Modul Training Legislatif 1 (TL 1) FL2MI

60
MODUL TRAINING LEGISLATIF 1 FORUM LEMBAGA LEGISLATIF MAHASISWA INDONESIA PENYUSUN: TIM PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SDM FL2MI 2013

description

FL2MI

Transcript of Modul Training Legislatif 1 (TL 1) FL2MI

Page 1: Modul Training Legislatif 1 (TL 1) FL2MI

MODUL TRAINING LEGISLATIF 1

FORUM LEMBAGA LEGISLATIF MAHASISWA INDONESIA

PENYUSUN: TIM PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SDM FL2MI

2013

Page 2: Modul Training Legislatif 1 (TL 1) FL2MI

DAFTAR ISI DAFTAR ISI PENDAHULUAN KATA PENGANTAR TOKOH NASIONAL KORDINATOR PUSAT FL2MI 2013 KORDINATOR BIDANG PPSDM FL2MI PUSAT 2013 Bagian I. Pengantar Modul Bagian II. FL2MI

1. Sejarah Forum Lembaga Legislatif Mahasiswa Indonesia 2. Hasil Musyawarah Nasional FL2MI 2012 Unsri

a. LPJ FL2MI 2012 b. Piagam FL2MI c. Kordinator Pusat FL2MI d. Rekomendasi-Rekomendasi Munas FL2MI

3. Hasil Musyawarah Kerja Nasional FL2MI 2013 UI a. Grand Desain FL2MI b. Pembahasan Komisi c. Struktur FL2MI

Bagian III Tata Cara Bersidang

1. Pengertian Persidangan 2. Bentuk-Bentuk Persidangan 3. Unsur-Unsur Persidangan 4. Unsur-Unsur Pelaksana Persidangan 5. Tugas Pelaksana Persidangan 6. Penggunaan Palu 7. Syarat-Syarat Persidangan 8. Istilah-Istilah Dalam Memotong Pembicaraan 9. Letak Tempat

Bagian IV Legal Drafting REFERENSI BIODATA PENYUSUN

Page 3: Modul Training Legislatif 1 (TL 1) FL2MI

PENDAHULUAN

Puji Syukur kami ucapkan Kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyusun buku modul Training Legislative 1 FL2MI.

Dengan selesainya Buku ini, kami mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang terlibat dalam penyusunan Buku ini. Kami menyadari bahwa sebagai manusia biasa kami tidak luput dari kekurangan dan kesalahan.

Untuk itu, kami dengan senang hati menerima segala kritikan dan saran yang membangun demi kesempurnaan modul ini.

Akhir kata, kami mengucapkan agar buku ini bermanfaat bagi anggota FL2MI dan aktifis kampus yang memerlukannya.

Bogor, Maret 2013 Penyusun

Page 4: Modul Training Legislatif 1 (TL 1) FL2MI

KATA PENGANTAR

“WEJANGAN DARI KORPUS(ASOK)”

Assalamu’alaikum wr wb. Hidup Mahasiswa ! Viva Legislativa ! Sejarah pergerakan mahasiswa kembali menemukan salah satu identitasnya. Identitas gerakan mahasiswa yang fokus terhadap pengawasan parlemen nasional Republik Indonesia (DPR RI). Gerakan mahasiswa yang saya maksud disini menjelma menjadi gerakan mahasiswa yang menghimpun diri dalam wadah bersama dengan nama Forum Lembaga Legislatif

Mahasiswa Indonesia (FL2MI). FL2MI sebagaimana hasil mukernas V di Universitas Indonesia, mengikrarkan diri untuk fokus mengawal DPR RI. Pengawasan terhadap pelaksanaan fungsi legislasi DPR, pengawasan terhadap fungsi budgeting DPR, dan pengawasan terhadap kinerja pengawasan anggota dewan mutlak dibutuhkan saat ini dan sampai kapanpun . Hal ini karena tetes tinta mereka mengatur kita kawan-kawan. Maka kita tidak boleh lengah untuk mengawal mereka sampai benar-benar mereka menjalankan amanah nya dengan sempurna. Fenomena bolos anggota dewan, ini sangat miris untuk kita perhatikan. Sebetulnya hal ini tak perlu terjadi. Sebagai legislator muda, kita kontrol Parlemen Nasional kita untuk Indonesia lebih berdaya. Menjawab kebutuhan diatas, maka perlu kiranya untuk membekali para legislator-legislator muda dengan skill yang mumpuni. Untuk itu, pengurus pusat FL2MI melalui bidang Pelatihan dan Pengembangan SDM (PPSDM), menerbitkan modul panduan pelaksanaan Training Legislatif untuk yang pertama dan pertama kalinya ada dalam sejarah FL2MI.

Page 5: Modul Training Legislatif 1 (TL 1) FL2MI

Adanya modul ini sangat penting bagi kelangsungan pergerakan mahasiswa di bidang legislatif khususnya (FL2MI). Untuk itu hal terpenting selanjutnya adalah menyukseskan Training Legislatif 1 (TL1) di setiap kampus-kampus yang ada lembaga legislatifnya, untuk selanjutnya dapat berkontribusi dalam TL2 dan TL3 di momen berikutnya. Selamat atas terbitnya modul TL1, semoga berkah dan berguna untuk FL2MI dan Indonesia tercinta. Hidup Mahasiswa! Viva Legislativa! KorpusFL2MI Ahmad Solikin (Ashok) Twitter :@AhmadSolikinn Fb :www.facebook.com/ashok.muhandis Email : [email protected] Blog : ahmadsolikinn.wordpress.com / ahmad_solikin.blog.ugm.ac.id

Page 6: Modul Training Legislatif 1 (TL 1) FL2MI

KATA PENGANTAR

“KATA-KATA SAKTI DARI KORDINATOR BIDANG PPSDM FL2MI (ARIP)”

Assalamualaykumwrwb, salam semangat bagi kawan-kawan FL2MI di seluruh penjuru tanah air,sebuah kebahagianan tersendiri bisa berkenalan dan menyapa temen-temen semua yang berada di lembaga legislatif kampus.Bangsa besar ini sangat merindukan pemuda-pemuda yang aktif,produktif dan cerdas seperti kalian.Peradapan besar ini hanya bisa di emban oleh orang-orang yang besar impian dan manfaatnya. Perkenalkan saya Arip Budhi Hermawan (ABH) dari Dewan Mahasiswa Universitas Sebelas Maret Solo (UNS)sebagai ketua bidang PPSDM FL2MI Pusat. Syukur Alhamdulillah dari bidang PPSDM bisa menyelesaikan dan menerbitkan buku modul training legislatif 1 (TL 1) versi FL2MI.Buku ini berupa panduan tentang pelaksanaan training legislatif yang berikutnya bisa digunakan temen-temen dalam melaksanakan pelatihan tentang kelegislatifan. Harapannya dengan hadirnya buku ini dapat memberikan kesamaan persepsi dalam beberapa hal,yaitu:

1. Penyeragaman kurikulum dalam melaksanakan Training Legislatif 1 2. Penyeragaman Mekanisme tata cara sidang di setiap kampus 3. Memberikan pemahaman kepada pengelola training agar bisa melaksanakan

training sesuai dengan SOP FL2MI 4. Lahir legislator-legislator muda yang mampu membuat aturan ideal yang kelak

bermanfaat bagi bangsa Indonesia Dalam bidang PPSDMS sendiri punya rencananya akan melaksanakan training legislatif secara bertahap ada

1. Training Legislatif 1 (tingkat kampus) 2. Training legislatif 2 (tingkat wilayah) dan 3. Training Legislatif 3 (tingkat Nasional)

Page 7: Modul Training Legislatif 1 (TL 1) FL2MI

Memang buku ini yang pertama kali diterbitkan oleh FL2MI,tentunya ada banyak kekurangan yang kami tuliskan,harapannya temen-temen semua bisa memberikan kritik dan saran.Kami berkeinginan buku ini nanti akan senantiasa ada perbaikan-perbaikan yang nantinya bisa kita gunakan sebagai pedoman untuk seterusnya. Demikian yang bisa kami sampaikan,terimakasih semoga bisa bermanfaat Hidup mahasiswa!!!!!!!! Viva Legislativa!!!!!!!!!! FBArip Budhi Hermawan 085790300919 Twiter @ABHaripbudhi

Page 8: Modul Training Legislatif 1 (TL 1) FL2MI

PENGANTAR

Page 9: Modul Training Legislatif 1 (TL 1) FL2MI

PENGANTAR MODUL

A. PENGEMBANGAN MODUL TRAINING LEGISLATIF 1 FL2MI Modul ini dibuat oleh Pengurus FL2MI bidang Pelatihan dan Pengembangan

SDM yang akan terus dikembangkan dalam rangka pemberian materi serta perbaikan dalam materi Training Legislative 1. Adapun modul ini mengadopsi modul yang telah dibuat oleh beberapa lembaga legislatif kampus yang juga kami kembangkan agar dapat relevan untuk diaplikasikan di Training Legislative 1 FL2MI.

B. TUJUAN MODUL

Modul disusun sebagai panduan bagi anggota FL2MI dalam mengikkuti Training

Legislative 1 FL2MI.

C. MANFAATNYA

Dengan adanya modul ini, diharapkan proses Training Legislative 1 FL2MI berjalan dengan lancar. Selain itu, modul ini diharapkan mampu menambah pengetahuan peserta maupun mahasiswa umum mengenai kelegislatifan.

Page 10: Modul Training Legislatif 1 (TL 1) FL2MI

FORUM LEMBAGA LEGISLATIF MAHASISWA INDONESIA (FL2MI) Setelah mempelajari bagian keFL2MIan ini diharapkan peserta TL 1 dapat mengetahui Sejarah Forum Lembaga Legislatif Mahasiswa Indonesia, Hasil Musyawarah Nasional FL2MI 2012 Unsri, Piagam FL2MI, Kordinator Pusat FL2MI, Rekomendasi-Rekomendasi Munas FL2MI dan Korwil masing-masing wilayah serta Hasil Musyawarah Kerja Nasional FL2MI 2013 UI (Grand Desain FL2MI, Pembahasan Komisi, Struktur FL2MI, Program Kerja FL2MI.

Page 11: Modul Training Legislatif 1 (TL 1) FL2MI

FORUM LEMBAGA LEGISLATIF MAHASISWA INDONESIA

Komunitas Aktivis Mahasiswa yang peduli akan Parlemen Nasional Republik Indonesia. berhimpun dalam satu wadah dengan nama "Forum Lembaga Legislatif Mahasiswa Indonesia".

1. Sejarah Forum Lembaga Legislatif Mahasiswa Indonesia

Berbicara pergerakan mahasiswa seakan tiada habisnya. Melihat sepak terjang pergerakan mahasiswa memang sangat menarik. Jatuh bangun dan turun naiknya pergerakan mahasiswa menunjukkan betapa dinamisnya pergerakan mahasiswa yang ada di Indonesia. Gerakan mahasiswa sebelum dan pasca kemerdekaan, muncul dengan identitasnya yang beragam dalam sejarah panjang Indonesia. Secara garis besar gerakan mahasiswa pada masa sebelum reformasi lebih banyak dipengaruhi oleh kebutuhan mendesak lapangan. Sehingga garapan-garapan isu pun mengikuti perkembangan situasi dan kondisi politik saat itu. Ujungnya terjadi saat reformasi 1998 dengan turunnya Soeharto. Gerakan mahasiswa seakan berjasa besar dalam proses sejarah Indonesia. Hal ini menyebabkan lesunya gerakan mahasiswa pasca reformasi seakan terlena dengan prestasi menurunkan diktator masa itu. Seiring berjalannya waktu gerakan mahasiswa dapat disimpulkan tidak memiliki karakter dan fokus gerakan yang terarah dengan jelas. Termasuk perkumpulan mahasiswa legislative yang belakangan bernama FL2MI pun mengalami masa yang sangat panjang sejak awal kemunculannya untuk menemukan passion sebagai karakter gerakan mahasiswa yang khas dan berdampak efektif pada akhirnya. Karena selama ini, gerakan mahasiswa sekan terkesan serampangan dan sporadis dalam langkah geraknya mengkritisi kebijakan-kebijakan pemerintah yang tidak pro rakyat. Perkumpulan-perkumpulan mahasiswa nasional yang sebetulnya mampu untuk menciptakan sebuah gerakan mahasiswa yang efektif dan berdaya juang, terlihat hanya menjadi ajang eksistensi diri belaka.Maka mulai saat ini setiap elemen gerakan mahasiswa yang ada di Nusantara, berkewajiban untuk menemukan karakteristiknya dalam berjuang membela kepentingan rakyat yang sangat beragam persoalannya.Hal ini untuk menghindari keserampangan dan tumpah tindih peran.

