ringkasan character building interpersonal development

24
BAB I Interpersonal Development 1. Pendahuluan dan Pentingnya memiliki Interpersonal Development yang baik Saat ini sangatlah penting memiliki hubungan interpersonal yang baik dengan semua orang. Interpersonal ini juga merupakan salah satu soft skill yang harus kita kembangkan. Dengan memiliki keterampilan Interpersonal yang baik, kita dapat memiliki berbagai peluang yang baik untuk kehidupan kita seperti peluang untuk dipromosikan atau tidak dalam sebuah organisasi bisnis atau organisasi-organisasi bisnis maupun organisasi lainnya. Dubrin mengemukakan soft skill menhembangkan keterampilan Interpersonal. Dubrin pun mengidentifikasi beberapa keterampilan interpersonal yang dikualifikasi sebagai soft skill seperti kemampuan berkomunikasi, mendengar, pemecahan masalah kelompok, hubungan lintas budaya dan customer service. 2. Pancasila sebagai Semangat Dasar Keterampilan Interpersonal Pancasila terdiri dari 5 sila, dimana dari ke-lima sila tersebut kita dapat rumuskan bahwa keterampilan interpersonal yang kita kembangkan dan kemudiankita hayati dalam kehidupan bersama baik ditempat kerja, dikeluarga, atau diorganisasi apapun oleh sila-sila tersebut. 1

description

ringkasa cb interpersonal development dari bab 1 sampai bab akhir

Transcript of ringkasan character building interpersonal development

BAB I

Interpersonal Development

1. Pendahuluan dan Pentingnya memiliki Interpersonal Development yang baik

Saat ini sangatlah penting memiliki hubungan interpersonal yang baik dengan semua orang. Interpersonal ini juga merupakan salah satu soft skill yang harus kita kembangkan. Dengan memiliki keterampilan Interpersonal yang baik, kita dapat memiliki berbagai peluang yang baik untuk kehidupan kita seperti peluang untuk dipromosikan atau tidak dalam sebuah organisasi bisnis atau organisasi-organisasi bisnis maupun organisasi lainnya.Dubrin mengemukakan soft skill menhembangkan keterampilan Interpersonal. Dubrin pun mengidentifikasi beberapa keterampilan interpersonal yang dikualifikasi sebagai soft skill seperti kemampuan berkomunikasi, mendengar, pemecahan masalah kelompok, hubungan lintas budaya dan customer service.

2. Pancasila sebagai Semangat Dasar Keterampilan Interpersonal

Pancasila terdiri dari 5 sila, dimana dari ke-lima sila tersebut kita dapat rumuskan bahwa keterampilan interpersonal yang kita kembangkan dan kemudiankita hayati dalam kehidupan bersama baik ditempat kerja, dikeluarga, atau diorganisasi apapun oleh sila-sila tersebut.

BAB II

Orang Lain sebagai Sesama

1. Siapakah Sesamaku?

Manusia adalah makhluk sosial yang berarti tidak dapat hidup sendirian tanpa adanya dukungan atau bantuan dari orang lain. Karl Marx mengemukakan sociability merupakan salah 1 hakekat dasar dari manusia. Sedangkan Huijibers mengemukakan bahwa disamping Sang Aku (diri kita) selalu bersama dengan orang lain, orang lain itu juga selalu bersama dengan aku(kita).

2. Orang Lain sebagai Sesama

Dalam menjalani kehidupan sehari-hari tentu kita berinteraksi dengan orang lain disekitar kita. Orang lain tersebut lah yang menjadi sesama kita. Melalui interaksi ini kita pun meyakini bahwa terdapat orang lain yang memiliki sifat-sifat seperti kita.

3. Kehadiran Orang Lain

Orang lain pada dasarnya selalu hadir dalam hidup kita setiap saat. Kehadiran mereka sangat tidak terbantahkan. Ketidakterbantahan ini dapat dibuktikan dalam 2 hal yakni kehadiran orang lain secara tatap muka dan kehadiran orang lain melalui media-media yang digunakan oleh setiap orang (media sosial).Sebagai contoh dari tatap muka adalah saat kita berinteraksi dengan rekan-rekan sekelas kita, dimana kita saling bertatap muka secara langsung dan melakukan komunikasi 2 arah tanpa adanya jarak yang membatasi. Sedangkan sebagai contoh dari kehadiran melalui media adalah komunikasi kita dengan rekan kita yang berbeda kotanya dengan menggunakan media sosial seperti Facebook.

