Modul Matematika Bisnis

58
1 BAB I PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP MATEMATIKA BISNIS A. Tujuan Kompetensi Khusus Setelah mengikuti kegiatan belajar, diharapkan mahasiswa mampu:  Memahami definisi himpunan  Mengerti dan memahami hubungan antar himpunan  Memahami operasi antar himpunan  Mengerti dan memahami himpunan bilangan B. Tugas Latihan Mahasiswa mengerjakan tugas latihan yang tersaji di akhir bab. BAB I

description

Konsep Matematika Untuk Ekonomi dan Bisnis

Transcript of Modul Matematika Bisnis

  • 1

    BAB I

    PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP MATEMATIKA BISNIS

    A. Tujuan Kompetensi Khusus

    Setelah mengikuti kegiatan belajar, diharapkan mahasiswa mampu:

    Memahami definisi himpunan

    Mengerti dan memahami hubungan antar himpunan

    Memahami operasi antar himpunan

    Mengerti dan memahami himpunan bilangan

    B. Tugas Latihan

    Mahasiswa mengerjakan tugas latihan yang tersaji di akhir bab.

    BAB I

  • 2

    PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP MATEMATIKA BISNIS

    A. Definisi Himpunan

    Konsep himpunan adalah suatu konsep yang paling mendasar bagi Ilmu Matematika modern pada

    umumnya dan dibidang ilmu ekonomi dan bisnis pada khususnya.

    Dalam bidang ekonomi dan bisnis terutama dalam hal pembentukan model kita harus

    menggunakan sehimpunan atau sekelompok data observasi dari lapangan

    Himpunan :

    Set (Himpunan atau kumpulan ) adalah suatu kumpulan atau gugusan dari sejumlah obyek-obyek

    yang berbeda

    Ex : Nama-nama mahasiswa Piksi Ganesha, merk-merk disket di toko Komputer

    Dinotasikan dan hurup besar

    Ex : himpunan A, himpunan B, dll.

    Obyek dalam himpunan disebut elemen/anggota himpunan

    Ex : A = { 1, 2, 3 }, maka elemen-elemen himpunan A adalah 1, 2 dan 3

    Himpunan yang tidak memiliki anggota disebut himpunan kosong (empty set) dinotasikan dengan

    Menyatakan Himpunan :

    Ada 2 cara :

    1. Menuliskan tiap-tiap anggota himpunan diantara 2 kurung kurawal

    ex : A = { Jhony, Yukiyem, Michael }

    2. Menuliskan sifat-sifat semua anggota himpunan diantara 2 kurung kurawal

    ex : B = { x / x = bilangan prima yang diawali dari angka 7 }

    Perhatikan tabel berikut !

    Cara 1 Cara 2

    A = { 3, 5, 7, 11, 13 } A = { x t bilangan prima | 3 x 13 }

    A = { ayam, buku, api } B = tidak dapat dinyatakan karena tidak

    ada sifat yang sama

    Tidak dapat dinyatakan karena jumlah

    anggota C tak terhingga

    C = < x E bil.bulat | x > 10

    B. Hubungan antar Himpunan

    1. Kesamaan Dua Himpunan

  • 3

    Definisi: Dua himpunan dikatakan sama, bila kedua himpunan tersebut mempunyai unsur-unsur

    yang bersamaan.

    A = B: artinya untuk setiap x elemen A maka x juga

    merupakan elemen B atau sebaliknya.

    AxBx

    BxAx

    2. Himpunan Bagian

    Definisi: A dikatakan himpunan bagian dari B, jika setiap unsur

    dari A adalah unsur dari B.

    A B jika xA xB

    Dari kedua definisi di atas maka:

    Setiap himpunan adalah merupakan himpunan dari dirinya sendiri.

    A A

    Jika A bukan himpunan bagian dari B, maka ditulis:

    AB

    Himpunan kosong ( ) adalah merupakan himpunan bagian semua himpunan.

    Untuk A=B, maka bisa diartikan bahwa A B dan B A atau A dab B saling

    himpunan bagian.

    Jika A B dan B C, maka berlaku A C.

    C. Operasi Himpunan (Set Operation)

    Himpunan Semesta (U) adalah himpunan yang merupakan batas dari ruang pembicaraan.

    Diagram Venn adalah suatu cara menggambarkan secara mudah hubungan antara dua himpunan atau

    lebih.

    1. Komplemen (Complement)

    Komplemen dari himpunan A adalah himpunan yang terdiri dari unsur-unsur yang terdapat dalam

    himppunan semesta U tapi tidak merupakan unsur dari himpunan A.

    Notasi A atau A maka A={x/xA}

    U

    A

  • 4

    2. Gabungan (Union)

    Gabungan dari himpunan A dan B adalah suatu himpunan dimana unsur-unsurnya adalah unsur

    yang berada di A atau di B atau dikeduanya.

    3. Irisan (Intersection)

    Irisan dari himpunan A dan B adalah suatu himpunan yang unsur-unsurnya dimiliki oleh A dan

    juga dimiliki oleh B secara bersamaan.

    4. Selisih Himpunan (Set Difference)

    Selisih dari dua himounan A dan B adalah suatu himpunan yang semua unsur-unsurnya termasuk

    di A tetapi tidak termasuk di B.

    D. Himpunan Bilangan

    Himpunan bilangan yang pertama kita kenal adalah himpunan bilangan bulat positif

    (himpunan bilangan asli/bilangan alam), yaitu ,1,2,3,... Notasi nya adalah N.

    Himpunan N tertutup terhadap operasi-operasi perkalian dan pertambahan. Artinya bila kita

    lakukan operasi-operasi tersebut pada himpunan bilangan asli maka hasilnya juga merupakan

    bilangan asli. Tetapi untuk operasi pengurangan dan pembagian tidaklah demikian. Jadi N

    tidak tertutup terhadap operasi perngurangan dan pembagian. Artinya bila kita operasikan

    U

    B A

    U

    B A

    U

    A B

    A - B

  • 5

    operasi tersebut trhadap himpunan bilangan asli maka akan menimbulkan himpunan bilangan

    baru.

    a b akan menghasilkan bil asli bila a > b

    a : b akan menghasilkan bil asli bila a mrpk kelipatan dari b

    Adapun operasi penambahan dan perkalian pada bil asli

    tunduk pada hukum-hukum berikut:

    1. a+b = b+a ; hukum komutasi penjumlahan

    2. (a+b)+c = a+(b+c) ; hukum asosiasi penjumlahan

    3. axb = bxa ; hukum komutasi perkalian

    4. (a+b)xc = ac+bc ; hukum distribusi perkalian

    Karena bil asli tertutup untuk operasi pengurangan dan pembagian, maka para matematikawan

    menciptakan bilangan nol, bilangan bulat negatif dan bilangan pecahan.

    Bilangan pecahan dapat ditulis dalam bentuk desimal. Desimalnya selalu berakhir atau

    berulang.

    Misal: = 0,5

    13/11 = 0.1818181818...

    2/7 = 0,285714285714... (285714 berulang)

    11/13 = 0,846153846153... (846153 berulang)

    Gabungan bilangan bulat dan bilangan pecahan disebut bilangan rasional. Ternyata bilangan

    rasional juga tidak mampu untuk memenuhi akan bilangan matematika. Maka pada tahun 500

    SM, Phytagoras memperkenalkan suatu bilangan yang disebut bilangan Irrasional.

    Misal: 2 = 1,414213562...

    = 3,141592654... e = 2,718281828...

    Bilangan riil adalah bilangan yang mungkin bulat, mungkin pecahan dan mungkin

    irrasional.

    Skema himpunan bilangan dapat dilihat pada gambar berikut ini:

    Gambar 1.1

  • 6

    Skema Himpunan Bilangan

    Bilangan Kompleks

    Bilangan Nyata (riil) Bilangan Khayal

    Bilangan Irasional Bilangan Rasional

    Bilangan Bulat Bilangan Pecahan

    Positif Negatif Nol

  • 7

    SOAL UNTUK LATIHAN

    1. Bila diketahui himpunan-himpunan berikut:

    Semesta (U) = {x|x adalah bilangan asli

  • 8

  • 8

    BAB II

    FUNGSI

    A. Tujuan Kompetensi Khusus

    Setelah mengikuti kegiatan belajar, diharapkan mahasiswa mampu:

    Mengerti dan memahami fungsi linier

    Mampu manggambar fungsi linier

    Mengerti dan memahami fungsi non linier

    Mampu manggambar fungsi non linier

    B. Tugas Latihan

    Mahasiswa mengerjakan tugas latihan yang tersaji di akhir bab.

  • 9

    BAB II

    FUNGSI

    Fungsi adalah hubungan matematis antara suatu variabel dengan variabel lainnya

    Unsur-unsur pembentukan fungsi :

    1. Variabel Variabel yang berubah-ubah dari suatu keadaan ke keadaan lainnya

    2. Koefisien bil. atau angka yang diletakkan tepat didepan suatu variabel

    3. Konstanta Sifatnya tetap | tidak terkait dengan suatu variabel apapun

    Secara umum : Y = f(x), dimana x adalah variabel bebas

    y adalah variabel terkait

    A. Fungsi Linier

    Fungsi Linier adalah fungsi. Polinom yang variabel bebasnya memiliki pangkat paling

    tinggi adalah satu :

    y = ao + a1x1

    dimana : ao konstanta, nilainya positif, negatif, atau nol

    a1 koefisien, nilainya positif, negatif, atau nol

    Contoh : y = 4 + 2x

    CARA MENGGAMBAR FUNGSI LINIER

    a) Dengan cara sederhana (curve traicing process)

    Yaitu dengan menggunakan tabel x dan y, dimana kita tentukan dulu nilai x sebagai

    variabel bebas, maka dengan memasukkan beberapa nilai x kita akan memperoleh

    nilai y.

