Modul Validasi Peta Rencana Tata Ruangtataruang.big.go.id/modul/rdtr/Modul Supervisi Peta...

43

Click here to load reader

Transcript of Modul Validasi Peta Rencana Tata Ruangtataruang.big.go.id/modul/rdtr/Modul Supervisi Peta...

Page 1: Modul Validasi Peta Rencana Tata Ruangtataruang.big.go.id/modul/rdtr/Modul Supervisi Peta Tematik... · MODUL KELENGKAPAN DATA TEMATIK ... Playgroup, SLB dan sarana pendidikan informal

Modul Validasi Peta Rencana Tata Ruang

201

MODUL -

Page 2: Modul Validasi Peta Rencana Tata Ruangtataruang.big.go.id/modul/rdtr/Modul Supervisi Peta Tematik... · MODUL KELENGKAPAN DATA TEMATIK ... Playgroup, SLB dan sarana pendidikan informal

MODUL D R A F T

Page 3: Modul Validasi Peta Rencana Tata Ruangtataruang.big.go.id/modul/rdtr/Modul Supervisi Peta Tematik... · MODUL KELENGKAPAN DATA TEMATIK ... Playgroup, SLB dan sarana pendidikan informal

1

MODUL KELENGKAPAN DATA TEMATIK

Peta tematik adalah peta yang menyajikan unsur-unsur tertentu dari permukaan bumi sesuai

dengan topik atau tema dari peta bersangkutan. Umumnya peta ini digunakan sebagai data

analisis dari beberapa unsur permukaan bumi di dalam pengambilan suatu keputusan untuk

pembangunan.

Data tematik yang dikumpulkan dapat berupa data statistik, deskripsi, dan peta serta informasi

yang dikumpulkan berupa data tahunan (time series). Data tersebut diharapkan dapat

memberikan gambaran mengenai karakteristik fisik lahan maupun sosial, sehingga

memperkaya informasi guna analisis pemanfaatan ruang.

A. Kelengkapan dan Spesifikasi Data Tematik

Kelengkapan data tematik mengacu pada Permen PU No. 20/PRT/M/2011 tentang Pedoman

Penyusunan RDTR dan Peraturan Zonasi serta disesuaikan dengan karakteristik bagian

wilayah perkotaan (BWP). Data tematik idealnya tersedia dalam skala 1 : 5.000 atau skala

besar, akan tetapi sering kali tidak tersedia data tematik pada skala 1:5.000, dalam kondisi

tersebut maka data yang digunakan adalah data yang terbaik (best available data).

Kelengkapan data tematik untuk RDTR adalah sebagai berikut :

1. Penggunaan lahan eksisting

2. Sebaran fasilitas umum dan sosial

3. Kepadatan penduduk unit desa / kelurahan

4. Arahan LP2B (jika ada)

5. Status Hak Atas Tanah (jika ada)

6. Data analisis sumber daya air:

a. Air tanah

b. Air permukaan

7. Data analisis sumber daya tanah: Jenis Tanah

8. Data analisis topografi dan kelerengan:

a. Topografi / Ketinggian

b. Kemiringan Lereng

9. Data analisis geologi lingkungan:

a. Geologi

b. Wilayah pertambangan

10. Data Analisis klimatologi: curah hujan

11. Data Analisis kebencanaan: Data kerawanan bencana

D R A F T

Page 4: Modul Validasi Peta Rencana Tata Ruangtataruang.big.go.id/modul/rdtr/Modul Supervisi Peta Tematik... · MODUL KELENGKAPAN DATA TEMATIK ... Playgroup, SLB dan sarana pendidikan informal

2

12. Data Analisis SDA (zona lindung):

a. Kesesuaian lahan

b. Kawasan hutan dari KLHK (menyertakan SK-nya)

13. Data Analisis SDA & fisik wilayah lain (zona budi daya):

a. Kemampuan Lahan

b. Sistem lahan

14. Jaringan prasarana eksisting (skala besar):

a. Sistem jaringan prasarana air minum

b. Sistem jaringan persampahan

c. Sistem prasarana energi dan kelistrikan

d. Sistem jaringan drainase dan air limbah

e. Sistem jaringan transportasi

f. Sistem jaringan telekomunikasi

g. Sistem jaringan lainnya

Di bawah ini akan dibahas pengertian dan ketentuan dalam pemeriksaan data tematik.

1. Data penggunaan lahan eksisting

Peta penggunaan lahan menggambarkan kondisi penggunaan lahan suatu wilayah.

Penggunaan lahan merupakan wilayah yang digunakan untuk aktivitas manusia di

permukaan bumi. Dalam pemetaan tata ruang, pemetaan penggunaan lahan harus sebisa

mungkin menggunakan data yang relatif baru.

Ketentuan :

Pemetaan dilakukan menggunakan data CSRT terkoreksi, dengan kondisi data citra

terbaru, dan dengan bantuan survei / data persil batas kepemilikan lahan. Idealnya

adalah 2 tahun sebelum penyusunan peta RDTR, apabila hal tersebut tidak terpenuhi

maka perlu dipertimbangkan kondisi wilayah, serta ketersediaan datanya.

Dibandingkan dengan peta tutupan lahan, peta penggunaan lahan sudah dapat

memberikan batasan penggunaan lahan antar pemanfaatan ruang, misalkan area

sekitar bangunan yang pada peta tutupan lahan hanya disebut sebagai pekarangan /

lahan kosong, pada peta penggunaan lahan terdapat pembagian menjadi beberapa

potongan sesuai penggunaannya, misalkan terdapat batas jelas area antara

penggunaan lahan pendidikan dengan perkantoran atau permukiman.

Klasifikasi penggunaan lahan untuk keperluan penyusunan RDTR yang diberikan dalam

modul ini adalah contoh klasifikasi detail skala besar yang disesuaikan guna memenuhi

kebutuhan klasifikasi pola ruang (zonasi) RDTR dan kebutuhan analisis untuk RDTR.

D R A F T

Page 5: Modul Validasi Peta Rencana Tata Ruangtataruang.big.go.id/modul/rdtr/Modul Supervisi Peta Tematik... · MODUL KELENGKAPAN DATA TEMATIK ... Playgroup, SLB dan sarana pendidikan informal

3

Peta Tematik - Contoh Klasifikasi Penggunaan Lahan untuk RDTR

Tema Jenis Bangunan -

Permukiman Permukiman Komersial Perdagangan dan Jasa

Perkantoran Perkantoran Perkantoran Swasta

Industri Industri Besar Aneka Industri

Pelayanan Umum

Pendidikan Transportasi Kesehatan Olahraga Sosial Peribadatan

Pariwisata Pariwisata Hankam Hankam

Transportasi

Jalan Jalan Kereta Api Jembatan Landas Pacu

Perairan

Sungai Kolam Waduk Danau Gosong Sungai Embung Saluran Irigasi dan Drainase Terumbu Karang Padang Lamun Rawa

Area Terbuka

Semak Belukar Padang Rumput Hamparan Pasir Lapangan Olahraga Area Parkir Pekarangan Lahan Campuran Taman Alun-alun Makam Jalur Hijau Trotoar Boulevard / Median Jalan / Pulau Jalan

Tema Jenis

Hutan

Hutan Tanaman Produksi Hutan Kerapatan Tinggi Hutan Kerapatan Sedang Hutan Kerapatan Rendah Hutan Rawa dan Gambut Hutan Mangrove Hutan Bambu Hutan Kota Hutan Lainnya

Persampahan Tempat Pembuangan Sementara Tempat Pembuangan Akhir IPAL

Perkebunan

Perkebunan Karet Perkebunan Kopi Perkebunan Kakao Perkebunan Teh Perkebunan Kelapa Perkebunan Kelapa Sawit Perkebunan Tebu Perkebunan Tembakau Perkebunan Salak Perkebunan Campuran Perkebunan Lain

Pertanian dan Peternakan

Ladang Tegalan Sawah Peternakan Tambak

Pertambangan Pertambangan Galian A Pertambangan Galian B Pertambangan Galian C

Cek:

Ketepatan digitasi

Ketepatan klasifikasi

Kelengkapan atribut

D R A F T

Page 6: Modul Validasi Peta Rencana Tata Ruangtataruang.big.go.id/modul/rdtr/Modul Supervisi Peta Tematik... · MODUL KELENGKAPAN DATA TEMATIK ... Playgroup, SLB dan sarana pendidikan informal

4

2. Data Sebaran sarana/ fasilitas umum dan sosial

Sarana wilayah merupakan fasilitas penunjang yang berfungsi untuk penyelenggaraan

dan pengembangan kehidupan ekonomi, sosial dan budaya. Sarana terdiri dari sarana

tansportasi, sarana kesehatan, sarana pendidikan, sarana ekonomi, sarana ibadah, dan

lain sebagainya.

Tabel Spesifikasi Jenis Sarana/Fasilitas Wilayah

No. Sarana Jenis

1. Sarana Transportasi Terminal, bandara, stasiun, pelabuhan

2. Sarana Kesehatan Rumah sakit, puskesmas, posyandu,

pustu, klinik, dan apotek

3. Sarana Pendidikan PTN/PTS, SMA dan sederajat, SMP

dan sederajat, SD dan sederajat, TK,

Playgroup, SLB dan sarana

pendidikan informal

4. Sarana Ekonomi Pasar, Pusat Perbelanjaan

5. Sarana Ibadah Mesjid, Mushola, Gereja, Pura,

6. Sarana Lainnya Panti Asuhan, Panti Jompo, dll

Cek :

✓ Ketersediaan data

✓ Ketepatan digitasi/geometris

✓ Kelengkapan atribut

3. Data kepadatan penduduk unit desa / kelurahan

Peta kepadatan penduduk menggambarkan kondisi kepadatan penduduk pada suatu

wilayah. Kepadatan merupakan jumlah penduduk yang tinggal pada suatu luasan wilayah,

satuan kepadatan penduduk pada umumnya yaitu jiwa/km2. Data kepadatan penduduk

dapat diambil dari data BPS yang terbaru.

Cek :

✓ Ketersediaan data

✓ Ketepatan digitasi/geometris

✓ Kelengkapan atribut

4. Data arahan LP2B (jika ada)

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) adalah bidang lahan pertanian yang

ditetapkan untuk dilindungi dan dikembangkan secara konsistem guna menghasilkan

pangan pokok bagi kemandirian, ketahanan dan kedaulatan pangan nasional. LP2B dapat

berupa lahan beririgasi, lahan reklamasi rawa pasang surut dan non pasang surut (lebak)

dan/atau lahan tidak beririgasi (lahan kering).

D R A F T

Page 7: Modul Validasi Peta Rencana Tata Ruangtataruang.big.go.id/modul/rdtr/Modul Supervisi Peta Tematik... · MODUL KELENGKAPAN DATA TEMATIK ... Playgroup, SLB dan sarana pendidikan informal

5

Data LP2B didapatkan dari walidata yaitu Kementerian Pertanian atau dapat berupa

usulan dari pemerintah daerah. Wilayah LP2B nantinya akan dimasukkan kedalam peta

pola ruang.

Cek :

✓ Ketersediaan data

✓ Ketepatan digitasi/geometris

✓ Kelengkapan atribut (sumber data)

5. Data Status Hak Atas Tanah (jika ada)

Kegiatan perencanaan berhubungan erat dengan penguasaan lahan yang disertai

hak-hak atas tanah tersebut. Status penguasaan tanah terdiri dari:

o Tanah adat/tanah sertifikat menurut UU Pokok-pokok Agraria, meliputi tanah

hak/adat, hak milik, hak guna bangunan, hak guna usaha, hak pakai.

o Tanah negara dikuasai, meliputi tanah garapan, tanah instansi, tanah dikuasai

tanpa ijin, ijin lokasi (belum didaftar), tanah wakaf.

o Tanah negara bebas.

Cek :

✓ Ketersediaan data

✓ Ketepatan digitasi/geometris

✓ Kelengkapan atribut (sumber data)

6. Data analisis sumber daya air:

Peta Hidrologi berisi data tentang : jaringan sungai, danau, imbuhan air tanah, mata air

(air permukaan), dan cekungan air tanah, akuifer (air tanah) . Data hidrologi dapat

diperoleh dari : Dinas/ Kementrian Lingkungan Hidup, Dinas PU Sumber Daya Air.

