rancangan Antarmuka (Interface)
Banner Awal dan Akhir
Banner awal adalah layar yang
pertama kali muncul ketika aplikasi ini
dibuka, berisi pesan sederhana berupa
judul aplikasi dan hanya muncul selama
beberapa detik (gambar 3).
Gambar 3. Rancangan Banner
Rancangan Antarmuka (Interface)
Window Project
Antarmuka Project ini merupakan
suatu file kerja yang dapat digunakan

untuk mengorganisasikan dan
mengelompokan semua komponen-
komponen program dalam aplikasi ini
yaitu terdiri dari Peta, Tabel, dan Grafik
(gambar 4).
Gambar 4. Rancangan Tampilan Window Project
Rancangan Antarmuka (Interface) Peta
Antarmuka Peta berfungsi untuk
mempersiapkan data spasial dari peta yang
akan dibuat atau diolah. Dari view ini
dapat dilakukan input data dengan digitasi
atau pengolahan (editing) data spasial
(gambar 5).
Gambar 5. Rancangan Tampilan Window Peta
Rancangan Antarmuka (Interface)
Tabel
Antarmuka Tabel adalah layar
yang tampilannya berisi tentang informasi
tabel dari data spasial yang ada (gambar
6).
Gambar 6. Rancangan Tampilan Window Tabel
Rancangan Antarmuka (Interface)
Grafik
Antarmuka Grafik adalah tampilan
yang menampilkan data SMA dan SMK
berdasarkan data yang diperoleh disajikan
dalam bentuk grafik agar mempermudah
dalam proses pembacaan data (gambar 7).
Gambar 7. Rancangan Tampilan Window Grafik
Rancangan Antarmuka (Interface)
untuk Menu Informasi
Pada menu Informasi, ketika
submenu di klik, maka akan muncul layar
yang berisi informasi sesuai submenu
yang dipilih (gambar 8).
Gambar 8. Rancangan Tampilan Layar Submenu dari
Informasi
IMPLEMENTASI
Pembuatan perancangan Aplikasi
Sistem Informasi Geografis Lokasi
Sekolah di wilayah Kota Bogor ini dibuat
dengan menggunakan perangkat lunak
ArcView GIS 3.3. Pembuatan project
dimulai dengan pembuatan theme
kemudian dilanjutkan dengan pengisian
tabel atribut, pembuatan banner dan

pembuatan script dengan menggunakan
bahasa Avenue, bahasa yang telah
terintegrasi langsung dengan perangkat
lunak ArcView GIS.
Evaluasi
Selanjutnya melakukan pengujian
terhadap aplikasi, hal ini dilakukan guna
berusaha menemukan kesalahan dalam
fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang,
mengetahui fungsi yang diharapkan seperti
output yang dihasilkan benar dari input
dan database yang diakses dengan cara
yang benar dan menguji apakah aplikasi
tersebut berjalan dengan benar setelah
aplikasi telah dibuat.
Tampilan Window Aplikasi
Banner akan menampilkan pesan sederhana pada user aplikasi ketika membuka dan
menutup aplikasi. Saat project dibuka akan muncul banner awal selama lima detik
tergantung settingan awal dari program (gambar 9). Setelah banner awal selesai tampil
selama lima detik kemudian tampil halaman window project (gambar 10).
Gambar 9. Tampilan Banner Awal
Gambar 10. Tampilan Window Project/Aplikasi Secara Keseluruhan