4. Hubungan Etis dengan Orang Lain

Huijbers menggaris bawahi hubungan antara aku dengan orang lain hendaknya dipandang pertama-tama sebagai hubungan etis, suatu hubungan kewajiban. Dalam konteks ini, seharusnya hubungan dasar antara dua subyek ialah hubungan keadilan da n kebaikan.

5. Tanpa Orang Lain

Tanpa orang lain hidup akan terasa begitu sepi. Rasa sepi ini pada dasarnya merupakan kenyataan yang dialami oleh setiap orang dalam segala jaman. Sebagai mamalia biososial manusia tidak hanya akan tergantung pada manusia lain, seperti ketika masih kanak-kanak ia tergantung pada manusia lain, tetapi juga menerima kesadaran dirinya sendirinya sendiri, yang merupakan potensi dasar untuk mengorientasi diri dalam hubungan0hubungannya dengan sesamanya dalam masyarakat.Untuk menghadapi gejala kesepian dalam masyarakat modern, perlu diciptakan suatu hidup bersama yang lebih harmonis dengan menonjolkan nilai-nilai rohani, kekeluargaan dan lebih dari hubungan yang lebih harmonis ini, kesepian harus mendorong kesadaran yang lebih sungguh tentang sesama, aku dan Tuhan.

6. Semangat Pancasila dalam Membangun Hubungan Etis dengan Orang Lain

Dalam konteks Pancasila membangun hubungan etis dengan orang lain pertama-tama didasari prinsip dan pandangan bahwa semua manusia adalah ciptaan Tuhan (Sila 1). Kemudian juga berhubungan dengan sila ke 2 yaitu Kemanusiaan yang adil dan beradab dimana sikap-sikap seperti diskriminasi, eksploitasi, tidak peduli, tidak terhormat bertentangan dengan prinsip kemanusiaan Pancasila harus dihilangkan. Oleh karena itu sikap Pancasilais yang etis adalah kebersamaan (Sila 3). Sebagai manusia yang Pancasilais kita dituntut untuk selalu bersikap bijaksana (Sila 4). Dan dengan bersikap bijaksana, kita dapat membangun kehidupan yang lebih adil (Sila 5).

7. Penutup

Orang lain memiliki peran penting dalam kehidupan kita sebagai pribadi. Kita hanya akan dapat berkembang bila kita berada bersama dengan orang lain. Berada bersama dengan orang lain bukan semata-mata karena kita saling membutuhkan. Lebih dari sekedar prinsip saling membutuhkan, berada bersama orang lain merupakan hakekat dari kemanusiaan kita. Hanya dengan berada bersama dengan orang lain kita akan dapat mengenal diri kita sendiri, hanya dengan berada bersama dengan orang lain kita dapat menghayati hidup kita sebagai manusia yang utuh, dan singkatnya dengan berada bersama dengan orang lain kita akan berkembang dan bertumbh sebagai manusia.

BAB III

Jaringan Sosial

1. Pengertian Jaringan Sosial

Janasz mendefinisikan jaringan sebagai berikut ; Jaringan adalah bangunan dan memelihara hubungan pribadi dan profesional untuk menciptakan sebuah sistem atau rantai informasi, kontak, dan dukungan. Jaringan yang efektif pada dasarnya terjadi antara 2 orang atau lebih yang membangun hubungan dengan menemukan kepentingan bersama melali komunikasi 2 arah, bermakna dan seimbang.

