MODUL CHARACTER BUILDING 2 · Modul Character Building 2 – Universitas Bina Sarana Informatika 2...

46
MODUL CHARACTER BUILDING 2 MOTIVASI,SIKAP, PERILAKU, LINGKUNGAN DAN INTERAKSI SOSIAL SERTA PENDIDIKAN ANTI KORUPSI DISUSUN OLEH : NURMALASARI,SE,MM PROGRAM STUDI MANAJEMEN INFORMATIKA AKADEMI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER BSI PONTIANAK 2018

Transcript of MODUL CHARACTER BUILDING 2 · Modul Character Building 2 – Universitas Bina Sarana Informatika 2...

Page 1: MODUL CHARACTER BUILDING 2 · Modul Character Building 2 – Universitas Bina Sarana Informatika 2 9) Menurut John W Santrock, motivasi adalah proses memberi semangat, arah, dan kegigihan

MODUL CHARACTER BUILDING 2

MOTIVASI,SIKAP, PERILAKU, LINGKUNGAN DAN INTERAKSI SOSIAL

SERTA PENDIDIKAN ANTI KORUPSI

DISUSUN OLEH :

NURMALASARI,SE,MM

PROGRAM STUDI MANAJEMEN INFORMATIKA

AKADEMI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

BSI PONTIANAK

2018

Page 2: MODUL CHARACTER BUILDING 2 · Modul Character Building 2 – Universitas Bina Sarana Informatika 2 9) Menurut John W Santrock, motivasi adalah proses memberi semangat, arah, dan kegigihan

ii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas

segala rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan modul Character

Building 2 dengan judul MOTIVASI,SIKAP, PERILAKU, LINGKUNGAN SOSIAL

DAN PENDIDIKAN ANTI KORUPSI

Modul Character Building dibuat khusus untuk membantu mahasiswa dalam

meningkatkan diri melalui motivasi sikap dan perilaku serta lingkungan sosial yang

mendukung dan tambahan materi pula tentang pendidikan anti korupsi.

.

Tak lupa pula mengucapkan banyak terimakasih kepada keluarga dan rekan-rekan

sekerja yang telah menmberikan dorongan,masukan dan saran demi terwujudnya modul

character building 2 ini.

Semoga atas izin dan hidayah ALLAH SWT, Modul ini dapat memberikan

manfaat bagi pembaca khususnya mahasiswa untuk penambahan ilmu pengetahuan dan

pengembangan materi khususnya matakuliah Character Building 2.

Pontianak, September 2018

Nurmalasari, SE, MM

Page 3: MODUL CHARACTER BUILDING 2 · Modul Character Building 2 – Universitas Bina Sarana Informatika 2 9) Menurut John W Santrock, motivasi adalah proses memberi semangat, arah, dan kegigihan

iii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

ii

iii

BAB I

BAB II

BAB III

MOTIVASI, SIKAP DAN PERILAKU

SOSIAL

1. Pengertian Motivasi

2. Teori Motivasi

3. Teori Jendela Johari

Latihan

LINGKUNGAN SOSIAL

1. Pengertian Lingkuangan Sosial

2. Masyarakat dan Kebudayaan

3. Komunikasi Sosial

4. Nilai dan Norma Sosial

Latihan

INTERAKSI SOSIAL

1. Pengertian Interaksi Sosial

2. Komunikasi Sosial

3. Pengertian Nilai

4. Pengertian Norma

5. Kaitan nilai dan norma

6. Konflik sosial

1

2

9

13

14

17

18

19

24

25

26

28

30

31

33

Page 4: MODUL CHARACTER BUILDING 2 · Modul Character Building 2 – Universitas Bina Sarana Informatika 2 9) Menurut John W Santrock, motivasi adalah proses memberi semangat, arah, dan kegigihan

iv

BAB IV

Latihan

PENDIDIKAN ANTI KORUPSI

1. Pengertian Korupsi

2. Faktor penyebab korupsi

3. Bentuk-bentuk korupsi

4. Upaya Penanggulangan Korupsi

Latihan

DAFTAR PUSTAKA

34

35

36

37

38

41

42

Page 5: MODUL CHARACTER BUILDING 2 · Modul Character Building 2 – Universitas Bina Sarana Informatika 2 9) Menurut John W Santrock, motivasi adalah proses memberi semangat, arah, dan kegigihan

Modul Character Building 2 – Universitas Bina Sarana Informatika 1

BAB I

MOTIVASI, SIKAP & PERILAKU SOSIAL

1. Pengertian Motivasi

Kekuatan atau daya dorong yang menggerakkan sekaligus mengarahkan

kehendak dan perilaku seseorang dan segala kekuatannya untuk mencapai tujuan yang

diinginkannya, yang muncul dari keinginan memenuhi kebutuhannya.

Motivasi merupakan akar kata dari bahasa Latin movore, yang berarti gerak atau

dorongan untuk bergerak.

Faktor – faktor yang menghambat motivasi bukan hanya berasal dari luar, tetapi

juga dari dalam diri sendiri. Ada beberapa nilai keyakinan, budaya dan kebiasaan yang

menghambat motivasi, diantaranya adalah khurafat dan takhayul, tak akan lari gunung

dikejar, alon – alon asal kelakon, gampangan (bagaimana nanti sajalah), nrimo

(fatalistis), mangan ora mangan pokoke ngumpul, menganggap kerja kasar itu hina,

jimat atau maskot.

Beberapa ahli memberikan batasan tentang pengertian motivasi, antara lain

sebagai berikut:

1) Menurut Mc. Donald, motivasi adaalah perubahan energi dalam diri (pribadi)

seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai

tujuan.

2) Menurut Thomas M. Risk, motivasi adalah usaha yang disadari oleh pihak guru

untuk menimbulkan motif-motif pada diri siswa yang menunjang kearah tujuan-

tujuan belajar.

3) Menurut Chaplin, motivasi adalah variabel penyelang yang digunakan untuk

menimbulkan faktor-faktor tertentu didalam membangkitkan, mengelola,

mempertahankan, dan menyalurkan tingkah laku menuju suatu sasaran.

4) Menurut Tabrani Rusyan, motivasi merupakan kekuatan yang mendorong seseorang

melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan.

5) Menurut Dimyati dan Mudjiono, di dalam motivasi terkandung adanya keinginan

mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan dan mengarahkan sikap dan perilaku

individu belajar.

6) Menurut Atkinson, motivasi dijelaskan sebagai suatu tendensi seseorang untuk

berbuat yang meningkat guna menghasilkan satu hasil atau lebih pengaruh.

7) Menurut A.W Bernard, motivasi adalah fenomena yang dilibatkan dalam

perangsangan tindakan kearah tujuan tertentu yang sebelumnya kecil atau tidak ada

gerakan kearah tujuan-tujuan tertentu. Motivasi merupakan usaha memperbesar

atau mengadakan gerakan untuk mencapai tujuan tertentu.

8) Menurut Abraham Maslow, motivasi adalah sesuatu yang bersifat konstan (tetap),

tidak pernah berakhir, berfluktuasi dan bersifat kompleks, dan hal itu kebanyakan

merupakan karakteristik universal pada setiap kegiatan organisme.

Page 6: MODUL CHARACTER BUILDING 2 · Modul Character Building 2 – Universitas Bina Sarana Informatika 2 9) Menurut John W Santrock, motivasi adalah proses memberi semangat, arah, dan kegigihan

Modul Character Building 2 – Universitas Bina Sarana Informatika 2

9) Menurut John W Santrock, motivasi adalah proses memberi semangat, arah, dan

kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh

energi, terarah dan bertahan lama

2. Teori Motivasi

beberapa teori motivasi antara lain adalah :

1. Teori Hedonisme

Hedone adalah bahasa Yunani yang berarti kesukaan, kesenangan, kenikmatan. Seperti

dikatakan oleh M Ngalim Purwanto bahwa : “Hedonisme adalah aliran di dalam filsafat

yang memandang bahwa tujuan hidup yang utama pada manusia adalah mencari

kesenangan (hedone).

Menurut pandangan teori ini manusia pada hakekatnya adalah mahluk yang

mementingkan kehidupan yang penuh kesenangan dan kenikmatan. Orang yang

menganut teori ini setiap menghadapi persoalan yang perlu pemecahan, orang tersebut

cenderung memilih alternatif pemecahan yang dapat mendatangkan kesenangan dari

pada yang mengakibatkan kesukaran, kesulitan, kesengsaraan, penderitaan dan segala

sesuatu yang mengakibatkan tidak enak.

Pengaruh dari teori ini adalah adanya anggapan bahwa semua orang akan cenderung

menghindar dari hal-hal yang sulit dan yang menyusahkan diri sendiri dan yang

mengandung hal-hal yang beresiko berat, dan lebih suka melakukan sesuatu yang

mendatangkan kenangan baginya. Sebagai contoh, siswa di suatu kelas akan bertepuk

tangan bila mereka mendengar guru yang akan mengajar matematika tidak akan masuk

dikarenakan sakit, seorang karyawan segan bekerja dengan baik dan malas bekerja,

akan tetapi menuntut gaji dan upah yang tinggi. Dan masih banyak lagi contobh yang

lain yang menunjukkan bahwa motivasi iti sngat diperlukan menurut teori Hedonisme,

para siswa dan karyawan tersebut pada contoh di atas harus diberi motivasi secara tepat

agar tidak malas dan mau bekerja dengan baik, dengan menenuhi kesenangannya.

2. Teori Naluri

Manusia sebagai individu hidup dalam suatu dunia yang bukan dirinya sendiri, tetapi

mutlak di perlukan untuk hidupnya, untuk mencukupi kebutuhan hidupnya,

melangsungkan dan mengembangkan, manusia membutuhkan makanan, udara, ilmu,

pengetahuan, juga persahabatan, persekutuan dan lain sebagainya yang berhubungan

dengan hidup dan kehidupan. Daya-daya yang mendorong manusia dari dalam untuk

melaksanakan perbuatan itu disebut naluri atau dorongan nafsu.

Menurut M. Ngalim Purwanto menyatakan bahwa : “Naluri (dorongan nafsu) adalah

kekuatan pendorong maju yang memaksakan dan mengejar kepuasan dengan jalan

mencari, mencapai sesuatu yang berupa benda-benda ataupun nilai-nilai tertentu”.

Naluri merupakan kekuatan di dalam diri manusia yang mendorong kita untuk maju dan

memiliki benda-benda dan nilai-nilai itu. Naluri adalah bentuk penjelmaan hidup

tertentu, manusia sebagai mahluk yang sadar akan diri sendiri, akan tetapi menyadari

bahwa ia didorong, ia merasa bahwa ada sesuatu di dalam dirinya yang mendorongnya

berbuat dan bertindak. Dalam garis besarnya naluri (dorongan nafsu) dapat dibagi

menjadi tiga golongan :

Page 7: MODUL CHARACTER BUILDING 2 · Modul Character Building 2 – Universitas Bina Sarana Informatika 2 9) Menurut John W Santrock, motivasi adalah proses memberi semangat, arah, dan kegigihan

Modul Character Building 2 – Universitas Bina Sarana Informatika 3

a. Naluri (dorongan nafsu) mempertahankan diri : Mencari makan jika ia lapar,

menghindarkan diri dari bahaya, menjaga diri agar tetap sehat, mencari perlindungan

diri untuk hidup aman.

b. Naluri (dorongan nafsu) mengembangkan diri : Dorongan ingin tahu, melatih dan

mempelajari sesuatu yang belum diketahuinya. Pada manusia dorongan inilah yang

menjadikan kebudayaan manusia makin maju dan makin tinggi.

c. Naluri (dorongan nafsu) mempertahankan dan mengembangkan jenis : manusia

secara sadar maupun tidak sadar, selalu menjaga agar jenisnya dan keturunannya

tetap berkembang dan hidup. Naluri ini terjelma dalam penjodohan dan

perkawinan. Serta dorongan untuk memelihara dan mendidik anak-anak.

Tingkah laku manusia yang diperbuatnya sehari-hari mendapat dorongan atau

digerakkan oleh ketiga naluri tersebut. Oleh karena itu, menurut teori ini untuk

memotivasi seseorang harus berdasarkan naluri mana yang akan dituju dan perlu

dikembangkan. Contoh, seorang pelajar terdorong untuk berkelahi karena sering diejek

dan dihina oleh teman-temannya karena ia dianggap bodoh di dalam kelasnya. (naluri

mempertahankan diri). Agar pelajar tersebut tidak berkembang ke arah yang negatif,

kita perlu memberi motivasi, misalnya menyediakan situasi yang dapat mendorong anak

itu menjadi rajin belajar sehingga dapat menyamai teman-teman sekelasnya.

Sering kita melihat seseorang bertingkah dalam melakukan sesuatu karena

didorong oleh lebih dari satu naluri pokok sekaligus, sehingga sukar bagi kita untuk

menetukan naluri pokok mana yang lebih dominan mendorong orang tersebut

melakukan tindakannya yang demikian itu. Sebagai contoh seorang pelajar sangat tekun

dan rajin belajar meskipun ia hidup diidalam kemiskinan bersama keluarganya. Hal

apakah yang mendorong pelajar tersebut sangat rajin dan tekun belajar? Mungkin

karena ia benar-benar ingin menjadi pandai (naluri mengembangkan diri) tetapi

mungkin juga karena ia ingin meningkatkan karir pekerjaannya sehingga pada saatnya

ia dapat hidupsenang bersama keluarganya dan dapat membiayai anak-anaknya di

sekolah nanti (naluri mengembangjan dan mempertahankan jenis, dan naluri

mempertahankan diri).

3.Teori Reaksi

Teori ini berpandangan bahwa tindakan atau perilaku manusia tidak berdasarkan naluri-

naluri, tetapi berdasarkan pola-pola tingkah laku yang dipelajari dari kebudayaan di

tempat orang itu hidup. Orang belajar bila banyak dari lingkungan kebudayaan di

tempat ia hidup dan dibesarkan. Oleh sebab itu teori ini disebut juga teori lingkungan

kebudayaan. Menurut teori ini, apabila seorang pendidik (guru) akan memotivasi anak

didiknya, pendidik (guru) itu hendaknya mengetahui benar-benar latar belakang

kehidupan dan kebudayaan anak-anak didiknya.

Dengan mengetahui latar belakang kebudayaan seseorang kita dapat mengetahui pola

tingkah lakunya dan dapat memahami pula mengapa ia bereaksi atau bersikap yang

mungkin berbeda dengan orang lain dalam menghadapi sesuatu masalah. Kita

mengetahui bahwa bangsa Indonesia terdiri dari berbagai mavam suku yang memiliki

latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, banyak kemungkinan

seorang guru di suatu sekolah akan menghadapi beberapa macam anak didik yang

berasal dari lingkungan kebudayaan yang berbeda-beda perlu adanya pelayanan dan

pendekatan yang berbeda-beda pula, termasuk pelayanan dalam pemberian motivasi

terhadap mereka.

Page 8: MODUL CHARACTER BUILDING 2 · Modul Character Building 2 – Universitas Bina Sarana Informatika 2 9) Menurut John W Santrock, motivasi adalah proses memberi semangat, arah, dan kegigihan

Modul Character Building 2 – Universitas Bina Sarana Informatika 4

4.Teori Daya Pendorong

Teori ini merupakan perpaduan antara Teori Naluri dan Teori Reaksi. Daya pendorong

adalah semacam Naluri, tetapi hanya suatu dorongan kekuatan yang luas terhadap suatu

arah yang umum, misalnya suatu daya pendorong pada jenis kelamin yang lain. Semua

orang dalam semua kebudayaan mempunyai daya pendorong pada jenis kelamin yang

lain. Namun cara-cara yang digunakan dalam mengajar kepuasan terhadap daya

pendorong tersebut berlain-lainan bagi tiap-tiap individu menurut latar belakang

kebudayaan masing-masing. Oleh karena itu menurut teori ini bila seorang pendidik

(guru) ingin memotivasi anak didiknya ia harus mendasarkannya atas daya pendorong,

yaitu atas naluri dan juga reaksi yang dipelajari dari kebudayaan lingkungan yang

dimilikinya. Memotivasi anak didik yang sejak kecil tinggal di daerah pedalaman dan

terpencil kemungkinan besar berbeda dengan cara memberikan motivasi kepada anak

yang dibesarkan dan hidup di kota-kota besar yang sudah maju diberbagai bidang

walaupun masalah yang dihadapi oleh siswa itu sama.

5. Teori Kebutuhan

Teori motivasi yang sekarang banyak dianut orang adalah teori kebutuhan. Teori ini

beranggapan bahwa tindakan yang dilakukan oleh manusia pada hakekatnya adalah

untuk memenuhi kebutuhannya. Baik kebutuhan phisik maupun kebutuhan psikis. Oleh

karena itu menurut teori ini apabila seorang pendidik (guru) bermaksud memotivasi

siswa ia harus berusaha mengetahui lebih dahulu apa kebutuhan orang yang akan

dimotivasinya.

Sekarang ini telah banyak teoritisi psikologi yang telah mengemukakan teori-teorinya

tentang kebutuhan dasar manusia. Salah satu dari teori motivasi yang dikaitkan dengan

kebutuhan individu adalah model hierarki kebutuhan yang diusulkan Abraham Maslow.

Menurut teori ini kebutuhan orang bergantung pada apa yang telah mereka miliki,

dalam pengertian, suatu kebutuhan yang telah terpenuhi bukan faktor motivator lagi.

Kebutuhan lebih rendah harus dipuaskan sebelum kebutuhan tingkat yang lebih tinggi

mengendalikan perilaku. Kebutuhan manusia tersusun dalam suatu hierarki

kepentingan, dari yang terendah ke yang tinggi, yakni: kebutuhan fisiologis, keamanan,

rasa memiliki, penghargaan dan aktualisasi diri. Hirarki kebutuhan tersebut dapat dilihat

pada gambar berikut :

Gambar 1. Hirarki Kebutuhan Maslow

Page 9: MODUL CHARACTER BUILDING 2 · Modul Character Building 2 – Universitas Bina Sarana Informatika 2 9) Menurut John W Santrock, motivasi adalah proses memberi semangat, arah, dan kegigihan

Modul Character Building 2 – Universitas Bina Sarana Informatika 5

Gambar di atas menegaskan bahwa kebutuhan paling rendah, menurut Maslow,

adalah : “Kebutuhan fisiologis kemudian dilanjutkan dengan kebutuhan yang lebih

tinggi yaitu kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan harga diri, dan

kebutuhan aktualisasi diri. Kebutuhan aktualisasi diri bisa juga disebut kebutuhan

pertumbuhan, merupakan kebutuhan tertinggi”.

