MODUL BLOK KETERAMPILAN KLINIK DASAR 4 KELUHAN …

57
KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI MENGACU PADA KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA (KKNI) MODUL BLOK KETERAMPILAN KLINIK DASAR 4 KELUHAN BERKAITAN DENGAN KESEHATAN BAYI DAN ANAK DISUSUN OLEH TIM BLOK KKD 4 EDITOR Dr. Meitria Syahadatina Noor, dr., M. Kes MEDICAL EDUCATION UNIT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN 2018

Transcript of MODUL BLOK KETERAMPILAN KLINIK DASAR 4 KELUHAN …

KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI MENGACU PADA KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL

INDONESIA (KKNI)

MODUL BLOK KETERAMPILAN KLINIK DASAR 4 KELUHAN BERKAITAN DENGAN KESEHATAN BAYI

DAN ANAK

DISUSUN OLEH

TIM BLOK KKD 4

EDITOR

Dr. Meitria Syahadatina Noor, dr., M. Kes

MEDICAL EDUCATION UNIT

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARMASIN

2018

Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 Keluhan Berkaitan dengan Kesehatan Bayi & Anak

Kurikulum Berbasis Kompetensi FK ULM TA 2017/2018 Hal 2

TIM BLOK KETERAMPILAN KLINIK DASAR 4

KELUHAN BERKAITAN DENGAN KESEHATAN BAYI DAN

ANAK

KOORDINATOR :

Dr. Meitria Syahadatina Noor, dr, M.Kes

ANGGOTA :

Rahmiati, dr., M. Kes., Sp. MK

Ida Yuliana, dr., M. Biomed

Asnawati, dr., M. Sc

Nurul Hidayah, dr., M. Sc., Sp. A

Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 Keluhan Berkaitan dengan Kesehatan Bayi & Anak

Kurikulum Berbasis Kompetensi FK ULM TA 2017/2018 Hal 3

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ........................................................................................................... 3

1. PENDAHULUAN ............................................................................................. 4

2. TUJUAN BLOK ................................................................................................ 4

3. PRAKTIK KETERAMPILAN ......................................................................... 4

4. PENILAIAN ..................................................................................................... 4

5. TATA TERTIB .................................................................................................. 5

6. TIM BLOK ........................................................................................................ 6

MODUL SKILL LAB KELUHAN BERKAITAN

DENGAN KESEHATAN BAYI DAN ANAK :

ALLOANAMNESIS DAN HETEROANAMNESIS KELUHAN PADA ANAK 7

DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK ..................................................... 13

PEMERIKSAAN FISIK PADA BAYI BARU LAHIR ........................................... 52

Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 Keluhan Berkaitan dengan Kesehatan Bayi & Anak

Kurikulum Berbasis Kompetensi FK ULM TA 2017/2018 Hal 4

BLOK KETERAMPILAN KLINIK DASAR 4

KELUHAN BERKAITAN DENGAN KESEHATAN BAYI DAN ANAK

1. PENDAHULUAN

Selain memahami berbagai teori di bidang kedokteran dan kesehatan, seorang dokter juga

dituntut untuk menguasai keterampilan klinis untuk menangani berbagai kondisi yang diderita

pasien. Modul-modul ketrampilan klinis ini disusun dengan tujuan agar bisa menjadi materi

acuan untuk mempelajari berbagai keterampilan klinis yang diperlukan seorang dokter.

Modul Keterampilan Klinik Dasar 4 ini akan dilaksanakan pada semester 6. Pada semester

ini, mahasiswa diharapkan untuk memiliki keterampilan klinis dalam anamnesis, komunikasi,

pemeriksaan fisik, tindakan, dan analisis data pada sistem keluhan reproduksi, kesehatan anak,

dan pengelolaan masalah komunitas dan kesehatan keluarga. Khusus untuk Modul ini, akan

dipelajari keterampilan anamnesis gangguan pada bayi dan anak, pemeriksaan fisik bayi baru

lahir, deteksi dini tumbuh kembang.

2. TUJUAN BLOK

Setelah menyelesaikan blok Keterampilan Klinis Dasar 4 pada keluhan berkaitan dengan

sistem reproduksi ini, mahasiswa diharapkan mampu:

a. Melakukan anamnesis gangguan kesehatan pada bayi dan anak.

b. Melakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir.

c. Melakukan deteksi dini tumbuh kembang.

3. PRAKTIK KETERAMPILAN

Praktik keterampilan/skills lab terdiri atas pembelajaran anamnesis dan komunikasi

(anamnesis gangguan kesehatan pada bayi dan anak), dan pemeriksaan fisik (pemeriksaan fisik

bayi baru lahir dan deteksi dini tumbuh kembang). Pada blok ini, masing-masing keterampilan

dilatihkan sebanyak 2 kali selama masing-masing 3 jam.

4. PENILAIAN

a. Formatif

Prasyarat ujian:

• Kehadiran skills lab & OSCE Komprehensif : 100%

• Etika pada skills lab & OSCE Komprehensif : sufficient (berbasis checklist)

b. Sumatif, terdiri atas:

• Pretest : 10%

• Posttest : 15 %

• Nilai harian skills lab : 20%

• OSCE Komprehensif : 55% (nilai batas lulus/NBL OSCE Komprehensif = 70)

c. Standar Penilaian

Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 Keluhan Berkaitan dengan Kesehatan Bayi & Anak

Kurikulum Berbasis Kompetensi FK ULM TA 2017/2018 Hal 5

Penilaian Acuan Patokan (PAP)/criterion-reference dengan nilai patokan berdasarkan

aturan institusi.

A = 80-100 C = 60-64,99

B+ = 75-79,99 D+ = 55-59,99

B = 70-74,99 D = 50-54,99

C+ = 65-69,99 E = 0-49,99

d. Remediasi

Jika nilai mahasiswa berada di bawah NBL OSCE Komprehensif, maka dilakukan 1 kali

remedial di minggu remedial pada akhir semester, dengan ketentuan nilai maksimal remedial

OSCE Komprehensif yang diperoleh adalah 70. Apabila setelah dilakukan 1 kali remediasi

OSCE Komprehensif, nilai yang diperoleh masih berada di bawah nilai lulus, maka nilai yang

diambil adalah nilai yang tertinggi.

5. TATA TERTIB

a. Mahasiwa wajib mengikuti seluruh proses kegiatan skills lab dan OSCE Komprehensif

(100%).

b. Ketidakhadiran skills lab dan OSCE Komprehensif hanya diperkenankan apabila:

1. Sakit, yang dibuktikan dengan surat keterangan sakit dari dokter

2. Mendapat musibah kematian keluarga inti, dengan surat keterangan dari orangtua/wali

3. Mendapat tugas dari fakultas/universitas, dengan surat keterangan dari Ketua Program

Studi/Wakil Dekan/Dekan/Rektor

c. Apabila tidak hadir pada kegiatan skills lab/OSCE Komprehensif dengan alasan selain yang

tercantum pada poin (b) di atas, maka akan mendapat nilai nol (0).

d. Apabila tidak hadir pada kegiatan skills lab/OSCE Komprehensif dengan alasan seperti yang

tercantum pada poin (b), mahasiswa dapat mengganti waktu skills lab/OSCE Komprehensif

sesuai dengan ketentuan administrasi yang telah ditetapkan oleh MEU dan diwajibkan

mengerjakan tugas tambahan. Apabila mahasiswa tidak hadir pada pertemuan pertama skills

lab, maka tidak berhak mengikuti pertemuan kedua materi skills lab tersebut.

