MODUL RDE - 04: SURVEI PENENTUAN TRASE JALAN

41
MyDoc/Pusbin-KPK/Draft1 PELATIHAN ROAD DESIGN ENGINEER (AHLI TEKNIK DESAIN JALAN) DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI (PUSBIN-KPK) MODUL RDE - 04: SURVEI PENENTUAN TRASE JALAN 2005

Transcript of MODUL RDE - 04: SURVEI PENENTUAN TRASE JALAN

Page 1: MODUL RDE - 04: SURVEI PENENTUAN TRASE JALAN

MyDoc/Pusbin-KPK/Draft1

PELATIHAN ROAD DESIGN ENGINEER (AHLI TEKNIK DESAIN JALAN)

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA

PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI (PUSBIN-KPK)

MODUL RDE - 04: SURVEI PENENTUAN TRASE JALAN

2005

Page 2: MODUL RDE - 04: SURVEI PENENTUAN TRASE JALAN

Modul RDE-04 : Survai Penentuan Trase Jalan Kata Pengantar

Pelatihan Road Design Engineer (RDE) i

KATA PENGANTAR

Modul ini berisi pembahasan dalam garis besar mengenai survai penentuan trase jalan

meliputi : survai pendahuluan, pengukuran topografi untuk penentuan trase jalan,

pemanfaatan data hasil survai geoteknik, pemanfaatan hasil survai hidrologi,

pemanfaatan data hasil pengelolaan/mitigasi dampak lingkungan dan penggunaan

data-data tersebut untuk menentukan trase jalan.

Modul ini hanya menggarisbawahi salah satu butir yang diperlukan untuk penyiapan

dokumen pembangunan jalan baru, yaitu “membuat alinyemen baru” yang tentu akan

diawali dengan memilih trase jalan baru. Kesalahan memilih trase jalan baru akan

memberikan dampak yang tidak kecil karena selain nantinya akan berkaitan dengan

permasalahan pembiayaan pembangunan jalan tetapi juga berpengaruh terhadap

fungsi jaringan jalan, baik dalam skala lokal, regional, maupun nasional. Oleh karena

itu, penetapan trase jalan tersebut memerlukan standar yang terukur, di samping

prosedur dan batasan-batasan yang digunakan tidak boleh menyimpang dari kriteria

teknis yang berlaku untuk penanganan jalan di Indonesia.

Kami menyadari bahwa modul ini masih jauh dari sempurna baik ditinjau dari segi

materi sistematika penulisan maupun tata bahasanya. Untuk itu kami mengharapkan

kritik dan saran dari para peserta dan pembaca semua, dalam rangka perbaikan dan

penyempurnaan modul ini.

Demikian mudah-mudahan modul ini dapat bermanfaat bagi yang memerlukannya.

Page 3: MODUL RDE - 04: SURVEI PENENTUAN TRASE JALAN

Modul RDE-04 : Survai Penentuan Trase Jalan Kata Pengantar

Pelatihan Road Design Engineer (RDE) ii

Page 4: MODUL RDE - 04: SURVEI PENENTUAN TRASE JALAN

Modul RDE-04 : Survai Penentuan Trase Jalan Kata Pengantar

Pelatihan Road Design Engineer (RDE) iii

LEMBAR TUJUAN

UDUL PELATIHAN : Pelatihan Ahli Teknik Desain Jalan (Road

Design Engineer)

MODEL PELATIHAN : Lokakarya terstruktur

TUJUAN UMUM PELATIHAN :

Setelah modul ini dipelajari, peserta mampu membuat desain jalan mencakup

perencanaan geometrik dan perkerasan jalan termasuk mengkoordinasikan

perencanaan drainase , bangunan pelengkap dan perlengkapan jalan.

TUJUAN KHUSUS PELATIHAN :

Pada akhir pelatihan ini peserta diharapkan mampu:

1. Melaksanakan Etika Profesi, Etos Kerja, UUJK dan UU Jalan.

2. Melaksanakan Manajemen K3, RKL dan RPL.

3. Mengenal dan Membaca Peta.

4. Melaksanakan Survei Penentuan Trase Jalan.

5. Melaksanakan Dasar-dasar Pengukuran Topografi

6. Melaksanakan Dasar-dasar Survei dan Pengujian Geoteknik.

7. Melaksanakan Dasar-dasar Perencanaan Drainase.

8. Melaksanakan Rekayasa Lalu-lintas.

9. Melaksanakan Dasar-dasar Perencanaan Bangunan Pelengkap dan

Perlengkapan Jalan.

10. Melaksanakan Perencanaan Geometrik.

11. Melaksanakan Perencanaan Perkerasan Jalan.

12. Melakukan pemilihan jenis Bahan Perkerasan Jalan.

Page 5: MODUL RDE - 04: SURVEI PENENTUAN TRASE JALAN

Modul RDE-04 : Survai Penentuan Trase Jalan Kata Pengantar

Pelatihan Road Design Engineer (RDE) iv

NOMOR : RDE-04

JUDUL MODUL : SURVAI PENENTUAN RENCANA TRASE

JALAN

TUJUAN PELATIHAN :

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU) :

Setelah modul ini dipelajari, peserta mampu mengimplementasikan

pengetahuannya tentang survai pendahuluan, pengukuran topografi, serta

pemanfaatan data hasil survai: geoteknik, hidrologi, hasil pengelolaan/mitigasi

dampak lingkungan untuk penetapan rencana trase jalan.

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)

Pada akhir pelatihan peserta mampu :

1. Menjelaskan latar belakang dan lingkup pekerjaan

2. Melaksanakan survei pendahuluan

3. Menggunakan data pengukuran topografi

4. Memanfaatkan data hasil survei geoteknik

5. Memanfaatkan data hasil survei hidrologi

6. Memanfaatkan data hasil pengolahan/mitigasi dampak lingkungan

7. Melakukan penentuan trase jalan.

Page 6: MODUL RDE - 04: SURVEI PENENTUAN TRASE JALAN

Modul RDE-04 : Survai Penentuan Trase Jalan Kata Pengantar

Pelatihan Road Design Engineer (RDE) v

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR .................................................................................. i

LEMBAR TUJUAN ..................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................. iv

DESKRIPSI SINGKAT PENGEMBANGAN MODUL

PELATIHAN AHLI TEKNIK PERENCANAAN

JALAN (Road Design Engineer) ..................................................... vi

DAFTAR MODUL ........................................................................................ vii

PANDUAN INSTRUKTUR ......................................................................... viii

BAB 1 LATAR BELAKANG DAN LINGKUP

PEKERJAAN .............................................................................. I-1

1.1 Latar Belakang........................................................................ I-1

1.2 Lingkup Pekerjaan .................................................................. I-2

BAB 2 SURVEY PENDAHULUAN ............................................................ II-1

2.1. Umum ...................................................................................... II-1

2.2. Lingkup Kegiatan ..................................................................... II-1

BAB 3 PENGUKURAN TOPOGRAFI ........................................................ III-1

3.1. Umum ..................................................................................... III-1

3.2. Lingkup Kegiatan .................................................................... III-1

3.3. Perhitungan dan Penggambaran ............................................ III-5

3.4. Pelaporan ............................................................................... III-6

BAB 4 MEMANFAATKAN DATA HASIL SURVEY

GEOTEKNIK .............................................................................. IV-1

4.1. Umum ..................................................................................... IV-1

4.2. Rincian Jenis Data .................................................................. IV-1

4.3. Data Apa Yang Harus Dimanfaatkan? .................................... IV-4

BAB 5 MEMANFAATKAN DATA HASIL SURVAI

HIDROLOGI ............................................................................... V-1

5.1. Jenis Data ............................................................................... V-1

5.2. Cakupan Data ......................................................................... V-1

Page 7: MODUL RDE - 04: SURVEI PENENTUAN TRASE JALAN

Modul RDE-04 : Survai Penentuan Trase Jalan Kata Pengantar

Pelatihan Road Design Engineer (RDE) vi

5.3. Manfaat data hidrologi untuk penentuan

trase jalan ....................................................................................... V-1

BAB 6 MEMANFAATKAN DATA HASIL

PENGELOLAAN/ MITIGASI DAMPAK

LINGKUNGAN............................................................................ VI-1

6.1. Umum ..................................................................................... IV-1

6.2. Jenis data yang perlu dimanfaatkan ....................................... VI-1

6.3. Mengolah Data ....................................................................... VI-2

BAB 7 PENENTUAN TRASE JALAN ....................................................... VII-1

7.1. Umum ..................................................................................... VII-1

7.2. Standar Perencanaan Geometrik ........................................... VII-1

7.3. Penggambaran ....................................................................... VII-2

7.4. Penyiapan Laporan dan Gambar Trase

Rencana Jalan ................................................................................ VII-3

7.5. Penutup .................................................................................. VII-3

RANGKUMAN

DAFTAR PUSTAKA

HAND OUT

Page 8: MODUL RDE - 04: SURVEI PENENTUAN TRASE JALAN

Modul RDE-04 : Survai Penentuan Trase Jalan Kata Pengantar

Pelatihan Road Design Engineer (RDE) vii

DESKRIPSI SINGKAT PENGEMBANGAN MODUL

PELATIHAN AHLI TEKNIK DESAIN JALAN

(Road Design Engineer)

1. Kompetensi kerja yang disyaratkan untuk jabatan kerja Ahli Teknik

Desain Jalan (Road Design Engineer) dibakukan dalam Standar

Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) yang didalamnya telah

ditetapkan unit-unit kerja sehingga dalam Pelatihan Ahli Teknik Desain

Jalan (Road Design Engineer) unit-unit tersebut menjadi Tujuan Khusus

Pelatihan.

