Modul Tindak Pidana Pencucian Uang dan Hukum Keuangan Negara
-
Upload
muhammad-sholich -
Category
Documents
-
view
224 -
download
2
Transcript of Modul Tindak Pidana Pencucian Uang dan Hukum Keuangan Negara
-
8/16/2019 Modul Tindak Pidana Pencucian Uang dan Hukum Keuangan Negara
1/38
Muhammad Sholich/A31115725
STAR-A BPKP Universita Hasanudin
UNDANG UNDANG BIDANG
KEUANGAN NEGARA DAN
TINDAK PENCUCIAN UANG
MODUL
AKUNTANSI
FORENSIK DAN
AUDIT INVESTIGASI
-
8/16/2019 Modul Tindak Pidana Pencucian Uang dan Hukum Keuangan Negara
2/38
ii
Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam karena atas pertolongan-Nya penulis mampu
menyelesaikan makalah “Modul Undang Undag Bidang keuangan Negara dan Tindak
Pidana Pencucian Uang” ini. Penulisan modul ini dilaksanakan dalam rangka memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Seminar Akuntansi pada Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi
dan Bisnis, Universitas Hasanuddin. Di samping itu, penulis berharap makalah ini dapat
memberikan tambahan wawasan bagi mahasiswa STAR BPKP Universitas Hasanuddin
Tahun 2015 khususnya dan bagi seluruh pembaca pada umumnya.
Selanjutnya penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Drs. Muh. Ashari,
M.S.A., Ak, C.A. selaku dosen mata kuliah Audit Forensik yang telah memberikan bimbingan
dan arahan dalam penulisan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan makalah
ini. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari segenap pembaca untuk
kesempurnaan makalah ini.
Makassar, Mei 2016
Penulis
-
8/16/2019 Modul Tindak Pidana Pencucian Uang dan Hukum Keuangan Negara
3/38
iii
Daftar Isi
Kata Pengantar ....................................................................................................................... i
Daftar Isi ................................................................................................................................ iii
Daftar Tabel ............................................................................ Error! Bookmark not defined.
Daftar Gambar ...................................................................................................................... iv
Tinjauan Mata Kuliah ............................................................................................................. 1
A. Deskripsi Mata Kuliah .................................................................................................. 1
B. Kegunaan Mata Kuliah ................................................................................................ 1
C. Sasaran Belajar ........................................................................................................... 1
D. Urutan Penyajian ......................................................................................................... 1
E. Petunjuk Belajar bagi Mahasiswa ................................................................................ 2
Bab I Undang Undang Bidang Keuangan Negara ................... Error! Bookmark not defined.
Pendahuluan ...................................................................................................................... 1
Materi pembelajaran ............................................................ Error! Bookmark not defined.
1.1 Undang Undang keuangan Negara ............................................................................. 4
1.2 Undang Undang Perbendaharaan Negara ................................................................ 15
1.3 Undang Undang Pemeriksaan Keuangan Negara ........ Error! Bookmark not defined.
Rangkuman ...................................................................................................................... 20
Tes Formatif ..................................................................................................................... 20
Umpan Balik ..................................................................................................................... 20
Kunci Tes Formatif ........................................................................................................... 21
Bab II Undang undang Tindak Pidana encucian Uang ............ Error! Bookmark not defined.
Pendahuluan ....................................................................... Error! Bookmark not defined.
Materi Pembelajaran ........................................................... Error! Bookmark not defined.
2.1 UU No.15 Tahun 2002 .................................................. Error! Bookmark not defined.
2.2 UU No. 25 Tahun 2003 ................................................. Error! Bookmark not defined.
2.3 Prinsip Mengenal Nasabah........................................... Error! Bookmark not defined.
2.4 Kriminalisasi dari perbuatan pencucian uang ............. Error! Bookmark not defined.8
2.5 Kewajiban Melapor ....................................................... Error! Bookmark not defined.
2.6 Perluasan Definisi Dokumen ...................................... Error! Bookmark not defined.9
2.7 Perlindungan Saksi dan Pelapor ................................. Error! Bookmark not defined.9
E. Rangkuman ............................................................................................................... 30
F. Tes Formatif .............................................................................................................. 30
G. Umpan Balik .............................................................................................................. 30
H. Kunci Tes Formatif .................................................................................................... 31
Daftar Pustaka ...................................................................... Error! Bookmark not defined.4
-
8/16/2019 Modul Tindak Pidana Pencucian Uang dan Hukum Keuangan Negara
4/38
iv
Daftar Gambar
Gambar Halaman
1. Hubungan antar Lembaga dalam Hukum Keuangan Negara ................................... 4
2. Kekuasaaa atas Pengelolaan Keuangan negara ...................................................... 6
3. Skedul dan flowchart Proses Penyusunan APBN ..................................................... 7
4. Tahap Pendahuluan Penyusunan APBN .................................................................. 7
5. Tahap pengajuan dan Pembahasan dan Penetapan APBN ..................................... 8
6. Proses penyusunan APBD ....................................................................................... 9
7. Mekanisme Penyusunan APBD................................................................................ 10
8. Penetapan APBD ..................................................................................................... 13
-
8/16/2019 Modul Tindak Pidana Pencucian Uang dan Hukum Keuangan Negara
5/38
PENDAHULUAN
1
Tinjauan Mata Kuliah
A. Deskripsi Mata Kuliah
Matakuliah Audit Forensik merupakan mata kuliah pilihan yang diprogramkan bagi
mahasiswa Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Hasanuddin.
Mata kuliah ini membahas tentang Pengantar Akuntansi Forensik, Fraud , Teknik Audit
Investigatif, serta Ketentuan Perundang-undangan yang terkait dengan Akuntansi
Forensik dan Audit Investigatif.
B. Kegunaan Mata Kuliah
Mata kuliah ini dirancang untuk memberikan pemahaman kepada mahasiswa tentang
Pengantar Akuntansi Forensik, Fraud, Teknik Audit Investigatif, serta Ketentuan
Perundang-undangan yang terkait dengan Akuntansi Forensik dan Audit Investigatif.
C. Sasaran Belajar
1. Mampu menjelaskan definisi, model, lingkup, dan pentingnya akuntansi forensik.
2. Mampu menjelaskan atribut dan kode etik akuntan forensik, standar audit
investigatif, serta tatanan kelembagaan pemerintahan RI.
3. Mampu menjelaskan fraud dan korupsi.
4. Mampu menjelaskan tindakan untuk mencegah dan mendeteksi fraud .
5. Mampu menjelaskan profil pelaku, korban, dan perbuatan fraud .
6. Mampu menjelaskan tujuan audit investigatif serta hubungan antara investigasi
dengan audit investigatif.
7. Mampu menjelaskan audit investigatif dengan teknik audit dan audit investigatif
dengan teknik perpajakan.
8. Mampu menjelaskan aktivitas dalam follow the money dan audit investigatif dengan
menganalisis unsur perbuatan melawan hukum.
9. Mampu menjelaskan investigasi pengadaan dan computer forensics.
10. Mampu menjelaskan wawancara dan interogasi.
11. Mampu menjelaskan operasi penyamaran dan peniup peluit
12. Mampu menjelaskan hukum acara pidana dan perdata, Undang-undang Bidang
Keuangan Negara, serta Undang-undang Tindak Pencucian Uang.
13. Mampu menjelaskan perhitungan kerugian.
14. Mampu menjelaskan penelusuran aset dan pemulihan kerugian.
D. Urutan Penyajian
1. Akuntansi forensik, mengapa akuntansi forensik, dan lingkup akuntansi forensik.
2. Atribut dan kode etik akuntan forensik, standar audit investigatif, serta tatanan
-
8/16/2019 Modul Tindak Pidana Pencucian Uang dan Hukum Keuangan Negara
6/38
PENDAHULUAN
2
kelembagaan pemerintahan RI.
3. Fraud dan korupsi.
4. Mencegah dan mendeteksi fraud .
5. Profil pelaku, korban, dan perbuatan fraud .
6. Tujuan audit investigatif serta investigasi dan audit investigatif.
7. Audit investigatif dengan teknik audit dan teknik perpajakan.
8. Follow the money dan audit investigatif dengan menganalisis unsur perbuatan
melawan hukum.
9. Investigasi pengadaan dan computer forensics.
10. Wawancara dan interogasi.
11. Operasi penyamaran dan peniup peluit
12. Hukum acara pidana dan perdata, Undang-undang Bidang Keuangan Negara, serta
Undang-undang Tindak Pencucian Uang.
13. Perhitungan kerugian.
14. Penelusuran aset dan pemulihan kerugian.
E. Petunjuk Belajar bagi Mahasiswa
Agar memperoleh manfaat yang optimal dari modul ini, ikuti petunjuk berikut.
1. Pahami sasaran pembelajaran yang ingin dicapai pada setiap bab dengan
dilanjutkan membaca subbab yang relevan terhadap sasaran pembelajaran tersebut.
2. Lakukan uji pemahaman dengan mengerjakan soal setiap subbab sesuai dengan
sasaran pembelajaran yang ingin dicapai.
3. Dalam hal mahasiswa mengalami kesulitan menjawab, bukalah kembali halaman
materi yang relevan dengan soal tersebut.