e. Bagi mahasiswa yang tidak hadir pada kegiatan skills lab dengan alasan selain yang

tercantum pada poin (b), maka mahasiswa tidak berhak mendapatkan penggantian waktu, dan

nilai skills lab yang ditinggalkan tersebut adalah 0 (nol). Apabila mahasiswa tidak hadir pada

pertemuan pertama, maka mahasiswa tersebut juga tidak dapat mengikuti pertemuan kedua

skills lab materi tersebut dan nilai pertemuan kedua adalah 0 (nol).

f. Bagi mahasiswa yang tidak hadir pada kegiatan OSCE Komprehensif dengan alasan yang

tercantum pada poin (b), maka mahasiswa berhak mengganti waktu OSCE Komprehensif

yang akan dilaksanakan bersamaan dengan jadwal remedial OSCE Komprehensif. Nilai

maksimal OSCE Komprehensif per station adalah nilai rata-rata kelas station tersebut.

Apabila mahasiswa mendapatkan nilai di atas rata-rata kelas station tersebut, maka nilai yang

diperoleh mahasiswa adalah 80% dari nilai asal.

g. Bagi mahasiswa yang tidak hadir pada kegiatan OSCE Komprehensif dengan alasan selain

yang tercantum pada poin (b), maka mahasiswa tidak berhak mendapatkan penggantian

waktu, dan nilai OSCE Komprehensif adalah 0 (nol)

h. Apabila mahasiswa tidak hadir pada jadwal remedial OSCE Komprehensif yang telah

ditentukan, maka nilai OSCE Komprehensif station tersebut adalah nilai asal.

Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 Keluhan Berkaitan dengan Kesehatan Bayi & Anak

Kurikulum Berbasis Kompetensi FK ULM TA 2017/2018 Hal 6

i. Pada saat OSCE Komprehensif, mahasiswa harus sudah hadir 30 menit sebelum OSCE

Komprehensif dilaksanakan sesuai jadwal

j. Bagi mahasiswa yang terlambat hadir pada saat OSCE Komprehensif maksimal 10 menit,

maka tidak akan diperkenankan ikut OSCE Komprehensif

k. Remedial OSCE Komprehensif hanya ditujukan bagi mahasiswa yang mendapat nilai di

bawah ketentuan blok dan secara administratif tidak ada pelanggaran (kehadiran, etika).

l. Bagi mahasiswa yang melanggar ketentuan administratif dan etika, maka dinyatakan tidak

lulus blok dan wajib mengulang pada tahun-tahun berikutnya

6. TIM BLOK

Koordinator : Dr. Meitria Syahadatina Noor, dr., M. Kes

Anggota : 1. Rahmiati, dr., M. Kes., Sp. MK

2. Ida Yuliana, dr., M. Biomed

3. Asnawati, dr., M. Sc

4. Nurul Hidayah, dr., M. Sc., Sp. A

Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 Keluhan Berkaitan dengan Kesehatan Bayi & Anak

Kurikulum Berbasis Kompetensi FK ULM TA 2017/2018 Hal 7

ALLOANAMNESIS DAN HETEROANAMNESIS KELUHAN PADA ANAK

Pendahuluan

Pertumbuhan dan perkembangan termasuk suatu proses yang berubah-ubah, pembentukan

jaringan, ukuran kepala, tubuh serta anggota tubuh lain seperti tangan dan kaki yang membesar,

peningkatan yang drastis dalam kekuatan dan kemampuan untuk mengendalikan otot-otot yang

besar maupun kecil, perkembangan hubungan sosial, pemikiran dan bahasa, serta munculnya

kepribadian. Terbukanya proses-proses tersebut dan interaksinya tergantung pada kondisi

biologis dan fisik anak tersebut dan lingkungan sosialnya.

Pengertian tentang perkembangan tidak hanya memungkinkan pencarian awal tentang

penyimpangan-penyimpangan, tetapi juga menolong orangtua memahami hasil pengamatan

mereka terhadap anak mereka. Informasi riwayat seringkali diperoleh dari orangtua dan anak

apabila anak sudah bisa memberikan informasi verbal mengenai gejala yang dialaminya. Sebagai

contoh, anak usia 24 bulan yang mengalami radang tenggorokan seringkali tidak mengeluh

namun orangtua dapat mengamatinya ketika anak mengalami kesulitan menelan ludah, menolak

makanan padat dan menghembuskan nafas yang berbau. Seiring dengan perkembangan anak,

anak akan bisa mendefinisikan sakit yang dideritanya dengan bahasa verbal tetapi pengamatan

orangtua dapat menunjukkan sebab akibat penyakit yang diderita seorang anak, misalnya anak

usia 4 tahun yang mengalami infeksi saluran kencing dapat teramati oleh orangtuanya ketika

anak memegang perut dan mengalami perubahan frekuensi kencing meskipun anak hanya

mengatakan bahwa sakit perut.

Sikap dan posisi pada saat dilakukan anamnesis cukup penting sehingga kita bisa

mengamati interaksi orangtua dan anak. Anak akan mudah teramati bila dia dalam posisi yang

nyaman, misalnya di pangku atau digendong dan sebagai seorang pemeriksa juga bisa

berinteraksi dengan anak sehingga anak tidak takut dan rewel.

Anamnesis

Anamnesis bisa dilakukan baik dengan anak yang sakit (alloanamnesis) maupun kepada

orangtua atau keluarga yang datang membawa serta anak tersebut (heteroanamnesis). Anamnesis

pada tahap ini meliputi banyak aspek, mulai dari riwayat neonatus sampai riwayat perkembangan

dan pertumbuhan anak sekarang. Riwayat neonatus harus mendeteksi penyakit yang

menimbulkan kecacatan dengan tindakan pencegahan segera atau setelah pengobatan (misalnya

asfiksia), mengantisipasi keadaan-keadaan yang nantinya menjadi penting di kemudian hari) dan

menemukan kemungkinan faktor penyebab yang dapat menjelaskan keadaan patologis. Riwayat

perinatal harus meliputi data demografi dan sosial (status sosio-ekonomi, umur, ras), penyakit

medis yang dulu pernah terjadi pada anak dan keluarga (gangguan kardiopulmonal, penyakit

infeksi, gangguan genetik, dll), masalah-masalah reproduktif ibu sebelumnya (kelahiran mati,

prematuritas, dll), kejadian-kejadian yang terjadi pada kehamilan (perdarahan per vaginam, obat-

obatan, penyakit akut, keadaan ketuban, dll) dan uraian mengenai kelahiran (lamanya, presentasi

janin, ada tidaknya kegawatdaruratan, dll) dan persalinan (seksio sesaria, penggunaan anastesi

atau sedasi, penggunaan forsef, Apgar skor, dan penanganan anak segera setelah lahir).

Seorang dokter dalam anamnesis seharusnya mengajukan pertanyaan umum yang bersifat terbuka sehingga memungkinkan orangtua atau anak dapat menjelaskan secara nyaman keadaan

anak tersebut. Misalnya : “ Bagaimana keadaan anak ibu ?”“Bagaimana kondisimu sekarang ?”.

