MODUL DIKLAT MANAJEMEN ASN - BSI
Transcript of MODUL DIKLAT MANAJEMEN ASN - BSI
MODUL DIKLAT
MANAJEMEN ASN
UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan hak eksklusif yang terdiri atas hak moral dan hak ekonomi. Pembatasan Pelindungan Pasal 26 Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23, Pasal 24, dan Pasal
25 tidak berlaku terhadap: i. penggunaan kutipan singkat Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait
untuk pelaporan peristiwa aktual yang ditujukan hanya untuk keperluan penyediaan informasi aktual;
ii. Penggandaan Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait hanya untuk kepentingan penelitian ilmu pengetahuan;
iii. Penggandaan Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait hanya untuk keperluan pengajaran, kecuali pertunjukan dan Fonogram yang telah dilakukan Pengumuman sebagai bahan ajar; dan
iv. penggunaan untuk kepentingan pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan yang memungkinkan suatu Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait dapat digunakan tanpa izin Pelaku Pertunjukan, Produser Fonogram, atau Lembaga Penyiaran.
Sanksi Pelanggaran Pasal 113 1. Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak
ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).
2. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
MODUL DIKLAT MANAJEMEN MUTU ASN
Dr. Fifit Fitriansyah., M.Pd.
Gan Gan Giantika, S.Sos., M.M.
Iin Soraya, S.Sos., M.M.
MODUL DIKLAT MANAJEMEN MUTU ASN
Dr. Fifit Fitriansyah., M.Pd., dkk
Editor:
Winda Afrida
Desain Cover: Mutia Anika
Tata Letak: @Teamminang
Proofreader: Tim Mitra Cendekia Media
Ukuran:
viii, 69 hlm, 14,8 cm x 21 cm
Isi di luar tanggung jawab percetakan
Copyright © 2020 by CV. Mitra Cendekia Media All Right Reserved
Hak cipta dilindungi undang-undang
Dilarang keras menerjemahkan, memfotokopi, atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini
tanpa izin tertulis dari Penerbit.
PENERBIT MITRA CENDEKIA MEDIA
Kapalo Koto No. 8, Selayo, Kec. Kubung, Kab. Solok Sumatra Barat – Indonesia 27361
HP/WA: 0822-1048-0085 Website: www.mitracendekiamedia.com
E-mail: cs@mitracendekiamedia.
ISBN:
978-623-95007-7-1 Cetakan Pertama: November 2020
Hak Cipta 2020, Pada Penulis
Modul Diklat Manajemen Mutu ASN | v
PRAKATA
ndang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara mengamanatkan
Instansi Pemerintah untuk wajib memberikan
Pendidikan dan Pelatihan terintegrasi bagi Calon Pegawai
Negeri Sipil (CPNS) selama satu (satu) tahun masa percobaan.
Tujuan dari diklat ini adalah untuk membangun integritas
dan kualitas pelayanan guna meningkatkan manajemen mutu
di lingkungan instansi pemerintah.
Diklat ini dikembangkan berdasarkan model
pengembangan yang relevan dan sesuai dengan kebutuhan.
Model pengembangan diklat ini tidak lain adalah mengadopsi
berbagai model menajemen mutu dalam meningkatkan
kualitas pelayanan dengan menggunakan pendekatan
persuasif. Sebab, ujung tombak dari sebuah pelayanan prima
adalah konsumen yang dalam hal ini masyarakat merasa
terbantu dan puas akan pelayanan tersebut. Oleh karenanya,
ASN dituntun untuk memiliki kemampuan pelayanan prima
dalam meningkatkan kinerja dan kualitas dirinya.
Dengan adanya model diklat manajemen mutu yang
diperuntukan bagi ASN terutama di pemerintahan Kota
Bekasi, dapat menjadi gambaran dan Role model dalam
melaksanakan diklat ke depannya. Prinsip dari
pengembangan model diklat ini adalah tidak lain guna
membantu Aparatur Sipil Negara yang ada di lingkungan Kota
Bekasi dalam melakukan pelayanan terbaik kepada
masyarakat yang bersinergi dengan visi dan misi pemerintah
Kota Bekasi.
U
vi | Modul Diklat Manajemen Mutu ASN
Kami sangat menyadari bahwa model modul ini jauh
dari sempurna. Dengan segala kekurangan yang ada pada
Modul ini, kami mohon kesediaan pembaca untuk dapat
memberikan masukan yang konstruktif guna penyempurnaan
selanjutnya, semoga modul ini dapat bermanfaat bagi
pembaca sekalian.
Bekasi, Mei 2020
Penulis
Modul Diklat Manajemen Mutu ASN | vii
DAFTAR ISI
PRAKATA ............................................................................................
DAFTAR ISI .........................................................................................
PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1. Deskripsi Singkat ................................................................. 1
2. Hasil Belajar ........................................................................... 3
3. Indikator Hasil Belajar ...................................................... 4
4. Materi Pokok .......................................................................... 4
5. Waktu ......................................................................................... 4
Kegiatan Belajar 1 : Kepemimpinan ................................. 5
1. Uraian Materi ......................................................................... 5
2. Rangkuman .............................................................................. 14
3. Latihan ...................................................................................... 15
4. Catatan ...................................................................................... 15
Kegiatan Belajar 2 : Manajemen Mutu ............................. 17
1. Uraian Materi ......................................................................... 17
2. Rangkuman ............................................................................. 21
3. Latihan ...................................................................................... 22
4. Catatan ...................................................................................... 22
Kegiatan Belajar 3 : Teamwork ............................................. 23
1. Uraian Materi ......................................................................... 23
2. Rangkuman ............................................................................. 35
3. Latihan ...................................................................................... 35
4. Catatan ...................................................................................... 35
Kegiatan Belajar 4 : Produktivitas ..................................... 37
1. Uraian Materi ......................................................................... 37
2. Rangkuman ............................................................................. 42
3. Latihan ...................................................................................... 43
viii | Modul Diklat Manajemen Mutu ASN
4. Catatan ...................................................................................... 43
Kegiatan Belajar 5 : Kualitas Pelayanan ......................... 45
1. Uraian Materi ......................................................................... 45
2. Rangkuman ............................................................................. 51
3. Latihan ....................................................................................... 52
4. Catatan ...................................................................................... 52
Kegiatan Belajar 6 : Kepuasan Pelanggan ..................... 53
1. Uraian Materi ......................................................................... 53
2. Rangkuman ............................................................................. 61
3. Latihan ....................................................................................... 67
4. Catatan ...................................................................................... 67
Referensi .............................................................................................. 63
Profil Penulis .................................................................................... 67
Modul Diklat Manajemen Mutu ASN | 1
PENDAHULUAN
1. Deskripsi Singkat
Aparatur Sipil Negara mempunyai peran yang amat
penting dalam rangka menciptakan masyarakat madani
yang taat hukum, berperadaban modern, demokratis,
makmur, adil, dan bermoral tinggi dalam
menyelenggarakan pelayanan kepada masyarakat secara
adil dan merata, menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
dengan penuh kesetiaan kepada Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Tahun 1945. Hal ini diwujudkan dalam
rangka mencapai tujuan yang dicita-citakan oleh bangsa
Indonesia. Berbagai tantangan yang dihadapi oleh
aparatur sipil negara dalam mencapai tujuan tersebut
semakin banyak dan berat, baik berasal dari luar maupun
dalam negeri yang menuntut aparatur sipil negara untuk
meningkatkan profesionalitasnya dalam menjalankan
tugas dan fungsinya serta bersih dan bebas dari korupsi,
kolusi, dan nepotisme (Negara, 2017).
Dalam mewujudkan kualitas pelayanan publik yang
baik maka diperlukan sistem manajemen mutu yang baik
pula. Manajemen sendiri merupakan ilmu dan seni
mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan
sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk
mencapai suatu tujuan tertentu. Manajemen juga pada
umumnya dikaitkan dengan aktivitas-aktivitas
perencanaan, pengorganisasian, pengendalian,
penempatan, pengarahan, pemotivasian, komunikasi dan
pengambilan keputusan yang dilakukan oleh setiap
organisasi dengan tujuan untuk mengkoordinasikan
berbagai sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan
2 | Modul Diklat Manajemen Mutu ASN
sehingga akan dihasilkan suatu produk atau jasa secara
efisien (Malayu Hasibuan S. P, 2008). Sementara
pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan yang
dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang
pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan
kepemilikannya apapun produksinya dapat ditawarkan
oleh satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya
tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan
apapun (Laksana, 2008).
Dengan demikian manajemen mutu merupakan
sistem manajemen yang berfokus pada orang/karyawan
dan bertujuan untuk terus-menerus meningkatkan nilai
yang diberikan pada pelanggan dengan biaya pencipataan
nilai yang lebih rendah (Mulyadi, 2013). Untuk itu,
manajemen mutu adalah sebuah sistem manajemen guna
mengawasi semua kegiatan dan tugas dalam suatu
organisasi untuk memastikan bahwa produk dan layanan
yang ditawarkan, serta sarana yang digunakan untuk
mencapainya bersifat konsisten.
Dalam Undang-Undang ASN mencoba meletakkan
beberapa perubahan dasar dalam manajemen SDM.
Pertama, perubahan dari pendekatan personel
administration yang hanya berupa pencatatan
administratif kepegawaian kepada human resource
management yang menganggap adalah sumber daya
manusia dan sebagai aset negara yang harus dikelola,
dihargai, dan dikembangkan dengan baik. Kedua,
perubahan dari pendekatan closed career system yang
sangat berorientasi kepada senioritas dan kepangkatan,
kepada open career system yang mengedepankan
kompetisi dan kompetensi ASN dalam promosi dan
pengisian jabatan. UU ASN juga menempatkan pegawai
Modul Diklat Manajemen Mutu ASN | 3
ASN sebagai sebuah profesi yang harus memiliki standar
pelayanan profesi, nilai dasar, kode etik dan kode perilaku
profesi, pendidikan dan pengembangan profesi, serta
memiliki organisasi profesi yang dapat menjaga nilai-nilai
dasar profesi (Negara, 2017).
Modul ini akan membahas tentang konsep
manajemen mutu aparatur sipil negara, kepemimpinan,
kebijakan, hingga pelayana publik dan bagaimana
kebijakan tersebut diimplementasikan di instansi
pemerintah, dan termasuk di dalamnya adalah hal-hal apa
yang harus diperhatikan agar manajemen aparatur sipil
Negara dapat mencapai tujuannya yaitu untuk
menciptakan profesionalisme aparatur sipil negara.
Melalui modul ini Saudara diharapkan dapat
memahami secara komprehensif mengenai konsep
manajemen mutu. Secara lebih spesifik, Saudara
diharapkan dapat:
a. Memahami dan menjelaskan bagaimana konsep
kepemimpinan.
b. Memahami dan menjelaskan bagaimana penerapan
manajemen mutu.
c. Memahami konsep teamwork dan meningkakan
produktivitas.
d. Memahami cara meningkatkan kualitas pelayanan.
e. Menciptakan kepuasan pelanggan yang dalam hal ini
adalah masyarakat.
2. Hasil Belajar
Setelah mengikuti mata Pelatihan ini, peserta
diharapkan mampu memahami konsep manajemen mutu
yang di dalamnya terkait kepemimpinan, manajemen
4 | Modul Diklat Manajemen Mutu ASN
kebijakan, teamwork, produktivitas, kualitas pelayanan
dan kepuasan pelanggan.
3. Indikator Hasil Belajar
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta
diharapkan dapat:
a. Menjelaskan konsep kepemimpinan.
b. Menjelaskan konsep manajemen mutu.
c. Memahami konsep teamwork dan meningkakan
produktivitas.
d. Menerapkan kualitas pelayanan yang baik.
e. Menciptakan kepuasan pelanggan.
4. Materi Pokok
Adapun materi pokok pelatihan ini adalah:
a. kepemimpinan;
b. manajemen mutu;
c. teamwork;
d. produktivitas;
e. kualitas pelayanan; dan
f. kepuasan pelanggan.