4. Ketika dirasa cukup, lanjutkan mempelajari subbab berikutnya dan ulang langkah 2
s.d. 4 di atas.
5. Kerjakan soal-soal dalam tes formatif dan cocokan jawabannya dengan kunci
jawaban tes formatif.
6. Bandingkan hasil yang diberoleh dengan ketentuan dalam subbab tindak lanjut untuk
mengikuti saran yang sesuai.
-
8/16/2019 Modul Tindak Pidana Pencucian Uang dan Hukum Keuangan Negara
7/38
Undang Undang Bidang Keuangan Negara BAB 1
1
BAB 1
UNDANG-UDANG BIDANG KEUANGAN NEGARA
PENDAHULUAN
1. Sasaran Pembelajaran yang Ingin Dicapai
SP 1 : Mampu memahami undang undang keuangan negara.
SP 2 : Mampu memahami undang undang perbendaharaan negara.
SP 3 : Mampu memahami undang undang pemeriksaan keuangan negara.
2. Ruang Lingkup Bahan Modul
Ruang lingkup bahan modul meliputi konsep dasar yang dirujuk dari buku
“Akuntansi Forensik dan Audit Investigatif” dan diperkaya dengan ketentuan
perundang-undangan Republik Indonesia.
3. Manfaat Mempelajari Modul
Dengan mempelajari modul ini, pembaca akan memperoleh manfaat berupa
kemudahan dalam memahami materi tentang undang undang bidang keuangan
negara. Hal tersebut disebabkan materi dalam modul ini disusun secara
sistematis dan dilengkapi dengan poin-poin penting yang harus diperhatikan
pembaca. Di samping itu, pembaca akan dapat menguji pemahamannya
melalui Soal Latihan Sasaran Pembelajaran (SP) dan Soal Tes Formatif yang
dilengkapi dengan pembahasannya.
4. Urutan Pembahasan
- Undang Undang Keuangan negara
- Undang Undang Perbendaharaan Negara
- Undang Undang Pemeriksaan Keuangan Negara
-
8/16/2019 Modul Tindak Pidana Pencucian Uang dan Hukum Keuangan Negara
8/38
Undang Undang Bidang Keuangan Negara BAB 1
2
MATERI PEMBELAJARAN
Ada tiga undang-undang penting yang merupakan satu paket perundang-undangan
dalam bidang keuangan negara, sebagai berikut:
Undang-undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara yang disahkan pada
tanggal 5 April 2003
Undang-undang Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbedaharaan Negara yang disahkan
pada tanggal 14 januari 2014
Undang-undang Nomor 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung
Jawab Keuangan Negara yang disahkan pada tanggal 19 juli 2004.
Undang undang keuangan Negara berisi tentang:
DPR dan DPRD yang mempunyai kewenangan dalam hak budget
Hubungan tentang kewenangan kewenangan yang dipunyai pemerintah/Pemerintahdaerah dan hubungan antar lembaga. Pemerintah harus mempertanggungjawabkan
amanah dari DPR dan DPRD
BPK sebagai fungsi pemeriksaan dan memastikan pengelolaan keuangan dilakukan
secara terbuka dan bertanggungjawab
Gambar 1
Hubungan antar Lembaga dalam Hukum Keuangan Negara
1.1 UNDANG-UDANG KEUANGAN NEGARA
1.1.1 Dasar Pemikiran
Dasar pemikiran sehingga perlu dibentuk UU Keuangan Negara adalah:
Alinea IV pembukaan Undang Undang Dasar 1945, yaitu dibentuk pemerintahan yang
menyelenggarakan fungsi pemerintahan dalam berbagai bidang. Pembentukan
pemerintahan Negara menimbulkan hak dan kewajiban Negara yang dapat dinilai
dengan uang yang perlu dikelola dalam suatu sistem pengelolaan keuangan Negara.
DPR
BPKPemerintah
Pusat/Daerah
-
8/16/2019 Modul Tindak Pidana Pencucian Uang dan Hukum Keuangan Negara
9/38
Undang Undang Bidang Keuangan Negara BAB 1
3
Undang Undang Dasar
1945 Bab VIII Hal Keuangan menyebutkan bahwa anggaran pendapatan dan belanja
Negara ditettapkan setiap tahun dengan undang undang, dan ketentuan mengenai pajak
dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan Negara serat macam dan
harga mata uang ditetapkan undang undang.
Peraturan perundangan yang ada merupakan warisan masa pemerintahan kolonial
belanda sehingga tidak mengakomodasi berbagai perkembangan yang terjadi dalam
sistem kelembagaan Negara dan pengelolaan keuangan negara.
Kelemahan perundang undangan dalam bidang keuangan Negara menjadi salah satu
penyebab terjadinya beberapa bentuk penyimpangan dalam pengelolaan keuangan
Negara.
Upaya menyusun undang-undang yang mengatur pengelolaan keuangan negara
telah dirintis sejak awal berdirinya negara Indonesia. Oleh karena itu, penyelesaian undang-
undang tentang Keuangan Negara merupakan kelanjutan dan hasil dari berbagai upaya
dalam rangka memenuhi kewajiban konstitusional yang diamanatkan oleh Undang-Undang
Dasar 1945.
1.1.2 Hal-hal Baru dan/atau Perubahan Mendasar
Hal-hal Baru dan/atau Perubahan Mendasar dalam ketentuan negara yang diatur
dalam undang-undang ini meliputi :
1.1.2.1 Pengertian dan Ruang Lingkup Keuangan NegaraPendekatan yang digunakan dalam merumuskan keuangan negara adalah dari sisi:
Objek yaitu Keuangan Negara meliputi semua hak dan kewajiban negara yang dapat
dinilai dengan uang, termasuk kebijakan dan kegiatan dalam bidang fiskal, moneter dan
pengelolaan kekayaan negara yang dipisahkan.
Subjek yaitu keuangan Negara meliputi seluruh objek yang disebutkan diatas yang
dimiliki negara dan/atau Pemerintah puat, pemerintah daerah, perusahaan
Negara/daerah dan badan lain yang ada kaitannya dengan keuangan negara.
Proses yaitu Keuangan Negara mencakup seluruh rangkaian kegiatan yng berkaitan
dengan pengeloaan objek mulai dari perumusan kebijakan dan pengambilan keputusan
sampai dengan pertanggungjawaban.
Tujuan yaitu keuangan Negara meliputi seluruh kebijakan, kegiatan, dan hubungan
hukum yang berkaitan dengan pemilihan dan/atau penguasaan objek sebagaimana
tersebut diatas dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan negara
1.1.2.2 Asas-asas Umum Pengelolaan Keuangan Negara
Sesuai dengan amanat pasal 23C Undang Undang dasar 1945. Undang undang
tentang keuangan Negara perlu menjabarakan aturan pokok yang telah ditetapkan dalam
-
8/16/2019 Modul Tindak Pidana Pencucian Uang dan Hukum Keuangan Negara
10/38
Undang Undang Bidang Keuangan Negara BAB 1
4
Undang Undang Dasar tersebut kedalam asas-asas umum yang meliputi:
a) asas tahunan.
b) asas universitas,
c) asas kesatuan, dan
d) asas spesialitas serta asas asas baru sebagai pencerminan penerapan kaidah-kaidah
yang baik, antara lain :
Akuntabilitas berorientasi paa hasil;
Profesionalitas;
Proporsionalitas;
Keterbukaan dalam pengelolaan keuangan negara;
Pemeriksaan keuangan oleh badan pemeriksa yang bebas dan mandiri.
1.1.2.3 Kekuasaan atas Pengelolaan Keuangan Negara Presiden selaku kepala pemerintahan memegang kekuasaan pengelolaan keuangan
negara sebagai bagian dari kekuasaan pemerintahan. Untuk membantu presiden dalam
penyelenggaraan tersebut, sebagian dari kekuasaan dikuasakan:
kepada menteri keuangan selaku pengelola fiska; dan wakil pemerintah dalam
kepemilikan kekayaan negara yang dipisahkan. Hakikatnya menteri keuangan berperan
sebagai CFO dalam pemerintah yang membantu Presiden sebagai CEO.
Menteri/Pimpinan Lembaga selaku Pengguna Anggaran/Pengguna barang
Kementerian/Lembaga yang dipimpinnya. Hakikatnya menteri/Pimpinan Lembaga ini
sebagai COO dalam bidang tertentu dalam pemerintahan
Gambar 2
Kekuasaan atas Pengelolan Keuangan Negara
Selain itu Presiden telah menyerahkan/melimpahkan sebagian kekuasaan kepada:
Gubernur/Bupati/Walikota selaku pengelola keuangan daerah
Kepala desa selaku pengelola keuangan desa
Persiden sebagaiCEO
Menteri keuanganSebagai CFO
Menteri danPimpinan Lembaga
Sebagai COO
-
8/16/2019 Modul Tindak Pidana Pencucian Uang dan Hukum Keuangan Negara
11/38
Undang Undang Bidang Keuangan Negara BAB 1
5
Bank sentral dalam rangka menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter serta
mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran.