Selain keluhan utama dan keluhan penyerta, riwayat perkembangan dan pertumbuhan juga harus

Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 Keluhan Berkaitan dengan Kesehatan Bayi & Anak

Kurikulum Berbasis Kompetensi FK ULM TA 2017/2018 Hal 8

dipertanyakan. Pertanyaan mengenai pemberian makanan dan diet dan hubungan keluarga dan

hubungan sosial anak juga harus dipertanyakan. Untuk dapat tumbuh dan berkembang secara

normal, anak butuh dukungan dan bantuan dari orangtua beserta lingkungannya.

I. Identitas

Pencatatan identitas penting untuk mencari faktor risiko penyakit dan menghindari

kekeliruan dengan orang lain, meliputi : nama, umur, jenis kelamin, nama orang tua, alamat,

umur orang tua, pendidikan dan pekerjaan orang tua, agama dan suku bangsa.

1. Nama

Pada bayi belum mempunyai nama, cantumkan nama orangtua/ibu bayi dibelakangnya,

contoh: By. Ny. Aminah

2. Umur

3. Jenis Kelamin

4. Nama orang tua

5. Alamat. Alamat harus jelas dan lengkap.

6. Umur, Pendidikan dan Pekerjaan orang tua

Selain sebagai tambahan identitas, dengan informasi pendidikan dan pekerjaan

orangtua, dapat sebagai informasi hubungan sakit dengan faktor risiko dari data tersebut.

7. Agama dan suku bangsa

Perilaku seseorang tentang kesehatan dan penyakit sering dihubungkan dengan agama

dan suku bangsa.

II. Riwaya Penyakit

- Keluhan Utama: keluhan yang membawa anak berobat.

- Riwayat Perjalanan Penyakit.

• Kronologis

• Terinci dan jelas

• Umumnya mencakup: lamanya, bagaimana terjadinya: akut, kronisatau pelan pelan

• Lokalisasi, sifatnya, penyebaran

• Berat/ringannya

• Terdapat hal-hal yang mendahuluinya

• Keluhan baru atau lama

• Keluarga ada yang terkena

• Upaya yang telah dilakukan

Demam : Lamanya

Karateristik

Tipe (remiten, intermiten atau kontinu)

Gejala yang menyertai

Batuk : Lamanya

Sifat (spasmodik, kering, produktif).

Dahaknya (kental, warna, bau, darah)

Keluhan lain yang menyertainya (sesak napas, sianosis, keringatmalam, mengi).

Mencret : Frekwensi, konsistensi, jumlah, warna, bau, ada darah/lendir.

Gejala yang menyertai.

Kejang : Frekwensi, lamanya, tipe, kesadaran

Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 Keluhan Berkaitan dengan Kesehatan Bayi & Anak

Kurikulum Berbasis Kompetensi FK ULM TA 2017/2018 Hal 9

Gejala yang menyertai.

Muntah : Lamanya, frekwensi, sifatnya

Gejala yang menyertai.

Edema : Saat mulainya, tempat, penjalarannya.

Piting atau non piting.

Sesak napas : Berhubungan dengan saluran napas dan kardiovaskuler.

Saat terjadi

Gejala yang menyertai.

Sianosis : Central atau perifer

Aktivitas yang menyertai

Gejala lain yang menyertai.

Ikterus : Patologis atau fisiologis

Derajat ikterus

Saat timbulnya

Penyakit penyerta.

III. Riwayat Kehamilan

- Riwayat kehamilan sekarang :

Disini perlu ditanyakan keadaan kesehatan ibu selama hamil, ada atau tidaknya

penyakit serta upaya yang dilakukan untuk mengatasi penyakit tersebut. Berapa kali ibu

melakukan kunjungan antenatal dan kepada siapa kunjungan antenatal tersebut (dukun,

bidan, dokter umum atau dokter spesialis). Apakah ibu mendapatkan imunisasi tetanus

toksoid, adakah perdarahan, demam, keputihan, obat yang pernah diminum, dan kebiasaan

ibu (merokok, minum alkohol dll)

- Riwayat kehamilan - kehamilan sebelumnya :

Ditanyakan tentang apakah kehamilan sebelumnya sehat, apakah pernah abortus, apakah

ada riwayat lahir mati, apakah ada riwayat bayi lahir dengan kelainan kongenital

IV. Riwayat Kelahiran

- Cukup bulan, kurang bulan atau lebih bulan

- Penolong, cara kelahiran, air ketuban

- Nilai apgar, berat lahir, panjang lahir, lingkar kepala

- Tanda infeksi intrapartum

- Keadaan setelah lahir

- Riwayat perawatan intensif

V. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan

Pertumbuhan : Berat badan, panjang badan, lingkar kepala, lingkar dada.

(bisa diminta memperlihatkan KMS)

Perkembangan : Ditelaah secara rinci

- Milestone (Motorik kasar, halus, bahasa, sosial)

VI. Riwayat Imunisasi.

- Imunisasi dasar, tambahan.

- Tempat pelaksanaan

- Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)

Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 Keluhan Berkaitan dengan Kesehatan Bayi & Anak

Kurikulum Berbasis Kompetensi FK ULM TA 2017/2018 Hal 10

VII. Riwayat Makanan.

- ASI/PASI

- Kualitas dan kuantitas.

VIII. Riwayat Penyakit Yang Pernah diderita.

- Hubungan dengan penyakit sekarang.

- Ada reaksi alergi obat/makanan.

IX. Riwayat Keluarga dan penyakit keluarga

- Data keluarga

- Silsilah keluarga

- Data perumahan

- Penyakit yang diderita anggota keluarga (didapat/keturunan)

Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 Keluhan Berkaitan dengan Kesehatan Bayi & Anak

Kurikulum Berbasis Kompetensi FK ULM TA 2017/2018 Hal 11

Check List

Anamnesis Keluhan Kesehatan Bayi dan Anak

No. ASPEK YANG DINILAI NILAI

0 1 2

Aspek Komunikasi

1. Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri

2. Mendengarkan secara aktif

3. Tidak memotong pembicaraan pasien selama masih relevan

4. Menggunakan bahasa yang dipahami pasien

5. Mempertahankan kontak mata dengan pasien

6. Menunjukkan empati

Aspek Anamnesis

1. Identitas

- Nama

- Umur

- Jenis Kelamin

- Nama orang tua

- Alamat

- Umur orang tua

- Pendidikan

- Pekerjaan orang tua

- Agama

- Suku

2. Menanyakan keluhan utama

3. Menggali riwayat penyakit sekarang

a. Onset

b. Frekuensi

c. Sifat munculnya keluhan

d. Durasi

e. Sifat sakit

f. Lokasi

g. Hubungan dengan fungsi fisiologis

h. Akibat yang timbul terhadap aktivitas sehari-hari

i. Upaya yang dilakukan untuk mengurangi keluhan

4. Menggali riwayat penyakit dahulu

a. Ada tidaknya penyakit seperti ini sebelumnya

b. Penyakit lain yang pernah diderita

5. Riwayat keluarga

• Anamnesis tentang keluarga

• Anamnesis penyakit

6. Menanyakan keluhan penyerta (berdasarkan sistem)

7 Riwayat kehamilan ibu

8 Riwayat kelahiran

9 Riwayat pertumbuhan dan perkembangan

Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 Keluhan Berkaitan dengan Kesehatan Bayi & Anak

Kurikulum Berbasis Kompetensi FK ULM TA 2017/2018 Hal 12

10 Riwayat imunisasi

11 Riwayat makanan

12 Membuat resume anamnesis

TOTAL

Keterangan :

0 = tidak dilakukan

1 = dilakukan, tetapi tidak benar

2 = dilakukan dengan benar

Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 Keluhan Berkaitan dengan Kesehatan Bayi & Anak

Kurikulum Berbasis Kompetensi FK ULM TA 2017/2018 Hal 13

DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK

Deteksi dini tumbuh kembang anak adalah kegiatan/pemeriksaan untuk menemukan

secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan anak prasekolah. Ada tiga

jenis deteksi dini tumbuh kembang yang dapat dikerjakan, berupa :

1. Deteksi didni penyimpangan pertumbuhan, yaitu untuk mengetahui/menemukan status gizi

kurang/buruk dan mikro/makrosefali

2. Deteksi dini penyimpangan perkembangan, yaitu untuk mengetahui gangguan perkembangan

anak (keterlambatan), gangguan daya lihat, gangguan daya dengar.