5. Waktu
Alokasi waktu: 6 Sesi (36 JP)
Modul Diklat Manajemen Mutu ASN | 5
Kegiatan Belajar: 1
KEPEMIMPINAN
60 Menit
URAIAN MATERI
1. Pengertian Kepemimpinan
Menurut Kadarusman (2012) kepemimpinan
(Leadership) dibagi tiga, yaitu: (1) Self Leadership; (2)
Team Leadership; dan (3) Organizational Leadership. Self
Leadership yang dimaksud adalah memimpin diri sendiri
agar jangan sampai gagal menjalani hidup. Team
Leadership diartikan sebagai memimpin orang lain.
Pemimpinnya dikenal dengan istilah team leader
(pemimpin kelompok) yang memahami apa yang menjadi
tanggung jawab kepemimpinannya, menyelami kondisi
bawahannya, kesediaannya untuk meleburkan diri dengan
tuntutan dan konsekuensi dari tanggung jawab yang
dipikulnya, serta memiliki komitmen untuk membawa
setiap bawahannya mengeksplorasi kapasitas dirinya
hingga menghasilkan prestasi tertinggi. Sedangkan
organizational leadership dilihat dalam konteks suatu
organisasi yang dipimpin oleh organizational leader
(pemimpin organisasi) yang mampu memahami nafas
bisnis perusahaan yang dipimpinnya, membangun visi dan
misi pengembangan bisnisnya, kesediaan untuk melebur
dengan tuntutan dan konsekuensi tanggung jawab sosial,
6 | Modul Diklat Manajemen Mutu ASN
serta komitmen yang tinggi untuk menjadikan perusahaan
yang dipimpinnya sebagai pembawa berkah bagi
komunitas baik di tingkat lokal, nasional, maupun
internasional (Yudiaatmaja, 2013).
Menurut Crainer ada lebih dari 400 definisi
tentang leadership (Mullins, 2005). Dari sekian banyaknya
definisi tentang kepemimpinan, ada yang menyebutkan
kepemimpinan merupakan suatu kegiatan untuk
memengaruhi orang lain. Kepemimpinan merupakan
suaru proses untuk memengaruhi aktivitas kelompok.
Kepemimpinan merupakan kemampuan memeroleh
kesepakatan pada tujuan bersama. Kepemimpinan adalah
suatu upaya untuk mengarahkan orang lain untuk
mencapai tujuan tertentu. Kepemimpinan adalah sebuah
hubungan yang saling memengaruhi antara pemimpin dan
pengikutnya. Walaupun cukup sulit menggeneralisir, pada
prinsipnya kepemimpinan (leadership) berkenaan dengan
seseorang memengaruhi perilaku orang lain untuk suatu
tujuan. Tapi bukan berarti bahwa setiap orang yang
memengaruhi orang lain untuk suatu tujuan disebut
pemimpin (Yudiaatmaja, 2013).
2. Prinsip-prinsip Kepemimpinan
Menurut Bernes dalam buku Prilaku Dalam
Keorganisasian mengatakan seorang pemimpin dalam tim
kaizen memfokuskan perhatiannya pertama kepada
manusia baru kemudian pada hasilnya, sehingga tanggung
jawab pemimpin merupakan kebalikan dari tugas
supervisor. Prinsip kepemimpinan kaizen menurut Bernez
dikemukakan dengan mempertimbangkan bahwa kaizen
mengandung sembilan prinsip, yaitu:
Modul Diklat Manajemen Mutu ASN | 7
a) Mengadakan peningkatan secara terus menerus. Sudah
menjadi sifat alamiah suatu tugas dapat dilaksanakan
secara sukses, maka kita pengalihan perhatian pada
suatu yang baru. Keberhasilan bukanlah suatu hasil
akhir dari suatu tugas, keberhasilan adalah suatu
langkah maju berikutnya.
b) Mengakui masalah secara terbuka. Keterbukaan
sebagai kekuatan yang bisa mengendalikan dan
mengatasi berbagai masalah dengan cepat, dan juga
sama secepatnya dapat mewujudkan kemampuan.
c) Mempromosikan keterbukaan, bagi organisasi
tradisional, ilmu pengetahuan adalah kekuasaan
pribadi. Tetapi bagi organisasi kaizen, ilmu adalah
untuk saling dibagikan dan hubungan komunikasi yang
mendukungnya adalah sumber efisiensi yang besar.
d) Menciptakan tim kerja. Dalam organisasi kaizen tim
adalah bahan bangunan dasar yang membentuk
struktur organisasi. Masing-masing karyawan secara
individual memberikan sumbangan berupa reputasi
akan efisiensi, prestasi kerja dan peningkatannya.
e) Memberikan proses hubungan kerja yang benar. Dalam
organisasi kaizen tidak menyukai hubungan yang saling
bermusuhan dan penuh kontroversi yang terjadi dalam
perusahaan secara murni berpusat pada hal-hal yang
memiliki kultur yang saling menyalahkan.
f) Mengembangkan disiplin pribadi. Disiplin di tempat
kerja merupakan sifat alamiah dan menuntut
pengorbanan pribadi untuk menciptakan suasana
harmonis dengan rekan sekerja di dalam tim dan
prinsip-prinsip utama perusahaan, sehingga sifat-sifat
individual yang terpenting bisa tetap terjaga.
8 | Modul Diklat Manajemen Mutu ASN
g) Memberikan informasi pada karyawan. Informasi
merupakan hal yang penting dalam perusahaan kaizen.
Para pemimpin dan para manajer mengakui bahwa
karyawan tidak dapat diharapkan untuk berpartisipasi
melebihi tugas sehari-hari mereka.
h) Sebagai contoh tugas mereka dalam sistem sasaran
perusahaan, siklus kaizen atau siklus kualitas tim-tim
proyek.
i) Memberikan wewenang pada setiap karyawan. Melalui
pelatihan berbagai keahlian, dorongan semangat,
tanggung jawab, pengambilan keputusan, akses
sumber-sumber data dan anggaran, timbal balik
reputasi perusahaan, dan penghargaan, maka para
karyawan kaizen memilih kekuatan untuk cara
memengaruhi urusan diri mereka sendiri dan urusan
perusahaan (Baidan & Aziz, 2014).
3. Sifat-Sifat Kepemimpinan
Menurut George R Terry dalam buku Manajemen
Sumber Daya Manusia mengatakan ada beberapa sifat
penting dalam kepemimpinan, sifat-sifat tersebut adalah;
1) Energi, untuk tercapainya kepemimpinan yang baik
memang diperlukan energi yang baik pula, jasmani
maupun rohani. Seorang pemimpin harus sanggup
bekerja dalam jangka panjang dan dalam waktu yang
tidak tertentu. Sewaktu-waktu dibutuhkan tenaganya,
ia harus sanggup melaksanakannya mengingat
kedudukannya dan fungsinya. Karena itu kesehatan
fisik dan mental benar-benar diperlukan bagi seorang
pemimpin.
2) Memiliki stabilitas emosi, seorang pemimpin yang
efektif harus melepaskan dari purbasangka, kecurigaan
Modul Diklat Manajemen Mutu ASN | 9
terhadap bawahan-bawahannya. Sebaliknya ia harus
tegas, konsekuen dan konsisten dalam tindakan-
tindakannya, percaya diri sendiri dan memiliki jiwa
sosial terhadap bawahannya.
3) Motivasi pribadi, keinginannya untuk memimpin harus
datang dari dorongan batin pribadinya sendiri, dan
bukan paksaan dari luar dirinya. Kekuatan dari luar
hanya bersifat stimulus saja terhadap keinginan-
keinginan untuk menjadi pemimpin. Hal tersebut
tercermin dalam keteguhan pendiriannya, kemauan
yang keras dalam bekerja dan penerapan sifat-sifat
pribadi yang baik dalam pekerjaannya.
4) Kemahiran mengadakan komunikasi, seorang
pemimpin harus memiliki kemahiran dalam
menyampaikan gagasan baik secara lisan maupun
tulisan sangat penting bagi pemimpin untuk
mendorong maju bawahan, memberikan atau
menerima informasi bagi kemajuan organisasi dan
kepentingan bersama.
5) Kecakapan mengajar, sering kita dengar bahwa seorang
pemimpin yang baik pada dasarnya adalah seorang
guru yang baik. Mengajar adalah jalan yang terbaik
untuk memajukan orang-orang atas pentingnya tugas-
tugas yang dibebankan atau sebagainya.
6) Kecakapan sosial, seorang pemimpin harus mengetahui
benar tentang bawahannya. Ia harus mempunyai
kemampuan untuk bekerja sama dengan bawahan,
sehingga mereka benar-benar memiliki kesetiaan
bekerja di bawah kepemimpinannya.
7) Kemampuan teknis, meskipun dikatakan bahwa
Semakin tinggi tingkat kepemimpinan seseorang,
makin kurang diperlukan kemampuan teknis ini,
10 | Modul Diklat Manajemen Mutu ASN
karena lebih mengutamakan manajerial skillnya, namun
sebenarnya kemampuan teknis ini diperlukan juga.
Karena dengan dimilikinya kemampuan teknis ini
seorang pemimpin akan lebih udah dikoreksi bila
terjadi suatu kesalahan pelaksanaan tugas (Martoyo,
2000).
4. Teori Kepemimpinan
Menurut Vietzal Rivai dalam buku Kepemimpinan
Dan Prilaku Organisasi mengatakan ada beberapa teori
yang mendukung dari diri seorang pemimpin, teori
tersebut antara lain adalah:
a) Teori sifat, merupakan teori yang menjelaskan sifat-
sifat yang melekat dalam diri seorang pemimpin yang
akan mewarnai tingkah laku, perbuatan, tindakan dan
keputusan-keputusan yang diambilnya. Sifat
merupakan tumpuan dan modal dasar untuk
memberikan energi dalam kepemimpinannya.
Pemimpin dapat mencapai efektifitas dengan
mengembangkan sifat- sifat yang dimiliki.
b) Teori prilaku, di akhir tahun 1940-an para peneliti
mulai mengeksplorasi pemikiran bahwa bagaimana
perilaku seseorang dapat menentukan keefektifan
kepemimpinan seseorang. Dan mereka menemukan
sifat- sifat, mereka meneliti pengaruhnya pada prestasi
dan kepuasan dari pengikut-pengikutnya.
c) Teori kepemimpinan situasional, suatu pendekatan
terhadap kepemimpinan yang menyatakan bahwa
pemimpin memahami perilakunya, sifat-sifat
bawahannya, dan situasi sebelum menggunakan gaya
kepemimpinan tertentu. Pendekatan ini mensyaratkan
Modul Diklat Manajemen Mutu ASN | 11
pemimpin untuk memiliki keterampilan diagnostik
dalam perilaku manusia (Rivai, 2003).
5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepemimpinan
Menurut Komang Ardana dan Ni Wayan Mujiati
dalam buku Prilaku Organisasi mengatakan ada beberapa
faktor tertentu yang dapat mempengaruhi proses
kepemimpinan dalam suatu organisasi, faktor tersebut
antara lain adalah:
a) Karakteristik pribadi pemimpin, yang sangat menonjol
adalah inteligensi. Umumnya pemimpin akan
mempunyai taraf inteligensi yang lebih tinggi dari pada
yang dipimpin. Selain itu ada karakteristik lain seperti
kecerdasan dan memotivasi.
b) Kelompok yang dipimpin, kumpulan dari pada
karakteristik pribadi seorang pemimpin seperti yang
diuraikan di atas itu belum berarti apa-apa, sebelum ia
menggunakan sebagai alat untuk menginterpretasi
tujuan yang harus dicapai olehnya.
c) Situasi, setiap pemimpin akan berfungsi pada suatu
situasi, yang berupa situasi manusia, fisik, dan waktu.
Tiap-tiap perubahan situasi membutuhkan perubahan
dalam macam kemampuan memimpin. Dengan
pengertian bahwa setiap situasi adalah unik, maka
untuk tiap situasi dibutuhkan pemimpin yang spesifik
dan fleksibel untuk menghadapi situasi yang dahsyat
(Andana, Mujiati & Sriathi, 2014).
