MODUL PRAKTIKUM - fk.unud.ac.id...2. Menganalisis secara praktis dan professional dalam praktik...

24
MODUL PRAKTIKUM STASE INTEGUMEN 2019 PROGRAM STUDI SARJANA FISIOTERAPI DAN PROFESI FISIOTERAPI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

Transcript of MODUL PRAKTIKUM - fk.unud.ac.id...2. Menganalisis secara praktis dan professional dalam praktik...

Page 1: MODUL PRAKTIKUM - fk.unud.ac.id...2. Menganalisis secara praktis dan professional dalam praktik fisioterapi integumen Harapan kami semoga modul praktikum ini dapat bermanfaat sesuai

MODUL PRAKTIKUM STASE INTEGUMEN

2019

PROGRAM STUDI SARJANA FISIOTERAPI DAN PROFESI FISIOTERAPI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

Page 2: MODUL PRAKTIKUM - fk.unud.ac.id...2. Menganalisis secara praktis dan professional dalam praktik fisioterapi integumen Harapan kami semoga modul praktikum ini dapat bermanfaat sesuai

MODUL PRAKTIKUM

Stase Integumen

Program Studi Profesi Fisioterapi Fk Unud

Tim Penyusun: Ni Luh Nopi Andayani, S.St.Ft., M.Fis

Page 3: MODUL PRAKTIKUM - fk.unud.ac.id...2. Menganalisis secara praktis dan professional dalam praktik fisioterapi integumen Harapan kami semoga modul praktikum ini dapat bermanfaat sesuai

i

KATA PENGANTAR

Om Swastiastu.

Puji syukur kita haturkan pada Tuhan Yang Maha Esa bahwa kini telah tersusun Modul

Praktikum Stase Integumen Program Studi Profesi Fisioterapi FK Unud.

Tujuan diterbitkannya modul praktikum ini adalah sebagai panduan dalam:

1. Melaksanakan proses praktik dalam ilmu fisioterapi integumen

2. Menganalisis secara praktis dan professional dalam praktik fisioterapi integumen

Harapan kami semoga modul praktikum ini dapat bermanfaat sesuai tujuan dan sasaran

pendidikan

Om santih, santih, santih, om.

Denpasar, 17 September 2016

Program Studi Sarjana Fisioterapi dan Profesi Fisioterapi FK Unud

Tim Penyusun

Page 4: MODUL PRAKTIKUM - fk.unud.ac.id...2. Menganalisis secara praktis dan professional dalam praktik fisioterapi integumen Harapan kami semoga modul praktikum ini dapat bermanfaat sesuai

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................................................... ii

A. COMBUSTIO LUKA BAKAR ................................................................................................. 2

B. LEPRA (KUSTA) ...................................................................................................................... 4

C. SELULITIS ................................................................................................................................ 4

D. SKIN GRAFT ............................................................................................................................ 5

E. HERPES SIMPLEK ................................................................................................................... 6

F. EKSEMA HERPATIKUM ......................................................................................................... 7

G. TUBERKULOSIS KULIT ......................................................................................................... 8

H. KUTIL ........................................................................................................................................ 9

FORM PENILAIAN SIKAP (AFEKTIF DAN PRAKTEK PROFESIONAL) ........................... 11

FORM PENILAIAN PRESENTASI JURNAL ............................................................................ 12

FORM PENILAIAN REVIEW JURNAL .................................................................................... 13

FORM PENILAIAN PRESENTASI KASUS .............................................................................. 14

FORM PENILAIAN TUGAS LAPANGAN................................................................................ 15

FORM PENILAIAN UJIAN BAGIAN / OSCE STASE INTEGUMEN .................................... 16

FORM PENILAIAN MORNING REPORT ................................................................................ 19

Page 5: MODUL PRAKTIKUM - fk.unud.ac.id...2. Menganalisis secara praktis dan professional dalam praktik fisioterapi integumen Harapan kami semoga modul praktikum ini dapat bermanfaat sesuai

1

Definisi

Manajemen fisioterapi integumen adalah ilmu yang mempelajari penanganan

fisioterapi pada kasus integumen. Manajemen fisioterapi integumen adalah gabungan dari

beberapa ilmu seperti fisiologi, anatomi, patologi, manajemen fisioterapi, dll yang bertujuan

untuk memberikan gambaran penatalaksanaan kasus-kasus fisioterapi di bidang integumen.

Tujuan

Tujuan instruksional umum

1. Memahami kasus-kasus fisioterapi integumen

2. Memahami dan mampu menganalisa kasus-kasus fisioterapi integumen

3. Memahami dan mampu melakukan penatalaksanaan fisioterapi pada kasus

integumen

Tujuan intruksional khusus

Mahasiswa memahami dan mampu melakukan proses-proses fisioterapi spesifik

seperti:

1. Pemeriksaan dengan cermat pada bidang integumen dalam kasus combustio

luka bakar, lepra (kusta), sellulitis (infeksi streptococcus), skin graft, herpes

simplek (infeksi virus), eksema herpektikum (infeksi virus), tuberkulosis kulit,

wart (kutil).

2. Memberikan program latihan untuk proses rehabilitasi pada kasus-kasus

integumen

3. Pemeriksaan deteksi dini pada kasus integumen

4. Pemberian pelatihan untuk meningkatkan kekuatan otot, meningkatkan

lingkup gerak sendi, perbaikan penebalan saraf dan meningkatkan aktivitas

fungsional dari pasien.

Sasaran

Sasaran pembelajaran praktikum manajemen fisioterapi integumen adalah mahasiswa Profesi

Fisioterapi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana yang telah lulus pada mata kuliah

anatomi, fisiologi, biomekanik, elektrofisika dan sumberfisis, patologi, manual therapy, terapi

latihan, dan psikologi pada semester sebelumnya atau pada jenjang pembelajaran

sebelumnya.

