Modul Inti 03A - Penatalaksanaan Obstetri Untuk Ibu Hamil Dengan HIV 22 Sept'13(Dbagikan)

72
Modul Pelatihan Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Bayi Modul 3a Penatalaksanaan Obstetri untuk Ibu Hamil dengan HIV Dr. Ekarini Aryasatiani, SpOG(K)

description

obstetri ginekologi HIV AIDS

Transcript of Modul Inti 03A - Penatalaksanaan Obstetri Untuk Ibu Hamil Dengan HIV 22 Sept'13(Dbagikan)

Page 1: Modul Inti 03A - Penatalaksanaan Obstetri Untuk Ibu Hamil Dengan HIV 22 Sept'13(Dbagikan)

Modul Pelatihan Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Bayi

Modul 3aModul 3a

Penatalaksanaan Obstetri untuk Ibu Hamil dengan HIV

Penatalaksanaan Obstetri untuk Ibu Hamil dengan HIV

Dr. Ekarini Aryasatiani, SpOG(K)

Page 2: Modul Inti 03A - Penatalaksanaan Obstetri Untuk Ibu Hamil Dengan HIV 22 Sept'13(Dbagikan)

Modul 4, Halaman 2

Topik:Topik:

• Tujuan penatalaksanaan obstetri• Risiko penularan HIV selama proses persalinan• Penatalaksanaan Antenatal• Penatalaksanaan Persalinan• Penatalaksanaan Pascanatal• Kontrasepsi

Page 3: Modul Inti 03A - Penatalaksanaan Obstetri Untuk Ibu Hamil Dengan HIV 22 Sept'13(Dbagikan)

Mengapa PPIA ?Mengapa PPIA ?

Infeksi HIV dari ibu ke anak mengganggu

kesehatan anak

Penularan dapat ditekan sampai 50% melalui

intervensi feasible, affordable

Memungkinkan dilakukannya pencegahan

primer kepada pasangan, perawatan dan

pengobatan keluarga

Page 4: Modul Inti 03A - Penatalaksanaan Obstetri Untuk Ibu Hamil Dengan HIV 22 Sept'13(Dbagikan)

Pentingnya PPIAPentingnya PPIA

Sebagian ODHA perempuan : usia subur,

90% penularan terjadi pada waktu perinatal,

Anak akan menjadi yatim piatu,

Anak dengan HIV (+) : gangguan tumbuh

kembang,

Stigma sosial bagi anak dengan HIV.

Page 5: Modul Inti 03A - Penatalaksanaan Obstetri Untuk Ibu Hamil Dengan HIV 22 Sept'13(Dbagikan)

Kegiatan KomprehensifKegiatan Komprehensif

1. Mencegah terjadinya penularan HIV pada perempuan usia reproduksi

WHO

2. Mencegah kehamilan yang tidak direncanakan pada ibu dengan HIV

3. Mencegah terjadinya penularan HIV dari ibu hamil dengan HIV ke bayi yang dikandungnya

4. Memberikan dukungan psikologis, sosial dan perawatan kepada ibu dengan HIV beserta bayi & keluarganya

11 22 33

44

Page 6: Modul Inti 03A - Penatalaksanaan Obstetri Untuk Ibu Hamil Dengan HIV 22 Sept'13(Dbagikan)

Source: De Cock KM, et al. JAMA. 2000; 283 (9): 1175-82Source: De Cock KM, et al. JAMA. 2000; 283 (9): 1175-82 Kourtis et al. JAMA 2001; DeCock et al. JAMA 2000

Semua tanpa ASI 15-25 %

Semua dg pemberian ASI sampai 6 bln 25-30 %

Semua dg pemberian ASI sampai 18-24 bln 30-45 %

Masa kehamilan

Selama persalina

n

4%4% 12%12%

Post partum melalui ASI

1%1%

0-14 mg 14-36 mg36 mg-kelahira

n

Persalinan

8%8% 7%7%

0-6 bln 6-24 bln

3%3%

WAKTU & RISIKO PENULARAN HIV WAKTU & RISIKO PENULARAN HIV DARI IBU KE ANAKDARI IBU KE ANAK

Page 7: Modul Inti 03A - Penatalaksanaan Obstetri Untuk Ibu Hamil Dengan HIV 22 Sept'13(Dbagikan)

Modul 4, Halaman 7

Risiko penularan HIV dari ibu ke Risiko penularan HIV dari ibu ke bayi tanpa intervensi PMTCTbayi tanpa intervensi PMTCT

Periode transmisiPeriode transmisi RisikoRisiko•Kehamilan 5 - 10 %•Persalinan 10 - 20 %•Menyusui 10 - 15 %

TotalTotal 2525 -- 45 %45 %

Risiko tertinggi

Mazami Enterprise © 2009

Sumber: de Cock dkk, 2000Sumber: de Cock dkk, 2000

Page 8: Modul Inti 03A - Penatalaksanaan Obstetri Untuk Ibu Hamil Dengan HIV 22 Sept'13(Dbagikan)

Modul 4, Halaman 8

Penatalaksanaan Antenatal Penatalaksanaan Antenatal 1/41/4

Mazami Enterprise © 2009

Pelihara kesehatan secara umumPola hidup sehat (diit seimbang, tidak merokok, tidak minum alkohol, olahraga teratur, istirahat cukup)

Minum roboransia

Asuhan Antenatal seperti biasanyaUkur Tinggi Badan, Berat Badan, Tinggi Fundus Uteri, Tekanan Darah, Status Tetanus Toksoid

Laboratorium Hemoglobin, Proteinurin, GD puasa, Golongan darah, HIV, HBsAg, Thallasemia (bila ada faktor risiko)

Page 9: Modul Inti 03A - Penatalaksanaan Obstetri Untuk Ibu Hamil Dengan HIV 22 Sept'13(Dbagikan)

Modul 4, Halaman 9

Penatalaksanaan Antenatal Penatalaksanaan Antenatal 2/42/4

Mazami Enterprise © 2009

Kurangi jumlah virus (Viral Load)

Deteksi dini dan terapi faktor penyulit

Minum ARV secara teratur, sedini mungkin

Infeksi Menular Seksual (Sifilis, Gonore, Kondiloma akuminata, Hepatitis B & C dll),