3. Deteksi dini penyimpangan mental emosional, yaitu untuk mengetahui mental emosional,

autisme dan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas.

I. Deteksi Dini Penyimpangan Pertumbuhan

A. Pengukuran Berat Badan terhadap Tinggi Badan (BB/TB)

• Tujuan pengukuran BB/TB adalah untuk menentukan status gizi anak, normal, kurus,

kurus sekali atau gemuk.

• Jadwal pengukuran BB/TB disesuaikan dengan jadwal deteksi dini tumbuh kembang

balita.

• Pengukuran Berat Badan (BB)

Menggunakan timbangan bayi :

- Timbangan bayi digunakan untuk menimbang anak sampai umur dua tahun atau

selama anak masih bisa berbaring atau duduk dengan tenang.

- Letakkan timbangan pada meja yang datar dan tidak mudah bergoyang.

- Lihat posisi jarum atau angka harus menunjukkan ke angka 0 (nol).

- Bayi sebaiknya telanjang, tanpa topi, kaus kaki, sarung tangan.

- Baringkan bayi dengan hati-hati di atas timbangan.

- Lihat jarum timbangan sampaiberhenti.

- Baca angka yang ditunjukkan oleh jarum timbangan atau angka timbangan.

- Bila bayi terus menerus bergerak, perhatikan gerakan jarum, baca angka ditengah-

tengah antara gerakan jarum ke kanan dan ke kiri.

Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 Keluhan Berkaitan dengan Kesehatan Bayi & Anak

Kurikulum Berbasis Kompetensi FK ULM TA 2017/2018 Hal 14

Menggunakan timbangan injak :

- Letakkan timbangan di lantai yang datar sehingga tidak mudah

- Lihat posisi jarum atau angka harus menunjukkan ke angka 0 (nol)

- Anak sebaiknya memakai baju sehari-hari yang tipis, tidak memakai alas kaki,

jaket, topi, jam tangan, kalung, dan tidak memegang sesuatu.

- Anak berdiri di atas timbangan tanpa dipegangi.

- Lihat jarum timbangan sampai berhenti.

- Baca angka yang ditunjukkan oleh jarum timbangan atau angka timbangan.

- Bila anak terus menerus bergerak, perhatikan gerakan jarum, baca angka

ditengah-tengah antara gerakan jarum ke kanan dan ke kiri.

• Pengukuran Panjang Badan (PB) atau Tinggi Badan (TB)

Cara Mengukur dengan posisi berbaring :

- Sebaiknya dilakukan oleh dua orang.

- Bayi dibaringkan pada alas yang datar.

- Kepala bayi menempel pada pembatas angka 0 (nol).

- Petugas pertama memegang kepala bayi dengan kedua tangan agar tetap

menempel pada pembatas angka 0 (pembatas kepala).

- Petugas kedua menekan lutut bayi dengan tangan kiri agar lus, dan tangan kanan

menekan batas kaki ke telapak kaki dan membaca angka di tepi luar pengukur.

Cara mengukur dengan posisi berdiri :

- Anak tidak memakai sandal atau sepatu.

- Berdiri tegak menghadap ke depan.

- Punggung, pantat dan tumit menempel pada tiang pengukur.

- Turunkan batas atas pengukur sampai menempel di ubun-ubun.

- Baca angka pada batas tersebut.

Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 Keluhan Berkaitan dengan Kesehatan Bayi & Anak

Kurikulum Berbasis Kompetensi FK ULM TA 2017/2018 Hal 15

Penggunaan Tabel BB/TB (Direktorat Gizi Masyrakat, 2002)

- Ukur tinggi/panjang badan dan timbang berat badan anak.

- Lihat kolom tinggi/panjang badan anak yang sesuai dengan hasil pengukuran.

- Pilih kolom berat badan sesuai jenis kelamin anak, cari angka berat badan yang

terdekat dengan berat badan anak.

- Dari angka berat badan tersebut, lihat bagian atas kolom untuk mengetahui angka

Standar Deviasi (SD).

Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 Keluhan Berkaitan dengan Kesehatan Bayi & Anak

Kurikulum Berbasis Kompetensi FK ULM TA 2017/2018 Hal 16

Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 Keluhan Berkaitan dengan Kesehatan Bayi & Anak

Kurikulum Berbasis Kompetensi FK ULM TA 2017/2018 Hal 17

Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 Keluhan Berkaitan dengan Kesehatan Bayi & Anak

Kurikulum Berbasis Kompetensi FK ULM TA 2017/2018 Hal 18

Interpretasi :

Normal : -2 SD s/d 2 SD atau Gizi baik

Kurus : < -2 SD s/d -3 SD atau Gizi kurang

Kurus sekali : < -3 SD atau Gizi buruk

Gemuk : > 2 SD atau Gizi lebih

Contoh : Seorang anak laki-laki dengan panjang badan 71 Cm dan berat badan 6,8

Kg. Pada kolom panjang badan anak laki-laki 71 Cm, apabila ditarik garis

lurus ke kiri ternyata berat badan 6,8 Kg terletak pada kolom 6,0 – 6,9 Kg;

Kolom < -2 SD s/d -3 SD.

Interpretasinya : anak kurus

Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 Keluhan Berkaitan dengan Kesehatan Bayi & Anak

Kurikulum Berbasis Kompetensi FK ULM TA 2017/2018 Hal 19

B. Pengukuran Lingkaran Kepala Anak (LKA)

• Tujuan pengukuran lingkaran kepala anak adalah untuk mengetahui lingkaran kepala

anak dalam batas normal atau diluar batas normal.

• Jadwal disesuaikan dengan umur anak. Umur 0-11 bulan, pengukuran dilakukan

setiap tiga bulan. Pada anak yang lebih besar, umur 12-72 bulan, pengukuran

dilakukan setiap enam bulan.

• Cara mengukur lingkaran kepala :

- Alat pengukur di lingkaran pada kepala anak melewati dahi, menutupi alis mata,

di atas kedua telinga, dan bagian belakang kepala yang menonjol, tarik agak

kencang.

- Baca angka pada pertemuan dengan angka 0 (nol).

- Tanyakan tanggal lahir bayi/anak, hitung umur bayi/anak.

- Hasil pengukuran dicatat pada grafik lingkaran kepala menurut umur dan jenis

kelamin anak.