1.1.2.4 Penyusunan dan Penetapan APBN dan APBD
1.1.2.4.1 Penyusunan dan Penetapan APBN
Gambar 3: Skedul dan flowchart Proses Penyusunan APBN
1) Pertama, tahap penduluan. Tahap ini diawali dengan persiapan rancangan APBN oleh
pemerintah, antara lain :
Gambar 4: Tahap Pendahuluan Penyusunan APBN
a. Penyusunan Pagu Indikatif
a) meliputi penentuan asumsi dasar APBN
Penyusunan PaguIndikatif
Penyusunan PaguAnggaran
Alokasi AnggaranKementerian
LembagaUsulan APBN
-
8/16/2019 Modul Tindak Pidana Pencucian Uang dan Hukum Keuangan Negara
12/38
Undang Undang Bidang Keuangan Negara BAB 1
6
b) Skala Prioritas dan Arah Kebijakan
c) Perkiraan Kapasitas Fiskal
b. Penyusunan pagu Anggaran
a) Penyusunan Renja
b) Pertemuan Tiga Pihak (Bappenas, Kementerian Keuangan dan Kementerian
Lembaga Bersangkutan)
c) Penetapan Pagu Anggaran Kementerian
c. Alokasi Anggaran Kementerian lembaga
a) Penyusunan RKA-K/L
b) Proses Penelaahan RKA-K/L
c) Kementerian Keuangan Menghimpun Hasil Penelaahan dan Menyusun NK,
RAPBN, RUU APBN
2) Kedua, tahap pengajuan, pembahasan, dan penetapan APBN
Gambar 5: Tahap Pengajuan, Pembahasan dan Penetapan APBN
Pidato presiden sebagai pengantar RUU APBN dan Nota Keuangan.
Selanjutnya akan dilakukan pembahasan baik antara menteri keuangan dan Panitia
Anggaran DPR, maupun antara komisi-komisi dengan departemen/lembaga teknis
terkait.
Hasil dari pembahasan ini adalah UU APBN, yang di dalamnya memuat satuan
anggaran sebagai bagian tak terpisahkan dari undang-undang tersebut. Satuan
anggaran adalah dokumen anggaran yang menetapkan alokasi dana per
departemen/lembaga, sektor, subsektor, program dan proyek/kegiatan.
Departemen/lembaga mengajukan Rencana Kerja dan Anggaran
Kementerian/Lembaga (RKAKL) kepada Depkeu dan Bappenas untuk kemudian
dibahas menjadi Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA). Proses ini harus
diselesaikan dari Oktober sampai Desember.
Pidato pengantar RUUAPBN dan Nota
Keuangan
PembahasanKemenkeu, DPR dan
kementerian/LembagaTeknis
UU APBN
RKA/KL DIPAKepres Pelaksanaan
APBN
-
8/16/2019 Modul Tindak Pidana Pencucian Uang dan Hukum Keuangan Negara
13/38
Undang Undang Bidang Keuangan Negara BAB 1
7
Dalam pelaksanaan APBN dibuat petunjuk berupa keputusan presiden (kepres)
sebagai Pedoman Pelaksanaan APBN. Dalam melaksanakan pembayaran, kepala
kantor/pemimpin proyek di masing-masing kementerian dan lembaga mengajukan
Surat Permintaan Pembayaran kepada Kantor Wilayah Perbendaharaan Negara
(KPPN).
3) Tahap ketiga, pengawasan APBN.
Sebelum tahun anggaran berakhir sekitar bulan November, Menkeu membuat
laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN dan melaporkannya dalam bentuk
Rancangan Perhitungan Anggaran Negara (RUU PAN), yang paling lambat lima belas bulan
setelah berakhirnya pelaksanaan APBN tahun anggaran bersangkutan. Apabila hasil
pemeriksaan perhitungan dan pertanggungjawaban pelaksanaan yang dituangkan dalam
RUU PAN disetujui oleh BPK, maka RUU PAN tersebut diajukan ke DPR guna mendapat
pengesahan oleh DPR menjadi UU Perhitungan Anggaran Negara (UU PAN).
1.1.2.4.2 Proses penyusunan APBD
Gambar 6: Proses Penyusunan APBD
Renja RKPDKebijakan
Umum APBD
Prioritas Plafonanggaran
Sementara
Renja SKPDRancanganperda APBD
(Raperda APBD)
-
8/16/2019 Modul Tindak Pidana Pencucian Uang dan Hukum Keuangan Negara
14/38
Undang Undang Bidang Keuangan Negara BAB 1
8
Gambar 7: Mekanisme penyusunan APBD menurut UU nomor 17/2003
1) Rencana Kerja Pemerintahan Daerah
Penyusunan APBD berpedoman kepada Rencana Kerja Pemerintah Daerah paling
lambat diselesaikan akhir bulan Mei sebelum tahun anggaran berkenaan. RKPD tersebut
memuat:
rancangan kerangka ekonomi daerah,
prioritas pembangunan dan kewajiban daerah,
rencana kerja yang terukur dan pendanaannya, baik yang dilaksanakan langsung oleh
pemerintah, pemerintah daerah maupun ditempuh dengan mendorong partisipasi
masyarakat.
2) Kebijakan Umum APBD
Pemerintah daerah perlu menyusun Kebijakan Umum APBD (KUA) serta Prioritas
dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) yang menjadi acuan bagi Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD) dalam menyusun Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) SKPD. Penyusunan
KUA berdasarkan RKPD dan pedoman penyusunan APBD yang ditetapkan Menteri Dalam
Negeri setiap tahun. Pedoman penyusunan APBD memuat:
a. pokok-pokok kebijakan yang memuat sinkronisasi kebijakan pemerintah dengan
pemerintah daerah
b. prinsip dan kebijakan penyusunan APBD tahun anggaran berkenaan
-
8/16/2019 Modul Tindak Pidana Pencucian Uang dan Hukum Keuangan Negara
15/38
Undang Undang Bidang Keuangan Negara BAB 1
9
c. teknis penyusunan APBD, dan
d. hal-hal khusus lainnya.
Rancangan KUA memuat target pencapaian kinerja yang terukur dari program-
program pemerintah daerah yang disertai dengan proyeksi pendapatan daerah, alokasi
belanja daerah, sumber dan penggunaan pembiayaan yang disertai dengan asumsi yang
mendasarinya.
3) Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara
Selanjutnya berdasarkan KUA yang telah disepakati, pemerintah daerah menyusun
rancangan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS). Rancangan PPAS tersebut
disusun dengan tahapan sebagai berikut :
a. menentukan skala prioritas untuk urusan wajib dan urusan pilihan;
b. menentukan urutan program untuk masing-masing urusan; dan
c. menyusun plafon anggaran sementara untuk masing-masing program.
KUA serta PPAS yang telah disepakati, masing-masing dituangkan ke dalam nota
kesepakatan yang ditandatangani bersama antara kepala daerah dengan pimpinan DPRD.
4) Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran SKPD
Berdasarkan nota kesepakatan yang berisi KUA dan PPAS, TAPD menyiapkan
rancangan surat edaran kepala daerah tentang pedoman penyusunan RKA SKPD sebagai
acuan kepala SKPD dalam menyusun RKA-SKPD. Rancangan surat edaran kepala daerah
tentang pedoman penyusunan RKA-SKPD mencakup:a. PPAS yang dialokasikan untuk setiap program SKPD berikut rencana pendapatan dan
pembiayaan
b. sinkronisasi program dan kegiatan antar SKPD dengan kinerja SKPD berkenaan sesuai
dengan standar pelayanan minimal yang ditetapkan;
c. batas waktu penyampaian RKA-SKPD kepada PPKD
d. hal-hal lainnya yang perlu mendapatkan perhatian dari SKPD terkait dengan prinsip-
prinsip peningkatan efisiensi, efektifitas, tranparansi dan akuntabilitas penyusunan
anggaran dalam rangka pencapaian prestasi kerja, dane. dokumen sebagai lampiran meliputi KUA, PPA, kode rekening APBD, format
RKASKPD, analisis standar belanja dan standar satuan harga.
Surat edaran kepala daerah perihal pedoman penyusunan RKA¬SKPD diterbitkan
paling lambat awal bulan Agustus tahun anggaran berjalan. Berdasarkan pedoman
penyusunan RKA-SKPD, kepala SKPD menyusun RKA-SKPD.
5) Penyiapan Raperda APBD
Selanjutnya, berdasarkan RKA-SKPD yang telah disusun oleh SKPD dilakukan
pembahasan penyusunan Raperda oleh TAPD. Pembahasan oleh TAPD dilakukan untuk
menelaah kesesuaian antara RKA-SKPD dengan KUA, PPA, prakiraan maju yang telah
-
8/16/2019 Modul Tindak Pidana Pencucian Uang dan Hukum Keuangan Negara
16/38
Undang Undang Bidang Keuangan Negara BAB 1
10
disetujui tahun anggaran sebelumnya, dan dokumen perencanaan lainnya, serta capaian
kinerja, indikator kinerja, kelompok sasaran kegiatan, standar analisis belanja, standar
satuan harga, standar pelayanan minimal, serta sinkronisasi program dan kegiatan antar
SKPD.
