MODUL PENGANTAR, PENGERTIAN, KONSEP DASAR I …

20
1 PENGANTAR, PENGERTIAN, KONSEP DASAR KONSOLIDASI TANAH A. Konsep Dasar Konsolidasi Tanah Sebagaimana disebutkan dalam Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 4 Tahun 1991 tentang Konsolidasi Tanah, menjelaskan bahwa “Konsolidasi tanah merupakan kebijakan pertanahan mengenai penataan kembali penguasaan dan penggunaan serta usaha pengadaan tanah untuk kepentingan pembangunan, untuk peningkatan kualitas lingkungan dan pemeliharaan sumber daya alam dengan melibatkan partisipasi aktif masyarakat” ( Pasal 1 angka 1 ). Konsolidasi tanah merupakan salah satu kegiatan penataan ruang yang mengedepankan aspek bentuk, letak, aksesibilitas, dan optimalisasi keuntungan untuk masyarakat. Perkembangan tanah yang terjadi pada masyarakat terkadang menimbulkan masalah yang begitu pelik, akan tetapi banyak masyarakat yang tidak mengetahui masalah tersebut akibat terbiasa dengan keadaan lingkungannya. Kepasrahan masyarakat inilah yang mengakibatkan nilai suatu lahan sulit untuk bertambah, dan berbagai masalah lain yang tidak disadari. Maka dari itu, secara umum konsolidasi tanah di dalam pelaksanaanya hendaknya menjadikan masyarakat sebagai subjek dalam perencanaan, bukan lagi sebagai objek seperti kebanyakan perencanaan saat ini. Melalui konsolidasi tanah, diharapkan dapat meningkatkan nilai suatu tanah sehingga keuntungannya pun kembali kepada masyarakat. Signifikansi kenaikan harga tanah meningkat karena dengan konsolidasi tanah akses jalan menjadi lebih lebar dan bidang-bidang tanah yang sbelumnya tidak memiliki akses jalan MODUL I

Transcript of MODUL PENGANTAR, PENGERTIAN, KONSEP DASAR I …

Page 1: MODUL PENGANTAR, PENGERTIAN, KONSEP DASAR I …

1

PENGANTAR, PENGERTIAN, KONSEP DASAR

KONSOLIDASI TANAH

A. Konsep Dasar Konsolidasi Tanah

Sebagaimana disebutkan dalam Peraturan Kepala Badan

Pertanahan Nasional Nomor 4 Tahun 1991 tentang Konsolidasi

Tanah, menjelaskan bahwa “Konsolidasi tanah merupakan

kebijakan pertanahan mengenai penataan kembali penguasaan

dan penggunaan serta usaha pengadaan tanah untuk kepentingan

pembangunan, untuk peningkatan kualitas lingkungan dan

pemeliharaan sumber daya alam dengan melibatkan partisipasi

aktif masyarakat” ( Pasal 1 angka 1 ). Konsolidasi tanah

merupakan salah satu kegiatan penataan ruang yang

mengedepankan aspek bentuk, letak, aksesibilitas, dan

optimalisasi keuntungan untuk masyarakat. Perkembangan tanah

yang terjadi pada masyarakat terkadang menimbulkan masalah

yang begitu pelik, akan tetapi banyak masyarakat yang tidak

mengetahui masalah tersebut akibat terbiasa dengan keadaan

lingkungannya. Kepasrahan masyarakat inilah yang

mengakibatkan nilai suatu lahan sulit untuk bertambah, dan

berbagai masalah lain yang tidak disadari. Maka dari itu, secara

umum konsolidasi tanah di dalam pelaksanaanya hendaknya

menjadikan masyarakat sebagai subjek dalam perencanaan,

bukan lagi sebagai objek seperti kebanyakan perencanaan saat ini.

Melalui konsolidasi tanah, diharapkan dapat meningkatkan nilai

suatu tanah sehingga keuntungannya pun kembali kepada

masyarakat. Signifikansi kenaikan harga tanah meningkat karena

dengan konsolidasi tanah akses jalan menjadi lebih lebar dan

bidang-bidang tanah yang sbelumnya tidak memiliki akses jalan

MODUL

I

Page 2: MODUL PENGANTAR, PENGERTIAN, KONSEP DASAR I …

2

diberikan solusi, selanjutnya pembangunan fasilitas umum dan

fasilitas sosial pada lokasi konsolidasi tanah juga dialokasikan

yang menjadikan harga tanah semakin meningkat.