2. Hakekat Jaringan Sosial

Jaring pada dasarnya berhubungan satu sama lainnya melalui simpul-simpul. Menurut Emerson komponen-komponen jaringan pertukaran terdiri dari aktor individu dan kolektif, sumber-sumber bernilai yang didistribusikan diantara aktor, terdapat kesempatan melakukan pertukaran yang digunakan dalam jaringan tersebut, beberapa peluang pertukaran berkebang menjadi hubungan pertukaran yang digunakan secara aktual dan hubungan pertukaran terkait satu sama lain dalam struktur jaringan tunggal.Berbeda dengan Emerson, Ostom dalam penjelasannya mengenai pengertian sosial capital, dimana salah satu komponen penting dari sosial kapital itu adalah jaringan sosial memandang lebih optimis dimana norma resiprositas yang simetrik dapat lahir dari jaringan pertukaran sosial.

3. Jaringan Sosial sebagai Modal

Jaringan sosial merupakan modal karena melalui jaringan sosial yang dibangunnya orang dapat memperoleh keuntungan yang ingin didapatnya dari jaringan itu. Jaringan yang efektif adalah jaringan yang memungkinkan kita dapat meningkatkan produktivitas, memungkinkan kita dapat bertumbuh, berkembang dan menghayati kemanusiaan kita dengan baik.

4. Pergaulan dengan Orang Lain

Media yang paling ampuh untuk membuka jaringan sosial adalah pergaulan. Kalau kita tidak pernah bergaul maka kita akan sulit membuka jaringan. Jaringan yang paling penting untuk kita perhatikan dan kembangkan adalah jaringan orang atau kelompok lain yang memungkinkan pengatasan masalah dapat berjalan secara efisien dan efektif.

5. Jaringan Antar Personal

Tanpa kita sadari, jaringan selalu terjadi antar personal. Kita mungkin membuka jaringan dengan suatu organisasi atau yayasan yang ternama, tetapi tetap orang yang mewakilinya.6. Jaringan Sosial dan Teknologi Informasi

Melalui teknologi informasi kita dapat berhubungan dengan berbagai macam orang dengan berbagai latar belakang. Kemajuan teknologi informasi sendiri tentu tidak dapat kita bendung dan kita hindari, apalagi dijaman modern seperti sekarang ini. Kemajuan tersebut dapat kita gunakan untuk memperluas jaringan sosial kita.Melalui teknologi informasi kita juga dapat mempelajari pandangan-pandangan hidup orang lain, Melalui teknologi informasi kita juga daoat memperkenalkan diri kita kepada orang lain. Singkatnya teknologi informasi pada prinsipnya dapat dianggap sebagai modal yang memberikan kita manfaat dengan menggunakannya untuk mengembangkan jaringan-jaringan sosial kita.

7. Fungsi Jaringan

Menciptakan sebuah jaringan personal dan mengembangkan keterampilan individunya Membantu kemajuan dalam sebuah organisasi Menjamin individu untuk setiap kecenderungan industri dan mempercepat pencapaian karir individu Meningkatkan informasi dan ases individu kepada sumber daya yang tersedia Membantu dalam mengembangkan efektivitas individu Menghubungkan pikiran orang lain dengan pengetahuan yang individu lain miliki Seorang individu dapat mengetahui individu lain Individu dapat belajar tentang bisnis yang lebih luas dalam organisasinya, mengambil tantangan dan kesempatan yang ada Membantu individu mengenai kesempatan-kesempatan pekerjaan baru

8. Tantangan terhadap Jaringan Sosial

Kurangnya rasa harga diri dan percaya diri dalam kemampuan dan keterampilan personal Kesulitan dalam meminta bantuan orang lain dan ketidak sanggupan membalas sesuatu yang berguna secara langsung Menunggu untuk mencapai cita-cita tanpa bantuan yang khusus dari orang lain Terlalu memperhatikan isu-isu yang sensitif atau informasi-informasi yang kompetitif

9. Strategi untuk Mengembangkan Suatu Jaringan yang Efektif

Organisasikan jaringan kita yang ada sekarang Kembangkan jaringan kerja kita Memelihara hubungan baik dengan orang lain Mengambil tanggung jawab

10. Penutup

Sebagai makhluk sosial seperti yang telah dibahas sebelumnya, hubungan kita dengan orang lain pada prinsipnya merupakan suatu bentuk jaringan sosial. Jaringan sosial ini pada mulanya terbentuk dari hubungan yang bersifat individual, namun kemudian terus berkembang membentuk sebuah jaringan laba-laba.