Rancangan peraturan daerah tentang APBD dilengkapi dengan lampiran yang terdiri
dari:
a. ringkasan APBD
b. ringkasan APBD menurut urusan pemerintahan daerah dan organisasi
c. rincian APBD menurut urusan pemerintahan daerah, organisasi, pendapatan, belanja
dan pembiayaan
d. rekapitulasi belanja menurut urusan pemerintahan daerah, organisasi, program dan
kegiatan
e. rekapitulasi belanja daerah untuk keselarasan dan keterpaduan urusan pemerintahan
daerah dan fungsi dalam kerangka pengelolaan keuangan negara
f. daftar jumlah pegawai per golongan dan per jabatan
g. daftar piutang daerah
h. daftar penyertaan modal (investasi) daerah
i. daftar perkiraan penambahan dan pengurangan aset tetap daerah
j. daftar perkiraan penambahan dan pengurangan aset lain-lain
k. daftar kegiatan-kegiatan tahun anggaran sebelumnya yang belum diselesaikan dandianggarkan kembali dalam tahun anggaran ini
l. daftar dana cadangan daerah, dan
m. daftar pinjaman daerah.
Bersamaan dengan penyusunan rancangan Perda APBD, disusun rancangan
peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD. Rancangan peraturan kepala daerah
tersebut dilengkapi dengan lampiran yang terdiri dari:
a. ringkasan penjabaran APBD
b. penjabaran APBD menurut urusan pemerintahan daerah, organisasi, program, kegiatan,kelompok, jenis, obyek, rincian obyek pendapatan, belanja dan pembiayaan.
Rancangan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD wajib memuat
penjelasan sebagai berikut:
a. untuk pendapatan mencakup dasar hukum, target/volume yang direncanakan, tarif
pungutan/harga
b. untuk belanja mencakup dasar hukum, satuan volume/tolok ukur, harga satuan, lokasi
kegiatan dan sumber pendanaan kegiatan
c. untuk pembiayaan mencakup dasar hukum, sasaran, sumber penerimaan pembiayaan
dan tujuan pengeluaran pembiayaan.
-
8/16/2019 Modul Tindak Pidana Pencucian Uang dan Hukum Keuangan Negara
17/38
-
8/16/2019 Modul Tindak Pidana Pencucian Uang dan Hukum Keuangan Negara
18/38
Undang Undang Bidang Keuangan Negara BAB 1
12
hari kerja setelah tanggal ditetapkan.
1.1.2.5 Hubungan Keuangan Antarlembaga
Hubungan keuangan pemerintah dan lembaga lain yang meliputi:
1) hubungan pemerintah pusat dan bank sentral berkoordinasi dalam kebijakan fiscal dan
moneter.
2) hubungan pemerintah pusat dan pemerintahan daerah mengenai pengalokasian dana
perimbangan kepada pemerintah daerah.
3) pemerintah asing dan lembaga asing dalam hal pinjaman luar negeri
4) hubungan keuangan antara pemerintah dan perusahaan negara, perusahaan daerah,
perusahaan swasta, dan badan pengelola dana masyarakat dalam rangka pinjaman,
hibah, maupun investasi.
1.1.2.6 Pelaksanaan APBN dan APBD
APBN ditetapkan dengan undang-undang. Pelaksanaannya diatur lebih lanjut dengan
Keputusan Presiden sebagai pedoman bagi kementrian negara. Penuangan dalam
keputusan presiden tersebut menyangkut hal-hal yang belum diperinci dalam Undang-
Undang APBN. Selain itu penuangan dimaksud meliputi pula alokasi perimbangan untuk
provinsi/kabupaten/kota dan alokasi subsidi sesuai dengan keperluan perusahaan/badan
yang menerima.
Ketentuan mengenai pengelolaan keuangan Negara dalam rangka pelaksanaan
APBN/APBD ditetapkan tersndiri dalam undang undang yang mengatur perbendaharaanNegara mengingat lebih banyak menyangkut hubungan administrative antar kementerian
Negara/lembaga
1.1.2.7 Pertanggungan Jawab Pengelolaan Keuangan Negara
Laporan pertanggungjawaban keuangan yang disampaikan pemerintah harus
memenuhi prinsip tepat waktu dan mengikuti standar akuntansi pemerintah yang diterima
secara umum. Laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD setidak-tidaknya
terdiri dari:
laporan realisasi anggaran,
neraca,
laporan arus kas, dan
catatan atas laporan keuangan yang disusun sesuai standar akuntansi pemerintah.
Laporan keuangan pemerintah pusat/laporan keuangan pemerintah daerah yang
telah diperiksa Badan Pemeriksa Keuangan harus disampaikan paling lambat enam bulan
setelah berakhirnya tahun anggaran yang bersangkutan kepada badan legislative
(DPR/DPRD).
Pasal 7 undang undang keuangan Negara dan pasal 23 ayat (1) UUD 1945
-
8/16/2019 Modul Tindak Pidana Pencucian Uang dan Hukum Keuangan Negara
19/38
Undang Undang Bidang Keuangan Negara BAB 1
13
berimplikasi:
Apakah anggaran dan realisasi APBN/APBD memenuhi kriteria “untuk sebesar -besarnya
kemakmuran rakyat”?
Apakah anggaran dan realisasi yang digunakan untuk menyejahterakan orang banyak
(pengeluaran dan pengentasan kemiskinan, pengovatan dan kesehatan, pendidikan, dan
lain lain) Lebih besar dari biaya penyelenggaraan Negara (gaji pegawai, perjalanan
dinas, belanja barang dan lain lain).
1.2 UNDANG-UNDANG PERBENDAHARAAN NEGARA
1.2.1 Dasar Pemikiran
Dasar pemikiran sehingga perlu dibentuk UU Perbendaharaan Negara adalah:
Pengelolaan keuangan negara yang diatur dalam Undang-Undang 1945 perlu
dilaksanakan secara profesional, terbuka dan bertanggungjawab untuk sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat yang diwujudkan dalam APBN dan APBD.
Dibentuknya Undang Undang Keuangan Negara, berkonsekuensi untuk dijabarkan lebih
lanjut mengenai pengelolaan dan pentanggungjawaban keuangan Negara agar sesuai
kaidah administrasi keuangan Negara.
Kaidah hukum administrasi keuangan Negara masih berdasar Indische Comptabiliteiswet
( ICW) Staatsblad tahudn 1925 Nomor 448 yang diubah terakhir kali dengan undang
undang No,or 9 Tahun 1968. Undang undang ini tidak sesuai perkembangan zaman.
1.2.2 Pengertian,Ruang Lingkup, dan Asas Umum Perbendaharaan Negara
Undang Undang perbendaharaan negara mengatur ruang lingkup dan asas umum
perbendaharaan negara, termasuk ini mengatur:
ruang lingkup dan asas umum perbendaharaan negara,
pelaksanaan pendapatan dan belanja negara/daerah,
pengelolaan uang negara/daerah
peneglolaan Utang Piutang negara/daerah
pengelolaan investasi dana barang milik negara/daerah
Berhenti Sejenak.
Untuk menyegarkan pemahaman sesuai SP1, Jawab pertanyaan berikut:
1. Jelaskan Pengertian Keuangan Negara dalam sisi objek, Subjek, Proses
dan Tujuan!
2. Sebutkan tahap tahap penyusunan dan penetapan APBD dan APBN!
-
8/16/2019 Modul Tindak Pidana Pencucian Uang dan Hukum Keuangan Negara
20/38
Undang Undang Bidang Keuangan Negara BAB 1
14
penatausahaan dan pertanggungjawaban APBN/APBD
pengendalian intern pemerintah,
penyelesaian kerugian negara/daerah,
pengelolaan keuangan badan layanan umum
Undang Undang Perbendaharaan negara menganut asas:
kesatuan yang mengharuskan agar semua pendapatan dan belanja negara disajikan
dalam satu dokumen anggaran.
universalitas yang mengharuskan setiap transaksi keuangan ditampilkan secara utuh
dalam dokumen anggaran
tahunan membatasi masa berlakunya anggaran untuk suatu tahun tertentu
spesialitas mewajibkan agar kredit anggaran yang disediakan terperinci dan jelas
peruntukannya1.2.3 Pejabat Perbendaharaan Negara
Sesuai ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Keuangan Negara, Menteri
Keuangan sebagai Chief Financial Officer (CFO) Pemerintah Republik Indonesia, sementara
setiap pimpinan lembaga adalah Chief Operational Officer (COO) untuk bidang tertentu
pemerintahan. Konsekuensi pembagian tugas antara menteri keuangan dan para menteri
lainnya tercermin dalam pelaksanaan anggaran sehingga perlu dilakukan pemisahan secara
tegas antara pemegang kewenangan administratif dengan pemegang kewenangan
kebendaharaan.
Kewenangan administratif oleh Kemeterian Teknis meliputi:
Melakukan perikatan atau tindakan tindakan lainnya yang mengakibatkan terjadinya
penerimaan dan pengeluaran negara.
Melakukan pengujian dan pembebanan tagihan yang diajukan kepada
kementerian/lembaga sehubungan realisasi perikatan tersebut.
Memerintahkan pembayaran atau menagih penerimaan yang timbul sebagai akibat
pelaksanaan anggaran.