    Misalkan y = 4 + 2x

    X -2 -1 0 1 2

    Y 0 2 4 6 8

    Kemudian kita tinggal memplotkan masing-masing pasangan titik tersebut.

    b) Dengan cara matematis (menggunakan ciri-ciri yang penting)

    Misalkan diketahui y = 4 + 2x

    Maka grafik fungsi dapat digambarkan menggunakan ciri-ciri penting, yaitu:

  • 10

    1) Titik potong fungsi dengan sumbu y, pada x=0, maka y=4. Jadi titiknya

    adalah A(0,4)

    2) Titik potong fungsi dengan sumbu x, pada y=0, maka x=4. Jadi titiknya

    adalah A(-1/2,0

    Dengan menggunakan kedua ciri ini maka kita dapat menggambar grafik fungsi

    y=4 + 2x seperti terlihat pada gambar berikut:

    Perpotongan Dua Fungsi Linier

    Untuk fungsi. Linier yang saling berpotongan, maka untuk mencari titik potongnya dapat

    dilakukan dengan cara :

    1. Subtitusi

    2. Eliminasi

    Contoh : Tentukanlah titil potong fungsi 2x +3y = 4 dengan x + 2y = 1

    1. Subsitusi : a) 2x + 3y = 4

    2x = 4 3y

    x = 2

    34 y ..1) masuk ke 2)

    x + 2y = 1 2)

    [ 2

    34 y+ 2y = 1] X 2

    4 3y + 4y = 2

    - 3y + 4y = 2 4

    y = -2

    b) 2x + 3y = 4

    3y = 4 - 2x

    y = 3

    24 x .1) masuk ke 2)

    y

    (0,4)

    y=4+2x

    (-2,0) x

  • 11

    [ x + 2 3

    24 x = 1] X 3

    3x + 2 (4 2x) = 3

    3x + 8 4x = 3

    - x = 3 8

    x = 5

    Jadi himpunan penyelesaiannya { 5, -2 }

    2. Eliminasi : 2x + 3y = 4 X 1 maka 2x + 3y = 4

    x + 2y = 1 X 2 maka 2x + 4y = 2

    y = - 2

    2x + 3y = 4 X 2 maka 4x + 6y = 8

    x + 2y = 1 X 3 maka 3x + 6y = 3

    x = 5

    Jadi himpunan penyelesaiannya { 5, -2 }

    Untuk menggambar, gunakan langkah-langkang menggambar garis lurus:

    B. Fungsi Non Linier

    Fungsi non Linier dapat berupa fungsi Kuadrat, fungsi Eksponen, fungsi Logaritma,

    fungsi pecahan, dll. Gambar dari fungsi ini bukan suatu garis lurus, melainkan suatu

    garis lengkung. Fungsi kuadrat disajikan dalam gambar berupa suatu parabola vertikal

    & horizontal, fs rasional yang gambarnya berbentuk hiperbola, fs kubik, lingkaran &

    elips.

  • 12

    FUNGSI KUADRAT

    Fungsi. Kuadrat adalah Fungsi yang pangkat tertinggi dari variabel a/ dua bentuk umum

    dari fungsi. Kuadrat

    y = f (x) = ax2 + bx + c

    dimana :

    Y = Variabel terikat

    X = Variabel bebas

    a, b, c = konstanta. Dan a o

    CARA MENGGAMBAR FUNGSI KUADRAT

    c) Dengan cara sederhana (curve traicing process)

    Yaitu dengan menggunakan tabel x dan y, dimana kita tentukan dulu nilai x sebagai

    variabel bebas, maka dengan memasukkan beberapa nilai x kita akan memperoleh

    nilai y.

    Misalkan y = x2 - 5x + 6

    X -2 -1 0 1 2 3

    y 20 12 6 2 -1/4 0

    Kemudian kita plotkan masing-masing pasangan titik tersebut.

    d) Dengan cara matematis (menggunakan ciri-ciri yang penting)

    Misalkan diketahui y = x2 - 5x + 6

    Maka grafik fungsi dapat digambarkan menggunakan ciri-ciri penting, yaitu:

    1) Titik potong fungsi dengan sumbu y, pada x=0, maka y=6. Jadi titiknya

    adalah A(0,6)

    2) Titik potong fungsi dengan sumbu x, pada y=0, maka kita harud mencari

    nilai Diskriminan (D) terlebih dahulu:

    Nilai diskriminan ini akan menentukan apakah parabola vertikal memotong,

    menyinggung dan atau tidak memotong maupun menyinggung sb x.

    Jika nilai D = b2 4ac adalah negatif maka tidak terdapat titik

    potong sb x.

  • 13

    Jika nilai D = b2 4ac adalah positif maka terdapat dua titik potong

    sb x.

    Jika nilai D = b2 4ac adalah nol maka terdapat satu titik potong

    dengan sb x.

    Maka kerena D = 25 4 (1) (6) = 1 > 0, terdapat dua buah titik potong

    dengan sumbu x dengan menggunakan rumus X1,2 = a

    acbb

    2

    42

    diperoleh nilai x1 dan x2 yaitu:

    32

    15

    2

    )6)(1(42551

    x jadi titik nya B1 (3,0)

    22

    15

    2

    )6)(1(42552

    x jadi titiknya B2 (2,0)

    3) Titik puncak, yaitu titik dimana arah dari grafik fungsi kuadrat kembali ke

    arah semula. Titik puncak:

    a

    acb

    a

    b

    4

    )4(,

    2

    2

    jadi titiknya C(5/2,-1/4)

    4) Sumbu simetri adalah sumbu yang membagi/membelah dua grafik fungsi

    kuadrat tersebut menjadi dua bagian yang sama besar.

    Sumbu simetri x=-b/2a jadi sumbu semetrinya adalah: x=5/2

    Dengan menggunakan keempat ciri ini maka kita dapat menggambar grafik fungsi

    y = x2

    - 5x + 6 seperti cara menggambar grafik fungsi linear di atas.

    Perpotongan Dua Fungsi Kuadrat

    Dengan cara yang sama dengan perpotongan dua fungsi linier, maka kita dapat

    menentukan titik potong dua fungsi kuadrat.

    SOAL-SOAL LATIHAN:

    1. Gambarlah grafik fungsi

    a. y = 9 2x

    b. y = 2x2 9x + 12

    c. y = -x2 + 8y - 15

    2. Jika diketahui fungsi y = 4 x2 dan y = 2x2 5x + 4

    a. Carilah titik potong antara kedua fungsi tersebut

    b. Gambarlah grafik kedua fungsi tersebut.

  • 14

    BAB III

    PENERAPAN FUNGSI DI BIDANG EKONOMI DAN BISNIS

    A. Tujuan Kompetensi Khusus

    Setelah mengikuti kegiatan belajar, diharapkan mahasiswa mampu:

    Fungsi penawaran dan permintaan

    Keseimbangan pasar

    Pengaruh pajak terhadap keseimbangan pasar

    Pengaruh subsidi terhadap keseimbangan pasar

    Fungsi penerimaan

    Fungsi biaya

    B. Tugas Latihan

    Mahasiswa mengerjakan tugas latihan yang tersaji di akhir bab.

  • 15

    BAB III

    PENERAPAN FUNGSI DI BIDANG EKONOMI DAN BISNIS

    Penerapan fungsi Linier dalam bisnis dan teori ekonomi mikro, yaitu :

    Fungsi permintaan, fungsi penawaran, keseimbangan pasar, pengaruh pajak dan subsidi

    terhadap keseimbangan pasar, fungsi penerimaan, fungsi biaya dan break-even analisis.

    Penerapan fungsi Linier dalam teori ekonomi makro :

    Fungsi pendapatan yang terdistribusi menjadi fungsi konsumsi dan fungsi tabungan

    fungsi pendapatan rasional yang dihitung melalui pendekatan pengeluaran.

    A. Fungsi Permintaan dan Penawaran

    Fungsi Permintaan

    Fungsi permintaan merupakan fungsi mencerminkan hubungan antara variabel harga (P,

    price) suatu barang dengan variabel jumlah barang yang diminta (Qd : quantity demand)

    P = f(Qd)

    Fungsi ini mencerminkan prilaku konsumen di pasar di mana sifat yang berlaku yaitu

    bahwa jika harga barang mengalami peningkatan, maka jumlah barang yang diminta akan

    mengalami penurunan, begitu juga sebaliknya.

    Fungsi permintaan suatu barang dicerminkan sbb. :

    Fungsi Penawaran

    fungsi penawaran merupakan fungsi yang mencerminkan hubungan antara variabel harga

    (P : Price ) suatu barang dengan variabel jumlah barang yang ditawarkan (Qs : Quantitif

    supply) : P = f(Qs)

    P

    P

    P

    P

    O Qd

    Qd

    Qd

    Qd

  • 16

    Fungsi ini mencerminkan prilaku produsen dipasar dimana sifat yang berlaku yaitu bahwa

    jika barang mengalami peningkatan, maka jumlah barang yang ditawarkan akan

    mengalami peningkatan, begitu juga sebaliknya.

