Modul Praktikum Lab Petrofisika 2015

39
BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM SEMESTER II 2014/2015 PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

description

Laboratorium Petrofisika Teknik Perminyakan ITB 2015

Transcript of Modul Praktikum Lab Petrofisika 2015

Page 1: Modul Praktikum Lab Petrofisika 2015

BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM

SEMESTER II 2014/2015 PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Page 2: Modul Praktikum Lab Petrofisika 2015

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

i

PETUNJUK UMUM DAN TATA TERTIB

LABORATORIUM PETROFISIKA

Petunjuk Umum

1. Kebersihan Ruang Praktikum

Selama mengikuti praktikum, praktikan wajib menjaga kebersihan dan kerapihan

tempat dan peralatan praktikum. Barang-barang yang tidak berkaitan dengan

praktikum sebaiknya diletakkan di luar lab. Peralatan praktikum dan laboratorium

wajib dibersihkan setelah praktikum. Keran air, gas, pompa vakum, dan kompresor

harap diperiksa dan dimatikan setelah praktikum.

2. Keamanan

Laboratorium telah dilengkapi dengan petunjuk untuk keadaan darurat. Diharapkan

praktikan membaca dan mengikuti petunjuk yang ada serta menjaga ketertiban

laboratorium.

3. Inventarisasi Alat

Praktikan harus memeriksa kelengkapan dan keutuhan peralatan yang digunakan di

laboratorium. Setelah selesai praktikum, semua peralatan yang digunakan wajib

dibersihkan dan diletakkan pada tempatnya semula. Segala kerusakan barang yang

terjadi selama praktikum ditanggung dan wajib diganti oleh praktikan.

4. Catatan Praktikum

Praktikan wajib mencatat setiap data yang diperlukan mulai dari awal hingga akhir

praktikum, beserta data hasil percobaan. Rekapitulasi data tersebut kemudian

diberikan kepada asisten setiap selesai praktikum,

5. Tes Awal

Sebelum praktikum dimulai praktikan wajib mengikuti tes awal yang diberikan oleh

asisten yang bersangkutan untuk mengetahui kesiapan praktikan dalam mengikuti

praktikum.

6. Laporan Praktikum

Laporan praktikum wajib diserahkan oleh praktikan seminggu setelah praktikum

dilaksanakan. Adapun format isi laporan adalah sebagai berikut:

- Cover

Page 3: Modul Praktikum Lab Petrofisika 2015

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

ii

- Tujuan

- Prinsip percobaan

- Data Percobaan

- Pengolahan data

- Analisis dan pembahasan

- Kesimpulan

- Daftar Pustaka

- Jawaban pertanyaan

Laporan diketik dan disimpan dalam format pdf dan dikirim ke email

[email protected] secara kolektif perkelompok dalam versi rar atau

zip dengan format file rar/zip berupa Modul Praktikum_Kelompok yang terdiri dari

laporan anggota kelompok dengan format file pdf berupa Modul

Praktikum_Kelompok.

Contoh : Pengiriman laporan perkelompok dalam format rar/zip berjudul

Modul1_Senin1 yang berisi laporan anggota kelompok dalam format pdf berjudul

Modul1_Senin1_12213103.

Keterlambatan pengumpulan laporan sampai dengan 6 jam dari waktu yang

ditentukan akan mengurangi nilai akhir laporan sebanyak 15 poin dan 30 poin

untuk selebihnya.

7. Persiapan Praktikum

Praktikan wajib membawa kelengkapan yang dibutuhkan selama praktikum, antara

lain:

- Modul praktikum

- Buku catatan

- Jas lab

- Kalkulator

- Kain lap dan tisu (per kelompok)

- Name tag

- Alat tulis

- Peralatan lain yang dibutuhkan (sarung tangan, dsb)

Page 4: Modul Praktikum Lab Petrofisika 2015

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

iii

Praktikan harus telah berada di tempat praktikum 10 menit sebelum praktikum

dimulai. Keterlambatan praktikan akan menyebabkan waktu keberjalan praktikum

berkurang dan merugikan praktikan sendiri.

8. Pelaksanaan Praktikum

Pelaksanaan praktikum sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.

9. Ujian Akhir Praktikum

Ujian akhir praktikum diselenggarakan setelah semua bahan praktikum telah

dilakukan. Praktikan berhak mengikuti ujian akhir praktikum setelah menyerahkan

semua laporan dan memenuhi syarat-syarat yang ada.

Tata Tertib Praktikum

a. Praktikan wajib hadir 10 menit sebelum praktikum dimulai dengan menggunakan

baju berkerah dan memakai sepatu tertutup. Praktikum yang datang dan tidak

mengikuti tes awal akan mendapat nilai nol untuk tes tersebut.

b. Apabila praktikan tidak dapat mengikuti praktikum karena suatu hal, diwajibkan

untuk melapor ke asisten modul yang bersangkutan dan menyerahkan surat ijin dan

kemudian mengikuti praktikum pengganti di jadwal lain yang ditentukan asisten.

c. Praktikan wajib menggunakan jas lab lengan panjang selama praktikum berlangsung.

d. Apabila terjadi kerusakan alat ketika praktikum berlangsung, maka praktikan yang

bersangkutan wajib mengganti kerusakan tersebut.

e. Praktikan tidak diperkenankan makan, minum ataupun merokok di dalam

laboratorium. Praktikan tidak diijinkan keluar lab tanpa seijin asisten praktikum.

f. Praktikan harus mencatat semua data hasil percobaan dan menyerahkan salinan data

pada asisten yang bersangkutan.

g. Praktikan wajib membersihkan dan merapihkan kembali peralatan yang digunakan

selama praktikum, sehingga praktikum pada hari tersebut dapat dinyatakan selesai.

h. Praktikan diwajibkan membuat laporan praktikum sesuai dengan format yang

diberikan oleh asisten.

i. Bila praktikan mendapat nilai tes awal bawah 60, praktikan tersebut dikenakan kick

dan wajib mengikuti praktikum pada jadwal lain yang ditentukan asisten yang

bersangkutan.

Page 5: Modul Praktikum Lab Petrofisika 2015

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

iv

Penilaian Praktikum

Penilaian praktikum meliputi:

1. Praktikum

- Tes awal

- Keaktifan dalam praktikum

- Laporan praktikum

2. Ujian Akhir Praktikum

Page 6: Modul Praktikum Lab Petrofisika 2015

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

v

ASISTEN LABORATORIUM PETROFISIKA

Semester II / 2014-2015

Modul Nama NIM No. HP Email

1 Gusti Ardiansah 12211039 081223800174 [email protected]

Sonia Arumdati 12211066 082218121270 [email protected]

2 Irfan Tulus Bachtiar 12211048 085728336255 [email protected]

Julda Naufal 12211078 087821691221 [email protected]

3 Andy H. Rosman 12211032 081283605361 [email protected]

Jody Aria Widjaya 12211034 082217288300 [email protected]

4 I Made Artha Segara 12211018 0818844830 [email protected]

I Putu Dody Widiana 12211028 081316048000 [email protected]

5 R. Sunni Nugraha P. 12211026 085276299045 [email protected]

Yusuf Alfyan 12211042 085655413848 [email protected]

6 Wardana Saputra 12211031 082115311031 [email protected]

Ilham 12211056 082315297200 [email protected]

Page 7: Modul Praktikum Lab Petrofisika 2015

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

vi

PENDAHULUAN

Praktikum ini merupakan bagian dari mata kuliah Petrofisika yang bertujuan

memperdalam konsep mahasiswa tentang sifat-sifat fisik batuan serta metode-metode

pengukurannya. Pemahaman konsep ini akan sangat berguna dalam mempelajari konsep

aliran dalam media berpori dan konsep lainnya yang berkaitan dalam dunia perminyakan.