Page 12: Modul Training Legislatif 1 (TL 1) FL2MI

Untuk itulah sejak kemunculan ide membentuk wadah gerakan mahasiswa legislative, sampai terdeklarasikannya FL2MI tahun 2007, untuk pertama kalinya melalui Mukernas FL2MI kelima tercetus lah keputusan yang bersejarah. Keputusan yang menyatakan bahwa FL2MI sesuai namanya memfokuskan gerakan diranah Parlemen baik Nasional maupun daerah.Fokus gerakan mahasiswa lebih ditekan kanpada pengawalan fungsi-fungsi legislasi yang dijalankan Parlemen, advokasi masyarakat, pengawasan kinerja dewan, dan pengawsan terhadap anggaran Negara. Sebelum Kongres/Munas Pertama Minimnya sumber sejarah kelahiran FL2MI, membuat sedikit kesulitan untuk menuliskan ulang sejarahnya. Disini akan kami kompilasikan dari berbagai sumber yang kami dapat. Awal mula kemunculan FL2MI adalah adanya ide untuk membentuk suatu wadah bersama yang menyatukan visi untuk berjuang diranah regulasi (produk hukum) oleh teman-teman DPM KM IPB periode 2003-2004. Dari ide ini ditindak lanjuti berupa suatu pertemuan lembaga legislatif mahasiswa indonesia yang dinamakan Kongres Lembaga Legislatif Mahasiswa Indonesia (KL2MI) yang dilaksanakan selama 3 hari (1-3 Mei 2004) di Bogor (Istana Bogor dan IPB) dengan jumlah peserta lebih dari 25 PT. Pertemuan ini menghasilkan dibentuknya Forum Lembaga Legislatif Mahasiswa Indonesia (FL2MI) yang dideklarasikan tanggal 3 Mei 2004 bertempat di Auditorium Rektorat IPB. Setelah deklarasi ini, forum yang memang sudah ada ini mengalami kemandegan (vakum) dari berbagai kegiatan.Sampai akhirnya di tahun 2007, bulan Februari BPM Unpad mengadakan agenda LADSI (Latihan Dasar Advokasi dan Legislasi) di Universitas Padjajaran Bandung.Dari sinilah mulai muncul ide untuk menghidupkan kembali forum yang telah mati suri. Dari forum LADSI, diadakan pembahasan untuk menghidupkan kembali dan Universitas Syiah Kuala Aceh, ditunjuk sebagai tuan rumah untuk pertemuan resminya yaitu kongres pertama sejak kevakuman. Sampai beberapa bulan belum ada kejelasan, sekitar Juli 2007 ide besar untuk membentuk wadah bersama itu kembali digulirkan dalam pertemuan DPM Se-Indonesia di DPM UII Yogyakarta saat peresmian Student Center UII. Beberapa bulan (sekitar 5 bulan) berlalu tanpa ada kejelasan tentang pelaksanaan persiapan pertemuan di Aceh, maka atas inisiasi beberapa Universitas yang hadir sebelumnya di LADSI, nama FL2MI kembali dilemparkan pada pertemuan di Jogja ini. Tibalah masanya untuk kongres pertama setelah kevakuman, FL2MI kongres di Unsyiah Kuala Banda Aceh bulan September 2007.Dalam Kongres ini disepakati

Page 13: Modul Training Legislatif 1 (TL 1) FL2MI

AD/ART, GBHO, Rekomendasi dan pemilihan perangkat FL2MI. Terpilih pula Universitas Bengkulu, STT Telkom (Kini ITT), dan Universitas Syiah Kuala, sebagai Badan Pengawas dan sebagai koordinator pusat (korpus) terpilih Universitas Indonesia, Universitas Negeri Yogyakarta, dan Universitas Sriwijaya. Setelah Kongres/Munas Pertama Kongres pertama dilanjutkan dengan Mukernas FL2MI di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) sekitar bulan November-Desember 2007.Hadir sekitar 30 lebih Universitas yang telah tergabung dalam FL2MI maupun yang belum dalam Mukernas ini.Mukernas I di UNY ini menyepakati mengangkat isu Pendidikan. Begitu juga dengan wilayah FL2MI yang awalnyaterdiri dari 3 Korwil yakni Sumatera, Banten-Jabar- DKI-Jateng- DIY, Jatim-Bali-Nusa Tenggara. Namun pada Mukernas dimekarkan menjadi 6 Korwil yakni Sumatera, Jawa, Bali-Nusra, Sulawesi, Kalimantan, dan Maluku-Papua. Kongres ke 2 digelar di IT Telkom pada November 2008.Pada kongres ini disepakati menjadikan Pemilu 2009 sebagai isu utama.Kongres kali ini memilih Universitas Udayana (Bali), Universitas Andalas (Padang), dan Universitas Gadjah Mada (Yogyakarta) sebagai Badan Pengawas.Sedang peran Koordinator Pusat terpilih Universitas Syiah Kuala (Banda Aceh), Institut Teknologi Telkom (Bandung), dan Universitas Muhammadiyah Malang (Malang).Kongres ke 2 juga mendeklarasikan KALMI (Keluarga Alumni Legislatif Mahasiswa Indonesia) sebagai wadah bagi alumni FL2MI. Dilanjutkan dengan Kongres ke 3 di Universitas Sebelas Maret solo (UNS) pada bulan November 2009 yang dihadiri sekitar 60 lebih Universitas dari seluruh Indonesia. Kurang maksimalnya konsep dari panitia dan tersendatnya kordinasi antara panitia dengan pengurus FL2MI menyebabkan forum menjadi alot dalam menghasilkan keputusan.Pada akhirnya kongres tidak menghasilkan apapun. Kongres deadlock yang berujung tidak adanya keputusan rekomenadasi Kongres dan gagalnya pemilihan Korpus. Dipenghujung kongres, menyepakati untuk ada pertemuan selanjutnya atau yang disebut Kongres Luar Biasa (KLB).Karena masa kepengurusan sudah berakhir, ditunjuk lah Pjs Korpus untuk melaksanakan KLB. Pada pertemuan itu menghasilkan Universitas Negeri Semarang sebagai Pjs dan Institut Seni Surakarta (ISI) sebagai tuan rumah KLB pada 26 – 29 Februari 2010 di Surakarta.

Page 14: Modul Training Legislatif 1 (TL 1) FL2MI

KLB ISI Solo menghasilkan beberapa keputusan penting bagi perkembangan eksistensi FL2MI. Dinataranya konversi AD/ART ke Piagam FL2MI. Selain itu juga menghasilkan korpus terpilih yaitu UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta sebagai Korpus 1, IAIN Raden Fatah Palembang sebagai Korpus 2 dan Universitas Paramadina Jakarta sebagai Korpus 3. Pemekaran wilayah 3 (Yogyakarta, Jawa tengah, dan Jawa timur) bagian dari rekomenadasi intrenal (keorganisasian) yang kemudian Jatim menjadi wilayah tersendiri (wilayah 4) sejajar dengan wilayah yang lainnya. Didalam Konsideran juga disepakati Musyarawaroh Kerja Nasional ke 3 bertempat di Universitas Negeri Malang. Tapi dari sumber lain mengatakan bahwa Mukernas di laksanakan di Universitas Negeri Surabaya (Unesa) tanggal 26-28 Mei 2010. Entah yang mana terealisasi nyata dari Mukernas ini. Tapi yang jelas dari sini sejarah sudah mulai tertata dengan ternarasikan nya Kongres ke 3 di UNS yang berujung KLB di ISI Surakarta.Terlepas dimana sebenarnya Mukernas yang ke 3 ini. Pada Mukernas ke 3 ini mengahasilkan rekomendasi inernal dan eksternal.Salah satu rekomendasi penting bagi eksistensi FL2MI terhadap masyarakat Indonesia, yaitu audiensi DPR RI dan lembaga-lembaga pemerintah pusat yang terkait. Pasca terselenggaranya Mukernas ke 3 dengan segenap rekomendasinya itu, FL2MI seakan tak jauh beda dengan kepengurusan-kepengurusan sebelumnya yang terkesan mati suri. Dari pertengahan tahun 2010 pasca Mukernas 3, tidak ada kegiatan dan aktivitas yang berarti sampai terselenggaranya Kongres ke 4 di Universitas Mataram (Unram) tanggal 27-30 Oktober 2011. Kongres dihadiri oleh 52 PT dari seluruh Indonesia. Kongres kali ini mengambil tema “Optimalisasi Lembaga Legislatif Mahasiswa” melalui cara “Laksanakan Sumpah Pemuda dengan Kontribusi Nyata Pada Bangsa”. Kongres ke 4 ini menghasilkan keputusan Universitas Diponegoro (Undip) Semarang sebagai Korpus 1 yaitu Saudara Dinul Haq mahasiswa Teknik Geologi Undip 2007 yang juga putra asli Sumbawa. Selain itu juga terpilih sebagai korpus 2 Badan Legislatif yang berasal dari IAIN Sunan Ampel Surabaya, dan Korpus 3 yang berasal dari Universitas Jambi. Kongres di Unram yang berlangsung di Mataram bertujuan menyatukan visi dan misi mahasiswa tentang kinerja dan kebijakan-kebijakan Pemerintahan, menghasilkan rekomendasi dari mahasiswa tentang kebijakan pemerintah diantaranya perlindungan terhadap TKI yang ada dilur negeri, ketahanan pangan, batas negara Indonesia, dll.

Page 15: Modul Training Legislatif 1 (TL 1) FL2MI

Dari kongres ini pula menghasilkan keputusan untuk Mukernas di Universitas Riau (Unri) tanggal 23-26 Februari 2012 dengan peserta kurang lebih 280 orang. Mukernas menghasilkan beberapa keputusan diantaranya : HASIL SIDANG MUKERNAS FL2MI 2012 @ Unri

1. Rekomendasi tahun lalu juga diusulkan agar lebih fokus dalam mekanisme organisasi

a. Lebih mengangkat isu daerah b. Tentang hirarki hukum undang-undang didaerah, lebih berperan dalam

lembaga Legislatif c. Membantu membuat proker

2. Masalah pembuatan website. Membeli domain. (STT Telkom Bandung) 3. Menentukan visi, misi, sistem kerja ingin bottom up 4. Membiarkan Korwil mengurus masalahnya masing-masing 5. Menentukan visi, misi, dan latar belakang yang jelas 6. Penjelasan wilayah (Korwil) 7. Legalitas FL2MI (Undip & Uhamka) 8. Memecah Korwil di Sumatera :

Korwil 1 (SUMBASEL, UNIP) Korwil 2 (SUMBAGUT, UNSYIAH) Korwil 3 (JABODETABEK, UHAMKA) Korwil 4 (JAWA BARAT, IT TELKOM) Korwil 5 (JAWA TENGAH, UNES) Korwil 6 (JAWA TIMUR, UNITRI) Korwil 7 (NTT, UDAYANA) Korwil 8 (KALTIM, UNMUL) Korwil 9 (KALBAR, STKIP KALBAR) ISU NASIONAL Terkait masalah RUU PT,Pj UNPAD. Isu Reformasi Agraria, Pj IPB Mengkritisi dan mengevaluasi kebijakan pemerintah dibidang POLEKSOSBUDHANKAM Setelah Mukernas, agenda FL2MI berikutnya adalah Rakornas di UNDIP Semarang yang sempat membahas tentang Musyawarah Nasional di Universitas Sriwijaya Palembang. Di perkuat lagi dengan Rapat Konsolidasi Nasional di STIAMI Mandala

Page 16: Modul Training Legislatif 1 (TL 1) FL2MI

Jakarta pada awal-awal bulan Ramadhan 2012. Pada pertemuan ini sempat ada sesi sarasehan tentang FL2MI di malam hari untuk membahas apa itu FL2MI, sejarahnya, dan sepak terjangnya selama ini dengan dihadiri mantan korpus dari UIN Jogja, dan Korpus dari Undip yang juga hadir dalam Rakonnas (rapat konsolidasi nasional).

2. Hasil Musyawarah Nasional FL2MI 2012 Unsri a. Piagam FL2MI

PIAGAM FL2MI

FL2MI merupakan Forum Lembaga Legislatif Mahasiswa Indonesia yang di wakili oleh para Ketua atau delegasi dari Lembaga Legislatif di perguruan tinggi se-Indonesia.

Mengingat urgensitas arah pergerakan dan peningkatan peranan lembaga legislatif mahasiswa dalam mengawal laju perkembangan bangsa dan negara,maka untuk itulah perlu adanya forum yang mewadahi lembaga tersebut, yaitu Forum Lembaga Legislatif Mahasiswa Indonesia (FL2MI).

Memperhatikan pencapaian signifikan dan perluasan keanggotaan Forum Lembaga Legislatif Mahasiswa Indonesia (FL2MI) dibentuk di Universitas Syiah Kuala Banda Aceh pada Sabtu 8 September 2007.

Diilhami oleh dan dipersatukan dalam Satu Visi, Satu Misi dan Satu Kesatuan yang Saling Peduli dan Berbagi.

Dipersatukan oleh hasrat dan keinginan bersama untuk memajukan kepentingan, cita-cita, dan aspirasi bersama yang utama demi perbaikan dan sumbangsih untuk Indonesia.

Menjadikan kesetaraan, persaudaraan dan kekeluargaan serta menghormati prinsip-prinsip kedaulatan lembaga, sebagai dasar arah pergerakan. Dasar arah pergerakan merupakan landasan dalam upaya mewujudkan arah kebijakan yang berkesinambungan dalam rangka mencapai tujuan FL2MI. Dasar arah pergerakan ini harus dilakukan secara berencana, menyeluruh, terpadu, terarah, bertahap dan berlanjut untuk memacu kinerja FL2MI dalam memenuhi kepentingan dan kesejahteraan bangsa Indonesia.

FL2MI bertujuan mewujudkan dan membina kekeluargaan antara lembaga legislatif yang berwawasan kerakyatan, memiliki integritas yang tinggi, menjadikan manusia seutuhnya dengan loyalitas dalam bekerja dan totalitas dalam berkarya dan meningkatkan keterampilan anggota legislatif mahasiswa, serta menjalankan peran legislatif sesuai proporsinya.