Malaria

Tuberkulosis

Ketergantungan narkoba

Page 10: Modul Inti 03A - Penatalaksanaan Obstetri Untuk Ibu Hamil Dengan HIV 22 Sept'13(Dbagikan)

Modul 4, Halaman 10

Penatalaksanaan Antenatal Penatalaksanaan Antenatal 3/43/4

Mazami Enterprise © 2009

Hindari penularan ke pasangan

Konseling persiapan persalinan

Perilaku seksual sehat, setia pada pasangan

Selalu menggunakan kondom

Periksa status serologis HIV pasangan seksual

Perlu dilakukan konseling kepada ibu, pasangan dan keluarga mengenai manfaat dan risiko persalinan pervaginam dan persalinan dengan seksio sesarea berencana

Cara persalinan: Seksio sesarea/ pervaginam

Tempat persalinan dianjurkan di RS/Puskesmas yang tersedia pelayanan PMTCT

Page 11: Modul Inti 03A - Penatalaksanaan Obstetri Untuk Ibu Hamil Dengan HIV 22 Sept'13(Dbagikan)

Modul 4, Halaman 11

Perlu dilakukan konseling kepada ibu, pasangan dan keluarga mengenai manfaat dan risiko pemberian ASI Eksklusif dan Susu Formula Eksklusif

Perlu diberikan dukungan terhadap ibu mengenai keputusan terhadap pilihan pemberian makanan bayi.

Apabila pilihan adalah ASI Eksklusif maka dijelaskan mengenai manajemen laktasi.

Apabila pilihan adalah Susu Formula Eksklusif maka dijelaskan mengenai syarat AFASS dan cara mencapainya.

Penatalaksanaan Antenatal Penatalaksanaan Antenatal 4/44/4

Mazami Enterprise © 2009

Konseling pemberian makanan bayi

Page 12: Modul Inti 03A - Penatalaksanaan Obstetri Untuk Ibu Hamil Dengan HIV 22 Sept'13(Dbagikan)

Modul 4, Halaman 12

WHO 2013 5 C

1. Consent2. Confidentiality3. Counselling4. Correct test results5. Connections to care, treatment and

preventions services

Page 13: Modul Inti 03A - Penatalaksanaan Obstetri Untuk Ibu Hamil Dengan HIV 22 Sept'13(Dbagikan)

Permenkes (no21/2013 tentang penganggulangan HIV/AIDS) tanggal 30 APRIL 2013 yang menyebutkan :

1.Tes HIV pada PPIA wajib ditawarkan pada semua ibu hamil dan termasuk dalam pelayanan rutin di KIA pada daerah epidemi meluas dan terkonsentrasi. Bila ada infeksi TB dan IMS pada daerah epidemi rendah

2.Tes dilakukan atas persetujuan pasien, namun bila pasien menolak harus dengan pernyataan tertulis

3.Syarat dan ketentuan tes HIV berlaku…

Page 14: Modul Inti 03A - Penatalaksanaan Obstetri Untuk Ibu Hamil Dengan HIV 22 Sept'13(Dbagikan)

Paragraf 4Pencegahan Penularan dari Ibu ke Anak

Pasal 16

Pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak dilaksanakan melalui 4 (empat) kegiatan yang meliputi : a)pencegahan penularan HIV pada perempuan usia reproduktif; b)pencegahan kehamilan yang tidak direncanakan pada perempuan dengan HIV; c)pencegahan penularan HIV dari ibu hamil dengan HIV ke bayi yang dikandungnya; dan d)pemberian dukungan psikologis, sosial dan perawatan kepada ibu dengan HIV beserta anak dan keluarganya.

Page 15: Modul Inti 03A - Penatalaksanaan Obstetri Untuk Ibu Hamil Dengan HIV 22 Sept'13(Dbagikan)

 

Pasal 17

1.Terhadap ibu hamil yang memeriksakan kehamilan harus dilakukan promosi dan pencegahan HIV-AIDS.2.Pencegahan HIV-AIDS terhadap ibu hamil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan Tes dan Konseling. 3.Tes dan Konseling sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditawarkan secara inklusif pada pemeriksaan laboratorium rutin :a)saat pemeriksaan asuhan antenatal atau menjelang persalinan pada semua ibu hamil yang tinggal di daerah dengan epidemi meluas dan terkonsentrasi; atau b)saat pemeriksaan asuhan antenatal atau menjelang persalinan pada ibu hamil dengan keluhan keluhan IMS dan TB di daerah epidemi rendah.

Page 16: Modul Inti 03A - Penatalaksanaan Obstetri Untuk Ibu Hamil Dengan HIV 22 Sept'13(Dbagikan)

Pasal 22Pemeriksaan Diagnosis Dini HIV harus dilakukan dengan persetujuan pasien.……………………… 

Pasal 241). ……………2). TIPK tidak dilakukan dalam hal pasien menyatakan tidak bersedia secara tertulis.3). dst

Page 17: Modul Inti 03A - Penatalaksanaan Obstetri Untuk Ibu Hamil Dengan HIV 22 Sept'13(Dbagikan)

Penggunaan ARV selama kehamilan akan

menurunkan jumlah virus dalam darah ibu

Menurunkan kemungkinan bayinya terpajan HIV

Semua ibu hamil dengan HIV yang tidak memenuhi syarat secara medis untuk ARV Terapi (ART)

diberi ARV untuk PPIA segera setelah diketahui hamil

dan akan diteruskan seumur hidupnya

Page 18: Modul Inti 03A - Penatalaksanaan Obstetri Untuk Ibu Hamil Dengan HIV 22 Sept'13(Dbagikan)

Minum ARV teratur Minum ARV teratur (bila eligible dan hamil)(bila eligible dan hamil)

Sikap:Sikap:

Turunkan Viral Load serendah-rendahnyaTurunkan Viral Load serendah-rendahnya

Page 19: Modul Inti 03A - Penatalaksanaan Obstetri Untuk Ibu Hamil Dengan HIV 22 Sept'13(Dbagikan)