Oleh karena itu mahasiswa dapat menggunakan kesempatan ini untuk berdiskusi dan

memperdalam ilmu mengenai sifat fisik batuan.

Secara umum terdapat enam modul yang akan dipraktikumkan dalam laboratorium

petrofisika yang mencakup permasalahan:

- Pengukuran porositas,

- Pengukuran saturasi,

- Pengukuran permeabilitas,

Metode pengukuran yang dilakukan dalam praktikum ini hanya merupakan contoh

dari banyak metode yang digunakan. Oleh karena itu diharapkan praktikan membaca

literatur lain serta memahami prinsip percobaan yang dilakukan agar dapat dikembangkan

dengan metode lain untuk keperluan tertentu mengenai performa aliran dalam media

berpori.

Tidak lupa terima kasih diucapkan kepada:

1. Dr. Ing. Bonar Tua Halomoan Marbun selaku Ketua Program Studi Teknik

Perminyakan Institut Teknologi Bandung,

2. Prof. Dr. Ir. Pudji Permadi sebagai dosen pengajar mata kuliah dan penanggung

jawab praktikum Petrofisika,

3. Pak Idi, Pak Agus, Pak Witan beserta Tim TU Laboratorium atas bantuannya

dalam penyediaan dan persiapan peralatan praktikum.

Modul ini tidak lepas dari kekurangan, sehingga diharapkan saran dan kritik yang

membangun dalam penyusunan modul dan pelaksanaan praktikum.

Bandung, 18 Februari 2015

Penyusun

Page 8: Modul Praktikum Lab Petrofisika 2015

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

vii

DAFTAR ISI

PETUNJUK UMUM DAN TATA TERTIB LABORATORIUM PETROFISIKA ................................ i

ASISTEN LABORATORIUM PETROFISIKA Semester II / 2014-2015 ....................................... v

PENDAHULUAN ...................................................................................................................................... vi

DAFTAR ISI ............................................................................................................................................... vii

MODUL I GAS POROSIMETER ............................................................................................................ 1

MODUL II PENGUKURAN POROSITAS BATUAN DENGAN METODE LIQUID

SATURATION ............................................................................................................................................ 5

MODUL III PENENTUAN KUANTITAS FLUIDA PADA BATUAN RESERVOIR DENGAN

METODE SOLVENT EXTRACTION .................................................................................................... 10

MODUL IV PENGUKURAN PERMEABILITAS ABSOLUT DENGAN GAS PERMEAMETER

..................................................................................................................................................................... 15

MODUL V PENENTUAN PERMEABILITAS ABSOLUT CORE PLUG DENGAN

MENGGUNAKAN FLUIDA CAIR ........................................................................................................ 18

MODUL VI PENENTUAN PERMEABILITAS GAS/OIL – GAS/WATER DENGAN METODE

PENDESAKAN ......................................................................................................................................... 24

Page 9: Modul Praktikum Lab Petrofisika 2015

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

1

MODUL I

GAS POROSIMETER

Tujuan Percobaan

1. Memahami prinsip kerja Gas Porosimeter.

2. Menentukan porositas suatu sampel core dengan menggunakan Gas Porosimeter.

3. Memahami konsep porositas dan penerapannya di dalam lingkungan teknik

perminyakan.

Teori Dasar

Batuan reservoir umumnya terdiri dari kumpulan butiran, pori-pori dan material

semen yang mengikat butiran-butiran batuan tersebut. Fluida yang terdapat pada batuan

reseroir terakumulasi di dalam pori-pori atau rongga batuan tersebut.

Porositas merupakan salah satu sifat fisik batuan yang penting yang menyatakan

perbandingan antara volume pori terhadap volume batuan secara keseluruhan. Porositas ini

dinyatakan dalam bentuk fraksi atau persentase (%).

Besar kecilnya harga porositas tergantung pada volume pori-pori batuan sedangkan

pori-pori batuan memiliki karakteristik tersendiri yang akan mempengaruhi besarnya nilai

porositas, antara lain :

1. Susunan butiran

Susunan butiran penyusun batuan memiliki bentuk yang bervariasi dengan harga

porositas yang bervariasi pula.

2. Pemilahan dan Sorting

Pemilahan merupakan cara penyebaran butiran batuan dengan besar butir yang

berbeda-beda sedangkan sorting menunjukkan keseragaman butir batuan yang

berkelompok membentuk formasi tertentu.

3. Sementasi

Sementasi menunjukkan kekuatan ikatan antara butir batuan.

4. Kompaksi

Kompaksi disebabkan oleh tekanan overburden yang menyebabkan susunan

antarbutir batuan akan semakin mampat satu sama lainnya.

Page 10: Modul Praktikum Lab Petrofisika 2015

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

2

5. Angularitas

Derajat angularitas menunjukkan bentuk dari butir-butir batuan, membulat atau

menyudut.

Pada percobaan ini porositas batuan diukur dengan menggunakan Gas Porosimeter yang

bekerja berdasarkan prinsip Hukum Boyle

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada percobaan ini antara lain :

1. Porosimeter (PORG-200TM Unit)

2. Tabung N2 + Regulator

3. Jangka sorong

Bahan yang digunakan pada percobaan ini antara lain :

1. Sampel Core

2. Calibration disk

Prosedur Percobaan

1. Ukur dimensi core dan calibration disk

2. Masukan callibration disk ke Matrix cup dan tutup dengan rapat

3. Atur gas N2 supply pressure sebesar 100 psi dan nyalakan Gas Porosimeter

4. Atur valve V2 ke posisi VENT

5. Atur valve V1 ke posisi ON

6. Atur Upstream Pressure dengan memutar regulator perlahan – lahan sampai ±100 psi

7. Atur valve V1 ke posisi OFF dan catat Upstream Pressure (P1)

8. Atur valve V2 ke posisi EXPAND dan catat Stabilized Pressure (P2) pada Upstream

Pressure Display

9. Lakukan prosedur di atas untuk susunan calibration disk yang lain dan untuk sampel

core, dengan prosedur penggantian sebagai berikut :

a. Saat penggantian core atau calibration disk, posisi V1 tetap di posisi OFF, atur

valve V2 ke posisi VENT, buka matrix cell dan lakukan bleed off dengan

mengatur valve V2 ke posisi EXPAND.

Page 11: Modul Praktikum Lab Petrofisika 2015

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

3

b. Tutup matrix cell dan tekan tombol TARE, mulai prosedur kembali dari

langkah no.4.