6. Gaya Kepemimpinan
Menurut Wirawan dalam buku Kepemimpinan
mengatakan bahwa Gaya kepemimpinan adalah cara atau
seni yang digunakan oleh seorang pemimpin untuk
12 | Modul Diklat Manajemen Mutu ASN
mengatur dan mengarahkan bawahannya dalam
pencapaian visi atau tujuan bersama yang telah ditetapkan
dalam suatu organisasi. Berikut beberapa model dari gaya
kepemimpinan adalah:
1) Gaya kepemimpinan memberitahu, Gaya
kepemimpinan ini cocok diaplikasikan kepada
karyawan yang tidak berani memikul tanggung jawab,
yang memiliki prilaku tugasnya di atas rata-rata dan
prilaku hubungannya di bawah rata-rata. pada gaya
kepemimpinan memberitahu ini, pemimpin
memberikan instruksi khusus dan mensupervisi ketat
kinerja para pengikutnya. Ciri-ciri gaya kepemimpinan
ini adalah:
a) Memberikan petunjuk secara jelas dan rinci
mengenai tugas yang harus dikerjakan para
karyawan.
b) Mendefinisikan secara operasional peran pengikut.
c) Komunikasi sebagian besar satu arah.
d) Pemimpin yang membuat keputusan.
e) Supervisi ketat dan meminta pertanggungjawaban
pengikut.
f) Instruksi secara bertingkat.
2) Gaya kepemimpinan menjual, gaya kepemimpinan ini
terbentuk dari prilaku tugas dan prilaku hubungan di
atas rata-rata. Pada gaya kepemimpinan ini pemimpin
menjelaskan keputusan dan memberikan peluang
untuk menjelaskan klarifikasi tugas kepada para
pengikut. Ciri-ciri gaya kepemimpinan ini adalah:
a) Menyediakan petunjuk mengenai siapa, apa, dimana,
bagaimana, dan mengapa mengenai tugas atau
perintah yang harus dilakukan para pengikut.
Modul Diklat Manajemen Mutu ASN | 13
b) Pemimpin membuat keputusan dan menjelaskan
keputusan serta memungkinkan. peluang untuk
klarifikasi.
c) Menjelaskan peran para pengikut.
d) Mengajukan pertanyaan untuk mengidentifikasi
level kemampuan.
3) Gaya kepemimpinan partisipasi, gaya kepemimpinan
ini mempunyai karakteristik perilaku hubungan di atas
rata-rata dan perilaku tugasnya di bawah rata-rata.
Dalam gaya kepemimpinan ini pemimpin memberikan
ide-ide kepada para pengikutnya dan memfasilitasi
pembuatan keputusan kepada para pengikutnya. Ciri-
ciri gaya kepemimpinan ini adalah:
a) Membagi tanggung jawab untuk membuat
keputusan dengan para pengikut.
b) Memfokuskan kegiatan untuk mencapai hasil.
c) Mengikut sertakan karyawan dalam konsekuensi
tugas untuk meningkatkan komitmen dan motivasi.
d) Menggabungkan dan pembuatan keputusan
pemimpin dan karyawan.
e) Menentukan langkah-langkah berikutnya.
f) Memberikan dorongan dan dukungan.
g) Mendorong untuk memberikan masukan.
h) Secara aktif mendengarkan apa yang dikemukakan
para karyawan.
4) Gaya kepemimpinan delegasi, kepemimpinan
mendelegasikan prilaku tugas dan perilaku hubungan
di bawah rata-rata. Pada gaya kepemimpinan delegasi
pemimpin memberikan tanggung jawab dan
pembuatan keputusan serta pelaksanaan aktivitas
kepada para pengikutnya. Ciri-ciri gaya kepemimpinan
ini adalah:
14 | Modul Diklat Manajemen Mutu ASN
a. Mendengar untuk mengevaluasi perkembangan.
b. Mendelegasikan tugas dan aktivitas.
c. Pengikut membuat keputusan.
d. Mendorong kebebasan untuk mengambil risiko.
e. Supervisi longgar.
f. Memonitor aktivitas.
g. Memperkuat hasil.
h. Selalu mudah dihubungi (Wirawan, 2014).
RANGKUMAN
Kepemimpinan merupakan kemampuan memperoleh
kesepakatan pada tujuan bersama. Kepemimpinan juga
merupakan suatu upaya untuk mengarahkan orang lain untuk
mencapai tujuan tertentu. Dengan demikian, kepemimpinan
dapat diartikan sebagai sebuah hubungan yang saling
memengaruhi antara pemimpin dan pengikutnya. Walaupun
cukup sulit menggeneralisir, pada prinsipnya kepemimpinan
(leadership) berkenaan dengan seseorang memengaruhi
perilaku orang lain untuk suatu tujuan. Akan tetapi bukan
berarti bahwa setiap orang yang memengaruhi orang lain
untuk suatu tujuan disebut pemimpin.
Modul Diklat Manajemen Mutu ASN | 15
LATIHAN
1) Jelaskan konsep kepemimpinan yang ada di organisasi
anda?
2) Bagaimana gaya kepemimpinan yang digunakan pada
organisasi anda?
3) Faktor apa yang mempengaruhi gaya tersebut?
4) Sifat pemimpin seperti apa yang tercermin pada atasan
anda?
5) Gaya kepemimpinan seperti apa yang anda harapkan?
C a t a t a n :
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . .
16 | Modul Diklat Manajemen Mutu ASN
Modul Diklat Manajemen Mutu ASN | 17
Kegi at an Bel aj ar : 2
MANAJEMEN MUTU
60 Menit
URAIAN MATERI
1. Definisi Manajemen Mutu
Standarisasi mutu tersebut mencakup bahan baku
sebuah produk dan mutu setelah barang jadi. Briscoe et al.,
(2005) mengemukakan bahwa mutu merupakan
kesesuaian dengan apa yang diisyaratkan dengan
efektivitas dari seluruh komponen dalam organisasi.
Escanciano (2001) berpendapat bahwa Total Quality
Management (TQM/Manajemen Mutu) merupakan sistem
terstruktur dengan serangkaian alat, teknik, dan filosofi
yang didesain untuk menciptakan budaya perusahaan
yang memiliki fokus terhadap konsumen, melibatkan
partisipasi aktif para pekerja, dan perbaikan kualitas yang
berkesinambungan yang menunjang tercapainya kepuasan
konsumen secara total dan terus-menerus. Briscoe et al.,
(2005) mengemukakan TQM ialah sistem terstruktur
dengan serangkaian alat, teknik, dan filosofi yang didesain
untuk menciptakan budaya perusahaan yang memiliki
fokus terhadap konsumen, melibatkan partisipasi aktif
para pekerja, dan perbaikan kualitas yang
berkesinambungan yang menunjang tercapainya kepuasan
konsumen secara total dan terus-menerus.
18 | Modul Diklat Manajemen Mutu ASN
Perbaikan mutu layanan dengan merujuk pada
standar internasional yang dikenal Sistem Manajemen
Mutu (Quality Management System) berdasar ISO yang
akhir-akhir ini menjadi fokus perhatian banyak organisasi
publik, ISO adalah Internasional Standard Organization
yang hadir dalam beberapa seri.
Manajemen mutu juga merupakan sebuah filsafat
dan budaya organisasi yang menekankan kepada upaya
menciptakan mutu yang konstan melalui setiap aspek
dalam kegiatan organisasi (Ismail, 2001). Manajemen
mutu membutuhkan pemahaman mengenai sifat mutu dan
sifat sistem mutu serta komitmen manajemen untuk
bekerja dalam berbagai cara.
Manajemen mutu sangat memerlukan figure
pemimpin yang mampu memotivasi agar seluruh anggota
dalam organisai dapat memberikan konstribusi
semaksimal mungkin kepada organisasi. Hal tersebut
dapat dibangkitkan melalui pemahaman dan penjiwaan
secara sadar bahwa mutu suatu produk atau jasa tidak
hanya menjadi tanggung jawab pimpinan, tetapi menjadi
tanggung jawab seluruh anggota dalam organisasi (Ismail,
2001).
Gaspersz (2006) mendefinisikan sistem manajemen
mutu sebagai sekumpulan prosedur terdokumentasi dan
praktek-praktek standar untuk manajemen sistem yang
bertujuan menjamin kesesuaian dari suatu proses dan
produk terhadap kebutuhan atau persyaratan tertentu.
Kebutuhan atau persyaratan itu ditentukan atau
dispesifikasikan oleh pelanggan dan organisasi. Sistem
manajemen mutu mendefinisikan bagaimana organisasi
menerapkan praktik-praktik manajemen mutu secara
Modul Diklat Manajemen Mutu ASN | 19
konsisten untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan
pasar.
2. Sistem Manajemen Mutu
Desain/pengembangan, produksi, instalasi, dan
pelayanan atau sering disebut dengan istilah Sistem
Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001 (M.N. Nasution, 2001).
Berdasarkan pengertian tersebut bisa disimpulkan bahwa
ISO 9001 merupakan salah satu dari seri ISO 9000 yang
mengatur tentang Sistem Manajemen Mutu, sehingga ISO
9001 sering disebut dengan SMM ISO 9001. Seri
9001:1994 lebih fokus pada proses manufacturing dan
sangat sulit diaplikasikan pada organisasi bisnis kecil
karena banyaknya prosedur yang harus dipenuhi. Karena
ketebatasan inilah, maka technical committee melakukan
tinjauan atas standar yang ada hingga akhirnya lahirlah
revisi ISO 9001:2000 yang merupakan penggabungan dari
ISO 9001, 9002, dan 9003 versi 1994 (Lee et al,. 2009).
Pada perkembangan berikutnya, seri ISO 9001:2008
lahir sebagai bentuk penyempurnaan atas revisi tahun
2000. Adapun perbedaan antara seri ISO 9001: 2000
dengan ISO 9001:2008 secara signifikan lebih
menekankan pada efektivitas proses yang dilaksanakan
dalam organisasi tersebut. Jika pada seri ISO 9001:2000
mengatakan harus dilakukan corrective dan preventive
action, maka seri ISO 9001:2008 menetapkan bahwa
proses corrective dan preventive action yang dilakukan
harus secara efektif berdampak positif pada perubahan
proses yang terjadi dalam organisasi. Selain itu,
penekanan pada kontrol proses outsourcing menjadi
bagian yang disoroti dalam seri terbaru ISO 9001 ini.
20 | Modul Diklat Manajemen Mutu ASN
3. Dimensi Mutu
Dalam konteks manufaktur, Tjiptono (2003)
mendeskripsikan dimensi mutu ke dalam delapan jenis
dimensi sebagai berikut:
1) Performa (performance), yaitu dimensi mutu tentang
fungsi utama dari produk/jasa yang dimilikinya.
Sebagai contoh, mobil gampang distarter, dapat jalan
dengan normal, dapat di rem dengan baik. Dengan kata
lain, semua konponen dasar mobil dapat berfungsi
dengan baik sehingga mobil berjalan dan berhenti
sesuai dengan yang diinginkan pengemudinya.
2) Tambahan fitur (features), yaitu dimensi mutu tentang
tambahan fungsi-fungsi dasar sehingga produk/jasa
tersebut menjadi lebih nyaman, praktis, dan ekonomis.
Contoh dari dimensi ini adalah AC, power steering,
power window, remote control dalam mobil.
3) Keandalan (reliability), yaitu dimensi mutu tentang
tetap berfungsinya produk/jasa walau dalam keadaan
sulit, misalnya mobil tetap jalan dengan baik, tidak
mogok walau di jalan berliku, nanjak, berbatu-batu.
Andal dapat juga berarti dapat dipercaya.
4) Konformitas (conformance to requirement), yaitu
memenuhi kebutuhan atau harapan pelanggan dan
bahkan memenuhi standar produk/jasa yang berlaku,
misalnya ukuran karakteristik produk/jasa sesuai
standar internasional sehingga produk tersebut
compatible dengan produk lain. Misalnya, printer merek
X dapat digunakan untuk berbagai jenis komputer.
5) Daya tahan (durability), yaitu mutu yang berhubungan
dengan lamanya masa bertahan suatu produk/jasa.
Misalnya bola lampu dapat menyala selama satu bulan
terus menerus.
