MODUL PERSPEKTIF GLOBAL & PROBLEMATIKA PENDIDIKAN

56
MODUL PERSPEKTIF GLOBAL & PROBLEMATIKA PENDIDIKAN Dosen Pengampu NI LUH GEDE KARANG WIDIASTUTi, S.Pd.,M.Pd NIDN: 08-1809-8602 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS DWIJENDRA DENPASAR 2019

Transcript of MODUL PERSPEKTIF GLOBAL & PROBLEMATIKA PENDIDIKAN

Page 1: MODUL PERSPEKTIF GLOBAL & PROBLEMATIKA PENDIDIKAN

MODUL

PERSPEKTIF GLOBAL & PROBLEMATIKA

PENDIDIKAN

Dosen Pengampu

NI LUH GEDE KARANG WIDIASTUTi, S.Pd.,M.Pd

NIDN: 08-1809-8602

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS DWIJENDRA

DENPASAR

2019

Page 2: MODUL PERSPEKTIF GLOBAL & PROBLEMATIKA PENDIDIKAN

ii

KATA PENGANTAR

Puja dan Puji Syukur kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa,

karena atas Asung Kertha Wara Nugraha-Nya penulis dapat menyelesaikan Modul

Perspektif Global & Problematika Pendidikan. Undang-Undang menyatakan bahwa

pendidik adalah tenaga professional yang mampu membangun pembelajaran yang

menyenakngkan dan sesuai dengan karaketer peserta didik, melakukan bimbingan

dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

Dengan demikian, salah satu kompetensi yang mesti dimiliki seorang pendidik adalah

mampu merancang dan melaksanakan proses pembelajaran yang inovatif mengikuti

perkembangan jaman.

Modul Perspektif Global & Problematika Pendidikan ini disusun sebagai bahan

ajar bagi mahasiswa di lembaga pendidikan tenaga kependidikan. Penguasaan

terhadap materi buku ini diharapkan memberi mereka kemampuan untuk

melaksanakan pembelajaran yang ideal. Penulis menyadari bahwa di dalam buku ini

mungkin saja masih terdapat kekurangan dan ketidaksempurnaan. Untuk itu masukan

dari pembaca demi perbaikan buku ini di masa yang akan datang sangat diharapkan.

Kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan buku ini penulis

ucapkan terima kasih. Kiranya karya ini dapat memberi manfaat kepada pembaca,

dan menorehkan secercah manfaat bagi peningkatan kualitas mahasiswa sebagai

calon pendidik yang profesional.

Denpasar, 3 Februari 2019

Penulis

Page 3: MODUL PERSPEKTIF GLOBAL & PROBLEMATIKA PENDIDIKAN

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I HAKIKAT DAN KONSEP PERSPEKTIF GLOBAL ........................... 1

1. Hakikat dan Konsep Perspektif Global ................................................... 1

2. Dimensi, Manfaat, Tujuan, dan Masalah Perspektif Global .................... 6

BAB II PERSPEKTIF GLOBAL DILIHAT DARI SUDUT ILMU-

ILMU SOSIAL DAN ILMU LAIN YANG TERKAIT ......................... 15

1. Perspektif Global Dari Visi Geografi, Sejarah Dan Ekonomi ................. 15

2. Perspektif Global Dari Visi Politik, Sosiologi, Antropologi ................... 16

3. Perspektif Global Dari IPTEK, Transportasi, Komunikasi, Dan

Internasional ............................................................................................ 18

BAB III PENTINGNYA KESADARAN DAN WAWASAN

DALAM PERSPEKTIF GLOBAL ......................................................... 21

1. Pentingnya Kesadaran Dalam Perspektif Global ..................................... 21

2. Pentingnya Wawasan Dalam Perspektif Global ..................................... 23

BAB IV ISU-ISU DAN MASALAH GLOBAL DALAM KAITANNYA

DENGAN KEPENTINGAN NASIONAL ............................................. 26

1. Isu-isu Global Dalam Kaitannya Dengan Kepentingan Nasional............ 26

2. Masalah-Masalah Global Dalam Kaitannya Dengan Kepentingan

Nasional ................................................................................................. 28

BAB V ISU-ISU GLOBAL DALAM PEMBELAJARAN IPS SD .................... 31

1. Isu – Isu Global Dalam Pembelajaran IPS SD ........................................ 31

2. Masalah-Masalah Global Dalam Pembelajaran IPS SD .......................... 32

BAB VI MODEL PEMBELAJARAN DAN EVALUASI

PEMBELAJARAN PERSPEKTIF GLOBAL ....................................... 36

1. Model Pembelajaran Perspektif Global Dalam IPS SD .......................... 36

2. Evaluasi Pembelajaran Perspektif Global Dalam IPS SD ....................... 40

BAB VII MASALAH PENDIDIKAN DI INDONESIA DAN

SOLUSINYA ......................................................................................... 43

1. Masalah Pokok Pendidikan di Indonesia ................................................. 43

2. Jenis-jenis Permasalahan Pokok Pendidikan ........................................... 44

3. Permasalahan Aktual Pendidikan Di Indonesia ....................................... 47

4. Solusi Masalah Pendidikan di Indonesia ................................................. 50

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 53

Page 4: MODUL PERSPEKTIF GLOBAL & PROBLEMATIKA PENDIDIKAN

BAB I

A. TUJUAN Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat menjelaskan Hakikat dan

Konsep Perspektif Global.

B. POKOK-POKOK MATERI

1. Hakikat dan Konsep Perspektif Global

2. Dimensi, Manfaat, Tujuan, dan Masalah Perspektif Global

C. URAIAN MATERI

1. Hakikat Perspektif Global

Sebagaimana telah diuraikan di atas, bahwa untuk memahami lebih lanjut

tentang mata kuliah Perspektif Global, terlebih dahulu Anda akan saya ajak untuk

memahami beberapa istilah yang berkaitan dengan Perspektif Global yaitu istilah

global, globalisasi, dan Pendidikan Global. Mungkin Anda sudah sering mendengar

istilah global ini, apa lagi saat ini kita memasuki era globalisasi. Isu global ini

semakin sering kita gunakan.

Jadi, apa yang dimaksud dengan global tersebut? Menurut kamus Bahasa

Inggris Longman Dictionary of Contemporary English, mengartikan global dengan

”concerning the whole earth”. Sesuatu hal yang berkaitan dengan dunia,

internasional, atau seluruh alam jagat raya. Sesuatu hal yang dimaksud di sini dapat

berupa masalah, kejadian, kegiatan atau bahkan sikap. Yang berkaitan dengan

masalah misalnya kebakaran hutan menimbulkan asap dan ini berdampak global di

mana negara lain di Asia Tenggara bahkan seluruh Asia mengalami sesak nafas.

Yang berkaitan dengan kejadian dalam masyarakat dengan adanya ”penculikan:

terhadap para aktivis di Indonesia dapat mempengaruhi opini dunia terhadap bangsa

kita. Seluruh bangsa dunia mempertanyakan hal tersebut. Sedangkan yang berkaitan

dengan kegiatan lainnya dapat kita lihat misalnya India dan Pakistan berlomba-lomba

mengadakan percobaan nuklir, ini akan merangsang negara lain untuk bertindak,

misalnya mengutuk perbuatan tersebut, atau bahkan mengimbangi dengan membuat

nuklir pula.

Program nuklir Iran untuk perdamaian membangkitkan sikap positif dan

negatif dari berbagai negara di dunia. Negara-negara Islam bersifat mendukung

program tersebut, sementara Amerika Serikat dan negara-negara Uni Eropa bersikap

negatif terhadapnya. Hal yang dapat mempengaruhi dunia ini bukan saja yang

berkaitan dengan kehidupan politik dan kenegaraan, akan tetapi juga yang bersifat

gangguan lingkungan, seperti penebangan hutan secara liar, polusi udara karena

industri dan sebagainya.

Para mahasiswa, dengan contoh tersebut mudah-mudahan Anda memiliki

gambaran tentang istilah global, sebagai dasar untuk memahami pengertian yang

lebih mendalam tentang Perspektif Global. Jadi global memiliki pengertian

HAKIKAT DAN KONSEP PERSPEKTIF GLOBAL

Page 5: MODUL PERSPEKTIF GLOBAL & PROBLEMATIKA PENDIDIKAN

2

2

menyeluruh, di mana dunia ini tidak lagi dibatasi oleh batas negara, wilayah, ras,

warna kulit dan sebagainya. Sekarang apa yang dimaksud dengan Perspektif global?

Setelah Anda memahami istilah global seperti diuraikan di atas, maka Anda akan

kami ajak untuk mempelajari tentang perspektif global. Perspektif global adalah suatu

cara pandang dan cara berpikir terhadap suatu masalah, kejadian atau kegiatan dari

sudut kepentingan global, yaitu dari sisi kepentingan dunia atau internasional. Oleh

karena itu, sikap dan perbuatan kita juga diarahkan untuk kepentingan global. Sebagai

pendidik, kita memerlukan suatu pendekatan yang akan menolong siswa untuk

mengarahkannya kehidupan yang sangat kompleks dan menjauhi pengertian yang

sempit tentang ruang, ras, agama, suku, sejarah dan kebudayaan.

Dengan adanya pengertian yang sempit seperti itulah menyebabkan

munculnya istilah Utara-Selatan, Barat-Timur, Kulit hitam-putih, Dunia I-Dunia II-

Dunia III. Inilah yang menyebabkan dikhotomi yang salah, sehingga timbulnya

pertentangan di dunia. Perspektif global adalah suatu pandangan yang timbul akibat

suatu kesadaran bahwa hidup dan kehidupan ini untuk kepentingan global yang lebih

luas. Dalam cara berpikir seseorang harus berpikir global, dan dalam bertindak dapat

secara lokal (think globally and act locally). Oleh karena itu, harus kita camkan betul

bahwa yang kita lakukan dan perbuat akan mempengaruhi dunia secara global. Hal

ini harus ditanamkan pada diri murid bahwa kehidupan kita ini adalah bagian dari

kehidupan dunia. Kita tidak dapat berkembang tanpa adanya hubungan dan

komunikasi dengan dunia luar, kita hidup karena adanya saling ketergantungan. Oleh

karena itu, sebagai guru seyogianya mempersiapkan diri sebagai komunikator atau

penghubung dengan dunia luar tersebut. Untuk itu maka guru harus:

a) Tertarik dan peduli terhadap kejadian dan kegiatan pada masyarakat lokal,

nasional, dan global.

b) Secara aktif mencari dan menyimpan informasi yang bersifat dunia.

c) Mempunyai sifat terbuka, mau menerima setiap adanya pembaruan.

d) Mampu menyeleksi informasi untuk disesuaikan dengan kebutuhan dan

kondisi sosial budaya masyarakat kita.

Perspektif global adalah suatu pandangan, di mana guru dan murid secara

bersama-sama mengembangkan perspektif dan keterampilan untuk menyelidiki suatu

yang berkaitan dengan isu global. Yang dimaksud dengan isu global antara lain isu

lingkungan, hak asasi manusia, keadilan, studi tentang dunia, dan pengembangan

pendidikan. Peserta didik harus belajar tentang dirinya dan dunia. Untuk dapat

memiliki pandangan global seperti itu, maka Anda sekarang akan kami ajak untuk

memahami terlebih dahulu tentang istilah lain yang berkaitan dengan global yaitu

globalisasi. Apa sebenarnya yang dimaksud dengan globalisasi tersebut? Dari

istilahnya saja kita sebenarnya dapat memahami bahwa globalisasi mengandung

pengertian proses. Istilah lainnya yang senada adanya strukturisasi yaitu proses

perstrukturan, reformasi proses pembentukan ulang atau pembaharuan, industrialisasi

yaitu proses pengindustrialisasian. Istilah globalisasi saat ini menjadi sangat populer

karena berkaitan dengan gerak pembangunan Indonesia, terutama berkaitan dengan

sistem ekonomi terbuka, dan perdagangan bebas. Era globalisasi ditandai dengan

adanya persaingan yang semakin tajam, padatnya informasi, kuatnya komunikasi, dan

keterbukaan. Tanpa memiliki kemampuan ini maka Indonesia akan tertinggal jauh

Page 6: MODUL PERSPEKTIF GLOBAL & PROBLEMATIKA PENDIDIKAN

3

3

dan terseret oleh arus globalisasi yang demikian dahsyat. Ada beberapa penjelasan

yang dikemukakan oleh para ahli di antaranya adalah John Huckle (Miriam Steiner,

1996) yang menyatakan bahwa globalisasi adalah ”suatu proses dengan mana

kejadian, keputusan dan kegiatan di salah satu bagian dunia menjadi suatu

konsekuensi, yang signifikan bagi individu dan masyarakat di daerah yang jauh”.

Ahli lainnya adalah Albrow (Yaya, 1998) mengemukakan bahwa globalisasi

adalah ”.. keseluruhan proses di mana manusia di bumi ini diinkorporasikan

(dimasukkan) ke dalam masyarakat dunia tunggal, masyarakat global. Karena proses

ini bersifat majemuk, maka kita pun memandang globalisasi di dalam kemajemukan”.

Pendapat tersebut menunjukkan kepada kita bahwa globalisasi mengandung unsur

proses, proses atau kegiatan yang berpengaruh terhadap seluruh dunia, dan

melibatkan orang yang heterogen, tetapi memiliki ebutuhan yang sama. Arus

Globalisasi di Indonesia pada mulanya sangat terasa pada aspek ekonomi. Hal ini

ditandai dengan adanya APEC, dan AFTA yang semuanya menjurus pada

perdagangan bebas. Namun, semakin ke depan aspek politik, budaya dan hukum

mulai terasa terutama dengan adanya LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) yang

bekerja dalam lingkup internasional. Selain itu dalam bidang politik, gaung reformasi

sangat cepat merambat ke seluruh dunia, di mana komentar dan opini internasional

sangat deras masuk keIndonesia. Ini didukung oleh kemajuan teknologi komputer

yang sangat canggih. Demikian pula halnya dalam aspek budaya yang didukung oleh

teknologi elektronik, maka dunia semakin sempit. Setiap hari kita dapat menyaksikan

kejadian-kejadian di seluruh dunia dalam waktu beberapa menit saja. Ahli lainnya

yaitu Hamijoyo, (Mimbar, 1990) menjelaskan ciri-ciri yang berkaitan dengan

globalisasi ini seperti berikut:

a) Globalisasi perlu didukung oleh kecepatan informasi, kecanggihan teknologi,

transportasi dan komunikasi yang diperkuat oleh tatanan organisasi dan

manajemen yang tangguh.

b) Globalisasi telah melampaui batas tradisional geopolitik. Batas tersebut saat

ini harus tunduk pada kekuatan teknologi, ekonomi, sosial politik dan

sekaligus mempertemukan tatanan yang sebelumnya sulit dipertemukan.

c) Adanya saling ketergantungan antarnegara.

d) Pendidikan merupakan bagian dari globalisasi. Penyebaran dalam hal

gagasan, pembaruan dan inovasi dalam struktur, isi dan metode pendidikan

dan pengajaran sudah lama terjadi yang menunjukkan globalisasi. Ini telah

lama terjadi melalui literatur, atau kontak antar pakar dan mahasiswa.

Sebagaimana sudah diutarakan pada bagian awal modul ini, bahwa globalisasi

menunjukkan dunia yang semakin sempit, ketergantungan antara bangsa semakin

besar. Globalisasi adalah proses penduniaan, artinya segala aktivitas diperhitungkan

untuk kepentingan dunia. Ini disebabkan oleh saat ini tidak ada lagi suatu bangsa

yang homogen dan statis. Setiap bangsa berkembang berkat interaksi dengan bangsa

lainnya. Kita harus terbuka dengan dunia luar, tetapi kita harus tetap kokoh dengan

akar budaya bangsa kita. Globalisasi mempunyai dampak baik positif maupun

negatif. Sebagaimana dikemukakan oleh Tilaar (1998) bahwa dampak positifnya akan

menyebabkan munculnya masyarakat megakompetisi, di mana setiap orang berlomba

untuk berbuat yang terbaik untuk mencapai yang terbaik pula. Untuk berkompetisi ini

Page 7: MODUL PERSPEKTIF GLOBAL & PROBLEMATIKA PENDIDIKAN

4

4

diperlukan kualitas yang tinggi. Dalam era globalisasi adalah era mengejar

keunggulan dan kualitas, sehingga masyarakat menjadi dinamis, aktif dan kreatif.

Sebaliknya, globalisasi juga bisa menjadi ancaman terhadap budaya bangsa.

Globalisasi akan melahirkan budaya global dan akan menjadi ancaman bagi budaya

lokal, atau budaya bangsa. Rendahnya tingkat pendidikan akan menjadi salah satu

penyebab cepatnya masyarakat terseret oleh arus globalisasi dengan menghilangkan

identitas diri atau bangsa.

Sebagai contoh, ”anak remaja” kita dengan cepat meniru potongan rambut,

model pakaian atau perilaku yang tidak cocok dengan jati diri bangsa kita. Globalisasi

ini dapat melanda berbagai bidang kehidupan, Emil Salim (Mimbar, 1989)

mengemukakan ada empat bidang kekuatan yang membuat dunia menjadi semakin

transparan yaitu perkembangan IPTEK yang semakin tinggi, perkembangan bidang

ekonomi yang mengarah pada perdagangan bebas, lingkungan hidup, dan politik.

Pendapat lain dikemukakan oleh Tilaar (1998) Era globalisasi adalah suatu tatanan

kehidupan manusia yang secara global telah melibatkan seluruh umat manusia.

Menurutnya Globalisasi secara khusus memasuki tiga arena penting dalam kehidupan

manusia yaitu ekonomi, politik dan budaya. Hal ini didukung dua kekuatan yaitu

bisnis dan teknologi sebagai tulang punggung globalisasi, maka ketiga arena bidang

kehidupan tersebut menempatkan manusia dan lembaga-lembaganya dengan berbagai

tantangan, kesempatan dan peluang. Gelombang globalisasi dalam bidang tersebut

akan berdampak terhadap bidang lainnya, yaitu bidang sosial terutama karena

didukung oleh kemajuan dalam teknologi transportasi dan komunikasi modern.

Selanjutnya HAR Tilaar, mengemukakan ciri era globalisasi, yaitu adanya era

masyarakat terbuka. Yang dimaksud dengan era masyarakat terbuka dapat dibagi

dalam 2 hal, yaitu:

a) Dalam bidang ekonomi, ditandai dengan adanya pasar bebas, yang menuntut

kemampuan, kreasi yang menghasilkan produk-produk berkualitas tinggi.

b) Di dalam bidang politik ditandai dengan berkembangnya nilai demokrasi

dalam masyarakat yang demokratis, yaitu suatu masyarakat di mana setiap

anggotanya ikut aktif dalam kehidupan bersama dan menciptakan kehidupan

bersama yang lebih baik.

Sedangkan masyarakat yang demokratis adalah masyarakat yang menghormati

nilai Hak Asasi Manusia (HAM), merupakan masyarakat madani yang hak dan

kewajibannya dihargai dan dijunjung tinggi. Globalisasi melahirkan masyarakat yang

terbuka. Masyarakat tersebut merupakan konsekuensi, dari masyarakat yang

memberikan nilai kepada individu, kepada hak dan kewajiban sehingga semua

manusia mempunyai kesempatan yang sama untuk mengembangkan potensinya dan

menyumbangkan kemampuannya bagi kemajuan bangsanya. Proses globalisasi akan

melahirkan kesadaran global di mana manusia saat ini merasa satu dengan lainnya,

saling tergantung dan saling membutuhkan, saling memberi dan saling membantu. Ini

dimungkinkan oleh kemajuan teknologi komunikasi dan informasi yang demikian

cepat sehingga dapat menyatukan umat manusia. Globalisasi ditandai dengan

cepatnya perubahan, oleh karena itu, kita harus menguasai IPTEK. Dalam hal ini

Tilaar mengisyaratkan konsep inovasi yang dituntut dalam era globalisasi, yaitu:

Page 8: MODUL PERSPEKTIF GLOBAL & PROBLEMATIKA PENDIDIKAN

5

5

a) Dalam era globalisasi kita berada pada suatu masyarakat yang terbuka, dan

penuh kompetisi. Ini berarti bahwa masyarakat berada dalam kondisi yang

menghasilkan yang terbaik.

b) Masyarakat di dalam era globalisasi menuntut kualitas yang tinggi baik dalam

jasa, barang, maupun investasi modal. Kualitas berada di ataskuantitas. Era

globalisasi merupakan suatu era informasi dengan sarana-sarananya yang

dikenal sebagai information superhighway. Oleh sebab itu, pemanfaatan

informasi superhighway merupakan suatu kebutuhan masyarakat modern dan

dengan demikian perlu dikuasai masyarakat.

c) Era globalisasi merupakan era komunikasi yang sangat cepat dan canggih.

Oleh sebab itu, penguasaan terhadap sarana-sarana komunikasi seperti bahasa,

merupakan syarat mutlak.

d) Era globalisasi ditandai dengan maraknya kehidupan bisnis. Oleh sebab itu,

kemampuan bisnis, manajer, merupakan tuntutan masyarakat masa depan.

e) Era globalisasi merupakan era teknologi dan oleh sebab itu, anggota-

anggotanya harus melek digital.