Sumber Pembelajaran

Sumber Pembelajaran yang digunakan sebagai rujukan adalah:

A. Buku Text dan ebook:

1. Ethel, Sloane. 2003. Anatomi dan fisiologi untuk pemula, Jakarta: Buku Kedokteran

EGC

2. Guyton, Hall.2012.Buku ajar fisiologi kedokteran.Jakarta: Buku Kedokteran EGC

B. Narasumber:

1. Dosen Matakuliah

Sumber daya

A. Sumber daya manusia:

1. Dosen pemberi mata kuliah: 1 orang

B. Sarana dan Prasarana:

1. RSUP Sanglah Denpasar

Page 6: MODUL PRAKTIKUM - fk.unud.ac.id...2. Menganalisis secara praktis dan professional dalam praktik fisioterapi integumen Harapan kami semoga modul praktikum ini dapat bermanfaat sesuai

2

6. Ruang Lingkup

Ruang lingkup praktikum manajemen fisioterapi integumen adalah melakukan

penatalaksanaan fisioterapi pada kasus integumen mulai dari pemeriksaan hingga intervesi

pemberian pelatihan untuk meningkatkan aktivitas fungsional pasien.

7. Alat dan kelengkapan:

1. Bed atau matras

2. Formulir pemeriksaan

3. Alat-alat exercise (trampoline, bola, terabands, dll.)

8. Pengendalian dan Pemantauan

1. Absensi mahasiswa dan dosen yang telah ditandatangani

2. Format penilaian responsi yang telah ditandatangani dan diberi nama jelas instruktur

yang menilai dan peserta didik yang bersangkutan

3. Pedoman penilaian pencapaian kompetensi

Pelaksanaan

1. Persiapan alat

a. Menyiapakan bed/alat/kursi/alat-alat latihan

b. menyiapkan formulir responsi

2. Pelaksanaan Praktik

A. COMBUSTIO LUKA BAKAR

Definisi:

Suatu trauma panas yang disebabkan oleh air / uap panas, arus listrik, bahan kimia, radiasi

dan petir yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang lebih dalam sehingga kerusakan

dan kehilangan struktur kulit.

Pemeriksaan:

Luka bakar dapat terjadi pada sebagian lapisan kulit atau lebih dalam. Luka bakar yang dalam

(full-thickness) berarti seluruh ketebalan kulit pasien mengalami kerusakan dan tidak akan

terjadi regenerasi kulit. Dalam melakukan pemeriksaan, tanyakan dua hal berikut kepada

pasien:

1. Sedalam apakah luka bakar tersebut?

- Luka bakar dalam, berwarna hitam/putih dan biasanya kering, tidak terasa dan

tidak memucat bila ditekan.

- Luka-bakar-sebagian, berwarna merah muda atau merah, melepuh atau berair

dan nyeri.

2. Seberapa luas tubuh pasien yang terbakar?

- Gunakan bagan luas permukaan tubuh berdasarkan umur berikut ini.

- Sebagai pilihan lain, gunakan telapak tangan pasien untuk memperkirakan luas

luka bakar. Telapak tangan pasien berukuran kira-kira 1% dari total

permukaan tubuhnya.

Diperlukan pemeriksaan penunjang pada luka bakar, yaitu:

1. Laboratorium Hitung darah lengkap: Hb (Hemoglobin) turun menunjukkan adanya

pengeluaran darah yang banyak sedangkan peningkatan lebih dari 15%

mengindikasikan adanya cedera, pada Ht (Hematokrit) yang meningkat menunjukkan

adanya kehilangan cairan sedangkan Ht turun dapat terjadi sehubungan dengan

kerusakan yang diakibatkan oleh panas terhadap pembuluh darah.

Page 7: MODUL PRAKTIKUM - fk.unud.ac.id...2. Menganalisis secara praktis dan professional dalam praktik fisioterapi integumen Harapan kami semoga modul praktikum ini dapat bermanfaat sesuai

3

2. Leukosit: Leukositosis dapat terjadi sehubungan dengan adanya infeksi atau

inflamasi.

3. GDA (Gas Darah Arteri): Untuk mengetahui adanya kecurigaaan cedera inhalasi.

Penurunan tekanan oksigen (PaO2) atau peningkatan tekanan karbon dioksida

(PaCO2) mungkin terlihat pada retensi karbon monoksida.

4. Elektrolit Serum: Kalium dapat meningkat pada awal sehubungan dengan cedera

jaringan dan penurunan fungsi ginjal, natrium pada awal mungkin menurun karena

kehilangan cairan, hipertermi dapat terjadi saat konservasi ginjal dan hipokalemi

dapat terjadi bila mulai diuresis.

5. Natrium Urin: Lebih besar dari 20 mEq/L mengindikasikan kelebihan cairan , kurang

dari 10 mEqAL menduga ketidakadekuatan cairan.

6. Alkali Fosfat: Peningkatan Alkali Fosfat sehubungan dengan perpindahan cairan

interstisial atau gangguan pompa, natrium.

7. Glukosa Serum: Peninggian Glukosa Serum menunjukkan respon stress.

8. Albumin Serum: Untuk mengetahui adanya kehilangan protein pada edema cairan.

9. BUN atau Kreatinin: Peninggian menunjukkan penurunan perfusi atau fungsi ginjal,

tetapi kreatinin dapat meningkat karena cedera jaringan.

10. Loop aliran volume: Memberikan pengkajian non-invasif terhadap efek atau luasnya

cedera.