Menunda untuk memulai ARVMenunda untuk memulai ARV

• Ibu sering mengalami mual dan muntah berlebihan (hiperemesis)

• Berada pada Trimester 1 dan ibu sangat khawatir tentang risiko ARV terhadap janinnya

Tetapi

Jika status klinis atau status imun ibu dalam keadaan SAKIT BERAT, maka manfaat ARV terapi DINI lebih baik dibanding risiko terhadap janinnya

Memulai ARV pada kehamilanMemulai ARV pada kehamilansecepatnya

Page 20: Modul Inti 03A - Penatalaksanaan Obstetri Untuk Ibu Hamil Dengan HIV 22 Sept'13(Dbagikan)

Manfaat antiretroviralManfaat antiretroviral

• Memperbaiki status kesehatan dan kualitas hidup• Menurunkan angka rawat inap akibat HIV• Menurunkan angka kematian terkait AIDS• Menurunkan terjadinya penularan dari ibu ke bayi

Page 21: Modul Inti 03A - Penatalaksanaan Obstetri Untuk Ibu Hamil Dengan HIV 22 Sept'13(Dbagikan)

Modul 3a, Halaman 21

Penurunan CD4 & komplikasi HIVPenurunan CD4 & komplikasi HIV

HAARTHAART

HAART= Highly Active Anti Retroviral Therapy

Pemakaian HAART akan mencegah terjadinya komplikasi infeksi oportunistik pada pasien dengan HIV

Page 22: Modul Inti 03A - Penatalaksanaan Obstetri Untuk Ibu Hamil Dengan HIV 22 Sept'13(Dbagikan)

Source: De Cock KM, et al. JAMA. 2000; 283 (9): 1175-82Source: De Cock KM, et al. JAMA. 2000; 283 (9): 1175-82 Kourtis et al. JAMA 2001; DeCock et al. JAMA 2000

Semua tanpa ASI 15-25 %

Semua dg pemberian ASI sampai 6 bln 25-30 %

Semua dg pemberian ASI sampai 18-24 bln 30-45 %

Masa kehamilan

Selama persalin

an

4%4% 12%12%

Post partum melalui ASI

1%1%

0-14 mg 14-36 mg36 mg-kelahir

an

Persalinan

8%8% 7%7%

0-6 bln 6-24 bln

3%3%

WAKTU & RISIKO PENULARAN HIV WAKTU & RISIKO PENULARAN HIV DARI IBU KE ANAKDARI IBU KE ANAK

Page 23: Modul Inti 03A - Penatalaksanaan Obstetri Untuk Ibu Hamil Dengan HIV 22 Sept'13(Dbagikan)

Tatacara ART 20121

ODHA dengan indikasi ART dan kemungkinan hamil atau sedang hamil

ODHA hamil dan belum ada indikasi ART(mulai minggu ke-14)

ODHA hamil dengan indikasi ART, tetapi belum menggunakan ARV

ODHA datang pada masa persalinan dan belum mendapat ART

• AZT (2x300mg) + 3TC (2x150mg) + NVP (1x200mg,setelah 2 minggu 2x200mg)

• TDF (1x300mg) + 3TC(or FTC) (2x150mg) + NVP (2x200mg)

Alternatif:• AZT (2x300mg) + 3TC

(2x150mg) + EVF* (1x600mg) • TDF(1x300mg) + 3TC(or FTC)

(1x300mg) + EVF*(1x600mg) 

Situasi Klinis Rekomendasi Pengobatan

Page 24: Modul Inti 03A - Penatalaksanaan Obstetri Untuk Ibu Hamil Dengan HIV 22 Sept'13(Dbagikan)

Tatacara ART 20122

• ODHA sedang menggunakan ART dan kemudian hamil

• Lanjutkan rejimen (bila menggunakan EFV diteruskan, tidak perlu diganti)

• Lanjutkan dgn ARV yg sama selama dan sesudah persalinan

Situasi Klinis Rekomendasi Pengobatan

Page 25: Modul Inti 03A - Penatalaksanaan Obstetri Untuk Ibu Hamil Dengan HIV 22 Sept'13(Dbagikan)

Tatacara ART 20123

• ODHA hamil dengan hepatitis B yang memerlukan terapi

• TDF (1x300mg) + 3TC(or FTC) (2x150mg) + NVP (2x200mg) atau

• TDF(1x300mg) + 3TC(or FTC) (1x300mg) + EVF*(1x600mg)

Situasi Klinis Rekomendasi Pengobatan

Page 26: Modul Inti 03A - Penatalaksanaan Obstetri Untuk Ibu Hamil Dengan HIV 22 Sept'13(Dbagikan)

Tatacara ART 20124

Situasi Klinis Rekomendasi Pengobatan

• ODHA hamil dengan tuberkulosis aktif

• OAT yg sesuai tetap diberikan Rejimen untuk ibu Bila pengobatan mulai trimester II dan III:

• AZT (d4T) + 3TC + EFV

Page 27: Modul Inti 03A - Penatalaksanaan Obstetri Untuk Ibu Hamil Dengan HIV 22 Sept'13(Dbagikan)

Keamanan obat ARV untuk kehamilan•Semua obat ARV mempunyai efek

toksik•Risiko toksisitas pada ibu dan janin bervariasi tergantung pada•Usia Kehamilan

•Lama terapi• Jumlah obat yang digunakan

•Obat ARV dapat digunakan selama kehamilan

• Sebagai terapi kombinasiSebagai terapi kombinasi yang poten untuk ibu hamil

• Sebagai profilaksis tidak ada lagiSebagai profilaksis tidak ada lagi

Page 28: Modul Inti 03A - Penatalaksanaan Obstetri Untuk Ibu Hamil Dengan HIV 22 Sept'13(Dbagikan)

Modul 2,

1.1. Kehamilan:Kehamilan: Ibu minum ARVIbu minum ARV

2.2. Persalinan:Persalinan: • Seksio sesarea atau Seksio sesarea atau

• Pervaginam tanpa trauma ke ibu & janin BILA ARV Pervaginam tanpa trauma ke ibu & janin BILA ARV teratur minimal 6 bulanteratur minimal 6 bulan

3.3. Laktasi:Laktasi: • Susu Formula Eksklusif (bila memenuhi syarat AFASS)Susu Formula Eksklusif (bila memenuhi syarat AFASS)

• ASI Eksklusif (max ASI Eksklusif (max 66 bln) dgn ARV bagi ibu dan bayi bln) dgn ARV bagi ibu dan bayi

Sikap:Sikap:

Tidak boleh Makanan Campuran (Mix Feeding) !!!Tidak boleh Makanan Campuran (Mix Feeding) !!!