Hal tersebut di atas merupakan karakteristik masyarakat kita masa depan. Kalau

karakteristik tersebut tidak kita miliki, dan kita tidak mempersiapkannya maka

globalisasi akan berubah menjadi hantu yang menakutkan. Untuk itu, maka kita harus

meningkatkan kualitas bangsa kita, sehingga dapat melakukan berbagai perubahan

dan inovasi. Ini menjadi tanggung jawab pendidikan. Pendidikan harus dengan cepat

mengantisipasi gelombang globalisasi ini. Para mahasiswa, Anda sekarang telah

mengetahui suatu proses yang amat cepat, yang perlu diantisipasi oleh kita termasuk

Anda sebagai pendidik yaitu proses globalisasi. Namun demikian, Anda jangan

merasa kaget, karena sesungguhnya globalisasi sudah terjadi pada saat perintisan

kemerdekaan bangsa Indonesia, di mana kita dapat melihat bagaimana pengaruh bom

di Hiroshima dan Nagasaki berpengaruh terhadap kemerdekaan Indonesia.

Dikumandangkannya Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 sangat

mempengaruhi dunia untuk melirik Indonesia.

Kita bukan saja sebagai warga negara Indonesia, akan tetapi juga warga dunia.

Sebagai warga dunia kita mau tidak mau harus mempersiapkan diri dengan cara

membekali diri melalui pendidikan. Penguasaan matematika dan bahasa asing

merupakan tuntutan yang tidak dapat ditawar-tawar lagi. Kita tidak dapat mengatakan

biarlah mereka ikut arus globalisasi, tetapi ”saya” tetap seperti ini. Tidak mungkin ini

dapat dilakukan. Anda mau tidak mau akan terseret oleh arus globalisasi. Oleh karena

itu, harus mempersiapkan diri. Pendidikan merupakan salah satu modal untuk terjun

ke era globalisasi. Mata kuliah Perspektif Global merupakan salah satu yang akan

membekali Anda dalam memasuki era globalisasi. Anda sekalian sekarang sudah

mengetahui tentang globalisasi sehingga ini diharapkan dapat mengubah sikap dan

pandangan Anda yang semula berpandangan ke-Indonesiaan, sekarang Anda

memiliki pandangan yang lebih luas yaitu keduniaan.

Apabila Anda telah memiliki wawasan dan pandangan yang demikian luas,

maka Anda sudah memahami perspektif global. Anda sebagai guru harus mampu

menangkap trend (kecenderungan) globalisasi yang demikian hebat. Tentunya Anda

harus mempersiapkan diri sebagai guru global. Untuk menjadi guru global Anda juga

Page 9: MODUL PERSPEKTIF GLOBAL & PROBLEMATIKA PENDIDIKAN

6

6

harus mengetahui istilah lain yaitu pendidikan global. Apa yang dimaksud dengan

pendidikan global? Sebelum kita bahas tentang pendidikan global ini, saya

mengharapkan Anda memahami betul tentang masalah global dan globalisasi yang

sudah diuraikan sebelumnya. Oleh karena itu, pelajari berulang-ulang, agar Anda

memahaminya. Pendidikan global merupakan upaya sistematis untuk membentuk

wawasan dan perspektif para siswa, karena melalui Pendidikan Global para siswa

dibekali materi yang bersifat utuh dan menyeluruh yang berkaitan dengan masalah

global. Pendidikan global menawarkan suatu makna bahwa kita hidup di dalam

masyarakat manusia, suatu perkampungan global di dalam mana manusia

dihubungkan; baik suku, maupun bangsa, dan batas negara tidak menjadi penghalang,

dan merupakan komunalitas dari perbedaan di antara orang-orang yang berbeda

bangsa. Hoopes (Garcia 1977) mengatakan bahwa pendidikan global mempersiapkan

siswa untuk memahami dan mengatasi adanya ketergantungan global dan keragaman

budaya, yang mencakup hubungan, kejadian dan kekuatan yang tidak dapat diisikan

ke dalam batas-batas negara dan budaya. Selanjutnya Hoopes (1997) menjelaskan

bahwa Pendidikan Global memiliki 3 tujuan yaitu:

a) Pendidikan Global memberikan pengalaman yang mengurangi rasa

kedaerahan dan kesukuan. Tujuan ini dapat dicapai melalui mengajarkan

bahan dan menggunakan metode yang memberikan relativisme budaya.

b) Pendidikan Global memberikan pengalaman yang mempersiapkan siswa

untuk mendekatkan diri dengan keragaman global. Kegunaan dari tujuan ini

adalah untuk mendiskusikan tentang relativisme budaya dan keutamaan etika.

c) Pendidikan global memberikan pengalaman tentang mengajar siswa untuk

berpikir tentang mereka sendiri sebagai individu, sebagai warga suatu negara,

dan sebagai anggota masyarakat manusia secara keseluruhan (global citizen).

Pendidikan global mempersiapkan masa depan siswa dengan memberikan

keterampilan analisis dan evaluasi yang luas. Keterampilan ini akan membekali siswa

untuk memahami dan memberi reaksi terhadap isu internasional dan antarbudaya.

Pendidikan global juga mengenalkan siswa dengan berbagai strategi untuk berperan

serta secara lokal, nasional dan internasional. Mata pelajaran harus menyajikan

informasi yang relevan untuk meningkatkan kemampuan terlibat dalam pencaturan

kebijakan publik. Oleh karena itu, Pendidikan Global mengaitkan isu global dengan

kepentingan lokal. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa Pendidikan

Global adalah suatu pendidikan yang berusaha untuk meningkatkan kesadaran siswa,

bahwa mereka hidup dan berada pada satu area global yang saling berkaitan. Oleh

karena itu, siswa perlu diberikan informasi tentang keadaan dan sistem global. Para

mahasiswa kini Anda telah memahami 4 istilah yang satu sama lain sangat berkaitan

yaitu istilah ”global, globalisasi, perspektif global dan pendidikan global”.

2. Dimensi, Manfaat, Tujuan, dan Masalah Perspektif Global

Sebagaimana sudah dikemukakan bahwa kita memang harus terbuka, tetapi kita

juga dapat menyeleksi apakah pengaruh dan arus dari luar itu dapat kita terima sesuai

dengan nilai budaya kita. Sebaliknya nilai budaya kita yang menghambat proses

globalisasi harus kita tinggalkan. Dalam kaitannya dengan budaya dalam globalisasi

ini, Makagiansar (Mimbar, 1990) mengajukan empat dimensi, yaitu:

Page 10: MODUL PERSPEKTIF GLOBAL & PROBLEMATIKA PENDIDIKAN

7

7

a) Afirmasi atau penegasan dari dimensi budaya dalam proses pembangunan

bangsa dan masyarakat. Pembangunan akan hampa jika tidak diilhami oleh

kebudayaan bangsanya. Nilai budaya suatu bangsa menjadi landasan bagi

pembangunan suatu negara, serta merupakan alat seleksi bagi pengaruh luar

yang sudah tak terkendali lagi.

b) Mereafirmasi dan mengembangkan identitas budaya dan setiap kelompok

manusia berhak diakui identitas budayanya.

c) Partisipasi, bahwa dalam pengembangan suatu bangsa dan negara partisipasi

dari masyarakat sangat diperlukan. Partisipasi rakyat ini bukan hanya dari

sekelompok atau beberapa kelompok masyarakat saja, akan tetapi dari seluruh

masyarakat bangsa ini.

d) Memajukan kerja sama budaya antarbangsa. Ini dimaksudkan agar adanya

saling mengisi, saling mengilhami sehingga adanya kemajuan dan

peningkatan antarbudaya bangsa.

Saat ini tidak ada suatu bangsa pun yang statis dan homogen. Setiap bangsa

berkembang karena adanya interaksi dengan bangsa lain. Dengan demikian maka

sistem nilai budaya dan nilai lainnya akan saling mempengaruhi satu sama lain.

Berdasarkan hal tersebut maka sistem pembelajaran interdisiplin ilmu sangat

dibutuhkan untuk mengantisipasi globalisasi yang demikian cepat tersebut. IPS

merupakan bidang ilmu antardisiplin, sehingga melalui IPS perspektif global dapat

ditumbuhkembangkan. Marilah kita melihat satu per satu dari disiplin IPS ini

walaupun dalam pembahasannya akan selalu terkait dengan disiplin ilmu lainnya baik

dalam rumpun IPS maupun di luar IPS. Ini disebabkan oleh suatu masalah tidak dapat

ditinjau dari satu disiplin ilmu saja. Selain itu masalah global berkaitan dengan

seluruh aspek kehidupan dan bidang ilmu. Berikut ini akan diuraikan contoh bidang

IPS yang berkaitan dengan masalah globalisasi.

1) Ekonomi

Dalam Kegiatan Belajar 1 telah diuraikan bahwa gelombang globalisasi

yang paling besar adalah dalam bidang ekonomi. Globalisasi dalam bidang

ekonomi membawa pengaruh terhadap bidang lain antara lain hukum, budaya,

politik dan bahkan lingkungan. Regionalisasi dalam bidang ekonomi merupakan

awal dari proses globalisasi. ASEAN sebagai suatu kerja sama negara-negara Asia

Tenggara menyadari pentingnya suatu kerja sama dalam bidang perdagangan.

Oleh karena itu, timbullah berbagai kesepakatan antarnegara ASEAN untuk

membentuk lembaga ekonomi regional. Munculnya berbagai lembaga

perekonomian antara bangsa yang menunjukkan bahwa suatu negara tidak dapat

lagi sendirian dalam hidup dan membangun bangsanya. Misalnya, Masyarakat

Ekonomi Eropa (MEE). Asia Pacific Economic Corporation (APEC), AFTA dan

sebagainya. Saat ini, kita merasakan bahwa krisis moneter yang melanda negeri

kita ini, dirasakan pula oleh negara lain di hampir seluruh negara Asia Tenggara

dan Asia Timur termasuk Jepang dan Korea Selatan. Di belahan Eropa, Rusia juga

mengalami krisis serupa. Perubahan kurs mata uang di satu negara akan

mempengaruhi negara lainnya. Sehingga akan merubah arus ekspor dan impor.

Dalam era globalisasi adanya keterbukaan dalam sistem perdagangan yang dikenal

dengan sistem perdagangan bebas. Untuk ini persaingan antara negara satu dengan

Page 11: MODUL PERSPEKTIF GLOBAL & PROBLEMATIKA PENDIDIKAN

8

8

yang lainnya akan sangat ketat. Untuk itu maka kita harus meningkatkan kualitas

semua mata dagangan kita tanpa kecuali. Keterkaitan dan ketergantungan antara

negara semakin besar. Faktor inilah yang mendorong kerja sama antara negara.

Susanto (1997) mencontohkan bahwa negara Asia Timur sangat membutuhkan

pasar di negara maju Eropa dan Amerika. Begitu pula halnya dengan negara

berkembang memiliki ketergantungan ekonomi yang besar terhadap negara maju,

baik sebagai konsumen maupun sebagai produsen. Fenomena seperti ini

menunjukkan bahwa kerja sama ekonomi antaranegara semakin diperlukan baik

secara bilateral, maupun multilateral. Kerja sama seperti ini harus saling

menguntungkan kedua belah pihak, baik sebagai produsen maupun konsumen.

Suatu negara yang akan memasuki era globalisasi mau tidak mau harus berperan

dalam kerja sama ekonomi. Ia harus berperan dalam perdagangan bebas dan pasar

bebas. Kuang-Sheng-Siao (Susanto, 1997) mengemukakan model-model kerja

sama ekonomi seperti berikut:

a) Zona perdagangan bebas, daerah di mana penurunan tarif dan berbagai

hambatan diturunkan secara bersama supaya arus komoditas barang dan jasa

dapat bergerak bebas.

b) Persetujuan tarif; pembentukan sebuah sistem tarif yang sama dipakai untuk

mengeliminasi kompetensi intra regional dan mendukung usaha kerja sama

dalam menghadapi tantangan.

c) Pasar bersama; selain arus bebas dari komoditas dan jasa, bahan baku produk,

tenaga kerja dan modal dapat ditransfer secara bebas.

d) Aliansi ekonomi; harmonisasi total di dalam kesejahteraan sosial, transportasi,

moneter, dan kebijakan ekonomi nasional lainnya.

e) Integrasi ekonomi secara penuh. Menurut Susanto, kerja sama ekonomi

antarnegara terutama di tingkat regional umumnya dari bidang perdagangan,

kemudian memasuki sumber daya dan kebijakan ekonomi regional.

Walaupun dalam pelaksanaannya kerja sama seperti ini tidak selalu berjalan

mulus, karena kondisi dan kepentingan nasional negara masing-masing yang

berbeda-beda. Selain ASEAN sebagai salah satu bentuk kerja sama negara-negara

Asia Tenggara, terdapat bentuk-bentuk kerja sama lainnya dalam bidang ekonomi

antara lain AFTA dan APEC di kawasan Asia, NAFTA di Amerika bagian utara,

dan EEC di Eropa. Selain kerja sama regional terdapat pula kerja sama dunia

seperti ”World Trade Organization” (WTO). Bentuk kerja sama ini masih banyak

namun dalam modul ini akan dibahas model kerja sama yang menyangkut negara

ASEAN. Ini tidak berarti bahwa model kerja sama lainnya tidak penting, namun

sebagai contoh maka dua model kerja sama ekonomi tersebut cukup memberikan

wawasan kepada mahasiswa.

a) Asean Free Trade Areas (AFTA)

AFTA adalah salah satu perwujudan kerja sama ekonomi regional, Asia Tenggara

dalam rangka perdagangan bebas. Pembentukan AFTA ini dirasakan sangat

penting oleh negara-negara ASEAN karena dianggap dapat menguntungkan.

Selain itu, AFTA merupakan perwujudan kerja sama ASEAN dalam bidang

ekonomi khususnya perdagangan yaitu sebagai Asean Economic Cooperation

Page 12: MODUL PERSPEKTIF GLOBAL & PROBLEMATIKA PENDIDIKAN

9

9

(AEC), atau kerja sama Ekonomi Asean. Selanjutnya Susanto (1997) menjelaskan

bahwa untuk mempromosikan kerja sama ASEAN ini digunakan tiga alat yaitu:

1) Liberalisasi perdagangan yang telah dinegosiasikan untuk komoditi tertentu.

2) Persetujuan industrial complementarity (penambahan industri) yang

dinegosiasikan melalui inisiatif sektor swasta.

3) Kesepakatan bersama proyek-proyek industri. Untuk selanjutnya, Kerja sama

Ekonomi ASEAN ini terus mencari arah dan berkembang misalnya

membentuk kerja sama Intra ASEAN, dan mengembangkan kebijakan

ekonomi untuk menghadapi mitra dagang dan ekonomi ASEAN.

b) Asian Pasific Economic Cooperation (APEC)

APEC merupakan kerja sama antarnegara Pasific termasuk Kanada dan Amerika.

Oleh karena itu, Indonesia selain sebagai anggota AFTA juga sebagai anggota

APEC. Masih segar dalam ingatan kita bahwa konferensi APEC dilaksanakan di

Istana Bogor pada tahun 1995. Dan kita sebagai bangsa Indonesia merasa bangga

atas prestasi tersebut. Menurut Kuang-Sheng Siao (Susanto, 1998), APEC

dicetuskan oleh East-Wast Center di Hawai yang menginginkan kerja sama

ekonomi negaranegaraPasifik. Amerika dan Jepang sangat mendukung gagasan

ini, karena mereka sangat berkepentingan dan APEC dipandang sebagai

penyeimbang kekuatan ekonomi antara Jepang, Barat dan Timur. APEC dibentuk

pada tahun 1989 di Canberra Australia. Pada mulanya Indonesia juga tidak terlalu

antusias dengan dibentuknya APEC ini, karena dikuatirkan menjadi alat negara

tertentu untuk menekan Indonesia untuk membuka pasar. Namun pada akhirnya

Indonesia juga melihat adanya peluang bahwa suksesnya perwujudan APEC

dilihat dari tiga sisi (Susanto, 1998).

Pendekatan yang pragmatis dalam penerapan area-area substansialm yang terdapat di dalamnya untuk kepentingan bersama.

Pendekatan yang sensitif terhadap model-model pelaksanaan APEC.

Konsultasi dan lobi yang ulet oleh Australia dalam pengembangan konsep

APEC.

Selanjutnya Susanto menjelaskan bahwa pada dasarnya APEC bukan area

perdagangan bebas ataupun blok perdagangan. APEC harus dilihat sebagai

peluang langkah kerja sama yang bersifat terbuka dan bebas di mana negara

masing-masing menyiapkan rencana liberalisasi ekonomi sesuai dengan

kemampuan masing-masing. Selain itu, Luhulima, dan Pengestu (Susanto, 1998)

menyatakan bahwa proses keputusan juga diambil melalui proses konsultasi dan

konsensus. Jadi APEC hanya merupakan forum kerja sama terbuka dan bebas di

antara negara-negara anggota. Jadi APEC tidak mempunyai kekuatan hukum.

Prinsip APEC menurut Susanto yang mengutip pendapat Luhulima adalah:

Tujuan APEC adalah untuk mempertahankan pertumbuhan dan pengembangan dalam regional untuk meningkatkan standar kehidupan dan

pertumbuhan ekonomi dunia.

APEC seharusnya memperkuat sistem perdagangan multilateral dan menghindari pembentukan blok perdagangan regional.

Page 13: MODUL PERSPEKTIF GLOBAL & PROBLEMATIKA PENDIDIKAN

10

10

APEC sebaiknya berkonsentrasi pada isu-isu ekonomi untuk meningkatkan kepentingan kerja sama dan mempromosikan interdependensi konstruktif

dengan memperlancar arus barang, jasa, modal, dan teknologi.

Berdasarkan prinsip keterbukaan, ruang lingkup kerja APEC menjadi luas

dan meliputi pertukaran informasi dan konsultasi mengenai kebijakan untuk

mempertahankan pembangunan, promosi penyesuaian dan memperkecil disparitas

ekonomi, serta memberikan kontribusi terhadap perkembangan ekonomi global

dan pembangunan; promosi perdagangan regional, investasi, pengembangan

sumber daya manusia dan transfer teknologi.

Pada Pertemuan Tingkat Tinggi di Bogor, sebagaimana dikemukakan Luhulima

(Susanto, 1998) mengeluarkan Deklarasi Bogor tentang prinsip APEC seperti

berikut:

Mengadopsi sebuah program komprehensif untuk merealisasikan perdagangan

bebas dan terbuka di kawasan Asia Pasifik melalui adopsi cita-cita

perdagangan dan investasi bebas terbuka di kawasan Asia Pasifik.

Mencapai program APEC di dalam liberalisasi perdagangan pada tahun 2000.

Menjalankan proses liberalisasi ke seluruh kawasan pada tahun 2000. Kerja sama ekonomi antarnegara terutama dalam negara sekawasan merupakan

langkah strategis dan progresif dalam proses mempersiapkan diri menjadi

partisipan yang handal di era global. Melalui kerja sama seperti ini setiap

negara belajar untuk membuka pasar dan meningkatkan sarana dan

prasarananya. Pembukaan pasar ini diperlukan dengan menciptakan iklim

investasi yang sehat serta didukung oleh penurunan tarif dan bea masuk untuk

memudahkan masuknya barang, jasa, modal dan teknologi. Selain itu juga

dibutuhkan kemantapan sistem legal yang didukung oleh instansi terkait,

dalam mengimplementasikan semua kebijakan dan peraturan yang sudah

dikeluarkan oleh pemerintah. Keberhasilan kerja sama ini diperlukan

didukung oleh adanya persamaan visi dan tujuan, penciptaan sistem dan

prosedur penunjang, serta kebijakan ekonomi yang mendukung perdagangan

bebas. Dukungan dari negara yang sudah maju sangat diperlukan terutama

untuk peningkatan kemampuan teknis dan manajerial, pembentukan sistem

bersama tentang hukum, prosedur dan administrasi perdagangan bebas, kerja

sama antarpemerintah, serta dukungan pemerintah terhadap investor swasta.

2. Geografi

Era pengkotak-kotakan dunia dari sudut pandang geopolitik mulai luntur,

dan tergantikan oleh regionalisme ekonomi yang merupakan cikal-bakal dan

merupakan proses antara menuju masyarakat global. Beberapa perubahan terjadi di

beberapa bagian dunia, misalnya robohnya Tembok Berlin, terpecahnya Uni

Soviet, Yugoslavia, dan Cekoslovakia membawa pengaruh terhadap perubahan

dunia lainnya. Perubahan seperti ini tanpa direncanakan secara matang, akan tetapi

terjadi secara spontan karena adanya pengaruh dari sistem ekonomi global.

Perkembangan ekonomi, politik dan budaya saat ini tidak lagi mengenal batas

geografis. Ini berarti bahwa tidak ada kekuatan dari pemegang otonomi daerah,

negara, bahkan benua untuk membendung globalisasi. Hubungan antara negara

Page 14: MODUL PERSPEKTIF GLOBAL & PROBLEMATIKA PENDIDIKAN

11

11

yang satu dengan lainnya tidak terbatas oleh batas wilayah geografis, batas negara,

atau batas administrasi. Oleh karena itu, globalisasi merupakan penduniaan tanpa

tapal batas. Gejala geografi yang paling dirasakan oleh pengaruh musim, seperti

El- Nino, La-Nina, isu tentang lingkungan, transportasi, kependudukan, dan

masalah pengungsi.

3. PPKn

PPKn merupakan bidang studi atau mata pelajaran yang terdapat pada

kurikulum sekolah dari mulai SD sampai SMU. PPKn ini pada dasarnya

bermuatan materi Pancasila, dan kewarganegaraan, yang melandasi kehidupan

bernegara. Oleh karena itu, dalam pembahasannya akan berkaitan antara lain

dengan ilmu politik, hukum, kenegaraan, demokrasi, dan hak asasi manusia. Ini

erat sekali kaitannya dengan masalah global karena masalahmasalah yang

berkaitan dengan politik dan kenegaraan ini adalah universal seperti hak asasi

manusia, demokrasi, keadilan dan sebagainya tak terlepas dari masalah global.