Modul Diklat Manajemen Mutu ASN | 21
6) Kemampuan pelayanan (service ability), yaitu dimensi
mutu dalam hal kecepatan, ketepatan, kepraktisan
pelayanan, misalnya teknisi mendatangi ke lokasi
dimana mobil mengalami mesin mogok untuk gratis
servis selama satu tahun.
7) Estetika (aesthetics), yaitu dimensi mutu produk/jasa
dalam hal keindahan, keanggunan, seni.
8) Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality), yaitu
spesifikasi produk/jasa yang dihasilkan oleh
perusahaan sama atau bahkan melebihi spesifikasi
yang dipersepsikan oleh pengguna (Sutarto, 2015)
Manajemen mutu merupakan sebuah filsafat dan
budaya organisasi yang menekankan kepada upaya
menciptakan mutu yang konstan melalui setiap aspek dalam
kegiatan organisasi, dan manajemen mutu juga
membutuhkan pemahaman mengenai sifat mutu dan sifat
sistem mutu serta komitmen manajemen untuk bekerja
dalam berbagai cara. Untuk itu, manajemen mutu sangat
memerlukan figure pemimpin yang mampu memotivasi agar
seluruh anggota dalam organisai dapat memberikan
konstribusi semaksimal mungkin kepada organisasi.
RANGKUMAN
RANGKUMA
N
22 | Modul Diklat Manajemen Mutu ASN
LATIHAN
1) Jelaskan konspe manajemen mutu?
2) Bagaimana kualitas manajemen mutu yang ada di
lingkungan organisasi anda? Gambarkan!
C a t a t a n :
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . .
Modul Diklat Manajemen Mutu ASN | 23
Kegi at an Bel aj ar : 3
TEAMWORK
60 Menit
URAIAN MATERI
1. Pengertian Teamwork
Teamwork merupakan bentuk kerjasama yang
terdiri dari beberapa sumber daya manusia yang memiliki
pandangan dan latar belakang yang berbeda, namun
memiliki kedudukan yang sama dan aktif dalam suautu
organisasi untuk menjalankan suatu komitmen secara
besama agar bisa mencapai tujuan yang sama. Tujuan
bersama itulah yang menjadi dasar bagi organisasi untuk
membentuk teamwork yang solid. Pencapaian tujuan
bersama tersebut tentu membutuhkan kemampuan atau
skill masing-masing anggota yang berbeda.
Sebelum masuk ke dalam pembahasan teamwork
lebih mendalam, baiknya memahami terlebih dahulu
perbedaan pengertian kelompok kerja dan tim kerja.
TIM adalah sekelompok kecil orang dengan keterampilan
dan kemampuan yang saling melengkapi serta
berkomitmen untuk tujuan bersama dan saling
bertanggung jawab. Kekuatan suatu tim, terletak pada
kesamaan tujuan dan saling keterkaitan antar personal.
Sedangkan grup dapat didefinisikan sebagai sekelompok
orang yang memilki kesamaan dan saling melengkapi dan
berkomitmen untuk mencapai tujuan yang diarahkan
24 | Modul Diklat Manajemen Mutu ASN
pemimpin dan bersedia untuk dimintai pertanggung
jawaban oleh pemimpin. Kekuatan grup terletak pada
kesungguhan anggotanya untuk mengikuti komando atau
arahan dari pemimpin. Setiap anggota tim memiliki
fungsi dan peranannya masing-masing, yang akan
diuraikan sebagai berikut :
Sebuah tim merupakan sekelompok orang yang
terorganisir, setiap anggotanya memiliki peran khusus dan
saling bertanggung jawab, memiliki keterampilan dan
saling melengkapi serta berkomitmen untuk mencapai
tujuan bersama. Sedangkan grup adalah sekelompok
orang dengan suatu kesamaan, cenderung tidak saling
mempengaruhi anggota satu sama lain, berkomitmen
mencapai tujuan bersama dengan berpedoman pada
komando pemimpin.
Menurut Sopiah (2008) tim kerja merupakan
kelompok yang upaya–upaya individualnya menghasilkan
suatu kinerja yang lebih besar daripada jumlah dari
masukan individu–individu. Suatu tim kerja
membangkitkan sinergi positif lewat upaya yang
Modul Diklat Manajemen Mutu ASN | 25
terkoordinasi. Upaya-upaya individual mereka
menghasilkan suatu tingkat kinerja yang lebih besar
daripada jumlah masukan individu tersebut.
Sebagai bentuk dari pencapaian tujuan bersama
maka ada beberapa langkah dan ide bersama harus
direalisasikan secara bersamaan. Suatu teamwork yang
baik yang memiliki skill yang baik akan membuat langkah-
langkah nyata yang efektif dan efisien untuk pencapaian
tujuan bersama. Bila salah satu anggota mengalami
masalah maka harus dipecahkan bersama masalah
tersebut.
Tidak ada seorang pun dalam satu teamwork yang
menyelesaikan masalah sendiri, hal ini karena sebuat
teamwork dibentuk untuk mencapai tujuan bersama dan
memecahkan masalah secara bersama.
Menurut Oakland (Sallis, 2010), “kerja tim dalam
sebuah organisasi merupakan komponen penting dari
implementasi TQM, mengingat kerja tim akan
meningkatkan kepercayaan diri, komunikasi, dan
mengembangkan kemandirian”.
Untuk mencapai kerja sama tim yang baik bukanlah
hal mudah, perlu ditumbuhkan sikap positif di antara
anggota dalam sebuah tim. Antara lain kebiasaan untuk
saling memberikan dukungan antar anggota tim, saling
mendengarkan sehingga tercipta hubungan komunikasi
yang baik, dan memberikan apresiasi terhadap kontribusi
dan pencapaian yang telah dicapai oleh setiap anggota
dalam tim. Sebuah teamwork dalam organisasi akan
menjadi penentu sukses atau tidaknya organisasi tersebut.
Maka dari itu sangat diperlukan adanya kerja sama tim
yang baik dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab
dalam keorganisasian.
26 | Modul Diklat Manajemen Mutu ASN
2. Jenis Teamwork
Menurut Daft (2000) jenis teamwork terdiri dari 6
(enam) jenis, yaitu:
1) Tim formal, adalah sebuah tim yang dibentuk oleh
organisasi sebagai bagian dari struktur organisasi
formal.
2) Tim vertikal, adalah sebuah tim formal yang terdiri dari
seorang manajer dan beberapa orang bawahannya
dalam rantai komando organisasi formal.
3) Tim horizontal, adalah sebuah tim formal yang terdiri
dari beberapa karyawan dari tingkat hirarki yang
hampir sama tapi berasal dari area keahlian yang
berbeda.
4) Tim dengan tugas khusus, adalah sebuah tim yang
dibentuk diluar organisasi formal untuk menangani
sebuah proyek dengan kepentingan atau kreativitas
khusus.
5) Tim mandiri, adalah sebuah tim yang terdiri dari 5
hingga 20 orang pekerja dengan beragam keterampilan
yang menjalani rotasi pekerjaan untuk menghasilkan
sebuah produk atau jasa secara lengkap, dan
pelaksanaannya diawasi oleh seorang annggota
terpilih.
6) Tim pemecahan masalah, adalah biasanya terdiri dari 5
hingga 12 karyawan yang dibayar perjam dari
departemen yang sama, dimana mereka bertemu untuk
mendiskusikan cara memperbaiki kualitas, efisiensi,
dan lingkungan kerja.
Modul Diklat Manajemen Mutu ASN | 27
Sedangkan menurut Hariandja (2006) ada 3 (tiga)
tipe tim, yaitu:
a. Problem solving team
Sebuah tim yang dibentuk untuk mengatasi
berbagai masalah yang muncul dalam upaya
memperbaiki produktivitas. Pada dasarnya, kegiatan
tim ini adalah mengidentifikasikan berbagai masalah,
mendiskusikan bagaimana memecahkan masalah
tersebut dan melakukan tindakan untuk memperbaiki.
Anggota tim biasanya berasal dari satu departemen
yang beranggotakan kurang lebih sepuluh orang yang
melakukan pertemuan rutin setiap minggu.
b. Self managed team
28 | Modul Diklat Manajemen Mutu ASN
Sebuah tim yang dimaksudkan untuk
memperbaiki produktivitas dengan memberikan
kewenangan pada kelompok untuk mengatur kerja
mereka, misalnya menjadwal kerja, menentukan
metode kerja, mengawasi anggota, memberi reward
dan hukuman bagi anggota dan merekrut anggota.
Keanggotaan ini biasanya berasal dari satu departemen
yang melakukan tugas yang sama.
c. Cross functional team
Sebuah tim yang ditujukan untuk menyelesaikan
tugas-tugas khusus, misalnya pengembangan produk
baru atau perencanaan dan perubahan sistem
kompensasi. Anggota tim ini berasal dari berbagai
departemen yang memiliki keahlian dan orientasi yang
berbeda yang bekerjasama untuk mencapai suatu
tujuan.
Modul Diklat Manajemen Mutu ASN | 29
3. Manfaat dan Fungsi Teamwork
Manfaat tim bagi individu dan tim bagi organisasi,
yaitu:
1) Manfaat tim bagi individu, adalah sebagai berikut:
a) Pekerjaan lebih bervariasi.
b) Lebih banyak kebebasan untuk membuat dan
menindaklanjuti keputusan yang benar.
c) Meningkatkan kesempatan untuk mempelajari
keahlian baru.
2) Manfaat tim bagi organisasi, adalah sebagai berikut:
a) Meningkatkan komitmen terhadap keputusan yang
diambil.
b) Meningkatkan produktivitas tim kerja.
c) Lebih fleksibel dalam operasional kerja.
d) Meningkatkan rasa tanggung jawab.
4. Langkah Membangun Teamwork
Terdapat 5 tahap/langkah dalam membangun
sebuah kerja tim, antara lain:
1) Membentuk Struktur Tim
Setiap tim harus bekerja dengan suatu struktur
yang memadai agar berdaya menangani isu-isu berat
dan memecahkan persoalan-persoalan yang rumit.
Walau struktur bisa berbeda antara perusahaan satu
dengan lainnya, namun komponen yang umumnya ada
meliputi: tim pengarah, perancang tim, pemimpin,
rapat-rapat dan proses konsultasi.
2) Mengumpulkan Informasi
Membangun tim harus dimulai penilaian diri
anggota kelompok (self-assesment), untuk mengetahui
kelemahan dan kekuatan yang dimiliki oleh setiap
anggota. Pengembangan tim dapat ditetapkan
30 | Modul Diklat Manajemen Mutu ASN
berdasarkan data yang diperoleh dari survei tentang
sikap, wawancara dengan anggota tim, dan pengamatan
atas diskusi-diskusi kelompok. Cara-cara tersebut
bermanfaat untuk menilai sejumlah hal, antara lain
iklim komunikasi, rasa saling percaya, motivasi,
kemampuan memimpin, pencapaian konsensus, dan
nilai kelompok.
3) Membicarakan Kebutuhan
Tim harus mendiskusikannya secara terbuka, dan
mencoba menginterpretasikannya. Melalui proses ini
akan ditemukan sejumlah kebutuhan, kekuatan yang
ada harus dicoba dipertahankan dan dikembangkan
sedangkan kelemahan harus segera diatasi. Proses ini
bisa berlangsung dalam beberapa kali pertemuan guna
menemukan hal-hal yang memang sangat dibutuhkan.
4) Merencanakan Sasaran dan Menetapkan Cara
Pencapaiannya
Tim harus menetapkan tujuan dan misinya, serta
menetapkan prioritas kegiatan. Konsultan akan sangat
membantu dengan cara memberikan saran-saran
tentang teknik atau kegiatan yang mungkin dilakukan
dalam upaya mencapai tujuan.
5) Mengembangkan Keterampilan
Sebagian besar proses pembangunan tim akan
memusatkan kegiatannya pada pengembangan
keterampilan yang diperlukan untuk menciptakan tim
yang berkinerja tinggi.