2. Standar Latihan Kerja (SLK) disusun berdasarkan analisis dari masing-

masing Unit Kompetensi, Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja yang

menghasilkan kebutuhan pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku dari

setiap Elemen Kompetensi yang dituangkan dalam bentuk suatu susunan

kurikulum dan silabus pelatihan yang diperlukan untuk memenuhi tuntutan

kompetensi tersebut.

3. Untuk mendukung tercapainya tujuan khusus pelatihan tersebut, maka

berdasarkan Kurikulum dan Silabus yang ditetapkan dalam SLK, disusun

seperangkat modul pelatihan (seperti tercantum dalam Daftar Modul) yang

harus menjadi bahan pengajaran dalam pelatihan Ahli Teknik Desain

Jalan (Road Design Engineer).

Page 9: MODUL RDE - 04: SURVEI PENENTUAN TRASE JALAN

Modul RDE-04 : Survai Penentuan Trase Jalan Kata Pengantar

Pelatihan Road Design Engineer (RDE) viii

DAFTAR MODUL

Jabatan Kerja : Road Design Engineer (RDE)

Nomor Modul

Kode Judul Modul

1 RDE – 01 Etika Profesi, Etos Kerja, UUJK, dan UU Jalan

2 RDE – 02 Manjemen K3, RKL dan RPL

3 RDE – 03 Pengenalan dan Pembacaan Peta

4 RDE – 04 Survai Penentuan Trase Jalan

5 RDE – 05 Dasar-dasar Pengukuran Topografi

6 RDE – 06 Dasar-dasar Survai dan Pengujian Geoteknik

7 RDE – 07 Dasar-dasar Perencanaan Drainase Jalan

8 RDE – 08 Rekayasa Lalu Lintas

9 RDE – 09 Dasar-dasar Perencanaan Bangunan Pelengkap

10 RDE – 10 Perencanaan Geometrik

11 RDE – 11 Perencanaan Perkerasan Jalan

12 RDE – 12 Bahan Perkerasan jalan

Page 10: MODUL RDE - 04: SURVEI PENENTUAN TRASE JALAN

Modul RDE-04 : Survai Penentuan Trase Jalan Kata Pengantar

Pelatihan Road Design Engineer (RDE) ix

PANDUAN INSTRUKTUR

A. BATASAN

NAMA PELATIHAN : AHLI TEKNIK DESAIN JALAN

(Road Design Engineer )

KODE MODUL : RDE - 04

JUDUL MODUL : SURVAI PENENTUAN TRASE JALAN

DESKRIPSI : Modul ini membicarakan mengenai survai yang

diperlukan untuk penyiapan rencana trase jalan

baru sebagai bagian dari proses membuat

perencanaan teknis jalan. Ada tahapan-tahapan

kegiatan yang harus dilakukan mulai dari

persiapan, survai pendahuluan, survai detail

yang intinya adalah memaanfaatkan data-data:

Pengukuran Topografi, Data Hasil Survey

Geoteknik,

Hasil Penyelidikan Tanah dan Material, Hasil

Survey Hidrologi, Data Hasil Pengelolaan/

Mitigasi Dampak Lingkungan, serta pembuatan

rencana trase jalan setelah seluruh data yang

dikumpulkan dijadikan bahan masukan dan

pertimbangan.

TEMPAT KEGIATAN : Di dalam ruang kelas, lengkap dengan fasilitas

yag diperlukan.

WAKTU PEMBELAJARAN : 2 (Dua) Jam Pelajaran (JP) (1 JP = 45 Menit)

Page 11: MODUL RDE - 04: SURVEI PENENTUAN TRASE JALAN

Modul RDE-04 : Survai Penentuan Trase Jalan Kata Pengantar

Pelatihan Road Design Engineer (RDE) x

B. RENCANA PEMBELAJARAN

Kegiatan Instruktur Kegiatan Peserta Pendukung

1. Ceramah : Pembukaan

Menjelaskan tujuan instruksional (TIU dan TIK)

Merangsang motivasi peserta de-ngan pertanyaan ataupun penga-lamannya dalam melakukan pe-kerjaan jalan

Waktu : 10 menit

Mengikuti penjelasan TIU

dan TIK dengan tekun dan aktif

Mengajukan pertanyaan apabila ada yang kurang jelas

OHP.

2. Ceramah : Bab 1, Latar Belakang

dan Lingkup Pekerjaan

Memberikan penjelasan ataupun ba-hasan singkat berkaitan dengan:

Latar belakang Lingkup Pekerjaan

Waktu : 10 menit

Mengikuti penjelasan instruk-

tur dengan tekun dan aktif Mengajukan pertanyaan

apabila ada yang kurang jelas

Mengikuti diskusi yang diadakan.

OHP.

3. Ceramah : Bab 2, Survey Pendahuluan

Memberikan penjelasan ataupun urai-an tentang survai dan pengumpulan data lapangan, mencakup : kegiatan pengumpulan data

primer, penentuan rencana awal trase

jalan berdasarkan data primer dan

melakukan survey lapangan untuk menganalisa serta menentukan trase definitif yang memenuhi syarat teknis, ekonomis dan lingkungan.

Waktu : 10 menit

Mengikuti penjelasan instruk-

tur dengan tekun dan aktif Mengajukan pertanyaan

apabila ada yang kurang jelas

OHP.

4. Ceramah : Bab 3, Pengukuran Topografi

Memberikan penjelasan, bahasan atau

uraian mengenai :

Bagaimana merintis atau membuka sebagian daerah

Mengikuti penjelasan instruk-

tur dengan tekun dan aktif Mencatat hal-hal yang perlu

OHP.

Page 12: MODUL RDE - 04: SURVEI PENENTUAN TRASE JALAN

Modul RDE-04 : Survai Penentuan Trase Jalan Kata Pengantar

Pelatihan Road Design Engineer (RDE) xi

Kegiatan Instruktur Kegiatan Peserta Pendukung

pengukuran yang masih tertutup dengan vegetasi (hutan, belukar), sehingga pengukuran dapat dilaksanakan dengan lancar dan baik.

Melakukan pengukuran topografi di sepanjang rencana trase jalan (dalam koridor pengukuran) dan melakukan pengukuran-pengukuran tambahan pada daerah persilangan dengan sungai/jalan

Waktgu : 15 menit

Mengajukan pertanyaan a-pabila ada yang kurang jelas

Melakukan diskusi dengan instruktur mengenai hal-hal yang belum dipahami

5. Ceramah : Bab 4, Memanfaatkan

data hasil survai geoteknik

Memberikan penjelasan, uraian atau-pun bahasan mengenai manfaat jenis data yang perlu diambil dari hasil survey geoteknik mencakup: data pemetaan penyebaran

tanah/batuan dasar termasuk kisaran tebal tanah pelapukan,

informasi tentang stabilitas badan jalan jika kita memilih lokasi dimaksud untuk dijadikan badan jalan, jenis dan karakteristik bahan jalan, serta

identifikasi lokasi sumber bahan jalan termasuk perkiraan kuantitasnya

Waktu : 10 menit

Mengikuti penjelasan instruk-

tur dengan tekun dan aktif Mencatat hal-hal yang perlu Mengajukan pertanyaan a-

pabila ada yang kurang jelas Melakukan diskusi dengan

instruktur mengenai hal-hal yang belum dipahami

OHP.

6. Ceramah : Bab 5, Memanfaatkan

data hasil survai hidrologi

Memberikan penjelasan, bahasan a-taupun uraian mengenai bagaimana memanfaatkan semua data yang diperlukan untuk menghitung banjir rencana, mencakup: Data curah hujan dan banjir

tahunan pada daerah tangkapan

Data sungai yang akan dipotong oleh trase jalan sehingga memerlukan pembangunan jembatan

Waktu : 10 menit

Mengikuti penjelasan instruk-

tur dengan tekun dan aktif Mencatat hal-hal yang perlu Mengajukan pertanyaan a-

pabila ada yang kurang jelas Melakukan diskusi dengan

instruktur mengenai hal-hal yang belum dipahami

OHP.