Negara merupakan bagian penting dari suatu jalinan internasional, oleh karena itu,

peran negara dalam globalisasi sangat besar. Ini disebabkan oleh kemajuan

teknologi, sehingga suatu negara terkomunikasikan melalui berbagai media seperti

satelit, internet, televisi yang mampu menghubungkan suatu tempat dengan tempat

lainnya dengan melewati batas-batas negara. Kita dapat mengakses informasi ke

berbagai sumber yang ada di negara lain secara langsung, misalnya melalui

internet untuk mengetahui koleksi buku-buku di perpustakaan suatu negara, atau

untuk mengetahui program studi yang dibuka di universitas tertentu.

Kita dapat melihat suatu kejadian di belahan dunia tertentu melalu berita

CNN di televisi, kita dapat menghubungi saudara yang menjadi TKI di suatu

negara dengan menggunakan telepon jarak jauh. Komunikasi seperti ini

membuktikan bahwa hubungan-hubungan seperti itu sudah melewati batas negara.

Mobilitas manusia dari suatu negara ke negara lainnya juga dapat dilakukan

dengan mudah, teknologi perhubungan dengan munculnya berbagai pesawat

modern dapat menghubungkan manusia suatu negara dengan negara lainnya

dengan sangat cepat. Banyak warga negara suatu negara yang belajar di luar

negerinya. Ini membuktikan bahwa globalisasi mampu memberikan akses yang

cepat dan tinggi bagi orang yang memiliki kemampuan baik kemampuan

intelektual maupun kemampuan materiil. Dengan pengaruh globalisasi yang pesat,

apakah suatu negara masih mempunyai peran dalam membentuk nilai dan norma

dalam masyarakatnya? Dalam kaitannya dengan ini, Ohmae (Susanto, 1998)

dalam bukunya ”The end of the nation state” menyatakan bahwa peran negara

makin lama makin berkurang dan hilang di era globalisasi ini. Ini disebabkan oleh

timbulnya arus sirkulasi yang dia sebut 4Is (baca: empat I es) yaitu Investment,

Industry, Information Technology, dan Individual Consumer. Dalam investasi kita

melihat bahwa arus modal dapat mengalir melewati batas-batas negara.

Seorang investor dapat menanamkan modalnya di suatu negara tertentu.

Dalam dunia Industri, perusahaan multinasional mengadakan ekspansi ke berbagai

tempat di negara mana saja. Masih ingatkah Anda bahwa industri pesawat terbang

boeing memiliki 6000 perusahaan yang menyebar di negara-negara di seluruh

dunia. Begitu pula dengan individual consumers bahwa mereka dapat saja pergi ke

Page 15: MODUL PERSPEKTIF GLOBAL & PROBLEMATIKA PENDIDIKAN

12

12

suatu negara hanya untuk berbelanja, dengan melewati batas negara. Keadaan

seperti diuraikan tadi merupakan permasalahan yang kita hadapi, yang sebenarnya

sudah berlangsung cukup lama dan akan mempengaruhi terhadap peran suatu

negara. Keadaan tersebut dalam era globalisasi ini jelas mengurangi peran negara.

Namun demikian seperti dikatakan oleh Ohmae apakah peran negara akan benar-

benar hilang? Tentunya ini memerlukan pengkajian yang sangat cermat. Yang

sudah pasti adalah berubahnya peran negara sesuai dengan derasnya arus

globalisasi.

4. Sejarah dan Budaya

Para mahasiswa, Anda sebagai guru yang mendidik anak didik tentunya

harus menyadari betul tentang kondisi seperti itu. Kita tidak boleh terpukau, dan

diam sehingga tertinggal oleh arus globalisasi. Akan tetapi, juga jangan terbawa

arus, sehingga lupa dan meninggalkan nilai budaya kita sendiri. Dalam bidang

sejarah sesungguhnya globalisasi sudah terjadi cukup lama. Kita sudah mengetahui

tentang perjalanan panjang Columbus, untuk mengelilingi dunia. Pengaruhnya

adanya perlombaan di negara-negara Eropa untuk datang ke Asia Tenggara dalam

rangka mencari rempah-rempah. Dalam kaitannya dengan budaya, globalisasi ini

lebih dahsyat lagi pengaruhnya karena menyentuh semua orang dari semua lapisan

secara langsung. Pengaruh film, misalnya memberikan pengaruh terhadap perilaku

manusia dalam berpakaian, bertindak, berbicara dan sebagainya. Ini yang paling

dikuatirkan karena tidak semua orang mempunyai ketahanan yang kokoh untuk

menyaring pengaruh negatif dari budaya ini. Dalam kaitannya dengan globalisasi

ini, maka peran negara mengalami pergeseran yang semula memberikan

perlindungan, dan mengatur, ke arah yang sifatnya membentuk sikap, kesadaran

dan wawasan.

a. Membentuk Wawasan Kebangsaan (nation character building)

Ini penting karena akan memberikan landasan kuat terhadap bangsa dalam

menghadapi gelombang globalisasi. Kebijakan pendidikan harus mulai diarahkan

terhadap pendidikan global untuk memberikan pengetahuan yang luas tentang

masalah-masalah global sehingga masyarakat tidak terpukau seperti disebutkan di

atas. Ini disebabkan oleh negara tidak memungkinkan untuk melakukan sensor

terhadap semua informasi. Masyarakat juga harus memiliki kemampuan untuk

melakukan sensor sendiri. Oleh karena itu, pendidikan harus diarahkan untuk:

Memperluas wawasan dan persepsi anak didik yang berkaitan dengan permasalahan global.

Meningkatkan kesadaran anak didik kita, bahwa mereka bukan saja sebagai warga negara Indonesia tetapi juga warga dunia.

Memberikan wawasan untuk mengkaji ulang nilai dan budaya yang ada,

apakah masih dapat kita gunakan dan sesuaikan dengan perkembangan zaman

saat ini.

b. Dalam Kaitannya dengan Nilai Budaya

Anak didik perlu dibekali dengan pemahaman dan pengetahuan yang cukup

agar mereka mampu menyeleksi budaya lain yang tidak sesuai atau budaya kita

yang tidak cukup untuk mendukung proses globalisasi. Budaya seperti ”biar

Page 16: MODUL PERSPEKTIF GLOBAL & PROBLEMATIKA PENDIDIKAN

13

13

lambat asal selamat”, ”mangan ora mangan kumpul” dan banyak lagi nilai dan

budaya yang tidak sesuai lagi, ini akan menghambat kemajuan. Dalam kaitannya

dengan kebebasan mengeluarkan pendapat juga telah mulai adanya usulan untuk

membatasi informasi yang diperkirakan akan merusak nilai budaya bangsa seperti

gambar dan cerita yang berbau pornografis. Misalnya, di negara Asia lebih ketat

lagi, di mana sudah adanya usaha (Singapura) untuk memblokir informasi yang

akan merusak wawasan kebangsaan.

c. Memonitor Aktivitas Penggunaan Internet

Melalui pemberi jasa internet (internet providet) agar kalau ada yang

mengambil informasi yang dinilai tidak ”layak” dapat diberikan sanksi. Di

Indonesia, sensor seperti ini sudah mulai dilakukan walaupun tidak seketat di

Singapura. Usaha sensor seperti ini bukan merupakan usaha untuk mempersempit

akses ke internet untuk mencari informasi, akan tetapi berupa pencegahan terhadap

masuknya informasi yang melanggar etika. Para mahasiswa, bagaimana pendapat

Anda dengan adanya perubahan dalam peran Negara tersebut? Dalam era

globalisasi ini ada beberapa peran negara yang berkurang yaitu negara tidak lagi

menjadi poros utama dalam berbagai bidang, tetapi juga muncul peran baru.

Dengan demikian maka peran negara tetap penting, dan setiap negara harus

mengambil posisi dalam peran barunya ini. Namun, semua peran ini berkaitan

dengan negara sebagai partisipan dalam era globalisasi. Secara politis peran negara

bergeser dari penentu dan pembuat wawasan kebangsaan menjadi penjaga

stabilitas dan pengontrol politik baik dalam maupun luar negeri. Perlu disadari

bahwa negara kita berhadapan dengan faktor luar yang sangat kuat dan di luar

kontrol pemerintah kita. Oleh karena itu, peningkatan kerja sama dengan negara

lain dalam segala bidang perlu ditingkatkan. Negara harus bersifat terbuka, karena

kerja sama dalam berbagai bidang menuntut komitmen yang tinggi. Negara harus

beradaptasi dengan sistem yang terus berubah, dan aktif mengikuti dan

mengadakan perubahan. Berdasarkan uraian di atas, kita dapat melihat manfaat

dan kegunaan dari mempelajari perspektif global antara lain seperti berikut:

Meningkatkan wawasan dan kesadaran para guru dan bahkan siswa bahwa kita bukan hanya penghuni dari satu ”kampung”, provinsi, negara, akan tetapi

penduduk dari satu dunia yang mempunyai ketergantungan satu sama lain.

Oleh karena itu, dalam bersikap dan bertindak harus mencerminkan sebagai

warga negara.

Menambah dan memperluas pengetahuan kita tentang dunia, sehingga kita dapat mengikuti perkembangan dunia dalam berbagai aspek, terutama dalam

perkembangan IPTEK.

Mengondisikan para mahasiswa untuk berpikir integral bukan general,

sehingga suatu gejala atau masalah dapat ditanggulangi dari berbagai aspek.

Melatih kepekaan dan kepedulian mahasiswa terhadap perkembangan dunia dengan segala aspeknya. Namun dalam pelaksanaannya nanti para guru akan

dihadapkan kepada berbagai masalah. Masalah tersebut antara lain.

Page 17: MODUL PERSPEKTIF GLOBAL & PROBLEMATIKA PENDIDIKAN

14

14

D. RINGKASAN MATERI

Perspektif global adalah suatu pandangan yang timbul akibat suatu kesadaran

bahwa hidup dan kehidupan ini untuk kepentingan global yang lebih luas. Dalam cara

berpikir seseorang harus berpikir global, dan dalam bertindak dapat secara lokal

(think globally and act locally). Oleh karena itu, harus kita camkan betul bahwa yang

kita lakukan dan perbuat akan mempengaruhi dunia secara global. Hal ini harus

ditanamkan pada diri murid bahwa kehidupan kita ini adalah bagian dari kehidupan

dunia. Kita tidak dapat berkembang tanpa adanya hubungan dan komunikasi dengan

dunia luar, kita hidup karena adanya saling ketergantungan. Oleh karena itu, sebagai

guru seyogianya mempersiapkan diri sebagai komunikator atau penghubung dengan

dunia luar tersebut.

E. TUGAS DAN LATIHAN

1. Apa tujuan diberikannya Perspektif Global ?

F. RAMBU-RAMBU JAWABAN

1. Mendorong mahasiswa untuk mempelajari lebih banyak tentang materi dan

masalah yang berkaitan dengan masalah global; mendorong para guru untuk

mempelajari masalah yang berkaitan dengan masalah lintas budaya; dan

mengembangkan dan memahami makna perspektif global baik dalam kehidupan

sehari-hari, maupun dalam pengembangan profesinya.

Page 18: MODUL PERSPEKTIF GLOBAL & PROBLEMATIKA PENDIDIKAN

15

15

BAB II

A. TUJUAN

Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan mampu menjelaskan Perspektif

Global dari Sudut Ilmu-Ilmu Sosial dan Ilmu Lain yang Terkait

B. POKOK-POKOK MATERI 1. Perspektif Global Dari Visi Geografi, Sejarah Dan Ekonomi

2. Perspektif Global Dari Visi Politik, Sosiologi, Antropologi

3. Perspektif Global Dari IPTEK, Transportasi, Komunikasi, Dan Internasional

C. URAIAN MATERI

1. Perspektif Global Dari Visi Geografi, Sejarah Dan Ekonomi

a) Perspektif Global Dari Visi Geografi

Geografi adalah ilmu tentang keruangan .Konsep ruang dalam Geografi yaitu

permukaan bumi tiga dimensi (darat, air, udara).

Ruang permukaan bumi ukuran dan jaraknya : local, regional, global.

Perspektif local : dari perkampungan satu bersambung menjadi perkampungan yang lebih luas. Yang menghubungkan : jalan, alat

angkutan, arus barang dan manusia. Suatu wilayah atau kawasan

mengalami perkembangan (pemukiman penduduk, tempat perbelanjaan,

pasar, jalan, jumlah penduduk) menjadi lebih luas.

Perspektif regional : adanya perubahan dalam ruang, misalnya: hutan menjadi lahan pertanian, pemukiman, kawasan industry, jalan, lapangan

dampak : perubahan tatanan air, tumbuh-tumbuhan, hewan, cuaca. Jakarta,

Bogor, Tangerang, Bekasi sekarang bersambung menjadi Jabotabek

dampak : kehidupan (aspek social, budaya, psikologi maupun politik)

Perspektif Global : Tak ada batas ruang maupun waktu antar Negara-

negara di dunia.Pengaruh dari : kemajuan teknologi dampak : terjadi

interaksi antar Negara, misalnya pakaian, makanan, kesenian dan

perdagangan. Jadi dikatakan hampir 100% geografi berkenaan dengan

penerapan perspektif global. Bukti : “Pemanasan Global” Meningkatnya

karbondioksida efek rumah kaca di atmosfir pemanasan global (suhu

di permukaan bumi naik) pencairan es di kutub permukaan air laut

naik.

b) Perspektif Global Dari Visi Sejarah

Perspektif Sejarah mengacu pada konsep waktu (waktu yang telah lampau), tapi

dapat dikaji untuk memprediksi kejadian-kejadian yang akan datang.

Perspektif sejarah tentang tokoh-tokoh, bangunan, perang, pertemuan

internasional dapat dimunculkan sebagai pendidikan serta pengembangan SDM

generasi muda untuk memasuki kehidupan global.

PERSPEKTIF GLOBAL DILIHAT DARI SUDUT ILMU-ILMU SOSIAL

DAN ILMU LAIN YANG TERKAIT

Page 19: MODUL PERSPEKTIF GLOBAL & PROBLEMATIKA PENDIDIKAN

16

16

Tokoh agama, nabi, Rasul tidak hanya mempengaruhi umatnya waktu itu, tetapi menjadi pola perilaku dan teladan secara global.

Tokoh sejarah tidak hanya mempengaruhi ilmu sejarah, tapi juga ilmu yang

lain.

Bangunan Ka’bah (Mekkah), Piramida (Mesir), Tembok Besar (Cina) Taj Mahal (India), Borobudur (Indonesia) merupakan bangunan “keajaiban

dunia”, tidak hanya bernilai sejarah saja, tapi bernilai global yang

mempersatukan umat.

Perang di berbagai kawasan, terutama perang dunia tidak hanya dilihat dari dahsyatnya senjata saja dan ngerinya pembunuhan umat manusia tapi

diungkapkan nilai kemanusiaannya.

Pertemuan internasional yang bermakna sejarah, misalnya KAA menyadarkan masyarakat Asia dan Afrika akan haknya sebagai umat

manusia.

c) Perspektif Global Dari Visi Ekonomi

Ilmu ekonomi adalah suatu studi ilmiah yang mengkaji bagaimana orang

perorang dan kelompok-kelompok masyarakat menentukan pilihan. Dalam ilmu

ekonomi menyangkut aspek :

1) Menentukan pilihan

2) Keinginan yang tak terbatas

3) Persediaan sumber daya terbatas

4) Keguanaan alternative SDA

5) Penggunaan hari ini dan hari esok

Pertumbuhan penduduk dunia yang pesat dari waktu ke waktu, menjadi salah

satu faktor terjadinya masalah global dalam bidang ekonomi.

2. Perspektif Global Dari Visi Politik, Sosiologi, Antropologi

a) Perspektif Global Dari Visi Politik

Ilmu politik mempelajari Negara, tujuan-tujuan Negara dan lembaga-

lembaga Negara yang melaksakan tujuan, hubungan Negara dengan Negara

yang lain. Hubungan Negara Indonesia dengan Negara lain merupakan

hubungan internasional yang akhirnya menjadi hubungan global (menyeluruh,

tidak terlalu formal). Secara politik Negara dengan tujuan dan lembaga-

lembaganya mengalami perkembangan.

Misal : Negara Indonesia saat diproklamasikan baru mendapat pengakuan

Negara lain secara terbatas. Keberhasilan KAA, pembentukan GNB

(Indonesia sebagai pelopor) meningkatkan pengakuan Negara lain terhadap

kedudukan Indonesia. Terbentuknya Negara-negara ASEAN membuat Negara

Indonesia semakin diperhitungan Negara-negara lain termasuk Negara

adikuasa. Dalam bidang politik Negara Indonesia menjadi Negara terhormat.

Dengan politik luar negeri yang bebas aktif, Indonesia terjun ke

berbagai kegiatan penyelesaian pertikaian politik (Kamboja, Filipina, Bosnia,

Palestina, Israel) Hal tersebut menjadi landasan kerja sama di bidang

ekonomi. Kekuasaan Negara-negara maju tidak dapat melakukan ekspansi

politik, ekspansi tersebut berubah dalam bentuk lain yaitu ekspansi ekonomi.

Page 20: MODUL PERSPEKTIF GLOBAL & PROBLEMATIKA PENDIDIKAN

17

17

Penjajahan politik berakhir namun penjajahan ekonomi makin gencar.

Negara-negara yang baru merdeka secara politik merdeka, namun secara

ekonomi dijajah.

Negara Indonesia secara politik berhasil menjadi Negara yang

diperhitungkan oleh Negara lain tapi secara ekonomi banyak tergantung dari

Negara lain.

b) Perspektif Global Dari Visi Sosiologi

Sosiologi adalah ilmu ilmiah tentang fenomena yang timbul akibat

hubungan umat manusia, manusia, dan lingkungan. Sosiologi hubungan

antarmanusia dalam lingkungan social. Hubungan dan interaksi social yang

dialami manusia dan lingkungannya makin meluas dan berkembang (2 orang,

banyak orang, antar kelompok, antar bangsa) . Luasnya interaksi social (dari

keluarga, teman, tetangga, dusun, regional sampai global antar bangsa di

dunia). Motif interaksi (ekonomi, budatya, politik, agama)

Dampak dari kemajuan, penerapan dan pemanfaatan IPTEK membawa

perubahan tatanan sosisal baik materiel maupun nonmaterial.

Material : @ mie instant berbagai merek, pakaian dan jeans, pizza, hot dog,

hamburger telah masuk ke perkotaan, pedesaan. Namun makanan khas seperti

dodol Garut, kacang Bali, manisan Cianjur, oncom Bandung tidak lagi di

daerah asal tapi dapat dijumpai di toserba bahkan di manca Negara.

Nonmaterial : @bersalaman ala tepuk punggung, tegur sapa ala barat, ciuman

antar teman. @ jenis permainan pencak silat, gamelan, kungfu, taekwondo

telah menyebar ke seluruh dunia.

Dari arus global dan interaksi baik langsung maupun melalui media wajib kita

waspadai, misalnya pergaulan bebas, pemakaian obat terlarang, minum

minuman keras, sadisme. Masalah social mengglobal merupakan

penghancuran umat dalam jangka yang relative cepat meracuni generasi

muda.

Perubahan yang sifatnya positif meningkatkan kesejahteraan dalam

arti yang seluas-luasnya patut kita syukuri, sedangkan yang bersifat negatif

harus kita waspadai, bahkan harus kita cari pemecahan masalahnya.

Page 21: MODUL PERSPEKTIF GLOBAL & PROBLEMATIKA PENDIDIKAN

18

18

c) Perspektif Global Dari Visi Antropologi

Sudut pandang Antropologi terhadap perspektif global

Keterangan :

I. Local

II. Nasional/regional

III. Internasional/interregional

IV. Global

Sudut pandang Antropologi terhadap perspektif global berarti mengamati,

menghayati memprediksi perkembangan kebudayaan secara menyeluruh yang

aspek serta unsur-unsurnya itu berkaitan satu sama lain terintegrasi dalam

kehidupan umat manusia.

Misalnya : pertunjukkan kesenian keliling dunia, kunjungan anggota DPR

ke seluruh dunia, pertukaran pelajar antarnegara, pertemuan berbagai pakar dari

berbagai bidang pengetahuan.

3. Perspektif Global Dari IPTEK, Transportasi, Komunikasi, Dan Internasional

a) Perspektif Global Dari Visi Iptek

Teknologi adalah penerapan pengetahuan dan ilmu pengetahuan untuk

mengembangkan pengetahuan tentang cara memanfaatkan Sumber Daya

Alam (SDA) untuk memenuhi kebutuhan tertentu. Ilmu pengetahuan erat

hubungannya dengan teknologi, dalam kehidupan sehari-hari popular disebut

IPTEK.

Perkembangan IPTEK meliputi tiga tahap perkembangan :

IPTEK pertanian yang lebih maju : terjadi Revolusi Hijau

Abad XVII ditemukan mesin uap (kemajuan IPTEK di bidang

produksi dan industry) : terjadi revolusi ndustry

Page 22: MODUL PERSPEKTIF GLOBAL & PROBLEMATIKA PENDIDIKAN

19

19

Abad XX kemajuan IPTEK elektronik (Radio, TV dan telepon) : terjadi revolusi informasi.