    Fungsi. penawaran suatu barang dicerminkan sbb. :

    B. Keseimbangan Pasar

    1. Keseimbangan pasar (equilibrium) adalah harga yang terjadi di pasar yang

    merupakan kesepakatan antara penjual (supply) dan pembeli (demand).

    2. Keseimbangan dapat dihitung dengan menyamakan fungsi permintaan dan

    fungsi penawaran (D = S) yang membentuk titik keseimbangan (equilibrium).

    3. Keseimbangan hanya berlaku pada nilai-nilai yang positif atau kuadran I.

    4. Titik keseimbangan terbentuk pada pertemuan harga dan jumlah atau, (Q1,P1).

    C. Pengaruh Pajak Terhadap Keseimbangan Pasar

    Pemerintah mengenakan pajak penjualan kepada para produsen. Pajak penjualan tersebut

    dinyatakan dengan tarif pajak (t) = satuan unit uang / satuan unit barang.

    Pengaruh pajak terhadap keseimbangan harga / kuantitas di pasar

    P P=f(Qs)

    Qs o

    P = f(Qs)

    P = f(Qd)

    Pe

    Qe o Qd,Qs

  • 17

    Sebelum ada Pajak

    Sesudah ada pajak

    [tarif pajak (t)]

    Fungsi permintaan P = f (Qd) P = f (Qd)

    Fungsi Penawaran P = f (Qs) P = f (Qs) + t

    Contoh soal

    Diberikan fs permintaan dan fs penawaran sebagai : Qd = 11 P dan Qs = -4 + 5 kepada

    produsen tersebut pemerintah mengenakan pajak dengan tarif pajak sebesar t = 3 / unit

    barang

    a. carilah keseimbangan harga dan kuantitas di pasar sesudah ada pajak

    b. Gambarkan perubahan akibat pajak tersebut

    c. Berapa tarif pajak yang ditanggung konsumen

    d. Berapa tarif pajak yang ditanggung produsen

    e. Berapa total pajak yang diterima pemerintah

    f. Berapa tarif pajak yang ditanggung pemerintah

    g. Berapa tarif pajak yang ditanggung produsen

    h. Arsirlah total pajak masing-masing pada gambar diatas

    Jawab !

    Adanya pengenaan pajak dari permintaan kepada produsen ternyata mengakibatkan :

    1. Keseimbangan harga setelah ada pajak lebih tinggi dari pada keseimbangan harga

    sebelum pajak :

    Pe = 7 Pe = 5

    Maka Pe < Qe

    2. Keseimbangan kuantitas setelah ada pajak lebih rendah dari pada keseimbangan

    kuantitas sebelum kena pajak :

    Pe = 4 Pe = 6

    Maka Qe < Qe

    Tarip pajak yagdikenakan oleh pemerintah kepada produsen t = 3 / unit. Akan tetapi

    produksi sebagian dari pajak tersebut dibebankan kepada konsumen. Beban tarif pajak

    yang dibebankan a/ produksi kepada konsumen terasa a/ adanya kenaikan keseimbangan

    harga dari Pe = 5 terjadi Pe = 7, sedangkan yang ditanggung produsen berarti tanggal

    masanya terhadap

    Pajak | Total Pajak :

  • 18

    Tarif Pajak Total Pajak

    Tarif pajak yang dikenakan o/ pemerin

    ah kepada produsen

    T = 3 / unit

    Total pajak yang diterima o/ pemerintah

    T = t x Qe

    = 3 x 4 = 12

    Tarif pajak yang dibebankan o/ produ

    sen kepada konsumen

    Tk = Pe Pe

    = 7 5 = 2

    Total pajak yang berasal dari konsumen

    Tk = tk x Qe

    = 2 x 4 = 8

    Tarif pajak yang ditanggung o/ produsen

    Tp = t tk

    = 3 2 = 1

    Total pajak yang berasal dari produsen

    Tp = tp x Qe

    = 1 x 4 = 4

    Diketahui suatu perusahaan barang mempunyai, fungsi permintaan dan fungsi

    penawaran sebagai berikut :

    D: P = 40 2Q

    S : P = Q - 5

    Ditanyakan :

    a. Bila dikenakan pajak sebesar Rp.3,00 per unit, tentukan keseimbangan

    sebelum dan setelah pajak

    b. Total pajak yang diterima pemerintah

    c. Pajak yang dibayar produsen dan konsumen

    d. Gambar grafiknya

    Gambar grafiknya sebagai berikut :

  • 19

    Diketahui fungsi penawaran S : P = Q2 8 dan fungsi permintaan D:

    P = Q2 14Q + 48 dengan pajak sebesar 20 % maka Pt = P ( 1 + t ) , tentukan:

    a. Keseimbangan sebelum dan sesudah pajak

    b. Besar total yang diterima pemerintah dan pajak yang ditanggung konsumen

    dan produsen

    c. Gambar grafik fungsi sebelum dan sesudah pajak.

  • 20

    D. Pengaruh Subsidi Terhadap Keseimbangan Pasar

    Pengaruh Subsidi terhadap Keseimbangan Pasar

    Pemerintah memberikan subsidi kepada para produsen. Subsidi tersebut dinyatakan

    dengan tarif subsidi (s) = satuan unit uang / satuan unit barang.

    Penaruh pajak terhadap keseimbangan harga / kuantitas di pasar

    Sebelum ada Subsidi Sesudah ada Subsidi

    Fungsi permintaan P = f (Qd) P = f (Qd)

    Fungsi Penawaran P = f (Qs) P = f (Qs) - s

    Contoh soal

    Dari soal sebelumnya, diketahui fs permintaan | fs penawaran sbb. : Qd = 11 P dan Qs = -

    4 + 2P kepada produsen tsb. pemerintah memberikan subsidi dengan tarif subsidi sebesar s

    = 1 / unit barang

    a. Carilah keseimbangan harga dan kuantitas di pasar sesudah ada subsidi

    b. Gambarkan perubahan akibat subsidi tersebut

    c. Berapa tarif subsidi yang ditanggung konsumen

    d. Berapa tarif subsidi yang ditanggung produsen

  • 21

    e. Berapa total subsidi yang diterima konsumen

    f. Berapa tarif subsidi yang ditanggung produsen

    g. Berapa tarif subsidi yang ditanggung pemerintah

    Jawab !

    Adanya pemberian subsidi dari pemerintah kepada produsen teryata menghasilkan :

    1. Keseimbangan harga setelah ada subsidi lebih rendah dari pada keseimbangan harga

    sebelum ada subsidi :

    Pe = 4,33 Pe = 5

    Maka

    Pe < Pe

    2. Keseimbangan kuantitas setelah ada subsidi lebih tinggi dari pada keseimbangan

    kuantitas sebelum ada subsidi :

    Qe = 6,67 Qe = 6

    Maka Qe > Qe

    Tarif subsidi yang diberikan oleh pemerintah kepada produsen s = 4 / unit. Akan tetapi

    : produsen tidak menikmatiya sendiri. Sebagian dari subsidi tersebut diberikannya kepada

    konsumen.

    Tarif subsidi yang diberikan c/ produsen kepada konsumen terasakan o/ adanya penuntas

    keseimbangan harga dari Pe = 5 menjadi Pe = 4,33, sedangkan yang diberikan produsen.

    Tarif Subsidi | Total Subsidi :

    Tarif subsidi Total subsidi

    Tarif subsidi yang dikenakan o/

    pemerintah kepada produsen

    S = 1 / unit

    = 1 x 6,67 = 6,67

    Total subsidi yang diterima o/

    pemerintah

    S = s x Qe

    Tarif subsidi yang diterima o/ produ

    sen kepada konsumen

    Sk = Pe Pe

    = 5 4,33 = 0,67

    Total subsidi yang berasal dari

    konsumen

    Sk = sk x Qe

    = 0,67 x 6,67

    = 4,47

    Tarif subsidi yang ditanggung o/ produ

    sen

    Total subsidi yang diminati produsen

    Sp = sp x Qe

  • 22

    Sp = s sk

    = 1 0,67 = 0,33

    = 0,33 x 6,67 = 2,20

    Fungsi Penerimaan

    Fungsi penerimaan disebut juga fungsi pendapatan atau fungsi hasil penjualan

    dilambangkan dengan R (Revenue) atau TR (Total Revenue)

    Fungsi Penerimaan merupakan fungsi dari output : R = f(Q) dengan Q = jumlah produk

    yang laku terjual. Fungsi penerimaan merupakan hasil kali antara harga jual perunit dengan

    jumlah barang yang dip[roduksi dan laku dijual :

    Jika P adalah harga jual perunit, maka :

    R = P x Q dengan P = harga jual per unit

    R = jumlah produk yang dijual

    Contoh :

    Misalkan suatu produk dengan harga Rp. 5.000 per unit barang, bagaimanakah fungsi

    permintaannya ?