10. Prosedur bleed off

a. Tutup valve supply gas helium, valve V1 dalam posisi OFF dan valve V2 pada

posisi VENT

b. Atur regulator gas helium supply ke posisi longgar

c. Buka matrix cell, lalu bleed off Gas Porosimeter dengan mengatur valve V2

pada posisi EXPAND, lalu valve V1 pada posisi ON. Pastikan regulator

porosimeter berada dikondisi longgar ntuk mencegah kerusakan alat.

d. Setelah tekanan pada display menunjukkan angka 0 psi, atur posisi valve V2

pada posisi VENT, lalu atur valve V1 pada posisi OFF.

Flowchart Perhitungan

1. Data Percobaan

2. Hitung volume dari sample core dan calibration disk

3. Sampel core dan calibration disk :

𝑉 =𝜋𝑑2𝑡

4

4. Persamaan regresi diperoleh dari plot grain volume calibration disk (V) terhadap

P1/P2

𝑉𝑔𝑟𝑎𝑖𝑛 = 𝑎 (𝑃1

𝑃2) + 𝑏

5. Tentukan grain volume dari masing-masing sampel core

6. Tentukan Porositas sampel core

∅ =𝑉𝑏𝑢𝑙𝑘 − 𝑉𝑔𝑟𝑎𝑖𝑛

𝑉𝑏𝑢𝑙𝑘

Page 12: Modul Praktikum Lab Petrofisika 2015

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

4

Skema Alat

Daftar Pustaka

Monicard,R.P.,”Properties Of Reservoir Rock: Core Analysis.”, Gulf Publishing Co., Edition

Technip, 1980

Amyx, James W,”Petroleum Reservoir Reservoir Engineering, Physical Properties.”, McGraw-

Hill Book Company, New York, 1960

Craft, Hawkins.,”Applied Petroleum Reservoir Engineering.”, Prentice Hall, NewYorl,1959

Gatlin,C.,”Petroleum Engineering Drilling and Well Completion”, Prentice Hall Inc, 1968.

Page 13: Modul Praktikum Lab Petrofisika 2015

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

5

MODUL II

PENGUKURAN POROSITAS BATUAN DENGAN METODE LIQUID SATURATION

Tujuan Percobaan

1. Memahami prinsip kerja metode liquid saturation.

2. Menentukan porositas suatu batuan sampel dengan metode liquid saturation

3. Mengetahui metode-metode pengukuran porositas.

Teori Dasar

Porositas merupakan kemampuan batuan untuk menampung fluida di dalamnya.

Porositas suatu batuan didefinisikan sebagai perbandingan volume rongga-rongga pori

terhadap volume total (volume bulk) batuan tersebut. Secara matematis didefinisikan

sebagai

𝜃 =𝑉𝑝

𝑉𝑏𝑋100%

dimana

Vp = Volume pori batuan = (Volume bulk – Volume grain)

Vb = Volume bulk batuan

Porositas merupakan salah satu sifat petrofisik yang sangat penting untuk diketahui.

Salah satu tujuannya adalah untuk menentukan cadangan minyak atau gas yang ada dalam

suatu reservoir.

Pada percobaan kali ini akan dilakukan pengukuran besarnya porositas dengan

menggunakan liquid saturation. Sebelum dilakukan proses penjenuhan, udara dalam sampel

core harus dihampakan terlebih dahulu agar fluida gas keluar dari pori-pori sampel core.

Volume pori sampel core dicari dengan menggunakan persamaan:

𝑉𝑝 =𝑊𝑙

𝜌𝑙=

(𝑊𝑗 − 𝑊𝑘)

𝜌𝑙

Dimana: 𝑉𝑝 = Volume pori

𝑊𝑙 = Berat cairan penjenuh

𝑊𝑗 = Berat core setelah dijenuhkan

𝑊𝑘 = Berat core kering

𝜌𝑙 = Densitas fluida penjenuh

Page 14: Modul Praktikum Lab Petrofisika 2015

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

6

Sedangkan volume bulk sampel core dicari dengan 2 cara:

1. Metode volumetric, diukur dengan jangka sorong

2. Electric Hg Picnometer yang sudah dikalibrasi dengan menggunakan bola-bola besi

Bola besi adalah merupakan suatu anggapan bagi volume grain

Contoh : Eff = 1-(Pv/Pr)

Pv = 76-P

𝜃𝑒𝑓𝑓 = (1-Eff) X 𝜃

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan:

1. Tabung Erlenmeyer yang dilengkapi dengan sumbat karet dan funnel di atasnya.

2. Tabung Erlenmeyer yang berisi kapur yang dihubungkan dengan pompa vakum

3. Pompa vakum dan manometer Hg

4. Electric Hg Picnometer dan bola-bola pengkalibrasi

5. Jangka sorong dan penjepit

6. Picnometer dan neraca analisis

Bahan yang digunakan:

1. Beberapa sampel core

2. Vaseline

3. Air

Prosedur Percobaan

1. Timbang berat core kering dan masukkan ke dalam tabung Erlenmeyer dengan

penjepit secara hati-hati

2. Pasang sumbat karet dengan funnelnya dan tutup keran lalu isi dengan air.

3. Tutup rapat celah yang ada dengan Vaseline yang telah disediakan. Usahakan tidak

ada kebocoran. Lakukan penghampaan sampai manometer Hg menunjukkan tekanan

tertentu, catat tekanan vacuum tersebut.

4. Buka kran funnel untuk menjenuhi core sampai tinggi cairan dalam lubang lebih

tinggi dari core. Usahakan tidak ada udara luar yang masuk dengan mengalirkan air

secara kontinu.

Page 15: Modul Praktikum Lab Petrofisika 2015

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

7

5. Penjenuhan dilakukan sampai tidak ada lagi gelembung udara yang keluar dari core.

6. Ambil core, dilap dan timbang beratnya (core jenuh).

7. Ukur diameter dan tinggi core dengan jangka sorong.

8. Kalibrasi Hg Picnometer dengan menggunakan bola-bola besi

9. Masukkan sampel core dan ukur simpangannya untuk masing-masing core

10. Ukur diameter bola-bola besi yang digunakan dalam jangka sorong dan

11. Tambahkan bilangan ketelitian dari diameter bola-bola besi tersebut

12. Masukkan ke dalam dan ukur simpangan yang dihasilkan untuk masing-masing bola

tersebut.

13. Plot dalam kertas grafik kartesian simpangan vs bola besi

14. Catat tekanan dan suhu ruangan saat praktikum

15. Ukur densitas fluida penjenuh.

Page 16: Modul Praktikum Lab Petrofisika 2015

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

8

Flowchart Perhitungan

ɸeff = ( 1 / eff ) x ɸeff volumetrik

air (g/cc) = ( Wair+picno – Wpicno ) / Vpicno

Nilai effektif alat : Pv = 76 – ( Patas – Pbawah )

Eff = 1 – ( Pv / 76 )

ɸeff volumetrik = ( Vp / Vb ) x 100%

Vpori (cc) = ( Wjenuh – Wkering ) / air

Vbulk core (cc) = 1/4 πd2t

∆Simpangan = Sakhir - Sawal

Plot data simpangan terhadap Vbola besi → Regresi Didapatkan persamaan :

Simpangan = a ( Vbulk ) + b

Vbola besi (cc) = 1/6 πd3

Page 17: Modul Praktikum Lab Petrofisika 2015

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

9

Skema dan Foto Alat

Gambar 1 Alat Perlengkapan Saturasi

Gambar 2 Hg Picnometer

Daftar Pustaka

Monicard, R. P,”Properties of Reservoir Rock : Core Analysis”. 1980. Gulf Publishing Co,

Edition Tecnic.