Dampak negatif yang ditimbulkan adalah kesehatan psikologis dan biologis

yang timbul di masyarakat : Ketegangan urat syaraf, darah tinggi, sadime,

kriminalitas, mabuk teller bukan penyakit psikologis biologi di negara tertentu saja,

tapi sudah mendunia.

b) Perspektif Global Dari Visi Transportasi

Alat angkut atau transportasi semula berfungsi mengangkut barang

dan manusia. Dampak positif abad ke XVII revolusi industry membawa

perkembangan transportasi yang meliputi darat, air dan udara.

Perkembangan jalan sebagai prasarana dan alat sarananya

mendekatkan jarak relatif di permukaan bumi, memecahkan keterpencilan,

jalan menjadi urat nadi perekonomian dalam proses distribusi.

Dalam pemanfaatan transportasi untuk perdagangan tidak hanya

membawa barang dagangan saja, tetapi juga membawa kebiasaan, bahasa,

agama, pengetahuan, dan IPTEK.Tanpa ada transportasi kehidupan manusia

akan mandek, kelaparan di tempat-tempat tertentu, pengangguran akan

meluas, produsen akan kelimpahan industry, konsumen menghadapi

kelangkaan barang kebutuhan.

c) Perspektif Global Dari Visi Komunikasi

Perkembangan kemajuan dan penggunaan media elektronij (radio, TV,

facsimile, internet) kontak interaksi social umat manusia untuk berkomunikasi

juga makin maju. Makin lama komunikasi menjadi kebutuhan yang tidak bisa

lepas dari kehidupan sehari-hari. Namun bagi kepentingan-kepentingan

tertentu yang harus dirahasiakan, fenomena tidak boleh disebarluaskan,

internet juga mengandung bahaya, jika dimanfaatkan oleh orang-orang jahat

untuk membobol bank atau rahasia perusahaan.

d) Perspektif Global Dari Visi Internasional

PBB merupakan lembaga dunia yang memperhatikan aspek kehidupan

masyakat Negara-negara anggotanya. PBB menangani masalah-masalah

internasional (kependudukan, pangan, lingkungan hidup, dan perdamaian)

yang terkait satu sama lain.

Masalah kependudukan tidak hanya menangani jumlah penduduk saja tapi mengenai pangan, perumahan, penghasilan, dan pekerjaan. PBB : pangan

dan pertanian (FAO), kesehatan (WHO)

Masalah lingkungan hidup tidak bisa lepas dari kependudukan, industry,

SDA, kesehatan dan tatanan ilmiah. PBB : lingkungan hidup (United

Nations Environment Programe)

Masalah perdamaian mengenai pertikaian senjata nuklir, percobaan nuklir PBB : komisi ilmiah tenteng efek radiasi atom

Kecenderungan yang luas pada tatanan internasional yang mengglobal

dalam perspektif ekonomi dan ekologi berkenaan dengan relokasi industry

Page 23: MODUL PERSPEKTIF GLOBAL & PROBLEMATIKA PENDIDIKAN

20

20

dari Negara-negara maju ke Negara-negara berkembang. Menerima rekolasi

industry dengan kehausan pembangunan tanpa kesiapan kemampuan SDM

pengelola keseimbangannya akan membawa hal – hal yang buruk. Oleh

karena itu dunia internasional dituntut untuk memberikan bimbingan agar

ketimpangan ekonomi dengan ekologi ini tidak terjadi. Jika degradasi terjadi

dampaknya akan meluas ke seluruh dunia internasional.

D. RINGKASAN

Geografi adalah ilmu tentang keruangan .Konsep ruang dalam Geografi yaitu

permukaan bumi tiga dimensi (darat, air, udara). Perspektif Sejarah mengacu pada

konsep waktu (waktu yang telah lampau), tapi dapat dikaji untuk memprediksi

kejadian-kejadian yang akan datang. Ilmu ekonomi adalah suatu studi ilmiah yang

mengkaji bagaimana orang perorang dan kelompok-kelompok masyarakat

menentukan pilihan. Ilmu politik mempelajari Negara, tujuan-tujuan Negara dan

lembaga-lembaga Negara yang melaksakan tujuan, hubungan Negara dengan Negara

yang lain.

E. TUGAS DAN LATIHAN

1. Bagaimana Perspektif Global dilihat dari visi Komunikasi ?

F. RAMBU-RAMBU JAWABAN

1. Perkembangan kemajuan dan penggunaan media elektronik (radio, TV,

facsimile, internet) kontak interaksi social umat manusia untuk berkomunikasi juga

makin maju. Makin lama komunikasi menjadi kebutuhan yang tidak bisa lepas dari

kehidupan sehari-hari. Namun bagi kepentingan-kepentingan tertentu yang harus

dirahasiakan, fenomena tidak boleh disebarluaskan, internet juga mengandung

bahaya, jika dimanfaatkan oleh orang-orang jahat untuk membobol bank atau rahasia

perusahaan.

Page 24: MODUL PERSPEKTIF GLOBAL & PROBLEMATIKA PENDIDIKAN

21

21

BAB III

RAGAM BAHASA

A. TUJUAN

Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan mampu memahami

Pentingnya Kesadaran dan Wawasan dalam Perspektif Global.

B. POKOK-POKOK MATERI

1. Ragam Hukum

2. Ragam Sastra

3. Ragam Biografi

4. Ragam Jurnalistik

4. Ragam Ilmiah

C. URAIAN MATERI

1. Pentingnya Kesadaran Dalam Perspektif Global

Menurut Kamus Filsafat yang ditulis oleh Loren Bagus (1996) bahwa yang

dimaksud dengan kesadaran mengandung arti keinsyafan terhadap ego, diri atau

benda. Kesadaran adalah kemampuan untuk melihat dirinya sendiri sebagaimana

orang lain dapat melihatnya.

Dengan kata lain kesadaran adalah pengakuan diri. Dikaitkan dengan

perspektif global adalah pengakuan bahwa kita adalah bukan semata –mata sebgai

warga suatu negara tetapi warga dunia, yang mempunyai ketergantungan terhadap

orang lain dan bangsa lain, serta terhadap alam sekitar baik local, nasional dan global.

Wawasan menurut Ensiklopedia Nasional Indonesia Jilid 17 (1991) adalah

sikap pandang atau cara pandang yang melihat sesuatu sebagai suatu kepentingan.

Perspekstif Global mencakup dua sisi yaitu kesadaran dan wawasan. Tanpa kesadaran

kita tidak dapat memahami masalah global, dan tanpa wawasan kita tak akan mampu

mempertahankan kehidupan global.

Perspektif global mencangkup dua sisi yaitu kesadaran dan wawasan. Tanpa

kesadaran kita tidak dapat memahami masalah global, dan tanpa wawasan kita tak

akan mampu mempertahankan kehidupan global.

Dalam kehidupan global yang pertama kali harus disadari adalah bahwa

manusia adalah merupakan warga global, sebagai penduduk dunia yang memiliki hak

dan kewajiban tertentu. Selain itu perlu kita sadari bahwadi dunia ini tidak hanya ada

kita, akan tetapi ada orang lain yang bermukimdi seluruh belahan dunia. Oleh karena

itu kita harus banyak mempelajari tentang dunia dan seisinya.

Kesadaran tentang terjadinya globalisasi adalah sikap/menerim suatu

kenyataan bahwa planet tempat kita berada semakin menyempit dengan adanya

terobosan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Sikap dalam menghadapi

globalisasi ini adalah bukan melawan arus globalisasi akan tetapi kita harus dapat

menjinakkan globalisasi itu sendiri.

PENTINGNYA KESADARAN DAN WAWASAN DALAM PERSPEKTIF

GLOBAL

Page 25: MODUL PERSPEKTIF GLOBAL & PROBLEMATIKA PENDIDIKAN

22

22

Untuk meningkatkan kesadaran mari kita coba untuk memahami mengapa globalisasi

ini bisa terjadi. Salah satu faktor yang mendorong kuatnya globalisasi ini adalah

adanya kemajuan yang pesat dalam ilmu pengetahuan dan teknologi.

Teknologi merupakan alat dan jalan, yang penggunaannya sangat tergantung

pada orangnya. Apabila digunakan untuk hal yang negatif maka teknologi menjadi

sesuatu yang jelek dan menakutkan, sebaliknya apabila digunakan untuk kepentingan

yang positif maka teknologi menjadi sesuatu yang baik dan mengasyikkan. Disinilah

pentingnya kesadaran dan wawasan agar teknologi digunakan untuk kepentingan

yang positif.

Sadarkah kita, bahwa di rumah saat ini sudah di penuhi dengan alat dan media

sebagai hasil kemajuan teknologi. Dapatkah kita menolak kehadiran informasi

melalui alat dan teknologi tersebuut? Atau apakah kita mempunyai kekuatan untuk

menolaknya? Kita tidak perlu menolaknya yang penting bagi kita bagaimana kita

mengakomodasikan kedalam pola perilaku sesuai dengan nilai dan budaya kita.

Di sinilah kita memerlukan kesadaran yang tinggi serta wawasan yang luas.

Dengan kesadaran bahwa kita merasakan adanya kebutuhan memahami masalah

global, serta dengan wawasan yang luas kita dapat memilih dan memilah inforamasi

atau nilai mana yang diperlukan dan mana yang tida, mana yang sesuai dengan nilai

budaya kita dan mana yang tidak.

Untuk mendukung kesadaran dan wawasan kita perlukan adanya landasan

seperti :

a. Nasionalisme (Kesadaran Nasional)

Imawan mengutip pendapat Haas (Yaya,1998) bahwa nasionalisme yang

kuat dapat menjadi pilar terhadap pengaruh buruk dariperkembangan teknologi

yang pesat ini. Nasionalisme adalah cinta tanah air dengan prinsip baik buruk

adalah negeriku. Nasionalisme mamapu menangkal perbedaan suku, adat istiadat,

ras dan agama. Namun juga tidak hanya terkait oleh baik dan buruk adalah

negaraku dan bangsaku. Yang baik harus kita ambil dan yang buruk kita

tainggalkan. Kita memiliki kesadaran nasionalisme yang cukup kuat, misalnya

kesetiakawanan social, ketahanan nasional dan musyawarah nasional.

b. Norma Dan Agama

Bangsa kita terkenal dengan bangsa yang agamis, patuh terhadap aturan

dan norma yang ada, baik itu norma adat, social, susila dan norma lainnya.

Norma dan Agama adalah pilar utama untuk menangkal pengaruh negatif seiring

dangan gelombang globalisasi.

c. Nilai Budaya Bangsa

Bangsa kita mempunyai nilai budaya yang luhur, yang dapat dijadikan

pilar dan filter terhadap berbagai pengaruh negatif, serta sebgai pendukung bagi

nilai dan pengaruh, yang membawa dampak positif bagi kehidupan berbangsa

dan bernegara.

Menurut Emil Salim (Mimbar Pendidikan, 1989) terdapat 4 bidang

kekuatan gelombang globalisasi yang palin menonjol yaitu :

1) Kekuatan pertama yang membuat dunia menjadi transparan dan sempit adalah

gelombang perkembangan IPTEK yang amat tinggi. Kekuatan ini Nampak

Page 26: MODUL PERSPEKTIF GLOBAL & PROBLEMATIKA PENDIDIKAN

23

23

antara lain penggunaan kamputer dan satelit, dengan ini dapat dengan cepat

menghimpun informasi dunia dengan rinci tentang segala hal misalnya

kekayaan laut, hutan dan lain-lain.

2) Kekuatan kedua adalah kekuatan ekonomi. Ekonomi Global yang terjadi saat

ini demikian kuat. Globalisasi dalam ekonomi namapak sebagai suatu

keterkaitan mata rantaiyang sulit dilepaskan. Krisis moneter yang melanda

Indonesia saat ini tidak terlepasdari kegiatan-kegiatan di Negara-negara

ASEAN dan bahwak dunia.

3) Hal ketiga adalah masalah lingkungan hidup.

4) Keempat adalah politik. Misalnya krisis Teluk dampaknya sangat dirasakn

secara Global di Negara-negara lain, baik segio politik maupun ekonomi.

Perlu kita sadari bahwa globalisasi mempunyai Dampak positif dan

Dampak negatif. Positif karna kita dapat mengambil keuntungan dengan

perkembangan ilmu dan kemajuan dari Negara lain, akn tetapi akan berubah

menjadi dampak negatif apabila kita tidak mempersiapkan diri dengan berbagai

bekal pengetahuan, norma dan ideologi yang kuat. Apabila kita tidak siap kita

akan tergilas, dan jauh ketinggalan dari bangsa lain.

Dengan demikian dalam era globalisasi ini informasi menjadi sangat

penting, maka kuasailah informasi. Informasi ibarat darah dalam tubuh apabila

kita ingin bertahan hidup maka kita harus menguasai informasi.

Dalam globalisasi kita menyadari bahwa setiap bangsa adalah saling

bersaing dan berpacu dengan segala perubahan dan kemajuan. Kita akan kalah

dalam persaingan kalau kita tidak siap dan tidak mengantisipasinya. Kesiapan

kita dalam bersaing adalah penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Menurut Mochtar Buchari (Mimbar Pendidikan, 1989), peningkatan daya

saing itu adalah dalam hal berikut ini :

1) Peningkatan produksi dan mutu produk.

2) Penguasaan bahasa Inggris sebagai bahasa yang digunakan secara

internasional.

3) Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.

4) Penguasaan IPTEK.

2. Pentingnya Wawasan Dalam Perspektif Global

Globalisasi adalah peluang, apabila peluang tersebut tidak kita manfaatkan,

maka selamanya kita akan terus ketinggalan.

Menurut Makagiansar (Mimbar Pendidikan 1989) agar kita dapat

meningkatkan wawasan global ini, maka pendidikan memegang peran penting.

Melalui pendidikan maka Anda harus mampu mengembangkan 4 hal seperti

berikut :

a) Kemampuan mengantisipasi (anticipate)

Pendidikan berusaha menyiapkan anak didik untuk dapat mengantisipasi

perkembangan IPTEK yang begitu cepat.

b) Mengerti dan mengatasi situasi (cope)

Mengembangkan kemampuan dan sikap peserta didik untuk dapat

menangani dan berhadapan dengan situasi baru. Rasa kepedulian terhadap

Page 27: MODUL PERSPEKTIF GLOBAL & PROBLEMATIKA PENDIDIKAN

24

24

masalah serta keinginan untuk mengatasi masalah merupakan faktor yang

harus dikembangkan pada diri anak.

c) Mengakomodasi (accomodate)

Mengakomodasi perkembangan IPTEK yang pesat dan segala perubahan

yang ditimbulkannya. Dalam “mengatsi” (cope) dan mengakomodasi

perlu dikembangkan bahwa sikap anak didik tidak larut dalam perubahan,

tetapi ia harus mampu mengikuti dan mengendalikan perubahan agar

umbuh menjaadi sesuatu yang positif dan bermanfaat bagi kehiduapn.

d) Mereorientasi (reorient)

Persepsi dan wawasan kita tentang dunia perlu diorientasikan kembali

karena perkembangan IPTEK dan perubahan sosial yang cepat. Melalui

pendidikan kita memperluas persepsi anak. Kita mendidik untuk dapat

mengadakan reorientasi sikap dan nilai,sehingga memperoleh wawasan

yang semakin luas.

Nilai budaya merupakan identitas budaya harus kita pertahankan,

tetapi ada nilai yang perlu diubah atau disesuaikan dengan perkembangan.

Contoh orang Motto orang jawa “mangan ora mangan ngumpul” yang dalam

bahasa indonesianya adalah “makan atau tidak yang penting berkumpul”.

Harus di ubah karena tidak sesuai lagi dengan kehidupan global yang sudah

berkembang sngat jauh.

Sesuai dengan derasnya arus globalisasi ini maka, peran keluarga juga

sangat besar. Keluarga sekarang hidup dalam “kotak global” elektronik baru

(Schultze, 1991). Ini dapat kita lihat dari adanya TV, radio, dan parabola.

Dalam waktu yang tidak lama lagi rumah akan di penuhi dengan komputer

yang dapat digunakan untuk e-mail, internet dan alat komunikasi jarak jauh.

Dengan adanya media seperti itu, yang dapat kita kendarai untuk

mengarungi arus globalisasi ini, menurut Schultze akan mengantar anak-anak

kita keluar dari rumah dan berjalan ke kebudayaan lain. Globalisasi dengan

melalui media sperti ini akan berpacu kepada para orang tua dalam

membesarkan anak. Ini tentu harus kita waspadai.

Untuk mewaspadai hal tersebut perlu dilakukan hal-hal seperti berikut:

a) Kita harus menguasai Ilmu Pengetahuan dab Teknologi

b) Menguasai informasi dalam berbagai bidang, dan mengolah serta

memahami pesan-pesan yang ada dalam informasi tersebut, kemudian

menarik kesimpulan dan menyeleksinya untuk digunakan dalam

kehidupan.

c) Memanfaatkan pertemuan ilmiah, seperti semianar, diskusi dan

sebagainya untuk memahami informasi.

Menurut pendapat HAR Tilaar(1998) tentang kondisi yang mencetuskan

konsep-konsep inovasi yang dapat meningkatkan wawasan anda tentang

masalah global dan globalisasi, sebagai berikut.

a) Di dalam era globalisasi kita berada didalam suatu masyarakat yang

kompetitif, artinya pribadi dan masyarakat berada pada kondisi untuk

menghasilkan sesuatu yang tebaik dan berkualitas.

Page 28: MODUL PERSPEKTIF GLOBAL & PROBLEMATIKA PENDIDIKAN

25

25

b) Masyarakat didalam era globalisasi menuntut kualitas yang tinggi baik di

dalam jasa, barang maupun investasi modal. Kualitas diatas kuantitas.

c) Era globalisasi merupakan era infornasi dengan sarana-sarananya yang

dikenal sebagai superhighway. Pemanfaatan informasi superhighway

merupakan suatu kebutuhan masyarakat modern dan demikian perlu

dikuasi anggota masyarakat.

d) Era globalisasi merupakan era komunikasi yang cepat dan canggih. Oleh

karena itu, penguasaan terhadap sarana komunikasi seperti bahasa

merupakan syarat mutlak.

e) Era globalisasi ditandai oleh maraknya kehidupan bisnis.

f) Eraglobalisasi merupakan era teknologi, oleh kareana itu masyarakatnya

harus melek digital.

D. RINGKASAN MATERI

Menurut Kamus Filsafat yang ditulis oleh Loren Bagus (1996) bahwa yang

dimaksud dengan kesadaran adalah mengandung arti keinsyafan terhadap ego, diri,

atau benda. Kesadaran adalah kemampuan untuk melihat dirinya sendiri sebagaimana

orang lain dapat melihatnya. Dengan kata lain kesadaran adalah “pengakuan diri”.

Kesadaran muncul dari dalam diri kita sebagai cetusan nurani. Kalau hal ini dikaitkan

dengan perspektif global maka kesadaran di sini adalah pengakuan bahwa kita adalah

bukan semata-mata sebagai warga suatu Negara tetapi juga warga dunia, yang

mempunyai ketergantungan terhadap orang lain dan bangsa lain, serta terhadap alam

sekitar baik secara lokal, nasional, maupun global. Dengan kesadaran itu muncul

suatu pengakuan bahwa masalah global perlu dipelajari, dipahami dan dimanfaatkan

untuk kepentingan bersama, sehingga dalam berpikir, berucap, dan bertindak

menunjukkan dan mencerminkan adanya kepedulian, kepentingan, dan kemanfaatan.

Landasan kesadaran dalam perspektif global dibagi menjadi tiga yaitu nasionalisme,

norma dan agama, nilai budaya dan bangsa. Seorang yang dikatakan sadar terhadap

perspektif global adalah yang berpikiran global namun bertindak lokal.

E. TUGAS DAN LATIHAN

1. Bagaimana cara menghindari dampak negatif globalisasi ?

F. RAMBU-RAMBU JAWABAN

1. Di sinilah kita memerlukan kesadaran yang tinggi serta wawasan yang luas.

Dengan kesadaran bahwa kita merasakan adanya kebutuhan memahami

masalah global, serta dengan wawasan yang luas kita dapat memilih dan

memilah inforamasi atau nilai mana yang diperlukan dan mana yang tidak,

mana yang sesuai dengan nilai budaya kita dan mana yang tidak.

Page 29: MODUL PERSPEKTIF GLOBAL & PROBLEMATIKA PENDIDIKAN

26

26

BAB IV

KALIMAT EFEKTIF

A. TUJUAN

Setelah Mempelajari Modul Ini, Anda Dapat Memahami Isu-Isu dan Masalah Global

dalam Kaitannya Dengan Kepentingan Nasional !