    Gambarkan fungsi pemerintah tersebut pada grafik

    Penyelesaian :

    R = P x Q

    R = 5.000Q

    Gambar :

    Karena intersepnya tidak ada (nol) maka fs penerimaan di gambarkan melalui titik (0,0)

    dengan gradien positif :

    E. Fungsi Penerimaan

    Fungsi penerimaan disebut juga fungsi pendapatan atau fungsi hasil penjualan

    dilambangkan dengan R (Revenue) atau TR (Total Revenue)

    R = 5000 Q

    R

    Q o

  • 23

    Fungsi Penerimaan merupakan fungsi dari output : R = f(Q) dengan Q = jumlah produk

    yang laku terjual. Fungsi penerimaan merupakan hasil kali antara harga jual perunit dengan

    jumlah barang yang dip[roduksi dan laku dijual :

    Jika P adalah harga jual perunit, maka :

    R = P x Q dengan P = harga jual per unit

    R = jumlah produk yang dijual

    Contoh :

    Misalkan suatu produk dengan harga Rp. 5.000 per unit barang, bagaimanakah fungsi

    permintaannya ?

    Gambarkan fungsi pemerintah tersebut pada grafik

    Penyelesaian :

    R = P x Q

    R = 5.000Q

    Gambar :

    Karena intersepnya tidak ada (nol) maka fs penerimaan di gambarkan melalui titik (0,0)

    dengan gradien positif :

    F. Fungsi Biaya

    Diimbangkan dengan C (Cost) atau TC (Total Cost) terdiri atas dua jenis fungsi gaya.

    1. Fixed cost atau fungsi biaya tetap (FC) merupakan fungsi yang tidak bergantung pada

    jumlah produk yang diproduksi. Jadi fungsi biaya tetap adalah fungsi konstanta

    FC = k dengan k konstanta positif

    Contoh :

    Suatu perusahaan mengeluarkan biaya tetap sebesar Rp. 100.000.000

    Bagaimanakah fungsi biaya tetapnya dan gambarkan fungsi tersebut pada grafik

    kartesius

    R = 5000 Q

    R

    Q o

  • 24

    Jawab : FC = 100.000.000

    2. Variabel cost atau fungsi biaya yang berubah-ubah (VC)

    Merupakan fungsi biaya yang besarnya bergantung dari jumlah produk yang diproduksi

    Jadi : VC = f(Q) merupakan hasil kali antara harga jual perunit dengan jumlah barang

    yang diproduksi.

    Jika P adalah biaya produksi per unit, dimana biaya produksi per unit senantiasa lebih

    kecil dibandingkan harga jual perunit barang, maka

    VC = P x Q dengan P = biaya produksi per unit dan

    Q = produk yang diproduksi

    Contoh :

    Suatu produk diproduksikan dengan biaya produksi Rp. 3.000 per unit. Bagaimana

    fungsi biaya variabelnya dan gambarkan fungsi tersebut pada grafik

    Jawab : VC = P x Q

    = 3.000 Q

    karena intersepnya td F ada (nol) maka fungsi biaya variabelnya di gambarkan

    mmelalui titik (0,0) dengan gradiennya positif.

    3. Fungsi Total Cost (TC) merupakan penjumlahan antara biaya tetap dengan biaya

    variabel TC = FC + VC

    Contoh :

    FC

    Q o

    FC = 100.000.000

    VC

    Q o

    VC = 8.000 Q

  • 25

    adalah contoh diatas, dimana biaya tetap yang dikeluarkan sebuah perusahaan sebesar

    Rp. 100.000.000,- dan biaya variabelnya : 3.000 Q,maka TC = 100.000.000 + 3.000 Q.

    Ternyata intersep dari fungsi total biaya adalah sama dengan biaya tetapnya dan

    gradiennya sama dengan gradien fungsi biaya tetap. Hal ini mencerminkan bahwa

    penggambaran fungsi total biaya harulah melalui titik (0,FC) dan sejajar dengan grafik

    VC.

    SOAL UNTUK LATIHAN:

    1. Diketahui fungsi permintaan suatu barang P = - Q + 50

    Ditanyakan:

    a. Berapa harga barang apabila jumlah barang yang diminta sebesar 10 unit?

    tingkat harga Rp. 10?

    b. Gambarkan kurva permintaannya!

    2. Diketahui fungsi penawaran suatu barang adalah sebagai berikut

    Q = - 20 + 4P. Ditanyakan:

    a. Berapa jumlah pada harga Rp. 8?

    b. Berapa harga pada jumlah 4 unit?

    c. Pada harga berapa penjual tidak mau menjual barangnya?

    d. Gambarkan grafik kurvanya!

    6

    15. Diketahui fungsi permintaan D : Q = P2 12P + 36 dan fungsi penawaran S : Q

    = P2

    maka Qt =

    tP

    1. Pada barang tersebut dikenakan pajak sebesar t = 25%,

    tentukan:

    a. Keseimbangan sebelum dan sesudah pajak.

    b. Besar total pajak yang diterima pemerintah dan pajak yang ditanggung

    konsumen juga produsen.

    c. Gambar grafik fungsi sebelum dan setelah pajak.

    T

  • 26

  • 27

  • 26

    BAB IV

    BARISAN DAN DERET

    A. Tujuan Kompetensi Khusus

    Setelah mengikuti kegiatan belajar, diharapkan mahasiswa mampu:

    Memahami Barisan dan deret Aritmatika (deret hitung)

    Memahami Barisan dan deret Geometri (deret ukur)

    B. Tugas Latihan

    Mahasiswa mengerjakan tugas latihan yang tersaji di akhir bab.

  • 27

    BAB IV

    BARISAN DAN DERET

    A. Barisan dan deret Aritmatika (deret hitung)

    Andaikan suku pertama,suku kedua, suku ketiga, suku keempat berturut-

    turut sampai dengan suku ke-n suatu barisan diulis sbb :

    S1, S2, S3, S4,, Sn

    Barisan di atas merupakan merupak barisan hitung apabila selisih antara dua

    suku yang berurutan (misalnya b) adalah sama. Jadi :

    S2 - S1 = S3 - S2 = S4 - S3= = Sn - Sn-1 = b

    Jika suku pertama dari barisan tersebut dimisalkan adalah a dan selisih

    antara dua suku yang berurutan adalah b, maka nilai masing-masing suku dari

    barisan hitung dapat dihitung dengan cara sbb :

    S1 = a

    S2 = S1 + b = a + b

    S3 = S2 + b = a + b + b = a + 2b

    S4 = S3 + b = a + 2b + b = a + 3b

    .

    Sn = Sn-1 + b = a + (n 2)b + b = a + (n-1)b

    Maka rumus untuk menghitung nilai suku ke-n suatu barisan hitung dapat tulis sbb:

    Sn = a + (n-1)b

    Dimana : Sn = nilai suku ke-n

    a = nilai suku pertama

    n = banyaknya suku

    b = selisih atau beda (b bisa positif, bisa negative tetapi b 0)

    Jumlah dari seluruh bilangan yang membentuk suatu barisan hitung disebut dengan

    deret hitung.

    1

    n

    n i

    i

    D s

    Atau Dn = S1 + S2 + S3 + S4 + + Sn

    Dengan memasukkan nilai-nilai setiap suku barisan hitung sebagaimana

    diuraikan sebelumnya, diperoleh :

    Dn = a + (a+b) + (a + 2b) + (a + 3b) + + a + (n-1)b

  • 28

    Apabila suku terakhir, yaitu a + (n-1)b tetap dituliskan dengan Sn, maka :

    Dn = a + (a+b) + (a + 2b) + (a + 3b) + + Sn

    Jika deret hitung Dn ditulis dua kali dengan urutan yang berlawanan dan

    kemudian dijumlahkan, diperoleh :

    Dn = a + (a + b) + (a + 2b) + (a + 3b) + +Sn

    Dn = Sn + ( Sn b) + ( Sn 2b) + ( Sn 3b) + + a +

    2Dn = (a + Sn) + (a + Sn) + (a + Sn) +(a + Sn) + + (a + Sn)

    2Dn = n(a + Sn)

    ( )2

    ( 1)2

    2 ( 1)2

    n n

    n

    n

    nD a S

    nD a a n b

    nD a n b

    Maka rumus jumlah deret hitung dari barisan hitung dari suku ke-n adalah sbb :

    2 ( 1)2

    n

    nD a n b

    CONTOH SOAL

    Contoh 1

    Hitung suku ke-16 dan jumlah deret hitung sampai suku ke-16 dari barisan hitung

    berikut :

    a. 10, 12, 14, 16, 18,

    b. 80, 75, 70, 65, 60,

    Contoh 2

    Nilai suku pertama dari suatu barisan hitung adalah 20 dan nilai suku ke-10 adalah

    38. Hitung :

    a. Beda antara dua suku yang berurutan,

    b. Nilai dari suku ke-21

    c. Suku ke berapa yang bernilai 100,

    d. Jumlah deret hitung sampai suku ke-41.

    Contoh 3

  • 29

    Suku ke-5 suatu barisan hitung adalah 2000 dan suku ke-14 adalah 4250. Hitung :

    a. Beda antara dua suku yang berurutan

    b. Suku pertama dan suku ke-17

    c. Jumlah deret hitung sampai suku ke-17

    B. Barisan dan deret Geometri (deret ukur)

    Andaikan suatu barisan ditulis sbb :

    S1, S2, S3, S4,, Sn

    Barisan diatas adalah deret ukur apabila rasio antara dua suku yang berurutan

    (misalkan r) adalah sama. Jadi :

    32 4

    1 2 3 1

    ...n

    n

    SS S Sr

    S S S S

    Jika suku pertama dari deret ukur adalah a dan rasio antara dua suku yang

    berurutan adalah r, maka nilai masing-masing suku dari deret ukur tersebut dapat

    dihitung dengan cara sbb :

    S1 = a

    S2 = S1 r = a r

    S3 = S2 r = a r r = a r2

    S4 = S3 r = a r2 r = a r

    3.