Berdasarkan apa yang dikemukakan di atas dapat kita jelaskan kebutuhan apa

yang masuk dalam tiap-tiap tingkatan kebutuhan itu :

a. Kebutuhan fisiologis, meliputi: kebutuhan akan makanan, minuman, trempat tinggal

dan sembuh dari rasa sakit

b. Kebutuhan keamanan dan keselamatan, meliputi: kebutuhan akan kemerdekaan dari

ancaman, keamanan dari kejadian atau lingkungan yang mengancam

c. Kebutuhan rasa memiliki, sosial, dan kasih sayang, meliputi: kebutuhan akan

persahabatan, berkelompok, interaksi dan kasih sayang

d. Kebutuhan akan penghargaan, meliputi: kebutuhan akan harga diri dan penghargaan

dari pihak lain;

e. Kebutuhan aktualisasi diri, meliputi: kebutuhan untuk memenuhi diri melalui

mmemkasimumkan penggunaan kemampuan, keahlian dan potensi.

Teori ini memperlihatkan bahwa kebuthuhan manusia mengenal skala prioritas,

dimulai dengan kebutuhan dasar, yang banyak berkaitan dengan unsur biologis,

dilanjutkan dengan kebutuhan lebih tinggi, yang banyak berkaitan dengan unsur

kejiwaan atau kerohanian. Kebutuhan-kebutuhan lebih rendah lebih dulu dipenuhi

sebelum naik ke kebutuhan yang lebih tinggi, dan demikian seterusnya. Kebutuhan-

kebutuhan yang sudah terpenuhi berhenti menjadi motivator, dan beralih ke kebutuhan

yang lebih tinggi yang masih belum terpenuhi.

Tingkat atau hirarki kebutuhan dari Maslow ini tidak dimaksudkan sebagai suatu

kerangka yang dapat dipakai setiap saat, tetapi lebih merupakan kerangka acuan yang

dapat digunakan sewaktu-waktu bilamana diperlukan untuk memprakirakan tingkat

kebutuhan mana yang dapat dipakai untuk mendorong seseorang yang akan dimotivasi

bertindak melakukan sesuatu. Di dalam kehidupan sehari-hari kita dapat mengamati

bahwa kebutuhan manusia itu berbeda-beda, faktor-faktor yang mempengaruhi adanya

tingkat kebutuhan itu antara lain latar belakang pendidikan, tinggi rendahnya

kedudukan, pengalaman masa lampau, pandangan atau filsafat hidup, cita-cita dan

harapan masa depan dari tiap-tiap individu.

Berdasarkan urutan tingkat kebutuhan menurut teori Maslow, kehidupan tiap

manusia dapat dijelaskan sebagai berikut : Pada mulanya kebutuhan manusia yang

paling mendesak adalah kebutuhan fisiologis seperti pangan, sandang, papan dan

kesehatan. Jika kebutuhan-kebutuhan fisiologis ini telah terpenuhi, maka kebutuhan-

kebutuhan yang mendesak adalah kebutuhan yang mendesak, amak timbul kebutuhan

lain yang mendesak yaitu kebutuhan akan penghargaan. Demikian seterusnya sampai

kepada tingkat kebutuhan aktualisasi diri, ingin menjadi orang terkenal dan ternama.

Namun janganlah diartikan bahwa kehidupan manusia itu akan mengikuti urutan kelima

tingkat kebutuhan fisiologis sampai dengan tingkat kebutuhan aktualisasi diri, proses

kehidupan manusia itu berbeda-beda dan tidak selalu menuruti garis lurus yang

meningkat, kadang-kadang melompat dari tingkat kebutuhan tertentu ke tingkat

kebutuhan lain dengan melampaui tingkat kebutuhan tertentu yang lain dengan

melampaui tingkat kebutuhan yang berbeda diatasnya. Atau pula kemungkinan terjadi

Page 10: MODUL CHARACTER BUILDING 2 · Modul Character Building 2 – Universitas Bina Sarana Informatika 2 9) Menurut John W Santrock, motivasi adalah proses memberi semangat, arah, dan kegigihan

Modul Character Building 2 – Universitas Bina Sarana Informatika 6

lompatan balik dari tingkat kebutuhan yang lebih tinggi ke tingkat kebutuhan di

bawahnya. Dengan demikian pada saat-saat tertentu tingkat kebutuhan seseorang

berbeda dengan orang-orang lain.

Adapun cara memotivasi diri sebagai berikut :

1.Memotivasi diri melalui rasa percaya diri

Percaya diri pertama-tama ditujukan pada kepercayaan bahwa kita emmiliki otak yang

luar biasa kehebatannya, melebihi kemampuan alat tercanggih sekalipun, buatan

manusia. Inilah aset kita yang paling berharga. Apa yang kita masukkan ke dalam otak

kita, itulah yang akan kita dapatkan kembali. Otak adalah kawasan penyimpanan yang

kapasitasnya luar baisa, namun perlu berhati-hati dalam mengisinya. Sebagian orang

mempunyai otak yang penuh dengan pemikiran dan pengalaman negatif. Mereka telah

secara terus menerus menanamkan masukan „saya tidak‟, didukung dengan setumpuk

alasan mengapa mereka tidak mampu. Maka ketika dihadapkan pada sebuah

kesempatan atau tantangan baru, otak mereka, ketikad itanya, mengirimkan jawaban:

“tidak, kamu tidak mampu” atau tanggapan lain yang senada dengan itu. Untuk itu, ada

beberapa hal yang berkaitan dengan pembangunan motivasi diri dengan membangun

kepercayaan akan kemampuan diri sendiri.

a. Hindari mencari-cari alasan

Ada begitu banyak orang mengurungkan niat mereka dnegan mengajukan alasan yang

tidak masuk akal dan sama sekali salah, seperti:

• “saya tidak bisa”

• “saya tidak mampu, sebab…”

• “pendidikan saya belum memadai”

• “Saya merasa belum mantap”

• “saya sudah terlalu tua”

• “saya masih terlalu muda”

• “kesehatan saya sering terganggu”

• “saya bukan orang yang beruntung”

• “saya selalu bertindak salah”

• “latar belakang pendidikan saya tidaks esuai”

• Dan sebagainya, dan sebagainya.

Singkirkan semua dari perbendaharaan pikiran dan perkataan mengenai hal-hal yang

justru merugikan kita sendiri. Jangan membuat-buat alasan. Sebab, siapa pun, dapat

mencari-cari alasan bagi hampir segalanya. Itu mungkin sangat menyenangkan dan

mungkin kadang-kadang dapat menentramkan hati, tapi alasan-alasan sungguh dapat

menghambat orang, tidak termotivasi untuk mencapai sasarannya. Seseorang percaya

diri adalah seseorang yang percaya pada kemampuannya untuk melakukan sesuatu tugas

tertentu dan mencoba untuk mengubah kemampuan yang dirasakan menjadi hasil yang

nyata.

b. Gunakan daya imajinasi

Kita pernah mendengar ungkapan:”melihat dulu, baru percaya” apakah ungkapan ini

relevan dalam rangka usaha pengembangan diri? Rasanya tidak relevan! Membuat kita

serba terlambat dan ketinggalan! Kita perlu jauhkan ungkapan itu. Otak kita, dengan

kapasitasnya yang tak terbatas, dapat membantu kita dengan tanpa batasan, memcapai

ambisi hidup, jiak kita memberinya kesempatan. Biarkan otak anda menggambarkan

Page 11: MODUL CHARACTER BUILDING 2 · Modul Character Building 2 – Universitas Bina Sarana Informatika 2 9) Menurut John W Santrock, motivasi adalah proses memberi semangat, arah, dan kegigihan

Modul Character Building 2 – Universitas Bina Sarana Informatika 7

diri Anda sebagai pribadi yang anda inginkan. Semakin anda memikirkan itu semua

semakin besar kepastian akan suatu hasil yang positif. Sebaliknya, jika anda terus-

menerus membiarkan pikiran Anda dipenuhi dengan bermacam-macam pemikiran

mengenai penyakit dan kesehatan yang buruk, anda hampir pasti akan mengalami

penyakit yang anda pikirkan itu. Maka gunakanlah daya imajinasi otak anda. Yakinkan

diri anda bahwa yang sedang Anda pikirkan dan lihat dengan jelas adalah hal positif.

c. Jangan takut gagal

Menghadapi suatu peluang atau tantangan baru, kita dapat saja mengkaji apa

kemungkinan terburuk yang dapat terjadi, alias gagal. Bersamaan dengan itu, kita juga

perlu memikirkan cara-cara menanganinya apabila kemungkinan terburuk itu terjadi.

Dengan demikian, kita telah siap menghadapi dengan satu atau lebih alternatif

pemecahan. Setelah melakukan pengkajian semacam itu, kita selanjutnya memusatkan

perhatian hanya pada rencana menuju suskes. Jadi ungkapan “jangan takut gagal” bukan

bermaksud agar kita tidak perlu berpikir tentang kegagalan, dan hanya berpikir positif

saja tentang keberhasilan. Sebab, tindakan ini jauh dari sikap realistis tentang hidup.

Takut pada kegagalan, emang tidak boleh, akan tetapi kita boleh, bahkan penting

memikirkannya, termasuk alternatif pemecahan kalau hal ini terjadi. Takut gagal akan

mengurangi kepercayaan drii, dan dengan sendirinya juga akan mengurangi motivasi

diri sendiri.

d. Perhatikan penampilan

Penampilan lahiriah dapat memberi pengaruh besar bagi kepercayaan diri sendiri, dan

dengan demikian pada motivasi diri. Orang yang yakin akan penampilannya akan lebih

gampang mendapatkan kepercayaan dirinya sehingga lebih termotivasi untuk

melakukan aktivitas-aktivitas yang diinginkannya. Penampilan pertama dikaitkan

dengan hal berpakaian. Anda bayangkan ketika dalam sebuah pertemuan resmi, di ama

semua orang yang ahdir memakai pakaian resmi, sementara Anda hanya mengenakan

pakaian baisa saja. Pasti bahwa pikiran Anda terganggu oleh penampilan Anda sendiri,

membuat kepercayaan diri Anda tidak muncul, sehingga Anda jadi enggan melakukan

aktivitas-aktivitas berarti, termasuk berlalu-lalang di tengah-tengah orang-orang itu.

Memperbaiki penampilan dalam hal berpakaian bukan dimaksudkan supaya kita

berlebihan dalam membelanjakan uang demi penampilan, yang jelas hanya memuaskan

ego kita semata. Seperti banyak hal alin, di sini pun kita perlu realistis, tidak berlebihan

dan juga tidak terlalu mengabaikannya. Intinya dalah masih dalam batas-batas

kewajaran.

2. Memotivasi diri dengan menentukan sasaran

Tidak banyak orang yang selalu berhasil menentukan sasaran atau target apa yang yang

ingin mereka capai sehingga mereka juga tidak memiliki arah yang jelas di mana tenaga

hendak diarahkan. Sasaran atau target yang sudah kita tetapkan, bisa berada di depan

dan juga di belakang kita. Suatu saat, kita mengejar target ayng terbentang di depan

kita. Tapi ketika kita lalai mengejarnya, target itu balik mengejar kita dan mengingatkan

kita agar kita bangkit mengejarnya. Jadi di sini tampak bahwa suatu target yang baik

dapat berperan penting untuk menggerakkan kita.

3. Memotivasi diri dengan menyusun catatan mengenai sukses yang pernah diraih

Disamping keuda cara diatas, ada satu cara praktis yang dapat dilakukan, yaitu dengan

menyusun catatan mengenai sukses yang pernah diraih.

Page 12: MODUL CHARACTER BUILDING 2 · Modul Character Building 2 – Universitas Bina Sarana Informatika 2 9) Menurut John W Santrock, motivasi adalah proses memberi semangat, arah, dan kegigihan

Modul Character Building 2 – Universitas Bina Sarana Informatika 8

Setiap orang sekurang-kurangnya dalam suatu hal yang kecil pernah meraih sukses

dalam hidupnya. Kenyataan ini memperlihatkan bahwa dia memiliki peluang untuk

meraih hal yang sama di masa depan. Dalam keragu-raguan akan kemampuan diri

sendiri, sukses masa lalu dapat menjadi bahan bakar yang dapat mengobarkan

kepercayaan pada diri sendiri. Mengingat-ingat sukses masa lalu tidak dimaksudkan

agar terlena dengan keberhasilan masa lalu, melainkan mau menimba kekuatan

tersembunyi dari sana, untuk dapat yakin bahwa di masa depan pun sukses dapat diraih.

Fungsi Motivasi

Motivasi memiliki fungsi bagi seseorang, karena motivasi dapat menjadikan seseorang

mengalami perubahan kearah yang lebih baik. Motivasi juga dapat mendorong

seseorang untuk melakukan sesuatu.

Sardiman (2007: 85) menjelaskan motivasi akan mendorong seseorang untuk

melakukan sesuatu, karena motivasi memiliki fungsi seperti:

“(1) mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang

melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap

kegiatan yang akan dikerjakan;

(2) menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengan

demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai

dengan rumusan tujuannya;

(3) menyeleksi perbuatan yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus

dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan

yang tidak bermanfaat lagi bagi tujuan tersebut.”

Oemar Hamalik (2004: 175) menjelaskan fungsi motivasi antara lain : mendorong

timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Perbuatan belajar akan terjadi apabila

seseorang tersebut memiliki motivasi, sebagai pengarah, artinya dapat menjadi jalan

agar mampu menuju arah yang ingin dicapai, sebagai penggerak, berfungsi sebagai

mesin bagi mobil. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu

pekerjaan.

Berdasarkan fungsi motivasi diatas dapat disimpulkan bahwa fungsi motivasi adalah

memberikan arah dalam meraih apa yang diinginkan, menentukan sikap atau tingkah

laku yang akan dilakukan untuk mendapatkan apa yang diinginkan dan juga sebagai

mendorong seseorang untuk melakukan aktivitas.

Adanya sumber Motivasi untuk meningkatkan arah yang diinginkan dapat digolongkan

menjadi dua, yaitu sumber motivasi dari dalam diri (intrinsik) dan sumber motivasi dari

luar (ekstrinsik).

a. Motivasi Intrinsik

Yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah motif – motif yang menjadi aktif atau

berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah

ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Itu sebabnya motivasi intrinsik dapat juga

dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas dimulai dan diteruskan

berdasarkan suatu dorongan dari dalam diri dan secara mutlak berkaitan dengan

aktivitas belajarnya.

b. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motif – motif yang aktif dan berfungsi karena adanya

perangsang dari luar. Motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi

Page 13: MODUL CHARACTER BUILDING 2 · Modul Character Building 2 – Universitas Bina Sarana Informatika 2 9) Menurut John W Santrock, motivasi adalah proses memberi semangat, arah, dan kegigihan

Modul Character Building 2 – Universitas Bina Sarana Informatika 9

yang di dalamnya aktivitas dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang

tidak terkait dengan dirinya.

Ada dua faktor utama di dalam organisasi (faktor eksternal) yang membuat

karyawan merasa puas terhadap pekerjaan yang dilakukan, dan kepuasan tersebut akan

mendorong mereka untuk bekerja lebih baik, kedua faktor tersebut antara lain : a)

Motivator, yaitu prestasi kerja, penghargaan, tanggung jawab yang diberikan,

kesempatan untuk mengembangkan diri dan pekerjaannya itu sendiri. b) Faktor

kesehatan kerja, merupakan kebijakan dan administrasi perusahaan yang baik, supervisi

teknisi yang memadai, gaji yang memuaskan, kondisi kerja yang baik dan keselamatan

kerja Dilingkungan suatu organisasi atau perusahaan kecenderungan penggunaan

motivasi ekstrinsik lebih dominan daripada motivasi intrinsik. Kondisi ini disebabkan

tidak mudah untuk menumbuhkan kesadaran dari dalam diri karyawan, sementara

kondisi kerja disekitarnya lebih banyak menggiringnya pada mendapatankan kepuasan

kerja yang hanya dapat dipenuhi dari luar dirinya

Prinsip-prinsip motivasi menurut Keller yang dapat diterapakan dalam proses

pembelajaran, disebut sebagai ARCS model, yaitu:

1) Attention (perhatian) yaitu dorongan rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu muncul karena

dirangsang oleh elemen-elemen baru, aneh, kontradiktif /kompleks. Terdapat beberapa

strategi untuk merangsang minat dan perhatian, antara lain:

a) Gunakan metode penyampaian yang bervariasi.

b) Gunakan media untuk melengkapi pembelajaran.

c) Gunakan humor dalam penyajian pembelajaran.

d) Gunakan peristiwa nyata, anekdot dan contoh untuk memperjelas konsep.

e) Gunakan teknik bertanya untuk melibatkan siswa.

2) Relevance (relevansi), yaitu adanya hubungan yang ditunjukkan antara materi

pembelajaran, kebutuhan dan kondisi siswa. Ada tiga strategi yang dapat digunakan

untuk menunjukkan relevansi, yaitu sebagai berikut:

a) Sampaikan kepada siswa apa yang dapat mereka lakukan setelah mempelajari materi

pembelajaran.

b) Jelaskan manfaat pengetahuan/keterampilan yang akan dipelajari.

c) Berikan contoh, latihan/tes yang langsung berhubungan dengan kondisi siswa atau

profesi tertentu.

3) Confidence (kepercayaan diri), yaitu merasa diri kompeten atau mampu merupakan

potensi untuk dapat berinteraksi dengan lingkungan

4) Satisfaction (kepuasan), merupakan keberhasilan dalam mencapai suatu tujuan yang

akan menghasilkan kepuasan, siswa akan termotivasi untuk terus berusaha mencapai

tujuan yang serupa.

3. Teori Jendela Johari

Johari Window atau Jendela Johari merupakan salah satu cara untuk melihat

dinamika dari self-awareness, yang berkaitan dengan perilaku, perasaan, dan motif kita.