Page 13: MODUL RDE - 04: SURVEI PENENTUAN TRASE JALAN

Modul RDE-04 : Survai Penentuan Trase Jalan Kata Pengantar

Pelatihan Road Design Engineer (RDE) xii

Kegiatan Instruktur Kegiatan Peserta Pendukung

7. Ceramah : Bab 6, Memanfaatkan

data hasil pengelolaan/ mitigasi dampak

Bagaimana menuangkan rencana trase jalan yang dipilih ke dalam gambar rencana dengan mengikuti standar geometrik yang berlaku

Waktu : 10 menit

Mengikuti penjelasan instruk-

tur dengan tekun dan aktif Mencatat hal-hal yang perlu Mengajukan pertanyaan a-

pabila ada yang kurang jelas Melakukan diskusi dengan

instruktur mengenai hal-hal yang belum dipahami

OHP.

8. Ceramah : Bab 7, Penentuan Trase Jalan

Memberikan penjelasan, bahasan a-taupun uraian mengenai pengelolaan / mitigasi dampak lingkungan mecakup data untuk mengkaji hal-hal yang berkaitan dengan aspek lingkungan pada lokasi yang direncanakan, menerapkannya dalam rencana teknis serta menyusun rekomendasi pengelolaan/mitigasi dampak lingkungan pada tahap pelaksanaan konstruksi

Waktu : 15 menit

Mengikuti penjelasan instruk-

tur dengan tekun dan aktif Mencatat hal-hal yang perlu Mengajukan pertanyaan a-

pabila ada yang kurang jelas Melakukan diskusi dengan

instruktur mengenai hal-hal yang belum dipahami

OHP.

Page 14: MODUL RDE - 04: SURVEI PENENTUAN TRASE JALAN

Modul RDE 04 : Survai Penentuan Trase Jalan Bab I Latar Belakang dan Lingkup Pekerjaan

Pelatihan Road design Engineer (RDE) I-1

BAB I

LATAR BELAKANG DAN LINGKUP PEKERJAAN

1.1 LATAR BELAKANG

Untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas sistem transportasi secara

keseluruhan dari jaringan jalan, tidak tertutup kemungkinan akan dihadapi

kondisi bahwa ”planning, programming and budgeting” untuk pekerjaan

pemeliharaan dan preservasi jalan dan jembatan tidak mampu menjawab

tuntutan peningkatan kapasitas dan kualitas dimaksud. Dari aspek teknis, untuk

mengatasi hal ini kadangkala perlu diambil keputusan penanganan jalan dan

jembatan antara lain sebagai berikut :

- Melakukan pelebaran jalan yang ada menjadi 4 jalur terpisah, bisa berupa

pelebaran jalan lama atau memilih alinyemen baru.

- Memperbaiki manajemen lalu lintas perkotaan untuk meningkatkan

kapasitas jaringan jalan.

- Membuat bypass di daerah perkotaan.

- Membuat interchange atau overpass untuk persilangan antara jalan raya

dengan jalan lain atau jalan kereta api.

- Membuat jalan baru atau alinyemen baru, termasuk membuat jalan tol.

Penanganan jalan dan jembatan seperti contoh-contoh tersebut di atas pada

umumnya memerlukan biaya konstruksi yang relatif tinggi, tidak dapat dicakup

dalam penanganan yang harus dibiayai dengan program pemeliharaan dan

preservasi jalan dan jembatan. Jadi harus ada program khusus yang dapat

dicakup dalam ”planning, programming and budgeting” yang fokusnya adalah

sebagai ”major works project”. Dari sisi pembiayaan, major works project ini

termasuk proyek yang mahal namun jika memenuhi kelayakan ekonomi, tentu

tidak ada alasan bagi kita untuk tidak meloloskan ”major works project” ini ke

dalam planning, programming and budgeting program. Ada hal-hal khusus yang

perlu dipertimbangkan sebelum major works project ini layak dimasukkan ke

dalam program:

Page 15: MODUL RDE - 04: SURVEI PENENTUAN TRASE JALAN

Modul RDE 04 : Survai Penentuan Trase Jalan Bab I Latar Belakang dan Lingkup Pekerjaan

Pelatihan Road design Engineer (RDE) I-2

- Proyek dengan biaya tinggi, artinya kecil kemungkinan dapat dibiayai

dengan dana APBN, jadi alternatif yang mungkin perlu dipertimbangkan

adalah dibiayai dari dana pinjaman luar negeri.

- Ditinjau dari aspek lingkungan dan sosial menguntungkan, jadi memerlukan

ANDAL.

- Memerlukan perencanaan teknis yang memadai, dalam pengertian ada

kejelasan umur perkerasan yang ingin dicapai, misalnya 10 tahun.

- Memberikan dampak yang positif terhadap pengembangan jaringan jalan,

dalam pengertian dapat mendorong peningkatan kapasitas pada ruas-ruas

jalan di dalam jaringan jalan terkait.

- Major works project memerlukan detail planning dan studi kelayakan.

Modul ini hanya menggarisbawahi salah satu butir dari major works tersebut di

atas, yaitu “membuat jalan baru atau alinyemen baru” yang tentu akan diawali

dengan memilih trase jalan baru. Kesalahan memilih trase jalan baru akan

memberikan dampak yang tidak kecil karena bukan hanya berkaitan dengan

permasalahan pembiayaan pembangunan jalan saja akan tetapi juga fungsi

jaringan jalan, baik dalam skala lokal, regional, maupun nasional. Oleh karena

itu, penetapan trase jalan tersebut memerlukan standar yang terukur, di

samping prosedur dan batasan-batasan yang digunakan tidak boleh

menyimpang dari kriteria teknis yang berlaku untuk penanganan jalan di

Indonesia. Persisnya, untuk dapat menentukan trase jalan baru, maka

perencana tidak cukup hanya melihatnya dari aspek pengukuran topografi saja

akan tetapi aspek lain juga harus dijadikan bahan masukan yaitu antara lain

data geoteknik, hidrologi dan hasil-hasil AMDAL.

1.2 LINGKUP PEKERJAAN

Menyiapkan rencana trase jalan baru sebagai bagian dari proses membuat

perencanaan teknis jalan.

Tahapan kegiatan yang tercakup dalam pekerjaan tersebut di atas antara

lain adalah:

Persiapan

Pengumpulan Data Lapangan

Survey Pendahuluan

Page 16: MODUL RDE - 04: SURVEI PENENTUAN TRASE JALAN

Modul RDE 04 : Survai Penentuan Trase Jalan Bab I Latar Belakang dan Lingkup Pekerjaan

Pelatihan Road design Engineer (RDE) I-3

Survey Detail:

Melakukan Pengukuran Topografi

Memanfaatkan Data Hasil Survey Geoteknik

Memanfaatkan Hasil Penyelidikan Tanah dan Material

Memanfaatkan Hasil Survey Hidrologi

Memanfaatkan Data Hasil Pengelolaan/Mitigasi Dampak

Lingkungan

Penentuan Trase Jalan

Pembuatan Gambar Rencana Trase Jalan

Pelaporan

Page 17: MODUL RDE - 04: SURVEI PENENTUAN TRASE JALAN

Modul RDE 04 : Survai Penentuan Trase Jalan Bab II Survey Pendahuluan

Pelatihan Road design Engineer (RDE) II-1

BAB II

SURVEI PENDAHULUAN

2.1. UMUM

Survei Pendahuluan atau Reconnaissance Survey meliputi kegiatan pengumpulan

data primer, penentuan rencana awal trase jalan berdasarkan data primer dan

melakukan survey lapangan untuk menganalisa serta menentukan trase definitif

yang memenuhi syarat teknis, ekonomis dan lingkungan.

2.2. LINGKUP KEGIATAN

Survey Pendahuluan meliputi kegiatan-kegiatan antara lain :

Penyiapan peta dasar berupa peta topografi dengan skala 1: 250.000 s/d 1:

100.000 dan peta-peta pendukung lainnya seperti peta geologi, peta tata guna

tanah, dokumen-dokumen yang berkaitan dengan analisa mengenai dampak

lingkungan, dan dokumen-dokumen lain yang lazim digunakan dalam studi

kelayakan jalan. Informasi yang diperoleh dari dokumen-dokumen di atas

harus dipertimbangkan dalam proses penentuan trase jalan yang akan

disurvey. Rencana jalan yang akan disurvey merupakan trase terbaik yang

diperoleh berdasarkan kajian dari beberapa alternatif trase jalan.

Melakukan koordinasi dengan berbagai instansi terkait sebelum melaksanakan

survey.

Untuk mempelajari dan menganalisis rencana trase jalan yang paling baik,

perencana masih perlu mencari data-data penunjang sebagai berikut :

Demografi

Sosial ekonomi

Lingkungaan

Geografi

Geoteknik

Hidrologi

Page 18: MODUL RDE - 04: SURVEI PENENTUAN TRASE JALAN

Modul RDE 04 : Survai Penentuan Trase Jalan Bab II Survey Pendahuluan

Pelatihan Road design Engineer (RDE) II-2

Selain itu untuk keperluan perhitungan perkiraan biaya penanganan jalan dan

jembatan, informasi lain yang juga perlu dikumpulkan adalah :

Harga Satuan Dasar Upah untuk komponen tenaga dalam Harga Satuan

Pekerjaan.