11. EKG: Untuk mengetahui adanya tanda iskemia miokardial atau distritmia.

12. Fotografi luka bakar: Memberikan catatan untuk penyembuhan luka bakar.

Hasil Pemeriksaan:

1) Luka Bakar Derajat I

- Epidermis

2) Luka Bakar Derajat II

- Derajat IIA superficial

- Derajat IIB deep

3) Kuka Bakar Derajat III

- Otot dan Tulang

Intervensi:

• Rehabilitasi pada Fase Akut:

- Standar 1: A. Kriteria Umum

- Standar 1: B. Kriteria Pernafasan

- Standar 1: C. Kriteria Rehabilitasi

- Standar 2

• Rehabilitasi pada Fase Intermediet:

- Standar 3

• Fase Re-integrasi:

- Standar 4

• Rehabilitasi pada Fase Akhir:

- Standar 5

• Fase Rekonstruksi:

- Standar 6

- Standar 6: Pre-Operasi

Page 8: MODUL PRAKTIKUM - fk.unud.ac.id...2. Menganalisis secara praktis dan professional dalam praktik fisioterapi integumen Harapan kami semoga modul praktikum ini dapat bermanfaat sesuai

4

- Standar 6: Post-Operasi

B. LEPRA (KUSTA)

Definisi:

Penyakit lepra (kusta) disebut juga penyakit moorbus hansen merupakan penyakit kronik

menahun yang disebabkan oleh kuman kusta (Mycobacterium Leprae) yang bersifat

intraseluler obligat dengan pertama kali menyerang susunan saraf tepi, selanjutnya

menyerang kulit, mukosa (mulut), saluran pernafasam bagian atas, sistem endotelial, mata,

otot, tulang, dan jaringan tubuh lainnya kecuali susunan sarf tepi. Diagnosis ditegakkan

dengan mencari kelainan-kelainan yang berhubungan dengan gangguan saraf tepi dan

kelainan-kelianan yang tampak pada kulit.

Pemeriksaan dan Hasil Pemeriksaan:

Deteksi dini untuk reaksi penyakit lepra (kusta) sangat penting untuk menekan tingkat

kecacatan ireversibel yang mungkin terjadi sebagai gejala sisa. Tingkat keberhasilan terapi

tampak lebih baik jika penyakit kusta ini dideteksi dan ditangani secara dini.

Gejala klinik tersebut diantara lain:

a) Lesi kulit menjadi lebih merah dan membengkak.

b) Nyeri, dan terdapat pembesaran saraf tepi.

c) Adanya tanda-tanda kerusakan saraf tepi, gangguan sensorik maupun motorik.

d) Demam dan malaise.

e) Kedua tangan dan kaki membengkak.

f) Munculnya lesi-lesi baru pada kulit.

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis adalah sebagai

berikut:

1) Laboratorium

a. Darah rutin: tidak ada kelainan

b. Bakteriologi

2) Pemeriksaan histopatologi

Melalui pemeriksaan ini ditemukan gambaran berupa Infiltrate limfosit yang meningkat

sehingga terjadi edema dan hiperemi. Diferensiasi makrofag kearah peningkatan sel epiteloid

dan sel giant memberi gambaran sel langerhans. Kadang-kadang terdapat gambaran nekrosis

(kematian jaringan) didalam granulosum yang penyembuhannya ditandai dengan fibrosis.

Intervensi:

1. Sepatu khusus – Total contact

Digunakan untuk kehilangan sensasi dan persepsi yang dirasakan

2. Physical agent

Modalitas Ultrasonography digunakan untuk merangsang granulasi

3. Terapi Latihan

Ditujukan untuk meningkatkan kekuatan otot, meningkatkan lingkup gerak sendi,

perbaikan penebalan saraf dan meningkatkan aktivitas fungsional dari pasien.

C. SELULITIS

Definisi:

Selulitis adalah infeksi bakteri akut pada dermis dan jaringan subkutan yang ditandai lesi

kemerahan dengan batas tidak jelas dan disertai tanda-tanda radang. Penyebab utama selulitis

adalah coccus gram-positif seperti Staphylococcus aureus dan Streptococcus.

Page 9: MODUL PRAKTIKUM - fk.unud.ac.id...2. Menganalisis secara praktis dan professional dalam praktik fisioterapi integumen Harapan kami semoga modul praktikum ini dapat bermanfaat sesuai

5

Pemeriksaan:

1. Pemeriksaan fisik

Inspeksi

Palpasi

2. Pengukuran

Metline

VAS (Visual Analogue Scale)

3. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang seperti laboratorium dan imaging biasanya diperlukan apabila

terdapat infeksi parah. USG atau CT scan dapat digunakan untuk menyelidiki

keberadaan infeksi yang lebih dalam.

USG (Ultra Sonografi)

MRI (Magnetic Resonance Imaging)

CT scan

Laboratorium

Hasil Pemeriksaan:

Eritema lokal terbatas tidak jelas

Terdapat nodul di bagian tengah, dapat disertai bula dan vesikel di atasnya yang dapat

pecah dan mengeluarkan pus serta jaringan nekrotik.

Edema

Teraba panas dan nyeri

Demam

Terdapat Streptococcus β hemolyticus group A pada hasil kultur darah, pus dan swab

bula.

Jumlah sel darah putih yang meningkat, protein C-reaktif, dan peningkatan

sedimentasi eritrosit.

Intervensi:

1. Elevasi secara pasif untuk mengurangi edema pada fase akut

2. Terapi kompresi diindikasikan ketika lymphoedema bertahan selama beberapa

minggu setelah perawatan antibiotik. Hal ini untuk mencegah limfedema yang terus-

menerus, sehingga menyebabkan kekambuhan.