Meminimalkan paparan janin/bayi dengan Meminimalkan paparan janin/bayi dengan cairan tubuh ibucairan tubuh ibu HIV positif HIV positif

Page 29: Modul Inti 03A - Penatalaksanaan Obstetri Untuk Ibu Hamil Dengan HIV 22 Sept'13(Dbagikan)

1.1. Minum RoboransiaMinum Roboransia

2.2. Pola Hidup Sehat:Pola Hidup Sehat: • Cukup nutrisi, cukup istirahat, cukup olahragaCukup nutrisi, cukup istirahat, cukup olahraga

• Tidak merokok, tidak minum alkoholTidak merokok, tidak minum alkohol

3.3. Menggunakan kondom:Menggunakan kondom:

• Mencegah infeksi baru (bila pasangan non odha)

• Mencegah superinfeksi (bila pasangan odha)

Sikap:Sikap:

Optimalkan kesehatanOptimalkan kesehatan ibu dengan HIV positif ibu dengan HIV positif

Page 30: Modul Inti 03A - Penatalaksanaan Obstetri Untuk Ibu Hamil Dengan HIV 22 Sept'13(Dbagikan)

Modul 4, Halaman 30

Kondisi ibu baik

Tidak terjadi penularanKe Bayi

Ke Tim Penolong

Ke Pasien lainnya

Tindakan efektif dan efisien

Tujuan Penatalaksanaan ObstetriTujuan Penatalaksanaan Obstetri

Persalinan yang amanPersalinan yang aman

Page 31: Modul Inti 03A - Penatalaksanaan Obstetri Untuk Ibu Hamil Dengan HIV 22 Sept'13(Dbagikan)

Modul 4, Halaman 31

Risiko penularan masa persalinanRisiko penularan masa persalinan

Mazami Enterprise © 2009

His tekanan pada plasenta meningkat Terjadi sedikit pencampuran antara darah ibu dengan darah bayi

Lebih sering terjadi jika plasenta meradang/ terinfeksi

Bayi terpapar darah dan lendir serviks pada saat melewati jalan lahir

Bayi kemungkinan terinfeksi karena menelan darah dan lendir serviks pada saat resusitasi

Page 32: Modul Inti 03A - Penatalaksanaan Obstetri Untuk Ibu Hamil Dengan HIV 22 Sept'13(Dbagikan)

Source: De Cock KM, et al. JAMA. 2000; 283 (9): 1175-82Source: De Cock KM, et al. JAMA. 2000; 283 (9): 1175-82 Kourtis et al. JAMA 2001; DeCock et al. JAMA 2000

Semua tanpa ASI 15-25 %

Semua dg pemberian ASI sampai 6 bln 25-30 %

Semua dg pemberian ASI sampai 18-24 bln 30-45 %

Masa kehamilan

Selama persalina

n

4%4% 12%12%

Post partum melalui ASI

1%1%

0-14 mg 14-36 mg36 mg-kelahira

n

Persalinan

8%8% 7%7%

0-6 bln 6-24 bln

3%3%

WAKTU & RISIKO PENULARAN HIV WAKTU & RISIKO PENULARAN HIV DARI IBU KE ANAKDARI IBU KE ANAK

Page 33: Modul Inti 03A - Penatalaksanaan Obstetri Untuk Ibu Hamil Dengan HIV 22 Sept'13(Dbagikan)

Pemilihan rute persalinan tergantungStatus obstetri

Status PPIA: ARV & viral load

Kesiapan petugas medis: Kewaspadaan universal, SDM, sarana medis & non medis

Penatalaksanaan Penatalaksanaan PersalinanPersalinan

Persyaratan untuk persalinan pervaginamIbu minum ARV teratur lebih dari 6 bulan, dan/atau

Muatan virus/ viral load tidak terdeteksi

Page 34: Modul Inti 03A - Penatalaksanaan Obstetri Untuk Ibu Hamil Dengan HIV 22 Sept'13(Dbagikan)

Modul 4, Halaman 34Mazami Enterprise © 2009

Kewaspadaan standarDilakukan pada SEMUA penatalaksanaan persalinan baik per vaginam maupun seksio sesaria

Penatalaksanaan Penatalaksanaan PersalinanPersalinan 22//44

Prinsip kewaspadaan standarCuci tangan

Penggunaan alat pelindung diri (topi, kacamata, masker, apron, sarung tangan, sepatu) untuk mencegah transmisi infeksi melalui cairan

Penanganan alat medis tajam, baik dalam penggunaan, serah terima, penyimpanan maupun pembuangan sebagai limbah medis

Penerapan budaya aman dalam kamar operasi dan kamar bersalin

Page 35: Modul Inti 03A - Penatalaksanaan Obstetri Untuk Ibu Hamil Dengan HIV 22 Sept'13(Dbagikan)

Modul 4, Halaman 35Mazami Enterprise © 2009

Seksio sesarea elektifMerupakan cara persalinan yang memiliki risiko transmisi terkecil

Akan mengurangi risiko penularan HIV dari ibu ke bayi sebesar 50-66%

Persalinan pervaginamRisiko penularan meningkat apabila terjadi Proses Persalinan (inpartu) dan Ketuban Pecah Dini

Bila terjadi KPD 4 jam atau lebih, pertimbangkan percepat persalinan

Penatalaksanaan Penatalaksanaan PersalinanPersalinan 33//44

Page 36: Modul Inti 03A - Penatalaksanaan Obstetri Untuk Ibu Hamil Dengan HIV 22 Sept'13(Dbagikan)

Penatalaksanaan PersalinanMetode persalinan Keuntungan Kerugian

PervaginamSyarat: 1.Pemberian ARV ≥ 6 bulan2.Viral load < 1000 kopi/mm3

1. Mudah dilakukan di sarana kesehatan yang terbatas.

2. Masa pemulihan pasca persalinan singkat

3. Biaya rendah

1. Risiko penularan pada bayi relatif tinggi 10-20% (kecuali ibu telah minum ARV teratur dan kadar viral load tidak terdeteksi).