    .

    Sn = Sn-1 r = a rn-2

    r = a rn-1

    Maka rumus untuk menghitung nilai suku ke-n suatu deret ukur dapat tulis sbb :

    Sn = a rn-1

    Dimana : Sn = nilai suku ke-n

    a = nilai suku pertama

    n = banyaknya suku

    r = rasio atau pembanding (r bisa positif, bisa negative tetapi

    r dan r 1)

    Bila bilangan-bilangan S1, S2, S3, S4,, Sn dapat ditentukan yang

    membentuk suatu barisan ukur dijumlahkan, hasilnya disebut dengan deret ukur.

    Misalkan jumlah deret ukur sampai suku ke-n adalah Dn, maka :

  • 30

    1

    n

    n i

    i

    D s

    Atau Dn = S1 + S2 + S3 + S4 + + Sn

    Dengan mensubtitusikan nilai masing-masing suaku deret ukur, diperoleh :

    Dn = a + ar + ar2 + + arn-1

    rDn = ar + ar2 + + arn-1 + arn

    Dn - rDn= a - a rn

    (1 r)Dn = a(1 + rn)

    (1 )

    1

    n

    n

    a rD

    r

    Maka rumus jumlah deret ukur dari suku ke-n adalah sbb :

    (1 )

    1

    n

    n

    a rD

    r

    jika r < 1 atau

    ( 1)

    1

    n

    n

    a rD

    r

    jika r > 1

    Contoh 4

    Hitunglah suku ke-10 dan jumlah deret hitung sampai suku ke-10 dari barisan ukur

    berikut :

    a. 2, 6, 18, 54, 162,

    b. 10, - 20, 40, - 80, 160,

    c. 1, (1.05), (1.05)2, (1.05)3, (1.05)4,

    Contoh 5

    Nilai suku ke-4 dari suatu barisan ukur adalah 1600 dan nilai suku ke-6 adalah

    25600. Hitung :

    a. Rasio antara dua suku yang berurutan

    b. Suku pertama dan suku ke-9

    c. Jumlah deret ukur sampai suku ke-9

    Contoh 6

  • 31

    Seseorang menulis suatu surat berantai dan mengirimkannya kepada lima orang

    temannya (tahap pertama). Oleh kelima orang ini, surat tersebut digandakan dan

    kemudian mengirimkannya lagi ke masing-masing lima temannya (tahap kedua).

    Jika pada tahap-tahap berikutnya, setiap orang yang menerima surat menggandakan

    dan mengirimkannya lagi ke masing-masing lima temannya, hitung jumlah orang

    yang sudah mendapatkan surat berantai sampai tahap ke-10

    SOAL UNTUK LATIHAN

    Terdapat (tergabung) dalam bab berikutnya.

  • 32

  • 32

    BAB V

    PENERAPAN BARISAN DAN DERET DI BIDANG

    EKONOMI DAN BISNIS

    A. Tujuan Kompetensi Khusus

    Setelah mengikuti kegiatan belajar, diharapkan mahasiswa mampu:

    Memahami penggunaan deret untuk Perkembangan Kegiatan Perusahaan

    Memahami penggunaan deret dalamTeori Nilai Uang

    B. Tugas Latihan

    Mahasiswa mengerjakan tugas latihan yang tersaji di akhir bab.

  • 33

    BAB V

    PENERAPAN BARISAN DAN DERET DI BIDANG

    EKONOMI DAN BISNIS

    A. Perkembangan Kegiatan Perusahaan

    Contoh 1

    PT.Chyntiamega menghasilkan suatu produk sebesar 10.000 unit pada tahun

    pertama produksinya dan menjualnya dengan harga sebesar Rp.50.000 per unit.

    Jika setiap tahunnya perusahaan mampu meningkatkan produksi sebesar 5.000 unit

    dan harga jual meningkat sebesar Rp.2.500 per unit, tentukan :

    a. Tingkat produksi pada tahun ke-10 dan jumlah produksi selama 10 tahun

    tersebut.

    b. Tingkat harga pada tahun ke-10

    c. Hasil penjualan pada tahun ke-10

    Contoh 2

    Perusahaan keramik Seroja Jaya mengeluarkan biaya total sebesar Rp 8.000.000,-

    dan memperoleh penerimaan total sebesar Rp 6.000.000,- pada bulan pertama

    produksinya. Jika biaya marginal dan penerimaan marginal perusahaan setiap

    bulannya bertambah dengan mengikuti pola barisan hitung, yaitu biaya marginal

    sebesar Rp 1.500.000,- dan penerimaan marginal sebesar Rp 2.000.000,- .

    Tentukanlah!

    a. Total biaya dan penerimaan perusahaan, masing-masing pada bulan ke-12?

    b. Pada bulan keberapa perusahaan mencapai titik impas?

    c. Pada bulan keberapa perusahaan memperoleh laba sebesar Rp 4.000.000,-?

    Contoh 3

    Hasil penjualan PT Mega pada tahun pertama produksinya adalah sebesar Rp

    150.000.000,- Apabila hasil penjualan tersebut bertambah sebesar 8% per tahun,

    berapa hasil penjualan perusahaan pada tahun ke-6?

  • 34

    B. Teori Nilai uang

    Contoh 4

    Albert meminjam uang sebesar Rp.5.000.000 dari Koperasi Karyawan di

    lingkungan kerjanya dan berjanji akan membayar secara cicilan sebesar Rp.250.000

    tiap akhir bulan dengan membayar bunga 15% per tahun dari sisa hutangnya.

    Hitung total bunga yang dibayar sampai dengan pinjamannya lunas.

    Jawab : 62.500, 59.375, 56.250, ....3.125

    jadi a= 62.500 ; b = - 3.125 ; n = 20

    atau Dn = nSan

    2

    jadi D20 = 125.3500.62

    2

    20

    = 10 ( 65.625) = Rp 656.250,00

    Contoh 5

    Ricahardo meminjam uang sebesar Rp.10.000.000 dari suatu lembaga perkreditan

    dan berjanji akan membayarnya secara angsuran sebesar Rp. 400.000 tiap akhir 3

    bulan ditambah dengan bunga 18% per tahun dari sisa hutangnya. Hitung :

    a. Jumlah bunga yang dibayar pada angsuran yang terakhir?

    b. Jumlah bunga yang dibayar sampai dengan pinjamannya lunas?

    c. Jumlah uang yang harus dibayar dalam melunasi pinjaman tersebut?

    Contoh 6

    Suatu lembaga pendidikan berencana untuk membentuk suatu dana yang akan

    dihadiahkan dalam bentuk beasiswa secara abadi kepada sejumlah mahasiswa yang

    berprestasi dengan jumlah beasiswa sebesar Rp.20.000.000 per semester. Untuk

    mencapai tujuan tersebut, berapa jumlah dana yang harus disetor lembaga tersebut

    sekarang dalam suatu rekening yang menghasilkan suku bunga 15% dimajemukkan

    secara semesteran apabila pembayaran pertama beasiswa tersebut dilakukan

    sekarang juga.

  • 35

    SOAL UNTUK LATIHAN

    1. Carilah suku ke-n dan jumlah deret ukur sampai suku ke-n dari setiap barisan

    ukur berikut, untuk n yang ditentukan.

    a. 54, 162, 486, 1458, untuk n = 20

    b. 320, -160, 80, -40, untuk n = 15

    c. , 1/8, 1/16, untuk n = 10

    d. 1, (1.12), (1.12)2, (1.12), untuk n = 24

    2. Tentukan suku pertama , rasio antara dua suku-sukunya yang berurutan dan

    suku ke-15 dari suatu barisan ukur, apabila pada barisan ukur tersebut

    diketahui:

    a. S4 = 3200 dan S8 = 819200 c. S3 = dan S7 = 4

    b. S7 = (1.02)13

    dan S10 = (1.02)19

    d. SS5 = (1.05)-4

    dan S9 = 1

    3. PT. Chyntiasari memperoleh hasil penjualan sebesar Rp 460.000.000 pada

    tahun ke-3 dan Rp 850.000.000 pada tahun ke-6. Apabila pertambahan hasil

    penjualan perusahaan mengikuti pola barisan hitung, tentukan :

    a. Pertambahan hasil penjualan perusahaan per tahun

    b. Hasil penjualan perusahaan pada tahun pertama,

    c. Pada tahun berapakah hasil penjualan perusahaan menjadi Rp

    1.370.000.000?

  • 36

  • 36

    BAB VI

    BUNGA DAN DISKONTO SEDERHANA

    A. Tujuan Kompetensi Khusus

    Setelah mengikuti kegiatan belajar, diharapkan mahasiswa mampu:

    Memahami serta menghitung Jumlah Bunga, Nilai Kemudian dan Nilai

    Sekarang

    Memahami Metode Menghitung Bunga Sederhana

    Menghitung Suku Bunga dan Periode Waktu

    B. Tugas Latihan

    Mahasiswa mengerjakan tugas latihan yang tersaji di akhir bab.

  • 37

    BAB VI

    BUNGA DAN DISKONTO SEDERHANA

    A. Jumlah Bunga, Nilai Akhir dan Nilai Sekarang

    Dalam perhitungan bunga sederhana (simple interest), jumlah yang dihitung pada

    suatu periode waktu tertentu tidak diikutkan dalam menghitung jumlah bunga pada periode

    waktu berikutnya. Jumlah uang pokok dengan bunga pada saat jatuh tempo disebut dengan

    nilai jatuh tempo atau nilai akhir atau nilai akumulasi.