Cek :

✓ Ketersediaan data

✓ Ketepatan digitasi/geometris

✓ Kelengkapan atribut (sumber data)

7. Data analisis sumber daya tanah:

a. Jenis Tanah

Peta jenis tanah merupakan peta yang berisi tentang informasi tentang tanah. Peta

jenis tanah dapat dilihat pula dari data geologi, karena jenis batuan induk tertentu

akan menghasilkan jenis tanah tertentu pula. Walaupun peta geologi tidak bisa

diidentikkan dengan peta jenis tanah.

Cek :

✓ Ketersediaan data

✓ Ketepatan digitasi/geometris

✓ Kelengkapan atribut (sumber data)

D R A F T

Page 8: Modul Validasi Peta Rencana Tata Ruangtataruang.big.go.id/modul/rdtr/Modul Supervisi Peta Tematik... · MODUL KELENGKAPAN DATA TEMATIK ... Playgroup, SLB dan sarana pendidikan informal

6

8. Data analisis topografi dan kelerengan:

a. Topografi / Ketinggian

Peta topografi merupakan peta yang menggambarkan ketinggian tempat. Peta

topografi diturunkan secara langsung dari peta kontur, dari peta tersebut dapat

diketahui klasifikasi ketinggian suatu tempat. Klasififikasi ketinggian disesuaikan

dengan kondisi daerah, pemetaan dilakukan dengan mengklasifikasikan

ketinggian garis kontur, dengan pewarnaan ketinggian dibuat gradasi warna.

b. Kemiringan Lereng

Lereng merupakan sudut yang dibentuk oleh permukaan tanah dengan bidang

horizontal, dinyatakan dalam persen atau derajat. Secara umum klasifikasi

kelerengan secara umum antara lain 0 – 2%, 2 – 5%, 5 – 8%, 8 – 15%, 15 – 40%,

dan lebih dari 40%. Pada peta RDTR dengan skala 1:5.000 dan wilayah yang tidak

terlalu luas, maka klasifikasian peta kelerengan akan lebih di detailkan. Klasifikasi

kelerengan disesuaikan dengan kebutuhan analisa.

Tabel Klasifikasi interval lereng pada RDTR

dihubungkan dengan Morfologi

No. Morfologi Lereng (%) *

1. Datar 0 - 2

2. Landai - Bergelombang 2 – 5

3. Perbukitan Berelief Halus 5 - 15

4. Perbukitan Berelief Sedang 15 - 40

5 Perbukitan Berelief Kasar >40

Cek :

✓ Ketersediaan data

✓ Ketepatan analisis data

✓ Kelengkapan atribut (sumber data)

9. Data analisis geologi lingkungan:

a. Geologi

Data geologi secara umum menggambarkan tubuh batuan, penyebaran batuan,

dan kedudukan unsur struktur geologi (seperti sesar), baik yang tersingkap di

permukaan bumi maupun yang berada di bawah permukaan. Data geologi ini

harus dilengkapi dengan atribut formasi geologi.

b. Wilayah pertambangan

Peta kawasan pertambangan menggambarkan kondisi eksploitasi (daerah yang

sedang terjadi kegiatan pertambangan) pada kondisi terbaru. Selain itu dapat

ditambah dengan informasi daerah IUP (Ijin Usaha Pertambangan) dan kawasan

yang memiliki potensi pertambangan tertentu.

D R A F T

Page 9: Modul Validasi Peta Rencana Tata Ruangtataruang.big.go.id/modul/rdtr/Modul Supervisi Peta Tematik... · MODUL KELENGKAPAN DATA TEMATIK ... Playgroup, SLB dan sarana pendidikan informal

7

Cek :

✓ Ketersediaan data

✓ Ketepatan digitasi/geometris

✓ Kelengkapan atribut (sumber data)

10. Data Analisis klimatologi:

a. Curah hujan

Peta curah hujan merupakan peta yang menggambarkan tingkat curah hujan suatu

wilayah. Satuan tingkat curah hujan yang dipakai adalah mm/tahun. Data curah

hujan dapat diperoleh dari : BMKG, Dinas Pengairan, Dinas Lingkungan Hidup,

Dinas Pertanian dan lainnya. Pembuatan peta curah hujan dibuat dari rerata nilai

curah hujan tahunan. Data hujan yang dipakai harus data time series dalam

beberapa tahun. Metode delineasi curah hujan bisa dilakukan dengan metode

Polygon Thiessen atau Isohyet.

Ketentuan :

- Tidak diperkenankan menggambarkan zonasi curah hujan berdasar batas

administrasi.

- Untuk daerah yang hanya memiliki satu atau sedikit stasiun hujan maka zonasi

curah hujan dapat diambil dari data wilayah administrasi yang lebih besar.

Cek :

✓ Ketersediaan data

✓ Ketepatan digitasi/geometris

✓ Kelengkapan atribut (sumber data)

11. Data Analisis kebencanaan:

a. Data kerawanan bencana

Rawan bencana adalah kondisi atau karakteristik pada suatu wilayah untuk jangka

waktu tertentu yang mengurangi kemampuan mencegah, meredam, mencapai

kesiapan, dan mengurangi kemampuan untuk menanggapi dampak buruk bahaya

tertentu. Secara umum rawan bencana terdiri dari bencana alam (gunung api,

longsor, gempabumi, banjir, tsunami, cuaca ekstrim, abrasi, kekeringan), bencana

non alam (kebakaran hutan, kebakaran gedung dan permukiman, dll), dan

bencana sosial (konflik sosial).

Pemetaan kawasan rawan bencana digunakan sebagai salah satu pertimbangan

kebijakan terkait penanggulangan bencana dan kegiatan penggunaan lahan.

Data rawan bencana untuk skala RDTR harus dilakukan pendetailan lebih lanjut

dari peta rawan bencana untuk skala RTRW. Klasifikasi rawan bencana dapat

dilakukan dengan analisis kondisi fisik dan lingkungan dan atau analisis sejarah.

D R A F T

Page 10: Modul Validasi Peta Rencana Tata Ruangtataruang.big.go.id/modul/rdtr/Modul Supervisi Peta Tematik... · MODUL KELENGKAPAN DATA TEMATIK ... Playgroup, SLB dan sarana pendidikan informal

8

Analisis berdasarkan sejarah (history) meliputi jumlah korban, kerugian harta

benda, kerusakan sarana dan prasarana, cakupan luas dan dampak sosial yg

ditimbulkan.

Peta rawan bencana disertai data jalur evakuasi bencana dan lokasi pengungsian

yang telah tertera dalam peta rencana tata ruang wilayah. Lokasi pengungsian dan

jalur evakuasi bencana pada skala RDTR dibuat lebih mendetail. Lokasi

pengungsian berupa kawasan/bangunan, sedangkan jalur evakuasi bencana

disesuaikan dengan jaringan jalan.

Cek :

✓ Ketersediaan data

✓ Ketepatan analisis data

✓ Kelengkapan atribut (sumber data)

12. Data Analisis SDA (zona lindung):

a. Kesesuaian lahan

Peta kesesuaian lahan dibuat dari hasil analisis (skoring dan klasifikasi) data :

kemiringan lereng, curah hujan, jenis tanah, penggunaan lahan, dan data tematik

lainnya. Peta kesesuaian lahan dapat dibuat untuk berbagai kepentingan,

misalnya kesesuaian untuk permukiman, pertanian, industri perikanan dan lainnya.

Peta kesesuaian lahan digunakan untuk rekomendasi kebijakan pemanfaatan

ruang.

b. Kawasan hutan dari KLHK

Peta kawasan hutan didapatkan dari dinas kehutanan atau Kementerian LHK yang

terbaru, dan sebaiknya disertai dengan SK dan bukti lampirannya.

Cek :

✓ Ketersediaan data

✓ Ketepatan analisis data

✓ Kelengkapan atribut (sumber data)

13. Data Analisis SDA & fisik wilayah lain (zona budi daya):

a. Kemampuan Lahan

Kemampuan lahan (land capability) adalah penilaian lahan secara sistematik dan

pengelompokannya ke dalam beberapa kategori berdasarkan atas sifat-sifat yang

merupkan potensi dan penghambat dalam penggunaannya secara lestari.

Kemampuan lahan didasarkan pada pertimbangan faktor biofisik lahan dalam

pengelolaannya sehingga tidak terjadi degradasi lahan selama digunakan. Makin

rumit pengelolaan yang diperlukan, makin rendah kemampuan lahan untuk jenis

penggunaan yang direncanakan.

D R A F T

Page 11: Modul Validasi Peta Rencana Tata Ruangtataruang.big.go.id/modul/rdtr/Modul Supervisi Peta Tematik... · MODUL KELENGKAPAN DATA TEMATIK ... Playgroup, SLB dan sarana pendidikan informal

9

Menurut Notohadiprawiro (1991), kemampuan lahan menyiratkan daya dukung

lahan, sedangkan kesesuaian lahan menyiratkan kemanfaatan. Sehingga yang

mempengaruhi kemampuan lahan, yaitu :

• Jenis tanah/ geomorfologi

• Curah Hujan / iklim

• Kemiringan Lahan

• Bahaya Areal

b. Sistem lahan

Menurut konsep dari Christian dan Stewart (1968), sistem lahan didefinisikan

sebagai daerah yang memiliki pola pengulangan (kesamaan karakteristik) dalam

hal morfologi, material, dan iklim yang relative seragam. Berdasarkan definisi

sistem lahan dari dari Christian dan Stewart (1968), terlihat bahwa pemetaan

sistem lahan lebih bersifat fisik lahan atau bentanglahan dan belum mencakup

berbagai aktivitas masyarakat yang menyebabkan perubahan morfologi pada

permukaan bumi.

Cek :

✓ Ketersediaan data

✓ Kelengkapan atribut (sumber data)

14. Data jaringan prasarana eksisting:

a. Sistem jaringan prasarana air minum

Jaringan air minum berupa sistem penyediaan air minum, yang terdiri atas:

1) sistem penyediaan air minum wilayah kabupaten/kota yang mencakup

sistem jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan;

2) bangunan pengambil air baku;

3) pipa transmisi air baku dan instalasi produksi;

4) pipa unit distribusi hingga persil;

5) bangunan penunjang dan bangunan pelengkap; dan

6) bak penampung.

b. Sistem prasarana energi dan kelistrikan

Jaringan energi/kelistrikan merupakan penjabaran dari jaringan distribusi dan

pengembangannya berdasarkan prakiraan kebutuhan energi/kelistrikan di BWP

yang termuat dalam RTRW terdiri atas:

✓ jaringan subtransmisi yang berfungsi untuk menyalurkan daya listrik dari

sumber daya besar (pembangkit) menuju jaringan distribusi primer (gardu

induk) yang terletak di BWP (jika ada);

✓ jaringan distribusi primer (jaringan SUTUT, SUTET, dan SUTT) yang

D R A F T

Page 12: Modul Validasi Peta Rencana Tata Ruangtataruang.big.go.id/modul/rdtr/Modul Supervisi Peta Tematik... · MODUL KELENGKAPAN DATA TEMATIK ... Playgroup, SLB dan sarana pendidikan informal

10

berfungsi untuk menyalurkan daya listrik dari jaringan subtransmisi menuju

jaringan distribusi sekunder, yang dilengkapi dengan infrastruktur pendukung

yang meliputi:

▪ gardu induk yang berfungsi untuk menurunkan tegangan dari

jaringan subtransmisi (500 kv) menjadi tegangan menengah (20 kv);

dan

▪ gardu hubung yang berfungsi untuk membagi daya listrik dari

gardu induk menuju gardu distribusi;

✓ jaringan distribusi sekunder yang berfungsi untuk menyalurkan atau

menghubungkan daya listrik tegangan rendah ke konsumen, yang

dilengkapi dengan infrastruktur pendukung berupa gardu distribusi yang

berfungsi untuk menurunkan tegangan primer (20 kv) menjadi tegangan

sekunder (220 v /380 v).

c. Sistem jaringan drainase dan air limbah

Sistem jaringan drainase terdiri atas:

1) sistem jaringan drainase yang berfungsi untuk mencegah genangan; dan

2) rencana kebutuhan sistem jaringan drainase yang meliputi rencana jaringan

primer, sekunder, tersier, dan lingkungan di BWP;

Jaringan air limbah meliputi sistem pembuangan air limbah setempat (onsite)

dan/atau terpusat (offsite).

Sistem pembuangan air limbah setempat, terdiri atas:

• bak septik (septic tank); dan

• instalasi pengolahan lumpur tinja (IPLT).