BAB IV

NILAI DAN NORMA

1. Pendahuluan

Norma merupakan sebuah fakta sosial yang tidak dapat kita bantah keberadaannya. Norma-norma itu ada bermacam-macam, mulai dari jenis yang sederhana hingga yang lebih tinggi dan kompleks. Makna pada sebuah norma terletak dalam nilai yang hendak dilingundi atau dicapai oleh setiap anggota kelompok masyarakat.Normal dan nilai sosial memungkinkan setiap orang dapat hidup sebagai satu kesatuan masyarakat pada umumnya atau sebagai satu kelompok sosial pada khususnya seperti keluarga, organisasi bisnis, profesi, organisasi politik dsb.

2. Pengertian Nilai

Nilai dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang ingin kita wujudkan atau perjuangkan, sesuatu yang kita setujui dan kita sukai, yang menarik dan yang punya arti. Nilai padadasarnya tidak bersifat mendikte sebagaimana halnya norma. Nilai merupakan dasar bagi kita untuk mengevaluasi perilaku kita sendiri. Ini berarti bahwa nilai atau setiap nilai mempunyai daya yang dapat menggerakkan kehendak seseorang untuk mewujudkannya.

3. Pancasila sebagai Nilai

Nilai-nilai dalam Pancasila mengandung imperatif moral, politik, sosial dan religius. Secara normatif nilai-nilai tersebut mewajibkan setiap warga negara dan negara itu sendiri untuk menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk beragama, beribadah menurut kepercayaannya masing-masing, mengakui dan memperlakukan-tanpa diskriminasi-semua dan setiap orang sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiannya, melindungi semua warga negara sebagai kesatuan, mengakui kedaulatan berada ditangan rakyat(demokrasi)dan menjamin kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.

4. Sifat dan Pengertian Norma

Sebuah norma tidak hanya mengandung apa yang harus dan wajib dijalankan oleh manusia dalam kehidupan sosialnya, tetapi juga memuat sangsi-sangsi tertentu terhadap setiap orang yang melanggarnya. Dengan sangsi-sangsi ini suatu norma akan dapat berjalan dengan efektif.

5. Jenis-jenis Norma

5.1 Norma Formal dan InformalNorma formal adalah norma-norma sosial yang dirumuskan kedalam undang-undang. Pada dasarnya norma formal ini diterapkan di Negara berupa undang-undang.. Norma informal tidak dengan ketat mendefinisikan perilaku setiap anggota masyarakat. Mekanisme-mekanisme hukuman yang lazim ada dalam masyarakat berkaitan dengan norma-norma informal ini misalnya adalah gosip.

5.2 Mores dan FolkwaysMores diterjemahkan dengan adat istiadat. Adat istiadat sering mewujudkan prinsip-prinsip yang paling dihargai orang. Dalam setiap masyarakat dari jaman lampau sampai dengan jaman sekarang memiliki adat istiadat yang mengatur bagaimana mereka harus berperilaku. Mores memiliki arti penting dalam sistem budaya. William Graham Summer menulis bahwa adat istiadat biasanya berlaku untuk siapa pun dalam situasi apapun, dan kebanyakan orang percaya bahwa kesesuaian dengan adat-istiadat sangat penting untuk keberadaan masyarakat seperti yang kita kenal.Berbeda dengan Mores, Folkways tidak memiliki signifikasi moral yang besar sebagaimana halnya dengan mores. Standar-standar etiket merupakan contoh folkways. Etiket pada dasarnya berkaitan dengan bagaimana cara kita berperilaku. Namun meskipun tidak memiliki signifikasi moral yang besar seperti mores, folkways dapat menjadi sangat menentukan kredibilitas diri kita dihadapan orang lain.