Model yang diciptakan oleh Joseph Luft dan Harry Ingham di tahun 1955 ini berguna

untuk mengamati cara kita memahami diri kita sendiri sebagai bagian dari proses

komunikasi. Joseph Luft dan Harrington Ingham, mengembangkan konsep Johari

Window sebagai perwujudan bagaimana seseorang berhubungan dengan orang lain

Page 14: MODUL CHARACTER BUILDING 2 · Modul Character Building 2 – Universitas Bina Sarana Informatika 2 9) Menurut John W Santrock, motivasi adalah proses memberi semangat, arah, dan kegigihan

Modul Character Building 2 – Universitas Bina Sarana Informatika 10

yang digambarkan sebagai sebuah jendela. „Jendela‟ tersebut terdiri dari matrik 4 sel,

masing-masing sel menunjukkan daerah self (diri) baik yang terbuka maupun yang

disembunyikan. Keempat sel tersebut adalah daerah publik, daerah buta, daerah

tersembunyi, dan daerah yang tidak disadari.

Teori Johari Window (Jedela Johari) merupakan perangkat sederhana dan berguna

dalam mengilustrasikan dan meningkatkan kesadaran diri serta pengertian bersama

individu-individu yang ada dalam suatu kelompok tertentu. Midel ini juga berfungsi

dalam meningkatkan hubungan antar kelompok yang sekaligus mengilustrasikan

kembali proses memberi maupun menerima feedback.

Keempat gambar dapat dilihat sebagai berikut:

Gambar Jendela Johari

Adapaun penjelasan dari gambar diatas adalah sebagai berikut :

1. Open area merupakan jendela saya tahu dan orang lain tahu, yaitu orang

mengenal dirinya sendiri dan orang lain. Open self merupakan bagian diri yang

menyajikan semua informasi, perilaku, sifat, perasaan, keinginan, motivasi, dan

ide yang diketahui oleh diri pribadi dan orang lain. Pada keadaan hubungan

seperti ini, terdapat keterbukaan, kesesuaian, dan sedikit alasan untuk bersikap

defensif (ngotot). Daerah ini merupakan daerah ideal yang mencerminkan

kepribadian seseorang yang mau menberi dan menerima saran dan kritik dari

orang lain. Makin kecil bagian open self, makin buruk komunikasi berlangsung.

Open area adalah informasi tentang diri kita yang diketahui oleh orang lain

seperti nama, jabatan, pangkat, status perkawinan, lulusan mana, dll. Area

terbuka merujuk kepada perilaku, perasaan, dan motivasi yang diketahui oleh

diri kita sendiri dan orang lain. Bagi orang yang telah mengenal potensi dan

kemampuan dirinya sendiri, kelebihan dan kekurangannya sangatlah mudah

untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat bagi diri sendiri maupun

orang lain sehingga orang dengan Type ini pasti selalu menemui kesuksesan

setiap langkahnya, karena orang lain tahu kemampuannya begitu juga dirinya

sendiri. Ketika memulai sebuah hubungan, kita akan menginformasikan sesuatu

yang ringan tentang diri kita. Makin lama maka informasi tentang diri kita akan

terus bertambah secara vertikal sehingga mengurangi hidden area. Makin besar

open area, makin produktif dan menguntungkan hubungan interpersonal kita.

Page 15: MODUL CHARACTER BUILDING 2 · Modul Character Building 2 – Universitas Bina Sarana Informatika 2 9) Menurut John W Santrock, motivasi adalah proses memberi semangat, arah, dan kegigihan

Modul Character Building 2 – Universitas Bina Sarana Informatika 11

2. Blind area merupakan daerah „Saya tidak Tahu‟ dan „Orang lain Tahu‟, sehingga

daerah ini disebut daerah buta (Blind Self). Dalam daerah ini, orang mengenal

pribadi orang lain tetapi tidak mengenal dirinya sendiri. Daerah ini

mencerminkan kepribadian seseorang yang hanya mau mengkritik, tetapi tidak

mau menerima saran/kritik orang lain. Kepribadian yang keras kepala dan

cenderung defensif. Adanya daerah buta menyebabkan komunikasi menjadi

tidak efektif.

3. Blind area atau Blind self atau wilayah buta merupakan kondisi dimana orang

lain dapat memahami sifat, perasaan, pikiran, dan motivasi seseorang, tetapi

orang tersebut tidak dapat memahami dirinya sendiri. Wilayah buta ini sering

terjadi dalam interaksi manusia yang dapat menimbulkan kesalahpahaman atau

permasalahan lainnya. Seseorang yang berada dalam blind self cenderung tidak

dapat menciptakan komunikasi efektif, sehingga timbul berbagai permasalahan.

Misalnya, orang yang biasanya bersikap „sok‟ asik ketika bertemu dengan orang

baru, padahal dirinya sendiri merupakan seorang yang pendiam. Ia tidak dapat

menilai dirinya sendiri sebagaimana sifat, perilaku, dan pikiran yang ia miliki,

tetapi orang lain dapat menilainya. Hal ini sering disebut sebagai orang yang

„munafik‟. Blind area yang menentukan bahwa orang lain sadar akan sesuatu

tapi kita tidak. Pada daerah ini orang lain tidak mengenal kita sementara kita

tahu kemampuan dan potensi kita, bila hal tersebut yang terjadi maka umpan

balik dan komunikasi merupakan cara agar kita lebih dikenal orang terutama

kemampuan kita, hilangkan rasa tidak percaya diri mulailah terbuka. Misalnya

bagaimana cara mengurangi grogi, bagaimana caranya menghadapi dosen A, dll.

Sehingga dengan mendapatkan masukan dari orang lain, blind area akan

berkurang. Makin kita memahami kekuatan dan kelemahan diri kita yang

diketahui orang lain, maka akan bagus dalam bekerja tim. merujuk kepada

perilaku, perasaan, dan motivasi yang diketahui oleh diri kita sendiri, tetapi t idak

diketahui oleh orang lain.

4. Hidden area Merupakan daerah „Saya Tahu‟ dan orang lain „tidak tahu‟ sehingga

daerah ini disebut daerah tersembunyi. Daerah ini berisi segala sesuatu

mengenai diri pribadi yang diketahui diri yang bersangkutan hanya untuk dirinya

sendiri. Denagn kata lain, orang mengenal dirinya sendiri tetapi diri orang yang

bersangkutan tidak dikenal oleh orang lain. Hasilnya adalah bahwa orang

tersebut tetap tersembunyi dari orang lain karena rasa takut terhadap

kemungkina reaksi orang lain. Pribadi yang pada posisi ini akan menjaga sikap,

pemikiran dan perasaannya sebagai sesuatu yang rahasia.dan tidak akan

membuka kepada orang lain. Daerah ini mencerminkan kepribadian yang hanya

mau meminta saran/informasi dari orang lain, tetapi tidak mau sedikit berbagi

saran dengan orang lain. Hidden area berisi informasi yang kita tahu tentang diri

kita tapi tertutup bagi orang lain. Informasi ini meliputi perhatian kita mengenai

atasan, pekerjaan, keuangan, keluarga, kesehatan, dll. Dengan tidak berbagi

mengenai hidden area, biasanya akan menjadi penghambat dalam berhubungan.

Hal ini akan membuat orang lain miskomunikasi tentang kita, yang kalau dalam

hubungan kerja akan mengurangi tingkat kepercayaan orang. merujuk kepada

perilaku, perasaan, dan motivasi yang diketahui oleh orang lain, tetapi tidak

Page 16: MODUL CHARACTER BUILDING 2 · Modul Character Building 2 – Universitas Bina Sarana Informatika 2 9) Menurut John W Santrock, motivasi adalah proses memberi semangat, arah, dan kegigihan

Modul Character Building 2 – Universitas Bina Sarana Informatika 12

diketahui oleh diri kita sendiri. Unknown area Merupakan daerah „Saya Tidak

Tahu‟ dan „Orang Lain Tidak Tahu‟, sehingga daerah ini disebut daerah misteri

(unknown area). Secara potensial merupakan situasi yang paling eksplosit.

Orang tidak mengenal, baik dirinya sendiri maupun orang lain. Pribadi pada

daerah ini memperlihatkan perasaan, pemikiran maupun tingkah lakubaik

dirinya maupun orang lain tidak tahu. Unknown area adalah informasi yang

orang lain dan juga kita tidak mengetahuinya. Sampai kita dapat pengalaman

tentang sesuatu hal atau orang lain melihat sesuatu akan diri kita bagaimana kita

bertingkah laku atau berperasaan. Misalnya ketika pertama kali seneng sama

orang lain selain anggota keluarga kita. Kita tidak pernah bisa mengatakan

perasaan “cinta”. Jendela ini akan mengecil sehubungan kita tumbuh dewasa,

mulai mengembangkan diri atau belajar dari pengalaman.

Apabila seseorang menghendaki segala ide, perasaan, maupun tingkah lakunya

diterima oleh orang lain maka daerah I (daerah terbuka) harus terbuka lebar. Dan

janganlah terlalu berharap akan penghargaan tinggi terhadap diri dari orang lain. Suatu

cara penurunan „pribadi tersembunyi‟ dan peningkatan „pribadi tebuka‟ adalah melalui

proses penyingkapan diri ( membuka diri), yaitu dengan lebih mempercayai orang lain

dan mengutarakan informasi diri kepada orang lain. Untuk mengurangi „pribadi

buta‟dan pada saat yang sama meningkatkan „pribadi terbuka‟ seorang individu haruslah

mau menerima masukan dari orang lain, dan menggunakan umpan balik tersebut untuk

meningkatkan ataupun merubah pribadi dirinya sendiri.

Idealnya sebuah jendela diri itu bisa dilihat dari tingginya tingkat kepercayaan

dalam kelompok ataupun hubungan dengan individu lain, jika berada pada jendela ini

ukuran arena atau diri terbuka akan meningkat, dikarenakan tingginya tingkat

kepercayaan dalam kelompok sosial. Norma-norma pun dikembangkan oleh kelompok

untuk saling memberi feedback dan difasilitasi tentunya untuk pertukaran ini.

Arena/daerah/diri terbuka menyarankan kita untuk membuka diri kepada anggota

kelompok lainnya, karena dengan adanya keterbukaan, anggota kelompok lain tidak

akan bersikap intropert (tertutup) atau malah akan lebih memberikan pengertiannya.

Mereka akan mengerti bagaimana sikap dan sifat kita, dan mengatahui kita bisa dikritik

yang pada akhirnya akan memberikan feedback yang positif pula.

Sedikit tambahan mengenai faktor-faktor yang menghambat individu dalam

memperbaiki jendela dirinya, adalah dari faktor lingkungan dan hubungan dari individu

itu sendiri.

Faktor penghambat dari lingkungan Adalah sistem yang dianut oleh lingkungan sekitar

kita, misalnya; ada pihak yang lebih dominan sehingga menghambat pengembangan

diri.

Faktor Intern : Merupakan faktor yang menyebabkan kita enggan untuk menelaah diri,

terkadang kita tidak bisa menerima kenyataan, misalnya saja faktor tujuan hidup dan

usia. Faktor tujuan hidup yang belum tergambarkan dengan jelas, faktor motivasi dan

keenganan untuk menelaah diri, kadang-kadang manusia takut untuk menerima

kenyataan bahwa ia memiliki kekurangan ataupun kelebihan pada dirinya.

Faktor Usia: Kadang-kadang orang yang sudah tua dalam usia tidak melihat bahwa

kearifan dan kebijaksanaan dapat dicapainya, mereka cenderung usia muda lebih hebat

karena produktif.

Page 17: MODUL CHARACTER BUILDING 2 · Modul Character Building 2 – Universitas Bina Sarana Informatika 2 9) Menurut John W Santrock, motivasi adalah proses memberi semangat, arah, dan kegigihan

Modul Character Building 2 – Universitas Bina Sarana Informatika 13

LATIHAN

1. Salah satu Hirarki kebutuhan menurut Maslow antara lain:

a. Sikap

b. Manipulasi

c. Imbalan

d. Aktualisasi diri

e. Emosi

2. Memotivasi diri melalui rasa percaya diri dapat dilakukan dengan cara:

a. Bersikap sombong

b. Meremehkan orang lain

c. Emosional

d. Rendah diri

e. Memperhatikan Penampilan

3. Kekuatan atau daya dorong yang menggerakkan sekaligus mengarahkan kehendak

dan perilaku seseorang dan segala kekuatannya untuk mencapai tujuan yang

diinginkannya, yang muncul dari keinginan memenuhi kebutuhannya

a. Motivasi

b. Watak

c. Tempramen

d. Bakat

e. Potensi

4. Dalam Jendela Johari daerah yang diri sendiri tahu dan orang lain tahu merupakan

daerah.....

a. Daerah tersembunyi

b. Daerah terbuka

c. Daerah buta

d. Daerah tak sadar

e. Daerah abu-abu

5. Puncak tertinggi dari hirarki kebutuhan manusia menurut Maslow adalah….

a. Fisiologi

b. Rasa memiliki

c. Keamanan dan Keselamatan

d. Aktualisasi Diri

e. Penghargaan

Page 18: MODUL CHARACTER BUILDING 2 · Modul Character Building 2 – Universitas Bina Sarana Informatika 2 9) Menurut John W Santrock, motivasi adalah proses memberi semangat, arah, dan kegigihan

Modul Character Building 2 – Universitas Bina Sarana Informatika 14

BAB II

LINGKUNGAN SOSIAL

1. Pengertian lingkungan Sosial

Lingkungan sosial tempat kita tinggal dan berada bersama yang lain ada

bermacam-macam, mulai dari lingkungan sosial tempat kita untuk pertama kalinya

mengadakan kontak sosial, smapai lingkungan yang lebih luas yang semakin sulit

ditentukan batas-batasnya. Lingkungan sosial merupakan salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi seseorang atau kelompok untuk dapat melakukan sesuatu tindakan serta

perubahan perubahan perilaku setiap individu. Lingkungan sosial yang kita kenal antara

lain lingkungan keluarga, lingkungan teman sebaya, dan lingkungan tetangga. Keluarga

merupakan lingkungan sosial yang pertamakali dikenal oleh individu sejak lahir.

Lingkungan sosial merupakan lingkungan kemasyarakatan yang mempunyai kaitan erat

dengan kehidupan sehari-hari. Purwanto (2003:28) “mengemukan bahwa lingkungan

sosial adalah semua orang atau manusia lain yang mempengaruhi kita”. Manusia

membentuk pengelompokan sosial diantara sesama dalam upayanya mempertahankan

hidup dan mengembangkan kehidupan. Dalam suatu kehidupan sosial manusia juga

memerlukan organisasi yaitu sekolah, kelompok masyarakat dan lain-lain.

Dewantara (2010:212) “mengemukakan bahwa lingkungan sosial dibedakan

menjadi tiga tempat, yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan

masyarakat”. Selanjutnya diuraikan indikator lingkungan sosial antara lain dari

lingkungan keluarga meliputi cara orang tua mendidik dan suasana rumah, dari

lingkungan sekolah meliputi relasi guru dengan guru dan relasi siswa dengan siswa, dari

lingkungan sosial meliputi bentuk kehidupan masyarakat dan teman bergaul.

Lingkungan sosial yang paling dekat dengan kita serta paling berpengaruh dalam

kehidupan kita adalah lingkungan sosial yakni keluarga, yang kemudian dilanjutkan

dengan lingkungan kelompok pertemanan atau kelompok permainan. Keluarga adalah

lingkungan paling utama di mana kita mengalami kedekatan dan kebersamaan yang

snagta intensif, lingkungan tempat kita menjalani proses sosialisasi berbagai nilai dasar

kemanusiaan. Kelompok pertemanan atau kelompok permainan merupakan lingkungan

sosial awal juga, di mana suasana akrab dan ekkeluargaan merupakan ciri khasnya.

Kelompok ini merupakan lingkungan di mana seseorang mulai belajar memasuki dunia

luar yang lebih luas.

Walaupun lingkungan keluarga dan kelompok pertemanan atau kelompok permainan

kita golongkan sebagai lingkungan sosial awal, namun dalam pembahasan selanjutnya

kita lebih banyak menyoroti lingkungan keluarga saja, akrena itulah yang menjadi fokus

utama dalam bahan ini. Menyoroti kehidupan sebuah keluarga tidak lain menyoroti

kehidupan kita sendiri dalam kaitan erat dengan ornag-orang yang dalam banyak hal

paling dekat dengan kita, hidup dan tinggal dalam satu komunitas yang sangat eksklusif

sifatnya. Sering digambarkan bahwa kehidupan seseorang, dengan segala warna dan

karakteristiknya yang khas, sangat ditentukan oleh suasana keluarga darimana dia

berasal. Ada yang dididik dan dibesarkan dalam keluarga baik-baik, dan ada juga yang

berlatar-belakang keluarga berantakan. Namun perlu disadari juga, sebagai seorang

Page 19: MODUL CHARACTER BUILDING 2 · Modul Character Building 2 – Universitas Bina Sarana Informatika 2 9) Menurut John W Santrock, motivasi adalah proses memberi semangat, arah, dan kegigihan

Modul Character Building 2 – Universitas Bina Sarana Informatika 15

anggota penuh sebuah keluarga, kita bukan hanya penerima apsif keadaan keluarga kita

sendiri. Kita masing-masing adalah bagian tak terpisahkan, subyek dan tokoh yang turut

menentukan terciptanya suasana tertentu dalam keluarga kita.

lingkungan sosial merupakan wadah atau sarana untuk berinteraksi dengan orang lain

dan membentuk sebuah pribadi serta mempengaruhi tingkahlaku seseorang. Oleh karena

itu lingkungan sosial yang baik akan mempengaruhi pribadi atau perilaku seseorang itu

menjadi baik pula.

1. Keluarga

Dasar pembentukan keluarga

keluarga merupakan satuan hidup sosial terkecil yang dimiliki manusia sebagai makhluk

sosial. Keluarga terbentuk melalui ikatan perkawinan atau oleh hubungan darah. Ada

yang disebut keluarga inti (nuclear family), di mana anggotanya terdiri dari atas ayah

dan ibu beserta anak-anak kandung mereka atau anak-anak yang diadopsi dan dianggap

serta diperlakukan sebagai anak kandung sendiri. Ada juga keluarga yang anggotanya

tidak hanya terdiri dari keluarga inti, melainkan di dalamnya masih ada anggota lain

seperti kakek-nenek, cucu, kemenakan, tante, sepupu, dan sebagainya. sementara bisa

terjadi juga bahwa sebuah keluarga tidak memiliki keluarga ini, melainkan hanya terdiri

dari orang-orang yang memiliki hubungan darah satu sama lain, seperti: kakek dans atu

cucu atau lebih, dua atau tiga bersaudara, nenek menantu dan cucu, dan lain sebagainya.

apapun jenisnya yang dimaskud bukan terutama dalam arti teritorial (kedekatan tempat)

melainkan kategorial (umpamanya teman bermain, teman sekelas, teman seprofesi,

kelompok gaul, dan lain-lain kelompok yang berbentuk khusus seperti itu). Para

anggota dari kelompok ini memiliki kedekatan khsusus, sehingga dapat saling

mempengaruhi satu sama lain.