Page 17: Modul Training Legislatif 1 (TL 1) FL2MI

A. AZAS Forum Lembaga Legislatif Mahasiswa Indonesia (FL2MI) berazaskan Pancasila B. PRINSIP

Prinsip perjuangan Forum Lembaga Legislatif Mahasiswa Indonesia (FL2MI) adalah

a. Ketaqwaan, adalah bahwa pengembangan organisasi kemahasiswaan mengarah pada terbentuknya mahasiswa yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

b. Kebebasan, ialah kebebasan yang dimiliki Anggota Forum Lembaga Legislatif Mahasiswa Indonesia (FL2MI) untuk bertanggung jawab dan mandiri melaksanakan arah kebijakan;

c. Manfaat ialah bahwa segala kegiatan dan usaha Forum Lembaga Legislatif Mahasiswa Indonesia (FL2MI) harus bermanfaat sebesar-besarnya bagi peningkatan kesejahteraan mahasiswa, bagi pengembangan kecendekiawan, dan integeritas nasional menuju keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia;

d. Musyawarah ialah penyelesaian masalah FL2MI dan penyelesaian kenegaraan melalui proses ilmiah, memiliki dasar pemikiran dan argumentasi yang jelas serta bertanggung jawab dalam pemikiran kreatif, korektif, inovatif, dan konstruktif;

e. Independensi ialah ketidakterikatan FL2MI terhadap pihak manapun, baik golongan maupun parpol.

C. KEANGGOTAAN Keanggotaan FL2MI adalah seluruh Lembaga Legislatif Mahasiswa se-

Indonesia yang bersifat terbuka dan tidak mengikat. Penerimaan keanggotaan wajib memenuhi kriteria berikut ini :

1. Kesepakatan untuk terikat dan tunduk pada piagam 2. Kesanggupan dan keinginan untuk melaksanakan kewajiban anggota 3. Pendaftaran dan pemberhentian keanggotaan FL2MI melalui kegiatan-kegiatan

dalam struktur FL2MI. D. KEWAJIBAN DAN HAK

1. Kewajiban Anggota FL2MI a. Menaati dan melaksanakan piagam FL2MI dan/atau aturan-aturan lain

yang berlaku di FL2MI b. Menjaga nama baik FL2MI c. Berkontribusi dalam kegiatan FL2MI

2. Hak Anggota FL2MI a. Mendapat pelayanan dan fasilitas FL2MI b. Memilih dan/atau dipilih sesuai dengan prosedur yang berlaku

Page 18: Modul Training Legislatif 1 (TL 1) FL2MI

c. Berpartisipasi dalam kegiatan FL2MI d. Mengeluarkan pendapat secara lisan dan/atau tulisan.

3. Setiap anggota FL2MI memiliki kewajiban dan hak yang setara berdasarkan piagam ini. E. PERANGKAT-PERANGKAT FL2MI Perangkat-perangkat FL2MI terdiri dari Musyawarah Nasional (Munas), Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas), Musyawarah Luar Biasa, Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil), dan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas). F. MUSYAWARAH NASIONAL

Musyawarah Nasional (MUNAS) FL2MI merupakan Musyawarah pengambilan kebijakan tertinggi FL2MI yang dilaksanakan satu kali setahun. Wewenang dari MUNAS yaitu; 1. Penyampaian Laporan pertanggungjawaban FL2MI yang disampaikan oleh

Korpus. 2. Membahas tentang konstitusi FL2MI jika dianggap perlu. 3. Membahas Garis Besar Haluan Kerja (GBHK) dan Rekomendasi Kerja FL2MI 4. Pemilihan Koordinator Pusat dan Koordinator Wilayah FL2MI. G. MUSYAWARAH KERJA NASIONAL

Musyawarah Kerja Nasional (MUKERNAS) FL2MI diadakan untuk menjabarkan garis besar program kerja FL2MI yang telah tertuang dalam GBHK dan diadakan setelah Munas FL2MI yang diadakan satu kali dalam satu tahun yang tugasnya;

1) Membahas, memberikan kebijakan dan mengambil keputusan atas isu-isu utama yang direkomendasikan dalam Munas FL2MI.

2) Membahas program kerja FL2MI H. MUSYAWARAH LUAR BIASA Musyawarah Luar Biasa FL2MI adalah musyawarah bersama anggota untuk mengambil keputusan tertinggi setelah MUNAS yang dilaksanakan untuk membahas masalah-masalah yang penting dan mendesak berkaitan dengan FL2MI. Pelaksanaan musyawarah luar biasa dapat dilaksanakan jika telah mendapat surat mandat dari minimal50% + 1 dari jumlah koordinator wilayah FL2MI. I. RAPAT KOORDINASI WILAYAH

Rapat Koordinasi Wilayah (RAKORWIL) FL2MI merupakan musyawarah pengambilan kebijakan di tingkat wilayah yang diadakan minimal satu kali dalam setahun.

L. RAPAT PIMPINAN NASIONAL

Page 19: Modul Training Legislatif 1 (TL 1) FL2MI

Rapat Pimpinan Nasional adalah rapat yang dihadiri oleh Koordinator Pusat danKoordinator Wilayah yang dilaksanakan minimal dua kali dalam satu tahun. Rapat Pimpinan Nasional bertugas

1) Mengoordinasikan dan/atau menyempurnakan rekomendasi FL2MI yang dibahas dalam Munas secara komprehensif.

2) Menyusun program kerja FL2MI untuk direkomendasikan pada saat mukernas FL2MI.

3) Membahas dan menyusun laporan pertanggungjawaban FL2MI dari korpus paling lambat dua minggu sebelum pelaksanaan Munas. J. STRUKTUR FL2MI Struktur FL2MI terdiri atas:

1. Koordinator Pusat Koordinator Pusat FL2MI adalah satu orang yang terpilih dalam Musyawarah Nasional FL2MI.

2. Koordinator Wilayah Koordinator wilayah FL2MI adalah satu orang yang terpilih berdasarkan wilayah masing-masing dalam Musyawarah Nasional FL2MI K. PERAN STRUKTUR FL2MI

1. Koordinator Pusat FL2MI berkewajiban membentuk struktur kepengurusan di tingkat pusat, selambat-lambatnya sampai dengan pelaksanaan Mukernas, begitu pula Koordinator Wilayah FL2MI.

2. Secara aktif memajukan dan meningkatkan kepentingan-kepentingan dan kemaslahatan FL2MI, termasuk upaya-upaya membangun koordinasi antar struktur keorganisasian FL2MI melalui inisiatif-inisiatif kebijakan dan kerja sama.

3. Menjamin sentralitas FL2MI dalam pelaksanaan program kerja yang sifatnya nasional, wilayah dan daerah.

4. Memastikan suatu tanggapan yang efektif dan tepat waktu terhadap isu-isu yang mendesak atau situasi-situasi yang kritis yang mempengaruhi FL2MI, termasuk menyediakan jasa-jasa yang baik dan pengaturan-pengaturan lainnya guna menyelesaikan masalah-masalah terkait dengan segera.

5. Mewakili FL2MI dalam memperkuat dan memajukan hubungan yang lebih erat dengan mitra eksternal,

6. Melaksanakan tugas-tugas dan fungsi-fungsi lainnya sebagaimana yang telah dimandatkan

7. Menyikapi isu-isu nasional dan kedaerahan.

Page 20: Modul Training Legislatif 1 (TL 1) FL2MI

L. IDENTITAS FL2MI FL2MI wajib memperkenalkan identitas FL2MI secara bersama-sama dan

mempunyai rasa memiliki antar-mahasiswanya dalam rangka mencapai tujuan, sasaran dan nilai bersama.

M. LAMBANG DAN BENDERA

1. Lambang organisasi berbentuk segitiga berwarna merah bertuliskan Forum Lembaga Legislatif Mahasiswa Indonesia yang disingkat FL2MI.

2. Bendera organisasi berbentuk persegi panjang dengan warna dasar putih dan lambang organisasi di tengahnya.

N. ARTI LAMBANG FL2MI 1. Bentuk segitiga menggambarkan bahwa pertumbuhan FL2MI akan selalu maju dan berkembang tanpa ada batasnya. 2. Segitiga melambangkan bahwa anggota FL2MI generasi penerus yang selalu akan tumbuh mengembangkan Tri Dharma Perguruan Tinggi. 3. Warna putih melambangkan bahwa perjuangan FL2MI memang murni memperjuangkankepentingan rakyat tanpa mementingkan kepentingan kelompok. 4. Warna merah melambangkan keberanian. O. ALUMNI FL2MI

1. Seluruh mantan delegasi Lembaga Anggota yang sudah tidak menjabat lagi pada Lembaga Anggota dinyatakan sebagai ALUMNI FL2MI.

2. Seluruh pengurus yang telah demisioner dinyatakan sebagai Alumni FL2MI 3. Alumni FL2MI berperan dalam memberikan masukan atau konsultasi bagi masalah

yang dihadapi oleh FL2MI.

Page 21: Modul Training Legislatif 1 (TL 1) FL2MI

4. Koordinasi Pusat FL2MI mengkoordinasikan konsultasi dan masukan dari para Alumni untuk dibahas pada tataran terkait.

b. Kordinator Pusat FL2MI Korpus FL2MI periode 2012-2013 adalah Ahmad Solikin. Mahasiswa UGM

yang juga mantan Ketua Senat Mahasiswa KM UGM 2012. Bisa di kontak melalui twitter di @AhmadSolikinn dan facebook di www.facebook.com/ashok.muhandis

c. Rekomendasi-Rekomendasi Munas FL2MI

Rekomendasi-rekomendasi yang berkembang pada saat pembahasan munas adalah rekomendasi tempat mukernas FL2MI yang ditetapkan di UI, Depok dan rekomendasi Munas Fl2MI 2013 yaitu di Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. d. Kordinator Wilayah

Nama Koordinator Wilayah FL2MI Periode 2012-2013 1. Sumater bagian utara : Toni Era Wijaya (Univ. Riau/08126842137) 2. Sumatera bagian selatan : Randi Aditya (Univ. Sriwijaya/ 0852670164) 3. Jabodetabek: Jefri Kristian Bakarbessy (STIAMI Kkt/085341639276-

085695359914) 4. Jawa Barat & Banten : Nidzom Fikri (UIN Bandung/085793790596) 5. Jateng & DIY : Jahirin (STAIN Pekalongan/085642552416) 6. Jawa Timur : Daniel Dwi C. (UNP Kediri/085755728164) 7. Bali Nusa Tenggara : Sahdan (Univ. Mataram/082341036073) 8. Kalimantan Timur, Selatan, dan Utara : Nasaruddin (Univ.

Mulawarman/085250516487) 9. Kalimantan Barat dan Tengah : Nursidi (STKIP PGRI

Pontianak/081250867519) 10. Wilayah Timur : Moh. Yusuf (Univ. Tadulako/085241488981)

LAMPIRAN SK No. 08/SK/FL2MI/XI/2012

3. Hasil Musyawarah Kerja Nasional FL2MI 2013 UI a. Grand Desain FL2MI

GRAND DESIGN FL2MI

A. PENDAHULUAN

Flash back dari kepengurusan 2012, hal yang menjadi sorotan anggota FL2MI bisa kita kelompok kan menjadi :

1. Advokasi kebijakan Pemerintah, ex ; UU PT dan Agraria.

Page 22: Modul Training Legislatif 1 (TL 1) FL2MI

2. Perluasan Jaringan dan anggota FL2MI dalam rangka menambah jumlah

massa yang tergabung dalam FL2MI.

3. Legalitas FL2MI di DIKTI sebagai support system gerakan.

4. Pusat informasi sebagai media bersama, ex; situs resmi, fb, twitter, email.

Keempat hal diatas menjadi isu utama garapan FL2MI tahun 2012. Untuk itu, dalam kepengurusan yang baru ini, dengan melihat hasil dari kepengurusan tahun sebelumnya di harapkan kita bisa mengambil pelajaran dan mengkonsep ulang gerakan FL2MI kedepan.

Berdirinya FL2MI saya pikir sudah cukup jelas di piagam FL2MI. Akan tetapi, untuk benar-benar andil dalam pembangunan Indonesia, perlu sebuah “karakter gerakan” yang membedakannya dengan yang lain. Untuk itu, kedepan FL2MI akan fokus di ranah Parlemen Republik Indonesia.

Dalam rangka menuju gerakan yang efektif, maka perlu sebuah konsep/sistem gerakan yang jelas untuk memudahkan dalam melangkah. Sehingga, yang harus kita hasilkan di FL2MI untuk kedepannya adalah system (konsep) pengelolaan organisasi yang mapan. Sehingga target yang harus kita capai kurang lebih adalah ;

1. Renstra lima tahun

2. Struktur Pusat dan Wilayah

3. Sistem gerakan

B. GRAND DESIGN

Hubungan antara satu komponen dengan komponen lainnya yang saling mempengaruhi untuk mencapai suatu tujuan adalah system, dan tidak berfungsinya salah satu komponen akan merusak system itu sendiri. Sebuah system akan memandu para aktor untuk menjalankan roda organisasi. Kemapanan system akan memudahkan dalam mengelola organisasi, sehingga dengan sendirinya mampu berjalan dengan rapi tidak sporadis.

Dengan mewariskan system, maka penerus-penerus FL2MI tingggal melebarkan sayap gerak FL2MI dan tidak lagi mengurusi masalah-masalah kecil di

Page 23: Modul Training Legislatif 1 (TL 1) FL2MI

tingkat internal FL2MI. FL2MI sebagai kekuatan kontrol sosial & pemerintahan, dengan system yang telah di bangun akan dengan sendirinya berjalan berdasarkan system yang ada.

Grand design ini dimaksudkan sebagai penjaga semangat untuk tetap berkarya ditengah keterbatasan yang kita miliki. FL2MI memiliki potensi yang cukup besar sebagai gerakan mahasiswa ditengah lesunya idealisme mahasiswa dalam perannya sebagai kontrol sosial & pemerintahan. Tidak sedikitnya jumlah kampus di Indonesia dengan lembaga legislatif mahasiswanya, ini satu jumlah yang fantastis untuk sebuah awalan perubahan Indonesia kedepan. Kalau bukan kita siapa lagi yang merubah negeri ini. Ditambah kuatnya persatuan kita di bawah payung yang sama (FL2MI).