Sistem pembuangan air limbah terpusat, terdiri atas:

• seluruh saluran pembuangan; dan

• bangunan pengolahan air limbah.

d. Sistem jaringan pergerakan

Jaringan pergerakan merupakan seluruh jaringan primer dan jaringan sekunder

pada BWP yang meliputi jalan arteri, jalan kolektor, jalan lokal, jalan lingkungan,

dan jaringan jalan lainnya yang belum termuat dalam RTRW

kabupaten/kota, yang terdiri atas:

1) jaringan jalan arteri primer dan arteri sekunder;

2) jaringan jalan kolektor primer dan kolektor sekunder;

3) jaringan jalan lokal primer dan lokal sekunder;

4) jaringan jalan lingkungan primer dan lingkungan sekunder; dan

5) jaringan jalan lainnya

D R A F T

Page 13: Modul Validasi Peta Rencana Tata Ruangtataruang.big.go.id/modul/rdtr/Modul Supervisi Peta Tematik... · MODUL KELENGKAPAN DATA TEMATIK ... Playgroup, SLB dan sarana pendidikan informal

11

e. Sistem jaringan telekomunikasi

Jaringan telekomunikasi terdiri atas: 1) infrastruktur dasar telekomunikasi yang berupa penetapan lokasi pusat

automatisasi sambungan telepon;

2) jaringan telekomunikasi telepon kabel yang berupa penetapan lokasi

stasiun telepon otomat, rumah kabel, dan kotak pembagi;

3) jaringan telekomunikasi telepon nirkabel yang berupa penetapan lokasi

menara telekomunikasi termasuk menara Base Transceiver Station (BTS);

4) sistem televisi kabel termasuk penetapan lokasi stasiun transmisi;

5) jaringan serat optik;

f. Sistem jaringan prasarana lainnya

Sistem jaringan prasarana lainnya mencakup prasarana pengelolaan lingkungan

yang terdiri atas sistem jaringan persampahan, sumber air minum kota, jalur

evakuasi bencana dan lainnya. Penyediaan prasarana lainnya dibuat sesuai

kondisi BWP, misalnya BWP yang berada pada kawasan rawan bencana

biasanya ada jalur evakuasi bencana yang meliputi jalur evakuasi dan tempat

evakuasi sementara yang terintegrasi baik untuk skala kabupaten/kota, kawasan,

maupun lingkungan.

Cek :

✓ Ketersediaan data

✓ Ketepatan digitasi/geometris

✓ Kelengkapan atribut

D R A F T

Page 14: Modul Validasi Peta Rencana Tata Ruangtataruang.big.go.id/modul/rdtr/Modul Supervisi Peta Tematik... · MODUL KELENGKAPAN DATA TEMATIK ... Playgroup, SLB dan sarana pendidikan informal

12

B. Struktur Database

Dalam pengaturan database harus diatur dengan baik agar tidak membingungkan dalam

proses pemeriksaan. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengaturan database data

tematik, yaitu:

a. Penamaan file yang akan digunakan, file-file yang dipilih harus diberi nama sesuai isi

dari file tersebut, sehingga memudahkan dalam penggunaannya.

b. Tidak terdapat duplikasi data, hanya melampirkan data hasil perubahan terakhir.

c. Mengelompokkan data berdasar folder sesuai dengan jenis data tematiknya.

D R A F T

Page 15: Modul Validasi Peta Rencana Tata Ruangtataruang.big.go.id/modul/rdtr/Modul Supervisi Peta Tematik... · MODUL KELENGKAPAN DATA TEMATIK ... Playgroup, SLB dan sarana pendidikan informal

13

C. Sumber data dan tahun data

Riwayat data data kelengkapan data tematik harus tercantum dengan lengkap meliputi:

sumber data, tahun data, status data (untuk data tertentu). Kelengkapan riwayat data akan

memperjelas asal-usul dan keakuratan data tematik. Berikut contoh pencantuman sumber

data pada database peta RDTR.

D. Kesesuaian dengan Batas BWP dan Data Dasar

Batas terluar peta tematik harus sama dengan batas yang telah disepakati sebelumnya dalam

peta dasar (baik darat maupun laut). Data tematik yang memiliki batas-batas fisik alam

(sungai, garis pantai, delta, igir) harus sesuai dengan batas fisik alam yang ada di peta dasar.

Data tematik jaringan, penggunaan lahan, fasum-fasos dibuat geometrisnya mengikuti skala

sumber data / peta dasar yang dipakai (1:5.000).

D R A F T

Page 16: Modul Validasi Peta Rencana Tata Ruangtataruang.big.go.id/modul/rdtr/Modul Supervisi Peta Tematik... · MODUL KELENGKAPAN DATA TEMATIK ... Playgroup, SLB dan sarana pendidikan informal

Tanggal: Nama Petugas QC:

NO PENGECEKAN DETAIL ADA/TIDAK KETERANGAN

Dasar

- Penggunaan lahan eksisting

- Jaringan prasarana eksisting

o Sistem jaringan pergerakan (transportasi)

o Sistem jaringan energi

o Sistem jaringan telekomunikasi

o Sistem jaringan air minum

o Sistem jaringan drainase

o Sistem jaringan air limbah

o Sistem jaringan lainnya

Penarikan / peletakan garis sesuai eksisting di

lapangan- Sesuai / Tidak

- Sebaran fasilitas umum dan sosial

- Kepadatan Penduduk unit desa / kelurahan

- Arahan LP2B (disarankan ada)

- Status Hak Atas Tanah (disarankan ada)

Analisis sumber daya air:

- Air tanah

- Air permukaan

Analisis sumber daya tanah:

- Jenis Tanah

Analisis topografi dan kelerengan:

- Topografi / Ketinggian

- Kemiringan Lereng

Analisis geologi lingkungan:

- Geologi

- Pertambangan

Analisis klimatologi:

- Curah Hujan

Analisis kebencanaan:

- Rawan Bencana

Analisis SDA (zona lindung):

- Kesesuaian Lahan

- Kawasan Hutan dari KLHK

Analisis SDA & fisik wilayah lain (zona budi daya):

- Kemampuan Lahan

- Sistem lahan

Penamaan file jelas - Sesuai / Tidak

Tidak terdapat beberapa versi file (duplikasi) yang

menimbulkan kerancuan- Sesuai / Tidak

3Sumber Peta dan Tahun

Pembuatan

Terdapat kolom sumber data dan tahun pembuatan

yang jelas pada tiap peta

4Kesesuaian dengan BWP

yang Disepakati

Batas terluar peta tematik sama dengan batas yang

telah disepakati sebelumnya dalam peta dasar (baik

darat maupun laut)

- Sesuai / Tidak

Tematik non status, yang memiliki batas-batas fisik

alam (sungai, garis pantai, delta, igir) sesuai dengan

batas fisik alam yang ada di peta dasar

Tematik jaringan, penggunaan lahan, fasum-fasos

dibuat geometrisnya mengikuti skala sumber data /

peta dasar yang dipakai (1:5.000)

: Diterima / Ditolak *)

:

Keterangan:

*) Pilih Salah satu yang sesuai

5

Kesesuaian dengan Peta

Dasar dan Kedalaman

Informasi

QC-T RDTR

Formulir QC Tematik RDTR

QC ke- .....

QC Kualitas Peta Tematik Pendukung RDTR

Nama Rencana Tata Ruang :

Nama Penyedia Jasa / Pelaksana Pekerjaan:

1 Kelengkapan Peta Tematik

2 Struktur Database dan File

Koordinator QC

Hasil Penilaian Tim QC

CATATAN : (komentar/permasalahan/penjelasan)

Tanggal Akhir QC :

Petugas QC :

D R A F T

Page 17: Modul Validasi Peta Rencana Tata Ruangtataruang.big.go.id/modul/rdtr/Modul Supervisi Peta Tematik... · MODUL KELENGKAPAN DATA TEMATIK ... Playgroup, SLB dan sarana pendidikan informal

MODUL D R A F T

Page 18: Modul Validasi Peta Rencana Tata Ruangtataruang.big.go.id/modul/rdtr/Modul Supervisi Peta Tematik... · MODUL KELENGKAPAN DATA TEMATIK ... Playgroup, SLB dan sarana pendidikan informal

1

MODUL VERIFIKASI PETA RENCANA ZONASI DAN JARINGAN PRASARANA

Perencanaan Tata Ruang merupakan suatu bentuk kesepakatan bersama antar stakeholder

yang berkepentingan dalam pemanfaatan ruang dalam suatu wilayah. Perencanaan Tata

Ruang dimaksudkan untuk merencanakan sebuah wilayah, sebagai blueprint pembangunan

dan pemanfaatan ruang yang terarah dan berkelanjutan, yang di dalamnya tertuang berbagai

hasil analisis multidisiplin seperti analisis keruangan, ekonomi, sosial, dan budaya.

Dalam perencanaannya, ruang, yang dalam konteks ini tentunya adalah sebuah wilayah,

digambarkan secara jelas mengenai arahan fungsi pemanfaatannya menjadi kawasan-

kawasan dan zona tertentu ke dalam sebuah peta, dan peta rencana tata ruang wilayah

merupakan bagian tidak terpisahkan dari dokumen rencana tata ruang dan Peraturan Daerah

(Perda).

Tentunya peta bukan hanya sekedar lampiran pelengkap tak bermakna, akan tetapi

merupakan model yang menjelaskan isi dokumen perencanaan dan ketentuan pasal dalam

Perda. Begitu pentingnya peran peta dalam rencana tata ruang wilayah sehingga diperlukan

suatu aturan yang jelas dalam aspek teknisnya.

Peta menjadi bagian penting dalam perencanaan tata ruang, karena peta adalah instrumen

yang mampu menunjukkan peraturan pemanfaatan ruang secara spasial, terukur, dan pasti

mengenai pembagian kawasan-kawasan tersebut

Pada Rencana Detail Tata Ruang, peta yang perlu dibuat terdiri dari Rencana Zonasi,

Rencana Jaringan Prasarana, dan BWP yang Diprioritaskan. Secara umum Rencana Zonasi

adalah peta yang menggambarkan ketetapan fungsi dari area-area pada suatu wilayah,

sedangkan Rencana Jaringan Prasarana adalah peta yang menggambarkan rencana

pengembangan jaringan transportasi, energi, telekomunikasi, air minum, drainase, air limbah,

dan jaringan yang menunjang infrastruktur perkotaan lainnya.

Verifikasi pada peta rencana dimaksudkan untuk menjaga kualitas dan ketelitian peta

Rencana Tata Ruang yang akan dihasilkan oleh Pemerintah Daerah, karena dokumen

rencana tata ruang adalah dokumen yang berkekuatan hukum, tentunya proses verifikasi juga

harus dilakukan secara baik dan teliti.

RENCANA ZONASI

A. Pengecekan Struktur Database

a. Hanya terdapat satu feature class untuk Rencana Zonasi

Sebagai bentuk kesepakatan, dan untuk mempermudah proses validasi topologi

poligon, peta Rencana Zonasi hanya dibuat dalam satu feature class, tidak

dipisahkan menjadi beberapa feature class pada tiap klasifikasinya.

D R A F T

Page 19: Modul Validasi Peta Rencana Tata Ruangtataruang.big.go.id/modul/rdtr/Modul Supervisi Peta Tematik... · MODUL KELENGKAPAN DATA TEMATIK ... Playgroup, SLB dan sarana pendidikan informal

2

b. Hanya terdapat satu versi Rencana Zonasi

Tidak terdapat beberapa versi file yang ambigu dalam database yang diberikan. Peta

yang diberikan seharusnya sudah jelas sebelum dikonsultasikan.

c. Terdapat 10 Kolom Utama

Dalam peta Rencana Zonasi perlu untuk memiliki 10 (sepuluh) kolom utama yaitu:

Terkait wilayah administratif:

- Kecamatan

- Desa

Terkait wilayah perencanaan:

- BWP

- Sub-BWP

- Blok

Terkait fungsi ketetapan perencanaan:

- Kawasan

- Zona

- Sub-Zona

- Kode Sub-Zona

B. Kesesuaian dengan Peta Dasar

a. Lingkup terluar Batas BWP

Batas terluar peta Rencana Zonasi adalah batas yang sama dengan database yang

ada dalam Peta Dasar.

b. Batas Sub-BWP dan Blok sesuai kenampakan fisik

Sesuai Permen PU 20/2011, disebutkan bahwa batas Sub-BWP dan Blok mengikuti

kenampakan fisik (jalan, sungai, penggunaan lahan, dan sebagainya). Hal ini juga

dikarenakan untuk mempermudah pemerintah daerah sendiri dalam operasional

pengendalian di lapangan, karena mudah untuk melakukan verifikasi di lapangan jika

batasannya terlihat secara fisik di lapangan.

c. Kenampakan fisik alam dalam peta rencana

Poligon sungai, poligon danau, poligon jalan, dan garis pantai sama posisi geometris

penarikan garisnya dengan peta yang ada dalam database Peta Dasar. Selain

konsistensi, hal ini menjaga konsep kebijakan satu peta dan merupakan amanat

undang-undang Informasi Geospasial bahwa peta tematik (termasuk peta rencana

tata ruang) mengacu pada peta dasar.