Bentuk-bentuk perkawinan

a. Perkawinan dilihat dari segi jumlah suami/istri

b. Dilihat dari segi asal suami-istri:

1. Perkawinan eksogami

2. Perkawinan endogami

3. Perkawinan homogami

4. Perkawinan heterogami

c. Bentuk-bentuk lain:

1. Garis keturunan

2. Tempat tinggal

2. Kelompok dekat (in group)

Keluarga

a. Dasar pembentukan keluarga

b. Bentuk-bentuk perkawinan

1. Perkawinan dilihat dari segi jumlah suami/istri

Monogami

Monogami adalah suatu bentuk perkawinan / pernikahan di mana si suami tidak

menikah dengan perempuan lain dan si isteri tidak menikah dengan lelaki lain. Jadi

singkatnya monogami merupakan nikah antara seorang laki dengan seorang wanita

tanpa ada ikatan penikahan lain.

Poligami

Page 20: MODUL CHARACTER BUILDING 2 · Modul Character Building 2 – Universitas Bina Sarana Informatika 2 9) Menurut John W Santrock, motivasi adalah proses memberi semangat, arah, dan kegigihan

Modul Character Building 2 – Universitas Bina Sarana Informatika 16

Poligami adalah bentuk perkawinan di mana seorang pria menikahi beberapa wanita

atau seorang perempuan menikah dengan beberapa laki-laki.

Berikut ini poligami akan kita golongkan menjadi dua jenis :

a.Poligini : Satu orang laki-laki memiliki banyak isteri. Disebut poligini sororat jika

istrinya kakak beradik kandung dan disebut non-sororat jika para istri bukan kakak adik.

b.Poliandri : Satu orang perempuan memiliki banyak suami. Disebut poliandri fraternal

jika si suami beradik kakak dan disebut non-fraternal bila suami-suami tidak ada

hubungan kakak adik kandung.

2. Dilihat dari segi asal suami-istri:

Eksogami

Perkawinan eksogami adalah suatu perkawinan antara etnis, klan, suku, kekerabatan

dalam lingkungan yang berbeda. Eksogami dapat dibagi menjadi dua macam, yakni : a.

Eksogami connobium asymetris terjadi bila dua atau lebih lingkungan bertindak sebagai

pemberi atau penerima gadis seperti pada perkawinan suku batak dan ambon. b.

Eksogami connobium symetris apabila pada dua atau lebih lingkungan saling tukar-

menukar jodoh bagi para pemuda.

Endogami

Endogami adalah suatu perkawinan antara etnis, klan, suku, kekerabatan dalam

lingkungan yang sama.

Homogami

Homogami adalah perkawinan antara kelas golongan sosial yang sama seperti contoh

pada anak saudagar / pedangang yang kawin dengan anak saudagar / pedagang.

Heterogami

Heterogami adalah perkawinan antar kelas sosial yang berbeda seperti misalnya anak

bangsawan menikah dengan anak petani

a) Bentuk-bentuk lain:

1) Garis keturunan

2) Tempat tinggal

1. Cross Cousin

Cross Cousin adalah bentuk perkawinan anak-anak dari kakak beradik yang berbeda

jenis kelamin.

2. Parallel Cousin

Parallel Cousin adalah bentuk perkawinan anak-anak dari kakak beradik yang sama

jenis kelaminnya

Unsur-unsur kebudayaan Kluckhohn, berpendapat ada 7 unsur kebudayaan:

a. Peralatan & perlengkapan hidup manusia

b. Mata pencaharian hidup & sistem-sistem ekonomi

c. Sistem kemasyarakatan

d. Bahasa

e. Kesenian

f. Sistem pengetahuan

g. Religi

Page 21: MODUL CHARACTER BUILDING 2 · Modul Character Building 2 – Universitas Bina Sarana Informatika 2 9) Menurut John W Santrock, motivasi adalah proses memberi semangat, arah, dan kegigihan

Modul Character Building 2 – Universitas Bina Sarana Informatika 17

2. Masyarakat dan Kebudayaan

Masyarakat adalah sekelompok individu yang secara langsung atau tidak langsung

saling berhubungan sehingga merupakan sebuah satuan kehidupan yang berkaitan

antara sesamanya dalam sebuah satuan kehidupan yang dimana mempunyai kebudayaan

tersendiri, berbeda dari kebudayaan yang dipunyai oleh masyarakat lain. Sebagai

satuan kehidupan, sebuah masyarakat biasanya menempati sebuah wilayah yang

menjadi tempatnya hidup dan lestarinya masyarakat tersebut, karena warga masyarakat

tersebut hidup dan memanfaatkan berbagai sumber daya yang ada dalam wilayah

tempat mereka itu hidup untk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup mereka sebagai

manusia. masyarakat sendiri itu berasal dari bahasa arab “musyarokah” yaitu

persekutuan atau sekelompok (perkumpulan antara individu dan individu lainnya).

Masyarakat merupakan komponen utama dari studi sosiologi dan kehidupan sehari-

hari,masyarakat terdiri dari orang-orang yang berinteraksi dan berbagai budaya yang

sama.

Kebudayaan memiliki fungsi yang besar bagi manusia dan masyarakat.

Masyarakat memiliki kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi dalam menjalani

kehidupannya. Kebutuhan-kebutuhan masyarakat tersebut sebagian besar dipenuhi oleh

kebudayaan yang bersumber pada masyarakat itu sendiri. Kemampuan manusia terbatas

sehingga kemampuan kebudayaan yang merupakan hasil ciptaannya juga terbatas di

dalam memenuhi segala kebutuhan. Hasil karya masyarakat melahirkan teknologi atau

kebudayaan kebendaan yang mempunyai kegunaan utama di dalam melindungi

masyarakat terhadap lingkungan dalamnya. Teknologi pada hakikatnya meliputi paling

sedikit tujuh unsur, yaitu:

1. Alat-alat produktif

2. Senjata

3. Wadah

4. Makanan dan minuman

5. Pakaian dan perhiasan

6. Tempat berlindung dan perumahan

7. Alat-alat transport

Kebudayaan mengatur supaya manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak,

berbuat menentukan sikapnya kalau mereka berhubungan dengan orang lain. Setiap

orang bagaimanapun hidupnya, akan selalu menciptakan kebiasaan bagi dirinya sendiri.

Kebiasaan merupakan suatu perilaku pribadi, yang berarti kebiasaan seseorang itu

berbeda dari kebiasaan orang lain, walaupun mereka hidup dalam satu rumah.

Kebiasaan menunjuk pada suatu gejala bahwa seseorang di dalam tindakan-tindakannya

selalu ingin melakukan hal-hal yang teratur bagi dirinya sendiri.

Khusus untuk mengatur hubungan antar manusia, kebudayaan dinamakan pula struktur

normatif atau menurut Ralph Linton, designs for lifing (garis-garis atau petunjuk dalam

hidup). Yang dapat diartikan bahwa kebudayaan adalah suatu garis-garis pokok tentang

perilaku atau blueprint for behavior, yang menetapkan peraturan-peraturan mengenai

apa yang seharusnya dilakukan, apa yang seharusnya dilarang dan sebagainya.

Page 22: MODUL CHARACTER BUILDING 2 · Modul Character Building 2 – Universitas Bina Sarana Informatika 2 9) Menurut John W Santrock, motivasi adalah proses memberi semangat, arah, dan kegigihan

Modul Character Building 2 – Universitas Bina Sarana Informatika 18

3. Komunikasi Sosial

Komunikasi Sosial adalah mengisyaratkan bahwa komunikasi penting untuk

membangun konsep diri, untuk kelangsungan hidup, aktualisasi diri, untuk memperoleh

kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketergantungan, antara lain lewat komunikasi

yang menghibur, dan memupuk hubungan dengan orang lain. Melalui komunikasi sosial

kita bisa berkerja sama dengan anggota masyarakat (keluarga, kelompok belajar,

perguruan tinggi, RT, RW, desa, kota, dan negara secara keseluruhan) untuk mencapai

tujuan bersama.

Komunikasi sosial secara umum adalah setiap orang yang hidup dalam dan

masyarakat, sejak bangun tidur sampai tidur lagi, secara kodrati senantiasa terlibat

dalam komunikasi. Masyarakat paling sedikit terdiri dari dua orang yang saling

berhubungan satu sama lain dan hubungannya menimbulkan Interaksi sosial.

Adapun beberapa fungsi komunikasi sosial yakni:

1. Pembentukan Konsep Diri

2. Pernyataan eksistensi diri

3. Untuk Kelangsungan Hidup

4. Membangun hubungan sosial

5. Memperoleh kebahagiaan

Dari fungsi diatas dapat disimpulkan bahwasanya memang sangat dibutuhkan

kecakapan dan kemampuan dalam membangun komunikasi sosial. Komunikasi sosial

juga selayaknya dibangun di atas adab, moral, etika dan kesopan santunan. Dengan

demikian, setiap pribadi atau makhluk sosial dapat menimbang dan memilah mana

pilihan yang tepat dalam proses komunikasi sosial. Hal ini dilakukan tentu saja untuk

membangun hubungan dan interaksi sosial yang indah tanpa adanya gesekan-gesekan

sosial. Meski gesekan sosial adalh lumrah dalam hidup bermasyarakat, namun dengan

adanya nilai dan norma manusi, maka seharusnya gesekan-gesekan itu dapat

diminimalisir dan atau dihindari.

Komunikasi sosial sejajar dengan komunikasi manusia (human communication) yang di

dalamnya terdapat proses komunikasi yang melibatkan antar individu kelompok dan

organisasi salah satu bentuk

komunikasi sosial:

a. Komunikasi Interpersonal

Pada hakikatnya komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara komunikator

dengan komunikan. Komunikasi ini paling efektif menggubah sikap pedapat atau

prilaku seseorang. Komunikasi antar pribadi bersifat arus balik terjadi lansung ,

komunikator dapat mengetahui secarah pasti apakah komunikasi nya berhasil atau tidak

dan apakah komunikan merespon pesan yang di sampaikan oleh komunikatornya.

Komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran informasi diantara seseorang dengan

paling kurang seorang lainnya atau biasanya di antara dua orang yang dapat langsung

diketahui balikannya.

Komunikasi interpersonal, merupakan jenis komunikasi yang frekuensi terjadinya

cukup tinggi dalam kehidupan sehari-hari. Apabila diamati dan dikomparasikan dengan

jenis komunikasi lainnya, maka dapat dikemukakan ciri-ciri komunikasi interpersonal,

antara lain :

Page 23: MODUL CHARACTER BUILDING 2 · Modul Character Building 2 – Universitas Bina Sarana Informatika 2 9) Menurut John W Santrock, motivasi adalah proses memberi semangat, arah, dan kegigihan

Modul Character Building 2 – Universitas Bina Sarana Informatika 19

1. Arus pesan dua arah. Komunikasi interpersonal menempatkan sumber pesan dan

penerima dalam posisi yang sejajar, sehingga memicu terjadinya pola penyebaran pesan

mengikuti arus dua arah. Artinya, komunikator dan komunikan dapat berganti peran

secara cepat

2. Suasana nonformal.Komunikasi interpersonal biasanya berlangsung dalam suasana

nonformal.Dengan demikian, apabila komunikasi itu berlangsung antara para pejabat di

sebuah instansi, maka para pelaku komunikasi itu tidak secara kaku berpegang pada

hierarki jabatan dan prosedur birokrasi, namun lebih memilih pendekatan secara

individu yang bersifat pertemanan.

3. Umpan balik segera. Oleh karena komunikasi interpersonal biasanya

mempertemukan para pelaku komunikasi secara bertatap muka, maka dapat segera.

Seorang komunikator dapat segera memperoleh balikan atas pesan yang disampaikan

dari komunikan, baik secara verbal maupun nonverbal.

4. Peserta komunikasi berada dalam jarak yang dekat. Komunikasi interpersonal

merupakan metode komunikasi antarindividu yang menuntut agar peserta komunikasi

berada dalam jarak dekat, baik jarak dalam arti fisik maupun psikologis. Jarak dalam

arti fisik, artinya para pelaku saling bertatap muka, berada pada satu lokasi tempat

tertentu. Sedangkan jarak yang dekat secara psikologis menunjukan keintiman

hubungan antar individu.

5. Peserta komunikasi mengirim dan menerima pesan secara simultan dan spontan, baik

secara verbal maupun nonverbal. Untuk meningkatkan keefektifan komunikasi

inerpersonal, peserta komunikasi dapat memberdayakan pemanfaatan kekuatan pesan

verbal maupun nonverbal secara simultan. Peserta komunikasi berupaya saling

meyakinkan, dengan mengoptimalkan penggunaan pesan verbal maupun nonverbal

secara bersamaan, saling mengisi, saling memperkuat sesuai tujuan komunikasi.

b. Komunikasi kelompok

Komunikasi kelompok merupakan proses komunikasi di mana ada sekumpulan dua

orang atau lebih yang mempunyai tujuan bersama yang berintraksi satu sama lain dan

mengangap mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut. Meskipun setiap angota

memilih peran berbeda Secara operasional, komunikasi kelompok melibatkan beberapa

element di dalamnya, yaitu interaksi tatap muka, jumlah anggota kelompok, waktu dan

tujuan yang akan dicapai, elemen-elemen ini merupakan karak teristik yang

membedakan kelompok dengan apa yang di kenal. Yaitu sekumpulan orang yang secara

serentak terikat dalam aktifitas yang sama namun tampa komunikasi.

4. Nilai dan Norma Sosial

Secara aksiologis, nilai itu dibagi macamnya menurut kualitas nilainya, yaitu ke

dalam nilai baik dan buruk yang dipelajari oleh etika, dan nilai indah dan tidak indah

yang dipelajari oleh estetika . Akan tetapi macam-macam nilai kemudian berkembang

menjadi beraneka ragam, tergantung pada kategori penggolongannya. Sebagai contoh,

dikenal adanya nilai kemanusiaan, nilai sosial, nilai budaya, nilai ekonmis, nilai praktis,

nilai teorits, dan sebagainya. Nilai sosial, nilai budaya dan sebagainya termasuk macam

nilai yang didasarkan pada kategori bidang dari obyek nilai. Sedangkan nilai praktis,

nilai teoritis dan sebagainya termasuk macam nilai yang didasarkan pada kategori

Page 24: MODUL CHARACTER BUILDING 2 · Modul Character Building 2 – Universitas Bina Sarana Informatika 2 9) Menurut John W Santrock, motivasi adalah proses memberi semangat, arah, dan kegigihan

Modul Character Building 2 – Universitas Bina Sarana Informatika 20

kegunaan obyek nilai itu. Dengan demikian ragam nilai dapat menjadi sangat banyak,

bahkan semua yang ada ini mengandung nilai. Dengan kata lain, nilai itu dapat melekat

pada apa saja, baik benda, keadaan, peristiwa dan sebagainya. Sementara itu

Notonagoro membagai nilai menjadi tiga macam, yaitu :

1. nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi unsur jasmani manusia

2. nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk mengadakan

kegiatan atau aktivitas

3. nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia, yang

meliputi :

a) nilai kebenaran atau kenyataan-kenyataan yang bersumber pada unsur akal

manusia (rasio, budi, cipta)

b) nilai keindahan yang bersumber pada rasa manusia (perasaan, estetis)

c) nilai kebaikan atau moral yang bersumber pada kehendak atau kemauan manusia

(karsa, etis)

d) nilai relegius yang merupakan nilai Ketuhanan, nilai kerohanian yang tertinggi

dan mutlak

Nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat yang mempunyai tipe yang berbedabeda,

untuk membedakan tipenya nilai dibedakan menjadi empat pengertian, yaitu sebagai

berikut (Wahyuni, 2004: 95)

a. Nilai-nilai dominan adalah nilai yang dianggap lebih penting dari pada nilai lainnya.

Nilai inimerupakan nilai utama yang unik dalam masyarakat yang membentuk kerangka

kerja umum dan norma tingkah laku pribadi dan grup. Nilai inimenyusun inti sistem

nilai sosial. Nilai ini sering ditemui dalam institusi sosial, seperti agama dan keluarga.

b. Nilai-nilai mendarah daging (internalized value ) adalah nilai yang telah menjadi

kepribadian dan kebiasaan sehingga ketika seseorang melakukannya contohnya :

seorang kepala keluarga yang belum mampu memberi nafkah kepada keluarganya akan

merasa sebagai kepala keluarga yang tidak bertanggung jawab.

c. Nilai-nilai antara ( intermediette ) nilai ini ditarik dari yang utama lalu diperbaharui

ke dalam bentuk-bentuk yang lebih mudah dicapai. Nilai-nilai ini ada yang beroperasi

dalam kerangka kerja nilai-nilai utama dan diimplementasikan melalui norma-norma

yang secara sosial diterima dan berfungsi untuk menjamin berjalannya nilai-nilai

d. Nilai-nilai khusus adalah sub bagian dari nilai- nilai antara. Nilai ini terdiri dari

sejumlah petunjuk kepada orang perorangan dan grup dalam kehidupan sehari-hari.

Nilai sosial merupakan suatu konsep bersifat abstrak yang melibatkan emosi

terhadap objek, ide dan individu, serta menjadi acuan setiapanggota masyarakat dalam

berprilaku supaya mengerti apa yang dianggap baik atau tidak, pantas atau tidak pantas,

penting atau tidak penting.

Dari pendekatan-pendekatan di atas diketahui bahwa pendekatan penanaman

nilai dapat dilakukan dengan keteladanan, penguatan positif dan negatif, simulasi,

bermain peran. Pendekatan moral kognitif dapat dilakukan dengan melakukan diskusi

kelompok dengan dilema moral. Pendekatan analisis nilai dapat dilakukan dengan

diskusi terarah yang menuntut argumentasi, penegakan bukti, penegasan prinsisip,

analisis terhadap kasus, debat, dan penelitian.

