Modul PKN

262
i HIBAH PENULISAN BUKU AJAR UNIVERSITAS HASANUDDIN TAHUN 2011 PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN OLEH : RAHMATULLAH, S.Ip, M.Si Dibiayai oleh dana DIPA BLU Universitas Hasanuddin Sesuai SK Rektor Unhas Nomor : …../H4.2/KU.10/2011 Tanggal……………..…..2011 dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan Nomor : 70/H4.21.2.4/UM.16/2011 Tanggal 14 November 2011 BIDANG MPK, MBB UNIT PELAKSANA TEKNIS MATA KULIAH UMUM (UPT MKU) UNIVERSITAS HASANUDDIN NOVEMBER 2011

Transcript of Modul PKN

Page 1: Modul PKN

i

HIBAH PENULISAN BUKU AJAR UNIVERSITAS HASANUDDIN

TAHUN 2011

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

OLEH : RAHMATULLAH, S.Ip, M.Si

Dibiayai oleh dana DIPA BLU Universitas Hasanuddin Sesuai SK Rektor Unhas Nomor : …../H4.2/KU.10/2011 Tanggal……………..…..2011

dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan Nomor : 70/H4.21.2.4/UM.16/2011 Tanggal 14 November 2011

BIDANG MPK, MBB UNIT PELAKSANA TEKNIS MATA KULIAH UMUM

(UPT MKU) UNIVERSITAS HASANUDDIN

NOVEMBER 2011

Page 2: Modul PKN

ii

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

LEMBAGA KAJIAN DAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN JL.Perintis Kemerdekaan Km.10 Makassar 90245

(Gedung Perpustakaan Unhas Lantai Dasar) Telp. (0411) 586200, Extr. 1064 Fax. (0411) 585188 e-mail : [email protected]

=================================================================== HALAMAN PENGESAHAN

HIBAH PENULISAN

BUKU AJAR BAGI TENAGA AKADEMIK UNIVERSITAS HASANUDDIN

TAHUN 2011 Judul Buku Ajar : Pendidikan Kewarganegaraan Nama Lengkap : Rahmatullah, S.Ip,M.Si N I P : 19770513 200312 1 002 Pangkat/Golongan : Penata / IIIc Jurusan/Program Studi : Ilmu Politik Pemerintahan/ Ilmu Pemerintahan Fakultas/Universitas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (SOSPOL) / Universitas Hasanuddin Alamat e-mail : [email protected] Biaya : Rp 5.000.000,- (Lima Juta Rupiah)

Dibiayai oleh dana DIPA BLU Universitas Hasanuddin tahun 2011 sesuai SK Rektor Unhas Nomor : …./H4.2/KU.10/2011 Tanggal……………………..2011

Makassar , November 2011

UPT MKU Penulis Universitas Hasanuddin Kepala, Prof.Dr.H.Hanapi Usman, M.S Rahmatullah,S.Ip,M.Si NIP.19570228 198703 1 001 NIP. 19770513 200312 1 002

Mengetahui :

Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Pendidikan (LKPP) Universitas Hasanuddin,

Prof.Dr.Ir.Lellah Rahim,M.Sc NIP.19630501 198803 1 004

Page 3: Modul PKN

iii

KATA PENGANTAR Perubahan yang terjadi dewasa ini terasa begitu cepat sehingga menyebabkan seluruh

tatanan yang ada didunia ini ikut berubah, sementara itu tatanan yang baru belum terbentuk.

Hal ini disebabkan sendi-sendi kehidupan yang selama ini diyakini kebenarannya menjadi

usang. Nilai-nilai yang menjadi anutan hidup kehilangan otoritasnya sehingga manusia

menjadi bingung. Kebingungan ini menimbulkan berbagai krisis, terutama ketika terjadi krisis

moneter yang dampaknya terasa sekali di bidang politik; sekaligus berpengaruh dibidang

moral; serta sikap perilaku manusia diberbagai belahan dunia, khususnya Negara berkembang,

termasuk Indonesia. Untuk merespon kondisi ini pemerintah perlu mengantisipasinya agar

tidak menuju pada keadaan yang lebih memprihatinkan. Salah satu solusi yang dilakukan

pemerintah dalam menjaga nilai-nilai anutan hidup dalam berbangsa dan bernegara secara

lebih efektif adalah melalui bidang pendidikan. Upaya dibidang pendidikan, khususnya

pendidikan tinggi, berupa perubahan-perubahan dibidang kurikulum. Kurikulum pengajaran

diperguruan tinggi harus mampu menjawab problem transformasi nilai-nilai tersebut. Sesuai

dengan acuan strategi pembangunan pendidikan nasional (UU NO.20 Tahun 2003 tentang

sisdiknas), telah ditetapkan sebagai berikut :

1. Kurikulum perguruan tinggi, termasuk kurikulum inti mata kuliah pengembangan kepribadian perlu dirancang berbasis kompetensi yang sejalan dan searah dengan desain kurikulum bidang studi di perguruan tinggi.

2. Proses pembelajaran berpendekatan kepentingan mahasiswa yang bersifat mendidik dan dialogis

3. Profesionalisme dosen selaku pendidik perlu terus menerus ditingkatkan

Pasal 37 ayat 2 UU NO. 20 Tahun 2003 tentang system pendidikan nasional menyatakan

bahwa kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat :

1. Pendidikan agama

2. Pendidikan Kewarganegaraan yang berlandaskan nilai-nilai Pancasila

3. Bahasa

Ketentuan tersebut akan diatur lebih lanjut oleh Peraturan pemerintah, tetapi sampai

sekarang Peraturan Pemerintah yang dimaksud tidak kunjung tiba. Secara khusus Universitas

Hasanuddin pada semester awal 2008-2009 telah menindak lanjuti penggabungan mata kuliah

Page 4: Modul PKN

iv

pendidikan pancasila dan kewarganegaraan menjadi mata kuliah pendidikan kewarganegaraan

dengan kode mata kuliah 082U003.

Secara ideal pendidikan pancasila dan kewarganegaraan memegang peranan untuk

mengembangkan potensi mahasiswa sebagai warga Negara indonesia yang berkepribadian

mantap, serta mempunyai rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Aktualisasi

dari pendidikan pancasila dan kewarganegaraan tersebut adalah melahirkan mahasiswa

sebagai ilmuan profesional, sekaligus warga Negara Indonesia yang memiliki rasa kebangsaan

dan cinta tanah air (nasionalisme) yang tinggi.

Sesuai dengan keputusan DIRJEN DIKTI RI tentang rambu-rambu pelaksanaan kelompok

mata kuliah pengembangan kepribadian diperguruan tinggi :

• VISI KELOMPOK MATA KULIAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN :

“Merupakan sumber nilai dan pedoman dalam pengembangan dan program studi guna

mengantarkan mahasiswa memantapkan kepribadiaannya sebagai manusia indonesia

seutuhnya”.

• MISI KELOMPOK MATA KULIAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN :

“Membantu mahasiswa memantapkan kepribadiannya agar secara konsisten mampu

mewujudkan nilai-nilai dasar keagamaan dan kebudayaan, rasa kebangsaan dan cinta tanah

air sepanjang hayat dalam menguasai, menerapkan dan mengembangkan ilmu

pengetahuan, teknologi dan seni yang dimilikinya dengan rasa tanggung jawab”.

• ORGANISASI PENYELENGGARAAN :

“Penyelenggaraan pembelajaran MPK dan MBB dikelola oleh universitas dalam satu unit.

Di universitas hasanuddin disebut UPT MKU”.

Untuk mewujudkan peningkatan efektifitas proses pembelajaran mata kuliah

pendidikan kewarganegaraan, disamping strategi pembelajaran, bahan ajar juga memegang

peranan penting. Itulah sehingga bahan ajar pendidikan kewarganegaraan ini disusun untuk

memudahkan mahasiswa mengikuti proses pembelajaran. Penyusun menyadari bahwa bahan

ajar ini masih perlu disempurnakan sehingga masukan dari pembaca khususnya tim pengajar

mata kuliah pendidikan kewarganegaraan sangat diperlukan. Akhir kata penyusun

mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan bahan ajar

ini sehingga dapat diselesaikan tepat waktu.

Page 5: Modul PKN

v

DAFTAR ISI

Halaman sampul i

Lembar Pengesahan ii

Kata pengantar iii

Daftar isi v

Senarai Kata Penting (Glosarium) vi

BAB I Pendahuluan 1

BAB II Pancasila Sebagai Sistem Filsafat 15

BAB III Pancasila Sebagai Ideologi Nasional 33

BAB IV Identitas Nasional 45

BAB V Konstitusi Negara RI Sebagai Landasan Politik Dan Strategi Nasional 66 BAB VI Politik dan Strategi Nasional 96

BAB VII Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi 127

BAB VIII Hak Azasi Manusia 147

BAB IX Rule Of Law 173

BAB X Hak Dan Kewajiban Warga Negara 180

BAB XI Geopolitik Indonesia 192

BAB XII Geostrategi Indonesia 227

Evaluasi 238

Page 6: Modul PKN

vi

SENARAI KATA PENTING (GLOSARIUM)

Adapun istilah kunci :

1. Filsafat: Secara etimologis cinta akan kebijaksanaan, tapi dapat pula diartikan sebagai

keinginan yang sungguh-sungguh untuk mencari kebenaran yang sejati.

2. Filsafat Pancasila: Kebenaran dari sila-sila Pancasila sebagai dasar negara atau

dapat pula diartikan bahwa Pancasila merupakan satu kesatuan sistem yang utuh dan

logis.

3. Kewarganegaraan: pengetahuan mengenai warga negara di suatu negara tertentu.

4. Ontologi: Bidang filsafat yang membahas tentang hakikat keberadaan sesuatu dan

mencari hakikat mengapa sesuatu itu ada.

5. Epistemologi: Bidang filsafat yang membahas hakikat ilmu pengetahuan atau ilmu

tentang ilmu.

6. Aksiologi : Bidang filsafat yang membahas tentang hakikat nilai atau

filsafat yang membahas nilai praksis dari sesuatu.

7. Nilai : Segala sesuatu yang berguna atau berharga bagi manusia.

8. Jati diri bangsa : Kepribadian bangsa yang menjadi identitas nasional.

9. Globalisasi : Proses mendunia menjadi keadaan tanpa batas

antarnegara akibat kemajuan teknologi informasi

10. Internasionalisasi : Upaya hegemoni negara maju melalui isu dan

permasalahan internasional.

11. Nasionalisme : Paham kebangsaan yang dianut oleh suatu negara.

12. Sistem : Suatu kesatuan yang utuh dan tidak bisa dipisah-

pisahkan di antara sub-sub sistem

13. Kausa materialis : Suatu kajian filsafat Aristotelcs yang membahas tentang

sebab material dari sesuatu.

14. Kausa- finalis : Suatu kajian filsafat Aristoteles yang membahas tentang

sebab final dari sesuatu. Kausa efisiensi: Suatu kajian filsafat Aristoteles yang

membahas tentang pelaku dari adanya sesuatu

Page 7: Modul PKN

vii

15. Kausa forma : Suatu kajian filsafat Aristoteles yang membahas tentang bentuk

dari adanya sesuatu.

16. Founding Fathers : Para pendiri negara yang merumuskan Pancasila dan UUD

1945 dalam mempersiapkan Indonesia merdeka.

17. Local Genius : Kreatifitas lokal yang keunggulan kompetitif.

18. Local Wisdom : Kearifan lokal yang hidup dan membentuk sikap bijak dalam

suatu masyarakat. Counstitusional Government = limited government = redtrained

goverenment → pemerintah berdasarkan konstitusi

19. Demokrasi: arti kata demos = rakyat, cratos = berkuasa → rakyat berkuasa

20. Definisi: Government of rule by the people.

21. Demokrasi konstitusional → demokrasi yang dibatasi oleh konstitusi

22. (hukum dasar)

23. Demokrasi konstitusional (Indonesia II) → demokrasi yang menonjolkan peranan

perlement serta partai, disebut juga demokrasi parlementer

24. Demokrasi Tepimpin (indonesia II) → demokrasi yang dalam banyak aspek telah

menyimpang dari demokrasi konstitusional, kekuasaan ada pada presiden.

25. Demokrasi Pancasila (Indonesia III) demokrasi konstitusional yang menonjolkan

sistem presidensial

26. Demokrasi pancasila Reformasi ( Indonesia IV ) Demokrasi menonjolkan peranan

parlemen serta partai-partai, tetapi melibatkan langsung rakyat dalam pemilunya

27. Direct Democracy = Demokrasi langsung

28. Indirect Democracy = Demokrasi tidak langsung

29. Welfare state = negara kesejahteraan = sosial sevice state

30. Rechstaat = negara hukum

31. Rule of Law = pemerintah berdasarkan hukum

32. Representative Democracy = demokrasi berdasarkan perwakilan

Page 8: Modul PKN

viii

BAB I

PENDAHULUAN

A. PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN UNTUK MEMBANGUN MASYARAKAT DEMOKRASI BERKEADABAN

Pendidikan Kewarganegaraan yang dikenal sekarang telah mengalami

perjalanan panjang dan melalui kajian kritis sejak tahun 1960-an yang dikenal dengan

Mata Pelajaran “Civic” di Sekolah Dasar dan merupakan embrio dari “Civic Education”

sebagai “The Body of Knowledge”. Pendidikan Kewarganegaraan sebagai instrument

pengetahuan (The Body of Knowledge) diarahkan untuk membangun masyarakat

demokrasi berkeadaban. Secara normative, Pendidikan Kewarganegaraan memperoleh

dasar legalitasnya dalam Pasal 3 Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional yang menyatakan: “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa”.

Ketentuan di atas harus dipahami sebagai pendidikan yang akan

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak bangsa yang didasarkan pada nilai-

nilai yang tumbuh, hidup, dan berkembang dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal

ini selaras dengan tujuan pendidikan nasional menurut Pasal 3 Undang-Undang tentang

Sisdiknas yang berbunyi:

“…berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman

dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab”.

Dalam ketentuan tersebut di atas dapat dilihat bahwa pendidikan demokrasi

merupakan bagian integral dari pendidikan nasional. Secara kontekstual dewasa ini

pendidikan demokrasi sangat memerlukan adanya pemahaman bersama tentang perlunya

perubahan dan penegasan kembali mengenai visi, misi, serta strategi psiko-pedagosis dan

Page 9: Modul PKN

ix

sosio-andragogis pendidikan kewarganegaraan, ketika pendidikan demokrasi menjadi

bagian substansinya.

Pendidikan Kewarganegaraan adalah suatu bidang kajian yang mempunyai

objek telaah kebijakan dan budaya kewarganegaraan, yang menggunakan disiplin ilmu

pendidikan dan ilmu politik sebagai kerangka kerja keilmuan pokok serta disiplin ilmu lain

yang relevan yang secara koheren diorganisasikan dalam bentuk program kurikuler

kewarganegaraan, aktivitas sosial kultural, dan kajian ilmiah kewarganegaraan. Demikian

pula, pendidikan demokrasi merupakan suatu konsep pendidikan yang sistematik dan

koheren yang mencakup pemahaman tentang cita-cita, nilai, konsep, dan prinsip demokrasi

melalui interaksi sosial kultural dan psiko-pedagosis yang demokratis, serta diorientasikan

pada upaya sistematis dan sistemik untuk membangun kehidupan demokrasi yang lebih

baik. Oleh karena itu, rekonseptualisasi pendidikan kewarganegaraan dalam konteks

pendidikan demokrasi Indonesia sangatlah diperlukan karena ternyata proses pendidikan

politik, demokrasi, dan HAM selama ini belum memberikan hasil yang mengembirakan

dan prospek yang menjanjikan. Indikator yang kasat mata dapat dilihat pada kebebasan

untuk mengeluarkan pendapat yang cenderung anarkis, pelanggaran HAM di mana-mana,

komunikasi sosial-politik yang cenderung mau menang sendiri, hukum yang terkalahkan,

serta kontrol sosial yang sering lepas dari tata karma, juga terdegradasinya kewibawaan

para pejabat negara. Hasil “National Survey of Voter Education” (Asia Foundation: 1998)

menunjukkan bahwa lebih dari 60% dari sample nasional mengindikasikan belum

mengerti tentang apa, mengapa, dan bagaimana demokrasi.

Proses rekonseptualisasi pendidikan demokrasi dapat didasarkan pada asumsi-

asumsi dasar sebagai berikut:

1. Komitmen Nasional untuk memfungsikan pendidikan sebagai wahana untuk

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak, serta peradaban bangsa yang

bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa memerlukan wahana psiko-

pedagosis (pengembangan potensi didik di sekolah) dan sosio-andragogis (fasilitasi

pemberdayaan pemuda dan orang dewasa dalam masyarakat) yang memungkinkan

Page 10: Modul PKN

x

terjadinya proses belajar berdemokrasi sepanjang hayat melalui pendidikan

demokrasi.

2. Transformasi demokrasi dalam masyarakat Indonesia memerlukan konsepsi yang

diyakini benar dan bermakna yang didukung dengan sarana pendidikan yang tepat

sasaran, strategis, dan kontekstual agar setiap individu warga negara mampu

memerankan dirinya sebagai warga negara yang cerdas, demokratis, berwatak, dan

berkeadaban.

3. Pendidikan demokrasi yang dilakukan dalam konteks pendidikan formal, nonformal,

dan informal selama ini belum mencapai sasaran optimal dalam mengembangkan

masyarakat yang cerdas, baik, berwatak, dan berkeadaban. Untuk itu, diperlukan

upaya sistematis dan sistemik untuk mengembangkan model pendidikan demokrasi

yang secara teoretis dan empiris valid, kontekstual, andal, dan akseptabel.

4. Secara psiko-pedagosis dan sosio-andragogis, pendidikan demokrasi yang dianggap

paling tepat adalah pendidikan untuk mengembangkan kewarganegaraan yang

demokratis (education for democratic citizenship), yang di dalamnya mewadahi

pendidikan tentang, melalui, dan untuk demokrasi (education about, through, and

for democracy) yang dilakukan secara sistemik dalam sistem pendidikan formal

termasuk pendidikan tinggi.

5. Untuk mendapatkan model pendidikan kewarganegaraan yang secara psiko-pedagogis

dan secara sosio-andragogis akseptabel dan andal, diperlukan upaya untuk mengkaji

kekuatan konteks, keandalan input, dan proses, dalam rangka menghasilkan produk

pendidikan yang memadai sesuai dengan visi dan misi pendidikan kewarganegaraan

untuk masyarakat warga Indonesia (civil society/madani/masyarakat Pancasila).

Pendidikan demokrasi dapat dilihat dalam 2 (dua) setting besar, yaitu: “school-

based democracy education” dan “society-based democracy education”. School-based

democracy merupakan pendidikan demokrasi dalam konteks atau berbasis pendidikan

formal, sedangkan society-based democracy education merupakan pendidikan demokrasi

dalam konteks atau yang berbasis kehidupan masyarakat.

Page 11: Modul PKN

xi

Secara instrumental, pendidikan demokrasi di Indonesia telah

digariskan dalam berbagai peraturan perundang-undangan sejak dari usulan BP KNIP

tanggal 1945 sampai munculnya Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional (UU tentang Sisdiknas). Menurut Pasal 3 Undang-Undang tentang

Sisdiknas, tujuan pendidikan nasional dinyatakan sebagai:

“…berkembangnya peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab”.

Dengan demikian, sejak tahun 1945 sampai sekarang ini, instrumen peraturan

perundang-undangan telah menempatkan pendidikan demokrasi sebagai bagian integral

dari pendidikan.

Dalam tatanan instrument kurikuler, pendidikan demokrasi telah

disajikan dalam berbagai mata pelajaran dan mata kuliah. Namun, pendidikan demokrasi

di Indonesia belum berhasil secara mendasar karena belum dikembangkan paradigma

pendidikan demokrasi yang sistemik sehingga upaya pengembangan “ civic intelligence,

civic participation, and responsibility” melalui berbagai dimensi “civic education” sebagai

wahana utama pendidikan demokrasi tidak dapat diwujudkan secara maksimal.

Secara paradigmatis sistem pendidikan kewarganegaraan yang di dalamnya

juga menyangkut sistem demokrasi memiliki tiga komponen, yaitu kajian ilmiah

pendidikan ilmu kewarganegaraan, program kurikuler pendidikan kewarganegaraan, serta

gerakan social-kultural kewarganegaraan. Secara koheren bertolak dari esensi dan

bermuara pada upaya pengembangan pengetahuan kewarganegaraan, serta berdasarkan

nilai dan sikap kewarganegaraan, keterampilan kewarganegaraan harus dioptimalkan.

B. PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI PERGURUAN TINGGI UMUM SEBAGAI DASAR NILAI DAN PEDOMAN BERKARYA BAGI LULUSAN

Pendidikan abad 21 yang disepakati oleh 9 menteri pendidikan dari negara-

negara berpenduduk terbesar di dunia, termasuk Indonesia, di New Delhi 1996, antara lain

menyatakan pendidikan harus berperan efektif dalam hal:

1. Mempersiapkan pribadi, sebagai warga negara dan anggota masyarakat yang

bertanggung jawab;

Page 12: Modul PKN

xii

2. Menanamkan dasar pembangunan berkelanjutan (sustainable development) bagi

kesejahteraan manusia dan kelestarian lingkungan hidup; serta

3. Menyelenggarakan pendidikan yang berorientasi pada penguasaan, pengembangan,

serta penyebaran ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni demi kepentingan

kemanusiaan.

Senada dengan hal di atas, konfrensi dunia tentang pendidikan tinggi yang

diselenggarakan oleh UNESCO di Paris pada tahun 1998 yang dihadiri oleh wakil-wakil

dari 140 negara, termasuk Indonesia, menyepakati perubahan pendidikan tinggi ke masa

depan yang bertumpu pada pandangan bahwa tanggungjawab pendidikan tinggi adalah:

1. Selain meneruskan nilai-nilai, transfer ilmu pengetahuan teknologi dan seni, juga

melahirkan warga negara yang berkesadaran tinggi tentang bangsa dan kemanusiaan;

2. Mempersiapkan tenaga kerja masa depan yang produktif dalam konteks yang

dinamis; serta

3. Mengubah cara berpikir, sikap hidup, dan perilaku berkarya individu atau pun

kelompok masyarakat dalam rangka memprakarsai perubahan social yang berkaitan

perubahan kearah kemajuan, adil dan bebas.

Senyampang dengan kesepakatan dunia yang telah disebutkan di atas,

pendidikan nasional Indonesia melakukan penyesuaian yang ditungkan dalam Tap MPR

No. VII Tahun 2001 yang menyatakan bahwa visi Indonesia 2020 bertujuan mewujudkan

masyarakat Indonesia yang religius, manusiawi, bersatu, demokratis, adil, sejahtera, maju,

mandiri, serta baik dan bersih dalam penyelenggaraan negara.

Menurut Malik Fajar (1999), masyarakat Indonesia, seperti wujud visi

Indonesia 2020 tersebut, disebut pula sebagai “masyarakat madani”, yaitu suatu

masyarakat yang memiliki “keadaban demokratis” atau masyarakat yang berkarakter

sebagai berikut:

1. Beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa dan pancasilais;

2. Demokratis, berkeadaban, menghargai perbedaan, serta keragaman pendapat dan

pandangan;

3. Mengakui dan menjunjung tinggi hak asasi manusia, kesetaraan, dan tidak

deskriminatif;

Page 13: Modul PKN

xiii

4. Sadar serta tunduk pada hukum dan ketertiban;

5. Mampu berpartisipasi dalam pengambilan keputusan public, serta memiliki keahlian

dan keterampilan kompetitif dengan solidaritas universal;

6. Menjunjung tinggi nilai-nilai luhur yang mengakar pada masyarakat beradab dan

demokratis; serta

7. Belajar dan berlangsung sepanjang hayat, serta membangun warga negara

berkeadaban.

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 memberikan rumusan tentang Visi

Indonesia 2020 berupa masyarakat warga yang berkeadaban (civil society, masyarakat

madani) yang hendak diwujudkan melalui pendidikan nasional, yaitu sebagai berikut:

“…berkembangnya peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,

serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab”.

Untuk mencapai Visi Indonesia 2020 Pendidikan Tinggi Nasional Indonesia

memiliki program jangka menengah yang disebut Visi Pendidikan Tinggi Nasional 2010,

yaitu:

1. Mengembangkan kemampuan intelektual mahasiswa untuk menjadi warga negara

yang baik dan bertanggung jawab bagi kemampuan bersaing bangsa dalam mencapai

kehidupan yang bermakna; serta

2. Membangun suatu sistem pendidikan tinggi yang berkontribusi dalam pembangunan

masyarakat yang demokratis, berkeadaban dan inklusif, serta menjaga kesatuan dan

persatuan nasional.

Dengan dasar semua itu, perguruan tinggi harus mampu menghasilkan:

“manusia yang unggul secara intelektual, anggun secara moral, kompeten dalam

penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, serta memiliki komitment tinggi untuk

berbagai kegiatan pemenuhan amanat sosial”.

Page 14: Modul PKN

xiv

I.Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Kurikulum Pendidikan Tinggi

Pasal 37 Ayat 2 UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

menyatakan bahwa Kurikulum Pendidikan Tinggi wajib memuat:

1. Pendidikan Agama,

2. Pendidikan Kewarganegaraan, dan

3. Bahasa

Ketentuan tersebut akan diatur lebih lanjuta oleh Peraturan Pemerintah, tetapi

sampai sekarang yang dimaksud tidak kunjung tiba. Sebelum Peraturan Pemerintah keluar,

maka Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 232/U/2000 tenteng Pedoman

Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa dan

No.045/U/2002 tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi dinyatakan masih tetap berlaku.

Menurut ketentuan ini, pendidikan kewarganegaraan termasuk dalam kelompok mata

kuliah pengembangan kepribadian (MPK).

Secara ideal pendidika kewarganegaraan memegang peran untuk mengembangkan

potensi mahasiswa sebagai Warga negara Indonesia yang berkepribadian mantap, serta

mempunyai rasa tanggungjawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Aktualisai dari

pendidikan kewarganegaraa tersebut adalah melahirkan mahasiswa sebagai ilmuan

professional, sekaligus warga negara Indonesia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta

tana air (nasionalisme) yang tinggi. Hal ini sesuai dengan paradigma pendidikan tinggi

nasional yang telah dicanangkan untuk 2003-2010.

Proses pembelajaran sebagai pemupukan nasionalisme, serta kesadaran berbangsa

dan bernegara bagi mahasiswa sebagai calon cendikiawan, ilmuwan, ataupun tenaga

professional yang berkemampuan kompetitif secara internasional berdasarkan pada

prinsip-prinsip dan pola Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK).

II.Materi Kajian Pendidikan Kewarganegaraaan

Berdasarkan paradigma pendidikan tinggi 2003-2010, kompetensi pendidikan

kewarganegaraan di perguruan tinggi dapat dirumuskan sebagai berikut:

Page 15: Modul PKN

xv

1. Melahirkan warga negara yang memiliki wawasan berbangsa dan bernegara, serta nasionalisme yang tinggi;

2. Melahirkan warga negara yang memiliki komitmen kuat terhadap nilai-nilai ham dan demokrasi, serta berpikir kritis terhadap permasalahannya;

3. Melahirkan warga negara yang mampu berpartisipasi dalam upaya menghentikan budaya kekerasan, menyelesaikan konflik dalam masyarakat secara damai berdasar nilai-nilai pancasila dan nilai-nilai universal, serta menghormati supremasi hukum (rule of law/rechtstaat);

4. Melahirkan warga negara yang mampu memberikan kontribusi terhadap persoalan bangsa dan kebijakan publik, serta

5. Melahirkan warga negara yang memiliki pemahaman internasional mengenai “civil society”.

Untuk mencapai kompetensi tersebut materi kajian kewarganegaraan di perguruan

tinggi sesuai Keputusan Dirjen Dikti Nomor : 43/DIKTI/Kep/2006 Tentang rambu-rambu

pelaksanaan kelompok mata kuliah pengembangan kepribadian di perguruan tinggi, pasal

4 ayat 2, yaitu:

1. Filsafat pancasila 2. Identitas nasional 3. Politik dan strategi 4. Demokrasi indonesia 5. Ham dan rule of law 6. Hak dan kewajiban warga negara 7. Geopolitik indonesia 8. Geostrategi indonesia

Dengan memahami latar belakang filosofis Pendidikan Kewarganegaraan di

Perguruan Tinggi Umum, maka diharapkan pelaksanaan pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan, paradigma pendidikan demokrasi secara sistematis dengan

pengembangan civic intelligence, civic participation, and civic responsibility dari “civic

education” merupakan wahana pendidikan demokrasi yang diharapkan dapat

menghasilkan manusia berkualitas dengan keahlian profesional serta berkeadaban khas

Pancasila.

Pancasila harus menjadi core philoshopy bagi kehidupan bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara secara demokratis dalam rangka mewujudkan masyarakat bangsa

yang berkeadaban. Berdasarkan itu semua, Perguruan Tinggi Umum harus mampu

menghasilkan manusia yang unggul secara intelektual, anggun secara moral, berkompoten

Page 16: Modul PKN

xvi

dalam penguasaan ilmu pengetahuan, tekhnologi dan seni, serta memiliki komitmen tinggi

untuk berbagai kegiatan pemenuhan amanat sosial tersebut.

C. GARIS BESAR RENCANA PEMBELAJARAN (GBRP)

KODE/ MATA KULIAH : 082 U003/ PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Oleh :

TIM MATA KULIAH PEND.KEWARGANEGARAAN (Rahmatullah Jafar,S.Ip,M.Si)

MATA KULIAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN (MPK) UNIT PELAKSANA TEKNIS MATA KULIAH UMUM (UPT MKU)

UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

2011

Page 17: Modul PKN

xvii

1. KOMPETENSI LULUSAN MATA KULIAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN (MPK), UNIT PELAKSANA TEKNIS MATA KULIAH UMUM (UPT MKU),UNIVERSITAS HASANUDDIN

KEPUTUSAN DIRJEN DIKTI DEPDIKNAS NO : 43/DIKTI/Kep/2006

1. VISI MPK

“Merupakan sumber nilai dan pedoman dalam pengembangan dan program studi guna mengantarkan mahasiswa memantapkan kepribadiaannya sebagai manusia indonesia seutuhnya”.

2. MISI MPK

“Membantu mahasiswa memantapkan kepribadiannya agar secara konsisten mampu mewujudkan nilai-nilai dasar keagamaan dan kebudayaan, rasa kebangsaan dan cinta tanah air sepanjang hayat dalam menguasai, menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang dimilikinya dengan rasa tanggung jawab”.

3. STANDAR KOMPETENSI MPK

1. Memiliki pengetahuan tentang nilai-nilai Agama, Budaya dan Kewarganegaraan

2. Kemampuan menerapkan nilai- nilai Agama, Sosial Budaya dan Kewarganegaraan dalam kehidupan

3. Memiliki kepribadian yang Mantap 4. Kemampuan berpikir kritis 5. Kemampuan bersikap Rasional, Etis, Estetis dan Dinamis 6. Memiliki pandangan Luas 7. Kemampuan bersikap demokratis yang berkeadaban

2. KOMPETENSI LULUSAN MATA KULIAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAAN

KELOMPOK KOMPETENSI NO RUMUSAN KOMPETENSI LULUSAN

ELEMEN KOMPETENSI

A B C D E

Kompetensi Utama

1 Menjadi ilmuan dan profesional yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air; demokratis yang berkeadaban.

V

2 Menjadi warga negara yang memiliki daya saing; berdisiplin; dan berpartisipasi aktif dalam membangun kehidupan yang damai berdasarkan sistem pancasila

V

Kompetensi Pendukung

1 Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami pentingnya matakuliah pendidikan kewarganegaraan.

V

2 Mahasiswa dapat memperluas wawasan berpikirnya dalam mengaktualisasikan nilai-nilai pancasila

V

3 Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami identitas nasional

V

Page 18: Modul PKN

xviii

=

KELOMPOK KOMPETENSI NO RUMUSAN KOMPETENSI LULUSAN

ELEMEN KOMPETENSI

A B C D E

Kompetensi Pendukung

4 Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami politik dan strategi nasional

V

5 Mahasiswa dapat menerapkan konsep demokrasi Indonesia

V

6 Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami hak azasi manusia dan aturan hukum di indonesia

V

7 Mahasiswa dapat memahami dan menerapkan hak dan kewajiban warga negara

V

8 Mahasiswa dapat memahami geopolitik dan geostrategi Indonesia

V

Kompetensi Lainnya

1 Memiliki pengetahuan tentang nilai-nilai Agama, Budaya dan Kewarganegaraan

V

2 Kemampuan menerapkan nilai- nilai Agama, Sosial Budaya dan Kewarganegaraan

V

3 Kemampuan berpikir kritis V

4 Kemampuan bersikap Rasional, Etis, Estetis dan Dinamis

V

Elemen Kompetensi :

A. Landasan kepribadian B. Penguasaan ilmu dan keterampilan C. Kemampuan berkarya D. Sikap dan prilaku dalam berkarya E. Pemahaman kaidah berkehidupan bersama sesuai dengan keahliah berkarya

3. FORMAT RENCANA PEMBELAJARAN BERBASIS SCL MATA KULIAH : PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Kompetensi Utama

Menjadi ilmuan dan profesional yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air; demokratis yang berkeadaban dan menjadi warga negara yang memiliki daya saing;berdisiplin; dan berpartisipasi aktif dalam membangun kehidupan yang damai berdasarkan sistem pancasila.

Kompetensi Pendukung

Mampu mengetahui dan memahami pentingnya matakuliah pendidikan kewarganegaraan. Mampu memperluas wawasan berpikirnya dalam mengaktualisasikan nilai-nilai pancasila, sehingga mengetahui dan memahami identitas nasional, mengetahui dan memahami politik dan strategi nasional, menerapkan konsep demokrasi indonesi, mengetahui dan memahami hak azasi manusia dan aturan hukum di Indonesia, memahami dan menerapkan hak dan kewajiban warga Negara dan dapat memahami geopolitik dan geostrategi Indonesia.

Page 19: Modul PKN

xix

Kompetensi Institusional

Memiliki pengetahuan tentang nilai-nilai Agama, Budaya dan Kewarganegaraan. Mampu menerapkan nilai- nilai Agama, Sosial Budaya dan Kewarganegaraan dalam kehidupan, Memiliki kemampuan berpikir kritis, bersikap Rasional, Etis, Estetis dan Dinamis.

4. GARIS BESAR RENCANA PEMBELAJARAN BERBASIS SCL MATA KULIAH PENDIDIKAN

KEWARGANEGARAAN (082 U003)

M KE-

SASARAN PEMBELAJARAN

MATERI PEMBELAJARAN

STRATEGI PEMBELAJARAN

INDIKATOR PENILAIAN

BOBOT PENILAIAN

I-III

Mahasiswa dapat memahami latar belakang, tujuan dan kompetensi pendidikan kewarganegaraan

PENDAHULUAN

1. Penjelasan tentang materi dan aturan perkuliahan

2. Latar Belakang Pendidikan Kewarganegaraan

3. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

4. Kompetensi Pendidikan Kewarganegaraan

Ceramah Interaktif

Mahasiswa dapat: 1. Memahami aturan perkuliahan; 2. Menjelaskan Latar belakang

Pend.Kewarganegaraan 3. Menjelaskan tujuan dan kompetensi

Pend.Kewarganegaraan

5 %

IV

Mahasiswa dapat memahami nilai-nilai jati diri bangsa melalui pengkajian aspek ontologi, epistemologi, dan aksiologi filsafat Pancasila sehingga dengan pemahaman tersebut dapat tumbuh personal wisdom yang integratif dalam dimensi kompentensi kewarganegaraan (civic knowledge, civic skills, civic commitment, civic convidence, dan civic competence).

Pancasila Sebagai Sistem Filsafat

Colaboratif Learning

Mahasiswa dapat: 1. Mendeskripsikan Pancasila sebagai jati diri

bangsa; 2. Mengemukakan Pengertian Filsafat Pancasila; 3. Menganalisis sila-sila Pancasila sebagai suatu

sistem Filsafat; 4. Mendeskripsikan aspek ontologi Filsafat

Pancasila; 5. Mendeskripsikan aspek epistemologi Filsafat

Pancasila; 6. Mendeskripsikan aspek aksiologi Filsafat

Pancasila; serta 7. Menganalisis secara komprehensif

Filsafat Pancasila dalam konteks kewarganegaraan.

10 %

V Mahasiswa dapat memahami pancasila sebagai idiologi bangsa dan negara

Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa Dan Negara

Colaboratif Learning

Mahasiswa dapat : 1. Menjelaskan pengertian idiologi secara umum, 2. Menjelaskan makna idiologi bagi bangsa dan

negara. 3. Menjelaskan idiologi terbuka, ideologi tertutup,

ideologi komprehensif dan ideologi partikular. 4. Memahami peranan idiologi bangsa bagi

bangsa dan negara. 5. Memahami pancasila sebagai ideologi bangsa

dan negara indonesia yang memiliki ciri terbuka, komprehensif, reformatif, dan dinamis.

6. Membandingkan idiologi pancasila dengan idiologi dunia lainnya seperti liberalisme, komunisme, sekularisme, dan idiologi keagamaan.

5 %

VI

Mahasiswa dapat mengenali karakteristik identitas nasional sehingga dapat memiliki daya tangkal terhadap berbagai hal yang akan menghilangkan identitas nasional indonesia

Identitas Nasional Colaboratif Learning

Mahasiswa dapat: 1. Menjelaskan Latar Belakang dan Pengertian

Identitas Nasional; 2. Menjelaskan Muatan dan Unsur-Unsur Identitas

Nasional; 3. Menjelaskan keterkaitan Globalisasi dengan

Identitas Nasional; 4. Menjelaskan keterkaitan Integrasi Nasional

dengan Identitas Nasional; 5. Menganalisis tentang Paham Nasionalisme atau

10 %

Page 20: Modul PKN

xx

Paham Kebangsaan sebagai paham yang mengantarkan pada konsep Identitas Nasional; serta

6. Menganalisis tentang Revitalisasi Pancasila sebagai Pemberdayaan Identitas Nasional

=

M KE

SASARAN PEMBELAJARAN

MATERI PEMBELAJARAN

STRATEGI PEMBELAJARAN

INDIKATOR PENILAIAN

BOBOT PENILAIAN

VII

Mahasiswa dapat menjelaskan konsep dasar ketatanegaraan secara konstitusional, Hasil Amandemen UUD 1945 dan Hubungan Antara Lembaga- Lembaga

Sistem Konstitusi Indonesia

Colaboratif Learning

Mahasiswa dapat: 1. Menjelaskan kedudukan Pancasila sebagai

sumber hukum dasar negara Indonesia. 2. Menjelaskan makna isi pembukaan UUD 1945,

kedudukan pembukaan UUD 1945. 3. Menjelaskan makna isi pembukaan UUD 1945

sebagai “ staat fundamentalnorm ‘ dan kedudukannya dalam tertib hukum Indonesia.

4. Menjelaskan tentang reformasi hukum tata negara yang melatarbelakangi amandemen serta proses amandemen.

5. Menjelaskan hubungan antara lembaga-lembaga negara

5 %

VIII

Mahasiswa dapat mengenali masalah-masalah strategis dalam politik dan strategi nasional

Politik dan Strategi Nasional

Colaboratif Learning

Mahasiswa dapat : 1. Menjelaskan latar belakang politik dan strategi

nasional; 2. Memecah permasalahan politik,strategi nasional,

dan, geopolitik; 3. Menganalisis wujud polnas dan stranas di

indonesia. 4. Menganalisis berbagai permasalahan

polsrahanka

5 %

IX

Mahasiswa dapat mengerti, memahami tentang demokrasi dan pendidikan demokrasi, serta dapat mengembangkan sikap demokrasi dalam kehidupannya sehari-hari.

Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi

Colaboratif Learning

Mahasiswa dapat: 1. Menjelaskan makna demokrasi. 2. Menjelaskan bentuk-bentuk demokrasi. 3. Menjelaskan keunggulan demokrasi. 4. Menjelaskan secara terperinci nilai-nialai

demokrasi. 5. Menjelaskan macam-macam demokrasi yang

pernah berlaku di indonesia. 6. Menjelaskan tentang Pendidikan Demokrasi.

10 %

X

Mahasiswa dapat mengidentifikasi dan menganalisis HAM.

Hak Asasi Manusia Colaboratif Learning

Mahasiswa dapat: 1. Menjelaskan pengertian, sejarah dan macam-

macam HAM 2. Menjelaskan HAM dalam Tataran Global 3. Menganalisa HAM di Indonesia dalam konteks

permasalahan dan penegakannya

5 %

XI

Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami aturan hukum di indonesia serta memiliki kesadaran tentang pentingnya rule of law dalam konteks kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Rule Of Law Colaboratif Learning

Mahasiswa dapat: 1. Menjelaskan pengertian dan Lingkup Rule of

Law 2. Menganalisa Isu-Isu Rule of Law 3. Menjelaskan Prinsip-Prinsip Rule of Law Secara

Formal di Indonesia 4. Menjelaskan Prinsip-Prinsip Rule of law Secara

Hakiki dalam Penyelenggaraan Pemerintahan 5. Menganalisa Strategi Pelaksanaan

(Pengembangan) Rule of Law.

5 %

XII

Mahasiswa dapat mengidentifikasi dan menganalisis Hak dan Kewajiban warga Negara

Hak dan Kewajiban Warga Negara

Colaboratif Learning

Mahasiswa dapat menjelaskan: 1. Pengertian bangsa dan Negara; 2. Penduduk dan warga Negara; 3. Asas kewarganegaraan; 4. Problem status kewarganegaraan; 5. Hak Warga Negara 6. Kewajiban Warga Negara; 7. Kewajiban Negara dan Pemerintah;

10 %

=

Page 21: Modul PKN

xxi

M KE

SASARAN PEMBELAJARAN MATERI PEMBELAJARAN STRATEGI

PEMBELAJARAN INDIKATOR PENILAIAN

BOBOT PENILAIAN

XIII Mahasiswa dapat memahami Geo Politik Indonesia

Geo Politik Colaboratif Learning

Mahasiswa dapat : 1. Menjelaskan landasan histories

perkembangan pengetahuan tentang geopolitik .

2. Menjelaskan konsepsi cara pandang wawasan nasional bangsa Indonesia.

3. Memahami berbagai masalah dasar kehidupan masyarakat, bangsa, dan Negara Indonesia dengan menerapkan pandangan bangsa Indonesia tentang diri meliputi: sejarah, filsafat, kebhinekaan etnik, budaya, agama dan lingkungan geografi yang berbentuk Negara kepulauan yang berada diposisi silang antara dua benua dan dua lautan.

4. Menjelaskan tentang pelaksanaan otonomi daerah.

15 %

XIV

Mahasiswa dapat memahami dan menganalisis konsep Geostiategi Indonesia yang berupa konsep Ketahanan Nasional Indonesia

Geo Strategi Colaboratif Learning

Mahasiswa dapat: 1. Menjelaskan pengertian Ketahanan

Nasional; 2. Menggambarkan keterkaitan berbagai

aspek Ketahanan Nasional; 3. Menggunakan konsep Ketahanan

Nasional dalam memecahkan persoalan atau mencari solusi persoalan yang muncul dalam masyarakat;

4.Menganalisis isu-isu aktual berdasarkan perspektif Ketahanan Nasional.

15 %

I-XIV TOTAL PROSES SCL 100 % TOTAL PROSES SCL DIKONVERSI MENJADI 60 TUGAS MANDIRI 15

XV Pemahaman materi Ujian Akhir Sem. Tertulis Kesesuaian Jawaban dengan pertanyaan 25

XVI Pemahaman materi Remedial Unit Tertulis/ Lisan/Tugas

Kesesuaian Jawaban dengan pertanyaan/ Terpenuhinya Unsur-unsur tugas

15

Page 22: Modul PKN

xxii

BAB II PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan masyarakat dunia yang semakin cepat secara langsung ataupun

tidak langsung mengakibatkan perubahan besar pada berbagai bangsa di dunia.

Gelombang besar kekuatan internasional dan transnasional melalui globalisasi telah

mengancam, bahkan mengasai eksistensi Negara-negara kebangsaan, termasuk Indonesia.

Akibat yang langsung terlihat adalah terjadinya pergeseran nilai-nilai dalam kehidupan

kebangsaan karena adanya perbenturan kepentingan antara nasionalisme dan

internasionalisme.

Permasalahan kebangsaan dan kenegaraan di Indonesia menjadi semakin kompleks

dan rumit manakala ancaman internasional yang terjadi di satu sisi, pada sisi yang lain

muncul masalah internal, yaitu maraknya tunttan rakyat, yang secara objektif mengalami

suatu kehidupan yang jauh dari kesejahteraan dan keadilan social.

Paradoks antara kekuasaan global dengan kekuasaan nasional ditambah komplik

internal seperti gambaran di atas, mengakibatkan suatu tarik menarik kepentingan yang

secara langsung mengancam jati diri bangsa. Nilai-nilai baru yang masuk, baik secara

sujektif maupun objektif, serta terjadinya pergeseran nilai di tengah masyarakat yang pada

akhirnya mengancam-prinsip-prinsip hidup berbangsa masyarakat Indonesia.

Prinsip dasar yang telah ditemukan oleh peletak dasar ( The founding fathers )

Negara Indonesia yang kemudian diabstraksikan menjadi suatu prinsip dasar filsafat

bernegara, itulah pancasila. Dengan pemahaman demikian, maka pancasila sebagai

filsafat hidup bangsa Indonesia saat ini mengalami ancaman dengan munculnya nilai-nilai

baru dari nuar dan pergeseran nilai-nilai yang terjadi.

Secara ilmiah harus disadari bahwa suatu masyarakat suatu bangsa, senantiasa

memeliki suatu pandangan hidup atau filsaat hidup masing-masing, yang berbeda dengan

Page 23: Modul PKN

xxiii

bangsa lain didunia. Inilah yang disebut sebagai local genius (kecerdasan / kreatifitas

local) dan sekaligus sebagai local wisdom (kearifan local) bangsa. Dengan demikian,

bangsa Indonesia tidak mungkin memiliki kesamaan pandangan hidup dan filsafat hidup

dengan bangsa lain.

Ketika para pendiri Negara Indonesia menyiapkan berdirinya Negara Indonesi

merdeka, mereka sadar sepenuhnya untuk menjawab suatu pertanyaan yang fundamental “

di atas dasar apakah Negara Indonesia merdeka ini didirikan?” jawaban atas pertanyaan

mendasar ini akan selalu menjadi dasar dan tolak ukur utama bangsa ini meng-Indonesia.

Dengan kata lain, jati diri bangsa selalu bertolak ukur pada nilai-nilai pancasila sebagai

filsafat bangsa.

Pancasila yang terdiri atas lima sila pada hakikatnya merupakan sistim filsafat.

Pemahaman demikian memerlukan pengkajian lebih lanjut menyangkut aspek ontology,

epistemology, dan aksiologi dari kelima sila pancasila.

B. Ruang Lingkup

Pancasila yang terdiri atas lima sila pada hakekatnya merupakan system filsafat.

Pemahaman demikian memerlukan pengkajian lebih lanjut menyangkut aspek ontology,

epistemology dan aksiologi dari kelima sila pancasila.

C. Sasaran Pembelajaran

Mahasiswa mampu memahami nilai-nilai jati diri bangsa melalui pengkajian

aspek ontologi, epistemologi, dan aksiologi filsafat Pancasila sehingga dengan pemahaman

tersebut diharapkan dapat tumbuh personal wisdom yang integratif dalam dimensi

kompentensi kewarganegaraan (civic knowledge, civic skills, civic commitment, civic

convidence, dan civic competence).

Melalui pembelajaran ini mahasiswa diharapkan dapat:

1. Mendeskripsikan Pancasila sebagai jati diri bangsa;

Page 24: Modul PKN

xxiv

2. Mengemukakan Pengertian Filsafat Pancasila;

3. Menganalisis sila-sila Pancasila sebagai suatu sistem Filsafat;

4. Mendeskripsikan aspek ontologi Filsafat Pancasila;

5. Mendeskripsikan aspek epistemologi Filsafat Pancasila;

6. Mendeskripsikan aspek aksiologi Filsafat Pancasila; serta

7. Menganalisis secara komprehensif Filsafat Pancasila dalam konteks

kewarganegaraan.

Page 25: Modul PKN

xxv

URAIAN BAHAN PEMBELAJARAN

A. Pengertian Filsafat

Filsafat berasal dari bahasa Yunani “philein” yang berarti cinta dan “Sophia” yang

berarti kebijaksanaan. Jadi, filsafat menurut asal katanya berarti cinta akan kebijaksanaan,

atau mencintai kebenaran / pengatahuan. Cinta dalam hal ini mempunyai arti yang seluas-

luasnya, yang dapat dikemukakan sebagai keinginan yang menggebu dan sungguh-

sungguh terhadap sesuatu, sedangkan kebijaksanaan dapat diartikan sebagai kebenaran

yang sejati. Dengan demikian, filsafat secara sederhana dapat diartikan sebagai keinginan

yang sungguh-sungguh untuk mencari kebenaran yang sejati. Filsafat merupakan induk

dari ilmu pengetahuan menurut J. Gredt dalam bukunya “elementa philosophiae”, filsafat

sebagai “ilmu pengetahuan yang timbul dari prinsip-prinsip mencari sebab musababnya

yang terdalam”.

a. Filsafat Pancasila

menurut Ruslan Abdul Gani, bahwa pancasila merupakan filsafat Negara yang

lahir collective ideologie (cita-cita bersama). Dari seluruh bangsa Indonesia. Dikatakan

sebagai filsafat, karena pancasila merupakan hasil perenungan jiwa yang mendalam yang

dilakukan oleh the founding father bangsa Indonesia, kemudian dituangkan dalam suatu

“system” yang tepat. Adapun menurut Notonagoro, filsafat pancasila memberi

pengetahuan dan pengertian ilmiah, yaitu tentang hakikat pancasila.

b. Karakteristik Sistem Filsafat Pancasila

Sebagai filsafat, pancasila memiliki karasteristik system filsafat tersendiri yang

berbeda dengan filsafat lainnya, di antaranya:

1. Sila-sila pancasila merupakan satu kesatuan sistim yang bulat dan utuh (sebagai suatu

totalitas). Dengan pengertian lain, apabila tidak bulat dan utuh atau satu sila dengan

sila lainnya terpisah-pisah, maka itu bukan pancasila.

Page 26: Modul PKN

xxvi

2. Susunan pancasila dengan suatu sistim yang bulat dan utuh itu dapat digambarkan

sebagai berikut :

Page 27: Modul PKN

xxvii

Ketiga gambar di atas menunjukkan bahwa:

• Sila 1, meliputi, mendasari, dan menjiwa: sila 2, 3, 4, dan 5.

• Sila 2, diliputi, didasari, dan dijiwai sila 1, serta mendasari dan mcnjiwai sila 3,4, dan 5.

• Sila 3, diliputi, didasari, dan dijiwai sila 1, 2, serta mendasari dan menjiwa; sila 4 dan 5.

• Sila 4, diliputi, didasari, dan dijiwai sila 1, 2, & 3, serta mendasari dan menjiwai sila 5.

• Sila 5, diliputi, didasari, dan dijiwai sila 1, 2, 3, dan 4.

• Pancasila sebagai suatu substansi, artinya unsur asli/permanen/primer Pancasila sebagai

suatu yang ada mandiri, yang unsur-unsurnya berasal dari dirinya sendiri.

• Pancasila sebagai suatu realitas, artinya ada dalam diri manusia Indonesia dan

masyarakatnya, sebagai suatu kenyataan hidup bangsa, yang tumbuh, hidup, dan

berkembang dalam kehidupan sehari-hari.

c. Prinsip-Prinsip Filsafat Pancasila

Pancasila ditinjau dari Kausalitas Aristoteles dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Kausa Materialis, maksudnya sebab yang berhubungan dengan materi/bahan,

dalam hal ini Pancasila digali dari nilai-nilai sosial budaya yang ada dalam

bangsa Indonesia sendiri; .

2) Kausa Formalis, maksudnya sebab yang berhubungan dengan bentuknya, Pancasila

yang ada dalam pembukaan UUD '45 memenuhi syarat formal (kebenaran formal);

3) Kausa Efisiensi, maksudnya kegiatan BPUPKI dan PPKI dalam menyusun dan

merumuskan Pancasila menjadi dasar negara Indonesia merdeka; serta

4) Kausa Finalis. maksudnya berhubungan dengan tujuannya, yaitu tujuan diusulkannya

Pancasila sebagai dasar negara Indonesia merdeka.

Inti atau esensi sila-sila Pancasila meliputi:

1) Tuhan, yaitu sebagai kausa prima;

2) Manusia, yaitu makhluk individu dan makhluk sosial;

3) Satu, yaitu kesatuan memiliki kepribadian sendiri;

4) Rakyat, yaitu unsur mutlak negara, harus bekerja sama dan hergotong royong; serta

Page 28: Modul PKN

xxviii

5) Adil, yaitu memberikan keadilan kepada diri sendiri dan orang lain yang menjadi

haknya.

d. Hakikat Nilai-Nilai Pancasila

Nilai adalah suatu ide atau konsep tentang apa yang seseorang pikirkan yang

merupakan hal yang penting dalam hidupnya. Nilai dapat berada di dua kawasan : kognitif

dan afektif. Nilai adalah ide, bisa dikatakan konsep dan bisa dikatakan abstraksi (Sidney

Simon: 1986). Nilai merupakan ha! yang terkandung dalam hati nurani manusia yang lebih

memberi dasar dan prinsip akhlak yang merupakan standar dari keindahan dan efisiensi

atau keutuhan kata hati (potensi). Langkah-langkah awal dari "nilai" adalah seperti halnya

ide manusia yang merupakan potensi pokok human being. Nilai tidaklah tampak dalam

dunia pengalaman. Dia nyata dalam jiwa manusia. Dalam ungkapan lain, ditegaskan oleh

Sidney B. Simon (1986) bahwa sesungguhnya yang dimaksud dengan nilai adalah jawaban

yang jujur tapi benar dari pertanyaan "what you are really, really, really, want. "

Studi tentang nilai termasuk dalam ruang lingkup estetika dan etika. Estetika

cenderung pada studi dan justifikasi yang menyangkut tentang manusia memikirkan

keindahan, atau apa yang mereka senangi. Misalnya, mempersoalkan atau menceritakan si

rambut panjang, pria pemakai anting-anting, nyanyian-nyanyian bising, dan bentuk-bentuk

scni lain. Adapun etika cenderung pada studi dan justifikasi tentang aturan atau bagaimana

manusia berperilaku. Ungkapan etika sering timbul dari pertanyaan-pertanyaan yang

mempertentangkan antara benar dan salah, baik dan buruk. Pada dasarnya studi tentang

etika merupakan pelajaran tentang moral yang secara langsung merupakan pemahaman

tentang apa itu benar dan salah.

Bangsa Indonesia sejak awal mendirikan negara, berkonsensus untuk memegang

dan menganut Pancasila sebagai sumber inspirasi. nilai, dan moral bangsa. Konsensus

bahwa Pancasila sebagai anutan untuk pengembangan nilai dan -moral bangsa ini secara

ilmiah filosofis merupakan pemufakatan yang normatif. Secara epistemologis bangsa

Indonesia punya keyakinan bahwa nilai dan moral yang terpancar dari asas Pancasila ini

sebagai suatu hasil sublimasi, serta kristalisasi dari sistem nilai budaya bangsa dan agama

yang seluruhnya bergerak vertikal, juga horizontal serta dinamis dalam kehidupan

masyarakat. Selanjutnya, untuk menyinkronkan dasar filosofis-ideologis menjadi wujud jati

Page 29: Modul PKN

xxix

diri bangsa yang nyata dan konsekuen secara aksiologis, bangsa dan negara Indonesia

berkehendak untuk mengerti, menghayati, membudayakan, dan melaksanakan Pancasila.

Upaya ini dikembangkan melalui jalur keluarga, masyarakat, dan sekolah.

Refleksi filsafat yang dikembangkan oleh Notonagoro untuk menggali nilai-nilai

abstrak. hakikat nilai-nilai Pancasila, ternyata kemudian dijadikan pangkal tolak

pelaksanaannya yang berwujud konsep pengamalan yang bersifat subjektif dan objektif.

Pengamalan secara cbjektif adalah pengamalan di bidang kehidupan kenegaraan atau

kemasyarakatan, yang penjelasannya berupa suatu pcrangkat ketentuan hukum yang secara

hierarkis berupa pasal-pasal UUD, Ketetapan MPR, Undang-undang Organik, dan

peraturan-peraturan pelaksanaan lainnya. Pengamalan secara subjektif adalah pengamalan

yang dilakukan oleh manusia individual, baik sebagai pribadi maupun sebagai warga

masyarakat ataupun sebagai pemegang kekuasaan, yang penjelmaannya berupa tingkah

laku dan sikap dalam hidup sehari-hari.

Nilai-nilai yang bersumber dari hakikat Tuhan, manusia, satu rakyat, dan adil

dijabarkan menjadi konsep Etika Pancasila, bahwa hakikat manusia Indonesia adalah untuk

memiliki sifat dan keadaan yang berperi Ketuhanan Yang Maha Esa, berperi Kemanusiaan,

berperi Kebangsaan, berperi Kerakyatan, dan berperi Keadilan Sosial. Konsep Filsafat

Pancasila dijabarkan menjadi sistem Etika Pancasila yang bercorak normatif.

Ciri atau karakteristik berpikir filsafat adalah:

1) Sistematis, 2) Mendalam, 3) Mendasar, 4) Analitis, 5) Komprehensif, 6) Spekulatif. 7) Representatif, dan 8) Evaluatif.

Cabang-cabang filsafat meliputi:

1) Epistemologi (Filsafat Pengetahuan), 2) Etika (Filsafat Moral), 3) Estetikaf Filsafat Seni), 4) Metafisika (membicarakan tentang segala sesuatu di balik yang ada), 5) Politik (Filsafat Pemerintahan), 6) Filsafat Agama, 7) Filsafat Ilmu, Filsafat Pendidikan,

Page 30: Modul PKN

xxx

8) Filsafat hukum, 9) Filsafat Sejarah, 10) Filsafat Matematika, dan Kosmologi (membicarakan tentang segala sesuatu yang ada

yang teratur). Aliran Filsafat meliputi:

1) Rasionalism 2) Marxisme 3) Idealisme 4) Realisme 5) Positivisme 6) Materialisme 7) Eksistensialisme 8) Utilitarianisme 9) Hedonisme 10) Spiritualisme 11) Stoisme 12) Liberalisme

e. Pancasila sebagai sistem filsafat bangsa Indonesia

Pancasila sebagai sesuatu yang ada, maka dapat dikaji secara filsafat (ingat objek

material filsafat adalah segala yang ada), dan untuk mengetahui bahwa Pancasila sebagai

system filsafat, maka perlu dijabarkan tentang syarat-syarat filsafat terhadap Pancasila

tersebut, jika syarat-syarat system filsafat cocok pada Pancasila, maka Pancasila merupakan

system filsafat, tetapi jika tidak maka bukan system filsafat. Sebaimana suatu logam

dikatakan emas bila syarat-syarat emas terdapat pada logam tersebut.

Penjabaran filsafat terhadap Pamcasila :

1) Objek filsafat : yang pertama objek material adalah segala yang ada dan mungkin

ada. Objek yang demikian ini dapat digolongkan ke dalam tiga hal, yaitu ada Tuhan, ada

manusia, dan ada alam semesta.

Pancasila adalah suatu yang ada, sebagai dasar negara rumusannya jelas yaitu :

1. Ke-Tuhanan Y.M.E. 2. Kemanusiaan yang adil dan beradab 3. Persatuan Indonesia 4. Kerakyatan yang dipimpin dalam permusyawaratan/perwakilan 5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Page 31: Modul PKN

xxxi

Dari rumusan ini maka objek yang didapat adalah : Tuhan, manusia, satu, rakyat, dan

adil. Dan dari kelima objek itu dapat dipersempit lagi ke dalam tiga saja, yaitu

Tuhan, manusia dan alam semesta untuk mewakili objek satu, rakyat, dan adil, sebab

hal-hal yang bersatu, rakyat dan keadilan itu berada pada alam semesta itu sendiri.

Dengan demikian dari segi objek material Pancasila dapat diterima.

Kedua, objek formal filsafat adalah hakikat dari segala sesuatu yang ada itu sendiri.

Apakah Pancasila juga kajian hakikat? Kalau menilik dari kelima objek kelima sila

Pancasila itu, semuanya tersusun atas kata dasar dengan tambahan awalan ke/per dan

akhiran an. Menurut ilmu bahasa, jika suatu kata dasar diberi awalan ke atau per dan

akhiran an, maka akan menjadi abstrak (bersifat abstrak) benda kata dasar tersebut,

lebih dari itu menunjukkan sifat hakikat dari bendanya. Misalnya kemanusiaan,

maknanya adalah hakikat abstrak dari manusia itu sendiri, yang mutlak, tetap dan tidak

berubah. Demikian juga dalam sila-sila Pancasila yang lainnya, yaitu Ke-Tuhanan,

persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Khusus untuk persatuan, awalan per menunjukkan

suatu proses menuju ke awalan ke yang nantinya diharapkan menjadi kesatuan juga.

Dengan analisis penjabaran ini, maka Pancasila memenuhi syarat juga dalam hal objek

formalnya.

2) Metode filsafat :

Metode filsafat adalah kontemplasi atau perenungan atau berfikir untuk menemukan

hakikat. Jadi di sini bukan berfikirnya, tetapi cara menemukan hakikat, atau metode

menemukan hakikat. Secara umum ada dua dan tiga dengan metode campuran, yaitu

metode analisa, metode sintesa serta metode analisa dan sintesa (analitico-syntetik).

Demikian juga Pancasila, ia temuikan dengan cara-cara tertentu dengan metode analisa

dan sintesa, nilai-nilainya digali dari buminya Indonesia.

3) Sistem filsafat : setiap ilmu maupun filsafat dalam dirinya merupakan suatu system,

artinya merupakan suatu kebulatan dan keutuhan tersendiri, terpisah dengan system

lainnya. Misalnya psykhologi merupakan kebulatan tersendiri terpisah dan berbeda

dengan anthropologi, demikian seterusnya ilmu-ilmu dan filsafat yang lain.

Page 32: Modul PKN

xxxii

Pancasila sebagai suatu Dasar Negara adalah merupakan suatu kebulatan.

Memang terdiri dari lima, tetapi sila-sila tersebut saling ada hubungannya satu dengan

lainnya secara keseluruhan, tidak ada satupun sila yang terpisah dengan yang lainnya.

Oleh karena itu dapat diistilahkan “Eka Pancasila”, lima sila dalam satu kesatuan yang

utuh.

Setiap sila mengandung, dibatasi dan disifati oleh keempat sila lainnya. Sila-

sila yang di depan mendasari dan menjiwai sila-sila yang di belakang, sedang sila-sila

yang di belakang merupakan pengkhususan atau bentuk realisasi dari sila-sila yang di

depan, dan dari segi keluasannya sila-sila yang di belakang lebih sempit dari sila-sila

yang di muka. Dilihat dari pemahaman ini, maka sila pertama ke-Tuhanan Y.M.E.,

adalah dasar yang paling umum bagi semua sila yang di belakang, mendasari, dan

menjiwai semua sila, sedang semua sila yang kelima merupakan sila yang terkhusus dan

merupakan tujuan dari semua sila yang di depan, oleh karena itu rumusannya

(redaksinya) berbunyi “… untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat

Indonesia”.

4) Sifat universal filsafat :

Berlaku umum adalah sifat dari pengetahuan ilmiah, dan universal adalah sifat

dari kajian filsafat. Pengertian umum itu bertingkat, dari umum penjumlah yang kecil

(kolektif) dari sekumpulan jumlah tertentu sampai jumlah yang lebih besar dan luas

lagi hingga kepada umum seumum-umumnya (universal).

Bagaimana jika diterapkan pada Pancasila?

Misalnya kajian tentang hakikat manusia, sebagaimana terdapat dalam sila ke

dua Pancasila. Hakikat manusia adlah unsur-unsur dasar yang mutlak pada manusia

adalah sama bagi seluruh jenis makhluk yang namanya manusia, yang berada di

manapun dan waktu kapanpun, jadi pengertian ini (universal) tidak terbatas pada ruang

dan waktu, di mana dan kapanpun manusia itu berada. Sila keadilan demikian juga,

bahwa yang namanya “adil” itu sama hakikatnya maknanya di manapun dan kapanpun,

demikian juga berlaku pada sila-sila yang lainnya.

Dengan uraian yang merupakan penjabaran dari syarat-syarat filsafat yang

ternyata cocok diterapkan kepada Pancasila, ini menunjukkan dan mengukuhkan bahwa

Page 33: Modul PKN

xxxiii

Pancasila benar-benar suatu system filsafat. Yaitu Sistem Filsafat Bangsa Indonesia,

nama Indonesia ini ditambahkan karena objek materialnya seperti telah diutarakan di

muka adalah dari bangsa Indonesia sendiri. Yaitu digali dari buminya Indonesia, dari

nenek moyang kita sejak lama, dari khasanah kehidupannya, dari kebiasaannya, adapt-

istiadatnya, kebudayaannya, serta kepercayaan dan agama-agamanya.

B. Kajian Ontologis

Secara ontologis kajian Pancasila sebagai filsafat dimaksudkan sebagai upaya

untuk mengetahui hakikat dasar dari sila-sila Pancasila. Menurut Notonagoro hakikat dasar

ontologis Pancasila adalah manusia. Mengapa?, karena manusia merupakan subjek hukum

pokok dari sila-sila Pancasila.

Hal ini dapat dijelaskan bahwa yang berketuhanan Yang Maha Esa,

berkemanusian yang adil dan beradab, berkesatuan Indonesia, berkerakyatan yang

dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta

berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia pada hakikatnya adalah manusia (Kaelan,

2005).

Dengan demikian. secara ontologis hakikat dasar keberadaan dari sila-sila

Pancasila adalah manusia. Untuk hal ini. Notonagoro lebih lanjut mcngemukakan bahwa

manusia sebagai pendukung pokok sila-sila Pancasila secara ontologis memiliki hal-hal

yang mutlak, yaitu terdiri atas susunan kodrat, raga dan jiwa, serta jasmani dan rohani.

Selain itu, sebagai makhluk individu dan sosial, serta kedudukan kodrat manusia sebagai

makhluk pribadi dan sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena itu, secara

hierarkis sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa mendasari dan menjiwai keempat sila-

sila Pancasila (Kaelan, 2005).

Selanjutnya, Pancasila sebagai dasar filsafat negara Republik Indonesia

memiliki susunan lima sila yang merupakan suatu persatuan dan kesatuan, serta

mempunyai sifat dasar kesatuan yang mutlak, yaitu berupa sifat kodrat monodualis,

sebagai makhluk individu sekaligus juga sebagai makhluk sosial. Di samping itu,

kedudukannya sebagai makhluk pribadi yang berdiri sendiri, sekaligus sebagai makhluk

Tuhan. Konsekuensmya, segala aspek dalam penyelenggaraan negara diliputi oleh nilai-

Page 34: Modul PKN

xxxiv

nilai Pancasila yang merupakan suatu kesatuan yang utuh yang memiliki sifat dasar yang

mutlak berupa sifat kodrat manusia yang monodualis tersebut.

Kemudian, seluruh nilai-nilai Pancasila tersebut menjadi dasar rangka dan jiwa

bagi bangsa Indonesia. Hal ini berarti bahwa dalam setiap aspek penyelenggaraan negara

harus dijabarkan dan bersumberkan pada nilai-nilai Pancasila. seperti bentuk negara, sifat

negara, tujuan negara, tugas/kewajiban negara dan warga negara, sistem hukum negara,

moral negara, serta segala aspek penyelenggaraan negara lainnya.