Beberapa hal terkait penyediaan tanah untuk

pembangunan baik yang dilaksanakan oleh pemerintah maupun

pihak swasta sering menimbulkan masalah. Ada kalanya pemilik

tanah tidak bersedia pindah karena ganti kerugian yang dibayar

atas tanahnya terlalu rendah menurut perhitungannya. Disamping

itu pihak swasta yang bergerak di bidang perumahan atau

property sering menekan pemilik tanah agar menjual tanahnya

dengan imbalan ganti kerugian yang sebenarnya merugikan

pemilik tanah sehingga pemilik tanah mengadakan reclaiming.

Semakin berkembangnya suatu wilayah baik perkotaan

maupun perdesaan juga memicu timbulnya masalah dalam

penataan ruang. Di wilayah perkotaan perkembangan yang tidak

beraturan menimbulkan daerah-daerah kumuh (slum area)

sedangkan di wilayah perdesaan terjadi alih fungsi lahan secara

sporadis yang menyebabkan hamparan areal pertanian menjadi

terpisah oleh adanya permukiman baru. Bentuk lahan yang tidak

beraturan cenderung terjadi penyalahgunaan tata ruang. Oleh

karena itu perlu pengaturan kembali bidang-bidang tanah baik di

perkotaan maupun perdesaan melalui Konsolidasi Tanah.

Selain itu penyediaan tanah untuk pembangunan

perkotaan telah mengakibatkan terjadinya alih fungsi tanah dari

tanah pertanian ke non pertanian yang menurunkan produktivitas

tanah serta tergusurnya petani dari mata pencahariannya. Hal ini

terjadi karena pemilik tanah tidak dilibatkan dalam pelaksanaan

pembangunan.

Page 3: MODUL PENGANTAR, PENGERTIAN, KONSEP DASAR I …

3

Kosep kerangka dasar Konsolidasi tanah disajikan pada

gambar 1 berikut:

Gambar 1. Kerangka Dasar Konsolidasi Tanah

Dalam melaksanakan konsolidasi tanah ini diharapkan

para pemilik-pemilik tanah dilibatkan secara partisipatif dalam

menata lingkungannya dengan beban yang adil dan keuntungan

yang sama pula dimana letak bidang-bidang tanah yang semula

tidak teratur ditata menjadi teratur (orderly) dan semua bidang

tanah tersebut terakses ke jalan melalui Konsolidasi Tanah.

Sesuai dengan tujuan Konsolidasi tanah yakni untuk mencapai

pemanfaatan tanah secara optimal melalui peningkatan efisiensi

dan produktivitas penggunaan tanah, maka prioritas wilayah yang

perlu dilakukan konsolidasi adalah:

a. Wilayah yang masih terbatas infrastruktur lingkungannya.

b. Wilayah permukiman yang akan tumbuh pesat dan

diperkirakan akan berkembang secara alami, sehingga

Page 4: MODUL PENGANTAR, PENGERTIAN, KONSEP DASAR I …

4

dikhawatirkan menjadi permukiman kumuh apabila tidak

ditata sebelumnya melalui konsolidasi tanah.

c. Wilayah yang sudah mulai tumbuh dan direncanakan

menjadi daerah permukiman.

d. Wilayah yang direncanakan menjadi kota baru, permukiman

baru.

e. Wilayah permukiman kumuh.

f. Wilayah yang relatif kosong, sedikit bangunan di bagian

pinggiran kota yang diperkirakan akan berkembang sebagai

daerah permukiman.

g. Daerah bekas konflik.

h. Daerah yang direncanakan ada pembangunan/pembuatan

jalan (jalan raya/jalan lingkar).

i. Wilayah pertanian yang akan dikembangkan menjadi sentra

produksi pertanian.

j. Wilayah pertanian yang minim dengan infrastruktur

pendukungnya.

k. Wilayah yang potensial dapat memperoleh pengairan tetapi

belum tersedia jaringan irigasi.

l. Wilayah yang jaringan irigasinya telah tersedia tetapi

pemanfaatannya belum merata.

m. Wilayah yang pengairan cukup baik namun masih perlu

ditunjang oleh pengadaan jaringan jalan yang memadai.