- Buat garis yang menghubungkan antara ukuran yang lalu dengan ukuran

sekarang.

• Interpretasi :

- Bila ukuran lingkaran kepala anak berada di dalam ”jalur hijau” maka lingkaran

kepala anak normal.

- Bila ukuran lingkaran kepala anak berada di luar ”jalur hijau” maka lingkaran

kepala anak tidak normal.

Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 Keluhan Berkaitan dengan Kesehatan Bayi & Anak

Kurikulum Berbasis Kompetensi FK ULM TA 2017/2018 Hal 20

- Lingkaran kepala anak tidak normal ada dua, yaitu makrosefali bila berada di atas

”jalur hijau” dan mikrosefali bila berada di bawah ”jalur hijau”.

• Intervensi : Bila ditemukan makrosefali maupun mikrosefali segera dirujuk ke Rumah

Sakit.

• Intervensi : Bila ditemukan makrosefal mauoun mikrosefal segera dirujuk ke Rumah

sakit

Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 Keluhan Berkaitan dengan Kesehatan Bayi & Anak

Kurikulum Berbasis Kompetensi FK ULM TA 2017/2018 Hal 21

II. Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan

A. Skrining/pemeriksaan Perkembangan Anak Menggunakan Kuesioner Pra Skrining

Perkembanagan (KPSP)

• Tujuan skrining/pemeriksaan perkembangan anak menggunakan KPSP adalah untuk

mengetahui perkembangan anak normal atau ada penyimpangan.

• Jadwal skrining/pemeriksaan KPSP rutin adalah pada umur 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24,

30, 36, 42, 48, 54, 60, 66 dan 72 bulan. Jika anak belum mencapai umur skring

tersebut, minta ibu datang kembali pada umur skrining yang terdekat untuk

pemeriksaan rutin. Misalnya bayi umur 7 bulan, diminta kembali untuk skring KPSP

pada umur 9 bulan. Apabila orangtua datang dengan keluhan anaknya mempunyai

masalah tumbuh kembang, sedangkan umur anak bukan umur skring maka

pemeriksaan menggunakan KPSP untuk umur skring terdekat.

• Cara menggunakan KPSP :

- Pada waktu pemeriksaan/skrining, anak harus dibawa.

- Tentukan umur anak dengan menanyakan tanggal bulan dan tahun anak lahir. Bila

umur anak lebih 16 hari dibulatkan menjadi 1 bulan. Contoh : bayi umur 3 bulan

Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 Keluhan Berkaitan dengan Kesehatan Bayi & Anak

Kurikulum Berbasis Kompetensi FK ULM TA 2017/2018 Hal 22

16 hari, dibulatkan menjadi 4 bulan. Bila umur bayi 3 bulan 15 hari, dibulatkan

menjadi 3 bulan.

- Setelah menentukan umur anak, pilih KPSP yang sesuai dengan umur anak.

- Tanyakan pertanyaan tersebut secara berurutan, catat jawaban tersebut pada

formulir.

• Interpretasi hasil KPSP :

- Hitunglah berapa jumlah jawaban ya :

Jawaban ya, bila orangtua menjawab : anak bisa atau pernah atau sering atau

kadang-kadang melakukannya.

Jawaban tidak, bila orangtua menjawab : anak belum pernah melakukan atau

tidak pernah atau orangtua tidak tahu.

- Jumlah jawaban ya = 9 atau 10, perkembangan anak sesuai dengan tahap

perkembangannya (S)

- Jumlah jawaban ya = 7 atau 8, perkembangan anak meragukan (M)

- Jumlah jawaban ya = 6 atau kurang, kemungkinan ada penyimpangan (P)

- Untuk jawaban tidak, perlu dirinci jumlah jawaban tidak menurut jenis

keterlambatan (gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, sosialisasi dan

kemandirian).

• Intervensi :

- Bila perkembangan anak sesuai umur (S), lakukan tindakan berikut :

* Beri pujian kepada ibu karena telah mengasuh anaknya dengan baik.

* Teruskan pola asuh anak sesuai dengan tahap perkembangan anak.

* Beri stimulasi perkembangan anak setiap saat, sesering mungkin, sesuai dengan

umur dan kesiapan anak.

* Ikutkan anak pada kegiatan penimbangan dan pelayanan kesehatan di posyandu

secara teratur sebulan sekali dan setiap ada kegiatan Bina Keluarga Balita

(BKB). Jika anak sudah memasuki usia prasekolah (36-72 bulan), anak dapat

diikutkan pada kegiatan di Pusat Pendidikan Anak Dini Usia (PADU),

Kelompok Bermain dan Taman Kanak-kanak.

Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 Keluhan Berkaitan dengan Kesehatan Bayi & Anak

Kurikulum Berbasis Kompetensi FK ULM TA 2017/2018 Hal 23

* Lakukan pemeriksaan/skrining rutin menggunakan KPSP setiap 3 bulan pada

anak berumur kurang dari 24 bulan dan setiap 6 bulan pada anak umur 24

sampai 72 bulan.

- Bila perkembangan anak meragukan (M), lakukan tindakan berikut :

* Beri petunjuk pada ibu agar mellakukan stimulasi perkembangan pada anak

lebih sering lagi, setiap saat dan sesering mungkin.

*Ajarkan ibu cara melakukan intervensi stimulasi perkembangan anak untuk

mengatasi penyimpangan/mengejar ketertinggalannya.

* Lakukan pemeriksaan kesehatan untuk mencari kemungkinan adanya penyakit

yang menyebabkan penyimpangan perkembangannya.

* Lakukan penilaian ulang KPSP 2 minggu kemudian dengan menggunakan

daftar KPSP yang sesuai dengan umur anak.

* Jika hasil KPSP ulang jawaban ’ya’ tetap 7 atau 8 maka kemungkinan ada

penyimpangan (P)

- Bila tahapan perkembangan terjadi penyimpangan (P), lakukan tindakan berikut :

rujuk ke Rumah sakit dengan menuliskan jenis dan jumlah penyimpangan

perkembangan (gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, sosialisasi dan

kemandirian).

Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 Keluhan Berkaitan dengan Kesehatan Bayi & Anak

Kurikulum Berbasis Kompetensi FK ULM TA 2017/2018 Hal 24

Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 Keluhan Berkaitan dengan Kesehatan Bayi & Anak

Kurikulum Berbasis Kompetensi FK ULM TA 2017/2018 Hal 25

Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 Keluhan Berkaitan dengan Kesehatan Bayi & Anak

Kurikulum Berbasis Kompetensi FK ULM TA 2017/2018 Hal 26

Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 Keluhan Berkaitan dengan Kesehatan Bayi & Anak

Kurikulum Berbasis Kompetensi FK ULM TA 2017/2018 Hal 27

Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 Keluhan Berkaitan dengan Kesehatan Bayi & Anak

Kurikulum Berbasis Kompetensi FK ULM TA 2017/2018 Hal 28

Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 Keluhan Berkaitan dengan Kesehatan Bayi & Anak

Kurikulum Berbasis Kompetensi FK ULM TA 2017/2018 Hal 29

Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 Keluhan Berkaitan dengan Kesehatan Bayi & Anak

Kurikulum Berbasis Kompetensi FK ULM TA 2017/2018 Hal 30

Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 Keluhan Berkaitan dengan Kesehatan Bayi & Anak