Seksio Sesarea Elektif (Bedah sesar terencana)

1. Risiko penularan yang rendah (2-4%), atau dapat mengurangi resiko penularan sampai 50-66%

2. Terencana

1. Lama perawatan bagi ibu lebih panjang.

2. Perlu sarana dan fasilitas pendukung yang lebih memadai

3. Risiko komplikasi bedah dan anestesi selama operasi dan pasca operasi

4. Biaya lebih mahal.

Page 37: Modul Inti 03A - Penatalaksanaan Obstetri Untuk Ibu Hamil Dengan HIV 22 Sept'13(Dbagikan)

Modul Pelatihan Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Bayi

Concentration of HBV in BodyFluids

Moderate

Semen

Vaginal Fluid

Saliva

Low/Not Detectable

Urine

Feces

Sweat

Tears

Breast Milk

High

Blood

Serum

Wound exudates

Page 38: Modul Inti 03A - Penatalaksanaan Obstetri Untuk Ibu Hamil Dengan HIV 22 Sept'13(Dbagikan)

Modul 4, Halaman 38Mazami Enterprise © 2009

Perawatan nifas umumPemeriksaan tanda vital, involusi uterus

Higiene genitalia dan payudara

Nutrisi cukup, istirahat cukup

Perawatan nifas khususPastikan ibu telah menentukan pilihan pemberian makanan untuk bayi

Supresi laktasi apabila ibu memilih untuk tidak menyusui

Penatalaksanaan Penatalaksanaan PascanatalPascanatal 11//22

Page 39: Modul Inti 03A - Penatalaksanaan Obstetri Untuk Ibu Hamil Dengan HIV 22 Sept'13(Dbagikan)

Modul 4, Halaman 39Mazami Enterprise © 2009

Perawatan berkelanjutan pasca nifasHasil pemeriksaan/tes HIV pada bayi diinformasikan kepada dokter spesialis obsgin yang merawat ibu, sebagai bagian penilaian keberhasilan penerapan PMTCT dalam institusi kesehatan, serta memperkuat kinerja Tim PMTCT

Perawatan, Dukungan dan Pengobatan (CST) lanjutan bagi Odha, termasuk penatalaksanaan infeksi oportunistik

Pemeriksaan ginekologi rutin, Inspeksi Visual Asam asetat (IVA) dan Pap smir (bila memungkinkan)

Penatalaksanaan Penatalaksanaan PascanatalPascanatal 22//22

Page 40: Modul Inti 03A - Penatalaksanaan Obstetri Untuk Ibu Hamil Dengan HIV 22 Sept'13(Dbagikan)

1. Mencegah terjadinya penularan HIV pada perempuan usia reproduksi

AA bstinencebstinence

BB e Faithfule Faithful

CC ondomondom

DD rug Norug No

AA bsen seksbsen seks

BB ersikap saling setiaersikap saling setia

CC egah dengan kondomegah dengan kondom

DD ilarang menggunakan napzailarang menggunakan napza

Kegiatan Pencegahan Primer kepada Kegiatan Pencegahan Primer kepada PUS sebelum terjadinya infeksiPUS sebelum terjadinya infeksi

•Penyebar luasan Informasi•Penyuluhan berkelompok•Konseling•Mobilisasi masyarakat•Layanan bersahabat untuk priaLayanan bersahabat untuk pria 11

Page 41: Modul Inti 03A - Penatalaksanaan Obstetri Untuk Ibu Hamil Dengan HIV 22 Sept'13(Dbagikan)

Modul 2, Halaman 41

1.1. Cegah HIVCegah HIV pada seluruh wanita usia reproduksi

2.2. Cegah kehamilanCegah kehamilan yang tidak direncanakan pada wanita usia reproduksi terinfeksi HIV

Sikap:Sikap:

Pertimbangan dokter:• CD4 > 500• Viral load tidak terdeteksi• Minum ARV teratur 6bln

• KonselingKonseling• PengobatanPengobatan• PemantauanPemantauan

Keputusan untuk hamil:• Pasangan• Dukungan Keluarga

Kurangi jumlah ibu hamil dengan HIV positifKurangi jumlah ibu hamil dengan HIV positif

Page 42: Modul Inti 03A - Penatalaksanaan Obstetri Untuk Ibu Hamil Dengan HIV 22 Sept'13(Dbagikan)

Perencanaan Kehamilan dan Pencegahan kehamilan yang tidak direncanakan

pada perempuan dengan HIV

Page 43: Modul Inti 03A - Penatalaksanaan Obstetri Untuk Ibu Hamil Dengan HIV 22 Sept'13(Dbagikan)

Perencanaan Kehamilan

Kegiatan yang dilakukan meliputi:

1.pencegahan dan penundaan kehamilan pada ibu dengan HIV melalui konseling dan penyediaan sarana kontrasepsi yang aman dan efektif

2.perencanaan dan persiapan kehamilan yang tepat, jika ibu ingin hamil.

Page 44: Modul Inti 03A - Penatalaksanaan Obstetri Untuk Ibu Hamil Dengan HIV 22 Sept'13(Dbagikan)

Perencanaan kehamilan

Bila perempuan dengan HIV dan pasangannya memutuskan ingin punya anak, maka kehamilan perlu direncanakan dengan matang. Persyaratan mencakup aspek medis dan aspek sosial sebagai berikut.

Aspek medis meliputi hal-hal sebagai berikut :

1.Viral load tidak terdeteksi: bila viral load sudah tidak terdeteksi, maka kemungkinan penularan HIV dari ibu ke bayi rendah.

2.Kadar CD4 lebih dari 350 sel/mm3: kadar CD4 yang tinggi merupakan tanda bahwa kekebalan tubuh ibu cukup baik dan layak untuk hamil. Dengan kadar CD4 kurang dari 350 sel/mm3 maka ibu akan rentan terhadap infeksi sekunder yang akan membahayakan ibu dan dan janin di masa kehamilannya.