Namun terdapat pengecualian jika memang direncanakan akan terjadi perubahan

dalam rencana tata ruangnya, misalnya seperti pelebaran jalan, normalisasi sungai,

dan reklamasi pantai.

D R A F T

Page 20: Modul Validasi Peta Rencana Tata Ruangtataruang.big.go.id/modul/rdtr/Modul Supervisi Peta Tematik... · MODUL KELENGKAPAN DATA TEMATIK ... Playgroup, SLB dan sarana pendidikan informal

3

C. Standarisasi Klasifikasi Rencana Zonasi

a. Klasifikasi Rencana Zonasi

Klasifikasi mengenai rencana zonasi terdapat dalam Permen PU 20/2011,

diharapkan dalam penyusunannya mengikuti pedoman yang ada tersebut, dan

disyaratkan sampai kepada Sub-Zona, karena level perencanaan dalam RDTR

bersifat rinci.

Namun jika memang memerlukan tambahan zonasi yang tidak ada dalam daftar

tersebut, bisa dilakukan namun dengan alasan yang tepat, dan perlu dikonsultasikan

kepada Kementerian terkait.

b. Nomenklatur Klasifikasi

Disarankan untuk mengikuti nomenklatur yang ada dalam pedoman. Jika didapati

terdapat nama klasifikasi lain, namun klasifikasi tersebut sebenarnya sudah dapat

terakomodir dalam daftar yang ada, sebaiknya dimasukkan / dipindah ke dalam

klasifikasi yang ada dalam pedoman. Jika memang didapati keinginan untuk

membuat nomenklatur sendiri yang berbeda, dapat dilakukan namun dengan alasan

yang tepat, dan perlu dikonsultasikan kepada Kementerian terkait.

Kawasan (I) Zona (II) Sub-Zona (III) Kode Sub-Zona

Hutan Lindung Hutan Lindung HL

Perlindungan Bawahan Perlindungan Bawahan PB

Perlindungan Setempat Perlindungan Setempat PS

Ruang Terbuka Hijau Ruang Terbuka Hijau RTH

Suaka Alam dan Cagar Budaya Suaka Alam dan Cagar Budaya SC

Rawan Bencana Alam Rawan Bencana Alam RB

Lindung Lainnya Lindung Lainnya LL

Rumah Kepadatan Sangat Tinggi R-1

Rumah Kepadatan Tinggi R-2

Rumah Kepadatan Sedang R-3

Rumah Kepadatan Rendah R-4

Rumah Kepadatan Sangat Rendah R-5

Perdagangan dan Jasa Tunggal K-1

Perdagangan dan Jasa Kopel K-2

Perdagangan dan Jasa Deret K-3

Perkantoran Pemerintah KT-1

Perkantoran Swasta KT-2

Industri Kimia Dasar I-1

Industri Mesin dan Logam Dasar I-2

Industri Kecil I-3

Aneka Industri I-4

Pelayanan Pendidikan SPU-1

Pelayanan Transportasi SPU-2

Pelayanan Kesehatan SPU-3

Pelayanan Olahraga SPU-4

Pelayanan Sosial Budaya SPU-5

Pelayanan Peribadatan SPU-6

Zona Ruang Terbukan Non-Hijau Ruang Terbukan Non-Hijau RTNH

Peruntukan Pertanian PL-1

Peruntukan Pariwisata PL-2

Peruntukan Pertahanan dan Keamanan KH-1

Peruntukan Tempat Pembuangan Akhir KH-2

Peruntukan Instalasi Pembuangan Air Limbah KH-3

Campuran Perumahan dan Perdagangan Jasa C-1

Campuran Perumahan dan Perkantoran C-2

Campuran Perkantoran dan Perdagangan Jasa C-3

Zona Peruntukan Khusus

Zona Peruntukan Campuran

Kawasan Lindung

Kawasan Budidaya

Zona Perumahan

Zona Perdagangan dan Jasa

Zona Perkantoran

Zona Industri

Zona Sarana Pelayanan Umum

Zona Peruntukan Lainnya

D R A F T

Page 21: Modul Validasi Peta Rencana Tata Ruangtataruang.big.go.id/modul/rdtr/Modul Supervisi Peta Tematik... · MODUL KELENGKAPAN DATA TEMATIK ... Playgroup, SLB dan sarana pendidikan informal

4

D. Konfirmasi kepentingan stakeholder

a. Melakukan pengecekan terhadap SK Kehutanan

Dilakukan pengecekan terhadap SK Kehutanan yang berlaku terutama pada

kawasan Hutan Lindung, Suaka Alam, Cagar Alam, dan lindung lainnya yang perlu

untuk diperhatikan. Pengecekan dilakukan dengan metode overlay antara peta SK

Kehutanan dengan peta rencana zonasi ruang. Jika terdapat permasalahan

dituangkan dalam berita acara sebagai perhatian pemerintah daerah untuk dibenahi.

b. Melakukan konfirmasi dan penjelasan dalam Berita Acara tentang akomodasi

kepentingan stakeholder

Perencanaan tata ruang adalah sebuah bentuk kesepakatan bersama yang

kemudian akan ditaati bersama. Untuk itu dalam pembuatannya perlu dipastikan

beberapa hal ini:

• Apakah perencanaan yang dibuat telah berkesinambungan dengan level

perencanaan di atasnya (RTRW Kabupaten / Kota).

• Apakah mengakomodir arahan pembangunan dan investasi beberapa tahun ke

depan, baik dari RPJMN, Nawacita, kebijakan Gubernur/Bupati/Walikota?

• Apakah aspek LP2B telah dimasukkan dalam perencanaannya?

• Apakah aspek perijinan eksisting telah dipertimbangkan dalam penyusunannya?

Pertanyaan ini bertujuan hanya untuk mengingatkan, dan tidak dilakukan

pengecekan secara spasial mengenai hal ini, walau pun sebenarnya terdapat

konsekuensi spasial dalam hal tersebut, namun hal ini adalah ranah kewenangan

pemerintah daerah untuk mengatur dan merencanakan wilayahnya. Yang perlu

untuk dilakukan dalam hal ini adalah mengingatkan pemerintah daerah, dan akan

dituliskan dalam Berita Acara terakhir tentang klausul berikut:

Telah dilakukan diskusi dan penjelasan mengenai pentingnya

mengakomodir kepentingan berbagai stakeholder, aspek perencanaan, dan

perijinan, seperti (1) aspek kesinambungan dengan RTRW Kabupaten/Kota,

(2) aspek arahan pembangunan dan investasi baik dari RPJMN, Nawacita,

kebijakan Gubernur/Bupati/Walikota, (3) aspek ketahanan pangan yang

diatur dalam Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B), (4) aspek

perijinan eksisting yang sudah dikeluarkan oleh pemerintah daerah atau pun

pusat.

Mengenai kepastian dipenuhi atau tidaknya berbagai aspek tersebut bukan

ranah Badan Informasi Geospasial untuk melakukan verifikasi, dan

merupakan tanggung jawab dan hak pemerintah daerah dalam

merencanakan wilayahnya.

D R A F T

Page 22: Modul Validasi Peta Rencana Tata Ruangtataruang.big.go.id/modul/rdtr/Modul Supervisi Peta Tematik... · MODUL KELENGKAPAN DATA TEMATIK ... Playgroup, SLB dan sarana pendidikan informal

5

c. Melakukan konfirmasi terkait kegiatan eksisting yang masuk dalam zona

lindung

Pemeriksaan ini juga bersifat mirip dengan hal sebelumnya pada point (a), namun

hal ini dapat dilakukan karena telah dimiliki datanya. Yaitu mengenai konfirmasi

terdapat atau tidaknya permukiman / kegiatan eksisiting saat ini yang masuk dalam

kawasan lindung?

Hal ini dilakukan dengan melakukan overlay dari peta rencana zonasi yang tergolong

kawasan lindung (PB, PS, RTH, SC, RB) dengan peta penggunaan lahan, dan

toponimi fasilitas umum dan sosial yang ada dalam database peta dasar dan tematik.

Jika didapati adanya hal tersebut, perlu diingatkan supaya pemerintah daerah dapat

menyusun strategi untuk penyelesaian masalah tersebut dalam matriks peraturan

zonasi (ITBX).

Kedepannya pada saat penerbitan Berita Acara terakhir perlu untuk dituliskan klausul

berikut:

Jika ditemukan permasalahan

Ditemukan beberapa permukiman dan kegiatan eksisting lainnya yang

masuk dalam kawasan lindung pada rencana zonasi Perlindungan

Bawahan (PB), Perlindungan Setempat (PS), Ruang Terbuka Hijau (RTH),

Suaka Alam dan Cagar Budaya (SC), dan Rawan Bencana (RB), mengenai

hal tersebut telah diketahui oleh pemerintah daerah dan tindak lanjut

penyelesaian tentang hal ini dikembalikan pada pemerintah daerah dan

bukan tanggung jawab Badan Informasi Geospasial, baik itu

penyelesaiannya diakomodir dalam matriks peraturan zonasi (ITBX), atau

melakukan revisi peta, atau tidak direvisi dengan konsekuensi terdapat

permasalahan terkait konflik perijinan nantinya yang harus diatasi, dan

insentif yang harus disiapkan.

Jika tidak ditemukan permasalahan

Dalam asistensi dan supervisi tidak ditemukan kegiatan eksisting yang

masuk dalam kawasan lindung pada rencana zonasi Perlindungan

Bawahan (PB), Perlindungan Setempat (PS), Ruang Terbuka Hijau (RTH),

Suaka Alam dan Cagar Budaya (SC), dan Rawan Bencana (RB). Jika dalam

perkembangannya menuju proses legalisasi Perda terdapat perubahan

mengenai hal ini, dan belum terakomodir dalam peraturan zonasi (ITBX),

maka hal tersebut merupakan tanggung jawab pemerintah daerah.

E. Pengecekan topologi

a. Tidak ada tumpang tindih rencana zonasi

Rencana zonasi tidak boleh ada yang saling tumpang tindih antar fungsinya.

Pengecekan topologi ini secara spesifik dilakukan untuk menghindari kesalahan-

kesalahan luasan yang tidak konsisten, dan munculnya dua atau lebih fungsi zonasi

D R A F T

Page 23: Modul Validasi Peta Rencana Tata Ruangtataruang.big.go.id/modul/rdtr/Modul Supervisi Peta Tematik... · MODUL KELENGKAPAN DATA TEMATIK ... Playgroup, SLB dan sarana pendidikan informal

6

dalam satu area, yang tentunya akan menimbulkan ambiguitas dan ketidakpastian

hukum. Aturan topologi yang digunakan adalah “must not overlap”.

b. Tidak ada area yang kosong

Rencana zonasi tidak ada area yang kosong. Aturan topologi yang digunakan adalah

“must not have gaps”.

c. Jalan dan kenampakan fisik masuk dalam poligon rencana zonasi

Mengenai Sungai, Waduk, Danau, dan Jalan yang berbentuk poligon, perlu untuk

tetap dimasukkan (tetapi tidak menumpuk / overlap) ke dalam area Rencana Zonasi,

hal ini termasuk jalan yang diperlebar, sungai yang ditanggul, pantai yang

direklamasi sesuai dengan rencana. Dalam data atributnya diberikan keterangan

Sungai, Danau, atau Jalan.

F. Kesesuaian Peta Zonasi dengan Rancangan Peraturan Daerah

Peta dan Peraturan Daerah (Perda) adalah satu kesatuan yang tidak terpisahkan, Perda

seharusnya mendeskripsikan isi Peta Rencana yang dibuat. Ketidaksesuaian antar

keduanya merupakan salah satu masalah klasik dalam kualitas Peta Rencana Tata

Ruang. Ketidaksesuaian ini menimbulkan ambiguitas dalam menjalankan fungsi Rencana

Tata Ruang sebagai dokumen pengendalian ruang di lapangan.