C. Kajian Epistemologi

Kajian epistemologi filsafat Pancasila dimaksudkan sebagai upaya untuk

mencari hakikat Pancasila sebagai suatu sistem pengetahuan. Hal ini dimungkinkan karena

epistemologi merupakan bidang filsafat yang membahas hakikat ilmu pengetahuan (ilmu

tentang ilmu). Kajian epistemologi Pancasila tidak dapat dipisahkan dengan dasar

ontologisnya. Oleh karena itu, dasar epistemologis Pancasila sangat berkaitan erat dengan

konsep dasarnya tentang hakikat manusia.

Menurut Titus (1984:20) terdapat tiga persoalan yang mendasar dalam

epistemologi, yaitu:

a. tentang sumber pengetahuan manusia;

b. tentang teori kebenaran pengetahuan manusia; serta

c. tentang watak pengetahuan manusia.

Epistemologi Pancasila sebagai suatu objek kajian pengetahuan pada hakikatnya

meliputi masalah sumber pengetahuan Pancasila dan susunan pengetahuan Pancasila.

Adapun tentang sumber pengetahuan Pancasila. sebagaimana telah dipahami bersama,

adalah nilai-nilai yang ada pada bangsa Indonesia itu sendiri. Merujuk pada pemikiran

filsafat Aristoteles, bahwa nilai-nilai tersebut sebagai kausa material is Pancasila.

Selanjutnya, susunan Pancasila sebagai suatu sistem pengetahuan maka

Pancasila memiliki susunan yang bersifat formal logis, baik dalam arti susunan sila-sila

Pancasila maupun isi arti dari dari sila-sila Pancasila ifu. Susunan kesatuan sila-sila

Pancasila adalah bersifat hierarkis dan berbentuk piramidal, yaitu:

a. Sila pertama Pancasila mendasari dan menjiwai keempat sila lainnya;

Page 35: Modul PKN

xxxv

b. Sila kedua didasari sila pertama serta mendasari dan menjiwai sila ketiga, keempat.

dan kelima;

c. Sila ketiga didasari dan dijiwai sila pertama dan kedua, serta mendasari dan menjiwai

sila keempat dan kelima;

d. Sila keempat didasari dan dijiwai sila pertama, kedua, dan ketiga, serta mendasari

dan menjiwai sila kelima; serta

e. Sila kelima didasari dan dijiwai sila pertama, kedua, ketiga, dan keempat.

Demikianlah. susunan Pancasila memiliki sistem logis, baik yang menyangkut

kualitas maupun kuantitasnya. Dasar-dasar rasional logis Pancasila juga menyangkut

kualitas ataupun kuantitasnya. Selain itu, dasar-dasar rasional logis Pancasila juga

menyangkut isi arti sila-sila Pancasila tersebut. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa member!

landasan kebcnaran pengetahuan manusia yang bersumber pada intuisi. Kedudukan dan

kodrat manusia pada hakikatnya adalah sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Karena

itu, sesuai dengan sila pertama Pancasila, epistemologi Pancasila juga mengakui

kcbenaran wahyu yang bersifat mutlak. Hal ini sebagai tingkat kebcnaran yang tertinggi:

Selanjutnya, kebenaran dan pengetahuan manusia merupakan suatu sintesis

yang harmonis di antara potensi-potensi kejiwaan manusia, yaitu akal, rasa, dan kehendak

manusia untuk mendapatkan kebenaran yang tertinggi.

Selain itu, dalam sila ketiga, keempat, dan kelima, epistemologi Pancasila

mengakui kebenaran konsensus terutama dalam kaitannya dengan hakikat sifat kodrat

manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial.Sebagai suatu paham epistemologi,

Pancasila memandang bahwa ilmu pengetahuan pada hakikatnya tidak bebas nilai karena

harus diletakkan pada kerangka moralitas kodrat manusia serta moralitas religius dalam

upaya untuk mendapatkan suatu tingkatan pengetahuan dalam hidup manusia. Itulah

sebabnya Pancasila secara epistemologis harus menjadi dasar moralitas bangsa dalam

membangun perkembangan sains dan teknologi dewasa ini.

D. Kajian Aksiologi

Kajian aksiologi filsafat Pancasila pada ivakikatnya membahas tentang nilai

praksis atau manfaat suatu pengeiahuan tentang Pancasila. Karena sila-sila Pancasila

sebagai suatu sistem filsafat memiliki satu kesatuan dasar aksiologis, maka nilai-nilai yang

Page 36: Modul PKN

xxxvi

terkandung dalamnya pada hakikatnya juga merupakan suatu kesatuan. Selanjutnya,

aksiologi Pancasila mengandung arti bahwa kita membahas tentang filsafat nilai Pancasila.

Istilah nilai dalam kajian filsafat dipakai untuk merujuk pada ungkapan abstrak yang dapat

juga diartikan sebagai "keberhargaan " (worth) atau "kebaikan " (goodnes), dan kata kerja

yang artinya sesuatu tindakan kejiwaan tertentu dalam menilai atau melakukan penilaian

(Frankena: 229).

Di dalam Dictionary of Sociology' an Related Sciences dikemukakan bahwa

nilai adalah suatu kemampuan yang dipercayai yang ada pada suatu benda untuk

memuaskan manusia. Sifat dari suatu benda yang menyebabkan menarik minat seseorang

atau kelompok. Dengan demikian, nilai itu pada hakikatnya adalah sifat atau kualitas yang

melekat pada suatu objek. Sesuatu itu mengandung nilai, artinya ada sifat atau kualitas

yang melekat padanya, misalnya bunga itu indah, pcrbuatan itu baik. Indah dan baik

adalah sifat atau kualitas yang melekat pada bunga dan perbuatan. Jadi, nilai itu

sebenarnya adalah suatu kenyataan yang tersembunyi di balik kenyataan-kenyataan

lainnya. Adanya nilai itu karena adanya kenyataan-kenyataan lain sebagai pembawa nilai.

Terdapat berbagai macam teori tentang nilai dan hal ini sangat bcrgantung pada

titik tolak dan sudut pandang setiap teori dalam menentukan pengertian nilai. Kalangan

materialis memandang bahwa hakikat nilai yang tertinggi adalah nilai material, sedangkan

kalangan hedonis berpandangan bahwa nilai yang tertinggi adalah nilai kenikmatan.

Namun, dari berbagai macam pandangan tentang nilai dapat dikelompokkan pada dua

macam sudut pandang, yaitu bahwa sesuatu itu bernilai karena berkaitan dengan sabjek

pemberi nilai, yaitu manusia. Hal ini bersifat subjektit. tetapi juga terdapat pandangan

bahwa pada hakikatnya nilai sesuatu itu melekat pada dirinya sendiri. Hal ini merupakan

pandangan dari paham objektivisme.

Notonagoro memerinci tentang nilai, ada yang bersifat material dan

nonmaterial. Dalam hubungan ini, manusia memiliki orientasi nilai yang berbeda

bergantung pada pandangan hidup dan filsafat hidup masing-masing. Ada yang

mendasarkan pada orientasi nilai material, tetapi ada pula yang sebaliknya, yaitu

berorientasi pada nilai yang nonmaterial. Nilai material relatif lebih mudah diukur

menggunakan pancaindra ataupun alat pengukur. Akan tetapi, nilai yang bersifat rohaniah

Page 37: Modul PKN

xxxvii

sulit diukur, tetapi dapat juga dilakukan dengan hati nurani manusia sebagai alat ukur yang

dibantu oleh cipta, rasa, serta karsa dan keyakinan manusia (Kaelan, 2005).

Menurut Notonagoro, nilai-nilai Pancasila itu termasuk nilai kerohanian, tetapi

nilai-nilai kerohanian yang mengakui nilai material dan nilai vital. Dengan demikian, nilai-

nilai Pancasila yang tergolong nilai kerohanian itu juga mengandung nilai-nilai lain secara

lengkap dan harmonis, seperti nilai material, nilai vital, nilai kebenaran, nilai keindahan

atau estetis, nilai kebaikan atau nilai moral, ataupun nilai kesucian yang secara

keseluruhan bersifat sistemik-hierarkis. Sehubungan dengan ini, sila pertama, yaitu

ketuhanan Yang Maha Esa menjadi basis dari semua sila-sila Pancasila (Darmodihardjo:

1978).

Secara aksiologis, bangsa Indonesia merupakan pendukung nilai-nilai Pancasila

(subcriber of values Pancasila). Bangsa Indonesia yang berketuhanan, yang

berkemanusiaan, yang berpersatuan, yang berkerakyatan, dan yang berkeadilan sosial.

Sebagai pendukung nilai, bangsa Indonesialah yang menghargai, mengakui, serta

menerima Pancasila sebagai sesuatu yang bernilai. Pengakuan, penghargaan, dan

penerimaan Pancasila sebagai sesuatu yang bernilai itu akan tampak menggejala dalam

sikap, tingkah laku, dan perbuatan bangsa Indonesia. Kalau pengakuan, penerimaan, atau

penghargaan itu telah menggejala dalam sikap, tingkah laku, serta perbuatan manusia dan

bangsa Indonesia, maka bangsa Indonesia dalam hal ini sekaligus adalah pengembannya

dalam sikap, tingkah laku, dan perbuatan manusia Indonesia.

Page 38: Modul PKN

xxxviii

PENUTUP

Pancasila sebagai dasar filsafat negara serta sebagai filsafat hidup bangsa Indonesia

pada hakikatnya merupakan suatu nilai-nilai yang bersifat sistematis. fundamental, dan

menyeluruh. Untuk itu, sila-sila Pancasila merupakan suatu nilai-nilai yang bersifat bulat dan

utuh, hierarkis, dan sistematis. Dalam pengertian inilah, sila-sila Pancasila merupakan suatu

sistem filsafat. Konsekuensinya kelima sila tidak terpisah-pisah dan memiliki makna sendiri-

sendiri, tetapi memiliki esensi serta makna yang utuh.

Pancasila sebagai filsafat bangsa dan negara Republik Indonesia mengandung makna

bahwa setiap aspek kehidupan kebangsaan, kemasyarakatan, dan kenegaraan harus

berdasarkan pada nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, . kerakyatan, dan keadilan.

Pemikiran filsafat kenegaraan bertolak dari pandangan bahwa negara adalah merupakan suatu

persekutuan hidup manusia atau organisasi kemasyarakatan, yang merupakan masyarakat

hukum (legal society).

Adapun negara yang didirikan oleh manusia itu berdasarkan pada kodrat bahwa

manusia sebagai warga negara, yaitu sebagai bagian persekutuan hidup yang mendudukkan

kodrat manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa (hakikat sila pertama). Negara yang

merupakan persekutuan hidup manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, pada

hakikatnya bertujuan mewujudkan harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang

berbudaya atau makhluk yang beradab (hakikat sila kedua). Untuk mewujudkan suatu negara

sebagai suatu organisasi hidup, manusia harus membentuk suatu ikatan sebagai suatu bangsa

(hakikat sila ketiga). Terwujudnya persatuan dan kesatuan akan melahirkan rakyat sebagai

suatu bangsa yang hidup dalam suatu wilayah negara tertentu. Konsekuensinya, hidup

kenegaraan itu haruslah didasarkan pada nilai bahwa rakyat merupakan asal mula kekuasaan

negara. Maka itu, negara harus bersifat demokratis, hak serta kekuasaan rakyat harus dijamin,

Page 39: Modul PKN

xxxix

baik sebagai individu maupun secara bersama (hakikat sila keempat). Untuk mewujudkan

tujuan negara sebagai tujuan bersama, dalam hidup kenegaraan harus diwujudkan jaminan

perlindungan bagi seluruh warga. Dengan demikian, untuk mewujudkan tujuan, seluruh warga

negara harus dijamin berdasarkan suatu prinsip keadilan yang timbul dalam kehidupan

bersama (hakikat sila kelima).

SOAL LATIHAN Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini :

1. Jelaskan Pengertian Filsafat Pancasila!

2. Jelaskan Prinsip-prinsip filsafat pancasila!

3. Jelaskas kajian ontologis, efistimologis dan aksiologis dari pancasila!

4. Jelaskan pancasila sebagai kristalisasi nilai-nilai budaya bangsa Indonesia!

DAFTAR BACAAN

Darmodiharjo, Darji. 1996. Pokok-Pokok Filsafat Hukum. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.

Fukuyama, F. 1989. The End of History, dalam National Interest. No. 16 (1989). Dikutip dari Modernity and Its Future. Polity Press: Cambridge.

Kaelan. 2005. Filsafat Pancasila sebagai Filasfat Bangsa Negara Indonesia. Makalah pada Kursus Calon Dosen Pendidikan Kewarganegaraan: Jakarta.

Notonagoro. 1971. Pengertian Dasar bagi Implementasi Pancasila untuk ABR1. Departemen Pertahanan dan Keamanan: Jakarta.

Poespowardoyo, Soeryanto. 1989. Filsafat Pancasila. Gramedia: Jakarta. Pranarka, A.W.M. 1985. Sejarah Pemikiran tantang Pancasila. CSIS: Jakarta.

Suseno, Franz, Magnis. 1987. Etika Politik: Prinsip-Prinsip Moral Dasar Modern. PT Gramedia: Jakarta.

Titus Harold, Marilyn S., Smith, and Richard T. Nolan. 1984. Living Issues Philosophy, diterjemahkan oleh Rasyidi. Penerbit bulan Bintang: Jakarta.

Tim Dosen Pancasila Unhas.Pendidikan Pancasila Perguruan Tinggi. Universitas Hasanuddin,Makassar,2003

Page 40: Modul PKN

xl

Tim Dosen Pancasila Unhas.Pendidikan Pancasila Bunga Rampai .STIMIK DIPANEGARA ,Makassar,2004 Tim Dosen Kewarganegaraan Unhas. Pendidikan Kewarganegaraan. Universitas Hasanuddin,Makassar,2008

BAB III PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NASIONAL

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pancasila merupakan hasil perenenungan atau pemikiran seseorang atau kelompok

orang, yang juga diangkat dari nilai adat istiadat, nilai kebudayaan, nilai tradisi, nilai

kepustakaan, nilai religius yang terdapat pada pandangan hidup bangsa indonesia sendiri

sebelum membentuk negara. Pancasila bukan berasal dari dari ide – ide bangsa lain,

melainkan berasal dari nilai – nilai yang dimiliki bangsa Indonesia sendiri. Kumpulan nilai

– nilai dari kehidupan lingkungan sendiri dan yang diyakini kebenarannya kemudian

digunakan untuk mengatur masyarakat, inilah yang dinamakan ideologi.

Pengejawantahannya tercermin dalam kehidupan praksis, baik dalam bidang

politik, ekonomi, sosial budaya, maupun religi. Menurut Noor MS. Bakry [1994],

Pancasila sebagai ideologi bersifat dinamik. Dalam arti, ia menjadi kesatuan prinsip

pengarahan yang berkembang dialektik serta terbuka penafsiran baru untuk melihat

perspektif masa depan dan aktual antisipatif dalam menghadapi perkembangan dengan

memberikan arah dan tujuan yang ingin dicapai dalam melangsungkan hidup dan

kehidupan nasional.

Apa yang dipaparkan Noor MS Bakry mengindikasikan, Pancasila akan selalu

mempunyai hal baru yang progresif dalam menghadapi tantangan kehidupan yang makin

maju dan kompleks. Dalam beberapa pasal, khususnya menyangkut nilai-nilai

kemanusiaan dan keadilan, Pancasila telah tampil di garda depan. Tantangan sekarang ini,

pancasila dihadapkan pada kekuatan kapitalisme global yang telah dijadikan "ideologi"

Page 41: Modul PKN

xli

masyarakat dunia. Masyarakat Indonesia sedikit banyak terpengaruh dengan kaum

kapitalisme global ini.

Menghadapi konsepsi tatanan pemikiran yang berkembang, sekarang saatnya kita

menghidupkan dan memperlihatkan Pancasila sebagai sosok yang sakti. Saatnya kita

menggali nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan yang terkandung didalamnya.

Dalam Pancasila ada kepribadian kemanusiaan yang sangat penting. Kepribadian

kemanusiaan merupakan sifat-sifat hakikat kemanusiaan abstrak umum universal yang

dapat membedakan manusia dengan makhluk lain, yaitu ketuhanan, kemanusiaan,

persatuan, kerakyatan, keadilan, yang merupakan sifat hakikat manusia.

Jika tidak demikian bukanlah manusia, jika tidak berkemanusiaan juga bukan

manusia, jika tidak berpersatuan juga tidak manusia, dan jika tidak berkerakyatan dan

berkeluargaan juga bukan ma-nusia, serta jika tidak berkeadilan juga bukan manusia.

Dengan demikian, lima unsur tersebut mutlak ada dalam diri manusia, sehingga disebut

kepribadian kemanusiaan.

Sebuah negara bangsa membutuhkan Weltanschauung atau landasan filosofis. Atas

dasar Weltanschauung itu, disusunlah visi, misi, dan tujuan negara. Tanpa itu, negara

bergerak seperti layangan putus, tanpa pedoman.

Akhir-akhir ini, terasa pamor Pancasila sedang menurun. Pancasila juga dapat

dipandang sebagai ideologi negara kebangsaan Indonesia. Mustafa Rejai dalam buku

Political Ideologies menyatakan, ideologi itu tidak pernah mati, yang terjadi adalah

emergence (kemunculan), decline (kemunduran), dan resurgence of ideologies

(kebangkitan kembali suatu ideologi). Tampaknya, sejak awal reformasi hingga saat ini

sedang terjadi declining (kemunduran) pamor ideologi Pancasila seiring meningkatnya

liberalisasi dan demokratisasi dunia.

Agar Pancasila sebagai ideologi bangsa tetap mempunyai semangat untuk

diperjuangkan, kita perlu menerima kenyataan belum diterimanya Pancasila oleh semua

pihak. Dunia juga tampak belum yakin pada kelangsungan dan kemajuan sebuah negara

bangsa bernama Indonesia.

B. Ruang Lingkup

Bahan pembelajaran ini akan membahas :

Page 42: Modul PKN

xlii

a. Pengertian Ideologi dan Dimensi-dimensinya

b. Peranan Ideologi dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara

c. Pancasila sebagai Ideologi Terbuka

d. Perbandingan Ideologi Pancasila dengan Ideologi Lainnya

e. Reformasi Socio-Moral

C. Sasaran Pembelajaran Modul

Mahasiswa diharapkan dapat mengerti, memahami, dan menghayati Pancasila sebagai

Idiologi bangsa dan negara.

Melalui pembelajaran ini mahasiswa diharapkan dapat :

1. Menjelaskan pengertian idiologi secara umum,

2. Menjelaskan makna idiologi bagi bangsa dan negara.

3. Menjelaskan pengertian macam – macam idiologi yang meliputi idiologi terbuka,

ideologi tertutup, ideologi komprehensif dan ideologi partikular.

4. Memahami peranan idiologi bangsa bagi bangsa dan negara serta

5. Memahami pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara indonesia yang memiliki

ciri terbuka, komprehensif, reformatif, dan dinamis kemudian

6. Membandikan idiologi pancasila dengan idiologi dunia lainnya seperti liberalisme,

komunisme, sekulerrisme, dan idiologi keagamaan.

Page 43: Modul PKN

xliii

URAIAN BAHAN PEMBELAJARAN

A. Pengertian Ideologi dan Dimensi-Dimensinya

A.1 Pengertian Ideologi

Secara etimologi, istilah ideologi berasal dari bahasa Yunani yaitu dari

kata “eidos” dan “logos”. Eidos berarti idea, gagasan, cita-cita ataupun konsep.

Sedangkan logos berarti ilmu, ajaran, atau paham. Jadi, ideologi adalah ilmu atau

ajaran tentang idea-idea, gagasan-gagasan, atau cita-cita tertentu. Selanjutnya

ideologi menurut makna yang dikandungnya berarti suatu ilmu atau ajaran yang

mengandung ide atau cita-cita yang bersifat tetap dan sekaligus merupakan dasar,

pandangan ataupun paham.

Jorge Larrain, dalam tulisannya tentang The Consept of Ideology (2002)

menjelaskan bahwa “ideology as a set of beliefs” yaitu setiap individu atau kelompok

masyarakat memiliki suatu sistem kepercayaan mengenal sesuatu yang dipandang

bernilai dan menjadi kekuatan motivasi bagi perilaku individu atau kelompok

masyarakat. Nilai-nilai yang dipandang itu sebagai cita-cita yang menjadi landasan

bagi cara pandang, cara fikir, dan cara tindak seseorang atau bangsa dalam

menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya. Dengan demikian dapat

dipahami bahwa ideologi adalah seperangkat sistem nilai yang diyakini

kebenarannya oleh suatu bangsa dan digunakan sebagai dasar untuk menata

masyarakat dalam negara. Ideologi mengandung nilai-nilai dasar yang hidup dalam

masyarakatnya dan terkristalisasi dalam falsafah negara.

A.2 Dimensi-Dimensi Ideologi

Dimensi Realitas

Page 44: Modul PKN

xliv

Pada dimensi ini, ideologi merupakan pencerminan realitas yang hidup

dalam masyarakat. Nilai-nilai dasar yang terkandung di dalamnya bersumber dari

nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat penganutnya, sehingga mereka tidak

asing dan merasa dipaksakan untuk melaksanakannya, karena nila-nilai dasar itu

telah menjadi milik bersama.

Dimensi Idealitas

Disini ideologi mengandung cita-cita dalam berbagai bidang kehidupan

yang ingin dicapai oleh masyarakat penganutnya. Cita-cita yang dimaksud

hendaknya berisi harapan-harapan yang mungkin direalisasikan.

Dimensi Normalitas

Artinya ideologi mengandung nilai-nilai yang bersifat mengikat

masyarakatnya, berupa norma-norma atau aturan-aturasn yang harus dipatuhi

yang sifatnya positif.

Dimensi Fleksibilitas

Disini ideologi seyogyanya dapat mengikuti spirit perkembangan zaman,

sesuai tuntunan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Dimensi ini

terutama terdapat pada ideologi yang bersifat terbuka dan demokratis.

B. Peranan Ideologi Dalam Kejhidupan Bermasyarakat , Berbangsa, dan Bernegara

Sebagaimana diuraikan di muka, ideologi mengandung nilai-nilai dasar, norma-

norma dan cita-cita yang ingin diwujudkan oleh masyarakat penganutnya. Karena itu,

ideologi memiliki peranan sebagai dasar, arah, dan tujuan yang ingin dicapai dalam

kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

a. Sebagai Dasar

Artinya merupakan pangkal tolak, asas atau fundasi di atas mana semua kegiatan

kehidupan masyarakat, bangsa, dan Negara dibangun. dan dasar tersebut umumnya

berasal dari nilai-nilai yang berkembang dan hidup dalam masyarakat itu sendiri

Page 45: Modul PKN

xlv

(dimensi realitas). Pancasila sejak awal pembahasannya (sidang BPUPKI tanggal 29

Mei sampai dengan 1 Juni 1945 dan sidang gabungan tanggal 22 Juni 1945) memang

direncanakan untuk dijadikan Dasar Negara. Tanggal 18 Agustus 1945 sidang PPKI

menetapkan secara resmi Pancasila sebagai dasar Negara Kesatuan Republik

Indonesia.

b. Sebagai Pengarah

Artinya sebagai pengatur dan pengendali kehidupan masyarakat, bangsa dan

Negara berupa norma-norma atau aturan-aturan yang harus dipatuhi agar arah untuk

mencapai cita-cita atau tujuan tidak menyimpang (dimensi normalitas). Disini

Pancasila menjelmakan diri sebagai pengarah, pengendali di dalam setiap gerak tata

kehidupan berbangsa dan bernegara. Peran sebagai pengarah ditunjukkannya pada

kedudukan Pancasila sebagai “sumber dari segala sumber hukum” segala peraturan

hukum dan perundang-undangan yang ada di Negara Kesatuan Republik Indonesia.

c. Sebagai Tujuan

Artinya semua aktivitas dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan

bernegara pada akhirnya mengarah pada suatu tujuan atau cita-cita yang terkandung

dalam ideologi yang dipakai. Pancasila sebagai ideologi nasional akan memberikan

motivasi dan semangat untuk melaksanakan pembangunan bangsa secara adil dan

seimbang untuk mencapai tujuan yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945

(dimensi idealitas).

C. Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka

Suatu ideologi disebut terbuka bila ideologi tersebut dapat menerima dan bahkan

mengembangkan pemikiran-pemikiran baru sejauh tidak bertentangan dengan nilai-nilai

dasarnya. Ideologi yang dapat menerima pemikiran-pemikiran baru tentang nilai dasar

yang terkandung pada dirinya, tanpa harus khawatir kehilangan jati dirinya. Ideologi

seperti ini disebut ideologi yang demokratis, yang berlawanan dengan ideologi tertutup

atau tidak demokratis (otoriter/totaliter).

Page 46: Modul PKN

xlvi

Pancasila sebagai ideologi jelas mempunyai nilai demokratis. Hal ini telah

ditunjukkan oleh asas sila keempat yaitu : “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat

kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan”. Suatu ideologi yang demokratis

adalah ideologi terbuka, yaitu mampu menerima pemikiran-pemikiran baru dalam rangka

pengembangan atau penyempurnaan perwujudan nilai-nilai dasar yang terkandung di

dalamnya. Pancasila sebagai ideologi terbuka tidak sekedar dapat menerima, bahkan

mendorong untuk dapat menciptakan pemikiran-pemikiran baru tersebut dalam rangka

lebih menyegarkan dan memperkuat relevansinya dengan perkembangan spirit zaman.

Suaitu ideologi yang dalam kenyataannya tidak mampu lagi menerima pemikiran-

pemikiran baru atau metode baru yang berbeda, yang demikian disebut ideologi tertutup

atau ideologi otoriter/totaliter, walaupun dapat saja penganutnya menyatakan ideologinya

demokratis.

Pancasila sebagai ideologi terbuka, mengandung arti bahwa nilai dasar yang

terkandung dalam Pancasila bersifat tetap atau abadi, namun dalam penjabarannya dapat

dikembangkan secara kreatif dan dinamis sesuai dengan kebutuhan dinamika

perkembangan masyarakat Indonesia sendiri. Inilah yang dimaksudkan dengan nilai

instrumental yang dapat dikembangkan sesuai dengan perkembangan spirit zaman.

Sebagai ideologi terbuka, dalam batas-batas tertentu Pancasila dapat menerima

dan menampung pengaruh-pengaruh dari nilai-nilai yang berasal dari luar sepanjang tidak

bertentangan dengan nilai-nilai dasar yang ada. Lebih dari itu justru memperkaya bentuk

perwujudan yang beraneka ragam dalam tata kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan

bernegara, dengan tidak harus mengorbankan nilai-nilai dasarnya yang bersifat tetap.

Dengan demikian, perwujudan Pancasila sebagai ideologi terbuka adalah dalam tata

kehidupan Negara kita yang dinyatakan, bahwa Negara kita berdasar atas hukum, bukan

atas kekuasaan belaka.

D. Perbandingan Ideologi Pancasila Dengan Ideologi Lainnya

a.Ideologi Pancasila :

Ideologi Pancasila : memandang manusia sebagai makhluk individu dan makhluk

sosial. Monodualisme ini adalah kodrati, maka manusia tidak dapat hidup sendirian, ia

selalu membutuhkan yang lain.

Page 47: Modul PKN

xlvii

Menurut konsep Pancasila, yakni manusia dalam hidup saling tergantung antar

manusia, saling menerina dan memberi antar manusia dalam memasyarakat dan

menegara. Saling tergantung dan saling memberi merupakan pasangan pokok dan ciri

khas persatuan serta menjadi inti isi dari nilai kekeluargaan. Ideologi Pancasila, baik

setiap silanya maupun paduan dari kelima sila-silanya, mengajarkan dan menerapkan

sekaligus mengehendaki persatuan. Pancasila merupakan tatanan nilai yang digali atau

dikristalisasikan dari nilai-nilai dasar budaya bangsa Indonesia yang sudah sejak ratusan

tahun lalu tumbuh dan berkembang dalam kehidupan masyarakat di Indonesia (Bung

Karno, 1 Juni 1945).

Kelima sila dalam Pancasila merupakan kesatuan yang bulat dan utuh, sehingga

pemahaman dan pengamalannya harus mencakup semua nilai yang terkandung di

dalamnya.

Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, mengandung nilai spiritual, memberikan

kesempatan yang seluas-luasnya kepada semua pemeluk agama dan penganut

kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa untuk berkembang di Indonesia. Nilai ini

berfungsi sebagai kekuatan mental, spiritual, dan landasan etik dalam Ketahanan

Nasional, maka atheisme tidak berhak hidup di bumi Indonesia dalam kerukunan dan

kedamaian hidup beragama.

Sila Kemanusioann Yang Adil dan Beradab, tersimpul nilai satu derajat, sama

kewajiban dan hak, saling mencintai, hormat menghormati, keberanian membela

kebenaran dan keadilan, toleransi dan nilai gotong royong.

Sila Persatuan Indonesia. mengandung nilai-nilai kebangsaan, cinta tanah air dan

rela berkorban demi kepentingan bangsa dan Negara.

Sila kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam

Permusyawaratan / Perwakilan, mengandung nilai kedaulatan berada di tangan rakyat

(demokrasi) yang dijelmakan oleh persatuan nasional yang riil dan wajar. Nilai ini

mengutamakan kepentingan Negara / bangsa dengan tetap menghargai kepentingan

pribadi dan golongan, musyawarah untuk mufakat dan menjunjung tinggi harkat dan

martabat serta nilai kebenaran dan keadilan.

Page 48: Modul PKN

xlviii

Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, mengandung nilai sikap adil,

menghormati hak orang dan sikap gotong royong, yang menjamin kemakmnuran

masyarakat secara menyeluruh dan adil.

b. Ideologi Liberal :

Ideologi liberal memandang bahwa sejak manusia dilahirkan bebas dan dibekali

penciptanya sejumlah hak azasi, yaitu hak hidup, hak kebebasan, hak kesamaan, hak

kebahagiaan, maka nilai kebebasan itulah yang utama. Metode berfikir ideologi ini ialah

liberalistik yang berwatak individualistik.

Aliran pikiran perseorangan atau individualistik diajarkan oleh Thomas Hoobbes,

John Locke, Jean Jaques Rousseau, Herbert Spencer dan Harold J. Laski. Aliran pikiran

ini mengajarkan bahwa Negara adalah masyarakat hukum (legal society) yang disusun

atas kontrak semua orang (individu) dalam masyarakat itu (kontrak sosial). Menurutnya

kepentingan harkat dan martabat manusia (individu) dijunjung tinggi, sehingga

masyarakat merupakan jumlah para anggotanya saja tanpa ikatan nilai tersendiri. Hak

dan kebebasan orang seorang hanya dibatasi oleh hak yang sama dimiliki orang lain

bukan oleh kepentingan masyarakat seluruhnya. Liberalisme bertitik tolak dari hak azasi

yang melekat pada manusi sejak ia lahir dan tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun

termasuk penguasa, terkecuali atas pesetujuan yang bersangkutan. Faham liberalisme

mempunyai nilai-nilai dasar (intrinsik), yaitu kebebasan dan kepentingan pribadi yang

menuntut kebebasan individual secara mutlak yaitu kebebasan mengejar kebahagiaan

hidup di tengah-tengah kekayaan material yang melimpah dan dicapai dengan bebas.

Faham liberalisme selalu mengkaitkan aliran pikirannya dengan hak azasi manusia

menyebabkan paham tersebut meiliki daya tarik yang kuat di kalangan masyarakat

tertentu.

c. Ideologi Komunis :

Ideologi Komunistik mendasarkan diri pada premise bahwa semua materi

berkembang mengikuti hukum kontradiksi, dengan menempuh proses dialetik. Ciri

konsep dialetik tentang manusia, yaitu bahwa tidak terdapat sifat permanen pada diri

manusia, namun ada keteraturan, ialah kontradiksi terhadap lingkungan selalu

Page 49: Modul PKN

xlix

menghasilkan perkembangan dialetik dari manusia, maka sejarahpun berkembang secara

dialetik pula. Sehubungan dengan itu, metoda befikirnya materialisme dialetik dan jika

diterapkan pada sejarah dan kehidupan sosial disebut materialisme-historik.

Aliran pikiran golongan (dass theory) yang diajarkan oleh Karl Marx, Engels, dan

Lenin bermula merupakan kritik Karl Marx atas kehidupan sosial ekonomi masyarakat

pada awal revolusi industri.

Aliran pikiran golongan (dass theory) beranggapan bahwa Negara ialah susunan

golongan (kelas) untuk menindas golongan (kelas) lain. Kelas ekonomi kuat menindas

ekonomi lemah, golongan borjuis menindas golongan proletar (kaum buruh). Oleh

karena itu, Marx menganjurkan agar kaum buruh mengadakan revolusi politik untuk

merebut kekuasaan Negara dari kaum golongan karya kapitalis dan borjuis agar kaum

buruh dapat ganti berkuasa dan mengatur Negara. Aliran pikiran ini erat hubungannya

dengan aliran material-dialektis atau materialistik. Aliran pikiran ini sangat menonjolkan

adanya kelas/revolusi dan perebutan kekuasaan Negara.

Pikiran Karl Marx tentang sosial, ekonomi, dengan pikiran Leni terutama dalam

pengorganisasian dan operasionalisasinya menjadi landasaan paham komunis. (Lihat

buku Pendidikan Pancasila oleh Tim Dosen Pancasila Unhas).

E. Reformasi Socio-Moral

Ideologi yang bersumber pada filsafat pancasila maka reformasi kita bersifat socio-

moral. Sebagai suatu ideologi maka terkandung suatu kehendak untuk berbuat sesuatu.

Bagi ideologi pancasila diperlukan adanya sadar kehendak (dalam arti tidak akan

terombang-ambing). Agar tidak terombang-ambing maka sadar kehendak ini perlu

sadar tujuan, sadar laku (usaha) dan sadar landasan.

Secara operasional sadar berarti :

a. dikaitkan dengan tujuan merupakan suatu keinginan untuk melaksanakan citra

menjadi kenyataan (konkritisasi)

b. dikaitkan dengan laku/prilaku maka usaha untuk mencapai tujuan tersebut harus

melalui tanggap nilai

c. dikaitkan dengan landasan, konsisten terhadap esprit dan ethos yang dijabarkan

dalam filsafat pancasila

Page 50: Modul PKN

l

Reformasi socio-moral yg berdasarkan ideologi pancasila berarti akan menciptakan :

a. sistem kelembagaan

b. sistem tanggap nilai

c. sistem norma yang ideal (esprit dan ethos)

Ini berarti suatu ideologi apapun namanya termasuk ideologi pancasila, “terbuka”

terhadap suatu perubahan yang datangnya dari luar, walaupun nilai-nilai dasar yang

terkandung di dalamnya tidak berubah. Sebagai hasil dari reformasi socio moral

tercipta suatu peradabandalam masyarakat berdasarkan pancasila.

PENUTUP

Pancasila perlu disosialisasikan agar dipahami oleh dunia sebagai landasan filosofis

bangsa Indonesia dalam mempertahankan eksistensi dan mengembangkan dirinya menjadi

bangsa yang sejahtera dan modern. Sebagai ideologi nasional, ia harus diperjuangkan untuk

diterima kebenarannya melewati batas-batas negara bangsa kita sendiri. Tentu bentuk

perjuangan ideologi pada waktu ini berbeda dengan zaman berbenturannya nasionalisme

dengan imperialisme, sosialisme dengan kapitalisme, dan antara demokrasi dengan

totaliterianisme. Keberhasilan Pancasila sebagai suatu ideologi akan diukur dari terwujudnya

kemajuan yang pesat, kesejahteraan yang tinggi, dan persatuan yang mantap dari seluruh

rakyat Indonesia.

Hanya dengan mencapai kondisi bangsa yang maju, sejahtera, dan bersatu sajalah

Indonesia dapat menjadi salah satu rujukan dunia. Saat itulah Pancasila berpotensi untuk

diterima oleh bangsa-bangsa lain di dunia. Saya berpendapat, kondisi itu adalah hal yang

mungkin terjadi yang perlu diwujudkan; menjadi mission sacre kita sebagai suatu bangsa.

Tugas kaum terpelajarlah untuk mengartikulasikan keinginan rakyat untuk maju

dengan mewarnai Pancasila yang memiliki rumusan tajam di segala bidang untuk menjawab

tantangan yang sedang dihadapi bangsa dan negara kita. Konsepsi dan praktik kehidupan yang

Pancasilais terutama harus diwujudkan dalam keseharian kaum elite, para pemimpin, para

Page 51: Modul PKN

li

penguasa, para pengusaha, dan kaum terpelajar Indonesia untuk menjadi pelajaran masyarakat

luas.

SOAL LATIHAN Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini :

1. Jelaskan pengertian ideology dan dimensi-dimensinya!

2. Jelaskan peranan Ideologi dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa dan

Bernegara!

3. Jelaskan perbandingan pancasila dengan ideology lainnya didunia!

4. Jelaskan pengertian reformasi sosio-moral!

DAFTAR BACAAN

Alfian, 1978, Pemikiran Dan Perubahan Politik Indonesia, Gramedia, Jakarta.

E.William- E. Fogel,man, 1978, Isme-isme Dewasa ini, Penerbit Erlangga,Jakarta

BP-7 Pusat Jakarta, 1991, Pancasila sebagai ideology dalam berbagai bidang Kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

Tim Dosen Pancasila Unhas.Pendidikan Pancasila Perguruan Tinggi. Universitas Hasanuddin,Makassar,2003 Tim Dosen Pancasila Unhas.Pendidikan Pancasila Bunga Rampai .STIMIK DIPANEGARA ,Makassar,2004 Tim Dosen Kewarganegaraan Unhas. Pendidikan Kewarganegaraan. Universitas Hasanuddin,Makassar,2008

Page 52: Modul PKN

lii

BAB IV IDENTITAS NASIONAL

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Situasi dan kondisi masyarakat dewasa ini menjadikan kita prihatin dan merasa ikut

bertanggung jawab atas tercabik-cabiknya Indonesia serta kerusakan social yang

menimpah masyarakatnya.Bangsa Indonesia yang dahulu dikenal sebagai “het zachste volk

ter aarde” dalam pergaulan antarbangsa, kini sedang mengalami bukan saja krisis

identitas, melainkan juga krisis dalam berbagai dimensi kehidupan yang melahirkan

instabilitas yang berkepanjangan semenjak reformasi digulirkan tahun 1998 (Koento

W:2005)

Identitas Nasional saat ini bukan lagi menjadi suatu kebanggaan bagi bangsa

Indonesia. Saat ini Indonesia tidak hanya mengalami krisis multidimensi, namun juga

mengalami krisis dalam berbagai aspek kehidupan yang melahirkan suatu instabilitas yang

berkepanjangan semenjak reformasi digulirkan. Akibat dari semakin biasnya nilai-nilai

yang terkandung dalam Identitas Nasional yang tertanam pada diri setiap warga negara

Indonesia telah menjadikan situasi dan kondisi masyarakat semakin memprihatinkan

dalam berbagai bidang kehidupan, seperti ekonomi, politik, budaya, social dan sebagainya.

Page 53: Modul PKN

liii

Masyarakat Indonesia yang dahulu dikenal sebagai suatu bangsa yang memiliki budi

yang luhur, sopan santun yang tinggi, kerukunan, idealisme, toleransi, solidaritas social

dan gotong royong, telah hilang akibat semakin derasnya arus modernisasi dan globalisasi

yang menerjang bangsa Indonesia. Hal ini mengakibatkan bangsa Indonsia semakin berada

dalam keterpurukan.

Krisis moneter disusul krisis ekonomi dan politik yang akar-akarnya tertanam pada

krisis moral dan menjalar pada krisis budaya, menjadikan masyarakat kita kehilangan

orientasi nilai. Masyarakat Indonesia yang dikenal ramah, hancur porak-poranda

,kemudian menjadi kasar, serta gersang dalam kemiskinan budaya dan kekeringan

spiritual. “social terrorism” muncul dan berkembang di sana-sini dalam fenomena

pergolakan fisik, pembakaran, dan penjarahan yang disertai pembunuhan sebagaimana

terjadi di Poso, Ambon, dan bom bunuh diri di berbagai tempat yang disiarkan secara

luas, baik oleh media massa di dalam maupun di luar negeri. Semenjak pergolakan

antaretnis di Kalimantan Barat, bangsa Indonesia di forum internasional dilecehkan

sebagai bangsa yang telah kehilangan peradabannya.

Kehalusan budi, sopan santun dalam sikap dan perbuatan, kerukunan, toleransi, serta

solidaritas social, idealisme,dan sebagainya telah hilang hanyut karena derasnya arus

modernisasi dan globalisasi yang penuh paradoks. Berbagai lembaga kocar-kacir

semuanya dalam malfungsi dan disfungsi. Trust atau kepercayaan terhadap sesama, baik

vertical maupun horizontal telah lenyap dalam kehidupan bermasyarakat. Identitas

nasiional kita dilecehkan dan dipertanyakan ekistensinya.

Krisis multidimensi yang sedang melanda masyarakat menyadarkan kita semua

bahwa pelestarian budaya sebagai upaya untuk mengembangkan identitas nasional telah

ditegaskan sebagai komitmen konstitusional, sebagaimana telah dirumuskan oleh para

pendiri Negara dalam pembukaan UUD 1945 yang intinya adalah memajuan kebudayaan

Indonesia. Dengan demikian, secara konstitusional pengembangan kebudayaan untuk

membina dan mengembangkan Identitas Nasional telah diberi dasar dan arahnya.

B. Ruang Lingkup

Adapun ruang lingkup yang akan dijelaskan dari Identitas Nasional meliputi : Latar

Belakang dan Pengertian Identitas Nasional, Muatan dan Unsur-unsur Identitas

Page 54: Modul PKN

liv

Nasional, Keterkaitan Globalisasi dengan Identitas Nasional, Keterkaitan Integrasi

Nasional dan Identitas Nasional, Paham Nasionalisme atau Paham Kebangsaan,

Revitalisasi Pancasila Sebagai Pemberdayaan Identitas Nasionalisme

B. Sasaran Pembelajaran

Mahasiswa diharapkan mampu mengenali karasteristik identitas nasional sehingga dapat

memiliki daya tangkal terhadap berbagai hal yang akan menghilangkan identitas nasional

Indonesia.

Melalui pembelajaran ini mahasiswa diharapkan dapat :

1. Mengerti tentang Latar Belakang dan Pengertian Identitas Nasional;

2. Menjelaskan Muatan dan Unsur-Unsur Identitas Nasional;

3. Menjelaskan keterkaitan Globalisasi dengan Identitas Nasional;

4. Menjelaskan keterkaitan Integrasi Nasional dengan Identitas Nasional;

5. Menganalisis tentang Paham Nasionalisme atau Paham Kebangsaan sebagai paham

yang mengantarkan pada konsep Identitas Nasional; serta

6. Menganalisis tentang Revitalisasi Pancasila sebagai Pemberdayaan Identitas

Nasional

Page 55: Modul PKN

lv

URAIAN BAHAN PEMBELAJARAN

A. Pengertian Identitas Nasional

Kata Identitas berasal dari bahasa Inggris “identity” yang memiliki pengertian

harafiah ciri-ciri, tanda-tanda, atau jati diri yang melekat pada seseorang atau sesuatu yang

membedakannya dengan yang lain. Dalam terminology antropologi ,Identitas adalah sifat

khas yang menerangkan dan sesuai dengan kesadaran diri pribadi sendiri ,golongan

sendiri,kelompok sendiri, komunitas sendiri, atau negara sendiri. Mengacu pada pengertian

ini identitas tidak terbatas pada individu semata, tetapi berlaku pula pada suatu kelompok.

Adapun kata nasional merupakan identitas yang melekat pada kelompok-kelompok yang

lebih besar yang diikat oleh kesamaan-kesamaan, baik fisik, seperti budaya, agama dan

bahasa maupun nonfisik, seperti keinginan, cita-cita, dan tujuan. Himpunan kelompok-

kelompok inilah yang disebut dengan istilah identitas bangsa atau identitas nasional yang

akhirnya melahirkan tindakan kelompok (collective action) yang diwujudkan dalam bentuk

organisasi atau pergerakan-pergerakan yang diberi atribut-atribut nasional. Kata nasional

sendiri tidak bias dipisahkan dari kemunculan konsep nasionalisme.

Bila dilihat dalam konteks Indonesia maka Identitas nasional merupakan

manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam berbagai aspek

Page 56: Modul PKN

lvi

kehidupan dari ratusan suku yang “dihimpun” dalam satu kesatuan Indonesia menjadi

kebudayaan nasional dengan acuan Pancasila dan roh “Bhineka Tunggal Ika” sebagai dasar

dan arah pengembangannya. Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa hakikat identitas

Nasional kita sebagai bangsa di dalam hidup dan kehidupan berbangsa dan bernegara

adalah Pancasila yang aktualisasinya tercermin dalam penataan kehidupan dalam arti

yang luas. Misalnya, dalam aturan perundang-undangan atau hukum, system pemerintahan

yang diharapkan, serta dalam niai-nilai etik dan moral yang secara normative diterapkan di

dalam pergaulan, baik dalam tataran nasional maupun internasional, dan sebagainya. Nilai-

nilai budaya yang tercermin di dalam Identitas Nasional tesebut bukanlah barang jadi yang

sudah selesai dalam kebekuan normative dan dogmatis, melainkan sesuatu yang “terbuka”

yang cenderung terus-menerus bersemi karena hasrat menuju kemajuan yang dimiliki oleh

masyarakat pendukungnya. Konsekuensi dan implikasinya adalah bahwa identitas

nasional adalah sesuatu yang terbuka untuk ditafsirkan dengan diberi makna baru agar

tetap relevan dan fungsional dalam kondisi aktual yang berkembang dalam masyarakat.

B. Muatan dan Unsur-Unsur Identitas Nasional

a. Muatan Unsur-Unsur Identitas Nasional

Muatan Identitas Nasional dapat digambarkan sebagai berikut:

Pandangan Hidup Bangsa

Kepribadian bangsa Filsafat Pancasila

Dasar Negara

Norma Peraturan

Rule of Law

Hak dan Kewajiban WN Demokrasi dan HAM

Page 57: Modul PKN

lvii

Dari gambaran tersebut, bisa dikatakan bahwa Identitas Nasional adalah

merupakan Pandangan Hidup Bangsa, Kepribadian Bangsa, Filsafat Pancasila dan juga

sebagai ideologi Negara. Dengan demikian Identitas Nasional mempunyai kedudukan

paling tinggi dalam tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara,termasuk disini adalah

tatanan hukum yang berlaku di Indonesia. Dengan kata lain juga merupakan dasar

Negara yang merupakan norma peraturan (Rule of Law) yang harus dijunjung tinggi oleh

semua warga Negara tanpa terkecuali. Norma peraturan ini mengatur mengenai hak dan

kewajiban warga Negara, demokrasi serta hak asasi manusia yang berkembang semakin

dinamis di Indonesia. Hal ini akhirnya menjadi etika Politik yang kemudian

dikembangkan menjadi konsep geopolitik dan geostrategi Ketahanan Nasional di

Indonesia.

b. Unsur-unsur Identitas Nasional

Identitas Nasional Indonesia merujuk pada suatu bangsa yang majemuk.

Kemajemukan itu merupakan gabungan dari unsur-unsur pembentuk identitas, yaitu suku

bangsa, agama, kebudayaan, dan bahasa.

1) Suku bangsa adalah golongan social yang khusus bersifat askriptif (ada sejak lahir)

yang sama coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin. Di Indonesia terdapat

banyak sekali suku bangsa atau kelompok etnis dengan tidak kurang 300 dialek

bahasa.

2) Agama bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang agamis.Agama-agama

yang tumbuh berkembang di Nusantara adalah agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu,

Geopolitik Indonesia Deostrategi Ketahanan

Etika Politik

Page 58: Modul PKN

lviii

Buddha,dan Kong Hu Cu. Agama Kong Hu Cu pada masa orde baru tidak diakui

sebagai agama resmi negara, tetapi sejak pemerintahan Presiden Abdurrahman

Wahid, istilah agama resmi dihapuskan.

3) Kebudayaan adalah pengetahuan manusia sebagai makhluk social yang isinya

perangkat-perangkat atau model-model pengetahuan yang secara kolektif digunakan

oleh pendukung-pendukungnya untuk menafsirkan dan memahami lingkungan yang

dihadapi dan digunakan sebagai rujukan atau pedoman untuk bertindak (dalam

bentuk kelakuan dan benda-benda kebudayaan) sesuai dengan lingkungan yang

dihadapi.

4) Bahasa merupakan unsur pendukung identitas nasional yang lain. Bahasa dipahami

sebagai system perlambang yang secara arbitrer dibentuk atas unsur-unsur bunyi

ucapan manusia dan yang digunakan sebagai sarana berinteraksi antar manusia.

Dari Unsur-unsur Identitas Nasional tersebut dapat dirumuskan pembagiannya

menjadi tiga bagian yaitu :

1) Identitas Fundamental, yaitu Pancasila yang merupakan Falsafah Bangsa, Dasar

Negara, dan Ideologi Negara.

2) Identitas Instrumental, yang bersisi UUD 1945 dan Tata Perundangannya, Bahasa

Indonesia, Lambang Negara, Bendera Negara, Lagu Kebangsaan “Indonesia Raya”.

3) Identitas Alamiah, yang meliputi Negara kepulauan (archipelago) dan pluralisme

dalam suku, bahasa, budaya, serta agama dan kepercayaan

Identitas Nasional Indonesia yang bersifat pluralistic (ada keanekaragaman) baik

menyangkut sosio-kultural maupun religiositas terbagi atas :

• Identitas fundamental/ideal, dalam hal ini adalah pancasila yang merupakan Falsafat

Bangsa, Dasar Negara, dan Ideologi Negara.

• Identitas Instrumental, yaitu identitas sebagai alat untuk menciptakan Indonesia yang

dicita-citakan. Alatnya berupa UUD 1945, lambing negara, bahasa Indonesia, dan

lagu kebangsaan.

- Bendera Kebangsaan Indonesia Merah Putih

Page 59: Modul PKN

lix

Bendera Merah Putih bukanlah semata-mata sebagai benda untuk keindahan

belaka, tetapi merupakan penjelman dari cita-cita tinggi yang terkandung dalam

jiwa bangsa Indonesia.

- Lambang Negara Republik Indonesia

Lambang negara Garuda Pancasila menggambarkan kedaulatan, kepribadian, dan

kemegahan negara Indonesia. Wujud lambing negara Indonesia adalah sebagai

nerikut :

1. seekor burung garuda yang berdiri tegak dengan mengembangkan sayapnya

ke kanan dan ke kiri, sedangkan kepalanya menghadap kanan.

2. Pada dadanya digantungsebuah perisai yang dibagi menjadi lima ruang, satu

di tengah dan empat di tepi.

3. Kaki burung mencengkeram sebuah pita yang sedikit melengkung ke atas.

Pada pita itu tertulis “Bhineka Tunggal Ika” yang berarti walaupun berbeda-

beda tetap satu jua.

- Lagu Kebangsaan Indonesia Raya

Lagu kebangsaan Indonesia Raya menggambarkan semangat cinta tnah air dan

kegagahan serta kebenaran.

• Identitas alamiah, Indonesia merupakan negara kepulauan. Identitas alamiah, juga

mencakup di dalamnya identitas religiulitas dan sosio-kultural yang meliputi

pluralistic dalam suku, bahasa, budaya, agama, dan kepercayaan.

C. Keterkaitan Globalisasi Dengan Identitas Nasional

a. Globalisasi

Adanya Era globalisasi dapat berpengaruh terhadap nilai-nilai budaya bangsa

Indonesia. Era Globalisasi tersebut mau tidak mau, suka tidak suka telah datang dan

menggeser nilai-nilai yang telah ada. Nilai-ninlai tersebut, ada yang bersifat positif dan ada

pula yang bersifat negative. Semua ini merupakan ancaman,tantangan,dan sekaligus

sebagai peluang bagi bangsa Indonesia untuk berkreasi dan berinovasi disegala aspek

kehidupan.

Page 60: Modul PKN

lx

Di era globalisasi, pergaulan antar bangsa semakin ketat. Batas antarnegara hampir

tidak ada artinya, batas wilayah tidak lagi menjadi penghalang. Di dalam pergaulan

antarbangsa yang semakin kental itu, akan terjadi proses akulturasi, saling meniru dan

saling mempengaruhi diantara budaya masing-masing. Adapun yang perlu dicermati dalam

proses akulturasi tersebut, apakah dapat melunturkan tata nilai yang merupakan jati diri

bangsa Indonesia?

Lunturnya tata nilai tersebut biasanya ditandai oleh dua faktor yaitu :

1) semakin menonjolnya sikap individualistis, yaitu mengutamakan kepentingan pribadi

di atas kepentingan umum, hal ini bertentangan dengan asas gotong royong; serta

2) semakin menonjolnya sikap materialistis, yang berarti harkat dan martabat manusia

hanya diukur dari hasil atau keberhasilan sesorang dalam memperoleh kekayaan. Hal

ini bisa berakibat bagaiman cara memperolehnya menjadi tidak dipersoalkan lagi.

Apabila ini terjadi, berarti etika dan moral telah dikesampingkan.

Arus informasi yang semakin pesat mengakibatkan akses masyarakat tehadap nilai-

nilai asing yang negative semakin besar. Apabila proses ini tidak segera dibendung, akan

berakibat lebih serius ketika pada puncaknya masyarakat tidak bangga lagi pada bangsa

dan negaranya.

Pengaruh negative akibat proses akulturasi dapat merongrong nilai-nilai yang telah

ada di dalam masyarakat. Jika semua ini tidak dapat dibendung, akan menggagu ketahanan

disegala aspek kehidupan, bahkan akan berpengaruh pada kredibilitas sebuah ideologi.

Untuk membendung arus globalisasi yang sangat deras tersebut maka harus diupayakan

suatu kondisi (konsepsi) agar ketahanan nasional dapat terjaga, yaitu dengan cara

membangun sebuah konsep nasionalisme kebangsaan yang mengarah kepada konsep

Identitas Nasional.

b. Keterkaitan Globalisasi Dengan Identitas Nasional

Dengan adanya globalisasi, intensitas hubungan masyarakat antara satu Negara

dengan Negara yang lain menjadi semakin tinggi. Dengan demikian, kecenderungan

Page 61: Modul PKN

lxi

munculnya kejahatan yang bersifat transnasional semakin sering terjadi. Kejahatan-

kejahatan tersebut, antara lain terkait dengan masalah narkotika, pencucian uang (money

laundering), peredaran dokumen keimigrasian palsu, dan terorisme. Masalah-masalah

tersebut berpengaruh terhadap nilai-nilai budaya bangsa yang selama ini dijunjung tinggi.

Hal ini ditunjukkan dengan semakin merajalelanya peredaran narkotika dan psikotropika

sehingga sangat merusak kepribadian dan moral bangsa, khususnya bagi generasi penerus

bangsa. Jika hal tersebut tidak dibendung akan menggagu terhadap ketahanan nasional di

segala aspek kehidupan, bahkan akan menyebabkan lunturnya nilai-nilai Identitas

Nasional.

D. Keterkaitan Intergrasi Nasional Dan Identitas Nasional

Masalah integrasi nasional di Indonesia sangat kompleks dan multidimensional.

Untuk mewujukan, diperlukan keadilan dan kebajikan yang diterapkan oleh pemerintah

dengan tidak membedakan ras, suku, agama, bahasa dan sebagainya. Sebenarrnya, upaya

membangun keadilan, kesatuan, dan persatuan bangsa merupakan bagian dari upaya

membangun dan membina stabilitas politik. Di samping itu, upaya lain yang dilakukan,

seperti banyaknya keterlibatan pemerintah dalam menentukan komposisi dan mekanisme

parleman.

Dengan demikian, upaya integrasi nasional dengan strategi yang mantap perlu terus

dilakukan agar terwujud integrasi bangsa Indonesia yang diinginkan. Upaya pembangunan

dan pembinaan integrasi nasional ini perlu karena pada hakekatnya integrasi nasional

menunjukkan kekuatan persatuan dan kesatuan bangsa yang diinginkan. Pada akhirnya,

persatuan dan kesatuan bangsa inilah yang dapat lebih menjamin terwujudnya negara yang

makmur, aman, dan tentram. Konflik yang terjadi di Aceh, Ambon, Kalimantan Barat, dan

Papua merupakan cermin belum terwujudnya integrasi nasional yang diharapkan. Adapun

keterkaitan integrasi nasional dengan Identitas Nasional adalah bahwa adanya integrasi

nasional dapat menguatkan akar dari Identitas Nasional yan sedang dibangun.

Page 62: Modul PKN

lxii

Maka, integrasi nasional harus mendapatkan perhatian seriusdan upaya perwujudan

yang strategis, mantap, dan actual.

Upaya-upaya perwujudan integrasi nasional, yaitu :

Persamaan Persepsi

Dalam integrasi nasional diperlukan persamaan persepsi di antara segenap masyarakat

mengenai adanya keragaman dan memunculkan semangat untuk membina kehidupan

bersama secara harmonis dengan prinsip mementingkan kepentingan bersama daripada

individu.

Kesamaan persepsi merupakan solusi yang tepat, walaupun hal ini sangat sulit untuk

dicapai, karena melibatkan pertarungan ego yang sungguh rumit. Namun, ketika kita

telah berhasil dan mengatakan “kesamaan persepsi”, maka sebenarnya kita telah

melakukan proses yang begitu “hebat”. Karena kita telah berhasil meruntuhkan

bangunan ego yang telah mengakar.

Pembenahan Hukum Nasional

Pembenahan hokum nasional merupakan langkah nyata penghapusan diskriminasi di

dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di RI. Berbagai bentuk diskriminasi ini

dapat dilihat dalam wujud diskriminasi agama, social-ekonomi, dan adanya

diskriminasi terhadap perempuan. Penghapusan segala bentuk diskriminasi ini

merupakan langkah konkret penegakan supremasi hokum. Dengan terhapusnya

diskriminasi tersebut, akan berdampak bagi proses mempertahankan integrasi nasional.

Karena salah satu faktor perekat bagi integrasi nasional adalah kesetaraan antara warga

negara di mata hokum dan pemerintahan. Untuk itu, diskriminasi merupakan musuh

bersama bagi warga negara bangsa Indonesia.

Asimilasi

Upaya ini bertujuan untuk meminilisasi sifat-sifat kedaerahan sukuisme yang dianut

sebagian besar masyarakat Indonesia. sifat kedaerahan yang cenderung separatis ini

menjadi penyebab dari tak terwujudnya integrasi nasional di dalam diri masyarakat

Indonesia.

Dalam hal ini, masyarakat selalu membanggakan daerahnya masing-masing, mereka

hanya bisa mengatakan bahwa hal tersebut adalah urusan pemerintah. Asimilasi

Page 63: Modul PKN

lxiii

memperbaiki anggapan masyarakat dan menciptakan kebersamaan sebagai suatu jalan

untuk mewujudkan integrasi nasional dan mewujudkan Indonesia itu sendiri.

Penataan Birokrasi

Birokrasi sebagai komponen yang menentukan dalam integrasi nasional harus kembali

pada fungsi awalnya, yakni sebagai alat untuk memutuskan/mempermudah jalannya

penerapan kebijakan pemerintah. Dalam upaya melayani masyarakat, bukan malah

menjadi tangan panjang dari pejabat pemerintah untuk dilayani oleh masyarakat.

Ada 3 tuntutan terhadap birokrasi berkaitan dengan integrasi nasional, yaitu :

Harus peka terhadap tuntutan, kebutuhan, prestasi, dan kepuasan kualitatif rakyat

dan pola pelayanannya.

Harus berani terbuka dan mengakui unsure modernisasi dari proses social politik.

Meningkatkan kualitas pengabdian birokrasi

Birokrasi seharusnya tetap solid tetapi dinmis dalam merespon perubahan. Jika

integrasi nasional terwujud dengan upaya-upaya di atas, maka Identitas Nasional

sebagai manifestasi nilai-nilai budaya yang dihimpun dalam satu kesatuan tentu akan

semakin kukuh dan relevan. Karena pada dasarnya, integrasi nasional menguatkan akar

dari Identitas Nasional yang sedang dibangun, yakni persatuan dan kesatuan bangsa

dan negara.

E. Paham Nasionalisme Atau Paham Kebangsaan

a. Paham Nasionalisme Kebangsaan

Dalam perkembangan peradaban manusia, interaksi sesame manusia berubah

menjadi bentuk yang lebih kompleks dan rumit. Hal ini dimulai dari tumbuhnya kesadaran

untuk menentukan nasib sendiri. Di kalangan bangsa-bangsa yang tertindas kolonialisme,

seperti Indonesia salah satunya, lahir semangat untuk mandiri dan bebas untuk

menentukan masa depannya sendiri. Dalam situasi perjuangan kamerdekaan dari

kolonialisme itu, dibutuhkan suatu konsep sebagai dasar pembenaran rasional dari tuntutan

terhadap penentuan nasib sendiri yang dapat mengikat keikutsertaan semua orang atas

Page 64: Modul PKN

lxiv

nama sebuah bangsa. Dasar pembenaran tersebut, selanjutnya mengkristal dalam konsep

paham ideology kebangsaan yang biasa disebut dengan nasionalisme. Dari sinilah, lahir

konsep-konsep lain seperti bangsa (nation), Negara (state), dan gabungan keduanya yang

menjadi konsep negara bangsa (nation state) sebagai komponen-komponen yang

membentuk Identitas Nasional atau Kebangsaan. Dalam konteks ini, dapat dikatakan

bahwa Paham Naasional atau Kebangsaan adalah sebuah situasi kejiwaan ketika

kesetiaan seseorang secara total diabdikan langsung pada negara bangsa atas nama sebuah

bangsa. Munculnya nasionalisme terbukti sangat efektif sebagai alat perjuangan bersama

merebut kemerdekaan dari cengkeraman colonial. Semangat nasionalisme diharapkan

secara efektif dapat dipakai sebagai metode perlawanan dan alat identifikasi oleh para

penganutnya untuk mengetahui siapa lawan dan kawan.

Secara garis besar terdapat tiga pemikiran besar tentang nasionalisme di Indonesia

yang terjadi pada masa sebelum kemerdekaan, yaitu paham keislaman, Marxisme dan

Nasionalisme Indonesia. Seiring dengan naiknya pamor Soekarno ketika menjadi Presiden

pertama RI, kecurigaan di antara para tokoh pergerakan yang telah tumbuh disaat-saat

menjelang kemerdekaan berkembang menjadi pola ketegangan politik yang lebih

permanen antara Negara melalui figur nasionalis Soekarno disatu sisi, dengan para tokoh

yang mewakili pemikiran Islam (sebagai agama terbesar pemeluknya di Indonesia) dan

Marxisme di sisi yang lain.

b. Paham Nasionalisme Kebangsaan Sebagai Paham Yang Mengantarkan Pada

Konsep Identitas Nasional

Paham Nasionalisme atau paham Kebangsaan terbukti sangat efektif sebagai alat

perjuangan bersama merebut kemerdekaan dari cengkeraman kolonial. Semangat

nasionalisme dipakai sebagai metode perlawanan secara efektif oleh para penganutnya,

sebagaimana yang disampaikan oleh Larry Diamond dan Marc F.Plattner bahwa para

penganut nasionalisme dunia ketiga secara khas menggunakan retronika antikolonialisme

dan antiimperalisme. Para pengikut nasionalisme tersebut berkeyakinan bahwa persamaan

cita-cita yang mereka miliki dapat diwujudkan dalam sebuah identitas politik atau

Page 65: Modul PKN

lxv

kepentingan bersama dalam bentuk sebuah wadah yang disebut bangsa (nation). Dengan

demikian, bangsa atau nation merupakan suatu wadah yang didalamnya terhimpun orang-

orang yang mempunyai persamaan keyakinan dan persamaan lainnya yang mereka miliki,

seperti ras, etnis, agama, bahasa, dan budaya. Unsur persamaan tersebut dapat dijadikan

sebagai identitas politik bersama atau untuk menentukan tujuan organisasi politik yang

dibangun berdasarkan geopolitik yang terdiri atas populasi, geografis, dan pemerintahan

yang permanen yang disebut negara atau state.

Nation state atau negara bangsa merupakan sebuah bangsa yang memiliki bagunan

yang memiliki bangunan politik (political building), seperti ketentuan-ketentuan

perbatasan territorial, pemerintah yang sah, pengakuan luar negeri, dan sebagainya.

Munculnya paham atau paham kebangsaan indonesia tidak bisa dilepaskan dari situasi

sosial politik dekade pertama abad ke-20. Pada waktu itu semangat menentang

kolonialisme Belanda mulai bermuculan di kalangan pribumi. Cit-cita bersama untuk

merebut kemerdekaan menjadi semangat umum di kalangan tokoh-tokoh pegeakan

nasional. Kemudian, semangat tersebut diformulasikan dalam bentuk nasionalisme yang

sesuai dengan kondisi masyarakat Indonesia.

Menurut penganutnya, paham Nasionalisme di Indonesia yang disampaikan oleh

Soekarno bukaknlah nasionalisme yang bewatak sempit, sekedar meniru dari Barat, atau

berwatak chauvinism. Nasiaonalisme yang dikembangkan Soekarno bersifat toleran,

bercorak ketimuran, dan tidak agresif sebagaimana nasionalisme yang dikembangkan di

Eropa. Selain itu, Soekarno menggungkapkan keyakinan watak nasionalisme yang penuh

nilai-nilai kemanusiaan, juga meyakinkan pihak-pihak yang bersebrangan pandangan

bahwa kelompok nasional dapat bekerja sama dengan kelompok mana pun, baik golongan

Islam maupun Marxis. Sekalipun Soekarno seorang Muslim, tidak sekadar mendasarkan

pada perjuangan Islam, menurutnya kebijakan ini merupakan pihak terbaik bagi

kemerdekaan ataupun bagi masa depan seluruh bangsa Indonesia.Semangat nasionalisme

Soekarno tersebut mendapat respon dan dukungan luas dari kalangan intelektual muda

didikan Barat,semisal Syahrir dan Mohammad Hatta. Kemudian faham ini semakin

berkembang paradikmanya hingga sekarang dengan munculnya konsep Identitas

Page 66: Modul PKN

lxvi

Nasional.Sehubungan dengan ini, bisa dikatakan bahwa paham Nasionalisme atau

Kebangsaan disini adalah merupakan refleksi dari Identitas Nasional.

Walaupun demikian, ada yang perlu diperhatikan di sini, yakni adanya

perdebatan panjang tentang paham nasionalisme keangsaan ketika para founding father

bangsa ini mempunyai kesepakatan perlunya paham nasionalisme kebangsaan, tetapi

mereka berbeda pendapat mengenai masalah nilai atau watak nasionalisme Indonesia.

F. Revitalisasi Pancasila Sebagai Pemberdayaan Identitas Nasional

a. Revitalisasi Pancasila

Revitalisasi Pancasila sebagaimana manifestasi Identitas Nasional pada

giliranyaharus diarahkan pula pada pembinaan dan pengembangan moral. Dengan

demikian, moralitas Pancasila dapat dijadikan dasar dan arah dalam upaya untuk

mengatasi krisis dan disintegrasi yang cenderung sudah menyentuh kesemua segi dan

sendi kehidupan, perlu disadari bahwa moralitas Pancasila akan menjadi tanpa makna dan

hanya menjadi “karikatur” apabila tidak disertai dukungan suasana dibidang hukum secara

kondusif. Antara moralitas dan hukum memang terdapat korelasi yang sangat erat. Artinya

moralitas yang tidak didukung oleh kehidupan hukum yang kondusif akan menjadi

subjektivitas dengan satu sama lain akan saling berbenturan.Sebaliknya, ketentuan hukum

yang dibuat tanpa disertai dasar dan alasan moral,akan melahirkan suatu legalisme yang

represif, kontra produktif, dan bertentangan dengan nilai-nilai pancasila itu sendiri.