Page 45: Modul Inti 03A - Penatalaksanaan Obstetri Untuk Ibu Hamil Dengan HIV 22 Sept'13(Dbagikan)

Perencanaan kehamilan

Aspek sosial mencakup hal-hal di bawah ini :

1.Perencanaan kehamilan oleh pasangan: kedua belah pihak (laki-laki dan perempuan) benar-benar memahami risiko dan konsekuensi kehamilan, persalinan dan aspek pengasuhan anak.

2.Kesepakatan/persetujuan dari keluarga: untuk menghindari penelantaran pengasuhan anak di kemudian hari akibat keterbatasan orang tua yang menderita HIV, perlu dipertimbangkan adanya persetujuan keluarga agar bersedia mengasuh anak tersebut apabila terjadi kendala pada orang tuanya.

Page 46: Modul Inti 03A - Penatalaksanaan Obstetri Untuk Ibu Hamil Dengan HIV 22 Sept'13(Dbagikan)

Perencanaan kehamilanPersiapan perempuan dengan HIV yang ingin hamil seperti berikut :

1.Pemeriksaan kadar CD4 dan viral load, untuk mengetahui apakah sudah layak untuk hamil.

2.Bila VL tidak terdeteksi atau kadar CD4 lebih dari 350 sel/mm3, sanggama tanpa kontrasepsi dapat dilakukan, terutama pada masa subur.

3.Bila kadar CD4 masih kurang dari 350 sel/mm3, minum ARV secara teratur dan disiplin minimal selama enam bulan dan tetap menggunakan kondom selama sanggama.

Page 47: Modul Inti 03A - Penatalaksanaan Obstetri Untuk Ibu Hamil Dengan HIV 22 Sept'13(Dbagikan)

Perencanaan kehamilanPersiapan pasangan dari perempuan dengan HIV yang ingin hamil :

1.Bila dipastikan serologis HIV non-reaktif (negatif), maka kapan pun boleh sanggama tanpa kondom, setelah pihak perempuan dipastikan layak untuk hamil.

2.Apabila serologis reaktif (positif), perlu dilakukan pemeriksaan viral load, untuk mengetahui risiko penularan.

3.Apabila VL tidak terdeteksi sanggama tanpa kontrasepsi dapat dilakukan pada masa subur pasangan.

4.Apabila VL masih terdeteksi atau kadar CD4 kurang dari 350 sel/mm3, maka sebaiknya rencana kehamilan ditunda dulu.

Page 48: Modul Inti 03A - Penatalaksanaan Obstetri Untuk Ibu Hamil Dengan HIV 22 Sept'13(Dbagikan)

PRINSIP KONTRASEPSI

1. Setiap perempuan dengan HIV diberikan konseling mengenai risiko penularan HIV terhadap bayi yang dikandungnya

2. Tundalah kehamilan sampai kesehatan secara umum baik

3. Sebaiknya perempuan dengan HIV tidak hamil lagi, kontrasepsi mantap dianjurkan

Modul 4, Halaman 48

Page 49: Modul Inti 03A - Penatalaksanaan Obstetri Untuk Ibu Hamil Dengan HIV 22 Sept'13(Dbagikan)

Pencegahan dan penundaan kehamilan pada ibu dengan HIV

Pilihan kontrasepsi berdasarkan urutan prioritas untuk ibu dengan HIV :

1. Kontrasepsi mantap atau sterilisasi: dengan adanya risiko penularan HIV ke bayi, bila ibu dengan HIV sudah memiliki jumlah anak yang cukup, dipertimbangkan kontrasepsi mantap.

 

Page 50: Modul Inti 03A - Penatalaksanaan Obstetri Untuk Ibu Hamil Dengan HIV 22 Sept'13(Dbagikan)

Pencegahan dan penundaan kehamilan pada ibu dengan HIV

2. Kontrasepsi jangka panjang:

a. Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR): metoda ini disarankan bila risiko IMS rendah dan pasangannya tidak berisiko IMS. Sebaiknya pemasangan dilakukan segera setelah plasenta lahir, walaupun tidak tertutup kemungkinan dipasang pada fase interval. Syarat-syarat pemasangan AKDR mengikuti standar yang berlaku. Perlu perhatian khusus bila ada keluhan efek samping, seperti nyeri dan perdarahan.

 

Page 51: Modul Inti 03A - Penatalaksanaan Obstetri Untuk Ibu Hamil Dengan HIV 22 Sept'13(Dbagikan)

Pencegahan dan penundaan kehamilan pada ibu dengan HIV

2. Kontrasepsi jangka panjang:

a. Hormonal (lihat Tabel 6):

i. Pil KB kombinasi: aman dan efektif untuk perempuan dengan HIV yang tidak dalam terapi obat ARV dan obat lain yang dapat meningkatkan enzim hati. ARV dapat menurunkan efektivitas pil KB kombinasi.

ii. Pil progesteron: direkomendasikan bagi perempuan dengan HIV yang tidak dalam terapi obat ARV, karena ARV menurunkan efektivitas pil progesteron.

 

Page 52: Modul Inti 03A - Penatalaksanaan Obstetri Untuk Ibu Hamil Dengan HIV 22 Sept'13(Dbagikan)

Pencegahan dan penundaan kehamilan pada ibu dengan HIV

2. Kontrasepsi jangka panjang:

a. Hormonal (lihat Tabel 6):

iii. Suntik progesteron jangka panjang: DMPA dapat digunakan bagi perempuan dengan HIV yang diberi ART tanpa kehilangan efektivitas kontrasepsi. Metabolisme DMPA tidak dipengaruhi oleh obat ARV dan tetap dapat diberikan dengan interval 12 minggu.

iv. Implan progesteron: implan etonorgestrel adalah kontrasepsi yang amat efektif dan aman pada perempuan dengan HIV yang tidak dalam terapi obat ARV.