Sering kali Peraturan Daerah sangat detail merinci ketentuan-ketentuan rencana zonasi

atau rencana jaringan prasarana yang ada, namun secara spasial tidak dapat

dipertanggungjawabkan / tidak dapat diketahui lokasinya.

Perlu dilakukan perunutan pada tiap pasal naskah dalam Rancangan Peraturan Daerah

(Ranperda) terutama terkait Rencana Zonasi dan Rencana Jaringan prasarana supaya

dapat disesuaikan kenyataannya dengan apa yang ada di peta secara spasial. Hal yang

diperhatikan dalam pengecekan tersebut adalah terkait rincian klasifikasi Rencana Zonasi.

Tahapan verifikasi yang perlu dilakukan adalah:

• Membaca rancangan peraturan daerah pada bagian Rencana Zonasi, kemudian

menuliskan daftar klasifikasinya pada tabel dan menambahkan informasi luas,

posisinya (BWP, Sub-BWP, dan Blok), dan letak pasalnya.

• Setelah semuanya dituliskan, akan dibandingkan dengan peta, dan dituliskan

ketidaksesuaiannya.

D R A F T

Page 24: Modul Validasi Peta Rencana Tata Ruangtataruang.big.go.id/modul/rdtr/Modul Supervisi Peta Tematik... · MODUL KELENGKAPAN DATA TEMATIK ... Playgroup, SLB dan sarana pendidikan informal

7

ZONASI KODE PASAL HEKTAR KESESUAIAN CATATAN KET

Sempadan Sungai PS-1 12 96,49 OK Ada dan luasan sama (10 sd 30 m)

Taman Kota RTH-1 13 (2) 8,53 OK Ada dan luasan sama

Jalur Hijau RTH-2 13 (3) 18,05 OK Ada dan luasan sama

Pemakaman RTH-3 13 (4) 8,23 OK Ada dan luasan sama

Kepadatan Tinggi R-2 15 (2) 365,36 OK Ada dan luasan sama

Kepadatan Sedang R-3 15 (3) 607,27 OK Ada dan luasan sama

Kepadatan Rendah R-4 15 (4) 310,05 OK Ada dan luasan sama

Perdagangan dan Jasa K-1 16 64,61 OK Ada dan luasan sama

Perkantoran KT 17 25,25 OK Ada dan luasan sama

Pendidikan SPU-1 19 13,88 OK Ada dan luasan sama

Transportasi SPU-2 20 13,94 OK Ada dan luasan sama

Kesehatan SPU-3 21 3,61 OK Ada dan luasan sama

Olahraga SPU-4 22 11,01 OK Ada dan luasan sama

Peribadatan SPU-5 23 5,17 OK Ada dan luasan sama

Hankam KH-1 24 2,75 OK Ada dan luasan sama

Pertanian Lahan Basah PL-1.1 25 572,34 OK Ada dan luasan sama

Tambak Ikan PL-1.2 26 373,89 OK Ada dan luasan sama

KESESUAIAN PETA RENCANA ZONASI DENGAN RANPERDA

D R A F T

Page 25: Modul Validasi Peta Rencana Tata Ruangtataruang.big.go.id/modul/rdtr/Modul Supervisi Peta Tematik... · MODUL KELENGKAPAN DATA TEMATIK ... Playgroup, SLB dan sarana pendidikan informal

Tanggal: Nama Petugas QC:

NO PENGECEKAN DETAIL SESUAI/TIDAK KETERANGAN

Hanya terdapat satu feature class

untuk Rencana Zonasi

Hanya terdapat satu versi Rencana

Zonasi

Terdapat 10 Kolom Utama

Lingkup terluar Batas BWP

Batas Sub-BWP dan Blok sesuai

kenampakan fisik

Kenampakan fisik alam dalam peta

rencana

Klasifikasi Rencana Zonasi

Nomenklatur Klasifikasi

Pengecekan terhadap SK Kehutanan

Melakukan konfirmasi dan

penjelasan dalam Berita Acara

tentang akomodasi kepentingan

stakeholder

- Sudah / belum

Melakukan pengecekan dan

konfirmasi terkait kegiatan eksisting

yang masuk dalam zona lindung

Tidak ada tumpang tindih rencana

zonasi (must not overlap )

Tidak ada area yang tidak berlubang

(must not have gaps )

Jalan dan kenampakan fisik masuk

dalam poligon rencana zonasi

6

Kesesuaian dengan

Rancangan Peraturan

Daerah

Rincian tiap klasifikasi Rencana

Zonasi dalam Ranperda telah sinkron

dengan peta Zonasi

* Terlampir dalam matriks keseuaian Ranperda dan Peta

Rencana

: Diterima / Ditolak *)

:

Keterangan:

*) Pilih Salah satu yang sesuai

4Konfirmasi kepentingan

stakeholder

5 Pengecekan Topologi

Hasil Penilaian Tim QC

CATATAN : (komentar/permasalahan/penjelasan)

Tanggal Akhir QC :

Petugas QC :

Koordinator QC

3Standarisasi Klasifikasi

Rencana Zonasi

QC R-

ZONASI

RDTR

Formulir QC R-ZONASI RDTR

QC ke- .....

QC Kualitas Peta Rencana Zonasi RDTR

Nama Rencana Tata Ruang :

Nama Penyedia Jasa / Pelaksana Pekerjaan:

Pengecekan Struktur

Database

2Kesesuaian dengan

Peta Dasar

D R A F T

Page 26: Modul Validasi Peta Rencana Tata Ruangtataruang.big.go.id/modul/rdtr/Modul Supervisi Peta Tematik... · MODUL KELENGKAPAN DATA TEMATIK ... Playgroup, SLB dan sarana pendidikan informal

8

RENCANA JARINGAN PRASARANA

A. Pengecekan Struktur Database

a. Penataan file berdasarkan folder jenis unsur rencana jaringan

File jaringan prasarana dibagi berdasarkan jenis unsur rencana jaringan yaitu: (1)

Pergerakan, (2) Energi, (3) Telekomunikasi, (4) Air Minum, (5) Drainase, (6) Air

Limbah, (7) Lainnya.

b. Tidak banyak versi / file yang menimbulkan kerancuan

Tidak terdapat beberapa versi file yang menimbulkan ketidakpastian dalam database

yang diberikan. Peta seharusnya sudah jelas sebelum dikonsultasikan.

B. Kelengkapan Unsur Rencana Jaringan Prasarana

Tentunya tidak semua wilayah perencanaan memiliki semua rencana jaringan yang ada

dalam pedoman (Permen PU 20/2011, halaman 17-19), daftar ini bersifat sebagai cheklist

dan dapat menjadi acuan jaringan apa saja yang perlu dibuat oleh pemerintah daerah.

1) Rencana Pengembangan Jaringan Pergerakan

a) Jalan arteri, jalan kolektor, jalan lokal, jalan lingkungan

b) Terminal, Stasiun, Bandara, Pelabuhan, lokasi parkir

c) Jalur moda transportasi umum (bus, angkot, kereta api, pelayaran, pesawat)

2) Rencana Pengembangan Jaringan Energi

a) Jaringan sub-transmisi dari gardu induk

b) Jaringan distribusi primer (jaringan SUTUT, SUTET, dan SUTT)

c) Jaringan distribusi sekunder

3) Rencana Pengembangan Jaringan Telekomunikasi

a) Penetapan lokasi menara telekomunikasi

b) Pengembangan sistem televisi kabel

c) Jaringan serat optik

4) Rencana Pengembangan Jaringan Air Minum

a) Jaringan perpipaan

b) Bak penampungan

5) Rencana Pengembangan Jaringan Drainase

a) Rencana jaringan drainase primer, sekunder, tersier

6) Rencana Pengembangan Jaringan Air Limbah

a) Saluran pembuangan limbah

b) Bangunan pengolahan air limbah

7) Rencana Pengembangan Prasarana Lainnya

a) Rencana jaringan irigasi

b) Jalur evakuasi bencana dan lokasi evakuasi

c) Dan lainnya, menyesuaikan kebutuhan RDTR

D R A F T

Page 27: Modul Validasi Peta Rencana Tata Ruangtataruang.big.go.id/modul/rdtr/Modul Supervisi Peta Tematik... · MODUL KELENGKAPAN DATA TEMATIK ... Playgroup, SLB dan sarana pendidikan informal

9

Untuk unsur yang tidak dapat dilengkapi dalam peta dikonfirmasi apakah memang tidak

ada dalam rencana detail tata ruang, atau karena hanya alasan belum dipetakan.

C. Kesesuaian dengan Peta Dasar

a. Lingkup Terluar sama dengan BWP

Batas terluar seluruh unsur peta Rencana Jaringan adalah batas yang sama dengan

batas BWP.

b. Penggambaran rencana jaringan bukan berupa menggeser keseluruhan

Memastikan supaya hasil digitasi sesuai dengan kaidah pemetaan. Misalkan jika

berada di sepanjang jalan, perlu digambarkan pada kanan / kiri / tengah jalan, bukan

hanya sekedar menggeser peta jaringan jalan untuk membentuk rencana jaringan

prasarana. Jika melakukan penggeseran secara select-all lalu geser beberapa

meter, akan menimbulkan beberapa ketidaksesuaian pada beberapa ruas jaringan.

c. Kedetailan deliniasi rencana jaringan prasarana

Secara umum, kedetailan deliniasi rencana jaringan prasarana yang dideliniasi pada

skala yang sama dengan skala Peta Dasar yang diacu, yaitu pada skala besar

1:5.000 bukan peta dari RTRW Provinsi / Kabupaten / Kota dengan skala menengah

atau kecil kemudian langsung dipakai tanpa pendetailan pada skala besar

menggunakan acuan Peta Dasar skala besar yang ada.

D. Kelengkapan Informasi Eksiting, Pengembangan, dan Rencana baru

Memberikan keterangan Eksiting, Rencana, serta keterangan sesuai dengan Perda pada

ruas yang ada di unsur-unsur rencana jaringan prasarana.

E. Konfirmasi kepentingan stakeholder

Perencanaan tata ruang adalah sebuah bentuk kesepakatan bersama yang kemudian

akan ditaati bersama. Untuk itu dalam pembuatannya perlu dipastikan beberapa hal

berikut ini:

• Apakah perencanaan yang dibuat telah berkesinambungan dengan level

perencanaan di atasnya (RTRW Kabupaten / Kota).

• Apakah mengakomodir arahan pembangunan dan investasi beberapa tahun ke

depan, baik dari RPJMN, Nawacita, kebijakan Gubernur/Bupati/Walikota?

• Apakah aspek perijinan eksisting telah dipertimbangkan dalam penyusunannya?

Pertanyaan ini bertujuan hanya untuk mengingatkan, dan tidak dilakukan pengecekan

secara spasial mengenai hal ini, walau pun sebenarnya terdapat konsekuensi spasial

dalam hal tersebut, namun hal ini adalah ranah kewenangan pemerintah daerah untuk

mengatur dan merencanakan wilayahnya. Yang perlu untuk dilakukan dalam hal ini adalah

mengingatkan pemerintah daerah, dan akan dituliskan dalam Berita Acara terakhir

tentang klausul seperti berikut ini:

D R A F T

Page 28: Modul Validasi Peta Rencana Tata Ruangtataruang.big.go.id/modul/rdtr/Modul Supervisi Peta Tematik... · MODUL KELENGKAPAN DATA TEMATIK ... Playgroup, SLB dan sarana pendidikan informal

10

Telah dilakukan diskusi dan penjelasan mengenai pentingnya

mengakomodir kepentingan berbagai stakeholder, aspek perencanaan, dan

perijinan, seperti (1) aspek kesinambungan dengan RTRW Kabupaten/Kota,

(2) aspek arahan pembangunan dan investasi baik dari RPJMN, Nawacita,

kebijakan Gubernur/Bupati/Walikota, (3) aspek perijinan eksisting yang

sudah dikeluarkan oleh pemerintah daerah atau pun pusat.

Mengenai kepastian dipenuhi atau tidaknya berbagai aspek tersebut bukan

ranah Badan Informasi Geospasial untuk melakukan verifikasi, dan

merupakan tanggung jawab dan hak pemerintah daerah dalam

merencanakan wilayahnya.

F. Kesesuaian Peta Zonasi dengan Rancangan Peraturan Daerah

Peta dan Peraturan Daerah (Perda) adalah satu kesatuan yang tidak terpisahkan, Perda

seharusnya mendeskripsikan isi Peta Rencana yang dibuat. Ketidaksesuaian antar

keduanya merupakan salah satu masalah klasik dalam kualitas Peta Rencana Tata

Ruang. Ketidaksesuaian ini menimbulkan konflik dalam menjalankan fungsi Rencana Tata

Ruang sebagai dokumen pengendalian ruang di lapangan.