Kepengurusan dengan seorang korpus dan struktur dibawahnya, serta seorang korwil dengan struktur dibawahnya, harapannya membuat kinerja organisasi menjadi lebih efektif, ringan dan dapat dengan cepat merespon berbagai kebijakan. Berbeda ketika 3 korpus, untuk membuat kebijakan saja bisa sampai tidak ada keputusan karena beda pandangan. Sekarang, antara pusat dan wilayah masing-masing memiliki ranah kerja yang berbeda antara Nasional dan wilayah. Diperlukan alur komunikasi dan perpaduan system gerak FL2MI dalam bingkai semangat bersama untuk mencapai tujuan yang telah dipiagamkan. Sehingga saling mendukung satu sama lain.

Untuk itu, design yang perlu di bangun mencakup; 1. System Keanggotaan.

Saat ini belum ada kejelasan system keanggotaan di FL2MI. Bagaimana untuk dapat masuk menjadi anggota dari kampus yang belum pernah tergabung, dan bagaimana seandainya ada yang mau keluar, semuanya belum ada kejelasan. Padahal sudah sejak 2007 FL2MI berdiri. Maka yang pertama kali kita selesaikan dan akan terus berguna sampai kedepannya dan kapan pun adalah mekanisme keanggotaan.

Keanggotaan ini akan sangat berguna dan bisa menjadi hal yang fatal. Berguna, dengan jumlah massa yang banyak kita dapat membuat sebuah gerakan bersama yang berpengaruh, efektif, dan mengena. Sebaliknya, akan fatal saat Munas tidak jelas siapa yang punya suara penuh dan siapa yang belum. Saat Munas bisa saja seorang intel yang mengaku dari DPM kampus tertentu masuk asal saja, dan mengacaukan forum yang ada. Dengan keanggotaan yang jelas, diharapkan akan dapat dipertanggung jawabkan segala kebijakan yang dikeluarkan. Saat ini pun

Page 24: Modul Training Legislatif 1 (TL 1) FL2MI

belum jelas kampus mana saja yang telah terdaftar sebagai anggota FL2MI. Untuk itu, FL2MI 2017 adalah FL2MI yang mapan anggotanya dan solid gerakannya. Semoga.

2. Pelatihan dan Pengembangan SDM

Pelatihan dibutuhkan sebagai alat untuk dapat menjalankan peran FL2MI dalam hal kontrol sosial dan kontrol Parlemen Nasional maupun Daerah. Pelatihan ini sekaligus menjadi ajang untuk mengembangkan skill Pengurus dan anggota FL2MI dalam menjalankan perannya. Outputnya, dalam situasi dan kondisi bagaimana pun dan dalam posisi apapun, anggota FL2MI mampu mengawal parlemen dan tau hal apa yang harus dilakukan dalam rangka berpartisipasi menuntaskan reformasi.

Konten-konten pelatihan mengikuti peran dan fungsi dari struktur FL2MI sebagai kerangka gerak FL2MI kedepan. Sebagai contoh,

a. Bidang legislasi

-Pelatihan mencakup pembentukan per-UU/perda, serta bagaimana peran strategis mahasiswa dalam pembentukan per-UU/perda. -pelatihan advokasi hukum per UU/perda (JR, ER, dan LR), dan pelatihan melakukan kajian yang baik dan benar terhadap UU, dst.

b. Bidang pengawasan

pelatihan mencakup bagaimana mengawasai anggaran APBN/APBD, dari pembentukan sampai implementasinya.

c. Bidang Humas dan Media

Pelatihan mencakup bagaimana menjalankan peran kehumasan, dan bagaimana menjalankan peran media, serta pelatihan jurnalistik yang menjadi pilar keempat demokrasi. Pelatihan ini akan menjadi pelatihan yang pertama karena perjalanan FL2MI kedepan menuntut keahlian untuk memainkan peran humas, media dan jurnalistik dari setiap agenda-agenda dan perkembangan kinerja FL2MI guna menguatkan citra FL2MI.

3. Humas & Media Informasi

Memerankan FL2MI di ranah luar dalah tugas dari humas. Bagaimana menjalankan peran dan fungsi humas dengan baik dibutuhkan

Page 25: Modul Training Legislatif 1 (TL 1) FL2MI

skill tersendiri. Maka perlu adanya pelatihan kehumasan dan media yang dilaksanakan diawal sebelum pelatihan-pelatihan yang lain. Sehingga pasca pelatihan kehumasan dan media, mampu menjalankan peran ini dengan baik untuk kinerja-kinerja FL2MI kedepan. Dan citra positif FL2MI mampu dibangun dengan baik, dimana hal itu termasuk kedalam fungsi dari humas.

Media berperan penting dalam arus informasi saat ini. Tanpa media organisasi tidak akan dikenal oleh publik diluar FL2MI. Keberadaan media sebagai pusat informasi FL2MI, penghasil produk media-media lainnya, sangat membantu dalam hal pemantauan kinerja FL2MI dari waktu ke waktu sekaligus sebagai bahan pencitraan FL2MI keluar.

Media berfungsi sebagai sarana transformasi arus informasi dan kebijakan FL2MI ke seluruh khalayak ramai, baik itu dalam hal agenda, propaganda isu, opini, dll. Produk media informasi yang berkualitas perlu skill penguasaan media, dan marketisasi informasi. Skill ini tidak hanya di miliki oleh tim media informasi dari struktur pusat, tapi merata dimiliki oleh SDM di masing-masing kampus anggota FL2MI. Hal ini karena FL2MI sendiri adalah kumpulan dari lembaga-lembaga legislatif kampus. Sarana informasi berupa media sosial fb, twitter, dan web merupakan hal dasar yang harus dikuasai dan diberdayakan dengan maksimal, disamping kemampuan jurnalisme dan menulis.

4. Penyikapan Politik Luar

FL2MI berperan dalam memainkan (bukan mengikuti) isu-isu strategis yang berkembang di masyarakat. Isu-isu sengaja dirancang secara periodik, sehingga jelas output yang akan dicapai. Hal ini dalam rangka mencerdaskan masyarakat lewat pendidikan politik yang membuka kepedulian semua orang (minimal mengasah kepekaan sosial anggota FL2MI). Rancangan isu dapat dilakukan perbulan dan hasilnya di marketisasi secara massif dalam berbagai bentuknya (aksi, propaganda media sosial, Koran, newslater, bulletin, dst).

Dalam berbagai pertemuan Nasional FL2MI, menjadi kesempatan berkumpulnya massa FL2MI untuk minimal menghasilkan penyikapan-penyikapan politik atas isu-isu dan permasalahan yang berkembang di masyarakat. Hasil dari penyikapan dimarketisasi & ditindak lanjuti dengan baik untuk dapat di ketahui dan dipahami oleh publik. Marketisasi

Page 26: Modul Training Legislatif 1 (TL 1) FL2MI

penyikapan politik lewat aksi damai, media-media sosial, web, dan surat kabar harian dimanfaatkan semaksimal mungkin guna mencapai tujuan FL2MI dikenal secara luas. Jika dimungkinkan ditindak lanjuti melalui advokasi sampai tahap yang memberikan pengaruh kuat terhadap objek penyikapan kita (ex; parlemen/pemerintah).

Dari sini akan nyata peran dan fungsi FL2MI dalam ikut mencerdaskan kehidupan bangsa dan memberikan kontribusi melalui gerakan sosial kemahasiswaan. Menjalankan fungsi ini, dibutuhkan bidang sendiri yang fokus keluar FL2MI yaitu Biro Eksternal yang akan bertanggung jawab menjalankan peran kehumasan dan media.

5. Membangun & Merawat Jaringan

Berkembang tidaknya (kalau tidak boleh dikatakan hidup matinya) organisasi bisa dikatakan tergantung dari jaringan yang dimilikinya. Membangun jaringan tidak sebatas dikenal dan kita tau, tetapi sampai dipercaya betul oleh link-link kita. Sehingga akan memudahkan langkah gerak FL2MI dalam berbagai kesempatan. Jaringan kita bangun kedalam dua hal, horizontal dan vertikal.

Horisontal terkait jaringan ke dalam Ikatan Kemahasiswaaan Nasional lainnya di seluruh bidang keilmuan, baik extra maupun intra kampus dan masyarakat. Jaringan vertikal kita bangun link ke parlemen & pemerintahan, media massa, NGO, perusahaan-perusahaan penyandang dana, dan ormas-ormas yang berhubungan dengan gerakan FL2MI, dst. Membangun dan merawat jaringan atas nama FL2MI untuk mengenalkan FL2MI kepada dunia luar. Jaringan perlu diturunkan dan diwariskan (daftar jaringan )kepada pengurus FL2MI yang baru pasca Munas. Sehingga gerak FL2MI benar-benar efektif dengan jaringan yang kuat.

6. Bersatunya Elemen Gerakan Mahasiswa Indonesia

Seluruh elemen gerakan mahasiswa, baik Ikatan-ikatan Mahasiswa Nasional yang ada, semua bersatu di dalam gerakan bersama. Bersama untuk menyatukan potensi, bersama untuk menyikapi permasalahan yang tengah melanda negeri ini, dan bersama untuk menolak lupa akan tugas dan peran kita, mahasiswa sebagai agent of change.

Dalam rangka menuju kesana, maka perlu untuk menyatukan gerakan mahasiswa yang potensinya saat ini berserakan kedalam wadah bersama. Wadah bersama yang terwujud dalam bentuk “Konferensi Mahasiswa Indonesia” (KMI). KMI yang akan konsisten dalam mengawal

Page 27: Modul Training Legislatif 1 (TL 1) FL2MI

reformasi, dan real menjadi bagian dalam memberikan solusi nyata permasalahan Negeri ala mahasiswa.

Disini, FL2MI sebagai lembaga kemahasiswaan yang nota bene perwakilan dalam perlemen mahasiswa di kampusnya masing-masing, menjadi pioneer untuk mengawali itu semua. Pioneer untuk menyatukan seluruh elemen mahasiswa di Indonesia dalam wadah gerakan yang lebih efektif, massif, dan efisien. Sehingga kehadiran mahasiswa kembali diharapkan dan dirindukan masyarakat untuk perubahan yang nyata. Dan disini lah FL2MI diakui oleh seluruh elemen mahasiswa dan masyarakat luas. Persatuan ini mewujud kedalam agenda “Konferensi Mahasiswa Indonesia” yang sifatnya tahunan untuk mengawal reformasi yang saat ini jalan ditempat. Disini FL2MI menaungi semua elemen yang ada, dan menjadi pioneer.

C. RENSTRA 5 TAHUN

Grand design diatas kita turunkan kedalam langkah yang lebih real berupa “rencana strategis”, renstra lima tahunan. Renstra lima tahunan sebagai panduan dalam mencapai design FL2MI. Sehingga lebih mudah strategi pencapaiannya.

Renstra ini bukan berarti kaku harus dicapai hanya untuk tahun itu. Tapi bisa lebih cepat atau malah bisa lebih lambat. Lebih cepat misalnya target tahun 2015 telah tercapai di tahun 2014. Atau sebaliknya, target tahun 2014 baru tercapai di tahun 2015.

Tahapan2 dalam renstra begitu juga, dan logika yang digunakan dalam konteks kesinambungan antar tahapan ini bukanlah ‘meninggalkan’ melainkan ‘menambah’. Artinya, setelah melalui dan mencapai target dalam tahapan pertama dari renstra, bukannya meninggalkan untuk menuju tahapan berikutnya, melainkan setiap tahapan terus berjalan tanpa berhenti. Dan ketika sudah mencapai batas capaian optimum akan menambah tahapan berikutnya.

Kesuksesan melalui sebuah tahapan ditentukan oleh sejauh mana keberhasilan dari tahapan sebelumnya. Dengan kata lain, keseluruhan tahapan tersebut saling berkorelasi secara positif terhadap yang lain. Karena tahapan sebelumnya menjadi dasar berpijak bagi tahapan setelahnya. Dari sini, kita dituntut untuk mengelola setiap tahapan itu dengan cermat dan teliti. Setiap melalui suatu tahapan, hendaknya mengonstruksi aktivitas di dalamnya dengan penuh perhitungan dan kesungguhan. Kelemahan dalam sebuah tahapan berdampak panjang pada kelemahan dalam tahapan yang lain.

Page 28: Modul Training Legislatif 1 (TL 1) FL2MI

Renstra ini kita awali untuk tahun 2013, dan berakhir tahun 2017. Amandemen renstra dilakukan jika target tahun 2017 telah tercapai.

Tahun Target Keterangan

2013 Legalitas DIKTI, Penguatan internal kelembagaan (anggota), Standard Pelatihan dan dikenal oleh ormawa sejenis yg lain (BEM SI, Ikatan2 Kemahasiswaan Nasional), serta dikenal secara luas di masyarakat Indonesia.

- Legal di DIKTI ditarget tahun kepengurusan 2013 tercapai.

- Penguatan internal kelembagaan dengan mekanisme keanggotaan yg jelas, arahan bersama dan gerak bersama terhadap proker yg ada.

- Standard Pelatihan melaui pelatihan, baik wilayah sampai Nasional dg materi yang proporsional dan output yang sama.