 

Page 53: Modul Inti 03A - Penatalaksanaan Obstetri Untuk Ibu Hamil Dengan HIV 22 Sept'13(Dbagikan)

Pilihan Kontrasepsi Berdasarkan urutan Prioritas

Kontrasepsi hormonal

Perempuan HIV

Dalam terapi ARV Tidak dalam terapi ARV

Pil KB kombinasi √

Pil progesteron √

Suntik progesteron jangka panjang (DMPA)

√ √

Implan progesteron √

Hormon estrogen mempunyai efek menurunkan efektivitas ARV. Progesteron mempunyai efek sedikit meningkatkan efektivitas ARV. Namun, sebaiknya tetap diperhatikan pada penggunaan polifarmasi (misalnya perempuan HIV dengan tuberkulosis), karena semua kontrasepsi hormonal dimetabolisme di hati, demikian juga ARV. Penggunaan keduanya dalam jangka panjang memperberat fungsi hati.

Page 54: Modul Inti 03A - Penatalaksanaan Obstetri Untuk Ibu Hamil Dengan HIV 22 Sept'13(Dbagikan)

Pilihan kontrasepsi dan alasannyaPilihan kontrasepsi dan alasannya

• Vasektomi & TubektomiVasektomi & Tubektomi Bila tidak ingin anak lagi

• AKDRAKDR Dianjurkan,sifatnya jangka panjang

• Suntik & ImplanSuntik & Implan Interaksi obat dengan ARV

• Spons & DiafragmaSpons & Diafragma Kurang efektif

• KondomKondom Hanya untuk pencegahan IMSHanya untuk pencegahan IMS

Mencegah kehamilan yang tidak direncanakan pada Ibu dengan HIV

11 22

Karena adanya risiko MTCT, maka pada dasarnya Odha perempuan Karena adanya risiko MTCT, maka pada dasarnya Odha perempuan tidak dianjurkan untuk hamil lagitidak dianjurkan untuk hamil lagi

Page 55: Modul Inti 03A - Penatalaksanaan Obstetri Untuk Ibu Hamil Dengan HIV 22 Sept'13(Dbagikan)

Modul 4, Halaman 55

RingkasanRingkasanSemua ibu hamil harus ditawarkan pemeriksaaan HIV

Pada perempuan hamil dengan HIV positiv pemberian ARV penting untuk mencegah tranmisi infeksi ke bayi

Masa persalinan mempunyai risiko tertinggi dalam penularan HIV dari Ibu ke Bayi dibanding masa kehamilan dan nifas

Pada dasarnya persalinan ibu dengan HIV dapat dilaksanakan di semua fasilitas kesehatan, dengan menerapkan kewaspadaan universal standar

Partus pervaginam tidak menjadi masalah asalkan ibu sudah minum ARV minimal 6 bulan. Seksio sesarea berencana merupakan pilihan apabila fasilitas memadai

Kondom tetap digunakan, namun hanya merupakan proteksi untuk pencegahan infeksi

Page 56: Modul Inti 03A - Penatalaksanaan Obstetri Untuk Ibu Hamil Dengan HIV 22 Sept'13(Dbagikan)

PPIA 2012 :

Peningkatan cakupan :semua ibu hamil ditawarkan untuk tes HIV

Penawaran dilakukan dengan cara PITC.

Semua ibu hamil dengan HIV (+) diberi ARV tanpa memandang CD4 nya

Tidak ada lagi ARV profilaksis, melainkan ARV seumur hidup tanpa memandang jumlah CD4nya (option B+ WHO)

Page 57: Modul Inti 03A - Penatalaksanaan Obstetri Untuk Ibu Hamil Dengan HIV 22 Sept'13(Dbagikan)

PPIA 2012 : Persalinan aman untuk Ibu HIV+ :

Boleh lahir normal dengan syarat pemberian ARV (minimal 6 bulan) dan UP yang sama dengan persalinan Ibu tanpa HIV

Kondom hanya digunakan untuk pencegahan IMS, tetap harus menggunakan kontrasepsi mantab/jangka panjang untuk KB

Pemberian nutrisi pada bayi :Boleh ASI dgn syarat pemberian ARV pada ibu dan bayinya pada masa menyusui dan tidak mix feeding

Page 58: Modul Inti 03A - Penatalaksanaan Obstetri Untuk Ibu Hamil Dengan HIV 22 Sept'13(Dbagikan)

Modul Pelatihan Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Bayi

Panduan Etika dan ProfesiObstetri dan Ginekologi

Di Indonesia(Good Practice in Obstetrics &

Gynecology)

Dr. Ekarini Aryasatiani, SpOG(K)

Page 59: Modul Inti 03A - Penatalaksanaan Obstetri Untuk Ibu Hamil Dengan HIV 22 Sept'13(Dbagikan)

Daftar Isi

4 Bab IMukadimah5 Bab II Sikap & perilaku dokter pada

pasien perempuan

9 Bab III Pelayanan ante, intra dan post partum

11Bab IV Sikap terhadap seksio sesaria13Bab V Menyelamatkan janin pada ibu

yang meninggal mendadak

14Bab VI Bank darah tali pusat dan pemanfaatan

Jaringan

Page 60: Modul Inti 03A - Penatalaksanaan Obstetri Untuk Ibu Hamil Dengan HIV 22 Sept'13(Dbagikan)

Daftar Isi

4 Bab VII Kloning rekayasa genetika dan riset pada pra embrio

21Bab VIII Teknologi reproduksi buatan26Bab IX Pengendalian kesuburan30Bab X Sikap spesialis obstetri dan

ginekologi terhadap aborsi34Bab XI Sikap dokter spesialis obstetri dan

ginekologi terhadap HIV36Bab XII Pertahankan keterampilan klinik38Bab XIII Tugas SpOG memajukan

pendidikan39Bab XIV Ketidaksepakatan antar sejawat

Page 61: Modul Inti 03A - Penatalaksanaan Obstetri Untuk Ibu Hamil Dengan HIV 22 Sept'13(Dbagikan)

Bab XISIKAP DOKTER SPESIALIS OBSTETRI DAN

GINEKOLOGI TERHADAP HIV/AIDS

Perempuan seyogyanya menerima

pemeriksaan laboratorium terhadap

HIV.