Selain itu tahapan dalam pembentukan teamwork adalah:
a. Informing
Tahapan ini merupakan kelompok baru yang
terbentuk dengan pemberian penjelasan terhadap
tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan. Pada tahap ini
Modul Diklat Manajemen Mutu ASN | 31
akan didapatkan interaksi antar anggota karena
masing-masing anggota memiliki kesadaran untuk
mencapai tujuan yang sama.
b. Storming
Dalam tahap pembentukan teamwork ini maka
peran masing-masing peserta mulai terbentuk. Fase
terpenting dalam pembentukan team dan terjadi proses
tarik menarik, konflik maupun uji coba. Banyak terjadi
benturan pada tahap ini baik antar anggota maupun
pimpinan. Dukungan dan bimbingan fasilitator untuk
mengingatkan fasilitator terhadap norma dan tujuan
team. Fasilitator dalam menjaga keterbukaan dan
mengatasi beberapa konflik yang ada.
c. Norming
Merupakan tahap stabilisasi untuk menetapkan
aturan, prosedur maupun ritual yang bisa diterima oleh
semua peserta. Kesepakatan jalan menuju kemajuan
yang telah disetujui semua anggota. Kontribusi seorang
fasilitator untuk melicinkan proses perbaikan sesuai
prosedur.
d. Mourning
Merupakan tahap akhir proses pembentukan
teamwork. Semua tugas telah selesai dilaksanakan dan
tujuan inti pembentukan teamwork telah disepakati.
Berakhirnya siklus kehidupan team. Menyiapkan masa
transisi menuju pembubaran kelompok yang dilakukan
oleh fasilitator.
e. Transforming
Mulai ada perubahan setiap peserta atau
kelompok seluruhnya karena team telah terbentuk
secara dinamis. Fasilitator bisa memberikan dukungan
kepercayaan pada kelompok. Penghargaan berupa
32 | Modul Diklat Manajemen Mutu ASN
pujian untuk keberhasilan team namun tidak boleh
berlebihan.
5. Variabel Tim yang Sukses dan Hambatan Teamwork
Kerja sama tim adalah:
1) mau bekerjasama;
2) mengungkapkan harapan yang positif;
3) memberikan dukungan; dan
4) membangun semangat kelompok;
Variabel kerja sama tim adalah:
1) Tanggung jawab bersama dalam menyelesaikan
pekerjaan.
2) Saling berkontribusi.
3) Pengerahan kemampuan secara maksimal.
6. Tahap Perkembangan Teamwork
Hal yang sangat mendasar dalam mewujudkan
keutuhan sebuah tim agar dapat berkinerja dan berdaya
guna adalah dengan melakukan perancangan tim yang
baik. Pentingnya perancangan tim yang baik, dengan
membagi ke dalam 4 (empat) tahap perkembangan, yaitu:
1) Forming (pembentukan), adalah tahapan di mana para
anggota setuju untuk bergabung dalam suatu tim.
Karena kelompok baru dibentuk maka setiap orang
membawa nilai-nilai, pendapat dan cara kerja sendiri-
sendiri. Konflik sangat jarang terjadi, setiap orang
masih sungkan, malu-malu, bahkan seringkali ada
anggota yang merasa gugup. Kelompok cenderung
belum dapat memilih pemimpin (kecuali tim yang
sudah dipilih ketua kelompoknya terlebih dahulu).
2) Storming (merebut hati), adalah tahapan di mana
kekacauan mulai timbul di dalam tim. Pemimpin yang
Modul Diklat Manajemen Mutu ASN | 33
telah dipilih seringkali dipertanyakan kemampuannya
dan anggota kelompok tidak ragu-ragu untuk
mengganti pemimpin yang dinilai tidak mampu. Faksi-
faksi mulai terbentuk, terjadi pertentangan karena
masalah-masalah pribadi, semua bersikeras dengan
pendapat masing-masing. Komunikasi yang terjadi
sangat sedikit karena masing-masing orang tidak mau
lagi menjadi pendengar.
3) Norming (pengaturan norma), adalah tahapan di mana
individu-individu dan sub group yang ada dalam tim
mulai merasakan keuntungan bekerja bersama dan
berjuang untuk menghindari team tersebut dari
kehancuran (bubar). Karena semangat kerja sama
sudah mulai timbul, setiap anggota mulai merasa bebas
untuk mengungkapkan perasaan dan pendapatnya
kepada seluruh anggota tim.
4) Performing (melaksanakan), adalah tahapan
merupakan titik kulminasi di mana team sudah berhasil
membangun sistem yang memungkinkannya untuk
dapat bekerja secara produktif dan efisien. Pada tahap
ini keberhasilan tim akan terlihat dari prestasi yang
ditunjukkan.
7. Keefektivan Teamwork
Kefektivan Tim adalah besarnya tim untuk
menyelesaikan sasarannya, menyelesaikan kebutuhan-
kebutuhan dan sasaran dari anggotanya dan
melanjutkannya di waktu mendatang. Komponen penting
menciptakan keefektifan tim dapat digolongkan dalam
empat kategori umum, yakni:
1) Rancangan pekerjaan, terdiri dari variabel-varibel
seperti kebebasan atau otonomi, keuntungan pada
34 | Modul Diklat Manajemen Mutu ASN
kegunaan keahlian berbeda dan talenta, kemampuan
untuk menyelesaikan dan mengidentifikasi semua
tugas atau produk, dan bekerja dalam tugas atau
proyek yang berpengaruh secara substansial dengan
yang lain.
2) Komposisi tim, terdiri dari vanabel-variabel
kemampuan anggota, personalitas, mengalokasi peran
dan menggalakkan keanekaragaman, ukuran tim kerja,
kefleksibelaan anggota, dan pilihan anggota
3) Sumber dan kontekstual lain, terdiri dari variabel-
variabel penyediaan sumberdaya yang memadai,
kefektifan kepemimpinan, dan evaluasi kinerja dan
sistem ganjaran yang terkait dengan peran serta tim.
4) Proses, terdiri dari variabel-variabel komitmen tujuan
bersama, menghadirkan tujuan tim yang spesiflk,
kemanjuran tim, mengatur tingkat konflik, menurunkan
kemalasan sosial.
8. Tips dalam Teamwork
Tips bekerja sama dalam teamwork sehingga
mungkin bisa sedikit membantu agar tercapai harmoni
dan soliditas antar sesama anggota tim, adalah sebagai
berikut:
1) Mengenal setiap personil tim.
2) Temukan kesamaan untuk memperlancar komunikasi
carilah kesamaan antara Anda dan rekan sekerja.
3) Hargai kesempatan orang lain bicara.
4) Bersikap ramah.
5) Tuliskan dan dokumentasikan.
6) Terbuka dan jujur.
7) Kendalikan emosi.
Selalu tawarkan solusi
Modul Diklat Manajemen Mutu ASN | 35
RANGKUMAN
Teamwork terbentuk dari beberapa orang yang
memiliki kepribadian berbeda namun memiliki tujuan yang
sama. Kekuatan teamwork bisa dipupuk secara berkelanjutan
agar proses pencapaian tujuan bisa cepat terlaksana. Semua
anggota atau team memiliki tanggung wajab dan hak yang
sama dalam team tersebut.
LATIHAN
1) Berikan suatu penjelasan dan contoh kasus bagaimana
membangun suatu teamwork di unit bagian anda?
2) Dari contoh kasus pada soal no. 1, berikan tipas
mempertahankan teamwork yang solid ?
C a t a t a n :
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . .
36 | Modul Diklat Manajemen Mutu ASN
Modul Diklat Manajemen Mutu ASN | 37
Kegi at an Bel aj ar : 4
PRODUKTIVITAS
60 Menit
URAIAN MATERI
1. Produktivitas
International Labour Organization (ILO) yang
dikutip oleh Malayu S.P Hasibuan (2005) mengungkapkan
bahwa secara lebih sederhana maksud dari produktivitas
adalah perbandingan secara ilmu hitung antara jumlah
yang dihasilkan dan jumlah setiap sumber yang
dipergunakan selama produksi berlangsung. Sumber
tersebut dapat berupa:
a. tanah;
b. bahan baku dan bahan pembantu;
c. pabrik, mesin-mesin dan alat-alat; dan
d. tenaga kerja.
Produktivitas adalah mendapatkan hasil yang anda
inginkan dengan sedikit waktu dan usaha. Saat anda
mencoba memahami cara menjadi produktif, yang
sebenarnya Anda cari adalah cara untuk mencapai tujuan
anda sambil memiliki waktu untuk hal-hal yang
penting. Intinya, arti produktivitas adalah bagaimana
seseorang bisa menghasilkan lebih banyak output dengan
waktu yang sedikit atau terbatas. Semakin banyak output
38 | Modul Diklat Manajemen Mutu ASN
yang dihasilkan, maka tingkat produktivitas kita akan
semakin tinggi.
Produktivitas merupakan sebuah konsep yang
menggambarkan hubungan antara hasil (jumlah barang
dan atau jasa yang diproduksi) dengan sumber (jumlah
tenaga kerja, modal, tanah, energi, dan sebagainya) untuk
menghasilkan hasil tersebut.
2. Tujuan dan Manfaat Produtivitas
Tujuan dari pengukuran ialah akan menentukan
jenis rasio mana yang digunakan dan di antaranya banyak
macam produktivitas nilai “value produktivity”
produktivitas nilai tambah atau value added productivity
lebih cocok digunakan untuk menggambarkan
peningkatan produktivitas dan pembagian hasilnya. Hal ini
dikarenakan nilai tambah umumnya merupakan sumber
dari pembagian hasil produksi ditingkat ekonomi secara
nasional maupun tingkat perusahaan.
Mengukur produktivitas terhadap organisasi bisnis
menawarkan beberapa keuntungan, yakni:
1) Perusahaan tersebut bisa menilai efisiensi konversi
sumber dayanya untuk meningkatkan produktivitas
melalui penggunaan sumber daya ini secara efisien.
2) Dalam sebuah nilai produktivitas yang dihasilkan dari
pengukuran dapat menjadi informasi yang berguna
untuk merencanakan profitabilitas perusahaan
tersebut.
3) Sasaran non-ekonomi dan ekonomi perusahaan dapat
ditata ulang dengan menetapkan prioritas
produktivitas tertentu.
Modul Diklat Manajemen Mutu ASN | 39
4) Perencanaan untuk sasaran produktivitas masa depan
dapat diubah lagi berdasarkan informasi tentang
pengukuran nilai produktivitas saat ini.
5) Perencanaan dalam sebuah sumber daya menjadi
lebih efektif dan efisien dengan mengukur
produktivitas baik dalam perencanaan jangka pendek
maupun jangka panjang.
6) Perundingan bersama (perundingan bersama) dapat
dilakukan secara kolektif dan rasional jika ukuran
produktivitas tersedia.
7) Mengukur produktivitas bisnis adalah informasi yang
berguna untuk membandingkan tingkat produktivitas
organisasi bisnis di industri serupa dan untuk
informasi tentang produktivitas industri di sebuah
tingkat global dan nasional.
8) Mengukur produktivitas memberikan informasi yang
berguna untuk mengevaluasi pengembangan dan
efektivitas perbaikan berkelanjutan di perusahaan.
9) Mengukur terhadap produktivitas mengarah pada
langkah-langkah kompetitif dalam bentuk upaya
untuk terus meningkatkan produktivitas
(peningkatan berkelanjutan dalam produktivitas).
10) Pengukuran terhadap produktivitas berkelanjutan
memberikan informasi yang berguna untuk
menentukan dan mengevaluasi tren dalam evolusi
produktivitas perusahaan dari waktu ke waktu.
40 | Modul Diklat Manajemen Mutu ASN
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktifitas
Terdapat beberapa sebuah faktor yakni dalam
mempengaruhi sebuah produktivitas, di antaranya ialah
sebagai:
a. Pendidikan
Dalam sebuah tingkat terhadap kecerdasan
karyawan dapat dibaca dari tingkat pendidikan.
Semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin besar
kemungkinan anda dalam mencapai tujuan kejang yang
lebih baik. Karena itu, pendidikan terkait dengan
produktivitas karyawan dan staf.
b. Kesehatan Jasmani dan Rohani
Salah satu tanggung jawab manajer merupakan
memastikan dalam kesehatan karyawan dengan
mengatur jam kerja dan menghilangkan kerja lembur
untuk menciptakan aktivitas kerja bagi karyawan.