Dalam merevitalisasi Pancasila sebagai manifestasi Identitas Nasional,

penyelenggaraan MPK maka harus dikaitkan dengan wawasan:

1) Spiritual, untuk meletakkan landasan etika,moral,religiusitas,sebagai dasar dan arah

pengembangan suatu profesi;

2) Akademis, untuk menunjukkan bahwa MPK merupakan aspek being yang tidak

kalah pentingnya,bahkan lebih penting daripada aspek having dalam kerangka

Page 67: Modul PKN

lxvii

persiapan SDM yang bukan sekedar instrument,melainkan sebagai subjek

pembaharuan dan pencerahan;

3) Kebangsaan,untuk menumbuhkan kesadaran nasionalismenya agar dalam pergaulan

antar bangsa tetap setia pada kepentingan bangsanya, serta bangga dan respek pada

jati diri bangsanya yang memiliki ideology tersendiri; serta

4) Mondial, untuk menyadarkan bahwa manusia dan bangsa di masa kini siap

menghadapi dialektika perkembangan dalam masyarakat dunia yang “terbuka”.Selain

itu, diharapkan mampu untuk segera beradaptasi dengan perubahan yang terus

menerus terjadi dalam masyrakat moderen.Disamping itu,juga mampumenjari jalan

keluar sendiri dalam mengatasi setiap tantangan yang dihadapi.

b. Pemberdayaan Identitas Nasional

Dalam rangka pemberdayaan Identitas Nasional,perlu ditempuh melalui revitalisasi

pancasila.Revitalisasi sebagai manifestasi Identitas Nasional mengandung makna bahwa

pancasila harus diletakkan dalam keutuhannya dengan pembukaan,serta dieksplorasikan

dimensi-dimensiyang melekat padanya uyang meliputi:

1. Realitas : bahwa nilai-nilai yang terkandung didalamnya dikonsentrasikan sebagai

cerminan kondisi objektif yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat kampus

utamanya ; suatu rangkaian nilai-nilai yang bersifat sein im sollen dan das sollen im

sein;

2. Idealitas : bahwa idealisme yang terkandung didalamnya bukanlah bsekedar utopis

tanpa makna,melainkan diobjektivasikan sebagai kata kerja untuk membangkitkan

gairah dan optimisme warga masyarakat agar melihat masa depan secara

prospektif,serta menuju hariesok yang lebih baik.Hal ini dapat dilakukan melalui

seminaratau gerakan dengan tema revitalisasi pancasila;

3. Fleksibilitas : bahwa pancasila bukanlah barang jadi yang sudah selesai dan tertutup

atau menjadi sesuatu yang sacral,melainkan terbuka bagi tafsir-tafsir baru untuk

memenuhi kebutuhan zaman yang terus menerus berkembang.Dengan demikian

tanpa kehilangan nilai hakikinya pancasila menjadi tetap actual,relevan,serta

Page 68: Modul PKN

lxviii

fungsional sebagai tiang-tiang penyangga bagi kehidupan bangsa dan Negara dengan

jiwa dan semangat”Bhinneka Tunggal Ika”.

Dengan demikian, agar identitas Nasional dapat dipahami oleh masyrakat

sebagaipenerus tradisi nilai-nilai yang diwariskan oleh nenek moyang maka pemberdayaan

nilai ajarannya harus bermakna,dalam arti relevan dan fungsional bagi kondisi actual yang

sedang berkembang dalam masyarakat. Perlu disadari bahwa umat manusia masa kini

hidup di abad XXI, yaitu zaman baru yang sarat dengan nilai-nilai baru yang tidak saja

berbeda, tetapi juga bertentangan dengan nilai-nilai lama sebagaimana diwariskan oleh

nenek moyang dan dikembangkan para pendiri Negara ini. Abad XXI sebagai zaman baru

mengandung arti sebagai zaman ketika umat manusia semakin sadar untuk berfikir dan

bertindak secara baru.

Dengan kemampuan refleksinya, manusia menjadikan rasio sebagai mitos, atau

sebagai sarana yang andal dalam bersikap dan bertindak dalam memecahkan masalah-

masalah yang dihadapi dalam kehidupan. Kesasihan tradisi, juga nilai-nilai spiritual yang

dianggap sacral, kini dikritisi dan dipertanyakan berdasarkan visi dan harapan tentang

masa depan yang lebih baik. Nilai-nilai budaya yang diajarkan oleh nenek moyang tidak

hanya diwarisi dengan barang sudah “jadi” yang berhenti dalam kebekuan normative,

tetapi harus diperjuangkan serta terus-menerus ditumbuhkan dalam dimensi ruang dan

waktu yang terus berkembang dan berubah.

Dalam kondisi kehidupan bermasyarakat dan b erbangsa yang sedang dilanda krisis

dan disintegrasi, Pancasila pun tidak terhindar dari berbagai macam gugatan, sinisme,

serta pelecehan terhadap kedibilitas dirinya sebagai dasar Negara ataupun sebagai

manisfestasi Identitas Nasional. Namun, perlu segera disadari bahwa tanpa suatu

“platform” dalam format dasar Negara atau idiologi, mustahil suatu bangsa akan dapat

survive menghadapi berbagai tantangan dan ancaman yang menyertai derasnya arus

globalisasinya yang melanda seluruh dunia yang otonom.

Page 69: Modul PKN

lxix

Melalui revitalisasi Pancasila sebagai wujud pemberdayaan Identitas Nasional

inilah, Identitas Nasional dalam alur rasional-akademik tidak saja diartikan secara tekstual,

tetapi juga segi konstekstualnya dieksplorasikan sebagai referensi kritik sosial terhadap

berbagai penyimpangan yang melanda masyarakat dewasa ini. Untuk membentuk jati diri,

nilai-nilai yang ada tersebut harus digali dulu, misalnya nilai-nilai lainnya, seperti gotong

royong, persatuan dan kesatuan, juga saling menghargai dan menghormati. Semua nilai-

nilai ini sangat berarti dalam memperkuat rasa nasionalisme bangsa. Dengan adanya saling

pengertian di antara satu dengan yang lain, secara lngsung akan memperlihatkan jati diri

bangsa yang pada akhirnya mewujudkan Identitas Nasional.

Sementara itu, untuk mengembangkan jati diri bangsa, harus dimulai dari

pengembangan nilai-nilai, yaitu nilai-nilai kejujuran, keterbukaan, berani mengambil

resiko, betanggunug jawab, serta adanya kesepakatan di antara sersama. Untuk itu, perlu

perjuangan dan ketekunan untuk menentukan nilai, cipta, rasa, dan karsa. (Soemaro,

Soedarsono).

Di sinilah, letak arti pentingnya pelaksanaan MPK dalam kerangka pendidikan

tinggi untuk menembangkan dialog budaya dan budaya dialog untuk mengantarkan

lahirnya generasi penerus yang sadar dan tedidikn dengan wawasan nasional yang

menjangkau jauh ke masa depan. MPK harus dimanfaatkan ntuk mengembalikan Identitas

Nasional bangsa, yang di dalam pergaulan antarbangsa dahulu dikenal ebagai bangsa yang

paling “halus” atau sopan di bumi “het zashte volk ter aarde”. (Wibisono Koento: 2005)

Dari nilai-nilai budaya tersebut, lahir asumsi dasar bahwa menjadi bangsa Indonesia tidak

sekedar masalah kelahiran saja, tetapi juga sebuah pilihan yang rasional dan emosional

Page 70: Modul PKN

lxx

PENUTUP

Cara untuk mempertahankan Identitas Nasional, yaitu setiap warga negara seharusnya

menanamkan kesadaran dalam diri mereka untuk bisa memfilter informasi, budaya, dan

paham-paham luar yang dapat mengancam Identitas Nasional bangsa Indonesia. Selain itu

yang perlu kita sadari bahwa pengaruh globalisasi tidak hanya mendatangkan dampak

negative, namun juga dapat menimbulkan dampak positif bagi bangsa Indonesia dengan

adanya kemajuan teknologi yang sedang meningkat dengan pesat. Oleh karena itu, kita harus

memanfaatkan dampak positif dari era globalisasi dan menolak hal-hal akibat adanya era

globalisasi yang dapat mengancam Identitas Nasional bangsa Indonesia. Selain itu, kita juga

harus menaati aturan dan norma yang telah ditetapkan oleh pemerintah menyangkut budaya

asing yang dapat mengancam Identitas Nasional, dan harus berpatokan pada nilai-nilai agama

atau spiritual yang merupakan salah satu cara untuk membentengi diri dari pengaruh negative

pada era globalisasi.

Upaya-upaya yang dapat ditempuh untuk dapat menciptakan integrasi nasional, yaitu :

Mengusahakan persamaan persepsi dalam hal memunculkan semangat untuk membina

kehidupan bersama yang harmonis, aman, dan tenteram. Walaupun hal ini sangat sulit

karena setiap orang mempertahankan egonya masing-masing, namun sebagai masyarakat

Page 71: Modul PKN

lxxi

Indonesia kita harus dapat mengalahkan ego yang ada pada diri kita demi kepentingan

bersama.

Melakukan pembinaan hokum bersama

Mewujudkan asimilasi untuk menghindari munculnya sikap etnosentris yang dapat

memunculkan suatu perselisihan dengan suku atau budaya lain.

Penataan birokrasi.

Upaya-upaya yang dapat dilakukan oleh bangsa Indonesia untuk dapat

memberdayakan Identitas Nasional bangsa Indonesia yaitu dengan cara menggali kembali

nilai-nilai dasar atau muatan-muatan yang terkandung dalam Identitas Nasional, kita sebagai

bangsa Indonesia harus mengembangkan dan mencari kembali nilai-nilai luhur yang pernah

ada yang menggambarkan identitas atau jati diri sebagai bangsa Indonesia, seperti gotong

royong, solidaritas social, sopan santun, dan sebagainya. Selain itu, upaya lain yang dapat

dilakukan adalah dengan mewujudkan integrasi nasional bangsa Indonesia, karena dengan

adanya integrasi nasional, maka bangsa Indonesia tidak akan terpecah-pecah pada kelompok-

kelompok yang saling berbeda atau bertentangan, yang akan mewujudkan suatu persatuan di

antara perbedaan-perbedaan yang ada.

Revitalisasi pancasila harus dilakukan dalam dua tingkatan, yaitu pada tataran ide dan praksis.

Dalam tataran ide, hal yang paling penting dilakukan adalah menjawab sikap alergi

masyarakat terhadap pancasila. Karena itu, gotong royong bisa menjadi “nafas” bagi

representasi pancasila. Gotong royong bisa dijadikan “mascot” dalam rangka revitalisasi

pancasila. Sedangkan dalam tatanan praksis, utamanya menyangkut relasi penyelenggaraan

negara dan masyarakat, revitalisasi pancasila harus dimulai dengan membangkitkan

kegairahan dan optimisme public. Dengan demikian, Identitas Nasional dapat terus

dipertahankan dan dilestarikan sebagai suatu kebangganan bangsa Indonesia.

Sebagai bangsa Indonesia kita harus dapat mempertahankan dan melestarikan Identitas

Nasional bangsa Indonesia. Kita harus menyadari bahwa kemerdekaan yang telah kita raih saat

ini adalah melalui perjuangan keras pahlawan bangsa yang bertujuan untuk menciptakan

keadaan yang lebih baik dari masa penjajahan pada generasi selanjutnya. Oleh karena itu,

sebagai wujud penghargaan kita pada pahlawan bangsa yang telah mengorbankan jiwa dan

raga mereka, maka kita harus merasa bangga pada apa yang telah ditinggalkan oleh mereka,

yaitu Identitas Nasional. dengan adanya rasa cinta tanah air dan bangga akan Identitas

Page 72: Modul PKN

lxxii

Nasional, maka kita akan dapat melakukan suatu perubahan dn pembangunan di segala aspek

kehidupan dengan tujuan kehidupan yang lebih baik bagi seluruh warga negara. Maka,

tingkatkanlah rasa cinta tanah air dan bangga akan Identitas Nasional bangsa Indonesia.

SOAL LATIHAN Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini :

1. Jelaskan pengertian identitas nasional!

2. Jelaskan unsur-unsur pembentukan identitas nasional!

3. Jelaskan pengertian globalisasi dan hubungannya dengan identitas nasional!

4. Jelaskan pengertian nasionalisme dan hubungannya dengan identitas nasional!

DAFTAR BACAAN

Armawi, armaidy.2005. Geostrategic Indonesia. Makalah disampaikan pada Kursus Calon Dosen Pendidikan Keewarganegaraan yang diselenggarakan oeh Depdiknas Dirjen Dikti di Jakarta pada tanggal 12-23 Desember 2005. Basri, Chaidir. 2005. Pengetahuan Politik dan Strategi. Makalah disapaikan pada kursus Calon Dosen Pendidikan Kewarganegaraan yang diselenggarakan oleh Depdiknas Dirjen Dikti di Jakarta pada tanggal 12-13 Desember 2005. Darmodiharjo, Darji. 1996. Pokok-pokok Filsafat Hukum. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta. Kaelan. 2005. Filsafat Pancasila sebagai filsafat bangsa dan Negara Indonesia. Makalah disampaikan pada Kusus Calon dosen Pendidikan Kewarganegaraan yang diselenggarakan oleh Depdiknas Dirjen Dikti di Jakarta pada tanggal 12-13 Desember 2005. Mansoer, Hamdan. Pembelajaran Berbasis Kompetensi (Implementasi KBK). Makalah disampaikan pada Kursus Calon Dosen Pendidikan kewarganegaraan yang diselenggarakan oleh Dirjen Desember Soegito, AT. 2005. hak dan kewajiban warga Negara. Makalah disampaikan pada kursus Calon Dosen Pendidikan Kewarganegaraan yang diselenggarakan oleh Depdiknas Dirjen Dikti di Jakarta pada tanggal 12-23 Desember 2005 Sastrapratedja, M, 2001. Pancasila sebagai visi dan referensi kritik social. Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta

Page 73: Modul PKN

lxxiii

Siswomiharjo, koento wibisono. 2005. Pancasila sebagai dasar etika kehidupan bermasyarakat, berbangas dan bernegara. Makalah disampaikan pada kursus Calon Dosen Pendidikan Kewarganegaraan yang diselenggarakan oleh Depdiknas Dirjen Dikti di Jakarta pada tanggal 12-23 Desember 2005 Tim sosialisasi Penyemaian jati diri bangsa. 2003. membangun kembali karakter bangsa, PT. Elex Media Komputindo, Kelompok Gramedia: Jakarta. Winaputra Udin S. 2005. Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi. Makalah disampaikan pada Kursus Calon Dosen Pendidikan Kewarganegaraan yang diselenggarakan oleh Depdiknas Dirjen Dikti di Jakarta pada tanggal 12-23 Desember 2005. Tim Dosen Kewarganegaraan Unhas. Pendidikan Kewarganegaraan. Universitas Hasanuddin,Makassar,2008

BAB V KONSTITUSI NEGARA REPUBLIK INDONESIA SEBAGAI

LANDASAN POLITIK DAN STRATEGI NASIONAL

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, atau disingkat

UUD 1945 atau UUD '45, adalah konstitusi negara Republik Indonesia saat ini.UUD 1945

disahkan sebagai undang-undang dasar negara oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945.

Sejak tanggal 27 Desember 1945, di Indonesia berlaku Konstitusi RIS, dan sejak tanggal

17 Agustus 1950 di Indonesia berlaku UUDS 1950. Pada kurun waktu tahun 1999-2002,

UUD 1945 mengalami 4 kali perubahan (amandemen), yang merubah susunan lembaga-

lembaga dalam sistem ketatanegaraan Republik Indonesia.

Dalam pembahasan, akan dibahas lebih lanjut mengenai Undang-Undang Dasar

1945, lembaga-lembaga Negara dan hubungannya. Dengan mempelajari proses di atas

maka kita sebagai mahasiswa akan lebih memahami kedudukan Pancasila sebagai dasar

Page 74: Modul PKN

lxxiv

negara yang realisasinya sebagai sumber dari segala sumber hukum negara Indonesia.

Mahasiswa juga diharapkan untuk memiliki kemampuan untuk memahami isi pembukaan

UUD 1945, pembukaan sebagai “ staasfundamentalnorm “ , memahami hubungan UUD

1945 dengan Pancasila dan pasal – pasal UUD 1945 serta mahasiswa memiliki

pengetahuan tentang reformasi hukum tata negara maka mahasiswa diharapkan

mempelajari latar belakang amandemen serta proses amandemen.

B. Ruang Lingkup

Bahan pembelajaran ini akan membahas :

a. Pengertian Konstitusi b. Undang-Undang Dasar 1945 c. Amandemen/perubahan UUD 1945 dan Dinamika Pelaksanaan UUD 1945 d. Sistem Ketatanegaraan Negara RI e. Sistem Kelembagaan Negara Kesatuan RI

C. Sasaran Pembelajaran

Mahasiswa dapat mengetahui, memahami, dan mengerti pancasila dalam konteks

ketatanegaraan Indonesia.

Melalui Pembelajaran ini mahasiswa diharapkan dapat :

a. Menjelaskan kedudukan Pancasila sebagai sumber hukum dasar negara Indonesia.

b. Menjelaskan makna isi pembukaan UUD 1945, kedudukan pembukaan UUD 1945.

c. Menjelaskan makna isi pembukaan UUD 1945 sebagai “ staat fundamentalnorm ‘

dan kedudukannya dalam tertib hukum Indonesia.

d. Menjelaskan tentang reformasi hukum tata negara yang melatarbelakangi

amandemen serta proses amandemen.

Page 75: Modul PKN

lxxv

URAIAN BAHAN PEMBELAJARAN

A. Konstitusionalisme Dan Konstitusi

Konstitutionalisme, adalah sebuah paham mengenai pembatasan kekuasaan dan

jaminan hak-hak rakyat melalui konstitusi. Dalam pengertian yang jauh lebih luas

jangkauannya, menurut Soetandyo, ide konstitusi disebutnya sebagai konstitutionalisme,

dan digambarkan bahwa paradigma hukum perundang-undangan sebagai penjamin

kebebasan dan hak – yaitu dengan cara membatasi secara tegas dan jelas mana kekuasaan

yang terbilang kewenangan (dan mana pula yang apabila tidak demikian harus dibilang

sebagai kesewenang-wenangan) – inilah yang di dalam konsep moral dan metayuridisnya

disebut “konstitutionalisme”.

Paham ini mengantarkan perdebatan awal dalam sistem ketatanegaraan yang diatur

dalam teks hukum dasar sebuah negara, atau disebut kontitusi. Konstitusi sebagai

pengertian sosial politik. political decision. Bangunan-bangunan yang ada dalam

masyarakat tersebut sebagai hasil keputusan masyarakat itu sendiri.

Page 76: Modul PKN

lxxvi

Konstitusi sebagai pengertian hukum, dalam pengertian ini keputusan-keputusan

masyarakat dijadikan perumusan yang normative, yang kemudian harus berlaku. Contoh:

aliran kodifikasi, yaitu yang menghendaki sebagaian hukum ditulis dengan maksud untuk

mencapai kesatuan hukum, kesederhanaan hukum, dan kepastian hukum. Konstitusi

sebagai suatu peraturan hukum.

Pengertian ini adalah suatu peraturan hukum yang tertulis. Dengan demikian

Undang-undang dasar adalah salah satu bagian dari konstitusi. Kutipan pikiran Rousseau

di atas, telah mengilhami lahirnya De Declaration des Droit de l’Homme et du Citoyen,

dan pembentukan Konstitusi Perancis (1791), serta cikal bakal lahirnya berbagai konstitusi

modern di dunia

B. Pengertian Hukum Dasar Negara

Setiap negara berdaulat memiliki instrument menjelaskan eksistensi sebuah negara.

Salah satunya adalah Undang-Undang Dasar atau konstitusi negara. Ada dua macam

hukum dasar, yaitu hukum dasar tertulis (Undang-Undang Dasar) dan hukum dasar tidak

tertulis (Konvensi).

1. Hukum Dasar Tertulis (Undang-Undang Dasar)

E.C.S. Wade dalam bukunya Constitutional Law mengatakan bahwa secara umum

undang-undang dasar adalah suatu naskah yang memaparkan kerangka dan tugas-tugas

pokok dari badan-badan pemerintahan suatu negara dan menentukan cara kerja badan-

badan tersebut. Jadi pada prinsipnya mekanisme dan dasar setiap sistem pemerintahan

diatur dalam undang-undang dasar. Bagi mereka yang menganggap negara sebagai satu

organisasi kekuasaan, maka mereka dapat memandang undang-undang dasar sebagai

sekumpulan asas yang menetapkan bagaimana kekuasaan tersebut dibagi antara badan

legislatif, eksekutif, dan yudikatif (Indonesia tidak menganut sistem Trias Politika tersebut,

tetapi menganut sistem pembagian kekuasaan dengan lima lembaga negara).

Page 77: Modul PKN

lxxvii

Undang-undang dasar menentukan bagaimana pusat-pusat kekuasaan ini

bekerjasama dan menyesuaikan diri satu sama lain. Undang-undang dasar juga merekam

hubungan-hubungan kekuasaan dalam suatu negara (Budiarjo, 1981: 95-96 ).

2. Hukum Dasar Tak Tertulis (Konvensi)

Konvensi adalah hukum yang yang timbul dan terpelihara dalam praktek

penyelenggara negara secara tidak tertulis. Sifat-sifat konvensi adalah sebagai berikut:

a. Merupakan kekuasaan yang muncul berulang kali dan terpelihara dalam praktek

penyelenggaraan negara.

b. Tidak bertentangan dengan undang-undang dasar dan berjalan sejajar.

c. Dapat diterima oleh seluruh rakyat.

d. Bersifat sebagai pelengkap yang tidak terdapat di dalam undang-undang dasar.

Konvensi misalnya terdapat pada praktek penyelenggara negara yang sudah

menjadi hukum dasar yang tidak tertulis, seperti:

a. Pidato kenegaraan Republik Indonesia setiap tanggal 16 Agustus di dalam sidang

Dewan Perwakilan Rakyat.

b. Pidato Presiden yang diucapkan sebagai keterangan pemerintah tentang RAPBN

pada minggu pertama Januari setiap tahunnya.

c. Pidato pertanggungjawaban Presiden dan Ketua Lembaga Negara lainnya dalam

sidang Tahunan MPR.(yang dimulai sejak tahun 2000).

d. Mekanisme pembuatan GBHN.

Keempat hal tersebut secara tidak langsung merupakan realisasi UUD 1945

(merupakan pelengkap). Yang berwenang mengubah konvensi menjadi rumusan yang

bersifat tertulis adalah MPR, dan rumusannya bukan berupa hukum dasar melainkan

tertuang dalam ketetapan MPR.

3. Pengertian, Kedudukan, Sifat Dan Isi Undang-Undang Dasar 1945

Page 78: Modul PKN

lxxviii

a. Pengertian UUD 1945

Sebelum amandemen, yang dimaksud dengan Undang-Undang Dasar 1945 adalah

keseluruhan naskah yang terdiri dari: (1) Pembukaan, yang terdiri dari 4 alinesa; (2)

Batang Tubuh UUD 1945, yang berisi Pasal 1 s/d 37 yang dikelompokkan dalam 16 bab, 4

pasal aturan peralihan dan 2 ayat aturan tambahan; serta (3) Penjelasan UUD 1945 yang

terbagi atas penjelasan umum dan penjelasan pasal demi pasal. Pembukaan, Batang Tubuh

yang memuat pasal-pasal, dan Penjelasan UUD 1945 merupakan satu kesatuan yang utuh

dan tidak, dapat dipisah-pisahkan. Naskah yang resmi telah dimuat dan disiarkan dalam

Berita Republik Indonesia tahun II No. 7 yang terbit pada tanggal 15 Februari 1946 sebuah

penerbitan resmi pemerintah Republik Indonesia. UUD 1945 telah ditetapkan oleh Panitia

Persiapan Kemerdekaan Indonesia dan mulai berlaku pada tanggal 18 Agustus 1945.

Namun berdasarkan hasil Sidang Tahunan MPR 2002, sistematika UUD 1945

adalah Pembukaan dan pasal-pasal yang terdiri dari 37 pasal, ditambah 3 pasal aturan:

peralihan dan 2 pasal aturan tambahan (Lihat Pasal 2 Aturan Tambahan UUD 1945 hasil

amandemen keempat).

Yang dimaksud dengan undang-undang dasar dalam UUD 1945 adalah hukum

dasar tertulis yang bersifat mengikat bagi pemerintah, lembaga negara, lembaga

masyarakat, dan warga negara Indonesia di mana pun mereka berada, serta setiap

penduduk yang ada di wilayah Republik Indonesia. Sebagai hukum, UUD 1945 berisi

norma, aturan, atau ketentuan yang harus dilaksanakan dan ditaati.

b. Kedudukan UUD 1945

Undang-undang dasar merupakan hukum dasar yang menjadi sumber hukum.

Setiap produk hukum seperti undang-undang, peraturan, atau keputusan pemerintah.

bahkan setiap kebijaksanaan pemerintah harus berlandaskan dan bersumber pada peraturan

yang lebih tinggi dan tidak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan UUD 1945.

Dalam kerangka tata susunan norma hukum yang berlaku, UUD 1945 merupakan

hukum yang menempati kedudukan tertinggi. seperti telah dijelaskan, UUD 1945

ditetapkan dan dijelaskan oleh PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) pada

tanggal 18 Agustus 1945. Dalam ayat (2) aturan tambahan UUD 1945 disebutkan bahwa

Page 79: Modul PKN

lxxix

dalam 6 bulan sesudah MPR dibentuk, majelis itu bersidang untuk menetapkan, UUD.

Aturan tambahan ini menunjukkan bahwa status UUD 1945 adalah sementara.

Sesungguhnya rencana pembuat UUD 1945 adalah bahwa sebelum tanggal 17 Agustus

1946 undang-undang dasar tetap diharapkan dapat disusun oleh badan yang berwenang,

yaitu MPR hasil Pemilu sebagaimana ditetapkan dalam UUD 1945 itu sendiri, tetapi

suasana politik waktu itu tidak memungkinkan realisasi rencana tersebut. Kini UUD 45

tidak bersifat sementara lagi, karena telah ditetapkan oleh MPR menjadi konstitusi tertulis.

Namun UUD 45 tetap bersifat fleksibel.

c. Sifat UUD 1945

Dalam Penjelasan UUD 1945 sebelum amandemen menyatakan bahwa UUD 1945

bersifat singkat dan supel, yakni hanya memuat 37 pasal, ditambah 4 pasal aturan

peralihan dan 2 ayat aturan tambahan. Setelah amandemen keempat (ST MPR 2002), sifat

singkat dan supel masih mewarnai UUD 1945 karena ia masih berisi hal-hal pokok dan

masih dimungkinkan untuk terus disesuaikan dengan perkembangan bangsa dan negara

Indonesia. UUD 1945 hasil amandemen terdiri atas 37 pasal ditambah 3 pasal aturan

peralihan dan 2 pasal aturan tambahan.

Sifat undang-undang yang singkat dan supel itu juga dikemukakan dalam

Penjelasan:

1. Undang-Undang Dasar itu sudah cukup apabila telah memuat aturan-aturan pokok saja,

hanya memuat garis-garis besar sebagai instruksi kepada pemerintah pusat dan lain-

lain penyelenggara negara untuk menyelenggarakan kehidupan negara dan

kesejahteraan sosial.

2. UUD 1945 yang singkat dan supel itu lebih baik bagi negara seperti Indonesia ini, yang

masih harus berkembang, harus terus hidup secara dinamis, masih terus akan

mengalami perubahan-perubahan.

Dengan aturan-aturan yang tertulis, yang hanya memuat aturan pokok, Undang-

Undang Dasar menjadi aturan yang luwes, supel, dan tidak ketinggalan zaman. Ini tidak

Page 80: Modul PKN

lxxx

berarti bahwa UUD 1945 tidak lengkap atau tidak sempurna dan mengabaikan kepastian.

Keluasan atau fleksibilitas ini tetap menjamin kejelasan dan kepastian hukum apabila

aturan-aturan pokok itu menyerahkan pengaturan lebih lanjutnya kepada aturan hukum

dalam tingkat yang lebih rendah, misalnya ketetapan MPR dan undang-undang, yang

pembuatan, pengubahan, dan pencabutannya lebih mudah daripada UUD 1945.

Selain itu, penjelasan UUD 1945 menekankan bahwa semangat penyelenggara

negara, semangat pemimpin pemerintahan sangat penting. Karena itu, setiap

penyelenggara negara dan pemimpin pemerintahan selain harus mengetahui teks UUD

1945 juga harus menghayati semangatnya. Dengan semangat penyelenggara negara dan

pemimpin pemerintahan yang baik, pelaksanaan aturan-aturan pokok yang tertera dalam

UUD 1945 akan baik dan sesuai dengan maksud ketentuannya.

d. Isi Undang Undang Dasar 1945

Setelah UUD 45 diamandemen 2002, maka tetap 16 bab walaupun Bab IV tentang

Dewan Pertimbangan Agung (DPA) dihapus, namun jumlah babnya bertambah sebanyak

22 bab. Demikian pula pasalnya tetap 37 pasal dan 3 pasal Aturan Tambahan serta 2 pasal

Aturan Tambahan, namun dari pasal-pasalnya dikembangkan dan ditambah ayat-ayatnya,

sehingga jumlah pasalnya sebanyak 72 pasal (lihat lampiran).

C. Amandemen/Perubahan UUD’45 Dan Dinamika Pelaksanaan UUD’45 Sejak Awal Kemerdekaan Hingga Masa Reformasi

a. Proses Perubahan/Amandemen Undang Undang Dasar 1945

Pasal terakhir Undang-Undang Dasar 1945 hasil amandemen juga memuat tentang

perubahan Undang-Undang Dasar, terutama mengingat agar Undang-Undang Dasar itu

senantiasa sesuai dengan perkembangan zaman dan aspirasi rakyat. Pasal 37, memuat 5

Page 81: Modul PKN

lxxxi

ayat berkaitan dengan ketentuan tentang perubahan Undang-Undang Dasar, sebagai

berikut:

(1) Usul perubahan pasal-pasal Undang-Undang Dasar dapat diagendakan dalam sidang

Majelis Permusyawaratan Rakyat, apabila diajukan oleh sekurang-kurangnya 1/3 dari

jumlah anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat.

(2) Setiap usul perubahan pasal-pasal Undang-Undang Dasar diajukan secara tertulis dan

ditunjukkan dengan jelas bagian yang diusulkan untuk diubah beserta alasannya.

(3) Untuk mengubah pasal-pasal Undang-Undang Dasar, Sidang Majelis

Permusyawaratan Rakyat dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota

Majelis Permusyawaratan Rakyat.

(4) Putusan untuk mengubah pasal-pasal Undang-Undang Dasar dilakukan dengan

persetujuan sekurang-kurangnya lima puluh persen ditambah satu dan seluruh

anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat.

(5) Khusus tentang bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak dapat dilakukan

perubahan.

Pasal yang mengatur tentang perubahan Undang-Undang dasar ini ditentukan

berkaitan dengan pasal-pasal Undang-Undang Dasar, jadi bukan terhadap Pembukaan

UUD 1945. Logikanya kalau hak itu menyangkut Perubahan Pembukaan UUD 1945, hak

itu sama halnya mengubah seluruh sistem negara yang meliputi bentuk negara, sifat

negara. Berketuhanan, tujuan negara dan dasar negara Pancasila. mengingat Pembukaan

sebagai deklarasi bangsa Indonesia dan dalam ilmu hukun disebut sebagai ‘Stoatsfun

damentainomy’, yang merupakan sumber norma hukum positif Indonesia.

b. Dinamika pelaksanaan UUD’45 sejak awal kemerdekaan hingga era reformasi.

Sejarah pelaksanaan UUD 1945 terbagi alas dua kurun waktu, yaitu masa

kemerdekaan (tahun 1945 s/d 27 Desember 1949) dan pada tahun 1959 sampai sekarang.

1. Masa Kemerdekaan (1945-1949)

Kurun waktu ini adalah masa revolusi fisik karena bangsa Indonesia harus berjuang

kembali mempertahankan negara dari rongrongan penjajah yang tidak mau mengakui

Page 82: Modul PKN

lxxxii

kemerdekaan Indonesia. Pada masa ini juga terjadi penyimpangan sistem pemerintahan

dari presidensial menjadi parlementer, karena NKRI berubah menjadi negara RIS sesuai

dengan hasil sidang KMB. Namun keadaan ini tidak bertahan lama, karena pada tanggal

17 Agustus 1950 negara RIS berubah menjadi NKRI dengan UUDS’50.

Tapi ternyata pelaksanaan UUDS’50 itu tidak memuaskan rakyat dan stabilitas

nasional tidak dapat tercapai. Pada masa itu terjadi pergantian kabinet sebanyak, 7 kali

yaitu:

1) Kabinet Natsir (6-9-1950 s/d 27-4-1951)

2) Kabinet Sukirman (27-4-1951 s/d 3-4-1952)

3) Kabinet Wilopo (3-4-1952 s/d 1-8-1953)

4) Kabinet Ali Sastroamijoyo I (1-8-1953 s/d 12-8-1955)

5) Kabinet Burhanudin Harahap, (12-8-1955 s/d 24-3-1956)

6) Kabinet Ali Sastroamijoyo II (24-3-1956 s/d 9-4-1957)

7) Kabinet Juanda (9-4-1957 s/d 10-7-1959)

Karena seringnya pergantian kabinet, konstituante mengadakan sidang namun

selalu gagal, sehingga Presiden mengeluarkan Dekrit Presiden pad tanggal 5 Juli 1959.

2. Masa Orde Lama (1959-1966)

1) Pengertian Orde Lama

Orde lama mulai pada tanggal 5 Juli 1959 hingga 11 Maret 1966 saat

diserahkannya Supersemar oleh Presiden kepada Letjen Soeharto. Di masa ini banyak

terjadi penyelewengan terhadap Pancasila, misalnya Nasakom, pengangkatan Presiden

seumur hidup, dan pembubaran DPR oleh Presiden. Ciri-ciri Orde Lama adalah

sebagai berikut:

a) Mempunyai landasan idil Pancasila dan landasan struktural UUD 1945.

b) Mempunyai tujuan:

i. Membentuk NKRI yang berbentuk kesatuan dan kebangsaan yang

demokratis.

Page 83: Modul PKN

lxxxiii

ii. Membentuk suatu masyarakat yang adil dan makmur baik materil maupun

spiritual dalam wadah NKRI.

iii. Membentuk kerja sama yang baik dengan semua negara di dunia, terutama

dengan negara-negara di kawasan Asia-Afrika

iv. Melaksanakannya dengan meluruskan segala cara.

2) Beberapa Penyimpangan Dalam Pelaksanaan Uud 1945

UUD 1945 pada masa ini tidak dilaksanakan secara murni dan konsekuen.

Lembaga negara seperti MPR, DPR, DPA dan BPK belum terbentuk sesuai UUD

1945, jadi hanya bersifat sementara. Penyimpangan yang terjadi antara lain Presiden

membuat UU tanpa persetujuan DPR dan Presiden membubarkan DPR yang tidak

menyetujui APBN yang diajukannya. Presiden memegang kekuasaan sepenuhnya dan

kemudian MPR mengangkatnya sebagai Presiden seumur hidup. Keadaan tersebut

membuat stabilitas nasional makin memburuk. Berbagai ancaman datang silih berganti.

Puncak dari semua itu adalah terjadinya pemberontakan PKI pada tanggal 30

September 1965. Dalam situasi ini Presiden Soekarno memberikan Surat perintah

kepada Letjen Soeharto untuk mengambil tindakan pemulihan keadaan dan

mengembalikan stabilitas negara.

3. Masa Orde Baru

1) Pengertian Orde Baru

Orde Baru lahir sejak diselenggarakannya seminar TNI/AD yang kedua di

Seskoad Bandung pada tanggal 25 s/d 31 Agustus 1966. Ciri-ciri Orde Baru hampir

sama dengan Orde Lama, kecuali landasannya yang sedikit mengalami perubahan.

Landasan konstitusionalnya tetap UUD 1945, tetapi landasan strukturalnya adalah

kabinet Ampera sedangkan landasan operasionalnya adalah Tap MPR sejak sidang

umum ke IV tahun 1966. Selain itu, tujuannya adalah menegakkan kebenaran dan

keadilan demi Ampera, Tritura, dan Hanura secara konstitusional. Adapun pelaksanaan

Pancasila dilakukan secara murni dan konsekuen. Orde Baru menghendaki

kepentingan nasional tetapi tidak meninggalkan komitmen anti-kolonialisme. Orde

Baru menginginkan suatu tatanan hidup, perekonomian, dan politik yang stabil serta

Page 84: Modul PKN

lxxxiv

melaksanakan cita-cita demokrasi politik. Strategi dan taktik Orde Baru ini tercermin

dalam program kabinet Ampera.

2) Langkah Pengamalan UUD 1945 Oleh Orde Baru

Orde Baru berhasil menyalurkan aspirasi masyarakat dan mengoreksi kesalahan

yang dilakukan di masa Orde Lama. Produk hukum yang dihasilkan antara lain

pengesahan Supersemar ke dalam Tap. MPR No.IX/MPR/1966, Tap. MPR

No.XXV/MPR/1966 tentang pembubaran PKI dan ormasnya, dan Tap MPR

No.XII/MPR/1966 tentang perubahan landasan di bidang ekonomi dan pembangunan.

Sidang istimewa MPRS tahun 1967 menarik mandat MPRS dari Presiden Soekarno

dan pada sidang istimewa pada tahun 1968 MPRS mengangkat Soeharto menjadi

presiden sampai terselenggaranya Pemilu. Kemudian terbentuklah lembaga negara

seperti MPR, DPR, DPA dan BPK yang sesuai dengan UUD 1945.

Mekanisme kegiatan kenegaraan lima tahunan secara garis besar adalah sebagai

berikut:

1) MPR mengadakan sidang umum, dan Pemilu

2) Dalam sidang umum MPR bertugas;

a. Menetapkan GBHN.

b. Memilih presiden dan wakilnya untuk melaksanakan GBHN.

3) Presiden, wakilnya, dan para menteri negara menjalankan tugas berdasarkan UUD

1945.

4) Tugas Presiden:

a. Membentuk lembaga tinggi negara, yaitu DPA dan BPK.

b. Melaksanakan Pemilu tepat waktu.

c. Mengajukan APBN setiap tahun tepat waktu dan harus menyusun Repelita.

d. Membuat UU dengan persetujuan DPR dalam rangka pelaksanaan UUD 1945

dan GBHN.

5) DPR bertugas mengawasi pelaksanaan tugas Presiden.

6) Lembaga negara lainnya melaksanakan tugasnya harus sesuai dengan UUD 1945

dan undang-undang.

4. Masa Reformasi

Page 85: Modul PKN

lxxxv

Dalam proses reformasi dewasa ini, terdapat berbagai pendapat dan kajian

untuk mengamandemen UUD 1945, karena UUD 1945 harus bersifat fleksibel, yaitu

mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan bangsa dan negara Indonesia.

Keinginan untuk mengamandemen itu juga muncul karena adanya sifat “muitiinter-

pretable” pada pasal-pasal UUD 1945, sehingga mengakibatkan adanya sentralisasi

kekuasaan terutama Presiden di masa Orde Lama maupun Orde Baru.

Melalui Sidang Umum MPR tahun 1999, SidangTahunan MPR tahun 2000,

Sidang Tahunan MPR 2001, dan Sidang Tahunan MPR 2002, UUD 1945 telah

mengalami perubahan (amandemen). Perubahan ini dimaksudkan untuk

menyempurnakan Batang Tubuh UUD 1945 dan tidak mengubah Pembukaan UUD

1945. Karena Pembukaan UUD 1945 merupakan ikrar berdirinya negara Kesatuan

Republik Indonesia dan ia memuat Pancasila sebagai Dasar Negara, MPR berketetapan

hati untuk tidak mengubahnya. Pembukaan UUD 1945 serta amandemen UUD 1945

berdasarkan Sidang Umum MPR 1999, Sidang Tahunan MPR 2000, Sidang Tahunan

MPR 2001, dan Sidang Tahunan MPR 2002.

a. SISTEM KETATANEGARAAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

a. Tujuh Kunci Pokok Sistem Pemerintahan Negara R.I.

Sistem pemerintahan Indonesia dijelaskan di dalam Penjelasan UUD 1945

(sebelum amandemen), yang menyebutkan tujuh kunci pokok sistem pemerintahan

Indonesia. Meskipun UUD 1945 telah diamandemen, ketujuh kunci pokok tersebut

masih relevan dalam sistem pemerintahan Indonesia dewasa ini. Ketujuh kunci pokok

itu adalah:

1) Indonesia adalah Negara yang Berdasarkan Hukum (Rechtsstsat)

Negara Indonesia adalah negara yang berdasarkan hukum (rechtsstaat), tidak

berdasarkan kekuasaan belaka (machts-staat). Artinya, setiap tindakan harus

berlandaskan hukum, sehingga dapat dipertanggungjawabkan secara hukum dan

Page 86: Modul PKN

lxxxvi

tekanan yang dilakukan terhadap hukum juga berarti terhadap kekuasaan. Hal ini

terkandung di dalam Pembukaan UUD 1945 yang merupakan perwujudan cita hukum

yang menjiwai Batang Tubuh UUD 1945 maupun dasar hukum yang tidak tertulis.

Yang dimaksud dengan negara hukum bukan hanya, dalam arti formal saja,

yaitu sebagai penjaga atau alat dalam menindak segala bentuk kejahatan dan

ketidakadilan, tetapi juga dalam arti materiil, yaitu alat dalam menciptakan

kesejahteraan sosial seluruh rakyat Indonesia, yang sesuai dengap alinea dalam

Pembukaan UUD 1945. Ciri-ciri negara berdasarkan hukum dalam arti materiil adalah

sebagai berikut:

a. Adanya pembagian kekuasaan dalam negara; lihat UUD 1945 Pasal 2 ayat (I), 4 ,

5, 19, 20, 23E dan 24, 24A-C dan pasal-pasal lain sampai amandemen keempat.

2. Diakuinya hak asasi manusia yang tertuang dalam konstitusi dan peraturan

perundang-undangan; lihat UUD 1945 Pasal 27, 28, 28A-28J, 29 ayat (2) dan 31

ayat (1).

3. Adanya dasar hukum bagi kekuasaan pemerintah (asas legalitas); lihat UUD 1945

Pasal 1 ayat (3).

4. Adanya peradilan yang bebas dan merdeka serta tidak memihak; lihat UUD 1945

Pasal 24.

5. Semua warga negara memiliki kedudukan yang sama di mata hukum dan

pemerintahan, wajib menjunjung hukum dan pemerintahai tersebut tanpa kecuali,

dan berhak mendapatkan pendidikan dan penghidupan yang layak bagi

kemanusiaan; lihat UUD 1945 Pasal 27 ayat (I)dan(2).

6. Pemerintah berkewajiban memajukan kesejahteraan umum serta mencerdaskan

rakyat Indonesia; lihat UUD 1945 Awal tentang Hak Asasi Manusia, Pasal 31, 33

dan 34.

2) Sistem Konstitusional

Pemerintahan Indonesia bersifat konstitusional, bukan absolut (tidak terbatas).

Pernyattaan itu menunjukkan bahwa pemerintahan dijalankan menurut sistem

Page 87: Modul PKN

lxxxvii

konstitusional. Dalam sistem ini, penggunaan kekuasaan secara sah oleh aparatur

negara dibatasi secara formal berdasarkan UUD 1945. Hal ini menunjukkan bahwa

kekuasaan aparatur negara dan pemerintahan harus bersumber dari UUD 1945 atau

undang-undang yang menyelenggarakan UUD 1945.

3) Kekuasaan Negara yang Tertinggi di Tangan Rakyat

Kedaulatan, berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut UUD 1945

(Pasal 1 ayat 2). Badan yang diberi kewenangan untuk melaksanakan kedaulatan ini

adalah MPR, yang merupakan penjelmaan dari seluruh rakyat Indonesia. Majelis ini

bertugas rnenetapkan UUD, serta melantik dan memberhentikan Presiden dan Wakil

Presiden. Sedangkan Presiden harus menjalankan haluan negara berdasarkan haluan-

haluan yang telah ditetapkan oleh MPR, serta bertanggung jawab kepada majelis ini.

Karena ia adalah mandataris MPR, maka dia. wajib menjalankan putusan-putusan

majelis. Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa tugas MPR sangat luas dan

segala keputusannya mencerminkan keinginan dan aspirasi rakyat. Anggota MPR

terdiri dari anggota DPR dan DPD yang dipilih oleh rakyat melalui Pemilu.

4) Presiden adalah Penyelenggara Pemerintah Negara yang Tertinggi di bawah

Majelis Permusyawaratan Rakyat

Pasal 4 ayat (I) UUD 1945 menyebutkan bahwa Presiden Republik Indonesia

memegang kekuasaan dan tanggung jawab dalam menjalankan pemerintahan. Dalam

melakukan kewajibannya, Presiden dibantu oleh seorang wakil presiden.

Tugas dan kewajiban Presiden serta Wakil Presiden dapat dilihat dalam pasal-

pasal UUD 1945 hasil amandemen keempat.

5) Presiden Tidak Bertanggung Jawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat

UUD 1945 telah menggariskan kerjasama antara Presiden dan Dewan

Perwakilan Rakyat, antera lain dalam membentuk undang-undang dan menetapkan

anggaran serta belanja negara, pengangkatan duta dan konsul, penganugerahan gelar

dan tanda jasa, pemberian amnesti dan abolisi dan lain-lain. Dalam perkara-perkara

tersebut Presiden harus, mendapatkan persetujuan DPR. Karena itu Presiden dan DPR

Page 88: Modul PKN

lxxxviii

harus bekerja sama, tetapi tidak dalam arti Presiden bertanggung jawab kepada DPR

karena kedudukan Presiden tidak tergantung kepada DPR. Presiden tidak dapat

membekukan dan/atau membubarkan DPR (Lihat Pasal 7C) dan DPR pun tidak dapat

menjatuhkan Presiden karena mereka adalah mitra kerja. DPR hanya mengawasi

Presiden dalam menjalankan pemerintahan. Tetapi DPR dapat mengajukan usul

pemberhentian Presiden kepada MPR (Lihat Pasal 7A, 7B).

6) Menteri Negara adalah Pembantu Presiden dan Menteri Negara Tidak

Bertanggung Jawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat

UUD 1945 menyatakan bahwa Presiden dibantu oleh. Menteri-menteri negara

dan dapat memberhentikan menteri-menteri negara menurut ketentuan UU (lihat Pasal

17). Menteri-menteri negara itu tidak bertanggung jawab kepada DPR. Kedudukan

mereka tidak tergantung pada DPR tetapi pada Presiden karena mereka adalah

pernbantu Presiden. Presiden berwenang mengangkat dari memberhentikan menteri.

Pembentukan, pengubahan, dan pembubaran kementerian diatur oleh undang-undang.

7) Kekuasaan Kepala Negara Tidak Tak Terbatas

Penjelasan UUD 1945 menyatakan bahwa “Meskipun Kepala Negara tidak

bertanggung jawab kepada DPR, ia bukan diktator, artinya kekuasaannya tidak tak

terbatas”. Seperti dijelaskan sebelumnya., sistem pemerintahan konstitusional tidak

bersifat Absolut. Keberadaan DPR dan menteri negara dapat mencegah terjadinya

pemerintahan yang absolut atau kekuasaan mutlak.Dalam hal ini kedudukan dan peran

DPR sangatlah kuat, karena selain tidak dapat dibubarkan oleh Presiden, dia juga

berwenang mengajukan usul dan persetujuan pembentukan undang-undang maupun

penetapan anggaran dan belanja negara. Selain itu, karena semua anggota DPR adalah

anggota MPR maka DPR memiliki wewenang untuk mengadakan sidang istimewa

guna meminta pertanggungjawaban Presiden. Jika Presiden benar-benar melanggar

haluan yang telah ditetapkan oleh MPR. Jadi jelas bahwa hubungan antara MPR, DPR,

dan Presiden sangat erat.

D. Susunan Kekuasaan Negara R.I.

Page 89: Modul PKN

lxxxix

Konsep kekuasaan negara menurut demokrasi sebagai terdapat dalam UUD 1945

sebagai berikut:

(1) Kekuasaan di Tangan rakyat

(a) Pembukaan UUD 1945 Alinea IV..”...Maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan

Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia yang

berkedaulatan rakyat.......

(b) Pokok Pikiran dalam Pembukaan UUD 1945 “Negara yang berkedaulatan rakyat,

berdasarkan atas kerakyatan dan permusyawaratan perwakilan” (pokok Pikiran III).

(2) Pembagian Kekuasaan

Sebagaimana dijelaskan bahwa kekuasaan. tertinggi adalah ditangan rakyat, dan

dilakukan menurut Undang-Undang Dasar oleh karena itu pembagian kekuasaan menurut

demokrasi sebagaimana tercantum di dalam UUD 1945 adalah sebagai berikut :

(a) Kekuasaan Eksekutif, didelegasikan kepada Presiden (Pasal 4 ayat (1) UUD 1945).

(b) Kekuasaan Legislatif, didelegasikan kepada Presiden dan DPR dan DPD (Pasal 5) ayat

(1), Pasal 19 dan Pasal 22C UUD 1945).

(c) Kekuasaan Yudikatif, didelegasikan kepada Mahkamah Agung (Pasal 24 ayat (1) UUD

1945).

(d) Kekuasaan Inspektif, atau pengawasan didelegasikan kepada Badan Pemeriksa

Keuangan (BPK) dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Hal ini termuat dalam UUD

1945 Pasal 20-A ayat (1) “.... DPR juga memiliki fungsi pengawasan”. artinya DPR

melakukan pengawasan terhadap Presiden selaku penguasa eksekutif.

(e) Dalam UUD 1945 hasil amandemen tidak ada Kekuasaan Konsultatif, yang dalam

UUD lama didelegasikan kepada Dewan Pertimbangan Agung (DPA). (Pasal 16 UUD

1945). Dengan lain perkataan UUD 1945 hasil amandemen telah Menghapuskan

lembaga Dewan Pertimbangan Agung, karena hal ini berdasarkan kenyataan

pelaksanaan kekuasaan negara fungsinya tidak jelas. Mekanisme pendelegasian

kekuasaan yang demikian ini dalam khasanah ilmu hukum tatanegara dan ilmu politik

Page 90: Modul PKN

xc

dikenal dengan istilah ‘distribution of power’ yang merupakan unsur mutlak dari

negara demokrasi.

(3) Pembatasan kekuasaan

Pembatasan kekuasaan menurut konsep UUD 1945, dapat dilihat melalui proses

atau mekanisme 5 tahunan kekuasaan dalam UUD 1945 sebagai berikut :

(a) Pasal 1 ayat (2) UUD 1945 ‘kedaulatan di tangan rakyat...”. Kedaulatan politik rakyat

dilaksanakan lewat Pemilu untuk membentuk MPR dan DPR setiap 5 tahun sekali.

(b) “Majelis Permusyawaratan Rakyat memiliki Kekuasaan melakukan perubahan

terhadap UUD. Melantik Presiden dan Wakil Presiden. serta melakukan impeachment

terhadap Presiden jikalau melanggar konstitusi.

(c) Pasal 20 ayat (1) memuat “Dewan Perwakilan Rakyat memiliki fungsi pengawasan

yang berarti melakukan pengawasan terhadap jalannya pemerintahan yang dijalankan

oleh Presiden dalam jangka waktu 5 (lima) tahun”.

(d) Rakyat kembali mengadakan Pemiku setelah membentuk MPR dan DPR (rangkaian

kegiatan 5 (lima) tahunan sebagai realisasi periodesasi kekuasaan).

Dalam pembatasan kekuasaan menurut konsep mekanisme 5 tahunan kekuasaan

sebagaimana tersebut di atas, menurut UUD 1945 mencakup antara lain: periode

kekuasaan, pengawasan kekuasaan dan pertanggungjawaban kekuasaan.

(4) Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan menurut UUD 1945 dirinci sebagai berikut:

a) Penjelasan UUD 1945 tentang Pokok Pikiran ke III. yaitu” ... Oleh karena itu sistem

negara yang terbentuk dalam UUD 1945, harus berdasar atas kedaulatan rakyat dan

berdasar atas permusyawaratan perwakilan. Memang aliran ini sesuai dengan sifat

masyarakat Indonesia”.

b) Putusan Majelis Permusyawaratan Rakyat ditetapkan dengan suara terbanyak, misalnya

Pasal 7B ayat (7).

Page 91: Modul PKN

xci

Ketentuan-ketentuan tersebut di atas mengandung pokok pikiran bahwa konsep

pengambilan keputusan yang dianut dalam hukum tata negara Indonesia adalah

berdasarkan :

a) Keputusan didasarkan pada suatu musyawarah sebagai asasnya, artinya segala

keputusan yang diambil sejauh mungkin diusahakan, dengan musyawarah untuk

mencapai mufakat.

b) Namur demikian jikalau mufakat itu tidak tercapai, maka dimungkinkan pengambilan

keputusan itu melalui suara terbanyak.

(5) Pengawasan

Dalam UUD 1945 termuat konsep pengawasan. Konsep pengawasan tersebut

menurut UUD 1945 ditentukan sebagai berikut:

Pasal I ayat (2). “Kedaulatan adalah ditangan rakyat dan dilakukan menurut Undang-

Undang Dasar”. Dalam penjelasan terhadap pasal I ayat (2) UUD 1945 disebutkan bahwa

rakyat memiliki kekuasaan tertinggi namun dilaksanakan dan didistribusikan berdasarkan

UUD.

a) Berbeda dengan UUD lama sebelum dilakukan amandemen, MPR yang memiliki

kekuasaan tertinggi sebagai penjelmaaan kekuasaan rakyat. Maka menurut UUD hasil

amandemen MPR kekuasaannya menjadi terbatas, yaitu meliputi tiga hal, yaitu

mengubah UUD, melantik Presiden dan Wakil Presiden dan memberhentikan Presiden

dengan masa jabatannya atau jikalau melanggar UUD.

b) Pasal 2 ayat (1), Majelis Permusyawaratan. Rakyat terdiri dari anggota Dewan

Perwakilan Rakyat dan anggota Dewan Perwakilan Daerah. Berdasarkan ketentuan

tersebut maka menurut UUD 1945 hasil amandemen MPR hanya dipilih melalui

Pemilu.

c) Penjelasan UUD tentang kedudukan DPR, disebut “...kecuali itu anggota-anggota DPR

semuanya merangkap menjadi anggota MPR. Oleh karena itu DPR dapat senantiasa

mengawasi tindakan-tindakan Presiden...”

Page 92: Modul PKN

xcii

Berdasarkan ketentuan tersebut di atas maka konsep pengawasan menurut

demokrasi Indonesia sebagai tercantum dalam UUD 1945 pada dasarnya adalah sebagai

berikut :

a) Dilakukan oleh seluruh warga negara, karena kekuasaan di dalam sistem

ketatanegaraan Indonesia adalah di tangan rakyat, dan

b) Secara formal ketatanegaraan pengawasan berada pada rakyat.

E. Sistem Kelembagaan Negara RI

1. Kelembagaan Negara

UUD 1945 bukan hanya mengandung semangat dan perwujudan pokok pikiran yang

terkandung di dalam Pembukaannya, tetapi juga merupakan rangkaian kesatuan pasal-

pasalnya. Sebagian dari pasal itu berisi tentang kedudukan, wewenang, tugas dan hubungan

antar lembag,a negara. Dalam Tap. MPR No.VI/MPR/1973 dan Tap. MPR No.III/MPR/1978.

MPR me-netapkan bahwa MPR adalah lembaga tertinggi negara sedangkan lembaga tinggi

negara terdiri Presiden, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Pertimbangan Agung, Badan Pemeriksa

Keuangan, dan Mahkamah Agung.

Berdasarkan hasil Sidang Tahunan MPR 2002, Dewan Pertimbangan Agung

ditiadakan. Sehingga struktur ketatanegaraan Republik Indonesia menjadi:

Page 93: Modul PKN

xciii

Hal-hal mengenai DPR diatur dalam Pasal 19, 20, 20A, 21, 22B, 22C, dan dalam

pasal-pasal yang berkaitan dengan kerja-sama dengan Presiden, sedangkan Dewan

Perwakilan Daerah (DPD) diatur dalam Pasal 22D.

BPK mempunyai tugas khusus untuk memeriksa keuangan negara dan kemudian

hasilnya dilaporkan kepada DPR, DPD, dan DPRD (Pasal 23 E, Pasal 23F, dan 23G). Badan ini

bersifat bebas dan mandiri, jadi tidak dipengaruhi atau mempengaruhi kekuasaan

pemerintah. Tugas BPK antara lain:

1. Memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara.

2. Merneriksa semua pelaksanaan APBN.

Page 94: Modul PKN

xciv

Sedangkan kekuasaan kehakiman dipegang oleh Mahkamah Agung (MA) dan badan

peradilan yang berada di bawahnya (Lihat Pasal 24, 24AJ yang terlepas dari pengaruh semua

lembaga negara. Sedangkan kekuasaan kehakiman dipegang oleh Mahkamah Agung (MA)

dan badan peradilan yang berada di bawahnya (Lihat Pasal 24, 24AJ yang terlepas dari

pengaruh semua lembaga negara.

Komisi Yudisial bersifat mandiri dan mempunyai wewenang mengusulkan pengangkatan

hakim agung dan wewenang lain dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan,

martabat serta perilaku hakim. (Lihat Pasal 24B).

Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir dengan

keputusan yang bersifat final, menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar,

memutus sengketa kewenangan lembaga negara dan kewenangan yang diberikan oleh UUD,

memutus pembubaran partai politik, dan memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum.

(Lihat Pasal 24C)

F. HUBUNGAN ANTAR LEMBAGA-LEMBAGA NEGARA RI

i. Hubungan Antara MPR Dan Presiden

Majelis Permusyawaratan Rakyat sebagai pemegang kekuasaan tinggi sebagai

wakil rakyat sesuai dengan UUD 1945 (Pasal I ayat (2) ). di samping DPR dan Presiden.

Hal ini berdasarkan ketentuan dalam UUD 1945 bahwa baik Presiden maupun MPR

dipilih langsung oleh rakyat (Pasal 2 ayat (1) dan Pasal 6 ayat (1)). Berbeda dengan

kekuasaan MPR menurut UUD 1945 sebelum dilakukan amandemen 2002, yang

memiliki kekuasaan tertinggi dan mengangkat serta memberhentikan Presiden dan/atau

Wakil Presiden.

Sesuai dengan ketentuan UUD 1945 hasil amandemen 2002, maka Presiden

dapat diberhentikan sebelum habis masa jabatannya baik karena permintaan sendiri atau

karena tidak dapat melakukan kewajibannya maupun diberhentikan oleh MPR.

Page 95: Modul PKN

xcv

Pemberhentian Presiden oleh MPR sebelum masa jabatan berakhir, hanya mungkin

dilakukan jikalau Presiden sungguh-sungguh telah melanggar hukum berupa

pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penvuapan, tindak pidana berat lainnya, atau

perbuatan tercela maupun apabila terbukti tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden

dan/atau wakil Presiden (Pasal 7A).

Namun demikian perlu dipahami bahwa oleh karena Presiden tidak diangkat oleh

MPR, maka Presiden tidak bertanggung jawab kepada MPR. melainkan kepada rakyat

Indonesia sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Dasar.

ii. Hubungan Antara MPR Dan DPR

Majelis Permusyawaratan Rakyat terdiri atas anggota-anggota. Dewan Perwakilan

Rakyat, dan anggota-anggota. Dewan Perwakilan Daerah yang dipilih melalui pemilu.

Dengan demikian maka seluruh anggota. MPR menurut UUD 1945 dipilih melalui

Pemilu.

Mengingat kedudukannya sebagai penjelmaan seluruh rakyat Indonesia yang

memegang kedaulatan rakyat tertinggi (Pasal 2 ayat (1)) dan untuk menegakkan martabat

serta kewibawaannya, maka MPR menyelesaikan masalah-masalah yang bersifat dasar,

yang bersifat struktural dan memiliki kekuasaan untuk mengubah UUD, maka antara DPR

dengan MPR harus melakukan kerjasama yang simultan dalam melakukan

pengawasan terhadap jalannya pemerintahan yang dilakukan oleh Presiden.

Oleh karena anggota DPR seluruhnya merangkap angota MPR, maka MPR menggunakan

DPR sebaoai tangan kanannya dalam melakukan pengawasan pelaksanaan kebijakan yang

dilakukan oleh Presiden sebagaimana ditetapkan oleh MPR.

Dalam hal ini DPR menggunakan hak-hak tertentu. yang dimilikinya seperti hak

angket, hak amandemen, hak interpelasi, hak budget, hak tanya inisiatif (Pasal 20-A).

MPR mempunyai tugas yang sangat luas, melalui wewenang DPR, MPR

mengemudikan pembuatan Undang-Undang serta peraturan-peraturan lainnya agar

Page 96: Modul PKN

xcvi

undang-undang serta peraturan-peraturan itu sesuai dengan UUD 1945. Melalui

wewenang DPR ia juga menilai dan mengawasi wewenang lembaga-lembaga lainnya.

Demikianlah hubungan DPR dan MPR sebagai bagian yang diutamakan Maielis.

terutama pasca amandemen UUD 1945 2002 ini diharapkan dengan adanya reformasi

kelembagaan tinggi negara, benar-benar dapat tercipta iklim pelaksanaan negara yang lebih

demokratis.

iii. Hubungan Antara DPR Dan Presiden

Sebagai sesama lembaga dan sesama anggota badan legislatif maka DPR dan

Presiden bersama-sama mempunyai tugas antara lain:

i. Membuat Undang-Undang (Pasal 5 ayat (1), 20 dan 21). dan Menetapkan

Undang-Undang tentang anggaran pendapatan dan belanja negara (Pasal 23 ayat

(1)).

ii. Membuat undang-undang berarti menentukan kebijakan politik yang

diselenggarakan oleh Presiden (Pemerintah).

iii. Menetapkan budget negara pada hakekatnya berarti menetapkan rencana kerja

tahunan. DPR melalui anggaran belanja yang telah disetujui dan mengawasi

Pemerintah dengan efektif. Di dalam, pekerjaan untuk membuat UU, maka Iembaga-

lembaga negara lainnya dapat diminta pendapatnya.

Sesudah DPR bersama Presiden menetapkan UU dan RAP/RAB negara maka di

dalam pelaksanaannya DPR berfungsi sebagai pengawas terhadap pemerintah.

Pengawasan DPR terhadap Presiden adalah suatu konsekuensi yang wajar (logis),

yang pada hakikatnya mengandung arti bahwa presiden bertanggung jawab kepada DPR

dalam arti partnership.

Presiden tidak dapat dijatuhkan oleh DPR, dan dengan pengawasan tersebut,

maka terdapat kewajiban bagi Pemerintah untuk selalu bermusyawarah dengan DPR tentang

Page 97: Modul PKN

xcvii

masalah-masalah pokok dari negara yang menyangkut kepentingan rakyat dengan UUD

sebagai landasan kerja.

Hal ini tetap sesuai dengan penjelasan resmi UUD 1945 dinyatakan bahwa

Presiden harus tergantung kepada Dewan. Sebaliknya keduduk-an DPR adalah kuat,

Dewan ini tidak dapat dibubarkan oleh Presiden karena anggota-anggota DPR semuanya

merangkap menjadi anggota-anggota MPR, maka DPR dapat senantiasa mengawasi

segala tindakan-tindakan Presiden dan jikalau Dewan menganggap bahwa Presiden

sungguh-sungguh melanggar pidana atau konstitusi yang telah, ma.ka Majelis itu dapat

melakukan sidang istimewa untuk melakukan inpeachment.

Bentuk kerja sama antara DPR dan Presiden tidak boleh mengingkari partner

legislatifnya. Presiden harus memperhatikan, mendengarkan, berkonsultasi dan dalam

banyak hal, memberikan keterangan-keterangan serta laporan-laporan kepada Dewan dan

meminta pendapatnva. Untuk pengawasan tersebut maka DPR mempunyai beberapa

wewenang yaitu

a. Menurut UUD 1945.

1) Hak budget, yaitu hak untuk menyusun rancangan Anggaran Belanja dan

Pendapatan Negara (Pasal 23 ayat (1)).

2) Hak inisiatif vaitu hak untuk mengusulkan rancangan uu (pasal 21 ayat (1))

b. Menurut UUD1945 hasil amandemen 2002 pasal 20-A ayat (2) dan

1) Hak amandemen (mengadakan perubahan)

2) Hak interpelasi (meminta kete-rangan)

3) Hak bertanya

4) Hak angket (hak untuk mengadakan suatu penyelidikan).

Dengan adanya wewenang DPR tersebut, maka sepanjang tahun teriadi

musyawarah yang diatur antara pemerintah dan DPR, dan DPR menpunyai kesempatan

untuk menemukakan pendapat rakvat secara kritis terhadap kebijaksanaan dan politik

pemerintah.

Page 98: Modul PKN

xcviii

Kritik-kritik itu dapat dilanjutkan dan dibahas oleh surat-surat kabar sebagai

pembawa suara masyarakat yang langsung sehingga terjadilah suatu 'Sosial Control` yang

baik terhadap pemerintah khususnya dan terhadap lembaga-lembaga negara lain pada

umumnya.

iv. Hubungan Antara DPR Dengan Menteri-Menteri

Hubungan kerjasama antara Presiden dengan DPR juga harus dilaksanakan dalam hal

DPR menyatakan keberatannya terhadap kebijaksanaan menteri-menteri. Dalam hal ini sudah

sewajarnya Presiden mengganti menteri yang bersangkutan tanpa membubarkan kabinet.

Dalam UUD 1945 dinyatakan bahwa menteri-menteri diangkat dan diberhentikan oleh

Presiden (Pasal 17 ayat (2)), sedangkan dalam penjelasannya dikemukakan bahwa menteri-

menteri itu tidak bertanggung jawab kepada DPR, artinya kedudukannya tidak tergantung

kepada Dewan, akan tetapi tergantung kepada Presiden.

Penafsiran tentang kedudukannya menteri-menteri itu tidak bisa dilepaskan dari

penafsiran tentang kedudukan Presiden yang juga dalam penjelasan UUD, 1945, dalam pasal

tentang kementerian negara (Pasal 17) diterangkan bahvva Presiden tidak bertanggungjawab

kepada DPR (sistem Kabinet Presidensial)

Seperti juga halnya dengan Presiden, menteri-menteri tidak dapat dijatuhkan

dan/atau diberhentikan oleh DPR, akan tetapi sebagai konsekuensinya yang waiar (logis)

dari tugas clan kedudukannya, ditambah pula ketentuan dalam penjelasan yang mengatakan

bahwa Presiden harus memperhatikan sungguh-sungguh suara DPR. Oleh karena itu menteri-

menten pun juga tidak terlepas dari keberatan-keberatan DPR, yang berakibat diberhentikannya

menteri oleh Presiden.