Secara garis besar Konsolidasi Tanah dibagi dalam dua

kelompok besar yaitu Konsolidasi Tanah Perkotaan dan

Konsolidasi Tanah Pertanian, namun kegiatan KT lebih banyak

dilaksanakan di daerah perkotaan karena menyangkut

masyarakat pemilik tanah yang relatif lebih banyak dengan jumlah

bidang tanah yang lebih besar dalam satu satuan luas kegiatan

yang relatif lebih kecil.

Page 5: MODUL PENGANTAR, PENGERTIAN, KONSEP DASAR I …

5

Konsolidasi tanah telah mendapat respons yang positif, baik

di kalangan masyarakat pemilik tanah maupun di pihak policy

maker sebagai instrument Penataan Ruang, terbukti pada tahun

2003 Konsolidasi Tanah telah dilaksanakan pada 454 lokasi lebih

di seluruh Indonesia. KT juga sudah digunakan sebagai kegiatan

penyediaan tanah untuk pembangunan prasarana transportasi

seperti pengadaan tanah arteri Western Ring Road (WRR) di

Denpasar Bali. Dengan falsafah “improve without remove”

(pengembangan tanpa menggusur) serta dari, oleh dan untuk

pemilik tanah KT itu menjadi pilihan yang dapat diterima oleh

masyarakat dalam membangun daerahnya. Bahkan dalam

cakupan yang lebih luas di negara-negara Eropa, Asia, Australia

sudah merupakan model pembangunan yang partisipatif

Mengapa konsolidasi tanah perlu dilakukan di Indonesia?

Hal ini dikarenakan pembangunan dan pertumbuhan pemukiman

yang tidak diatur dan direncanakan dengan baik seringkali

menimbulkan permasalahan lingkungan, sosial dan permasalahan

ekologi, sebagai contohnya ketika pemukiman dibiarkan tumbuh

secara alami maka aksesibilitas berupa jaringan jalan yang layak

serta ketersediaan ruang terbuka hijau ataupun fasilitas sosial

dan fasilitas umum seringkali tidak tersedia. Ketidaktersediaan

jaringan jalan dan minimnya fasilitas umum/fasilitas sosial

tentunya akan berpengaruh terhadap nilai tanah yang mereka

miliki. Kondisi ini tentunya akan merugikan masyarakat yang

tinggal dan memiliki tanah di lokasi tersebut. Salah satu contoh

perkembangan perkotaan yang dibiarkan tumbuh secara alami,

ditata secara parsial dan ditata melalui proses konsolidasi tanah

disajikan pada gambar 2 berikut:

Page 6: MODUL PENGANTAR, PENGERTIAN, KONSEP DASAR I …

6

Gambar 2. Perkembangan Perkotaan yang Dibiarkan

Tumbuh Secara Alami, Ditata Secara Parsial dan Ditata Melalui Proses Konsolidasi Tanah (Sumber: ilustrasi Kementerian

ATR/BPN)

Pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah tentunya

membutuhkan tanah sehingga perlu dilakukan pengadaan tanah,

melalui kegiatan Konsolidasi tanah ini maka ketersediaan tanah-

tanah tersebut dapat dipenuhi sehingga pemerintah hanya

memerlukan pembangunan infrastrukturnya saja. Penyediaan

tanah yang dilakukan secara swadaya oleh masyarakat ini

tentunya dapat mengurangi permasalahan dan konflik yang sering

terjadi dalam proses pengadaan tanah. Pengadaan tanah yang

dilakukan melalui konsolidasi tanah juga dapat mencegah

terjadinya relokasi/perpindahan penduduk dari lokasi awal

mereka ke lokasi baru. Gambaran terkait bagaimana skema

konsolidasi tanah kaitannya dengan pengadaan tanah disajikan

pada gambar 3 berikut

Page 7: MODUL PENGANTAR, PENGERTIAN, KONSEP DASAR I …

7

Gambar 3. Pengadaan Tanah dilakukan melalui Pembebasan lahan dan melalui Konsolidasi Tanah (Sumber:

ilustrasi Kementerian ATR/BPN)