Kewenangan bendahara oleh kementerian keuangan meliputi:
Kasir
Pengawas keuangan
Manajer keuangan
1.2.4 Penerapan Kaidah Pengelolaan Keuangan yang Sehat
Fungsi perbendaharaan dalam rangka pengelolaan sumber daya keuangan
pemerintahan yang terbatas secara efisien meliputi perencanaan kas yang baik, pencegahan
supaya tidak terjadi kebocoran dan penyimpangan, pencarian sumber pembiayaan yang
termurah dan pemanfaatan dana yang menganggur untuk meningkatkan nilai tambah
-
8/16/2019 Modul Tindak Pidana Pencucian Uang dan Hukum Keuangan Negara
21/38
Undang Undang Bidang Keuangan Negara BAB 1
15
sumber daya keuangan. Undang undang perbendaharaan negara mengatur pelaksanaan
fungsi fungsi:
Pengelolaan kas
Perencanaan penerimaan dan pengeluaran
Pengelolaan utang piutang dan investasi
Pengelolaan barang milik negara/daerah yang belum mendapat perhatian yang
memadai.
Kewenangan menteri keuangan terkait perbendaharaan negara meliputi:
Mengatur dan menyelenggarakan rekening pemerintah
Menyimpan uang negara dalam rekening kas umum negara pada bank sentral
Optimalisasi pemanfaatan dana pemerintah
Pengelolaan utang-piutang negara Meningkatkan efektifitas dan efisiensi pengelolaan investasi dan barang milik negara
Ketentuan mengenai divestasi
1.2.5 Penatausahaan dan Pertanggungjawaban Pelaksanaan
Untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara
perlu ditetapakan ketentuan yang mengatur mengenai hal-hal tersebut agar laporan
keuangan pemerintah:
Dihasilkan melalui proses akuntansi
Disajikan sesuai standar akuntansi pemerintahan termasuk elemen elemen laporan
keuangan didalamanya.
Disajikan sebagai wujud pertanggungjawaban setiap entitas pelaporan
Disampaikan kepada DPR/DPRD selambat-lambatnya 6 bulan setelah tahun anggaran
yang bersangkutan berakhir
Dapat menghasilkan statistik keuangan yang mengacu pada manual Statistik Keuangan
Pemerintah sehingga dapat memenuhi kebutuhan analisis kebijakan dan kondisi fiskal
pengelolaan dan analisis perbandingan negara, kegiatan pemerintahan, dan penyajian
statistik keuangan pemerintah
1.2.6 Penyelesaian Kerugian Negara
Untuk menghindari terjadinya kerugian keuangan negara/daerah akibat tindakan
melanggar hukum atau kelalaian, Undang-Undang Perbendaharaan Negara menegaskan
bahwa setiap kerugian negara/daerah yang disebabkan oleh tindakan melanggar hukum
atau kelalaian seseorang harus diganti oleh pihak yang bersalah. Dengan penyelesaian
kerugian tersebut, negara/daerah dapat dipulihkan dari kerugian yang terjadi. Penyelesaian
dilakukan oleh lembaga teknis bersangkutan.
1.2.7 Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (BLU)
-
8/16/2019 Modul Tindak Pidana Pencucian Uang dan Hukum Keuangan Negara
22/38
Undang Undang Bidang Keuangan Negara BAB 1
16
BLU merupakan bagian kekayaan neagra yang tidak dipisahkan. Berkenaan dengan
itu rencan kerja, anggaran sertalaporan keuangan dan kinerja BLU disusun dan disajikan
sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari rencana kerja dan anggaran serta laporan
keuangan kementerian/lembaga/pemerintah daerah.
Pembinaan keuangan BLU dilakukan oleh menteri keuangan dan pembinaan tekbnis
dilakukan oleh menteri yang bertanggung jawab atas bidang pemerinthan yang
bersangkutan.
1.3 UNDANG-UDANG PEMERIKSAAN KEUANGAN NEGARA
1.3.1 Dasar Pemikiran
Dasar pemikiran sehingga perlu dibentuk UU Pemeriksaan Keuangan Negara
adalah:
Untuk mewujudkan pengelolaan keuangan negara sesuai dengan ketentuan yang telah
di tetapkan dalam Undang-Undang Keuangan Negara dan Undang-Undang
Perbendaharaan Negara, perlu dilakukan pemeriksaan oleh suatu badan pemeriksa
keuangan yang bebas dan mandiri, sebagaimana ditetapkan dalam Pasal 23E Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
BPK belum memiliki landasan operasional yang memadai dalam pelaksanaan tugasnya
untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara.
Agar BPK dapat mewujudkan fungsinya secara efektif, undang undang ini mengatur
pokok yang berkaitan dengan pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan
negara berikut:
Pengertian pemeriksaan dan pemeriksa
Lingkup pemeriksaan
Standar pemeriksaan
Kebebasan dan kemandirian dalam pelaksanaan pemeriksaan
Akses pemeriksa terhadap informasi
Kewenangan untuk mengevaluasi pengendalian intern
Hasil pemeriksaan dan tindak lanjut
Pengenaan ganti kerugian negara
Sanksi pidana
Berhenti Sejenak.
Untuk menyegarkan pemahaman sesuai SP2, Jawab pertanyaan berikut:
1. Sebutkan Kewenangan Bendahara oleh Menteri keuangan!
2. Sebeutkan Kewenangan Administratif oleh Kementerian/Lembaga teknis!
-
8/16/2019 Modul Tindak Pidana Pencucian Uang dan Hukum Keuangan Negara
23/38
Undang Undang Bidang Keuangan Negara BAB 1
17
1.3.2 Lingkup Pemeriksaan BPK
BPK diberi kewenangan untuk melakukan tiga jenis pemeriksaan sebagai berikut:
Pemeriksaan keuangan : pemeriksaan atas laporan keuangan pemerintah pusat dan
pemerintah daerah dalam rangka memberikan opini tentang tingkat kewajaran informasi
yang disajikan dalam laporan keuangan pemerintah
Pemeriksaan kinerja : pemeriksaan atas aspek ekonomi dan efisiensi serta pemeriksaan
atas aspek efektivitas yang lazim dilakukan bagi kepentingan manajemen oleh aparat
pengawasan intern pemerintah.
Pemeriksaan dengan tujuan tertentu : pemeriksaan yang dilakukan dengan tujuan
khusus di luar pemeriksaan keuangan dan pemeriksaan kinerja. Biasanya terkait dengan
pemeriksaan investigasi
1.3.3 Pelaksanaan Pemeriksaan
BPK memiliki kebebasan dan kemandirian dalam ketiga tahap pemeriksaan, yaitu
perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan hasil pemeriksaan.
Kebebasan dalam tahap perencanaan mencakup kebebasan dalam menentukan objek
yang akan diperiksa, kecuali objek pemeriksaan yang diatur tersendiri dalam undang
undang atau pemeriksaan berdasar permintaan khusus dari lembaga perwakilan
Kebebasan dalam pelaksanaan kegiatan pemeriksaan antara lain meliputi kebebasan
dalam penentuan waktu pelaksanaan dan metode pemeriksaan termasuk metode
pemeriksaan yang bersifat investigatif. Selain itu kemandirian BPK dalam pemeriksaankeuangan negara mencakup ketersediaan sumber daya manusia anggaran dan sarana
pendukung lainnya
Kebebasan dalam pelaporan hasil pemeriksaan mencakup BPK dapat memanfaatkan
hasil pekerjaan yang dilakukan oleh aparat pengawasan intern pemerintah.
1.3.4 Hasil Pemeriksaan dan Tindak Lanjut
Hasil setiap pemeriksaan yang dilakukan oleh BPK disusun dan disajikan dalam
laporan hasil pemeriksaan (LHP) setelah kegiatan pemeriksaan selesai. Setiap laporan hasil
pemeriksaan BPK disampaikan kepada DPR/DPRD sesuai dengan kewenangannya
ditindaklanjuti, antara lain dengan membahasnya bersama pihak terkait.
Pemerintah wajib menindaklanjuti rekomendasi BPK. Sehubungan dengan itu, BPK
perlu memantau dan menginformasikan hasil pemantauan atas tindak lanjut tersebut kepada
DPR/DPD/DPRD.
1.3.5 Pengenaan Ganti Kerugian Negara
BPK menerbitkan surat keputusan penetapan batas waktu pertanggungjawaban
bendahara atas kekurangan kas/barang yang terjadi, setelah mengetahui ada kekurangajn
kas/barang dalm persediaan yang merugikan keuangan negara/daerah.
-
8/16/2019 Modul Tindak Pidana Pencucian Uang dan Hukum Keuangan Negara
24/38
Undang Undang Bidang Keuangan Negara BAB 1
18
1.3.6 Undang-Undang BPK
Undang-Undang BPK berisi ketentuan tentang Badan Pemeriksaan Keuangan
BPK merupakan suatu lembaga negara yang bebas dan mandiri dalam memeriksa
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara (Pasal 2)
BPK berkedudukan di ibukota negara dan memiliki perwakilan di setiap provinsi (Pasal 3)
Keanggotaan- BPK mempunyai 9 anggota dengan seorang Ketua merangkap anggota,
dan seorang Wakil Ketua merangkap anggota (Pasal 4)
Anggota BPK menjabat selama 5 tahun (Pasal 5)
Tugas dan wewenang BPK (Pasal 6-12) .