Sudah terang bahwa DPR tidak boleh main mosi tidak percaya, melainkan secara

serius harus memberikan pertimbangan kepada Presiden dan sebaiknva Presiden tidak boleh

Page 99: Modul PKN

xcix

bersitegang tidak mau memperhatikan suara DPR yang telah diberikannya dengan tulus

ikhlas, maka sebagai jalan keluar MPR harus segera memberikan keputusannya,-dan terhadap

MPR itu Presiden secara imperatif harus melaksanakannya, terutama berdasar Pasal 3 ayat

(3).

v. Hubungan Antara Presiden dengan Menteri-Menteri

Presiden mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri negara (Pasal 17

ayat (2)) dan menteri-menteri itu secara formal tidak bertanggung jawab kepada DPR.

akan tetapi tergantung kepada Presiden. Menteri adalah pembantu Presiden (Pasal 17 ayat

(3)). Meskipun kedudukan Para menteri tergantung.kepada Presiden, mereka bukan pegawai

tinggi biasa, oleh karena itu menteri-menterilah yang terutama menjalankan pemerintahan

dalam praktekm a, sebagai pemimpin departemen (Pasal 17 ayat (3)). menteri mengetahui

seluk-beluk mengenai lingkungan pekerjaannya.

Berhubungan dengan itu mcnteri mempunyai pengaruh besar terhadap Presiden dalam

menuntun politik negara yang menyangkut departemennya. Memang yang dimaksudkan adalah

bahwa para menteri itu peminpin-pemimpin negara. Untuk menetapkan politik pemerintah

dan koordinasi dalam pemerintah negara, para menteri bekerjasama satu sama lain secara erat

di bawah pimpinan Presiden

Dalam praktek Pernerintahan, timbul kebiasaan bahwa Presiden melimpahkan sebagi-an

wewenang kepada pembantu pimpinan dari Presiden Konvensi yang demikian ini tidak boleh

mengurangi jiwa dari sistem kabinet Presidensial.

vi. Hubungan Antara Mahkamah Agung Dengan Lembaga Negara Lainnya.

Dalam Pasal 24 ayat (1) UUD 1945 disebutkan bahwa kekuasaan kehakiman

dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan lain-lain Badan Kehakiman menurut susunan dan

kekuasaan Badan-Badan Kehakiman tersebut diatur menetapkan hubungan antara

Mahkamah Agung dengan lembaga-lembaga lainnya. Dalam Penjelasan UUD 1945

disebutkan bahwa kekuasaan kehakiman adalah kekuasaan pemerintah ataupun

kekuasaan serta kekuatan lainnya! Berhubung dengan itu harus diadakan jaminan dalam

Page 100: Modul PKN

c

bentuk UUD 1945 tentang kedudukan para hakim, sebagai syarat mencapai suatu keputusan

yang seadil-adilnya.

Negara Republik Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum yang

berdasarkan Pancasila. Berhubung dengan itu kekuasaan kehakiman adalah kekuasaan

negara yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna meneoakkan hukum dan

keadilan berdasarkan Pancasila.

Ketentuan im menunjukkan bahwa di negara Indonesia dijamin perlindungan

hak-hak asasi manusia dan bukan kemauan seseorang yang menjadi dasar tindakan

penguasa (Govemment by law, not by man). Sifat negara hukum ini rnengandung makna

bahwa alat-alat perlengkapannya hanya dapat bertindak menurut dan terikat kepada aturan-

aturan yang telah dibuat oleh badan yang dikuasakan untuk mengadakan peraturan-

peraturan itu, atau singkatnya disebut dengan 'Rule of law' Undang-undang Pokok

Kehakimain (UU No. 14 tahun 1970) dalam Pasal 5 sampai dengan Pasal 8

menjamin hak-hak asasi manusia yang mendapatkan perlindungan. berhubungan dengan itu

pengadilan mengadili menurut hukum dengan tidak membeda-bedakan orang,tiada seorang

juapun dapat dihadapkan di depan pengadilan selain daripada yang ditentukan baginya

oleh undang-undang. Demikian juga tiada scoarano juapun dapat dijatuhi pidana,

kecuali apabila pengadilan, karena alat penbuktian yang sah menurut undang-undang

mendapat keyakinan bahwa seorang yang dianggap dapat bertanggung jawab, telah bersalah

atas perbuatan yang dituduhkan atas dirinya. Selain itu tidda seorangpun dapat dikenakan

penangkapan, penahanan, penggeledahan dan pesitaan, selain atas printah tertulis oleh

kekuasaan yang sah dalam hal-hal clan menurut cara-cara yang diatur dengan undang-

undang. Setiap orang yang disangkakan, ditangkap. ditahan, dituntut dan atau dihadapkan

di depan pengadilan, wajib dianggap tidak bersalah sebelum kekuatan hukum yang tetap

asas (persumfion innocence).

Semua pengadilan memberikan keterangan, pertimbangan dan nasihat-nasihat

tentang soal-soal hukum kepada lembaga negara lain apabila diminta.

Page 101: Modul PKN

ci

Mahkamah Agung sebagai Lembaga Tinggi Negara dalam bidang kehakiman dari

tingkat yang lebih tinggi, berwenang menyatakan tidak sah peraturan perundangan dari

tinokat .yang .lebih tinggi. Putusan tentang tidak sah peraturan penmdang-undangan tersebut

dapat diambil berhubungan perundangan yang dinyatakan tidak sah tcrsebut, dilakukan oleh

instansi yang bersangkutan. Ketentuan ini mengatur tentang hak menguji dari Mahkamah

Agung, yang mengandung makna,bahwa mahkamah Agung berhak untuk menguji secara

material peraturan yang lebih rcndah tingkatnya dari undang- undang mengenal sah tidaknya

dengan ketentuan perundang-undangam yang lebih tinggi.

Dalam proses reformasi dewasa ini Mahkamah Agung merupakan ujung tombak

terutama mernberantas KKN untuk rnewujudkan pemerintahan yang hersih sebagaimana

diamanatkan oleh Tap No. XI/MPR/1998. Mahkamah Agung harus bebas dari pengaruh

kekuasaan ataupun lainnya.

vii. Hubungan Antara BPK Dengan DPR

Badan Pemcriksa Keuangan (BPK) bertugas memeriksa tentang keuangan negara

dan hasil perneriksaannya itu diberitahukan kepada DPR. Dewan Perwakilan Daerah

daerah DPRD (Pasal 23-E ayat (2)) untuk mengikuti dan menilai kebijakan ekonomis

financial pemerintah yang dijalankan oleh aparatur administrasi negara yang dipimpin oleh

pemerintah.

Undang-Undang No. 5 tahun 1973 tentang Badan Pemeriksa Keuangan menegaskan,

bahwa BPK adalah lembaga tinggi negara yang dalam pelaksanaan terlepas dari pengaruh

oleh kekuasaan pemerintah, akan tetapi tidak berdiri di atas pemerintah. BPK bertugas untuk

memeriksa tanggung jawab pemerintah tentang keuangan negara dan memeriksa semua

pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Sehubungan dengan pcnuaian tugasnya

BPK berwenang meminta keterangan yang wajib diberikan oleh setiap orang, badan/instansi

Pemerintah atau badan swasta, sepanjang tidak bertentangan dengan Undang-Undang.

Page 102: Modul PKN

cii

Pembentukan BPK sesungguhnya memperkuat pelaksanaan demokrasi dalam arti yang

sesungguhnya, oleh karena, pegaturan kebijaksanaan dan arah keuangan negara yang dilakukan

DPR saja belum dapat dikatakan cukup. Tidak kalah pentingnya adalah mengawasi apakah

kebijaksanaan dan arah tersebut dilaksanakan pemerintah dengan sebaik-baiknya menurut

tujuan semula, secara tertib. Jadi BPK bertugas memeriksa pertanggungjawaban pemerintah

tentang keuangan negara dan memeriksa semua pelaksanaan APBN yang hasil

pemeriksanaannya diberitahukan kepada DPR. Dewan Perwakilan Daerah dan DPRD.

Selain pelaksanaan APBN, diperiksa pula Angggaran Pendapatan dan Belanja Daerah,

Anggaran Perusahaan-perusahaan milik negara dan lain-lain. Hasil pemeriksaan BPK inipun

disertai sanksi pidana, apabila hasil pemeriksaan mengungkapkan sangkaan terjadinya

tindakan-tindakan pidana, atau perbuatan yang merugikan negara, maka masalahnya

diberitahukan kepada kepolisian atau kejaksaaan. Ditinjau dari segi ini maka hasil

pemeriksaan BPK merupakan upaya yang menjamin terbinanya aparatur pemerintahan dan

aparatur perekonomian negara yang bersih clan sehat.

' '

Keanggotaan BPK itu tidak mewakili suatu golongan dan manapun juga asal

anggotanya. Kedudukannya bebas dan terlepas dari pengaruh pemerintah. Hal itu diperlukan

untuk menjamin agar BPK dapat bekerja secara objektif. Sudah selayaknya sebagai sesama

Lembaga Negara, antara BPK, DPR dan Pemerintah terjalin kerjasama yang sebaik-baiknya.

Namun kerjasama yang baik itu tidaklah berarti saling melindungi atau saling menutupi

kekurangan masing-masing.

Barang siapa sengaja tidak memenuhi kewajiban untuk memberikan keterangan yang diminta

BPK dengan jalan menolak atau menghindarkan diri untuk memberikan keterangan, dapat

dikenakan hukuman penjara selama-lamanya satu tahun enam bulan.

PENUTUP

Page 103: Modul PKN

ciii

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, adalah konstitusi negara

Republik Indonesia yang disahkan sebagai undang-undang dasar negara oleh PPKI pada

tanggal 18 Agustus 1945, yang pada kurun waktu tahun 1999-2002, UUD 1945 mengalami 4

kali perubahan (amandemen), yang merubah susunan lembaga-lembaga dalam sistem

ketatanegaraan Republik Indonesia.

SOAL LATIHAN Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini :

1. Jelaskan pengertian konstitusi negara!

2. Jelaskan konstusi sebagai landasan politik dan strategi nasional Indonesia!

3. Jelaskan Amandemen/perubahan UUD 1945 dan Dinamika Pelaksanaan UUD 1945!

4. Jelaskan sistem Kelembagaan dan hubungan antar lembaga Negara Kesatuan RI!

DAFTAR BACAAN

Ismail Sunny, Pembagian Kekuasaan Negara, Pen. Departemen Penerangan R.I., Jakarta, 1962. R.H. Purnomo. Pengimplementasian UUD’45, Pen, Seko ABRI, Bandung. 1982.

CST. Kansil, Pancasila dan UUD'45 (I, II, III) Pen. Paramitha Pradnya. Jakarta, 1973.

-----------------Sistem Pemerintahan Indonesia. Pen. Bursa Buku FH-UI. Jakarta. 1973.

JCT. Simorangkir. Tentang dan Sekitar UUD’45, Pen, Jambatan, Jakarta, 1970.

S. Gunawan. Hak-hak Asasi Manusia Berdasarkan Idiologi Pancasila. Pen. Kanisius. Yogyakarta. 1993. M. Hutauruk. Hak-hak dan Kewajiban Warga Negara. Pen. Erlangga. Jakarta. 1968.

Dra. Elly M. Setiadi, M.Si. Panduan Kuliah Pendidikan Pancasila untuk Perguruan Tinggi. Pen. Gramedia Pustaka Utama.Jakarta. 2005. Drs. Kaelan, M.Si. Pendidikan Pancasila. Pen. Pradnya Paramitha. Yogyakarta. 2003.

Drs. Kaelan, M.Si. Kajian tentang UUD’ Negara R.I. (hasil Amandemen disahkan tanggal 16 Agustus 2002) (Anallsis Filosofis & Yuridis). Pen. Pradnya Paramitha. Yogyakarta. 2002. Tim Dosen Pancasila Unhas.Pendidikan Pancasila Perguruan Tinggi. Universitas Hasanuddin,Makassar,2003 Tim Dosen Pancasila Unhas.Pendidikan Pancasila Bunga Rampai .STIMIK DIPANEGARA ,Makassar,2004

BAB VI

Page 104: Modul PKN

civ

POLITIK DAN STRATEGI NASIONAL

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kata politik secara etimologi berasal dari bahasa Yunani poitenia, yang akar

katanya adalah polis, berarti kesatuan masyarakat yang brdiri sendiri, yaitu Negara dan tela

yang berarti urusan. Dalam bahasa Indonesia, politik dalam arti politics mempunyai makna

kepentingan umum warga Negara suatu bangsa. Politik merupakan suatu rangkaian asas,

prinsip, keadaan, jalan, cara, dan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu yang

dikehendaki. Politics dan policy memiliki hubungan yang erat dan timbale balik. Politcs

memberi asa, jalan, cara, arah, dan madannya, sedangkan policy memberkan pertimbanagn

cara pelaksanaan asas, jalan, dan arah tersebut sebaik-baiknya.

Dalam bahasa inggris, politics adalah suatu rangkaian asas, keadaan, cara, dan alat

yang di gunakan untuk mencapai cita-cita dan tujuan tertentu. Sementara itu policy yang

dalam bahasa Indonesia di terjemahkan sebagai kebjaksanaan, adalah penggunan

pertimbangan pertimbangan yang di anggap dapat lebih menjamin terlaksananya suatu

usaha, cita-cita , dam tujuan yang di kehendaki. Pengambilan kebijaksanaan biasanya

dilakukan oleh seorang pemimpin.

Politik secara umum menyangkut proses penentuan tujuan Negara dan cara

melaksanakannya . pelaksanaan tjuan itu memerlukan kebijakan-kebijakan umum yang

menyangkut pengaturan, pembagian atau alokasi sumber daya yang ada.

Perlu di ingat bahwa penentuan kebijakan umum, pengaturan ,pembagian ataupun

alokasi sumber daya yang ada memerukan kekuasaan dan wewenang. Kekuasaan dan

wewenang ini memainkan peranan yang sangat penting dalam pembinaan kerja sama dan

penyelesaian konflik yang mungkin muncul dalam proses pencapain tujuan.

Dengan demikian, politik membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan Negara,

kesatuan, pngambilan keputusan, kebijakan, dan distribusa atua alokasi sumber daya.

B. Ruang Lingkup

Page 105: Modul PKN

cv

Bahan pembelajaran ini akan membahas :

a. PPeennggeerrttiiaann ppoolliittiikk,, ssttrraatteeggii,, ddaann ppoollssttrraannaass

b. SSttrraattiiffiikkaassii ppoolliittiikk nnaassiioonnaall

c. PPoolliittiikk ppeemmbbaanngguunnaann nnaassiioonnaall ddaann mmaannaajjeemmeenn nnaassiioonnaall..

d. PPeerrmmaassaallaahhaann ddaann aaggeennddaa ppeemmbbaanngguunnaann nnaacciioonnaall..

C. Sasaran Pembelajaran

Mahasiswa dapat mengenali masalah-masalah strategi dalam politik, strategi

nasional dan mengambil keputusan mengenai hal-hal yang strategis bagi kepentingan

publik.yang terkait dengan politik, serta strategi nasional secara rasional (proaktif, kreatif,

kritis, dan antisipasi).

Melalui pembelajaran ini mahasiswa diharapkan dapat :

1. Menjelaskan latar belakang politik dan strategi nasional;

2. Peka terhadap permasalahan politik yang ada di lingkungannya yang terkait dengan

strategi nasional;

3. Tanggap terhadap berbagai akibat dari permasalahan politik yang dapat menggangu

eksistensi negara;

4. Memecah permasalahan politik,strategi nasional, dan, geopolitik;

5. Menghubungkan strategi raya dengan strategi nasional;

6. Menganalisis wujud polnas dan stranas di indonesia.

7. Menganalisis berbagai permasalahan polsrahankam; serta

8. Mengambil keputusan kolektif sebagai rekomendasi terkait dengan polstrahankam

URAIAN BAHAN PEMBELAJARAN

Page 106: Modul PKN

cvi

A. Pengertian Politik, Strategi dan Polstranas 1. Pengertian Politik

Secara umum politik merupakan suatu rangkaian asas, prinsip, keadaan, jalan,

cara, dan alat yang digunakan untuk mencapai tujun tertentu yang dikehendaki.

Secara etimologi pengertian politik di bagi atas tiga yaitu:

Politik dalam arti Politce mempunyai makna kepentingan umum warga Negara

suatu bangsa yang di rumuskan ialah suatu rangkaian asas, prinsip, keadaan,

jalan, cara dan alat yang digunakan oleh individu atau kelompok untuk

mencapa kepentingan tertentu. Contoh partai politik, dalam hal ini tujuan dari

sekelompok orang yang mendirikan suatu organisasi berupa partai politik

adalah unuk mencapai suatu kepentingan berupa keduduakn yang tinggi dalam

suatu pemerinitahan.

Politik dalam arti policy yang d artikan kebijaksanaan yaitu berupa penggunaan

pertimbangan-pertimbangan tertentu yang dianggap dapat lebih menjamin

terlaksananya suatu usaha, cita-cita atau keinginan atau tujuan yang di

kehendaki. Cintoh politik ekonomi, dalam suatu politik misalkan politik

ekonomi dalam proses pelaksanaan suatu institusi perlu memilki kebijaksanan

dalam menghadapi berbagai masalah yang ada di masyarakat.

Politik dalam arti konvensional adalah alat untuk mencapai kemnangan dalam

perang( pertahanan). Misalnya NATO.

Politik sebagai system dapat meliputi beberapa hal yaitu:

Kultur politik yaitu nilai-nilai rohaniah serta lembaga-lembaga yang menata

kehidupan politik yang berasak dari adapt, agama, filsafat atau sejarah

masyarakat yang bersangkutan.

Struktur plitik yaitu kerangka hubungan formal yang mengatur hubungan

rakyat, pemerintah, wilayah serat kedaulatan Negara yang bersangkuan.

Proses politik yaitu kegiatan politik dalam kenyataannya yang motivasinya

bersumberkan dari kultur politik masyarakat yang bersangkutan dan di laksakan

dalam kerangka struktur politiknya

Page 107: Modul PKN

cvii

Politik selalu membicraka hal-hal yang berkaitan dengan:

Negara, yang merupakan organisasi politik paling utamu dalam suatu wlayah

yang berdaulat.

Kekuasaan, yaitu kemampuan seseorang atau kelompok mempengaruhi tingkah

laku orang lain atau kelompok lain sesuai dengan keinginannya.

Pengambilan Keputusan, yaitu siapa pengambil keputusan dan untuk siapa

keputusan diambil, dalam politik pengambilan keputusan melalui sarana umum.

Kebijakan, artinya suatu kumpulan keputusan yang diambil seseorang atau

kelompok politik, untuk memilih tujuan dan cara mencapai tujuan itu.

Distribusi / Alokasi Sumber Daya, yaitu pembagian atau penjatahan nilai-nilai

dalam masyarakat.

2. Pengertian Strategi

Strategi berasal dari bahasa Yunani strategia yang di artikan sebagai “the art

of general” atau seni seorang panglima yang bias any digunakan dalam peperangan.

Karl vont Clausewitz (1780-1831) berpendapat bahwa strategi adalah penggunaan

pertempuran untuk memenangkan pperangan, sementara itu perang tu sendiri

merupakan kelanjutan dari politik.

Dalam pengertian umum, strategi adalah cara untuk mendapatkan

kemenanagan atua pencapaian tujuan. Strategi pada dasarnya merupakn seni dan

ilmu dalam menggunakan serta mengembangkan kekuatan (ideology), politik, social

budaya, dan hankam) untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan sebelumnya.

3. Politik dan Strategi Nasioanal

Politik nasional diartikan sebagai kebijakan umum dan pengambilan kebijakan

untuk mencapai suatu cita-cita dan tujuan nasional. Dengan demikian, defenisi

politik nasional adalah asas, haluan, usaha, kebijaksanaan negara tentang pembinaan

serta penggunaan kekuatan nasional untuk mencapai tujuan nasional. Strategi

nasional disusun untuk pelaksanaan politik nasional misalnya stretegi jangka

pendek, menengah, dan jangka panjang. Jadi, strategi adalah cara melaksanakan

Page 108: Modul PKN

cviii

politik nasional dalam mencapai sasaran dan tujuan yang ditetapkan dalam konteks

politik nasional.

4. Dasar Pemikiran Penyusunan Politik dan Strategi Nasional

Dalam penyusunan politik dan strategi nasional perlu dipahami pokok-pokok

pikiran yang terkandung dalam sistem manajemen nasional yang berlandaskan

ideologi Pancasilan, UUD 1945, Wawasan Nusantara, dan Ketahanan Nasional.

Landasan pemikiran dalam sistem manajemen nasional ini sangat penting

sebagai kerangka acuan dalam penyusunan politik dan strategi nasional karena

didalamnya terkandung dasar negara, cita-cita nasional, dan konsep strategis bangsa

Indonesia.

5. Penyusunan Politik dan Strategi Nasional

Politik dan strategi nasional yang berlangsung selama ini disusun

berdasarkan sistem kenegaraan menurut UUD 1945. Sejak tahun 1985 telah

berkembang pendapat yang menyatakan bahwa jajaran pemerintah dan lembaga-

lembaga yang tersebut dalam UUD 1945 merupakan “suprastruktur politik”.

Lembaga-lembaga tersebut adalah Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Dewan

Perwakilan Rakyat (DPR), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), dan MA. Sementara

itu badan-badan yang ada dalam masyarakat disebut sebagai “infrastruktur politik”

yang mencakup pranata politik yang ada dalam masyarakat, seperti partai politik,

organisasi kemasyarakatan, media massa, kelompok kepentingan (interest group),

dan kelompok berpengaruh (pressure group). Suprastruktur dan infrastruktur politik

harus dapat bekerja sama dan memiliki kekuatan yang seimbang.

Mekanisme penyusunan politik dan strategi nasional ditingkat suprastruktur

politik diatur oleh presiden. Dalam melaksanakan tugas ini, presiden dibantu oleh

berbagai lembaga tinggi negara lainnya serta dewan-dewan yang merupakan badan

koordinasi, seperti Dewan Stabilitas Ekonomi Nasional, Dewan Penerbangan dan

Page 109: Modul PKN

cix

Antariksan Nasional RI, Dewan Maritim. Dewan Otonomi Daerah dan Dewan

Stabilitas Politik dan Keamanan.

Proses penyusunan politik dan strategi nasional ditingkat suprastruktur

politik dilakukan setelah presiden menerima GBHN. Selanjutnya, presiden

menyusun program kabinet dan memilih menteri-menteri yang akan melaksanakan

program-program tersebut. Program kabinet dapat dipandang sebagai dokumen

resmi yang memuat politik nasional yang digariskan oleh presiden. Strategi nasional

dilaksanakan oleh para menteri dan pimpinan lembaga pemerintah nondepartemen

berdasarkan petunjuk presiden. Adapun yang dilaksanakan oleh presiden

sesungguhnya merupakan politik dan strategi nasional yang bersifat pelaksanaan.

Didalamnya, sudah tercantum program-program yang lebih konkret yang disebut

sasaran nasional.

Proses politik dan strategi nasional pada infrastruktur politik merupakan

sasaran yang akan dicapai oleh rakyat Indonesia. Sesuai dengan kebijakan politik

nasional, penyelenggara negara harus mengambil langkah-langkah pembinaan

terhadap semua lapisan masyarakat dengan mencantumkan sasaran sektoralnya.

Melalui pranata-pranata politik, masyarakat ikut berpartisipasi dalam

kehidupan politik nasional. Dalam era reformasi saat ini, masyarakat memiliki peran

yang sangat besar dalam mengontrol jalannya politik dan strategi nasional yang

ditetapkan oleh MPR ataupun yang dilaksanakan oleh presiden. Pandangan

masyarakat terhadap kehidupan politik, ekonomi, sosial budaya, ataupun bidang

Hankam akan selalu berkembang karena :

1) Semakin tingginya kesadaran bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara;

2) Semakin terbuka akal dan pikiran untuk memperjuangkan haknya;

3) Semakin meningkat kemampuan untuk menentukan pilihan dalam

pemenuhan kebutuhan hidup;

Page 110: Modul PKN

cx

4) Semakin meningkat kemampuan untuk mengatasi persoalan seiring dengan

semakin tingginya tingkat pendidikan yang ditunjang oleh kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi; serta

5) Semakin kritis dan terbukanya masyarakat terhadap ide baru.

B. Stratifikasi Politik Nasional

Stratifikasi politik (kebijakan) nasional dalam Negara Republik Indonesia sebagai

berikut :

a. Tingkat Penentu Kebijakan Puncak

1) Tingkat kebijakan puncak meliputi kebijakan tertinggi yang menyeluruh secara

nasional dan mencakup penentuan Undan-Undang Dasar, penggarisan masalah

makropolitik bangsa dan negara untuk merumuskan tujuan nasional (national goals)

berdasarkan falsafah Pancasila dan UUD 1945. Hasil-hasilnya berbentuk

a) Undang-undang yang kekuasaan pembuatnya terletak di tangan presiden dengan

persetujuan DPR (UUD 1945, Pasal 5 ayat (1) atau Peraturan Pemerintah

Pengganti Undang-Undang (Perpu) dalam hal ihwal kepentingan yang memaksa)

b) Peraturan pemerintah untuk mengatur pelaksanaan undang-undang yang

wewenang penerbitannya berada di tangan presiden (UUD 1945, pasal 5 ayat (2).

c) Keputusan atau instruksi presiden yang berisi kebijakan-kebijakan

penyelenggaraan pemerintahan yang wewenang pengeluarannya berada di tangan

presiden dalam rangka pelaksanaan kebijakan nasional dan perundang-undangan

yang berlaku (UUD 1945, Pasal 4 ayat (1); serta

d) Dalam keadaan tertentu dapat pula dikeluarkan maklumat presiden.

2) Dalam hal dan keadaan yang menyangkut kekuasaan kepala negara, seperti tercantum

pada Pasal 10 sampai dengan Pasal 15 UUD 1945, tingkat penentuan kebijakan puncak

ini juga mencakup kewenangan presiden sebagai kepala negara. Bentuk hukum dari

kebijakan nasional yang ditentukan oleh kepala negara itu dapat berupa dekrit,

peraturan, atau piagam kepala negara.

Page 111: Modul PKN

cxi

b. Tingkat Kebijakan Umum

Tingkat kebijakan umum merupakan tingkat kebijakan dibawah tingkat kebijakan

puncak yang lingkupnya juga menyeluruh nasional dan berupa penggarisan mengenai

masalah makro-strategis untuk mencapai tujuan nasional dalam situasi dan kondisi

tertentu. Kebijakan ini adalah penjabaran kebijakan puncak dalam rangka merumuskan

strategi administrasi, sistem dan prosedur dalam bidang utama tersebut. Wewenang

kebijakan umum berada di tangan menteri berdasarkan kebijakan pada tingkat diatasnya.

Hasilnya dirumuskan dalam bentuk Peraturan Menteri, Keputusan Menteri atau Instruksi

Menteri dalam bidang pemerintahan yang dipertanggungjawabkan kepadanya. Dalam

keadaan tertentu menteri juga dapat mengenal Surat Edaran Menteri.

c. Tingkat Penentu Kebijakan Khusus

Kebijakan khusus merupakan penggarisan terhadap suatu bidang utama (major

area) pemerintahan. Wewenang pengeluaran kebijakan khusus ini terletak di tangan

pimpinan eselon pertama departemen pemerintahan dan pimpinan lembaga-lembaga

nondepartemen. Hasil penentuan kebijakan dirumuskan dalam bentuk Peraturan,

Keputusan, atau Instruksi Pimpinan Lembaga Nondepartemen/Direktur Jenderal. Hasil

penentuan dari pimpinan lembaga nondepartemen itu lazimnya merupakan pedoman

pelaksanaan. Didalam tata laksana pemerintahan, sekjen sebagai pembantu utama menteri

bertugas mempersiapkan dan merumuskan kebijakan umum menteri dan pimpinan rumah

tangga departemen. Selain itu, ada inspektur jenderal dalam penyelenggaraan

pengendalian departemen. Ia juga mempunyai wewenang untuk membantu

mempersiapkan kebijakan umum menteri.

d. Tingkat Penentuan Kebijakan Teknis

Kebijakan teknis meliputi penggarisan dalam satu sector dari bidang utama diatas

dalam bentuk prosedur serta teknik untuk mengimplementasikan rencana, program, dan

Page 112: Modul PKN

cxii

kegiatan. Kebijakan teknis ini dilakukan oleh kepala daerah, provinsi, dan

kabupaten/kota. Sementara itu, dibawah ini terdapat dua macam kekuasaan dalam

pembuatan aturan di daerah.

1) Wewenang penentuan pelaksanaan kebijakan pemerintah pusat di daerah terletak di

tangan gubernur dalam kedudukannya sebagai wakil pemerintah pusat di daerah

yuridikasinya masing-masing. Bagi daerah provinsi, wewenang itu berada di tangan

gubernur, sedangkan bagi daerah kota/ kabupaten berada di tangan Bupati atau

Walikota. Perumusan hasil kebijaksanaan tersebut dikeluarkan dalam keputusan dan

instruksi gubernur untuk wilayah provinsi, serta keputusan dan instruksi bupati atau

walikota untuk wilayah bupati atau walikota.

2) Kepala daerah berwenang mengeluarkan kebijakan pemerintah daerah dengan

persetujuan DPRD. Perumusan hasil kebijakan tersebut diterbitkan sebagai kebijakan

daerah dalam bentuk peraturan daerah provinsi atau kota/kabupaten, serta keputusan

dan instruksi kepala daerah provinsi atau kota/kabupaten.

Menurut kebijakan yang berlaku sekarang, jabatan gubernur, bupati/walikota, dan

kepala daerah tingkat I atau II disatukan dalam satu jabatan yang disebut

Gubernur/Kepala Daerah, serta Bupati/Kepala Daerah atau Walikota/Kepala Daerah.

C. Politik Pembangunan Nasional Dan Manajemen Nasional

Politik merupakan cara untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Tujuan politik bangsa Indonesia telah tercantum dalam pembukaan UUD 1945, yaitu

melindungi segenap seluruh bangsa Indonesia, memajukan kesejahteraan umum,

mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan

kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Dengan demikian, politik pembangunan

harus berpedoman pada pembukaan UUD 1945.

Politik pembangunan sebagai pedoman dalam pembangunan nasional memerlukan

kepanduan tata nilai, struktur, dan proses. Keterpaduan tersebut merupakan himpunan usaha

untuk mencapai efisiensi, daya guna, dan hasil guna sebesar mungkin dalam penggunaan

sumber daya dan dana nasional dalam rangka mewujudkan tujuan nasional. Karena itu

Page 113: Modul PKN

cxiii

diperlukan sistem manajemen nasional yang berfungsi memadukan penyelenggaraan siklus

kegiatan perumusan, pelaksanaan dan pengendalian pelaksanaan kebijaksanaan. Sistem

manajemen nasional memadukan seluruh upaya manajerial yang melibatkan pengambilan

keputusan berkewenangan dalam rangka penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara

untuk mewujudkan ketertiban nasional sosial, politik, dan administrasi.

a. Makna Pembangunan Nasional

Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia dan masyarakat

Indonesia secara berkelanjutan dengan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan

teknologi, serta dengan memperhatikan tantangan perkembangan global. Pelaksanaannya

mengacu pada kepribadian bangsa-bangsa dan nilai luhur yang universal untuk mewujudkan

kehidupan bangsa yang berdaulat, mandiri, berkeadilan, sejahtera, maju, serta kukuh kekuatan

moral dan etikanya. Tujuan pembangunan itu sendiri adalah sebagai usaha untuk

meningkatkan kesejahteraan seluruh bangsa Indonesia. Adapun pelaksanaannya tidak hanya

menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga merupakan tanggung jawab seluruh bangsa

Indonesia. Maksudnya, setiap warga negara Indonesia harus ikut serta dan berperan dalam

melaksanakan pembangunan sesuai dengan profesi dan kemampuan masing-masing.

Keikutsertaan setiap warga negara dalam pembangunan nasional dapat dilakukan

dengan berbagai cara, seperti mengikuti program wajib belajar, membayar pajak, melestarikan

lingkungan hidup, menaati segala peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, menjaga

ketertiban dan keamanan, dan lain-lain. Pembangunan nasional mencakup hal-hal yang

bersifat lahiriah dan batiniah yang selaras, serasi dan seimbang. Itulah sebabnya,

pembangunan nasional bertujuan mewujudkan manusia dan masyarakat Indonesia yang

seutuhnya, yakni sejahtera lahir dan batin.

Pembangunan yang bersifat lahiriah dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan hajat

hidup fisik manusia, misalnya sandang, pangan, perumahan, pabrik, gedung, perkantoran,

pengairan, sarana dan prasarana transportasi, olahraga, dan lain-lain. Sementara itu, contoh

pembangunan yang bersifat batiniah adalah pembangunan sarana dan prasarana ibadah,

rekreasi, hiburan, kesehatan dan lain-lain. Untuk mengetahui proses pembangunan nasional itu

berlangsung, harus dipahami manajemen nasional yang terangkai dalam sistem.

Page 114: Modul PKN

cxiv

b. Visi Pembangunan Nasional

1) Terwujudnya kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara yang aman bersatu, rukun,

dan damai.

2) Terwujdnya masyarakat, bangsa dan negara yang menjunjung tinggi hukum,

kesetaraan, dan hak asasi manusia; serta

3) Terwujudnya perekonomian yang mampu menyediakan kesempatan kerja dan

penghidupan yang layak, serta memberikan pondasi yang kokoh bagi pembangunan

yang berkelanjutan.

c. Misi Pembangunan Nasional

1) Mewujudkan Indonesia yang aman dan damai;

2) Mewujudkan Indonesia yang adil dan demokratis; serta

3) Mewujudkan Indonesia yang sejahtera.

Didalam mewujudkan visi dan menjalankan misi pembangunan nasional, ditempuh 2 (dua)

strategi pokok pembangunan, yaitu :

1) Strategi penataan kembali Indonesia yang diarahkan pada sistem ketatanegaraan yang

dilandasi dengan berdirinya negara kebangsaan Indonesia, yang meliputi Pancasila,

UUD 1945, tetap tegaknya NKRI, serta tetap berkembangnya pluralisme dan

keberagaman dengan prinsip Bhinneka Tunggal Ika

2) Strategi pembangunan Indonesia yang diarahkan untuk membangun Indonesia di

segala bidang merupakan perwujudan dari amant yang tertera jelas dalam pembukaan

UUD 1945.

i. Strategi pembangunan pertama, dimaksudkan untuk mengembangkan sistem sosial

politik yang tangguh sehingga sistem dan kelembagaan ketatanegaraan yang

terbangun tahan menghadapi berbagai goncangan sebagai suatu sistem sosial politik

yang berkelanjutan. Strategi ini bermaksud untuk membangun demokrasi yang

dijiwai oleh Pancasila dan Pembukaan UUD 1945, yaitu demokrasi yang

mengandung elemen tanggung jawab disamping hak.

Page 115: Modul PKN

cxv

ii. Strategi pembangunan kedua, diarahkan pada dua sasaran pokok, yaitu pemenuhan

hak dasar rakyat serta penciptaan landasan pembangunan yang kokoh.

d. Manajemen Nasional

Manajemen nasional pada dasarnya merupakan sebuah sistem sehingga lebih tepat

jika digunakan istilah “sistem manajemen nasional” layaknya sebuah sistem,

pembahasannya bersifat komprehensif-strategis-integral. Orientasinya adalah pada

penemuan dan pengenalan (identifikasi) faktor-faktor strategis secara menyeluruh dan

terpadu. Dengan demikian, sistem manajemen nasional dapat menjadi kerangka dasar,

landasan, pedoman serta sarana bagi perkembangan proses pembelajaran (learning process)

ataupun penyempurnaan fungsi penyelenggaraan pemerintahan yang bersifat umum

ataupun untuk pembangunan.

Sistem manajemen nasional merupakan perpaduan antara nilai, struktur, dan proses

untuk mencapai kehematan, daya guna dan daya nasional demi mencapai tujuan nasional.

Proses penyelenggaraan yang serasi dan terpadu meliputi siklus kegiatan perumusan

kebijaksanaan (policy formulation) pelaksanaan kebijaksanaan (policy implementation), dan

penilaian hasil kebijaksanaan (policy evaluation) terhadap berbagai kebijaksanaan nasional.

Secara lebih sederhana dapat dikatakan bahwa sebuah sistem sekurang-kurangnya harus

dapat menjelaskan unsur, struktur, proses, fungsi serta lingkungan yang mempengaruhi.

1. Unsur, Struktur dan Proses

Secara sederhana unsur-unsur utama sistem manajemen nasional bidang

ketatatnegaraan meliputi hal-hal berikut :

a) Negara sebagai “organisasi kekuasaan” mempunyai hak dan peranan atas pemilikan,

pengaturan dan pelayanan yang diperlukan dalam mewujudkan cita-cita bangsa,

termasuk usaha produksi serta distribusi barang dan jasa bagi kepentingan

masyarakat umum (public goods and services).

Page 116: Modul PKN

cxvi

b) Bangsa Indonesia sebagai unsur “pemilik negara” berperan dalam menentukan

sistem nilai dan arah/haluan/kebijakan negara yang digunakan sebagai landasan dan

pedoman bagi penyelenggaraan fungsi-fungsi negara.

c) Pemerintah sebagai unsur “manajer dan penguasa” berperan dalam penyelenggaraan

fungsi-fungsi pemerintahan umum serta pembanunan kearah cita-cita bangsa dan

kelangsungan pertumbuhan negara.

d) Masyarakat adalah unsur “penunjang dan pemakai” yang berperan sebagai

kontributor, penerima dan konsumen bagi berbagai hasil kegiatan penyelenggaraan

fungsi pemerintahan seperti yang telah disebutkan.

Sejalan dengan pokok pikiran sebelumnya, unsur-unsur utama sistem Manajemen

Nasional (SISMENNAS) tersebut secara structural tersusun atas empat tananan (setting).

Adapun yang dilihat dari dalam ke luar adalah Tata Laksana Pemerintahan (TLP), Tata

Administrasi Negara (TAN), Tata Politik Nasional (TPN), dan Tata Kehidupan Masyarakat

(TKM). Tata laksana dan tata administrasi pemerintahan merupakan tatanan dalam (inner

setting) dari SISMENNAS. Dilihat dari sisi prosesnya, SISMENNAS berpusat pada satu

rangkaian pengambilan keputusan yang berkewenangan yang terjadi pada tatanan dalam

TAN dan TLP. Kata kewenangan disini mempunyai konotasi bahwa keputusan-keputusan

yang diambil adalah berdasarkan kewenangan yang dimiliki oleh si pemutus kewenangan

berdasarkan hukum. Karena itu, keputusan-keputusan itu bersifat mengikutserta dapat

dipaksakan (compulsory) demham sanksi-sanksi atau dengan insentif dan disinsentif

tertentu yang ditujukan kepada seluruh anggota masyarakat. Sehubungan dengan ini,

tatanan dalam (TAN + TLP) dapat disebut Tatanan Pengembalian Berkewenangan (TPKB).

Sementara itu, penyelenggaraan TPKB memerlukan proses arus masuk yang dimulai dari

TKM melalui TPN. Aspirasi dari TKM dapat berasal dari terselenggaranya kegiatan rakyat,

baik secara individual maupun melalui organisasi kemasyarakatan, partai politik, kelompok

berpengaruh, organisasi kepentingan, dan pers. Masukan ini berintikan kepentingan rakyat.

Rangkaian kegiatan dalam TPKB menghasilkan berbagai keputusan yang terhimpun dalam

proses arus keluar yang selanjutnya disalurkan ke PTN dan TKM. Arus keluar ini pada

dasarnya merupakan tanggapan pemerintah terhadap berbagai tuntutan, tantangan, serta

peluang dari lingkungannya. Keluaran tersebut pada umumnya berupa berbagai

kebijaksanaan yang lazimnya dituangkan ke dalam bentuk-bentuk perundangan/peraturan

Page 117: Modul PKN

cxvii

yang sesuai dengan permasalahan, serta klasifikasi kebijakan dan instansi yang

mengeluarkannya.

Sementara itu, terdapat suatu proses umpan balik sebagai bagian dari siklus kegiatan

fungsional SISMENNAS yang menghubungkan Arus Keluar dan Arus Masuk ataupun

Tatanan Pengambilan Keputusan Kerkewenangan (TPKB). Dengan demikian, secara

procedural, SISMENNAS merupakan satu siklus berkesinambungan.

2. Fungsi Sistem Manajemen Nasional

Fungsi disini dikaitkan dengan pengaruh, efek atau akibat dari terpadunya sebuah

organisasi atau sistem dalam rangka pembenahan (adaptasi) serta penyesuaian

(adjustment) dengan tata lingkungannya untuk memelihara kelangsungan hidup dan

mencapai tujuan-tujuannya. Dalam proses melaraskan diri serta pengaruh mempengaruhi

dengan lingkungan itu, SISMENNAS memiliki fungsi pokok, yaitu “pemasyarakatan

politik”. Hal ini berarti bahwa segenap usaha dan kegiatan SISMENNAS diarahkan pada

penjaminan hak dan penertiban kewajiban rakyat. Hak rakyat pada pokoknya adalah

terpenuhinya berbagai kepentingan rakyat, sedangkan kewajiban rakyat pada pokoknya

adalah keikutsertaan dan tanggungjawab atas terbentuknya situasi dan kondisi

kewarganegaraan yang baik. Sehubungan dengan hal ini, setiap warga negara terdorong

untuk setia pada negara, taat kepada falsafah, serta taat pada peraturan dan perundangan.

Dalam proses arus masuk terdapat dua fungsi, yaitu pengenalan kepentingan dan

pemilihan kepemimpinan. Fungsi pengenalan kepentingan adalah untuk menemukan,

mengenali, serta merumuskan berbagai permasalahan dan kebutuhan rakyat yang terdapat

pada struktur pada Tata Kehidupan Masyarakat (TKM). Di dalam Tata Politik Nasional

(TPN), permasalahan dan kebutuhan tersebut diolah serta dijabarkan sebagai kepentingan

nasional.

Pemilihan kepemimpinan berfungsi memberikan masukan tentang tersedianya

orang-orang yang berkualitas untuk menempati berbagai kedudukan dan jabatan tertentu,

serta menyelenggarakan berbagai tugas dan pekerjaan dalam rangka TPKB.

Page 118: Modul PKN

cxviii

Pada Tatanan Pengambilan Keputusan Berkewenangan (TPKB) yang merupakan

inti SISMENNAS, fungsi-fungsi yang mentransformasikan kepentingan kemasyarakatan

ataupun kebangsaan yang bersifat politis terselenggara dalam bentuk-bentuk

administrative untuk memudahkan pelaksanannya. Selain itu, untuk meningkatkan daya

guna dan hasil gunanya. Fungsi-fungsi tersebut adalah :

1) Perencanaan sebagai rintisan dan persiapan sebelum pelaksanaan, sesuai dengan

kebijaksanaan yang dirumuskan;

2) Pengendalian sebagai pengarahan, bimbingan dan koordinasi selama

pelaksanaan; serta

3) Penilaian untuk membandingkan hasil pelaksanaan dengan keinginan setelah

pelaksanaan selesai.

Ketiga fungsi TPKB tersebut merupakan proses pengelolaan lebih lanjut secara

strategis, manajerial, dan operasional terhadap berbagai keputusan kebijaksanaan.

Keputusan-keputusan tersebut merupakan hasil dari fungsi-fungsi yang dikemukakan

sebelumnya, yaitu fungsi pengenalan kepentingan dan fungsi pemilihan kepemimpinan

yang ditransformasikan dari masukan politik menjadi tindakan administratif.

Pada aspek arus keluar, SISMENNAS diharapkan menghasilkan :

1) Aturan, norma, patokan, pedoman, dan lain-lain, yang secara singkat dapat

disebut kebijaksanaan umum (public policies).

2) Penyelenggaraan, penerapan, penegakan, ataupun pelaksanaan berbagai

kebijaksanaan nasional yang lazimnya dijabarkan dalam sejumlah program dan

kegiatan; serta

3) Penyelesaian segala macam perselisihan, pelanggaran dan penyelewengan yang

timbul sehubungan dengan kebijaksanaan umum serta program tersebut dalam

rangka pemeliharaan tertib hukum.

Berdasarkan uraian diatas, dapat dikatakan bahwa pada arus keluar SISMENNAS

memiliki tiga fungsi utama berikut, yaitu pembuatan aturan (rule making), penetapan

Page 119: Modul PKN

cxix

aturan (rule application), dan penghakiman aturan (rule adjudication) yang mengandung

arti penyelesaian perselisihan berdasarkan penentuan kebenaran peraturan yang berlaku.

D. Permasalahan Dan Agenda Pembangunan Nasional

Pembangunan nasional merupakan agenda nasional yang merupakan perwujudan dari

program kerja pemerintah untuk beberapa tahun kedepan. Pada beberapa hal dalam agenda

pembangunan terdapat beberapa masalah yang dihadapi, seperti :

1. Permasalahan Pembangunan Nasional

a) Masih rendahnya pertumbuhan ekonomi mengakibatkan semakin rendah dan

menurunnya tingkat kesejahteraan rakyat, serta munculnya masalah sosial yang

mendasar;

b) Kualitas sumber daya manusia Indonesia semakin rendah;

c) Kualitas manusia dipengaruhi oleh kemampuan dalam mengelola sumber daya alam dan

lingkungan hidup;

d) Kesenjangan pembangunan antar daerah masih lebar;

e) Perbaikan kesejahteraan rakyat sangat ditentukan oleh hubungan infrastruktur dalam

pembangunan;

f) Belum tuntasnya penanganan secara menyeluruh terhadap aksi separatisme di Aceh dan

Papua;

g) Masih tingginya kejahatan nasional dan transnasional;

h) Dengan wilayah yang sangat luas, serta kondisi sosial ekonomi budaya yang beragam

maka potensi ancaman, baik dari luar negeri maupun dari dalam negeri tidak bias

diabaikan;

i) Masih banyaknya peraturan perundang-undangan yang belum mencerminkan keadilan,

kesetaraan, perghormatan dan perlindungan terhadap HAM;

j) Rendahnya kualitas pelayanan umum terhadap masyarakat; serta

k) Belum menguatnya pelembagaan politik, lembaga penyelenggara negara, dan lembaga

kemasyarakatan.

Disamping masalah pokok diatas, masih terdapat permasalahan yang mendasar, antara lain:

1) Masih lambatnya karakter bangsa

Page 120: Modul PKN

cxx

2) Belum terbangunnya sistem pembangunan, pemerintahan, dan pembangunan yang

berkelanjutan;

3) Belum berkembangnya nasionalisme, kemanusiaan serta demokrasi politik dan

ekonomi;

4) Belum terjawantahnya nilai-nilai utama kebangsaan, belum berkembangnya sistem

yang memungkinkan masyarakat untuk mengadopsi dan memaknai nilai-nilai

kontemporer secara bijaksana; serta

5) Kegamangan dalam menghadapi masa depan serta rentannya sistem pembangunan,

pemerintahan, dan kenegaraan dalam menghadapi perubahan.

6) Strategi pembangunan kedua, diarahkan pada dua sasaran pokok, yaitu pemenuhan

hak dasar rakyat serta penciptaan landasan pembangunan yang kokoh.

2. Prioritas Pembangunan Nasional Indonesia

Agenda mewujudkan Indonesia yang damai dan aman meliputi :

(1) Peningkatan saling percaya dan harmonisasi antar kelompok masyarakat;

(2) Mengembangkan kebudayaan yang berlandaskan pada nilai luhur;

(3) Peningkatan keamanan, ketertiban, dan penanggulangan kriminalitas;

(4) Pencegahan dan penanggulangan separatisme;

(5) Pencegahan dan penanggulangan gerakan terorisme;

(6) Peningkatan pengetahuan pertahanan negara; serta

(7) Pemantapan politik luar negeri dan peningkatan kerjasama internasional.

Agenda mewujudkan Indonesia yang adil dan demokratis :

1). pembenahan sistem hukum nasional dan politik hukum;

2). Penghapusan diskriminasi dalam berbagai bentuk;

3). Penghormatan, pemenuhan serta penegakan hukum dan pengakuan atas hak asasi

manusia;

4). Peningkatan kualitas kehidupan dan peran perempuan, serta kesejahteraan dan

perlindungan anak.

5). Revitalisasi proses desentralisasi dan otonomi daerah;

6). Penciptaan tata pemerintahan yang bersih dan berwibawa serta

7). Perwujudan lembaga demokrasi yang makin kokoh.

Page 121: Modul PKN

cxxi

Agenda meningkatkan kesejahteraan masyarakat :

1) Penanggulangan kemiskinan

2) Peningkatan investasi dan ekspor nonmigas

3) Peningkatan daya saing industri manufaktur

4) Revitalisasi pertanian

5) Pemberdayaan koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah;

6) Peningkatan pengelolaan BUMN

7) Peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi

8) Perbaikan iklim ketenagakerjaan; serta

9) Pemantapan stabilitas ekonomi makro

Agenda Pemberdayaan masyarakat :

Agenda utama dalam meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat adalah

Pemberdayaan Masyarakat, Konsep pemberdayaan masyarakat mencakup pengertian

community development (Pemberdayaan masyarakat) dan Community-based development

(pembangunan yang bertumpu pada masyarakat), dan tahap selanjutnya muncul istilah

Community driven development yang diterjemahkan sebagai pembangunan yang

diarahkan masyarakat atau diistilahkan pembangunan yang digerakkan masyarakat.

Proses pemahaman secara mendalam, maka perlu dipahami tentang arti dan makna

keberdayaan dan pemberdayaan masyarakat. Keberdayaan dalam konteks masyarakat

adalah kemampuan individu yang bersenyawa dalam masyarakat dan membangun

keberdayaan masyarakat yang bersangkutan. Masyarakat yang sebagian besar anggotanya

sehat fisik dan mentalk, terdidik dan kuat serta inovatif, tentu memiliki keberdayaan yang

tinggi.

Namun selain nilai fisik tersebut di atas, maka ada pula nilai-nilai intrinsic dalam

masyarakat yang juga menjadi sumber keberdayaan, seperti nilai kekeluargaan,

kegotongroyongan, kejuangan, dan yang khas pada masyarakat Indonesia yaitu

Kebhinekaan.

Page 122: Modul PKN

cxxii

Keberdayaan masyarakat merupakan unsur-unsur yang memungkin masyarakat

untuk bertahan (survive) dan dalam pengertian dinamis mengembangkan diri dan

mencapai suatu kemajuan. Keberdayaan masyarakat ini menjadi sumber dari apa yang

dalam wawasan politik pada tingkat nasional disebut Ketahanan Nasional.

Memberdayakan masyarakat adalah upaya untuk meningkat harkat dan martabat

lapisan masyarakat Indonesia yang dalam kondisi sekarang tidak mampu melepaskan diri

dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan. Dengan kata lain memberdayakan

masyarakat adalah memampukan dan memandirikan masyarakat secara maksimal.

Meskipin pemberdayaan masyarakat bukan semata-mata konsep ekonomi, dari

sudut pandang yang lain, bahwa pemberdayaan masyarakat secara implisit mengandung

arti menegakkan demokrasi ekonomi. Demokrasi ekonomi secara harfiah berarti

kedaulatan rakyat dibidang ekonomi, dan kegiatan ekonomi yanga berlangsung adalah

dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Konsep ini menyangkut penguasaan teknologi,

pemilikan modal, akses ke pasar dan kedalam sumber-sumber informasi serta

keterampilan manajemen. Agar demokrasi ekonomi dapat berjalan, aspirasi masyarakat

yang tertampung harus diterjemahkan menjadi rumusan-rumusan kegiatan yang nyata.

Untuk menerjemahkan rumusan menjadi suatu kegiatan nyata, Negara mempunyai

birokrasi. Birokrasi tersebut harus dapat berjalan efektif, artinya mampu menjabarkan dan

melaksanakan rumusan-rumusan kebijaksanaan Negara (public policies) dengan baik,

untuk mencapai tujuan dan sasaran yang dikehendaki. Dalam paham bangsa Indonesia,

masyarakat adalah pelaku utama pembangunan, sedangkan pemerintah (birokrasi)

berkewajiban untuk mengarahkan, membimbing, serta menciptakan iklim yang

menunjang masyarakat untuk berkreasi secara maksimal sesuai dengan bakat dan

kemampuan yang mereka miliki.

Berkaitan hal tersebut, maka juga perlu dipahami tentang tujuan pembangunan,

konsep pemberdayaan masyarakat dalam konteks perkembangan paradigm pembangunan,

pendekatan, aspek kelembagaan beserta mekanismenya serta strategi dalam

Page 123: Modul PKN

cxxiii

mewujudkannya. (Khusus bahasan ini, akan dikaji melalui proses diskusi kelompok pada

kelas pembelajaran).

Serangkaian dengan hal tersebut di atas, maka permasalah-permasalahn nyata yang

terjadi di Indonesia adalah konsumsi penduduk, kemiskinan yang bersifat multidimensi,

dan kesenjangan antar wilayah. Oleh karena itu, pemerintah menetapkan empat strategi,

yaitu: (1) strategi pertumbuhan yang berkualitas (quality growth), (2) strategi peningkatan

akses pelayanan dasar bagi keluarga miskin (accessibility to basic public service), dan (3)

strategi perlindungan sosial (social protection), serta (4) strategi pemberdayaan

masyarakat (community development).

E. Draf Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014

Presiden RI telah meluncurkan Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014 dalam bentuk Peraturan Presiden (Perpres) No. 5 Tahun

2010. Turut hadir menyaksikan peluncuran Perpres tersebut adalah para Menteri KIB II dan

Kepala UKP4, Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres), para Gubernur seluruh

Indonesia, Staf Khusus Presiden, Kepala LPNK, dan Kepala Bappeda seluruh Indonesia.

Penyusunan RPJMN ini merupakan tugas pemerintah yang diamanatkan kepada

Bappenas dan tertuang dalam UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional (SPPN). UU SPPN menyatakan bahwa dokumen perencanaan jangka

menengah (RPJMN) ditetapkan dengan Peraturan Presiden paling lambat tiga bulan setelah

Presiden dilantik.

Secara umum perencanaan yang disusun di dalam dokumen tersebut merupakan

penerjemahan dari visi dan misi presiden dan wakil presiden terpilih, serta mengakomodasi

arahan dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, yaitu

memantapkan penataan kembali Indonesia di segala bidang dengan menekankan upaya

peningkatan kualitas sumber daya manusia termasuk pengembangan kemampuan ilmu dan

teknologi serta penguatan daya saing perekonomian. RPJMN 2010-2014 merupakan tahap

Page 124: Modul PKN

cxxiv

kedua dari RPJPN 2005-2025 yang ditetapkan melalui Undang-Undang Nomor 17 Tahun

2007.

RPJMN 2010-2014 disusun dalam tiga buku yang merupakan satu kesatuan yang utuh:

Buku I memuat strategi, kebijakan umum, dan kerangka ekonomi makro yang

merupakan penjabaran dari visi dan misi Presiden dan Wakil Presiden, yaitu terwujudnya

Indonesia yang Sejahtera, Demokratis, dan Berkeadilan. Untuk mewujudkan visi tersebut telah

disusun 3 (tiga) misi jangka menengah, yaitu pertama, melanjutkan pembangunan menuju

Indonesia yang sejahtera; kedua, memperkuat pilar-pilar demokrasi; dan ketiga,

memperkuat dimensi keadilan di semua bidang.

Buku II memuat rencana pembangunan yang mencakup bidang-bidang kehidupan

masyarakat sebagaimana tertuang dalam RPJPN 2005-2025 yang bertema memperkuat sinergi

antarbidang pembangunan dalam rangka mewujudkan visi pembangunan nasional yang

tercantum dalam Buku I. Di dalam rencana berbagai bidang tersebut, diletakkan

pengarusutamaan pembangunan yang meliputi pembangunan berkelanjutan, tata kelola

pemerintahan yang baik serta kesetaraan gender. Di samping itu, didalam Buku II ini juga

ditekankan 4 (empat) isu lintas bidang, yaitu penaggulangan kemiskinan, perlindungan

anak, perubahan iklim, serta pembangunan kelautan berdimensi kepulauan.

Buku III menguraikan pembangunan wilayah Indonesia, yang dibagi ke dalam 7

(tujuh) wilayah pembangunan, yaitu wilayah Sumatera, Jawa-Bali, Kalimantan, Sulawesi,

Nusa Tenggara, Maluku, serta Papua. Strategi dan arah kebijakan pengembangan wilayah

jangka menengah adalah pertama, mendorong pertumbuhan wilayah-wilayah potensial di luar

Jawa-Bali dengan tetap menjaga momentum pertumbuhan di wilayah Jawa-Bali; kedua,

meningkatkan keterkaitan antarwilayah melalui peningkatan perdagangan antar wilayah untuk

mendukung perekonomian ; dan ketiga, meningkatkan daya saing daerah melalui

pengembangan sektor-sektor unggulan di tiap wilayah. Penyusunan ketiga buku tersebut

diarahkan untuk dapat menyinergikan perencanaan pembangunan, baik sektoral maupun

regional untuk mencapai prioritas nasional jangka menengah.

Page 125: Modul PKN

cxxv

Lebih jauh lagi, semua rencana kerja ini disusun lebih realistis dan implementatif.

Rencana kerja yang disusun dilengkapi dengan indikator dan sasaran yang terukur sehingga

memudahkan pemantauan dan evaluasi kinerja, serta meningkatkan akuntabilitas dari

pelaksanaan rencana tersebut. Perkuatan akuntabilitas juga ditekankan melalui kejelasan

institusi penanggung jawab dan pelaksana setiap program dan kegiatan.

Di dalam penyusunannya, dokumen perencanaan ini telah diupayakan semaksimal

mungkin untuk dapat mengakomodasikan dan melibatkan semua pemangku kepentingan.

Dokumen ini menampung tiga hal utama, yakni dengan memperhatikan, pertama, visi dan misi

Presiden dan Wakil Presiden, yaitu terwujudnya Indonesia yang Sejahtera, Demokratis, dan

Berkeadilan; kedua, pelaksanaan National Summit yang bertujuan untuk mendapatkan

masukan dari stakeholders, serta ketiga, pelaksanaan Musrenbangnas RPJMN 2010-2014 yang

bertujuan untuk menyosialisasikan 11 Program Prioritas Pembangunan Nasional dan

mendapatkan masukan dari kementerian/lembaga, pemerintah daerah, dunia usaha, serta

masyarakat luas.

RPJMN ini diharapkan dapat menjadi pedoman dan acuan bagi para pemangku

kepentingan dan pelaksana pembangunan, baik pada tingkatan kementerian/lembaga di pusat

dalam menyusun Renstra Kementerian/Lembaga dan menjadi bahan pertimbangan Pemerintah

Daerah dalam menyusun rencana pembangunan daerahnya masing-masing serta masyarakat

pada umumnya. Untuk pelaksanaan lebih lanjut, RPJMN akan dijabarkan dalam Rencana

Kerja Pemerintah (RKP) yang akan menjadi pedoman bagi penyusunan RAPBN 2011 yang

akan kita mulai segera untuk dapat mewujudkan visi pembangunan jangka menengah kita,

yaitu terwujudnya Indonesia yang Sejahtera, Demokratis, dan Berkeadilan.

Page 126: Modul PKN

cxxvi

PENUTUP

Politik merupakan suatu rangkaian asas, keadaan, cara dan alat yang digunakan

untuk mencapai cita-cita dan tujuan tertentu. Didalam politik membicarakan hal-hal yang

berkaitan dengan Negara kesatuan, pengambilan keputusan, kebijakan, dan distribusi aau

alokasi sumber daya. Dimana Negara kesatuan merupakan suatu organisasi dalam suatu

wilayah yang memiliki kekuasaan tertinggi yang ditaati oleh rakyatnya.

Permasalahan pembangunan nasional masih rendahnya pertumbuhan ekonomi,

kualitas sumber daya manusia semakin rendah, dan rendahnya kualitas pelayanan umum

sekarang ini.

Masalah etika merupakan masalah yang makin mendapat perhatian di dunia,

bahwa cita-cita reformasi untuk membangun Indonesia Baru harus dilakukan dengan cara

membangun dari hasil perombakan terhadap keseluruhan tatanan kehidupan yang

dibangun oleh Orde Baru. Inti dari cita-cita tersebut adalah sebuah masyarakat sipil

demokratis, adanya dan ditegakkannya hukum untuk supremasi keadilan, pemerintahan

yang bersih dari KKN, terwujudnya keteraturan sosial dan rasa aman dalam masyarakat

yang menjamin kelancaran produktivitas warga masyarakat, dan kehidupan ekonomi yang

mensejahterakan rakyat Indonesia.

Bangunan Indonesia Baru dari hasil reformasi atau perombakan tatanan

kehidupan Orde Baru adalah sebuah "masyarakat multikultural Indonesia" dari puing-

puing tatanan kehidupan Orde Baru yang bercorak "masyarakat majemuk" (plural

society). Sehingga, corak masyarakat Indonesia yang bhinneka tunggal ika bukan lagi

keanekaragaman suku bangsaa dan kebudayaannya tetapi keanekaragaman kebudayaan

yang ada dalam masyarakat Indonesia.

Acuan utama bagi terwujudnya masyarakat Indonesia yang multikultural adalah

multikulturalisme, yaitu sebuah ideologi yang mengakui dan mengagungkan perbedaan

dalam kesederajatan baik secara individual maupun secara kebudayaan (Fay 1996, Jary

dan Jary 1991, Watson 2000).

Page 127: Modul PKN

cxxvii

SOAL LATIHAN Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini :

1. Jelaskan pengertian politik dan strategi nasional

2. Jelaskan mekanisme penyusunan politik dan strategi nasional RI!

3. Jelaskan Stratifikasi politik nasional

4. Jelaskan makna pembangunan nasional

BAHAN BACAAN

Abdul Wahab, S. 2000. Desentralisasi dan Pembangunan Untuk Rakyat Miskin. PPS UB : Malang. Azra, Azyumardi. 2003. Demokrasi, Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani. Prenada Media : Jakarta. ----------.2004. Himpunan Perundang-undangan. Undang-Undang No. 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN). Fokusmedia : Jakarta. Basrie, Chaidir. 2005. Politik Nasional dan Strategi Nasional Perwujudannya Dalam Perencanaan Berbangsa dan Bernegara. Dirjendikti, makalah SUSCADOS Angkatan I 2005. Jakarta ----------.2005. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2004-2009, Sinar Grafika : Jakarta. Mansoer, Handan, dkk.2001. Pendidikan Kewarganegaraan. Gramedia : Jakarta. Soeminarno, Slamet. 2005. Geopolitik Indonesia. Dirjendikti, Makalah SUSCADOS Angkatan I 2005. Jakarta. ----------.2005. Beningan Materi Pendidikan Kewarganegaraan. Power Point Suscadoswar 2005. Jakarta. Tim Dosen Kewarganegaraan Unhas. Pendidikan Kewarganegaraan. Universitas Hasanuddin,Makassar,2008

Page 128: Modul PKN

cxxviii

BAB VII

DEMOKRASI DAN PENDIDIKAN DEMOKRASI

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelaksanaan demokrasi diIndonesia bertujuan untk kepentingan bangsa dan

negera Indonesia, yaitu mewujudkan tujuan nasional. Pelaksanaan demokrasi juga

diarahkan untuk civil society (masyarakat madani ), di dalamnya peran serta masyarakat

dalam penyelenggaraan negara sangatlah besar. Dalam masyarakat madani partisipasi dan

kemandiriaan masyarakat sangat di perlukan untuk menyukseskan tujuan pembangunan

nasional khususnya, dan umumnya tujuan Negara.

Menurut pandangan Welzer (1999:1) masalah civil society yang di Indonesia

disebut “masyarakat madani”, yang kini menjadi pusat perhatian dan perdebatan akademis

di berbagai belahan bumi, merupakan pengulangan kembali perdebatan “American

Liberalisme/communitarianism” yang terpusat pada persoalan: the state atau negara di satu

pihak, dan civil society di lain pihak, yang sesungguhnya di antara tersebut satu sama lain

saling berkaitan. Menurut Welzer (1999) seorang civil republikan, Jacobin, yang memihak

pada pandangan pentingnya negara, berpendapat bahwa dalam kehidupan ini hanya ada

satu komunitas yng dianggap penting, yakni “the political community” atau masyarakat

politik yang anggotanya adalah warga negara yang kesemuanya dilihat sebagai active

participant in democratic decision making atau partisipan yang aktif dalam pengambilan

keputusan yang demokratis.

Di Indonesia, sebagaimana telah dibahas terdahulu, konsep masyarakat madani

ini terhitung masih baru dan masih banyak diperdebatkan, baik istilah maupun

karateristiknya. Misalnya, Culla (1999:3; Raharjo:1999) memandang istilah masyarakat

madani hanyalah salah satu dari berbagai istilah sebagai padanan kata civil society. Selain

itu, masih ada beberapa padanan istilah lainnya, seperti masyarakatwarga, masyarakat

kewargaan, masyarakat sipil, masyarakat beradab, masyarakat berbudaya. Sementara itu,

Tim Nasionol Reformasi Menuju Masyarakat Madani (1999:32) menyarankan untuk

menggunakan istilah masyarakat madani sebagai terjemahan dari civil society.

Page 129: Modul PKN

cxxix

Dalam perjalanan sejarah bangsa, sejak kemerdekaan hingga sekarang, banyak

pengalaman dan pelajaran yang dapat diambil, terutama pelaksanaan demokrasi di bidang

politik. Ada tiga macam demokrasi yang pernah diterapkan dalam kehidupan

ketatanegaraan indonesia, yaitu demokrasi liberal, demokrasi terpimpin, dan demokrasi

pancasila. Ketiga demokrasi tersebut dalam realisasinya mengalami kegagalan, mengapa

demikian? Juga, bagaimana pelaksanaan demokrasi pancasila pada era reformasi ini?

Marilah kita simak uraian berikut!

B. Ruang Lingkup

Bahan pembelajaran ini akan membahas :

1. Definisi demokrasi;

2. Jenis-jenis demokrasi;

3. Norma dasar dan asas demokrasi;

4. Demokrasi langsung;

5. Demokrasi perwakilan;

6. Perbedaan sistem pemerintah demokrasi dan oteriter;

7. Nilai-nilai demokrasi;

8. Macam-macam demokrasi yang pernah berlaku di indonesia;

9. Pendidikan demokrasi; serta

10. Pemilu indonesia.

C. Sasaran Pembelajaran

Mahasiswa dapat mengerti, memahami tentang demokrasi dan pendidikan

demokrasi, serta dapat mengembangkan sikap demokrasi dalam kehidupannya sehari-hari.

disamping itu, kelak setelah menamatkan pendidikannya dari perguruan tinggi umum

dapat memiliki keterampilan yang dilandasi oleh jiwa sportif dan demokratis.

Melalui pembelajaran ini mahasiswa diharapkan dapat:

1. Mahasiswa mampu menjelaskan makna demokrasi.

2. Mahasiswa mampu menjelaskan bentuk-bentuk demokrasi.

Page 130: Modul PKN

cxxx

3. Mahasiswa mampu menjelaskan keunggulan demokrasi.

4. Mahasiswa mampu menjelaskan secara terperinci nilai-nialai demokrasi.

5. Mahasiswa mampu menjelaskan macam-macam demokrasi yang pernah berlaku

diindonesia.

6. Mahasiswa mampu menjelaskan dan melaksana demokrasi.

7. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang Pendidikan Demokrasi.

Page 131: Modul PKN

cxxxi

URAIAN BAHAN PEMBELAJARAN

A. Arti dan Makna Demokrasi

Demokrasi berasal dari bahasa Yunani t artinya rakyat, kratos berarti

pemerintahanm. Demokrasi, artinya pemerintahan rakyat, yaitu pemerintahan yang

rakyatnya memegang peranan yang sangat menentukan.

Di dalam The Advancced Learner’s Dictionary of Current Enghlish ( Hornby, dkk.:

261) dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan Demcracy adalah:

“ (1) country with principles of government in which all adult citizens share through their

ellected representatives; (2) country with governmen which encourages and allows rights

of citizenship such as freedom of speeach, religion, opinion, and associayion, the assertion

of rule of law, majority rule, accompanied by respect for the rights of minoritiea; (3)

society in which there is treatment of each other by citizans as equals”.