D. SKIN GRAFT

Definisi:

Skin graft adalah suatu tindakan memindahkan bagian kulit yang telah dipisahkan dari tempat

suplai darah lokalnya ke lokasi lain. Skin graft terbagi menjadi empat tipe, yaitu full-thickness

skin grafts (FTSG), split-thickness skin grafts (STSG), composite grafts, dan free cartilage

grafts. FTSG terdiri atas tindakan pemindahan keseluruhan epidermis dan dermis, termasuk

struktur adneksa seperti folikel rambut dan kelenjar keringat. STSG terdiri atas full thickness

epidermis dan sebagian dermis. Composite graft terdiri atas dua jaringan yang berbeda,

umumnya kulit dan kartilago. Free cartilage graft terdiri atas kartilago dengan perikondrium

yang melapisi.

Page 10: MODUL PRAKTIKUM - fk.unud.ac.id...2. Menganalisis secara praktis dan professional dalam praktik fisioterapi integumen Harapan kami semoga modul praktikum ini dapat bermanfaat sesuai

6

Intervensi:

1. Ambulasi Dini

Kontraindikasi ambulasi dini:

Pasien dengan fraktur yang dapat menghalangi ambulasi dini.

Pasien dengan ketidakmampuan preinjury untuk berjalan.

Luka 0,300 cm2.

Kondisi sosial atau psikiatris yang menonjol.

Status medis yang tidak memungkinkan untuk melakukan mobilisasi.

Permukaan plantar dari kaki yang menerima skin graft.

Prosedur ambulasi

Ambulasi harus segera dilakukan pasca operasi, setelah pemulihan dari

anestesi dan setelah dukungan eksternal diterapkan.

Pasien dapat memulai dengan duduk di tepi bed dengan kaki menjuntai

selama sekitar 10 menit. Ketika duduk, nilai hipotensi ortostatik, ROM aktif

(jika permukaan tubuh tidak dapat bergerak), nyeri, dll. dari ekstremitas untuk

memastikan nyaman untuk ambulasi. Penentuan ini harus didasarkan pada

penilaian klinis terapis.

Jika hipotensi ortostatik terjadi, gunakan meja miring untuk meningkatkan

toleransi untuk posisi tegak.

Lanjutkan pada posisi berdiri, jika pada posisi kaki menjuntai ditoleransi

dengan baik. Nilai keseimbangan berdiri yang memadai.

Jika tidak stabil ketika berdiri, minta pasien mencoba berjalan dengan alat

bantu jalan yang sesuai. Kurangi penggunaan alat bantu segera setelah

stabilitas membaik.

Lakukan latihan weight bearing sesuai toleransi. Full weight bearing diijinkan

(kecuali ahli bedah tidak mengijinkan untuk alasan lain).

Jika stabil ketika berdiri, minta pasien mencoba berjalan (terapis membantu

pasien berjalan dan jaga pasien agar tidak jatuh).

Jika skin graft dianggap dapat diterima saat evaluasi pada hari ke-5 sampai 7

pasca operasi, penggunaan alat bantu jalan dapat dihentikan pada saat itu.

Instruksikan pasien untuk mengelevasikan secara teratur ekstremitas yang

terkena ketika imobilisasi.

2. Ultrasound

Ultrasound diaplikasikan ke permukaan kulit yang menerima skin graft dengan rasio

1: 4, pada intensitas 0,8 w / cm2 selama 8 menit dalam 1MHz.

E. HERPES SIMPLEK

Definisi:

Herpes simpleks adalah infeksi akut yang disebabkan oleh herpes simpleks virus (HSV) tipe I

atau tipe II yang ditandai dengan adanya vesikel yang berkelompok di atas kulit yang sembab

dan eritematosa pada daerah dekat mukokutan. Penyakit herpes simpleks tersebar kosmopolit

dan menyerang baik pria maupun wanita dengan frekuensi yang tidak berbeda. Infeksi primer

oleh herpes simpleks virus (HSV) tipe I biasa pada usia anak-anak, sedangkan infeksi HSV

Page 11: MODUL PRAKTIKUM - fk.unud.ac.id...2. Menganalisis secara praktis dan professional dalam praktik fisioterapi integumen Harapan kami semoga modul praktikum ini dapat bermanfaat sesuai

7

tipe II biasa terjadi pada dekade II atau III dan berhubungan dengan peningkatan aktivitas

seksual.

Pemeriksaan:

Herpes simpleks virus (HSV) dapat ditemukan pada vesikel dan dapat dibiakkan. Pada

keadaan tidak ada lesi dapat diperiksa antibodi HSV menggunakan tes Tzanck dengan

pewarnaan Giemsa. Tes Tzanck dapat diselesaikan dalam waktu 30 menit atau kurang.

Caranya dengan membuka vesikel dan korek dengan lembut pada dasar vesikel tersebut lalu

letakkan pada gelas obyek kemudian biarkan mongering sambil difiksasi dengan alkohol atau

dipanaskan.Selanjutnya beri pewarnaan (5% methylene blue, Wright, Giemsa) selama

beberapa detik, cuci dan keringkan, beri minyak emersi dan tutupi dengan gelas penutup.

Hasil Pemeriksaan:

Setelah diperiksa dengan menggunakan tes Tzanck dan hasilnya dikatakan positif jika

keratinosit yang multinuklear dan berukuran besar berwarna biru. Selain itu juga dapat

ditemukan sel datia berinti banyak dan badan inklusi intranuklear.

Intervensi:

Pada lesi yang dini dapat digunakan obat topikal berupa salap/krim yang mengandung

preparat idoksuridin (stoxil, viruguent, virunguent-P) atau preparat asiklovir (zovirax).

Pengobatan oral preparat asiklovir dengan dosis 5x200mg per hari selama 5 hari

mempersingkat kelangsungan penyakit dan memperpanjang masa rekuren. Pemberian

parenteral asiklovir atau preparat adenine arabinosid (vitarabin) dengan tujuan penyakit yang

lebih berat atau terjadi komplikasi pada organ dalam.