    Untuk memudahkan penulisan formula dalam menghitung beberapa variable dalam

    matematika bisnis yang berhubungan dengan bunga sederhana sbb :

    I = Jumlah bunga sederhana

    r = suku bunga per tahun

    t = periode waktu (tahun)

    P = Uang pokok atau nilai sekarang atau nilai diskonto

    S = Nilai akhir atau nilai akumulasi atau nilai jatuh tempo

    Pada bunga sederhana,jumlah bunga atas suatu trasaksi keuangan adalah

    merupakan fungsi dari tiga variabel,yaitu:besarnya uang pokok,persentase suku bunga dan

    periode waktu.dengan demikian,sejumlah uang pokok P yang dikenakan suku bunga

    sederhana sebesar r persen per tahun selama periode waktu t tahun akan menghasilkan

    jumlah bunga I sebesar uang pokok dikali dengan suku bunga dengan periode waktu.dalam

    bentuk pesamaan dapat ditulis:

    I = P r t (1)

    Nilai akhir dari sejumlah uang pokok tersebut pada saat jatuh tempo adalah uang pokok

    ditambah dengan jumlah bunga atau :

    S = P + I S= P + P r t (2)

    Dengan mensubtitusikan nilai I pada persamaan (1) ke persamaan (2) diperoleh

    S = P (I + rt) (3)

    Persamaan (3) merupakan formula untuk menghitung sejumlah uang yang akan diterima

    pada masa yang akan dating yang disebut dengan nilain akhiratau nilai akumulasi, dimana

    (I + rt) pada persamaan tersebut adalah factor akumulasi yaitu nilai akumulasi dari Rp 1

    per periode. Proses menghitung nilai akhir S dari nilai sekarang P disebut mengakumulasi.

  • 38

    Apabila persamaan (3) ditulis kebali dilihat dari segi P diperoleh:

    Atau

    r t = P

    S - 1

    r = (P

    S - 1) : t

    t = (P

    S - 1) : r

    Persamaan (4) merupakan formula untuk menghitung nilai sekarang dari sejumlah uang

    pada masa yang akan dating,dimana [1 + r t ] disebut faktor diskonto dari Rp 1 per periode

    proses perhitungan sekarang P dari nilai akhir S disebut mendiskonto.

    Bunga Sederhana untuk periode waktu bulan atau hari

    Periode waktu dalam formula menghitung jumlah bunga,dinyatakan pada persamaan

    (1) sampai persamaan (4) dapat juga dinyatakan dalam bulan atau hari.suku bunga

    dinyatakan dalam persentase tertentu per tahun,dalam waktu periode waktu bulan atau hari

    maka periode waktu tersebut harus dikonversi menjadi periode waktu dalam tahunan

    dengan cara sebagai berikut:

    a. apabila periode waktu dinyatakan dalam bulan,maka rumus mengkonversi waktu

    tersebut menjadi tahun adalah:

    b. apabila periode waktu dinyatakan dalam hari, maka ada dua cara menghitung bunga

    sederhana yaitu:

    1. Bunga Eksak (Exact interest)

    Dalam menghitung bunga eksak dianggap bahwa 1 tahun adalah 365 hari

    (tanpa membedakan tahun kabisat)mengkonversi periode waktu dari harian menjadi

    tahunan dapat digunakan rumus berikut:

    2. Bunga ordinari (Ordinary interest)

  • 39

    Dalam menghitung bunga ordinari dianggap bahwa 1 tahun adalah 360 hari

    (sering juga disebut banker`s year). mengkonversi periode waktu dari harian

    menjadi tahunan dapat digunakan rumus berikut:

    Menghitung Jumlah Hari Diantara Dua Tanggal Kalender

    Ada dua cara untuk menghitung jumlah hari diantara dua tanggal kalender yaitu:

    a. Waktu eksak (exact time)

    Adalah hitungan jumlah hari yang sebenarnya yang dapat dihitung dengan

    menggunakan suatu tabel yang disebut suatu Tabel Angka serial masing-

    masing,angka serial dalam table yang dimulai dari angka 1 (angka serial untuk 1

    januari) sampai dengan angka 365 (angka untuk 31 desember) tahun yang

    sama.jumlah hari diantara dua tanggal yang ditetapkan adalah merupakan selisih

    diantara angka serial yang mewakili kedua-duanya.khusus untuk tahun kabisat,angka

    serial untuk semua hari setelah tanggal 28 pebruari perlu ditambah dengan

    1,misalnya 354 + 1 = 355.angka serial suatu hari yang jatuh tempo pada 1 tahun

    berikutnya ditambak 365,angka serial suatu hari yang jatuh tempo untuk dua tahun

    berikutnya ditambah 730 dan seterusnya

    B .Waktu kiraan (approximate time)

    Adalah hitungan jumlah hari yang mengasumsikan bahwa semua bulan mempunyai

    jumlah hari yang sama masing-masing 30 hari tanpa mempersoalkan tahun kabisat.

    Contoh 1

    Tuan A meminjam Rp 10.000.000,00 selama 3 tahun yang dikenakan suku bunga

    sederhana 15%. Hitung jumlah bunga dan nilai akhir dari pinjaman tersebut!

    Contoh 2

    Tuan B membuka suatu rekening tabungan pada bank yang mengenakan suku bunga

    sederhana 20%. Jika selama 3 tahun nilai rekening tabungannya menjadi Rp 8.000.000

    berapa tabungan pokok yang setor tuan B ?

    Contoh 3

    Tuan C meminjam Rp 10.000.000 pada suku bunga sederhana 18%, hitung jumlah

    bunga dan nilai akhir dari pinjaman dengan menggunakan :

  • 40

    a. Bunga sederhana selama 5 bulan

    b. Bunga eksak selama 146 hari

    c. Bunga ordinary selama 240 hari

    Contoh 4

    Setelah dua tahun 73 hari, tuan D mengembalikan pinjamannya termasuk

    bunga sebesar Rp 7.640.000. Jika bunga atas pinjaman tersebut adalah 24%, hitung

    jumlah uang yang sebenarnya telah dipinjam dengan

    menggunakan : a. Bunga eksak b. Bunga ordinary

    Tabel 1 . Angka Serial dari masing-masing hari dalam setahun

    Tgl Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Tgl

    1 1 32 60 91 121 152 182 213 244 274 305 335 1

    2 2 33 61 92 122 153 183 214 245 275 306 336 2

    3 3 34 62 93 123 54 184 215 246 276 307 337 3

    4 4 35 63 94 124 155 185 216 247 277 308 338 4

    5 5 36 64 95 125 156 186 217 248 278 309 339 5

    6 6 37 66 96 126 157 187 218 249 279 310 340 6

    7 7 38 65 97 127 158 188 219 250 280 311 341 7

    8 8 39 67 98 128 159 189 220 251 281 312 342 8

    9 9 40 68 99 129 160 190 221 252 282 313 343 9

    10 10 41 69 100 130 161 191 222 253 283 314 344 10

    11 11 42 70 101 131 162 192 223 254 284 315 345 11

    12 12 43 71 102 132 163 193 224 255 285 316 346 12

    13 13 44 72 103 133 164 194 225 256 286 317 347 13

    14 14 45 73 104 134 165 195 226 257 287 318 348 14

    15 15 46 74 105 135 166 196 227 258 288 319 349 15

    16 16 47 75 106 136 167 197 228 259 289 320 350 16

    17 17 48 76 107 137 168 198 229 260 290 321 351 17

    18 18 49 77 108 138 169 199 230 261 291 322 352 18

    19 19 50 78 109 139 170 200 231 262 292 323 353 19

    20 20 51 79 110 140 171 201 232 263 293 324 354 20

    21 21 52 80 111 141 172 202 233 264 294 325 355 21

    22 22 53 81 112 142 173 203 234 265 295 326 356 22

    23 23 54 82 113 143 174 204 235 266 296 327 357 23

    24 24 55 83 114 144 175 205 236 267 297 328 358 24

    25 25 56 84 115 145 176 206 237 268 298 329 359 25

    26 26 57 85 116 146 177 207 238 269 299 330 360 26

    27 27 58 86 117 147 178 208 239 270 300 331 361 27

    28 28 59 87 118 148 179 209 240 271 301 332 362 28

    29 29 88 119 149 180 210 241 272 302 333 363 29

    30 30 89 120 150 181 211 242 273 303 334 364 30

    31 31 90 151 212 243 304 365 31

  • 41

    Contoh 5 :

    Hitung waktu eksak dan waktu kiraan dari 20 Januari sampai 25 Agustus pada tahun yang

    sama. Jawab :

    Waktu eksak sbb:

    Tanggal Angka serial

    25 Agustus 237

    20 Januari 20

    Waktu eksak 217 hari

    Waktu kiraan :

    Tanggal Bulan Hari

    25 Agustus 8 25

    20 Januari 1 20

    Waktu kiraan 7 5

    Waktu kiraan = 7 bulan 5 hari

    = 7 x 30 hari + 5 hari = 215 hari

    Contoh 6

    Hitung waktu eksak dan waktu kiraan dari 15 Februari sampai 10 Desember

    pada tahun yang sama untuk tahun kabisat.

    Contoh 7

    Hitung waktu eksak dan waktu kiraan dari 10 September sampai 24 Juni

    satu tahun berikutnya?