Dari kutipan pengertian tersebut, tampak bahwa kata demokrasi merujuk pada

konsep kehiduoan negara atau masyarakat tempat warga negara dewasa turut berpartisipasi

dalm pemerintahan melalui wakilnya yang terpilih. Lalu, pemerintahannya mendorong dan

menjamin kemerdekaan berbicara, beragama, berpendapat, berserikat, menegakkan rule of

law. Selain itu, adanya pemerintahan mayoritas yang menghormati hak-hak kelompok

minoritas dan mayarakat yang warga negaranya saling memberi peluang yang sama.

Istilah Demokrasi pertama kali dipakai di Yunani kuno, khususnya di kota Athena,

untuk menunjukkan sistem pemerintahan yang berlaku di sana. Kota-kota di daerah

Yunani pada waktu itu kecil-kecil. Penduduknya tidak begitu banyak sehingga mudah

dikumpulkan oleh pemerintah dalam suatu rapat untuk bermusyawarah. Dalam rapat

tersebut, diambil keputusan bersama mengenai garis-garis besar kebijaksaan pemerintah

yang akan dilaksanakan dan segal permasalahan kemayarakatan.

Karena rakyat ikut berpartisipasisecara langsung, pemerintahan itu disebut

pemerintahan demokrasi langsung. Pemerintahan demokrasi langsung di Indonesia dapat

dilihat dalam pemerintahan desa. Kepala desa atau lurah dipilih langsung oleh rakyat desa

itu sendiri. Pemilihan kepala desa itu dilakukan secara sederhana sekali. Para calon

menggunakan tanda gambar hasil pertanian, seperi padi atau pisang. Rakyat memberi suara

pada calon masing-masing yang dipilih dengan memasukkan lidi kedalam tabung bambu

Page 132: Modul PKN

cxxxii

milik caloon yang dipilihnya. Calon yang memiliki lidi terbanyaklah yang terpilih menjadi

kepala desa. Disamping memilih kepala desa, pada hari-hari tertentu warga desa

dikumpulkan oleh kepala desa di balai desa untuk membicarakan masalah yang

menyangkut kepentingan bersama. Peristiwa semacam ini dikenal istilah musyawarah

desa.

Dalam perjalanan sejarah, kota-kota terus berkembang dan penduduknyapun terus

bertambah demokrasi langsung tidak lagi diterapkan karena:

a. Tempat yang dapat menampung seluruh warga kota yang jumlahnya besar tidak

mungkin disediakan.

b. Musyawarah yang baik dengan jumlah peserta yang besar tidak mungkin dilaksanakan.

c. Hasil persetujuan secara bulat atau mufakat tidak mungkin tercapai karena sulitnya

memungut suara dari semua peserta yang hadir

Bagi negara-negagra besar yang penduduknya berjuta-juta, yang tempat

tinggalnya bertebarandi beberapa daerah atau kepulauan, penerapan demokrasi langsung

juga mengalami kesukaran. Untuk memudahkan pelaksanaannya, setiap penduduk dalam

jumlah tertentu memilih wakilnya untuk duduk dalam suatu badan perwakilan. Wakil-

wakil rakyat yang duduk dalam badan perwakilan inilah yang menjalankan demoknrasi.

Rakyat ttetap merupakanpemegang kekuasaan tertinggi. Hal ini disebut demokrasi tidak

langsung atau demokrasi perwakilan.

Bagi negara-negara modern, demokrasi tidak langsung dilaksanakan karena hal-

hal berikut:

a. Penduduk yang selalu bertambah sehingga suatu musyawarah pada suatu tempat tidak

mungkin dilakukan.

b. Masalah yang dihadapi oleh suatu pemerintah makin rumit dan tidak sederhana lagi,

berbeda dengan masalah yang dihadapi desa yang tradisional.

c. Setiap warga negara memiliki kesibukan sendiri-sendiri di dalam aktivitas

kehidupannya sehingga masalah perintahan cukup diserahkan kepada orang yang

berminat dan mempunyai keahlian di bidang pemerintahan negara.

Istilah demokrasi yang berarti pemerintah rakyat itu sesudah zaman Yunani kuno

tidak disebut lagi. Baru setelah meletusnya Revolusi Amerika dan Revolusi Prancis, istilah

Page 133: Modul PKN

cxxxiii

demokrasi muncul kembali sebagai lawan sistem pemerintahan yang absolut (monarki

mutlak), yang menguasai pemerintahan

Di dalam kenyataannya, demokrasi dalam arti sistem pemerintahan yang baru

ini mempunyai arti yang luas sebagai berikut.

a. Mula-mula demokrasi berarti politk yang mengcakup pengertian tentang pengakuan

hak-hak asasi manusia, seperti hak kemerdekaan pers, hak berapat, serta hak memilih

dan dipilih untuk badan-badan pewakilan.

b. Kemudian, digunakan istilah demokrasi dalam arti luas, selain meliputi sistem politik,

juga mengcakup sistem ekonomidan sistem sosial.

Dengan demikian, demokrasi dalam arti luas, selain mencakup pengertian

demokrasi pemerintahan, juga meliputi demokkrasi ekonomi danpolitik. Namun,

pengertian demokrasi yang paling banyak dibahas dari dahulu sampai sekarang ialah

demokrasi pemerintahan.

Landasan pokok atau gagasan dasar suatu pemerintah demokrasi ialah

pengakuan hakekat manusia, yaitu bahwa pada dasarnya manusia itu mempunyai

kemanpuan yang sama dalam hubungan yang satu dengan yang lain. Berdasarkan gagasan

dasar itu, dapat ditarik dua buah asas pokok sebagai berikut.

a. Pengakuan partisipasi didalam pemerintahan . misalnya, pemilihan wakil-wakil rakyat

untuk lembaga perwakilan rakyat secara bebas dan rahasia

b. Pengakuan hakikat dan martabat manusia. Misalnya, tindakan pemerintah untuk

melindungi hak-hak asasi manusia demi kepentingan bersama.

Sebagai suatu sistem sosial kenegaraan, USIS ( 1995:6 ) mengintisarikan

demokrasi sebagai sistem yang memiliki 11(sebelas) pilar atau soko guru, yakni “

kedaulatan rakyat, pemerintah berdasarkan pesetujuan dari yang diperintah, kekusaan

mayoritas, hak-hak minoritas, jaminan hak asasi manusia, pemilihan yang bebas dan

jujur,persamaan didepan hukum, proses hukum yang wajar, pembatasan pemerintah secara

kostitusional, pluralisme sosial, ekonomi dan politik, nilai-nilai toleransi, pragmatisme,

serta kerja sama dan mufakat.”

Page 134: Modul PKN

cxxxiv

B. Jenis-Jenis Demokrasi

Pada kegiatan belajar 2, anda akan diperkenalkan lebih jauh tentang jenis-jenis

demokrasi sehingga anda akan lebih jelas dimana kedudukan demokrasi langsung / tidak

langsungm, demokrasi Pancasila, dan seterusnya.

a. Demokrasi berdasarkan cara penyampaian pendapat terbagi ke dalam :

1) Demokrasi langsung, dalam demokrasi langsung rakyat diikutsertakan dalam

pengambilan keputusan untuk menjalankan kebijakan pemerintahan.

2) Demokrasi tidak langsung atau demokrasi perwakilan. Dalam demokrasi ini,

pengambilan keputusan dijalankan oleh rakyat melalui wakil rakyat yang

dipilihnya melalui Pemilu. Rakyat memilih wakilnya sendiri untuk membuat

keputusan politik. Dengan kata lain, dalam demokrasi tidak langsung, aspirasi

rakyat disalurkan melalui wakil-wakil rakyat duduk di lembaga perwakilan

rakyat.

3) Demokrasi perwakilan dengan sistem pengawasan langsung dari

rakyat.Demokrasi ini merupakan campuran antara demokrasi langsung dengan

demokrasi perwakilan. Rakyat memilih wakilnya untuk duduk didalam lembaga

perwakilan rakyat, tetapi wakil rakyat dalam menjalankan tugasnya diawasi

rakyat melalui raferendum dan inisiatif rakyat. Demokrasi ini antara lain

dijalankan di Swiss . Tahukah anda apa yang dimaksud dengan referendum? Ya

referendum adalah pemungutan suara untuk mengetahui kehendak rakyat secara

langsung.Referendum dibagi menjadi tiga macam”

a. Referendum wajib

Referendum ini dilakukan ketika ada perubahan atau pembentukan norma

penting dan mendasar dalam UUD (konstitusi) atau UU yang sangat politis

UUD atau UU tersebut yang telah dibuat oleh lembaga perwakilan rakyat

dapat dilaksanakan setelah mendapat persetujuan rakyat melalui pemungutan

suara terbanyak. Jadi, referendum ini dilaksanakan untuk meminta

persetujuan rakyat terhadap hal yang dianggap sangat penting atau mendasar.

b. Referendum tidak wajib

Referendum ini dilaksanakan jika dalam waktu tertentu setelah rancangan

undang-undang diumumkan, sejumlah rakyat mengsulkan diadakan

Page 135: Modul PKN

cxxxv

referendum. Jika dalam wakyu tertentu tidak ada permintaan dari rakyat,

rancangan undang-undang itu dapat menjadi undang-undanmg yang bersifat

tetap.

c. Referendum konsultatif

Referendum ini hanya sebatas meminta persetujuan saja karena rakyat

dianggap tidak mengerti permasalahannya. Pemerintah meminta

pertimbangangan pada ahli bidang tertentu yang berkaitan dengan

permasalahan tersebut.

b. Demokrasi berdasarkan titik perhatian atau perioritasnya terdiri dari :

1) Demokrasi formal

Demokrasi ini secara hukum menempatkan semua orang dalam kedudukan yang

sama dalam bidang politik, tanpa mengurangi kesenjangan ekonomi. Indifidu diberi

kebebasan yang luas. sehingga demokrasi ini disebut juga demokrasi liberal

2) Demokrasi material

Demokrasi material memandang manusia mempunya kesamaan dalam bidang

sosial-ekonomi sehingga persamaan bidang politik tidak menjadi prioritas.

Demokrasi semacam ini dikembangkan di Negara sosialis komunis.

3) Demokrasi campuran

Demokrasi ini merupakan campuran dari kedua jenis demokrasi sebelumnya.

Demokrasi ini berupa menciptakan kesejahteraan seluruh rakyat dengan

menempatkan persamaan derajat dan hak setiap orang.

c. Demokrasi dibagi berdasarkan prisip ideologi :

1) Demokrasi liberal

Demokrasi ini memberikan kebebasan yang luas pada individu. Campur tangan

pemeritah diminimalkan, bahkan ditolak. Tindakan sewenang-wenang pemerintah

terhadap warganya dihindari. Pemerintah bertindak atas kostitusi (hukum dasar).

Page 136: Modul PKN

cxxxvi

2) Demokrasi rakyat atau demokrasi Proletar

Demokrasi ini bertujuan menyejahterakan rakyat. Negara yang dibentuk tidak

mengenal perbedaan kelas. Semua warga negara mempunyai persamaan dalam

hukum dan politik.

d. Bedasarkan wewenang dan hubungan antara alat kelengkapan negara, demokrasi

dibagi menjadi :

1) Demokrasi sistem parlementer

Ciri-ciri pemerintahan parlementer antara lain :

a) DPR lebih kuat dari pemerintah ;

b) Menteri bertanggung jawab pada DPR;

c) Program kebijaksanaan kabinet disesuaikan dengan tujuan politik anggota

parlemen ;serta

d) Kedudukan kepala negara sebagai simbol idak dapat diganggu gugat.

Dapatkah anda memberi contoh, negara manakah yang menganut

demokrasi parlementer?

2) Demokrasi sistem pemisahan/pebagian kekuasaan (Presidensil).

Ciri-ciri pemerintahan yang menggunakan sistem presidensial adalah sebagai

berikut :

a) Negara dikepalai presiden ;

b) Kekuasaan eksekutif presiden dijalankan berdasarkan kedaulatan yang

dipilih dari dan oleh rakyat melalui badan perwakilan ;

c) Presiden mempunya kekuasaan mengangkat dan memberhentikan menteri ;

d) Menteri tidak bertanggung jawabkepada DPR, tetapi kepada presiden;

serata

e) Presiden dan DPR mempunya kedudukan yang sama sebagai lembaga

negara, dan tidak dapat saling membubarkan.

Page 137: Modul PKN

cxxxvii

C. Nilai-Nilai Demokrasi

Sebenarnya pengertian pokok demokrasi ialah adanya jaminan hak-hak asasi

manusia dan partisipasi rakyat. Akan tetapi, dalam pertumbuhanya, pengertian pokok itu

telah mengalami banyak perubahan, terutama karena faktor politik, ekonomi, sosial, dan

kebudayaan. Suatu negara dapat memberikan isi dan sifat pada demokrasi yang bebeda

dari isi dan sifat demokrasi di negara lain. Dengan demikian, bentuk demokrasi negara

yang satu akan berbeda dengan bentuk demokrasi dengan negara yang lain. Disamping

itu, bentuk demokrasi itu pada suatu masa akan berbeda dari bentuk demokrasi masa

yang lain. Misalnya, bentuk demokrasi pada masa sekarang berbeda dari bentuk

demokrasi pada masa UUD RIS tahun 1949 dan masa UUD sementara tahun 1950.

Adapun yang paling utama dalam menetukan berlakunya sistem demokrasi disuatu

negara ialah ada atau tidaknya asas demokrasi pada sistem itu, sebagai berikut;

a) pengakuan hak-hak asasi manusia sebagai penghargaanterhadap martabat manusia

dengan tidak melupakan kepentingan umum.

b) Adanya partisipasi dan dukungan rakyat pada pemerintah. Jika dukungan rakyat

tidak ada, sulitlah dikatakan bahwa pemerintah itu adalah suatu pemerintahan

demokrasi.

Di dunia Barat, demokrasi berkembang dalam suatu sistem masyarakat yang liberal

(bebas dan merdeka). Oleh karena itu, lahirlah suatu bentuk demokrasi yang dinamakan

demokrasi liberal, yang menjunjung hak-hak asasi manusia setinggi-tingginya, bahkan

kadang-kadang diatas kepetingan umum. Sebagai akibat demokrasi liberal ini, lahirlah

sistem-sistem pemerintahan yang liberal. Didalam sistem pemerintahan ini, peranan dan

campur tangan pemerintah tidak terlalu banyak didalam kehidupan masyarakat. Karena

sistem ini sesuai dengan aspirasi rakyat didunia Barat, sistem pemerintahan yang liberal

ini mendapat dukungan penuh dari rakyat.

Atas dasar itu, berikut akan dibahas bahwa demokrasi didasari oleh beberapa nilai

(value). Henry B.Mayo telah mencoba untuk memerinci nilai-nilai ini, dengan catatan

tentu saja tidak berarti bahwa setiap masyarakat demokratis memiliki semua nilai-nilai

ini, tetapi bergantung pada perkembangan sejarah, aspirasi, dan budaya poltik masing-

masing. Berikut adalah nilai-nilai yang diutarakan Henry B.Mayo:

a. menyelesaikan perselisihan dengan damai dan secara melembaga;

Page 138: Modul PKN

cxxxviii

b. menjamin terselenggaranya perubahan secara damai dalam suatu masyarakat yang

sedang berubah;

c. menyelenggarakan pergantian pimpinan secara teratur;

d. membatasi pemakaian kekerasan sampai munimum;

e. mengakui dan menganggap wajar adanya keanekaragaman; serta

f. menjamin tegaknya keadilan.

Dengan demikian, untuk melaksanakan nilai-nilai demokrasi perlu

diselenggarakan beberapa lembaga berikut

a. pemerintahan yang bertanggung jawab.

b. Satu dewan perwakilan rakyat yang mewakil golongan-golongan dan kepentingan-

kepentingan dalam masyarakat yang diplih melalui pemilahan umum secara bebas

dan rahasia. Dewan ini harus mempunyai fungsi pengawasn terhadap penerintah.

Tentu saja pengawasan yang konstruktif (titik membangun) dan sesuai normatif

(akuran yang berlaku).

c. Suatu organisasi politik yang mencakup satu atau lebih partai politik. Parpol ini

menjaling hubungan yang rutin dan berkesinambungan, juga menghubungkan

antara rakyat dan pemerintah

d. Pers dan media masa yang bebas untuk menyatakan pendapat.

e. Sistem peradilan yang bebas untuk mejamin hak-hak dan mempaertahankan

keadilan.

Berdasarkan UUD 1945 nagara Indonesia adalah negara demokrasi. Sebenarnya

apa yang dimaksud dengan demokrasi itu?. Demokrasi adalah pemerintahan oleh rakyat

dimana kekuasaan tertinggi berada ditangan rakyat dan dijalankan oleh mereka atau

wakil-wakil yang mereka pilih dibawah sistem pemilihan yang bebas. Abraham

Lincoln menyebutkan, demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan

untuk rakyat (is a government of the people, by the people, and the people).

Hampir semua negara di dunia sekarah ini mengatakan dirinya negara demokrasi,

walaupun pelaksanaan demokrasi di setiap negara sudah beraneka ragam. Misalnya, ada

demokrasi liberal, seperti di Amerika Serikat dan ada demokrasi Pancasila, seperti di

Indonesia. Dalam demokrasi liberal, pemerintah dipegang oleh partai yang menang

dalam pemilihan umum dan partai yang kalah menjadi pihak oposisi.

Page 139: Modul PKN

cxxxix

Dengan adanya suatu kehidupan yang demokratis, melalui hukum dan peraturan

yang dibuat berdasarkan kehendak rakyat, ketentraman dan ketertiban diharapkan akan

lebih mudah diwujudkan. Tata cara pelaksanaan demokrasi pacasila dilandaskan atas

mekanisme konstitusional karena penyelenggaraan pemerintahan negara Republik

Indonesia berdasarkan konstitusi.

Kegagalan demokrasi Pancasila zaman orde baru, tidak berasal dari konsep dasar

demokrasi Pacasila, tetapi lebih pada praktik atau pelaksanaannya yang mengingkari

keberadaan demokrasi Pancasila itu.

Demokrasi Pancasila hanya akan dapat dilaksanakan dengan baik apabila nilai-nilai

yang terkandung di dalamnya dapat dipahami dan dihayati sependukungnya.

Pelaksanaan demokrasi pancasila harus disertai dengan pembangunan bangsa secara

keseluruhan karena pembangunan adalah proses perubahan ke arah kemajuan dan proses

pendidikan bangsa untuk meningkatkan mutu kehidupan bangsa.

Kegagalan demokrasi pancasila pada zaman orde baru membuat banyak penafsiran

mengenai asas demokrasi. Belajar dari pengalaman tersebut, dalam era reformasi perlu

penataan ulang dan penegasan kembali arah dan tujuan demokrasi pancasila;

menciptakan prasarana dan sarana yang diperlukan bagi pelaksanaan demokrasi

pancasila; membuat dan menata kembali progrm-program pembangunan di tengah-

tengah berbagai persoalan yang dialami masyarakat sekarang ini; serta bagaimana

program-program itu dapat menggerakkan partisipasi seluruh masyarakat.

Partisipasi masyarakat dalam pembangunan sekaligus akan menjadi kontrol bagi

pelaksanaan pembangunan yang lebih efektif, khususnya bagi pemerintah, baik dipusat

maupun daerah. Dengan demikian, dapat dicegah hal-hal yang negatif dalam

pembangunan, seperti korupsi, penyalagunaan wewenang, dan lain-lain.

Dengan telah diletakkannya dasar-dasar pelaksanaan demokrasi pancasila,

persoalan berikutnya adalah bagaimana menggerakkan rakyat untuk berpartisipasi secara

penuh dalam pelaksanaan pembangunan politik. Keberhasilan pelaksanaan suatu sistem

demokrasi dapat ditunjukkan dengan tingkat partisipasi rakyat pendukungnya. Partisipasi

yang dibutuhkan bukan hanya karena adanya hasil pembangunan yang dapat dinikmati,

melainkan karena adanya pertisispasi yang timbul berdasarkan kesadaran dan pengertian

terhadap hak-hak dan kewajiban masyarakat. Kunci semua pelaksanaan demokrasi

Page 140: Modul PKN

cxl

tersebut adalah bagaimana pancasila dan UUD 1945 dapat dilaksanakan secara murni

dan konsekuen. Usaha tersebut telah dilakukan oleh pemerintah orde baru, tetapi dalam

pelaksanaannya banyak yang menginkarinya sehingga menimbulkan KKN (kolusi,

korupsi, dan nepotisme).

Sebagaimana telah dijelaskan, meski orde baru jatuh, demokrasi pancasila tidak

ikut jatuh. Hal ini karena pemerintahan orde reformasi tetap menjalankan

pemerintahannya dengan demokrasi pancasila.

Penegakan kehidupan yang lebih demokratis pada orde reformasi telah banyak

diupayakan, antara lain sebagai berikut.

a. Diselenggarakannya pemilu tahun 1999 dengan berasaskan langsung, umum,

bebas, rahasia, jujur, serta adil dan beradab.

b. Diberikannya kebebasan bagi warga negara untuk mendirikan partai politik pemilu

1999 diikuti oleh 48 partai politik.

c. Pers diberi kebebasan sehingga banyak sekali bermunculan media massa (cetak dan

elektronik) baru.

d. Kedudukan ketua MPR terpisah dari ketuaDPR.

e. Amandemen UUD 1945 yang banyak membatasi kekuatan Presiden.

f. Refungsional lembaga-lembaga tinggi negara.

g. Diselenggarakannya pemilu 2004, dengan pemilihan lagsung anggota DPR, DPRD,

dan Presiden/Wakil Presiden.

Dengan demikian, dalam tahap awal reformasi ini, pemerintah baru menata

bidang politik dan hukum (konstitusi), sedangkan bidang lainnya masih terus dalam

tahap penataan. Pelaksanaan demokrasi Pancasila pada Orde Reformasi ini tetap harus

bersumberkan pada hukum yang berlaku di Indonesia.

D. Keunggulan Demokrasi

Sebagaimana telah diuraikan, ciri-ciri demokrasi antara lain :

a. keputusan diambil berdasarkan suara rakyat atau kehendak rakyat

b. kebebasan individu dibatasi oleh kepentingan bersama, kepentingan bersama lebih

kepentingan daripada kepentingan individu atau golongan;

Page 141: Modul PKN

cxli

c. kekuasaan merupakan amanat rakyat, segala sesuatu yang dijalankan pemerintah

adalah untuk kepentingan rakyat; serta

d. kedaulatan ada di tangan rakyat, dan lembaga perwakilan rakyat mempunyai

kedudukan penting dalam sistem kekuasaan negara.

Setelah anda munyimak ciri dari demokrasi dan nilai-nilai demokrasi sebagaimana

telah diuraikan, coba bandingkan dengan bentuk pemerintah berikut:

Oligarki adalah sistem pemerintahan yang dijalankan oleh segelintir orang banyak.

Partisipasi rakyat dalam pemerintahan dibatasi atau bahkan ditoadakan dengan dihapusnya

lembaga perwakilan rakyat dan keputusan hukum tertinggi ada pada tangan segelintir orang

tersebut.

Anarki adalah pemerintahan yang kekuasaannya tidak jelas, tidak ada peraturan yang

benar-benar dapat dipatuhi. Setiap individu bebas menentukan kehendaknya sendiri-sendiri

tanpa aturan yang jelas.

Moboraksi adalah pemerintahan yang dikuasai olah kelompok orang untuk

kepentingan kelompok yang berkuasa, bukan untuk kepentingan rakyat. Biasanya

mobokrasi dipimpin oleh sekelompok orang yang mempunyai motivasi yang sama.

Diktator ialah kekuasaan yang terpusat pada seseorang yang berkuasa mutlak

(otoriter).

E. Demokrasi dan Pelaksanaannya di Indonesia

Dalam perjalanan sejarah bangsa, sejak kemerdekaan hingga sekarang, banyak

pengalaman dan pelajaran yang dapat diambil, terutama pelaksanaan demokrasi di bidang

politik. Ada tiga macam demokrasi yang pernah diterapkan dalam kehidupan

ketatanegaraan di Indonesia, yaitu demokrasi liberal, demokrasi terpimpin, dan demokrasi

Pancasila. Ketiga demokrasi tersebut dalam realisasinya mengalami kegagalan, mengapa

demikian? Juga, bagaimana pelaksanaan demokrasi pancasila pada era reformasi ini?

Marilah kita simak uraian berikut!

Demokrasi liberal bermuara pada kegagalan konstituante menetakan UUD pengganti

UUDS 1950. Demokrasi terpimpin di bawah pemerintahan Orde Lama dan demokrasi

Pancasila di bawah pemerintahan Orde Baru. Meskipun konsep awal pada periode tersebut

Page 142: Modul PKN

cxlii

dimaksudkan sebagai implementasi dari sila keempat Pancasila, tetapi pada akhirnya

kekuasaan terpusat pada tangan seorang Presiden.

Semua ini diungkapkan dan dibahas sebagai bahan kajian dan pembelajaran. Dengan

belajar dari pengalaman, pelaksanaan demokrasi pada era reformasi sekarang ini

diharapkan tidak salah arah. Jadi, janganlah melupakan masa lalu dan jasa para pemimpin

terdahulu. Bukankah pengalaman itu adalah guru yang terbaik?

Berdasarkan pengalaman yang dijadikan pelajaran, diharapkan tidak terulang lagi

kesalahan yang sama. Oleh sebab itu, perlu dikembangkan nilai-nilai sikap cerdas, seperti

analisis, kritis, teliti, penuh perhitungan, rasional, antisipatif, serta pengendalian diri.

Kegagalan orde lama dan orde baru untuk menegakkan nilai-nilai demokrasi

menyebabkan bergulirnya reformasi. Dalam era reformasi ini, diharapkan nilai-nilai

demokrasi dapat ditegakkan. Adapun nama demokrasi itu semuanya harus tetap dalam

kerangka supremasi hukum dan peraturan perundangan yang berlaku. Untuk dapat

mewujudkan keadaan seperti itu, tidak bisa tidak, harus dimiliki nilai dan sikap disisplin

yang tercermin pada sikap taat asas, tegas, lugas, demokratis, terbuka, ikhlas, kooperatif,

terti, serta menjaga keamanan dan kebersamaan. Siapkah kita menyongsong demokrasi

masa depan seandainya sesuai dengan harapan?

Demokrasi yang diterapkan di Indonesia berbeda dengan demokrasi yang

dipraktikkan di negara lain. Demokrasi yang berlaku ddii negara ini (misalnya, demokrasi

Pancasila) berlainan prosedur pelaksanaannya dengan demokrasi Barat yang lieral. Hal ini

bukanlah pengingkaran terhadap demokrasi, sepanjang hakikat demokrasi tercermin

dalam konsep dan pelaksanaannya. Dalam perjalanan sejarah politik bangsa, negara

kesatuan RI pernah melaksanakan demokrasi Parlementer, demokrasi Terpimpin, dan

demokrasi Pancasila. Untuk lebih memahami perkembangan pemerintahan demokrasi

yang pernah ada Indonesia, dibawah ini akan diuraikan penjelasannya.

a. Demokrasi Parlementer (Liberal)

Demokrasi Parlementer di negara kita telah dipraktikkan pada masa

berlakunya UUD 1945 periode pertama (1945-1949), kemudian dilanjutkan pada masa

berlakunya RIS 1949 dan UUDS 1950. Pelaksanaan Demokrasi Parlementer tersebut

Page 143: Modul PKN

cxliii

secara yuridis formal berakhir pada tanggal 5 juli 1959 bersamaan dengan

pemberlakuan kembali UUD 1945.

Pada masa berlakunya Demokrasi Parlementer (1945-1959), kehidupan politik

dan pemerintahan tidak stabil sehingga program dari suatu kabinet tidak dapat

dilaksanakan dengan baik dan berkesinambungan. Salah satu faktor penyebab ketidak

stabilan tersebut adalah sering bergantinya kabinet yang bertugas sebagai pelaksana

pemerintahan. Misalnya, selama tahun 1945-1959 dikenal beberapa kabinet, antara lain

Kabinet Syahrir I, Kabinet Syahrir II, dan Kabinet Amir Syarifuddin. Sementara itu,

1950-1959 umur kabinet kurang lebuh hanya satu tahun dan terjadi tujuh kali pergantian

kabinet, yaitu Kabinet Natsir, Sukimin, Wilopo, Ali Sastro Amidjojo II, dan Kabinet

Juanda.

Mengapa dalam sistem pemerintahan parlementer, kabinet sering diganti? Hal

ini terjadi karena dalam negara demokrasi dengan sistem kabinet parlementer,

kedudukan kabinet berada di bawah DPR (parlemen) dan keberadaannya sangat

bergantung pada dukungan DPR. Apabila kebijakan kabinet tidak sesuai dengan aspirasi

rakyat yag tercermin di DPR (parlemen), maka DPR dapat menjatuhkan kabinet dengan

mosi tidak percaya.

Faktor lain yang menyebabkan tidak tercapainya stabilitas politik adalah

perberdaan pendapat yang sangat mendasar di antara partai politik yang ada saat itu.

Sebagai contoh dapat dikaji peristiwa kegagalan konstituante memperoleh kesepakatan

tentang dasar negara. Pada saat itu, terdapat dua kubu yang bertentangan, yaitu satu

pihak ingin tetap mempertahankan Pancasila sebagai dasar negara, dan dipihak lain

menghendaki kembali pada Piagam Jakarta yang berarti menghendaki Islam sebagai

dasar negara. Pertentangan tersebut terus berlanjut dan tidak pernah mencapai

kesepakatan. Merujuk pada kenyataan politik pada masa itu, jelas bahwa keadaan

partai-partai politik pada saat itu lebih menonjolkan perbedaan-perbedaan paham dari

pada mencari persamaan-persamaan yang dapat mempersatukan bangsa.

Beranjak dari berbagai kegagalan dan kelemahan itulah maka demokrasi

parlementer di indonesia ditinggalkan dan diganti dengan demokrasi terpimpin sejak 5

Juli 1959.

Page 144: Modul PKN

cxliv

b. Demokrasi Pancasila Terpimpin

Adanya kegagalan konstituante dalam menetapkan UUD baru, yang diikuti

suhu politik yang memanas dan membahayakan keselamatan bangsa dan negara, maka

pada 5 Juli 1959 Presiden Soekarno mengeluarkan suatu keputusan yang dikenal dengan

Dekrit Presiden.

Dekrit presiden dipandang sebagai usaha untuk mencari jalan dari kemacetan

politik melalui pembentukan kepemimpinan yang kuat untuk mencapai hal tersebut, di

Indonesia pada saat itu digunakan demokrasi terpimpin. Istilah Demokrasi terpimpin

untuk pertama kalinya dipakai secara resmi dalam pidato presiden Soekarno pada 10

November 1956 ketika membuka sidang konstituante di Bandung.

Persoalan sekarang, mengapa lahir demokrasi Terpimpin? Demokrasi

terpimpintimbul dari keisyafan, kesadaran,dan keyakinan terhadap keburukan yang

diakibatkan oleh praktik Demokrasi Parlementer (liberal) yang melahirkan tepecahnya

masyarakat, baik dalam kehidupan politik maupun dalam tatanan kehidupan ekonomi.

Secara konsepsional,demokrasi terpimpin berarti pemerintah rakyat yang

dipimpin oleh hikmatkebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Dalam konteks

ini, mengandung arti bahwa yang membimbing dan sekaligus landasan kehidupan

demokrasi di Indonesia adalah sila keempat pancasila, dan tidak pada perseorangan atau

pimpinan.

Apabila dikaji dari hakikat dan ciri negara demokrasi, dapat dikatakan

bahwademokrasi terpimpin dalam banyak aspek telah menyimpang dari dari demokrasi

konstitusional. Deemokrasi Terpimpin menonjolkan “kepimimpina” yang jauh lebih

besar daripada demokrasinya sehingga idedasar demokrasi kehilangan artinya. Akibat

dominannya kekuasaan presiden dan kurang berfungsinya lembaga legislatif dalam

mengontrol pemerintahan, maka kebijakan pemerintah sering kali menyipan dari

ketentuan UUD 1945.misalnya, pada 1960 presiden membubarkan DPR hasil pemilihan

umum tahun 1955 dan digantikan oleh DPR Gotong Royong melalui penetapan

Presiden;pimpinan DPR/MPR dijadikan menteri sehingga otomatis menjadi pembantu

Presiden;dan pengankatan Presiden seumur hidup melalui Tap. MPRS No.

III/MPRS/1963.

Page 145: Modul PKN

cxlv

Secara konsepsional pula, demokrasi terpimpin memiliki kelebihan yang dapat

mengatasi permasalahan yang dihadapi masyarakat pada waktu itu. Hal itu dapat dilihat

dari ungkapan Bung Karno ketika memberikan amanat pada konstituante tanggal 22

April 1959 tentang pokok-pokok demokrasi terpimpin antara lain:

1) demokrasi Terpimpin bukanlah diktator, berlainan dengan demokrasi sentralisme,

dan berbeda pula dengan demokrasi liberal yang dipraktikkan selama ini;

2) demokrasi Terpimpin adalah demokrasi yang cocok dengan kepribadian dan dasar

hidup bangsa Indonesia;

3) demokrasi Terpimpin adalah demokrasi di segala soal kenegaraan dan

kemasyarakatan yang meliputi bidang politik, ekonomi dan sosial;

4) inti daripada pimpinan dalam demokrasi terpimpin adalah permusyawatan yang di

pimpin oleh hikmat kebijaksanaan, bukan oleh perdebatan, penyiasatan yang di

akhiri dengan pengaduan kekuatan, serta penghitungan suara pro dan kontra; serta

5) oposisi, dalam arti melahirkan pendapat yang sehat dan yang membangun, diharuskan

dalam alam demokrasi terpimpin. Adapun yang penting ialah perwakilan yang harus

dipimpin dengan hikmat kebijaksanaan:

a) Tujuan Melaksanakan Demokrasi Terpimpin Ialah Mencapai Suatu

Masyarakat Yang Adil Dan Makmur, Yang Penuh Dengan Kebahagiaan

Material Dan Spiritual;

b) Sebagai Alat, Demokrasi Terpimpin Mengenal Juga Kebebasan Berpikir Dan

Berbicara, Tetapi Dalam Batas-Batas Tertentu, Yakni Batas Keselamatan

Negara, Kepentingan Rakyat Banyak, Kesusilaan, Dan Pertanggung Jawaban

Kepada Tuhan:

c) masyarakat adil makmur tidak lain daripada suatu masyarakat teratur dan

terpimpin.

Berdasarkan pokok pikiran di atas, tampak bahwa demokrasi Terpimpin tidak

bertentangan dengan pancasila dan UUD 1945, serta budaya bangsa Indonesia. Namun

dalam praktiknya, konsep-konsep tersebut tidak direalisasikan sebagaimana mestinya

sehingga seing kali menyimpang dari nilai-nilai pancasila, UUD 1945, dan budaya

bangsa. Penyebab penyelewengan tersebut, selain terletak pada presiden, juga karena

Page 146: Modul PKN

cxlvi

kelemahan Legislatif sebagai partner dan pengontrol eksekutif, serta situasi sosial politik

yang tidak menentu saat itu.

c. Demokrasi Pancasila pada Orde Baru

1. Latar Belakang dan Makna Demokrasi Pancasila

Banyaknya berbagai penyelewengan dan permasalahan yang dialami bangsa

Indonesia pada masa berlakunya demokrasi parlementer dan demokrasi terpimpin,

dianggap karena kedua jenis demokrasi tidak cocok diterapkan di Indonesia yang

bernapaskan kekeluargaan dan gotong- royong. Sejak lahirnya Orde Baru

diberlakukan Demokrasi Pancasila sampai saat ini. Secara konsepsional, demokrasi

pancasila masih dianggap dan dirasakan paling cocok diterapkan di Indonesia.

Demokrasi Pancasila bersumberkan pada pola pikir dan tata nilai sosial budaya

bangsa Indonesia, dan menghargai hak individu yang tidak terlepas dari kepentingan

sosial. Misalnya, “kebebasan” berpendapat merupakan hak setiap warga negara yang

harus dijunjung tinggi oleh penguasa. Dalam demokrasi Pancasila hak tersebut tetap

dihargai, tetapi harus diimbangi dengan kebebasan yang bertanggung jawab.

Secara lengkap makna demokrasi pancasila adalah: “ Kerakyatam yang

dipimpin oleh hikmat kebijaksaan dalam permusyawaratan/ perwakilan; yang

berketuhanan Yang Maha Esa; yang berkemanusiaan yanng adil dan beradab; yang

berpersatuan Indonesia; serta yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Berdasarkan rumusan tersebut terkandung arti bahwa dalam menggunakan

hak-hak demokrasi haruslah disertai tanggung jawab kepada Tuhan Yang Maha Esa

menurut keyakinan agama masing-masing; menjunjung tinggi nilai-nilai

kemanusiaan sesuai dengan martabat dan harkat manusia; haruslah menjamin

persatuan dan kesatuan bangsa; serta harus dimanfaatkan untuk mewujutkan keadilan

sosial. Jadi demokrasi pancasila berpangkal tolak dari kekeluargaan dan gotong-

royang. Semangat kekeluargaanitu sendiri sudah lama danut dan berkembang dalam

masyarakat indonesia, khususnya di masyarakat pedesaan. Menurut Soepomo dalam

masyarakat yang dilandasi semangat kekeluargaan, sumber filosofi yang paling tepat

adalah aliran pikiran Integralistik.

Page 147: Modul PKN

cxlvii

Dengan demikian, dalam demokrasi Pancasila nilai-nilai perbedaan tetap

dipelihara sebagai sebuah kekayaan dan anugrah Tuhan YME.

2). Ciri dan Aspek Demokrasi Pancasila

Demokrasi pancasila memiliki ciri khas, antara lain bersifat kekeluargaan

dan kegotongroyongan yang bernafaskan Ketuhanan Yang maha Esa;menghargai

hak-hak asasi manusia dan menjamin adanya hak-hak miniritas; pengambilan

keputusan sedapat mungkin didasarkan atas musyawarah untik mufakat; serta

bersendi atas hukum.

Dalam demokrasi pancasila, kehidupan ketatanegaraan harus berdasarkan

atas kelembagaan hal ini bertujuan untuk menyelesaikan segala sesuatu melalui

saluran-saluran tertentu sesuai dengan UUD 1945. hal ini penting untuk menghindari

adnya kegoncangan politik dalam negara.

Selain mewarnai berbagai bidang kehidupan seperti poltik, ekonomi, sosial, dan

budaya, demokrasi pancasila pun mengandung berbagai aspek. Menurut S.Pamudji

dalam bukunya “Demokrasi Pancasila dan Ketahanan Nasional”, aspek-aspek yang

terkandung demokrasi pancasila itu adalah:

a. Aspek Formal, yakni aspek yang mempersoalkan proses dan caranya rakyat

menunjuk wakilnya dalam badan perwakilan rakyat dan dalam pemerintahan,

serta bagaimana mengatur permusyawaratan wakil rakyat secara bebas,terbuka,

dan jujur untuk mencapai konsensus bersama;

b. Aspek Materil,yakni aspek yang mengemukakan gambaran manusia, indonesia

sesuai dengan gambaran, harkat, dan martabat tersebut;

c. Aspek Normatif (kaidah), yakni aspek yang mengungkapkan seperangkat norma

atau kaidah yang menjadi pembimbing dan kriteria dalam mencapai tujuan

kenegaraan. Norma penting yang harus diperhatikan adalah persatuan dan

soladaritas, keadilan,serta kebenaran;

d. Aspek Optatif, yakni aspek yang mengetengahkan tujuan atau keinginan yang

hendak dicapai. Tujuan ini meliputi tiga hal,yaitu terciptanya negara Hukum,

negara Kesejahteraan,dan negara kebudayaan

Page 148: Modul PKN

cxlviii

e. Aspek Organisasi, yakni aspek yang mempersoalkan organisasi sebagai wadah

pelaksanaan demokrasi pancasila. Wadah tersubut harus cocok dengan tujuan

yang hendak dicapai. Organisasi ini meliputi sistem pemerintahan atau lembaga

negara serta organisasi sosial-politik di masyarakat; serta

f. Aspek Kejiwaan, aspek kejiwaan demokrasi pancasila ialah senangat para

penyelenggara negara dan semangat para pemimpin pemerintahan. dalam jiwa

demokrasi pancasila dikenal;

i. Jiwa demokrasi pancasila pasi, yakni hak untuk mendapat perlakuan secara

demokratis pancasila;

ii. Jiwa demokrasi pancasila aktif, ijwa yang mengandung kesediaan untuk

memperlakukan pihak lain sesuai dengan hak-hak yang diberikan oleh

demokrasi pancasila;

iii. Jiwa Demokrasi Pancasila Rasional, Yakni Jiwa Objektif Dan Masun Akal

Tanpa Meninggalkan Jiwa Kekeluargaan Dalam Pergaulan Masyarakat; Serta

iv. Jiwa Pengabdian, Yakni Kesediaan Berkorban Demi Menunaikan Tugas

Jabatan Yang Dipangkunya, Serta Jiwa Kesediaan Berkorban Untuk Sesama

Manusia Dan Warga Negara.

Apabila kita kaji ciri dan prinsip demokrasi Pancasila, dapat dikatakan

bahwa demokrasi Pancasila tidak bertentangan dengan prinsip demokrasi

konsttusional. Namun, praktik demokras yang dijalankan pada masa orde baru masih

terdapat berbagai penyimpangan yang tidak sejalan dengan ciri dan prinsip

demokrasi pancasila. Penyingpangan tersebut secara transparan terungkap setelah

munculnya gerakan “Reformasi” dan jatuhnya kekuasaan Orde Baru.Di antara

penyimpangan yang dilakukan penguasa Orde Baru, khususnya yang berkaitan

dengan demokrasi pancasila, yaitu:

a. penyelenggaraan pemilihan umum yang tidak jujur dan tidak adil:

b. penegakan kebebasan berpolitik bagi pegawai Negeri Sipil (monoloyalitas)

khususnya dalam pemilihan umum. PNS seolah-olah digiring untuk mendukung

OPP tertentu sehingga pemilihan umum tidak kompetitif

c. masih ada intervensi pemerintah terhadap lembaga peradilan;

Page 149: Modul PKN

cxlix

d. kurangnya jaminan kebebasan mengemukakan pendapat sehingga sering terjadi

penculikan terhadap aktivis vokal;

e. sistem kepartaian yang tidak otonom dan berat sebelah, serta format politik yang

tidak demokratis;

f. maraknya pratik kolusi, korupsi, dan nepotisme, baik dalam bidang ekonomi

maupum dalam bidang politik dan hukum;

g. menteri-menteri dan gubernur diangkat menjadi anggota MPR;

h. menciutkan jumlah partai politk dan sekaligus membatasi kesempatan partisipasi

politik rakyat (misalnya, kebijakan floating mass); serta

i. adanya pembatasan kebebasan pers dan media massa melalui

pencabutan/pembatalan SIUP.

F. Pelaksanaan Demokrasi pada Orde Reformasi

Pelaksanaan demokrasi pancasila pada Orde Reformasi tanpak lebih marak

dibandingkan dengan masa Orede Baru. Orde Reformasi ini merupakan konsensus untuk

mengadakan demokratisasi dalam segala bidang kehidupan. Diantara bidang kehidupan

yang menjadi sorotan utama untuk direformasi adlah bidang politik, ekonomi, dan hukum.

Reformasi ketiga bidang tersebut harus dilakukan sekaligus karena reformasi politik yang

berhasil mewujudkan demokratisasi politik, tidak menjadi demokratisasi kolusi. Demikian

pula, tanpa demokratisasi poltik, prinsip rule of law sulit diwujudkan. Sehubungan dengan

ini, badan peradilan yang otonom, berwibawa, dan yang mampu menerapkan prinsip rule

of law itu hanya dapat terwujud apabila ada demokratisasi poltik.

Perubahan yang terjadi pada Orde reformasi ini dilakukan secara bertahap

karena memang reformasi berbeda dengan revolusi yang bekonotasi perubahan mendasar

pada semua komponen dalam suatu sistem politik yang cendrun menggunakan kekerasan.

Menurut Hutington (Chaedar, 1998), reformasi mengandung arti: “ perubahan yang

mengarah pada persamaan politik, sosial, dan ekonomi yang lebih merata termasuk

perluasan basis partisipasi politik rakyat” pada reformasi di Indonesia sekarang ini,

Page 150: Modul PKN

cl

upaya meningkatkan partisipasi politik rakyat dalam kehidupan bermasyarakat,berbangsa,

dan bernegara merupakan salah satu sasaran agenda reformasi

Demokrasi yang dijalankan pada masa reformasi ini masih tetap demokrasi

pancasila. Perbedaanya tyerletak pada aturan pelaksanaan dan praktik

penyelenggaraan.untuk mewujudkan praktik demokrasi yang sesuai dengan

tuntunanreformasi,harus dimulai dari pembentukan peraturan yang mendorong terjadinya

demokratisasi dalam bidang kehidupan. Untuk itu, pada 10 s.d . 13 November 1998, MPR

mengadakan Sidang Istimewa dan berhasil mengubah, menambah, serta mencabut

ketetapan MPR sebelumnya yang dianggap tidak sesuai dengan aspirasi rakyat. Selain itu,

ditetapkan pula beberapa ketetapan MPR yang mengtur materi baru.

Lahirnya ketetapan MPR diikuti oleh ditetapkannya undang-undang organik

berkaitan dengan kehidupan demokratis. Misalnya, undang-undang bidang politik, undang-

undang tentang otonomi daerah, dan undang-undang tentang kemerdekaan menyampaikan

pendapat di muka umum. Oleh karena itu, untuk memahami demokrasi pada Orde

Reformasi ini, pertama harus mengkaji keterangan ketetapan MPR hasil sidang istimewa

MPR 1998 beserta ini, peraturan perundang lainnya; kemudian melihat praktik

pelaksanaan peraturan tersebut.

Berdasarkan peraturan perundang-undangan dan praktik pelaksanaan demokrasi tersebut,

terdapat beberapa perubahan pelaksanaan demokrasi pada Orde Reformasi sekarang ini

yaitu:

a. Pemilihan umum lebih demokratis;

b. Partai politik lebih mandiri;

c. Pengaturan ham; serta

d. Lembaga demokrasi lebih berfungsi.

Secara khusus, perkembangan demokrasi dalam negara-kebangsaan indonesia

dapat dikembalikan pada dinamika kehidupan bernegara indonesia sejak proklamasi

kemerdekaan sampai saat ini. Hal tersebut daat diketahui dengan mengacu kepada

konstitusi yang pernah dan sedang berlaku, yakni UUD 1945, Konstitusi RIS, UUDS

Page 151: Modul PKN

cli

1950, serta praksis kehidupan bernegara dan bermasyarakat yang menjadi dampak

langsung, dampak pengiring dari berlakunya setiap konstitusi, serta dampak perkembangan

internasional pada setiap zamannya.

G. Pendidikan demokrasi

a. Pendidikan demokrasi:

1). Pedidikan demokrasi secara formal, yaitu pendidikan yang melewati tatap muka,

diskusi timbal balik, perensentasi, serta studi kasus untuk memberikan gambaran

kepada siswa bagaimana agar mencintai negara dan bangsa. Pendidikan formal

biasanya dilakukan di sekolah dan di perguruan tinggi.

2). Pedidikan demokrasi secara informal, yaitu pendidikan yang melewati tahap

pergaulan di rumah ataupun masyarakat sebagai bentuk aplikasi nilai

berdemokrasi. Selain itu, sebagai hasil interaksi terhadap lingkungan sekitarnya

yang langsung dirasakan hasilnya.

3). Pendidikan nonformal, yaitu pendidikan yang melewati tahap diluar lingkungan

masyarakat. Pendidikan ini lebih makro dalam berinteraksi sebab pendidikan di

luar sekolah mempunyai variable ataupun parameter yng signifikan terhadap

pembentukan jiwa seseorang.

b. Visi Pendidikan Demokrasi

sebagai wahana substantif, pedagogis, dan sosial kultural untuk membangun cita-

cita, nilai, konsep, prisip, sikap, serta keterampilan demokrasi dalam diri earga negara

melalui pengalaman hidup dan kehidupan demokrasi dalam berbagai konteks.

c. Misi Pendidikan Demokrasi

Memfasilitasi warga negara untuk mandapatkan ber4bagai akses kepada dan

menggunakan secara cerdas berbagai sumber informasi tentang demokrasi dalam teori

dan praktik untuk berbagai konteks kehidupan. Dengan demikian, dapat dimiliki

wawasan yang luas dan memadai.

Pendidikan nonformal, yaitu pendidikan yang melewati tahap di luar lingkungan

masyarakat. Pendidikan ini lebih makro dalam berinteraksi sebab pendidikan di luar

sekolah mempunyai variable ataupun parameter yng signifikan

Page 152: Modul PKN

clii

PENUTUP

Demokrasi berasal dari kata yunani demos dan kratos. Demos artinya rakyat, kratos

berarti pemerintahan. Jadi, demokrasi, artinya pemerintahan rakyat, yaitu pemerintahan yang

rakyat yang memegang peranan yang sangat menentukan.

Istilah demokrasi pertama kali dipakai di Yunani kuno, khususnya di kota Athena, untuk

menunjukkan sistem pemerintahan yang berlaku disana. Kota-kota di daerah Yunani pada

waktu itu kecil-kecil. Penduduknya tidak begitu banyak sehingga mudah dikumpulkan oleh

pemerintah dalam suatu rapat untuk bermusyawarah. Dalam rapat tersebut, diambil keputusan

bersama mengenai garis-garis besar kebijakan pemerintah yang akan dilaksanakan dan segala

permasalahan kemasyarakatan.

Pendidikan demokrasi merupakan suatu proses untuk melaksanakan demokrasi yang

benar. Dengan demikian, sasaran yang akan dicapai adalah mengajak warga Negara, terutama

mahasiswa pada umumnya untuk melaksanakan pendidikan ini secara baik dan benar.

Proses semacam ini mempunyai implikasi yang sangat signifikan terhadap cara-cara

berdemokrasi yang benar dengan memperhatikan kaidah-kaidah ataupun asas dalam

berdemokrasi masyarakat.

SOAL LATIHAN Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini :

1. Jelaskan pengertian demokrasi

2. Jelaskan demokrasi sebagai system politik, system ketatanegaraan dan sebagai system

budaya

3. Jelaskan jenis-jenis demokrasi

4. Jelaskan pengertian demokrasi pancasila dan bandingkan dengan system demokrasi

lainnya.

Page 153: Modul PKN

cliii

5. Jelaskan, bagaimana pelaksanaan nilai-nilai demokrasi di Indonesia?

6. Simak uraian berikut!

Bergulirnya era reformasi di Indonesi, yang ingin mengubah tatanan kehidupan

berbangsa dan bernegara sebagai akibat kegagalan masa-masa sebelumnya, menciptakan

banyak hal yang harus diperbaiki. Namun, dari sekian hal yang harus diubah atau

diperbaiki, wakil-wakil rakyat tidak ada yang mengusulkan perubahan pancasila sebagai

dasar negara, Jelaskan mengapa?

7. Hal-hal apa sajakah yang harus diperbaiki pada masa reformasi sekarang ini ?

NO BIDANG HAL-HAL YANG HARUS DIPERBAIKI

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Politik

Ekonomi

Sosial

Budaya

Hankam

Agama

………………………………………………..

…………………………………………………

………………………………………………..

………………………………………………..

………………………………………………..

………………………………………………..

8. Sebutkan keunggulan dan kelemahan demokrasi dibandingkan bentuk pemerintahan

yang lain sesuai dengan persepsi anda! Coba tulislah dalam daftar berikut!

Keunggulan Demokrasi

……………………………….

Kelemahan Demokrasi

…………………………………………………

Keunggulan Sistem lain

……………………………….

Kelemahan Sistem lainnya (sebutkan sistemnya)

…………………………………………………

9. Dapatkah anda membandingkan ketiga demokrasi yang pernah ada di Indonesia?

Demokrasi Liberal Demokrasi Terpimpin Demokrasi Pancasila

Page 154: Modul PKN

cliv

DAFTAR BACAAN

Betham, David. 2000., Demokrasi, Kanisius: Yogyakarta. Budiardjo, Miriam. 1986. Dasar-dasar Ilmmu Politik. Jakarta. Burns, James McGregor. 1966. Goverment By the People. University of california: USA. Daji darmodihardjo. 1995. Santiaji Pancasila, Suatu tinjauan Filosofis, Historis, Yudiris konstitusional. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta. Harris soche. 1985. Supremasi Hukum dan Prinsip Demokrasi di Indonesia. PT Hanindita: Yogyakarta. Kanil, CST. 1989. Tata Negara Edisi Kedua. Penerbit Erlangga: Jakarta. Kelsen, Hans, or. 1949. General Theoryof Law and State. Rahmat A, dkk.2000.Panduan Menguasai Tata negara. Ganesha Exact: Bandung. Setiadi, Elly M. 2003 Pendidikan Pancasila untuk Perguruan Tinggi. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta. Suny Ismail. 1968. Mekanisme Demokrasi Pancasila. Lembaga Pembinaan Hukum nasional: Jakarta. Winataputra, Udin S. 2005. Demokrasi dan pendidikan Demokrasi, disampaikan Pada Suscadorwas 2005. Dikti: Jakarta. Perundangan: UUD 1945, amandeman terakhir; UU tentang partai politik; UU tentang pemilu DPR, DPRD, DPD; UU tentang susunan kedudukan MPR, DPR, DPD, dan DPRD; serta UU tentang Pemilu presiden.

Page 155: Modul PKN

clv

BAB VIII HAK ASASI MANUSIA

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

HAM adalah hak-hak yang melekat pada diri manusia, tanpa hak-hak itu manusia

tidak dapat hidup layak sebagai manusia. Hak tersebut diperoleh bersama dengan

kelahirannya atau kehadirannya di dalam kehidupan masyarakat (tilaar 2001). HAM

bersifat umum (universal) karena diyakini bahwa beberapa hak dimiliki tanpa perbedaan

atas bangsa, ras, atau jenis kelamin. HAM juga bersifat supralegal, artinya tidak

bergantung pada adanya suatu negara atau undang-undang dasar, kekuasaan pemerintah,

bahkan memiliki kewenangan lebih tinggi karena berasal dari sumber yang lebih tinggi

(Tuhan). UU No.39 1999 tentang HAM mendefinisikan HAM sebagai seperangkat hak

yang melekat pada hakikat keberadaan manusia dengan makhluk Tuhan YME.

Ruang lingkup HAM meliputi a. hak pribadi : hak-hak persamaan hidup,

kebebasan, keamanan, dan lain-lain: b. hak milik pribadi dalam sekelompok social tempat

seseorang berada: c. kebebasan sipil dan politik untuk dapat ikut serta dalam

pemerintahan; serta d. hak-hak berkenaan dengan masalah ekonomi dan sosial.

B. Ruang Lingkup

Bahan pembelajaran ini akan membahas :

1. Pengertian, Sejarah dan Macam-macam HAM

2. HAM dalam tataran Global

3. HAM di indonesia : Permasalahan dan Penegakannya

4. HAM dalam UUD 1945

5. Implementasi hak asasi dan kewajiban asasi dalam sila-sila pancasila

Page 156: Modul PKN

clvi

C. Sasaran Pembelajaran

Mahasiswa dapat menganalisis dan mengidentifikasi Hak Asasi Manusia.

Melalui pembelajaran ini mahasiswa diharapkan dapat:

1. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian, sejarah dan macam-macam HAM

2. Mahasiswa mampu menjelaskan HAM dalam Tataran Global

3. Mahasiswa mampu menganalisa HAM di Indonesia dalam konteks permasalahan dan

penegakannya

Page 157: Modul PKN

clvii

URAIAN BAHAN PEMBELAJARAN

A. Pengertian, Sejarah dan Macam-Macam HAM

1. Pengertian HAM

Hak asasi ialah hak-hak dasar (pokok) yang dibawa manusia sejak lahir sebagai

anugerah dari Tuhan YME. Hak-hak itu antara lain : Hak Hidup, Hak Kebebasan dan Hak

Kesamaan. Namun untuk mencermati apa sesungguhnya hak asasi manusia? Banyak ragam

pendapat yang dikemukakan oleh para ahli, aktivis maupun pengambil kebijakan, yang

memiliki titik kesamaan dalam menjelaskan apa itu hak asasi manusia. Menurut G.J. Wolhoff,

hak asasi manusia adalah sejumlah hak yang seakan-akan berakar dalam tabiat setiap oknum

pribadi manusia justru karena kemanusiaannya, yang tak dapat dicabut oleh siapapun juga,

karena bila dicabut hilang juga kemanusiaannya. Mr Soenarko, merumuskan hak-hak dasar

ialah hak-hak manusia yang pokok dan tak dapat dikurangi oleh siapapun juga dalam negara

yang sopan. Dari pendapat ini bisa diambil titik kesamaan bahwa hak asasi manusia itu

merupakan hak yang melekat dalam diri manusia, yang tidak bisa dikurangi atau dicabut hak-

haknya oleh siapapun.

Hak asasi manusia memiliki prinsip-prinsip utama dan menjadikannya sebagai bagian

penting dalam kehidupan umat manusia. Ada delapan prinsip hak asasi manusia, yakni:

Pertama, prinsip universalitas. Prinsip universalitas adalah prinsip yang dimiliki dalam nilai-

nilai etik dan moral yang tersebar di seluruh wilayah di dunia, dan pemerintah termasuk

masyarakatnya harus mengakui dan menyokong hak-hak asasi manusia. Ini menunjukkan

bahwa hak-hak asasi manusia itu ada dan harus dihormati oleh seluruh umat manusia di dunia

manapun, tidak tergantung pada wilayah atau bangsa tertentu. Ia berlaku menyeluruh sebagai

kodrat lahiriah setiap manusia. Universalitas hak-hak asasi manusia, pada kenyataannya,

masih juga tidak sepenuhnya diterima oleh negara-negara tertentu yang menolak kehadiran

prinsip universalitas. Perdebatan ini sesungguhnya muncul di saat memperbincangkan apakah

Universal Declaration of Human Rights 1948 (Deklarasi Universal Hak-Hak Asasi Manusia,

selanjutnya disingkat DUHAM 1948) itu memiliki prinsip universal, ataukah tidak (?).

Sebagaimana mantan Perdana Menteri Mahathir Mohammad yang menyatakan bahwa,

Page 158: Modul PKN

clviii

DUHAM 1948 itu sangat menganut paham kebebasan yang bersala dari konsep barat, dimana

penandatangan deklarasi tersebut hanya seperempat negara-negara yang menjadi anggota

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sekarang, artinya hanya sekitar 50-an negara yang

kebetulan mayoritas dari negara-negara yang disebut ‘barat’. Ia (Mahathir), mencontohkan

soal betapa hak-hak politik dan kebebasan begitu dominan mewarnai hak-hak asasi manusia,

padahal di negara-negara miskin maupun berkembang (negara dunia ketiga), hak-hak ekonomi

sosial budaya (Hak Ekosob) menjadi hak yang sangat penting. Bagi negara dunia ketiga,

mengisi perut orang yang lapar (hak atas pangan) dan hak pendidikan lebih penting

dibandingkan soal hak pilih dalam pemilu. Begitu juga, Perbincangan ini sebenarnya tidak

perlu terjadi bilamana memahami hak-hak asasi manusia yang universal maupun tidak,

didasarkan pada kontekstualisasi tertentu, yang bisa dipengaruhi oleh kekuasaan politik,

kekuatan ekonomi, maupun realitas sosial budaya yang melahirkan keragaman pendapat soal

tersebut. Artinya, HAM tidak menjadi universal bilamana dilihat dari perspektif tertentu, dari

sudut pandang yang berbeda.

Prinsip yang kedua, pemartabatan terhadap manusia (human dignity). Prinsip ini

menegaskan perlunya setiap orang untuk menghormati hak orang lain, hidup damai dalam

keberagaman yang bisa menghargai satu dengan yang lainnya, serta membangun toleransi

sesama manusia. Tidak dapat dipungkiri bahwa pluralisme sosial, termasuk di dalamnya

keragaman budaya dan hukum-hukum lokal, menjadi identitas peradaban tertentu yang sangat

berharga dalam mengemban amanat saling menjaga dan mendorong upaya kebersamaan untuk

hidup berdampingan, khususnya manusia sebagai sesama makhluk ciptaan Allah.

Penghormatan terhadap manusia, bukanlah sekedar pekerjaan individual manusia, tetapi juga

dalam kolektiva-kolektiva lebih luas seperti dalam kehidupan masyarakat maupun bernegara.

Sehingga kewajiban untuk menghormati manusia sebagai manusia tersebut merupakan

tanggungjawab hak-hak asasi manusia. Oleh sebabnya, dengan adanya prinsip ini maka tidak

mungkin praktek yang memperkenankan siapapun untuk melakukan eksploitasi,

memperbudak, menyiksa, ataupun bahkan membunuh hak-hak hidup manusia. Dalam prinsip

ini setiap orang harus menghargai manusia tanpa membeda-bedakan umur, budaya, keyakinan,

etnisitas, ras, gender, orientasi seksual, bahasa, komunitas disable/berbeda kemampuan, atau

kelas sosial, sepatutnya dihormati dan dihargai.

Page 159: Modul PKN

clix

Prinsip yang ketiga, non-diskriminasi. Prinsip non-diskriminasi sebenarnya bagian

integral dengan prinsip persamaan, dimana menjelaskan bahwa tiada perlakuan yang

membedakan dalam rangka penghormatan, perlindungan dan pemenuhan hak-hak seseorang.

Pembedaan, baik berdasarkan kelas/bangsa tertentu, agama, suku, adat, keyakinan, jenis

kelamin, warna kulit dan sebagainya, adalah praktek yang justru menghambat realisasi hak-

hak asasi manusia. Jelas dan tegas, bahwa hak-hak asasi manusia melarang adanya

diskriminasi yang merendahkan martabat atau harga diri komunitas tertentu, dan bila dilanggar

akan melahirkan pertentangan dan ketidakadilan di dalam kehidupan manusia.

Prinsip yang keempat, equality atau persamaan. Prinsip ini bersentuhan atau sangat

dekat dengan prinsip non-diskriminasi. Konsep persamaan menegaskan pemahaman tentang

penghormatan untuk martabat yang melekat pada setiap manusia. Hal ini terjelaskan dalam

pasal 1 DUHAM 1948, sebagai prinsip hak-hak asasi manusia: “Setiap orang dilahirkan

merdeka dan mempunyai martabat serta hak-hak yang sama.” Konsekuensi pemenuhan

persamaan hak-hak juga menyangkut kebutuhan dasar seseorang tidak boleh dikecualikan.

Persamaan, merupakan hak yang dimiliki setiap orang dengan kewajiban yang sama pula

antara yang satu dengan yang lain untuk menghormatinya. Salah satu hal penting dalam

negara hukum, adalah persamaan di muka hukum, merupakan hak untuk memperoleh keadilan

dalam bentuk perlakuan dalam proses peradilan. Prinsip yang kelima, indivisibility. Suatu hak

tidak bisa dipisah-pisahkan antara yang satu dengan yang lainnya. Hal ini terkait dengan

pandangan yang menyesatkan tentang membeda-bedakan atau pengutamaan hak-hak tertentu

dibandingkan hak-hak lain. Hak sipil dan politik, sangat tidak mungkin dipisahkan dengan hak

ekonomi, sosial, dan budaya, karena keduanya satu kesatuan, tidak bisa dilepaskan satu

dengan yang lainnya. Prinsip yang keenam, inalienability. Pemahaman prinsip atas hak yang

tidak bisa dipindahkan, tidak bisa dirampas atau dipertukarkan dengan hal tertentu, agar hak-

hak tersebut bisa dikecualikan. Misalnya, hak pilih dalam pemilu, tidak bisa dihilangkan hanya

dengan dibeli oleh orang yang mampu dan kemudian menggantikan posisi hak pilih. Atau juga

hak atas kehidupan yang layak, tidak bisa dipertukarkan dengan perbudakan, meskipun

dibayar atau diupahi. Manusia sebagai makhluk yang memiliki hak-hak asasi tidak bisa

dilepaskan dari hak-hak tersebut.

Page 160: Modul PKN

clx

Prinsip yang ketujuh, interdependency (saling ketergantungan). Prinsip ini juga sangat

dekat dengan prinsip indivisibility, dimana setiap hak-hak yang dimiliki setiap orang itu

tergantung dengan hak-hak asasi manusia lainnya dalam ruang atau lingkungan manapun, di

sekolah, di pasar, di rumah sakit, di hutan, desa maupun perkotaan. Misalnya, kemiskinan,

dimana dalam situasi tidak terpenuhinya hak atas pendidikan, juga sangat bergantung pada

penyediaan hak-hak atas pangan atau bebas dari rasa kelaparan, atau juga hak atas kesehatan

yang layak, dan hak atas penghidupan dan pekerjaan yang layak. Artinya, hak yang satu

dengan yang lainnya sangat tergantung dengan pemenuhan atau perlindungan hak lainnya.

Prinsip yang kedelapan, responsibilitas atau pertanggungjawaban (responsibility).

Prinsip pertanggungjawaban hak-hak asasi manusia ini menegaskan bahwa perlunya

mengambil langkah atau tindakan tertentu untuk menghormati, melindungi dan memenuhi

hak-hak asasi manusia, serta menegaskan kewajiban-kewajiban paling minimum dengan

memaksimalkan sumberdaya yang ada untuk memajukannya. Pertanggungjawaban ini

menekankan peran negara, sebagai bagian dari organ politik kekuasaan yang harus

memberikan perlindungan terhadap warga negaranya. Termasuk mempertanggungjawabkan

setiap langkah atau tindakan yang diambil sebagai kebijakan tertentu dan memiliki pengaruh

terhadap kelangsungan hak-hak rakyat. Peran negara menjadi vital, bukan soal mengambil

tindakan tertentu (by commission), tetapi ia juga bisa dimintai pertanggungjawaban ketika

terjadi pelanggaran hak-hak asasi manusia, sementara negara sama sekali tidak mengambil

tindakan apapun (by omission). Unsur pertanggungjawaban (terutama negara), adalah bagian

yang tidak terpisahkan dari prinsip hak-hak asasi manusia agar bisa terwujudkan. Selain

negara, aktor non-negara juga mempunyai tanggung jawab yang sama untuk memajukan hak-

hak asasi manusia, baik secara individual maupun kolektiva sosial dalam organisasi

kemasyarakatan. Secara individu, setiap orang dituntut untuk berani melawan ketidakadilan

dan pelanggaran hak-hak asasi manusia di depan matanya, mengajarkan dan mendorong

pemahaman dan penghormatan hak-hak asasi manusia bagi sesama.

Kedelapan prinsip-prinsip tersebut, merupakan hal yang mendasar untuk mengkaji

hak-hak asasi manusia, baik terhadap tekstualitas maupun kontekstualitasnya, dalam

pengertian untuk mempelajari sejarahnya, instrumen hukum, dan praktek implementasinya di

lapangan.

Page 161: Modul PKN

clxi

2. Sejarah Ham

Hak asasi adalah hak yang dimiliki manusia yang telah diperoleh dan dibawanya

bersamaan dengan kelahiran/kehadirannya di dalam kehidupan masyarakat. Berawal dari 2

perang besar didunia ( PD I dan PD II) timbul keinginan untuk merumuskan hak-hak asasi

manusia dalam naskah internasional. Usaha ini pada tahun 1948 berhasil dengan diterimanya

Universal Declaration of Human Rights (pernyataan sedunia tentang Hak-Hak Asasi Manusia)

oleh negara-negara yang tergabung dalam PBB.