Harga Satuan Dasar Bahan untuk komponen bahan dalam Harga Satuan

Pekerjaan.

Harga Satuan Sewa Peralatan untuk komponen peralatan dalam Harga

Satuan Pekerjaan.

Harga Satuan Pekerjaan untuk berbagai nomor mata pembayaran pada

proyek yang sedang berjalan di sekitar lokasi pekerjaan

Harga Satuan Dasar/Sewa untuk komponen tenaga, bahan maupun peralatan

tersebut perlu disesuaikan dengan yang riil ada di lapangan agar asumsi-

asumsi nilai proyek tidak jauh meleset dari yang sebenarnya terjadi.

Reconnaissance Survey di lapangan

Identifikasi Trase

Identifikasi trase di lapangan dilakukan berdasarkan gambar rencana trase

yang telah ditetapkan pada butir a, b, c, dan d di atas. Selanjutnya

dilakukan pematokan sepanjang rencana trase jalan dengan patok kayu

bernomor dengan interval 200 m. Untuk memudahkan tim pengukuran

berikutnya, pada lokasi-lokasi tertentu diharuskan memasang tanda-tanda

khusus seperti pemasangan patok dengan bendera berwarna menyolok.

Pada peninjauan titik awal dan titik akhir pekerjaan, perlu diambil data

sejauh 200 m sebelum titik awal dan 200 m setelah titik akhir

pekerjaan seperti disajikan dalam gambar berikut.

Page 19: MODUL RDE - 04: SURVEI PENENTUAN TRASE JALAN

Modul RDE 04 : Survai Penentuan Trase Jalan Bab II Survey Pendahuluan

Pelatihan Road design Engineer (RDE) II-3

Gambar Koridor Pengambilan Data

a a = 200 m a = 200 m

Pemeriksaan Kelandaian

Untuk memenuhi kelandaian yang memenuhi persyaratan perencanaan

geometrik jalan, harus dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

Pada setiap segmen jalan yang diperkirakan mempunyai kelandaian lebih

besar dari kelandaian maksimum, harus dilakukan pemeriksaan kelandaian

segmen jalan tersebut dengan menggunakan Helling Meter bersamaan

dengan pembacaan jarak. Dalam hal demikian harus dibuat draft desain

alinyemen vertical. Apabila persyaratan kelandaian tidak terpenuhi, maka

rencana trase segmen tersebut harus diganti dengan segmen yang

memenuhi syarat.

Pencatatan data-data khusus

Dalam Reconnaissance Survey harus dicatat data-data khusus sebagai

berikut :

Lokasi yang diperlukan untuk menempatkan as memanjang jembatan di

atas sungai

Lokasi gorong-gorong

Lokasi sumber material (quarry)

Cara pencatatan dilakukan misalnya sebagai berikut :

Pemilihan rencana lokasi jembatan No. 1, ditandai dengan patok

bernomor / berbendera dengan tulisan Jbt-1 Sta ……..+ ………

Rencana Trase Jalan

Koridor Pengambilan Data

Jalan atauRencana Trase Jalan

2a

Page 20: MODUL RDE - 04: SURVEI PENENTUAN TRASE JALAN

Modul RDE 04 : Survai Penentuan Trase Jalan Bab II Survey Pendahuluan

Pelatihan Road design Engineer (RDE) II-4

Pemilihan rencana lokasi gorong-gorong No. 5 ditandai dengan patok

bernomor / berbendera dengan tulisan G-1 Sta ……..+ ………

Dalam melakukan Reconnaissance Survey, harus dibuat foto dokumentasi

lapangan sekurang-kurangnya pada:

Awal dan akhir rencana trase jalan

Setiap jarak 2 km dengan identifikasi arah pengambilan foto.

Lokasi yang diperkirakan memerlukan jembatan (misalnya jalan harus

melintasi sungai atau alur air lainnya)

Persimpangan rencana trase jalan dengan jalan lainnya, jalan kereta api

dan sebagainya.

Lokasi quarry

Seluruh kegiatan Survei Pendahuluan harus dibuat laporannya sebagai bahan

masukan untuk penetapan trase jalan.

Page 21: MODUL RDE - 04: SURVEI PENENTUAN TRASE JALAN

Modul RDE 04 : Survai Penentuan Trase Jalan Bab III Pengukuran Topografi

Pelatihan Road design Engineer (RDE) III-1

BAB III PENGUKURAN TOPOGRAFI

3.1. UMUM

Tujuan pengukuran topografi dalam pekerjaan ini adalah mengumpulkan data

koordinat dan ketinggian permukaan bumi sepanjang trase jalan di dalam koridor

yang ditetapkan untuk penyiapan peta topografi dengan skala 1 : 2500, yang akan

digunakan untuk menentukan rencana trase jalan.

3.2. LINGKUP KEGIATAN

Kegiatan Perintisan Untuk Pengukuran

Pekerjaan ini dilakukan untuk merintis atau membuka sebagian daerah

pengukuran yang masih tertutup dengan vegetasi (hutan, belukar), sehingga

pengukuran dapat dilaksanakan dengan lancar dan baik

Peralatan yang digunakan adalah peralatan rintisan konvensional (misalnya :

parang, kampak) atau dapat juga menggunakan gergaji mesin apabila

diijinkan. Dalam keadaan apapun, pekerjaan perintisan tidak boleh dilakukan

dengan cara pembakaran.

Perintisan arah melintang trase jalan, dilakukan dengan memanfaatkan setiap

patok yang dijadikan referensi untuk pengukuran penampang melintang jalan.

Pekerjaan Pengukuran

Pekerjaan pengukuran topografi dilakukan sepanjang rencana trase jalan (

dalam koridor pengukuran) dan melakukan pengukuran-pengukuran tambahan

pada daerah persilangan dengan sungai/jalan

Titik awal dan titik akhir pekerjaan harus dilengkapi dengan data/identitas yang

mudah dikenal, aman, dan diikatkan pada titik ikat Bench Mark (BM) dan / atau

titik poligon dari pengukuran sebelumnya.

Page 22: MODUL RDE - 04: SURVEI PENENTUAN TRASE JALAN

Modul RDE 04 : Survai Penentuan Trase Jalan Bab III Pengukuran Topografi

Pelatihan Road design Engineer (RDE) III-2

Prosedur Pekerjaan Pengukuran

Pemeriksaan dan Koreksi Alat Ukur

Sebelum dilakukan pengukuran, setiap alat ukur yang akan digunakan

harus diperiksa dan dikoreksi sebagai berikut:

Pemeriksaan Theodolit

Sumbu I vertikal, dengan koreksi nivo kotak dan nivo tabung.

Sumbu II tegak lurus sumbu I.

Garis bidik tegak lurus sumbu II.

Kesalahan kolimasi horizontal = 0

Kesalahan indeks vertical = 0

Pemeriksaan Alat Penyipat Datar

Sumbu I vertical dengan koreksi nivo kotak dan nivo tabung

Garis bidik harus sejajar dengan garis arah nivo

Hasil pemeriksaan dan koreksi alat ukur harus dicatat dan dilampirkan

dalam laporan.

Pemasangan patok-patok

Patok-patok BM harus dibuat dari beton dengan ukuran 10 x 10 x 75 cm

atau pipa peralon 4 inchi yang diisi dengan adukan beton dan diatasnya

dipasang neut dari baut, ditempatkan pada tempat yang aman dan mudah

terlihat. Patok BM dipasang pada setiap 1 (satu) km dan pada setiap

lokasi rencana jembatan masing-masing 1 (satu) buah dipasang di setiap

sisi sungai / alur. Patok BM dipasang / ditanam dengan kuat, bagian yang

tampak di atas tanah setinggi 20 cm dicat warna kuning, diberi lambang

PU, notasi dan nomor BM dengan warna hitam.

Untuk setiap titik poligon dan sipat datar harus digunakan patok kayu yang

cukup keras, lurus, dengan diameter sekitar 5 cm, panjang sekurang-

kurangnya 50 cm, bagian bawahnya diruncingkan, bagian atas diratakan

dan diberi paku, ditanam dengan kuat, bagian yang masih nampak diberi

Page 23: MODUL RDE - 04: SURVEI PENENTUAN TRASE JALAN

Modul RDE 04 : Survai Penentuan Trase Jalan Bab III Pengukuran Topografi

Pelatihan Road design Engineer (RDE) III-3

nomor dan dicat warna kuning. Dalam keadaan khusus perlu ditambahkan

patok bantu.

Untuk memudahkan pencarian patok, sebaiknya pada daerah sekitar patok

diberi tanda-tanda khusus. Pada lokasi-lokasi khusus dimana tidak mungkin

dipasang patok, misalnya diatas permukaan jalan beraspal atau diatas

permukaan batu, maka titik-titik poligon dan sipat datar ditandai dengan

paku seng dilingkari cat kuning dan diberi nomor.