Konsolidasi tanah juga dapat mengurangi permasalahan-

permasalahan yang terjadi pada pemukiman-pemukiman yang

kumuh serta beberapa pemukiman illegal. Melalui konsep rumah

susun maka masyarakat dapat memperoleh pemukiman yang

layak. Perbaikan terhadap daerah-daerah yang kumuh ini

tentunya secara perlahan namun pasti dapat mengurangi

permasalahan lingkungan khususnya pada daerah-daerah

perkotaan ataupun pada daerah pingiran. Impact dari kegiatan

konsolidasi tanah yang dilakukan pada daerah dengan kondisi

kumuh khususnya pada daerah bantaran sungai dapat

bermanfaat bagi keberlanjutan sungai sebagai tubuh air yang

berfungsi menampung air saat hujan, upaya ini tentunya dapat

bermanfaat bagi upaya pengurangan bencana banjir pada daerah-

daerah rawan banjir. Upaya penataan lingkungan khususnya di

Page 8: MODUL PENGANTAR, PENGERTIAN, KONSEP DASAR I …

8

daerah kumuh pada kawasan bantaran sungai sangat urgen

dilakukan mengingat penyediaan pemenuhan kebutuhan hidup

yang layak serta keberlanjutan ekosistem yang berkelanjutan

menjadi tanggungjawab bersama antara masyarakat dan

pemerintah.

B. Manfaat Konsolidasi Tanah

Dalam melaksanakan konsolidasi tanah ada beberapa

manfaat yang dapat diperoleh yakni:

• Tersedianya sarana dan prasarana tanpa membebani

anggaran Pemerintah Daerah.

• Peningkatan harga tanah, yang selain dinikmati oleh pemilik

tanah, juga akan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah

(PAD) melalui PBB, BPHTB, uang pemasukan dll.

• Meningkatkan efisiensi dan produktivitas tanah.

• Menertibkan administrasi pertanahan.

• Memenuhi kebutuhan akan lingkungan yang teratur, tertib

dan sehat.

• Peningkatan mutu lingkungan hidup.

• Mempercepat pertumbuhan wilayah.

Secara umum tujuan Konsolidasi Tanah adalah untuk

mencapai kepastian hak atas tanah dan pemanfaatan tanah

secara optimal melalui perbaikan penguasaan tanah atau efisiensi

dan produktivitas penggunaan tanah untuk mendukung

pembangunan baik di perkotaan maupun di perdesaan penjabaran

dari tujuan umum ini adalah tujuan khusus, yang meliputi:

Terwujudnya tatanan penguasaan, pemilikan, dan

pengunaan tanah yang tertib dan teratur disertai

kepastian hukum.

Page 9: MODUL PENGANTAR, PENGERTIAN, KONSEP DASAR I …

9

Terwujudnya peningkatan daya guna dan hasil guna

pemanfaatan tanah.

Terwujudnya peran serta masyarakat dalam

pembangunan pertanahan.

Terwujudnya peningkatan kualitas lingkungan hidup.

Sasaran Konsolidasi Tanah adalah terwujudnya suatu

tatanan penguasaan dan penggunaan tanah yang tertib dan

teratur. Beberapa wilayah yang dapat menjadi sasaran

kegiatan Konsolidasi Tanah adalah :

Wilayah yang direncanakan menjadi kota atau

permukiman baru. Bentuk Konsolidasi Tanah secara

swadaya ini berupa kapling-kapling tanah matang

(KTM) atau kasiba/lasiba oleh developer yang akan

membangun permukiman baru di wilayah itu. Developer

dapat menjual dalam bentuk KTM atau lengkap dengan

rumahnya.

Wilayah yang sudah mulai tumbuh, umumnya tanah ini

berlokasi di pinggiran kota dan sudah dihuni oleh kaum

urban baik secara legal maupun tidak.

Wilayah pemukiman yang tumbuh pesat. Merupakan

permukiman yang tumbuh dengan pola persil tanah

yang tidak teratur sehingga memiliki kesulitan untuk

mengakses prasarana dan fasilitas umum lainya.

Setelah ditata pola persil tanah dan infrastruktur

menjadi lebih baik.

Wilayah yang sebelumnya merupakan wilayah bencana

alam maupun sosial, seperti gempa bumi, kebakaran,

kerusuhan, dan lain-lain untuk membangun kembail

diperkulan perlu renovasi/rekonstruksi.