- Target tahun 2013 adalah dikenal. Banyak cara utk dapat dikenal. Yg paling mudah adl bikin hal2 yg sifatnya kontroversial. Tapi intinya bagaimana kita bs dikenal haruslah terprogram dg baik. Disini menjadi tugas bersama seluruh kampus anggota. Khususnya wilayah /korwil untuk dapat bergerak dg efektif dalam pengenalan FL2MI di tingkat wilayah (ex dikenal oleh pemprov maupun media2 wilayah,dst). Mengapa harus dikenal? Ini berkaitan dg 3 teori organisasi yg berurutan dikenal, diakui, dan mjd referensi

2014 Diakui dalam gerakan bersama, komunikasi dengan element mahasiswa nasional lainnya (ikatan organisasi mahasiswa sejenis).

- FL2MI setelah dikenal menginjak ke tahap berikutnya yaitu mulai “diakui” oleh element Mahasiswa lain.

- Diakui bahwa kita benar2 ada, dan harus membawa kesan kalau gerakan kita sangat massif, efektif dan teratur. Maka di tahap ini, minimal harus sudah ada jalinan komunikasi dengan elemen ikatan mahasiswa nasional lainnya, semisal BEM SI, dll.

- Hal ini dimaksudkan utk memasifkan advokasi & gerakan massa terhadap isu2 nasional yang strategis bersama partner

Page 29: Modul Training Legislatif 1 (TL 1) FL2MI

kita, karena Indonesia tak dapat dibangun sendirian.

2015 - Menjadi referensi dalam gerakan mahasiswa yg efektif, dan referensi dalam kontrol pemerintahan

- Penjajakan ke element Ikatan Mahasiswa Nasional lainnya.

- Adanya pengakuan dari elemen Ikatan Kemahasiswaan Nasional yang lain karena kita telah matang & mapan dalam model pengelolaan organisasi Nasional yg efektif & berdaya juang

- Kematangan & kemapanan itu mewujud dalam model gerakan kita, seperti dalam hal kontrol pemerintahan (baik pusat maupun daerah). Sehingga gerakan kita tidak hanya sekali gerak habis itu dilupakan. Gerakan kita adalah gerakan yg berkesinambungan.

2016 Mandiri Finansial - Mandiri Finansial menempati pada tahapan tahun ke empat. Mengapa? Sejak tahun pertama renstra ini dibuat (2013), sampai tahun 2016 sudah sangat banyak alumni dari FL2MI.

- Adanya daftar yang pasti dr alumni ini minimal bs menjadi sumber dana tetap (donatur) utk operasional FL2MI dengan kemapanan system yang ada. Sehingga FL2MI benar2 terpercaya dlm pengelolaan dana amanah alumni. Maka perlu adanya forum alumni FL2MI sebagai penguat jaringan FL2MI.

- Selain itu, mandiri finansial bisa dibuat dr mekanisme pendanaan masing2 kampus anggota utk kesuksesan agenda2 FL2MI, ataupun share pengalaman alumni (pewarisan pasca serah terima jabatan korpus/korwil) untuk berbagi tips bagaimana mengakses sumber2 dana yang ada (pemerintah, LSM, perusahaan, individu, dst). Maka perlu aturan terkait masalah pendanaan ini.

2017 Konstitusi Nasional bersama Element Ikatan Mahasiswa Nasional lainnya (KMI sebagai salah satu

- Tahap akhir utk renstra lima tahun ini adalah adanya konstitusi bersama dari semua elemen Ikatan Mahasiswa Nasional lainnya dalam rangka menyatukan gerakan mahasiswa di Indonesia.

Page 30: Modul Training Legislatif 1 (TL 1) FL2MI

instrument keberhasilan ini) Mahasiswa bersatu, rakyat sejahtera bukan lagi slogan yang ilusi semata.

- Disini semua elemen bergabung di bawah payung konstitusi/ piagam bersama untuk menguatkan potensi gerakan mahasiswa yang berserakan, bersatu untuk ambil bagian dalam permasalahan bangsa, sehingga kontribusi mahasiswa benar-benar nyata dalam arus perubahan Indonesia kearah lebih baik.

Renstra dari tahun pertama sampai kelima ini menuntut pengaplikasian yang sungguh-sungguh. Target tahun kelima sesungguhnya dapat kita mulai dari tahun pertama. Walaupun hanya penjajakan paling tidak sudah ada sedikit komunikasi. Begitu juga dari tahapan-tahapan lainnya. Semuanya saling terkait satu sama lain, lebih cepat lebih baik, semoga.

D. PROGRAM KERJA FL2MI

Turunan dari renstra seharusnya adalah program kerja. Tapi proker secara formal di bahas di MUKERNAS. Maka melaui mukernas ini, di harapkan dapat menghasilkan proker FL2MI yang benar-benar bermutu tinggi. Proker mengacu dari struktur pusat FL2MI. Untuk wilayah dapat menyesuaikan dari struktur pusat dalam menjalan peran FL2MI.

Output dari proker adalah adanya time line yang jelas dalam memandu langkah gerak FL2MI agar rapi dan terukur. Dari sini, di harapkan ada keputusan yang final dari mukernas untuk membuat time line proker selama kepengurusan kedepan. Sehingga memudahkan kita dalam mengelola FL2MI.

Proker FL2MI terbagi kedalam proker nasional, wilayah dan daerah. Isi prokernya apa menyesuaikan hasil pembahasan dari mukernas sesuai bidangnya.

E. STRUKTUR PUSAT FL2MI

Sesuai piagam, struktur Pusat dimaksudkan untuk membantu pelaksanaan tugas dan fungsi korpus dalam menjalankan amanahnya. Struktur pusat bertanggung jawab kepada korpus secara langsung, dan korpus bertanggung jawab kepada Musyawarah Nasional. Korwil di wilayah berfungsi untuk membantu kinerja

Page 31: Modul Training Legislatif 1 (TL 1) FL2MI

korpus di wilayahnya masing-masing, dan bertanggung jawab kepada korpus di Munas.

a. Bendahara ; memanajemen keuangan FL2MI dan menajadi pusat keluar

masuk nya pendanaan FL2MI.

b. Sekretaris Jenderal ; sekjend berfungsi sebagai orang kedua/ tangan

kanan korpus dalam menjalankan aktivitas organisasi. Berfungsi juga

menggantikan korpus jika korpus berhalangan dengan mandat dari

korpus. Sekjend membidangi Kesekretariatan (KSK), dan Keuangan

FL2MI.

- KSK ; berfungsi untuk menata administrasi FL2MI baik arsip,

dokumentasi, surat menyurat, kesekretariatan, proposal, dll.

- Divisi Keuangan dan Fundrising

Menjalankan peran pendanaan untuk mendukung operasionalisasi gerak FL2MI. Perlu dibuat SOP untuk menjalankan fungsi ini, dan melibatkan semua anggota untuk berperan.

c. Bidang Eksternal

Bidang eksternal membidangi fungsi humas dan media. Humas; humas disini maksudnya adalah lebih kepada ranah kerja keluar FL2MI, karena ranah internal FL2MI yang berhubungan dengan lembaga-lembaga legislatif kampus di pegang oleh divisi Internal. Fungsinya jelas sebagaimana humas pada umumnya, berhubungan dengan komunikasi publik luar FL2MI, jaringan media nasional, jaringan tokoh nasional, jaringan lembaga-lembaga nasional lainnya, baik parlemen maupun pemerintahan. Humas juga berperan dalam pencitraan FL2MI di mata publik. Media Informasi : mediasi memegang peranan penting dalam proses arus informasi saat ini yang begitu cepat. Organisasi yang lemah dalam penguasaan media akan tersingkir dari percaturan eksistensi organisasi. Organisasi menjadi tidak dikenal oleh publik karena tak pandai memanajemen media informasi. Pengelolaan media yang ada seperti

Page 32: Modul Training Legislatif 1 (TL 1) FL2MI

media sosial fb, twitter, dan web resmi FL2MI menjadi garapan untuk dapat dimaksimalkan. Komisi mediasi berfungsi pula untuk selalu up date informasi terkait parlemen/pemerintahan RI, dan peka akan segala perkembangan isu di masyarakat. Sehingga dapat membantu pusgerak dalam mempropagandakan isu dan hasil kajian pusgerak ke khalayak ramai. Langkah konkrit yang dapat dilakukan diantaranya seperti, pembuatan newsletter, bulletin dua kali satu kepengurusan, dan mengelola program menulis untuk anggota FL2MI dua pekan sekali misalnya. Baik itu tulisan dalam bentuk laporan kegiatan di masing-masing kampus, daerah ataupun wilayah nya, atau dapat juga tulisan dalam bentuk opini, hasil kajian, dll. Program membuat buku dalam satu kepengurusan FL2MI, untuk di bedah di akhir kepengurusan cukup menarik untuk digarap komisi mediasi (untuk hal ini saya insya allah ada jaringan buwat kesana, tinggal eksekusi saja).

d. Bidang Legislasi

Berikutnya menjalankan fungsi kajian per-UU untuk bahan dalam mengajukan perubahan RUU, menolak UU, atau membatalkan UU, atau merevisi nya. Menjalankan fungsi advokasi ke masyarakat untuk menyadarkan akan peran serta masyarakat dalam hal hak-hak yang tidak tertunaikan, dan melakukan riset sebagai bahan kajian akan UU yang dibutuhkan masyarakat, serta berperan juga dalam mencerdaskan kehidupan masyarakat melalui propaganda. Selain itu menjalankan advokasi legal atau hukum terkait JR, ER, dan LR ke pihak-pihak terkait.

e. Bidang Pengawasan

Membidangi pengawasan anggaran APBN/APBD, dan pengawasan kinerja pengawasan dewan. Memantau isu-isu kontemporer dan menyikapi politik luar.

f. Bidang Pelatihan dan Pengembangan SDM

Membidangi pelatihan-pelatihan yang dibutuhkan untuk dapat menjalankan peran dan fungsi FL2MI dalam mengawal parlemen nasional dan daerah. Membuat Term of Referens yang terstandard untuk menghasilkan output pelatihan yang sama walaupun pengisi pelatihan berbeda. Pelatihan ini mencakup pelatihan kehumasan media

Page 33: Modul Training Legislatif 1 (TL 1) FL2MI

dan jurnalistik, pelatihan pembuatan per UU/perda, advokasi hukum, advokasi masyarakat, dan anggaran.

g. Bidang Internal

Membidangi keanggotaan FL2MI. Kampus-kampus yang belum memiliki lembaga legislative, kampus-kampus yang belum tergabung di FL2MI, dan data anggota FL2MI menjadi garapan dari Bidang Internal FL2MI.

b. Struktur FL2MI

Page 34: Modul Training Legislatif 1 (TL 1) FL2MI

3 TATA CARA BERSIDANG

Page 35: Modul Training Legislatif 1 (TL 1) FL2MI

Setelah mempelajari Bagian ini, diharapkan Peserta TL1 mampu mengetahui dan mempraktekkan tentang : Pengertian Persidangan, Bentuk-Bentuk Persidangan, Unsur-Unsur Persidangan, Unsur-Unsur Pelaksana Persidangan, Tugas Pelaksana Persidangan, Penggunaan Palu, Syarat-Syarat Persidangan, Istilah-Istilah Dalam Memotong Pembicaraan, Letak Tempat serta dapat mempraktikan tata cara persidangan berdasarkan Tata cara persidangan FL2MI A. Pengertian Persidangan

Sidang : Adalah suatu pertemuan yang bersifat formal untuk mencapai suatu tujuan. Persidangan : Adalah suatu formal dimana berjumpanya beberapa orang atau lebih yang membicarakan suatu masalah.

B. Bentuk-bentuk Persidangan

Pada dasarnya bentuk dari persidangan terdiri dari Diskusi,Lokakarya, Seminar, Saresehan, Simposium, Konferensi. Adapun pengertian dari Diskusi adalah Bertukar pikiran sejumlah orang untuk membahas suatu masalah secara teratur guna memperoleh nilai-nilai kebenaran masalah. Lokakarya : Sejumlah orang ahli yang membahas suatu masalah sesuai dengan keahliannya. Seminar : Merupakan ajang pembicaraan atau masalah yang ditinjau dari berbagai ahli atau disiplin ilmu. Saresehan : Bertukar pikiran yang biasa dilakukan orang awam yang bersifat sederhana dan tidak ada keputusan tertulis yang berlaku pada masyarakat paguyuban. Simposium : Bentuk bertukar pikiran diantara orang-orang ahli yang bersifat profesional, seperti budayawan, filsafat, seniman, dll. Konferensi : Bertukar pikiran yang bersifat formal yang dilakukan antar organisasi yang harus menghasilkan suatu keputusan seperti pembentukan pengurus baru, dll. Lokakarya/Seminar/Diskusi/symposium/Konferensi : Suatu pertemuan yang bersifat formal yang dilaksanakan oleh cendekiawan untuk merumuskan masalah yang bersifat ilmiah. C. Unsur-unsur Persidangan 1. Tempat/Ruang 2. Peserta 3. Tata Tertib 4. Sekertaris/Notulen 5. Waktu Persidangan 6. Perlengkapan 7. Pimpinan Sidang atau Moderator 8. Keputusan

Page 36: Modul Training Legislatif 1 (TL 1) FL2MI

D. Unsur-unsur Pelaksana Persidangan

1. Diskusi : a. Peserta b. Penceramah c. Pimpinan Sidang/Moderator d. Notulen

2. Lokakarya : a. Peserta para Ahli dalam masalah yang dibahas b. Pemrasaran c. Tim pengaruh

3. Seminar : a. Pimpinan Sidang b. Notulen c. Prasaran d. Tim pembanding

E. Tugas Pelaksana Persidangan

1. Pimpinan sidang/Moderator : a. Sebagai polisi lalulintas pembicaraan atau yang mengatur jalan lalu

lintas pembicaraan b. Menjelaskan tujuan daripada sidang c. Membuka dan menutup jalannya sidang d. Merangkum dan membicarakan serta membacakan hasil sidang

2. Peserta Sidang : a. Diundang oleh penyelenggara sidang b. Peserta berbicara pemecahan masalah ( Problem Solving )

3. Notulen/Sekretaris : a. Mencatat yang penting dari isi pembicaraan b. Membuat laporan hasil persidanga

F. Penggunaan Palu 1. Ketuk palu satu kali :

a. Memindahkan pimpinan sudang b. Skorsing kurang dari 15 menit c. Putusan point demi point

2. Ketuk Palu dua kali : a. Menutup Acara b. Skorsing lebih dari 15 menit

Page 37: Modul Training Legislatif 1 (TL 1) FL2MI

3. Ketuk Palu tiga kali : a. Membuka dan menutup sidang b. Memutuskan ketetapan

G. Syarat-syarat Persidangan 1. Mempunyai jiwa kepemimpinan (LeaderShip) 2. Mempunyai pengetahuan yang luas 3. Berpengalaman, bijaksana, dan bertanggung jawab 4. Memiliki keseimbangan emosi dan sabar

H. Istilah-istilah dalam memotong pembicaraan

1. Point of Order : Memotong pembicaraan yang menyimpang dari topik 2. Point of Information : Memotong pembicaraan untuk memberi informasi 3. Point of Privilage : Memotong pembicaraan yang bersifat pribadi 4. Point of Clarification : Memotong untuk meluruskan 5. Scorsing : Menghentikan jalannya persidangan 6.Intrupsi: Memotong pembicaraan untuk meluruskan/menyampaikan argumentasi 7. Lobbiying : Untuk menyelesaikan maslah secara langsung.