Amyx, James W.,”Petroleum Reservoir Engineering”. 1960. McGraw Hill book Company, New

York.

Craft, Hawkins.,”Applied Reservoir Engineering”. 1959. Prentice Hall, New York.

Gatlin, C.,”Petroleum Engineering Drilling and Well Completion”. 1960. Prentice Hall Inc., Hal

175-176.

Page 18: Modul Praktikum Lab Petrofisika 2015

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

10

MODUL III

PENENTUAN KUANTITAS FLUIDA PADA BATUAN RESERVOIR DENGAN

METODE SOLVENT EXTRACTION

Tujuan Percobaan:

1. Menentukan saturasi fluida (minyak dan air) yang terkandung dalam suatu sampel

core dengan metode solvent extraction.

2. Menentukan porositas suatu sampel core secara tidak langsung.

3. Memahami prinsip dan cara kerja alat solvent extraction.

4. Mengetahui hubungan saturasi dengan sifat batuan lainnya.

Teori Dasar

Mengetahui kuantitas fluida yang ada di dalam suatu reservoir adalah hal yang

sangat penting. Salah satu sifat petrofisika yang sangat membantu untuk mengetahui hal ini

adalah saturasi.

Saturasi didefinisikan sebagai perbandingan antara volume fluida yang mengisi pori-

pori batuan dengan volume total pori-pori batuan. Secara matematis saturasi dapat

dinyatakan dalam persamaan:

𝑆 =𝑉𝑓𝑙𝑢𝑖𝑑𝑎 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑝𝑜𝑟𝑖 𝑏𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛

𝑉𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑜𝑟𝑖 𝑏𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛

Pori-pori batuan pada suatu reservoir selalu terisi oleh fluida berupa air, minyak, dan

gas, sehingga jumlah saturasi ketiga fluida tersebut harus bernilai 1.

𝑆𝑤 + 𝑆𝑜 + 𝑆𝑔 = 1

Nilai saturasi fluida dalam suatu batuan reservoir dapat ditentukan dengan dua cara

pendekatan:

a. Penentuan dengan pendekatan langsung.

Pendekatan dilakukan dengan melakukan pengukuran saturasi fluida dari suatu

sampel core yang diambil langsung dari suatu reservoir.

b. Penentuan dengan pendekatan tidak langsung.

Pendekatan dilakukan dengan mengetahui terlebih dahulu beberapa sifat fisik suatu

batuan reservoir yang nantinya akan diubah menjadi nilai saturasi.

Page 19: Modul Praktikum Lab Petrofisika 2015

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

11

Salah satu metode pengukuran saturasi fluida di laboratorium adalah dengan metode

solvent extraction. Pada percobaan ini jenis solvent yang digunakan adalah toluena. Solvent

dipanaskan, kemudian menguap, naik, dan mendorong fluida yang ada di dalam sampel core

menuju condenser untuk selanjutnya dikondensasi. Air, minyak, dan solvent yang telah

terkondensasi akan turun ke bagian graduated tube. Karena air memiliki densitas yang lebih

besar dibanding minyak dan toluena maka air akan menempati bagian terbawah. Solvent dan

minyak terlarut yang masih berbentuk uap akan kembali ke tabung pemanasan. Dengan

demikian, jumlah air yang terdapat di dalam sampel core dapat diketahui dari volume air

yang terkumpul di dalam graduated tube.

Selain untuk mengetahui jumlah air yang terdapat di dalam sampel core, secara tidak

langsung percobaan ini juga dapat menentukan nilai porositas batuan dengan mengetahui

data berat core saat kering dan berat core saat jenuh.

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan:

1. Peralatan solvent extractor

2. Picnometer

3. Electric heater

4. Tabung Erlenmeyer

5. Hassler Core Holder

6. Gelas ukur

7. Jangka sorong

8. Timbangan

9. Oven

10. Lap

Bahan yang digunakan:

1. Aquades

2. Solvent

3. Paraffin

4. Vaseline

5. Sampel core

Page 20: Modul Praktikum Lab Petrofisika 2015

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

12

Prosedur Percobaan

1. Pilih core yang baik, timbang berat kering, dan ukur dimensi core.

2. Timbang berat picnometer kosong, picnometer + paraffin, dan picnometer + air. Catat

volume picnometer.

3. Jenuhkan core dengan air dan diamkan selama 24 jam

4. Lakukan pendesakan pada core jenuh dengan paraffin dengan menggunakan Hassler

Core Holder

5. Atur tekanan inlet gas N2 sebesar 100 psi dan atur tekanan kompressor sebesar 50

psi

6. Masukkan core ke dalam core holder dan buka valve yang menghubungkan paraffin

dengan core holder dan lakukan pendesakan selama 5-10 menit.

7. Timbang berat core jenuh yang telah didesak oleh paraffin.

8. Letakkan core pada leher tabung pemanasan pada solvent extraction.

9. Letakkan lap pada vapour exhaust, nyalakan electric heater dan keran secara

bersamaan.

10. Lakukan destilasi sampai tidak ada uap air yang keluar dari sampel core.

11. Matikan keran dan electric heater.

12. Biarkan core selama 24 jam.

13. Catat volume air di dalam graduated tube.

14. Keringkan core dengan oven.

Page 21: Modul Praktikum Lab Petrofisika 2015

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

13

Flowchart Perhitungan

fluida (gr/cc) = Wfluida Vpicnometer

Vbulk (cc) = 1

4d2t

Wfluida dalam core (gr) = Wcore jenuh – Wcore kering

Wparaffin dalam core (gr) = Wfluida dalam core – Wair dalam core

Wair dalam core (gr) = Vair dalam graduated tube × air

Vparaffin (cc) = Wparaffin dalam core paraffin

Vpori (cc) = Vparaffin + Vair dalam graduated tube

Sair = Vair dalam graduated tube Vpori

Sparaffin = Vparaffin Vpori

core (%) = Vpori Vbulk × 100%

Wfluida (gr) = Wpicnometer + fluida – Wpicnometer

Page 22: Modul Praktikum Lab Petrofisika 2015

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

14

Skema Alat

Daftar Pustaka

Amyx, Kames W. 1960. Petroleum Reservoir Engineering. New York: McGraw Hill Book Co.

Craft, B. C., and M. F., Hawkins. 1959. Applied Petroleum Reservoir Engineering. New Jersey:

Prentice Hall Inc.

Gatlin, Carl. 1960. Petroleum Engineering Drilling and Well Completion. New Jersey: Prentice

Hall Inc.

Monicard, R. P. 1980. Properties of Reservoir Rock: Core Analysis. Houston: Gulf Publishing

Co.