Page 10: MODUL PENGANTAR, PENGERTIAN, KONSEP DASAR I …

10

Dalam tahapan perencanaan maka lokasi Konsolidasi

Tanah secara teknis harus memenuhi syarat :

a. Lokasi Konsolidasi Tanah ditetapkan dengan mengacu

pada tata ruang wilayah.

b. Konsolidasi Tanah dapat dilaksanaan apabila sekurang-

kurangnya mencakup 85% dari luas seluruh areal tanah

yang akan dikonsolidasikan, menyatakan persetujuanya.

c. Lokasi Konsolidasi Tanah : tanah telah dikuasai/dimiliki

lebih dari satu orang, lokasi sesuai dengan RTRW/RTRK

tanah bebas dari sengketa dan tanahnya telah atau

belum bersertipikat.

Manfaat Konsolidasi Tanah adalah terhadap pemerintah dan

masyarakat meliputi :

a. Mewujudkan lingkungan pemukiman atau areal

pertanian dapat terpenuhi.

b. Membantu mempercepat laju pembangunan pemukiman

dan pembangunan daerah pertanian di pedesaan.

c. Pemerataan hasil-hasil pembangunan yang langsung

dinikmati oleh pemilik tanah.

d. Menghindari akses-akses yang sering timbul dalam hal

penyediaan tanah secara konvensional.

e. Rakyat pemilik tanah dapat menikmati secara langsung

keuntungan, baik kenaikan harga tanah ataupun

kenikmatan lainya karena terciptanya lingkungan yang

teratur. Adanya sumbangan tanah secagai peran serta,

masih tetap menguntungkan sekalipun luas tanah yang

dimiliknya berkurang.

Page 11: MODUL PENGANTAR, PENGERTIAN, KONSEP DASAR I …

11

Wilayah sekaligus menertibkan administrasi

pemilikan tanah, menghemat biaya pembangunan dan

bahkan terbuka kemungkinan peningkatan pemasukan

negara melalui naiknya Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)

dan menempatkan rakyat sebagai subyek pembangunan.

Ilustrasi pemanfaatan Konsolidasi Tanah disajikan

sebagaimana gambar berikut:

Gambar 4. Ilustrasi Pelaksanaan Konsolidasi Tanah

C. Konsolidasi Tanah di Indonesia

Sejak Tahun 1980, Konsolidasi Tanah telah

dilaksanakan di hampir seluruh provinsi di tanah air, meliputi

482 lokasi dan 176.000 persil; khusus untuk perkotaan telah

dilaksanakan di 409 lokasi seluas kurang lebih 16.968 ha,

melibatkan 103.305 peserta dan menata 114.670 bidang

tanah. Berdasarkan Peraturan Kepala BPN No. 4/1991,

Page 12: MODUL PENGANTAR, PENGERTIAN, KONSEP DASAR I …

12

pelaksanaan teknis Konsolidasi Tanah dilaksanakan oleh

daerah.

• Konsolidasi Tanah di Indonesia secara garis besar terdiri

dari:

– Konsolidasi Tanah Perkotaan, antara lain berupa

pengembangan dan penataan permukiman, fasilitas

umum, serta pemulihan wilayah bencana

– Konsolidasi Tanah Pertanian, dititikberatkan pada

penyiapan lahan pertanian di perdesaan dan penyediaan

prasarana penunjangnya.

Beberapa contoh lokasi dilaksanakannnya Konsolidasi tanah di

Indonesia diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Denpasar, Bali

Bali merupakan salah satu wilayah yang mampu dan berhasil

menata penggunaan dan pemanfaatan tanah melalui sistem Konsolidasi

tanah. Pelaksanaan Konsolidasi tanah di Denpasar, Bali ini

mencakup wilayah yang cukup luas, melibatkan peserta cukup

banyak dan secara hasil memiliki tingkat keberhasilan cukup

tinggi. Peran serta masyarakat di dalam program Konsolidasi

Tanah di Bali cukup baik dikarenakan masyarakat memiliki

kesadaran terhadap kebutuhan pengaturan terhadap penggunaan

dan pemanfaatan tanah. Masyarakat sangat mendukung

pelaksanaan Konsolidasi Tanah karena mereka membutuhkan

jaringan jalan dan fasilitas umum/fasilitas sosial. Adat istiadat

dan budaya di Bali yang saling memiliki sikap menghormati,

toleransi serta mementingkan kepentingan umum menjadikan

program Konsolidasi Tanah lebih mudah diimplementasikan.