B. POKOK-POKOK MATERI

1. Isu-isu Global Dalam Kaitannya Dengan Kepentingan Nasional

2. Masalah-Masalah Global Dalam Kaitannya Dengan Kepentingan Nasional

C. Uraian Materi

1. Isu-isu Global Dalam Kaitannya Dengan Kepentingan Nasional

Mengenai isu dan masalah global, Merry M. Merryfield (1997:8)

mengemukakan pokok-pokok penduduk dan keluarga berencana (population and

family planning), hak rakyat menentukan pemerintahan sendiri (self determination),

pembangunan (development), hak asasi manusia (human right), emigrasi, imigrasi

dan pengungsian (emigration, immigration and refugees), kepemilikan bersama

secara global (the global commnos), kelaparan dan bahan pangan (bunger and food),

perdamaian dan keamanan (peace and security), prasangka dan diskriminasi

(prejudice and discrimination). Isu dan masalah yang telah dikemukakan tadi, bukan

lagi dirasakan secara local maupun regional, namun kini sudah dirasakan oleh seluruh

dunia. Badan dan lembaga dunia yang merupakan bagian dari PBB maupun yang

berada diluar PBB seperti LSM telah menaruh perhatian yang seriau mengenai hal

tersebut.

a. Penduduk dan Keluarga Berencana

Masalah penduduk merupakan masalah yang sudah mendunia. Persoalan

ketidakseimbangan antara pertumbuhan dan jumlah penduduk dengan

ketersediaan bahan pangan, lapangan kerja serta pamukiman yang merupakan

masalah kesejahteraan, bukan hanya masalah yang menimpa Indonesia

melainkan masalah yang dialami juga oleh Negara-negara di dunia.Salah satu

upaya untuk mengatasi masalah penduduk yaitu dengan melakukan program

Keluarga Berencana (KB) dengan mengatur jumlah anggota keluarga demi

kesejahteraan masing-masing keluarga. Program ini selain merupakan upaya

pemecahan masalah, pada pelaksanaannya juga masih menjadi permasalahan

global.

b. Pembangunan

Pembangunan menurut Bartelmus (1986:3) merupakan proses yang

berupaya memperbaiki kondisi hidup masyarakat, baik kondisi material maupun

non material termasuk kebutuhan fisikal, telah-sedang-akan dilakukan oleh semua

bangsa di dunia ini. Namun karena pelaksanaannya melibatkan semua sumber baik

SDA maupun SDM termasuk kemampuan IPTEKnya, pembangunan masih

ISU-ISU DAN MASALAH GLOBAL DALAM KAITANNYA DENGAN

KEPENTINGAN NASIONAL

Page 30: MODUL PERSPEKTIF GLOBAL & PROBLEMATIKA PENDIDIKAN

27

27

mengalami berbagai masalah dan kendala. Dengan demikian pembangunan

merupakan suatu masalah global.

c. Hak Asasi Manusia (HAM)

Kita semua meyakini firman Allah dalam Al Quran, surat Al Hujarat, ayat

13 yang artinya sebagai berikut:

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan

seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku

supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia

diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu.

Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui dan Mengenal”. Dalam kehidupan di

masyarakat hak asasi manusia mendapat perlakuan yang berbeda-beda oleh pihaik-

pihak tertentu, sehingga terjadi suatu pelanggaran HAM. Diskriminasi rasial, etnis,

agama, dan lainnya merupakan contoh pelanggaran HAM. HAM ini tidak hanya

merupakan masalah local dan regional di kawasan tertentu, namun juga

merupakan masalah global.

d. Migrasi

Perpindahan penduduk, baik dala emigrasi, imigrasi maupun pengungsian

terjadi dimana-mana di dunia ini. Faktornya bermacam-macam, mulai dari faktor

ekonomi, bencana alam, wabah, politik sampai keamanan. Bagi pelakunya

mungkin merupakan jalan keluar dari masalah yang dialaminya, namun bagi

kawasan yang didatangi mungkin akan menjadikan suatu masalah, karena

mnyangkut tempat penampungan, lapangan kerja, bahan kebutuhan, dan lain-

lainnya. Masalah migrasi ini merupakan suatu maslah global.

e. Lingkungan dan Sumber Daya

Berdasarkan UU RI No.4 tahun 1982, menyatakan bahwa pengertian

lingkungan hidup adalah sebagai berikut : kesatuan ruang dengan semua benda,

daya, keadaan, makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya,

yang mempengaruhi kelangsungan peri kehidupan dan kesejahteraan manusia serta

makhluk hidup lainnya. Pengaruh tersebut dapat berdampak positif dalam arti

makin menjamin kelangsungan hidup dan kesejahteraan, serta dapat pula

berdampak negatif dengan pengertian mengganggu bahkan mengancam

kesejahteraan manusia. Kondisi lingkungan yang negatif ini merupakan suatu

masalah global.

Masalah lingkungan seperti pencemaran (udara, tanah, air, suara, atau

kebisingan, sinar yang menyilaukan), banjir, kekeringan, tanah longsor, hama dan

sebangsanya yang mengganggu bahkan mengancam kehidupan manusia, tidak hanya

terjadi secara local atau regional, namun sudah menjadi masalah global. Masalah

lingkungan telah menjadi perhatian dan kepedulian dunia, baik PBB maupun LSM.

Masalah lingkungan hidup yang telah mengglobal harus menjadi perhatian dan

kepedulian tiap orang termasuk seorang guru maupun warna dunia.

Sumber Daya Alam (SDA) merupakan suatu bentuk materi atau energi yang

diperoleh dari lingkungan fisikal yang dapat memenuhi kebutuhan hidup manusia.

Page 31: MODUL PERSPEKTIF GLOBAL & PROBLEMATIKA PENDIDIKAN

28

28

Sumber daya alam tidak hanya berupa kondisi fisikal alamiah, melainkan juga dapat

berupa SDA dan SDM.

Kandungan, persediaan, penggalian dan pemanfaatan sumber daya, khususnya

sumber daya alam, tidak hanya menyangkut pemerintah serta Negara pemilik sumber

daya alam yang bersangkutan, melainkan juga melibatkan Negara-negara lain yang

berkepentingan. Dalam mekanisme dan dinamika produksi, pemanfaatan,konsumsi

dan perdagangan sumber daya alam terjadi saling ketergantungan dan saling

keterkaitan antar berbagai Negara di dunia yang terus berkembang dari waktu ke

waktu.

2. Masalah-Masalah Global Dalam Kaitannya Dengan Kepentingan Nasional

Dari sekian jumlah negara di dunia ini, kita membedakan negara-negara yang

terbelakang, sedang berkembang, dan negara-negara maju. Tekanan perbedaan

tersebut terletak pada tingkat kemampuannya dalam menguasai serta memanfaatkan

ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) mengolah sumber daya alam bagi

kepentingan kemakmuran penduduknya.

Negara-negara yang dikategorikan ke dalam negara yang terbelakang adalah

negara yang kemampuan SDM-nya masih sangat rendah dalam menguasai dan

memanfaatkan IPTEK untuk menggali sumber daya alam serta lingkungan bagi

kemakmurannya. Selain itu tingkat pendidikan masyarakatnya sangat rendah atau

dapat dikategorikan masih bodoh. Tingkat dan kemampuan ekonominya pun juga

rendah.

Negara-negara yang dikategorikan negara yang sedang berkembang,

kemampuan IPTEKnya lebih maju Kelompok negara ini telah dapat memanfaatkan

IPTEK dalam mengolah sumber daya alam dan lingkungannya, meskipun masih

berbobot tradisional. Tingkat pendidikannya juga sudah lebih baik bila dibandingkan

dengan negara yang terbelakang.

Negara-negara yang dikategorikan negara maju yaitu negara-negara yang telah

menguasai dan memanfaatkan IPTEK canggih dalam kehidupannya. Tingkat

pendidikan masyarakat, ekonomi dan pendapatannya sudah rata-rata tinggi.

Perbedaan antara negara terbelakang dengan negara sedang berkembang dan

dengan negara maju, bukan didasarkan atas tinggi rendahnya martabat kemanusiaan,

melainkan didasarkan atas derajad kemampuan SDM-nya dalam menguasai serta

menerapkan IPTEK bagi kesejahteraan manusia yang bersangkutan.

Perbedaan antara individu, masyarakat, bangsa dan negara yang memiliki

kekuasaan atau kekuatan dengan individu, masyarakat, bangsa dan negara yang

lemahyang tidak dilandasi oleh kesadaran bahwa manusia di hadapan Tuhan itu

derajadnya sama, akan menimbulkan konflik yang membahayakan perdamaian.

Dalam menciptakan kehidupan global yang sejahtera, aman, dan damai, kerja

sama dan saling ketergantungan merupakan mekanisme yang strategis.

Bagaimanapun kayanya, negara-negara itu memerlukan sesuatu dari pihak, negara,

bangsa dan masyarakat lain. Negara industri akan memerlukan bahan mentah atau

bahan dasar yang diprosesnya dari negara lain, begitu pula barang-barang hasil

produksinya juga memerlukan pasar di negara lain, untuk menjual barang-barang

hasil industrinya. Sehingga timbul saling ketergantungan antara mereka. Dalam

Page 32: MODUL PERSPEKTIF GLOBAL & PROBLEMATIKA PENDIDIKAN

29

29

lingkup global yang luas, saling ketergantungan tidak hanya pada bidang ekonomi

saja, namun juga pada bidang sosial, budaya, dan politik. Saling ketergantungan

dalam bidang-bidang kesehatan, kedokteran, keluarga berencana, olah raga, kesenian,

ilmu pengetahuan, teknologi, pemerintahan, kedaulatan rakyat, HAM dan seterusnya,

menjadi tuntutan bagi terciptanya masyarakat global yang selaras, serasi, dan

seimbang.

Kemiskinan yang dialami oleh umat manusia juga merupakan masalah global.

Kontak antar manusia baik secara langsung maupun tidak langsung melalui berbagai

media informasi, juga meningkatkan aspirasi penduduk terhadap kebutuhan hidup

non ekonomi yang antara lain meliputi pendidikan, kesehatan, kesenian, rekreasi dan

sebangsanya. Bagi masyaralat miskin, untuk memenuhi aspirasi yang tarafnya tinggi,

untuk memenuhi kebutuhan dasar (basic neeeds) yang sangat mendasar, masih sangat

sukar dicapai. Kenyataan tersebut merupakan masalah kemanusiaan yang harus

mendapatkan perhatian, terutama dari mereka yang membuat dan mengambil

kebijakan serta keputusan.

Ditinjau dari pertumbuhan dan perkembangan penduduk dengan segala

kebutuhan serta aspirasinya, pergeseran nilai, norma dan peraturan, merupakan hal

yang wajar. Oleh karena itu, peninjauan pengembangan dan perubahan peraturan,

hukum serta perundang-undangan merupakan upaya yang wajar dalam

mengakomodasi pertumbuhan dan perkembangan tadi.

Dalam kenyataan hidup, terutama yang dialami oleh anggota masyarakat

lapisan bawah yang lemah, sangat sukar untuk mendapatkan perlakuan dan pelayanan

HAM-nya secara wajar. Pihak yang kuat dan berkuasa tidak jarang melakukan

pelanggaran HAM terhadap mereka yang lemah, baik pada tingkat perorangan,

tingkat kelompok, bangsa maupun negara. Untuk mengatasi pelanggaran atas HAM

tersebut harus dimulai dari tiap individu masing-masing, yang saling menghayati

benar hak dan kewajiban diri sendiri, serta hak dan kewajiban orang lain.

Salah satu nilai yang harus melekat pada diri kita yaitu kemandirian. Dalam

dinamika kerja sama dan saling ketergantungan, kemandirian ini memperkuat

kedudukan kita di tengah-tengah negara bangsa yang lain. Kemandirian merupakan

kekuatan internal yang menjaga diri dari pendiktean permainan pihak lain yang

bermaksud mencari keuntungan dari kelemahan kita.

Manusia selaku individu, keluarga, masyarakat dan bangsa selalu memiliki

keterbatasan, meskipun termasuk ke dalam kelompok serba ada atau kaya. Oleh

karena itu, kerja sama dan saling ketergantungan menjadi tuntutan yang wajar dalam

kehidupan bermasyarakat, terutama dalam kehidupan global. Namun demikian jati

diri dan kemandirian menjadi landasan yang harus melekat pada tiap diri manusia,

baik sebagai individu, keluarga dan masyarakat, maupun sebagai bangsa serta warga

dunia.

D. RINGKASAN MATERI

Mengenai isu dan masalah global, Merry M. Merryfield (1997:8)

mengemukakan pokok-pokok penduduk dan keluarga berencana (population and

family planning), hak rakyat menentukan pemerintahan sendiri (self determination),

pembangunan (development), hak asasi manusia (human right), emigrasi, imigrasi

Page 33: MODUL PERSPEKTIF GLOBAL & PROBLEMATIKA PENDIDIKAN

30

30

dan pengungsian (emigration, immigration and refugees), kepemilikan bersama

secara global (the global commnos), kelaparan dan bahan pangan (bunger and food),

perdamaian dan keamanan (peace and security), prasangka dan diskriminasi

(prejudice and discrimination). Isu dan masalah yang telah dikemukakan tadi, bukan

lagi dirasakan secara local maupun regional, namun kini sudah dirasakan oleh seluruh

dunia. Badan dan lembaga dunia yang merupakan bagian dari PBB maupun yang

berada diluar PBB seperti LSM telah menaruh perhatian yang seriau mengenai hal

tersebut.

E. TUGAS DAN LATIHAN

Mengapa Keluarga Berencana sangat penting untuk dilakukan ?

F. RAMBU-RAMBU JAWABAN

Masalah penduduk merupakan masalah yang sudah mendunia. Persoalan

ketidakseimbangan antara pertumbuhan dan jumlah penduduk dengan

ketersediaan bahan pangan, lapangan kerja serta pamukiman yang merupakan

masalah kesejahteraan, bukan hanya masalah yang menimpa Indonesia

melainkan masalah yang dialami juga oleh Negara-negara di dunia.Salah satu

upaya untuk mengatasi masalah penduduk yaitu dengan melakukan program

Keluarga Berencana (KB) dengan mengatur jumlah anggota keluarga demi

kesejahteraan masing-masing keluarga. Program ini selain merupakan upaya

pemecahan masalah, pada pelaksanaannya juga masih menjadi permasalahan

global.

Page 34: MODUL PERSPEKTIF GLOBAL & PROBLEMATIKA PENDIDIKAN

31

31

BAB V

A. TUJUAN

Setelah mempelajari modul ini, anda dapat memahami dan mengaplikasikan Isu-Isu

Global Dalam Pembelajaran IPS SD

B. POKOK-POKOK MATERI

1. Isu – Isu Global Dalam Pembelajaran IPS SD

2. Masalah-Masalah Global Dalam Pembelajaran IPS SD

C. URAIAN MATERI

1. Isu – Isu Global Dalam Pembelajaran IPS SD

Telah kita sadari bahwa pengajaran IPS bersumber dari masyarakat yang

meliputi pertumbuhan, perkembangan, kemajuan kehidupan termasuk segala

aspek dengan permasalahannya. Dengan demikian, pengajaran IPS tidak akan

kehabisan materi untuk dibahas dan dipermasalahkan. Materi tersebut bukan

hanya apa yang terjadi hari ini, melainkan juga yang telah terjadi masa yang

lampau, dan lebih jauh pada masa yang akan datang. Ditinjau dari lingkup

wilayahnya meliputi apa yang terjadi setempat secara local, nasional, regional

sampai ke tingkat global. Hal tersebut menjadi perhatian dan lahan garapan

pengajaran IPS.

Perkembangan, perubahan dan kemajuan pengetahuan, kesadaran perilaku,

sikap dan pemikiran manusia saat ini akan berpengaruh terhadap sikap perilaku

dan tindakannya di hari-hari mendatang. Oleh karena itu selaku guru IPS harus

memperhitungkan dan mengantisipasinya.

Beberapa hal yang berkenaan dengan isu-isu global dalam pembelajaran

IPS diantaranya sebagai berikut :

a) Kemajuan dan pemanfaatan IPTEK dalam komunikasi transportasi;

multimedia, kamera dan pemotretan jarak jauh, teropong serta penginderaan

dari satelit, telah memperluas cakrawala pandang manusia yang memperkaya

materi pembelajar IPS

b) Kontak antarmanusia dan arus barang berita dan informasi baik secara fisik

langsung tanpa perantara, maupun tidak langsung melalui berbagai media,

memperluas cara pandang manusia mulai dari tingkat locak, regional sampai

ke tingkat global, untuk membina perspektif global dalam diri manusia.

Proses yang demikian itu merupakan salah satu tugas yang harus diperhatikan

pada pembelajaran IPS

c) Secara alamiah, baik kondisi alam fisik maupun social budaya manusia di

permukaan bumi, tersebar tidak merata dan beraneka ragam. Ketidak

merataan dan keanekaragaman SDA dan SDM ini menjadi dasar terjadinya

penjelajahan, kontak social, perdagangan serta kemajuan cara pandang

manusia terhadap kehidupan baik dalam konteks keruangan maupun dalam

ISU-ISU GLOBAL DALAM PEMBELAJARAN IPS SD

Page 35: MODUL PERSPEKTIF GLOBAL & PROBLEMATIKA PENDIDIKAN

32

32

perkembangan waktunya. Kenyataan yang demikian itu menjadi landasan

materi pada kajian pembelajaran IPS.

d) Perbedaan tingkat kemakmuran masyarakat, Negara-negara di permukaan

bumi, tidak terletak pada kaya miskinnya SDA setempat, melainkan lebih

ditentukan oleh kemampuan SDM-nya memanfaatkan SDA yang dimiliki

bagi kesejahteraan mereka masing-masing. Kenyataan yang demikian itu

menjadi landasan peningkatan kesadaran kita semua, khususnya kesadaran

guru IPS peningkatan kesadaran kita semua, khususnya kesadaran guru IPS

akan pentingnya pendidikan memperbaiki kualitas kemampuan peserta didik

sebagai masa yang akan datang.

e) Fenomena dan masalah kehidupan di permukaan bumi sebagai suatu

kenyataan, merupakan proses yang berkembang dalam ruang tertentu pada

perjalanan dari waktu ke waktu. Kenyataan yang demikian, merupakan

perpaduan jalinan antara faktor ruang dengan faktor waktu yang mencirikan

karakter aspek kehidupan tersebut. Faktor waktu yang mencirikan karekter

aspek kehidupan tersebut. Fenomena itu merupakan hal yang menarik bagi

pembelajaran IPS.

2. Masalah-Masalah Global Dalam Pembelajaran IPS SD

Berkenaan dengan masalah-masalah global, Merry M. Merryfield (1997:8)

antara lain mengemukakan penduduk dan keluarga berencana (population and

family planning), pembangunan (development), hak asasi manusia bersama

secara global (the global commons), lingkungan hidup dan SDA (environment

and natural resources), kelaparan dan bahan pangan (hunger and food),

perdamaian dan keamanan (peace security), prasangka dan diskriminasi

(prejudice and discrimination). masalah-masalah diantaranya sebagai berikut :

a) Penduduk dan keluarga berencana

Masalah penduduk terletak pada tingkat kesejaheraan dan kemakmuran

yang rendah sebagai akibat adanya kesenjangan yang besar antara

pertumbuhan pertumbuhan serta jumlah penduduk yang terus meningkat

dengan pertumbuhan segala kebutuhan terbatas. Sedangkan upaya-upaya

yang dilakukan untuk menyeimbangkan dan menanggulanginya yaitu progam

keluarga berencana yang masih belum berhasil.

b) Pembangunan

Masyarakat dan Negara-negara yang miskin yang seharusnya

melakukan pembangunan untuku mengentaskan diri dari kemiskinan, justru

tidak mampu melaksanakannya. Pembangunan sebagai rangkaian kegiatan

perencanaan, pengkajian, uji kelayakan, pengelolaan, pelaksanaan, evaluasi

memerlukan SDM yang handal, dana yang mendukung, dan suasana yang

kondusif. Dengan demikian pembangunan yang seharusnya menjadi upaya

pemecahan masalah, untuk bangsa-bangsa yang terbelakang dan miskin,

justru menjadi masalah. Dalam hal ini SDM dengan kualitas kemampuannya,

menjadi kunci utama.

Page 36: MODUL PERSPEKTIF GLOBAL & PROBLEMATIKA PENDIDIKAN

33

33

c) Hak asasi Manusia

Mengapa yang melekat pada diri tiap orang itu menjadi masalah,

bahkan menjadi masalah global? Persoalannya terletak pada pelanggaran

yang terjadi dialami oleh orang-orang tertentu, baik sebagai individu maupun

sebagai kelompok oleh pihak-pihak tertentu yang memiliki kekuasaan atau

yang berkuasa. Oleh karena itu, kita masing-masinng harus menyadari hak

dan kewajiban dan memahami serta menghormati hak dan kewajiban orang

lain. Hal itu sebagai upaya untuk memberikan pengertian dan kesadaran

kepada peserta didik atas hak dan kewajibannya.

d) Migrasi

Migrasi sebgai suatu gerak suatu gerak penduduk yang menjadi masalah

global, yaitu emigrasi (perpindahan penduduk menuju Negara lain yang akan

menetap di Negara baru tersebut), imigrasi (perpindahan penduduk dari suatu

Negara ke dalam negeri tertentu yang diperkirakan akan menetap di negeri

terakhir), dan pengungsian (perpindahan sekelompok penduduk dari suatu

kawasan atau Negara ke kawasan atau Negara lain, karena faktor-faktor

tertentu yang mendesak). Bahwa orang atau orang-orang yang berpindah itu

membawa masalah, masalah ekonomi (lapangan kerja, kekurangan bahan

pangan), masalah politik (perang saudara, perbedaan ideology) masalah atau

bencana alam (banjir, kekeringan, wabah). Bagi kawasan atau Negara yang

didatangi, menjadi masalah karena berkaitan dengan pemenuhan segala

kebutuhan para pendatang, mulai dari tempat tinggal, pekerjaan, bahan

pangan, kriminalitas, dan kemungkinan wahab penyakit yang mereka bawa.