Page 23: Modul Praktikum Lab Petrofisika 2015

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

15

MODUL IV

PENGUKURAN PERMEABILITAS ABSOLUT DENGAN

GAS PERMEAMETER

Tujuan percobaan

1. Memahami prinsip dan cara kerja Gas Permeameter

2. Menentukan besarnya permeabilitas absolut suatu sampel core dengan Gas

Permeameter

3. Memahami pengetahuan tentang permeabilitas absolut

Teori dasar

Permeabilitas absolut batuan adalah kemampuan suatu batuan untuk melewatkan

suatu fluida pada saat batuan tersebut terjenuhi oleh fluida yang melewatinya tanpa

merusak struktur dari batuan tersebut. Suatu batuan yang memiliki porositas belum tentu

memiliki permeabilitas. Hal ini dikarenakan permeabilitas tergantung pada pori-pori batuan

yang berhubungan, namun biasanya harga permeabilitas berbanding lurus dengan harga

porositas batuan. Besarnya harga permeabilitas absolut suatu batuan tidak tergantung pada

fluida yang melewatinya tetapi bergantung pada batuan itu sendiri sehingga fluida apapun

yang digunakan untuk mengukur harga permeabilitas absolut, idealnya akan menghasilkan

harga yang sama.

Percobaan ini menggunakan alat Gas Permeameter untuk menghitung besarnya

harga permeabilitas absolut dengan menerapkan hukum darcy.

𝑄 =𝑘𝐴∆𝑃

𝜇𝐿

Permeabilitas absolut ditentukan dengan cara mengukur laju alir gas inert yang

melewati suatu sampel core pada perbedaan tekanan inlet-outlet tertentu

Alat dan Bahan

1. PERG-2000 Gas Permeameter

2. Fancher core holder

3. Tabung gas N2

4. Sampel core

Page 24: Modul Praktikum Lab Petrofisika 2015

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

16

5. Jangka sorong

Prosedur percobaan

1. Sediakan sampel core berbentuk silinder. Pastikan sampel core dalam keadaan bersih

dan kering.

2. Ukur dimensi sampel core. Gunakan sampel core yang diameter dan panjangnya

mendekati 1 inch.

3. Pastikan tidak ada tekanan yang tersisa di dalam permeameter. Sebelum sumber N2

dinyalakan dan dalam keadaan Fancher holder terbuka, buka valve V1 dan atur

regulator hingga tekanan yang terbaca 0.

4. Pasang core yang akan diukur permeabilitasnya pada penahan karet dan kemudian

letakkan di dalam Fancher holder. Pastikan Fancher holder tertutup rapat.

5. Dalam keadaan valve V1 tertutup, nyalakan sumber N2 dan atur sehingga tekanan

yang ditunjukkan kurang lebih 20 psig.

6. Buka valve V1 dan atur regulator alat hingga display upstream pressure menunjukkan

tekanan yang diinginkan. Tunggu selama beberapa menit hingga tekanan dan laju

alir stabil. Catat.

7. Ulangi langkah 6 pada tekanan dan laju alir yang berbeda

Flowchart perhitungan

Hitung luas permukaan sampel core (A)

𝐴 =1

4𝜋𝑑2

Persamaan Ka

𝐾𝑎 =2000 𝑃 𝜇𝑔 𝐿 𝑄𝑔

𝐴 𝑃𝑢𝑝2 − 𝑃𝑑𝑜𝑤𝑛

2

Buat Plot Grafik P upstream vs Q

Dan tentukan Ka

Page 25: Modul Praktikum Lab Petrofisika 2015

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

17

dimana : ka = air permeability ( mD )

A = luas penampang ( cm2 )

Qg = debit udara ( cc / s )

L = panjang core ( cm )

μg = viskositas gas ( cp )

𝑃 = tekanan rata rata ( atm )

Skema alat

Daftar pustaka

Amyx, James W, “Petroleum Reservoir Engineering, Physical Properties”, McGraw-Hill Book

Company , New York, 1960.

Craft, Hawkins, “Applied Petroleum Reservoir Engineering”, Prentice Hal, New York 1959.

PERG-200 Manually Operated Gas Permeameter Operating Manual.

GAS FLOW RATE P UPSTREAM

V1 REGULATOR

CORE HOLDER INLET

CORE HOLDER OUTLET

Page 26: Modul Praktikum Lab Petrofisika 2015

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

18

MODUL V

PENENTUAN PERMEABILITAS ABSOLUT CORE PLUG DENGAN MENGGUNAKAN

FLUIDA CAIR

Tujuan Percobaan

1. Memahami prinsip dan cara kerja alat PERL-200 dalam melakukan penentuan

permeabilitas absolut dengan menggunakan fluida cair

2. Memahami konsep permeabilitas dan penerapannya di dalam lingkungan teknik

perminyakan

3. Menentukan nilai permeabilitas absolut core sample menggunakan fluida cair dengan

alat PERL-200

Teori Dasar

Dalam keilmuan teknik perminyakan, permeabilitas merupakan hal yang sangat

penting untuk dipelajari dan dipahami karena sifat fisik batuan ini mengatur tentang aliran

fluida dalam media berpori. Konsep ini merupakan konsep yang melandasi penentuan

kemampuan produksi suatu reservoir yang ingin kita eksploitasi, dan juga banyak hal lain,

misalnya pemodelan water coning.

Terdapat banyak cara untuk mendapatkan permeabilitas dari reservoir, salah satunya

adalah pengukuran langsung dengan memakai core plug di laboratorium. Penentuan

permeabilitas di laboratorium pun terdapat banyak cara, misalnya dengan menggunakan gas

dan dengan menggunakan fluida cair. Penentuan permeabilitas dengan menggunakan fluida

cair mempunyai keunggulan terhadap fluida gas karena tidak perlu dikoreksi terhadap

Klinkenberg Effect.

Sifat fisik batuan ini sendiri pada awalnya ditemukan oleh Henry D’arcy, seorang

ilmuwan berkebangsaan Prancis. Pada prinsipnya, perbedaan tekanan pada sisi upstream

dan downstream dari core plug akan menyebabkan fluida dapat mengalir, namun hal yang

patut diperhatikan adalah dalam penentuan permeabilitas absolut, media berpori harus

tersaturasi 100% terlebih dahulu oleh fluida yang akan lewat.

Page 27: Modul Praktikum Lab Petrofisika 2015

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

19

Alat dan Bahan

1. PERL-200

2. Fancher Core Holder

3. Sampel core yang sudah dijenuhi

4. Aquades

5. Jangka sorong

6. Stopwatch

7. Source gas N2 (lengkap dengan regulator)

8. Peralatan penjenuhan fluida

9. Beaker plastic 50 ml

10. Sumber listrik 220 volt

Prosedur Percobaan

Alat PERL-200 merupakan alat yang bekerja dengan menggunakan dua fluida di

dalamnya, air/brine dan gas/udara kering untuk menentukan permeabilitas liquid dari suatu

core plug secara digital. Berikut adalah prosedur percobaannya:

1. Persiapkan core yang baik, dengan ukuran diameter maksimal 1 inch dan panjang

maksimal 1 inch.

2. Lakukan penjenuhan core tersebut dengan air/brine, tergantung dari fluida yang akan

dipakai dalam praktikum. Pastikan bahwa core telah terjenuhi sempurna dengan

air/brine, karena adanya udara akan membuat pengukuran permeabilitas liquid tidak

sempurna.