Adapun hasil pelaksanaan konsolidasi tanah di Bali disajikan

sebagaimana gambar 5 berikut

Page 13: MODUL PENGANTAR, PENGERTIAN, KONSEP DASAR I …

13

Gambar 5 Peta Rencana Tata Ruang dan Peta Konsolidasi Tanah di

Denpasar, Bali

Berdasarkan gambar di atas menunjukkan bahwasanya

pelaksanaan konsolidasi tanah di Bali sangat mempertimbangkan

rencana Tata Ruang yang telah ditetapkan. Karena pelaksanaan KT

merupakan sebuah kesempatan untuk menata penggunaan,

pemanfaatan dan penguasaan tanah agar memiliki sinergi dengan

RTRW. Hasil penataan bidang tanah terhadap program KT di Bali

disajikan pada gambar 6 berikut.

Page 14: MODUL PENGANTAR, PENGERTIAN, KONSEP DASAR I …

14

Gambar 6. Peta Bidang Sebelum dan Setelah Dilaksanakan Konsolidasi Tanah di Bali

2. DANAU LIMBOTO, PROVINSI SULAWESI UTARA

Pelaksanaan Konsolidasi tidak hanya dilakukan apda kawasan perkotaan

atau pemukiman semata, gambar be

SEBELUM KONSOLIDASI TANAH

SETELAH KONSOLIDASI TANAH

SETELAH KONSOLIDASI TANAH

1932 : LUAS 8.000 HA; DEEP 14 M

1993 : LUAS 3.000 HA; DEEP 2,5 M

PENYEMPITAN DANAU + 69

Page 15: MODUL PENGANTAR, PENGERTIAN, KONSEP DASAR I …

15

Gambar 7. Sebelum dan Setelah Pelaksanaan Konsolodasi tanah di Danau

Limboto, Sulawesi Utara

Konsolidasi tanah yang dilaksanakan di Danau Limboto, Provinsi

Sulawesi Utara bertujuan selain menata penggunaan dan pemanfaatan

tanah juga bertujuan untuk melindungi danau Limboto dari penyempitan

danau. Konsolidasi tanah yang dilaksanakan tidak hanay mampu

mewujudkan bidang-bidang tanah lebih teratur, namun juga mampu

menyediakan jaringan jalan dan mengatur danau agar tidak terjadi

penyempitan dan pendangkalan. Upaya konservasi dan perlindungan

waduk dengan mengarahkan penggunaan dan pemanfaatan tanah pada

kawasan sekitar waduk untuk ditanami tanaman keras juga cukup berhasil

melindungi keberlanjutan waduk dari pendangkalan dan penyempitan.

3. Konsolidasi Tanah di Cihideung Ilir, Kab. Bogor, Jawa Barat

Pelaksanaan Konsolidasi tanah di Cihideung Ilir, Kabupaten Bogor, Jawa

Barat mampu menata penguasaan, pemilikan penggunaan dan pemanfaatan tanah

yang sebelumnya berupa bidang tanah yang tidak beraturan menjadi lebih teratur

dengan memiliki akses jalan yang cukup lebar dan tersedia fasilitas umum/sosial

untuk masyarakat. Pelaksanaan Konsolidasi tanah tersebut dilaksanakan dengan

menggunakan anggaran dari BPN tahun 1994/1995. Pelaksanaan Konsolidasi

tanah ini dapat berasal dari dana BPN saja, namun dapat pula penganggaran

dilakukan secara swadaya dari masyarakat. Gambar pelaksanaan konsolidasi

tanah di Jawa Barat disajikan sebagaimana gambar berikut

Page 16: MODUL PENGANTAR, PENGERTIAN, KONSEP DASAR I …

16

Gambar Sebelum dan Sesudah Pelaksanaan Konsolidasi Tanah di

Cihideung Ilir, Kab. Bogor, Jawa Barat

SEBELUM KONSOLIDASI TANAH

SETELAH KONSOLIDASI TANAH

LUAS : 7,00 HA PESERTA : 204 KK TAHUN ANGGARAN : 1994/1995

Page 17: MODUL PENGANTAR, PENGERTIAN, KONSEP DASAR I …

17

4. PROYEK KONSOLIDASI TANAH LOKASI: PAINAN UTARA &

PAINAN TIMUR, KOTA PESISIR SELATAN, SUMATERA

BARAT

Pelaksanaan konsolidasi tanah perkotaan juga pernah

dilaksanakan di Sumatera Barat dengan luas mencapai 56,44 Ha.