Pasal 39

Page 62: Modul Inti 03A - Penatalaksanaan Obstetri Untuk Ibu Hamil Dengan HIV 22 Sept'13(Dbagikan)

Diagnosis HIV pada perempuan hamil biasanya

dibuat berdasarkan laboratorium (darah, IMS) dalam

pemeriksaan antenatal. Namun, kepada perempuan

hamil harus dijelaskan lebih dahulu mengenai cara

pemeriksaan sampai kemungkinan hasil positif

terhadap HIV. Jika hasilnya sero-positif, perempuan

hamil tersebut harus diberi konseling tentang

pengobatan dan tindak lanjutnya.

Penjelasan

Page 63: Modul Inti 03A - Penatalaksanaan Obstetri Untuk Ibu Hamil Dengan HIV 22 Sept'13(Dbagikan)

Untuk perempuan yang sero-negatif, gaya

hidupnya menempatkannya sebagai golongan

risiko tinggi untuk terjadinya infeksi, juga

perlu diberi konseling untuk mengurangi

risiko.

Penjelasan

Page 64: Modul Inti 03A - Penatalaksanaan Obstetri Untuk Ibu Hamil Dengan HIV 22 Sept'13(Dbagikan)

Kerahasian perlu dijaga dalam melaporkan

kasus-kasus sero-positif. Dalam hal ini

diserahkan kepada perempuan bersangkutan

untuk menyampaikan hasil pemeriksaan

kepada pasangannya atau pihak ketiga

lainnya, karena ia mempunyai hak dan

tanggungjawab untuk itu.

Penjelasan

Page 65: Modul Inti 03A - Penatalaksanaan Obstetri Untuk Ibu Hamil Dengan HIV 22 Sept'13(Dbagikan)

Jika keadaan perempuan hamil tersebut

membahayakan pasangannya, perlu

dipertimbangkan untung ruginya membuka

rahasia medis.

Tentunya dengan membuka rahasia ini akan

berpengaruh terhadap hubungan perempuan

tersebut dengan keluarga, teman-teman dan

lingkungan kerjanya. Bisa juga menyebabkan

hilangnya kepercayaan pasien terhadap

dokternya.

Penjelasan

Page 66: Modul Inti 03A - Penatalaksanaan Obstetri Untuk Ibu Hamil Dengan HIV 22 Sept'13(Dbagikan)

Bagi pasangan infertilitas yang salah

satu atau keduanya terinfeksi HIV

adalah etis untuk diberi pelayanan

reproduksi buatan, bila mereka

menginginkan.

Pasal 40

Page 67: Modul Inti 03A - Penatalaksanaan Obstetri Untuk Ibu Hamil Dengan HIV 22 Sept'13(Dbagikan)

Dengan kemajuan pengobatan saat ini,

pasien HIV dapat hidup lebih lama,

risiko penularan baik dari ibu ke anak

maupun penularan dari pasangan HIV

positif ke HIV negatif menjadi

berkurang.

Penjelasan

Page 68: Modul Inti 03A - Penatalaksanaan Obstetri Untuk Ibu Hamil Dengan HIV 22 Sept'13(Dbagikan)

Dokter spesialis obstetri dan ginekologi

wajib memberikan pertolongan yang

profesional pada pasien perempuan

terinfeksi HIV, sebagaimana pada

pasien lainnya.

Pasal 41

Page 69: Modul Inti 03A - Penatalaksanaan Obstetri Untuk Ibu Hamil Dengan HIV 22 Sept'13(Dbagikan)

Perempuan yang terinfeksi HIV berhak untuk

mendapatkan pelayanan obstetri dan ginekologi

yang profesional, seperti pasien lainnya. Selain

itu dokter spesialis obstetri dan ginekologi harus

mengusai cara pencegahan penularan, baik ke

penderita lain maupun petugas rumah sakit dan

diri sendiri dengan menerapkan Universal

Precautions/kewaspadaan standar.

Penjelasan

Page 70: Modul Inti 03A - Penatalaksanaan Obstetri Untuk Ibu Hamil Dengan HIV 22 Sept'13(Dbagikan)

Modul 4, Halaman 70

Bahan diskusi kelompok modul 3Bahan diskusi kelompok modul 3Penatalaksanaan Obstetri untuk Ibu dengan HIV

Ibu dengan HIV, G1, 28 tahun, hamil 28 minggu. Penatalaksanaan obstetri apa yang direncanakan untuk klien ini?

Ibu dengan HIV, G2P1A0, 30 tahun, hamil 40 minggu, Bekas SC ai Letak Lintang 1 tahun yang lalu. Penatalaksanaan obstetri apa yang direncanakan untuk klien ini?

Ibu dengan HIV, G1, 20 tahun, hamil 14 minggu. Penatalaksanaan obstetri apa yang direncanakan untuk klien ini?

Page 71: Modul Inti 03A - Penatalaksanaan Obstetri Untuk Ibu Hamil Dengan HIV 22 Sept'13(Dbagikan)

Modul 4, Halaman 71

Bahan diskusi kelompok modul 3Bahan diskusi kelompok modul 3Penatalaksanaan Obstetri untuk Ibu dengan HIV

Seorang wanita 32 thn dengan HIV (+) dan CD4 478, belum pernah mendapat terapi ARV, merencanakan kehamilan dengan suami yang HIV (-) apa tindakan saudara ?

Seorang wanita 30 thn HIV (+) dengan terapi ARV 2 thn teratur pindah ke RS anda karena ingin melahirkan di kampung , apa saran tatalaksana anda ?

Seorang wanita 28 thn G4P2A1 anak pertama meninggal anak kedua 2thn HIV (+) hamil aterm inpartu pembukaan 4cm belum pernah mendapat terapi ARV. Kemungkinan TB (+) karena batuk darah dan kaheksi. Apa saran tatalaksana saudara ?

Page 72: Modul Inti 03A - Penatalaksanaan Obstetri Untuk Ibu Hamil Dengan HIV 22 Sept'13(Dbagikan)

Modul 4, Halaman 72

Terima Terima kasihkasih

Perlindungan menyeluruh dan dinamis terhadap penularan HIV dari ibu ke bayi