Pengukuran titik kontrol horizontal

Pengukuran titik kontrol horizontal dilakukan dengan sistem poligon dan

semua titik ikat (BM) harus dijadikan sebagai titik poligon.

Sisi poligon atau jarak antar titik poligon maksimum 100 meter, diukur

dengan meteran atau dengan alat ukur secara optis ataupun elektronis.

Sudut-sudut poligon diukur dengan alat ukur theodolit dengan ketelitian

baca di dalam detik. Disarankan untuk menggunakan theodolit jenis T2

atau yang setingkat.

Ketelitian untuk pengukuran poligon adalah sebagai berikut:

Kesalahan sudut yang diperbolehkan adalah 10” kali akar jumlah titik

poligon.

Kesalahan azimuth pengontrol tidak lebih dari 5”.

Pengamatan matahari dilakukan pada titik awal dan titik akhir pengukuran

dan untuk setiap interval 5 km sepanjang trase yang diukur. Setiap

pengamatan matahari harus dilakukan dalam 2 seri (4 biasa dan 4 luar

biasa).

Pengukuran situasi

Pengukuran situasi dilakukan dengan sistem tachimetri, yang mencakup

semua obyek yang dibentuk oleh alam maupun manusia yang ada di

sepanjang jalur pengukuran, seperti alur air, sungai, bukit, jembatan,

rumah, gedung dan sebagainya.

Dalam pengambilan data agar diperhatikan keseragaman penyebaran dan

kerapatan titik yang cukup sehingga dihasilkan gambar situasi yang benar.

Page 24: MODUL RDE - 04: SURVEI PENENTUAN TRASE JALAN

Modul RDE 04 : Survai Penentuan Trase Jalan Bab III Pengukuran Topografi

Pelatihan Road design Engineer (RDE) III-4

Pada lokasi-lokasi khusus (misalnya sungai, persimpangan dengan jalan

yang sudah ada) pengukuran harus dilakukan dengan kerapatan yang lebih

tinggi.

Untuk pengukuran situasi harus digunakan alat theodolit.

Pengukuran penampang melintang

Pengukuran penampang melintang harus dilakukan dengan persyaratan:

Kondisi Lebar Koridor, m Interval, m

Datar, landai, dan lurus 75 + 75 200 Pegunungan 75 + 75 100 Tikungan 50 (luar) + 100 (dalam) 100

Pengukuran Khusus

Pengukuran khusus diperlukan pada beberapa kondisi khusus, misalnya

perpotongan rencana trase jalan dengan sungai dan / atau jalan yang

sudah ada.

Pengukuran pada perpotongan rencana trase jalan dengan sungai

(lebar 5-20 m)

Koridor pengukuran ke arah hulu dan hilir masing-masing 200 m dari

perkiraan titik perpotongan, dengan interval pengukuran melintang

sungai sebesar 100 meter.

Koridor pengukuran searah rencana trase jalan masing-masing 100

m dari kedua tepi sungai dengan interval pengukuran penampang

melintang rencana trase jalan sebesar 100 m.

Pengukuran pada perpotongan dengan jalan yang ada

Koridor pengukuran ke setiap arah kaki perpotongan masing-masing

100 m dan perkiraan titik perpotongan dengan interval pengukuran

penampang melintang sebesar 100 m.

Pengukuran situasi lengkap menampilkan segala obyek yang

dibentuk alam maupun manusia di sekitar persilangan proyek.

Page 25: MODUL RDE - 04: SURVEI PENENTUAN TRASE JALAN

Modul RDE 04 : Survai Penentuan Trase Jalan Bab III Pengukuran Topografi

Pelatihan Road design Engineer (RDE) III-5

3.3. PERHITUNGAN DAN PENGGAMBARAN

Pengamatan matahari

Pencatatan data pengamatan dan perhitungan azimuth matahari

menggunakan formulir yang telah disiapkan atau yang lazim digunakan untuk

itu dan mengacu pada tabel almanak matahari yang diterbitkan oleh Direktorat

Topografi TNI-AD untuk tahun yang sedang berjalan dan harus dilakukan di

lokasi pekerjaan.

Perhitungan Koordinat

Perhitungan koordinat poligon dibuat setiap seksi, antara pengamatan

matahari yang satu dengan pengamatan berikutnya. Koreksi sudut tidak boleh

diberikan atas dasar nilai rata-rata, tapi harus diberikan berdasarkan panjang

kaki sudut (kaki sudut yang lebih pendek mendapatkan koreksi lebih besar),

dan harus dilakukan di lokasi pekerjaan.

Perhitungan Penyipat Datar

Perhitungan sipat datar harus dilakukan hingga 4 desimal (ketelitian 0.5 mm),

dan harus dilakukan control perhitungan pada setiap lembar perhitungan

dengan menjumlahkan beda tingginya.

Perhitungan Ketinggian Detail

Ketinggian detail dihitung berdasarkan ketinggian patok ukur yang dipakai

sebagai titik pengukuran detail dan dihitung secara tachimetris.

Penggambaran

Penggambaran poligon harus dibuat dengan skala 1 : 2000

Garis-garis grid dibuat setiap 20 cm.

Koordinat grid terluar dari gambar (dari gambar) harus dicantumkan harga

absis (x) dan kordinatnya (y).

Pada setiap lembar gambar dan / atau setiap 1 meter panjang gambar

harus dicantumkanpetunjuk arah Utara.

Penggambaran titik poligon harus berdasarkan detail hasil perhitungan dan

tidak boleh dilakukan secara grafis.

Page 26: MODUL RDE - 04: SURVEI PENENTUAN TRASE JALAN

Modul RDE 04 : Survai Penentuan Trase Jalan Bab III Pengukuran Topografi

Pelatihan Road design Engineer (RDE) III-6

Setiap titik ikat (BM) agar dicantumkan nilai X,Y,Z-nya dan diberi tanda

khusus.

Semua hasil perhitungan titik pengukuran detail, situasi, dan penampang

melintang harus digambarkan pada gambar poligon, sehingga membentuk

gambar situasi dengan interval garis ketinggian (contour) 1 meter.

3.4. PELAPORAN

Laporan pengukuran topografi perlu disiapkan mencakup sekurang-kurangnya

pembahasan mengenai hal-hal berikut:

Data proyek

Peta situasi proyek yang menunjukkan secara jelas lokasi proyek terhadap

kota besar terdekaat.

Kegiatan perintisan untuk pengukuran.

Kegiatan pengukuran titik kontrol horizontal.

Kegiatan pengukuran titik kontrol vertikal.

Kegiatan pengukuran situasi.

Kegiatan pengukuran penampang melintang.

Kegiatan pengukuran khusus (bila ada).

Perhitungan penggambaran.

Peralatan ukur yang digunakan berikut nilai koreksinya.

Dokumentasi foto (ukuran 3R) mengenai kegiatan pengukuran topografi

termasuk kegiatan pencetakan dan pemasangan patok-patok BM,

pengamatan matahari, dan semua obyek yang dianggap penting untuk

keperluan preliminary engineering design.

Deskripsi Bench Mark (sebagai lampiran)

Selain laporan topografi di atas juga harus disiapkan :

Buku ukur

Plotting

Negatif film dari foto dokumentasi.

Page 27: MODUL RDE - 04: SURVEI PENENTUAN TRASE JALAN

Modul RDE 04 : Survai Penentuan Trase Jalan Bab IV Memanfaatkan Data Hasil Survey Geoteknik

Pelatihan Road design Engineer (RDE) IV-1

BAB IV

MEMANFAATKAN DATA HASIL SURVEI GEOTEKNIK

4.1. UMUM

Secara umum jenis data yang perlu diambil dari hasil survei geoteknik adalah data

pemetaan penyebaran tanah / batuan dasar termasuk kisaran tebal tanah

pelapukan, informasi tentang stabilitas badan jalan jika kita memilih lokasi

dimaksud untuk dijadikan badan jalan, jenis dan karakteristik bahan jalan, serta

identifikasi lokasi sumber bahan jalan termasuk perkiraan kuantitasnya.

4.2. RINCIAN JENIS DATA

Rincian njenis data meliputi data : hasil penyelidikan geologi, dan penyelidikan

tanah dan bahan jalan di sekitar lokasi jalan yang direncanakan.

Data Hasil Penyelidikan Geologi

Secara rinci data yang perlu dimanfatkan adalah berupa data hasil pemetaan

jenis batuan yang dilakukan secara visual, biasanya dengan bantuan loupe

dan alat lainnya yang representatif. Data ini digunakan untuk menentukan

penyebaran tanah/batuan dasar dan kisaran tebal tanah pelapukan (yaitu

untuk menentukan jenis galian tanah atau galian batu)

- Data Hasil Penyelidikan Lapangan

Meliputi data pemetaan geologi permukaan detail dengan peta dasar

topografi skala 1 : 250.0000 s/d skala 1 : 100.000, dilengkapi dengan

pencatatan kondisi geoteknik di sepanjang rencana trase jalan untuk setiap

jarak 1000 – 2000 meter.