Signifikansi perubahan harga tanah sebelum dan sesudah

dilaksnaakan Konsolidasi tanah mengalami kenaikan hingga 5 kali

lipat, yakni di tahun 1997 harga tanah setiap meter hanya senilai

Rp. 3000,- berubah menjadi Rp. 15.000/m. Pelaksanaan

konsolidasi tanah tersebut dapat diamati sebagaimana gambar 8

berikut.

SEBELUM KONSOLIDASI TANAH

STADI

SETELAH KONSOLIDASI TANAH

Page 18: MODUL PENGANTAR, PENGERTIAN, KONSEP DASAR I …

18

Gambar 8. Pelaksanaan Konsolodasi Tanah di Kota Pesisir Utara,

Sumatera Barat

Data tersebut diatas diambil dari hasil laporan

pelaksanaan KT di Sumatera Barat. Dengan adanya KT maka

masyarakat sangat diuntungkan karena harga tanah mengalami

kenaikan yang sangat tinggi. Penyediaan jariangan jalan dan

fasilitas yang dilaksanakan bersamaam proses KT menjadikan tata

letak dan tata ruang di lokasi tersebut lebih nyaman dan lebih

rapi. Pelaksanaan KT dengan melibatkan dari masyarakat, oleh

masyarakat dibantu dengan stakeholder terkait membwa manfaat

dan keuntungan yang dinikmati oleh masyarakat secara luas.

1. Lokasi

Desa : Painan Utara dan Painan Timur Kecamatan : IV Jurai Kotamadya : Pesisir Selatan

Propinsi : Sumatera Barat 2. Luas : 56.44 ha 3. Jumlah Peserta : 412 KK

4. Tahun Anggaran : 1986 / 1987 (APBN) 5. Periode proyek : 1986 s/d 1997

6. Rata-rata harga tanah : Sebelum Konsolidasi Tanah Rp

3,000 / m2 Sesudah Konsolidasi Tanah (1997) Rp 15,000 / m

2

Page 19: MODUL PENGANTAR, PENGERTIAN, KONSEP DASAR I …

19

5. PROYEK KONSOLIDASI TANAH PERDESAAN PADA

KAWASAN PERKEBUNAN DI OGAN KOMERING ULU,

SUMATERA SELATAN

Gambar 9. Pelaksanaan Konsolodasi Tanah di Kota Pesisir Utara,

Sumatera Barat

SEBELUM KONSOLIDASI TANAH

SETELAH KONSOLIDASI TANAH

Page 20: MODUL PENGANTAR, PENGERTIAN, KONSEP DASAR I …

20

Sebagaimana diatur di dalam peraturan perundang-undangan

skema Pola pembiayaan pelaksanaan KT dapat dilaksanakan

melalui pendanaan dari Pemerintah (APBN, APBD) dan swadaya.

Dan untuk memenuhi kebutuhan tanah untuk pembangunan

maupun biaya pelaksanaan Kondolidasi tanah maka dapat

dilakukan melalui mekanisme Sumbangan Tanah Untuk

Pembangunan (STUP) berkisar antara 20 – 30 %, digunakan untuk

alokasi jalan, fasilitas sosial, fasilitas umum dan TPBP (Tanah

Pengganti Biaya Pelaksanaan).

Dalam perjalananya pelaksanaan Konsolidasi tanah seringkali

mengalami hambatan dan kendala diantaranya terkait skema

pendanaan, sehingga tindak lanjut Konsolidasi Tanah dalam hala

pemabngunan konstruksi jalan dan pembangunan fasilitas

sosial/umum seringkali terhambat. Dalam hal ini maka

diperlukan pengembangan pola kerjasama/kemitraan dengan

pihak ketiga, sebagai contohnya dengan Dinas Pekerjaan Umum

untuk konstruksi jalan dan pembangunan fasilitas sosial dan

umum atau dengan dinas pertanian apabila pelaksanaan

konsolidasi tanah dilaksanakan di daerah pertanian.