Untuk terapi sistemik digunakan asiklovir, valasiklovir, atau famsiklovir. Jika pasien

mengalami rekuren enam kali dalam setahun, pertimbangkan untuk menggunakan asiklovir

400 mg atau valasiklovir 1000 mg oral setiap hari selama satu tahun. Untuk obat oles

digunakan lotion zinc oxide atau calamine.Pada wanita hamil diberi vaksin HSV sedangkan

pada bayi yang terinfeksi HSV disuntikkan asiklovir intra vena.

F. EKSEMA HERPATIKUM

Definisi:

Eskema herpatikum adalah infeksi virus herpes simplek tipe 1 atau 2 yang ditandai dengan

adanya demam dan blister atau lepuhan yang gatal serta erosi pada kulit. Biasanya timbul

sebagai komplikasi dari dermatitis atopik/eskim.

Pemeriksaan:

Eskema herpatikum dapat didiagnosis dengan:

- Cultur virus

- Direct fluarescent antibody stain

- PCR

- Tzanck smear

Intervensi:

Pemberian asiklovir oral dengan dosis 400-800 mg 5 kali sehari, atau bisa juga

diberikan valasiklovir 1 g 2 kali sehari atau sampai lesinya sembuh. Asiklovir intravena

dapat diberikan jika obat oral tidak menunjukan adanya tanda-tanda kesmbuhan atau

infeksinya memburuk.

Page 12: MODUL PRAKTIKUM - fk.unud.ac.id...2. Menganalisis secara praktis dan professional dalam praktik fisioterapi integumen Harapan kami semoga modul praktikum ini dapat bermanfaat sesuai

8

G. TUBERKULOSIS KULIT

Definisi:

Cutaneous Tuberculosis (CTB) merupakan 1-1,5% bentuk manifestasi dari semua

extrapulmonary tuberculosis yang menyerang kulit. Meskipun kasus ini jarang terjadi, namun

perbedaan dari variasi klinis dari CTB dengan penyakit kulit pada umumnya perlu diketahui

agar penanganan dari awal berjalan efektif. Manifestasi klinis dari CTB biasanya

menunjukkan manifestasi klinis yang beragam, antara lain papula inflamasi, plak verukosa,

nodul supuratif, ulkus kronis, dan lesi atipikal lainnya

Agen utama dari CTB ini adalah Mycobacterium tuberculosis (Mtb) yang termasuk dalam

kelas Schizomycetes, urutan Actinomycetales, keluarga Mycobacteriaceae dan genus

Mycobacterium. Kadang-kadang juga disebabkan oleh vaksin M. bovis atau BCG (strain M.

bovis yang dilemahkan). Mtb sendiri diperkirakan mempunyai 4000 gen dengan sebagian

besar dari mereka terlibat dalam mekanisme invasi sistem kekebalan tubuh dan 200 di

antaranya untuk metabolisme lipid. Akibatnya, patogen ini mampu bertahan hidup baik di

dalam maupun di luar sel fagositik. Sementara itu, karena lipid adalah sumber energi utama

Mycobacterium tuberculosis, patogen ini dapat secara langsung melakukan pembelahan di

dalam jaringan inang dan membentuk dinding sel.

Terjadinya infeksi CTB bisa karena infeksi eksogen dan endogen. Infeksi eksogen terjadi

dengan inokulasi langsung oleh bakteri ke kulit individu yang memiliki kecenderungan

(tuberkulosis chancre, tuberculosis verrucosa cutis) dan Infeksi endogen adalah infeksi

sekunder dari yang sudah ada sebelumnya dan dapat dihasilkan dari infeksi di sekitar bagian

yang sehat (tuberkulosis orifcial, skrofuloderma), hematogen (tuberkulosis milier akut,

gumma tuberkulosis, dan lupus vulgaris), atau penyebaran limfatik (lupus vulgaris).

Pemeriksaan:

Pemeriksaan CTB dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pemeriksaan pembanding dan

laboratorium ).

1. Pemeriksaan Pembanding

Pemeriksaan ini sangat diperlukan karena variasi manifestasi klinis dengan penyakit

kulit lainnya hampir sama. Adapun pemeriksaan banding yang dapat dilakukan

(tabel).

Page 13: MODUL PRAKTIKUM - fk.unud.ac.id...2. Menganalisis secara praktis dan professional dalam praktik fisioterapi integumen Harapan kami semoga modul praktikum ini dapat bermanfaat sesuai

9

2. Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain

Tuberculin Skin Test, Immunological Tests (Interferon Gamma-Release-Assay),

Histopathology, Staining and Culture, Amplifcations of Nucleic Acids (PCR),

Genotyping, RFLP (Restriction Fragment Length Polymorphism) (gold standard),

Spoligotyping, dan Mycobacterial Interspersed Repetitive Unit-Variable Number

Tandem Repeat (MIRU-VNTR).

Intervensi:

Tuberkulosis dapat disembuhkan pada hampir 100% kasus baru, selama prinsip dasar terapi

obat dan manajemen pengobatan yang tepat diamati. Terapi kombinasi yang tepat, dosis yang

tepat, dan penggunaan obat cukup lama, adalah prinsip dasar untuk mencegah bakteri resisten

dan pengembangan resistensi obat, sehingga memastikan kesembuhan pasien.

Pengobatan semua bentuk ekstrapulmoner (kecuali meningoensefalitis) berlangsung selama

enam bulan, sedangkan meningoensefalitik dirawat selama sembilan bulan. Obat-obatan

sebaiknya diberikan pada perut kosong (1 jam sebelum atau dua jam setelah sarapan) dalam

satu asupan atau dalam kasus intoleransi pencernaan, dengan makan. Berikut merupakan

skema intervensi pada pasien dewasa dan anak anak.