Karyawan yang sehat juga dapat meningkatkan
produktivitas terhadap tenaga kerja.
c. Faktor Manajerial
Gaya kepemimpinan yang efektif, membimbing,
memotivasi, dan bergerak agar bawahan dapat
melakukan tugas dengan lebih antusias dan semangat.
d. Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja yang baik memiliki dampak
signifikan terhadap produktivitas. Lingkungan kerja
yang bersih bisa membuat karyawan bekerja lebih
keras.
e. Peralatan yang Digunakan
Perangkat yang dapat digunakan dengan
memiliki dampak yang sangat penting pada
peningkatan produktivitas tenaga kerja. Produktivitas
kerja seorang karyawan harus dipertimbangkan oleh
Modul Diklat Manajemen Mutu ASN | 41
perusahaan, karena produktivitas kerja meningkatkan
keuntungan terhadap perusahaan tersebut.
f. Motivasi
Motivasi terhadap manajer yang baik memimpin
dan melatih karyawan mereka. Tidak mudah
memotivasi setiap karyawan karena setiap karyawan
memiliki latar belakang yang berbeda, pengalaman
yang berbeda, keinginan dan harapan.
4. Strategi Meningkatkan Produktivitas
Untuk meningkatkan produktivitas karyawan
memang tidak mudah, karena tidak cukup hanya dengan
terus mendorong ataupun memberikan motivasi kepada
karyawan untuk bekerja lebih keras. Dalam menunjang
motivasi kepada karyawan dibutuhkan strategi yang tepat.
Ada banyak cara meningkatkan produktivitas karyawan
yang dapat dilakukan, di antaranya adalah:
1) Menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan
memberikan fasilitas kerja yang baik bagi seluruh
karyawan yang ada di perusahaan.
2) Memberikan program pelatihan kepada karyawan,
karena pelatihan atau training akan berpengaruh besar
pada kinerja karyawan. Cara meningkatkan
produktivitas karyawan melalui program pelatihan
sangat penting bagi setiap karyawan di perusahaan
agar dapat bekerja secara profesional terutama bagi
karyawan baru.
3) Melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap kinerja
karyawan di perusahaan. Cara meningkatkan
produktivitas karyawan dengan pengawasan terdiri
dari pengawasan atasan secara langsung dan sistem
pengendalian manajemen. Strategi ini perlu dilakukan
42 | Modul Diklat Manajemen Mutu ASN
supaya setiap karyawan dalam melaksanakan
pekerjaannya dapat diketahui dan dipantau dengan
mudah dan cepat. Sehingga jika terjadi penyimpangan
dari tujuan atau target yang telah ditentukan, dapat
dilakukan perbaikan dengan segera.
4) Memberikan reward, punishment, serta motivasi untuk
maju kepada karyawan. Dengan adanya motivasi, maka
karyawan akan mendapatkan kekuatan dalam
menyelesaikan tugas-tugas pekerjaannya. Motivasi
menjadi cara meningkatkan produktivitas karyawan
yang efektif namun juga harus ditunjang dengan
strategi pendukung yang lainnya.
RANGKUMAN
Produktivitas merupakan perbandingan antara biaya
hasil keluaran (output) dengan pemasukan, penjualan atau
pendapatan (input). Produktivitas suatu kegiatan dikatakan
meningkat apabila pengembangan program memberikan
hasil tambahan sebagai produk sampingan atau by-product.
Pendapat lain mengemukakan bahwa suatu organisasi
dikatakan produktif apabila mencapai tujuannya dan itu
terjadi dengan mengubah masukan menjadi pengeluran
dengan biaya terendah. Produktivitas merupakan ukuran
kinerja termasuk efektivitas dan efesiensi.
Modul Diklat Manajemen Mutu ASN | 43
LATIHAN
1. Bagaimana cara Anda meningkatkan produktivitas kerja?
2. Berikan contoh yang Anda mengenai motivasi anda
dalam meningkatkan produktivitas kerja?
C a t a t a n :
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . .
44 | Modul Diklat Manajemen Mutu ASN
Modul Diklat Manajemen Mutu ASN | 45
Kegi at an Bel aj ar : 5
KUALITAS PELAYANAN
60 Menit
URAIAN MATERI
1. Definisi Kualitas Pelayanan
Kata kualitas sering terdengar, namun kadang
kurang memahami hakikat yang terkandung di dalamnya.
Secara konvensional, kualitas didefinisikan dengan
penggambaran karakteristik langsung dari suatu produk,
seperti performansi, keandalan, kemudahan dalam
penggunaan, estetika dan sebagainya. Dalam era
globalisasi, secara strategik kualitas didefinisikan sebagai
segala sesuatu yang mampu memenuhi keinginan atau
kebutuhan pelanggan (meeting the needs of customers).
Keunggulan suatu produk terukur melalui tingkat
kepuasan pelanggan.
Karakteristik lingkungan dunia usaha saat ini
ditandai oleh perkembangan yang serba cepat di segala
bidang. Persaingan bukan hanya mengenai seberapa tinggi
tingkat produktivitas perusahaan dan seberapa rendahnya
tingkat harga produk maupun jasa, namun lebih pada
kualitas produk atau jasa tersebut, kenyamanan,
kemudahan, serta ketepatan dan kecepatan waktu dalam
pencapaiannya. Persaingan ekonomi dunia usaha tersebut
menjadi semakin ketat sehingga menuntut kepiawaian
46 | Modul Diklat Manajemen Mutu ASN
manajemen dalam mengantisipasi setiap perubahan yang
terjadi dalam aktivitas ekonomi dunia.
Kualitas pelayanan merupakan salah satu faktor
yang menentukan kepuasan pelanggan. Ada dua faktor
yang utama yang mempengaruhi kualitas pelayanan, yaitu
expected servis dan perceived. Apabila pelayanan yang
diterima atau dirasakan sesuai dengan yang diharapakan,
maka kualitas pelayanan dipersepsikan baik dan
memuaskan. Jika pelayanan yang diterima melebihi
harapan pelanggan, maka kualitas pelayanan
dipersepsikan sebagai kualitas pelayanan yang ideal.
Konsep kualitas pelayanan dapat dipahami pula
melalui “consumer behaviour” (prilaku konsumen) yaitu
suatu prilaku yang dimainkan oleh konsumen dalam
mencari, membeli, menggunakan dan mengevaluasi suatu
produk pelayanan yang diharapkan dapat memuaskan
kebutuhannya (Schiffman-Kanuk: 1997). Keputusan-
keputusan konsumen untuk mengkonsumsi atau tidak
mengkonsumsi suatu barang/jasa dipengaruhi oleh
berbagai faktor antara lain adalah persepsinya terhadap
kualitas pelayanan. Pernyataan ini menunjukkan adanya
interaksi yang kuat antara “kepuasan konsumen” dengan
“kualitas pelayanan.
Menurut Feigenbaum (1991 kualitas adalah
kepuasan pelanggan sepenuhnya (full customer
satisfaction). Suatu produk dikatakan berkualitas apabila
dapat memberi kepuasan sepenuhnya kepada konsumen
yaitu sesuai dengan apa yang diharapkan konsumen atas
suatu produk. Menurut Goestch dan Davis (dalam
Tjiptono, 2002) kualitas merupakan “suatu kondisi
dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia,
Modul Diklat Manajemen Mutu ASN | 47
proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi
harapan”.
Menurut Kotler (1997) pelayanan adalah sebagai
berikut: A service is any act or performance that one party
can offer to another that is essentially intangible and doses
not result in the ownership for of anything. Its production
may or may not be tied to physical product.
Menurut Sampara (1999) dalam Hardiyansyah (2011),
mengemukakan bahwa kualitas pelayanan adalah pelayanan
yang diberikan kepada pelanggan sesuai dengan standar
pelayanan yang telah dibakukan dalam memberikan layanan
sebagai pembakuan pelayanan yang baik. Kualitas pelayanan
publik adalah totalitas dari kemampuan pihak penyelenggara
pelayanan dalam memberikan layanan akan produk (barang
atau jasa) maupun layanan administrasi kepada
pelanggan/masyarakat, yang dapat memenuhi kebutuhan dan
dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan berdasarkan
kesesuaian dengan harapan dan kenyataan yang diterima oleh
pelanggan/ masyarakat. Kualitas pelayanan bisa dikatakan
berkualitas ataupun tidak berkualitas sebenarnya didasarkan
pada penilaian dari pelayanan yang diberikan. Dalam rangka
menilai sejauh mana kualitas pelayanan publik yang diberikan
oleh aparatur pemerintah, perlu ada kriteria yang
menunjukkan apakah suatu pelayanan publik yang diberikan
dapat dikatakan baik atau buruk, berkualitas atau tidak.
2. Dimensi kualitas layanan
Menurut Zeithaml (1996) dalam Umar (2005)
terdapat 5 dimensi dalam menentukan kualitas pelayanan
yaitu:
1) Reliability, kemampuan memberikan pelayanan sesuai
janji yang ditawarkan.
48 | Modul Diklat Manajemen Mutu ASN
2) Responsiveness, kesigapan karyawan dalam membantu
konsumen dan memberikan pelayanan yang cepat dan
tanggap.
3) Assurance, merupakan kemampuan karyawan
mengenai pengetahuan produk, kesopanan dalam
pelayanan dan kemampuan dalam menyampaikan
kepercayaan dan keyakinan.
4) Empathy, perhatian secara individual kepada
konsumen oleh perusahaan seperti kemudahan akses,
komunikasi, dan pemahaman akan konsumen
5) Tangibles, dimensi ini mencakup kondisi fisik,
peralatan, serta penampilan kerja.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Layanan
Pelayanan publik kepada masyarakat akan dapat
berjalan sebagaimana yang diharapkan, apabila faktor-
faktor pendukungnya cukup memadai serta dapat
difungsikan secara berhasil guna dan berdaya guna.
Wolkins (dalam Tjiptono 2002) mengemukakan faktor-
faktor dalam melaksanakan penyempurnaan kualitas
secara berkesinambungan. Faktor- faktor tersebut yaitu:
1) Organisasi, organisasi pada pelayanan pada dasarnya
tidak berbeda dengan organisasi pada umumnya, tetapi
ada perbedaan sedikit dalam penerapannya, karena
sasaran pelayanan ditujukan secara khusus kepada
manusia yang mempunyai watak dan kehendak multi
kompleks. Organisasi pelayanan yang dimaksud disini
adalah mengorganisir fungsi pelayanan baik dalam
bentuk struktur maupun mekanismenya yang akan
berperan dalam kualitas dan kelancaran pelayanan.
Organisasi adalah mekanisme maka perlu adanya
sarana pendukung untuk memperlancar mekanisme
Modul Diklat Manajemen Mutu ASN | 49
itu. Sarana pendukung tersebut yaitu sistem, prosedur
dan metode.
2) Kepemimpinan, konsep dasar kepemimpinan berkaitan
dengan penerapannya dalam menejemen pelayanan
yang berkualitas, yaitu membangkitkan motivasi atau
semangat orang lain dengan jalan meberikan inspirasi.
Perbaikan pelayanan publik di Indonesia sangat
tergantung dengan peran pemimpin instansi
pemerintah (top down approach). Organisasi-
organisasi yang memiliki pemimpin yang kredibel
berintegritas tinggi dan memiliki visi masa depan
menjadi panutan dan inovator bagi reformasi
pelayanan publik. Dalam bidang pelayanan yang
menonjol dan paling cepat dirasakan oleh orang-orang
yang menerima layanan adalah keterampilan
pelaksananya. Mereka inilah yang membawa kesan atas
baik buruknya layanan. Dengan kemampuan dan
ketrampilan yang memadai maka pelaksanaan tugas /
pekerjaan dapat dilakukan dengan baik, cepat dan
memenuhi keinginan semua pihak baik manajemen itu
sendiri maupun masyarakat. Salah satu unsur yang
paling fundamental dari manajemen pelayanan yang
berkualitas adalah pengembangan pegawai secara
terus-menerus melalui pendidikan dan pelatihan.