5.3 Norma MoralSuseno mengemukakan bahwa ada 3 prinsip moral dasar dalam hidup manusia. Prinsip pertama yait prinsip sikap baik yang memiliki arti yang sangat besar dalam kehidupan manusia. Prinsip ini harus meresapi perilaku konkrit manusia. Prinsip kedua adalah prinsip keadilan. Keadilan yang dimaksud disini ialah memberikan kepada siapa saja yang menjadi haknya. Suatu perlakuan yang tidak sama adalah tidak adil, kecuali dapat diperlihatkan mengapa ketidaksamaan dapat dibenarkan. Prinsip ketiga adalah prinsip hormat pada diri sendiri. Prinsip ini menegaskan bahwa setiap manusia wajib untuk selalu memperlakukan diri sebagai sesuatu yang bernilai pada dirinya sendiri.Suseno juga memperkenalkan beberapa dimensi dari keutamaan moral yang dapat menjadi dasar dari sikap kita sebagai manusia. Keutamaan-keutamaan moral tersebut adalah kejujuran, nilai-nilai otentik, kesediaan untuk bertanggung jawab, kemandirian moral, keberanian moral, kerendahan hati, serta realistik dan kritis.

5.4 Norma HukumNorma hukum memiliki daya ikat yang tinggi bila dibandingkan dengan jenis norma yang lainnya. Norma hukum bersifat positif, tertulis, dan diundangkan. Dalam kaitan ini, setiap penyimpangan akan dikenakan hukuman yang sudah sangat jelas ditentukan. Biasanya norma-norma hukum dikaitkan dengan fungsi yang dijalankan oleh negara. Oleh karena berkaitan dengan fungsi negara, maka norma hukum berlaku umum untuk semua warga negara dalam negara yang bersangkutan.6. Fungsi Norma

Fungsi dari norma sosial pada umumnya adalah mengkoordinasikan harapan masyarakat dalam keseimbangan interaksi. Norma mengatur berbagai fenomena, termasuk hak milik, kontrak, bentuk komunikasi dan konsep keadilan. Tetapi sering kali berbeda secara substansial antara kelompok-kelompok. Artinya norma yang dimiliki atau yang mengatur satu kelompok masyarakat belum tentu sesuai dengan kelompok masyarakat lainnya.

7. Undang-Undang Dasar 1945 sebagai Sumber Norma

7.1 PengertianUUD '45 merupakan hukum dasar tertulis yang ditetapkan oleh pendiri negara pada tanggal 18 Agustus '45. Sebagai sumber norma UUD'45 mengikat berbagai pihak yang ada di Negara Kesatuan Republik Indonesia. UUD sebagai sumber norma memuat berbagai ketentuan-ketentuan yang menjadi dasar dari berbagai undang-undang, peraturan-peraturan lainnya yang ada dalam wilayah NKRI.

7.2 Struktur UUD'45UUD'45 terdiri atas 3 bagian utama yakni pembukaan, batang tubuh dan pjelasannya. Pada bagian pembukaan, UUD'45 terdiri dari 4 alinea.

7.3 Hubungan antara Norma dan NilaiAntara nilai dan norma terdapat kaitan yang erat. Nilai merupakan sesuatu yang tidak kelihatan, yang hanya dapat diekspresikan melalui suatu norma. Suatu norma tidak akan bermakna apapun kalau tidak memiliki nilai.

Norma Menampakkan suatu NilaiKetika kita berhadapan dengan suatu norma, maka pada saat yang sama, kita sedang berhadapan dengan suatu nilai yang harus kita lindungi. Norma sebagai Pelindung NilaiNilai keadilan, keharmonisan, kejujuran, keterbukaan hanya akan menjadi sebuah utopia, cita-cita tanpa harapan untuk mencapainya, kalau tidak ada norma yang mengatur, bagaimana kita mencapai nilai itu. Oleh karena itu, maka nilai tanpa norma tidak cukup, dan norma tanpa nilai tidak bermakna.