H. KUTIL

Definisi:

Wart atau verruca merupakan infeksi pada lapisan kulit yang menyebabkan hiperplasia

epidermis yang disebabkan oleh virus human papillomavirus (HPV). Virus ini mempunyai

banyak jenis dan dapat menginfeksi di berbagai daerah kulit, seperti kelamin, anus, jari

tangan, maupun kaki. Tipe virus HPV-1,-2,-3, dan -4 adalah jenis yang paling ditemuka pada

verruca cutaneous (umum), sedangkan tipe virus HPV-6,-11,-16, dan -18 merupakan tipe

yang sering muncul pada daerah genital. HPV dapat bertahan hidup berbulan-bulan di

permukaan benda atau kulit. Infeksi pada kulit memerlukan kontak langsung dengan partikel

virus, yang dapat terjadi melalui kutil plantar atau kontak tidak langsung melalui fomite

(benda mati), seperti lantai, kaus kaki, sepatu, handuk, dan peralatan olahraga.

Terdapat banyak jenis verruca berdasarkan daerah yang terinfeksi, antara lain

Page 14: MODUL PRAKTIKUM - fk.unud.ac.id...2. Menganalisis secara praktis dan professional dalam praktik fisioterapi integumen Harapan kami semoga modul praktikum ini dapat bermanfaat sesuai

10

Common warts yang berkaitan dengan HPV-2,4 (most common), diikuti dengan tipe -

1,3,27,29 and 57

Flat warts disebabkan HPV-3,10 and 28

Deep palmoplantar warts disebabkan HPV-1 (paling sering) diikuti dengan tipe

2,3,4,27, and 57

Cystic warts disebabkan HPV-6

Focal epithelial hyperplasia disebabkan HPV-13 dan 32

Butcher's warts disebabkan HPV-7

Pemeriksaan:

Saat menilai lesi kulit secara klinis, langkah-langkah berikut berguna untuk

membantu diagnosis:

Inspeksi: Di mana di tubuh adalah lesi? Ada berapa lesi? Jika ada beberapa lesi,

apakah mereka mengikuti suatu pola atau apakah mereka berada pada area tertentu?

Deskripsi lesi: Berapa diameter lesi terbesar? Apakah ada warna pada lesi? Adakah

perubahan sekunder (mis. Lichenifikasi, pengerasan kulit, eksoriasi (bekas goresan),

ulserasi, erosi, fisura (retakan tipis), hipertrofi (peningkatan kulit) atau granuloma?)

Apakah ada batas yang jelas? Apakah ini teratur?

Palpasi lesi. Rasakan permukaan, konsistensi, mobilitas, kelembutan kulit dan suhu

(gunakan sarung tangan untuk mencegah infeksi).

Intervensi:

Salicylic acid (SA), SA merupakan formula yang sering digunakan untuk treatmen

wart. SA bekerja mempercepat pengelupasan sel epidermis dan menstimulasi sistem

imun pada kulit yang terkena wart. Pada konsentrasi tinggi akan berdampak iritasi

pada kulit. Penggunaan konsentrasi SA biasanya sekitar 10-26% baik dalam collodion

atau basis polyacrylic, dan sering dicampur dengan asam laktat.

Cryotherapy, berbagai alat dan teknik digunakan untuk menginduksi cedera yang

ditargetkan pada kutil. Nitrogen cair, bisa digunakan dan didapatkan pada cryospray

atau diisi pada cotton bud. Metode ini merupakan yang paling umum digunakan

dalam praktik medis. Cryospay memang mempunyai gas terkompresi yang

mengandung propana dan dimetil eter dan dapat dibeli tanpa resep tetapi tidak

mencapai suhu serendah nitrogen cair dan cenderung kurang efektif. Penggunaan

modalitas ini dilakukan disekitar kutil selama 5-30 detik tergantung ukuran dan lokasi

kutil. Penggunaan modalitas ini dilakukan 2-3 minggu sampai kutil menghilang.

Page 15: MODUL PRAKTIKUM - fk.unud.ac.id...2. Menganalisis secara praktis dan professional dalam praktik fisioterapi integumen Harapan kami semoga modul praktikum ini dapat bermanfaat sesuai

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS UDAYANA

FAKULTAS KEDOKTERAN

PROGRAM SARJANA FISIOTERAPI DAN PROFESI FISIOTERAPI Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telepon (0361) 222510, Fax. (0361) 246656

Laman: www.unud.ac.id, E-mail: [email protected]

11

FORM PENILAIAN SIKAP (AFEKTIF DAN PRAKTEK PROFESIONAL)

HARI/TANGGAL :__________________________STASE :__________________________TEMPAT :__________________________

EVALUASI AFEKTIF

No NIM Nama Mahasiswa

Nilai Nilai

Total Tanggung

Jawab Disiplin Kerjasama Kejujuran Prakarsa Sopan Santun

1

2

3

4

5

EVALUASI PRAKTIK PROFESIONAL

No NIM Nama Mahasiswa

Nilai Nilai

Total Keamanan Prilaku

Profesional Akuntabilitas Komunikasi

Kompetensi

Budaya

Pengembangan

Profesional

1

2

3

4

5

Kriteria penilaian: Penilai, 1 = sangat kurang

2 = kurang

3 = cukup

4 = baik

5 = sangat baik ___________________________________

Page 16: MODUL PRAKTIKUM - fk.unud.ac.id...2. Menganalisis secara praktis dan professional dalam praktik fisioterapi integumen Harapan kami semoga modul praktikum ini dapat bermanfaat sesuai

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS UDAYANA

FAKULTAS KEDOKTERAN

PROGRAM SARJANA FISIOTERAPI DAN PROFESI FISIOTERAPI Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telepon (0361) 222510, Fax. (0361) 246656

Laman: www.unud.ac.id, E-mail: [email protected]