3. Kemudian, lakukan langkah pengisian air/brine. Langkah ini bertujuan untuk

memastikan bahwa tidak ada udara dalam system. Langkah-langkahnya adalah

sebagai berikut:

a. Pastikan bahwa V4 tertutup. Tuangkan air/brine kedalam reservoir yang

terletak di bagian kanan alat PERL-200. Hati-hati untuk tidak membiarkan

reservoir dalam keadaan kosong, harus selalu terdapat air/brine dalam

reservoir.

b. Lepas sambungan selang yang menghubungkan alat PERL-200 dengan

bagian bawah Fancher core holder dengan menekan fitting Prestolok yang

Page 28: Modul Praktikum Lab Petrofisika 2015

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

20

berwarna hijau ke arah dalam. Hati-hati untuk tidak memaksakan

pencabutan selang.

c. Ubah valve V2 ke posisi Vent dan valve V3 ke posisi fill. Perlahan-lahan, buka

valve V4, dan akan terlihat air/brine mengalir memasuki tabung ukur akrilik

yang terletak di depan alat. Isi tabung ukur hingga sedikit diatas batas garis

atas yang terlihat. Hati-hati untuk tidak mengisi terlalu penuh hingga air

mencapai bagian teratas tabung ukur, yang dapat merusak PERL-200.

d. Arahkan selang yang telah dilepas di langkah (b) pada beaker plastic. Ubah

valve V3 ke arah Flow secara perlahan. Air akan mengalir secara gravitasi ke

beaker plastic. Pastikan bahwa tidak ada gelembung udara ketika air mengalir

dari alat ke beaker plastic melalui selang tersebut. Agar udara tidak memasuki

selang, jangan biarkan air/brine di tabung ukur benar-benar habis.

e. Ulangi langkah (c) dan (d) dengan memperhatikan langkan (a) hingga tidak

terdeteksi adanya gelembung udara dalam selang menuju Fancher core

holder.

4. Ambil core yang telah terjenuhi di langkah sebelumnya dan bersihkan menggunakan

kain yang ada. Ukur dimensi dari core tersebut dengan menggunakan jangka sorong.

Pastikan bahwa diameter dan panjang dari core tersebut sesuai ketentuan. Lakukan

tiga kali pengukuran.

5. Setelah selang benar-benar hanya terisi air/brine, penentuan permeabilitas liquid dari

core plug dapat dimulai, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

a. Sambungkan selang yang terisi air ke Fancher core holder.

b. Masukkan core yang telah terjenuhi ke dalam stopper. Masukkan stopper dan

core ke dalam silinder (receiving cylinder).

c. Sebelum memasukkan silinder, stopper dan core, pastikan bahwa tidak ada

udara pada bagian inlet Fancher core holder, caranya yaitu dengan membuka

sedikit valve V3 ke posisi Flow, sehingga air mengalir ke inlet core holder dan

membentuk gelembung kecil di bagian inlet. Bersihkan air yang berlebihan,

namun tetap pertahankan lubang inlet terisi air/brine.

d. Kencangkan bagian penutup Fancher core holder dengan menggunakan

handle bagian bawah terlebih dahulu, baru bagian atasnya.

Page 29: Modul Praktikum Lab Petrofisika 2015

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

21

e. Isi reservoir apabila dibutuhkan, dan isi kembali tabung ukur hingga sedikit

diatas batas atas. Tutup V4.

f. Ubah V3 ke arah Fill. Buka valve gas nitrogen, dan atur hingga di regulator

tabung terbaca kira-kira 25 psig.

g. Kembali pada alat PERL-200, hidupkan alat. Buka V1, dan atur Regulator alat,

tempatkan beaker plastic 50 ml pada selang outlet Fancher core holder.

h. Ubah valve V2 pada posisi Flow, biarkan bacaan digital hingga stabil.

i. Persiapkan stopwatch. Ubah valve V3 ke arah Flow secara perlahan, dan mulai

hitungan waktu ketika air tiba pada garis atas, dan akhiri ketika air mencapai

garis bagian bawah. Ingat untuk tidak membiarkan air jatuh hingga dasar

tabung, atau udara akan masuk, dan percobaan harus diulang dari langkah

pengisian air.

j. Catat data pada saat pengaliran air/brine, dan catat bacaan digital pada saat

pengaliran tersebut.

k. Untuk tiap pengukuran baru untuk sampel yang sama, pastikan valve V3

pada posisi Fill, dan valve V2 dalam posisi Vent, dan V4 tertutup. Isi reservoir,

kemudian buka valve V4 hingga tabung ukur terisi diatas garis paling atas.

Buka valve V2 ke Flow, atur regulator alat, dan ubah V3 ke Flow. Ulangi

langkah pengukuran sesuai yang ditentukan asisten.

6. Kemudian, untuk langkah pegukuran dengan sampel baru, pastikan V4 ditutup, V3

pada posisi Fill, dan V2 dalam posisi Vent. Buka Core holder, dan keluarkan sampel.

Apabila akan memasukkan sampel baru kedalam Core holder pastikan bahwa bagian

inlet terisi penuh oleh air/brine.

7. Apabila percobaan telah selesai, lakukan bleed off. Bleed off dilakukan dengan:

a. Tutup valve dari sumber gas, biarkan regulatornya tetap menyala, namun

kendorkan. Hal ini untuk mecegah rusaknya membrane dari regulator.

b. Biarkan V1 tetap terbuka, ubah V2 dan V3 ke posisi Flow. Ubah regulator alat

hingga maksimum untuk mengosongkan seluruh fluida, baik gas, maupun

air/brine.

c. Bacaan digital seharusnya menunjukkan 0, demikian pula bacaan di regulator

sumber gas. Apabila di sumber gas tidak 0, maka masih ada tekanan, ulangi

Page 30: Modul Praktikum Lab Petrofisika 2015

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

22

prosedur dari (b) ke (c). Apabila bacaan digital masih belum 0, tekan tombol

Tare.

Flowchart Perhitungan

Skema Alat

Page 31: Modul Praktikum Lab Petrofisika 2015

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

23

Daftar Pustaka

Amyx, James W, “Petroleum Reservoir Engineering, Physical Properties”, McGraw-Hill Book

Company , New York, 1960.

PERL-200 Manually Operated Liquid Permeameter Operating Manual.

Page 32: Modul Praktikum Lab Petrofisika 2015

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

24

MODUL VI

PENENTUAN PERMEABILITAS GAS/OIL – GAS/WATER

DENGAN METODE PENDESAKAN

Tujuan Percobaan

1. Menentukan permeabilitas relatif Krg/Kro dengan sistem gas-minyak dan

permeabilitas relatif Krg/Krw dalam sistem gas-air.

2. Menentukan hubungan antara saturasi dengan permeabilitas relatif.

Teori Dasar

Permeabilitas adalah sifat batuan yang didefinisikan sebagai kemampuan batuan

untuk mengalirkan fluida melalui pori-pori yang berhubungan tanpa merusak dinding pori

batuan. Dalam hubungannya dengan usaha untuk memproduksi minyak, permeabilitas

menunjukkan seberapa mudah fluida dapat mengalir dari suatu reservoir pada suatu beda

tekanan tertentu.

