Modul Sel Elektrokimia

4
SEL ELEKTROKIMIA I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Korosi merupakan proses elektrokimia yang melibatkan transfer elektron dari anoda ke katoda. Dengan mengetahui potensial korosi logam dapat diidentifikasikan anoda dan katodanya sehingga sel korosi dapat diidentifikasi. Berdasarkan potensial korosi logam yang diukur dapat ditunjukkan anodik dan katodiknya. Selain itu sel korosi dapat dibentuk akibat perbedaan kondisi lingkungan. I.2 Tujuan Setelah melakukan percobaan ini, diharapkan mampu : 1. Menghitung E sel dalam sel korosi yang terbentuk 2. Menentukan elektroda yang anodik dan katodik berdasarkan pengukuran potensial 3. Menentukan sel korosi berdasarkan lingkungan II. LANDASAN TEORI Sel elektrokiia adalah sel yang dirancang untuk menjadikan suatu reaksi reduksi-oksidasi (redoks) menghasilkan energi listrik. Dalam sebuah sel, energi listrik dihasilkan dengan jalan pelepasan elektron pada suatu elektroda (oksidasi) dan penerimaan elektron pada elektroda lainnya (reduksi). Elektroda yang melepaskan elektron dinamakan anoda sedangkan elektroda yang menerima elektron dinamakan katoda. Jadi sebuah sel selalu terdiri dari dua bagian, yaitu setengah reaksi oksidasi akan berlangsung pada anoda dan setengah reaksi reduksi akan berlangsung pada katoda. Dengan kata lain pada sel elektrokimia kedua setengah reaksi dipisahkan dengan maksud agar aliran elektron (listrik) yang timbul dapat diukur. Salah satu faktor yang mencirikan sebuah sel adalah perbedaan potensial listrik antara anoda dan katoda. Salah satu contoh sel elektrokimia dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

description

Modul Praktikum Pencegahan Korosi, Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Bandung

Transcript of Modul Sel Elektrokimia

SEL ELEKTROKIMIAI. PENDAHULUAN1.1 Latar BelakangKorosi merupakan proses elektrokimia yang melibatkan transfer elektron dari anoda ke katoda. Dengan mengetahui potensial korosi logam dapat diidentifikasikan anoda dan katodanya sehingga sel korosi dapat diidentifikasi. Berdasarkan potensial korosi logam yang diukur dapat ditunjukkan anodik dan katodiknya. Selain itu sel korosi dapat dibentuk akibat perbedaan kondisi lingkungan.

1.2 TujuanSetelah melakukan percobaan ini, diharapkan mampu :1. Menghitung Esel dalam sel korosi yang terbentuk2. Menentukan elektroda yang anodik dan katodik berdasarkan pengukuran potensial3. Menentukan sel korosi berdasarkan lingkungan

II. LANDASAN TEORISel elektrokiia adalah sel yang dirancang untuk menjadikan suatu reaksi reduksi-oksidasi (redoks) menghasilkan energi listrik. Dalam sebuah sel, energi listrik dihasilkan dengan jalan pelepasan elektron pada suatu elektroda (oksidasi) dan penerimaan elektron pada elektroda lainnya (reduksi). Elektroda yang melepaskan elektron dinamakan anoda sedangkan elektroda yang menerima elektron dinamakan katoda. Jadi sebuah sel selalu terdiri dari dua bagian, yaitu setengah reaksi oksidasi akan berlangsung pada anoda dan setengah reaksi reduksi akan berlangsung pada katoda. Dengan kata lain pada sel elektrokimia kedua setengah reaksi dipisahkan dengan maksud agar aliran elektron (listrik) yang timbul dapat diukur. Salah satu faktor yang mencirikan sebuah sel adalah perbedaan potensial listrik antara anoda dan katoda. Salah satu contoh sel elektrokimia dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 1. Sel ElektrokimiaReaksi yang terjadi :Katoda (reduksi): Fe 2+ + 2e FeAnoda (oksidasi): Cu Cu2+ + 2eReaksi sel: Fe2+ + Cu Fe + Cu2+III. PERCOBAAN3.1 Alat dan Bahan1. Gelas kimia, 1000 mL (1); 250 mL (4)2. Labu takar 500 mL (1); 250 mL (1)3. Pipet volum 10 mL4. Pipet Ukur 25 mL5. Bola hisap6. Botol semprot7. Pipet tetes8. Pipa U9. Elektroda Kalomel10. Multimeter11. Kertas abrasive12. Neraca Analitik13. Pemanas14. Larutan NaCl 3,56 g/L15. Larutan CuSO4 0,1 M ; 0,01 M16. Logam Cu dan Fe

3.2 Prosedur Kerja3.2.1 Persiapan Spesimena. Amplas spesimen Cu dan Fe yang akan digunakan dan bersihkan dengan airb. Cuci spesimen dalam alkohol3.2.2 Persiapan Larutana. Membuat larutan NaCl 3,56 g/Lb. Membuat larutan CuSO4 0,1 M dan 0,01 M dalam 250 mL3.2.3 Rangkaian Sela. Menghitung potensial rangkaian Cu dan Fe dalam larutan NaCl Membuat rangkaian sel dengan larutan NaCl dan logam yang digunakan adalah Fe dan Cu Mengukur masing-masing potensial Fe dan Cu dengan elektroda pembanding Menghubungkan Cu dengan Fe, kemudian mengukur potensial sel dengan multimeterb. Menghitung potensial sel logam Fe dalam kadar oksigen yang berbeda Mengukur potensial logam Fe diberi oksigen dengan elektroda pembanding Membuat rangkaian sel elektrokimia dalam larutan NaCl yang salah satunya diberi oksigen dengan logam Fe yang sama, kemudian ukur potensial selnya dengan multimeterc. Menghitung potensial logam sel (Cu) dengan konsentrasi lingkungan yang berbeda Mengukur masing-masing potensial Cu dalam CuSO4 0,1 M dan 0,01 M dengan elektroda pembanding Membuat rangkaian sel elektrokimia dengan larutan CuSO4 0,1 M dan 0,01 M dan logam yang digunakan adalah Cu, kemudian ukur potensial selnyad. Menghitung potensial sel logam Fe dalam larutan NaCl dengan temperatur yang berbeda Memanaskan salah satu larutan NaCl sampai 50 oC kemudian ukur potensialnya dengan elektroda pembanding Membuat rangkaian sel elektrokimia dengan larutan NaCl beda temperatur dan logam Fe, kemudian ukur potensial selnya

3.3 Pengambilan DataPercobaanE anodaE katoda

Cu (NaCl) dengan Fe (NaCl)

Fe dgn Fe/O2 dalam NaCl

Cu/Cu2+ 0,01 M dgn Cu/Cu2+ 0,1 M

Fe (NaCl Tkamar) dgn Fe (NaCl 50 oC)

IV. PENGOLAHAN DATA4.1 Perhitungan Hitung potensial selnya berdasarkan potensial standar Hitung potensial sel berdaarkan persamaan Nernst4.2 Penyajian Data Tabelkan data E anoda dan katoda, Esel pengukuran, dan E sel SHE4.3 Isi Pembahasan Tuliskan reaksi yang terjadi setiap sel korosi Tentukan anodik dan katodiknya pada sel korosi Bandingkan Esel terbaca dengan Esel hasil perhitungan, bahas bila terjadi perbedaan harga EselV. PUSTAKAGosta W., An Introductio to Corrosion and Protection of Metals, Butler & Tanner Ltd, London, 1972.