Kesimpulan
Dengan mengolah data pendidikan
(data pokok) yang terdiri dari data pokok
Sekolah Menengah Atas (SMA) dan data
pokok Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) dapat dibuat suatu aplikasi
mengenai pemetaan lokasi sekolah di
wilayah Kota Bogor, yang dapat
digunakan oleh Dinas Pendidikan,
Pemuda dan Olahraga (Disdikpor) Kota
Bogor sebagai salah satu media untuk
memberikan informasi lokasi sekolah
secara visual kepada masyarakat.
Aplikasi ini memungkinkan
pengguna dapat melakukan
pengembangan terhadap informasi yang
ada. Dari segi visualisasi warna sudah
menarik mata karena telah menggunakan
berbagai macam warna seperti batasan-
batasan wilayah baik kelurahan dan
kecamatan serta titik-titik lokasi sekolah
tersebut. Informasi yang disediakan pada
aplikasi ini pun sudah cukup lengkap.
Saran
Untuk selanjutnya, Penulis
berharap agar aplikasi ini dapat
dikembangkan menjadi lebih baik
sehubungan dengan keterbatasan data
yang diperoleh, seperti:
Mengupayakan data yang detail
dan lengkap, sehingga dapat dibuat
suatu hak otorisasi untuk
menggunakan aplikasi tersebut.
Akan lebih baik jika dapat
dilakukan koneksi terhadap basis
data yang besar.
Memanfaatkan dan menggunakan
file-file extension ArcView 3.x.
Mengupayakan agar file aplikasi
dapat dibuat menjadi file *.exe,
sehingga untuk menjalankan
aplikasi ini tidak perlu menginstal
perangkat ArcView GIS.
Mengembangkan aplikasi menjadi
berbasis web, dengan
menggunakan bahasa
pemrograman berbasis web,
sehingga dapat di upload dan
mudah diakses.
DAFTAR PUSTAKA
Prahasta, Eddy, Ir., MT. 2002. Sistem
Informasi Geografis : Konsep-Konsep
Dasar. Edisi Revisi. Informatika.
Bandung. Oktober.
Prahasta, Eddy, Ir., MT. 2009. Sistem
Informasi Geografis : Tutorial ArcView.
Cetakan Kelima. Informatika. Bandung.
Mei.

Budiyanto, Eko. 2006. Avenue untuk
Pengembangan Sistem Informasi
Geografis, Andi Offset, Yogyakarta.
Widjaja, Wisnu. 2007. “Sejarah
Kurikulum Indonesia”.
http://abinissa.wordpress.com/2007/11/20/
sejarah-kurikulum-indonesia/. 12 Mei
2009.
Avi. “Pengertian Analisis Sistem”.
http://avi.staff.gunadarma.ac.id/Download
s/files/11895/Pengertian+Analisis+Sistem.
pdf. 19 Mei 2009.
Dra. Romenah. “Sistem Informasi
Geografi”.
http://elcom.umy.ac.id/elschool/muallimin
_muhammadiyah/file.php/1/materi/Geogr
afi/SISTEM%20INFORMASI%20GEOGR
AFI.pdf. 19 Mei 2009.
Fenni Agustina. “Pengertian Sistem dan
Analisis Sistem”.
http://fenni.staff.gunadarma.ac.id/Downlo
ads/files/7724/Pengertian+Sistem+dan+A
nalisis+Sistem.pdf. 19 Mei 2009.
Jefrrey. 2006. “Kelas Akselerasi….. Good
or Bad????”.
http://jefrrey.blog.friendster.com/2006/09/
kelas-akselerasigood-or-bad/. 9 Juni 2009.
Anonim. 2008. “Sistem Pendidikan
Nasional”. http://perpustakaan-
online.blogspot.com/2008/05/sistem-
pendidikan-nasional.html. 12Mei 2009.
Simbolon, Pormadi ,SS. 2007.
“Homeschooling: Sebuah Pendidikan
Alternatif”.
http://pormadi.wordpress.com/2007/11/12
/homeschooling/. 9 Juni 2009.
Hartati. “Perspektif Psikologi Program
Akselerasi Bagi Anak Berbakat
Akademik”.
http://pusdiklatdepdiknas.net/dmdocument
s/Akselerasi-Hartati.pdf. 9 Juni 2009.
Majalah Komunitas. 2009. “Pengertian
Homeschooling”.
http://www.bangimam.blog.dada.net/. 26
Juni 2009.