Page 25: MODUL CHARACTER BUILDING 2 · Modul Character Building 2 – Universitas Bina Sarana Informatika 2 9) Menurut John W Santrock, motivasi adalah proses memberi semangat, arah, dan kegigihan

Modul Character Building 2 – Universitas Bina Sarana Informatika 21

Pengertian Norma adalah patokan perilaku dalam kelompok masyarakat tertentu,

yang disebut juga peaturan sosial yang menyangkut perilakuperilaku yang pantas

dilakukan dalam menjalan interaksi sosialnya.

Norma adalah petunjuk hidup yang berisi perintah maupun larangan yang

ditetapkan berdasarkan kesepakatan bersama dan bermaksud untuk mengatur setiap

perilaku manusia dalam masyarakat guna mencapai kedamaian (Soeroso, 2006: 38).

Norma sosial adalah patokan perilaku yang memuat nilai-nilai sosial dalam

kelompok masyarakat tertentu. norma sosial bisa disebut dengan peraturan sosial yang

bersifat memaksa individu untuk menjalaninya, sehingga dalam menjalankan interaksi

sosial, mereka tetap di dalam ruang lingkup nilai sosial yang telah berlaku.

Kenapa daalm interaksi sosial harus menjunjung tinggi norma? Sesungguhnya

manusia adalah makhluk yang sempurna segara raga dan jiwa. Namun bukan makhluk

sempurna dalam akal dan akhlak. Oleh karena itu sejak dini manusia sebagai makhluk

sosial harus mau dan memaksa diri terus belajar dan menerapkan norma dalam interaksi

sosial. Peraturan sosial ini sendiri sudah ada sejak masa nenek moyang kita. Dalam

Bahasa jawa dikenal dengan unggah ungguh. Dalam Bahasa Indonesia kita sering

mendengar Bahasa tata krama. Salah satunya mengatur pemilihan Bahasa, mimic, nada

dan irama saat membangun komunikasi dengan orang lain. Orang yang sedang bahagia

memiliki mimic dan intonasi berbeda dengan sesrorang yang sedang gusar. Namun

dengan adanya norma yang mengatur, maka sesorang tanpa sadar mengatur dirinya

untuk menyesuaikan diri di mana dan bagaimana seharusnya ia bersikap.

Inilah mengapa sangat penting bagi manusia sejak dini hingga tua menjunjung tinggi

norma dalam masyarakat.

Macam-Macam Norma

Dalam kehidupan umat manusia terdapat bermacam-macam norma, yaitu norma

agama, norma kesusilaan, norma kesopanan, norma hukum dan lain-lain. Norma agama,

norma kesusilaan, norma kesopanan, dan norma hukum digolongkan sebagai norma

umum. Selain itu dikenal juga adanya norma khusus, seperti aturan permainan, tata

tertib sekolah, tata tertib pengunjung tempat bersejarah dan lain-lain.

1. Norma Agama

Norma agama adalah aturan-aturan hidup yang berupa perintah-perintah dan larangan-

larangan, yang oleh pemeluknya diyakini bersumber dari Tuhan Yang Maha Esa.

Aturan-aturan itu tidak saja mengatur hubungan vertikal, antara manusia dengan Tuhan

(ibadah), tapi juga hubungan horisontal, antara manusia dengan sesama manusia. Pada

umumnya setiap pemeluk agama menyakini bawa barang siapa yang mematuhi

perintah-perintah Tuhan dan menjauhi larangan-larangan Tuhan akan memperoleh

pahala. Sebaliknya barang siapa yang melanggarnya akan berdosa dan sebagai

sanksinya, ia akan memperoleh siksa. Sikap dan perbuatan yang menunjukkan

kepatuhan untuk menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya tersebut disebut

taqwa.

2. Norma Kesusilaan

Norma kesusilaan adalah aturan-aturan hidup tentang tingkah laku yang baik dan buruk,

yang berupa “bisikan-bisikan” atau suara batin yang berasal dari hati nurani manusia.

Berdasar kodrat kemanusiaannya, hati nurani setiap manusia “menyimpan” potensi

nilai-nilai kesusilaan. Hal ini analog dengan hak-hak asasi manusia yang dimiliki oleh

setiap pribadi manusia karena kodrat kemanusiaannya, sebagai anugerah Tuhan Yang

Page 26: MODUL CHARACTER BUILDING 2 · Modul Character Building 2 – Universitas Bina Sarana Informatika 2 9) Menurut John W Santrock, motivasi adalah proses memberi semangat, arah, dan kegigihan

Modul Character Building 2 – Universitas Bina Sarana Informatika 22

Maha Kuasa. Karena potensi nilai-nilai kesusilaan itu tersimpan pada hati nurani setiap

manusia (yang berbudi), maka hati nurani manusia dapat disebut sebagai sumber norma

kesusilaan. Ini sejalan dengan pendapat Widjaja tentang moral dihubungkan dengan

etika, yang membicarakan tata susila dan tata sopan santun. Tata susila mendorong

untuk berbuat baik, karena hati kecilnya menganggap baik, atau bersumber dari hati

nuraninya, lepas dari hubungan dan pengaruh orang lain.Tidak jarang ketentuan-

ketentuan norma agama juga menjadi ketentuan-ketentuan norma kesusilaan, sebab

pada hakikatnya nilai-nilai keagamaan dan kesusilaan itu berasal dari Tuhan Yang

Maha Kuasa. Demikian pula karena sifatnya yang melekat pada diri setiap manusia,

maka nilai-nilai kesusilaan itu bersifat universal. Dengan kata lain, nilai-nilai kesusilaan

yang universal tersebut bebas dari dimensi ruang dan waktu, yang berarti berlaku di

manapun dan kapanpun juga. Sebagai contoh, tindak pemerkosaan dipandang sebagai

tindakan yang melanggar kesusilaan, di belahan dunia manapun dan pada masa

kapanpun juga. Kepatuhan terhadap norma kesusilaan akan menimbulkan rasa bahagia,

sebab yang bersangkutan merasa tidak mengingkari hati nuraninya. Sebaliknya,

pelanggaran terhadap norma kesusilaan pada hakikatnya merupakan pengingkaran

terhadap hati nuraninya sendiri, sehingga sebagaimana dikemukakan dalam sebuah

mutiara hikmah, pengingkaran terhadap hati nurani itu akan menimbulkan penyesalan

atau bahkan penderitaan batin. Inilah bentuk sanksi terhadap pelanggaran norma

kesusilaan.

3. Norma Kesopanan

Norma kesopanan adalah aturan hidup bermasyarakat tentang tingkah laku yang baik

dan tidak baik baik, patut dan tidak patut dilakukan, yang berlaku dalam suatu

lingkungan masyarakat atau komunitas tertentu. Norma ini biasanya bersumber dari

adat istiadat, budaya, atau nilai-nilai masyarakat. Ini sejalan dengan pendapat Widjaja

tentang moral dihubungkan dengan eika, yang membicarakan tentang tata susila dan tata

sopan santun. Tata sopan santun mendorong berbuat baik, sekedar lahiriah saja, tidak

bersumber dari hati nurani, tapi sekedar menghargai menghargai orang lain dalam

pergaulan Dengan demikian norma kesopanan itu bersifat kultural, kontekstual, nasional

atau bahkan lokal. Berbeda dengan norma kesusilaan, norma kesopanan itu tidak

bersifat universal. Suatu perbuatan yang dianggap sopan oleh sekelompok masyarakat

mungkin saja dianggap tidak sopan bagi sekelompok masyarakat yang lain. Sejalan

dengan sifat masyarakat yang dinamis dan berubah, maka norma kesopanan dalam suatu

komunitas tertentu juga dapat berubah dari masa ke masa. Suatu perbuatan yang pada

masa dahulu dianggap tidak sopan oleh suatu komunitas tertentu mungkin saja

kemudian dianggap sebagai perbuatan biasa yang tidak melanggar kesopanan oleh

komunitas yang sama. Dengan demikian secara singkat dapat dikatakan bahwa norma

kesopanan itu tergantung pada dimensi ruang dan waktu. Sanksi terhadap pelanggaran

norma kesopanan adalah berupa celaan, cemoohan, atau diasingkan oleh masyarakat.

Akan tetapi sesuai dengan sifatnya yang “tergantung” (relatif), maka tidak jarang norma

kesopanan ditafsirkan secara subyektif, sehingga menimbulkan perbedaan persepsi

tentang sopan atau tidak sopannya perbuatan tertentu. Sebagai contoh, beberapa tahun

yang lalu ketika seorang pejabat di Jawa Timur sedang didengar kesaksiannya di

pengadilan dan ketika seorang terdakwa di ibu kota sedang diadili telah ditegur oleh

hakim ketua, karena keduanya dianggap tidak sopan dengan sikap duduknya yang

“jegang” (menyilangkan kaki). Kasus ini menimbulkan tanggapan pro dan kontra dari

Page 27: MODUL CHARACTER BUILDING 2 · Modul Character Building 2 – Universitas Bina Sarana Informatika 2 9) Menurut John W Santrock, motivasi adalah proses memberi semangat, arah, dan kegigihan

Modul Character Building 2 – Universitas Bina Sarana Informatika 23

berbagai kalangan dan menjadi diskusi yang hangat tentang ukuran kesopanan yang

digunakan. Demikian pula halnya ketika advokat kenamaan di ibu kota berkecak

pinggang di depan majelis hakim, yang oleh majelis hakim perbuatan itu bukan hanya

dinilai tidak sopan, tapi lebih dari itu dinilai sebagai contempt of court (penghinaan

terhadap pengadilan), sehingga tentu saja mempunyai implikasi hukum.

4. Norma Hukum

Norma hukum adalah aturan-aturan yang dibuat oleh lembaga negara yang berwenang,

yang mengikat dan bersifat memaksa, demi terwujudnya ketertiban masyarakat. Sifat

“memaksa” dengan sanksinya yang tegas dan nyata inilah yang merupakan kelebihan

norma hukum dibanding dengan ketiga norma yang lain. Negara berkuasa untuk

memaksakan aturan-aturan hukum guna dipatuhi dan terhadap orang-orang yang

bertindak melawan hukum diancam hukuman. Ancaman hukuman itu dapat berupa

hukuman bandan atau hukuman benda. Hukuman bandan dapat berupa hukuman mati,

hukuman penjara seumur hidup, atau hukuman penjara sementara. Di samping itu masih

dimungkinkan pula dijatuhkannya hukuman tambahan, yakni pencabutan hak-hak

tertentu, perampasan barang-barang tertentu, dan pengumuman keputusan pengadilan.

Demi tegaknya hukum, negara memiliki aparat-aparat penegak hukum, seperti polisi,

jaksa, dan hakim. Sanksi yang tegas dan nyata, dengan berbagai bentuk hukuman

seperti yang telah dikemukakan itu, tidak dimiliki oleh ketiga norma yang lain. Sumber

hukum dalam arti materiil dapat berasal dari falsafah, pandangan hidup, ajaran agama,

nilai-nilai kesusilaam,adat istiadat, budaya, sejarah dan lain-lain. Dengan demikian

dapat saja suatu ketentuan norma hukum juga menjadi ketentuan norma-norma yang

lain. Sebagai contoh, perbuatan mencuri adalah perbuatan melawan hukum (tindak

pidana, dalam hal ini : kejahatan), yang juga merupakan perbuatan yang bertentangan

dengan norma agama, kesusilaan (asusila), maupun kesopanan (a sosial). Jadi, diantara

norma-norma tersebut mungkin saja terdapat kesamaan obyek materinya, akan tetapi

yang tidak sama adalah sanksinya. Akan tetapi, sebagai contoh lagi, seorang yang

mengendari kendaraan bermotor tanpa memiliki SIM, meskipun tidak melanggar norma

agama, akan tetapi melanggar norma hukum.

Page 28: MODUL CHARACTER BUILDING 2 · Modul Character Building 2 – Universitas Bina Sarana Informatika 2 9) Menurut John W Santrock, motivasi adalah proses memberi semangat, arah, dan kegigihan

Modul Character Building 2 – Universitas Bina Sarana Informatika 24

LATIHAN

1. Bentuk perkawinan dimana suami memiliki istri lebih dari satu orang adalah

a. Monogami

b. Poligini

c. Poliandri

d. Poligami

e. Heterogami

2. Perkawinan yang terjadi antara orang dengan suku, golongan, ras atau agama yang

sama (kawin di dalam golongan sendiri adalah jenis perkawinan

a.Perkawinan heterogami

b.Perkawinan eksogami

c.Perkawinan homogami

d.Perkawinan endogami

e.Perkawinan Heterogen

3. Perkawinan yang terjadi antara orang yang berlainan suku, golongan, ras atau agama

(kawin di luar kelompok sendiri) adalah jenis perkawinan :

a.Perkawinan endogami

b.Perkawinan eksogami

c. Perkawinan homogami

d. Perkawinan Poligami

e. Perkawinan heterogami

4. Perkawinan antara orang yang berlainan lapisan sosialnya adalah perkawinan

a. Perkawinan endogami

b. Perkawinan eksogami

c. Perkawinan homogami

d. Pekawinan heterogami

e. Perkawinan Monogami

5. Bentuk perkawinan dimana suami memiliki istri lebih dari satu orang adalah

a. Monogami

b. Poligini

c. Heterogami

d. Poligami

e. Poliandri

Page 29: MODUL CHARACTER BUILDING 2 · Modul Character Building 2 – Universitas Bina Sarana Informatika 2 9) Menurut John W Santrock, motivasi adalah proses memberi semangat, arah, dan kegigihan

Modul Character Building 2 – Universitas Bina Sarana Informatika 25

BAB III

INTERAKSI SOSIAL

1 Pengertian Interaksi Sosial

Interaksi sosial merupakan suatu fondasi dari hubungan yang berupa tindakan

yang berdasarkan norma dan nilai sosial yang berlaku dan diterapkan di dalam

masyarakat. Dengan adanya nilai dan norma yang berlaku,interaksi sosial itu sendiri

dapat berlangsung dengan baik jika aturan - aturan dan nilai – nilai yang ada dapat

dilakukan dengan baik. Jika tidak adanya kesadaran atas pribadi masing – masing,maka

proses sosial itu sendiri tidak dapat berjalan sesuai dengan yang kita harapkan. Di dalam

kehidupan sehari – hari tentunya manusia tidak dapat lepas dari hubungan antara satu

dengan yang lainnya,ia akan selalu perlu untuk mencari individu ataupun kelompok lain

untuk dapat berinteraksi ataupun bertukar pikiran. Menurut Prof. Dr. Soerjono

Soekamto di dalam pengantar sosiologi, interaksi sosial merupakan kunci semua

kehidupan sosial. Dengan tidak adanya komunikasiataupun interaksi antar satu sama

lain maka tidak mungkin ada kehidupan bersama. Jika hanya fisik yang saling

berhadapan antara satu sama lain, tidak dapat menghasilkan suatu bentuk kelompok

sosial yang dapat saling berinteraksi. Maka dari itu dapat disebutkan bahwa interaksi

merupakan dasar dari suatu bentuk proses sosial karena tanpa adanya interaksi sosial,

maka kegiatan–kegiatan antar satu individu dengan yang lain tidak dapat disebut

interaksi.

Syarat Interaksi Sosial: Menurut Soerjono Soekanto, interaksi social mungkin terjadi

tanpa adanya dua syarat, yaitu kontak sosial dan komunikasi

Kontak Sosial : Kata “kontak” (Inggris: “contact") berasal dari bahasa Latin con atau

cum yang artinya bersama-sama dan tangere yang artinya menyentuh. Jadi, kontak

berarti bersama-sama menyentuh. Dalam pengertian sosiologi, kontak sosial tidak selalu

terjadi melalui interaksi atau hubungan fisik, sebab orang bisa melakukan kontak sosial

dengan pihak lain tanpa menyentuhnya, misalnya bicara melalui telepon, radio, atau

surat elektronik. Oleh karena itu, hubungan fisik tidak menjadi syarat utama terjadinya

kontak. Kontak sosial memiliki sifat-sifat berikut.

Kontak sosial dapat bersifat positif atau negatif. Kontak sosial positif mengarah pada

suatu kerja sama, sedangkan kontak sosial negatif mengarah pada suatu pertentangan

atau konflik.

Kontak sosial dapat bersifat primer atau sekunder. Kontak sosial primer terjadi apabila

para peserta interaksi bertemu muka secara langsung. Misalnya, kontak antara guru dan

murid di dalam kelas, penjual dan pembeli di pasar tradisional, atau pertemuan ayah dan

anak di meja makan. Sementara itu, kontak sekunder terjadi apabila interaksi

berlangsung melalui suatu perantara. Misalnya, percakapan melalui telepon. Kontak

sekunder dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Kontak sekunder

langsung misalnya terjadi saat ketua RW mengundang ketua RT datang ke rumahnya

melalui telepon. Sementara jika Ketua RW menyuruh sekretarisnya menyampaikan

pesan kepada ketua RT agar datang ke rumahnya, yang terjadi adalah kontak sekunder

tidak langsung.

Page 30: MODUL CHARACTER BUILDING 2 · Modul Character Building 2 – Universitas Bina Sarana Informatika 2 9) Menurut John W Santrock, motivasi adalah proses memberi semangat, arah, dan kegigihan

Modul Character Building 2 – Universitas Bina Sarana Informatika 26

2. Komunikasi Sosial

Komunikasi dari kata Latin, communicatio, artinya hal memberitahukan,

pemberitahuan, hal memberi bagian dalam, pertukaran. Sosial berasal dari kata Latin,

socius, yang artinya teman atau kawan. Komunikasi sosial dapat diartinya secara umum

sebagai suatu bentuk interaksi antar individu atau kelompok yang dilakukan dengan

cara verbal maupun non-verbal dengan maksud untuk menyampaikan sesuatu pesan,

dengan cara yang dapat dipahami oleh kedua belah pihak dan yang mampu

menghasilkan tanggapan yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak

Komunikasi merupakan syarat terjadinya interaksi sosial. Hal terpenting dalam

komunikasi yaitu adanya kegiatan saling menafsirkan perilaku (pembicaraan, gerakan-

gerakan fisik, atau sikap) dan perasaan-perasaan yang disampaikan. Ada lima unsur

pokok dalam komunikasi yaitu sebagai berikut.

1. Komunikator, yaitu orang yang menyampaikan pesan, perasaan, atau pikiran

kepada pihak lain.

2. Komunikan, yaitu orang atau sekelompok orang yang dikirimi pesan, pikiran,

atau perasaan.

3. Pesan, yaitu sesuatu yang disampaikan oleh komunikator. Pesan dapat berupa

informasi, instruksi, dan perasaan.