    Contoh 10

    Pinjaman selama 10 bulan terhitung dari tanggal 31 januari akan jatuh

    tempo pada tanggal 30 november tahun yang sama. Pinjaman selama 11 bulan yang

    dimulai pada tanggal 31 maret akan jatuh tempo pada tanggal 28 februari (atau

    pada tanggal 29 februari untuk tahun kabisat).

    a. Jika pinjaman dimulai pada tanggal tertentu dan berlangsung selama beberapa

    bulan atau beberapa hari dan ternyata tanggal jatuh tempo pinjaman tersebut

    tepat berada pada hari libur, maka tanggal jatuh tempo akan diundur ke hari

    kerja berikutnya dan tambahan hari tersebut akan diperhitungkan dalam periode

    pembayaran bunga.

  • 42

    B. Metode-metode Menghitung Bunga Sederhana

    Contoh 11

    Pada tanggal 13 Maret, seseorang meminjam Rp 30.000.000 dari suatu bank

    yang menggunakan suku bunga sederhana 15% dan akan melunasinya pada tanggal

    20 Desember dalam tahun yang sama. Hitung jumlah bunga dan nilai akhir

    pinjaman tersebut dengan menerapkan :

    a. Metode bunga eksak dan waktu eksak

    b. Metode bunga ordnary dan waktu eksak

    c. Metode bunga eksak dan waktu kiraan

    d. Metode bunga ordnary dan waktu kiraan

    Contoh 12

    Pada tanggal 8 Agustus seseorang menginvestasikan Rp 10.000.000

    dengan suku bunga sederhana 18%. Hitung jumlah bunga dan nilai akhir dari

    investasi tersebut pada tanggal 21 Desember satu tahun yang berikutnya dengan

    menerapkan :

    a. Metode bunga eksak dan waktu eksak

    b. Metode bunga orinary dan waktu eksak

    c. Metode bunga eksak dan waktu kiraan

    d. Metode bunga ordinary dan waktu kiraan

    Contoh 13

    Pada tanggal 1 agustus seseorang, memperoleh sejumlah pinjaman dari

    suatu bank yang mengenakan suku bunga sederhana 18%. Jika pada tanggal 17

    November satu tahun berikutnya dia mengembalikan pinjaman beserta bunga

    sebesar Rp 12.365.000 hitung berapakah jumlah pinjaman pokoknya dengan

    menerapkan :

    a. Metode bunga orinary dan waktu eksak

    b. Metode bunga eksak dan waktu kiraan

    c. Metode bunga eksak dan waktu kiraan

    d. Metode bunga ordinary dan waktu kiraan

  • 43

    C. Menghitung Suku Bunga dan Periode Waktu

    1. Menghitung Suku Bunga

    Contoh 14

    Hitung suku bunga sederhana dari suatu tabungan sebesar Rp 10.000.000

    jika tabungan tersebut menghasilkan jumlah bunga sebesar Rp 750.000 selama 6

    bulan.

    Contoh 15

    Hitung suku bunga eksak dari pinjaman pokok sebesar Rp 6.250.000 jika

    selama 292 hari menghasilkan nilai akumulasi sebesar Rp 7.250.000.

    Jawab : P = 6.250.000 ; S = 7.250.000 ; t = 292

    365

    Suku bunga eksak : r = 1

    1S

    tP

    = 1

    292 7.250.0001

    365 6.250.000

    = 0.2 = 20 %

    Contoh 16

    Pada tanggal 5 maret seseorang meminjam Rp 15.000.000 dari suatu bank

    dan akan membayar sebesar Rp 16.875.000 termasuk bunga pada tanggal 30

    desember tahun yang sama. Jika bank menerapkan bankers rule (metode bunga

    ordinary dan waktu eksak), hitung suku bunga yang dikenakan oleh bank.

    Contoh 17

    Berapa harikah pinjaman pokok sebesar Rp 2.500.000 berlangsung sehingga

    menghasilkan bunga sebesar Rp 300.000 apabila bunga dihitung menggunakan

    bunga ordinary 16% ?

    Jawab : P=2.500.000 ; I = 300.000 ; r = 0.16

    Periode waktu : t = 1

    Pr

    t =

    300.000

    2.500.000 0.16

    t = 0,75 tahun

    Dalam bunga ordinary . 1 tahun = 360 hari, jadi 0,75 tahun = 0,75 x 360 = 270 hari

    Contoh 18

  • 44

    Berapa bulankah tabungan pokok sebesar Rp 3.000.000 berlangsung

    sehingga menghasilkan nilai akhir sebesar Rp 4.125.000, Apabila tabungan tersebut

    menghasilkan suku bunga sederhana 15% ?

    SOAL UNTUK LATIHAN

    1. Hitung jumlah bunga dan nilai akhir dari pinjaman-pinjaman berikut :

    a. Rp 5.000.000 selama 1 tahun pada suku bunga sederhana 18%

    b. Rp 4.000.000 selama 1 tahun 3 bulan pada suku bunga sedehana 16%?

    2. Seseorang menginvestasikan Rp 8.000.000 pada suku bunga 15%. Hitung:

    a. Bunga sederhana dan nilai akhir investasi tersebut selama 15 bulan,

    b. Bunga eksak dan nilai akhir investasi tersebut selama 1 tahun 85 hari,

    c. Bunga ordinary dan nilai akhir investasi tersebut selama 450 hari.

    3. Setelah 2 tahun 146 hari, seseorang mengembalikan pinjamannya termasuk

    bunga sebesar Rp 6.800.000. Jika pinjaman tersebut dikenakan suku bunga

    15%, hitung jumlah uang yang sebenarnya telah dipinjam dengan menerapkan :

    a. Bunga eksak b. Bunga ordinary

    4. Pada tanggal 10 januari 2000, seseorang meminjamkan Rp 15.000.000 yang

    dikenakan suku bunga sederhana 14%. Pinjaman tersebut akan dilunasi pada

    tanggal 25 desember dalam tahun yang sama. Hitung jumlah bunga dan nilai

    akhir dari pinjaman tersebut dengan menerapkan :

    a. Metode bunga eksak dan waktu eksak

    b. Metode bunga orinary dan waktu eksak

    c. Metode bunga eksak dan waktu kiraan

    d. Metode bunga ordinary dan waktu kiraan

    5. Pada tanggal 8 agustus seseorang menginvestasikan Rp 10.000.000 dengan

    suku bunga sederhana 18%. Hitung jumlah bunga dan nilai akhir dari investasi

    tersebut pada tanggal 21 desember satu yang berikutnya dengan menerapkan :

    a. Metode bunga eksak dan waktu eksak

    b. Metode bunga orinary dan waktu eksak

    c. Metode bunga eksak dan waktu kiraan

    d. Metode bunga ordinary dan waktu kiraan

  • 45

  • 45

    BAB VII

    BUNGA DAN DISKONTO MAJEMUK

    A. Tujuan Kompetensi Khusus

    Setelah mengikuti kegiatan belajar, diharapkan mahasiswa mampu:

    Mengerti dan memahami bunga majemuk dan nilai akhir

    Memahami dan menghitung equivalensi suku bunga

    Mengetahui dan memahami suku bunga dan periode pembayaran bunga

    B. Tugas Latihan

    Mahasiswa mengerjakan tugas latihan yang tersaji di akhir bab.

  • 46

    BAB VII

    BUNGA DAN DISKONTO MAJEMUK

    Transaksi keuangan yang mengunakan perhitungan bunga majemuk yaitu

    bunga yang dihitung pada periode pertama ditambahkan kepada uang pokok mula-

    mula dan jumlahnya adalah merupakan uang pokok. Kedua dalam menghitung

    bunga pada akhir periode kedua. Untuk memudahkan dibuat formula berupa notasi

    dalam matematika bisnis yaitu:

    P = uang pokok mula-mula atau nilai sekarang atau nilai diskonto

    S = nilai akhir atau nilai akumulasi atau nilai jatuh tempo

    m = banyaknya periode bunga dalam satu tahun

    n = total periode bunga dalam keseluruhan jangka waktu

    jm= suku bunga nominal pertahun yang dimajemukan sebanyak m kali per

    tahun

    i = suku bunga per periode konversi

    Suku bunga per periode konversi (i) adalah suku bunga Nominal ( jm ) di bagi

    dengan banyaknya periode bunga dalam Satu tahun ( m ) atau: mj

    im

    maka n = m t

    A. Bunga Majemuk dan Nilai Akhir

    Perhitungan Bunga majemuk dan Nilai Akhir untuk Uang Pokok (P)

    Suku bunga I per periode sebanyak n periode:

    S = P ( 1 + i )n

    Karena i = jm /m atau n = m t maka persamaan dapat ditulis

    1

    mt

    mjS Pm

    Contoh :

    Ruth Yosephine membuka rekening tabungan pada suatu bank dengan

    menyetor Rp 2.000.000,00 pada suku bunga nominal 15% yang dimajemukan

    Secara bulanan ( j12 = 15% ).

    Hitung nilai rekening tabungannya pada akhir 2 tahun berapa bunga majemuk atas

    tabungan tsb?