Dalam proses ini telah lahir beberapa naskah yang secara berangsur-angsur menetapkan

bahwa ada beberapa hak yang mendasari kehidupan manusia dan karena itu bersifat universal

dan asasi. Naskah tersebut adalah :

a. Magna Charta (piagam Agung, 1215) dokumen yang berisi hak yang diberikan oleh

Raja John dari Inggris kepada para bangsawan bawahannya dan juga membatasi

kekuasaan Raja John

b. Bill of rights (Undang-Undang Hak, 1689)

c. Declaration des droits de I’homme et du citoyen (pernyataan hak-hak manusia dan

warga negara, 1789)

d. Bill of Rights (Undang-Undang Hak) naskah yang disusun oleh rakyat Amerika pada

tahun 1789

Hak-hak yang dirumuskan pada abad ke-17 dan ke-18 ini sangat dipengaruhi oleh

gagasan mengenai Hukum Alam (Natural Law) seperti yang dirumuskan oleh John Locke dan

Jean Jaques Rousseau (1712-1778) dan hanya terbatas pada hak-hak yang bersifat politis saja

seperti kesamaan hak, hak atas kebebasan, hak untuk memilih dsb.

Pada abad ke-20 hak-hak politik ini dianggap kurang sempurna, dan mulailah

dicetuskan beberapa hak lain yang lebih luas ruang lingkupnya. Yang sangat terkenal adalah

empat hak yang dirumuskan oelh Presiden Amerika Serikat, Frangklin D Roosevelt yang

dikenal dengan istilah The Four Freedoms (Empat Kebebasan), yaitu :

a. Kebebaan untuk berbicara dan menyatakan pendapat (freedom of speech)

b. Kebebasan beragama (freedom of religion)

Page 162: Modul PKN

clxii

c. Kebebasan dari ketakutan (freedom from fear)

d. Kebebasan dari kemelaratan (freedom from want)

Sejalan dengan pemikiran itu, maka Komisi Hak-Hak Asasi Manusia (Commission on

Human Rights) yang pada tahun 1946 didirikan oleh PBB, menetapkan secara terperinci

beberapa hak ekonomi dan sosial, disamping hak-hak politik. Pada tahun 1948 hasil pekerjaan

komisi ini, pernyataan sedunia tentang Hak-Hak Asasi Manusia (Universal Declaration of

Human Rights), diterima secara aklamasi oleh negara-negara yang tergabung dalam PBB.

3..Macam-Macam Ham

Dari ketiga hak dasar diatas berkembang menjadi :

• Hak asasi pribadi (personal right) = yang meliputi kebebasan menyatakan pendapat,

memeluk agama, menyatakan pikiran dan kebebasan bergerak

• Hak asasi ekonomi (economical right) = yaitu hak untuk memiliki sesuatu, membeli,

mensual, dan memanfaatkannya

• Hak asasi untuk memperoleh pengakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan

(legal of equality right) yaitu hak yang sama dikenakan sanksi/hukuman dan duduk

dalam pemerintahan negara.

• Hak asasi social dan budaya (social and culture right) yaitu hak untuk memilih

pendidikan, mengembangkan pendidikan dan kebudayaan.

• Hak asasi politik (political right) yaitu hak untuk ikutserta dalam politik, haku untuk

dipilih dan memilih dalam pemilu, hak masuk dan ikut dalam parpol, mendirikan dan

mengembangkan parpol

• Hak asasi untuk memperoleh perlakuan dan tata cara peradilan dan perlindungan

yang adil dan sama, misalnya dalam penangkapan, pemeriksaan, penyidikan,

pembelaan, penggeledahan, dan peradilan

B. Ham pada Tataran Global

Sebelum konsep HAM diratifikasi PBB terdapat beberapa konsep utama mengenai HAM,

yaitu:

Page 163: Modul PKN

clxiii

a. HAM menurut konsep Negara-negara Barat:

1) ingin meninggalkan konsep negara yang mutlak;

2) ingin mendirikan federasi rakyat yang bebas, negara sebagai koordinator dan

pengawas;

3) filosofi dasar: hak asasi tertanam pada diri individu manusia: serta

4) hak asasi lebih dulu ada daripada tatanan negara.

b. HAM menurut konsep Sosialis:

1) hak asasi hilang dari individu dan terintegrasi dalam masyarakat;

2) hak asasi manusia tidak ada sebelum negara ada; serta

3) negara berhak membatasi hak asasi manusia apabila situasi menghendaki.

c. HAM menurut konsep bangsa-bangsa Asia dan Afrika:

1) tidak boleh bertentangan dengan ajaran agama/sesuai dengan kodratnya;

2) masyarakat sebagai keluarga besar, artinya penghormatan utama terhadap

kepala keluarga; serta

3) individu tunduk kepada adat yang menyangkut tugas dan kewajiban sebagai

anggota masyarakat.

d. HAM menurut konsep PBB:

Konsep HAM ini dibidani oleh sebuah komisi PBB yang dipimpin oleh

Elenor Roosevelt (10 Desember 1948) dan secara resmi disebut “Universal

Declaration of Human Rights”. Di dalamnya menjelaskan tentang hak-hak

sipil, politik, ekonomi, sosial, dan kebudayaan yang dinikmati manusia di dunia

yang mendorong perhargaan terhadap hak-hak asasi manusia. Sejak tahun 1957

konsep HAM tersebut dilengkapi dengan tiga perjanjian, yaitu 1) Hak ekonomi

sosial dan budaya; 2) Perjanjian internasional tentang hak sipil dan politik;

serta 3) Protokol opsional bagi perjanjian hak sipil dan politik internasional.

Pada Sidang Umum PBB tanggal 16 Desember 1966 ketiga dokumen tersebut

diterima dan diratifikasi.

Page 164: Modul PKN

clxiv

Universal Declaration af Human Rights menyatakan bahwa setiap orang

mempunyai:

1) hak untuk hidup;

2) kemerdekaan dan keamanan badan;

3) hak untuk diakui kepribadiannya menurut hukum;

4) hak untuk memperoleh perlakuan yang sama dengan orang lain menurut hukum;

5) hak untuk mendapat jaminan hukum dalam perkara pidana, seperti diperiksa

di muka umum dan dianggap tidak bersalah kecuali ada bukti yang sah;

6) hak untuk masuk dan keluar wilayah suatu negara;

7) hak untuk mendapat hak milik atas benda;

8) hak untuk bebas untuk mengutarakan pikiran dan perasaan;

9) hak untuk bebas memeluk agama, serta mempunyai dan mengeluarkan pendapat;

10) hak untuk berapat dan berkumpul;

11) hak untuk mendapatkan jaminan sosial;

12) hak untuk mendapatkan pekerjaan;

13) hak untuk berdagang;

14) hak untuk mendapatkan pendidikan;

15) hak untuk turut serta dalam gerakan kebudayaan masyarakat; serta

16) hak untuk menikmati kesenian dan turut serta dalam kemajuan keilmuan.

C. HAM di Indonesia : Permasalahan dan Penegakannya.

Sejalan dengan amanat Konstitusi, Indonesia berpandangan bahwa pemajuan dan

perlindungan HAM harus didasarkan pada prinsip bahma hak-hak sipil, politik, ekonomi, sosial

budaya. dan hak pembangunan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, baik

dalam penerapan, pemantauan, maupun dalam pelaksanaannya (Wirayuda: 2005). Sesuai

dengan Pasal l (3), Pasal 55, dan 56 Piagam PBB upaya pemajuan dan perlindungan HAM harus

dilakukan melalui suatu konsep kerja sama internasional yang berdasarkan pada prinsip saling

menghormati, kesederajatan, dan hubungan antarnegara serta hukum internasional yang

berlaku.

Page 165: Modul PKN

clxv

HAM di Indonesia di dasarkan pada Konstitusi NKRI, yaitu Pembukaan UUD 1945

(aline I), Pancasila sila ke-4, Batang Tubuh UUD 1945 (Pasal 27, 29, dan 30), UU No. 39/1999

tentang HAM dan UU No. 26/2000 tentang Pengadilan HAM. HAM di Indonesia menjamin

hak untuk hidup, hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan, hak mengembangkan diri, hak

memperoleh keadilan, hak atas kebebasan, hak atas rasa aman, hak atas kesejahteraan, hak

turut serta dalam pemerintahan, hak wanita, dan hak anak.

Program penegakkan hukum dan HAM (PP No. 7 tahun 2005) meliputi pemberantasan

korupsi, antiterorisme, serta pembasmian penyalahgunaan narkotika dan obat berbahaya. Oleh

sebab itu, penegakkan hukum dan HAM harus dilakukan secara tegas, tidak diskriminatif, dan

konsisten. Kegiatan-kegiatan pokok penegakkan hukum dan HAM meliputi hal-hal berikut.

a. Penguatan upaya-upaya pemberantasan korupsi melalui pelaksanaan Rencana Aksi

Nasional Pemberantasan Korupsi 2004-2009.

b. Pelaksanaan Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia (RANHAM) dari 2004-2009

sebagai gerakan nasional.

c. Peningkatan penegakkan hukum terhadap pemberantasan tindak pidana terorisme dan

penyalahgunaan narkotika serta obat berbahaya lainnya.

d. Peningkatan efektivitas dan penguatan lembaga/institusi hukum ataupun lembaga yang

fungsi dan tugasnya mencegah serta memberantas korupsi.

e. Peningkatan efektivitas dan penguatan lembaga/institusi hukum ataupun lembaga yang

fungsi dan tugasnya menegakkan hak asasi manusia.

f. Peningkatan upaya penghormatan persamaan terhadap setiap warga negara di depan

hukum melalui keteladanan kepala negara beserta pimpinan lainnya untuk

mematuhi/menaati hukum dan hak asasi manusia secara konsisten serta konsekuen.

g. Penyelenggaraan audit reguler atas seluruh kekayaan pejabat pemerintah dan pejabat

Negara.

h. Peninjauan serta penyempurnaan berbagai konsep dasar dalam rangka mewujudkan

proses hukum yang lebih sederhana, cepat, dan tepat, serta dengan biaya yang terjangkau

oleh semua lapisan masyarakat.

i. Peningkatan betbagai kegiatan operasional penegakan hukum dan hak asasi manusia

Page 166: Modul PKN

clxvi

dalam rangka rnenyelenggarakan ketertiban sosial agar dinamika masyarakat dapat

bcrjalan sewajarnya.

j. Pmbenahan sistem manajemen penanganan perkara yang menjamin akses publik, serta

pengembangan sistem pengawasan yang transparan dan accountable.

k. Pengembangan sistem manajemen kelembagaan hukum yang transparan.

l. Penyelamatan barang bukit accountability kinerja berupa dokumen/arsip lembaga

Negara serta badan pemerintahan untuk mendukung penegakkan hukum dan HAM.

m. Peningkatan koordinasi dan kerja sama yang menjamin efektivitas penegakan hukum

dan HAM.

n. Pembaruan materi hukum yang terkait dengan pemberantasan korupsi.

o. Peningkatan pengawasan terhadap lalu lintas orang yang melakukan perjalanan, baik

ke luar maupun masuk ke wilayah Indonesia.

p. Peningkatan fungsi intelejen agar aktivitas terorisme dapat dicegah pada tahap yang

sangat dini, serta meningkatkan berbagai operasi keamanan dan ketertiban.

q. Peningkatan penanganan dan tindakan hukum terhadap penyalahgunaan

narkotika/obat berbahaya melalui identifikasi serta memutus jaringan peredarannya.

meningkatkan penyidikan, penyelidikan, penuntutan, dan menghukum para

pengedarnya secara maksimal.

D. Hak Asasi dalam UUD 1945

a. Dalam Pembukaan UUD 1945

1. alinea 1 : Kebebasan untuk merdeka

2. alinea 2 : Negara yang adil

3. alinea 3 : Menyatakan kemerdekaan

4. alinea 4 : Menunjukkan pengakuan dan perlindungan terhadap hak asasi (dalam

bidang politik, hukum, sosial budaya dan ekonomi)

b. Penjabaran Hak-Hak Asasi Manusia Dalam UUD 1945

Hak-hak asasi manusia sebenarnya tidak dapat dipisahkan dengan pandangan

filosofis tentang manusia yang melatarbelakanginya. Menurut Pancasila, hakikat

Page 167: Modul PKN

clxvii

manusia adalah tersusun alas jiwa dan raga, kedudukan kodrat sebagai makhluk Tuhan

dan Makhluk pribadi, adapun sifat kodratnya sebagai makhluk individu dan makhluk

sosial. Dalam pengertian inilah maka hak-hak asasi manusia tidak dapat dipisahkan

dengan hakikat kodrat manusia tersebut, Konsekuensinya dalam realisasinya maka hak

asasi manusia memiliki hubungan yang koralatif dengan wajib asasi manusia karena

sifat kodrat manusia sebagai individu dan makhluk sosial.

Dalam rentang berdirinya bangsa dan negara Indonesia dalam kenyataannya

secara resmi deklarasi. Bangsa Indonesia telah lebih dulu dirumuskan dari Deklarasi

Universal Hak-hak, asasi Manusia PBB. karena Pembukaan UUD 1945 dan pasal-

pasalnya diundangkan tanggal 18 Agustus 1945, adapun Deklarasi PBB pada tahun

1948. Hal ini merupakan fakta pada dunia bahwa bangsa bangsa Indonesia sebelum

tercapainya pernyataan hak-hak asasi manusia sedunia PBB. Telah mengangkat hak-

hak asasi manusia dan melindunginya dalam kehidupan negara yang tertuang dalam

UUD 1945. Hal ini juga telah ditekankan oleh para petinggi negara misalnya

pernyataan Moh. Hatta dalam sidang BPUPKI sebagai berikut :

“Walaupun yang dibentuk itu negara kekeluargaan, tetapi masih perlu ditetapkan

beberapa hak dari negara agar jangan sampai timbul negara kekuasaan

(Machtsstaal atau negara penindas) (Yamin 1959 : 287-289).

Deklarasi bangsa Indonesia pada prinsipnya termuat dalam naskah Pembukaan

UUD 1945, dan Pembukaan UUD 1945 inilah yang merupakan sumber nomiatif bagi

hukum positif Indonesia terutama penjabaran dalam pasal-pasal UUD 1945.

Dalam Pembukaan UUD 1945 alinea I dinyatakan bahwa : “Kemerdekaan

adalah hak setiap bangsa”. Dalam pernyataan terkandung pengakuan secara yuridis hak

asasi manusia tentang kemerdekaan sebagaimana tercantum dalam : deklarasi

Universal Hak-hak Asasi Manusia PBB Pasal. 1. Dasar filosofis hak asasi manusia

tersebut bukanlah kebebasan individualis, melainkan menempatkan manusia dalam

hubungannya dengan bangsa (makhluk sosial). Sehingga, hak asasi manusia tidak

dapat dipisahkan dengan kewajiban asasi manusia. Kata-kata berikutnya pada alinea III

Pembukaan UUD 1945 adalah sebagai berikut :

Page 168: Modul PKN

clxviii

“Atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh

keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat

Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya”.

Pernyataan tentang “atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa..”

mengandung arti bahwa dalam deklarasi bangsa Indonesia terkandung pengakuan

manusia yang berketuhanan Yang Maha Esa, dan diteruskan dengan kata “...supaya

berkehidupan yang kebangsaan bebas...”, maka pengertian bangsa, maka negara

Indonesia mengakui hak-hak asasi manusia untuk memeluk agama sebagaimana

tercantum dalam Deklarasi Universal Hak-hak Asasi Manusia PBB Pasal 18 dan dalam

pasal UUD 1945 dijabarkan dalam Pasal 29 terutama ayat (2).

Melalui pembukaan UUD 1945 dinyatakan dalam alinea IV bahwa negara

Indonesia sebagai suatu persekutuan bersama bertujuan untuk melindungi warganya

terutama dalam kaitannya dengan perlindungan hak-hak asasinya. Adapun tujuan

negara tersebut adalah sebagai berikut :

“... Pemerintahan negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia

dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum

mencerdaskan kehidupan bangsa....”

Tujuan negara Indonesia sebagai negara hukum yang bersifat formal tersebut

mengandung konsekuensi bahwa negara berkewajiban untuk melindungi seluruh

warganya dengan suatu undang-undang terutama untuk melindungi hak-hak asasinya

demi kesejahteraan hidup bersama. Demikian pula negara Indonesia juga memiliki ciri,

tujuan negara, hukum material, dalam rumusan tujuan negara “...Memajukan

kesejahteraan umum, dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

Berdasarkan pada tujuan negara sebagaimana terkandung dalam Pembukaan

UUD 1945 tersebut, negara Indonesia menjamin dan melindungi hak-hak asasi

manusia para warganya terutama dalam kaitannya dengan kesejahteraan hidupnya baik

jasmaniah maupun rokhaniah, antara lain berkaitan dengan hak-hak asasi bidang

Page 169: Modul PKN

clxix

politik, ekonomi, sosial, kebudayaan, Pendidikan, dan agama. Rincian hak-hak asasi

manusia dalam pasal-pasal UUD 1945 adalah sebagai berikut:

BAB XA

HAK ASASI MANUSIA

Pasal 28-A

Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya.

Pasal 28-B

(3) Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan

yang sah.

(4) Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas

perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.

Pasal 28-C

(3) Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak

mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni

dan budaya demi meningkatkan dan demi kesejahteraan umat manusia.

(4) Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan secara kolektif

untuk membangun masyarakat, bangsa, dan negaranya.

Pasal 28-D

(5) Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan perlindungan dan kepastian hukum, yang

adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum.

(6) Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan yang adil dan layak dalam

hubungan kerja.

(7) Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan.

(8) Setiap orang berhak atas status kewarganegaraan.

Pasal 28-E

(4) Setiap orang bebas memeluk Agama dan beribadat menurut agamanya, memilih

pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih

tempat tingal di wilayah negara dan meningalkannya serta berhak kembali.

Page 170: Modul PKN

clxx

(5) Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap

sesuai dengan hati nuraninya.

(6) Setiap orang berhak, atas kebebasan berserikat, Berkumpul dan mengeluarkan pendapat.

Pasal 28-F

Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan

pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki,

menyimpan, mengolah dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis

saluran yang tersedia.

Pasal 28-G

(3) Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat dan

harta benda yang di bawah kekuasaannva, serta berhak atas rasa aman dan perlindungan

dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak, berbuat sesuatu yang merupakan hak

asasi.

(4) Setiap orang berhak untuk, bebas dan penyiksaan atau perlakuan yang merendahkan

derajat martabat manusia dan berhak memperoleh suaka politik dari negara lain.

Pasal 28-H

(5) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan bathin, bertempat tinggal, dan mendapatkan

lingkungan hidup yang baik dari sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.

(6) Setiap orang berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh

kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan keadilan.

(7) Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya

secara utuh sebagai manusia yang bermartabat.

(8) Setiap orang berhak mempunyai milik pribadi dan hak milik tersebut tidak diambil alih

secara sewenang-wenang oleh

Pasal 28-I

(6) Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran, dan hati nurani, hak

beragama, hak izin untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan

hukum,. dan hak untuk tidak di tuntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah, hak

asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun.

Page 171: Modul PKN

clxxi

(7) Setiap orang berhak bebas dari perlakuan bersifat diskriminatif dasar apapun dan berhak

mendapatkan perlindugan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif itu.

(8) Identitas budaya dan hak masyarakat, tradisional dihormati selaras dengan perkembangan

zaman dan peradaban.

(9) Perlindungan, pemajuan, penegakkan, dan pemenuhan hak asasi manusia adalah

tanggungjawab negara, terutama pemerintah.

(10)Untuk menegakkan dan melindungi hak asasi manusia sesuai dengan prinsip negara

hukum yang demokratis, maka pelaksanaan hak asasi manusia dijamin, diatur, dan

dituangkan dalam peraturan perundang-undangan.

Pasal 28-J

(3) Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

(4) Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan

yang ditetapkan dengan undang-undang maksud semata-mata untuk menjamin perlakuan

serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang

adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum

dalam suatu masyarakat demokratis.

Dalam perjalanan sejarah kenegaraan Indonesia pelaksanaan perlindungan terhadap

hak-hak asasi manusia di Indonesia mengalami kemajuan. Antara lain sejak kekuasaan Rezim

Soeharto telah dibentuk KOMNAS HAM, walaupun pelaksanaannya belum optimal.

Dalam proses reformasi dewasa ini terutama akan perlindungan hak-hak asasi manusia

semakin kuat bahkan merupakan tema sentral. Oleh karena itu jaminan hak-hak asasi manusia

sebagaimana terkandung dalam UUD 1945, menjadi semakin efektif terutama dengan

diwujudkannya Undang-Undang Republik Indonesia No. 39 tahun 1999, tentang Hak Asasi

manusia. dalam Konsiderans dan Ketentuan Umum Pasal I dijelaskan, bahwa Hak Asasi

Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaban manusia sebagai

makhluk Tuhan Yang Maha Esa, dan merupakan anugerahNya yang wajib dihormati,

dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap orang demi

kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia. Selain hak asasi juga dalam LJU

Page 172: Modul PKN

clxxii

No. 39 tahun 1999, terkandung kewajiban dasar manusia, yaitu seperangkat kewajiban yang

apabila tidak dilaksanakan, tidak memungkinkan terlaksana dan tegaknya hak asasi manusia.

UU No. 39 tahun 1999 tersebut terdiri atas 105 pasal yang meliputi macam Hukum asasi,

perlindungan hak asasi, pembatasan terhadap kewenangan pemerintah serta KOMNAS HAM

yang merupakan lembaga pelaksana atas perlindungan hak-hak asasi manusia. Hak-hak asasi

tersebut meliputi, hak untuk hidup, hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan, hak

mengembangkan diri, hak memperoleh keadilan, hak atas kebebasan pribadi, hak atas rasa

aman, hak atas kesejahteraan, hak turut serta dalam pemerintahan, hak wanita, dan hak anak.

Demi tegaknya asasi setiap orang maka diatur pula kewajiban dasar manusia, antara lain

kewajiban untuk menghormati hak asasi orang lain, dan konsekuensinya setiap orang harus

tunduk kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku. Selain itu juga diatur kewajiban

dan tanggung jawab pemerintah untuk menghormati, melindungi, menegakkan serta

memajukan hak-hak asasi manusia tersebut yang diatur dalam peraturan perundang-undangan

dan hukum internasional yang diterima oleh negara Republik Indonesia.

Dengan diundangkannya UU No. 39 tahun 1999 tentang hak-hak asasi manusia

tersebut bangsa Indonesia telah masuk pada era baru terutama dalam menegakkan masyarakat

yang demokratis yang melindungi hak-hak asasi manusia. Namun demikian sering dalam

pelaksanaannya mengalami kendala yaitu dimana antara penegakkan hukum dengan

kebebasan sehingga kalau tidak konsisten maka akan merugikan bangsa Indonesia sendiri.

Dalam Undang-Undang Dasar 1945 hasil amandemen 2002, telah memberikan

jaminan secara eksplisit tentang hak-hak asasi manusia yang tertuang dalam Bab XA, pasal

28A sampai dengan pasal 28J. Jikalau, dibandingkan dengan Undang-Undang Dasar 1945

sebelum dilakukan amandemen, ketentuan yang mengatur tentang jaminan hak-hak asasi

manusia dalam Undang-Undang Dasar 1945 hasil amandemen 2002 dikembangkan dan

ditambah pasalnya dan lebih rinci. Rincian tersebut antara lain misalnya tentang hak-hak sosial

dijamin dalam Pasal 29-B ayat (1), (2), Pasal 28-C ayat (2), Pasal 28-H ayut (3), hak ekonomi

diatur dalam Pasal 28 ayat (2), hak politik diatur dalam Pasal 28-D ayat (3), Pasal 28-E ayat

(3), hak budaya pada Pasal 28-1 ayat (3), hak perlindungan hukum yang sama pada Pasal 28-G

ayat (1), hak memeluk, meyakini dan beribadah menurut agama yang dianutnya, serta hak

Page 173: Modul PKN

clxxiii

memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, menyampaikan informasi dan berkomunikasi

melalui berbagai saluran yang ada.

Konsekuensi pengaturan atas jaminan hak-hak asasi manusia tersebut harus diikuti

dengan pelaksanaan, serta jaminan hukum yang memadai. Untuk ketentuan yang lebih rinci

atas pelaksanaan dan penegakan hak-hak asasi tersebut, diatur dalam Undang-undang No. 9

tahun 1999. Satu kasus yang cukup penting, bagi bangsa Indonesia dalam menegakkan hak-

hak asasi, adalah dengan dilaksanakannya Pengadilan Ad Hocc, atas pelanggar hak-hak asasi

manusia di Jakarta, atas pelanggaran di Timur-Timur. Hal ini menunjukkan kepada

masyarakat Internasional, bahwa bangsa Indonesia memiliki komitmen atas penegakan hak-

hak asasi manusia. Memang pelaksanaan Pengadilan Ad Hoc atas pelanggaran hak-hak asasi

manusia di Timur-Timur tersebut penuh dengan kepentingan-kepentingan politik. Di satu

pihak pelaksanaan pengadilan Ad Hoc tersebut atas desakan PBB, yang taruhannya adalah

nasib dan kredibilitas bangsa Indonesia di mata intemasional, di pihak lain perbenturan

kepentingan antara penegakan hak-hak asasi dengan kepentingan nasional serta rasa

nasionalisme sebagai bangsa Indonesia. Dalam kenyataannya mereka-mereka yang dituduh

melanggar HAM berat di Tiinur-Timur pada hakikatnya berjuang demi kepentingan bangsa

dan negara.

Terlepas dari berbagai macam kelebihan dan kekuranggannya, bagi suatu kemajuan

yang sangat berarti, karena bangsa Indonesia memiliki komitmen yang tinggi atas jaminan

serta penegakan hak-hak asasi manusia.

E. Implementasi Hak Asasi Dan Kewajiban Asasi Dalam Sila-Sila Pancasila

a. Sila Pertama

Hak Asasi Kewajiban Asasi

= Hak memilih dan mengakui agama dan kepercayaan kepada Tuhan YME

= Melaksanakan perintah dan larangan Tuhan YME menurut agama dan kepercayaan masing-masing

Page 174: Modul PKN

clxxiv

b. Sila Kedua

Hak Asasi Kewajiban Asasi

= Manusia sebagai mahluk individu, memiliki hak asasi yang dapat dinikmati dan dipertahankan terhadap godaan dari segala arah

= Saling membantu, saling menolong dan bekerjasama dengan sesama manusia

c. Sila Ketiga

Hak Asasi Kewajiban Asasi

= Persatuan Indonesia, artinya sikap mengutamakan kepentingan bangsa di atas kepentingan suku, golongan, partai dll. Berarti persatuan antar suku, golongan, partai itu memiliki kedudukan dan kesempatan yang sama di Indonesia, dalam arti adanya keseimbangan dengan tidak mengutamakan yang satu dan mengabaikan yang lainnya.

= Mengutamakan kepentingan umum atau bersama daripada kepentingan golongan, suku, agama, kelompok atau kepentingan pribadi

d. Sila Keempat

Hak Asasi Kewajiban Asasi

= Negara RI dibentuk dari, oleh, dan untuk rakyat

= Patuh dan taat kepada rambu-rambu hukum dalam kehidupan demokrasi

e. Sila Kelima

Hak Asasi Kewajiban Asasi

= Keadilan Sosial barujud hendak melaksanakan kesejahteraan umum bagi seluruh anggota masyarakat, yaitu keadilan yang memberi perimbangan dimana hak milik berfungsi sosial

= Melakukan kontrol sosial kepada para pembimbing negara baik yang formal maupun non formal demi kepentingan bersama

Kewajiban Asasi Manusia

Kewajiban adalah keharusan moral untuk mengerjakan atau meninggalkan suatu

pekerjaan. Sedangkan Perbedaan Kewajiban

1. Kewajiban Perintah (Affirmatif) : yaitu menuntut dilaksanakannya suatu perbuatan

Page 175: Modul PKN

clxxv

2. Kewajiban larangan (Negatif) : menuntut ditinggalkannya perbuatan/tindakan.

Kewajiban dalam Pasal-Pasal UUD 1945

• Wajib membayar pajak (23)

• Wajib menghormati orang lain yang berbeda agama, toleransi dan kerukunan beragama

(29)

• Wajib menghormati orang lain

• Wajib bela negara, jika saatnya diperlukan secara fisik dan mental ideologik (30)

F. Sarana Perlindungan Hak Asasi Manusia

Salah satu pemahaman (dari banyak varian konsep) terhadap penyejahteraan warga

negaranya dalam konsep tanggung jawab negara adalah upaya perlindungan hukum bagi

warganya sendiri. Artinya, hukum sebagai sarana dan sistem perlindungan bagi rakyat yang

efektif, terutama dari berbagai upaya pemaksaan kehendak atau bentuk kekerasan yang

dilakukan oleh organ/struktur yang berkuasa. Pendekatan sistem dalam bidang hukum,

sebagaimana dikatakan oleh Victor M. Tschchikvadse dan Samuel L. Zivs, “It is the system

approach that makes it possible to visualize more clearly the whole of law as a complex series

or relationship between branches of law and legal institutions. The system approach helps to

reveal the special quality of law, considered as a whole in comparison with one of its branches

or with a simple aggregate of branches. The system approach also makes it possible to reveal

more clearly such important features of law as a unity and differentiation, the interaction and

interrelation of the separate parts of elements.”30 Ini berarti, pendekatan sistem dalam bidang

hukum memperhatikan pula bagaimana organ/struktur negara yang memiliki lembaga-

lembaga (pembentuk, penegak) hukum bekerja untuk melindungi dan memenuhi hak-hak

dalam ruang kehidupan warga negaranya.

Penelusuruan terhadap pengakuan hak-hak asasi manusia dalam konstitusi akan

menjadi tema penting dilihat sebagai bagian dari kajian sistem ketatanegaraan yang ada.

Karena pengalaman bangsa Indonesia yang berulang kali mengalami pergantian dan

perubahan UUD, dan pergantian UUD dalam suatu negara, berarti peralihan dari tertib

Page 176: Modul PKN

clxxvi

ketatanegaraan yang lama ke tertib ketatanegaraan yang baru, yang tentunya (atau seharusnya)

menuju ke arah yang lebih sempurna dibandingkan sebelumnya. Dan ini pulalah yang

menjelaskan situasi pendekatan hukumnya pemerintah dalam hak asasi manusia.

Membicarakan pendekatan hukum, sebagai sarana perlindungan hukum bagi rakyat,

adalah pendapat Hadjon, yang menyatakan “tindak pemerintahan” sebagai titik sentral,

dibedakan dua macam perlindungan hukum bagi rakyat: perlindungan hukum yang preventif

dan perlindungan yang represif. Pada perlindungan hukum yang preventif, kepada rakyat

diberikan kesempatan untuk mengajukan keberatan (inspraak) atau pendapatnya sebelum

suatu keputusan pemerintah mendapat bentuk yang definitif, yang sifatnya mencegah

sengketa. Adanya perlindungan hukum yang preventif tentunya akan mendorong pemerintah

untuk bersikap lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan yang didasarkan pada

diskresi.31 Sedangkan untuk perlindungan hukum yang represif adalah berdasarkan

penyelesaian suatu sengketa, dimana terdapat keragaman dalam berbagai sistem hukum di

dunia ini. Misalnya, negara-negara dengan “civil law system” mengakui adanya dua set

pengadilan, yaitu pengadilan umum (biasa) dan pengadilan administrasi; sedangkan negara-

negara dengan “common law system”, hanya mengenal satu set pengadilan, yaitu “ordinary

court”. Di samping kedua sistem tersebut, negara-negara Skandinavia telah mengembangkan

sendiri suatu lembaga perlindungan hukum bagi rakyat yang dikenal dengan nama

“Ombudsman”.32

Dalam konteks hak-hak asasi manusia, khususnya yang diberlakukan dalam sistem

hukum di Indonesia, kita mengenal adanya lembaga-lembaga yang menjadi sarana

perlindungan hak-hak masyarakat. Lembaga-lembaga yang memiliki kewajiban dalam

memberikan sarana perlindungan hukum bisa dilakukan oleh lembaga peradilan (judicial

system) dan lembaga non-peradilan (non-judicial system).

Lembaga peradilan yang menangani persoalan hak-hak asasi manusia, khususnya

terhadap pelanggaran HAM berat dilakukan oleh Pengadilan HAM. Pengadilan HAM

merupakan pengadilan khusus yang berada di lingkungan peradilan umum, dan khusus hanya

menangani persoalan pelanggaran HAM berat (kejahatan genosida dan kejahatan terhadap

Page 177: Modul PKN

clxxvii

kemanusiaan).33 Sedangkan persoalan hak-hak asasi manusia lainnya, di luar pelanggaran

HAM berat, dikategorikan sebagai tindak kriminal maka akan diselesaikan melalui proses

peradilan umum. Dalam perspektif perlindungan publik atas kebijakan atau keputusan

administratif pemerintah, maka perlindungan hak asasi manusia bisa diselesaikan melalui

Pengadilan Tata Usaha Negara. Ketiga lembaga peradilan tersebut merupakan sarana

perlindungan hak-hak asasi manusia yang dikenal dalam konteks sistem ketatanegaraan di

Indonesia.

Sedangkan lembaga non-peradilan yang dibentuk pemerintah untuk melakukan upaya

perlindungan dan pemenuhan hak-hak asasi manusia, antara lain Komisi Nasional Hak Asasi

Manusia (Komnas HAM), Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (Komnas

Perempuan), Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas Anak), dan Komisi Ombudsman

Nasional. Kelembagaan non-peradilan yang juga terkait langsung dengan upaya perlindungan

hak asasi manusia secara koordinatif membangun komunikasinya dengan lembaga atau

departemen pemerintah lainnya, termasuk institusi kepolisian dan TNI.

Meskipun demikian, pandangan terhadap sarana-sarana perlindungan hak asasi

manusia tidak bisa dikerdilkan hanya pada lembaga peradilan dan lembaga non-peradilan yang

disebutkan di atas, tetapi haruslah lintas departemen, dan menjadi tanggung jawab seluruh

jajaran pemerintahan mulai dari Presiden hingga unit pemerintahan terkecil di bawah tanpa

terkecuali. Bahkan bilamana diperlukan sarana-sarana tersebut membuka terhadap kerjasama

internasional untuk mendukung upaya perlindungan hak-hak asasi manusia, sehingga

permasalahan pelanggaran HAM akan dapat tercegah dan diselesaikan secara komprehensif,

koordinatif dan strategis. Sehingga tidak dimungkinkan lagi adanya sektoralisme penyelesaian

masalah-masalah penegakan hak asasi manusia.

G. Mekanisme Penyelesaian Pelanggaran Hak Asasi Manusia

Setiap permasalahan semestinya harus ada mekanisme penyelesaian yang disiapkan

sebagai satu kebijakan. Demikian pula halnya dengan masalah pelanggaran HAM. Setiap

Page 178: Modul PKN

clxxviii

orang dan atau kelompok orang yang memiliki alasan kuat bahwa hak azasinya telah dilanggar

dapat mengajukan laporan dan pengaduan lisan atau tertulis pada Komnas HAM.

Pengaduan hanya akan mendapat pelayanan apabila disertai dengan identitas pengadu

yang benar dan keterangan atau bukti awal yang jelas tentang materi yang diadukan. Dalam

hal pengaduan dilakukan oleh pihak lain, maka pengaduan harus disertai dengan persetujuan

dari pihak yang hak asazinyna dilanggar sebagai korban, kecuali untuk pelanggaran HAM

tertetu berdasarkan kepentingan Komnas HAM. Pemeriksaan atas pengaduan kepada Komnas

HAM tidak dilakukan atau dihentikan apabila :

1. Tidak memiliki bukti awal yang memadai 2. Materi pengaduan bukan masalah pelanggaran HAM 3. Pengajuan diadukan dengan itikad buruk atau ternyata tidak ada kesungguhan dari

pengadu. 4. Terdapat upaya hokum lebih efektif bagi penyelesaian materi pengaduan 5. Sedang berlansung penyelesaian melalui upaya hokum yang tersedia sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pemeriksaan pelanggaran HAM dilakukan secara tertutup, kecuali ditentukan lain oleh

Komnas HAM. Pihak pengadu, korban, saksi dan atau pihak lainnya yang terkait wajib

memenuhi permintaan/panggilan Komnas HAM. Apabila seseorang yang dipanggil tidak

datang atau menolak memberikan keterangan, Komnas HAM dapat meminta bantuan Ketua

Pengadilan untuk memenuhi panggilan secara paksa sesuai ketentuan peraturan perundang-

undangan.

Komnas HAM berfungsi mediasi yang bertugas dan berwenang melakukan :

1. Perdamaian kedua belah pihak 2. Penyelesaian melalui cara konsultasi 3. Pemberian saran kepada para pihak untuk menyelesaikan sengketa melalui pengadilan 4. Penyampaian rekomendasi pelanggaran HAM kepada Pemerintah atau DPR untuk

ditindaklanjuti. Sedangkan untuk pengadilan pelanggaran HAM yang berat dibentuk pengadilan HAM di

lingkungan peradilan Umum.

Page 179: Modul PKN

clxxix

PENUTUP

Hak asasi adalah hak-hak dasar atau pokok yang dibawa manusia sejak lahir sebagai

anugerah Tuhan Yang Maha Esa. Hak yang melekat pada martabat manusia sebagai insane

ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yaitu hak hidup,hak kebebasan dan hak kesamaan. Dalam

UUD 1945 hak-hak asasi manusia terdapat dalam pembukaan UUD 1945 pada alinea pertama

: kebebasan untuk merdeka, alinia ke 2 : negara yang adil, alinia 3 : menyatakan kemerdekaan,

dan alinia 4 : menunjukkan pengakuan dan perlindungan terhadap hak asasi ( dalam bidang

politik, hukum, sosial, budaya dan ekonomi ).

Dalam pasal-pasal batang tubuh undang-undang dasar 1945 :

Segala warga negara bersamaan kedudukannya dalam hukum dan pemerintahan

Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi

kemanusiaan.

Hak untuk berserikat dan berkumpul

Hak untuk memeluk agama dan beribadah

Hak untuk ikut bela negara.

Hak mendapatkan pendidikan dan pengajaran

Pemerintah mengajukan kebudayaan nasional.

SOAL LATIHAN Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini :

1. Jelaskan pengertian Hak Asazi Manusia

2. Jelaskan prinsip-prinsip Hak asazi manusia

3. Jelaskan secara singkat sejarah HAM di dunia

4. Jelaskan implementasi HAM di Indonesia dan mekanisme pemecahan masalah

pelanggaran HAM

Page 180: Modul PKN

clxxx

BAHAN BACAAN

Ismail Sunny, Pembagian Kekuasaan Negara, Pen. Departemen Penerangan R.I., Jakarta, 1962. R.H. Purnomo. Pengimplementasian UUD’45, Pen, Seko ABRI, Bandung. 1982. CST. Kansil, Pancasila dan UUD'45 (I, II, III) Pen. Paramitha Pradnya. Jakarta, 1973. -----------------Sistem Pemerintahan Indonesia. Pen. Bursa Buku FH-UI. Jakarta. 1973. JCT. Simorangkir. Tentang dan Sekitar UUD’45, Pen, Jambatan, Jakarta, 1970. S. Gunawan. Hak-hak Asasi Manusia Berdasarkan Idiologi Pancasila. Pen. Kanisius. Yogyakarta. 1993. M. Hutauruk. Hak-hak dan Kewajiban Warga Negara. Pen. Erlangga. Jakarta. 1968. Dra. Elly M. Setiadi, M.Si. Panduan Kuliah Pendidikan Pancasila untuk Perguruan Tinggi. Pen. Gramedia Pustaka Utama.Jakarta. 2005. Drs. Kaelan, M.Si. Pendidikan Pancasila. Pen. Pradnya Paramitha. Yogyakarta. 2003. -----------------. Kajian tentang UUD’ Negara R.I. (hasil Amandemen disahkan tanggal 16 Agustus 2002) (Anallsis Filosofis & Yuridis). Pen. Pradnya Paramitha. Yogyakarta. 2002. Tim Dosen Pancasila Unhas.Pendidikan Pancasila Perguruan Tinggi. Universitas Hasanuddin,Makassar,2003 Tim Dosen Pancasila Unhas.Pendidikan Pancasila Bunga Rampai .STIMIK DIPANEGARA ,Makassar,2004 Azra, azyumardi. 2003. Demokrasi Hak Asasi Manusia Masyarakat Madani, Jakarta : Prenada Media Indonesia. UUD 1945 dan Amandemennya. Bandung: Fokus Media. Soegito, A T. 2005. Hak dan Kewajiban Warga Negara (makalah suscados PKn desember 2005 di Jakarta). Jakarta : Dikti Soemarsono, S. Dan H. Mansyur. 2002. Pendidikan Kewarganegaraan. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta. Soemiarno, S. 2005. Hak Asasi Manusia. Makalah yang disampaikan dalam kursus calon dosen Kewarganegaraan angkata I, 12-23 Desember 2005. Dirjen Dikti Depdiknas, Jakarta. Syarbani, Syahrial. 2002. Pendidikan Pancasila Di Perguruan Tinggi Edisi Revisi, Jakarta: Ghalia Indonesia.

Page 181: Modul PKN

clxxxi

BAB IX RULE OF LAW

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rule of law adalah suatu doktrin hukum yang mulai muncul pada abad ke 19,

bersamaan dengan kelahiran negara konstitusi dan demokrasi. Doktrin tersebut lahir

sejalan dengan tumbuh suburnya demokrasi dan meningkatnya peran parlemen dalam

penyelenggaraan negara, serta sebagai reaksi terhadap negara absolut yang berkembang

sebelumnya. Rule of law merupakan konsep tentang common law tempat segenap lapisan

masyarakat dan negara beserta seluruh kelembagaannya menjunjung tinggi supremasi

hukum yang dibangun atas prinsip keadilan dan egalitarian. Rule of law adalah rule by the

law dan bukan rule by man. Konsep ini lahir untuk mengambil alih dominasi yang dimiliki

kaum gereja, ningrat, dan kerajaan, serta menggeser negara kerajaan dan memunculkan

negara konstitusi di mana doktrin rule of law ini lahir. Ada tidaknya rule of law dalam

suatu negara ditentukan oleh ”kenyataan”, apakah rakyatnya benar-benar menikmati

keadilan, dalam arti perlakuan yang adil, baik sesama warganegara, maupun dari

pemerintah? Oleh karena itu, pelaksanaan kaidah-kaidah hukum yang berlaku di suatu

negara merupakan suatu premis bahwa kaidah-kaidah yang dilaksanakan itu merupakan

hukum yang adil, artinya kaidah hukum yang menjamin perlakuan yang adil bagi

masyarakat.

Untuk membangun kesadaran di masyarakat tentang pentingnya rule by the law,

not rule by the man, maka dipandang perlu memasukkan materi instruksional rule of law

sebagai salah satu materi di dalam mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). PKn

sendiri merupakan desain baru kurikulum inti di PTU yang menunjang pencapaian Visi

Indonesia 2020 ( Tap. MPR No. VII/MPR/2001) dan Visi Pendidikan Tinggi 2010 (

HELTS 2003-2010-DGHE ), serta merupakan elemen dalam kelompok Mata-kuliah

Pengembangan Kepribadian (MPK). Materi ini merupakan salah satu bentuk penjabaran

UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang tidak lagi menyinggung

Page 182: Modul PKN

clxxxii

masalah Pendidikan Pendahuluan Bela Negara (PPBN) atau di perguruan Tinggi disebut

Pendidikan Kewiraan, serta ditiadakannya Pendidikan Pancasila sebagai mata kuliah

tersendiri dari kurikulum Perguruan Tinggi.

B. Ruang Lingkup

Bahan pembelajaran ini akan membahas :

1. LLaattaarr BBeellaakkaanngg RRuullee ooff LLaaww

2. PPeennggeerrttiiaann ddaann LLiinnggkkuupp RRuullee ooff llaaww;;

3. IIssuu--IIssuu RRuullee ooff LLaaww,,

4. PPrriinnssiipp--pprriinnssiipp RRuullee ooff LLaaww SSeeccaarraa FFoorrmmaall ddii IInnddoonneessiiaa;;

5. PPrriinnssiipp--PPrriinnssiipp RRuullee ooff LLaaww SSeeccaarraa HHaakkiikkii ddaallaamm PPeennyyeelleennggggaarraaaann PPeemmeerriinnttaahhaann ddii

IInnddoonneessiiaa;; sseerrttaa

6. SSttrraatteeggii PPeellaakkssaannaaaann RRuullee ooff LLaaww..

C. Sasaran Pembelajaran Modul

Bertujuan mengantarkan peserta didik agar dapat berpikir, bersikap rasional dan

dinamis, serta berpandangan luas sebagai manusia intelektual yang memiliki kesadaran

tentang pentingnya rule of law dalam konteks kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan

bernegara.

Dengan kompetensi tersebut, peserta didik diharapkan : peka terhadap

permasalahan pelaksanaan rule of law yang ada di lingkungannya; mampu menjadi katalis

bagi proses penciptaan kondisi lingkungan yang kondusif untuk tumbuh-suburnya

kesadaran akan rule of law.

Page 183: Modul PKN

clxxxiii

URAIAN BAHAN PEMBELAJARAN

A. Pengertian dan Lingkup Rule of Law

Berdasarkan pengertiannya, Friedman (1959) membedakan rule of law menjadi 2

(dua), yaitu pengertian secara formal ( in the formal sense) dan pengertian secara

hakiki/materiil (ideological sence). Secara formal, rule of law diartikan sebagai

kekuasaan umum yang terorganisasi (organized public power), misalnya negara.

Sementara itu, secara hakiki, rule of law terkait dengan penegakan rule of law karena

menyangkut ukuran hukum yang baik dan buruk (just and unjust law). Rule of law terkait

erat dengan keadilan sehingga rule of law harus menjamin keadilan yang dirasakan oleh

masyarakat.

Rule of law merupakan suatu legalisme sehingga mengandung gagasan bahwa keadilan

dapat dilayani melalui pembuatan sistem peraturan dan prosedur yang bersifat objektif,

tidak memihak, tidak personal, dan otonom.

B. Isu-Isu Rule of Law

Hal-hal yang sering mengemuka dalam kaitannya dengan rule of law, antara lain

(1) Masih relevankah rule of law di Indonesia ?

(2) Bagaimana seharusnya rule of law itu dilaksanakan?

(3) Sejauh mana komitmen pemerintah untuk melaksanakan prinsip-prinsip rule of law ?

(4) Apa yang harus dilakukan agar rule of law dapat berjalan efektif ?

C. Prinsip-Prinsip Rule of Law Secara Formal di Indonesia

Di Indonesia, prinsip-prinsip rule of law secara formal tertera dalam pembukaan UUD

1945 yang menyatakan :

a. bahwa kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa,… karena tidak sesuai dengan peri

kemanusiaan dan “peri keadilan”;

b. ,..kemerdekaan Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, “adil” dan makmur;

c. ,.untuk memajukam “kesejahteraan umum”,… dan “keadilan sosial”;

Page 184: Modul PKN

clxxxiv

d. ,.disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu “Undang-Undang Dasar

Negara Indonesia”;

e. “… kemanusiaan yang adil dan beradab”; serta

f. … serta dengan mewujudkan suatu “keadilan sosial” bagi seluruh rakyat Indonesia.

Prinsip-prinsip tersebut pada hakikatnya merupakan jaminan secara formal terhadap

“rasa keadilan” bagi rakyat Indonesia, juga “keadilan sosial” sehingga Pembukaan UUD 1945

bersifat tetap dan instruktif bagi penyelenggaraan negara. Dengan demikian, inti dari rule of

law adalah jaminan adanya keadilan bagi masyarakat, terutama keadilan sosial. Prinsip-prinsip

di atas merupakan dasar hukum pengambilan kebijakan bagi penyelengaraan

negara/pemerintahan, baik di tingkat pusat maupun daerah, yang berkaitan dengan jaminan

atas rasa keadilan terutama keadilan sosial.

Penjabaran prinsip-prinsip Rule of Law secara formal termuat di dalam pasal-pasal

UUD 1945, yaitu :

a. Negara Indonesia adalah negara hukum (Pasal 1 Ayat [3]);

b. Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan

peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan (Pasal 24 Ayat [1]);

c. Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan, serta

wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya (Pasal 27

Ayat [1]);

d. Dalam Bab X A tentang Hak Asasi Manusia, memuat 10 pasal, antara lain bahwa setiap

orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian hukum yang adil,

serta perlakuan yang sama di hadapan hukum ( Pasal 28 D Ayat [1]); serta

e. Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan

layak dalam hubungan kerja ( Pasal 28 D Ayat [2]).

Page 185: Modul PKN

clxxxv

D. Prinsip-Prinsip Rule of law Secara Hakiki dalam Penyelenggaraan Pemerintahan

Prinsip-Prinsip Rule of Law secara hakiki (materiil) sangat erat kaitannya dengan “the

enforcement of the rules of law” dalam penyelenggaraan pemerintahan, terutama dalam hal

penegakan hukum dan implementasi prinsip-prinsip rule of law. Berdasarkan pengalaman

berbagai negara dan hasil kajian, menunjukkan bahwa keberhasilan “ the

enforcement of the rules of law” bergantung pada kepribadian nasional setiap bangsa

(Sunarjati Hartono: 1982). Hal ini didukung oleh kenyataan bahwa rule of law

merupakan institusi sosial yang memiliki struktur sosiologis yang khas dan mempunyai akar

budayanya yang khas pula.

Rule of law ini juga merupakan legalisme; suatu aliran pemikiran hukum yang

didalamnya terkandung wawasan sosial. Rule of law juga merupakan gagasan

tentang hubungan antarmanusia, masyarakat, dan negara, yang dengan demikian memuat nilai-

nilai tertentu yang memiliki struktur sosiologisnya sendiri. Legalisme tersebut mengandung

gagasan bahwa keadilan dapat dilayani melalui pembuatan sistem peraturan dan prosedur yang

sengaja bersifat objektif, tidak memihak, tidak personal, dan otonom.

Secara kuantitatif, peraturan perundang-undangan yang terkait dengan rule of law telah

banyak dihasilkan di Indonesia, tetapi implementasinya belum mencapai hasil yang optimal

sehingga rasa keadilan sebagai perwujudan pelaksanaan rule of law belum dirasakan oleh

sebagian besar masyarakat.

E. Strategi Pelaksanaan (Pengembangan) Rule of Law.

Agar pelaksanaan (pengembangan) rule of law berjalan efektif sesuai dengan yang

diharapkan, maka :

1) Keberhasilan “ the enforcement of the rules of law” harus didasarkan pada corak

masyarakat hukum yang bersangkutan dan kepribadian nasional masing-masing

bangsa;

2) Rule of law yang merupakan institusi sosial harus didasarkan pada akar budaya yang

tumbuh dan berkembang pada bangsa;

Page 186: Modul PKN

clxxxvi

3) Rule of law sebagai suatu legalisme yang memuat wawasan sosial, gagasan tentang

hubungan antarmanusia, masyarakat dan negara, harus dapat ditegakkan secara adil,

juga hanya memihak pada keadilan.

Untuk mewujudkan hal tersebut, perlu dikembangkan hukum progresif (Satjipto

Rahadjo : 2004), yang memihak hanya pada keadilan itu sendiri, bukan sebagai alat politik

yang memihak pada kekuasaan, seperti yang selama ini terjadi. Hukum progresif merupakan

gagasan yang ingin mencari cara untuk mengatasi keterpurukan hukum di Indonesia secara

lebih bermakna. Asumsi dasar hukum progresif bahwa “hukum adalah untuk manusia”, bukan

sebaliknya, hukum bukan merupakan institusi yang absolut dan final, hukum selalu berada

dalam proses untuk terus-menerus ‘menjadi’(law as process, law in the making). Hukum

progresif memuat kandungan moral yang sangat kuat. Dalam konteks ini, hukum tidak

dijadikan sebagai teknologi yang tidak bernurani, tetapi sebagai suatu institusi yang bermoral,

yaitu berdimensi kemanusiaan. Hukum progresif peka terhadap perubahan-perubahan dan

terpanggil untuk tampil melindungi rakyat menuju hokum yang ideal. Hukum progresif

menolak keadaan status quo, ia bebas untuk mencari format, pikiran, asas serta aksi-aksi

karena ”hukum untuk manusia”.

Arah dan watak hukum yang dibangun harus berada dalam hubungan yang sinergis

dengan kekayaan yang dimiliki bangsa Indonesia, atau “back to law and order”, kembali pada

orde hukum dan ketaatan dalam konteks Indonesia. Artinya, bangsa Indonesia harus berani

mengangkat “Pancasila” sebagai alternatif dalam membangun “negara berdasarkan hukum”

versi Indonesia sehingga dapat menjadi “rule of moral” atau ‘rule of justice” yang bersifat

“ke-Indonesia-an” yang lebih mengedepankan “olah hati nurani” dari pada ‘olah otak”atau

lebih mengedepankan komitmen moral.

Page 187: Modul PKN

clxxxvii

PENUTUP

Rule Of Law adalah suatu doktrin hokum yang muncul pada abad ke-19, bersamaan

dengan kelahiran negara konstitusi dan demokrasi. Rule Of Law merupakan konsep tentang

Common Law. Tempat segenap lapisan masyarakat dan negara beserta seluruh kebanggaannya

menjungjung tinggi supremasi hukum yang dibangun atas prinsip keadilan dan egalitarian.

Pelaksanaan kaidah-kaidah hukum yang berlaku disuatu negara merupakan merupakan hukum

yang adil, artinya kaidah hukum yang menjamin perlakuan adil bagi masyarakat.

Negara bukanlah institusi kebal hukum. Negara dapat dipersalahkan jika pelaksanaanya

terjadi pelanggaran hukum. Rule Of Law mengandung asas “dignity of man “ yang harus

dilindungi dari tindakan sewenang-wenang Pemerintah / penguasa. “inti dari Rule of Law adalah

terciptanya tatanan keadilan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, dimana rakyat bisa

memperoleh kepastian hukum, rasa keadilan, rasa aman, dan dijamin hak-hak asasinya

SOAL LATIHAN Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini :

1. Jelaskan pengertian rule of law dan sejarahnya

2. Jelaskan prinsif rule of law secara formal di Indonesia

3. Jelaskan strategi pelaksanaan rule of law

4. Jelaskan tujuan dari implementasi rule of law

BAHAN BACAAN

Sugito, H.A.T. 2005. Rule of Low. Materi kursus Calon Dosen Kewarganegaraan, 12-23

Desember 2005, Jakarta. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan

Nasional: Jakarta.

MPR RI. 2005. Undang-Undang dasar Negara republic Indonesia Tahun 1945. Sekretariat

Jenderal MPR RI: Jakarta.

Page 188: Modul PKN

clxxxviii

BAB X HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bangsa adalah orang-orang yang memiliki kesamaan asal keturunan, adat, dan sejarah,

serta berpemerintahan sendiri. Bangsa adalah kumpulan manusia yang biasanya terikat

karena satu kesatuan bahasa dan wilayah tertentu di muka bumi (Kamus Besar Bahasa

Indonesia Edisi Kedua, Depdikbud, hlm. 89). Dengan demikian, bangsa Inndonesia adalah

sekeompok manusia yang mempunyai kepentingan yang sama dan menyatakan dirinya

sebagai satu bangsa serta berproses dalam satu wilayah Nusantara/Indonesia.

Negara merupakan wadah yang memungkinkan seseorang dapat mengembangkan

bakat dan potensinya. Negara dapat memungkinkan rakyatnya maju berkembang serta

mengekspresikan daya cipta atau kreativiatas sebebasnya, bahkan Negara memberikan

pembinaan.

Hak dan kewajiban warga negara merupakan hubungan fungsional antara negara

dengan warga negara.

B. Ruang Lingkup

Bahan pembelajaran ini akan membahas :

1. PPeennggeerrttiiaann bbaannggssaa ddaann NNeeggaarraa;;

2. PPeenndduudduukk ddaann wwaarrggaa NNeeggaarraa;;

3. KKeewwaajjiibbaann NNeeggaarraa ddaann PPeemmeerriinnttaahh;;

4. HHaakk WWaarrggaa NNeeggaarraa

5. KKeewwaajjiibbaann WWaarrggaa NNeeggaarraa;;

6. AAssaass kkeewwaarrggaanneeggaarraaaann;;

7. PPrroobblleemm ssttaattuuss kkeewwaarrggaanneeggaarraaaann;;

Page 189: Modul PKN

clxxxix

C. Sasaran Pembelajaran

Setelah proses pembelajaran, mahasiswa diharapkan mampu menganalisis dan

mengidentifikasi Hak dan Kewajiban warga Negara

Melalui pembelajaran ini mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan :

8. Pengertian bangsa dan Negara;

9. Pendudud dan warga Negara;

10. Asas kewarganegaraan;

11. Problem status kewarganegaraan;

12. Hak Warga Negara

13. Kewajiban Warga Negara;

14. Kewajiban Negara dan Pemerintah;

Page 190: Modul PKN

cxc

URAIAN BAHAN PEMBELAJARAN

A. Pengertian Bangsa dan Negara

Bangsa adaah orang-orang yang memiliki kesamaan asal keturunan, adat, dan

sejarah, serta berpemerintahan sendiri. Bangsa adalah kumpulan manusia yang biasanya

terikat karena satu kesatuan bahasa dan wilayah tertentu di muka bumi (Kamus Besar

Bahasa Indonesia Edisi Kedua, Depdikbud, hlm. 89). Dengan demikian, bangsa Inndonesia

adalah seeompok manusia yang memepunyai kepentingan yang sama dan menyatakan

dirinya sebagai satu bangsaserta berproses dalam satu wilayah: Nusantara/Indonesia.

Banyak para ahli memberikan defenisi tentang Negara, tetapi syarat dan

pengertiannya mencakup elemen berikut.

a. Penduduk, yaitu semua orang yang berdomisili dan mengatakan dirinya ngin

bersatu.

b. Wilayah, yaitu batas territorial yang jelas atas darat, laut, serta udara di atasnya.

c. Pemerintah, yaitu organisasi uutama yang menyelenggarakan kekuasaan, fungsi-

fungsi, dan kebijakan dalam mencapai tujuan.

d. Kedaulatan, yaitu supremasi wewenang secara merdeka dan bebas dari dominasi

Negara lain, serta Negara memperoleh pengakuan dunia internasioanal.

Negara memiliki sifat yang membedakannya dengan organisasi lain, sifat tersebut adalah:

a. Sifat memaksa

b. Sifat monopoli, dan

c. Sifat totalitas.

Negara merupakan wadah yang memungkinkan seseorang

dapatmengembangkan bakat dan potensinya. Negara dapaat memungkinkan rakyatnya

maju berkembang serta mengekspresikan daya cipta atau kreativiatas sebebasnya, bahkan

Negara memberikan pembinan. Secara umum, setiap Negara mempunyai 4 fungsi utama

bagi bangsanya, yaitu:

Page 191: Modul PKN

cxci

a. Fungsi pertahanan dan keamanan;

b. Fungsi pengaturan dan ketertiban;

c. Fungsi kesejahteraan dan kemakmuran; serta

d. Fungsi keadilan menurut hak dan kewajiban.

Bagaimana fungsi-fungsi Negara itu terlaksana, sangat bergantung pada partsipasi

politik semua warga Negara dan mobilisasi sumber daya kekuatan Negara.

Adapun elemen kekuatan Negara tercermin dalam hal-hal berikut.

a. Sumber daya manusia, yaitu jumlah penduduk, tingkat pendidikan warga, nilai

budaya masyarakat, dan kondisi kesehatan masyarakat.

b. Teritorial negeri, yaitu mencakup luas wilayah Negara (darat dan laut), letak

geografis, dan situasi Negara tetangga.

c. Sumber daya alam, yaitu kondisi alam material buminya, berupa andungan

mineral, kesuburan, serta kekayaan lat dan hutan.

d. Kapasitas pertanian dan industry, yaitu tingkat budaya, usaha warga Negara

dalam bidang pertanian, industry, dan perdagangan.

e. Kekuatan militer dan mobilitasnya, yaitu kapasitas power (kekuatan) yang

dimiliki militer dalam hal mewujudkan kekuasaan dari pemerintah demi

tecapainya tujuan Negara.

f. Elemen kekuatan yang tidak nyata (tidak berwujud), yaitu segala factor yang

mendukung kedaulatan Negara, berupa kepribadian dan kepemimpinan,

efisiensi birokrasi, persatuan bangsa, dukungan intenasional, reputasi bangsa

(nasionalisme) an sebagainya.

1. Penduduk dan warga Negara

Penduduk Indonesia menurut pasal 26 Ayat (2) UUD1945 ialah warga Negara

Indonesia dan orang asing yang bertempat tingal di Indonesia. Adapun warga Negara

menurut Pasal 26 Ayat (1) ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang

Page 192: Modul PKN

cxcii

bansa lalin yang disahkan dengan Undang-Undang sebagai warga Negara. Sementara

itu, menurut Undang-Undang No. 62/1958 tentang Kewarganegaraan Indonesia,

dinyatakan bahwa Warga Negara Inonesia adalah orang yang berdasarkan perundang-

undangan yang berlaku sejak proklamasi 17 Agustus 1945 sudah menjadi warga

Negara Republik Inonesia. Warga Negara dari suatu Negara berarti anggota dari

Negara itu yang merupakan pendukung dan penanggung jawab terhadap kemajuan dan

kemunduran suatu Negara. Oleh sebab itu, seorang menjadi anggota atau warga suatu

Negara haruslah ditentukan oleh Undang-Undang yang dibuat oleh Negara tersebut.

Sebelum Negara menentukan siapa-siapa yang menjadi warga negara, terlebih dahulu

Negara harus mengakui bahwa setiap orang harus memiliki kewarganegaraan, memilih

tempat tinggal di wilayah Negara dan meninggalkannya, serta berhak kembali

sebagaimana dinyatakan oeh Pasal 28 E Ayat (1) UUD 1945. Pernyataan ini

mengandung bahwa orang-orang yang tinggal dalam wilayah Negara dapat

diklasifikasikan sebagai berikut.

a. Penduduk, ialah yang memiliki domisili atau tempat tinggal tetap di wilayah

negara itu, yang dapat dibedakan warga negara dengan warga negara asing

(WNA).

b. Bukan Penduduk, yaitu orang orang asing yang tinggal sementara dalam

suatu negara sesuai dengan visa yang diberikan oleh negara (kantor imigrasi)

yang bersangkutan, misalnya turis.

B. Asas Kewarganegaraan

Setiap negara mempunyai kebebasan dan kewenangan untuk menentukan asas

kewarganegaraan, dalam asas kewarganegaraan dikenal dua pedoman, yaitu :

a. Asas Kelahiran (Ius Soli)

Asas Kelahiran (ius soli) adalah penentuan status kewarganegaraan berdasarkan tempat

atau daerah kelahiran seseorang. Pada awalnya asas kewarganegaraan hanyalah ius soli

saja, sebagai suatu anggapan bahwa seseorang lahir di suatu wilayah negara, maka

Page 193: Modul PKN

cxciii

otomatis dan logis ia menjadi warga negara tersebut. Akan tetapi, dengan tingginya

mobilitas mausia akan diperlukan asas lain yang tidak hanya berpatokan pada kelahiran

sebagai realitas. Sebagai contoh, orang tua yang memiliki status kewarganegaraan yang

berbeda akan menjadi bermasalah jika orang tua tersebut melahirkan ditempat salah satu

orang tuanya (misalnya ditempat ibunya). Jika asas ius soli ini tetap dipertahankan, si

anak tidak berhak untuk mendapatkan status kewarganegaraan bapaknya. Atas dasar

inilah maka muncul asas ius sanguinis.

b. Asas Keturunan (ius sanguinis)

Asas Keturunan (ius sanguinis) adalah pedoman kewarganegaraan berdasarkan pertalian

darah atau keturunan. Jika suatu negara menganut asas ius sanguinis, seseorang yang

lahir dari orang tua yang memiliki kewarganegaraan suatu negara, seperti Indonesia

maka anak tersebut berhak mendapat status kewarganegaraan orang tuanya, yaitu warga

negara Indonesia.

c. Asas Perkawinan

Status kewarganegaraan dapat dilihat dari sisi perkawinan. Yang memiliki asas kesatuan

hukum, yaitu paradigma suami isteri atau ikatan keluarga merupakan inti masyarakat

yang mendambakan suasana sejahtera, sehat, dan bersatu. Di samping itu, asas

perkawinan mengandung asas persamaan derajat. Hal ini karena suatu perkawinan tidak

menyebabkan perubahan status kewarganegaraan setiap pihak. Asas ini menghindari

penyelundupan hukum, misalnya laki laki yang berkewarganegaraan asing ingin

memperoleh status kewarganegaraan suatu negara dengan cara berpura pura melakukan

pernikahan dengan seorang perempuan di negara tersebut, lalu setelah mendapat

kewarganegaraan itu, dia menceraikan isterinya.

d. Unsur Pewarganegaraan (naturalisasi)

Dalam naturalisasi ada yang bersifat aktif, yaitu seorang yang dapat menggunakan hak

opsi untuk memilih atau mengajukan kehandak untuk menjadi warga negara dari suatu

negara. Adapun naturalisasi pasif, yaitu seseorang yang tidak mau diwarganegarakan

oleh negara atau tidak mau diberi status warga negara suatu negara. Dengan demikian,

Page 194: Modul PKN

cxciv

yang bersangkutan menggunakan hak repudiasi, yaitu hak untuk menolak pemberian

kewarganegaraan tersebut.

C. Problem Status Kewarganegaraan

Apabila asas kewarganegaraan di atas diterapkan secara tegas dalam sebuah

negara, akan mengakibatkan status kewarganegaraan seseorang menjadi sebagai

berikut :

a. Apatride, yaitu seseorang tidak mendapatkan kewarganegaraan disebabkan oleh

orang tersebut lahir di sebuah negara yang menganut asas ius sanguinis.

b. Bipatride, yaitu seseorang akan mendapatkan dua kewarganegaraan apabila orang

tersebut berasal dari orang tua yang negara asalnya menganut sanguinis, sedangkan

ia lahir di suatu negara yang menganut ius soli.

c. Multipatride, yaitu seseorang (penduduk) yang tinggal di perbatasan antar – dua

negara.

Dalam rangka memecahkan problem kewarganegaraan di atas, setiap negara

memiliki peraturan sendiri sendiri yang prinsip prinsipnya bersifat universal

sebagaimana dalam UUD 1945 Pasal 28 D Ayat (4) bahwa setiap orang berhak atas

status kewarganegaraan. Oleh sebab itu, negara Indonesia melalui UU no. 62 Tahun

1958 tentang kewarganegaraan Indonesia dinyatakan bahwa cara memperoleh

kewarganegaraan Indonesia sebagai berikut:

a. Karena kelahiran ;

b. Karena pengangkatan ;

c. Karena dikabulkan permohonan ;

d. Karena pewarganegaraan ;

e. Karena perkawinan ;

f. Karena turut ayah dan ibu ; serta

g. Karena pernyataan.

Page 195: Modul PKN

cxcv

D. Hak Dan Kewajiban Warga Negara Serta Tugas Dan Tanggung Jawab Negara

Untuk memahami hak dan kewajban, terlebih dahulu harus dipahami pengertian

hak asasi manusia. Hak asasi manusia adalah sesuatu yang melekat pada diri seseorang

sebagai ciptaan Tuhan agar mampu menjaga harkat, martabat, dan keharmonisan

lingkungan. Hak asasi merupakan hak dasar yang melekat secara kodrati pada diri

manusia dengan sifatnya yang universal dan abadi.

Oleh karean itu, hak asasi harus dilindungi, dihormati, dan dipertahankan. Selain itu, hak

ini tidak boleh diabaikan, dikurangi, atau dirampas oleh siapapun. Hak asasi manusia

perlu mendapat jaminan perlindungan dari negara melalui pernyataan tertulis yang harus

dimuat dalam UUD negara. Peranan negra sesuai dengan pasal 1 Ayat (1) UU No.