4. Media, yaitu alat untuk menyampaikan pesan. Media komunikasi dapat berupa

lisan, tulisan, gambar, dan film.

5. Efek, yaitu perubahan yang diharapkan terjadi pada komunikan, setelah

mendapatkan pesan dari komunikator.

Ada tiga tahap penting dalam proses komunikasi. Ketiga tahap tersebut adalah

sebagai berikut.

a) Encoding

Pada tahap ini, gagasan atau program yang akan dikomunikasikan diwujudkan

dalam kalimat atau gambar. Dalam tahap ini, komunikator harus memilih kata,

istilah, kalimat, dan gambar yang mudah dipahami oleh komunikan.

Komunikator harus menghindari penggunaan kode-kode yang membingungkan

komunikan.

b) Penyampaian

Pada tahap ini, istilah atau gagasan yang sudah diwujudkan dalam bentuk

kalimat dan gambar disampaikan. Penyampaian dapat berupa lisan, tulisan, dan

gabungan dari keduanya.

c) Decoding

Pada tahap ini dilakukan proses mencerna dan memahami kalimat serta gambar

yang diterima menurut pengalaman yang dimiliki.

Faktor Dasar Terbentuknya Interaksi Sosial

Proses interaksi sosial yang terjadi dalam masyarakat bersumber dari faktor

imitasi, sugesti, simpati, motivasi, identifikasi dan empati.

Imitasi: atau meniru adalah suatu proses kognisi untuk melakukan tindakan maupun

aksi seperti yang dilakukan oleh model dengan melibatkan alat indera sebagai penerima

Page 31: MODUL CHARACTER BUILDING 2 · Modul Character Building 2 – Universitas Bina Sarana Informatika 2 9) Menurut John W Santrock, motivasi adalah proses memberi semangat, arah, dan kegigihan

Modul Character Building 2 – Universitas Bina Sarana Informatika 27

rangsang dan pemasangan kemampuan persepsi untuk mengolah informasi dari

rangsang dengan kemampuan aksi untuk melakukan gerakan motorik. Proses ini

melibatkan kemampuan kognisi tahap tinggi karena tidak hanya melibatkan bahasa

namun juga pemahaman terhadap pemikiran orang lain. Imitasi saat ini dipelajari dari

berbagai sudut pandang ilmu seperti psikologi, neurologi, kognitif, kecerdasan buatan,

studi hewan (animal study), antropologi, ekonomi, sosiologidan filsafat. Hal ini

berkaitan dengan fungsi imitasi pada pembelajaran terutama pada anak, maupun

kemampuan manusia untuk berinteraksi secara sosial sampai dengan penurunan budaya

pada generasi selanjutnya.

Identifikasi: adalah pemberian tanda-tanda pada golongan barang-barang atau sesuatu.

Hal ini perlu, oleh karena tugas identifikasi ialah membedakan komponen-komponen

yang satu dengan yang lainnya, sehingga tidak menimbulkan kebingungan. Dengan

identifikasi dapatlah suatu komponen itu dikenal dan diketahui masuk dalam golongan

mana. Cara pemberian tanda pengenal pada komponen, barang atau bahan bermacam-

macam antara lain dengan menggantungkan kartu pengenal, seperti halnya orang yang

akan naik kapal terbang, tasnya akan diberi tanpa pengenal pemilik agar supaya nanti

mengenalinya mudah.

Sugesti: adalah rangsangan, pengaruh, stimulus yang diberikan seorang individu kepada

individu lain sehingga orang yang diberi sugesti menuruti atau melaksanakan tanpa

berpikir kritis dan rasional.

Motivasi: yaitu rangsangan pengaruh, stimulus yang diberikan antar masyarakat,

sehingga orang yang diberi motivasi menuruti tau melaksanakan apa yang

dimotivasikan secara kritis, rasional dan penuh rasa tanggung jawab Motivasi biasanya

diberikan oleh orang yang memiliki status yang lebih tinggi dan berwibawa, misalnya

dari seorang ayah kepada anak, seorang guru kepada siswa.

Simpati: adalah ketertarikan seseorang kepada orang lain hingga mampu merasakan

perasaan orang lain tersebut. Contoh: membantu orang lain yang terkena musibah

hingga memunculkan emosional yang mampu merasakan orang yang terkena musibah

tersebut.

Empati: yaitu mirip dengan simpati, akan tetapi tidak semata-mata perasaan kejiwaan

saja. Empati dibarengi dengan perasaan organisme tubuh yang sangat intens/dalam.

Hubungan antara suatu individu masyarakat dengan relasi-relasi sosial lainnya,

menentukan struktur dari masyarakatnya yang dimana hubungan antar manusia dengan

relasi tersebut berdasarkan atas suatu komunikasi yang dapat terjadi di antara keduanya.

Hubungan antar manusia atau relasi–relasi sosial, suatu individu dengan sekumpulan

kelompok masyrakat, baik dalam bentuk individu atau perorangan maupun dengan

kelompok–kelompok dan antar kelompok masyarakat itu sendiri, menciptakan segi

dinamika dari sisi perubahan dan perkembangan masyarakat. Sebelum terbentuk sebagai

suatu bentuk konkrit, komunikasi atau hubungan yang sesuai dengan nilai–nilai sosial di

dalam suatumasyarakat, telah mengalami suatu proses terlebih dahulu yang dimana

proses–proses ini merupakan suatu bentuk dari proses sosial itu sendiri.

Gillin & Gillin mengatakan bahwa Proses-proses sosial adalah cara-cara berhubungan

yang dapat dilihat apabila orang-perorangan dan kelompok-kelompok manusia saling

bertemu dan menentukan sistem serta bentuk-bentuk hubungan tersebut, atau apa yang

akan terjadi apabila ada perubahan-perubahan yang menyebabkan goyahnya cara-cara

Page 32: MODUL CHARACTER BUILDING 2 · Modul Character Building 2 – Universitas Bina Sarana Informatika 2 9) Menurut John W Santrock, motivasi adalah proses memberi semangat, arah, dan kegigihan

Modul Character Building 2 – Universitas Bina Sarana Informatika 28

hidup yang telah ada. Berdasarkan sudut inilah komunikasi dapat dipandang sebagai

suatu sistem di dalam kelompok masyarakat maupun sebagai sebuh proses sosial.

Adanya hubungan timbal balik dalam memperngaruhi tiap individu pada saat terjadinya

komunikasi dapat membentuk suatu pengetahuan maupun pengalaman baru yang

dirasakan oleh masing–masing individu. Hal ini membuat kegiatan komunikasi menjadi

suatu dasar yang kuat dalam kehidupan maupun proses sosial seseorang. Adanya tingkat

kesadaran di dalam berkomunikasi di antara warga–warga dalam kehidupan

bermasyarakat dapat membuat masyarakat dipertahankan sebagai suatu kesatuan dan

menciptakan apa yang dinamakan sebagai suatu sistem komunikasi. Sistem komunikasi

ini mempunyai lambang–lambang yang diberi arti dan menghasilkan persepsi khusus

dalam memahami lamabang–lambang tersebut oleh masyarakat.Karena kelangsungan

kesatuannya dengan jalan komunikasi itu,setiap masyarakat dapat membentuk

kebudayaan berdasarkan sistem komunikasinya masing-masing.

3. Pengertian Nilai

Definisi “nilai”, agak sulit diungkapkan K.Bertens, dalam bukunya ETIKA

mencoba menerangkannya kurang lebih seperti uraian berikut ini. Dalam hati, kita

pahami nilai itu sebagai yang punya konotasi positif, sesuatu yang baik, yang berharga,

yang memiliki suatu arti. Nilai adalah sesuatu yang ingin kita wujudkan atau

perjuangkan, sesuatu yang kita setuju dan kita sukai, yang menarik dan yang punya arti.

Seorang filsuf Jerman-Amerika, Hans Jonas, melukiskan nilai itu sebagai the addressee

of a yes, “sesuatu yang ditujukan dengan „ya‟kita”. Jadi, nilai merupakan sesuatu yang

kita iyakan. Sebaliknya sesuatu yang tidak kita iyakan, yang kita jauhi, dan ingin kita

hindari adalah lawan dari nilai, dan oleh karena itu kita hindari adalah lawan dari nilai,

dan oleh karena itu kita sebut “non-nilai” atau disvalue. Namun kalau tetap harus

diusahakan pengungkapan pengertiannya secara eksplisit, maka nilai itu dapat

dimengerti sebagai konsepsi yang dihayati seseorang (bisa juga kelompok) mengenai

apa yang penting atau kurang penting, apa yang lebih baik atau kurang baik, apa yang

lebih benar atau kurang benar.

a. Nilai berkaitan dengan fakta

Nilai bukan sesuatu yang tergantung di awang-awang, lepas dari obyek yang dinilai.

Nilai berkaitan erat dengan fakta, obyek berupa hal atau keadaan (peristiwa atau

kejadian). Kita andaikan saja bahwa pada waktu tertentu di masa lalu pernah terjadi

gempa dahsyat. Fakta itu bisa diungkat seobjektif mungkin dengan data faktual dan

akurat. Namun selain sebagai suatu fakta, peristiwa itu dapat juga menjadi objek

penilaian, sebagai yang bernilai atau non-nilai. Bagi wartawan foto yang hadir ditempat

waktu kejadian sedang berlangsung, letusan tadi merupakan suatu kesempatan emas

untuk diabadikan, karena merupakan suatu hal yang langka, yang sekarang terjadi persis

didepan matanya. Jadi bagi wartawan itu, peristiwa tadi merupakan “nilai”. Beda halnya

dengan petani, yang memiliki sawah luas terbentang di kaki lereng gunung yang

meletus itu, letusan gunung tadi jelas merupakan ancaman bagi kepentingan mereka.

Jadi, “non-nilai”. Tim pendaki gunung terpaksa kecewa karena harus membatalkan

perjalanannya (=non-nilai); dan bagi profesor geologi yang kebetulan meninjau daerah

itu mendadak mendapat objek penelitian yang tidak disangka-sangka sebelumnya

(=nilai)

Page 33: MODUL CHARACTER BUILDING 2 · Modul Character Building 2 – Universitas Bina Sarana Informatika 2 9) Menurut John W Santrock, motivasi adalah proses memberi semangat, arah, dan kegigihan

Modul Character Building 2 – Universitas Bina Sarana Informatika 29

b. Nilai berkaitan dengan subyek yang menilai

Contoh diatas memperlihatkan kaitan erat antara fakto dan nilai, sekaligus

memperlihatkan bahwa fakta itu mendahului nilai. Fakta adalah menyangkut ciri-ciri

objektif saja. Dengan kehadiran subyek maka nilai mulai muncul. Nilai selalu berkaitan

dengan seseorang yang menilai. Suatu nilai hanya mugnkin dengan adanya subyek yang

menilai. Lepas dari subyek yang menilai, maka kita tidak bisa berbicara tentang nilai.

Nilai selalu berkaitan dengan penilaian yang diberikan oleh seseorang terhadap suatu

hal, peristiwa atau kejadian. Kalau tidak ada subyek maka tidak ada nilai. Baik manusia

hadir atau tidak, gunung tadi tetap meletus. Bahwa hal itu punya nilai “indah”,

“merugikan”,dsb. Dimungkinkan hanya karena kehadiran subyek. Lepas sari kehadiran

subyek yang menilai maka suatu peristiwa, kejadian atau fakta apa saja, dalam dirinya

sendiri adalah netral.

c. Nilai bersifat praktis-pragmantis

Selain bahwa suatu nilai tergantung dari penilaian subyek yang menilai, kenyataan lain

dapat kita lihat adalah bahwa penilaian selalu berkaitan dengan aktivitas si subyek yang

ingin membuat sesuatu dalam kaitan dengan fakta yang ada. Atau dengan kata lain,

suatu penilaian berkaitan dengan kegunaan bagi si subyek. Lepas dari kegunaan

baginya, agak sulit terjadi bahwa seseorang akan memberi penilaian yang meyakinkan,

baik atau buruk terhadap suatu kenyataan atau kejadian. Fotografer tadi sulit kita

pikirkan bahwa dia memberi nilai baik kepada letusan itu lepas dari manfaat yang dia

peroleh dari kejadian itu, yakni sebagai peristiwa langka yang ingin dia abadikan.

Begitu juga para petani di kaki gunung itu, sulit kita pikirkan bahwa mereka memberi

nilai jelek pada letusan tadi lepas dari kaitannya dengan sawah mereka yang rusak total

akibat letusan tersebut. Nilai pragmantisnya semakin jelas lagi di mana subyek yang

berbeda akan member nilai berbeda terhadapt kejadian, peristiwa atau fakta yang sama.

d. Nilai secara potensial ada pada obyek

Walau nilai sangat ditentukan oleh kehadiran si subyek dan tergantung dari subyek,

namun dapat dikatakan juga bahwa nilai itu secara potensial ada pada obyek yang

dinilai. Nilai baik atau nilai buruk yang diberikan oleh sisubyek hanya mungkin karena

hal itu sudah secara potensial dimiliki oleh obyek. Orang hanya dapat bebas member

nilai tertentu pada obyek karena hal itu dimiliki oleh obyek secara potensial memiliki

lebih dari satu nilai, yang untuk pengungkapannya membutuhkan kehadiran si subyek.

Nilai apa pun yang terungkap sangat tergantung pada subyek.

2. Sifat Khas Suatu nilai

Setiap nilai sepertinya punya daya yang dapat menggerakkan kehendak seseorang untuk

mewujudkannya. Nilai estetis, umpamanya selalu menggerakkan dan mendesak

kehendak seseorang untuk mewujudkannya dalam sebuah lukisan, syair atau nyanyian

yang bagus. Nilai yang tadinya tidak kelihatan menjadi kelihatan dalam sebuah lukisan

yang indah. Tidak hanya sampai disitu, keindahan yang terpancar dalam lukisan tadi

mendesak kehendak manusia untuk tidak menyembunyikan umpamanya memasukkan

lukisan itu kedalam kardus lalu menyimpannya dalam lemari melainkan supaya dia

diapajang atau ditempatkan di tempat di mana orang banyak dapat melihat dan

mengaguminya.

Hal yang sama berlaku untuk semua nilai, namun untuk suatu nilai moral, sifat ini lebih

serius lagi. Nilai estetis tadi, walau menggerakkan hati kita untuk menuangkkannya

dalam suatu lukisan, untuk memajangnya di tempat yang kelihatan, bahkan

Page 34: MODUL CHARACTER BUILDING 2 · Modul Character Building 2 – Universitas Bina Sarana Informatika 2 9) Menurut John W Santrock, motivasi adalah proses memberi semangat, arah, dan kegigihan

Modul Character Building 2 – Universitas Bina Sarana Informatika 30

membawanya di tempat pameran, namun kalau kita tidak memperdulikan desakan itu,

tidak menjadi masalah, kita tidak merasa bersalah karenanya.lain halnya dengan nilai

moral, umpamanya niali keadilan atau kejujuran, desakannya jauh lebih serius dari pada

desakan dari nilai-nilai lain, dan tidak berhenti mendesak kehendak kita selama kita

belum mewujudkannya. Kita seakan bertanggungjawab untuk mewujudkannya. Kita

merasa bersalah dan tidak dibuatnya tenang selama kita belum bertindak

mewujudkannya.

4. Pengertian Norma

Norma dapat dimengerti dalam artinya yang asangat sederhana, yakni suatu alat

berbentuk segi tiga (carpenter‟s square), sejenis siku-siku yang biasanya dipakai oleh

tukang bangunan. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah bahan-bahan bangunan

yang sedang mereka kerjakan sudah sesuai dengan yang mereka inginkan atau belum,

sudah lurus atau sama dengan yang lain atau belum, sudah lurus atau sama dengan yang

lain atau belum dan lain sebagainya. dengan pengertian umum dan sederhana ini maka

berbagai alat ukur yang kita kenal sekarang ini, yang terbuat dari berbagai bahan dasar

dengan berbagai ukuran dan bentuk, dapat juga disebut norma.

Nilai merupakan sesuatu yang paling dasar, sesuatu yang bersifat hakiki, intisari

atau makna yang terdalam. Nilai adalah sesuatu yang abstrak, yang berkaitan dengan

cita-cita, harapan, keyakinan, dan hal-hal yang bersifat ideal. Agar hal-hal yang bersifat

abstrak itu menjadi konkret dan nyata, maka perlu dirumuskan yang lebih konkret

dalam wujud norma. Aturan-aturan berupa perintah dan larangan yang terdapat dalam

norma itu didasarkan pada suatu nilai yang oleh masyarakat dianggap baik, benar,

bermanfaat, serta dijunjung tinggi. Jadi, hubungan antara nilai dengan norma terletak

pada dijadikannya nilai sebagai sumber dari aturan-aturan yang menuntun tingkah laku

manusia agar harapan-harapannya dapat menjadi kenyataan.

Jenis-jenis norma perilaku:

a. Norma khusus

Norma khusus adalah aturan yang berlaku dalam bidang maupun aktivitas tertentu

misalnya aturan bermain, aturan kunjungan pada pasien di rumah sakit, aturan

mengikuti kuliah, dan lainnya.

b. Norma umum

Lebih bersifat umum dan universal yang dapat dibagi menjadi; norma sopan

santun/etiket, norma hukum, dan norma moral.

1. Norma sopan santun, yakni norma yang mengatur pola perilaku dan sikap

lahiriah seperti makan, minum, tata cara bertamu, menerima tamu, memberi

sambutan, dan lainnya.

2. Norma hokum, ini adalah norma yang daya ikatnya lebih tinggi dibanding daya

ikat norma sopan santun. Norma hukum bersifat positif, tertulis, dan

diundangkan. Kapan mulai berlakunya bisa diketahui dengan pasti.

Pelaksanaannya dapat dipaksakan serta dituntut pelanggarannya. Selanjutnya,

norma ini dapat saja diubah atau bahkan dicabut bila ternyata sudah tidak aktual

lagi dengan kondisi yang sudah banyak berubah. Norma hukum adalah norma-

norma yang berlaku dalam hidup bernegara dan bermasyarakat.