RANGKUMAN
Undang undang bidang keuangan negara terdiri dari:
1. Undang undang keuangan negara yang mengatur mengenai kewenangan dan hubungan
antar lembaga dalam konteks keuangan negara. Baik antara DPR/DPRD,
Pemerintah/Pemerintah daerah dan BPK. Juga Antara internal pemerintah sendiri.
2. Undang Undang Perbendaharaan negara mengatur mengenai pengelolaan dan
pentanggungjawaban keuangan negara
3. Undang undang Pemeriksaan Keuangan Negara mengatur kegiatan pemeriksaan BPK
TES FORMATIF
1. Jelaskan kewenangan Pemerintah/Pemerintah Daerah, DPR/DPRD dan BPK dalam
Konteks Keuangan Negara?
2. Jelaskan Pengertian Keuangan Negara!
3. Jelaskan asas Undang Undang Perbendaharaan Negara!
4. Sebutkan kewenangan Menteri Keuangan selaku terkait perbendaharaan negara!
5. Jelaskan Jenis Pemeriksaan yang dilakukan BPK!
UMPAN BALIK
Setelah mahasiswa mengerjakan Tes Formatif di atas, mahasiswa dapat
mencocokkan jawabannya dengan Kunci Tes Formatif. Berdasarkan hasil tersebut, terdapat
beberapa kriteria pemahaman mahasiswa sebagai berikut.
Jawaban Benar Pemahaman Keterangan
Berhenti Sejenak.
Untuk menyegarkan pemahaman sesuai SP3, Jawab pertanyaan berikut:
1. Apa yang diatur dalam Undang Undang Pemeriksaan euangan Negara?
-
8/16/2019 Modul Tindak Pidana Pencucian Uang dan Hukum Keuangan Negara
25/38
Undang Undang Bidang Keuangan Negara BAB 1
19
5 Amat Baik Lanjut Bab II
4 Baik Lanjut Bab II
3 Cukup Mengulangi Bab I
-
8/16/2019 Modul Tindak Pidana Pencucian Uang dan Hukum Keuangan Negara
26/38
Undang Undang Bidang Keuangan Negara BAB 1
20
Mengatur dan menyelenggarakan rekening pemerintah
Menyimpan uang negara dalam rekening kas umum negara pada bank sentral
Optimalisasi pemanfaatan dana pemerintah
Pengelolaan utang-piutang negara
Meningkatkan efektifitas dan efisiensi pengelolaan investasi dan barang milik negara
Ketentuan mengenai divestasi
5. Jenis Pemeriksaan yang dilakukan BPK:
Pemeriksaan keuangan : pemeriksaan atas laporan keuangan pemerintah pusat dan
pemerintah daerah dalam rangka memberikan opini tentang tingkat kewajaran
informasi yang disajikan dalam laporan keuangan pemerintah
Pemeriksaan kinerja : pemeriksaan atas aspek ekonomi dan efisiensi serta
pemeriksaan atas aspek efektivitas yang lazim dilakukan bagi kepentinganmanajemen oleh aparat pengawasan intern pemerintah.
Pemeriksaan dengan tujuan tertentu : pemeriksaan yang dilakukan dengan tujuan
khusus di luar pemeriksaan keuangan dan pemeriksaan kinerja. Biasanya terkait
dengan pemeriksaan investigasi
-
8/16/2019 Modul Tindak Pidana Pencucian Uang dan Hukum Keuangan Negara
27/38
Undang Undang Tindak Pidana Pencucian Uang BAB 2
21
BAB 2
UNDANG-UDANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG
PENDAHULUAN
1. Sasaran Pembelajaran yang Ingin Dicapai
SP 1 : Mampu memahami tindak pidana pencucian uang menurut Undang
Undang.
SP 2 : Mampu memahami Prinsip Mengenal Nasabah.
SP 3 : Mampu memahami kriminalisasi tindak pidana pencucian uang.
SP 4 : Mampu memahami kewajiban melapor bagi jasa keuangan.
SP 5 : Mampu memahami perlindungan terhadap saksi dan pelapor.
2. Ruang Lingkup Bahan Modul
Ruang lingkup bahan modul meliputi konsep dasar yang dirujuk dari buku “Akuntansi
Forensik dan Audit Investigatif” dan diperkaya dengan ketentuan perundang-undangan
Republik Indonesia.
3. Manfaat Mempelajari Modul
Dengan mempelajari modul ini, pembaca akan memperoleh manfaat berupa kemudahan
dalam memahami materi tentang undang undang bidang keuangan negara. Hal tersebutdisebabkan materi dalam modul ini disusun secara sistematis dan dilengkapi dengan poin-
poin penting yang harus diperhatikan pembaca. Di samping itu, pembaca akan dapat
menguji pemahamannya melalui Soal Latihan Sasaran Pembelajaran (SP) dan Soal Tes
Formatif yang dilengkapi dengan pembahasannya.
4. Urutan Pembahasan
- UU NO.15 TAHUN 2002
- UU NO.25 TAHUN 2003
- Prinsip Mengenal Nasabah (KYC)
- Kriminalisasi Tindak Pidana Pencucian Uang
- Kewajiban Melapor
- Perlindungan Saksi dan Pelapor
-
8/16/2019 Modul Tindak Pidana Pencucian Uang dan Hukum Keuangan Negara
28/38
Undang Undang Tindak Pidana Pencucian Uang BAB 2
22
MATERI PEMBELAJARAN
Negara negara di dunia memberi perhatian besar terhadap kejahatan lintas negara
yang terorganisasi seperti terorisme dan pencucian uang. Hal ini dikarenakan besarnya
dampak yang ditimbulkan yaitu:
Ketidakstabilan sistem keuangan
Distorsi ekonomi
Gangguan terhadap pengendalian jumlah uang yang beredar.
Dana dari hasil tindak pidana pencucian uang (TPPU) biasanya disamarkan,
disembunyikan atau direkayasa seolah olah berasal dari kegiatan legal. Biasanya pelaku
TPPU memanfaatkan jasa:
Sektor Perbankan
Pasar Modal
Lembaga keuangan non-bank
Indonesia pernah dimasukkan ke dalam daftar Non-Cooperative Countries and
Territories (NCCTs) oleh Financial Action Task Force (FATF) dengan pertimbangan:
tidak adanya undang-undang yang menetapkan pencucian uang sebagai tindak pidana,
tidak adanya ketentuan Prinsip Know Your Customer Principles (KYC) untuk lembaga
keuangan non-bank,
rendahnya kualitas SDM dalam penanganan kejahatan pencucian uang, dan
kurangnya kerja sama internasional.
Hal ini mendorong pemerintah mengambil langkah langkah untuk mengatasi
kelemahan yang telah disoroti FATF diatas. Pemerintah kemudian mengesahkan Undang-
Undang Nomor 15 Tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang. Pusat Pelaporan
dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dibentuk sebagai lembaga independen dalam
melaksanakan tugas dan kewenangannya untuk mencegah dan memberantas tindak pidana
pencucian uang.
Selain itu pemerintah juga mengeluarkan ketentuan Prinsip KYC bagi lembaga
keuangan non-bank, termasuk perusahaan sekuritas.Bank Indonesia juga telah
menyempurnakan ketentuan KYC untuk perbankan dengan mengeluarkan pedoman standar
yang wajib menjadi acuan perbankan.
2.1 UU NO.15 TAHUN 2002
Beberapa jenis pekerjaan illegal yang dilakukan korporasi maupun perseorangan lintas
batas negara yang menghasilkan kekayaan yang sangat besar yaitu:
Tindak Pidana Korupsi
Penyuapan Penyelundupan barang
-
8/16/2019 Modul Tindak Pidana Pencucian Uang dan Hukum Keuangan Negara
29/38
Undang Undang Tindak Pidana Pencucian Uang BAB 2
23
Penyelundupan tenaga kerja
Penyelundupan imigran
Kejahatan perbankan
Perdagangan gelap narkoba
Human Traficking
Perdagangan senjata gelap
Penculikan
Terorisme
Pencurian
Penggelapan
Penipuan
Dan kejahatan kerah putih
Harta kekayaan yang diperoleh dari berbagai tindakan kejahatan biasanya tidak
langsung digunakan agar tidak mudah dilacak oleh penegak hukum. Upaya untuk
menyembunyikan atau menyamarkan asal-usul kekayaan yang diperoleh dari tindak pidana
ini dikenal sebagai pencucian uang.
Kriminalisasi dari setiap tahap dalam proses pencucian uang merupakan inti dari
undang undang pidana pencucian uang. Ada tiga tahap dalam proses pencucian uang, yaitu:
a. Placement
Merupakan upaya menempatkan uang tunai hasil kejahatan ke dalam sistem keuangan
atau upaya menempatkan kembali dana yang sudah berada dalam sistem keuangan ke
dalam sistem keuangan, terutama perbankan. Dalam proses penempatan uang tunai ke
dalam sistem keuangan ini, terdapat pergerakan fisik tunai melalui:
Penyelundupan uang tunai dari suatu negara ke negara lain.