Berdasarkan banyaknya fasa fluida yang mengalir melalui kerangka batuan

permeabilitas permeabilitas dibagi menjadi tiga jenis yaitu:

1. Permeabilitas absolut

2. Permeabilitas efektif

3. Permeabilitas relatif

Hubungan antara ketiga jenis permeabilitas di atas secara matematis dapat dituliskan

sebagai berikut:

Krw = Kw/K Kro = Ko/K Krg = Kg/K

Dimana :

Krw, Kro, Krg Permeabilitas relatif air, minyak, dan gas

Kw, Ko, Kg Permeabilitas efektif air, minyak, dan gas

K Permeabilitas absolut

Page 33: Modul Praktikum Lab Petrofisika 2015

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

25

Berdasarkan persamaan di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk sistem dimana

terdapat tiga fasa yang mengalir bersama-sama berlaku persamaan :

Krw + Kro + Krg = 1

Untuk sistem gas/minyak akan berlaku persamaan untuk setiap harga saturasi minyak atau

gas :

Kro + Krg = 1

Permeabilitas relatif memiliki perbedaan konsep dengan permeabilitas absolut

dimana harga permeabillitas absolut bukan merupakan fungsi dari saturasi. Maka dalam

konsep permeabilitas relatif terdapat hubungan antara harga permeabilitas relatif salah satu

fasa (untuk aliran dua fasa) terhadap harga saturasinya.

Pada percobaan ini akan ditentukan harga permeabilitas relatif dari suatu sampel

core dengan metode pendesakan. Core yang dijenuhi fluida satu fasa akan didesak oleh

fluida dengan fasa lain sehingga diharapkan akan terjadi aliran fluida multifasa dalam core.

Berdasarkan laju aliran masing-masing fasa dapat ditentukan harga permeabilitas relatif dari

masing-masing fasa untuk setiap harga saturasi tertentu. Berdasarkan harga-harga tersebut

selanjutnya dapat ditentukan hubungan permeabilitas relatif setiap fasa dengan saturasinya

dengan menggunakan grafik. Persamaan-persamaan yang digunakan dalam percobaan ini

dapat dilihat pada bagian prosedur perhitungan.

Prinsip percobaan modul ini adalah pendesakan pada core yang terjenuhi fasa cair

oleh fasa gas untuk mendesak air dalam VMS (dalam tiap interval volume tertentu) yang

ekivalen dengan jumlah fasa gas yang telah melewati pori-pori core. Pada tiap waktu tercatat

untuk tiap interval volume air ter-displace, dicatat pula volume fasa cair ter-displace pada

flask berskala.

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan :

1. Tabung nitrogen

2. Kompresor

3. Pompa vakum

4. Hassler Core Holder

5. Volumetric Measurement System

6. Stopwatch

Page 34: Modul Praktikum Lab Petrofisika 2015

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

26

7. Flask berskala

8. Jangka sorong

9. Picnometer

10. Neraca analisis

11. Alat penjenuhan (Lihat modul 2)

12. Manometer

13. Ember penampungan air

Bahan yang digunakan :

1. Air (aquades)

2. Crude oil (paraffin)

3. Core

Prosedur Percobaan

Panel Volumetric Measurement System (VMS) [lihat lampiran gambar]

1. Hubungkan bejana berisi air yang telah disuling dengan katup A yang berada dalam

posisi (3). Katup G dalam keadaan terbuka.

2. Katup B dalam posisi (4), katup C, E, dan F dalam keadaan tertutup, serta katup D

dalam posisi terbuka.

3. Katup A dibuka dalam posisi (4) sehingga air dari bejana yang terletak lebih tinggi

mengalir ke dalam botol terkecil.

4. Setelah botol terkecil terisi penuh oleh air, katup D ditutup, buka katup C kemudian

tunggu hingga botol kedua terisi penuh, tutup katup C dan buka katup B ke posisi

(2). Setelah botol terbesar terisi penuh, tutup katup B ke posisi (4). Katup F dibuka

hingga air mengalir ke dalam buret untuk membuang gelembung udara didalamnya.

Dengan katup F, atur posisi bagian sebelah kanan level air dalam buret hingga

berada kurang lebih 0.5 cm disebelah kiri tanda start pada buret, kemudian tutup

katup F.

5. Katup A diatur dalam posisi (3) dan pengukuran dengan VMS siap dilaksanakan.

6. Jangan lupa untuk menempatkan selang pembuangan pada ember penampungan

air.

Persiapan Core

1. Ukur dimensi core dan berat core kering

Page 35: Modul Praktikum Lab Petrofisika 2015

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

27

2. Jenuhkan core dengan menggunakan fluida cair

3. Ukur berat core yang terjeneuhkan oleh fluida cair

4. Dengan menggunakan picnometer, tentukan berat jenis fluida yang digunakan.

Hassler Core Holder

1. Sebelum dan selama memasukan sampel core ke dalam coreholder, jalankan pompa

vakum dan buka katup vakum.

2. Setelah core dimasukkan, tutup katup vakum dan katup vent dibuka untuk kemudian

ditutup kembali.

Jalannya Percobaan

1. Masukkan core ke dalam core holder dan kunci kuat-kuat.

2. Tabung N2 dibuka untuk menghubungkan tekanan dari tabung nitrogen dengan

Hassler Core Holder.

3. Hubungkan VMS dengan core holder melalui flask berskala dengan tutup karet.

4. Tempatkan flask berskala pada pipa kapiler core holder untuk menampung cairan.

5. Pastikan pengunci core holder telah terpasang kuat (konsultasikan dengan asisten).

Buka tekanan pada Hassler Core Holder hingga pressure gauge pada panel Hassler

menunjukkan tekanan yang diminta.

6. Pastikan tidak terdapat kebocoran sepanjang aliran dari flask hingga VMS (gunakan

vaselin jika dibutuhkan). Buka katup F untuk menghubungkan VMS dengan flask.

Amati level air pada buret; jika level air tidak bergerak berarti percobaan dapat

dilanjutkan. Jika level air terus menurun, tutup katup F untuk memutuskan hubungan

VMS dengan flask dan ulangi prosedur pengisian air pada VMS.

7. Jika dapat dipastikan tidak ada kebocoran, siapkan stopwatch dan pengamat level air

pada VMS. Percobaan dimulai dengan menjalankan Hassler Core Holder (tanyakan

pada asisten) dan secara bersamaan menjalankan stopwatch.

8. Berdasarkan harga yang tertanda pada VMS, catat waktu yang ditunjukkan oleh

stopwatch dan volume fluida dalam flask berskala.

9. Setelah level air dalam VMS mencapai harga terakhir pada botol terbesar, matikan

stopwatch, matikan (tanyakan pada asisten) Hassler Core Holder, tutup katup F pada

VMS, dan buka katup vent untuk membuang tekanan overburden dalam Hassler Core

Holder. Perhatikan harga tekanan yang ditunjukkan pada pressure gauge.

10. Keluarkan core dari core holder (untuk memudahkan, gunakan katup vakum).

Page 36: Modul Praktikum Lab Petrofisika 2015

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

28

11. Untuk mengosongkan VMS dan bejana dari air yang mungkin masih tersisa, buka

katup A dan B dalam posisi (1) serta buka katup B, C, D, dan E. Setelah air terkuras,

posisikan katup A pada posisi (4) dan tutup katup G.