  • 47

    Jawab: P = 2.000.000 ; i = 0.15

    12 = 0.0125 ; n = 12 x 2 = 24

    Nilai rekening tabungan pada akhir 2 tahun :

    S = P [ 1 + i ]n

    = 2.000.000 [ 1 + 0.0125 ]24

    = Rp 2.694.701,11

    Bunga majemuk untuk 2 tahun pertama ( misalkan Ii ):

    I1= nilai rekening tabungan pada akhir 2 tahun dikurangi dengan tabungan

    pokok

    I1 = 2.694.702,11 2.000.000 = Rp 694.701,11

    B. Ekuivalensi Suku Bunga

    Ekuivalensi Suku Bunga Nominal Majemuk dengan Suku Bunga Efektif

    Apabila suku bunga j adalah ekuivalen dengan suku bunga jm maka:

    ( 1 + j ) = ( 1 + i )m

    j = ( 1 + i )m

    - 1

    Dimana j adalah suku bunga efektif tahunan

    Contoh 6 :

    Hitung suku bunga efektif yang ekuivalen dengan:

    a.j2 = 15 % b. j12 = 18% c. j365 = 12%

    jawab : a. j = ( 1 + 0.15

    2 )

    2 -1

    = ( 1 + 0.075 )2 1

    = 1.155625 1 = 0.155625 = 15%

    Ekuivalensi Dua Suku Bunga Nominal Majemuk

    Apabila kedua suku bunga tersebut menghasilakan nilai akumulasi yang sama dari

    sejumlah uang pokok pada akhir suatu periode.

    Contoh :

    Tentukan suku bunga nominal majemuk j4 yang ekuivalen dengan

    suku bunga nominal majemuk berikut :

    a. j12 = 12% b. j3 = 21% c. j2 = 17%

    jawab:

    a.( 1 + 4

    4

    j ) 4 = ( 1 +

    0.12

    12 )

    12

  • 48

    ( 1 + 4

    4

    j ) = ( 1 + 0.01 ) 3

    1 + 4

    4

    j = 1.03031

    4

    4

    j = 0.03031

    j4 = 0.121204 = 12 %

    Ekuivalensi Suku Bunga Nominal Majemuk dengan Suku Bunga Sederhana.

    Suatu suku bunga majemuk adalah ekuivalen dengan suku bunga tsb

    menghasilkan nilai akumulasi dari sejumlah uang yang sama pada akhir suatu

    periode tertentu.

    Contoh:

    Tentukan suku bunga sederhana yang ekuivalen dengan :

    a. J2 = 14% jika uang diinvestasikan selama 1 tahun

    b. J12 = 13.5% jika uang diinvestasikan selama 2 tahun

    c. J365 = 12 % jika uang diinvestasikan selama 3 tahun

    Contoh 10 :

    Seseorang mengivestasikan Rp 15.000.000,00 selama 10 tahun dengan suku

    bunga nominal majemuk j4 = 16% . Hitung nilai akumulasi investasi tsb dengan

    menggunakan n:

    a. Formula bunga majemuk?

    b. Suku bunga efektif yang ekuivalen dengan j4 = 16% ?

    c. Suku bunga majemuk bulanan yang ekuivalen dengan j4 = 16% ?

    d. Suku bunga sederhana yang ekuivalen dengan j4 = 16%?

    Jawab:

    a. Hitung nilai akumulasi S dari :

    P = Rp 15.000.000 ; i = 0,04 ; n = 40

    S = P(1 + i)n

    = 15.000.000 (1 + 0,04)40

    = Rp.72.015.309,41

  • 49

    C. Suku Bunga dan Periode Pembayaran

    Untuk memperoleh suku bunga i dengan cara sbb;

    a) Menyelesaikan persamaan S = P (1 i)n untuk suku bunga per periode i atau

    suku bunga nominal jm secara aljabar

    b) Menyelesaikan persamaan S = P (1 i)n untuk suku bunga per periode i atau

    suku bunga nominal jm secara logaritma

    Sedangkan untuk memperoleh n dengan metode sbb:

    a) Metode teoritis yaitu metode yang menyelesaikan persamaan

    S = P (1 i)n secara logaritma

    b) Metode praktis, yaitu metode yang menyelesaikan persamaan

    S = P (1 i)n dengan menggunakan interpolasi linier

    Contoh 18:

    Berapakah suku bunga nominal j3 yang membuat sejumlah uang pokok

    menjadi 3 kali lipat dalam waktu 6 tahun?

    Jawab:

    Misal x = jumlah uang pokok

    P = x ; S = 3x ; n=18

    Menghitung suku bunga j3 secara aljabar

    S = P (1 + i)n

    3x = x(1+ i)18

    (1 + i)18

    = 3

    1+i = 31/18

    diperoleh i = 0,06293507

    j3 = 3 i

    = 0,188805211 ~ 18.88%

    Menghitung suku bunga j3 secara logaritma

    S = P (1 + i)n

    3x = x(1+ i)18

    (1 + i)18

    = 3

    18 log (1 + i) = log 3

    diperoleh i = 0,06293507

  • 50

    j3 = 3 i

    = 0,188805211 ~ 18.88%

    3.8 SOAL UNTUK LATIHAN

    1. Hitung nilai akumulasi dan jumlah bunga majemuk dari

    a. Rp 1.000.000 pada suku bunga j2 = 16% selama 6 tahun,

    b. Rp 2.000.000 pada suku bunga j3 = 15% selama 5 tahun,

    c. Rp 3.000.000 pada suku bunga j4 = 14% selama 4 tahun,

    d. Rp 4.000.000 pada suku bunga j12 = 12% selama 3 tahun.

    2. Hitung nilai akumulasi investasi sebesar Rp 25.000.000 untuk jangka waktu 5

    tahun pada suku bunga nominal 15% yang dimajemukan secara:

    a. Tahunan, e. Bulanan,

    b. Setengah tahunan, f. Minggguan,

    c. Empat bulanan, g. Harian

    3. Pada tanggal 1 pebruari 2002, Ikobastian memasukkan tabungan sebesar Rp

    5.000.000 pada suatu rekening pada suatu bank yang mengenakan suku bunga j4

    = 18%. Hitung nilai rekening tabungannya pada :

    a.Tanggal 1 pebruari 2004, c. Tanggal 1 Agustus 2006,

    b. Tanggal 1 Mei 2005, d. Tanggal 1 November 2007.

    4. Edofrans ingin mendepositokan uang sebesar Rp 15.000.000 selama 18 bulan

    pada suatu bank. Untuk memaksimumkan nilai depositonya pada saat jatuh

    tempo, tentukan bank mana dari 3 alternatif bank berikut harus dipilih.

    7. Tentukan suku bunga efektif j yang ekuivalen dengan :

    a. j2 = 20%, b. j3 = 18%,

    c. j4 = 16%, d. j12 = 15%,

    8. Tentukan ekuivalensi suku bunga berikut :

    a. j2 yang ekuivalen dengan j1 = 16%, ,

    b. j4 yang ekuivalen dengan j12 = 16%,

    Alternatif Bank Suku Bunga Nominal Frekuensi Pemajemukan (m)

    Bank Arthagraha 18% Semesteran

    Bank Bonigraha 15% Bulanan

    Bank caniagraha 14% Kontinu

  • 51

    c. j12 yang ekuivalen dengan j3 = 16%,

    9. Tentukan suku bunga r yang ekuivalen dengan :

    a. j3 = 18% selama 3 tahun,

    b. j4 = 16% selama 2 tahun,

    c. j12 = 15% selama 1 tahun.

    10.Suatu lembaga keuangan menawarkan 4 jenis sertifikat investasi yang berbeda

    suku bunga nominal dan frekuensi pemajemukannya, yaitu j12 = 24%, j4 = 23%,

    j3 =22% dan j2 = 21%. Alternatif mana yang terbaik?

    11.Yosephine menginvestasikan dana sebesar Rp 10.000.000 selama tiga tahun

    yang menghasilkan suku bunga nominal j3 = 21%. Hitung nilai akumulasi

    investasi tersebut dengan menggunakan :

    a. Formula bunga majemuk,

    b. Suku bunga efektif yang ekuivalen dengan j3 = 21%,

    c. Suku bunga majemuk semesteran yang ekuivalen dengan j3 = 21%,

    d. Suku bunga majemuk bulanan yang ekuivalen dengan j3 = 21%.

    12.Pada tanggal 1 Juni 2001, Christanty menyetor tabungan sebesar Rp 5.000.000

    pada suatu bank yang mengenakan suku bunga nominal j2 = 18%. Hitung nilai

    rekening tabungannya pada tanggal 1 Desember 2004 dengan menggunakan :

    a. Formula bunga majemuk,

    b. Suku bunga majemuk bulanan yang ekuivalen dengan j2 = 18%,

    c. Suku bunga majemuk tiga bulanan yang ekuivalen dengan j2 = 18%,

    d. Suku bunga sederhana yang ekuivalen dengan j2= 18%.

    13.Hitung nilai diskonto dan diskonto majemuk dari uang sebesar Rp 8.000.000

    pada

    a. Suku bunga j365 = 12% selama 3 tahun,

    b. Suku bunga j12 = 15% selama 4 tahun,

    c. Suku bunga j4 = 16% selama 5 tahun.

    14.Dalam pembelian suatu barang, seseorang diberi alternatif apakah membayar

    tunai sebesar Rp 20.000.000 atau akan mengangsurnya dengan cara membayar

    uang muka sebesar Rp 10.000.000 dan angsuran sebesar Rp 4.000.000 per

    tahun selama 4 tahun. Jika uang dihargai pada suku bunga j1 16%, tentukan

    alternatif mana yang lebih murah.

  • 52