Penggabungan antara uang tunai yang berasal dari kejahatan dengan uang yang
diperoleh dari hasil kegiatan yang sah.
Pembukaan deposito
Pembelian saham saham
Pengkonversian ke dalam mata uang negara lain.
b. Layering
Merupakan upaya mentransfer harta kekayaan dari hasil kejahatan yang telah berhasil
masuk dalam sistem keuangan melalui tahap placement yang dijelaskan diatas. Dalam
proses ini, ada rekayasa untuk memishkan uang hasil kejahatan dari sumbernya melalui
pengalihan dana hasil placement ke beberapa rekening atau lokasi tertentu lainnya
dengan serangkaian transaksi yang kompleks yang didesain untuk menyamarkansumber dana haram tersebut. Layering dapat pula dilakukan dengan transaksi jaringan
-
8/16/2019 Modul Tindak Pidana Pencucian Uang dan Hukum Keuangan Negara
30/38
Undang Undang Tindak Pidana Pencucian Uang BAB 2
24
internasional baik melalui bisnis yang sah maupun perusahaan “keong” (perusahaan
yang tidak melakukan kegiatan usaha apapun)
c. Integration
Merupakan upaya menggunakan kekayaan yang berasal dari tindak pidana yang telah
berhasil masuk kedalam sistem keuangan melalui placement dan layering, seolah-olah
merupakan kekayaan halal. Uang yang dicuci melalui placement dan layering dalam
tahap ini digunakan untuk kegiatan yang seolah-olah tidak berkaitan dengan kejahatan
yang menjadi sumbernya.
Dalam Rangka pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang,
dibentuk PPATK yang bertugas:
a. Mengumpulkan, menyimpan, menganalisis, mengevaluasi informasi yang diperoleh oleh
PPATK.
b. Memantau catatan dalam buku daftar pengecualian yang dibuat oleh penyedia jasa
keuangan.
c. Membuat pedoman mengenai tata cara pelaporan transaksi keuangan yang
mencurigakan.
d. Memberi nasihat dan bantuan kepada instansi yang berwenang tentang informasi yang
diperoleh PPATK.
e. Mengeluarkan pedoman dan publikasi kepada penyedia jasa keuangan tentang
kewajibannya sesuai ketentuan peraturan perundang undangan dan membantumendeteksi perilaku nasabah yang mencurigakan.
f. Memberikan rekomendasi kepada pemerintah mengenai upaya upaya pencegahan dan
pemberantasan tindak pidana pencucian uang.
g. Melaporkan hasil analisis transaksi keuangan yang berindikasi tindak pidana pencucian
uang kepada kepolisian dan kejaksaan.
h. Membuat dan memberikan laporan mengenai hasil analisis transaksi keuangan dan
kegiatan lainnya enam bulan sekali kepada Presiden, Dewan Perwakilan Rakyat, dan
lembaga yang berwenang melakukan pengawasan terhadap penyedia jasa keuangan.Undang undag tindak pidana pencucian uang juga mengatur mengenai persidangan
tanpa kehadiran terdakwa. Jika terdakwa dipanggil tiga kali secara sah, tetapi tetap tidak
hadir, maka majelis hakim dengan putusan sela dapat meneruskan pemeriksaan tanpa
kehadiran terdakwa.
2.2 UU NO.25 TAHUN 2003
Ketentuan undang undang nomor 15 tahun 2002 dirasakan belum memenuhi standar
internasioanl sehingga perlu dirubah dengan dierbitkannya Undang Undang Nomor 25 tahun
2003. Berikut perubahan dalam undang undang nomor 25 Tahun 2003:
Cakupan penyedia jasa keuangan
-
8/16/2019 Modul Tindak Pidana Pencucian Uang dan Hukum Keuangan Negara
31/38
Undang Undang Tindak Pidana Pencucian Uang BAB 2
25
Penyediaan jasa keuangan diperluas tidak hanya meliputi setiap orang yang
menyediakan jasa dibidang keuangan tetapi juga meliputi jasa lainnya yang terkait
dengan keuangan. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisispasi pelaku tindak pidana
pencucian uang yang memanfaatkan penyedia jasa keuangan yang belum diwajibkan
menyampaikan laporan transaksi laporan keuangan dan mengantisipasi munculnya
bentuk penyedia Jasa keuangan baru yang belum diatur dengan undang undang
Pengertian transaksi Keuangan
Pengertian transaksi keuangan mencurigakan diperluas dengan mencantumkan
transaksi keuangan yang dilakukan atau batal dilakukan dengan menggunakan harta
kekayaan yang diduga berasal dari tindak pidana.
Pembatasan jumlah hasil tindak pidana
pembatasan jumlah hasil tindak pidana sebesar lima ratus juta rupiah atau lebih, atau
nilai yang setara diperoleh dari tindak pidana dihapus, karena tidak sesuai dengan
prinsip yang berlaku umum bahwa untuk menetukan suatu perbuatan dapat dipidana
tidak tergantung pada besa atau kecilnya hasil tindak pidana yang diperoleh.
Cakupan tindak pidana asal diperluas.
Jangka waktu penyampaian laporan Transaksi mencurigakan dipersingkat.
Penambahan Ketentuan Baru yang menjamin kerahasiaan penyusunan dan
penyampaian laporan transaksi keuangan mencurigakan yang disampaikan kepada
PPATK atau penyidik.
Ketentuan kerja sama bantuan timbal balik di Bidang Hukum dipertegas agar menjadi
dasar bagi penegak hukum Indonesia menerima dan memberikan bantuan dalam rangka
penegakan hukum pidana pencucian uang. Kerjasama Internasional meliputi kerjasama
bilateral dan multilateral
2.3 Prinsip Mengenal Nasabah (KYC)
Pengamanan dalam sistem perbankan di Indonesia dalam hal tindak pidana pencucian
uang mendapat perhatian khusus. Hal ini dikarenakan perbankan adalah sistem yang paling
dominan di Indonesia. Ketentuan setoran modal untuk mendirikan Bank baru dan tambahan
setoran modal harus bebas dari pencucian uang.
Pada tanggal 18 Juni 2001, Bank Indonesia menegluarkan ketentuan KYC yang
mewajibkan bank untuk mengenal profil dan karakteristik transaksi nasabahnya sebagai
upaya awal mencegah bank digunakan sebagai sarana pencucian uang. Hal ini sejalan
dengan prisip prudential nanking berdasarkan Basle Core Principles for Effective banking
Supervision. Ini praktik internasional yang mewajibkan bank bank memiliki pedoman
manajemen risiko. Risiko yang dihadapi apabila bank dimafaatkan untuk sarana pencucian
uanga meliputi risiko operasional, risiko hukum, risiko konsentrasi, dan risiko reputasi.
-
8/16/2019 Modul Tindak Pidana Pencucian Uang dan Hukum Keuangan Negara
32/38
Undang Undang Tindak Pidana Pencucian Uang BAB 2
26
Namun ternyata langkah langkah tersebut belum cukup karena belum ada KYC untuk
lembaga keuangan non-bank. Untuk mengatasi kelemahan tersebut Departemen Keuangan
dan Badan pengawas Pasar Modal mengeluarkan ketentuan KYC bagi lembaga keuangan
non bank. Departemen Keuangan mempunyai kewenangan pengawasan:
Perusahaan asuransi.
Dana pensiun.
Lembaga pembiayaan.
Pegadaian.
Bapepam memiliki kewenangan mengawasi:
Perusahaan efek.
Pengelola reksadana dan custodian.
Pengawasan oleh Bapepam dan Departemen keuangan kemudian dijadikan satu olehlembaga yang bernama Otoritas Jasa keuangan (OJK).
Peraturan mengenai KYC mewajibkan para penyedia jasa keuangan untuk
menetapkan kebijakan dan prosedur mengenai penerimaan dan identifikasi calon ansabah,
pemantauan rekening dan transaksi nasabah, manajemen resiko. Penyedian jasa keuangan
juga diwajibkan menyampaikan laporan transaksi keuangan mencurigakan atau disebut
STR, yaitu transaksi yang menyimpang dari profil dan karakteristik serta pola kebiasaan
transaksi nasabah. Penyedia jasa keuangan wajib menyampaikan laporan transaksi
keuangan secara tunai yang disebut CTR.
2.4 Kriminalisasi dari perbuatan Pencucian Uang
Semua kegiatan berikut yang bersumber uang dari tindak pidana yang bermaksud
menyamarkan asal usul harta kekayaan akan dikriminalisasi, yaitu:
a. Menempatkan harta kekayaan kepada jasa penyedia keuangan
b. Mentransfer harta kekayaan
c. Membayarkan atau membelajakan harta kekayaan
Berhenti Sejenak.
Untuk menyegarkan pemahaman sesuai SP1 dan SP2, Jawab pertanyaan
berikut:
1. Kenapa Indonesia menaruh perhatian khusus pada tindak pidana
pencucian uang?