Sering kali Peraturan Daerah sangat detail merinci ketentuan-ketentuan rencana zonasi

atau rencana jaringan prasarana yang ada, namun secara spasial tidak dapat

dipertanggungjawabkan / tidak dapat diketahui lokasinya.

Perlu dilakukan perunutan pada tiap pasal naskah dalam Rancangan Peraturan Daerah

(Ranperda) terutama terkait Rencana Zonasi dan Rencana Jaringan prasarana supaya

dapat disesuaikan kenyataannya dengan apa yang ada di peta secara spasial. Hal yang

diperhatikan dalam pengecekan tersebut adalah terkait rincian klasifikasi Rencana Zonasi.

Tahapan verifikasi yang perlu dilakukan adalah:

• Membaca rancangan peraturan daerah pada bagian Rencana Jaringan, kemudian

menuliskan daftar unsurnya pada tabel dan menambahkan informasi pasalnya.

• Setelah semuanya dituliskan, akan dibandingkan dengan peta, dan dituliskan

ketidaksesuaiannya. D R

A F T

Page 29: Modul Validasi Peta Rencana Tata Ruangtataruang.big.go.id/modul/rdtr/Modul Supervisi Peta Tematik... · MODUL KELENGKAPAN DATA TEMATIK ... Playgroup, SLB dan sarana pendidikan informal

11

JARINGAN DALAM PERDA PASAL KESESUAIAN CATATAN

Jaringan Pergerakan 29

Rencana Peningkatan dan Pembangunan Jalan 29 (2)

Peningkatan Jalan Arteri Primer 29 (2) (a) OK Ada di Peta

Peningkatan Jalan Lokal Primer 29 (2) (b) OK Ada di Peta

Peningkatan Jalan Lokal Sekunder 29 (2) (c) OK Ada di Peta

Pembangunan Jalan Arteri Primer 29 (2) (d) OK Ada di Peta

Pembangunan Jalan Lokal Primer 29 (2) (e) PERBAIKAN Tidak ada di peta

Pembangunan Jalan Lokal Sekunder 30 (2) (f) PERBAIKAN Tidak ada di peta

Pembangunan Jalan Lingkungan 30 (2) (g) PERBAIKAN Tidak ada di peta

Rencana Moda Angkutan Umum 30

Jalur moda angkutan umum 30 PERBAIKAN Tidak ada di peta

Rencana Perparkiran 29 (1) (c) PERBAIKAN Tidak ada di peta

Rencana Jalur Pejalan Kaki dan Jalur Sepeda. 31 (2) PERBAIKAN Tidak ada di peta

Jaringan Energi dan Kelistrikan 32

Pengembangan jaringan 32 (1) (b) PERBAIKAN Belum ada gardu

Sarana pengembangan Bahan Bakar Umum 32 (2) PERBAIKAN Tidak ada di peta

Jaringan Telekomunikasi 33

Jaringan telepon 33 (2) OK Ada di Peta

Jaringan telekomunikasi seluler 32 (3) PERBAIKAN Tidak ada di peta

Sistem Penyediaan Air Minum 34

Jaringan air bersih sistem perpipaan 34 (2)

Pipa primer 34 (2) (b) PERBAIKAN Tidak ada ket Primer, Sekunder, Tersier di peta

Pipa sekunder 34 (2) (b) PERBAIKAN Tidak ada ket Primer, Sekunder, Tersier di peta

Pipa tersier 34 (2) (b) PERBAIKAN Tidak ada ket Primer, Sekunder, Tersier di peta

Jaringan air bersih nonsistem perpipaan 34 (3)

Instalasi pengolahan air sederhana (IPAS) dengan sumber air baku 34 (3) (b) PERBAIKAN Tidak ada di peta

Jaringan Drainase 35

Saluran drainase tertutup 35 (b) PERBAIKAN Tidak ada keterangan tertutup / terbuka di peta

Saluran drainase terbuka 35 (b) PERBAIKAN Tidak ada keterangan tertutup / terbuka di peta

Sistem Persampahan 36

Jalur pemindahan sampah dan pengangkutan sampah 36 (1) PERBAIKAN Tidak ada di peta

TPS 36 (4) PERBAIKAN Tidak ada di peta

TPSS 36 (5) PERBAIKAN Tidak ada di peta

Jaringan air Limbah 37 OK Ada di Peta

IPAL 37 (3) OK Ada di Peta

KESESUAIAN PETA RENCANA JARINGAN PRASARANA DENGAN RANPERDA

D R A F T

Page 30: Modul Validasi Peta Rencana Tata Ruangtataruang.big.go.id/modul/rdtr/Modul Supervisi Peta Tematik... · MODUL KELENGKAPAN DATA TEMATIK ... Playgroup, SLB dan sarana pendidikan informal

Tanggal: Nama Petugas QC:

NO PENGECEKAN DETAIL SESUAI/TIDAK KETERANGAN

Penataan file berdasarkan folder jenis unsur rencana

jaringan

Tidak banyak versi / file yang menimbulkan kerancuan

Rencana Pengembangan Jaringan Pergerakan

- Jalan arteri, jalan kolektor, jalan lokal, jalan lingkungan

- Terminal, Stasiun, Bandara, Pelabuhan, lokasi parkir

- Jalur moda transportasi umum (bus, angkot, kereta api,

pelayaran, pesawat)

Rencana Pengembangan Jaringan Energi

- Jaringan subtransmisi dari gardu induk (jika ada)

- Jaringan distribusi primer (jaringan SUTUT, SUTET, dan

SUTT)

- Jaringan distribusi sekunder

Rencana Pengembangan Jaringan Telekomunikasi

- Penetapan lokasi menara telekomunikasi

- Pengembangan sistem televisi kabel

- Jaringan serat optik

Rencana Pengembangan Jaringan Air Minum

- Jaringan perpipaan

- Bak penampungan

Rencana Pengembangan Jaringan Drainase

- Rencana jaringan drainase primer, sekunder, tersier

Rencana Pengembangan Jaringan Air Limbah

- Saluran pembuangan limbah

- Bangunan pengolahan air limbah

Rencana Pengembangan Prasarana Lainnya

- Rencana jaringan irigasi

- Jalur evakuasi bencana dan lokasi evakuasi

- Jalur reklame

- Menyesuaikan kebutuhan rencana

Lingkup Terluar sama dengan BWP

Penggambaran rencana jaringan bukan berupa menggeser

keseluruhan

Kedetailan deliniasi rencana jaringan prasarana

4 Kelengkapan informasiTerdapat kolom yang memberikan keterangan: Eksiting,

Pengembangan, dan Rencana baru

5Konfirmasi kepentingan

stakeholder

Melakukan konfirmasi dan penjelasan dalam Berita Acara

tentang akomodasi kepentingan stakeholder- Sudah / Belum

6

Kesesuaian dengan

Rancangan Peraturan

Daerah

Rincian tiap unsur rencana jaringan prasarana dalam

Ranperda telah sinkron dengan peta rencana jaringan

prasarana

* Terlampir dalam matriks keseuaian

Ranperda dan Peta Rencana

: Diterima / Ditolak *)

:

Keterangan:

*) Pilih Salah satu yang sesuai

Koordinator QC

Hasil Penilaian Tim QC

CATATAN : (komentar/permasalahan/penjelasan)

Tanggal Akhir QC :

Petugas QC :

3Kesesuaian dengan Peta

Dasar

QC R-

JARINGAN

RDTR

Formulir QC R-JARINGAN RDTR

QC ke- .....

QC Kualitas Peta Rencana Jaringan RDTR

Nama Rencana Tata Ruang :

Nama Penyedia Jasa / Pelaksana Pekerjaan:

1Pengecekan Struktur

Database

2

Kelengkapan Unsur

Rencana Jaringan

Prasarana (Mengikuti

Permen PU 20/2011,

halaman 17-19)

D R A F T

Page 31: Modul Validasi Peta Rencana Tata Ruangtataruang.big.go.id/modul/rdtr/Modul Supervisi Peta Tematik... · MODUL KELENGKAPAN DATA TEMATIK ... Playgroup, SLB dan sarana pendidikan informal

MODUL D R A F T

Page 32: Modul Validasi Peta Rencana Tata Ruangtataruang.big.go.id/modul/rdtr/Modul Supervisi Peta Tematik... · MODUL KELENGKAPAN DATA TEMATIK ... Playgroup, SLB dan sarana pendidikan informal

1

MODUL PEMERIKSAAN

PENYAJIAN PETA RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)

A. Ketentuan Umum

Rencana tata ruang merupakan rencana pembangunan suatu wilayah yang

memiliki referensi spasial. Referensi spasial diwujudkan dengan koordinat letak di

permukaan bumi. Maka produk rencana tata ruang yang terdiri dari peta pola ruang, peta

struktur ruang atau rencana infrastruktur, serta BWP prioritas selain dalam bentuk zoning

text juga diwujudkan dalam bentuk zoning map. Maka dapat dikatakan bahwa peta

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen rencana tata ruang.

Setelah disusun peta rencana, maka peta-peta tersebut perlu disajikan dalam

bentuk peta cetak agar mudah untuk disahkan dan disebarluaskan. Agar peta rencana

tata ruang yang dicetak bersifat informatif dan tidak menimbulkan salah penafsiran, maka

perlu adanya standar yang mengatur penyajiannya. Beberapa referensi yang digunakan

dalam penyajian album peta antara lain:

▪ Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2013 tentang Pedoman Ketelitian Peta

Rencana Tata Ruang;

▪ Permen PU Nomor 20 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan Peta Rencana

Detail Tata Ruang (RDTR) dan Peraturan Zonasi (PZ); dan

▪ Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) tentang Sesifikasi Penyajian Peta

RDTR.

Dalam produk rencana tata ruang, letak peta cetak terdapat pada dua lokasi, yaitu

lampiran yang masuk dalam dokumen peraturan daerah rencana tata ruang serta album

peta cetak yang berupa kumpulan peta yang terdiri dari:

No. Nama Peta Muatan Peta

A. Peta Profil Wilayah Perencanaan

1. Peta orientasi Peta skala kecil disesuaikan dengan ukuran kertas yang

menunjukkan kedudukan geografis wilayah perencanaan di

dalam wilayah yang lebih luas.

2. Peta batas administrasi Deliniasi wilayah perencanaan:

▪ Penyajian peta dalam wilayah perencanaan secara utuh

dengan skala mengikuti ukuran kertas.

▪ setiap kabupaten atau kota serta wilayah perencanaan dan

sub-wilayah perencanaan lainnya diberi warna berbeda; dan

▪ setiap delineasi wilayah perencanaan diberi nama/kode

wilayah perencanaan bersangkutan.

3. Peta guna lahan Berisi delineasi jenis guna lahan yang ada di seluruh wilayah

perencanaan yang meliputi klasifikasi pemanfaatan ruangnya

bebas sesuai dengan eksisting (tidak harus mengikuti klasifikasi

D R A F T

Page 33: Modul Validasi Peta Rencana Tata Ruangtataruang.big.go.id/modul/rdtr/Modul Supervisi Peta Tematik... · MODUL KELENGKAPAN DATA TEMATIK ... Playgroup, SLB dan sarana pendidikan informal

2

untuk rencana pola ruang). Penyajian peta dalam wilayah

perencanaan secara utuh dengan skala mengikuti ukuran kertas.

4. Peta rawan bencana Berisi delineasi wilayah rawan bencana menurut tingkatan

bahayanya. Tingkatan bahaya bencana alam dinyatakan dalam

gradasi warna. Penyajian peta dalam wilayah perencanaan secara

utuh dengan skala mengikuti ukuran kertas.

5. Penetapan sebaran penduduk Berisi pola kepadatan penduduk tiap wilayah perencanaan untuk

menggambarkan di mana terdapat konsentrasi penduduk:

▪ Penyajian peta dalam wilayah perencanaan secara utuh

dengan skala mengikuti ukuran kertas.

▪ klasifikasi kepadatan penduduk disesuaikan dengan kondisi

data, sekurangnya tiga interval dan sebanyak-banyaknya lima

interval; dan

▪ gradasi kepadatan penduduk (interval) digambarkan dalam

gradasi warna yang simultan.

6. Peta-peta tematik lainnya yang

dirasa perlu untuk ditampilkan

dalam album peta.