3) Struktur organisasi, kerangka yang memberikan bentuk
dan wujud yang mempunyai hubungan karakteristik-
karakteristik, norma-norma dan pola-pola dan berisi
tugas dan fungsi yang harus diikuti. Indikator struktur
organisasi, adalah :
a) Tingkat pembagian tugas pokok dan fungsi.
b) Kejelasan pelaksanaan tugas-tugas antar instansi.
c) Tingkat hubungan antara atasan dan bawahan.
50 | Modul Diklat Manajemen Mutu ASN
4) Kemampuan Aparat
a) Tingkat pendidikan aparat.
b) Kemampuan penyelesaian pekerjaan sesuai jadwal.
c) Kemampuan melakukan kerjasama.
d) Kemampuan menyesuaikan diri terhadap perubahan
yang dialami organisasi.
e) Kemampuan dalam menyusun rencana kegiatan.
f) Kecepatan dalam melaksanakan tugas.
g) Tingkat kreativitas mencari tata kerja yang terbaik.
h) Tingkat kemampuan dalam memberikan
pertanggungjawabkan kepada atasan.
i) Tingkat keikutsertaan dalam pelatihan/kursus yang
berhubungan dengan bidang tugasnya.
5) Sistem layanan, sistem pelayanan adalah kesatuan yang
utuh dari suatu rangkaian pelayanan yang saling
terkait, bagian atau anak cabang dari suatu sistem
pelayanan terganggu maka akan mengganggu pula
keseluruhan pelayanan itu sendiri;
6) Penghargaan dan pengakuan, penghargaan dan
pengakuan merupakan aspek yang penting dalam
implementasi strategi kualitas. Setiap pegawai yang
berprestasi baik perlu diberi penghargaan dan
prestasinya tersebut diakui. Dengan demikian dapat
meningkatkan motivasi, moral kerja, rasa bangga dan
rasa kepemilikan setiap orang dalam organisasi yang
ahirnya dapat memberikan kontribusi yang besar bagi
instansi dan masyarakat yang dilayani. Untuk
memberikan kepuasan kepada pegawai terhadap
keberhasilan kinerja yang telah dicapai adalah dengan
memberikan kompensasi.
Modul Diklat Manajemen Mutu ASN | 51
RANGKUMAN
Kualitas pelayanan adalah suatu tingkat layanan yang
berhubungan dengan terpenuhinya harapan dan kebutuhan
pelanggan atau penggunanya. Artinya pelayanan dikatakan
berkualitas apabila perusahaan atau lembaga tertentu
mampu menyediakan produk dan jasa (pelayanan) sesuai
dengan keinginan, kebutuhan maupun harapan
pelanggan/penggunanya. Kualitas pelayanan ini penting
karena akan berdampak langsung pada citra perusahaan.
Kualitas pelayanan yang baik akan menjadi sebuah
keuntungan bagi perusahaan. Jenis-jenis pelayanan yang
dapat diberikan misalnya berupa kemudahan, kecepatan,
kemampuan, dan keramahtamahan yang ditunjukkan melalui
sikap dan tindakan langsung kepada konsumen.
52 | Modul Diklat Manajemen Mutu ASN
LATIHAN
1) Sebutkan dan jelaskan apa yang di maksud dengan
kualitas?
2) Sebutkan dan jelaskan apa yang di maksud dengan
pelayanan?
3) Sebutkan apa yang di maksud dengan dimensi kualitas
pelayanan?
4) Sebutkan dan jelaskan apa yang di maksud dengan
kualitas pelayanan dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya?
5) Jelaskan mengapa kualitas pelayanan itu sangat penting?
Catatan:
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . .
Modul Diklat Manajemen Mutu ASN | 53
Kegi at an Bel aj ar : 6
KEPUASAN PELANGGAN
60 Menit
URAIAN MATERI
1. Definisi
Kata kepuasan pelanggan (satisfaction) berasal dari
bahasa Latin “satis’ (artinya cukup baik, memadai) dan
“facio” (melakukan atau membuat). Kepuasan bisa
diartikan sebagai “upaya pemenuhan sesuatu” atau
“membuat sesuatu memadai”.
Kepuasan pelanggan dapat bersumber dari berbagai
hal, seperti dari pengalaman pembeli atau pengguna
sebelumnya, teman, dan informasi lainnya. Kepuasan
pelanggan dapat menciptakan loyalitas atau citra yang
tinggi bagi pelanggan. Kepuasan pelangan merupakan
evaluasi purna beli yang merupakan alternatif yang dipilih
sekurang-kurangnya sama atau melampaui harapan
pelanggan, sedangkan ketidakpuasan akan timbul apabila
hasil yang diperoleh tidak memenuhi harapan pelanggan.
Kepuasan pelanggan merupakan hasil yang
dirasakan oleh publik yang mengalami kinerja sebuah
perusahaan yang sesuai dengan harapannya. Pengguna
jasa (pelanggan) cenderung merasa puas apabila harapan
pelanggan terpenuhi, dan merasa amat senang apabila
harapan mereka terlampaui. Pelanggan yang puas
cenderung tetap loyal lebih lama, membeli lebih banyak,
54 | Modul Diklat Manajemen Mutu ASN
kurang peka terhadap perubahan harga, dan
pembicaraannya menguntungkan perusahaan.
Pelanggan yang dimaksudkan adalah siapa saja
yang berkepentingan dengan produk layanan. Pelanggan
dapat berupa individu (perorangan), kolektif (organisasi),
maupun masyarakat dalam arti luas. Dengan demikian,
customer (pelanggan) dapat dikategorikan dalam dua
jenis, yaitu:
1. Pelanggan internal (internal customer) adalah
pelanggan yang berasal dari dalam organisasi (instansi)
itu sendiri. Pelanggan internal dapat dibagi kedalam
dua bagian, yaitu: a) pelanggan internal organisasi; b)
pelanggan internal pemerintah.
Pelanggan internal dapat dilihat dari dalam
lingkungan organisasi, sehingga meskipun bagian/unit
kerja kita berbeda, namun masih dalam lingkungan
organisasi, maka pelanggan tersebut dapat
dikategorikan sebagai pelanggan internal. Sedangkan
pelanggan internal pemerintah adalah pelanggan yang
walaupun instansi kita berbeda, namun instansi
pelanggan itu adalah instansi pemerintah, pelanggan
tersebut dapat dikategorikan sebagai pelanggan
internal pemerintah (pelanggan internal dalam skala
mikro)
Kotler (2009) mengemukakan bahwa kepuasan
mencerminkan penilaian konsumen terhadap kinerja
produk/jasa yang dikonsumsinya dalam kaitannya
dengan ekspektasi. Jika kinerja produk tersebut tidak
memenuhi ekspektasinya, konsumen akan merasa tidak
puas dan kecewa. Jika kinerja produk sesuai dengan
ekspektasinya maka konsumen akan merasa puas dan
jika kinerja produk melebihi ekspektasinya maka
Modul Diklat Manajemen Mutu ASN | 55
konsumen akan merasa senang.
Kotler dan Armstrong menyatakan harapan
pelanggan dibentuk dan didasarkan oleh beberapa
faktor diantaranya pengalaman berbelanja dimasa
lampau, opini teman dan kerabat serta informasi
dan janji-janji perusahaan dan pesaing. Secara
konseptual, kepuasan pelanggan dapat digambarkan
sebagai berikut:
Gambar 6.1. Konsep Kepuasan Pelanggan
Pelanggan memulai aktifitas dalam interaksi pasar
berdasarkan pada kebutuhan dan keinginan akan
barang dan jasa, dan kebutuhan ini mendorong
produsen yaitu perusahaan untuk menyediakan barang
dan jasa tersebut. Sejalan dengan munculnya kebutuhan
dan keinginan, maka dalam diri pelanggan juga muncul
harapan-harapan mengenai barang dan jasa yang nantinya
akan dia terima dari produsen. Tujuan perusahaan dalah
memberi kepuasan pada konsumen melalui produk yang
Tujuan Perusahaan
Nilai Produk
Tingkat Kepuasan
Pelanggan
Harapan Pelanggan Terhadap Produk
Kebutuhan
dan Keinginan Pelanggan
56 | Modul Diklat Manajemen Mutu ASN
ditawarkan, produk yang memiliki nilai lebih akan
memberi kepuasan lebih juga bagi konsumen. Nilai
produk dapat dipenuhi melalui peningkatan kegunaan
produk. Hal inilah yang menjadi dasar bagi suatu produsen
atau perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dan harapan
konsumen akan barang dan jasa sehingga tercapai
kepuasan pelanggan.
Menurut Yoeti (2003), kepuasan pelanggan banyak
ditentukan oleh kualitas performa pelayanan di lapangan.
Bila pelayanan (service) tidak sama sekali atau tidak sesuai
dengan harapan (expectation) pelanggan, maka di mata
pelanggan pelayanan yang diberikan dinilai jelek. Harapan
pelanggan memiliki peranan yang besar sebagai standar
perbandingan dalam evaluasi suatu kualitas maupun
kepuasan.
Kepuasan pelanggan menurut Giese & Cote ada tiga
komponen utama, yaitu: (1) kepuasan pelanggan
merupakan respon (emosional atau kognitif); (2) respon
tersebut menyangkut fokus tertentu (ekspektasi, produk,
pengalaman konsumsi, dan seterusnya (3) respon terjadi
pada waktu tertentu (setelah konsumsi, setelah pemilihan
produk/jasa, berdasarkan pengalaman akumulatif, dan
lain-lain).
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan
Pelanggan
Menurut Zeithaml, et all (1990) faktor-faktor yang
mempengaruhi harapan pelanggan adalah:
a) Komunikasi dari mulut ke mulut (word of mouth
communication), merupakan pernyataan (secara
personal atau non personal) yang disampaikan oleh
orang lain selain organisasi (service provider) kepada
Modul Diklat Manajemen Mutu ASN | 57
pelanggan. Word of mouth ini biasanya cepat diterima
pelanggan karena menyampaikan adalah mereka yang
dapat dipercaya, seperti para pakar, teman, keluarga
dan publikasi media. Di samping word of mouth juga
cepat diterima sebagai referensi karena pelanggan jasa
biasanya sulit mengevaluasi jasa yang belum dibelinya
atau belum dirasakan sendiri.
b) Keinginan pribadi dan pelanggan (personal needs),
kebutuhan yang dirasakan seseorang mendasar bagi
kesejahteraannya sangat menentukan harapannya.
Kebutuhan tersebut meliputi kebutuhan fisik, social,
dan psikologis.
c) Pengalaman masa lalu (past experience), meliputi hal-
hal yang telah dipelajari atau diketahui pelanggan.
Harapan pelanggan ini dari waktu ke waktu
berkembang seiring dengan semakin banyaknya
informasi (non experimental information) yang diterima
pelanggan serta semakin bertambahnya pengalaman
pelanggan.
d) Komunikasi external (external communication),
pemberi layanan juga memainkan peranan penting
dalam membentuk harapan pelanggan.
Kepuasan pelanggan mencakup perbedaan antara
harapan dengan hasil dari kinerja yang dirasakan.
Kepuasan pelanggan inilah yang menjadi dasar menuju
terwujudnya pelanggan yang loyal atau setia.
Sumarwan (2003) menerangkan teori kepuasan dan
ketidakpuasan konsumen terbentuk dari model
diskonfirmasi ekspektasi, yaitu menjelaskan bahwa
kepuasan atau ketidakpuasaan konsumen merupakan
dampak dari perbandingan antara harapan konsumen
58 | Modul Diklat Manajemen Mutu ASN
sebelum pembelian dengan sesungguhnya yang diperoleh
konsumen dari produk atau jasa tersebut. Harapan
konsumen saat membeli sebenarnya mempertimbangkan
fungsi produk tersebut (product performance).
Penilaian kepuasan konsumen mempunyai tiga bentuk
yang berbeda, yaitu:
1) Positive disconfirmation, dimana kinerja lebih baik dari
harapan. Produk dapat berfungsi lebih baik dari yang
diharapkan, disebut diskonfirmasi positif. Bila hal ini
terjadi maka konsumen akan merasa puas.