12

FORM PENILAIAN PRESENTASI JURNAL

NAMA MAHASISWA :

NIM :

STASE :

TEMPAT :

HARI/TANGGAL :

No Materi Nilai Maksimal Nilai

1 Format presentasi (power point) 10

2 Penguasaan konsep dan sistematika berfikir

penalaran 10

3 Penguasaan metodelogi penelitian 10

4 Review jurnal

- Materi jurnal 20

- Diskusi dan kemampuan argumentasi 20

- Kelayakan (feasibility) 20

5 Performance presentator

- Bahasa dan sopan santun 10

Jumlah 100

Penilai,

( )

Page 17: MODUL PRAKTIKUM - fk.unud.ac.id...2. Menganalisis secara praktis dan professional dalam praktik fisioterapi integumen Harapan kami semoga modul praktikum ini dapat bermanfaat sesuai

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS UDAYANA

FAKULTAS KEDOKTERAN

PROGRAM SARJANA FISIOTERAPI DAN PROFESI FISIOTERAPI Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telepon (0361) 222510, Fax. (0361) 246656

Laman: www.unud.ac.id, E-mail: [email protected]

13

FORM PENILAIAN REVIEW JURNAL

NAMA MAHASISWA :

NIM :

STASE :

TEMPAT :

HARI/TANGGAL :

No Materi Nilai Maksimal Nilai

1 Penguasaan konsep dan sistematika berfikir

penalaran 20

2 Penguasaan metodelogi penelitian 10

3 Review jurnal

- Materi jurnal 30

- Kelayakan (feasibility) 30

- Format penulisan 10

Jumlah 100

Penilai,

( )

Page 18: MODUL PRAKTIKUM - fk.unud.ac.id...2. Menganalisis secara praktis dan professional dalam praktik fisioterapi integumen Harapan kami semoga modul praktikum ini dapat bermanfaat sesuai

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS UDAYANA

FAKULTAS KEDOKTERAN

PROGRAM SARJANA FISIOTERAPI DAN PROFESI FISIOTERAPI Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telepon (0361) 222510, Fax. (0361) 246656

Laman: www.unud.ac.id, E-mail: [email protected]

14

FORM PENILAIAN PRESENTASI KASUS

NAMA MAHASISWA :

NIM :

STASE :

TEMPAT :

HARI/TANGGAL :

No Aspek Penilaian Nilai Maksimal Nilai

Penilaian Status Klinis

1 Pemeriksaan Subjektif 4

2 Pemeriksaan Objektif

- Vital Sign 2

- Pemeriksaan Per-Kompetensi 4

3 Diagnosis

- Impairment 2

- Activity Limitation 2

- Participation Restriction 2

- Contextual Factor 2

4 Prognosis 2

5 Planning

- Jangka Panjang & Pendek 2

- Clinical Reasoning 3

6 Prosedur Intervensi

- Metode Pelaksanaan & Dosis 4

- Clinical Reasoning 6

7 Edukasi & Home Program 2

8 Evaluasi 3

Format Penilaian Presentasi

1 Penguasaan konsep dan penalaran klinis 25

2 Diskusi dan kemampuan argumentasi 25

3 Format presentasi dan bahasa 10

TOTAL 100

Penilai,

( )

Page 19: MODUL PRAKTIKUM - fk.unud.ac.id...2. Menganalisis secara praktis dan professional dalam praktik fisioterapi integumen Harapan kami semoga modul praktikum ini dapat bermanfaat sesuai

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS UDAYANA

FAKULTAS KEDOKTERAN

PROGRAM SARJANA FISIOTERAPI DAN PROFESI FISIOTERAPI Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telepon (0361) 222510, Fax. (0361) 246656

Laman: www.unud.ac.id, E-mail: [email protected]

15

FORM PENILAIAN TUGAS LAPANGAN

NAMA MAHASISWA :

NIM :

STASE :

TEMPAT :

HARI/TANGGAL :

Aspek yang nilai Rentan Nilai Bobot Nilai

Assessment 0-100 25%

Diagnosis Fisioterapi (ICF) 0-100 25%

Planning 0-100 25%

Intervensi 0-100 25%

Total Nilai

Penilai,

(

)

Page 20: MODUL PRAKTIKUM - fk.unud.ac.id...2. Menganalisis secara praktis dan professional dalam praktik fisioterapi integumen Harapan kami semoga modul praktikum ini dapat bermanfaat sesuai

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS UDAYANA

FAKULTAS KEDOKTERAN

PROGRAM SARJANA FISIOTERAPI DAN PROFESI FISIOTERAPI Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telepon (0361) 222510, Fax. (0361) 246656

Laman: www.unud.ac.id, E-mail: [email protected]

16

FORM PENILAIAN UJIAN BAGIAN / OSCE

STASE INTEGUMEN

NAMA PESERTA :

NIM :

TEMPAT :

TANGGAL :

PRAKTIK PROFESIONAL (PROFESSIONAL PRACTICE)

N

o Komponen Penilaian Kinerja

Subjektif Jumla

h Poin 0 1 2 3 4

1 Keamanan (Safety)

2 Perilaku Profesional (Professional Behaviour)

3 Akuntabilitas (Accountability)

4 Komunikasi (Communication)

5 Kompetensi Budaya (Cultural Competence)

6 Pengembangan Profesional (Professional

Development)

TOTAL POIN

MANAJEMEN PASIEN (PATIENT MANAGEMENT)

N

o Komponen Penilaian Kinerja

Objektif Subjektif Jumla

h Poin 0 1 0 1 2 3 4

ASSESMENT

Anamnesis Umum

1 Peserta memperkenalkan diri

2 Peserta menanyakan identitas pasien

Anamnesis Khusus

1 Peserta menanyakan keluhan utama

pasien

2 Menanyakan Riwayat Penyakit

Sekarang (RPS)/S7

3 Menanyakan Riwayat Penyakit Dahulu

(RPD)