Prosedur Perhitungan

1. Tentukan densitas parafin

𝜌𝑝𝑎𝑟𝑎𝑓𝑖𝑛 =𝑊𝑝𝑖𝑐𝑛𝑜+𝑝𝑎𝑟𝑎𝑓𝑖𝑛 − 𝑊𝑝𝑖𝑐𝑛𝑜

𝑉𝑝𝑖𝑐𝑛𝑜

2. Tentukan luas penampang core(A), volume bulk (Vb), dan volume pori (Vp).

𝐴 =𝜋𝑑2

4; 𝑉𝑏 =

𝜋𝑑2𝑡

4; 𝑉𝑝 = ∅. 𝑉𝑏

3. Tentukan penambahan volume pendesakan air oleh gas pada tekanan atmosfer (cc).

∆𝑉𝑖 = 𝑉𝑛 − 𝑉𝑛−𝑖

Volume kumulatif gas dan air (Vi), terlampir pada data percobaan.

4. Tentukan penambahan volume produksi minyak/parafin (cc)

∆𝑂 = 𝑂𝑛 − 𝑂𝑛−𝑖

Volume kumulatif total minyak (O) terlampir pada data percobaan.

5. Tentukan penambahan volume produksi gas pada ujung akhir sampel pada tekanan

atmosfer (cc).

∆𝐺𝑖 = ∆𝑉𝑖 − ∆𝑂

6. Tentukan Gas-Water Ratio produksi rata-rata pada tekanan atmosfer untuk suatu

interval produksi (cc/cc).

𝑅𝑖 =∆𝐺𝑖

∆𝑂

7. Tentukan perbedaan tekanan pendesakan (psia)

∆𝑃 = 𝑃𝑃𝐶𝑃 − 𝑃𝑟𝑢𝑎𝑛𝑔

8. Tentukan faktor koreksi hukum Boyle untuk harga rata-rata tekanan

𝐶1 =14.7

14.7 +∆𝑃2

9. Tentukan Gas-Oil Ratio aliran rata-rata dalam core pada tekanan rata-rata untuk

masing-masiing interval produksi (cc/cc).

𝑅𝑓 = 𝑅𝑖 𝑥 𝐶1

10. Tentukan viskositas absolut (μg) gas yang mendesak (dalam cp), pada temperatur

atmosfer (T) dekat core holder.

Page 37: Modul Praktikum Lab Petrofisika 2015

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

29

11. Tentukan viskositas absolut minyak (μo) pengisi core (dalam cp), pada temperatur

atmosfer (T) dekat core holder.

12. Tentukan rasio viskositas μg/μo(perbandingan antara viskositas gas terhadap

viskositas minyak).

13. Tentukan rasio permeabilitas relatif

𝐾𝑔𝐾𝑜

⁄ = [∆𝑉𝑖 − ∆𝑂

∆𝑂] 𝑥𝐶1𝑥 (

𝜇𝑔

𝜇𝑜)

14. Tentukan rata-rata mean-logaritma dari penambahan volume air dan gas untuk suatu

interval produksi diukur pada kondisi atmosfer (cc).

(∆𝑉𝑖)𝑎𝑣𝑒 = 0.414 𝑥 (∆𝑉𝑖)

15. Tentukan volume total produksi gas dan air rata-rata pada suatu interval produksi

diukur pada tekanan atmosfer (cc)

𝑉�̅� = (𝑉𝑖)𝑛−1 + (∆𝑉𝑖)𝑎𝑣𝑒

16. Tentukan penambahan aliran rata-rata (aritmethic average) untuk suatu interval

produksi (cc).

(∆𝑂)𝑎𝑣𝑒 = 0.5 𝑥 (∆𝑂)

17. Tentukan volume total oil yang diproduksi pada suatu interval produksi (cc).

𝑂 = (𝑂)𝑛−1 + (∆𝑂)𝑎𝑣𝑒

18. Tentukan volume gas total rata-rata yang diproduksikan diujung sampel pada suatu

langkah produksi, berhubungan dengan kondisi atmosfer (cc).

𝐺𝑖 = 𝑉�̅� − 𝑂

19. Tentukan volume gas total yang diproduksikan rata-rata pada suatu interval produksi,

berhubungan dengan kondisi tekanan rata-rata (cc).

𝐺 = 𝐺�̅� (𝐶1)

20. Tentukan volume gas dan minyak total yang diproduksikan rata-rata pada suatu

interval produksi, berhubungan dengan kondisi tekanan rata-rata (cc).

𝑉 = �̅� + 𝑂

21. Tentukan perbandingan volume minyak dan gas total dengan volume air (cc/cc).

1𝑓𝑜

=(∆𝐺𝑖)(𝐶1) + ∆𝑂

∆𝑂= 𝑅𝑓 + 1

22. Tentukan penambahan saturasi antara saturasi gas rata-rata dan saturasi gas terminal

yang diperoleh dekat ujung akhir sampel (cc).

∆𝑆 = 𝑓𝑤(�̅� + 𝑂 ) = 𝑉 (𝑓𝑜)

23. Tentukan saturasi gas pada ujung akhir sampel (cc)

Page 38: Modul Praktikum Lab Petrofisika 2015

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

30

𝑉𝑔 = 𝑂 + ∆𝑆

24. Tentukan saturasi gas pada ujung akhir atau terminal, dinyatakan dalam fraksi

volume pori

𝑆𝑔𝑙 = 𝑉𝑔

𝑉𝑝

25. Tentukan penambahan waktu pada suatu langkah produksi (detik).

∆𝜃 = 𝜃𝑛 − 𝜃𝑛−𝑖

26. Tentukan konstanta aliran dari sampel (detik/cc)

𝐶2 = 𝜇𝑔 𝑥 𝐿 𝑥 14.7 𝑥 1000 𝑥 𝐶1

𝐴 𝑥 𝐾𝑎𝑏𝑠 𝑥 ∆𝑃

27. Tentukan laju aliran gas (cc/dtk)

𝑄𝑔 =∆𝐺𝑖

∆𝜃

28. Tentukan permeabilitas relatif gas, fraksi terhadap permeabilitas udarapada saturasi

gas 100%.

𝐾𝑟𝑔 = 𝑄𝑔(𝐶2)

29. Tentukan saturasi oil rata-rata, fraksi terhadap volume pori

𝑆𝑜𝑡 =𝑂

𝑉𝑝

30. Tentukan permeabilitas relatif oil (Kro)

𝐾𝑟𝑜 = 𝐾𝑟𝑔

(𝐾𝑔

𝐾𝑜⁄ )

(Kg/Ko)* diperoleh dari plot kurva Sgt vs Kg/Ko

(𝐾𝑔

𝐾𝑜⁄ )

= b x 𝑒𝑎 𝑥 𝑆𝑔𝑡

Page 39: Modul Praktikum Lab Petrofisika 2015

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

31

Skema Alat

Daftar Pustaka

Amyx, James W, "Petroleum Reservoir Engineering", McGraw Hill Book Co., New York, 1960.

Craft, Hawkins, "Applied Petroleum Reservoir Engineering", Prentice Hall Inc., New York,

1959.

Gatlin,C., "Petroleum Engineering Drilling and Well Completion", Prentice Hall Inc., 1960.

Monicard,R.P., "Properties of Reservoir Rock: Core Analysis", Gulf Publishing Co., Edition

Technic, 1980.