I. Letak Tempat Sidang 1. Huruf U 3. Tapal Kuda 2. Lingkaran 4. Persegi Empat

Page 38: Modul Training Legislatif 1 (TL 1) FL2MI

TATA CARA PERSIDANGAN FORUM LEMBAGA LEGISLATIF MAHASISWA INDONESIA

BAB I

Ketentuan Umum Pasal 1

Sidang adalah forum tertinggi pengambilan keputusan.

Pasal 2 Agenda sidang dapat berupa: (1) Sidang komisi, yaitu sidang yang membahas rancangan keputusan dan ketetapan. (2) Sidang pleno, yaitu sidang yang menghasilkan keputusan dan ketetapan.

BAB II Perangkat Persidangan

Pasal 3 Perangkat Sidang sekurang-kurangnya terdiri dari: (1) Pimpinan Sidang (2) Peserta Sidang (3) Palu Sidang (4) Materi persidangan

Pasal 4 Pimpinan Sidang

(1) Steering Commitee memimpin persidangan sampai terpilihnya pimpinan sidang baru yang berbentuk presidium minimal berjumlah 1 orang dan ganjil

(2) Presidium sidang berjumlah 3 orang dipilih dari peserta utusan melalui mekanisme forum

(3) Pimpinan sidang komisi dipilih dari dan oleh anggota komisi

Pasal 5 (1) Steering Commitee

Page 39: Modul Training Legislatif 1 (TL 1) FL2MI

(a) Memimpin Sidang Pleno I (b) Menyiapkan draft ketetapan-ketetapan sidang (c) Mengarahkan jalannya persidangan selama sidang

(2) Presidium sidang (a) Memimpin sidang pleno selama sidang setelah ditetapkan sebagai

pimpinan sidang oleh Steering Commitee (b) Menetapkan dan mengesahkan hasil sidang-sidang komisi

(3) Pimpinan sidang komisi bertugas memimpin sidang komisi

Pasal 6

PESERTA

(1) Peserta Sidang adalah peserta penuh dan peserta peninjau. (2) Peserta penuh adalah anggota peserta utama (3) Peserta peninjau adalah peserta selain peserta utama. (4) Peserta penuh memiliki hak suara dan hak bicara. (5) Peserta peninjau hanya memiliki hak bicara. (6) Hak dan kewajiban lain serta sanksi peserta sidang di atur dalam Tata Tertib

Sidang yang diputuskan saat persidangan.

Pasal 7 Palu Sidang

(1) Demi kelancaran maka diperlukan palu sidang yang telah disepakati oleh peserta penuh baik bentuk maupun wujudnya. (2) Aturan ketukan palu sidang dalam persidangan sebagai berikut: a. 1 x : mengukuhkan kesepakatan. b. 2x : menetapkan keputusan, pertukaran pimpinan sidang, penundaan sidang, pencabutan penundaan sidang. c. 3 x : membuka dan menutup sidang. d. Berkali-kali : untuk menenangkan peserta sidang atau meminta peserta memperhatikan jalannya sidang.

Pasal 8 Materi Persidangan

(1) Materi persidangan di siapkan sebelum persidangan (2) Materi Persidangan yang telah disiapkan disepakati oleh peserta penuh dan disesuaikan dengan agenda Sidang.

Page 40: Modul Training Legislatif 1 (TL 1) FL2MI

BAB III Mekanisme Persidangan

Pasal 9 Kuorum Sidang

(1) Sidang dianggap kuorum jika dihadiri 1/2 n + 1 dari jumlah peserta penuh. (2) Skorsing selama 2 x 5 menit untuk menunggu kuorum, setelah itu sidang dianggap sah.

Pasal 10 Mekanisme Pengambilan Keputusan

(1) Pengambilan keputusan sidang dilaksanakan melalui musyawarah untuk mufakat. (2) Apabila ayat (1) tidak tercapai maka selanjutnya dilakukan lobby dan sidang di skors selama waktu yang ditentukan kemudian. (3) Apabila musyawarah mufakat tidak tercapai setelah melalui mekanisme lobby maka keputusan diambil melalui voting.

Pasal 11 Mekanisme PK/Peninjauan Kembali

(1) Pengajuan PK/Peninjauan Kembali dapat dilakukan oleh peserta sidang. (2) PK/Peninjauan Kembali dapat dilakukan jika disetujui oleh sekurang-kurang 2/3 dari peserta penuh yang hadir.

BAB IV Istilah dalam Sidang

Pasal 12 (1) Skorsing adalah memberhentikan sidang untuk sementara waktu dengan tujuan tertentu seperti istirahat, lobby, penundaan sidang. (2) PK/Peninjauan kembali adalah mekanisme yang digunakan untuk mengulang kembali pembahasan/ putusan yang telah dikukuhkan. (3) Interupsi adalah memotong/menyela pembicaraan dikarenakan ada hal-hal yang sangat penting untuk diungkapkan. (4) Jenis-jenis interupsi sebagai berikut : a. Point of clarification adalah interupsi untuk menjernihkan/meluruskan permasalahan atau isi pembahasan. b. Point of view adalah interupsi yang digunakan untuk menyampaikan pendapat, tanggapan, usulan, saran. c. Point of order adalah interupsi yang digunakan untuk meminta pemimpin sidang meluruskan jalannya sidang apabila keluar dari konteks, atau sidang dianggap janggal. d. Point of solution adalah interupsi untuk memberikan solusi atas permasalahan yang dibahas. e. Point of information adalah interupsi untuk memberikan informasi, baik tentang pembicaraan yang tidak sesuai atau informasi yang berkaitan dengan kondisi yang menjadi pokok pembahasan atau hal-hal yang dipandang urgen untuk diinformasikan.

Page 41: Modul Training Legislatif 1 (TL 1) FL2MI

f. Point of privilege (rehabilitation) adalah interupsi yang berfungsi untuk membersihkan nama baik atau kehormatan seseorang/kelompok karena dipandang pembicaraan tersebut menyimpang dari etika atau menyinggung perasaan. (5) Lobby adalah mekanisme komunikasi antar pihak yang berbeda pendapat untuk saling berargumen dan mengambil pendapat. (6) Voting adalah pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak dari peserta penuh.

BAB V Alur Persidangan

Pasal 13 Alur Persidangan sebagai berikut : (a) Pembukaan Sidang oleh Steering Commitee

(b) Pembahasan dan penetapan Tata Tertib Sidang; (c) Pembahasan dan penetapan Agenda Sidang; (d) Pemilihan dan Penetapan Presidium; (e) Pembahasan materi sidang; (f) Pengambilan keputusan dan penetapan keputusan sidang; (g) Penutupan Sidang oleh Presidium.

BAB VI Penutup Pasal 14

(1) Segala ketentuan lain yang belum diatur dalam ketetapan ini akan diputuskan kemudian. (2) Ketetapan ini dapat dijadikan acuan bagi Lembaga Kemahasiswaan

Page 42: Modul Training Legislatif 1 (TL 1) FL2MI

4LEGAL DRAFTING

Setelah mempelajari Bagian ini, diharapkan Peserta TL1 mampu mengetahui dan mempraktekan tentang : “ LEGAL DRAFTING”

Page 43: Modul Training Legislatif 1 (TL 1) FL2MI

PENYUSUNAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN (LEGAL DRAFTING)

Oleh : Gusliana HB., SH., M.Hum. (Dosen Universitas Riau)

Disampaikan pada Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) Forum Lembaga Legislatif Mahasiswa Indonesia (FL2MI)

Pekanbaru, 24 Februari 2012 Secara harfiah Legal drafting berarti Penyusunan/perancangan Peraturan

Perundang-undangan. Dari pendekatan hukum : kegiatan praktek hukum yang menghasilkan peraturan, sebagai contoh; Pemerintah membuat Peraturan Perundang-undangan; Hakim membuat keputusan Pengadilan yang mengikat publik; Swasta membuat ketentuan atau peraturan privat seperti; perjanjian/kontrak, kerjasama dan lainnya yang mengikat pihak-pihak yang melakukan perjanjian atau kontrak

Legal drafting dipahami bukan sebagai perancangan hukum dalam arti luas, melainkan hukum dalam arti sempit, yakni undang-undang atau perundang-undangan. Jadi bukan perancangan hukum seperti perjanjian/kontrak, dll

Legal Drafting merupakan konsep dasar tentang penyusunan peraturan perundang-undangan yang berisi tentang naskah akademik hasil kajian ilmiah beserta naskah awal peraturan perundang-undangan yang diusulkan.

Pembentukan peraturan perundang-undangan adalah proses pembuatan peraturan perundang-undangan yang pada dasarnya dimulai dari perencanaan, persiapan, teknik penyusunan, perumusan, pembahasan, pengesahan, pengundangan, dan penyebarluasan

Dapat disimpulkan kegiatan legal drafting disini adalah dalam rangka pembentukan peraturan-perundangan

Dalam Pasal 1 Undang-Undang Nomor 12 tahun 2011, menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan pembentukan Peraturan Perundang-undangan adalah pembuatan Peraturan Perundang-undangan yang mencakup tahapan perencanaan, penyusunan, pembahasan, pengesahan atau penetapan dan pengundangan

Sesuai dengan bunyi pasal 1 UU No. 12 tahun 2011 di atas, bahwa proses sebuah peraturan menjadi legal dan mempunyai daya ikat atau kekuatan hukum tetap harus melewati beberapa tahap

Page 44: Modul Training Legislatif 1 (TL 1) FL2MI

Bagian Pertama Landasan Teoritik Dasar Hukum

Pasal 1 ayat (3) UUD 1945 “Negara Indonesia adalah NEGARA HUKUM” Pasal 20 ayat (1) UUD 1945 “Dewan Perwakilan Rakyat mempunyai

kewenangan membentuk UNDANG-UNDANG” Pasal 22 ayat (1) UUD 1945 “Dalam hal ihwal kegentingan yang memaksa,

Presiden berhak menetapkan PERATURAN PEMERINTAH SEBAGAI PENGGANTI UNDANG-UNDANG”

Pasal 5 ayat (2) UUD 1945 “Presiden menetapkan PERATURAN PEMERINTAH untuk menjalankan UNDANG-UNDANG sebagaimana mestinya”

Pasal 18 ayat (6) UUD 1945 “Pemerintah daerah berhak menetapkan PERATURAN DAERAH dan peraturan-peraturan lain untuk melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan”

UU Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan

Perundang-undangan Pengertian S.J. Fockema Andreade, istilah per-UU-an (legislation, wetgeving,

gezetsgebung) bermakna: Dalam arti luas: “Keseluruhan peraturan tertulis yang dibuat oleh lembaga

negara yang berwenang (Pusat dan/atau Daerah) yang mengikat dan berlaku secara umum dalam wilayah atau daerah suatu negara tertentu (UU dalam arti materiel)”.

Dalam arti sempit: “Peraturan tertulis yang dibuat bersama oleh Pemerintah (Presiden) dan Parlemen (DPR) (UU dalam arti formiel)”.

Perundang-undangan (Legislation, wetgeving, Gesetgebung) mempunyai arti;

a. Proses pembentukan/proses membentuk peraturan-peraturan negara, baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah.

b. Segala peraturan negara yang merupakan hasil pembentukan peraturan-peraturan, baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah.

Peraturan Perundang-undangan adalah peratuan tertulis yang dibentuk oleh lembaga negara atau pejabat yang berwenang dan mengikat secara umum (Pasal 1 angka 2 UU No. 10 Tahun 2004)

Ilmu perundang-undangan adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang cara pembentukan, bentuk, isi atau substansi suatu peraturan perundang-undangan.