4 Menanyakan Riwayat Penyakit

Keluarga (RPK)

5 Menanyakan Riwayat Penyakit

Penyerta (RPP)

6 Menanyakan Riwayat Sosial

Page 21: MODUL PRAKTIKUM - fk.unud.ac.id...2. Menganalisis secara praktis dan professional dalam praktik fisioterapi integumen Harapan kami semoga modul praktikum ini dapat bermanfaat sesuai

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS UDAYANA

FAKULTAS KEDOKTERAN

PROGRAM SARJANA FISIOTERAPI DAN PROFESI FISIOTERAPI Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telepon (0361) 222510, Fax. (0361) 246656

Laman: www.unud.ac.id, E-mail: [email protected]

17

Pemeriksaan Umum

1 Pemeriksaan Vital Sign

2 Pemeriksaan Kondisi Umum Pasien

3 Pemeriksaan Fisik

Inspeksi Statis

Inspeksi Dinamis

Palpasi

Auskultasi

Pemeriksaan Khusus

1 Pengukuran Kekuatan Otot

2 Pengukuran ROM

3 Pengukuran Antropometri

4 Pengukuran Nyeri

DIAGNOSIS

1 Diagnosis Medis (penjelasan)

2 Diagnosis Fisioterapi

Impairment

Functional Limitation

Disability/Participant Restriction

PLANNING

1 Rencana Jangka Pendek

2 Rencana Jangka Panjang

INTERVENSI

1 Penerapan Intervensi Modalitas

2 Penerapan Intervensi Manual Terapi

3 Penerapan Intervensi Terapi Latihan

EDUKASI & HOME PROGRAM

1 Modifikasi faktor internal

2 Modifikasi faktor eksternal

3 Home Program

EVALUASI

1 Evaluasi sesuai dengan pemeriksaan

awal

Total Poin

Page 22: MODUL PRAKTIKUM - fk.unud.ac.id...2. Menganalisis secara praktis dan professional dalam praktik fisioterapi integumen Harapan kami semoga modul praktikum ini dapat bermanfaat sesuai

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS UDAYANA

FAKULTAS KEDOKTERAN

PROGRAM SARJANA FISIOTERAPI DAN PROFESI FISIOTERAPI Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telepon (0361) 222510, Fax. (0361) 246656

Laman: www.unud.ac.id, E-mail: [email protected]

18

PERHITUNGAN NILAI AKHIR

N

o Penilaian Perhitungan Bobot (%) Nilai

1 Praktik Profesional (Professional

Practice)

(Jumlah Poin: 24) x

100 30%

2 Manajemen Pasien (Patient

Management)

(Jumlah Poin: 137)

x 100 70%

Total Nilai Akhir

Interpretasi

Objektif …...………….,

…………………………

0 Tidak Dilakukan

1 Dilakukan Mengetahui,

Subjektif Penguji Bagian

0 Tidak Dilakukan

1 Kurang Baik

2 Cukup Baik

3 Baik (

)

4 Sangat Baik

Page 23: MODUL PRAKTIKUM - fk.unud.ac.id...2. Menganalisis secara praktis dan professional dalam praktik fisioterapi integumen Harapan kami semoga modul praktikum ini dapat bermanfaat sesuai

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS UDAYANA

FAKULTAS KEDOKTERAN

PROGRAM SARJANA FISIOTERAPI DAN PROFESI FISIOTERAPI Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telepon (0361) 222510, Fax. (0361) 246656

Laman: www.unud.ac.id, E-mail: [email protected]

19

FORM PENILAIAN MORNING REPORT

HARI/TANGGAL :__________________________STASE :__________________________TEMPAT :__________________________

No NIM Nama Mahasiswa Kehadiran Partisipasi

Aktif

Berpikir

Kritis

Kemampuan

Komunikasi

Time

Manajemen

Tata

Krama Nilai Total

1

2

3

4

5

Keterangan Penilaian

No Keterangan Nilai

1 Kehadiran

Hadir tepat waktu 4

Terlambat <15 menit 3

Terlambat <30 menit 2

Tidak hadir 0

2 Partisipasi

Memberikan komentar dan jawaban secara aktif 4

Kadang - kadang memberikan komentar dan jawaban 3

Hanya menjawab kalau ditanya 2

Diam saja 1

3 Berpikir kritis

Mempunyai materi dengan jelas 4

Ragu - ragu menyampaikan materi tapi benar 3

Materi yang disampaikan tidak jelas 2

Salah menyampaikan materi 1

4 Kemampuan komunikasi

Bahas jelas, mau menerima dan memberikan saran/kritik 4

Bahasa jelas, kurang bisa menerima kritik teman 3

Bahasa kurang jelas, tidak bisa menyampaikan kritik/saran 2

Tidak dapat menyampaikan komentar dengan jelas 1

5 Manajemen Waktu

Aktif berdiskusi dan menyampaikan materi secara efektif 4

Aktif berdiskusi, cenderung monopoli 3

Kurang aktif dan sering bicara ngelantur 2

Bicara dan ngobrol di luar materi diskusi 1

6 Tata krama

Tegar sapa dengan sopan kepada fasilitator dan teman saat

berdiskusi 4

Jarang melakukan tegur sapa kepada teman tapi masih bersikap

sopan 3

Sering memotong pembicaraan teman tanpa sopan santun 2

Bertindak dan bicara seenaknya 1

Penilai,

__________________________________

Page 24: MODUL PRAKTIKUM - fk.unud.ac.id...2. Menganalisis secara praktis dan professional dalam praktik fisioterapi integumen Harapan kami semoga modul praktikum ini dapat bermanfaat sesuai

20