- Data Pemetaan Struktur Geologi

Peta struktur geologi memberikan informasi tentang jenis batuan yang ada

di sepanjang rencana trase jalan biasanya dalam skala 1 : 2000 mencakup

jenis struktur geologi yang ada, antara lain : sesar / patahan, kekar,

Page 28: MODUL RDE - 04: SURVEI PENENTUAN TRASE JALAN

Modul RDE 04 : Survai Penentuan Trase Jalan Bab IV Memanfaatkan Data Hasil Survey Geoteknik

Pelatihan Road design Engineer (RDE) IV-2

perlapisan batuan, dan perlipatan. Berdasarkan peta tersebut masih perlu

dilanjutkan mencari informasi tentang:

Gerakan tanah

Tebal pelapukan tanah dasar

Kondisi drainase alami, pola aliran permukaan dan tinggi muka air tanah

Tata guna lahan

Kedalaman rawa (apabila rencana trase jalan melalui daerah rawa)

- Stabilitas Badan Jalan

Kondisi stabilitas badan jalan diidentifikasi dari gejala struktur geologi yang

ada, jenis dan karakteristik batuan, kondisi lereng, serta kekerasan batuan.

Pengkajian stabilitas badan jalan harus mencakup 3 (tiga) hal, yaitu

gerakan tanah atau longsoran yang sudah ada di lapangan, perkiraan

longsoran yang mungkin terjadi sebagai akibat dari jenis, arah, dan struktur

lapisan batuan (hasil analisis) dan longsoran yang dapat terjadi akibat dari

pembangunan jalan. Untuk ketiga hal di atas harus diidentifikasi jenis

gerakan, faktor penyebabnya, dan usaha-usaha penanggulangannya.

- Lokasi Quarry

Data lokasi quarry, baik untuk perkerasan jalan maupun untuk bahan

timbunan jalan (borrow pit) diutamakan yang ada di sekitar badan jalan,

juga perlu diidentifikasi sejak proses penyiapan rencana trase jalan. Bila

tidak dijumpai, harus dicari dan diinformasikan lokasi quarry yang lain yang

dapat dimanfaatkan.

Penjelasan mengenai quarry meliputi jenis dan karakteristik bahan,

perkiraan kuantitas, jarak ke lokasi trase jalan, serta kesulitan-kesulitan

yang mungkin timbul dalam proses penambangannya.

Data Hasil Penyelidikan Tanah dan Bahan Jalan

Biasanya data hasil penyelidikan tanah dan bahan mencakup data yang

diperoleh dengan cara pengamatan langsung di lapangan dan pengujian

laboratorium. Informasi tentang tanah dan bahan jalan dalam garis besar

memang harus diketahui agar penentuan trase jalan sudah

Page 29: MODUL RDE - 04: SURVEI PENENTUAN TRASE JALAN

Modul RDE 04 : Survai Penentuan Trase Jalan Bab IV Memanfaatkan Data Hasil Survey Geoteknik

Pelatihan Road design Engineer (RDE) IV-3

mempertimbangkan berbagai aspek geoteknik yang nantinya harus dijadikan

pertimbangan dalam menetapkan lokasi trase.

- Data Penyelidikan Lapangan

Data penyelidikan lapangan mencakup data pengamatan visual, data

pengambilan contoh tanah terganggu (disturbed samples), dan data

pengambilan contoh tanah tak terganggu (undisturbed samples) yang

diperoleh dengan memperhatikan persyaratan dan batasan-batasan

sebagai berikut:

Pengamatan visual,

meliputi pemeriksaan sifat tanah (konsistensi, jenis tanah, warna, perkiraan

prosentase butiran kasar / halus) sesuai dengan metode USCS.

Pengambilan contoh tanah terganggu,

dilakukan dari sumuran uji sekurang-kurangnya 40 kg untuk setiap contoh

tanah. Setiap contoh tanah harus diberi identitas (nomor sumur uji, lokasi,

kedalaman). Penggalian sumuran uji dilakukan pada setiap jenis tanah

yang berbeda atau maksimum 5 km apabila jenis tanah sama, dengan

kedalaman sekurang-kurangnya 2 m. Setiap sumuran uji yang digali dan

contoh tanah yang diambil harus difoto. Dalam foto harus terlihat jelas

identitas nomor sumur uji dan lokasi.

Pengambilan contoh tanah yang tidak terganggu,

dilakukan dengan cara bor tangan, menggunakan tabung contoh tanah

(split tube untuk tanah keras atau piston tube untuk tanah lunak). Setiap

contoh tanah harus diberi identitas yang jelas (nomor bor tangan, lokasi,

kedalaman). Pekerjaan bor tangan dilakukan pada setiap lokasi yang

diperkirakan akan ditimbun (untuk perhitungan settlement) dengan

ketinggian timbunan lebih dari 4 meter, dan pada setiap lokasi yang

diperkirakan akan digali (untuk perhitungan stabilitas lereng) dengan

kedalaman galian lebih dari 6 meter, dengan interval sekurang-kurangnya

1000 meter dan / atau setiap perubahan jenis tanah dengan kedalaman

sekurang-kurangnya 4 meter. Setiap pemboran dengan tangan dan contoh

Page 30: MODUL RDE - 04: SURVEI PENENTUAN TRASE JALAN

Modul RDE 04 : Survai Penentuan Trase Jalan Bab IV Memanfaatkan Data Hasil Survey Geoteknik

Pelatihan Road design Engineer (RDE) IV-4

tanah yang diambil harus diambil dan difoto. Dalam foto harus terlihat jelas

identitas nomor bor tangan dan lokasi.

Semua contoh tanah harus diamankan baik selama penyimpanan di

lapangan maupun dalam pengangkutan ke laboratorium.

- Data Hasil Penyelidikan Laboratorium

Semua contoh tanah yang diambil dari lapangan pada umumnya diuji di

laboratorium, mencakup:

Penentuan klasifikasi tanah SNI 1965-1990 –F

SNI 1967 – 1990 – F

SNI 1966 – 1990 – F

AASHTO T88 – 81

Pemeriksaan CBR SNI 1744 – 1989 - F

Pemeriksaan konsolidasi SK SNI M – 107 – 1990 - 03

Pemeriksaan pemadatan SNI 1742 – 1989 - F

Pemeriksaan kadar air asli SNI 1965 – 1990 - F

Pemeriksaan berat jenis SNI 1964 - 1990

Pemeriksan kuat geser langsung SNI 03 – 2455 - 1991

Pemeriksaan triaxial AASHTO T 234 – 74 (1982)

4.3. DATA APA YANG HARUS DIMANFAATKAN?

Sebagai ringkasan, data geoteknik yang harus dipelajari dan dimanfaatkan dalam

proses penentuan trase jalan adalah sebagai berikut:

a. Kondisi morfologi sepanjang rencana trase jalan

b. Kondisi tanah dasar sepanjang rencana trase jalan jika akan dijadikan

badan jalan

c. Batuan penyusun (stratigrafi) sepanjang rencana trase jalan.

d. Hasil pengujian laboratorium

e. Penyebaran jenis tanah sepanjang rencana trase jalan.

f. Kemungkinan timbunan dan stabilitas lereng.

g. Kemungkinan terjadinya longsoran sepanjang rencana trase jalan

h. Sumber bahan konstruksi jalan

Gejala struktur geologi yang ada (kekar, sesar/patahan dan sebagainya) beserta

lokasinya.

Page 31: MODUL RDE - 04: SURVEI PENENTUAN TRASE JALAN

Modul RDE 04 : Survai Penentuan Trase Jalan Bab V Memanfaatkan Data Hasil Survai Hidrologi

Pelatihan Road design Engineer (RDE) V-1

BAB V

MEMANFAATKAN DATA HASIL SURVAI HIDROLOGI

5.1. JENIS DATA

Secara umum hasil data survai hidrologi yang perlu dikumpulkan untuk

memberikan masukan dalam penentuan trase jalan adalah semua data yang

berkaitan dengan keperluan perhitungan debit banjir rencana :

- Untuk memperkirakan elevasi jembatan pada perlintasan jalan dengan sungai

atau saluran air lainnya

- Untuk memperkirakan elevasi permukaan jalan yang melintasi daerah banjir.

Jadi sejak awal proses, dalam penentuan trase jalan harus sudah

dipertimbangkan bahwa pemilihan trase jalan tersebut memberikan elevasi jalan

yang bebas dari banjir dengan periode ulang tertentu.

5.2. CAKUPAN DATA

Data yang terkait dengan hasil survey hidrologi yang perlu dimanfaatkan adalah

sebagai berikut :

- Data curah hujan dan banjir tahunan pada daerah tangkapan (catchment area)

yang pada umumnya dapat diperoleh dari Badan Meteorologi dan Geofísika

dan / atau istansi terkait di kota terdekat dari rencana trase jalan.