Page 45: Modul Training Legislatif 1 (TL 1) FL2MI

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan ciri-ciri peraturan perundang-undangan sebagai berikut :

a. Peraturan perundang-undangan berupa tertulis, jadi mempunyai bentuk atau format tertentu.

b. Dibentuk, ditetapkan dan dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang, baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah. Pejabat berwenang yang dimaksud adalah pejabat yang ditetapkan berdasarkan ketentuan yang berlaku, baik berdasarkan atribusi maupun delegasi.

c. Peraturan perundang-undangan tersebut berisi aturan pola tingkah laku.

d. Peraturan perundang-undangan mengikat secara umum, tidak ditujukan kepada seseorang atau individu tertentu (tidak bersifat individual).

Kelebihan dan kelemahan peraturan perundang- undangan : Kelebihan peraturan PerUUan (hukum tertulis) :

a. Mudah dikenali, diketemukan kembali maupun ditelusuri. b. Lebih memberikan kepastian hokum c. Memungkinkan untuk diperiksa dan diuji d. Pembentukan dan pengembangannya dapat direncanakan.

Kelemahan Peraturan PerUUan (hukum tertulis)

a. Terkesan kaku b. Kurang lengkap.

Asas-asas Perundang-undangan (1) Asas tingkatan hirarkie (lex superiori derogat lex inferiori), Suatu per-UU-an

isinya tidak boleh bertentangan dengan isi per-UU-an yang lebih tinggi tingkatan atau derajatnya.

Asas tidak dapat diganggu gugat, suatu per-UU-an tidak dapat diuji oleh siapapun kecuali oleh pembentuknya sendiri (legislative review, executive review) atau badan yang diberi kewenangan untuk menguji (judicial review).

Asas khusus mengesampingkan yang umum (lex specialis derogat lex generalis)

Asas-asas Perundang-undangan (2) Asas tidak berlaku surut (non-retroactive), asas ini berkaitan dengan

lingkungan kuasa waktu (tijdsgebied). UU pada prinsipnya dibuat untuk keperluan masa depan. Apabila diberlakukan surut akan dapat menimbulkan akibat tidak

Page 46: Modul Training Legislatif 1 (TL 1) FL2MI

baik. Namun di dalam penggunaan UU ada pengecualian, yaitu dalam hal-hal yang bersifat khusus. (Lihat Pasal 1 ayat (2) KUHP).

Asas yang baru mengesampingkan yang lama (lex posteriori derogat lex priori)

Asas Keterbukaan (Hearing), sejak diumumkan RUU sampai adanya persetujuan bersama

Asas Pembentukan

o Kejelasan tujuan o Kelembagaan atau organ pembentuk yang tepat o Kesesuaian antara jenis dan materi muatan o Dapat dilaksanakan o Kedayagunaan dan kehasilgunaan o Kejelasan rumusan, dan o Keterbukaan

Asas materi muatan

o Pengayoman o Kemanusiaan o Kebangsaan o Kekeluargaan o Kenusantaraan o Keadilan o Kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan o Ketertiban dan kepastian hokum o Keseimbangan, keserasian, dan keselarasan

Syarat-syarat Undang-undang

o Sebagai hasil filsafat o Hasil kesenian o Hasil ilmu pengetahuan o Bernilai ekonomis o Sebagai “Social control” dan “Social engineering”

Page 47: Modul Training Legislatif 1 (TL 1) FL2MI

Landasan Pembentukan Per-UU-an 1. Landasan Filosofis (filosofische grondslag)

• Rumusan atau norma-normanya mendapatkan pembenaran (rechtvaardiging) jika dikaji secara filosofis; dan

• Sesuai dengan cita kebenaran (idee der waar-heid), cita keadilan (idee der gerechtigheid), dan cita kesusilaan (idee der zedelijkheid)

2. Landasan Sosiologis (Sociologische grondslag) Dikatakan mempunyai landasan sosiologis bila ketentuan-ketentuannya sesuai

dengan keyakinan umum atau kesadaran masyarakat. Hal ini penting agar UU efektif berlaku dimasyarakat. 3. Landasan Yuridis (Rechtsgrond )

Mempunyai landasan hukum atau dasar hukum (legalitas) bila terdapat dasar hukum yang lebih tinggi derajatnya.

4. Konsideran menimbang (grondslag) dikenal juga dengan istilah konsiderans factual, yang berisikan pertimbangan-pertimbangan dan filosofis dan sosiologis

5. Konsideran mengingat (rechtgrond) dikenal juga dengan istilah konsiderans yuridis, berisikan dasar-dasar hukum tertinggi dan sederajat yang dipergunakan untuk pijakan legalitas.

Hirarkie Perundang-undangan 1. Tap MPRS No. XX/MPRS/1966 2. Tap MPR No. III/MPR/2000 3. UU No. 10 Tahun 2004 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan 4. UU No. 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan

Tap MPRS No. XX/MPRS/1966

Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945 Ketetapan MPR Undang-Undang/Perpu Peraturan Pemerintah Keputusan Presiden Peraturan-peraturan pelaksana lainnya, seperti:

o Peraturan Menteri o Instruksi Menteri o Dan lain-lainnya

Page 48: Modul Training Legislatif 1 (TL 1) FL2MI

Tap MPR No. III/MPR/2000 Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945 Ketetapan MPR Undang-Undang (UU) Peraturan Pemerintah sebagai Pengganti Undang-Undang (Perpu) Peraturan Pemerintah (PP) Keputusan Presiden (Keppres) Peraturan Daerah (Perda) UU No. 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-

undangan: 1. Undang-Undang Dasar 1945 2. Undang-Undang (UU)/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-

Undang (PERPU) 3. Peraturan Pemerintah (PP) 4. Peraturan Presiden (Perpres); dan 5. Peraturan Daerah

i. Peraturan Daerah Provinsi ii. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota

iii. Peraturan Desa UU No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-

undangan: Undang-Undang Dasar 1945 Ketetapan MPR Undang-Undang (UU)/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-

Undang (PERPU) Peraturan Pemerintah (PP) Peraturan Presiden (Perpres); dan Peraturan Daerah Provinsi Peraturan Daerah Kabupaten/Kota

Page 49: Modul Training Legislatif 1 (TL 1) FL2MI

UU adalah peraturan tertulis yang dibuat bersama oleh Pemerintah (Presiden) dan Legislatif (DPR) PERATURAN PEMERINTAH SEBAGAI PENGGANTI UNDANG-

UNDANG (PERPU) “Peraturan yang dibuat oleh Pemerintah dalam hal ihwal kegentingan

memaksa, berkekuatan sama dengan UU”. Perundang-undangan jenis ini dikenal juga dengan istilah peraturan

darurat (noodverordening). Dan harus mendapat persetujuan DPR pada masa sidang berikutnya. PERATURAN PEMERINTAH (PP)

“Perundang-undangan yang dibuat oleh Pemerintah, yang berisi aturan-aturan umum untuk melaksanakan UU atau Perpu”.

PERATURAN PRESIDEN (PERPRES) “Perundang-undangan yang dibuat oleh Presiden dan bersifat khusus

untuk melaksanakan UUD 1945, UU, Perpu, dan/atau PP” PERATURAN DAERAH (PERDA) “Peraturan yang dibuat oleh pemerintahan daerah (Kepala Daerah dan

DPRD) untuk melaksanakan otonomi daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan”

Jenis Perundang-undangan Ditentukan oleh UUD 1945

• Undang-undang (UU) • Peraturan Pemerintah Sebagai Pengganti Undang-undang (Perpu) • Peraturan Pemerintah (PP) • Peraturan Daerah (Perda)

Terdapat dalam Praktek Kenegaraan • Ditingkat Pusat

o Keputusan Presiden (Keppres) / (Perpres), Instruksi Presiden (Inpres), Peraturan Menteri (Permen), Keputusan Menteri (Kepmen), Instruksi Menteri (Inmen), dll.

• Ditingkat Daerah o Keputusan Kepala Daerah (Gubernur, Bupati, dan Walikota)

Page 50: Modul Training Legislatif 1 (TL 1) FL2MI

Materi Per-UU-an Undang-undang (UU)

Peraturan lebih lanjut yang terdapat dalam UUD baik yang ditentukan langsung atau yang tidak ditentukan oleh UUD

Peraturan Pemerintah Pengganti UU (Perpu) Prinsipnya materi Perpu adalah sama dengan materi yang terdapat

dalam UU. Bedanya adalah pada institusi pembentuk, tata cara pembentukan, waktu penetapan dan masa berlakunya.

Peraturan Pemerintah (PP) Materinya adalah pengaturan lebih lanjut dari materi yang terdapat

dalam UU. Peraturan Presiden (Perpres)

Materi Perpres adalah materi yang oleh perundang-undangan ditetapkan melalui Perpres, yaitu ketentuan untuk menetapkan, mengatur, dan/atau menentukan sesuatu.

Peraturan Daerah (Perda) Materi Perda adalah keseluruhan kewenangan yang telah ditentukan

oleh UU Tentang Pemerintahan Daerah untuk diatur oleh Pemerintah Daerah. Kekuatan Perundang-undangan

Kekuatan Hukum Suatu per-uu-an mempunyai kekuatan hukum adalah pada saat

Rancangan per-uu-an tersebut disahkan menjadi per-uu-an oleh Presiden Kekuatan Mengikat

Per-uu-an mempunyai kekuatan mengikat adalah pada saat ditempatkan dalam LN atau LD (diundangkan) oleh Sekretaris Negara atau Sekretaris Daerah.

Kekuatan Berlaku Per-uu-an mempunyai kekuatan berlaku adalah setelah ditempatkan

dalam LN atau LD, kecuali ditentukan lain oleh per-uu-an itu sendiri. Sifat Mengikat Pasal dan Penjelasan

Sifat Mengikat Pasal Sifat mengikat pasal / batang tubuh adalah karena sifat normatifnya.

Sifat Mengikat Penjelasan Sifat mengikat penjelasan (memorie vantoelichting) adalah karena sifat

interpretative autentic.

Page 51: Modul Training Legislatif 1 (TL 1) FL2MI

Naskah Akademik Kajian mendasar secara ilmiah mengenai per-UU-an yang akan

dibentuk. Indikator pembuatan: Seidman: ROCCIPI (1)

o Rule, suatu per-UU-an yg akan dibentuk harus memper-hatikan per-UU-an lain baik vertikal maupun horizontal. Konsisten; sinkron dan harmonis.

o Opportunity, faktor lingkungan (eksternal) dari pihak2 yang akan dituju agar per-UU-an yang dibuat efektif pelaksanaannya, diterima dan tidak resistensi.

o Capacity, faktor yg terkait dgn ciri-ciri pelaku (internal) yang mungkin menyebabkan mereka tidak mentaati aturan/per-UU-an yang dibuat.

o Competency, faktor peran yg berwenang untuk mengko-munikasikan per-UU-an kpd pihak yg dituju/sasaran.

o Interest, faktor yg berkaitan dgn pandangan ttg manfaat bagi pelaku, baik pembuat maupun sasaran per-UU-an

o Process, Prosedur bagi pelaku peran untuk memutuskan apakah menyetujui berlakunya sebuah peraturan atau tidak.

o Ideology, faktor yang terkait dengan nilai2, sikap, selera bahkan mitos2 dan asumsi2 tentang dunia, agama, kepercayaan, politik, sosial, dan ekonomi.

Page 52: Modul Training Legislatif 1 (TL 1) FL2MI

Bagian Kedua Teknik Pembentukan

SISTEMATIKA Penamaan (penjudulan)

“Kesingkatan atau gambaran dari keseluruhan isi per-uu-an”. Ditulis singkat, diberi nomor, dan tahun pembuatan. Pembukaan

o Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa o Presiden Republik Indonesia, Gubernur, Bupati/Walikota o Konsiderans: Menimbang (grondslag) dan mengingat (rechtgrond) o Diktum (Menetapkan), klausula yang menimbulkan akibat hukum

Batang Tubuh: o Ketentuan Umum:

• Pengertian-pengertian atau defenisi-defenisi • Istilah-istilah • Singkatan-singkatan

o Pengaturan Materi yang bersangkutan; diletakkan setelah KU, dikelompokkan ke dalam bab berdasarkan pokok persoalan, agar terdapat keteraturan antar pasal, dimulai dari pokok, cabang, dan ranting persoalan

o Ketentuan Pidana; diletakkan setelah materi pokok per-uu-an, berisi ancaman hukuman t’hdp perbuatan yg melanggar ketentuan yang dirumuskan. Ket. Pidana hny dapat diatur di dlm UU dan Perda (Psl 14 UUPPP)

o Ketentuan Peralihan, “ketentuan untuk menyesuaikan penerapan per-uu-an terhadap keadaan yang ada pada waktu per-uu-an berlaku”, terdiri atas:

• Tentang bagaimana peralihan keadaan yang ada atau sedang berlangsung ke dalam kekuasaan per-uu-an yang baru;

• Penentuan masa peralihan atau waktu peralihan; dan • Tentang bagaimana ketentuan per-uu-an lain yang ada

hubungannya dengan masalah yang diatur dalam per-uu-an yang baru.

o Ketentuan Penutup: • Penegasan terhadap tidak berlakunya UU yang lama ketika

berlakunya UU yang baru; • Ketentuan tentang produk per-uu-an untuk pelaksanaan lebih

lanjut UU yang bersangkutan;

Page 53: Modul Training Legislatif 1 (TL 1) FL2MI

• Ketentuan mengenai penyingkatan nama dari per-uu-an; • Ketentuan mengenai saat berlakunya per-uu-an; dan • Ketentuan mengenai perintah pengundangan

Pengundangan Pengundangan bertujuan untuk menyebarluaskan per-uu-an agar

diketahui masyarakat umum. Dalam hal ini berlaku asas fiksi “setiap orang dianggap mengetahui hukum”. Pengundangan dilakukan oleh Sekneg atau Sekda. Penjelasan

Setiap per-uu-an umumnya disertai penjelasan (memorie van toelichting). Tujuannya agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda dengan maksud pembentuk dan berfungsi membantu pemakai agar mudah memahami latar belakang, isi, atau maksud dan tujuan dibentuknya per-uu-an tersebut.