39/1999 tentang HAM menyatakan bahwa negara, hukum dan pemerintah, serta setiap

orang wajib menghormati, menjunjung tinggi, dan melindungi hak asasi manusia.

a. Hak Warga Negara

Dalam UUD 1945, telah dinyatakan bahwa hak warga negara adalah sebagai berikut :

1) Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak.

2) Berhak berserikat, berkumpul, serta mengeluarkan pikiran.

3) Berhak untuk hidup dan mempertahankan keidupan

4) Berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan

5) Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang, serta

perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.

6) Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya.

7) Berhak mendapatkan pendidikan, ilmu pengetahuan dan tekhnologi, serta seni dan

budaya untuk meningkatkan kualitas hidupnya demi kesejahteraan hidup manusia.

8) Setiap orang berhak memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara

kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa, dan negaranya.

9) Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan perlindungan, kepastian hukum yang

adil, serta perlakuan yang sama di depan hukum.

10) Setiap orang berhak untuk bekerja dan mendapatkan imbalan, serta perlakuan yang adil

dan layak dalam hubungan kerja.

Page 196: Modul PKN

cxcvi

11) Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan.

12) Setiap orang berhak atas status kewarganegaraan.

13) Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadah menurut agamanya, memilih

pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, serta

memilih tempat tinggal di wilayah negara juga meninggalkannya serta berhak kembali.

14) Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, serta menyatakan pikiran

dan sikap sesuai dengan hati nuraninya.

15) Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan

pendapat.

16) Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk

mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya. Selain itu, setiap orang berhak

untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan

informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.

17) Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat,

dan harta benda yang berada dibawah kekuasaannya. Di samping itu, setiap orang

berhak atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau

tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi.

18) Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang merendahkan

derajat martabat manusia, serta berhak memperoleh suaka poitik negara lain.

19) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, mendapatkan

lingkungan hidup yang baik dan sehat, serta berhak memperoleh layanan kesehatan.

20) Setiap orang berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh

kesempatan dan manfaat yang sama dalam mencapai persamaan dan keadilan.

21) Setiap orang berhak atas jaminan social yang memungkinkan pengembangan dirinya

secara utuh sebagi manusia yang bermartabat.

22) Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi. Hak milik tersebut tidak boleh

diambil alih secara sewenang-wenang oleh siapapun.

23) Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati murni,

hak beragama hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan

hukum, serta hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak

asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keaadaan apapun.

Page 197: Modul PKN

cxcvii

24) Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apapun,

serta berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif

itu.

25) Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras dengan

perkembangan zaman dan peradaban.

b. Kewajiban Warga Negara adalah :

1). wajib menjunjung hukum dan pemerintahan;

2). wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara;

3). wajib ikut serta dalam pembelaan negara;

4). wajib menghormati hak asasi manusia orang lain;

5). wajib tunduk pada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang untuk

menjamin pengakuan, serta penghormatan atas hak dan kebabasan orang lain;

6). wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara; serta

7). wajib mengikuti pendidikan dasar.

c. Tugas dan tanggung jawab negara

Dalam rangka terpeliharanya hak dan kewajiban warga negara, negara memiliki

tugas dan tanggung jawab sebagai berikut.

1) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya.

2) Negara atau pemerintah wajib membiayai pendidikan, khususnya pendidikan dasar.

3) Pemerintah berkewajiban mengusahakan dan menyelenggarakan satu system

pendidikan nasional.

4) Negara memperioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20 % dari

anggaran belanja negara dan belanja daerah.

5) Pemeritah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi

nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan

umat manusia.

6) Negara memajukan kebudayaan manusia di tengah peradaban dunia dengan menjamin

kebebasan masyarakat, dengan memelihara dan mengembangkan nilai-nilai

budayanya.

Page 198: Modul PKN

cxcviii

7) Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan kebudayaan

nasional.

8) Negara menguasai cabang-cabang produksi terpenting bagi negara dan menguasai

hidup orang banyak.

9) Negara menguasai bumi, air, dan kekayaan alam demi kemakmuran rakyat.

10) Negara berkewajiban memelihara fakir miskin dan anak-anak terlantar.

11) Negara mengembangkan sistem jaminan social bagi seluruh rakyat, serta

memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat

kemanusiaan.

12) Negara bertanggung jawab atas persediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas

pelayanan umum yang layak.

Page 199: Modul PKN

cxcix

PENUTUP

SOAL LATIHAN Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini :

1. Jelaskan pengertian bangsa, negara, penduduk dan warga negara

2. Jelaskan Hak dan Kewajiban sebagai warga Negara di bidang ekonomi

3. Jelaskan azas kewarganegaraan dan permasalahn kewarganegaraan di Indonesia

4. Jelaskan yang maksud warga negara menurut Undang-Undang No. 12/2006

BAHAN BACAAN

Azra, Azyumardi. 2003. Demokrasi Hak Asasi Manusia Masyarakat Madani. Jakarta: Prenada Media. Marlian, S. Marjuki (editor). 2003. Pendidikan Kewarganegaraan dan Hak AsasiManusia. UII Press:Yogyakarta. Mansoer, Hamdan (Pnyt). 2002 Kapita Selekta Pendidikan Kewarganegaraan Bagian I. Jakarta: Depdiknas. Pasha, Mustfa Kamal.2002. Pendididkan Kewarganegaraan.Yogykarta: Citra Karsa Mandiri. Soegito, A T. 2005. Hak dan Kewajiban Warga Negara (Makalah Suscados PKn Desember 2005 di Jakarta. Jakarta: Dikti. Soemasono, S. dan H. Mansyur.2002. Pendidikan Kewarganegaraan. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta. Soemiarno, S. 2005. Hak Asasi Manusia. Makalah yang disampaikan dalam ursus Calon Dosen Kewarganegaraan Angkatan I , 12 – 23 Desember. 2005. Dirjen Dikti Dediknas, Jakarta . Syarbani, Syarial. 2002. Pendididkan Pancasila di Perguruan Tinggi Edisi Revisi,Jakarta: Ghalia Indonesia.

Page 200: Modul PKN

cc

BAB XI GEOPOLITIK INDONESIA

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Geopolitik dan geostrategi merupakan permasalahan yang sangat penting pada dua

abad terakhir ini. Permasalahan ini menjadi penting karena manusia yang telah berbangsa

membutuhkan wilayah sebagai tempat tinggalnya yang kemudian di kenal dengan Negara.

Dalam perkembangannya pengertian Negara tidak saja di arikan sebagai wilayah, tetapi di

artikan lebih luas, yaitu sebagai intitusi. Prasarat Negara sebagai initusi menurut Prof. DR.

Sri Soemantri (Dikti, 2001 : 36) secara minimal meliputi unsur wilayah, rakyat, dan

pemerintah yang berkuasa. Unsur rakyat suatu Negara di samping warga Negara juga

meliputi bukan warga Negara. Agar Negara mencapai tujuan nasioal aman dan sejahtera

(Pembukaan UUD’45 Alinea IV) perlu pendidikan kewarganegaraan. Pendidikan yang

dimaksud agar warga Negara Indonesia tahu tentang hak dan kewajiban, serta mampu

berdiri dan tetap menjaga jati dirinya di tengah arus globalisasi.

Bertitik tolak dari amanat UU No. 20/2003 tentang sis diknas,khususnya penjelasan

pasal 37,tujuan pendidikan kewarganegaraan untuk membentuk peserta didik menjadi

manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air. Secara terperinci visi dan misi

bahan ajar adalah agar peserta didik mampu :

5. Menjelaskan landasan histories perkembangan pengetahuan tentang geopolitik yang

kini menjadi salah satu unsur dalam konsep perencanaan pembangunan bangsa dan

Negara.agar tecapai tujuan banga,

6. Menjelaskan konsepsi cara pandang wawasan nasional bangsa Indonesia yang didasari

filsafat pancasilayang pada hakekatnya merupakan konsepsi geopolitik Indonesia,

7. Menguasai dan memahamiberbagai masalah dasar kehidupan masyarakat, bangsa, dan

Negara Indonesia dengan menerapkan pandangan babngsa Indonesia tentang diri

meliputi: sejarah,filsafat,kebhekaan etnik, budaya,agama,dan lingkungan geografiyang

berbentuk Negara kepulauan yang berada diposisi silang antara dua benua dan dua

lautan: serta

Page 201: Modul PKN

cci

8. Mengaplasikan cara pandang bangsa Indonesia dalam pembinaan dan pengendalian

hidup bangsa di NKRI.

B. Ruang Lingkup

Bahan pembelajaran ini akan membahas :

1. PPeerrkkeemmbbaannggaann TTeeoorrii GGeeooppoolliittiikk

2. WWaawwaassaann nnaassiioonnaall

3. WWaawwaassaann nnuussaannttaarraa

4. GGeeooppoolliittiikk DDaann HHuukkuumm KKeewwiillaayyaahhaann

5. GGeeooppoolliittiikk DDaann OOttoonnoommii DDaaeerraahh

C. Sasaran Pembelajaran Modul

Setelah proses pembelajaran, membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki

rasa kebangsaan dan cinta tanah air

Melalui pembelajaran ini mahasiswa diharapkan dapat :

1. Menjalaskan landasan histories perkembangan pengetahuan tentang geopolitik yang

kini menjadi salah satu unsur dalam konsep perencanaan pembangunan bangsa dan

Negara.agar tecapai tujuan banga,

2. Menjelaskan konsepsi cara pandang wawasan nasional bangsa Indonesia yang

didasari filsafat pancasilayang pada hakekatnya merupakan konsepsi geopolitik

Indonesia,

3. Menguasai dan memahami berbagai masalah dasar kehidupan masyarakat, bangsa,

dan Negara Indonesia dengan menerapkan pandangan babngsa Indonesia tentang diri

meliputi: sejarah, filsafat, kebhinekaan etnik, budaya, agama,dan lingkungan

geografi yang berbentuk Negara kepulauan yang berada diposisi silang antara dua

benua dan dua lautan: serta

4. Mengaplasikan cara pandang bangsa Indonesia dalam pembinaan dan pengendalian

hidup bangsa di NKRI.

Page 202: Modul PKN

ccii

URAIAN BAHAN PEMBELAJARAN

A. Latar Belakang Geopolitik

Orang dan tempat tidak dapat dipisahkan! Tidak dapat dipisahkan rakyat dari bumi

yang ada di bawah kakinya. Demikian, kata Ir. Sukarno pada 1 juni 1945 dihadapan siding

BPUPKI (Setneg RI, tt: 66). Oleh karena itu, setelah membangsa orang menyatakan tempat

tinggal sebagai Negara. Dalam perkembangan selanjutnya pengertian Negara tidak hanya

tempat tinggal, tetapi diartikan lebih luas lagi yang meliputi institusi, yaitu pemerintah, rakyat,

kedaulatan, dan lain - lain.

Karena orang dengan tempat tinggalnya dapat di pisahkan,perebutan ruang yang

menjadi hal yang menimbulkan konflik antar manusia _induvidu, keluarga, masyarakat dan

bangsa_ hingga kini, meskipun bentuknya dapat secara fisik ataupn nonfisik. Untuk dapat

mempertahankan ruang hidupnya, suatu bangsa harus mempunyai kesatuan cara pandang yang

dikenal sebagai wawasan nasional. Para ilmuwan politik dan militer menyebutnya sebagai

geopolitik yang merupakan kepanjangan dari geografi politik.

Konsep wawasan nasional setiap bangsa berbeda. Hal ini berkaitan dengan profil diri

bangsa sejarah, pandangan hidup, ideology, budaya dan sudah barang tentu ruang hidupnya,

yaitu geografi. Kedua unsure pokok profil bangsa dan geografi inilah yang harus diperhatikan

dalam membuat konsep geopolitik bangsa dan Negara. Geopolitik Indonesia dinamakan

wawasan nusantara, dengan alasan sebagai berikut :

1. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah Negara kepulauan (Setneg RI, tt: 66)

2. Indonesia berada di antara dua benua (Asia dan Australia) dan dua lautan (Lautan India

dan Lautan pasifik) sehinnga tepatlah jika di namakan nusa diantara laut/air yang

selanjutnya dinamakan Nusantara.

3. Keunikan lainnya adalah bahwa wilayah Nusantara berada di Garis Khatulistiwa dan

diliwati oleh Geostationery Satellite Orbit ( GSO ).

Konsep wawasan bangsa tentang wilayah mulai dikembangkan sebagai ilmu pada akhir

abad XIX dan awal abad XX dan dikenal sebagai geopolitik, yang pada mulanya membahas

Page 203: Modul PKN

cciii

geografi dari segi politik negara (state). Selanjutnya, berkembang konsep politik _dalam arti

distribusi kuatan_ pada hamparan geografi negara sehingga tidaklah berlebihan bahwa

geopolitik sebagai ilmu “baru” dicuragai sebagai pembenaran pada kosepsi ruang (Sunardi

,2004:157). Oleh karena itu, dalam membahas masalah wawasan nasional bangsa, di samping

membahas sejarah terjadinya konsep wawasan nasional, akan dibahas pula teori geopolitik dan

implementasinya pada negara Indonesia.

1. Geomorfologi Negara

Sebelum membahas masalah geopolitik suatu negara, perlu didalami ciri khusus negara

berdasarkan bentuk geomorfologinya (ciri fisik dan nonfisik). Setelah abad XIX,

perkembangan geopolitik dipengaruhi oleh orentasi manusia pada konstelasi wilayah. Pada

masa lalu _sebelum abad XIX, pengertian negara identik dengan tanah sehingga banyak

bangsa menamakan negaranya dengan unsur tanah, misalnya England, Holland, Poland,

Rusland, atau Thailand.

Negara berdasarkan bentuk geografinya dapat dibedakan dalam dua yaitu, pertama

dikelilingi daratan (land lock country); dan yang kedua berbatasan dengan laut, yang

kemudian dapat dibedakan menjadi:

a. negara pulau (oceanic archipelago)

b. negara pantai (coastal archipelago)

c. negara kepulauan (archipelago).

Adapun pengertian Asas Kepulauan berdasarkan UNCLOS 1982 adalah Kepulauan sebagai

suatu kesatuan utuh wilayah yang batas-batasannya ditentukan oleh laut, dalam lingkungan

terdapat pulau-pulau dan gugusan pulau-pulau. Selain itu, kepulauan dapat diartikan:

gugusan pulau-palau ddengan perairan diantaranya dan angkasa di atasnya sebagai kesatuan

utuh, dengan unsur air senagai penghubung.

Page 204: Modul PKN

cciv

2. Perkembangan Teori Geopolitik

Istilah geopolitik semula sebagai ilmu politik, kemudian berkembang menjadi

pengetahuan tentang sesuatu yang berhubungan dengan konstelasi ciri _khas negara yang

berupa bentuk, Luas, letak, iklim, dan sumber daya alam_ sutau negara untuk membangun dan

membina negara. Para penyelenggara pemerintah nasional hendaknya menyusun pembinaan

politik nasional berdasarkan kondisi dan situasi geomorfologi secara ilmiah berdasarkan cita-

cita bangsa. Adapun geostrategi diartikan sebagai pelaksanaan geopolitik dalam negara

(Poernomo: 1972).

Kemudian, teori geopolitik berkembang menjadi konsepsi wawasan nasional bangsa.

Oleh karena itu, wawasan nasional bangsa selalu mengacu pada geopolitik. Dengan wawasan

nasional suatu negara, dapat dipelajari kemana arah arah perkembangan sautu negara.

3. Beberapa Pandangan para pemikir geopolitik

Sebelum membahas wawasan nasional, terlebih dahulu perlu pembahasan tentang

beberapa pendapat dari para penulis geopolitik. Semula geopolitik adalah ilmu bumi politik

yang membahas masalah politik dalam suatu negara, lalu berkembang menjadi ajaran yang

melegitimasi Hukum Ekspansi suatu negara. Hal ini tidak terlepas sumbangsih pemikiran dari

pada penulis, diantaraya:

a. Teori Geopolitik Kontinental

Friedrich Ratzel (1844-1904).

Teori yang dikemukakannya adalah teori ruang yang dalam konsepsinya dipengaruhi

oleh ahli biologi Charles Darwin. Ia menyamakan negara sebagai makhluk hidup yang makin

sempurna serta membutuhkan ruang hidup yang makin meluas karena kebutuhan. Dalam

teorinya, bahwa bangsa yang berbudaya tinggi akan membutuhkan sumber daya yang tinggi

dan akhirnya mendesak wilayah bangsa yang “primitif”. Pendapat ini dipertegas Rudolf

Kjellen (1864-1922) dengan teori kekuatan, yang pada pokoknya menyatakan bahwa negara

adalah satuan politik yang menyeluruh serta sebagai satuan biologis yang memiliki intelektual.

Page 205: Modul PKN

ccv

Dengan kekuatannya, ia mampu mengeksploitasi negara “primitif” agar negaranya dapat

swasembada. Beberapa pemikir sering menyebutnya sebagai Darwinisme social.

Karl Haushofer (1869-1946).

Haushofer yang pernah menjadi atase militer di Jepang meramalkan bahwa Jepang akan

menjadi negara yang jaya di dunia. Untuk menjadi jaya, suatu bangsa harus mampu menguasai

benua-benua di dunia. Ia berpendapat bahwa pada hakekatnya dunia dapat dibagi atas empat

kawasan benua (Pan Region) dan dipimpin oleh negara unggul. Teori Ruang dan Kekuatan

merupakan hasil penelitiannya serta dikenal pula sebagai teori Pan Regional, yaitu:

1) Lebensraum (ruang hidup) yang “cukup”;

2) Autarki (swasembada); serta

3) Dunia dibagi empat Pan Region, tiap region dipimpin satu bangsa (nation) yang

unggul, yaitu Pan Amerika, Pan Asia Timur, Pan Rusia India, serta Pan Eropa Afrika.

Dari pembagian daerah inilah, dapat diketahui percaturan politik masalah lalu dan

masa depan.

Pengaruh Haushofer _menjelang Perang Dunia II_ sangat besar di Jerman ataupun di

Jepang. Semboyan Macht und Erde di Jerman serta doktrin Fukoku Kyohei di Jepang

melandasi pembangunan kekuatan angkatan perang kedua negara tersebut menjelang Perang

Dunia II.

b. Wawasan Geopolitik

Selanjutnya masih ada beberapa pandangan geopolitik lain, akan tetapi lebih cenderung

menunjukkan kepada suatu wawasan yaitu

1) Wawasan Benua

Sir Halford Mackinder (1861-1947)

Teori Daerah Jantung (dikenal pula sebagai wawasan benua). Dalam teori ahli

geografi ini, mungkin terkandung maksud agar negara lain selalu berpaling pada pembentukan

Page 206: Modul PKN

ccvi

kekuatan darat. Dengan demikian, tidak mengganggu pengembangan armada laut Inggris.

Teorinya dapat disimpulkan sebagai berikut :

a. Dunia terdiri atas 9/12 air, 2/12 pulau dunia (Eropa, Asia, Afrika), serta sisanya 1/12

pulau lainnya.

b. Daerah terdiri atas Daerah Jantung (Heartland), terletak di pulau dunia, yaitu Rusia,

Siberia, sebagian Mongolia, Daerah Bulan Sabit Dalam (inner cresent) meliputi Eropa

Barat, Eropa Selatan, Timur Tengah, Asia Selatan, Asia Timur, serta Bulan Sabit Luar

(outer cresent) meliputi Afrika, Australia, Amerika / Benua Baru.

c. Apabila suatu negara ingin menguasai dunia, harus menguasai Dunia Jantung, untuk itu

diperlukan kekuatan darat yang memadai.

Teori geopolitik Mackinder dapat disimpulkan sebagai berikut (Sunardi,

2004: 166): Who rules East Europe commands the Heartland; who rules the Heartland

commands the world; Island, Who rules the world Island commands the World.

2) Wawasan Bahari

Sir Walter Raleigh (1554-1618) dan Alfred T. Mahan (1840-1914)

Teori Kekuatan Maritim yang direncanangkan oleh Raleigh, bertepatan dengan

kebangkitan armada Inggris dan belanda yang ditandai dengan kemajuan teknologi perkapalan

dan pelabuhan, serta semangat perdagangan yang tidak lagi mencari emas dan sutra di Timur

(Simbolon,1995 : 425).

Pada masa ini pula, lahir pemikiran hukum laut internasional yang berlaku sampai tahun

1994 (setelah UNCLOS 1982 disetujui melalui SU PBB).

a. Sir W.Raleigh: Siapa yang kuasai laut akan menguasai perdagangan dunia/kekayaan

dan akhirnya menguasai dunia, karena itu ia harus memiliki armada laut yang kuat.

Sebagai tindak lanjut, maka Inggris berusaha menguasai pantai-pantai benua, paling

tidak menyewanya.

b. Alfred T.Mahan: Laut untuk kehidupan, sumber daya alam banyak terdapat di laut,

maka harus dibangun armada laut yang kuat untuk menjaganya. Menurut Mahan, di

samping hal tersebut, juga perlu diperhatikan masalah akses ke laut dan jumlah

penduduk karena faktor ini juga akan memungkinkan kemampuan industri untuk

kemandirian suatu bangsa dan negara.

Page 207: Modul PKN

ccvii

3) Wawasan Dirgantara

Giulio Douhet (1869-1930) William Mitcel (1879-1936).

Awal abad XX merupakan kebangkitan ilm pengetahuan pener_bangan. Kedua orang

ini mencita-citakan berdinya Angkatan Udara. Dalam teorinya, disebutkan bahwa kekuatan

udara mampu beroperasi hingga belakang lawan, serta kemenangan akhir ditentukan oleh

kekuatan udara.

4) Wawasan Kombinasi

Nicholas J. Spijkman (1893-1943).

Teori Daerah Batas (Rimland theory). Teorinya dipengaruhi oleh Mackinder dan

Haushover, terutama dalam membagi daerah. Karena ia adalah bangsa Belanda yang pada

dasarnya bangsa mari_tim, maka menurutnya penguasa daerah jantung harus ada akses ke laut

hendaknya menguasai pantai Eurasia. Dalam teorinya tersirat:

a. Dunia menurunya terbagi empat daerah, yaitu daerah jantung (Hearland), Bulan

Babit Dalam(Rimland), Bulan Sabit Luar, dan Dunia Baru(Benua amerika);

b. Menggunakan kombinasi kekuatan darat, laut, udara untuk kuasai dunia;

c. Daerah Bulan Sabit Dalam (Rimland) akan lebih besar panga_ruhnya dalam

percaturan politik dunia dari pada daerah jantung; serta

d. Wilayah Amerika yang paling ideal dan menjadi negara terkuat.

4. Bangsa Indonesia

Wawasan bangsa Indonesia tersirat melalui UUD 1945 antara lain:

a. Ruang hidup bangsa terbatas diakui internasional;

b. Setiap bangsa sama derajatnya, berkewajiban menjaga per_damaian dunia; serta

c. Kekuatan bangsa untuk mempertahankan eksistensi dan kemakmuran rakyat.

Dari pembahasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa teori geopolitik menjadi doktrin

dasar bagi terbentuknya Negara nasional yang kuat dan tangguh. Sebagai doktrin dasar, ada

empat unsur yang perlu diperhatikan, yaitu (Sunardi, 2004: hlm. 189 s.d. 177):

1. Konsepsi Ruang, yang merupakan aktualisasi dari pemikiran Negara sebagai organisasi

hidup. Ruang yang merupakan inti dari konsepsi geopolitik merupakan wadah dinamika

Page 208: Modul PKN

ccviii

politik dan militer. Hal ini juga dapat dirasakan pada era Perang Dingin antara Blok Barat

dan Blok Timur_ ketika kedua kutub saling mencari pengaruh di dunia ketiga (Negara

Sedang Berkembang).

2. Konsepsi Frontier, yang merupakan konsekuensi dari kebutuhan dan lingkungan. Frontier

merupakan batas imajiner di antara dua Negara yang saling mempengaruhi. Oleh karena

itu, batas resmi (boundary) dapat bergeser karena berbagai pengaruh, terutama masalah

social, budaya, ataupun ekonomi. Pengaruh negara asing/tetangga _yang lebih maju_

apabila tidak ditangani secara serius, akan menimbulkan gejolak politik yang melibatkan

pemerintah.

3. Konsepsi Politik Kekuatan, yang ingin menjelaskan tentang kehi_dupan bernegara. Politik

kekuatan yang merupakan faktor dinamika kehidupan bangsa karena dinamika organisme

bangsa. Dunia yang meyempit dan percepatan jalannya sejarah (Wright, 1941: hlm. 5 s.d.

7) sebagai akibat revolusi teknik. Dengan demikian dunia semakin terbuka dan cita-cita

dunia tanpa batas (Ohmae, 1990: 214) merupakan ciri globalisasi. Fenomena ini harus

dapat ditangkal oleh setiap Negara, lebih-lebih bagi negara sedang berkembang.

4. Konsepsi Keamanan Negara dan Bangsa, yang kemudian melahirkan konsepsi geostrategi.

Geopolitik akhirnya bertujuan untuk pengamanan negara, baik secara fisik maupun social

(ekonomi, budaya, dan kehidupan social lainnya). Untuk itu, perlu dipersiapkan daerah

penyangga yang dikenal sebagai daerah frontier yang berbatasan dengan Negara jira dan

dipersiapkan secara sistematis pembangunannya.

B. GEOPOLITIK INDONESIA

Wawasan Nasional

Wawasan berasal darai kata wawas yang berarti meninjau, memandang, atau

mengamati. Dengan demikian, wawasan dapat diartikan konsepsi cara pandang (KBBI, 2002:

1271). Pada awal era revormasi, istilah ini menjadi kurang popular sehingga para politisi pun

enggan menggunakannya (tidak lagi tersurat dalm GBHN 19999 sebagai wawasan bangsa).

Page 209: Modul PKN

ccix

Wawasan nasional suatu bangsa terbentuk karena bangsa tersebut tinggal dalam suatu

wilayah yang diakui sebagai miliknya untuk kehidupannya. Oleh karena itu, apabila suatu

bangsa dibahas, akan terkait pula masalah sejarah diri dan budaya, falsafah hidup, serta tempat

tinggal dan lingkungan bangsa tersebut. Dari ketiga aspek itu, tercetus aspirasi bangsa yang

kemudian dituangkan dalam perjanjian tertulis-konstitusi-ataupun tidak tertulis. Perjanjian ini

tetap menjadi catatan hidup-motivasi –yang semuanya dituangkan menjadi ajaran –doktrin -

dasar untuk membanngun negara yang berupa wawasan nasional.

Wawasan nasioal bangsa Indonesia dinamakan wawasan nusantara yang merupakan

implementasi perjuangan pengakuan se-bagai negara kepulauan yang disesuaikan dengan

kemajuan zaman. Pada masa lalu negara kepulauan yang meliputi kumpulan pulau-

pulau_berdasarkan contour yang dipisahkan oleh laut. Paham Nusantara menunjukkan dua

arah pengaruh, yaitu :

1. ke dalam: berlaku asas kepulauan yang menuntut terpenuhnya unsur tanah dan air yang

selaras dan serasi untuk merealisasikan wujud tanah air;serta

2. ke luar: berlakunya asas posisi antara yang menuntut posisi kuat bagi Indonesia untuk

dapat berdiri tegak dari tarikan segala penjuru.

Wawasan Nusantara

Geopolitik Indonesia dinamakan wawasan nusantara, yang secara umum didefinisikan

sebagai cara pandang dan sikap bangsa Indonesia tentang dirinya yang bhineka, serta

lingkungan geografinya yang berwuud negara kepulauan berdasarkan pancasila dan UUD

1945. Adapun tujuannya adalah untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan segenap aspek

kehidupan nasional, dan turut serta menciptakan ketertiban dan perdamaian dunia. Kesemua

itu dalam rangka mencapai Tujuan Nasional. Oleh karena itu, hakikat tujuan Wawasan

Nusantara adalah kesatuan dan persatuan dalam kebhinekaan, yang mengandung arti sebagai

berikut :

1. Penjabaran tujuan nasional yang telah diselaraskan dengan kondisi, posisi dan potensi

geografi, serta kebhinekaan budaya.

2. Pedoman dan pola tindak serta pola pikir kebiaksanaan nasional.

3. Hakekat Wawasan Nusantara dasar persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan.

Page 210: Modul PKN

ccx

Kedudukan Wawasan Nusantara

Dalam system kehidupan nasional Indonesia sebagai paradigma kehidupan nasional

Indonesia yang urutannya sebagai berikut :

1. Pancasila sebagai falsafah, ideology bangsa, dan dasar negara.

2. UUD 1945 sebagai konstitusi negara.

3. Wawasan Nusantara sebagai geopolitik bangsa Indonesia.

4. Ketahanan Nasional sebagai geostrategi bangsa dan Negara Indonesia.

5. Politik dan strategi nasional sebagai kebijaksanaan dasar nasional dalam pebangunan

nasional.

Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional sebagai doktrin dasar pengaturan

kehidupan nasional. Sementara itu, politik dan strategi nasional, sebagai kebijaksanaan dasar

nasional dalam bentuk GBHN- masa ORBA- yang dijabarkan lebih lanjut dalam

kebijaksanaan strategi pada strata di bawahnya.

Doktrin dasar adalah himpunan prinsip atau teori yang diajarkan, dianjurkan dan

diterima sebagai kebenaran, untuk dijadikan pedoman dalam melaksanakan kegiatan, serta

dalam usaha mencapai tujuan. Doktrin dasar adalah doktrin yang timbul dari pemikiran yang

bersifat falsafah.

Peranan Wawasan Nusantara

Dalam kehidupan kehidupan nasional,Wawasan Nusantara dijelaskan peranannya untuk :

1. Mewujudkan serta memelihara persatuan dan kesatuan, yang serasi dan selaras pada

segenap aspek kehidupan nasional.

2. Menumbuhkan rasa tanggung jawab atau pamanfaatan lingkungannya. Peranan ini

berkaitan dengan adanya hubungan yang erat dan saling terkait dan ketergantungan antara

bangsa dan ruang hidupnya. Oleh karena itu, pemanfaatan lingkungan harus bertanggung

jawab. Jika tidak, maka akan menimbulkan kerusakan lingkugan yang pada akhirnya akan

merugikan bangsa.

Page 211: Modul PKN

ccxi

3. Menegakkan kekuasaan guna melindungi kepentingan nasional. Kepentingan nasional

menjadi dasar hubungan antara bangsa. Apabila suatu bangsa kepentingan nasionalnya

sejalan atau parallel dengan kepentingan nasional bangsa lain, maka kedua bangsa itu akan

mudah terjalin hubungan persahabatan.

4. Merentang hubungan Internasional dalam upaya ikut menegakkan perdamaian.

Wajah Wawasan Nusantara

Pengertian istilah wajah adalah roman muka. Wajah manusia hanya satu, tetapi wajah

itu memiliki beberapa roman muka dan tiap roman muka berbeda satu dengan yang lain sesuai

dengan situasi dan kondisi yang dihadapi.

Dalam hubungan itu, dapat dikatakan bahwa geopolitik Indonesia hanya satu, yaitu

Wawasan Nusantara (Wasantara). Namun, wajahnya lebih dari satu, yaitu ada 4 wajah yang

meliputi :

1. Wajah Wasantara sebagai Wawasan Nasional yang melandasi konsepsi Ketahanan

Nasional.

2. Wajah Wasantara sebagai wawasan pembangunan nasional.

3. Wajah Wasantara sebagai wawasan pertahanan dan keamanan.

4. Wajah Wasantara sebagai wawasan kewilayahan.

Wasantara Sebagai Landasan Konsepsi Ketahanan Nasional

Wajah Wasantara dalam pengembangannya dipandang sebagai konspsi politik

ketatanegaraan dalam upaya mewujudkan tujuan nasional. Sebagai suatu konsepsi politik yang

di dasarkan pada pertimbangan konstelasi geografis, wawasan nusantara dapat di katakan

merupakan penerapan teori geopolitik dari bangsa Indonesia.

Dengan demikian, wawasan nusantara selanjutnya menjadi landasan penentuan

kebijaksanaan politik Negara. Dalam perjuangan mencapai tujuan nasional, akn banyak

menghadapi tantangan, hambatan dan gangguan baik yang datang dari luar negri maupun dari

dalam negri sendiri. Untuk menanggulanginya,dibutuhkan suatu kekuatan baik fisik maupun

Page 212: Modul PKN

ccxii

mental. Semakin tinggi kekuatan itu makin tinggi pula kemampuannya. Kekuatan dan

kemampuan yang diistilahkan ketahanan nasional berdasarkan rangkaian pemikiran tersebut

maka ketahanan nasional diartikan sebagai konsepsi pengaturan dan penyelenggaraan dalam

mencapai persatuan serta kesatuan nasional dalam rangka mencapai kesejahteraan dan

keamanan nasional. Bertolak dari pandangan ini maka ketahanan nasional merupakan

geostrategi nasional untuk mencapai sasaran yang telah ditegaskan dalam wawasan nusantara

dan perlu ditingkatkan dengan berpedoman pada wawasan nusantara.

Wasantara sebagai Wawasan Pembangunan Nasional

Menurut UUD 1945 MPR wajib membuat GBHN. GBHN_masa ORBA_ menegaskan

bahwa wawasan dalam penyelenggaraan pembangunan nasional adalah Wawasan Nusantara

yang bersumber pada pancasila dan UUD 1945. Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan

sikap bangsa Indonesia mengenai diri serta lingkungannya dengan mengutamakan persatuan

dan kesatuan bangsa. Di samping itu, dengan mengutamakan kesatuan wilayah dalam

penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Hal ini mencakup :

1. Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan politik, yang berarti :

a. bahwa kebulatan wilayah nasional dengan segala isi dan kekayaannya merupakan

kesatuan wilayah, wadah, ruang hidup dan kesatuan matra seluruh bangsa serta

menjadi modal dan milik bersama bangsa

b. bahwa bangsa Indonesia yang terdiri atas berbagai suku dan berbicara dalam berbagai

bahasa daerah, serta memeluk/menyakini berbagai agama dan kepercayaan terhadap

Tuhan Yang Maha Esa harus merupakan suatu kesatuan bangsa yang bulat dalam

artian seluas-luasnya.

c. bahwa secara psikologis bangsa Indonesia harus merata satu, senasib sepenanggungan,

sebangsa dan setanah air, serta mempunyai satu tekad dalam mencapai cita-cita bangsa.

d. bahwa Pancasila adalah satu-satunya falsafah serta ideology bangsa dan negara yang

melandasi, membimbing dan menyerahkan bangsa menuju tujuannya.

Page 213: Modul PKN

ccxiii

e. bahwa kehidupan politik diseluruh wilayah Nusantara merupakan suatu kesatuan

politik yang diselenggarakan berdasarkan pancasila dan UUD 1945.

f. bahwa seluruh kepulauan Nusantara merupakan satu kesatuan system hukum dalam

arti bahwa hanya ada satu hukun nasional yang mengabdi kepentingan nasional;serta

g. bahwa bangsa Indonesia yang hidup berdampingan dengan bangsa lain ikut

menciptakan ketertiban nasional yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi,

dan keadilan sosial melalui politik luar negri bebas dan aktif serta diabadikan pada

kepen_tingan nasional

2. Pewujudan kepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan ekonomi, yang berati:

a. bahwa kekayaan wilayah Nusantara, baik potensial maupun efektif adalah modal dan

milik bersama bangsa dan bahwa keperluan hidup sehari-hari harus tersedia merata di

seluruh wilayah tanah air;

b. tingkat perkembangan ekonomi harus serasi dan seimbang di seluruh daerah, tanpa

meninggalkan kehidupan ekonominya; serta

c. kehiduan perekonomian di setiap wilayah Nusantara meru_pakan satu kesatuan

ekonomi yang diselenggarakan sebagai usaha bersama mendasar atas asas

kekeluargaan dan ditujukan bagi sebesar-besar kemakmuran rakyat.

3. Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan sosial dan budaya yang berarti:

a. bahwa masyarakat Indonesia adalah satu, maka perikehidupan bangsa harus

merupakan kehidupan yang serasi dengan terdapat tingkat kemajuan masyarakat yang

sama merata dan seimbang, serta adanya keselarasan kehidupan yang sesuai dengan

tingkat kemajuan bangsa; serta

b. bahwa budaya bangsa Indonesia pada hakikatnya adalah satu, sedangkan corak ragam

budaya yang ada menggambarkan kekanyaan budaya bangsa. Kekayaan ini menjadi

modal dan landasan pengembagan budaya bangsa seluruhnya. Tentunya dengan tidak

menolak nilai-nilai budaya lain yang tidak bertentangan dengan nilai budaya bangsa,

serta hasil-hasilnya dapat dinikmati oleh bangsa.

4. Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai kesatuan pertahanan dan keamanan, yang

berarti:

a. bahwa ancaman terhadap satu pulau atau satu daerah pada hakikatnya merupakan

ancaman terhadap seluruh bangsa dan Negara; serta

Page 214: Modul PKN

ccxiv

b. bahwa tiap-tiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam

rangka pembelaan negara dan bangsa.

Dari rangkaian uraian di atas, dapat di simpulkan sebagai berikut.

1. Wawasan Nusantara merupakan penjabaran tujuan nasional yang telah diselaraskan

dengan kondisi, posisi dan potensi geografi, serta kebhinnekaan bangsa dalam rangka

mewujudkan persatuan dan kesatuan.

2. Wawasan Nusantara merupakan pola tindak dan pola pikir dalam melaksanakan

pembangunan nasional.

Wasantara sebagai Wawasan Pertahanan dan Keamanan Negara.

Wawasan Nusantara adalah pandangan geopolitik Indonesia dalam mengartikan tanah

air Indonesia sebagai satu kesatuan yang me-liputi seluruh wilayah dan segenap kekuatan

negara.

Mengingat bentuk dan letak geografis Indonesia yang merupakan suata wilayah lautan

dengan pulau-pulau di dalamnya dan mempunyai letak ekuator besarta segala sifat dan corak

khasnya,maka implementasi nyata dari Wawasan Nusantara yang menjadi kepentingan-

kepentingan pertahanan keamanan negara harus ditegakkan. Realisasi penghayatan dan

pengisian Wawasan Nusantara di satu pihak menjamin keutuhan wilayah nasional dan

melindungi sumber-sumber kekayaan alam beserta penyelarasannya, sedangkan di lain pihak

dapat menunjukkan kedaulatan negara Republik Indonesia.

Untuk dapat memenuhi tuntutan itu dalam perkembangan dunia, maka seluruh potensi

pertahanan ke amanan Negara haruslah sedini mungkin ditata dan di atur menjadi suatu

kekuatan yang utuh dan menyeluruh. Kesatuan pertahanan dan keamanan negara mengandung

arti bahwa ancaman terhadap sebagian wilayah mana pun pada hakikatnya merupakan

ancaman terhadap seluruh bangsa dan negara.

Page 215: Modul PKN

ccxv

Wasantara sebagai Wawasan Kewilayahan

Sebagai faktor eksistensi suatu Negara, wilayah nasional perlu di tentukan batas-

bataasnya agar tidak terjadi sengketa dengan Negara tetangga. Oleh karena itu, pada umumnya

batas-batas wilayah suatu negara dirumuskan konstitusi negara (baik tertulis maupun tidak

tertulis). Namun, UUD’45 tidak memuat secara jelas ketentuan wilayah negara Republik

Indonesia, baik dalam Pembukaan maupun dalam pasal-pasalnya. Adapun pasal-pasal yang

menyebut wilayah/daerah, yaitu:

1. Pada pembukaan UUD’45, alinea IV di sebutkan “…seluruh tumpa darah

Indonesia…”; serta

2. Pasal 18, UUD’45: “Pembagian daerah indnesia atas daerah besar dan kecil…”.

Untuk dapat memahami manakah yang di maksudkan dengan wilayah atau tumpah

darah Indonesia itu, maka perlu ditelusuri pemba_hasan-pembahasan yang terjadi pada siding-

sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), pada Mei s.d.

Juni 1945, yang ditetapkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), sehari

setelah Proklamasi Kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945. Adapun pembahasan-pembahasan

tersebut bersumberkan pada Rancangan UUD dan Piagam Jakarta yang dihasilkan oleh

BPUPKI. Dalam rangkaian siding-sidang BPUPKI bulan Mei s.d. Juni 1945, telah dibahas

masalah wilayah Negara Indonesia merdeka yang lebih populer disebut tanah air atau juga

“tumpah darah” Indonesia.

Dalam sidang-sidang ini yang patut dicatat adalah pendapat Dr. Supomo, S.H. dan

Muh.Yamin, S.H. pada 31 Mei 1945, serta Ir.Sukarno pada 1 Juli 1945.

Supomo menyatakan,antara lain:

“Tentang syarat mutlak lain –lainnya, pertama tentang daerah, saya mufakat dengan

pendapat yang menga-takan: pada dasarnya Indonesia yang harus meliputi batas Hindia

Belanda…” (Setneg RI, tt : 25).

Muh.Yamin menghendaki, antara lain:

“….. bahwa Nusantara terang meliputi Sumatera, Jawa-Madura, Sunda Kecil, Borneo,

Selebes, Maluku-Ambon, dan Semenanjung Malaya, Timor dan Papua…..Daerah

Page 216: Modul PKN

ccxvi

kedaulatan negara Republik Indonesia ialah daerah yang delapan yang menjadi wilayah

pusaka bangsa Indonesia” (Setneg RI, tt : 49).

Sokarno dalam pidaonya, antara lain:

“…Orang dan tempat tidak dapat dipisihkan. Tidak dapat di pisahkan rakyat dari bumi

yang ada di bawah kakinya. … Tempat itu yaitu tanah-air. Tanah-air itu adalah satu

kesatuan. Allah SWT membuat peta dunia, meyusun peta dunia, kita dapat menunjukkan

di mana “kesatuan-kesatuan” di situ. Seorang anak kecil pun, jikalau ia melihat dunia, ia

dapat menunjukakan bahwa kepulauan Indonesia merupakan satu kesatuan…”(Setneg RI,

tt: 66).

Adapun yang disepakati sebagai wilayah negara Indonesia adalah bekas wilayah

Hindia Belanda. Namun, dalam rancangan UUD atau pun dalam keputusan PPKI tentang

UUD 1945 ketentuan tentang wilayah negara Indonesia itu tidak dicantumkan. Hal ini di

jelaskan oleh ketua PPKI__Ir. Sukarno__bahwa dalam UUD yang modern, daerah (=Wilayah)

tidak perlu masuk dalam UUD (Setneg RI, tt: 347). Berdasarkan penjelasan dari Ketua PPKI

tersebut, jelaslah bahwa wilayah, tanah air, atau tumpah darah Indonesia meliputi batas bekas

Wilayah Hindia Belanda.

Untuk menjamin pelestarian kedaulatan, serta melindungi unsur wilayah dan

kepentingan nasional, dibutuhkan ketegasan tentang batas wilayah. Ketegasan batas wilayah

tidak saja untuk mempertahankan wilayah, tetapi juga untuk menegaskan hak bangsa dan

negara dalam pergaulan internasional. Wujud geomorfologi Indonesia berdasarkan

pancasila—dalam arti persatuan dan kesatuan—menuntut suatu konsep kewilayahan yang

memandang daratan/pulau, lautan, serta udara angkasa di atasnya sebagai satu kesatuan

wilayah. Dari dasar inilah, laut bukan lagi sebagai alat pemisah wilayah.

Dalam menentukan batas wilayah negara, Pemerintah RI meng-acu pada Aturan

Peralihan UUD’45, Pasal II—“Segala badan Negara dan peraturan yang ada masih langsung

berlaku, selama belum diadakan yang baru menurut Undang-Undang Dasar ini”—yang

memberlakukan undang-undang sebelumnya. Pemerintah Hindia Belanda telah mengeluarkan

peraturan perundang-undangan wilayah dan termuat dalam Ordonantie tahun 1939 yang

Page 217: Modul PKN

ccxvii

diundangkan pada 26 Agustus 1939 yang dimuat dalam Staatblad No. 422 tahun 1939, tentang

“Territoriale Zee en Maritiem Kringen Ordonantie”.

Berdasarkan ketentuan ordonansi ini, penentuan lebar laut wilayah sepanjang 3 mil laut

dengan cara penarikan garis pangkal berdasarkan garis pasang surut, yang dikenal pula

mengikuti contour pulau/darat. Ketentuan demikian itu mempunyai konsekuensi bahwa secara

hipotetis setiap pulau yang merupakan bagian wilayah negara Republik Indonesia mempunyai

laut territorial sendiri-sendiri.

Sementara itu, di sisi luar atau sisi laut (outer limits) dari tiap-tiap laut territorial

dijumpai laut bebas. Jarak antara satu pulau dengan pulau lain yang menjadi bagian wilayah

negara Republik Indonesia “dipisahkan” oleh adanya kantong-kantong laut yang berstatus

sebagai laut bebas yang berada di luar yuridiksi nasional. Dengan demikian, dalam kantong-

kantong laut nasional tidak berlaku hukum nasional.

Berdasarkan hal itulah, pada 13 Desember 1957 dikeluarkan pengumuman Pemerintah

Republik Indonesia tentang wilayah perairan Negara Republik Indonesia yang dikenal sebagai

“Deklarasi Juanda” – Ir. Juanda pada periode itu sebagai Perdana Menteri Republik Indonesia

– yang pada hakikatnya melakukan perubahan terhadap ketentuan ordonansi pada lembaran

negara (staatblad) No. 442 tahun 1939. Isi pengumuman tersebut sebagai berikut:

1. Cara penarikan batas laut wilayah tidak lagi didasarkan pada garis pasang surut (low water

line), tetapi didasarkan pada system penarikan garis lurus (straight base line) yang diukur

dari garis yang menghubungkan titik-titik ujung yang terluar dari pada pulau-pulau atau

bagian pulau yang termasuk ke dalam wilayah negara Republik Indonesia (= point to point

theory).

2. Penentuan lebar laut wilayah dari 3 mil laut menjadi 12 mil laut. Deklarasi Juanda pada

hakikatnya adalah menerapkan asas archipelago atau Nusantara. Di dalam deklarasi ini

terkandung kepentingan dan tujuan bangsa Indonesia, yaitu keutuhan wilayah negara di

lautan.

Page 218: Modul PKN

ccxviii

Selanjutnya, deklarasi ini diakomodasikan dalam rangkaian peraturan perundang-

undangan sebagai berikut:

1. Undang-Undang No. 4 PRP tahun 1960 tentang perairan Indonesia. Dalam UU ini,

diberikan penjelasan dan kejelasan sebagai berikut:

a. Alasan atau argumentasi perlunya meninjau kembali peraturan tentang penentuan

batas laut wilayah;

b. Makna dan pengertian perairan Indonesia, laut wilayah Indonesia, serta perairan

pedalaman Indonesia.

2. Peraturan Pemerintah No. 8 tahun 1960 tentang lalu-lintas laut damai perairan Indonesia.

Peraturan ini menentukan aturan-aturan, antara lain tentang lalu lintas laut damai

kendaraan air asing di perairan pedalaman, pengertian, dan makna lalu lintas damai

kendaraan asing, serta bentuk dan luas kedaulatan wilayah Nusantara sejak “Deklarasi

Juanda 1957”.

Tantangan Bangsa Indonesia Akibat Deklarasi Juanda

Dengan adanya Deklarasi Juanda, secara yuridis formal negara Indonesia menjadi utuh

tidak terpecah lagi. Hal ini menimbulkan reaksi beberapa negara yang beragam dan dapat

dikatagorikan menjadi 4 macam reaksi sebagai berikut (Kusumaatmaja, 2002: 26):

1. Negara-negara ASEAN termasuk Australia dan kini Timor Leste;

2. Negara-negara yang berkepentingan terhadap usaha perikanan laut;

3. Negara-negara maritim yang memiliki armada angkutan niaga besar; serta

4. Negara maritim besar—terutama negara adidaya—dalam rangka mencapai tujuan strategi

global.

Tidak kalah penting adalah tantangan ke dalam, yakni mema-hami makna negara

kepulauan dan makna “benua maritime” (Zen, 2005). Selain itu, menghilangkan paham bahwa

batas wilayah tidak lagi berdasarkan garis pantai atau contour/coastline base, tetapi atas dasar

base line.

Page 219: Modul PKN

ccxix

C. GEOPOLITIK DAN HUKUM KEWILAYAHAN

Hukum Laut dan Perkembangannya

Perkembangan Sejarah hukum laut tidak lepas dari kemajuan teknologi maritime—

perkapalan dan kepelabuhanan – Belanda dan Inggris, serta orientasi komoditi perdagangan

dunia (Simbolon, 1995). Setelah Perang Salib sampai dengan bagian akhir zaman pencerahan

(renaissance), laut praktis hanya menjadi milik Spanyol dan Portugal sehingga ada semacam

pembagian wilayah yuridiksi dari kedua Negara tersebut. Bagian akhir zaman pencerahan

(renaissance), teknologi maritime Belanda dan Inggris melampaui Spanyol dan Portugal. Oleh

Karena itu, hukum laut banyak ditentukan oleh polemik bangsa Belanda dan Inggris.

Namun, sebelum membahas polemik yang menghasilkan rezim hukum laut, ada baiknya

dibahas terlebih dahulu hakikat laut. Hakikat laut adalah:

1. bebas, merdeka dan bergerak, serta relatif tetap dan tidak mudah dirusak;

2. datar dan tebuka, serta tidak dapat dipakai sembunyi;

3. tidak dapat dikuasai secara mutlak (tidak dapat dikaveling, sulit diberi tanda); serta

4. media untuk bermacam-macam alat angkut, terutama yang bervolume besar.

Dari hakikat tersebut timbul, falsafah hukum laut yang berbuntut pada perebutan wilayah

laut yakni:

1. Res Nullius: Laut tidak ada yang memiliki, karena itu dapat diambil dan dimiliki setiap

negara;

2. Res Communis: Laut milik masyarakat dunia, karena itu tidak dapat diambil/dimiliki

oleh setiap negara.

Belanda dan Inggris merasa bahwa mereka tidak harus tunduk pada negara yang lebih

“primitif”. Oleh karena itu, para ahli hukum dari kedua negara tersebut saling berpolemik

mengeluarkan argumentasi tentang hak atas laut.

1. Hugo Grotius, seorang ahli hukum internasional Belanda memberikan teori “Mare

Liberum” (laut bebas). Laut tidak dapat di kuasai suatu negara dengan jalan “okupasi”

(menduduk), karena itu laut menjadi bebas.

Page 220: Modul PKN

ccxx

2. John Selden, seorang ahli hukum Inggris yang pada tahun 1635 menulis tentang hukum

laut dengan judul, “Mare Clausum” (hak kuasa laut), sebagai jawaban atas teori Grotius.

Menurutnya, setiap negara dapat menguasai laut.

Sebagai koreksi atas tulisan tersebut di atas, Grotius memuat argument bahwa, laut

wilayah dapat dimiliki sepanjang dapat dikuasai dari darat. Ini berarti laut hanya milik negara

pantai. Selanjutnya , Selden menginginkan adanya hak lintas damai bagi kapal-kapal dengan

alasan untuk membeli suplai segar dari negara pantai.

Cornelis Bijenkershoek (seorang Belanda) berpandapat bahwa laut wilayah adalah 3

mil laut dari pantai pada saat pasang surut. Argumentasi ini didasari bahwa jangkauan meriam

kurang lebih 3 mil.Ketentuan ini berlaku hingga tahun 1994, yaitu dengan adanya pengesahan

melalui Sidang Umum PBB, yang merupakan tindak lanjut dari United Nations Convention on

the of the sea—di kenal UNCLOS 1982—berdasarkan persetujuan 118 negara di Montego

Bay, Jamaica, tahun 1982.

Pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia melalui Dekla-rasi tanggal 13

Desember 1957 mengajukan NKRI perlu laut wilaya (territory water) selebar 12 mil laut dari

Garis Pangkal/Garis Dasar (base line) atas dasar “point to point theory”. Dengan demikian,

laut antar pulau menjadi Perairan pedalaman (internal water) Selanjutnya, laut wilayah dan

laut pedalaman dikenalkan sebagai laut Nusantara.

Akibat konvensi hukum laut, timbul bermacam tipe perairan, hal ini tidak terlepas karena

perhatian orang yang besar pada laut. Untuk itu, dibahas beberapa masalah yang menyangkut

hukum laut:

1. Laut Teritorial/Laut Wilayah (Territorial Sea): wilayah laut yang lebarnya tidak

melebihi 12 mil dari garis pangkal/garis dasar (base line). Garis dasar adalah garis yang

menghubungkan titik-titik terluar pulau terluar.

2. Perairan Pedalaman (Internal Waters): wilayah laut sebelah dalam dari daratan/sebelah

dalam dari GP. Negara pantai mempunyai kedaulatan penuh.

Page 221: Modul PKN

ccxxi

3. Zona Tambahan (Contigous Zone): wilayah laut yang lebarnya ti-dak boleh melebihi 12

mil dari Laut Teritorial, merupakan wilayah Negara Pantai untuk melakukan

pengawasan pabean, fiskal, imi-grasi, serta sanitasi dalam wilayah laut territorial.

4. Zona Ekonomi Eksklusif (Exclusive Economic Zone): wilayah laut yang tidak melebihi

200 mil dari GP. Negara yang bersangkutan mempunyai hak berdaulat untuk

kepentingan eksplorasi dan eksploi-tasi, konservasi, dan pengelolaan sumber kekayaan

hayati perairan.

5. Landas Kontinen (Continental Shelf): wilayah laut Negara Pantai meliputi dasar laut dan

tanah di bawahnya, terletak di luar laut teritorial sepanjang merupakan kelanjutan

alamiah wilayah. Jarak 200 mil GP atau maksimal 350 mil, atau tidak melebihi 100 mil

dari kedalaman 2.500 m.

6. Laut Lepas (High Seas): dikenal pula sebagai laut bebas/laut Inter-nasional : Wilayah

laut > 200 mil dari Garis Pangkal.

Dengan adanya ketentuan di atas, Negara lain menuntut beberapa hak—yang

sebenarnya adalah jaminan—dari Negara ke pulauan,antara lain:

1. Lintas: berlayar/bernavigasi melalui laut territorial, termasuk masuk dan keluar perairan

pedalaman untuk singgah di salah satu pelabuhan;

2. Lintas damai: bernavigasi melalui laut teritorial suatu negara sepanjng tidak merugikan

kedamaian, ketertiban,atau keamanan negara yang bersangkutan; serta

3. Lintas transit: bernavigasi melintasi pada selat ynag di gunakan untuk pelayaran

internasional antara laut lepas/ZEE yang lain.

4. Alur Laut Kepulauan:

a. alur laut ditentukan oleh Negara Kepulauan untuk alur laut dan jalur penerbangan di

atasnya yang cocok di gunakan untuk lintas kapal dan jalur pesawat terbang asing;

b. alur yang di tentukan dengan merangkai garis sumbuh pada peta,kapal dan pesawat

terbang tidak boleh melintas lebih dari 25 mil kiri/kanan dan garis sumbuh.

5. Laut Lepas:

a. semua bagian laut yang tak termaksud laut territorial baik perairan pedalam maupun

ZEE;

b. laut terbuka untuk semua negara, baik berpantai maupun tidak berpantai; serta

Page 222: Modul PKN

ccxxii

c. untuk laut lepas semua negara berhak berlayar, terbang riset ilmiah dan menangkap

ikan.

Beberapa Perhatian Manusia Terhadap Laut

1. Perubahan peta bumi terjadi setelah perang dunia ke II karena telah lahir banyak Negara

nasional baru yang memiliki laut. Dengan demikian, perlu di perhatikan:

a. Laut untuk kelangsungan hidup bangsa dan kesejahteraan rakyat;

b. Perlu pengaturan bersama pemanfatan laut dan lingkungan untuk bangsa-bangsa.

2. Kemajuan teknologi berdampak pada meningkatnya kemampuan manusia dalam

memanfatakan laut.

3. Bertambahnya jumlah penduduk harus diimbangi dengan kenaikan produksi, khususnya

dari sumber kekayaan laut.

4. Bagi bangsa Indonesia, laut untuk menjamin integrasi, sarana perhu-bungan dan

tersportasi, serta menjadi salah satu penghidupan, selain itu ditinjau dari segi militer

merupakan wahana pertahanan.

Hukum Dirgantara dan Perkembangannya

Ruang digantara dapat di bagi menjadi dua bagian, yaitu Ruang Udara dan Ruang

Antariksa. Ruang Udara berada di atas suatu wilayah negara dan dikategorikan sebagai Ruang

Udara Nasional atau wilayah kedaulatan negara kolong, yang pemanfaatannya dikendalikan

oleh negara tersebut. Adapun Ruang Antariksa, pemanfaatannya diken-dalikan secara

internasional dan tidak boleh di jadikan subjek negara kolong.

Beberapa teori yang menjadi polemic para hukum di antaranya:

1. Teori Udara Bebas (Air Freedom Theory): bahwa Ruang Udara Be-bas dapat digunakan

siapa saja, karena itu timbul perbedaan persepsi, pembebasan udara tanpa batas atau

kebebasan udara terbatas?;

2. Teori Negara berdaulat di Udara (Ari Sovereignty Theory ): behwa Negara kolong

berdaulat penuh tanpa batas ke atas. Hal ini juga menimbulkan perbedaan persepsi:

kedaulatan negara kolong berdaulat penuh tetapi dibatasi oleh hak lintas damai?;

Page 223: Modul PKN

ccxxiii

3. Masalah Ketinggian. Sampai kini masih belum ada kesepakatan (tahun 1910 pernah di

tentukan batas ketinggian kurang lebih 500 km). Teori penguasaan Cooper menyatakan

bahwa batas ketinggian ditentukan kemampuan teknologi setiap Negara. Sementara itu,

menurut Teori Udara Schacter, bahwa batas ketinggian s.d. 30 km atau s.d. balon dan

pesawat terbang dapat mengapung dan diterbangkan;

4. Batas Wilayah Udara. Cara menentukan wilayah udara ada perbedaan, yaitu apabila ditarik

garis tegak lurus dari permukaan bumi ke atas, luas daratan dan lautan = luas udara, tetapi

ada daerah yang lowong dan dapat menimbulkan masalah. Kemudian, disepakati ditarik

garis dari “pusat bumi” sampai batas ruang angkasa/antariksa yang membentuk kerucut

terbalik. Oleh karena itu, luas daerah udara lebih luas dari pada luas daratan dan lautan.

5. Perjanjian Ruang Antariksa (Space Treaty):

6. Penggunaan damai bagi antariksa. Antariksa dan badan-badannya dianggap menjadi

wilayah internasional. Namun dalam perjanjian ini juga berlaku pemafaatan ruang

antariksa berdasarkan “first come,first serve” yang merugikan negara sedang berkembang.

Indonesia memiliki ruang digantara yang luas,apalagi di bawah khatulistiwa yang memiliki

jalur GSO. Sementara itu, batas ruang udara dan ruang antariksa di tetapkan 100/110 km.

Seperti halnya dengan hukum laut, Indonesia juga menuntut perlakuan yang sama

terhadap ukum udara. Dalamhal ini, Indonesia menuntut berlakunya kedaulatan negara kolong

terhadap Ruang Digantara. Paling sedikit tujuan yang ingin di capai Indonesia ialah Ruang

Udara Indonesia sebagai wilayah udarah (air soverignty) nasional dan ruang antariksa

Indonesia sebagai wilayah kepentingan (air juridiction) ZEE atau landas kontinen, yang

meliputi manfaatan wilayah Geostationary Satellite Orbit (GSO), Medium Earth Orbit

(MEO), Low Earth Orbit (LEO).

Geostationery Satellite Orbit (GSO)

Geostationery Satellite Orbit adalah suatu orbit yang berbentuk cincin terletak pada

enam radian bumi di atas garis khatulistiwa. GSO untuk meletakkan satelit komunikasi agar

satelit tersebut berada pada posisi tetap di ruang angkasa terhadap bumi. Ketinggian

GSO km di atas permukaan bumi. GSO mempunyai tiga keunikan, antara lain:

Page 224: Modul PKN

ccxxiv

1. GSO hanya pada padang khatulistiwa, ruas GSO ada di negara khatulistiwa;

2. Ukuran terbatas, yaitu tebal 30 km lebar 150 km; serta

3. Satelit pada orbit ini akan mengelilingi bumi dari barat ke timurdengan masa orbit 24

jam (23 jam, 56 menit, 4 detik).

Panjang garis khatulistiwa Indonesia 6.110 km, GSO Indonesia 9.997 km atau 12,5%

keliling GSO. GSO menjadi sumberdaya alam terbatas.

Wilayah Nasional Negara Kesatuan Republik Indonesia

1. Masa Penjajahan (Belanda dan Jepang).

Dasar: Ordonansi Laut Teritorial dan Lingkungan Maritim No.422/1939 (territoralle Zee

en Maritiem Krigen Ordonantie No.422/1939)

Ukuran: 3 mil dari garis pantai pada saat pasang surut (low water)

Luar Wilayah: 2 juta km2

2. Setelah Proklamasi s.d. 13 Desember 1957.

Dasar: Ketentuan Peralihan UUD 1945, Konstitusi RIS, UUDS 1950, tetap berlaku

Ordonansi No. 442?1939.

3. Deklarasi Pemerintahan RI tanggal 13 Desember 1957 ( Deklarasi Juanda).

Dasar: Pengumuman Pemerintahan RI tanggal 13 Desember 1957

PEPERPU No. 4/1960 tentang Pemerintahan Indonesia.

Ukuran: 12 mil dari garis pangkal (point to point theory)

Luas Wilayah: bertambah 3,9 juta km2.

4. Deklarasi Pemerintahan RI tanggal 17 Februari 1969 (Landasan Kontinen).

Dasar: Deklarasi Pemerintahan RI tanggal 17 Februari 1969.

UU No. 1/1973 tentang Landasan Kontinen.

Luas Wilayah: Bertambah 0,8 juta km2, menjadi 6,7 km2

5. Pengumuman Pemerintah tahun 1980 (Zone Ekonomi Eksklusif).

Dasar: Pengumuman Pemerintah tentang Zone Ekonomi Eksklusif

UU No. 5/1983 tentang Zone Ekonomi Eksklusif (Pembenahan Kekayaan Alam dan

Potensi Alam).

Luas Wilayah: Bertambah 2,5 juta km2, menjadi 9,2 juta km2

Page 225: Modul PKN

ccxxv

D. GEOPOLITIK DAN OTONOMI DAERAH

Latar Belakang

Sentralisasi pelayanan dan pembinaan kepada rakyat tidak mungkin dilakukan dari

pusat saja. Oleh karena itu, wilayah negara dibagi atas daerah besar dan daerah kecil. Untuk

keperluan tersebut, diperlukan asa dalam mengelola daerah, yang meliputi:

1. Desentralisasi pelayanan rakyat/public. Adapun filsafat yang dianut adalah: Pemerintah

Daerah ada karena ada rakyat yang harus dilayani. Desentralisasi merupakan

powersharing (otonomi formal dan otonomi material). Otonomi daerah bertujuan

memudahkan pelayanan kepada rakyat/publik. Oleh karena itu, output-nya hendaknya

berupa pemenuhan bahan kebutuhan pokok rakyat—public goods—dan peraturan

daerah public regulation—agar rakyat tertib dan adanya kepastian hukum. Kebijakan

desentralisasi mempunyai tujuan politis dan tujuan administrasi, tetapi tujuan utamanya

adalah pelayanan kepada rakyat/publik.

2. Dekonsentrasi: diselenggarakan karena tidak semua tugas-tugas teknis pelayanan kepada

rakyat dapat diselenggarakan dengan baik oleh Pemerintah Daerah (kabupaten/kota).

Dekonsentrasi terdiri atas fungsional (kanwil/kandep) dan integrasi (kepala wilayah).

Pada kenyataanya, otonomi daerah di Indonesia secara luas tidak/belum pernah

terlaksana. Sejak masa masa penjajahan Belanda, Jepang, dan setelah kemerdekaan otonomi

masih dalam bentuk dekonsentrasi.

Pembagian Daerah

Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi,serta

daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota yang masing-masing mempunyai

pemerintah daerah (pasal 2 UU No. 32/2004). Pemerintah provinsi yang berbatasan dengan

laut memiliki kewenangan laut sejauh 12 mil laut diukur dari garis pantai kea rah laut lepas

dan ke arah perairan kepulauan (pasal18 ayat [4] UU No. 32/2004). Asas ini bertentangan

dengan Deklarasi Pemerintaan RI yang telah dilakukan melalui UNCLOS, serta telah

diratifikasi dengan UU No. 6/1996 tentang perairan Indonesia.

Page 226: Modul PKN

ccxxvi

Sehubungan dengan ini, ada yang patut diwaspadai bahwa semangat otonomi

seharusnya tidak menjurus pada semangat pembentukan daerah berdasarkan etnik atau

subkultur. Pada masa penjajahan Belanda, wilayah Indonesia terbagi berdasarkan subkultur

dengan dibentuknya daerah keresidenan. Selanjutnya, wilayah-wilayah tersebut terbagi habis

menjadi provinsi, keresidenan, kabupaten/kota, kewedaan, dan kecamatan.

Globalisasi yang menyebabkan adanya Global Parados (Naisbit, 1987: 55) jangan

sampai menyemangati pemekaran wilayah atas dasar pendekatan kebudayaan sehingga

menimbulkan benturan budaya yang berakibat pecahnya negara nasional (Huntington,

1996:100). Oleh karena itu, perlu adanya perhatian khusus pada wilayah yang dilalui Alur

Laut Kepulauan Riau, Riau Kepulauan, Kalimantan Barat, Bangka-Belitung, Banten,

Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Pulau Lombok, serta Maluku dan Maluku Utara—yang

bebrapa saat lalu hingga kini tetap bergejolak, baik yang berupa konflik fisik maupun konflik

nonfisik (keinginan memisahkan diri dengan membentuk provinsi baru).

Pembagian Kewenangan (UU No.32/2004 tentang Pemerintaan Daerah)

1. Kewenangan Pemerintah (Pasal 10 Ayat [3]):

a. politik luar negeri;

b. pertahanan;

c. keamanan;

d. yustisi;

e. moneter dan fiskal nasional; dan

f. agama.

2. Kewenangan Wajib Pemerintah Daerah Provinsi (Pasal 13)

a. Perencanaan dan pengendalian pembangunan;

b. Perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang;

c. Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat;

d. penyediaan sarana dan prasarana umum;

e. penanganan bidang kesehatan;

f. penyelenggaraan pendidikan dan alokasi sumber daya manusia potensial;

g. penanggulangan masalah sosial llintas kabupaten/kota

Page 227: Modul PKN

ccxxvii

h. pelayanan bidang ketenagakerjaan lintas kabupaten/kota

i. fsilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil, dan menengah, termasuk lintas

kabupaten/kota;

j. pengendalian lingkungan hidup;

k. pelayanan pertanahan termasuk lintas kabupaten/kota

l. pelayanan kependudukan dan pencatatan sipil;

m. pelayanan administrasi umum pemerintahan;

n. pelayanan administrasi penanaman modal termasuk lintas kabupaten/kota

o. penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya yang belum dapat dilaksanakan oleh

kabupaten/kota;

p. urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan.

3. Kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten dan Kota (pada dasarnya sama, tetapi dalam

skala kabupaten/kota, Pasal 14):

a. perencanaan dan pengendalian pembangunan;

b. perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang;

c. penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masayarakat;

d. penyediaan sarana dan prasarana umum;

e. penanganan bidang kesehatan;

f. penyelenggaraan pendidikan;

g. penanggulangan masalah sosial;

h. pelayanan bidang ketenagakerjaan;

i. fsilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil, dan menengah;

j. pengendalian lingkungan hidup;

k. pelayanan pertanahan;

l. pelayanan kependudukan dan pencatatan sipil;

m. pelayanan administrasi umum pemerintahan;

n. pelayanan administrasi penanaman modal;

o. penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya; dan

p. urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan.