- Data sungai yang akan dipotong oleh trase jalan sehingga memerlukan

pembangunan jembatan meliputi data-data: lokasi, tinggi muka air banjir

normal dan tinggi muka air banjir maksimum yang pernah terjadi.

5.3 MANFAAT DATA HIDROLOGI UNTUK PENENTUAN TRASE JALAN

Menghitung waterway opening untuk menentukan panjang bentang jembatan dan

tinggi elevasi jembatan, sehingga dapat diperkirakan elevasi jalan mulai dari oprit

jembatan. Dengan demikian sejak awal penentuan trase jalan sudah diperoleh

indikasi besarnya pekerjaan tanah, tinggi banjir yang harus dijadikan patokan

Page 32: MODUL RDE - 04: SURVEI PENENTUAN TRASE JALAN

Modul RDE 04 : Survai Penentuan Trase Jalan Bab V Memanfaatkan Data Hasil Survai Hidrologi

Pelatihan Road design Engineer (RDE) V-2

untuk menentukan elevasi jalan dan lani sebagainya; jadi dapat diputuskan

apakah bisa memotong sungai di lokasi di maksud atau perlu pindah ke lokasi

lain.

Dapat digunakan untuk menganalisa pola aliran air pada daerah rencana trase

jalan untuk memberikan masukan dalam penentuan trase jalan yang aman.

Page 33: MODUL RDE - 04: SURVEI PENENTUAN TRASE JALAN

Modul RDE 04 : Survai Penentuan Trase Jalan Bab VI Memanfaatkan Data Hasil Pengelolaan / Mitigasi Dampak Lingkungan

Pelatihan Road design Engineer (RDE) VI-1

BAB VI

MEMANFAATKAN DATA HASIL PENGELOLAAN/

MITIGASI DAMPAK LINGKUNGAN

6.1. UMUM

Pengelolaan/mitigasi dampak lingkungan merangkum data yang mengkaji hal-hal

yang berkaitan dengan aspek lingkungan pada lokasi yang direncanakan,

menerapkannya dalam rencana teknis serta menyusun rekomendasi

pengelolaan/mitigasi dampak lingkungan pada tahap pelaksanaan konstruksi. Jika

data ini tersedia, maka data tersebut perlu dimanfaatkan untuk menambah

masukan dalam penyiapan rencana trase jalan. Jika data tersebut tidak tersedia,

maka pengumpulan data pengelolaan/mitigasi dampak lingkungan perlu dilakukan

bersama-sama dengan survai trase jalan baru oleh karena mempertimbangkan

aspek lingkungan merupakan persyaratan utama dalam dalam pembuatan jalan

baru.

6.2. JENIS DATA YANG PERLU DIMANFAATKAN

Jenis data yang dicakup dalam pengelolaan/mitigasi dampak lingkungan antara

lain adalah sebagai berikut:

a. Semua laporan yang berkaitan dengan masalah lingkungan misalnya dokumen

AMDAL (ANDAL, RKL dan RPL) dan/atau UKL/UPL serta laporan studi

kelayakan untuk trase jalan yang direncanakan dan/atau kegiatan lain di lokasi

yang berdekatan.

b. Kajian dan evaluasi (jika ada) atas dokumen-dokumen tersebut di atas yang

memberikan identifikasi dampak lingkungan sebagai akibat dari kegiatan

pembangunan jalan baru.

c. Data kondisi sosial, ekonomi, budaya, topografi, hidrologi dan geologi di sekitar

lokasi yang direncanakan.

Page 34: MODUL RDE - 04: SURVEI PENENTUAN TRASE JALAN

Modul RDE 04 : Survai Penentuan Trase Jalan Bab VI Memanfaatkan Data Hasil Pengelolaan / Mitigasi Dampak Lingkungan

Pelatihan Road design Engineer (RDE) VI-2

6.3 MENGOLAH DATA

Mencakup identifikasi dampak lingkungan dan upaya pengelolan/mitigasi dampak

lingkungan yang berkaitan dengan:

a. Rencana trase jalan yang nantinya akan menimbulkan kegiatan-kegiatan

galian/timbunan maupun pembangunan jembatan-jembatan yang mungkin

cukup signifikan untuk diperhitungkan dampaknya terhadap lingkungan hidup.

b. Pengadaan lahan

c. Keselamatan pemakai jalan

d. Aspek hidrologi, antara lain banjir, erosi, sedimentasi dan pencemaran air

sungai, saluran irigasi dan saluran drainase.

e. Aspek geoteknik seperti stabilitas lereng.

f. Aspek pelaksanaan pekerjaan pada tahap konstruksi seperti pengaturan jam

kerja, pengoperasian alat-alat berat dan pengaturan lalu lintas sementara.

g. Kawasan konservasi, cagar alam/budaya, tempat-tempat bersejarah.

h. Kegiatan rehabilitasi dan perbaikan kualitas lansekap.

i. Exploitasi bahan di sumber material (quarry) dan base camp.

j. Aspek operasi dan pemeliharaan jalan.

k. Menetapkan upaya-upaya pengelolaan/mitigasi dampak lingkungan dalam

perencanaan teknis dan mengusulkan upaya-upaya pengelolaan/mitigasi

dampak lingkungan pada tahap awal pelaksanaan konstruksi.

Page 35: MODUL RDE - 04: SURVEI PENENTUAN TRASE JALAN

Modul RDE 04 : Survai Penentuan Trase Jalan Bab VII Penentuan Trase Jalan

Pelatihan Road design Engineer (RDE) VII-1

BAB VII

PENENTUAN TRASE JALAN

7.1. UMUM

Penentuan trase jalan yang telah dipilih setelah mempertimbangkan seluruh aspek

yang dijelaskan di depan yaitu topografi, geologi, geoteknik, hidrologi dan

pengelolaan/mitigasi dampak lingkungan, kemudian dituangkan ke dalam gambar

rencana alinyemen horizontal dan alinyemen vertikal. Meskipun masih kasar,

sebaiknya penetapan rencana alinyemen horizontal dan alinyemen vertikal

meskipun di dalam konteks ”baru meyiapkan trase jalan”, mengikuti standar

geometrik yang berlaku agar nantinya tidak menyulitkan proses pembuatan trase

jalan final. Trase jalan yang dipilih digambarkan ke dalam standar lembar kerja

yang cakupannya adalah plan & profile saja.

7.2. STANDAR PERENCANAAN GEOMETRIK

Standar

Penentuan trase jalan harus tetap mengacu pada standar geometrik jalan yang

digunakan yitu Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota No.

038/T/BM/1997 dan Standar Perencanaan Geometrik Jalan Perkotaan (maret

1992)

Keselamatan Lalu Lintas

Dalam survai penentuan trase jalan, harus dipertimbangkan aspek

keselamatan pengguna jalan, baik selama pelaksanaan pekerjaan konstruksi

maupun saat pengoperasian jalan. Dengan demikian harus dapat dijamin

bahwa semua elemen geometrik yang direncanakan memenuhi persyaratan

yang ditetapkan dalam standar geometrik jalan dan sesuai dengan kondisi

lingkungan setempat.

Page 36: MODUL RDE - 04: SURVEI PENENTUAN TRASE JALAN

Modul RDE 04 : Survai Penentuan Trase Jalan Bab VII Penentuan Trase Jalan

Pelatihan Road design Engineer (RDE) VII-2

7.3. PENGGAMBARAN

Alinyemen Horizontal (Plan)

Plan digambar diatas peta situasi dengan skala 1 : 2000 dengan interval garis

tinggi 2.0 meter dan dilengkapi dengan data:

Lokasi (Sta) dan nomornomor titik kontrol horizontal/vertikal.

Lokasi dan batas-batas obyek-obyek penting seperti rawa, kebun, hutan

lindung, rumah, sungai dan lain-lain.

Data lengkung horizontal (curve data yang direncanakan)

Lokasi dan data bangunan pelengkap jalan

Alinyemen Vertikal (Profile)

Profile digambar dengan skala 1 : 2000 dan skala vertikal 1 : 200, mencakup

hal-hal sebagai berikut:

Tinggi muka tanah asli dan tinggi rencana muka jalan

Diagram superelevasi

Data lengkung vertikal

Lokasi bangunan pelengkap

Potongan Melintang (Cross Section)

Cross Section digambar untuk setiap titik STA dengan interval 200 meter, tapi

pada segmen-segmen khusus misalnya tikungan harus dibuat dengan interval

lebih rapat. Gambar potongan melintang dibuat dengan skala horizontal 1 :

200 dan skala vertical 1 : 20, di dalamnya harus mencakup:

Tinggi muka tanah asli dan tinggi rencana permukaan jalan.

Profil tanah asli dan profil ROW rencana.

Penampang bangunan pelengkap yang diperlukan.

Data kemiringan lereng galian/timbunan bila ada.

Typical Cross Section

Typical Cross Section harus digambar dengan skala yang pantas dan memuat

semua informasi yang diperlukan, misalnya:

Penampang pada daerah galian dan daerah timbunan pada ketinggian

yang berbeda-beda.