B. Peta RDTR

1. Peta rencana pola ruang a. Skala peta 1:5.000, bila tidak dapat disajikan secara utuh

dalam 1 lembar kertas, peta disajikan beberapa lembar.

Pembagian lembar penyajian peta harus mengikuti Nomor

Lembar Peta (NLP) Peta RBI skala 1:5.000.

b. Pada setiap lembar peta harus dicantumkan peta indeks dan

nomor lembar peta yang menunjukkan posisi NLP yang

disajikan di dalam wilayah perencanaan.

c. Setiap wilayah perencanaan dan sub wilayah perencanaan

dicantumkan kode wilayahnya.

d. Kandungan peta meliputi:

▪ Batas wilayah perencanaan dan sub-wilayah

perencanaan yang didasarkan pada batasan fisik;

▪ jaringan jalan, jaringan jalur kereta api, dan sungai;

▪ delineasi rencana zona dan sub-zona yang

merupakan pembagian pemanfaatan ruang berdasarkan

fungsinya;

▪ pewarnaan zona disesuaikan dengan peraturan

perundang-undangan yang mengatur penyajian peta

rencana tata ruang, sedangkan sub zona dibagi sesuai

ketentuan dan pada peta diberi keterangan dengan

sistem kode.

2. Peta jaringan prasarana a. Peta rencana jaringan pergerakan, menggambarkan seluruh

jaringan primer dan jaringan sekunder pada wilayah

perencanaan yang meliputi jalan arteri, jalan kolektor, jalan

lokal, jalan lingkungan, dan jaringan jalan lainnya yang tidak

termasuk dalam jaringan pergerakan yang direncanakan

dalam RTRW;

b. Peta rencana energi/kelistrikan, menggambarkan seluruh

jaringan sub-transmisi, jaringan distribusi primer (SUTUT,

SUTET, SUTT),jaringan distribusi sekunder, jaringan pipa

minyak/gas bumi, dan seluruh bangunan pendukung lain

yang termasuk dalam jaringan-jaringan tersebut;

c. Peta rencana pengembangan jaringan telekomunikasi

memuat rencana pengembangan infrastruktur dasar

telekomunikasi berupa lokasi pusat otomatisasi sambungan

D R A F T

Page 34: Modul Validasi Peta Rencana Tata Ruangtataruang.big.go.id/modul/rdtr/Modul Supervisi Peta Tematik... · MODUL KELENGKAPAN DATA TEMATIK ... Playgroup, SLB dan sarana pendidikan informal

3

telepon; jaringan telekomunikasi telepon kabel (dari jaringan

kabel primer hingga jaringan kabel sekunder) termasuk

penyediaan stasiun telepon otomat, rumah kabel, dan

kotak pembagi; kebutuhan penyediaan telekomunikasi

telepon selular termasuk infrastruktur telepon nirkabel

berupa lokasi menara telekomunikasi termasuk menara

Base Transceiver Station (BTS); dan sistem jaringan televisi

kabel seperti stasiun transmisi dan jaringan kabel distribusi;

d. Peta rencana pengembangan jaringan air minum memuat

sistem penyediaan air minum wilayah perencanaan

mencakup sistem jaringan perpipaan dan bukan jaringan

perpipaan, bangunan pengambil air baku, seluruh pipa

transmisi air baku dan instalasi produksi, seluruh pipa unit

distribusi hingga persil, seluruh bangunan penunjang dan

bangunan pelengkap, dan bak penampung;

e. Peta rencana pengembangan jaringan drainase memuat

rencana jaringan drainase primer, sekunder, tersier,

lingkungan, dan apabila kondisi topografi wilayah

perencanaan berpotensi terjadi genangan maka

digambarkan pula pada peta terkait lokasi kolam

retensi/sistem pemompaan/pintu air;

f. Peta rencana pengembangan jaringan air limbah memuat

seluruh sistem pembuangan on site dan/atau off site di

wilayah perencanaan beserta seluruh bangunan pengolahan

air limbah; dan

g. Peta rencana jaringan prasarana lainnya yang disesuaikan

dengan kebutuhan wilayah perencanaan, misal peta rencana

jalur evakuasi bencana .

3. Peta Sub BWP yang

diprioritaskan penanganannya

a. Skala peta 1:5.000, bila tidak dapat disajikan secara utuh

dalam 1 lembar kertas, peta disajikan beberapa lembar.

Pembagian lembar penyajian peta harus mengikuti NLP

peta RBI skala 1:5.000;

b. Pada setiap lembar peta harus dicantumkan peta indeks dan

nomor lembar peta yang menunjukkan posisi lembar peta

yang disajikan di dalam wilayah perencanaan secara

keseluruhan; dan

c. Peta memuat delineasi lokasi yang diprioritaskan

penanganannya pada wilayah perencanaan.

Album peta secara fisik memang terpisah dari dokumen peraturan daerah rencana tata

ruang, namun secara fungsi masih merupakan lampiran dokumen peraturan daerah

rencana tata ruang tersebut.

B. Tahapan Pemeriksaan Penyajian Peta Rencana Tata Ruang

Peta rencana tata ruang merupakan hasil perumusan rencana tata ruang yang telah

disusun pada dokumen materi teknis atau studi yang dilakukan dengan analisis spasial

maupun non spasial. Hasil rumusan tersebut digambarkan dalam peta agar memiliki

referensi geografis sehingga bisa diterapkan. Agar tidak menimbulkan perbedaan

penafsiran dalam penerjemahan, maka peta rencana tata ruang harus dibuat dengan

mengikuti standar yang ada. Dalam hal ini, Badan Informasi Geospasial juga harus

melakukan validasi peta rencana tata ruang yang disusun agar kualitas produk rencana

D R A F T

Page 35: Modul Validasi Peta Rencana Tata Ruangtataruang.big.go.id/modul/rdtr/Modul Supervisi Peta Tematik... · MODUL KELENGKAPAN DATA TEMATIK ... Playgroup, SLB dan sarana pendidikan informal

4

tata ruang yang akan disahkan menjadi peraturan hukum tetap terjaga. Berikut adalah

langkah-langkah dalam melakukan validasi penyajian peta rencana tata ruang:

1. Cakupan

Penyajian rencana tata ruang dibedakan berdasarkan skalanya. Khusus pada

peta pola ruang, penyajiannya dibuat dalam satu lembar peta yang memuat wilayah

perencanaan secara utuh serta penyajiannya dibuat terpotong berdasarkan Nomor

Lembar Peta (NLP) pada peta Rupabumi sesuai skalanya. Pencetakan peta pola

ruang sesuai skala dasarnya perlu dipertahankan agar batasan deliniasi pola ruang

sebagai arahan pemanfaatan ruang dapat terlihat dengan jelas.

Pada peta wilayah perencanaan utuh, skala peta akan mengikuti luas wilayah

dengan ukuran kertas A1. Satuan perencanaan RDTR ada yang dibuat berdasarkan

batas administrasi, ada pula yang berdasarkan fungsi kawasan perkotaan. Maka

skala tampilan peta RDTR disesuaikan dengan luas area muka peta pada lembar

A1. Untuk tampilan peta wilayah perencanaan utuh setiap daerah memiliki skala yang

berbeda-beda.

Sedangkan pada peta berdasarkan NLP, disesuaikan dengan skala peta dasar

yang diacu. Peta RDTR setiap NLP memiliki skala 1:5.000 yang dicetak pada kertas

A1. Penomoran setiap lembar peta disesuaikan dengan penomoran peta RBI pada

skala yang diacu. Jumlah cetakan peta NLP berbeda-beda tergantung luas wilayah

perencanaan.

2. Kesesuaian Informasi dalam Peta dengan Legenda

Untuk memudahkan membaca muka peta maka terdapat legenda yang

menjelaskan tiap simbol dan warna pada muka peta. Simbol dan warna cukup

beragam tergantung banyaknya klasifikasi objek yang dipetakan. Namun setiap peta

rencana tata ruang tidak selalu memiliki semua klasifikasi objek yang ada. Sebagai

contoh peta RDTR Kota Salatiga tidak memiliki deliniasi kawasan industri yang

merupakan bagian dari kawasan budidaya, maka dalam legenda tidak perlu

dimunculkan keterangan area yang menunjukkan warna kawasan industri.

Kemudian pada peta berdasarkan NLP, pewarnaan pada legenda juga

disesuaikan dengan muka peta yang ditampilkan. Sebagai contoh pada peta RDTR

Kota Salatiga pada Nomor Lembar 1408-5243D terdapat zona Ruang Terbuka Hijau

(RTH) maka legenda lembar tersebut terdapat simbol warna untuk RTH, berbeda

dengan Nomor Lembar 1408-5246B yang tidak terdapat zona RTH maka pada

legenda lembar tersebut tidak perlu diberi simbol warna untuk RTH. Hal ini perlu

dilakukan agar terdapat kesesuaian antara informasi antara muka peta dengan

legenda sehingga peta lebih informatif.

D R A F T

Page 36: Modul Validasi Peta Rencana Tata Ruangtataruang.big.go.id/modul/rdtr/Modul Supervisi Peta Tematik... · MODUL KELENGKAPAN DATA TEMATIK ... Playgroup, SLB dan sarana pendidikan informal

5

3. Inzet

Terdapat 2 jenis inzet pada penyajian peta rencana tata ruang, yaitu:

▪ Cakupan peta wilayah perencanaan utuh

Pada peta yang mencakup wilayah perencanaan secara utuh hanya ada satu

inzet yang menerangkan posisi wilayah perencanaan terhadap unit wilayah yang

lebih luas. Pada peta RDTR menerangkan posisi wilayah perencanaan terhadap

kabupaten/kota dengan batas kabupaten/kota, kecamatan, kelurahan/desa di

sekitarnya.

▪ Cakupan peta berdasarkan NLP

Pada peta cakupan berdasarkan NLP selain terdapat inzet berdasarkan wilayah

perencanaan utuh, ditambahkan inzet yang menerangkan posisi NLP pada

wilayah perencanaan. Penggambaran inzet disesuaikan dengan potongan NLP

sehingga kita mengetahui posisi NLP yang ditampilkan pada muka peta tersebut

terhadap wilayah perencanaan.

Aturan umum penggambaran inzet peta adalah diberi keterangan asosiasi NLP,

nama administrasi, nama unsur alam penting, diberi informasi nama Bagian Wilayah

Perencanaan (BWP), dan Sub BWP. Selain itu, kedua inzet juga diberi grid dan

graticule dengan interval yang sesuai berdasarkan estetika. Grid digambarkan dalam

bentuk tick, sedangkan graticule dalam bentuk garis berwarna biru.

4. Grid dan Graticule

a. Grid

▪ Cakupan peta wilayah perencanaan utuh

Grid digambarkan dengan interval yang proporsional tergantung pada

bentuk layout peta:

- Lembar peta landscape

Jumlah tick mark sebanyak 5 – 8 ke kanan dan 5 – 8 ke bawah.

- Lembar peta landscape memanjang

Jumlah tick mark sebanyak 5 – 9 ke kanan dan 4 – 6 ke bawah.

D R A F T

Page 37: Modul Validasi Peta Rencana Tata Ruangtataruang.big.go.id/modul/rdtr/Modul Supervisi Peta Tematik... · MODUL KELENGKAPAN DATA TEMATIK ... Playgroup, SLB dan sarana pendidikan informal

6

- Lembar peta portrait

Jumlah tick mark sebanyak 4 – 6 ke kanan dan 5 – 9 ke bawah.

▪ Cakupan peta berdasarkan NLP

Grid digambarkan dengan interval tiap 500 m, dan diberi label angka.

Ketentuan umum penggambaran grid adalah dalam bentuk tick mark dengan

warna hitam. Satuan grid dalam singkatan Bahasa Indonesia, yaitu Meter Timur

(mT) dan Meter Utara (mU).

b. Graticule

▪ Cakupan peta wilayah perencanaan utuh

Graticule digambarkan dengan interval yang proporsional tergantung pada

bentuk layout peta:

- Lembar peta landscape

Jumlah tick mark sebanyak 6 – 8 ke kanan dan 6 – 8 ke bawah.

- Lembar peta landscape memanjang

Jumlah tick mark sebanyak 7 – 10 ke kanan dan 5 – 7 ke bawah.

- Lembar peta portrait

Jumlah tick mark sebanyak 5 – 7 ke kanan dan 7 – 10 ke bawah.

▪ Cakupan peta berdasarkan NLP

Grid digambar dengan interval tiap 15” (detik).