7.5 Sikap Terhadap Norma dan Nilai Sikap kritis yang pertama adalah mencari nilai apa yang ada dibelakang suatu norma Sikap kritis yang kedua adalah menentukan pantas tidaknya suatu norma untuk ditaati Sikap kritis yang ketiga adalah mengambil sikap kritis yang tepat terhadap norma

8. Penutup

Norma merupakan dasar dari kehidupan dan kerja sama sosial.Tanpa norma masyarakat tidak mungkin dapat berkembang. Namun sebagai produk kebudayaan norma antara satu kelompok sosial dengan kelompok sosial yang lainnya berbeda, atau bahkan dalam kelompok sosial yang sama noma tidak saja bersifat statis tetapi juga dinamis, artinya selalu ada kemungkinan untuk berubah.

BAB V

RELASI LINTAS BUDAYA DAN KEBERAGAMAN

1. Relasi Lintas Budaya

Kemajuan teknologi transprtasi dan teknologi informasi telah membuat relasi antara manusia baik sebagai pribadi maupun sebagai kelompok menjadi lebih terbuka. Keterbukaan ini akan semakin lebar dimasa-masa mendatang. Setiap kelompok kerja dimanapun akan terdiri dari orang-orang yang berasal dari latar belakang sosial yang berbeda. Untuk bisa menjadi bagian yang aktif dalam keterbukaan itu, beberapa syarat perlu diperhatikan seperti adanya sensivitas budaya, kecerdasan budaya, sikap hormat dan kefasihan budaya.

2. Keberagaman (Diversity)

2.1 Pengertian DiversityDiversity atau keanekaraman yang dimaksudkan disini mencakup semua aspek yang berkaitan dengan kehidupan manusia baik baik secara biologis, psikologis, ekonomi, kebudayaan, maupun sosiologis.

2.2 Dimensi-dimensi Keberagaman Agama Budaya Perbedaan Ideologi Perbedaan Gender Ras dan Etnis

3. Beberapa Tantangan untuk Menerima Keberagaman

3.1 PrasangkaPrasangka merupakan suatu sikap negatif yang belum dibuktikan kebenarannya. Misalnya anda tidak mau bergaul dengan seseorang, hanya karena orang tersebut berasal dari agama yang berbeda dengan anda, atau berasal dari suku yang berbeda dengan anda.

3.2 EtnosentrismeEtnosentrisme merupakan suatu kecenderungan untuk menghormati dan menganggap bahwa kelompok sendiri, budaya atau bangsa sendiri sebagai sesuatu yang lebih tinggi dari pada kelompok bangsa atau budaya yang lainnya.

3.3 StereotypesStereotypes sering meliputi perasaan-perasaan cinta terhadap kelompok sendiridan benci atau takut terhadap kelompok-kelompok lain.

4. Mengolah Perbedaan

4.1 Prinsip FilosifisPerbedaan dalam konteks dimaknai sebagai kesempatan untuk belajar dari orang lain. Dengan perbedaan yang ada kita dapat belajar dari orang lain. Kita dapat belajar dari kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh orang lain.

4.2 Secara organisatorisSecara organisatoris perbedaan merupakan kesempatan penting untuk memperkuat kehidupan berorganisasi. Perbedaan yang ada dapat dimaknai sebagai asetyang dapat dimanfaatkan sebagai modal untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi, karena berbagai potensi yang lahir dari perbedaan yang ada, yang dimiliki oleh setiap anggota organisasi.

4.3 Mengatasi tantangan komunikasi lintas budaya Sensitif pada fakta bahwa tantangan lintas budaya itu ada Tunjukkan rasa hormat pada semua orang Menggunakan bahasa secara jujur dan berbicara dengan pelan dan jelas Observasi perbedaan-perbedaan budaya dalam etiket Sensitif pada perbedaan komunikasi nonverbal Jangan dialihkan oleh gaya, aksen, tatabahasa atau penampilan pribadi Perhatian pada perbedaan individu dalam penampilan

5. Wawasan Nusantara dan Bhinneka Tunggal Ika

Wawasan nusantara merupakan cara pandang bangsa Indonesia mengenai hakekat ke Indonesia-an. Dalam perbedaan ini tidak ada satu bagianpun yang lebih penting dari bagian yang lainnya. Wawasan nusantara ini bermakna bahwa eksistensi bangsa Indonesia sangat tergantung pada keberagaman tersebut.Bhinneka Tunggal iki artinya adalah berbeda-beda tetapi satu jua. Bhinneka Tunggal Ika juga berarti keanekaragaman dalam kesatuan atau 'mozaik dalam harmoni'.