Kurikulum Berbasis Kompetensi FK ULM TA 2017/2018 Hal 31

Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 Keluhan Berkaitan dengan Kesehatan Bayi & Anak

Kurikulum Berbasis Kompetensi FK ULM TA 2017/2018 Hal 32

Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 Keluhan Berkaitan dengan Kesehatan Bayi & Anak

Kurikulum Berbasis Kompetensi FK ULM TA 2017/2018 Hal 33

Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 Keluhan Berkaitan dengan Kesehatan Bayi & Anak

Kurikulum Berbasis Kompetensi FK ULM TA 2017/2018 Hal 34

Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 Keluhan Berkaitan dengan Kesehatan Bayi & Anak

Kurikulum Berbasis Kompetensi FK ULM TA 2017/2018 Hal 35

Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 Keluhan Berkaitan dengan Kesehatan Bayi & Anak

Kurikulum Berbasis Kompetensi FK ULM TA 2017/2018 Hal 36

Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 Keluhan Berkaitan dengan Kesehatan Bayi & Anak

Kurikulum Berbasis Kompetensi FK ULM TA 2017/2018 Hal 37

Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 Keluhan Berkaitan dengan Kesehatan Bayi & Anak

Kurikulum Berbasis Kompetensi FK ULM TA 2017/2018 Hal 38

Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 Keluhan Berkaitan dengan Kesehatan Bayi & Anak

Kurikulum Berbasis Kompetensi FK ULM TA 2017/2018 Hal 39

Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 Keluhan Berkaitan dengan Kesehatan Bayi & Anak

Kurikulum Berbasis Kompetensi FK ULM TA 2017/2018 Hal 40

B. Tes Daya Dengar (TDD)

- Tujuan tes daya dengar adalah untuk menemukan gangguan pendengaran sejak dini,

agar dapat segera ditindaklanjuti untuk meningkatkan kemampuan daya dengar dan

bicara anak.

- Jadwal TDD adalah setiap 3 bulan pada bayi umur kurang dari 12 bulan dan setiap 6

bulan pada anak umur 12 bulan keatas. Tes ini dilaksanakan oleh tenaga kesehatan,

guru TK, tenaga PADU dan petugas terlatih lainnya

- Alat/sarana yang diperlukan adalah:

* Instrumen TDD menurut umur anak.

* Gambar binatang (ayam, anjing, kucing), manusia.

* Mainan (boneka, kubus, sendok, cangkir, bola)

- Cara melakukan TDD :

@ Tanyakan tanggal, bulan dan tahun anak lahir, hitung umur anak dalam bulan.

@ Pilih daftar pertanyaan TDD yang sesuai dengan umur anak.

@ Pada anak umur kurang dari 24 bulan :

* Semua pertanyaan harus dijawab oleh orang tua/pengasuh anak. Tidak usah

ragu-ragu atau takut menjawab, karena tidak untuk mencari siapa yang salah.

* Bacakan pertanyaan dengan lambat, jelas dan nyaring, satu persatu, berurutan.

* Tunggu jawaban dari orang tua/pengasuh anak.

* Jawaban YA jika menurut orang tua/pengasuh, anak dapat melakukannya dalam

satu bulan terakhir.

* Jawaban TIDAK jika menurut orangtua/pengasuh anak tidak pernah, tidak tahu

atau tak dapat melakukannya dalam satu bulan terakhir.

@ Pada anak umur 24 bulan atau lebih :

* Pertanyaan-pertanyaan berupa perintah melalui orangtua/pengasuh untuk

dikerjakan anak

* Amati kemampuan anak dalam melakukan perintah orangtua/perngasuh.

* Jawaban YA jika anak dapat melakukan perintah orangtua/pengasuh.

* Jawaban TIDAK jika anak tidak dapat atau tidak mau melakukan perintah

orangtua/pengasuh.

@ Interpretasi:

Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 Keluhan Berkaitan dengan Kesehatan Bayi & Anak

Kurikulum Berbasis Kompetensi FK ULM TA 2017/2018 Hal 41

* Bila ada satu atau lebih jawaban TIDAK, kemungkinan anak mengalami

gangguan pendengaran.

* Catat dalam buku KIA atau kartu kohort bayio/balita atau status/catatan medik

anak, jenis kelamin.

@ Intervensi:

• Tindak lanjut sesuai dengan buku pedoman yang ada

• Rujuk ke RS bila tidak dapat ditanggulangi

C. Tes Daya Lihat (TDL)

- Tujuan tes daya lihat adalah untuk mendeteksi secara dini kelainan daya lihat agar

segera dapat dilakukan tindakan lanjutan sehingga kesempatan untuk memperoleh

ketajaman daya lihat menjadi lebih besar.

- Jadwal tes daya lihat dilakukan setiap 6 bulan pada anak usia prasekolah umur 36

sampai 72 bulan. Tes ini dilaksanakan oleh tenasga kesehatan, guru TK, tenaga

PADU dan petugas terlatih lainnya.

- Alat/sarana yang diperlukan adalah :

* Ruangan yang bersih, tenang dengan penyinaran yang baik.

* Dua buah kursi, 1 untuk anak, 1 untuk pemeriksa.

* Poster “E” untuk digantung dan kartu “E” untuk dipegang anak.

* Alat penunjuk.

- Cara melakukan tes daya lihat :

* Pilih suatu ruangan yang bersih dan tenang dengan penyinaran yang baik.

* Gantung poster “E” setinggi mata anak pada posisi duduk.

* Letakkan sebuah kursi sejauh 3 meter dari poster “E” menghadap ke poster “E”.

* Letakkan sebuah kursi lainnya di samping poster “E” untuk pemeriksa.

* Pemeriksa memberikan kartu “E” pada anak. Latih anak dalam mengarahkan kartu

“E” menghadap atas, bawah, kiri dan kanan; sesuai yang ditunjuk pada poster “E”

oleh pemeriksa. Beri pujian setiap kali anak mau melakukannya. Lakukan hal ini

sampai anak dapat mengarahkan kartu “E” dengan benar.

* Selanjtnya, anak diminta untuk menutup sebelah matanya dengan buku/kertas.

* Dengan alat penunjuk, tunjuk huruf “E” pada poster, satu persatu, mulai baris

pertama sampai baris keempat atau baris “E” terkecil yang masih dapat dilihat.

Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 Keluhan Berkaitan dengan Kesehatan Bayi & Anak

Kurikulum Berbasis Kompetensi FK ULM TA 2017/2018 Hal 42

* Puji anak setiap kali dapat mencocokkan posisi kartu “E” yang dipegangnya dengan

huruf “E” pada poster.

* Ulangi pemeriksaan tersebutpada mata satunya dengan cara yang sama.

* Tulis baris “E” terkecil yang masih dapat dilihat, pada kertas yang telah disediakan:

Mata kanan : ……….. Mata kiri : ………..

- Interpretasi :

Anak prasekolah pada umumnya tidak mengalami kesulitan melihat sampai baris

ketiga pada poster “E”. bila kedua mata anak tidak dapat melihat baris ketiga poster

“E”, artinya tidak dapat mencocokkan arah kartu “E” yang dipegangnya dengan arah

“E” pada baris ketiga yang dfitunjuk oleh pemeriksa, kemungkinan anak mengalami

gangguan daya lihat.