2) Simple confirmation, dimana kinerja sama dengan
harapan. Produk dapat berfungsi seperti yang
diharapkan, disebut konfirmasi sederhana. Produk
tersebut tidak memberi rasa puas dan produk tersebut
tidak mengecewakan sehingga konsumen akan
memiliki perasaan netral.
3) Negative disconfirmation, dimana kinerja lebih buruk
dari harapan. Produk dapat berfungsi lebih buruk dari
yang diharapkan, disebut diskonfimasi negatif. Bila hal
ini terjadi maka akan menyebabkan kekecewaan,
sehingga konsumen merasa tidak puas.
Menurut Umar (2000), kepuasan dibagi menjadi dua
macam, yaitu:
1. Kepuasan fungsional yang merupakan kepuasan yang
diperoleh dari fungsi sesuatu yang dimanfaatkan.
2. Kepuasan psikologikal yang merupakan kepuasan yang
diperoleh dari atribut yang bersifat tidak berwujud dari
sesuatu seperti suasana lingkungan toko yang
hendaknya terasa nyaman dan menyenangkan bagi
para pengunjung sehingga merangsang para konsumen
untuk menghabiskan waktu dan berbelanja dalam toko.
Modul Diklat Manajemen Mutu ASN | 59
Untuk menentukan tingkat kepuasan pelanggan,
terdapat lima faktor utama yang harus diperhatikan oleh
perusahaan. Menurut Lupiyoadi (2001: 158) ada lima
faktor tersebut adalah:
1. Kualitas produk
Konsumen akan merasa puas bila hasil evaluasi
mereka menunjukkan bahwa produk yang mereka
gunakan berkualitas.
2. Kualitas pelayanan
Konsumen akan merasa puas bila mereka
mendapatkan pelayanan yang baik atau yang sesuai
dengan yang diharapkan.
3. Emosional
Konsumen akan merasa bangga dan mendapat
keyakinan bahwa orang lain akan kagum terhadap dia
bila menggunakan produk atau jasa dengan merek
tertentu yang cenderung mempunyai tingkat kepuasan
yang lebih tinggi.
4. Harga
Produk atau jasa yang mempunyai kualitas yang
sama tetapi menetapkan harga yang relatif murah akan
memberikan nilai yang lebih tinggi kepada
konsumennya.
5. Biaya
Konsumen yang tidak perlu mengeluarkan biaya
tambahan atau tidak perlu membuang waktu untuk
mendapatkan suatu produk dan jasa cenderung puas
terhadap produk atau jasa itu.
Zeithaml dan Bitner (1996) menyatakan bahwa
kepuasan pelanggan memiliki gambaran yang lebih luas
dibandingkan dengan kualitas pelayanan, yang hanya
60 | Modul Diklat Manajemen Mutu ASN
terfokus pada dimensi kualitas pelayanan saja. Untuk lebih
jelasnya dapat di lihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 6.2: Pengaruh Kualitas Jasa Terhadap Kepuasan
Pelanggan) Sumber : Zeithaml and Bitner (1996 : 123)
Gambar tersebut menjelaskan bahwa kualitas
pelayanan adalah evaluasi fokus yang mencerminkan
persepsi pelanggan dari lima dimensi kualitas pelayanan.
Disisi lain, kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh persepsi
pelanggan terhadap kualitas pelayanan, kualitas produk,
dan harga bersama-sama dengan faktor situasi dan faktor
individual.
Modul Diklat Manajemen Mutu ASN | 61
RANGKUMAN
Kepuasan pelanggan merupakan faktor terpenting
dalam berbagai kegiatan bisnis. Kepuasan pelanggan adalah
tanggapan konsumen terhadap evaluasi ketidaksesuaian yang
dirasakan antara harapan yang sebelumnya dengan kinerja
produk yang dirasakan. Dengan terpuaskannya keinginan dan
kebutuhan para pelanggan, maka hal tersebut memiliki
dampak yang positif bagi perusahaan. Apabila pelanggan
merasa puas akan suatu produk tentunya pelanggan tersebut
akan selalu menggunakan atau mengkonsumsi produk
tersebut secara terus menerus. Dengan begitu produk dari
perusahaan tersebut dinyatakan laku di pasaran, sehingga
perusahaan akan dapat memperoleh laba dan akhirnya
perusahaan akan tetap survive atau dapat bertahan bahkan
akan berkembang
LATIHAN
1) Sebutkan dan jelaskan apa yang di maksud dengan
kepuasan?
2) Sebutkan dan jelaskan apa yang di maksud dengan
pelanggan?
3) Sebutkan apa yang di maksud dengan kepuasan
pelanggan?
4) Sebutkan dan jelaskan lima faktor utama yang harus
diperhatikan oleh perusahaan?
5) Sebutkan tiga bentuk penilaian kepuasan konsumen?
62 | Modul Diklat Manajemen Mutu ASN
Modul Diklat Manajemen Mutu ASN | 63
REFERENSI
Ardana, Komang. Ni Wayan Mujiati, dan Agung Ayu Sriathi.(2014). Perilaku Organisasi.
Briscoe, J. A., Fawcett, S. E., & Todd, R. H. (2005). The
implementation and impact of ISO 9000 among small manufacturing enterprises. Journal of Small Business Management, 43(3), 309-330.
Daft, Richard L. (2000). Manajemen. Jakarta: PT Gelora Aksara
Pratama. Escanciano, C., Fernández, E., & Vázquez, C. (2001). Influence
of ISO 9000 certification on the progress of Spanish industry towards TQM. International Journal of Quality & Reliability Management, 18(5), 481-494
Feigenbaum, Armand V. 1991. Total Quality Control. Trind
Editions New York: McGraw Hill Inc. Gaspersz, Vincent., 2006. Total Quality Management. Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama. Hariandja, Marihot Tua Efendi. 2006. Perilaku Organisasi.
Bandung: Unpar Press Hardiyansyah. 2011. Kualitas Pelayanan Publik Konsep,
Dimensi, Indikator dan Implementasinya. Yogyakarta : Gava Media.Hasibuan, H. Malayu, S.P. (2006) Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
Ismail, P. 2001. Manajemen Mutu Terpadu. Jakarta: Diknas.
64 | Modul Diklat Manajemen Mutu ASN
Kotler P, Keller KL. 2009. Manajemen Pemasaran Edisi 13 Jilid 1. Bob Sabran, penerjemah; Adi M, Wibi H, editor. Jakarta (ID): Erlangga. Terjemahan dari: Marketing Management Thirteenth Edition.
Lupiyoadi, Rambat. 2004. Manajemen Pemasaran Jasa : Teori
dan Praktek. PT Salemba Empat. Jakarta. Laksana, F. (2008). Manajemen Pemasaran. Yogyakarta:
Graha Ilmu. Malayu Hasibuan S. P. (2000). Manajemen Sumber Daya
Manusia. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Mulyadi, D. (2013). Analisis Manajemen Mutu Pelayanan
Kesehatan Pada Rumah Sakit Islam Karawang. Jurnal Manajemen, 10(3).
Nasharuddin Baidan& Erwati Aziz, Etika islam dalam
Berbisnis, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2014. Negara, T. L. A. (2017). Pelatihan Dasar Calon PNS. In
Manajemen ASN. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara RI.
Sallis, Edward. Manajemen Mutu Terpadu. 2010. Bogor:
Penerbit IRCiSoD. Sopiah. (2008). Perilaku Organisasi, Yogyakarta: Andi Offset. Sutarto. (2015). Manajemen Mutu Terpadu (MMT-TQM)
Teori Dan Penerapan Di Lembaga Pendidikan, Yogyakarta: UNY PRESS.
Sumarwan, Ujang. 2002. Perilaku Konsumen: Teori dan
Penerapannya Dalam Pemasaran. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Modul Diklat Manajemen Mutu ASN | 65
Susilo Martoyo, Manajemen Sumberdaya Manusia, Yogyakarta, BPFE, 2000
Schiffman, Leon G dan Leslie L Kanuk. (1997). "Consumer
Behavior”., Prentice Hall., New Jersey Tjiptono, Fandy, 2002, Manajemen Jasa, Edisi Ketiga, Andi
Offset, Yogyakarta Umar, H. (2002). Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen:
Catatan Kedua. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Umar, Husein (2002). Riset Pemasaran dan Perilaku
Konsumen. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama Veithzal Rivai. (2003). Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi,
Jakarta, PT Grafindo persada. Wirawan. (2014). Kepemimpinan, Jakarta; PT Raja Grafindo
Persada. Yudiaatmaja, F. (2013). Kepemimpinan: Konsep, Teori Dan
Karakternya. Media Komunikasi FIS, 12(2), 29–38. Yoeti, Oka A. 2003.Tours and Travel Marketing.. Pradnya
Paramita. Jakarta. Zeithaml, Valerie A., and Bitner, Mary Jo. 1996. Services
Marketing. 1 st edition New York: McGrawHill International Editions.
66 | Modul Diklat Manajemen Mutu ASN
Modul Diklat Manajemen Mutu ASN | 67
PROFIL PENULIS
Dr. Fifit Fitriansyah, S.Sos.I, M.Pd.
Lahir pada tanggal 24 Mei 1987.
Merupakan dosen program studi
Hubungan Masyarakat Fakultas
Komunikasi dan Bahasa di Universitas
Bina Sarana Informatika. Pada tahun
2006 menempuh Pendidikan S1 di
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah (UIN) pada Prodi
Komunikasi & Penyiaran Islam lulus tahun 2010 dengan
Predikat Cumlaude. Tahun 2010 melanjutkan Pendidikan
Program Pascasarjana di Universitas Negeri Jakarta (UNJ)
Prodi Teknologi Pendidikan lulus tahun 2012 dengan
Predikat Cumlaude. Menempuh pendidikan Doktoral di
Program Studi Teknologi Pendidikan Universitas Negeri
Jakarta (UNJ) dan lulus tahun 2019. Mengawali Karir sebagai
Dosen pada Program Studi Hubungan Masyarakat di
Universitas Bina Sarana Informatika sejak 2010 hingga saat
ini. Aktif sebagai penulis buku dan jurnal baik nasional
maupun internasional.
68 | Modul Diklat Manajemen Mutu ASN
Gan Gan Giantika, S.Sos., M.M.
Seorang dosen di Universitas Bina
Sarana Informatika sejak bulan
September 2008. Menyelesaikan jenjang
pendidikan Strata Satu (S1) di Institut
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jakarta
(IISIP) Jakarta tahun 2002, Fakultas
Ilmu Komunikasi Jurusan Hubungan
Masyarakat dan sudah menyelesaikan jenjang pendidikan
Strata dua (S2) Magister Manajemen pada Universitas BSI
Bandung tahun 2012. Saat ini sedang menyelesaikan
pendidikan Pasca Sarjana Magister Ilmu Komunikasi di
Universitas Sahid Jakarta.
Selain aktif mengajar juga aktif sebagai moderator pada
acara orientasi akademik dan seminar motivasi, selain itu
juga aktif sebagai pembicara seminar Kapita Selekta
Kewarganegaraan di Universitas Bina Sarana Infomatika.
Sebelum aktif di dunia pendidikan, bekerja pada bidang
marketing pemasaran pada perusahaan swasta dan pengajar
dalam bidang teknologi komputer.
Modul Diklat Manajemen Mutu ASN | 69
Iin Soraya, S. Sos., M.M.
lahir di Jakarta 19 September 1985
adalah seorang Dosen Program Studi
Periklanan di Universitas Bina Sarana
Informatika. Memulai karirnya
sebagai dosen di Bina Sarana
Informatika sejak 2010. Penulis
menyelesaikan studi Strata Satu (S1)
pada tahun 2007 dijurusan Periklanan Fakultas Komunikasi
di IISIP Jakarta. Penulis menyelesaikan jenjang pendidikan
Strata Dua (S2) Magister Manajemen di Universitas Bina
Sarana Informatika Bandung pada tahun 2012. Penulis juga
saat ini tergabung mengajar di Universitas Satya Negara dan
Universitas Terbuka. Penulis pernah menjadi Copywriting di
Agensi Periklanan, sejak tahun 2010 sampai sekarang penulis
fokus di dunia pendidikan.