2. Apa kewajiban penyedia jasa keuangan terkait prinsip mengenal nasabah?
-
8/16/2019 Modul Tindak Pidana Pencucian Uang dan Hukum Keuangan Negara
33/38
Undang Undang Tindak Pidana Pencucian Uang BAB 2
27
d. Menghibahkan atau menyumbangkan harta kekayaan
e. Menitipkan harta kekayaan
f. Membawa keluar negeri harta kekayaan
g. Menukarkan dengan mata uang asing atau surat berharga
2.5 Kewajiban Melapor
Undang undang TPPU hanya bisa berjalan apabila pihak pihak yang berkewajiban
menyampaikan laporan kepada PPATK, melaksanakan kewajibannya. Ada dua jenis laporan
yang wajib disampaikan:
a. Transaksi keuangan mencurigakan:
Transaksi keuangan yang menyimpang dari profil, karakteristik atau kebiasaan pada
transaksi nasabah yang bersangkutan
Transaksi keuangan oleh nasabah yang patut diduga dilakukan dengan tujuan untuk
menghindari pelaporan transaksi yang bersangkutan yang wajib dilakukan oleh
penyedia jasa keuangan sesuai ketentuan perundang undangan
Transaksi keuangan yang dilakukan atau batal dilakukan dengan menggunakan
kekayaan yang diduga dari hasil tindak pidana pencucian uang
b. Laporan transaksi keuangan yang dilakukan secara tunai.
2.6 Perluasan Definisi Dokumen
Undang undang TPPU memperluas definisi tradisional menmgenai dokumen dengan
memperhitungkan teknologi informasi dan komunikasi. Definisi tersebut sebagai berikut:Dokumen adalah data, rekaman, atau informasi yang dapat dilihat, dibaca, dan/atau
didengar yang dapat dikeluarkan dengan atau tanpa bantuan suatu sarana, baik yang
tertuang dalam kertas, benda fisik apapun selain kertas, atau yang terekam secara
elektronik, tetapi tidak terbatas pada:
a. Tulisan,suara atau gambar
b. Peta, rancangan, foto, atau sejenisnya
Huruf, tanda, angka, symbol, atau perforasi yang memiliki makna atau dapat dipahami
orang yang mampu membaca dan memahaminya.
2.7 Pelindungan Saksi dan Pihak Pelapor
Perlindungan terhadp pihak pelapor adalah bentuk menjaga kerhasisiaan identitas
pelapor. Sedangkan perlindungan saksi dalam pemeriksaan TPPU dalam bentuk
pelindungan khusus oleh negara dari kemungkinan ancaman yang membahayakan diri, jiwa,
dan/atau hartanya, termasuk keluarganya.
-
8/16/2019 Modul Tindak Pidana Pencucian Uang dan Hukum Keuangan Negara
34/38
Undang Undang Tindak Pidana Pencucian Uang BAB 2
28
RANGKUMAN
Undang Undang Tindak Pidana Pencucian Uang berguna untuk mencegah
pencucian uang illegakl dari tindak pidana menjadi seolah olah legal. Tindak pidana
pencucian uang biasanya dilakukan melalui perantara jasa lembaga keuangan. Pencucian
uang melalui tiga proses yaitu Placemen, Layering dan Integration.
Prinsip menngenal nasabah pada dasarnya adalah profiling nasabah, yaitu
pencatatan identitas lengkap nasabah, agar aktifitas keuangan didalamnya terpantau. Untukkebehasilan penerapan undang undang tindak pidana pencucian uang, diperlukan peran
aktif pihak yang wajib melapor setidaknya dua laporan yaitu laporan transaksi mencurigakan
dan transaksi tunai.
Perlindungan terhadp pihak pelapor adalah bentuk menjaga kerhasisiaan identitas
pelapor. Sedangkan perlindungan saksi dalam bentuk pelindungan khusus dari kemungkinan
ancaman yang membahayakan diri, jiwa, dan/atau hartanya, termasuk keluarganya.
TES FORMATIF
1. Jelaskan Tiga tahap dalam proses pencucian uang!
2. Sebutkan tugas PPATK dalam Rangka pencegahan dan pemberantasan tindak pidana
pencucian uang!
3. Sebutkan kegiatan yang akan dikriminalisasi terkait tindak pidana yang bermaksud
menyamarkan asal usul harta kekayaan!
4. Sebutkan apa saja transaksi keuangan mencurigakan!
5. Apa jenis perlindungan terhadap saksi dan pelapor tindak pidana pencucian uang?
UMPAN BALIK
Setelah mahasiswa mengerjakan Tes Formatif di atas, mahasiswa dapat
Berhenti Sejenak.
Untuk menyegarkan pemahaman sesuai SP3, SP4 dan SP5, Jawab
pertanyaan berikut:
1. Sebutkandua jenis laporan yang wajib disampaikan Lemabaga keuangan
kepada PPATK!
2. Apa bentuk perlindungan terhadap pelapor tindak pidana pencucian uang?
3. Sebutkan kegiatan yang akan dikriminalisasi terkait tindak pidana
pencucian uang!
-
8/16/2019 Modul Tindak Pidana Pencucian Uang dan Hukum Keuangan Negara
35/38
Undang Undang Tindak Pidana Pencucian Uang BAB 2
29
mencocokkan jawabannya dengan Kunci Tes Formatif. Berdasarkan hasil tersebut, terdapat
beberapa kriteria pemahaman mahasiswa sebagai berikut.
Jawaban Benar Pemahaman Keterangan
5 Amat Baik Lanjut Bab II
4 Baik Lanjut Bab II
3 Cukup Mengulangi Bab I
-
8/16/2019 Modul Tindak Pidana Pencucian Uang dan Hukum Keuangan Negara
36/38
Undang Undang Tindak Pidana Pencucian Uang BAB 2
30
yang menjadi sumbernya.
2. Dalam Rangka pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang, dibentuk
PPATK yang bertugas:
a. Mengumpulkan, menyimpan, menganalisis, mengevaluasi informasi yang diperoleh
oleh PPATK.
b. Memantau catatan dalam buku daftar pengecualian yang dibuat oleh penyedia jasa
keuangan.
c. Membuat pedoman mengenai tata cara pelaporan transaksi keuangan yang
mencurigakan.
d. Memberi nasihat dan bantuan kepada instansi yang berwenang tentang informasi
yang diperoleh PPATK.
e. Mengeluarkan pedoman dan publikasi kepada penyedia jasa keuangan tentang
kewajibannya sesuai ketentuan peraturan perundang undangan dan membantu
mendeteksi perilaku nasabah yang mencurigakan.
f. Memberikan rekomendasi kepada pemerintah mengenai upaya upaya pencegahan
dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang.
g. Melaporkan hasil analisis transaksi keuangan yang berindikasi tindak pidana
pencucian uang kepada kepolisian dan kejaksaan.
h. Membuat dan memberikan laporan mengenai hasil analisis transaksi keuangan dan
kegiatan lainnya enam bulan sekali kepada Presiden, Dewan Perwakilan Rakyat, danlembaga yang berwenang melakukan pengawasan terhadap penyedia jasa
keuangan.
3. Kegiatan berikut yang bersumber uang dari tindak pidana yang bermaksud
menyamarkan asal usul harta kekayaan akan dikriminalisasi, yaitu:
a. Menempatkan harta kekayaan kepada jasa penyedia keuangan
b. Mentransfer harta kekayaan
c. Membayarkan atau membelajakan harta kekayaan
d. Menghibahkan atau menyumbangkan harta kekayaane. Menitipkan harta kekayaan
f. Membawa keluar negeri harta kekayaan
g. Menukarkan dengan mata uang asing atau surat berharga
4. Transaksi keuangan mencurigakan:
a. Transaksi keuangan yang menyimpang dari profil, karakteristik atau kebiasaan pada
transaksi nasabah yang bersangkutan
b. Transaksi keuangan oleh nasabah yang patut diduga dilakukan dengan tujuan untuk
menghindari pelaporan transaksi yang bersangkutan yang wajib dilakukan oleh
penyedia jasa keuangan sesuai ketentuan perundang undangan
-
8/16/2019 Modul Tindak Pidana Pencucian Uang dan Hukum Keuangan Negara
37/38
Undang Undang Tindak Pidana Pencucian Uang BAB 2
31
c. Transaksi keuangan yang dilakukan atau batal dilakukan dengan menggunakan
kekayaan yang diduga dari hasil tindak pidana pencucian uang
5. Perlindungan terhadp pihak pelapor adalah bentuk menjaga kerhasisiaan identitas
pelapor. Sedangkan perlindungan saksi dalam pemeriksaan TPPU dalam bentuk
pelindungan khusus oleh negara dari kemungkinan ancaman yang membahayakan diri,
jiwa, dan/atau hartanya, termasuk keluarganya
-
8/16/2019 Modul Tindak Pidana Pencucian Uang dan Hukum Keuangan Negara
38/38
DAFTAR PUSTAKA
Sholich, Munthe, Asriani. 2016. Makalah Penyusunan Anggaran Sektor Publik.
Tuanakotta, Theodorus. 2016. Akuntansi Forensik dan Audit Investigasi. Salemba Empat.
Jakarta
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara.
Zunaidi, dkk. 2015. Pokok-Pokok Proses Penyusunan Anggaran Belanja Kementerian
Negara/Lembaga. Jakarta Direktorat Penyusunan APBN, Direktorat Jenderal Anggaran,
Kementerian Keuangan.