- Intervensi :

Bila kemungkinan anak mengalami gangguan daya lihat, minta anak dating lagi untuk

pemeriksaan ulang. Bila pada pemeriksaan berikutnya, anak tidak dapat melihat

samapai baris yang sama, atau tidak dapat melihat baris yang sama dengan kedua

matanya, rujuk ke Rumah Sakit dengan menuliskan mata yang mengalami gangguan

(kanan, kiri atau keduanya)

Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 Keluhan Berkaitan dengan Kesehatan Bayi & Anak

Kurikulum Berbasis Kompetensi FK ULM TA 2017/2018 Hal 43

Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 Keluhan Berkaitan dengan Kesehatan Bayi & Anak

Kurikulum Berbasis Kompetensi FK ULM TA 2017/2018 Hal 44

III. Deteksi Dini Penyimpangan Mental emosional

Deteksi dini penyimpangan mental emosional adalah kegiatan/pemeriksaan untuk

menemukan secara dini adanya masalah mental emosional, autisme dan gangguan pemusatan

perhatian dan hiperaktivitas pada anak, agar dapat segera dilakukan tindakan intervensi. Bila

penyimpangan mental emosional terlambat diketahui, maka intervensinya akan lebioh sulit

dan hal ini akan berpengaruh pada tumbuh kembang anak.

Deteksi ini dilakukan oleh tenaga kesehatan.

Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 Keluhan Berkaitan dengan Kesehatan Bayi & Anak

Kurikulum Berbasis Kompetensi FK ULM TA 2017/2018 Hal 45

Ada beberapa jenis alat yang digunakan untuk mendeteksi secara dini adanya

penyimpangan mental emosional pada anak, yaitu :

- Kuesioner Masalah Mental Emosional (KMME) bagi anak umur 36 bulan sampai 72

bulan

- Ceklis autis anak prasekolah (Checlist for Autism in Toddlers/CHAT) bagi anak umur 18

bulan sampai 36 bulan

- Formulir deteksi dini Gangguan pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH)

menggunakan Abreviated Conner rating Scale bagi anak umur 36 bulan ke atas

A. Deteksi Dini Msalah Mental Emosional pada Anak Pra Sekolah

- Tujuannya adalah untuk mendeteksi secara dini adanya penyimpangan/masalah

mental emosional pada anak pra sekolah.

- Jadwal deteksi dini masalah mental emosional adalah rutin setiap 6 bulan pada anak

umur 36 bulan sampai 72 bulan. Jadwal ini sesuai dengan jadwal

skrining/pemeriksaan perkembangan anak.

- Alat yang digunakan adalah KMEE.

- Cara melakukan :

• Tanyakan setiap pertanyaan dengan lambat, jelas dan nyaring, satu persatu

perilaku yang tertulis pada KMEE kepada orangtua/pengasuh anak.

• Catat jawaban YA, kemudian hitung jumlah jawaban YA

- Interpretasi :

Bila ada jawaban YA, maka kemungkinan anak mengalami masalah mental

emosional.

- Intervensi :

• Bila jawaban YA hanya satu :

@ Lakukan konseling kepada orangtua menggunakan Buku Pedoman Pola Asuh

yang Mendukung Perkembangan Anak

@ Lakukan evaluasi setelah 3 bulan, bila tidak ada perubahan rujuk ke Rumah

Sakit yang memiliki fasilitas kesehatan jiwa/tumbuh kembang anak.

Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 Keluhan Berkaitan dengan Kesehatan Bayi & Anak

Kurikulum Berbasis Kompetensi FK ULM TA 2017/2018 Hal 46

• Bila jawaban YA ditemukan dua atau lebih : Rujuk ke RS yang memiliki fasilitas

kesehatan jiwa/tumbuh kembang anak. Rujukan harus disertai informasi

mengenai jumlah dan masalah mental emosional yang ditemukan.

B. Deteksi Dini Autis pada Anak Pra Sekolah

• Tujuannya adalah untuk mendeteksi secara dini adanya autis pada anak umur 18

bulan sampai 36 bulan.

Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 Keluhan Berkaitan dengan Kesehatan Bayi & Anak

Kurikulum Berbasis Kompetensi FK ULM TA 2017/2018 Hal 47

• Jadwal deteksi dini autid pada anak prasekolah dilakukan atas indikasi atau bila ada

keluhan dari ibu/pengasuh atau ada kecurigaan tenaga kesehatan, pengelola

pendidikan. Keluhan tersebut dapat berupa salah satu atau lebih keadaan di bawah ini

:

* keterlambatan berbicara

* gangguan komunikasi/interaksi sosial

* perilaku yang berulang-ulang

• Alat yang digunakan adalah CHAT (Checklist for Autism in Toddlers), yaitu :

* Ada 9 pertanyaan yang dijawab oleh orangtua/pengasuh anak. Pertanyaan diajukan

secara berurutan, satu persatu. Jelaskan kepada orangtua untuk tidak ragu-ragu atau

takut menjawab.

* Ada 5 perintah bagi anak, untuk melaksanakan tugas seperti yang tertulis CHAT.

• Cara menggunakan CHAT

* Ajukan pertanyaan dengan lambat, jelas dan nyaring, satu persatu perilaku yang

tertulis pada CHAT kepada orangtua/pengasuh anak.

* Lakukan pengamatan kemampuan anak sesuai dengan tugas pada CHAT

* Catat jawaban orangtua/pengasuh anak dan kesimpulan hasil pengamatan

kemampuan anak, YA atau TIDAK. Teliti kembali apakah semua pertanyaan telah

dijawab.

• Interpretasi :

* Risiko tinggi menderita autis : bila jawaban TIDAK pada pertanyaan A5, A7, B2,

B3, dan B4

* Risiko rendah menderita autis : bila jawaban TIDAK pada pertanyaan A7 dan B4

* Kemungkinan gangguan perkembangan lain : bila jawaban TIDAK jumlahnya 3

atau lebih untuk pertanyaan A1-A4, A6, A8-A9, B1, B5

* Anak dalam batas normal : bila tidak termasuk dalam kategori 1,2 dan 3

• Intervensi :

Bila anak risiko menderita autis atau kemungkinan ada gangguan perkembangan,

rujuk ke Rumah Sakit yang emmiliki fasilitas kesehatan jiwa/tumbuh kembang anak.

Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 Keluhan Berkaitan dengan Kesehatan Bayi & Anak

Kurikulum Berbasis Kompetensi FK ULM TA 2017/2018 Hal 48

Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 Keluhan Berkaitan dengan Kesehatan Bayi & Anak

Kurikulum Berbasis Kompetensi FK ULM TA 2017/2018 Hal 49

C. Deteksi Dini Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH) pada Anak

Pra Sekolah

- Tujuannya adalah untuk mengetahui secara dini anak adanya Gangguan Pemusatan

dan Hiperaktivitas (GPPH) pada anak umur 36 bulan ke atas.

- Jadwal deteksi dini GPPH pada anak prasekolah dilakukan atas indikasi atau bila ada

keluhan dari orangtua/pengasuh anak atau ada kecurigaan tenaga kesehatan, pengola

pendidikan. Keluhan tersebut dapat berupa salah satu atau lebih keadaan di bawah ini

:

• Anak tidak bisa duduk tenang

• Anak selalu bergerak tanpa tujuan dan tidak mengenal lelah

• Perubahan suasana hati yang mendadak/impulsif

- Alat yang digunakan adalah formulir deteksi dini gangguan Pemusatan Perhatian dan

Hiperaktivitas/GPPH (Abbreviated Conners Ratting Scale). Formulir ini terdiri dari

10 pertanyaan yang ditanyakan kepada orangtua/pengasuh anak/guru TK dan

pertanyaan yang perlu pengamatan pemeriksa.