6. Penutup

Keanekaragaman sebagaimana yang dikemukakan diatas telah kita akui sebagai sesuatu yang bersifat given.Sekurang-kurangnya ada dua alasan mengapa kita harus menerima dan memperlakukan keanekaragaman itu dengan sikap moral yang baik yaitu sebuah organisasi atau kelompok yang terbuka terhadap perbedaan jauh lebi kompetitif dari organisasi atau kelompok yang tertutup terhadap perbedaan dan yang kedua adalah lebih bersifat etis dan sekaligus sosiologis yakni hanya dengan mengakui keanekaragaman itu kita menegaskan jati diri kita sebagai individu yang unik.

BAB VI

MENGELOLA KONFLIK

1. Pengertian Tentang Konflik

Konflik merupakan sebuah fenomena kompleks yang dapat dijelaskan oleh berbagai disiplin ilmu dengan berbagai paradigma yang beragam pula. Menurut Janasz konflik adalah setiap situasi dimana tujuan-tujuan, pengetahuan atau emosi dalam kelompok bertentangan satu sama lain atau interaksinya bersifat antagonistic.

2. Fungsi Konflik

Fungsi Positif : Increased Involvement Increased Cohesion Increased Innovation and Creativity Positive personal growth and change Clarification of key issues Values clarification

Fungsi Negatif : Unresolve Anger Personality clashes Low self-esteem or self-confidence Unclear or opposing views on who is or should be responsible for what Problems of efficiency Unfinished business

3. Sumber Konflik Interpersonal

Menurut Janasz ada beberapa faktor yang mendorong terjadinya konflik interpersonal seperti terbatasnya sumber daya, perbedan dalam cita-cita, miskomunikasi, perbedaan dalam sikap, nilai-nilai dan persepsi, dan perbedaan dalam gaya.

4. Strategi Managemen Konflik

4.1 Peran Pihak KetigaPihak ketiga adalah seorang penengah Sebagai seorang penengah ia tidak memihak salah satu kelompok yang berkonflik. Pada umumnya penengah cenderung diterima oleh kedua belah pihak yang berkonflik sebagai yang obyektif dan adil.

4.2 Pendekatan MediasiMediasi merupakan sebuah perluasan atau elaborasi dari proses negosiasi yang melibatkan intervensi dari pihak ketiga yang dapat diterima. Pihak ketiga ini membantu para pihak yang berkonflik untuk mencapai kesepakatan yang dapat diterima oleh semua pihak mengenai isu-isu yang disengkatakan.

Beberapa peran mediator adalah sebagai berikut : Pembuat saluran komunikasi The Legitimizer The Process Facilitator The Trainer The Resource Expander The Problem Explorer The Agen of Reality The Scapegoal The Leader

5. Lima Strategi Managemen Konflik

Force Withdrawal Accomodation Compromise Consensus

6. Tehnik Mencegah Konflik

Team Building : Menyediakan training dan pelatihan yang menyangkut keterampilan team-building dapat mengurangi kemungkinan konflik yang terjadi. Diversity Training : Diversity Training sangat diperlukan terutama oleh perusahaan besar untuk dapat menanamkan pengertian yang dalam tentang perbedaan kepada karyawannya Resource Allocation : Sumber daya yang terbatas dapat menjadi sumber konflik karena setiap orang akan berjuang untuk memperoleh sumber daya terbatas tersebut Open Communication : Komunikasi yang terbuka sangat baik untuk mencegah terjadinya konflik dimana yang akan datang Managing Other's Expectations Focusing on Other First : Konflik dapat kita hindari dengan menghargai pendapat orang lain

7. Penutup

Sumber dari konflik adalah keanekaragaman dalam berbagai dimensi kehidupan manusia. Oleh karena itu kalau keanekaragaman tidak dapat bersifat terberi, maka konflik pun tidak dapat ditolak. Ini berarti bahwa sikap yang manusiawi terhadap konfik adalah berusaha mengelolanya untuk menjadi sesuatu yang produktif, inovatif dan kreatif.