Catatan : Penjelasan tidak boleh bertentangan dengan isi per-uu-an Materi penjelasan tidak boleh hanya berisikan pengulangan dari isi atau

materi per-uu-an yang bersangkutan Redaksional

1. Penulisan judul perundang-undangan ditulis dengan huruf kapital (besar), Ex: UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

2. Penulisan “Menimbang”, “Mengingat” dan “Menetapkan” ditulis sejajar dan diawali dengan huruf “M” besar

3. Apabila sandaran (grondslag) pada konsideran “Menimbang” lebih dari satu pokok pikiran, maka butir-butirnya ditulis dengan perincian huruf kecil (a,b,c,… dst)

4. Kata-kata “bahwa” disetiap awal kalimat pada konsiderans “Menimbang” ditulis dengan huruf “b” kecil

5. Apabila dasar hukum (rechtsgrond) pada konsideran “Mengingat” lebih dari satu dasar hukum, ditulis dengan perincian angka Arab (1, 2, 3, ….dst)

6. Kalimat yang menyatakan persetujuan bersama “Dewan Perwakilan Rakyat” atau dengan persetujuan bersama “Dewan Perwakilan Rakyat Daerah” sebelum diktum “MEMUTUSKAN” ditulis ditengah dan sejajar.

7. Penulisan kata “MEMUTUSKAN” ditulis dengan huruf kapital 8. Penulisan “BAB” ditulis dengan huruf kapital dan diberi penomoran dengan

angka Romawi serta tidak diakhiri dengan tanda baca titik (.) 9. Penulisan kata “Pasal”, huruf “P” diawal kata “Pasal” ditulis dengan huruf

kapital dan diberi penomoran dengan angka Arab serta tidak diakhiri dengan tanda baca titik (.)

Page 54: Modul Training Legislatif 1 (TL 1) FL2MI

10. Setiap penulisan materi pasal yang tidak mempunyai ayat, penulisan meteri pasal tersebut ditulis menjorok dan diakhiri dengan tanda baca titik (.)

11. Setiap penulisan angka yang menyatakan ayat dari suatu pasal ditulis dengan memakai tanda kurung ( ) dan diakhiri dengan tanda baca titik (.)

12. Setiap yang menyatakan ayat dari suatu pasal harus memakai “angka” bukan “huruf”

13. Setiap ayat yang memerlukan perincian lebih lanjut diakhiri dengan tanda baca titik dua (:)

14. Perincian dari suatu ayat harus ditutup dengan tanda baca titik koma (;) kecuali perincian yang terakhir, ditutup dengan tanda baca titik (.)

Tahapan

1. Naskah Akademik 2. Pengajuan Rancangan

a. Inisiatif DPR (legislator utama/pokok): 1) Diajukan oleh minimal 10 (sepuluh) anggota kepada

Komisi, Gabungan Komisi, atau Baleg secara tertulis. 2) Usulan RUU beserta keterangan pengusul disampaikan

kepada pimpinan DPR disertai nama dan tandatangan pengusul serta nama fraksi juga secara tertulis

b. Pemerintah/Presiden (legislator-serta/medewetgever) 3. Pembahasan

a. Pembicaraan Tk. I 1) Pemandangan umum fraksi thd RUU yang berasal dari

Pemerintah atau tanggapan Pemerintah terhadap RUU yang berasal dari DPR

2) Jawaban Pemerintah atas pandangan fraksi, atau jawaban pimpinan Komisi, pimpinan Baleg, pimpinan Panggar, atau pimpinan Pansus atas tanggapan pemerintah

3) Pembahasan RUU oleh DPR dan Pemerintah dalam rapat kerja berdasarkan Daftar Inventarisasi Masalah (DIM)

b. Pembicaraan Tk. II 1) Pengambilan keputusan dalam rapat paripurna, yang

didahului oleh: a) Laporan hasil pembicaraan tingkat I; b) Pendapat akhir fraksi yang disampaikan oleh

anggotanya,dan apabila dipandang perlu dapat

Page 55: Modul Training Legislatif 1 (TL 1) FL2MI

pula disertai dengan catatan tentang sikap fraksi.

2) Penyampaian sambutan Pemerintah 4. Persetujuan 5. Pengesahan 6. Pengundangan

“Diatur dalam undang-undang” # “diatur dengan undang-undang. “Diatur dalam” bermakna dapat diatur dalam UU yang berkaitan dengan hal

yang diatur. “Diatur dengan” bermakna pengaturan harus dibuat dalam UU yang khusus

mengatur hal tertentu. Pengujian Terhadap Peraturan Perundang-undangan Hak Uji Materiil oleh Mahkamah Konstitusi (MK) Mengadili pada tingkatpertama dan terakhir yang putusannya bersifat final

untuk menguji UU terhadap UUD Hak Uji Materiil oleh Mahkamah Agung (MA) Wewenangi Mahkamah Agung melakukan Pengujian terhadap Peraturan

Perundang-Undangan dibawah Undang-Undang PP, PERPRES, PERDA

Page 56: Modul Training Legislatif 1 (TL 1) FL2MI

Referensi Modul Gusliana HB., SH., M.Hum. 2012. Materi Legal drafting yang Disampaikan pada

Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) Forum Lembaga Legislatif Mahasiswa Indonesia (FL2MI) 2012 Universitas Riau.

[FL2MI]. 2012. Dokumentasi Musyawarah Nasional FL2MI Unsri [FL2MI]. 2013. Dokumentasi Musyawarah Kerja Nasional UI [FL2MI]. 2013. www.fl2mi.blogspot.com [MPM KM IPB]. 2012. Tata Cara Persidangan. Majelis Permusyawaratan Mahasiswa

Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor. Rahman, Defri. 2011. Modul Student State Collage Universitas Andalas. Bagian Tata

Cara Persidangan.

Page 57: Modul Training Legislatif 1 (TL 1) FL2MI

Profil Korpus FL2MI 2013

Musyawarah Nasional FL2MI ke lima di Universitas Sriwijaya Palembang, menetapkan koordinator pusat (korpus) FL2MI terpilih Ahmad Solikin dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta yang menggantikan Fahmi Syafaat dari Universitas Diponegoro Semarang pada November 2012.

Mantan Ketua Senat Keluarga Mahasiswa UGM tahun 2012 ini sudah aktif sejak pertama kali masuk di kampus biru “UGM” tahun 2008. Mengawali karir organisasinya di Fakultas Kehutanan dengan menjadi Ketua Komisi Perundang-undangan Dewan Perwakilan Mahasiswa

(DPM) tahun 2009. Ini awal mula korpus berkecimpung di dunia legislatif mahasiswa. Kemudian, pasca berkecimpung di DPM Fakultas, tahun 2010 dipercaya untuk memegang Departemen Kastrat Lembaga Eksekutif Mahasiswa (LEM) Fakultas Kehutanan sebagai Kepala Departemen.

Setelah lengkap merasakan kultur lembaga mahasiswa dibidang legislatif dan eksekutif, tahun 2011 kembali dipercaya untuk kedua kalinya memegang komisi Perundang-undangan DPM Fakultas Kehutanan UGM. Menjelang pemilihan raya mahasiswa (pemira) UGM tahun 2011, bersama Partai Bunderan sebagai Partai Mahasiswa terbesar di UGM, maju menjadi calon legislatif (caleg) untuk kursi Senat Mahasiswa KM UGM. Pertempuran selama dan setelah proses pemira UGM, akhirnya mengantarkan Ahmad Solikin sebagai Ketua Senat KM UGM periode 2012.

Korpus yang memiliki hobi badminton ini, dapat di hubungi melalui twitter @AhmadSolikinn dan facebook di www.facebook.com/ashok.muhandis serta email di [email protected]. Bagi rekan-rekan legislator yang hobi sebagai blogger, dapat pula bertukar link dengan korpus di www.ahmadsolikinn.wordpress.com dan www.ahmad_solikin.blog.ugm.ac.id.

Page 58: Modul Training Legislatif 1 (TL 1) FL2MI

PENYUSUN MODUL

Intan Apriliani. Penulis dilahirkan di Rembang pada 30 April 1990. Riwayat studi penulis yaitu SD N Kutoharjo 1 Rembang (1997-2002), SMP N 2 Rembang (2002-2005), SMA N 2 Rembang (2005-2008), kemudian melanjutkan kuliah di Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI.

Penulis mulai menggeluti dunia kelegislatifan pada waktu menjadi mahasiswa dengan beberapa amanah sebagai Komisi Administrasi dan Keuangan Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB (2009-2010), Sekretaris I Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB (2010-2011), Sekretaris Komisi II Dewan Perwakilan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa IPB (2011-2012). Keikutsertaan FL2MI dimulai pada waktu Musyawarah Kerja Nasional FL2MI 2013 di Universitas Indonesia. Aktif di FL2MI, penulis diamanahkan sebagai Anggota Pengembangan Sumberdaya Manusia di kepengurusan pusat FL2MI 2013.

Selain aktif di lembaga legislatif IPB, penulis juga ikut ambil bagian dalam kegiatan akademik dengan menjadi Asisten Luar Biasa Mata Kuliah Ekologi Perairan (2010-2011), Asisten Pendidikan Komputer (2010-2011), Juara III Mahasiswa Berprestasi tingkat Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, FPIK IPB (2011).

Contact Person(Twitter/e-mail)

@intan_apriliani [email protected]

Page 59: Modul Training Legislatif 1 (TL 1) FL2MI

Baehaki Fajri Ibnu Abbas. Penulis dilahirkan di Sukabumi pada tanggal 30 januari 1990. Mengawali pendidikan di MI DMI Cisarua Girang (1995-2001). Melanjutkan pendidikan di SMPN 1 Kota Sukabumi (2001-2004) dan SMAN 3 Kota Sukabumi (2004-2007). Tahun 2008 diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) sebagai mahasiswa Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

Selama masa perkuliahan, penulis aktif di organisasi sebagai ketua Ikatan Keluarga dan Mahasiswa Sukabumi IPB (IKAMASI IPB) 2010. Menjadi anggota Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB perwakilan jurusan Budidaya Perairan pada periode 2009-2011 dan anggota Dewan Perwakilan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor 2011-2012 perwakilan FPIK dan diamanahi sebagai Ketua umum. Sejak tahun 2011, penulis aktif di Forum Lembaga Legislatif Mahasiswa Indonesia (FL2MI) dengan mengikuti dan menjadi delegasi IPB dalam Kongres FL2MI 2011 di Universitas Mataram, berlanjut di Musyawarah Kerja Nasional FL2MI 2012 di Universitas Riau, Musyawarah Nasional FL2MI 2012 di Universitas Sriwijaya Palembang dan di Musyawarah Kerja Nasional FL2MI 2013 di Universitas Indonesia. Aktif di FL2MI, penulis diamanahi sebagai koordinator bidang internal di kepengurusan pusat FL2MI 2013.

Selain aktif berorganisasi, penulis juga aktif sebagai asisten praktikum mata kuliah Dasar-dasar Akuakultur pada semester ganjil 2010-2011 dan 2011-2012 serta asisten mata kuliah Pendidikan agama islam pada semester yang sama. Penulis menjadi penerima beasiswa Program Pembinaan Sumber Daya Manusia Strategis (PPSDMS) yayasan Nurul Fikri selama 2 tahun sejak 2010, beasiswa PPA dan Korean Exchange Bank (KEB). Penulis juga berkesempatan menjadi delegasi IPB pada Pekan Ilmiah Nasional (PIMNAS) XXV di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) pada tahun 2012 dan mendapatkan juara kedua pada kelas persentasi pada Program Kreatifitas Mahasiswa bidang Penelitian (PKM-P).

Contact Person(HP/Twitter/e-mail) 085624035789

@baehaki [email protected]

Page 60: Modul Training Legislatif 1 (TL 1) FL2MI

Arip Budhi Hermawan(ABH),. Penulis dilahirkan di pada Ngawi,31 Maret 1990. Riwayat studi penulis yaitu SD N Ngawi Purba 2 Ngawi (1996-2002), SMP N 2 Ngawi (2002-2005), SMA N 1 Ngawi (2005-2008), kemudian melanjutkan kuliah di Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret UNS Solo

Selama masa perkuliahan, penulis aktif di organisasi sebagai Presiden BEM FKIP UNS 2010.

Menjadi Ketua Dewan Mahasiswa UNS. IMAKIPSI (Ikatan Mahfffhhhgffgfdsraeseasiswa Keguruan dan Ilmu pendidikan. HMP KIMIA KOVALEN 2011, Sejak tahun 2011, penulis aktif di Forum Lembaga Legislatif Mahasiswa Indonesia (FL2MI) dengan mengikuti dan menjadi delegasi UNS dalam Kongres FL2MI 2011 di Universitas Mataram, berlanjut di Musyawarah Kerja Nasional FL2MI 2012 di Universitas Riau, Musyawarah Nasional FL2MI 2012 di Universitas Sriwijaya Palembang dan di Musyawarah Kerja Nasional FL2MI 2013 di Universitas Indonesia. Aktif di FL2MI, penulis diamanahi sebagai koordinator PPSDM di kepengurusan pusat FL2MI 2013.

Selain di organisasi kampus penulis juga aktiv di organisasi kedaerahan menjadi ketua FORSMAWI (Forum Silahturahmi Mahasiswa Ngawi)

Contact Person(Twitter/e-mail 085790300919)

@ABHaripbudhii [email protected]