Modul Persilangan Intergenerik 2015

7
MODUL PRAKTIKUM TEKNOLOGI KHUSUS PEMULIAAN TANAMAN PERSILANGAN INTERGENERIK Nama : Kelompok : Asisten : PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

description

modul

Transcript of Modul Persilangan Intergenerik 2015

MODUL PRAKTIKUMTEKNOLOGI KHUSUS PEMULIAAN TANAMANPERSILANGAN INTERGENERIK

Nama :Kelompok :Asisten :

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS BRAWIJAYAMALANG2015

1. PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang

Persilangan (hibridisasi) bertujuan untuk memperoleh kombinasi genetik yang diinginkan melalui persilangan dua atau lebih tetua yang berbeda genotipe Keturunan hasil hibridisasi akan mengalami segregasi pada F1 jika tetuanya heterosigot, atau pada F2 jika tetuanya homozigot. Pemilihan tetua tergantung pada sifat yang akan dimuliakan, apakah sifat kualitatif atau sifat kuantitatif. Pemilihan tetua sifat kualitatif relatif mudah dibandingkan sifat kuantitatif. Pada tanaman menyerbuk sendiri hibridisasi merupakan langkah pertama pada program pemuliaan tanaman. Sedangkan untuk tanaman menyerbuk silang, hibridisasi digunakan untuk pembentukan varietas baru atau menguji potensi tetua. Persilangan dapat digunakan untuk menambah keragaman genetik, memperoleh sifat ketahanan atau mendapatkan varietas baru. Keberhasilan persilangan tergantung jarak genetik spesies yang disilangkan, makin jauh jarak genetiknya, tingkat kegagalan untuk mendapatkan tanaman F1 yang hidup dan fertil makin tinggi.Hibridisasi interspesifik, yaitu persilangan antara tanarnan dari dua spesies yang berbeda, dalam genus disebut juga hibridisasi intragenerik. Sedang Hibridisasi intergenerik, yaitu persilangan yang dilakukan antar tanaman dari genus yang berbeda. Persilangan intergenerik memiliki tingkat keberhasilan yang rendah karena terdapat kendala seperti abnormalitas pada meiosis, rendahnya fertilitas dan sterilitas tepungsari. Kedekatan dalam hubungan kekerabatan dapat mempengaruhi keberhasilan persilangan intergenerik.

1.2 Tujuan1. Untuk mengetahui teknik persilangan intergenerik 2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan persilangan intergenerik

3. METODE

3.1 Alat dan BahanAlat : Bahan :

1Tusuk Gigi1Anggrek Phalaenopsis sp yang telah berbunga

2Gunting2Anggrek Dendrobium sp yang telah berbunga

3Label

4Spidol permanen/ Ohp

5Kamera

3.2 Prosedur Kerja1. Deskripsi Tetua

2. PersilanganMenyiapkan tanaman anggrek yang sudah berbunga

Seleksi bunga Memilih bunga yang tidak terlalu kuncup dan tidak terlalu tua

SelfingCrossing Phalaenopsis sp (Betina) x Dendrobium sp (Jantan)

Crossing Phalaenopsis sp (Betina) x Dendrobium sp (Jantan

Pollen bunga anggrek diambil menggunakan tusuk gigi

Letakkan pollen pada column bunga (polinasi)

Menyiapkan pollen (jantan) dan putik (betina)

Bunga Anggrek Phalaenopsis di emaskulasi dengan menghilangkan polennya (sebagai bunga betina)

Bunga Anggrek Phalaenopsis di ambil pollennya dengan tusuk gigi (sebagai bunga jantan).

Letakkan pollen bunga Dendrobium ke column bunga Phalaenopsis (polinasi)

Menyiapkan pollen dan putik

Bunga Anggrek Dendrobium di emaskulasi dengan menghilangkan pollennya (sebagai bunga betina)

Bunga Anggrek Phalaenopsis di ambil pollennya dengan tusuk gigi (sebagai bunga jantan)

Letakkan pollen bunga Phalaenopsis ke column bunga Dendrobium (polinasi)

Beri label dan Tanaman disimpan di screen house

Pengamatan hasil

4. Tabel Pengamatan

NoKode silanganWaktu pengamatan

Minggu 1Minggu 2Minggu 3

1Kontrol

2Phalaenopsis x Phalaenopsis

3Dendrobium x Dendrobium

4Phalaenopsis (Betina) x Dendrobium (Jantan)

5Phalaenopsis (Betina) x Dendrobium (Jantan)

Phalaenopsis x Phalaenopsis 10-03-2015(Nama penyilang)Label :

FORMAT LAPORAN Cover 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang1.2 Tujuan 2. Tinjauan pustaka2.1 Morfologi Bunga Anggrek 2.2 Jenis persilangan 2.3 Tahapan Persilangan Buatan (Secara umum) 2.4 Faktor yang mempengaruhi persilangan 3. Metode 3.1 Alat dan bahan, 3.2 Prosedur Kerja4. Hasil dan pembahasan 5. Kesimpulan 6. Lampiran