BAB VII

KOMUNIKASI INTERPERSONAL

1. Pengertian Komunikasi

Hybels dan Weaver II menulis Komunikasi adalah setiap proses melalui mana orang membagi informasi, gagasan dan perasaan. Komunikasi tidak hanya meliputi kata yang diucapkan dan ditulis tetapi juga bahasa tubuh peragai personal, dan gaya apapun yang menambah makna pada sebuah pesan. Komunikasi juga dapat dimaknai sebagai suatu transaksi. Sebagai suatu transaksi komunikasi tidak hanya berkaitan dengan kegiatan fisik dimana dua orang saling berkomunikasi. Komunikasi juga dapat merupakan suatu tindakan yang bersifat psikologis yakni berkaitan dengan impresi dari kedua orang yang terlibat dalam komunikasi.

2. Komunikasi Interpersonal

Menurut Hyberls dan Weaver II komunikasi interpersonal ketika kita berkomunikasi antara satu orang dengan orang yang lainnya, biasanya dalam setting yang informal dan tidak terstruktur.

3. Komponen-komponen Komunikasi

Sender-Receiver Messages Channels Feedback Noise Setting (Environment)

4. Komunikasi Verbal Penunjang Profesi

Untuk komunikasi verbal yang sykses, kualitas suara harus diperhatikan, demikian pula dengan pendayagunaan intonasi, tempo, jeda, dinamika, dan ekspresi. Banyak bukti menunjukkan orang yang biasa-biasa saja dapat menanjak karirnya dengan cepat karena kemahirannya dalam berkomunikasi. Sebaliknya orang yang pandai, tapi kurang terampil dalam berkomunikasi, kemajuan karirnya berjalan lambat.

5. Komunikasi Non-Verbal

Komunikasi non-verbal menurut DuBrin mengacu pada pengiriman pesan melalui sebuah media, ekspresiter tertentu. Dalam komunikasi non-verbal kata-kata tidak memiliki tempat yang penting. Komunikasi non-verbal dapat disampaikan dalam banyak cara banyak cara. DuBrin mengidentifikasi beberapa mode seperti environment, interpersonal distance, posture, hand gestures, facial expressions, voice quality, personal appearance.

6. Kemampuan Mendengarkan Dalam Komunikasi

Kemampuan Mendengarkan merupakan suatu keterampilan yang sangat penting dalam sebuah komunikasi. Menurut DuBrin komponen utama dari mendengarkan adalah menjadi pendengar aktif. DuBrin meyakini bahwa mendengar secara aktif dapat menghasilkan sebuah respon atau umpan balik yang baik da benar kepada pembicara.

7. Tantangan Komunikasi

Janasz mencatat beberapa tantangan yang perlu diperhatikan oleh para partisipan atau aktor yang akan terlibat dalam sebuah peristiwa komunikasi meliputi informasi yang overload, tantangan kepercayaan dan kredibilitas, waktu yang kurang tepat, penyaringan informasi, emosi-emosi, dan kongruensi pesan.

8. Komunikasi Asertif

Komunikasi asertif adalah suatu bentuk komunikasi dimana kita berbicara mengenai hak-hak kita dan sambil mempertimbangkan hak-hak dan perasaan orang lain. Komunikasi yang asertif meliputi elemen-elemen kewajaran (fairness), keterusterangan, kebijaksanaan dan kejujuran. Selain itu elemen dari komunikasi asertif adalah mengambil tanggung jawab.

9. Penutup

Suatu komunikasi yang efektif harus memperhatikan makna simbol yang nampak dalam ekspresi verbal maipun non-verbal. Ini berarti bahwa keterbukaan untuk memahami dan mengerti menjadi sangat penting dalam komunikasi antara manusia atau dapat kita ungkapkan bahwa komunikasi interpersonal akan dapat berhasil kalau semua pihak yang terlibat dalam peristiwa komunikasi dapat saling memahami.17