Masalah tersebut membawa dampak luas dalm berbagai aspek kehidupan di

antara dua belah pihak.oleh karena itu, pada tingkat makro, kenyataan

tersebut telah menjadi masalah global.

e) Kepemilikan bersama secara global

Tiap kawasan dengan kawasan lain, tiap Negara dengan Negara lain

yang ditetapkan sebagai batas wilayah (darat, perairan, dan udara). Namun

dalam konteks dunia (global), khususnya berkenaan dengan samudra dan

udara terbuka, merupakan milik seluruh manusia, yang dapat dimanfaatkan

oleh siapa saja. Pada kenyataannya, baik samudra luas terbuka dan angkasa

luar yang tidak bertuan itu, menjadi sengketa yang dapat menimbulkan

masalah besar. Oleh karena itu, hal-hal yang sesungguhnya menjadi milik

bersama umat manusia, tidak dapat diklam oleh pihak manapun, harus diatur

bersama secara global oleh hokum international.

f) Lingkungan hidup dan sumber daya alam

Lingkungan hidup bagi manusia yaitu kesatuan ruang dengan semua

benda, daya keadaan dan mahluk hidup termasuk didalamnya mansia dan

perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan

kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lainnya (UURI No. 4/1982:3).

Sedangkan sumber daya menurut undang-undan republic Indonesia nomor 4

tahun 1982 itu adalah “unsur lingkungan hidup yang terdiri atas sumber daya

Page 37: MODUL PERSPEKTIF GLOBAL & PROBLEMATIKA PENDIDIKAN

34

34

manusia, sumber daya alam hayati, sumber daya alam non hayati, dan sumber

daya buatan” . oleh karena itu benda atau fenomena yang sama dapat kita

sebut sebagai lingkungan dan dapat pula kita nyatakan sebagai sumberdaya

tergantung dari sudut pandang yang kita tetapkan.

Sebagai akibat meningkatnya jumlah penduduk manusia dengan segala

kebutuhannya, lingkungan sebagai sumber daya, secara alamiah tidak dapat

lagi menjamin kehidupan manusia tanpa penerapan dan pemanfaatan IPTEK

dalam merekayasa lingkungan sebagai sumber daya, kesejahteraan umat

manusia tidak dapat terjamin. Namun, penerapan dan pemanfaatan IPTEK

tersebut, bermata dua atau dilematis. Secara positif mendatangkang rahmat

dalam arti meningkatkan kesejahteraan manusia. Namun membawa dampak

negatif atau membawa laknat dalam bentuk masalah lingkungan seperti

pencemaran, kekeringan, banjir, tanah longsor dan kenaikan suhu udara

globa. Oleh karena itu, kita umat manusia harus penuh kewaspadaan dalam

menerapkandan memanfaatkan IPTEK.

g) Kelaparan dan bahan pangan

Kelaparan dan keterbatasan persediaan bahan pangan, merupakan

masalah yang tidak dapat dilepaskan dari kehidupan umat manusia, baik local

dan regional maupun global. Oleh karena itu peningkatan produksi pangan,

khususnya produksi pertanian bahan pangan menjadi tuntutan untuk

memenuhi kebutuhan pangan. Namun karena berbagai kendala yang meliputi

kendala social tidak meratanya kualitas kemampuan SDM, kendala politik

dan kekuasaan, panen kendala cuca (El Nino dan La Nina) yang

menyebabkan kegagalan panen, kesenjangan antara pertumbuhan kebutuhan

pangan dengan pertumbuhan persediaan bahannya tidak dapat dihindarkan.

Hal tersebut mengakibatkan kelaparan di berbagai kawasan di dunia. Gejolak

politik dan ekonomi global juga menjadi salah satu penyebab yang mendasar

kelaparan di berbagai belahan bumi tadi.

h) Perdamaian dan keamanan

Perdamaian dan keamanan adalah dua aspek social psikologis yang

sangat mendasar serta didambakan oleh tiap individu umat manusia. Namun

demikian, sangat sulit terealisasikan secara wajar dalam kehidupan.

Kerawanan-kerawanan terhadap perdamaian keamanan, bermula dari

pertentangan etnis ke pertentangan rasial, pertentangan politik ke ekonomi,

dari ambisi gengsi arogansi elit yang berkuasa tingkat nasional ke tingkat

regional sampai ke tingkat global yang meresahkan perdamaian serta

mengganggu keamanan global.

i) Prasangka dan diskriminasi

Masalah rpasangka dan diskriminasi, meliputi aspek-aspek etnis

(kesukuan), ras, kelas, jenis atau kelamin (gender), agama, ekonomi dan

politik. Secara ilmiah di alam raya termasuk di dalam biosfer tempat kita

hidup ini, perbedaan secara keanekaragaman merupakan hal wajar. Oleh

karena itu, kemajemukan tersebut harus kita terima, bahkan harus kita

Page 38: MODUL PERSPEKTIF GLOBAL & PROBLEMATIKA PENDIDIKAN

35

35

syukuri. Namun demikian dalam kehidupan social, budaya, ekonomi, dan

politik menjadi sumber kersahan kesenjangan bahkan masalah. Dengan dasar

alas an perbedaan kepentingan, perbedaan serta keanekaragaman menjadi

benih berkembangnya prasangka antar etnis, antar ras, antar agama; antar

kelompok ekonomi dan antar kelompok politik. Hal inilah yang menjadi

wajib diwaspadai secara sungguh-sunggu oleh seluruh umat manusia,

terutama oleh kelompok elit yang tersebut harus mulai ditanamkan sejak dini

di tingkat sekolah dasar. Anak-anak di tingkat SD inilah yang akan menjadi

SDM masa yang akan datang yang idealnya bersih dari sikap dan tindakan

prasangka serta diskriminasi.

D. RINGKASAN MATERI

a) Pertumbuhan penduduk dengan segala kebutuhan hidupnya menjadi

faktor pendorong utama kemajuan dan penerapan IPTEK dalam berbagai

bidang kehidupan.

b) Kemajuan dan penerapan IPTEK elektrik-elektronik menghasilkan

multimedia, menajdi dasar terjadinya revolusi informasi dan masyarakat

global.

c) Kemajuan kondisi fisikal alamiah dan rasial serta kehidupan social

budaya, ekonomi dan politik di permukaan bumi, selain merupakan asset

kesejahteraan kehidupan global, juga menjadi faktor terjadinya konflik

antar masyarakat di dunia.

d) Penerapan IPTEK dalam memanfaatkan sumber daya alam dan

lingkungan selain meningkatkan kesejahteraan hidup umat manusia juga

dapat menimbulkan masalah global.

e) Kewaspadaan terhadap dampak negatif dari proses globalisasi, merupakan

salah satu syarat penyelamatan kepentingan hidup Bangsa Indonesia dari

budaya global.

E. TUGAS DAN LATIHAN

Mengapa isu-isu global harus dimasukan dalam pembelajaran IPS ?

F. RAMBU- RAMBU JAWABAN

Pengajaran IPS bersumber dari masyarakat yang meliputi pertumbuhan,

perkembangan, kemajuan kehidupan termasuk segala aspek dengan

permasalahannya. Dengan demikian, pengajaran IPS tidak akan kehabisan materi

untuk dibahas dan dipermasalahkan. Materi tersebut bukan hanya apa yang

terjadi hari ini, melainkan juga yang telah terjadi masa yang lampau, dan lebih

jauh pada masa yang akan datang. Ditinjau dari lingkup wilayahnya meliputi apa

yang terjadi setempat secara local, nasional, regional sampai ke tingkat global.

Hal tersebut menjadi perhatian dan lahan garapan pengajaran IPS.

Page 39: MODUL PERSPEKTIF GLOBAL & PROBLEMATIKA PENDIDIKAN

36

36

BAB VI

A. TUJUAN

Setelah Mempelajari Buku Ajar Ini, Anda Dapat Memahami Dan

Mengaplikasikan Model Pembelajaran Dan Evaluasi Pembelajaran Perspektif

Global.

.

B. POKOK-POKOK MATERI

1. Model Pembelajaran Perspektif Global Dalam IPS SD

2. Evaluasi Pembelajaran Perspektif Global Dalam IPS SD

C. Uraian Materi

1. Model Pembelajaran Perspektif Global Dalam IPS SD

Dalam kehidupan manusia, banyak masalah yang menunjukan pertentangan

(kontroversional) satu kenyataan dengan kenyataan lainnya. Dimulai dari tempat

tinggal masing-masing (lokal), wilayah yang lebih luas seperti tingkat kabupaten dan

provinsi (regional), tingkat bangsa (nasional), antar wilayah negara (antar regional),

sampai ke tingkat dunia (global). Masalah-masalah tersebut meliputi kaya miskin,

perdamaian konflik, saling mempercayai-prasangka, kesepakatan-pertentangan, dan

kelestarian-perusakan.

Dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan tempat tinggal (desa-kota) dapat

diamati adanya kemiskinan dan kekumuhan di satu pihak serta kekayaan dan

kemewahan di pihak lain. Masalah yang menunjukan pertentangan ini, di tingkat

regional yang lebih luas dan di tingkat dunia dapat diketahui melalui pemberitaan

surat kabar, penyiaran radio serta berita tayangan TV. Oleh karena itu, media

informasi seperti surat kabar, majalah, radio, TV dan internet menjadi sarana untuk

memperoleh segala informasi mengenai kehidupan sehari-hari, termasuk di dalamnya

masalah-masalah yang kontroversional.

Melalui pengamatan di lingkungan tempat tinggal dan lingkungan yang lebih

luas, dari berbagai media cetak maupun elektronik kita dapat menyerap informasi di

satu pihak berbicara bahkan membahas masalah perdamaian, namun di pihak lain

pertentangan (konflik) antarkelompok masyarakat, antarsuku bangsa, antarbangsa,

antarpihak-pihak yang berbeda kepentingan ekonomi, sosial dan politik terus

berlangsung. Dalam perbincangan antar elit yang berkuasa dan memegang kebijakan

di tingkat regoinal dan internasional, ada kesepakatan pembatasan senjata nuklir,

kesepakatan pelanggaran batas negara (darat, laut, udara), namun di pihak lain kontak

senjata atau “perang” antarpihak yang bertetangan terus berlangsung.

Pada lingkup lingkungan hidup pecinta alam mencapai kesepakatan tentang

menjaga kelestarian lingkungan hidup. Perbincangan menghasilkan kesepakatan

konsep-konsep pembangunan berwawasan lingkungan, pembangunan ramah

lingkungan, menjaga keanekaragaman hayati, dan lain sebangsanya. Namun di pihak

MODEL PEMBELAJARAN DAN EVALUASI

PEMBELAJARAN PERSPEKTIF GLOBAL

Page 40: MODUL PERSPEKTIF GLOBAL & PROBLEMATIKA PENDIDIKAN

37

37

lain, perusakan lingkungan berupa pembabatan hutan, penggalian batu dan pasir, dan

berbagai jenis pencemaran terus berlangsung.

Makin banyak jenis dan jumlah serta makin menyebarnya berbagai media

informasi, maik media cetak maupun media elektronik, pengetahuan tentang masalah-

masalah kontroversional yang mengglobal itu makin mudah diperoleh baik orang

dewasa maupun anak-anak pun tidak sukar mendapatkannya. Oleh karena itu, pada

proses pembelajaran berkenaan dengan masalah-masalah kontroversional, pada saat

memulainya, selaku guru IPS dapat menggali dengan mengajukan pertanyaan kepada

murid ‘apakah’ mereka telah mengetahui tentang salah satu masalah kontroversial

yang akan menjadi pembahasan.

Dalam pembelajaran, khususnya pembelajaran IPS, dan lebih khusus lagi tentang

pembelajaran masalah-masalah kontroversional dalam konteks perspektif global ada

4 komponen yang harus diperhatikan, 4 komponen itu meliputi :

a) Materi (Pokok Bahasan)

Selaku guru IPS untuk menjawab pertanyaan materi pembelajaran yang akan

disajikan pada pengajaran IPS guru harus menggali dan merumuskan materi yang

akan disajikan sesuai dengan tingkat perkembangan murid yang akan

memperoleh materi yang bersangkutan.

Berbicara tentang sumber materi, khususnya tentang masalah-masalah

kontroversional, pertama yang harus dilakukan selaku guru IPS harus mengacu

pada kurikulum yang berlaku. Untuk menambah, mengembangkan dan

memperkaya materi yang ada dalam kurikulum, selaku guru IPS harus menggali

sumber-sumber lainnya. Ke dalam sumber tersebut yang paling utama yaitu

masyarakat dan lingkungan tempat kita dan anak-anak berada. Sumber lain yang

dapat dijangkau dan ada disekitar kita, yaitu bahan bacaan berupa buku, surat

kabar, tabloid dan majalah. Selanjutnya juga media elektronik yang menyiarkan

berita, baik berita nasional maupun dunia.

b) Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran yang akan ditempuh dan dilaksanakan, tidak dapat

dilepaskan dari sifat materi yang akan dibahas, dan produk atau tujuan yang

harus dicapai. Oleh karena itu, metode dan strategi yang akan diterapkan serta

media pengajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran, harus

disesuaikan dengan sifat materi dan tujuan yang akan dicapai tadi.

Dari berbagai metode pengajaran dan strategi mengajar sebaiknya guru IPS

dapat menyeleksi dalam penerapan dan penggunaannya sesuai dengan sifat

materi dan tujuan yang akan dicapai.

c) Tujuan Yang Akan Dicapai

Menurut Benjamin S. Bloom dan kawan-kawan (1956) dalam bukunya

yang berjudul Taxonomy of educational Objectives, mengemukakan 3 aspek

perilaku yang menjadi tujuan pendidikan dan pengajaran, yaitu aspek kognitif,

aspek afektif dan aspek psikomotor.

d) Teknik Evaluasi

Teknik evaluasi meliputi, non-test dan test. Evaluasi non-test, meliputi

penilaian kegiatan tugas dan penampilan. Penampilan ini menjadi pendorong

Page 41: MODUL PERSPEKTIF GLOBAL & PROBLEMATIKA PENDIDIKAN

38

38

kegairahan dan penciptaan suasana persaingan yang sehat yang menjadi dasar

kemajuan individu siswa dalam mengembangkan dorongan ingin tahu, minat,

membuktikan kenyataan serta dorongan menemukan sendiri hal-hal yang

berkaitan dengan apa yang sedang dipelajarinya.

Evaluasi non-tes ini juga diterapkan pada kesempatan tanya-jawab dan

diskusi untuk menilai berapa jauh para siswa memahami konsep-konsep yang

dikembangkan dalam proses pembelajaran.

Evaluasi tes, dalam bentuk tes tertulis meliputi bentuk uraian (essay) dan

objektif tes. Evaluasi tes ini untuk mengukur berapa jauh penguasaan siswa

terhadap pokok bahasan yang di proses dan disajikan. Penilaian harus dilakukan

secara berkesinambungan dan menyeluruh sehingga menghasilkan tingkat

evaluasi yang komprehensif.

e) Konsep

Mengenai konsep khususnya konsep dalam IPS, James G. Womack

mengemukakan bahwa konsep pada bidang studi IPS adalah suatu kata atau ungkapan

yang berasosiasi dengan suatu sifat yang menonjol dan melekat. Pemahaman dan

penguasaan konsep yang cocok selain bergantung pada sifat-sifat yang melekat juga

tergantung pada makna definisi umum kata yang bersangkutan. Konsep memiliki dua

pengertian, baik pengertian denotative maupun pengertian konotatif. Secara

sederhana pengertian denotative adalah pengertian kata berdasarkan definisi kamus.

Konsep-konsep IPS seperti juga konsep-konsep bidang studi yang lain, memiliki

pengertian konotatif, yaitu pengertian yang lebih tinggi yang harus dilatihkan kepada

para siswa untuk memahaminya.

Dalam konsep perspektif global, ada beberapa konsep yang dapat diketengahkan

disini antara lain saling ketergantungan, perdamaian, kesejahteraan bersama,

kepemilikan bersama dll. Selanjutnya penertian konotatif saling kertergantungan

mengandung makna tidak adanya Negara yang mampu memenuhi segala

kebutuhannya sendiri, kedudukan perdagangan, produsen dan konsumen kerja sama

dan pertukaran tenaga teknik, hubungan antara Negara industry dengan Negara

agraris dan seterusnya. Selanjutnya agar konsep itu melekat pada diri siswa, ia harus

dibinakan pada diri mereka. Oleh karena itu kita sampai pada tahap yang disebut

pembinaan konsep.

1) Pembinaan konsep

Berdasarkan uraian yang dikemukakan oleh James G. Womack pembinaan

konsep itu dapat diartikan sebagai proses pengajaran aspek konotatif dari konsep-

konsep. Proses ini memakan waku yang lama untuk memperkenalkan konsep pada

para siswa daam berbagai kesempatan sehingga seseorang siswa dapat

menemukan sendiri keragaman konotasi dari suatu konsep. Dengan demikian

pembinaan ini merupakan proses pembelajaran, pengertian konotasi konsep secara

luas sampai siswa mampu menangkap pengertiannya dalam arti yang seluas-

luasnya. Apabila berpijak pada asas pembelajaran, pembinaan konsep ini harus

melaui proses dari yang telah diketahui kearah yang akan diketahui; dari yang

mudah kearah yang sukar, dari yang sederhana kearah yang makin pelik; dari yang

konkrit kearah abstrak; dan dari yang dekat kearah yang jauh.

Page 42: MODUL PERSPEKTIF GLOBAL & PROBLEMATIKA PENDIDIKAN

39

39

2) Strategi pembinaan konsep

Dalam starategi ini proses pembelajran itu secara dominan diarahkan pada

penguasaan suat kata atau suatu ungkapan sampai terjadi pola pengertian abstrak

atau konsep dalam diri yang mempelajarinya, disini berarti dalam diri siswa.

Untuk sampai pada pola abstrak, startegi pembinaan konsep itu harus berkaitan

kuat dengan pengalaman. Oleh karena itu asas mulai dari yang diketahui kea rah

yang akan diketahui : mulai dari yang konkrit ke arah yang abstrak harus menjadi

pegangan. Dengan demikian benda yang sesungguhnya, model-model, ilustrasi

gambar, potert film, karyawisata dan contoh-contoh yang banyak merupakan

strategi pembinaan konsep.

Berkenaan dengan pembinaan konsep, John Jarolimek (1972:57-64)

mengetengahkan tiga strategi sebagai berikut :

Strategi pertama: membuat daftar,mengelompokkan, dan membuat label.

Dalam hal ini Anda selaku guru IPS membayangkan telah berkaryawisata ke

Toko Serba Ada dengan para siswa. Anak-anak melakukan pengamatan,

pecatatan tentang apa yang mereka alami dilapangan setelah kembali ke

sekolah dalam kelas para siswa membuat daftar barang-barang yang mereka

amati. Lalu melakukan pengelompokan benda-benda yang mereka amati itu.

Kemudian mereka memberikan label pada kelompok nama benda-benda

tersebut.

Strategi kedua : mengalami, berhipotesis, pengujian. Guru IPS memberi tugas

kepada anak-anak untuk mempelajari iklan, baik iklan di media cetak maupun

elektronik. Para siswa dibimbing untuk meneliti contoh iklan sebanyak-

banyaknya yang mereka peroleh, lalu mengklasifikasikan iklan berdasarkan

jenis, isi, perkiraan harga periklanan, keuntungan dan seterusnya. Selanjutnya

mereka mengajukan hipotesis antara lain sebagai berikut :

Iklan membantu para pelanggan karena memberikan informasi mengenai produk baru dengan harganya

Iklan yang efektif mencoba menciptakan kebutuhan dari suatu produk, baik yang mereka perlukan ataupun yang tidak mereka perlukan.

Iklan lokal memiliki efek yang langsung dalam penjualan bagi toko-toko

setempat bila dibandingkan dengan iklan-iklan tingkat nasional.

Selanjutnya siswa melakukan checking ke berbagai pihak baik pelanggan,

pembeli, pemasang iklan, perusahaan iklan, mapun toko-toko untuk

membuktikan kebenaran hipotesis mereka.

Strategi Ketiga : memperkenalkan contoh dan bukan contoh. Anda selaku guru

IPS mengemukakan contoh dan bukan contoh berkaitan dengan kta atau

ungkapan tersebut. Katakanlah dalam konteks perspektif global anda

memperkenalkan saling ketergantungan yang akan digiring ke arah pengertian

konotatif sebagai suatu konsep. Berkaitan dengan saling ketergantunagan itu,

Anda kemukakan kepada para siswa pertanyaan sebagai berikut :

Perdaganagn timbal balik antara Negara industri dan pertanian.

Pertukaran para ahli, mahasiswa dan pelajar anatara satu Negara atau satu daerah dengan Negara atau daerah lain.

Saling memberikan informasi tentang keadaan cuaca suatu daerah atau

suatu Negara dengan daerah atau Negara lainnya

Page 43: MODUL PERSPEKTIF GLOBAL & PROBLEMATIKA PENDIDIKAN

40

40

Saling mengunjungi atau pertukaran kunjungan para ilmuwan, pejabat, anggota DPR antar suatu daerah atau Negara dengan daerah atau Negara

lain.

f) Pengembangan Teknik Evaluasi

Rangkaian proses evaluasi itu terus dilakukan namun sebagai kegiatan puncak

terutama berkenaan dengan penguasaan siswa terhadap apa yang Anda sajikan,

evaluasi dalam bentuk tes tertulis harus Anda lakukan, selain untuk emnilai

kemampuan para siswa tes ini sebagai umpan balik untuk menilai keberhasilan

kinerja anak.