Page 35: MODUL CHARACTER BUILDING 2 · Modul Character Building 2 – Universitas Bina Sarana Informatika 2 9) Menurut John W Santrock, motivasi adalah proses memberi semangat, arah, dan kegigihan

Modul Character Building 2 – Universitas Bina Sarana Informatika 31

3. Norma moral, Norma moral merupakan norma yanga agak sulit dipahami begitu

saja. Norma moral berada dalam hati sanubari kita, yang berfungsi memberitahu

kita mana yang baik dan yang buruk, mana yang benar dan yang salah secara

moral. Norma moral ditandai dengan ciri-ciri berikut: mulai berlakunya tidak

dapat dipastikan; belum tentu dapat dipaksakan dan situntut pelanggarannya;

tidak dapat dicabut walau semakin sedikit orang yang menghayatinya. Norma

moral berlaku mengikat secara moral, dalam arti mengikat batin seseorang.

Kalau apa yang sudah kita sadari sebagai suatu hal yang baik, yang harus kita

lakukan, namun kita tidak melakukannya; atau yang sudah kita sadari sebagai

sesuatu yang tidak boleh kita lakukan, namun kita melakukannya, maka kita

akan merasa bersalah karenanya, batin kita akan terganggu, tidak tenang dan

gelisah. Perasaan ini menjadi tanda bahwa kita telah melakukan pelanggaran

yang bernuansa moral. Hal itu terjadi walau tidak ada satu orang pun yang

mengetahui pelanggaran yang kita lakukan tersebut.

Perbandingan antara ketiga norma umum

Dibandingkan dengan kedua norma lainnya, norma moral berlaku lebih umum,

mutlak dan universal. Bagi manusia, norma moral merupakan norma tertinggi, terutama

karena sifatnya yang menentukan bagi baik-buruknya manusia dari sudut etis.

Dibanding dengan norma sopan santun, yang sifatnya relatif saja, norma moral lebih

bersifat absolut. Norma-norma sopan santun lebih bersifat batiniah. Norma sopan santun

lebih memperhatikan tentang cara suatu perbuatan dilakukan, sedangkan norma moral

lebih berkaitan dengan boleh tidaknya suatu tindakan dilakukan. Norma sopan santun

hanya berlaku dalam pergaulan, sedangkan norma moral tetap berlaku, dengan atau

tanpa kehadiran orang lain.

Dalam kaitan dengan norma hukum, harus diakatakan bahwa norma moral

merupakan dasar dari norma hukum. Dengan begitu, norma hukum atau undang-undang

tidak boleh bertentangan dengan norma moral. Norma hukum harus dipandang sebagai

suatu penjabaran atau konkretisasi dari normal moral. Norma hukum yang bertentangan

dengan norma moral akan kehilangan kekuatannya, dan tidak pantas untuk ditaati.

Norma hukum dapat saja dicabut kalau sudah tidak relevan lagi. Tetapi norma moral

tetap berlaku walau semakin sedikit orang yang menghayatinya.

Norma moral „tidak boleh bohon‟, „janji harus ditepati‟, berlakulah dengan adil‟,

dan sebagainya, tetap saja berlaku, dan tidak akan dicabut, walau dalam kenyataan

norma-norma itu semakin sulit dihayati dan dilanggar dimana-mana, misalnya semakin

sulit dihayati dan dilanggar dimana-mana, misalnya semakin banyak orang berbohong,

melanggar janji dan berlaku tidak adil.

5.Kaitan Nilai dan Norma

Antara nilai dan norma terdapat kaitan yang erat. Nilai merupakan sesuatu yang

tidak kelihatan, yang hanya dapat diekspresikan melalui suatu norma. Di belakang suatu

norma terbentang suatu nilai yang hendak dibela atau dijunjung tinggi. Lepas dari nilai

yang ada di belakangnya, maka suatu norma tidak ada maknanya. Norma “jangan

membunuh” hanya punya arti karena norma itu membela dan melindungi nilai tertentu,

yakni: nyawa atau kehidupan itu sendiri. Lepas dari nilai “kehidupan, maka norma

Page 36: MODUL CHARACTER BUILDING 2 · Modul Character Building 2 – Universitas Bina Sarana Informatika 2 9) Menurut John W Santrock, motivasi adalah proses memberi semangat, arah, dan kegigihan

Modul Character Building 2 – Universitas Bina Sarana Informatika 32

„jangan membunuh‟ tidak ada maknanya. “kehidupan” itu adalah nilai atau yang

bernilai dan norma “jangan membunuh” justru berperan untuk memelihara nilai

kehidupan itu. Maka kewajiban untuk mentaati norma “jangan membunuh: bukan demi

norma itu sendiri, melainkan demi nilai yang terbentang di belakangnya, yaitu nyawa

manusia. Hal seperti ini berlaku untuk semua norma.

1. Norma sebagai penampakan nilai

Nilai itu sesuatu yang tersembunyi dimata kita, tidak kelihatan. Namun dengan

perantara norma, nilai itu menjadi tampil, berada di depan kita. Ketika kita

sedang berhadapan dengan suatu norma, kita langsung kontak dengan nilai

dengan nilai tertentu yang terbentang di belakangnya. Berhadapan dengan

rambu-rambu lalu lintas (trafic light) yang adalah norma, kita sebenarnya

langsung dihadapkan dengan nilai yang mau dibela atau ditegakkan dalam

aturan itu, yakni nilai keteraturan atau ketertiban. Nilai keterataturan inilah yang

ingin kita pelihara dan wujudkan bersama, khususnya di tempat tertentu di

persimpangan jalan yang ramai. Dengan mentaati rambu-rambu tadi sebenarnya

yang ingin kita tegakkan adalah ketertiban dan keteraturan (=nilai) agar dapat

terpelihara dengan baik. Jadi, dalam dan melalui suatu norma, nilai menjadi

tampil kelihatan, bahkan dengan cara eksplisit.

2. Norma sebagai pelindung nilai

Nilai dipelihara dengan dan di dalam norma. Norma berperan untuk melindungi

nilai. Norma “jangan membunuh” berperan untuk melindungi nilai tertentu

yakni kehidupan atau nyawa manusia itu sendiri. Norma „rambu-rambu lalu

lintas‟ berperan untuk memelihara ketertiban, yang merupakan niali bagi kita.

Jadi norma-norma apa pun yang dihadapkan kepada kita selalu berperan untuk

memelihara dan melindungi nilai tertentu, agar tidak dilecehkan, sebaliknya,

ditaati dan dijunjung tinggi atau dilaksanakan. Maka melaksanakan suatu norma

adalah agar nilai tertentu terlindungi terpelihara dan terhindar dari

pengrusakan/pelanggaran nilai keadilan menjadi terpelihara dengan memtaati

aturan-aturan seperti: “berilah kepada dia apa yang menjadi haknya”, “jangan

pilih kasih”, jangan berat sebelah dalam menilai”, dan sebagainya. hanya dengan

mentaati norma atau aturan-aturan seperti itulah nilai keadilan dapat terlindungi,

dalam arti terlaksana dengan nyata.

3. Norma yang berpotensi menyembunyikan atau mengaburkan nilai

Norma tidak selamanya tampil untuk membela atau melindungi nilai. Ada

kemungkinan suatu norma menyembunyikan atau mengaburkan nilai yang

sebenarnya mau dipelihara atau dilindungi. Kalau itu tejadi maka suatu norma

buakn lagi berperan mendekatkan nilai kepada orang atau sebaliknya, tetapi

semakin menjauhkan nilai dari orang, atau sebaliknya, semakin menjauhkan

orang dari nilai. Kita ambil contoh: “mengemukakan pendapat di depan umum”,

merupakan hak setiap pribadi, dan oleh karenanya kita anggap sebagai “nilai”

yang perlu kita pelihara atau tegakkan bersama. Misalnya, muncul suatu aturan

atau undang-uindang yang mengharuskan seseorang melapor terlebih dahulu

kepada yang berwajib 1 x 24 jam sebelum mengemukakan pendapatnya.

Sekalipun pihak yang mengeluarkan undang-undang tadi secara tegas

mengatakan bahwa undang-undang tadi secara tegas mengatakan bahwa undang-

undang itu bermaksud untuk menjamin terlaksananya kebebasan mengemukakan

Page 37: MODUL CHARACTER BUILDING 2 · Modul Character Building 2 – Universitas Bina Sarana Informatika 2 9) Menurut John W Santrock, motivasi adalah proses memberi semangat, arah, dan kegigihan

Modul Character Building 2 – Universitas Bina Sarana Informatika 33

pendapat di depan umur, namun kalau didalami secara cermat, ternyata justru

sebaliknya yang terjadi, yakni kebebasan mengemukakan pendapat tadi menjadi

terhambatoleh adanya norma atau peraturan tersebut. Karena itu, dapat kita

katakan bahwa aturan atau undang-undang tadi bukan mengekspresikan nilai,

membela, memelihara atau melindunginya, melainkan sebaliknya, mengaburkan

atau menyembunyikannya. Undang-undang seperti itu bukan lagi mendekatkan

nilai kepada orang melainkan menjauhkan dan menyembunyikannya.

6. Konflik sosial

Pertentangan, percekcokan, perselisihan atau ketidaksamaan pendapat antara

kelompok-kelompok dalam masyarakat. Konflik dapat terjadi antar kelompok

masyarakat dengan kelompok masyarakat lainnya ataupun konflik yang timbul dalam

hubungan antar pribadi Konflik antarkelompok masyarakat terjadi atas:

1.Konflik antarkelompok umat beragama

2.Konflik antarsuku

Cara mengelola konflik: Johnson dalam Supratiknya, (1999) dan Hardjana, (2001)

3. Gaya Ikan Hiu: senang menaklukan lawan dengan cara memaksa menerima

solusi konflik yang ia sodorkan.

4. Gaya Burung Hantu: konflik merupakan masalah yang harus dicari

pemecahannya yang sejalan dengan tujuan-tujuan pribadi maupun lawannya.

5. Gaya Rubah: senang mencari kompromi.

6. Gaya Kura-kura: menarik diri dan bersembunyi dibalik tempurung badannya

untuk menghindari konflik.

7. Gaya Kancil: gaya ini berkeyakinan bahwa konflik harus dihindari demi

kerukunan.

Pedoman memilih cara pengelolaan konflik:

a. Bila tujuan penting, sedang hubungan baik tidak penting, pakailah Gaya Ikan

Hiu

b. Bila tujuan amat penting dan hubungan baik juga amat penting, pergunakanlah

Gaya Burung Hantu.

c. Bila tujuan kepentingannya sedang-sedang saja dan hubungan baik juga sedang-

sedang saja kepentingannya, manfaatkanlah Gaya Rubah.

d. Bila tujuan tidak penting dan hubungan baik juga tidak penting, pilihlah Gaya

Kura-kura.

e. Bila tujuan tidak penting, tetapi hubungan baik penting, laksanakanlah Gaya

Kancil.

Page 38: MODUL CHARACTER BUILDING 2 · Modul Character Building 2 – Universitas Bina Sarana Informatika 2 9) Menurut John W Santrock, motivasi adalah proses memberi semangat, arah, dan kegigihan

Modul Character Building 2 – Universitas Bina Sarana Informatika 34

LATIHAN

1. Komunikasi dalam bahasa latin berarti…

a. Communicatio

b. Comunica

c. Communicare

d. Comuna

e. Common

2. Sosial dalam bahasa Latin berarti….

a. Socius

b. Sosial

c. Social

d. Sociale

e. Socias

3. Senang menaklukan lawan dengan cara memaksa menerima solusi konflik yang ia

sodorkan merupakan cara mengelola konflik dengan gaya.....

a. Gaya burung hantu

b. Gaya kura-kura

c. Gaya kancil

d. Gaya rubah

e. Gaya ikan hiu

4. Gaya ini berkeyakinan bahwa konflik harus dihindari demi kerukunan merupakan

cara mengelola konflik dengan gaya.....

a. Gaya burung hantu

b. Gaya kura-kura

c. Gaya kancil

d. Gaya rubah

e. Gaya ikan hiu

5. Kaitan nilai dan norma adalah

a.Norma sebagai hukum

b.Norma sebagai moral

c.Norma sebagai pelindung nilai

d.Norma sebagai sopan santun

e.Norma sebagai norma

Page 39: MODUL CHARACTER BUILDING 2 · Modul Character Building 2 – Universitas Bina Sarana Informatika 2 9) Menurut John W Santrock, motivasi adalah proses memberi semangat, arah, dan kegigihan

Modul Character Building 2 – Universitas Bina Sarana Informatika 35

BAB IV

PENDIDIKAN ANTI KORUPSI

Tindak pidana korupsi, secara umum dapat dikatakan bagian dari unsur-unsur

perbuatan melawan hukum; penyalahgunaan kewenangan, kesempatan, atau sarana;

upaya memperkaya diri sendiri, orang lain, atau korporasi; dan merugikan keuangan

atau perekonomian negara.

1. Pengertian Korupsi

Pope (2007:6-7) mendefinisikan korupsi sebagai perilaku pejabat-pejabat sektor

publik, baik politisi maupun pegawai negeri, yang memperkaya diri mereka secara tidak

pantas dan melanggar hukum, atau orang-orang yang dekat dengan mereka, dengan

menyalahgunakan kekuasaan yang dipercayakan kepada mereka.

Korupsi Menurut UU No.24 Tahun 1960 yaitu perbuatan seseorang, yang

dengan atau karena melakukan suatu kejahatan atau dilakukan dengan menyalah

gunakan jabatan atau kedudukan. Berikutnya pengertian tersebut diperbaharui dalam

UU No.31 Tahun 1999 bahwasanya korupsi adalah setiap orang yang dengan sengaja

dengan melawan hukum untuk melakukan perbuatan dengan tujuan memperkaya diri

sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang mengakibatkan kerugian keuangan

negara atau perekonomian negara. Sementara UU No. 20 Tahun 2001 menegaskan

Korupsi merupakan tindakan melawan hukum dengan maksud memperkaya diri sendiri,

orang lain, atau korupsi yang berakibat merugikan negara atau perekonomian negara.

Pengertian Korupsi Menurut Nye, J.S dalam Corruption and political

development adalah sebagai perilaku yang menyimpang dari aturan etis formal yang

menyangkut tindakan seseorang dalam posisi otoritas publik yang disebabkan oleh

motif pertimbangan pribadi, seperti kekayaan, kekuasaan dan status. Senada dengan

Nye, JS Pengertian Korupsi Menurut The Lexicon Webster Dictionary sendiri adalah

kebusukan, keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, bisa disuap, tidak bermoral,

penyimpangan dari kesucian, kata-kata atau ucapan yang menghina atau memfitnah.

Pada dasaranya korupsi tidak melulu bicara soal uang atau menggelapkan uang

yang bukan milik sendiri. Namun korupsi merupakan tindkaan yang menguntungkan

diri sendiri atau menguntungkan orang lain dengan merugikan orang lainnya. Sebagai

contoh, jika sesorang memiliki jam kerja di kantor wajib selama 8 jam perhari,

sementara di tengah jam kerja, ia meninggalkan kantornya untuk urusan pribadi yang

tidak dapat ditolerir oleh kantornya, makai a tengah melakukan korupsi waktu keja.

Sama halnya dengan contoh-contoh penggunaan uang negara oleh sebagian orang untuk

memperkaya diri sendiri atau menyuap orang lain untuk melancarkan urusan diri

sendiri. Saat ini di negara Indonesia telah berdiri sebuah Lembaga dengan nama Komisi

Pemberantas Korupsi yang berdiri sejak tahun 2003. Lembaga ini bertugas untuk

menangani kasus-kasus korupsi hingga keakar-akarnya. Tidak sedikit masyarakat biasa

hingga pejabat kakap yang terjerat atau tertangkap tangan oleh KPK. Hal ini dilakukan

karena adanya kasus yang terus menerus menggerus hak atau harta rakyat dan negara

untuk oknum-oknum tertentu. Negara komit dengan adanya Lembaga KPK diharapkan

mampu mengurangi kerugian negara akibat rendahnya moral oknum-oknum tadi.

Page 40: MODUL CHARACTER BUILDING 2 · Modul Character Building 2 – Universitas Bina Sarana Informatika 2 9) Menurut John W Santrock, motivasi adalah proses memberi semangat, arah, dan kegigihan

Modul Character Building 2 – Universitas Bina Sarana Informatika 36

Dampak negatif korupsi dikemukakan Harman (2012), “Rusaknya sistem

demokrasi dan rule of law, rusaknya sendi-sendi kehidupan bermasyarakat,

terhambatnya ekonomi dan daya saing, serta terhambatnya upaya pengentasan

kemiskinan dan penegakan hak asasi manusia, merupakan dampak negatif dari tindak

pidana korupsi,”

2. Faktor Penyebab Korupsi

Ada beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab terjadinya tindak korupsi.

Mengenai kurangnya gaji atau pendapatan pegawai negeri dibanding dengan kebutuhan

hidup yang makin hari makin meningkat pernah di kupas oleh B Soedarsono yang

menyatakan antara lain " pada umumnya orang menghubung-hubungkan tumbuh

suburnya korupsi sebab yang paling gampang dihubungkan adalah kurangnya gaji

pejabat-pejabat....." namun B Soedarsono juga sadar bahwa hal tersebut tidaklah mutlak

karena banyaknya faktor yang bekerja dan saling memengaruhi satu sama lain.

Kurangnya gaji bukanlah faktor yang paling menentukan, orang-orang yang

berkecukupan banyak yang melakukan korupsi. Namun kurangnya gaji dan pendapatan

pegawai negeri memang faktor yang paling menonjol dalam arti merata dan meluasnya

korupsi di Indonesia, hal ini dikemukakan oleh Guy J Parker dalam tulisannya berjudul

"Indonesia 1979: The Record of three decades (Asia Survey Vol. XX No. 2, 1980: 123).

Begitu pula J.W Schoorl mengatakan bahwa " di Indonesia di bagian pertama tahun

1960 situasi begitu merosot sehingga untuk sebagian besar golongan dari pegawai, gaji

sebulan hanya sekadar cukup untuk makan selama dua minggu. Dapat dipahami bahwa

dalam situasi demikian memaksa para pegawai mencari tambahan dan banyak di

antaranya mereka mendapatkan dengan meminta uang ekstra untuk pelayanan yang

diberikan". Pada dasarnya secara rinci, factor penyebab korupsi dapat dibagi menjadi

dua sisi. Yakni factor internal dan faktor eksternal.

Secara eksternal, banyak hal yang menjadi pemicu besarnya peluang untuk

melakukan pelanggaran dalam bentuk tindak korupsi. Salah satunya sbb:

Kurangnya transparansi di pengambilan keputusan pemerintah

Kampanye-kampanye politik yang mahal, dengan pengeluaran lebih besar dari

pendanaan politik yang normal.