Page 228: Modul PKN

ccxxviii

4. Kewenangan Pemerintah Daerah untuk mengelola sumber daya alam dan sumber daya

lainnya di wilayah laut (Pasal 18):

a. eksplorasi, eksploitasi, konservasi, dan pengelolaan laut;

b. pengaturan administrasi;

c. pengaturan tata ruang;

d. penegakan hukum terhadap peraturan yang dikeluarkan oleh daerah atau yang

dilimpahkan kewenangannya oleh Pemerintah;

e. ikut serta pemeliharaan keamanan; dan

f. ikur serta dalam pertahanan kedaulatan negara.

Adapun batas wilayahnya adalah paling jauh 12 mil laut diukur dari garis pantai ke arah

laut lepas dan 1/3-nya menjadi kewenangan daerah kabupaten/kota.

Sumber Penerimaan Pelaksanaan Desentralisasi

U

Membagi adil dan merata hasil potensi masyarakat. Agar adil dan merata, diperlukan aturan

yang baku. Dari ketentuan tersebut, dikeluarkan beberapa istilah tentang dana untuk keperluan

pembinaan wilayah, antara lain:

1. Pendapatan Asli Daerah :

a. pajak daerah;

b.retribusi daerah;

c. hasil pengelolaan kekayaan daerah; dan

d.lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah.

2. Dana Perimbangan Daerah, terdiri atas:

a. dana bagi hasil dari pajak dan sumber daya alam;

b.dana alokasi umum; dan

c. dana alokasi khusus.

3. Pinjaman daerah: daerah dapat meminjam dari dalam negeri dan luar negeri (melalui

Pemerintah Pusat) dengan persetujuan DPR.

4. Lain-lain penerimaan yang sah termasuk Dana Darurat, berasal dari pinjaman APBN.

Page 229: Modul PKN

ccxxix

Daerah Frontier

Banyak pimpinan daerah politisi dan pejabat daerah yang tidak menyadari dan

mendalami makna filosofi otonomi daerah sehingga ada wilayah yang terpencil, bahkan

terisolasi pada era globalisasi. Mereka sering mengabaikan daerah "hinterland' (pedalaman),

tetapi apabila hinterlatid ini berada di tapal batas - batas resmi, yang dikukuhkan melalui

perjanjian internasional dengan negara jiran, daerah ini merupakan daerah "frontier". Daerah

frontier terbentuk karena sifat manusia yang saling bergantung, baik dengan manusia maupun

dengan alam sehingga terjadi simbiosis. Kehidupan masyarakat Indonesia dengan masyarakat

negara jiran menjadi saling mempengaruhi. Akibatnya, terjadi pergeseran batas negara secara

imajiner.

Daerah frontier (Sunardi, 2004: 151) terjadi antara lain:

1. Dorongan ekonomi, berupa kemudahan masyarakat untuk dapat memenuhi kebutuhan

hidup;

2. Dorongan sosial budaya, berupa kesamaan subkultur (suku) dan kemudahan mendapatkan

fasilitas perlindungan masa depan (sekolah, kesehatan/social security, dan lain-lain); serta

3. Dorongan politik, antara lain adanya kepastian hukum dan tidak menutup kemungkinan

adanya tuntutan referendum.

K

Pembinaan wilayah frontier laut hendaknya mendapat prioritas, mengingat banyak pulau-

pulau sepanjang perbatasan yang rawan untuk dikuasai negara tetangga. Dari 91 pulau yang

menjadi titik batas (point) ada 12 pulau yang rawan diserobot oleh negara lain, baik melalui

okupasi diam-diam (silent occupation) maupun melalul penetrasi budaya dan ekonomi. Untuk

itu, perlu berdirinya jawatan pencatatan pulau/pantai yang dikenal sebagal Marine Cadastre.

Rencana Tata Ruang Wilayah

Berkaitan dengan diundangkannya UU No. 32/2004, perlu ditinjau kembali rencana

tata ruang wilayah (RTRW), baik provinsi maupun kabupaten dan kota. Pada saat mengacu

UU No. 22/1999 tentang Pemerintahan Daerah, RTRW Provinsi sudah sesuai, dan telah

menjadi Perda. Namun, RTRW Kabupaten dan Kota masih di bawah 50% yang telah menjadi

Perda (dikukuhkan). Dengan diundangkannya UU No. 32/2004, ternyata perlu mengubah

Page 230: Modul PKN

ccxxx

RTRW. Pengubahan RTRW hendaknya mengacu pada kepentingan nasional, tidak hanya

mengacu pada kepentingan daerah semata (UU No. 24/1992). Oleh karena itu, perlu

standardisasi penataan ruang dan sudah barang tentu mengacu pada asas negara kepulauan.

Selama ini sering RTRW lebih berorientasi pada negara kontinen sehingga upaya pembenahan

pantai kurang berkaitan dengan masalah lingkungan hidup. Kurangnya pemahaman akan

makna hakikat negara Nusantara, menyebabkan meningkatnya kerusakan lingkungan tidak

saja di darat, tetapi juga di daerah maritim. Sebagai contoh, reklamasi pantai utara DKI Jakarta

dengan menebang hutan bakau menimbulkan banjir yang tidak saja menimpa DKI Jakarta,

tetapi juga provinsi lain.

Kasus yang sekarang masih terkatung-katung hingga kini adalah masih adanya limbah

B-3 dari Singapura yang dionggokkan di pulau-pulau Provinsi Kepulauan Riau. Pulau-pulau

tempat teronggoknya limbah B-3 temyata belum terencana peruntukannya oleh Pemerintah,

baik oleh pusat maupun daerah. Masuknya limbah B-3 sebagai barang impor menandakan

bahwa Indonesia masih belum—mungkin tidak—tahu akan bahaya limbah B-3 yang

dimasukkan sebagai pupuk untuk pertanian. Kerusakan lingkungan pada pulau-pulau yang

tidak berpenghuni seperti halnya kasus di atas pada gilirannya akan merugikan masyarakat.

Dari gambaran tersebut, jelaslah bahwa masyarakat dan pemerintah sering

mengabaikan baku mutu lingkungan, yaitu dengan terabaikannya salah satu sektor. Kewajiban

memiliki analisis dampak lingkungan (amdal) sering terabaikan karena kurang disadari oleh

para pejabat di daerah. Padahal, semua komponen masyarakat hendaknya mengacu pada

filsafat yang mendasarinya, yaitu:

1. Pemanfaatan ruang bagi semua kepentingm secara terpadu, berdaya guna dan berhasil

guna, serasi, selaras, dan berkelanjutan;

2. Keterbukaan, persamaan, keadilan, dan perlinclungan hukum.

Dengan menyadari akan filsofi ini, maka akan didapat hal-hal berikut:

1. Tercapainya kelestarian, keserasian, dan keseimbangan antara manusia dan alam;

2. terwujudnya manusia indonesia sebagai insan lingkungan hidup yang memiliki sikap

untuk melindungi dan membina lingkungan hidup;

3. Terjaminnya generasi masa kini clan generasi masa depan;

4. Tercapainya kelestarian lingkungan hidup;

Page 231: Modul PKN

ccxxxi

5. Terkendalinya pemanfaatan sumber daya secara bijaksana; serta

6. Terlindungnya nkri dari dampak kegiatan di luar wilayah nkri yang menyebabkan

pencemaran dan atau perusakan lingkungan hidup. Oleh karena itu, penyusunan rtrw perlu

benar-benar terpadu.

Pendaftaran Wilayah Maritim (Marine Cadastre)

Tanah Air Indonesia memiliki sebanyak 17.504 pulau dan yang bernama hanya 5.703

pulau dan sisanya sebanyak 11.801 belum bernama (Data Mabes TNI, 2005). Akibatnya,

dokumentasi nasional tentang konfigurasi kepulauan Indonesia tidak jelas, bahkan gelap. Ini

juga disebabkan kurangnya perhatian pengambil kebijakan—negarawan, politisi, serta para

pemimpin nonformal—di negeri ini. Walhasil, banyak pulau-pulau yang hilang—dituntut

kepemilikannya oleh negara jiran ataupun menjadi rusak karena alam dan manusia

Indonesia—yang tidak diketahui.

Untuk itu, perlu berdirinya jawatan pencatatan pulau/pantai yang dikenal sebagai

Marine Cadastre. Dengan adanya Marine Cadastre, dengan upaya proaktif, diharapkan

Indonesia mampu menginventarisasi jumlah pulau, lengkap dengan tata letak (koordinat pada

peta taut) dan konfigurasinya—luas, letak, serta ciri flora dan fauna—sehingga akan mudah

bagi Indonesia untuk mendaftarkan diri ke PBB di New York. Adapun keuntungan yang

didapat dari Marine Cadastre, antara lain:

1. Dapat menuntut hak (claim) atas pulau tersebut di wilayah Indonesia apabila diduduki

secara diam-diam oleh negara tetangga;

2. Jangan sampai Indonesia kehilangan pulau, tetapi tidak tabu apa atau pulau mana yang

hilang; serta

3. Memberikan batas wewenang pada daerah otonom tentang batas laut berdasarkan

koordinat tidak berdasarkan perkiraan, seperti sekarang ini yang berakibat pada konflik di

kalangan masyarakat.

Page 232: Modul PKN

ccxxxii

E. Upaya Menghadapi Geopolitik dan Geostrategi Negara Jiran

Dalam menghadapi ASEAN dan Australia, tindakan Indonesia paling tidak :

1. Mewaspadai "silent occupation" dengan pemantapan pembinaan kekuatan maritim;

2. Dalam menghadapi australia dengan proyek australia maritimeidentification zone (amiz),

indonesia harus segera mengidentifikasikan pulau-pulau yang tersebar luas.

3. Dalam menghadapi malaysia dan singapura yang menggunakan kekerasan, perlu

diwaspadai adanya ”five power defence agreement” yang masih berlaku; serta

4. Dengan adanya kunjungan presiden dan wakil presiden ke perbatasan diharapkan akan

meningkatkan rasa nasionalisme rakyat indonesia.

Apabila menghadapi negara yang berkepentingan dengan perikanan:

1. Meningkatkan kemampuan nelayan dari nelayan pantai menjadi nelayan laut, karena itu

nelayan harus belajar membaca peta laut dan menggunakan peralatan navigasi dengan

lebih baik;

2. Pembangunan desa pantai, yang diisi oleh keluarga nelayan/pelaut, tidak seperti sekarang

ini yang masih dibangun oleh petani gunung; serta

3. nelayan ikut memonitor para pengganggu negara yang melakukan pencurian ikan,

pencemaran lingkungan, dan perusakan alat navigasi laut.

Dalam menghadapi negara yang memiliki armada angkutan laut besar yang ingin tetap

berperan dalam era globalisasi:

1. penambahan ALKI sesuai dengan permintaan International Maritime Organization harus

tetap ditolak karena pada hakikatnya akan membuat wilayah Indonesia menjadi terbuka

sehingga kontraproduktif dibandingkan dengan Deklarasi Juanda.

2. ALKI perlu diinformasikan lebih intensif kepada masyarakat maritim Indonesia, dengan

ditindak lanjuti secara proaktif dalam bentuk pengawasan.

Dalam menghadapi negara adidaya yang sejak semula menentang negara Nusantara,

hendaknya Indonesia tetap menolak penambahan ALKI. Penambahan ALKI dapat

mengakibatkan wilayah Indonesia terbuka kembali. Dengan demikian, laut nusantara menjadi

”high seas”.

Page 233: Modul PKN

ccxxxiii

PENUTUP

Dari pembahasan tentang Geopolitik Indonesia, maka dapat disimpulkan sebagai

berikut :

1) Menurut etimologi geopolitik berasal dari dua kata yaitu “geo” yang berarti bumi dan

“politik” yang berhubungan dengan kekuasaan atau pemerintahan, sedangkan menurut

istilah geopolitik adalah suatu studi yang mengkaji masalah-masalah geografi, sejarah dan

ilmu social, dengan merujuk kepada percaturan politik internasional.

2) Geopolitik penting untuk dipelajari dan diketahui karena mengkaji makna strategis suatu

wilayah geografi, yang mencakup lokasi, luas, serta sumber daya alam wilayah Negara

tersebut.

3) Geopolitik indonesia dinamakan wawasan nusantara, yang secara umum didefinisikan

sebagai cara pandang dan sikap bangsa indonesia tentang dirinya yang bhinneka, serta

lingkungan geografinya yang berwujud negara kepulauan berdasarkan pancasila dan UUD

1945.

4) Tujuan bangsa indonesia dilihat dari konsep geopolitknya adalah menjunjung tinggi

kepentingan nasional, serta kepentingan kawasan untuk menyelenggarakan dan membina

kesejahteraan, kedamaian dan budi luhur serta martabat manusia di seluruh dunia.

5) Otonomi daerah adalah kewenangan daerah otonom untuk mengatur dan mengurus

kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi

masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.(Pasal 1 Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah)

6) Pelaksanaan otonomi daerah dipengaruhi oleh faktor-faktor yang meliputi kemampuan si

pelaksana, kemampuan dalam keuangan, ketersediaan alat dan bahan, dan kemampuan

dalam berorganisasi.

SOAL LATIHAN Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini :

1. Jelaskan pengertian geopolitik

2. Jelaskan konsepsi-konsepsi geopolitik

Page 234: Modul PKN

ccxxxiv

3. Gambarkan secara singkat kondisi geopolitik Indonesia

4. Jelaskan wawasan nusantara sebagai landasan geopolitik Indonesia

BAHAN BACAAN

Basrie, Chaidir Drs., M.Si. 1995. Wawasan Nusantara, Wawasan Nasional Indonesia. Serpong: Lembaga Ilmu Humaniora ITI.

Depdiknas. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Ditjen Dikti, 2001. Kapita Selekta Pendidikan Kewarganegaraan (untuk Mahasiswa) bag I & II . Jakarta: Ditjen Dikti Depnas. ---------, 2002. Modul Acuan Proses Pembelajaran MPK Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Ditjen Dikti.

Collins, John M. 1974. Grand Strategy, Principle and Practices. Anna-polis, Ma : US Naval Institutem

Djalal, Hasyim. 1995. Indonesia and the Law of the Sea. Jakarta: C S I S

Huntington, Samuel P. 1996. The Clash of Civilization and the Remaking of the World Order.London. UK: Touchstone Book Co.

Kusumatmadja, Prof. DR. Mochtar. 2003. Konsep Hukum Negara Nusantara Pada Konvensi Hukum Laut III. Bandung: Alumni.

Naisbitt, John (terjemahan). 1994. Global Paradox, Semakin Besar Ekonomi Dunia Semakin Kuat Perusahaan Kecil. Jakarta: Binarupa Aksara.

Ohmae, Kenichi. 1991. The Borderless World, Power and Strategy in the Interlined Economy. London: Fontana.

Simbolon, Parakitri T. 1995, Menjadi Indonesia, Buku I, Akar-akar Kebangsaan Indonesia. Jakarta: Kompas.

Soewarso. 1981. Wawasan Nusantara, Ketahanan Nasional. Hak Cipta.

Sumardi, Juajir. 1996. Hukum Ruang Angkasa (Suatu Pengantar). Jakarta: PT Pradnya Paramita.

Sunardi, R. M. 2004. Pembinaan Ketahanan Bangsa, dalam rangka nemperkokoh keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Jakarta: PT Kuadernita Adidarma.

Suradinata, Ermaya dan Alex Dinuth (Pnyt). 2001. Geopolitik dan Konsepsi Ketahanan Nasional. Jakarta: Paradigma Cipta Tatrigama

Page 235: Modul PKN

ccxxxv

BAB XII GEOSTRATEGI INDONESIA

A. Latar Belakang

Geostrategi merupakan masalah penting bagi setiap bangsa, baik pada masa lampau,

kini, maupun masa mendatang. Geostrategi menjadi sangat penting karena setiap bangsa yang

telah menegara membutuhkan strategi dalam memanfaatkan wilayah negara sebagai ruang

hidup nasional. Semua ini dalam rangka menentukan kebijakan, sarana, dan sasaran

perwujudan kepentingan, serta tujuan nasional melalui pembangunan. Dengan demikian, suatu

bangsa itu tetap eksis dalam arti ideologis, politis, ekonomis, sosial budaya, dan hankam.

Pembukaan UUD 1945 memberikan amanat kepada para penyelenggara negara agar

dalam hidup berbangsa dan negara dalam lingkup nasional diarahkan untuk mewujudkan

upaya melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Selain itu,

untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut serta

melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan

sosial.

Geostrategi Indonesia pada dasarnya adalah strategi nasional bangsa Indonesia dalam

memanfaatkan wilayah negara republik Indonesia sebagai ruang hidup nasional untuk

merancang arahan tentang kebijakan, sarana, serta sasaran pembangunan untuk mencapai

kepentingan dan tujuan nasional tersebut. Geostrataegi Indonesia dirumuskan dalam wujud

Konsepsi "Ketahanan Nasional".

B. Ruang Lingkup

Bahan pembelajaran ini akan membahas :

1. Jelaskan Pengertian geostrategi

2. Jelaskan perkembangan geostrategi Indonesia

3. Jelaskan landasan geostrategi Indonesia

4. Jelaskan konsepsi dasar ketahanan nasional

Page 236: Modul PKN

ccxxxvi

C. Sasaran Pembelajaran Modul

Setelah proses pembelajaran, Mahasiswa diharapkan mampu memahami dan menganalisis

konsep Geostiategi Indonesia yang berupa konsep Ketahanan Nasional Indonesia

Melalui pembelajaran ini mahasiswa diharapkan dapat :

1. Menjelaskan pengertian Ketahanan Nasional;

2. Menggambarkan keterkaitan berbagai aspek Ketahanan Nasional;

3. Menggunakan konsep Ketahanan Nasional dalam memecahkan persoalan atau

mencari solusi persoalan yang muncul dalam masyarakat;

4. Menyadari bahwa Ketahanan Nasional sangat diperlukan dalam kehidupan berbangsa

dan bernegara; serta

5. Menganalisis isu-isu aktual berdasarkan perspektif Ketahanan Nasional.

Page 237: Modul PKN

ccxxxvii

URAIAN BAHAN PEMBELAJARAN

A. Pengertian Geostrategi Dan Geostrategi Indonesia

a. Pengertian Geostrategi

Geostartegi merupakan strategi dalam memanfaatkan konstelasi geografi negara untuk

menentukan kebijakan, tujuan, serta sarana-sarana untuk mencapai tujuan nasional.

Geostrategi dapat pula dikatakan sebagai pemanfaatan kondisi lingkungan dalam upaya

mewujudkan tujuan politik.

b. Pengertian Geostrategi Indonesia

Merupakan strategi dalam memanfaatkan konstelasi geografi negara Indonesia untuk

menentukan kebijakan, tujuan, dan sarana-sarana untuk mencapai tujuan nasional bangsa

Indonesia. Geostrategi Indonesia memberi arahan tentang bagaimana merancang strategi

pembangunan untuk mewujudkan masa depan yang lebih baik, aman, dan sejahtera. Oleh

karena itu, geostrategi Indonesia bukanlah merupakan geopolitik untuk kepentingan

politik dan perang, melainkan untuk kepentingan kesejahteraan dan keamanan.

B. Perkembangan Konsep Geostrategi Indonesia

Pada awalnya pengembangan awal geostrategi Indonesia digagas Sekolah Staf dan

Komando Angkatan Darat (SESKOAD) Bandung tahun 1962. Isi konsep geostrategi

Indonesia yang tenimus adalah pentingnya pengkajian terhadap perkembangan lingkungan

strategi di kawasan Indonesia yang ditandai dengan meluasnya pengaruh Komunis.

Geostrategi Indonesia pada waktu itu dimaknai sebagai strategi untuk mengembangkan

dan membangun kemampuan teritorial dan kemampuan gerilya untuk menghadapi

ancaman komunis di Indocina.

Pada tahun 1965-an lembaga ketahanan nasional mengembangkan konsep

geostrategi Indonesia yang lebih maju dengan rumusan sebagai berikut: Bahwa geostrategi

Indonesia harus berupa sebuah konsep strategi untuk mengembangkan keuletan dan

daya tahan, juga untuk mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan

Page 238: Modul PKN

ccxxxviii

menangkal ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan, baik bersifat internal maupun

ekstemal. Gagasan ini agak lebih progresif, tapi tetap terlihat konsep geostrategi Indonesia

baru sekadar membangun kemampuan nasional sebagai faktor kekuatan penangkal bahaya.

Sejak tahun 1972 Lembaga Ketahanan Nasional terus melakukan pengkajian tentang

geostrategi Indonesia yang lebih sesuai dengan konstelasi Indonesia. Pada era itu konsepsi

geostrategi Indonesia dibatasi sebagai metode untuk mengembangkan potensi ketahanan

nasional dengan pendekatan keamanan dan kesejahteraan untuk menjaga identitas

kelangsungan serta integritas nasional sehingga tujuan nasional dapat tercapai.

Terhitung mulai tahun 1974 geostrategi Indonesia ditegaskan wujudnya dalam

bentuk rumusan ketahanan nasional sebagai kondisi, metode, dan doktrin dalam

pembangunan nasional. Pengembangan konsep geostrategi Indonesia bahkan juga

dikembangkan oleh negara-negara yang lain dengan bertujuan :

a. Menyusun dan mengembangkan potensi kekuatan nasional, baik yang berbasis

pada aspek ideologi, politik, sosial budaya, dan hankam, maupun aspek-aspek

alamiah. Hal ini untuk upaya kelestarian dan eksistensi hidup negara dan bangsa

dalam mewujudkan cita-cita proklamasi dan tujuan nasional.

b. Menunjang tugas pokok pemerintahan Indonesia dalam:

1 ) menegakkan hukum dan ketertiban (law and order),

2) terwujudnya kesejahteraan dan kemakmuran (welfare and prosperity),

3) terselenggaranya pertahanan dan keamanan (defense and prosperity),

4) terwujudnya keadilan hukum dan keadilan sosial (yuridical justice and social

justice), serta

5) tersedianya kesempatan rakyat untuk mengaktualisasikan din (freedom of the

people).

Geostrategi Indonesia sebagai pelaksanaan geopolitik Indonesia memiliki dua sifat

pokok sebagai benkut.

Page 239: Modul PKN

ccxxxix

a. Bersifat daya tangkal. Dalam kedudukannya sebagai konsepsi penangkalan,

geostrategi Indonesia ditujukan menangkal segala bentuk ancaman, gangguan,

hambatan, dan tantangan terhadap identitas, integritas, serta eksistensi bangsa dan

negara Indonesia.

b. Bersifat developmental/pengembangan, yaitu pengembangan potensi kekuatan

bangsa dalam ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan hankarn sehingga

tercapai kesejahteraan rakyat.

C. Ketahanan Nasional Sebagai Perwujudan Geostrategi Indonesia

a. Perkembangan Konsep Pengertian Tannas

1) Gagasan Tannas oleh Seskoad tahun 1960-an.Tannas adalah pertahanan wilayah

oleh seluruh rakyat.

2) Gagasan Tannas oleh Lemhanas tahun 1963-an.Tannas adalah keuletan dan daya

tahan nasional dalam menghadapi segala kekuatan, baik yang datang dari luar

maupun dan dalam yang langsung ataupun tidak langsung membahayakan

kelangsungan negara dan bangsa Indonesia.

3) Gagasan Tannas oleh Lemhanas tahun 1969-an. Tannas adalah keuletan dan daya

tahan nasional dalam menghadapi segala ancaman, baik yang datang dari luar

maupun dari dalam yang langsung ataupun tidak langsung membahayakan

kelangsungan negara dan bangsa Indonesia.

4) Gagasan Tannas berdasar SK Menhankam/Pangab No.

SKEP/1382/XG/1974.Ketahanan Nasional adalah merupakan kondisi dinamis

suatu bangsa berisi keuletan dan. ketangguhan yang mengandung kemampuan

mengembangkan kekuatan nasional di dalam menghadapi dan mengatasi segala

ancaman, gangguan, dan tantangan, baik yang datang dari dalam maupun dari

luar yang langsung ataupun tidak langsung, membahayakan integritas, identitas,

kelangsungan hidup bangsa dan negara, serta perjuangan nasional.

5) Gagasan Tannas menurut GBHN 1978-1997.Tannas adalah kondisi dinamis yang

merupakan integrasi dari kondisi tiap aspek kehidupan bangsa dan negara.

Page 240: Modul PKN

ccxl

b. Hakikat Ketahanan Nasional

Pada hakikatnya Ketahanan Nasional adalah kemampuan dan ketangguhan

suatu bangsa untuk dapat menjamin kelangsungan hidupnya menuju kejayaan

bangsa dan negara. Ketahanan nasional ini bergantung pada kemampuan bangsa dan

seluruh warga negara dalam membina aspek alamiah serta aspek sosial sebagai

landasan penyelenggaraan kehidupan nasional di segala bidang. Ketahanan

Nasional mengandung makna keutuhan semua potensi yang terdapat dalam wilayah

nasional, baik fisik maupun sosial, serta memiliki hubungan erat antargatra di

dalamnya secara komprehensif integral. Kelemahan salah satu bidang akan

mengakibatkan kelemahan bidang yang lain, yang dapat memengaruhi kondisi

keseluruhan.

c. Sifat-Sifat Ketahanan Nasional.

Untuk mewujudkan ketahanan nasional, dilaksanakan dengan mengelola dan

menyelenggarakan kesejahteraan dan keamanan terhadap sistem kehidupan nasional.

Sebagai konsepsi pengaturan dan penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan

bernegara, metode pendekatan dan pengkajian ketahanan nasional terdiri atas

pendekatan keamanan dan pendekatan kesejahteraaan. Sifat-sifat ketahanan nasional

adalah sebagai benkut :

1) manunggal;

2) mawas ke dalam;

3) kewibawaan;

4) berubah menurut waktu;

5) tidak membenarkan sikap adu kekuasaan dan adu kekuatan;

6) percaya pada din sendiri; serta

7) tidak bergantudg pada pihak lain.

Page 241: Modul PKN

ccxli

d. Konsepsi Dasar Ketahanan Nasonal

1) Model Astagatra

Model ini merupakan perangkat hubungan bidang-bidang kehidupan manusia

dan budaya yang berlangsung di atas bumi ini dengan memanfaatkan segala

kekayaan alam yang dapat dicapai dengan menggunakan kemampuannya.

Model yang dikembangkan oleh Lemhanas ini menyiinpulkan adanya 8 unsur

aspek kehidupan nasional yaitu:

a) Aspek Trigatra Kehidupan Alamiah:

(1) Gatra letak dan kedudukan geografi;

(2) Gatra keadaan dan kekayaan alam; serta

(3) Gatra keadaan dan kemampuan penduduk.

b) Aspek Pancagatra Kehidupan Sosial:

(1) Gatraldeologi,

(2) Gatra Politik,

(3) Gatra-Ekonomi,

(4) Gatra Sosial Budaya, dan

(5) Gatra Pertahanan Keamanan.

2) Model Morgenthau

Model ini bersifat deskriptif kualitatif dengan jumlah gatra yang cukup

banyak. Bila model Lemhanas berevolusi dan observasi empiris perjalanan

perjuangan bangsa, maka model ini diturunkan secara analitis. Dalam analisisnya,

Morgenthau menekankan pentingnya kekuatan nasional dibina dalam kaitairnya

dengan negara-negara lain. Artinya, ia menganggap pentingnya perjuangan

untuk mendapatkan power position dalam satu kawasan. Sebagai konsekuensinya,

maka terdapat advokasi untuk memperoleh power position sehingga muncul

strategi ke arah balanced power.

Page 242: Modul PKN

ccxlii

3) Model Alfred Thayer Mahan

Mahan dalam bukunya "The Influence Seapower on History" mengatakan

bahwa kekuatan nasional suatu bangsa dapat dipenuhi apabila bangsa tersebut

memenuhi unsur-unsur sebagai berikut:

a) Letak geografi

b) Bentuk atau wujud bumi

c) Luas wilayah

d) Jumlah penduduk

e) Watak nasional atau bangsa

f) Sifat pemerintahan

4) Model Cline

Cline melihat suatu negara dan luar sebagaimana dipersepsikan oleh negara

lain. Baginya hubungan antemegara pada hakikatnya amat dipengaruhi oleh

persepsi suatu negara terhadap negara lainnya, termasuk di dalamnya persepsi atau

sistem penangkalan dan negara lainnya.

Menurut Cline suatu negara akan muncul sebagai kekuatan besar apabila ia

memiliki potensi geografi besar atau negara secara fisik yang wilayahnya besar

dan memiliki sumber daya manusia yang besar pula. Model ini mengatakan bahwa

suatu negara kecil bagaimanapun majunya tidak akan dapat memproyeksikan

diri sebagai negara besar. Sebaliknya, suatu negara dengan wilayah yang besar,

tetapi jumlah penduduknya kecil juga tidak akan menjadi negara besar walaupun

berteknologi maju.

e. Komponeri Strategi Astagatra

Komponen strategi Astagatra merupakan perangkat hubungan bidang-bidang

kehidupan manusia dan budaya yang berlangsung di atas bumi ini. Dengan

memanfaatkan dan menggunakan secara memadai segala komponen strategi tersebut,

dapat dicapai peningkatan dan pengembangan kemampuan nasional.

Page 243: Modul PKN

ccxliii

1) Trigatra

Komponen strategi trigatra ialah gatra geografi, sumber kekayaan alam, dan

penduduk. Trigatra merupakan kelompok gatra yang tangible atau bersifat

kehidupan alamiah.

2) Pancagatra

Komponen strategi pancagatra adalah gatra ideologi, politik, ekonomi, sosial

budaya, dan pertahanan keamanan. Pancagatra merupakan kelompok gatra yang

intangible atau bersifat kehidupan sosial.

f. Hubungan Komponen Strategi Antargatra

Hubungan komponen strategi antargatra dalam trigatra dan pancagatra. serta

antargatra itu sendiri terdapat hubungan timbal balik yang erat dan lazim disebut

hubungan (korelasi) dan ketergantungan (interdependency). Oleh karena itu,

hubungan komponen strategi dalam trigatra dan pancagatra tersusun secara utuh

menyeluruh (komprehensif integral) di dalam komponen strategi astagatra.

Page 244: Modul PKN

ccxliv

PENUTUP

Dalam negara republik Indonesia yang berdasarkan ketuhanan yang maha esa menurut

dasar kemanusiaan yang adil dan beradab, prinsip keadilan merupakan hal yang senantiasa

ditegakkan karena keadilan adalah daya hidup manusia. Kondisi rasa keadilan merupakan

tolak ukur yang kongkrit bagi terwujudnya ketahanan nasional dalam pengertian kualitas dan

tujuan ( in terms of quality-in terms of output ).

Lemah dan teguhnya kondisi ketahanan nasional sangat ditentukan oleh terpenuhinya

rasa keadilan sosial, sebab “musuh utama” dari bangsa Indonesia adalah “ketidakadilan

sosial”. Oleh karena itu, kondisi demikian akan membawa implikasi yang sangat luas terhadap

eksistansi bangsa dan negara. Dengan demikian kondisi ketahanan nasional erat kaitannya

dengan kondisi rasa keadilan. Adapun perumusannya, yaitu ketahanan nasional adalah

integrasi kondisi keadilan disegenap aspek sistem kehidupan masyarakat Indonesia.

SOAL LATIHAN Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini :

1. Jelaskan Pengertian geostrategi

2. Jelaskan perkembangan geostrategi Indonesia

3. Jelaskan landasan geostrategi Indonesia

4. Jelaskan konsepsi dasar ketahanan nasional

BAHAN BACAAN

Ichlasul Amal, Armaidy Armawi (ed). 1996. Sumbangan ilmu Sosial Terhadap Ketahanan Nasional. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta. -----------------, (ed). 1997. Keterbukaan Informasi dan Ketahanan Nasional. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta. -----------------, (ed). 1998. Regionalisme.Nasionalisme dan Ketahanan Nasional. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta. Lemhanas. 1996. Kewiraan Untuk Mahasiswa. Diterbitkan dengan Kerja Sama Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Depdikbud dan Gramedia: Jakarta.

Page 245: Modul PKN

ccxlv

----------------, 2004. Pendidikan Kewarganegaraan. Gramedia: Jakarta.

Sunardi, RM. 2004. Pembinaan Ketahanan Bangsa. PT Kuatemita Adidarma: Jakarta.

Nasution, A H. 1977. Sishankamrata/Ketahanan Nasional. Jakarta, Mimeo: Jakarta.

Santoso, Budi. S.S.2002. Peranan Para Pemimpin dan Patriot Bangsa dalam Mempertahankan Kelangsungan Hidup Bangsa dan Negara. Jumal Ketahanan Nasional. Program Studi Ketahanan Nasional S.Ps-UGM: Yogyakarta.

Suniodiningrat, Gunawan. 2001. Pembangunan Ekonomi dan Inlegrasi Bangsa. Jurnal Ketahanan Nasional. Program Studi Ketahanan Nasional S.Ps - UGM: Yogyakarta.

Suryohadiprojo, Sayidiman.2001. Integrasi Bangsa, Jumal Ketahanan Nasional. Program Studi Ketahanan Nasional S.Ps-UGM: Yogyakarta.

Page 246: Modul PKN

ccxlvi

EVALUASI

A. KONTRAK PEMBELAJARAN 1. Manfaat Mata Kuliah

Mata kuliah ini diharapkan dapat memberikan manfaat beruapa menjadikan ilmuan dan

profesional yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air; demokratis yang berkeadaban.

Serta menjadi warga negara yang memiliki daya saing;berdisiplin; dan berpartisipasi aktif

dalam membangun kehidupan yang damai berdasarkan sistem pancasila.

2. Deskripsi Mata Kuliah

Matakuliah ini merupakan penggabungan dua materi inti kurikulum nasional yaitu

pendidikan pancasila dan pendidikan kewarganegaraan. Pendidikan pancasila diarahkan pada

materi pancasila sebagai sistem filsafat, etika, idiologi bangsa dan sistem konstitusi serta

sistem politik dan ketatanegaraan indonesia. Adapun pendidikan kewarganegaraan diarahkan

pada materi civic, democrasi dan citizenship education serta muatan PPBN (pendidikan

pendahuluan bela negara) secara parsial berupa wawasan kebangsaan dan konsep ketahanan

nasional.

3. Tujuan Pembelajaran

Pada akhir pembelajaran mata kuliah ini, mahasiswa diharapkan mampu : 1. Mahasiswa dapat memahami latar belakang, tujuan dan kompetensi pendidikan

kewarganegaraan 2. Mahasiswa dapat memahami nilai-nilai jati diri bangsa melalui pengkajian aspek ontologi,

epistemologi, dan aksiologi filsafat Pancasila sehingga dengan pemahaman tersebut dapat tumbuh personal wisdom yang integratif dalam dimensi kompentensi kewarganegaraan (civic knowledge, civic skills, civic commitment, civic convidence, dan civic competence).

3. Mahasiswa dapat memahami pancasila sebagai idiologi bangsa dan negara 4. Mahasiswa dapat mengenali karakteristik identitas nasional sehingga dapat memiliki daya

tangkal terhadap berbagai hal yang akan menghilangkan identitas nasional indonesia 5. Mahasiswa dapat menjelaskan konsep dasar ketatanegaraan secara konstitusional, Hasil

Amandemen UUD 1945 dan Hubungan Antara Lembaga- Lembaga 6. Mahasiswa dapat mengenali masalah-masalah strategis dalam politik dan strategi nasional 7. Mahasiswa dapat mengerti, memahami tentang demokrasi dan pendidikan demokrasi, serta

dapat mengembangkan sikap demokrasi dalam kehidupannya sehari-hari. 8. Mahasiswa dapat mengidentifikasi dan menganalisis HAM.

Page 247: Modul PKN

ccxlvii

9. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami aturan hukum di indonesia serta memiliki kesadaran tentang pentingnya rule of law dalam konteks kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

10. Mahasiswa dapat mengidentifikasi dan menganalisis Hak dan Kewajiban warga Negara 11. Mahasiswa dapat memahami Geo Politik Indonesia 12. Mahasiswa dapat memahami dan menganalisis konsep Geostiategi Indonesia yang berupa

konsep Ketahanan Nasional Indonesia

Bagan 1. Skema Materi Perkuliahan Pendidikan Kewarganegaraan

1. Menjadi ilmuan dan profesional yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air; demokratis yang berkeadaban.

2. Menjadi warga negara yang memiliki daya saing;berdisiplin; dan berpartisipasi aktif dalam membangun kehidupan yang damai berdasarkan sistem pancasila

↑ GEOSTRATEGI INDONESIA

↑ GEOPOLITIK INDONESIA

↑ HAK DAN KEWAJIBAN WN

↑ HAM DAN RULE OF LAW

↑ DEMOKRASI INDONESIA

↑ POLITIK DAN STRATEGI

Sistem konstitusi Sistem politik dan ketatanegaraan Indonesia

↑ IDENTITAS NASIONAL

↑ FILSAFAT PANCASILA

Pancasila sebagai sistem Filsafat Pancasila sebagai Ideologi Bangsa dan Negara

↑ LATAR BELAKANG, TUJUAN DAN KOMPETENSI

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Page 248: Modul PKN

ccxlviii

4. Strategi Pembelajaran

Metode : SCL

Model : Collaboratif Learning

YANG DILAKUKAN

MAHASISWA

YANG DILAKUKAN

DOSEN

KEMAMPUAN YANG

BISA DIPEROLEH

MAHASISWA

Bekerja sama dengan

anggota kelompoknya

dalam mengerjakan tugas

Merancang tugas yang

bersifat open ended. Penghargaan

Membuat rancangan proses

dan bentuk penilaian

berdasarkan konsensus

kelompoknya sendiri.

Sebagai fasilitator dan

motivator

Apresiasi pendapat/toleansi

Networking

Share vision

Group decision making

Time management

Mata kuliah ini menggunakan metode collaboratif learning yang diawali dengan

kuliah/ceramah dengan topik tertentu sesuai dengan pokok pembelajaran. Kemudian

dilanjutkan dengan tanya jawab dan diskusi kelompok untuk mencari kesepahan terhadap

materi yang dipelajari. Selanjutnya diberikan tugas mandiri dan tugas kelompok dengan

maksud labih memahami materi dan memperkaya pengetahuan dengan berbagai referensi yang

didapatkan dari perpustakaan maupun dari sumber lainya, baik dari internet maupun dari

media massa lainnya.

Minggu berikutnya dilanjutkan pada materi selanjutnya dengan kembali memulai

proses sebelumya yaitu kuliah interaktif dan dilanjutkan dengan tugas kelompok dan tugas

individu yang kemudian diskusikan. Diskusi kelompok yang dilakukan dalam bentuk diskusi

panel dikelas yang mana seluruh peserta mata kuliah dapat berkonstrubusi dalam proses

tersebut.

Page 249: Modul PKN

ccxlix

5. Tugas

1. Sesuai dengan strategi pembelajaran (Collaboratif Learning) maka:

a. Setiap kelas dibagi menjadi 11 (sebelas) kelompok diskusi, sesuai dengan jumlah

substansi materi Pend. Kewarganegaraan

b. Setiap kelompok membuat makalah kelompok sesuai dengan subtansi materi yang

ditugaskan.

c. Setiap kelompok diskusi mempresentasikan materi dalam bentuk Microsoft Power

Point (sesuai jadwal pada GBRP)

PEMBAGIAN KELOMPOK DISKUSI

KKEELLOOMMPPOOKK MMAATTEERRII

II PPAANNCCAASSIILLAA SSEEBBAAGGAAII SSIISSTTEEMM FFIILLSSAAFFAATT IIII PPAANNCCAASSIILLAA SSEEBBAAGGAAII IIDDEEOOLLOOGGII NNAASSIIOONNAALL IIIIII IIDDEENNTTIITTAASS NNAASSIIOONNAALL IIVV SSIISSTTEEMM KKOONNSSTTIITTUUSSII VV PPOOLLIITTIIKK DDAANN SSTTRRAATTEEGGII VVII DDEEMMOOKKRRAASSII IINNDDOONNEESSIIAA VVIIII HHAAKK AAZZAASSII MMAANNUUSSIIAA VVIIIIII RRUULLEE OOFF LLAAWW IIXX HHAAKK DDAANN KKEEWWAAJJIIBBAANN WWNN XX GGEEOOPPOOLLIITTIIKK IINNDDOONNEESSIIAA XXII GGEEOOSSTTRRAATTEEGGII IINNDDOONNEESSIIAA

2. Persyaratan tugas kelompok Pemateri :

a. Syarat tugas “makalah kelompok” :

• Struktur Makalah (Sampul, Kata Pengantar, Daftar Isi, Pendahuluan, Pembahasan,

Penutup, Daftar Pustaka)

• Ruang lingkup Pembahasan sesuai dengan sasaran tugas dan kasus yang

ditetapkan.

• Makalah diketik computer pada kertas ukuran kwarto, huruf times new roman 12,

spasi 1 ½, warna sampul (sesuai kesepakatan kelas)

• Makalah dikumpul dalam bentuk soft copy dan hard copy

– Hard Copy dikumpul pada saat diskusi

– Soft Copy (CD) dikumpul satu minggu setelah diskusi.

Page 250: Modul PKN

ccl

b. Syarat tugas “power point ”

• Microsoft Office Power Point

• Memenuhi kaidah-kaidah power point berisi kalimat kunci/ kata- kata kunci

(Singkat,padat,jelas dan menarik)

• Soft Copy (CD) dikumpul bersama Soft Copy Makalah Kelompok

3. Tugas Kelompok/Mahasiswa peserta :

a. Kelompok Peserta

• Sub-Materi yang didiskusikan pada minggu perkuliahan dibagi pada kelompok

yang tidak mempresentasi.

• Setiap kelompok peserta diwakili salah seorang anggota menjelaskan sub materi

yang ditugaskan (Power Point maks. 2 slide).

• Membuat pertanyaan kelompok maksimal 2 (dua) pertanyaan dan dikumpulkan

diawal perkuliahan.

b. Mahasiswa Peserta

• Setiap peserta mencermati sub-materi yang menjadi tugasnya untuk diumpan balik

• Setiap peserta membuat paper sesuai dengan sub tema yang ditugaskan diketik

komputer pada kertas ukuran kwarto, huruf times new roman 12, spasi 1 ½,

dikumpulkan diakhir sesi perkuliahan.

c. Pembagian Sub materi setiap kelompok peserta :

Kelompok I : Pancasila Sebagai Sistem Filsafat

SSUUBB MMAATTEERRII KKEELLOOMMPPOOKK HHiieerraarrkkhhii// JJeennjjaanngg PPeennggeettaahhuuaann IIII PPeerrbbaannddiinnggaann ffiillssaaffaatt ddeennggaann iillmmuu ppeennggeettaahhuuaann IIIIII,, IIVV IIllmmuu ffiillssaaffaatt ddaann ccaabbaanngg--ccaabbaannggnnyyaa VV PPaannccaassiillaa SSeebbaaggaaii SSiisstteemm FFiillssaaffaatt VVII PPeennggeerrttiiaann ssiisstteemm VVIIII PPaannccaassiillaa sseebbaaggaaii ssiisstteemm ffiillssaaffaatt ((oonntt,,eeppiiss,,aakkssiioollooggii)) VVIIIIII PPookkookk--ppookkookk ssiillaa ppaannccaassiillaa ((iissii aarrttii ppaannccaassiillaa)) IIXX FFuunnggssii ddaann ttuujjuuaann ffiillssaaffaatt ppaannccaassiillaa XX FFiillssaaffaatt PPaannccaassiillaa DDllmm KKoonntteekkss PPKKNN XXII

Page 251: Modul PKN

ccli

Kelompok II : Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa Dan Negara

SSUUBB MMAATTEERRII KKEELLOOMMPPOOKK PPeennggeerrttiiaann iiddeeoollooggii II IIssii iiddeeoollooggii IIIIII PPaannccaassiillaa iiddeeoollooggii nnaassiioonnaall IIVV--VVII DDiimmeennssii--ddiimmeennssii iiddeeoollooggii VVIIII IIddeeoollooggii tteerrbbuukkaa ,, iiddeeoollooggii tteerrttuuttuupp VVIIIIII IIddeeoollooggii bbaannggssaa--bbaannggssaa ddiidduunniiaa IIXX,, XX RReeffoorrmmaassii ssoossiioo mmoorraall XXII

Kelompok III : Identitas Nasional

SSUUBB MMAATTEERRII KKEELLOOMMPPOOKK LLaattaarr BBeellaakkaanngg ddaann PPeennggeerrttiiaann II MMuuaattaann ddaann UUnnssuurr--uunnssuurr IIII,,IIVV KKeetteerrkkaaiittaann GGlloobbaalliissaassii ddeennggaann IIddeennttiittaass NNaassiioonnaall VV,,VVII KKeetteerrkkaaiittaann IInntteerrggrraassii NNaassiioonnaall ddaann IIddeennttiittaass NNaassiioonnaall VVIIII,,VVIIIIII PPaahhaamm NNaassiioonnaalliissmmee IIXX RReevviittaalliissaassii PPaannccaassiillaa sseebbaaggaaii PPeemmbbeerrddaayyaaaann IIddeennttiittaass NNaassiioonnaall

XX,,XXII

Kelompok IV : Sistem Konstitusi

SSUUBB MMAATTEERRII KKEELLOOMMPPOOKK KKoonnssttiittuussii II--IIIIII DDiinnaammiikkaa ppeellaakkssaannaaaann UUUUDD 11994455 VV--VVIIII LLeemmbbaaggaa NNeeggaarraa VVIIIIII--XXII

Kelompok V : Politik Dan Strategi

SSUUBB MMAATTEERRII KKEELLOOMMPPOOKK PPeennggeerrttiiaann ppoolliittiikk,, ssttrraatteeggii,, ddaann ppoollssttrraannaass II--IIII SSttrraattiiffiikkaassii ppoolliittiikk nnaassiioonnaall IIIIII--IIVV PPoolliittiikk ppeemmbbaanngguunnaann nnaassiioonnaall ddaann mmaannaajjeemmeenn nnaassiioonnaall.. VVII--VVIIIIII PPeerrmmaassaallaahhaann ddaann aaggeennddaa ppeemmbbaanngguunnaann nnaassiioonnaall ttaahhuunn 22000044--22000099 IIXX--XXII

Kelompok VI: Demokrasi Indonesia

SSUUBB MMAATTEERRII KKEELLOOMMPPOOKK MMaakknnaa ddeemmookkrraassii.. II BBeennttuukk--bbeennttuukk ddeemmookkrraassii.. IIII,,IIIIII KKeeuunngggguullaann ddeemmookkrraassii.. IIVV NNiillaaii--nniillaaii ddeemmookkrraassii.. VV MMaaccaamm--mmaaccaamm ddeemmookkrraassii yyaanngg ppeerrnnaahh bbeerrllaakkuu ddii iinnddoonneessiiaa..

VVIIII,,VVIIIIII

DDeemmookkrraassii ddaann ppeellaakkssaannaaaannnnyyaa ddii iinnddoonneessiiaa.. IIXX,,XX PPeennddiiddiikkaann ddeemmookkrraassii XXII

Page 252: Modul PKN

cclii

Kelompok VII: Hak Azasi Manusia

SSUUBB MMAATTEERRII KKEELLOOMMPPOOKK PPeennggeerrttiiaann ddaann rruuaanngg lliinnggkkuupp HHAAMM II,,IIII SSeejjaarraahh HHAAMM IIIIII HHaakk aassaassii ddaallaamm UUUUDD 11994455 IIVV HHAAMM MMeennuurruutt UUUU NNOO 3399 TTHH11999999 VV,,VVII KKeewwaajjiibbaann AAssaassii MMaannuussiiaa VVIIII HHAAMM ppaaddaa ttaattaannaann gglloobbaall;; sseerrttaa IIXX HHAAMM ddii IInnddoonneessiiaa:: PPeerrmmaassaallaahhaann ddaann ppeenneeggaakkaannnnyyaa XX,,XXII

Kelompok VIII: Rule Of Law

SSUUBB MMAATTEERRII KKEELLOOMMPPOOKK LLaattaarr BBeellaakkaanngg RRuullee ooff LLaaww II PPeennggeerrttiiaann ddaann LLiinnggkkuupp RRuullee ooff llaaww;; IIII IIssuu--IIssuu RRuullee ooff LLaaww,, IIIIII,,IIVV PPrriinnssiipp--pprriinnssiipp RRuullee ooff LLaaww SSeeccaarraa FFoorrmmaall ddii IInnddoonneessiiaa;; VV,,VVII PPrriinnssiipp--PPrriinnssiipp RRuullee ooff LLaaww SSeeccaarraa HHaakkiikkii ddaallaamm PPeennyyeelleennggggaarraaaann PPeemmeerriinnttaahhaann ddii IInnddoonneessiiaa;; sseerrttaa

VVIIIIII,,IIXX

SSttrraatteeggii PPeellaakkssaannaaaann RRuullee ooff LLaaww.. XX,,XXII Kelompok IX : Hak Dan Kewajiban Warga Negara

SSUUBB MMAATTEERRII KKEELLOOMMPPOOKK PPeennggeerrttiiaann bbaannggssaa ddaann NNeeggaarraa;; II PPeenndduudduukk ddaann wwaarrggaa NNeeggaarraa;; IIII AAssaass kkeewwaarrggaanneeggaarraaaann;; IIIIII,,IIVV PPrroobblleemm ssttaattuuss kkeewwaarrggaanneeggaarraaaann;; VV--VVIIII HHaakk WWaarrggaa NNeeggaarraa VVIIIIII KKeewwaajjiibbaann WWaarrggaa NNeeggaarraa;; XX KKeewwaajjiibbaann NNeeggaarraa ddaann PPeemmeerriinnttaahh;; XXII

Kelompok X : Geopolitik Indonesia

SSUUBB MMAATTEERRII KKEELLOOMMPPOOKK PPeerrkkeemmbbaannggaann TTeeoorrii GGeeooppoolliittiikk II WWaawwaassaann nnaassiioonnaall IIII WWaawwaassaann nnuussaannttaarraa IIIIII,,IIVV GGeeooppoolliittiikk DDaann HHuukkuumm KKeewwiillaayyaahhaann VV--VVIIII GGeeooppoolliittiikk DDaann OOttoonnoommii DDaaeerraahh VVIIIIII,,IIXX,,XXII

Kelompok XI : Geostrategi Indonesia

SSUUBB MMAATTEERRII KKEELLOOMMPPOOKK PPeennggeerrttiiaann ggeeoossttrraatteeggii II,,IIII PPeerrkkeemmbbaannggaann kkoonnsseepp ggeeoossttrraatteeggii iinnddoonneessiiaa IIIIII--VVII KKeettaahhaannaann NNaassiioonnaall SSeebbaaggaaii PPeerrwwuujjuuddaann GGeeoossttrraatteeggii IInnddoonneessiiaa

VVIIII--XX

Page 253: Modul PKN

ccliii

4. Tugas akhir mahasiswa :

a. Mahasiswa menjawab pertanyaan yang ada pada buku teks pembelajaran dan dikumpulkan pada MINGGU VIII

b. Mahasiswa menyatukan simpulan setiap materi dan membuatnya dalam bentuk paper dan dikumpulkan pada MINGGU XIV

c. Syarat Tugas Akhir : • Ruang lingkup paper sesuai dengan sub materi yang telah ditetapkan. • Paper diketik komputer pada kertas ukuran kwarto, huruf times new roman 12,

spasi 1 ½, warna sampul (sesuai kesepakatan kelas) • Paper maksimal satu halaman per sub materi • Paper dikumpul dalam bentuk hard copy .

6. Kriteria Penilaian

Penilaian akan dilakukan sesuai dengan bentuk strategi pembelajaran : a. Penilaian substansi kajian :

SSUUBBSSTTAANNSSII KKAAJJIIAANN SKOR (%) Pendahuluan 5 % PPaannccaassiillaa sseebbaaggaaii ssiisstteemm ffiillssaaffaatt 10 % PPaannccaassiillaa sseebbaaggaaii iiddeeoollooggii nnaassiioonnaall 5 % IIddeennttiittaass nnaassiioonnaall 10 % SSiisstteemm kkoonnssttiittuussii 5 % Politik dan strategi nasional 5 % DDeemmookkrraassii IInnddoonneessiiaa 10 % HHaakk aazzaassii mmaannuussiiaa 5 % RRuullee ooff llaaww 5 % HHaakk ddaann kkeewwaajjiibbaann wwaarrggaa nneeggaarraa 10 % GGeeooppoolliittiikk iinndd.. 15 % GGeeoossttrraatteeggii iinnddoonneessiiaa 15 %

b. Rekapitulasi penilaian substansi kajian:

NO SSUUBBSSTTAANNSSII KKAAJJIIAANN SKOR %

KONSTRIBUSI NILAI

II

PPRROOSSEESS SSCCLL 110000%%

6600 PPeennddaahhuulluuaann

PPeennggaannttaarr KKoonnttrraakk ppeerrkkuulliiaahhaann PPeennjjeellaassaann mmaatteerrii--mmaatteerrii ppeerrkkuulliiaahhaann

5 %

PPeennyyaajjiiaann ssuubbssttaannssii 95% IIII TTUUGGAASS MMAANNDDIIRRII 110000%% 1155 III FFIINNAALL TTEESS 110000%% 2255

TOTAL 100 RREEMMEEDDIIAALL 110000%% MMaakkssiimmaall BB--

Page 254: Modul PKN

ccliv

c. Remedial dan Rentang Nilai:

Ketentuan Remedial :

1. Nilai Mahasiswa Maksimal B-

2. MHS DENGAN NILAI < 66

3. MHS DENGAN KEHADIRAN >= 80 %

RENTANG NILAI :

Pasal 33 (Nilai Hasil Belajar) ayat 4 (Kesetaraan nilai angka, nilai mutu, dan

konversi untuk program diploma dan sarjana (S-1) sebagai berikut :

NILAI ANGKA NILAI MUTU NILAI KONVERSI

>85 A 4,00 81-85 A- 3,75

76-<81 B+ 3,50 71-<76 B 3,00 66-<71 B- 2,75 61-<66 C+ 2,50 51-<61 C 2,00 45-<51 D 1,00

<45 E 0,00

d. Kriteria penilaian: • PENDAHULUAN

MINGGU INDIKATOR BOBOT SKOR I Kehadiran 50

5 % II

Kehadiran, Pelaksanaan aturan perkuliahan

25

III Kehadiran, Pelaksanaan aturan perkuliahan

25

Page 255: Modul PKN

cclv

• DISKUSI KELOMPOK “PEMAKALAH” MINGGU INDIKATOR BOBOT KN

IV-XIV

MAKALAH 100

…%

Ketepatan waktu pengumpulan 15 Terpenuhinya bagian makalah 60 Kemutakhiran referensi 25 PRESENTASI 100 Ketepatan ide 20 Kejelasan uraian 20 Kerjasama tim presentasi 20 Kedisiplinan 10 Kreativitas 10 Ketuntasan materi 20

• DISKUSI KELOMPOK “PESERTA”

MINGGU INDIKATOR BOBOT KN

IV-XIV

Pertanyaan kelompok 20

…% Kehadiran dgn aturan perkuliahan 20 Tugas (pr/kuis/modul) 20 Partisipasi/ konstribusi 40 Total 100

7. Aturan Perkuliahan a. Peraturan Akademik Unhas

• Kelompok Mata Kuliah – Pasal 1 ayat 34, 38 – Pasal 11 ayat 1,5,6 & 7

• Persyaratan Ujian – Pasal 29

• Nilai T – Pasal 30 ayat 7 & 8

b. Surat Edaran UPT MKU

Dalam upaya lebih meningkatkan disiplin dan etika mahasiswa dalam mengikuti setiap perkuliahan, maka kepada seluruh mahasiswa peserta mata kuliah Bidang UPT. MKU Universitas Hasanuddin agar dalam mengikuti perkuliahan dan atau praktikum kiranya mengindahkan hal-hal berikut :

Page 256: Modul PKN

cclvi

1. Hadir di ruangan kuliah/praktikum tepat pada waktunya sesuai jadwal yang ada. 2. Kehadiran mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan minimal 80% baru dapat

dievaluasi. (Sesuai dengan aturan akademik) 3. Kegiatan Extra Kurikuler (seperti Bina Akrab, dll) tidak boleh mengganggu jadwal

perkuliahan UPT. MKU. 4. Berpakaian bersih, rapi dan bersepatu. Tidak diperbolehkan memakai sandal, baju kaos

oblong dan celana compang-camping dalam mengikuti perkuliahan dan atau praktikum.

5. Rambut disisir rapi dan tidak acak-acakan. 6. Selama kuliah berlangsung Hand Phone (HP) dimatikan dan tidak diperbolehkan

keluar masuk ruangan dan atau mondar-mandir dalam ruangan yang mengganggu perkuliahan.

7. Menjaga kebersihan dengan tidak membuang sampah dalam ruangan, tidak mencoret-coret dinding kursi atau meja kuliah.

Dosen pengajar dapat mengambil tindakan penertiban apabila mahasiswa

melakukan kegiatan-kegiatan yang sifatnya dapat mengganggu jalannya perkuliahan di dalam kelas, termasuk apabila ketentuan-ketentuan di atas tidak diindahkan oleh mahasiswa

c. Kesepakatan Dalam Kelas Perkuliahan

……………………………

8. Jadwal Perkuliahan

MINGGU

KE- HARI/TGL/WAKTU/RU

ANGAN TOPIK BAHASAN BACAAN/BAB

I-III

PENDAHULUAN

1. Penjelasan tentang materi dan aturan perkuliahan

2. Latar Belakang Pendidikan Kewarganegaraan

3. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

4. Kompetensi Pendidikan Kewarganegaraan

Buku Pend. KWN Bab.I &Literatur lain

IV Pancasila sebagai sistem filsafat Buku Pend. KWN Bab.II&Literatur lain

V Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara

Buku Pend. KWN Bab.III&Literatur lain

VI Identitas nasional Buku Pend. KWN Bab.IV &Literatur lain

VII Sistem Konstitusi Indonesia Buku Pend. KWN Bab.V &Literatur lain

Page 257: Modul PKN

cclvii

VIII Politik dan strategi nasional Buku Pend. KWN Bab.VI&Literatur lain

IX Demokrasi dan pendidikan demokrasi

Buku Pend. KWN Bab.VII &Literatur lain

X Hak asasi manusia,

Buku Pend. KWN Bab.VIII &Literatur lain

XI Rule of law  Buku Pend. KWN Bab.IX &Literatur lain

XII Hak dan kewajiban wn  Buku Pend. KWN Bab.X &Literatur lain

XIII Geo politik indonesia Buku Pend. KWN Bab.XI &Literatur lain

XIV Geo strategi indonesia  Buku Pend. KWN Bab.XII

&Literatur lain Tugas Akhir  Buku Pend. KWN &

Literatur lain

XV UJIAN AKHIR SEMESTER  Buku Pend. KWN & Literatur lain

XVI REMEDIAL  Buku Pend. KWN & Literatur lain

B. KEGIATAN BELAJAR

PROSES PEMBELAJARAN A. Tahap Awal Pembelajaran ( 10 menit ) :

1. Dosen/Fasilitator : a. Menyampaikan pengantar perkuliahan b. Mengingatkan tentang aturan perkuliahan/kontrak belajar terkait dengan materi

danstrategi pembelajaran pada minggu tersebut 2. Mahasiswa (kelompok pemateri) :

a. Mempersiapkan presentasi materi (mengatur media pembelajaran) b. Menyerahkan makalah kelompok kepada dosen/fasilitator.

3. Mahasiswa (kelompok peserta) menyerahkan pertanyaan kelompok kepada dosen/fasilitator.

B. Tahap Presentasi Kelompok Pemateri ( 30 menit ) :

1. Mahasiswa (kelompok pemateri) mempresentasikan materi dengan ruang lingkup sesuai dengan GBRP

2. Mahasiswa (anggota kelompok peserta) mencermati presentasi dengan fokus pada sub materi yang menjadi tugasnya untuk diumpan balik.

3. Dosen/Fasilitator : a. Mencermati presentasi dan mengamati dinamika kelas pembelajaran

Page 258: Modul PKN

cclviii

b. Mengumpan balik secara tertulis tugas makalah kelompok (mengoreksi/menambahkan)

c. Membaca, memilah dan memilih pertanyaan kelompok peserta diskusi d. Mengisi kolom-kolom penilaian

C. Tahap Umpan Balik Kelompok Peserta ( 40 menit ) :

1. Dosen/fasilitator menyerahkan pertanyaan pilihan kepada kelompok pemateri. 2. Mahasiswa (perwakilan kelompok peserta) menjelaskan (umpan balik) pada sub

materi yang menjadi tugasnya masing-masing. 3. Mahasiswa (kelompok pemateri) :

a. Mencermati umpan balik kelompok peserta b. Mempersiapkan jawaban pertanyaan kelompok peserta

4. Dosen/Fasilitator :

a. Mencermati umpan balik kelompok peserta dan mengamati dinamika kelas pembelajaran

b. Mencatat hal-hal yang penting, berbeda dengan penjelasan kelompok pemateri untuk dijelaskan pada akhir perkuliahan.

c. Mengisi kolom-kolom penilaian

D. Tahap Diskusi Kelas ( 50 menit ) :

1. Mahasiswa (kelompok pemateri) menyampaikan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan kelompok peserta.

2. Mahasiswa (anggota kelompok- kelompok peserta) mengumpan balik jawaban pertanyaan-pertanyaan tersebut..

3. Dosen/Fasilitator : a. Mencermati diskusi dan dinamika kelas pembelajaran b. Mengarahkan dan memberi alternatif pada hal-hal yang bermasalah. c. Mengisi kolom-kolom penilaian

E. Tahap Akhir Pembelajaran ( 20 menit ) :

1. Dosen/Fasilitator : a. Menyampaikan simpulan materi pembelajaran b. Bila sasaran pembelajaran dianggap belum tercapai dengan diskusi maka dapat

dimunculkan kasus terkait dengan materi pembelajaran 2. Mahasiswa (kelompok pemateri) menerima makalah yang telah diumpan balik oleh

dosen untuk diperbaiki dan dikumpul minggu berikutnya 3. Mahasiswa (setiap anggota kelompok peserta) mengumpulkan tugas individunya.

Page 259: Modul PKN

cclix

C. RUBRIK PENILAIAN

a. Penilaian kelompok pemateri

INDIKATOR KODE BOBOT KN MAKALAH M 100

…%

Ketepatan waktu pengumpulan M1 15 Terpenuhinya bagian makalah M2 60 Kemutakhiran referensi M3 25 PRESENTASI P 100 Ketepatan ide P1 20 Kejelasan uraian P2 20 Kerjasama tim presentasi P3 20 Kedisiplinan P4 10 Kreativitas P5 10 Ketuntasan materi P6 20

Keterangan :

• M1 = Ketepatan waktu pengumpulan o Tepat waktu ( satu minggu setelah dipresentasikan) = 15 o Tidak tepat waktu = 7,5 o Melewati dua minggu setelah dipresentasikan = 0

• M2= Terpenuhinya bagian makalah o Terpenuhinya bagian makalah yang disyaratkan = 60 o Tidak sesuai dengan syarat tugas = 30

Syarat tugas “makalah kelompok” :

• Struktur Makalah (Sampul, Kata Pengantar, Daftar Isi, Pendahuluan, Pembahasan, Penutup, Daftar Pustaka)

• Ruang lingkup Pembahasan sesuai dengan sasaran tugas dan kasus yang ditetapkan.

• Makalah diketik computer pada kertas ukuran kwarto, huruf times new roman 12, spasi 1 ½, warna sampul (sesuai kesepakatan kelas)

• M3= Kemutakhiran referensi o Minimal satu jurnal dan empat buku pustaka = 25 o Kurang dari ketentuan = 20 o Tidak memiliki referensi/daftar pustaka = 0

• P1= Ketepatan ide

o Penyampaian argument bedasarkan data dan fakta, dengan rujukan buku dan ahli = 20

o Kurang/tidak tepat = 10 o Tidak menyampaikan pendapat = 0

Page 260: Modul PKN

cclx

• P2= Kejelasan uraian o Mampu mendekripsi, kesesuaian penjelasan dengan

Topik bahasan = 20 o Kurang/tidak tepat = 10 o Tidak menyampaikan pendapat = 0

• P3= Kerjasama tim presentasi

o Setiap anggota kelompok bertugas mempresentasi dan Menguasai penjelasan = 20

o Setiap anggota kelompok bertugas mempresentasi/ Menguasai penjelasan = 10

o Tidak membagi tugas sesame anggota kelompok = 0 • P4= Kedisiplinan

o Ketepatan waktu memulai diskusi, efisiensi penggunaan waktu presentasi = 10

o Ketepatan waktu memulai diskusi/ efisiensi penggunaan waktu presentasi = 5

• P5= Kreativitas

o Presentasi sesuai dengan kaidah-kaidah power point dan Penggunaan contoh kasus dengan penjelasan yang mudah dipahami oleh peserta. = 10

o Presentasi sesuai dengan kaidah-kaidah power point/ Penggunaan contoh kasus dengan penjelasan yang mudah dipahami oleh peserta. = 5

• P6= Ketuntasan Materi o Penjelasan materi oleh masing-masing anggota kelompok

selesai sesuai dengan waktu yang disediakan dan terjawabnya semua pertanyaan pada sesi diskusi. = 20

o Penjelasan materi oleh masing-masing anggota kelompok selesai sesuai dengan waktu yang disediakan dan terjawabnya semua pertanyaan pada sesi diskusi. = 10

b. Penilaian kelompok peserta

INDIKATOR KODE BOBOT KN Pertanyaan kelompok K1 20

… % Kehadiran dgn aturan perkuliahan K2 20 Tugas Individu (paper) K3 20 Konstribusi K4 40 Total K 100

Page 261: Modul PKN

cclxi

Keterangan : • K1 = Pertanyaan Kelompok

o Ada pertanyaan klp, pertanyaan sesuai dengan materi dan dikumpul sebelum presentasi = 20

o Ada pertanyaan klp/ pertanyaan sesuai dengan materi / dikumpul sebelum presentasi = 10

o Tidak ada pertanyaan kelompok = 0

• K2 = Kehadiran dengan pelaksanaan aturan kuliah o Mahasiswa hadir dengan mengikuti aturan perkuliahan = 20 o Mahasiswa hadir tapi melanggar aturan perkuliahan = 10 o Tidak hadir = 0

• K3 = Tugas individu

o Mahasiswa mengumpulkan tugas pada waktu pembelajaran = 20 o Mahasiswa mengumpulkan tugas melewati waktu

pembelajaran (dua minggu setelah perkuliahan) = 10 o Tidak mengumpulkan tugas individu = 0

• K4 = Konstribusi

o Mahasiswa yang mewakili kelompoknya mengumpan balik Sub materi yang ditugaskan/ mahasiswa yang berargumen terkait dengan materi yang dibahas = 40

o Mahasiswa yang hanya berpartisipasi (menjaga suasana diskusi yang kondusif) = 20

o Mahasiswa tidak berpartisipasi dan berkonstribusi = 0

D. DAFTAR PENILAIAN

DAFTAR NILAI MATA KULIAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN

MATA KULIAH : PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN HARI/WAKTU :

FAKULTAS : RUANGAN :

JURUSAN : DOSEN : RAHMATULLAH,M.Si

NO N I M NAMA

Keh

adira

n

PROSES PEMBELAJARAN

S C

L

Final

Tes

Tgs.

Akh.

Tota

l Sko

r

N

I L A

I

P I-III IV V VI VII VIII IX X XI XII XIII XIV Jum XV XVI 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 lah

5%

10%

5%

10%

5%

5%

10%

5%

5%

10%

15%

15%

100%

60%

25%

15%

100%

1

0 0 0 E

2 0 0 0 E

3 0 0 0 E

Page 262: Modul PKN

cclxii