Secara komperensif evaluasi yang Anda lakukan itu kegiatan sejak awal sampai

penilaian tes akhir. Penilaian itu meliputi kegiatan tanya jawab, diskusi, tugas dengan

hasilnya sampai yang terakhir tadi berupa tes tertulis. Evaluasi ini meliputi hal-hal

yang kualitatif sampai pada nilai yang dapat diukur.selanjutnya bagaimana

mengajarkan bagaimana keterampilan dan sikap sosial terhadap penajaran IPS yang

berkaitan dengan perspektif global tersebut.

Keterampilan yang secara umum dapat diartikan sebagai kemampuan mengajarkan

kemampuan yang baik. Dalam pengajaran IPS keterampilan memiliki makna yang

luas pada kegiatan membaca. Secara luas keterampilan itu meliputi keterampilan fisik

motorik, keterampilan berpikir dan keterampilan sosial.

Selanjutnya kita tinjau apa yang diamksud dengan sikap sosial khususnya. Sikap

adalah kecenderungan reaksi yang mantap dari seseorang terhadap sesuatu atau

seseorang atau terhadap lingkunagna pada umumnya sedangkan sikap sosial adalah

sikap positif terhadap kondisi dan lingkungan sosial yang ada serta dihadapi

seseorang. Sikap sosial dalam diri seseorang merupakan proses dan interaksi sosial

yang dialami oleh individu yang bersangkutan.

Pada kesempatan ini kita akan merancanag pembelajaran IPS dalam mengajarkan

keterampilan sosial dan sikap sosial. Terbina dan berkembangnya keterampilan sosial

dalam diri seseorang, dalam hal ini dalam diri peserta didik tidak dapat dilepas dari

adanya sikap sosial pada individu yang bersangkutan. Dan sebaliknya terbinanya

sikap sosial dalam diri seseorang merupakan hasil pembinaan keterampilan sosial

dalam diri yang bersangkutan. Keterampilan sosila dengan sikap sosial merupakan

dua sisi dari suatu mata uang dari suatu mata uang yang tidak terpisahkan satu sama

lain. Tingginya kualitas keterampilan sosial yang melekat pada diri seseorang sangat

dipengaruhi oleh kualitas sikap sosial individu yang bersangkutan dan kebalikannya.

Tingginya kualitas sikap sosial yang menjadi bagian dari diri individu, tidak dapat

dilepaskan dari kadar keterampilan sosial dalam diri

2. Evaluasi Pembelajaran Perspektif Global Dalam IPS SD

a) Hakikat Evaluasi

Menurut penjelasan John W. Best (1977:13) sebagai berikut. “evaluasi berkenaan

dengan suatu penerapan yang segera harus dilakukan untuk mengungkapkan mutu

hasil, proses, atau program pendidikan tertentu yang telah disepakati dan ditentukan

tujuan atau nilainya”. Evaluasi menyatakan keputusan tentang efektifitas, manfaat

sosial, atau hasil yang diinginkan, proses atau program dan tidak menyangkut

generalisasi yang mungkin dari suatu tatanan yang diperluas. Dalam proses

Page 44: MODUL PERSPEKTIF GLOBAL & PROBLEMATIKA PENDIDIKAN

41

41

pendidikan dan pengajaran, evaluasi ini menentukan peringkat serta kelulusan peserta

didik dari proses dan program yang dijalaninya.

b) Asas Evaluasi

Asas-asas yang harus diperhatikan dalam melakukan evaluasi meliputi :

i. Asas Kompreherensif atau Asas Keseluruhan

ii. Asas Kesinambungan atau Asas Kontinuitas

iii. Asas Objektivitas

c) Fungsi Evaluasi

a. Mengungkapkan penguasaan peserta didik terhadap materi atau pokok

bahasan yang telah diperoleh dari proses pembelajaran, yang meliputi

pengetahuan, kemampuan berpikir, keterampilan, perasaan dan sikapnya.

b. Menemukan kelemahan –kelemahan materi, metode, media pengajaran, dan

tujuan yang telah dirumuskan. Data hasil evaluasi ini selanjutnya dapat

digunakan untuk memperbaiki dan penyempurnaan tugas pembelajaran

selanjutnya.

c. Mengungkapkan terpenuhi tidaknya tugas guru dalam melakukan

pembelajaran terhadap para peserta didik. Jika dari hasil evaluasi proses

pembelajaran itu terdapat kelemahan-kelemahan atau ada tugas guru yang

tidak terpenuhi, pada pembelajaran berikutnya harus diperbaiki dan

disempurnakan.

d. Mengungkapkan tingkat perkrmabangan peserta didik secara individual, yang

selanjutnya digunakan untuk membimbing pertumbuhan potensinya lebih

lanjut.

d) Tujuan Evaluasi

a. Membuat laporan prestasi peserta didik berkenaan dengan hasil pembelajaran

yang harus diketahui oleh orang masing-masing.

b. Mendapatkan umpan balik hasil evaluasi pembelajaran terhadap keberhasilan

atau ketidak berhasilan kerja dan kinerja guru dalam melaksanakan

pembelajaran.

c. Menemukan faktor-faktor pendorong dan penghambat keberhasilan

pembelajaran, baik yang dilakukan oleh guru maupun oleh para peserta didik.

d. Menyusun program bimbingan individual bagi para peserta didik dalam

mencapai keberhasilan pembelajaran

e. Mengingatkan rangsangan kegiatan pembelajaran kepada para peserta didik.

D. RINGKASAN MATERI

1) Merancang model pembelajaran IPS pada konteks perspektif global di tingkat

SD, tidak dapat dilepaskan dari haikat peserta didik dengan potensi dasar

mentalnya, tingkat perkembangan kemampuan sesuai dengan umur mereka,

dan asas-asas pembelajaran sesuai dengan tingkat kemampuan tadi.

2) Pada pembelajaran IPS, khususnya dalam konteks perspektif global, sumber

dan media pembelajaran utama adalah kehidupan masyarakat yang nyata.

Sejalan dengan perkembangan IPTEK, multimedia hasil kemajuan teknologi

yang meliputi media cetak (surat kabar, tabloid, majalah) dan media

elektronik (radio. TV, video, internet) juga menjadi sumber serta media

pembelajaran yang makin bermakna.

Page 45: MODUL PERSPEKTIF GLOBAL & PROBLEMATIKA PENDIDIKAN

42

42

3) Dalam pembelajaran IPS pada konteks perspektif global, bukan hanya

memanfaatkan sumber yang majemuk dan menggunakan multimedia,

melainkan juga menerapkan multi metode (ceramah, tanya-jawab, diskusi,

tugas, karyawisata) serta multistrategi (pembinaan konsep, pengembangan

nilai dan sikap, pengembangan keterampilan, inkuiri dan berpikir kritis, tata

cara bertanya yang efektif) sesuai dengan sifat perspektif global tersebut.

4) Sesuai dengan hakikat perspektif global, pendekatan dan evaluasi hasil

pembelajaran dilakukan secara bertahap serta berkesinambungan, dimulai dari

awal pembelajaran, selama pembelajaran dan pada akhir pembelajaran.

pendekatan yang diterapkan mulai dari tingkat lokal dan regional sampai ke

tingkat global. Sedangkan evaluasinya mulai dari evaluasi dalam tanya jawab

dan diskusi sampai pada pelaksanaan tugas dengan hasilnya sampai pada tes

formatif serta sumatif.

5) Sesuai dengan hakikat perspektif global, guru IPS dituntut memiliki wawasan

yang luas tentang berbagai isu dan masalah global yang terjadi dalam

kehidupan.

E. TUGAS DAN LATIHAN

1. Bagaimana konsep pembelajaran IPS SD ?

F. RAMBU-RAMBU JAWABAN

Mengenai konsep khususnya konsep dalam IPS, James G. Womack

mengemukakan bahwa konsep pada bidang studi IPS adalah suatu kata atau

ungkapan yang berasosiasi dengan suatu sifat yang menonjol dan melekat.

Pemahaman dan penguasaan konsep yang cocok selain bergantung pada sifat-

sifat yang melekat juga tergantung pada makna definisi umum kata yang

bersangkutan. Konsep memiliki dua pengertian, baik pengertian denotative

maupun pengertian konotatif. Secara sederhana pengertian denotative adalah

pengertian kata berdasarkan definisi kamus. Konsep-konsep IPS seperti juga

konsep-konsep bidang studi yang lain, memiliki pengertian konotatif, yaitu

pengertian yang lebih tinggi yang harus dilatihkan kepada para siswa untuk

memahaminya.

Page 46: MODUL PERSPEKTIF GLOBAL & PROBLEMATIKA PENDIDIKAN

43

43

BAB VII

A. TUJUAN

Setelah Mempelajari Buku Ajar Ini, Anda Dapat Memahami Masalah Pendidikan Di

Indonesia dan Solusinya.

B. POKOK-POKOK MATERI

1. Tulisan Argumentasi

2. Tulisan Persuasi

C. URAIAN MATERI

1. Masalah Pokok Pendidikan di Indonesia

Sistem pendidikan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan social

budaya dan masyarakat sebagai suprasistem. Pembangunan sistem pendidikan tidak

mempunyai arti apa-apa jika tidak singkron dengan pembanguan nasional. Kaitan

yang erat antara bidang pendidikan sebagai sistem dengan sistem sosial budaya

sebagai suprasistem tersebut di mana sistem pendidikan menjadi bagiannya,

menciptakan kondisi sedemikian rupa sehingga permasalahakn intern sistem kondisi

pendidikan itu menjadi sanggat kompleks, artinya suatu permasalahan intern dalam

sistem pendidikan selalu ada kaitan dengan masalah-masalah di luar sistem

pendidikan itu sendiri.

Misalnya masalah mutu hasil belajar suatu sekolah tidak dapat di lepaskan

dari kondisi sosial budaya dan ekonomi masyarakat di sekitarnya, dari mana murid-

murid sekolah tersebut berasal, serta masih banyak lagi faktor-faktor lainnya di luar

sistem persekolahan yang berkaitan dengan mutu hasil belajar tersebut.

Berdasarkan kenyataan tersebut maka penanggulangan masalah pendidikan

juga sanggat kompleks, menyangkut banyak komponen dan melibatkan banyak

pihak.

Pada dasarnya ada dua masalah pokok yang di hadapi oleh dunia pendidikan

di tanah air kita yaitu :

a) Bagaimana semua warga Negara dapat menikmati kesempatan pendidikan

b) Bagaimana pendidikan dapat membekali peserta didik dengan keterampilan

kerja yang mantap untuk dapat terjun ke dalam kancah kehidupan

bermasyarakat.

Dari kedua masalah pokok tersebut, maka permasalahan pokok yang pertama

yaitu mengenai masalah pemerataan pendidikan dan masalah pokok yang ke kedua

menyangkut masalah mutu, efisiensi dan relevansi pendidikan.

2. Jenis-jenis Permasalahan Pokok Pendidikan

Dalam lingkup nasional, telah ditetapkan empat masalah pokok pendidikan

yang dirasa perlu untuk diprioritaskan penanggulangannya. Empat masalah pokok

tersebut yaitu:

MASALAH PENDIDIKAN DI INDONESIA DAN SOLUSINYA

Page 47: MODUL PERSPEKTIF GLOBAL & PROBLEMATIKA PENDIDIKAN

44

44

a) Masalah pemerataan pendidikan

Dalam rangka memajukan bangsa dan kebudayaan nasional serta

melaksanakan fungsi dalam mencetak sumber daya manusia yang berkualitas demi

pembangunan, maka perlu ditekankan bahwa pendidikan di Indonesia harus mampu

menerapkan pelaksanaan pendidikan yang merata. Adapun yang dimaksud

pelaksanaan pendidikan yang merata adalah pelaksanaan program pendidikan yang

dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya bagi seluruh warga negara

Indonesia untuk dapat memperoleh pendidikan atau biasa disebut perluasan

kesempatan belajar. Pemerataan pendidikan mencakup dua aspek penting yaitu

equality dan equity. Equality atau persamaan mengandung arti persamaan

kesempatan untuk memperoleh pendidikan, sedangkan equity bermakna keadilan

dalam memperoleh kesempatan pendidikan yang sama diantara berbagai kelompok

dalam masyarakat. Sehingga dalam hal ini masalah pemerataan pendidikan dikatakan

timbul apabila masih banyak warga negara khususnya anak usia sekolah yang tidak

dapat mengenyam pendidikan atau dapat dikatakan tidak dapat ditampung di dalam

sistem atau lembaga pendidikan karena kurangnya fasilitas pendidikan yang tersedia.

Sejak awal perhatian terhadap pemerataan pendidikan telah mulai

digancarkan secara yuridis. Bagi anak-anak usia sekolah, mendapatkan kesempatan

untuk mengenyam pendidikan terutama SD merupakan hal yang sangat penting.

Diharapkan mereka dapat memperoleh bekal dasar seperti kemampuan membaca,

menulis dan berhitung sehingga mampu mengikuti perkembangan bangsa.

Permasalahan Pemerataan dapat terjadi karena kurang tergorganisirnya

koordinasi antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah, bahkan hingga daerah

terpencil. Hal ini menyebabkan terputusnya komunikasi antara pemerintah pusat

dengan daerah. Sehingga menyebabkan kontrol pendidikan yang dilakukan

pemerintah pusat dan daerah tidak menjangkau daerah-daerah terpencil. Jadi hal ini

akan mengakibatkan mayoritas penduduk Indonesia yang dalam usia sekolah, tidak

dapat mengenyam pelaksanaan pendidikan sebagaimana yang diharapkan.

b) Masalah Mutu Pendidikan

Mutu diartikan sama halnya dengan memiliki kualitas dan bobot. Pendidikan

yang bermutu yaitu pelaksanaan pendidikan yang dapat menghasilkan tenaga

profesional yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan negara dan bangsa pada saat

ini. Dalam dunia pendidikan, mutu pendidikan menjadi sorotan karena sangat

berperan besar dalam menentukan kualitas sumber daya manusia yang telah tercetak

melalui pendidikan. Sejalan dengan proses pemerataan pendidikan, peningkatan mutu

untuk setiap jenjang pendidikan melalui persekolahan juga dilaksanakan. Peningkatan

mutu ini diarahkan kepada peningkatan mutu masukan dan lulusan, proses, guru,

sarana dan prasarana, dan anggaran yang digunakan untuk menjalankan pendidikan.

Mutu pendidikan menjadi suatu permasalahan apabila hasil dari pendidikan

tersebut belum mampu mencapai taraf yang diharapkan yaitu menghasilkan keluaran

berupa tenaga profesional yang berguna bagi bangsanya. Penetapan mutu hasil

pendidikan pertama dilakukan oleh lembaga penghasil sebagai produsen tenaga

terhadap calon luaran, dengan system sertifikasi. Selanjutnya jika luaran tersebut

terjun ke lapangan kerja. Penilaian dilakukan oleh lembaga pemakai sebagai

konsumen tenaga dengan system tes unjuk kerja.

Page 48: MODUL PERSPEKTIF GLOBAL & PROBLEMATIKA PENDIDIKAN

45

45

Jika tujuan dari pendidikan nasional dijadikan sebagai kriteria kelulusan

suatu mutu pendidikan, maka keluaran dari suatu system pendidikan menjadikan

pribadi yang bertaqwa, mandiri dan berkarya, anggota masyarakat yang yang social

dan bertanggung jawab, warga Negara yang cinta pada tanah air dan memiliki rasa

kesetiakawanan social. Dengan demikian keluaran tersebut diharapkan mampu

mewujudkan diri sebagai manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun

dirinya dan juga lingkungan

Terkadang orang-orang melakukan penilaian salah terhadap mutu pendidikan.

Banyak yang berpendapat bahwa mutu pendidikan dapa dinilai melalui hasil akhir

belajar siswa, misalkan saja nilai UN (Ujian Nasional). Sesungguhnya mutu

pendidikan yang baik hanya akan didapatkan oleh seseorang setelah melalui proses

belajar yang baik pula. Memahami dan mengikuti dengan baik proses belajar

sehingga diharapkan dapat menunjukkan hasil belajar yang bermutu. Meskipun hasil

tes akhir terlihat memuaskan dari segi nilai, namun jika tidak mengikuti proses

dengan baik maka hal hasil tidak akan tercipta keluaran yang berumutu secara pribadi

masing-masing. Sehingga proses suatu pendidikan sangat menentukan mutu

pendidikan.

Masalah mutu pendidikan yang harus disoroti dan diusahan penanggulangannya

di Indonesia adalah masalah pemerataan mutu pendidikan teruama antara daerah

perkotaan dan daerah pedesaan. Pemerataan ini sangat penting adanya agar

peningkatan mutu pendidikan dirasakan oleh semua siswa di berbagai pelosok tanah

air sehingga nantinya memberi dampak posiif terhadap munculnya banyak keluaran

yang professional di tanah air ini.

c) Masalah Efesiensi Pendidikan

Masalah efisiensi pendidikan mempersoalkan bagaimana suatu sistem

pendidikan menggunakan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan pendidikan.

Jika penggunaannya hemat dan tepat sasaran dikatakan efisisennya tinggi. Jika terjadi

sebaliknya efisiensinya berarti rendah.

Beberapa masalah efisiensi pendidikan yang penting adalah :

a. Bagaimana tenaga pendidikan difungsikan

b. Bagaimana prasarana dan sarana pendidikan digunakan

c. Bagaimana pendidikan diselenggarakan

d. Masalah efisiensi dalam memfungsikan tenaga

Jika penggunaannya tepat sasaran maka dapat dikatakan efisiensinya tinggi.

Namun jika terjadi yang sebaliknya maka dikatakan pendidikan memiliki efisiensi

rendah.

Jika dikaitkan dengan permasalahan nyata di masyarakat, maka masalah

efisiensi pendidikan yang pelu memperoleh sorotan yaitu prihal pengangkatan,

penempatan dan pengembangan tenaga.

Pengangkatan yang dimaksud disini adalah pengangkatan tenaga

kependidikan untuk memenuhi kebutuhan dilapangan. Namun masalah yang terjadi

dalam pengangkatan ini adalah kesenjangan antara tenaga yang berlomba-lomba

untuk mendapakan pengangkatan dengan quota pengangkatan yang sangat terbatas.

Kebutuhan lapangan tidak mampu menampung semua tenaga kependidikan yang ada

sehingga hal ini berarti keberadaan tenaga tersebut tidak dapat segera difungsikan.

Page 49: MODUL PERSPEKTIF GLOBAL & PROBLEMATIKA PENDIDIKAN

46

46

Begitu pula dengan masalah penempatan, di Indonesia masalah penempatan

guru masih saja terjadi dalam lingkungan pendidikan. Seringkali ditemukan bahwa

seorang guru mengajar suatu bidang studi yang tidak sesuai dengan lulusannya. Hal

ini juga dikarenakan oleh masalah jatah pengangkatan yang kurang efisien sehingga

ada sekolah dengan jumlah guru bidang studi tertentu berlebihan namun kekurangan

guru untuk suatu bidang studi. Sehingga kebberadaan guru yang berlebihan akan

dialokasikan oleh sekolah untuk mengajarkan bidang studi yang gurunya kurang

meskipun diluar kewenangan guru tersebut. Misalkan saja guru IPA harus

mengajarkan budi pekerti atau agama. Hal ini tentu menunjukkan bahwa kurangnya

efisiensi dalam pemanfaatan atau memfungsikan tenaga kependidikan.

Jika ditinjau dari masalah pengembangan tenaga kependidikan maka

kaitannya adalah penanganan pengembangan tenaga pelaksana di lapangan sangat

lambat. Sebagai salah satu contohnya yaitu kesiapan tenaga kependidikan dalam

menyambut kurikulum baru. Meskipun ada suatu pembekalan namun para tenaga

kependidikan seringkali beranggapan bahwa perubahan kurikulum terlalu cepat dan

tidak dibarengi oleh kesiapan dari tenaga pendidik. Kesiapan ini kurang dikarenakan

pengembangannya dilapangan juga sangat lambat yaitu berupa penggalakan

penyuluhan, latihan, lokakarya serta penyebaran buku panduan baru yang kurang

cepat dalam pelaksanaannya. Sehingga masih ada istilah keterlambatan. Keputusan

untuk memberlakukan kurikulum ini pun menjadi perbincangan pro dan kontra

sehingga memerlukan waktu lama untuk menyepakatinya. Sehingga hal ini dianggap

bahwa proses pendidikan kurang efektif dan efisien.

Masalah efisiensi dalam penggunaan sarana dan prasarana sering juga terjadi

dalam dunia pendidikan. Kurangnya perencanaan dalam pengadaan sarana dan

prasarana dapat menjadi satu faktor penyebabnya. Sebagai salah satu contoh yaitu

adanya pengadaan sarana pembelajaran tanpa dibarengi dengan pembekalan

kemampuan dan keterampilan dari pemakai.

d) Masalah Relevasi Pendidikan

Sesuai dengan tujuan dari pendidikan ialah menyiapkan sumber daya manusia

untuk pembangunan. Oleh karena itu sistem pendidikan harus dapat menghasilkan

luaran yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan. Jika hal itu tidak dapat teratasi

maka telah mencakup masalah relevansi pendidikan.

Masalah relevensi adalah masalah yang timbul karena tidak sesuainya sistem

pendidikan dengan keperluan pembangunan nasional. Masalah ini berkenaan dengan

rasio antara tamatan yang dihasilkan satuan pendidikan dengan yang diharapkan

satuan pendidikan di atasnya atau indtitusi yang membutuhkan tenaga kerja, baik

secara kuantitatif maupun secara kualitatif.