Ketentuan umum penggambaran graticule adalah dalam bentuk garis dengan

warna biru dan diberi label angka. Satuan graticule dalam singkatan Bahasan

Indonesia, yaitu Lintang Utara (LU), Lintang Selatan (LS), dan Bujur Timur (BT).

5. Sumber Peta

Rencana tata ruang agar dapat diterapkan nantinya akan disahkan dalam

bentuk peraturan hukum seperti Peraturan Pemerintah pada rencana tata ruang yang

menjadi tanggung jawab pemerintah pusat, dan Peraturan Daerah pada rencana tata

ruang yang menjadi tanggung jawab pemerintah daerah. Maka peta rencana tata

ruang yang akan menjadi produk hukum harus memiliki sumber yang jelas agar bisa

dipertanggungjawabkan. Peta rencana tata ruang merupakan sintesa dari berbagai

sumber baik bersifat spasial maupun non spasial.

Dalam database peta rencana tata ruang harus lengkap mulai dari sumber

data, peta dasar, peta tematik, dan peta rencana. Setiap tahapan peta tersebut perlu

dicantumkan sesuai masukan peta yang digunakan. Sumber data utama apabila

menggunakan peta RBI perlu dicantumkan peta RBI skala dan tahun pembuatan

tertentu. Apabila sumber data bukan dari peta RBI atau peta RBI yang dilakukan

update dengan citra satelit atau foto udara perlu dicantumkan jenis citra satelit atau

foto udara dan tahun akuisisi data. Kemudian perlu dijelaskan sudah dilakukan

D R A F T

Page 38: Modul Validasi Peta Rencana Tata Ruangtataruang.big.go.id/modul/rdtr/Modul Supervisi Peta Tematik... · MODUL KELENGKAPAN DATA TEMATIK ... Playgroup, SLB dan sarana pendidikan informal

7

koreksi geometris dan tahun pelaksanaannya. Sumber peta dasar yang penting

untuk dimasukkan, antara lain peraturan terkait penetapan batas wilayah

administrasi baik batas kabupaten/kota maupun batas yang ada dalam

kabupaten/kota, sumber data bathimetry bila akan ditampilkan pada peta, dan

sebagainya. Pada data tematik dicantumkan sumber perolehan data yang biasanya

dari instansi wali data. Pada bagian peta rencana ditambahkan hasil analisis yang

dilakukan pada tahun tertentu.

6. Keterangan / Disclaimer

Disclaimer perlu dicantumkan apabila terdapat sumber data yang belum jelas

dasar hukumnya atau penggambarannya (posisi geometris) belum bisa dipastikan.

Terdapat dua hal pada peta rencana tata ruang yang sering kali perlu dicantumkan

disclaimer, yaitu terkait penggambaran batas wilayah administrasi apabila statusnya

masih indikatif atau belum memiliki acuan hukum yang resmi, serta peta rencana

jaringan infrastruktur yang masih bersifat indikatif penarikan garis dan lokasinya.

Penambahan disclaimer tidak menutup kemungkinan selain kedua hal tersebut di

atas.

7. Batas Administrasi

Batas administrasi perlu digambarkan dengan simbol yang jelas untuk

membedakan batas perencanaan dan batas administrasi. Garis batas yang

ditampilkan disesuaikan ketebalannya sesuai hirarki yang meliputi batas provinsi,

kabupaten/kota, kecamatan, desa/kelurahan, batas BWP, Sub BWP, dan Blok sesuai

dengan peraturan yang disepakati.

SUMBER PETA DAN RIWAYAT PETA:

- Peta dasar dibuat berdasarkan interpretasi citra satelit resolusi tinggi

WorldView2 perekaman tahun 2016, koreksi geometris tahun 2016,

survei kelengkapan lapangan tahun 2016.

- Batas administrasi Kota Bontang dengan Kabupaten Kutai Kartanegara

dan Kabupaten Kutai Timur berdasarkan Permendagri No. 25

Tahun 2005.

- Peta bathimetry berdasarkan peta LPI skala 1:50.000.

- Peta kehutanan berdasarkan SK Kemenhut No. 718 Tahun 2014.

- Hasil analisis tim penyusun RDTR Kota Bontang, 2016.

KETERANGAN:

- Peta ini bukan referensi resmi mengenai garis-garis batas administrasi,

baik batas antara Kota Malang dengan Kabupaten Malang maupun batas

di dalam Kota Malang.

- Penggambaran peta rencana jaringan prasarana bersifat indikatif. D R

A F T

Page 39: Modul Validasi Peta Rencana Tata Ruangtataruang.big.go.id/modul/rdtr/Modul Supervisi Peta Tematik... · MODUL KELENGKAPAN DATA TEMATIK ... Playgroup, SLB dan sarana pendidikan informal

8

RSNI Penyajian Peta RDTR

8. Notasi / Label

Label yang menerangkan unsur alam dan unsur penting lainnya seperti nama

laut, sungai, jalan, administrasi, dan sebagainya disesuaikan dengan format

penulisan pada lampiran RSNI tentang Spesifikasi Penyajian Peta RTRW Provinsi,

Kabupaten, Kota di mana ukuran huruf dibuat proporsional. Penyebutan label nama

BWP, Sub BWP, dan Blok dengan ukuran yang menyesuaikan hirarki.

Penggambaran zonasi pola ruang pada RDTR selain dibedakan dengan warna, juga

disertakan dengan notasi huruf agar mudah dibaca, karena klasifikasinya yang

beragam. Notasi dicantumkan pada muka peta ukurannya disesuaikan agar tidak

mengganggu tampilan muka peta.

9. Pewarnaan dan Simbolisasi

Objek pada peta digambarkan dalam 3 jenis, yaitu titik, garis, dan area. Pada

peta pola ruang, penggambaran objek hanya berupa area sesuai klasifikasi

pemanfaatan ruang. Sedangkan pada peta struktur ruang dan rencana jaringan

infrastruktur dapat digambarkan dalam bentuk titik, garis, dan area sesuai kebutuhan.

D R A F T

Page 40: Modul Validasi Peta Rencana Tata Ruangtataruang.big.go.id/modul/rdtr/Modul Supervisi Peta Tematik... · MODUL KELENGKAPAN DATA TEMATIK ... Playgroup, SLB dan sarana pendidikan informal

9

Sebagai contoh pada Peta Struktur Ruang RDTR rencana Tempat Pembuangan

Sampah (TPS) digambarkan dalam wujud titik, rencana distribusi listrik digambarkan

dalam wujud garis, rencana pengolahan air bersih dapat digambarkan dalam bentuk

area. Sedangkan pada kawasan strategis penggambaran objek juga dapat berupa

titik, garis, atau area sesuai dengan kebutuhan. Pewarnaan dan simbolisasi peta

rencana tata ruang mengikuti ketentuan yang disepakati. Pada peta RDTR

simbolisasi mengikuti RSNI tentang Spesifikasi Penyajian Peta RDTR dan

pewarnaan mengikuti Permen PU Nomor 20 Tahun 2011.

RSNI Penyajian Peta RDTR

10. Format File

Penyajian peta rencana tata ruang yang siap cetak dibuat dengan format PDF

atau JPG agar mudah dibuka pada dan tidak merusak file tata letak peta yang telah

disusun. Agar peta yang dicetak memiliki tampilan yang bagus atau resolusi yang

cukup sehingga tidak menyebabkan gambar yang blur, maka standar resolusi dalam

PDF atau JPG perlu diperhatikan. Standar pencetakan peta pada kertas ukuran A1

memiliki resolusi file minimal 300 dpi.

11. Lain-lain

Pada bagian lain-lain ini menjelaskan ketentuan dalam pemeriksaan

penyusunan peta rencana tata ruang yang belum disebutkan pada poin sebelumnya.

Berikut adalah ketentuan lain-lain:

a. Ukuran muka peta dan indeks tepi peta

Ukuran muka peta secara teknis dapat mengacu pada Lampiran B, Nomor 3

tentang Ketentuan Teknis, RSNI Spesifikasi Teknis Penyajian Peta RDTR.

D R A F T

Page 41: Modul Validasi Peta Rencana Tata Ruangtataruang.big.go.id/modul/rdtr/Modul Supervisi Peta Tematik... · MODUL KELENGKAPAN DATA TEMATIK ... Playgroup, SLB dan sarana pendidikan informal

10

b. Tata letak indeks tepi peta

Ukuran muka peta secara teknis dapat mengacu pada Lampiran B, Nomor 3

tentang Ketentuan Teknis, RSNI Spesifikasi Teknis Penyajian Peta RDTR.

c. Ukuran dan jenis huruf pada indeks tepi peta

Ukuran muka peta secara teknis dapat mengacu pada Lampiran B, Nomor 3

tentang Ketentuan Teknis, RSNI Spesifikasi Teknis Penyajian Peta RDTR.

D R A F T

Page 42: Modul Validasi Peta Rencana Tata Ruangtataruang.big.go.id/modul/rdtr/Modul Supervisi Peta Tematik... · MODUL KELENGKAPAN DATA TEMATIK ... Playgroup, SLB dan sarana pendidikan informal

11

d. Reproduksi

▪ Pencetakan

Ukuran kertas yang digunakan dalam mencetak adalah ukuran A1, diberi

offset dengan luas cetakan (printing area) maksimum 640 x 910 mm.

▪ Lembar khusus

Penambahan cakupan lembar ke samping kiri atau ke kanan dan ke atas

atau ke bawah dapat dilakukan secara proporsional.

e. Bagian pengesahan peta

Bagian pengesahan peta biasanya hanya terdapat pada peta yang menjadi

lampiran langsung di dokumen rencana tata ruang yang meliputi peta pola ruang,

peta struktur ruang dan jaringan infrastruktur, dan peta BWP prioritas.

f. Penampilan bangunan pada peta rencana

Khusus pada peta RDTR, peta dasar skala 1:5.000 sudah terlihat bentuk

bangunan. Pada peta pola ruang dan zonasi tidak perlu ditampilkan bentuk

bangunan, karena bangunan yang terdigitasi adalah bangunan eksisting

sedangkan pola ruang dan zonasi berupa deliniasi peruntukan rencana 20 tahun

ke depan.

D R A F T

Page 43: Modul Validasi Peta Rencana Tata Ruangtataruang.big.go.id/modul/rdtr/Modul Supervisi Peta Tematik... · MODUL KELENGKAPAN DATA TEMATIK ... Playgroup, SLB dan sarana pendidikan informal

Tanggal: Nama Petugas QC:

NO PENGECEKAN DETAIL SESUAI/TIDAK KETERANGAN

Peta rencana utuh

Peta rencana per NLP

Penomoran NLP berdasarkan peta RBI

2 Legenda Peta Kesesuaian muka peta dengan legenda

Inzet cakupan peta utuh

Inzet per NLP

Kesesuaian asosiasi

Grid dan Graticule

Interval, bentuk, dan penulisan pada cakupan utuh

Interval, bentuk, dan penulisan pada cakupan per NLP

Sumber peta dasar

Sumber peta tematik

Sumber lain (hasil analisis)

Disclaimer tentang batas adminitrasi

Disclaimer tentang penggambaran rencana jaringan prasarana

7 Batas administrasi Pengambaran batas sesuai ketentuan

Notasi unsur dasar

Notasi nama BWP, SubBWP, Blok, SubBlok

Notasi kode sub zona

Pewarnaan zona sesuai Permen PU No 20 Tahun 2011

Simbolisasi sesuai RSNI Penyajian Peta RDTR

Format PDF / JPG, resolusi minimal 300 dpi

Ukuran muka peta dan indeks tepi

Tata letak indeks tepi

Ukuran dan jenis huruf indeks tepi

Reproduksi

Bagian pengesahan

Tidak menampilkan bangunan

: Diterima / Ditolak *)

:

Keterangan:

*) Pilih Salah satu yang sesuai

QC R-

ALBUM

RDTR

Formulir QC R-ALBUM RDTR

QC ke- .....

QC Kualitas Album Peta

Nama Rencana Tata Ruang :

Nama Penyedia Jasa / Pelaksana Pekerjaan:

5 Sumber Peta

6Keterangan /

Disclaimer

1 Cakupan

3 Inzet

4 Grid & Graticule

8 Notasi / Label

Hasil Penilaian Tim QC

CATATAN : (komentar/permasalahan/penjelasan)

Tanggal Akhir QC :

10

Petugas QC :

Koordinator QC

Pewarnaan dan

Simbolisasi9

Lain-lain11

Format file

D R A F T