Page 37: MODUL RDE - 04: SURVEI PENENTUAN TRASE JALAN

Modul RDE 04 : Survai Penentuan Trase Jalan Bab VII Penentuan Trase Jalan

Pelatihan Road design Engineer (RDE) VII-3

Penampang pada daerah perkotaan dan daerah luar kota.

Penampang bangunan pelengkap jalan.

Bentuk dan konstruksi bahujalan dan median

Bentuk dan posisi saluran melintang.

7.4 PENYIAPAN LAPORAN DAN GAMBAR TRASE RENCANA JALAN

Pada prinsipnya, Gambar Trase Rencana Jalan dilengkapi dengan laporan yang

berisi:

a. Laporan Pendahuluan (Reconnaissance Survey)

b. Laporan Pengukuran Topografi

c. Laporan Pemanfaatan Hasil Survey Geologi dan Geoteknik untuk penetapan

trase jalan

d. Laporan Pemanfaatan Hasil Survey Hidrologi untuk penetapan trase jalan

e. Laporan Pemanfaatan Hasil Mitigasi/Pengelolaan Dampak Lingkungan untuk

penetapan trase jalan

7.5 PENUTUP

Laporan-laporan tersebut pada butir 7.4 tersebut diatas merupakan produk Survei

Penentuan Trase Jalan yang disiapkan sebagai masukan untuk penyiapan Detail

Engineering Design.

Page 38: MODUL RDE - 04: SURVEI PENENTUAN TRASE JALAN

Modul RDE 04 : Survai Penentuan Trase Jalan Rangkuman

Pelatihan Road design Engineer (RDE) R-1

RANGKUMAN 1. Modul ini berisi pembahasan dalam garis besar mengenai survai penentuan trase

jalan meliputi : survai pendahuluan, pengukuran topografi untuk penentuan trase

jalan, pemanfaatan data hasil survai geoteknik, pemanfaatan hasil survai hidrologi,

pemanfaatan data hasil pengelolaan/mitigasi dampak lingkungan dan penggunaan

data-data tersebut untuk menentukan trase jalan.

2. Menggarisbawahi salah satu butir yang diperlukan untuk penyiapan dokumen

pembangunan jalan baru, yaitu “membuat alinyemen baru” yang tentu akan

diawali dengan memilih trase jalan baru.

3. Menyiapkan rencana trase jalan baru sebagai bagian dari proses membuat

perencanaan teknis jalan

► Tahapan kegiatan yang dicakup adalah

Persiapan

Pengumpulan Data Lapangan

► Survey Pendahuluan

► Survey Detail

Penentuan Trase Jalan

► Pembuatan Gambar Rencana Trase Jalan

Pelaporan

4. Survei detail

► Melakukan Pengukuran Topografi

► Memanfatkan Data Hasil Survey Geoteknik

► Memanfaatkan Hasil Penyelidikan Tanah dan Material

► Memanfaatkan Hasil Survey Hidrologi

► Memanfaatkan Data Hasil Pengelolaan/Mitigasi Dampak Lingkungan

5. Survei Pendahuluan (Reconnaissance Survei)

► Cakupan dalam garis besar

kegiatan pengumpulan data primer,

penentuan rencana awal trase jalan berdasarkan data primer dan

melakukan survey lapangan untuk menganalisa serta menentukan

trase definitif yang memenuhi syarat teknis, ekonomis dan lingkungan.

Page 39: MODUL RDE - 04: SURVEI PENENTUAN TRASE JALAN

Modul RDE 04 : Survai Penentuan Trase Jalan Rangkuman

Pelatihan Road design Engineer (RDE) R-2

6. Rincian cakupan Survei Pendahuluan

Penyiapan peta dasar berupa peta topografi dengan skala 1: 250.000 s/d 1:

100.000 dan peta-peta pendukung:

► peta geologi, peta tata guna tanah, dokumen-dokumen yang berkaitan

dengan analisa mengenai dampak lingkungan, dan dokumen-dokumen lain

yang lazim digunakan dalam studi kelayakan jalan

Melakukan koordinasi dengan berbagai instansi terkait sebelum

melaksanakan survey

Mengumpulkan data-data penunjang sebagai berikut :

► Demografi, Sosial ekonomi, Lingkungan, Geografi, Geoteknik, Hidrologi

Untuk keperluan perhitungan perkiraan biaya penanganan jalan dan

jembatan, informasi lain yang juga perlu dikumpulkan adalah:

► Harga Satuan Dasar Upah untuk komponen tenaga dan bahan, dalam

Harga Satuan Pekerjaan

► Harga Satuan Sewa Peralatan untuk komponen peralatan dalam Harga

Satuan Pekerjaan.

► Harga Satuan Pekerjaan untuk berbagai nomor mata pembayaran pada

proyek yang sedang berjalan di sekitar lokasi pekerjaan

Rencana jalan yang akan disurvey merupakan trase terbaik yang diperoleh

berdasarkan kajian dari beberapa alternatif trase jalan.

Masih terkait dengan Survei Pendahuluan, modul juga menjelaskan tentang Identifikasi

Trase, Gambar Koridor Pengambilan Data, Pemeriksaan Kelandaian, Pencatatan data-

data khusus (lokasi jembatan, gorong-gorong, quarry dsb.), Membuat foto dokumentasi.

7. Penjelasan tentang pengukuran topografi:

► Tujuan

mengumpulkan data koordinat dan ketinggian permukaan bumi sepanjang

trase jalan di dalam koridor yang ditetapkan untuk penyiapan peta topografi

dengan skala 1 : 2500, yang akan digunakan untuk menentukan rencana

trase jalan

► Lingkup Kegiatan mencakup Kegiatan Perintisan Untuk Pengukuran dan

Pekerjaan Pengukuran

8. Kegiatan Perintisan Untuk Pengukuran

► Merintis atau membuka sebagian daerah pengukuran yang masih tertutup dengan

vegetasi (hutan, belukar), sehingga pengukuran dapat dilaksanakan

Page 40: MODUL RDE - 04: SURVEI PENENTUAN TRASE JALAN

Modul RDE 04 : Survai Penentuan Trase Jalan Rangkuman

Pelatihan Road design Engineer (RDE) R-3

► Menggunakan peralatan rintisan konvensional (misalnya : parang, kampak) atau

dapat juga gergaji mesin apabila diijinkan

► Tidak boleh dilakukan dengan cara pembakaran

► Perintisan arah melintang trase jalan, dilakukan dengan memanfaatkan setiap

patok yang dijadikan referensi untuk pengukuran penampang melintang jalan.

9. Pekerjaan pengukuran

► Dilakukan sepanjang rencana trase jalan ( dalam koridor pengukuran).

► Dilakukan pengukuran-pengukuran tambahan pada daerah persilangan dengan

sungai/jalan

► Titik awal dan titik akhir pekerjaan:

harus dilengkapi dengan data/identitas yang mudah dikenal, aman, dan

diikatkan pada titik ikat Bench Mark (BM) dan / atau titik poligon dari

pengukuran sebelumnya.

10. Penjelasan tentang: prosedur pekerjaan pengukuran, pemeriksaan dan koreksi

alat ukur, pemasangan patok-patok, pengukuran titik kontrol horizontal,

pengukuran situasi, pengukuran penampang melintang, Pengukuran Khusus

(misalnya perpotongan dengan sungai), perhitungan dan penggambaran hasil

pengukuran, memanfaatkan data hasil survey geoteknik, memanfaatkan data hasil

survey hidrologi, memanfaatkan data hasil Pengelolaan/Mitigasi Dampak

Lingkungan

11. PENENTUAN TRASE JALAN

► Dipilih setelah mempertimbangkan seluruh aspek topografi, geologi, geoteknik,

hidrologi dan pengelolaan/mitigasi dampak lingkungan,

► Dituangkan ke dalam gambar rencana alinyemen horizontal dan alinyemen

vertikal.

► Meskipun ”baru pada tahap meyiapkan trase jalan”, sebaiknya penetapan rencana

alinyemen horizontal dan alinyemen vertikal mengikuti standar geometrik yang

berlaku agar nantinya tidak menyulitkan proses pembuatan trase jalan final.

► Trase jalan yang dipilih digambarkan ke dalam standar lembar kerja yang

cakupannya adalah plan & profile saja.

Page 41: MODUL RDE - 04: SURVEI PENENTUAN TRASE JALAN

Modul RDE-04 : Survei Penentuan Trase Jalan Daftar Pustaka

Pelatihan Road Design Engineer (RDE) DP-1

DAFTAR PUSTAKA

1. Brinker, Russell C, Section 12 Surveying (Merrit, Frederick S, Standard

Handbook for Civil Engineers, Second Edition, McGraw-Hill Inc.,New York, 1976)

2. Wongsotjitro, Soetomo, Ilmu Ukur Tanah, Penerbit Kanisius, Yogyakarta, 1991.