Masalah relevansi terlihat dari banyaknya lulusan dari satuan pendidikan

tertentu yang tidak siap secara kemampuan kognitif dan teknikal untuk melanjutkan

ke satuan pendidikan di atasnya. Masalah relevansi juga dapat diketahui dari

banyaknya lulusan dari satuan pendidikan tertentu, yaitu sekolah kejuruan dan

pendidikan tinggi yang belum atau bahkan tidak siap untuk bekerja.

Pendidikan merupakan faktor penunjang bagi pembangunan ketahanan

nasional. Oleh sebab itu, perlu keterpaduan di dalam perencanaan dan pelaksanaan

pendidikan dengan pembangunan nasional tersebut. Sebagai contoh pendidikan di

Page 50: MODUL PERSPEKTIF GLOBAL & PROBLEMATIKA PENDIDIKAN

47

47

sekolah harus di rencanakan berdasarkan kebutuhan nyata dalam pembangunan

nasional kedepannya yang telah terencana, serta memperhatikan ciri-ciri ketenagaan

yang di perlukan sesuai dengan keadaan lingkungan di wilayah-wilayah lingkungan

tertentu.

Luaran pendidikan dalam hal ini diharapkan dapat mengisi beraneka ragam

sektor pembangunan seperti produksi, sektor jasa dan lain-lain baik dari segi jumlah

maupun dari segi kualitas. Jika sistem pendidikan mampu memmenuhi segala

tuntutan pembangunan nasional tersebut maka relevansi pendidikan dianggap tinggi.

3. Permasalahan Aktual Pendidikan Di Indonesia

Permasalahan aktual berupa kesenjangan-kesenjangan antara apa yang

diharapkan dengan hasil yang dapat dicapai dari proses pendidikan yang pada saat ini

kita hadapi perlu ditanggulangi secepatnya. Permasalahan aktual pendidikan meliputi

masalah-masalah keutuhan pencapaian sasaran, kurikulum, peranan guru, pendidikan

dasar 9 tahun, dan pendayagunaan teknologi pendidikan.

Masalah aktual dibagi menjadi dua, yaitu mengenai konsep dan mengenai

pelaksanaannya. Misalnya, munculnya kurikulum baru merupakan masalah konsep.

Maksudnya, apakah kurikulum tersebut cukup andal secara yuridis dan secara

psikologis ataukah tidak. Jika tidak, timbulah masalah pelaksanaan atau masalah

operasional.

Berikut masalah aktual pendidikan yang ada di Indonesia :

a) Masalah keutuhan pencapaian sasaran

Pada Undang-Undang No 2 Tahun 1989 tentang sistem pendidikan

nasional bab II pasal 4 telah dinyatakan bahwa tujuan pendidikan nasional ialah

mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya. Kemudian dipertegas lagi di dalam

GBHN butir 2a dan b tentang arah dan tujuan pendidikan bahwa yang dimaksud

dengan manusia utuh adalah manusia yang sehat jasmani dan rohani, manusia yang

memiliki hubungan vertikal (dengan Tuhan), horizontal (dengan lingkungan dan

masyarakat), dan konsentris (dengan diri sendiri); yang berimbang antara duniawi dan

ukhrawi. Tetapi di dalam pelaksanaanya pendidikan afektif belum ditangani

semestinya. Kecenderungan mengarah kepada pengutamaan pengembangan aspek

kognitif. Untuk itu banyak hambatan yang perlu dihadapi untuk mencapai sasaran

secara utuh. Adapun hambatan yang harus dihadapi adalah sebagai berikut:

Beban kurikulum sudah terlalu sarat

Pendidikan afektif sulit diprogramkan secara eksplisit, karena dianggap menjadi bagian dari kurikulum tersembunyi yang keterlaksanaannya sangat

tergantung kepada kemahiran dan pengalaman guru.

Pencapaian hasil pendidikan afektif memakan waktu, sehingga memerlukan

ketekunan dan kesabaran pendidik.

Penilai hasil pendidikan afektif tidak mudah.

b) Masalah Kurikulum

Begitu banyak masalah-masalah kurikulum dan pembelajaran yang dialami

Indonesia. Masalah-masalah ini turut andil dalam dampaknya terhadap pembelajaran

dan pendidikan Indonesia. Masalah kurikulum meliputi masalah konsep dan masalah

Page 51: MODUL PERSPEKTIF GLOBAL & PROBLEMATIKA PENDIDIKAN

48

48

pelaksanaannya. Sumber masalahnya ialah bagaimana sistem pendidikan dapat

membekali peserta didik untuk terjun ke lapangan kerja (bagi yang tidak melanjutkan

sekolah) dan memberikan bekal dasar yang kuat untuk ke perguruan tinggi (bagi

mereka ingin lanjut).

Berikut ini adalah beberapa masalah kurikulum:

a. Kurikulum pendidikan Indonesia terlalu kompleks

Jika dibandingkan dengan kurikulum pendidikan di negara maju, kurikulum

yang dijalankan di Indonesia terlalu kompleks. Hal ini akan berakibat bagi guru dan

siswa. Siswa akan terbebani dengan segudang materi yang harus dikuasainya.

Sehingga siswa harus berusaha keras untuk memahami dan mengejar materi yang

sudah ditargetkan. Kedua hal tersebut akan mengakibatkan ketidakpahaman siswa

terhadap keseluruhan materi yang diajarkan.

Siswa akan lebih memilih untuk mempelajari materi dengan hanya memahami

sepintas tentang materi tersebut. Selain berdampak pada siswa, guru juga akan

mendapat dampaknya. Tugas guru akan semakin menumpuk dan kurang maksimal

dalam memberikan pengajaran. Guru akan terbebani dengan pencapaian target materi

yang terlalu banyak, sekalipun masih banyak siswa yang mengalami kesulitan, guru

harus tetap melanjutkan materi. Hal ini tidak sesuai dengan peran guru.

b. Seringnya berganti nama

Kurikulum pendidikan di Indonesia sering sekali mengalami perubahan.

Namun, perubahan tersebut hanyalah sebatas perubahan nama semata. Tanpa

mengubah konsep kurikulum, tentulah tidak akan ada dampak positif dari perubahan

kurikulum pendidikan Indonesia

Pengubahan nama kurikulum pendidikan tentulah memerlukan dana yang

cukup banyak. Apabila dilihat dari sudut pandang ekonomi, alangkah baiknya jika

dana tersebut digunakan untuk bantuan pendidikan yang lebih berpotensi untuk

kemajuan pendidikan.

c. Kurangnya sumber prinsip pengembangan

Pengembangan kurikulum pendidikan tentu saja berdasarkan sumber prinsip,

untuk menunjukan dari mana asal mula lahirnya suatu prinsip pengembangan

kurikulum. Sumber prinsip pengembangan kurikulum yang dimaksud adalah data

empiris (pengalaman yang terdokumentasi dan terbukti efektif), data eksperimen

(temuan hasil penelitian), cerita/legenda yang hidup di masayaraksat (folklore of

curriculum), dan akal sehat (common sense).

Namun dalam fakta kehidupan, data hasil penelitian (hard data) itu sifatnya

sangat terbatas. Terdapat banyak data yang bukan diperoleh dari hasil penelitian juga

terbukti efektif untuk memecahkan masalah-masalah yang komploks, diantaranya

adat kebiasaan yang hidup di masyarakat (folklore of curiculum). Ada juga hasil

pemikiran umum atau akal sehat (common sense).

d. Masalah Peranan Guru

Sejalan dengan pengembangan IPTEK yang pesat dan realisasinya dipandu

oleh kurikulum yang selalu disempurnakan, maka guru sebagai suatu komponen

Page 52: MODUL PERSPEKTIF GLOBAL & PROBLEMATIKA PENDIDIKAN

49

49

sistem pendidikan juga harus berubah. Dari sisi kebutuhan murid, guru tidak mungkin

seorang diri melayaninya. Untuk memandu proses pembelajaran murid ia dibantu

oleh sejumlah petugas lainnya seperti konselor (guru BP), pustakawan, laboran, dan

teknisi sumber belajar.

Seorang guru diharapkan mampu mengelola proses pembelajaran (sebagai

manajer), menunjukkan tujuan pembelajaran (direktor), mengorganisasikan kegiatan

pembelajaran (koordinator), mengkomunikasikan murid dengan berbagai sumber

belajar (komunikator), menyediakan dan memberikan kemudahan-kemudahan belajar

(fasilitator), dan memberikan dorongan belajar (stimulator).

e. Masalah Pendidikan Dasar 9 Tahun

UU RI Nomor 2 Tahun 1989 Pasal 6 menyatakan tentang hak warga negara

untuk mengikuti pendidikan sekurang-kurangnya tamat pendidikan dasar, dan Pasal

13 menyatakan tujuan pendidikan dasar. Kemudian PP Nomor 28 Tahun 1990

tentang Pendidikan Dasar, Pasal 2 menyatakan bahwa pendidikan dasar merupakan

pendidikan 9 tahun, terdiri atas program pendidikan 6 tahun di SD dan program

pendidikan 3 tahun di SLTP, Pasal 3 memuat tujuan pendidikan dasar yaitu

memberikan bekal kemampuan dasar pada peserta didik untuk mengembangkan

kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara dan anggota umat

manusia, serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah.

Ketetapan-ketetapan tersebut merupakan realisasi GBHN 1993 tentang arah

pendidikan nasional butir 26 antara lain mengatakan perlunya peningkatan kualitas

serta pemerataan pendidikan, terutama peningkatan kualitas pendidikan dasar.

Dilihat dari segi lamanya waktu belajar pada pendidikan dassar yaitu 9 tahun,

kita sudah mengalami langkah maju dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya

yang menetapkan wajib belajar hanya 6 tahun. Secara konseptual dan acuan yang

diberikan oleh ketetapan-ketetapan resmi tersebut sudah sejalan dengan kebutuhan

pembangunan.

Hambatan - hambatan dalam pelaksanaan pendidikan dasar 9 tahun, antara

lain :

Realisasi pendidikan dasar yang diatur dengan PP No. 28 Tahun 1989 masih harus dicarikan titik temunya dengan PP No. 65 Tahun 1951 yang mengatur

sekolah dasar sebagai bagian dari pendidikan dasar, karena PP tersebut belum

dicabut.

Kurikulum yang belum siap

Pada masa transisi para pelaksana pendidikan dilapangan perlu disiapkan

melalui bimbingan-bimbingan, penyuluhan, penataran, dan lain-lain.

4. Solusi Masalah Pendidikan di Indonesia

1) Solusi Masalah Pemerataan Pendidikan

Hal dasar yang sangat dibutuhkan dalam upaya pemerataan pendidikan

Indonesia adalah dana serta birokrasi yang jelas dan mudah. Dana dibutuhkan oleh

pemerintah untuk memperbaiki sarana dan prasana sekolah yang ada di daerah,

membiayai guru yang berkualitas, membangun atau menciptakan sumber daya

manusia di daerah, dan pemberian subsidi supaya seluruh golongan masyarakat dapat

Page 53: MODUL PERSPEKTIF GLOBAL & PROBLEMATIKA PENDIDIKAN

50

50

menjangkau biaya pendidikan. Jelas dan mudahnya birokrasi sangat membantu

kelancaran pemeratan pendidikan di setiap pelosok negeri Indonesia.

Demi mewujudkan generasi-generasi bangsa yang cerdas dan berguna bagi

pembangunan, maka pemerintah tentu berfikir keras guna memecahkan permasalahan

pemerataan pendidikan di Indonesia. Untuk itu ada dua cara yang diupayakan yaitu

cara konvensional dan cara inovatif.

Cara konvensional antara lain:

Membangun gedung sekolah seperti SD Inpres dan atau ruangan belajar.

Menggunakan gedung sekolah untuk double shift (sistem bergantian pagi dan

sore)

Cara inovatif antara lain:

a. Sistem pamong (pendidikan oleh masyarakat, orang tua, dan guru) atau

Inpacts system (Instructionar Management by parent, community and,

teacher). sistem tersebut dirintis di solo dan didiseminasikan ke beberapa

provinsi.

b. SD kecil pada daerah terpencil.

c. Sistem Guru Kunjung.

d. SMP Terbuka (ISOSA _ In School Out off School Approach),

e. Kejar Paket A dan B. f. Belajar Jarak Jauh, seperti Universitas Terbuka.

2) Solusi Masalah Mutu Pendidikan

Meskipun untuk tiap-tiap jenis dan jenjang pendidikan masing-masing

memiliki kekhususan, namun pada dasarnya pemecahan masalah mutu pendiidkan

bersasaran pada perbaikkan kualitas komponen pendidikan serta mobilitas

komponen-komponen tersebut. Upaya tersebut pada gilirannya diharapkan dapat

meningkatkan kualitas proses pendidikan dan pengalaman belajar peserta didik, dan

menghasilkan hasil pendidikan.

Upaya pemecahan masalah masalah mutu pendidikan dalam garis besarnya

meliputi hal-hal yang bersifat sebagai fisik dan lunak, personalia, dan manajemen.

Sebagai berikut:

Seleksi yanglebih rasional terhadap masukan mentah, khususnay untuk Slta

dan PT.

Pengembanagn kemanpuan tenaga kependidikan melalui studi lanjut.

Penyempurnaaan kurikulum

Pengembanagan prasarana yang menciptakan lingkungan yang tenteram untuk

belajar

Penyempurnaan sarana belajar seperti buku paket, media pembelajaran

Peniungkatan adminisrasi manajemen khususnya yang mengenai anggaran

Kegiatan pengendalian mutu.

Page 54: MODUL PERSPEKTIF GLOBAL & PROBLEMATIKA PENDIDIKAN

51

51

Dari keempat macam masalah pendidikan tersebut masing-masing dikatakan

teratasi jika pendidikan:

Dapat menyediakan kesempatan pemerataan belajar, artinya semua warga Negara yang butuh pendidikan dapat ditampung daalm suatu satuan

pendidikan.

Dapat mencapai hasil yang bermutu artinya: perencanaan, pemprosesan

pendidikan dapat mencapai hasil sesuai dengan tujuan yang telah

dirumuskan.

Dapat terlaksana secara efisien artinya: pemrosesan pendidikan sesuai dengan rancangan dan tujuan yang ditulis dalam rancangan.

Produknya yang bermutu tersebut relevan, artinya: hasil pendiidkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan pembangunan.

3) Solusi Masalah Aktual Pendidikan di Indonesia

Menurut Tirta rahardja pada (2010:249) beberapa upaya yang perlu

dilakukan untuk menanggulangi masalah-masalah actual pendidikan, antara lain

sebagai berikut:

a. Pendidikan afektif perlu ditingkatkan secara terprogram tidak cukup

berlangsung hanya secara incidental, pendekatan keterempilan proses yang

sudah disebarluaskan konsepnya perlu ditinjaklanjuti dengan penyebaran

buku penduannya kepada sekolah-sekolah. Dalam hubungan ini pelaksanaan

pendidikan kesenian perlu diperhatikan khusus sehingga tidak menjadi

pelajran yang dikesamingkan.

b. Pelaksanaan KO dan ekstrakulikurel dikerjakan dengan penuh kesungguhan

dan hasilnya diperhitungkan dalam menetapkan nilai akhir ataupun pelulusan,

untuk itu perlu dikaitkan dengan pemberian intensif bagi guru.

c. Pemilihan siswa atas kelompok yang akan melanjutkan belajar keperguruan

tinggi dengan yang akan terjun ke masyarakat, merupakan hal yang prinsip

karena pada dasarnya tidak semua siswa secara potensial mampu belajar

diperguruan tinggi. Oleh karena itu perlu disusun rancangan yang mantap

untuk itu. Misalnya antara lain sekolah menengah kejuruan tingkat atas

diperbanyak dengan berbagai jenisnya. Disegi lain pendirian perguruan tinggi

swasta dibatasi dan akreditasi terhadap PTS diperketat.

d. Pendidikan tenaga kependidiakn (pejabat dan dalam jabatan) perlu diberi

perhatian khusus, oleh karena tenaga kependidikan khususnya guru menjadi

penyebab utama lahirnya sumber daya manusia yang berkualitas untuk

pembangunan. PKG (pusat kegiatan guru),MGBS (musyawara guru bidang

studi) dan MGMP (musyawara guru mata pelajaran) perlu

ditumbuhkembangkan terus sebagai model pengembangan kemampuan guru

(self sustaining competencies). Pendayagunaan dumber belajar yang beraneka

ragam perlu ditingkatkan, upaya ini menjadi tanggung jawab kepala sekolah,

guru dan teknisi sumber belajar.

e. Untuk pelaksanaan pendidikan dasar 9 tahun, apalagi jika dikaitkan dengan

gerakan wajib belajar, perlu diadakan penelitian secara meluas pada

masyarakat untuk menemukan faktor penunjang utamanya,faktor

penghambatnya.

Page 55: MODUL PERSPEKTIF GLOBAL & PROBLEMATIKA PENDIDIKAN

52

52

Kepada masyarakat luar perlu diberikan informasi yang sifatnya memperjalas dan

persuasif tentang makna dari pendidikan dasar. Realisasi dari pelaksanaan pendidikan

dasar ini dilakukan secara bertahap.

D. RINGKASAN MATERI

Di Indonesia sekarang menganut system pendidikan nasional, beberapa

sistem pendidikan Indonesia yang telah dilaksanakan, di antaranya adalah Sistem

Pendidikan yang berorientasi pada nilai, sistem pendidikan terbuka, Sistem

pendidikan beragam, Sistem pendidikan yang efisien dalam pengelolaan waktu,

Sistem pendidikan yang disesuaikan dengan perubahan zaman.

Pada dasarnya ada dua masalah pokok yang dihadapi oleh dunia pendidikan

di Indonesia yaitu mengenai bagaimana pengupayaan agar semua warga Negara dapat

menikmati kesempatan pendidikan serta pendidikan dapat membekali peserta didik

dengan keterampilan kerja yang mantap untuk dapat terjun kedalam kancah

kehidupan bermasyarakat. Jenis-jenis permasalah pokok pendidikan yang

diprioritaskan penanggulangannya di Indonesia yaitu masalah pemerataan

pendidikan, masalah mutu pendidikan, masalah efisiensi pendidikan dan masalah

relevansi pendidikan.

Beberapa contoh permasalahan aktual pendidikan di Indonesia yang berkaitan

dengan permasalahan pokok pendidikan dan dapat dibahas dalam makalah ini

diantaranya meliputi masalah keutuhan pencapaian sasaran, masalah kurikulum,

masalah pendidikan dasar 9 tahun dan masalah peranan guru.

D. TUGAS DAN LATIHAN 1. Bagaimana cara mengatasi permaslahan pemerataan pendidikan di

Indonesia ?

E. Rambu-rambu Jawaban Hal dasar yang sangat dibutuhkan dalam upaya pemerataan pendidikan

Indonesia adalah dana serta birokrasi yang jelas dan mudah. Dana dibutuhkan oleh

pemerintah untuk memperbaiki sarana dan prasana sekolah yang ada di daerah,

membiayai guru yang berkualitas, membangun atau menciptakan sumber daya

manusia di daerah, dan pemberian subsidi supaya seluruh golongan masyarakat dapat

menjangkau biaya pendidikan. Jelas dan mudahnya birokrasi sangat membantu

kelancaran pemeratan pendidikan di setiap pelosok negeri Indonesia.

Demi mewujudkan generasi-generasi bangsa yang cerdas dan berguna bagi

pembangunan, maka pemerintah tentu berfikir keras guna memecahkan permasalahan

pemerataan pendidikan di Indonesia. Untuk itu ada dua cara yang diupayakan yaitu

cara konvensional dan cara inovatif.

Page 56: MODUL PERSPEKTIF GLOBAL & PROBLEMATIKA PENDIDIKAN

53

53

DAFTAR PUSTAKA

Astrid S. Susanto, Sunario. (1993). Globalisasi dan Komunikasi. Jakarta: Pustaka

Sinar Harapan.

Firor, John (Otto Soemarwoto). (1990). Perubahan Atmosfer (Sebuah Tantangan

Global). Jakarta: Penerbit Rosda Jayaputra.

Garcia, RL. (1991). Teaching In A Pluralistic Society; Concepts, Models, Strategies.

Harper Collins Publisher:

Ikatan Alumni IKIP Bandung. (1989). Mimbar Pendidikan Nomor IV Tahun IX:

Dampak Globalisasi terhadap Pendidikan. Bandung: University Press IKIP

Bandung.

Makagiansar, M., Sudarmono P., Hamijoyo, S. (1989). Mimbar Pendidikan: Dampak

Globalisasi. Jurnal Pendidikan No. 4 Tahun IX Desember 1990. Bandung:

University Press IKlP Bandung: Bandung.

Merryfield M.M, Jarchow E., Pichert S, (1997). Preparing Teacher to Teach Global

Perspectives. A Handbook For Teacher Educator. California: Corwin Press Inc.

Naisbit, J. (Drs. Budiyanto, Ed.). (1994). Global Paradox. Jakarta: Binarupa Aksara.

Steiner, M. (Ed). (1996). Developing The Global Teacher: Theory and Practice in

Initial Teacher Education. England: Trentham Books Limited.

Susanto AB. (1997). Visi Global Para Pemimpin: Sinkretisme Peradaban. Jakarta: PT

Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia.

Schultze, QJ. (Wahyuni, Terj.). (1991). Menangkan Anak-anak dari Pengaruh Media.

Indonesia: Metanoia.

Yaya, M (Ed.) (1998). Visi Global; Antisipasi Indonesia memasuki Abad ke- 21.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Tilaar, HAR. (1998). Beberapa Agenda Reformasi Pendidikan Nasional, dalam

Perspektif Abad 21. Jakarta: Penerbit Tera Indonesia.