Proyek yang melibatkan uang rakyat dalam jumlah besar.

Lingkungan tertutup yang mementingkan diri sendiri dan jaringan "teman lama".

Lemahnya ketertiban hukum.

Lemahnya profesi hukum.

Kurangnya kebebasan berpendapat atau kebebasan media massa.

Gaji pegawai pemerintah yang sangat kecil.

Lemahnya pengawasan

Minimnya sosok teladan

Gaji yang kecil

Sementara beberapa faktor internal yang dapat menjadi pemicu terjadinya tindak

korupsi antara lain sebagai berikut:

Sifat tamak. Adanya hasrat yang menggebu untuk memperkaya diri sendiri atau

mendapatkan kehidupan layak dengan cara pintas

Perilaku konsumtif tidak di imbangi dengan pendapatan yang memadai

Page 41: MODUL CHARACTER BUILDING 2 · Modul Character Building 2 – Universitas Bina Sarana Informatika 2 9) Menurut John W Santrock, motivasi adalah proses memberi semangat, arah, dan kegigihan

Modul Character Building 2 – Universitas Bina Sarana Informatika 37

moral yang lemah sehingga cenderung mudah tergoda untuk melakukan tindakan

korupsi ketika ada kesempatan

Pendidikan karakter yang minim baik dari keluarga maupun dari Lembaga Pendidikan

formal Keterbiasaan untuk melakukan kecurangan-kecurangan kecil yang tidak ada

teguran atau punishment sejak kecil. Faktor-faktir ini pada dasarnya hanya sebagain

kecil. Masih ada banyak lagi faktor yang tak disadari menjadi pemicu terjadinya

pelanggaran korupsi. Misalnya saja adanya pelaku korupsi yang melakukan tindakan

tersebut, karena keterpaksaan kondisi lingkungan atau faktor ketidak mampuan untuk

menolak suap dari atasan atau teman dekat.

3. Bentuk-bentuk Korupsi

Seperti yang sudah dijelaskan di awal bab ini, bahwasanya tindakan korupsi

tidak melulu hanya yang berhubungan dengan penggelapan uang saja, namun ada

beberapa jenis lainnya juga. Dalam UU No.20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan

Tindak Pidana Korupsi, ada tiga puluh jenis tindakan yang bisa dikategorikan sebagai

tindak korupsi. Namun secara ringkas, tindkaan-tindakan itu bisa dikelompokkan

menjadi sebagai berikut:

- Kerugian dari keuntungan negara

- Suap menyuap (sogok/ pelicin)

- Penggelapan dalam jabatan

- Pemerasan

- Perbuatan Curang

- Benturan Kepentingan dalam pengadaaan

- Gratifikasi (pemberian hadiah)

- Pembiayaan kampanye

- Pembelian Suara

- Nepotisme (tidak mempertimbangkan prestasi, kualifikasi, dll)

- Penyalahgunaan jabatan untuk merekayasa data

Banyak lagi bentuk-bentuk korupsi yang bisa dilakukan dan terjadi dalam

kehidupan sehari-hari manusia tanpa sadar. Sebagai contoh, mahasiswa yang dating

kuliah terlambat dikarenakan bangun kesiangan, merupakan bentuk korupsi waktu yang

merugikan orang lain. Karena ketika mahasiswa yang terlambat tersebut masuk kelas,

maka kegiatan belajar mengajar di kelas akan terganggu dan berjeda sejenak. Oleh

karena itu upaya melatih diri untuk menghindari dari kebiasaan tindak korupsi bisa

dilakukan sejak dini.

Dalam kaitannya dengan korupsi administrasi, Pope (2007: 8) melihat ada dua

kategori berbeda mengenai korupsi administrasi. Pertama, korupsi terjadi dalam situasi,

misalnya jasa atau kontrak diberikan sesuai peraturan yang berlaku. Kedua, korupsi

terjadi dalam situasi transaksi berlangsung secara melanggar peraturan yang berlaku.

Masih dalam hubungannya dengan perilaku pegawai negeri, petty corruption juga

merupakan korupsi, berupa tindakan-tindakan mengambil uang sewa atau tindakan-

tindakan kecil lainnya yang dilakukan oleh pegawai negeri. Sementara itu, graft adalah

pemanfaatan sumber-sumber publik untuk kepentingan individu atau pribadi. Sir Arthur

Lewis secara singkat memaknai korupsi sebagai pembayaran untuk memperoleh

pelayanan (just a payment for service).

Page 42: MODUL CHARACTER BUILDING 2 · Modul Character Building 2 – Universitas Bina Sarana Informatika 2 9) Menurut John W Santrock, motivasi adalah proses memberi semangat, arah, dan kegigihan

Modul Character Building 2 – Universitas Bina Sarana Informatika 38

4. Upaya Penanggulangan Korupsi

Generasi Penerus bangsa khususnya mahasiswa adalah merupakan agent of

change yang paling menentukan kondisi zaman tersebut dimasa depan. Sesungguhnya

sejarah pernah membuktikan bahwa sebagian perjalanan bangsa ini tidak lepas dari

peran pemuda yang menjadi bagian kekuatan perubahan. Tokoh-tokoh sumpah

pemudah 1928 telah memberikan nasionalisme bahasa, bangsa dan tanah air yang satu

yaitu Indonesia. Peristiwa sumpah pemuda memberikan inspirasi tanpa batas mengenai

gerakan-gerakan perjuangan kemerdekaan di Indonesia. Peran tokoh-tokoh pemuda

lainnya adalah proklamasi kemerdekaan tahun 1945, lahirnya orde baru tahun 1966, dan

reformasi tahun 1998 yang tidak dapat dipunggkiri bahwa dalam peristiwa-peristiwa

besar tersebut mahasiswa tampil didepan sebagai penggerak dengan berbagai gagasan,

semangat dan prinsip yang mereka pegang dan jalankan. Saat ini dan hingga masa

depan ysala satu masalh pokok masyarakat adalah tingkat korupsi di negara aiNdonesia.

Disini dituntutlah peran mahasiswa yang pernah mengenyam bangku Pendidikan tinggi

agar menunjukkan tingkat kecintaannya terhadap negara. Bahwasanya para pahlawan

telah berjuang habis-habisan demi memerdekakan negara Indonesai dari penjajahan,

maka selayaknya mahasiswa dan generasi bangsa menunujukkan kemampuannya

menjaga amanah para pahlawan dengan tidak mengambil dan menjaga kekayaan bangsa

Indonesia.

Selain mahasiswa, Pemerintah pun telah memiliki Lembaga anti korupsi

sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya di awal bab ini. . Komisi Pemberantasan

Tindak Pidana Korupsi Komisi Anti Korupsi yang diinisiasi berdasarkan kepada

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2002. Komisi Pemberantasan

Korupsi mempunyai tugas:

- Koordinasi dengan instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak

pidana korupsi.

- Supervisi terhadap instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak

pidana korupsi.

- Melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan terhadap tindak pidana

korupsi.

- Melakukan tindakan-tindakan pencegahan tindak pidana korupsi; dan

- Melakukan monitor terhadap penyelenggaraan pemerintahan negara.

(KPK.go.id)

Masyarakat, termasuk mahasiswa, dan Lembaga anti Korupsi, sama-sama

memiliki peran penting dalam upaya pemberantasan Korupsi. Kenapa? Sebab

kelangsungan dan kestabilan negara berada ditangan seluruh penduduknya. Pemerintah,

mahasiswa, dan masyarakat harus mampu menjalin kerjasama yang tinggi untuk

membangun komunikasi dalam upaya menjaga kestabilan bangsa. Semua pihak menjadi

stakeholder untuk melawan korupsi dan menjadi agen yang melawan dengan keras

tindakan korupsi.

Selain itu ada hal lain yang dapat dilakukan dalam upaya pencegahan korupsi

melalui pemberdayaan masyarakat. Salah satu caranya yakni misalnya dengan

menyediakan sistem yang dapat di kases oleh masyarakat untuk mendapatkan informasi

Page 43: MODUL CHARACTER BUILDING 2 · Modul Character Building 2 – Universitas Bina Sarana Informatika 2 9) Menurut John W Santrock, motivasi adalah proses memberi semangat, arah, dan kegigihan

Modul Character Building 2 – Universitas Bina Sarana Informatika 39

tentang kebijakan pemerintah terkait dengan kepentingan masyarakat. Dengan demikian

memaksa pemerintah untuk mentransparansikan dan senantiasa mensosialisaikan

berjalannya kebijakan-kebijakan masyarakat tersebut. Cara lain dalam pemberdayaan

masyarakat adalah dengan memberikan sosialisasi serta kampanye untuk memberikan

pemahaman akan dampak serta cara memahami korupsi. Pemerintah juga sebaiknya

mamapu menyediakan system serta penghargaan juga perlindungan kepada masyarakat

untuk melaporkan tanda-tanda mencurigakan dari tindakan korupsi. Selanjutnya adanya

kebebasan dari pemerintah untuk masyarakat turut berpartisipasi dalam LSM-LSM

maupun NGOs yang berfungsi untuk melakukan pengawasan terhadap perilaku pejabat

pemerintah maupun parlemen.

Upaya lain yang dapat dilakukan sebagai bentuk pencegahan tindak korupsi

adalah dengan melakukan pengembangan instrument-instrumen hukum. Berdasarkan

hasil survei lembaga konsultan PERC yang berbasis di Hong Kong menyatakan bahwa

Indonesia merupakan negara yang paling korup di antara 12 negara Asia. Predikat

negara terkorup diberikan karena nilai Indonesia hampir menyentuh angka mutlak 10

dengan skor 9,25 (nilai 10 merupakan nilai tertinggi atau terkorup). Pada tahun 2005,

Indonesia masih termasuk dalam tiga teratas negara terkorup di Asia. Peringkat negara

terkorup setelah Indonesia, berdasarkan hasil survei yang dilakukan PERC, yaitu India

(8,9) dan Vietnam (8,67). Thailand, Malaysia dan China berada pada posisi sejajar di

peringkat keempat yang terbersih. Sebaliknya, negara yang terbersih tingkat korupsinya

adalah Singapura (0,5) disusul Jepang (3,5), Hong Kong, Taiwan, dan Korea Selatan.

Rentang skor dari nol sampai 10, di mana skor nol adalah mewakili posisi terbaik,

sedangkan skor 10 merupakan posisi skor terburuk. Ini merupakan survei tahunan yang

dilakukan oleh PERC untuk menilai kecenderungan korupsi di Asia dari tahun ke tahun.

Pemerintah Indonesia sebenarnya telah berupaya banyak dalam mengatasi praktek-

praktek korupsi. Upaya pemerintah dilaksanakan melalui berbagai kebijakan berupa

peraturan perundang-undangan dari yang tertinggi yaitu Undang-Undang Dasar 1945

sampai dengan Undang-Undang tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

Selain itu, pemerintah juga membentuk komisi-komisi yang berhubungan langsung

dengan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi seperti Komisi Pemeriksa

Kekayaan Penyelenggara Negara (KPKPN) dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Instrumen-instrumen hokum pun terus dikeembangkan melalui penggodogkan UU

tentang Korupsi. Peningkatatan kualitas ketegasan Lembaga-lemabaga dan LSM anti

korupsi untuk memberikan hokum secara merata dan tidak tebang pilih terhadap

siapapun pelaku tindak korupsi.

Terakhir yang harus dilakukan dalam upaya pencegahan korupsi oleh seluruh

warga Indonesia beserta pemerintahan adalah dengan melakukan monitoring dan

evaluasi terhadap kebijakan-kebijakan dan juga pelaksanaan kebijakan oleh pejabat-

pejabat pemerintah. Melakukan pengawasan dengan ketat dan juga melakukan evaluasi

secara tepat akan emmbantu memberikan shock terapi terhadap pelaku korupsi dan

memperkecil peluang-peuang korupsi.

Korupsi memiliki dampak hebat, utamanya terhadap ekonomi. Sebagaimana

dituturkan Mashal (2011), bahwa korupsi menyebabkan 6 (enam) hal berikut.

Pertama, investasi menjadi rendah, termasuk investasi langsung dari luar negeri. Kedua,

mengurangi pertumbuhan ekonomi. Ketiga, mengubah komposisi belanja pemerintah

dari aktivitas sangat produktif menjadi aktivitas kurang produktif. Keempat,

Page 44: MODUL CHARACTER BUILDING 2 · Modul Character Building 2 – Universitas Bina Sarana Informatika 2 9) Menurut John W Santrock, motivasi adalah proses memberi semangat, arah, dan kegigihan

Modul Character Building 2 – Universitas Bina Sarana Informatika 40

ketidaksamaan dan kemiskinan menjadi lebih besar. Kelima, mengurangi efisiensi

bantuan. Keenam, menyebabkan negara mengalami krisis.

Dalam kaitannya dengan ekonomi, FATF dan OECD (2011) melaporkan bahwa korupsi

mengganggu kinerja ekonomi, misalnya dengan berkurangnya investasi swasta,

mengurangi penyediaan infrastruktur publik, mengurangi penerimaan pajak, sistem

finansial menjadi tidak efisien, bahkan dapat merusak formasi modal manusia. Korupsi

bahkan seperti pasir bagi roda pertumbuhan ekonomi. Artinya, korupsi menjadi

penghambat pertumbuhan ekonomi.

Korupsi juga melanggar dan mengganggu hak asasi manusia, khususnya hak yang

seharusnya dimiliki oleh anak. ICHRP dan Transparency International (2009) mencatat

bahwa korupsi berdampak pada terlanggarnya hak anak untuk hidup, khususnya hak

untuk memperoleh pendidikan dan pelayanan kesehatan.

Keberhasilan memberantas korupsi memberikan fondasi kokoh bagi terwujudnya

pemerintahan yang baik, bersih, dan berwibawa (good governance). Untuk mewujudkan

good governance tersebut, KPK menetapkan visi: mewujudkan Indonesia yang bersih,

sedangkan misinya adalah sebagai penggerak perubahan untuk mewujudkan bangsa

yang antikorupsi. Dalam mewujudkan visi dan misinya, KPK mengembangkan tiga

strategi pokok, yaitu strategi jangka pendek, strategi jangka menengah, dan strategi

jangka panjang.

Strategi jangka pendek KPK mencakupi: (1) kegiatan penindakan, (2) membangun nilai

etika, dan (3) membangun sistem pengendalian terhadap lembaga pemerintahan agar

terwujud suatu perubahan yang berlandaskan efisiensi dan profesionalisme (KPK, t.th:

157).

Strategi jangka menengah KPK meliputi: (1) membangun beberapa proses kunci dan

infrastruktur terkait lainnya di instansi pemerintah yang mendorong efisiensi dan

efektivitas, (2) memberikan motivasi untuk terbangunnya suatu kepemimpinan yang

mengarah pada efisiensi dan efektivitas, dan (3) meningkatkan partisipasi masyarakat

dalam proses pengambilan keputusan pemerintah dan meningkatkan akses publik

terhadap pemerintah (KPK, t.th: 157).

Strategi jangka panjang KPK yaitu: (1) membangun dan mendidik masyarakat pada

berbagai tingkat dan jenjang kehidupan untuk mampu menangkal korupsi yang terjadi

di lingkungannya, (2) membangun suatu tata pemerintahan yang baik sebagai bagian

penting dalam sistem pendidikan nasional, dan (3) membangun sistem kepegawaian

yang berkualitas, mulai dari perekrutan, sistem penggajian, sistem penilaian kinerja, dan

sistem pengembangannya (KPK, t.th: 158).

Page 45: MODUL CHARACTER BUILDING 2 · Modul Character Building 2 – Universitas Bina Sarana Informatika 2 9) Menurut John W Santrock, motivasi adalah proses memberi semangat, arah, dan kegigihan

Modul Character Building 2 – Universitas Bina Sarana Informatika 41

LATIHAN

1. Tindak pidana korupsi, secara umum dapat dikatakan bagian dari …

a. Korporasi

b. Koordinasi

c. Komunikasi

d. Korelasi

e. Komparasi

2. Yang bukan Faktor penyebab korupsi secara eksternal adalah….

a. Proyek yang melibatkan uang rakyat dalam jumlah besar

b. Minimnya Pendidikan karakter

c. Gaji pegawai pemerintah yang sangat kecil

d. Minimnya sosok teladan

e. Gaji yang kecil

3. Berikut yang bukan bentuk-bentuk korupsi adalah…..

a. Kerugian dari keuntungan negara

b. Pemerasan

c. Pencurian

d. Perbuatan curang

e. Pembiayaan kampanye

4. Pada Thun berapakah KPK berdiri?

a. 1998

b. 1999

c. 2000

d. 2003

e. 2005

5. dibawah ini siapa yang tidak memiliki kepentingan untuk mengawasi dan

memberantas korupsi?

a.Mahasiswa

b.Masyarakat

c.Lembaga anti korupsi

d.LSM

e.NASA

Page 46: MODUL CHARACTER BUILDING 2 · Modul Character Building 2 – Universitas Bina Sarana Informatika 2 9) Menurut John W Santrock, motivasi adalah proses memberi semangat, arah, dan kegigihan

Modul Character Building 2 – Universitas Bina Sarana Informatika 42

DAFTAR PUSTAKA

Dewantara. 2010. Membangun kepribadian dan watak bangsa Indonesia.Yogyakarta:

Pustaka Belajar.

Harman, Benny K. 2012. Negeri Mafia Republik Koruptor Menggugat Peran DPR

Reformasi. Yogyakarta: Lamalera.

Hutagalung,Inge.2007.Pengembangan Kepribadian.Jakarta:PT INDEKS

Ishak Arep dan Hendri Tanjung .2014, Manajemen Motivasi ,Jakarta : PT Gramedia

I Purwa Atmaja Prawira.2014, Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru Yogyakarta:

Ar-Ruzz Media Terjemahan Masri Maris. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia

Mashal, Ahmad M. 2011. “Corruption and Resource Allocation Distortion For

“ESCWA” Countries”. in International Journal of Economics and Management

Sciences. Vol. 1 No. 4, 2011. Pp. 71-83.

Purwanto, Ngalim. 2003. Psikologi pendidikan. Bandung: Rosdakarya.

Pope, Jeremy. 2007. Strategi Memberantas Korupsi Elemen Sistem Integritas Nasional.

Soeroso, Andreas. 2006. Sosiologi 1: Quadra. Yogyakarta