- Cara menggunakan formulir deteksi dini GPPH :

• Ajukan pertanyaan dengan lambat, jelas dan nyaring, satu persatu perilaku yang

tertulis pada formulir deteksi dini GPPH. Jelaskan kepada orangtua/pengasuh

anak untuk tidak ragu-ragu atau takut menjawab.

• Lakukan pengamatan kemampuan anak sesuai dengan pertanyaan pada formulir

deteksi dini GPPH.

• Keadaan yang ditanyakan/diamati ada pada anak dimanapun anak berada, misal

ketika di rumah, sekolah, pasar, dll), setiap saat dan ketika anak dengan siapa

saja.

• Catat jawaban dan hasil pengamatan perilaku anak selama dilakukan

pemeriksaan. Teliti kembali apakah semua pertanyaan telah dijawab.

- Interpretasi :

Beri nilai pada masing-masing jawaban sesuai dengan ”bobot nilai” berikut ini dan

jumlahkan nilai masing-masing jawaban menjadi nilai total.

• Nilai 0 : jika keadaan tersebut tidak ditemukan pada anak

Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 Keluhan Berkaitan dengan Kesehatan Bayi & Anak

Kurikulum Berbasis Kompetensi FK ULM TA 2017/2018 Hal 50

• Nilai 1 : jika keadaan tersebut kadang-kadang ditemukan pada anak

• Nilai 2 : jika keadaan tersebut sering ditemukan pada nak

• Nilai 3 : ajika keadaan tersebut selalu ada pada anak.

Bila nilai total 13 atau lebih anak kemungkinan dengan GPPH

- Intervensi :

• Anak dengan kemungkinan GPPH perlu dirujuk ke Rumah Sakit yang memiliki

fasilitas kesehatan jiwa/tumbuh kembang anak untuk konsultasi lebih lanjut.

• Bila nilai total kurang dari 13 tetapi anda ragu-ragu, jadwalkan pemeriksaan ulang

1 bulan kemudian. Ajukan pertanyaan kepada orang-orang terdekat dengan anka

(orangtua, pengasuh, guru, dll).

Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 Keluhan Berkaitan dengan Kesehatan Bayi & Anak

Kurikulum Berbasis Kompetensi FK ULM TA 2017/2018 Hal 51

Cheklist Penilaian Deteksi Dini Tumbuh Kembang

No Keterangan Nilai

0 1 2

1. Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri

2. Menanyakan keluhan (bila ada)

3. Menjelaskan prosedur wawancara dan menanyakan anggota keluarga

yang sehari-hari dekat dengan anak untuk diwawancara

4. Menginterpretasikan hasil pertumbuhan anak (BB per PB/TB dan JK)

5. Memilih secara tepat KPSP yang digunakan untuk wawancara

6. Melakukan wawancara disesuaikan dengan KPSP

7. Menyimpulkan hasil wawancara sesuai KPSP

8. Merencanakan tindak lanjut kepada anggota keluarga

Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 Keluhan Berkaitan dengan Kesehatan Bayi & Anak

Kurikulum Berbasis Kompetensi FK ULM TA 2017/2018 Hal 52

PEMERIKSAAN FISIK PADA BAYI BARU LAHIR

Pendahuluan

Masa neonatus merupakan waktu yang sangat rentan pada bayi yang sedang

menyempurnakan banyak penyesuaian fisiologis yang diperlukan untuk kehidupan ektrauterin.

Bayi tidak lagi tergantung pada sirkulasi ibu melalui plasenta, fungsi paru neonatus diaktifkan

untuk mencukupi pertukaran oksigen dan karbondioksida melalui pernapasannya sendiri. Bayi

baru lahir juga mulai memfungsikan saluran cerna untuk mengabsorbsi makanan, ginjal untuk

mengeksresikan bahan yang harus dibuang dan mempertahankan hemostasis kimia, hati untuk

menetralisir dan mengeksresikan bahan-bahan toksik, dan sistem imunologi untuk

melindunginya dari infeksi.

Pemeriksaan awal pada bayi baru lahir harus dilakukan sesegera mungkin sesudah

persalinan untuk mendeteksi kelainan-kelainan yang mungkin terjadi saat bayi lahir.

Pemeriksaan Segera Setelah Lahir

Pemeriksaan Nilai Apgar

Pemeriksaan dilakukan pada menit pertama dan selanjutnya dilakukan penilaian kembali

pada menit kelima. Pemeriksaan ini penting untuk menilai apakah ada depresi pada sistem

sirkulasi dan respirasi.

Tabel 1. Nilai Apgar

Tanda 0 1

2 Jumlah

Frekuensi

DJ

Tidak ada <100 >100

Usaha

napas

Tidak ada Lambat, menangis lemah Menangis kuat

Tonus otot

Lumpuh Ekstremitas fleksi sedikit Gerakan aktif

Refleks

Tidak bereaksi Gerakan sedikit Reaksi melawan

Warna kulit

Biru/pucat

seluruh tubuh

Tubuh kemerahan, tangan

dan kaki biru

Kemerahan seluruh

tubuh

Keterangan :

1. Frekuensi jantung. Dinilai dengan meletakkan stetoskop di dada tempat detak jantung

terdengar paling kuat dan dihitung selama 1 menit penuh

2. Usaha nafas. Dinilai dengan mendengar tangis bayi

3. Tonus otot. Dinilai dengan melihat pergerakan ekstremitas

4. Refleks terhadap rangsangan. Dinilai atas dasar respon terhadap rangsangan. 0 berarti Tidak ada respon terhadap stimulasi, 1 berarti wajah meringis saat distimulasi, 2 berarti

meringis, menarik, batuk, atau bersin saat distimulasi

Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 Keluhan Berkaitan dengan Kesehatan Bayi & Anak

Kurikulum Berbasis Kompetensi FK ULM TA 2017/2018 Hal 53

5. Warna kulit. Dinilai apakah kemerahan, pucat atau biru seluruh tubuh atau hanya sebagian

tubuh.

Penilaian pada menit pertama segera setelah lahir memberikan petunjuk derajat asfiksia

dan pedoman untuk menentukan cara resusitasi. Neonatus yang beradaptasi dengan baik

mempunyai nilai apgar 7-10, Nilai 4 -6 menunjukkan keadaan asfiksia ringan – sedang,

sedangkan nilai 0-3 menunjukkan adanya asfiksia berat. Penilaian diulang setelah 5 menit dan

nilai ini mempunyai nilai prognosis karena berkorelasi dengan morbiditas dan mortalitas

neonatal.

Setelah pemeriksaan nilai apgar, pemeriksaan segera setelah lahir yang perlu dilakukan

antara lain:

A. Gerak pernafasan. Simetris atau tidak, apakah ada takipne (menunjukkan kelainan pada

paru-paru) atau bradipne, retraksi, pernafasan cuping hidung dan lain-lain

B. Abdomen. Apakah abdomen cekung (Hernia diafragmatika), cembung (obsruksi saluran

pencernaan bagian bawah) dan ada/tidaknya tumor.

C. Tali pusat. Dilihat kesegarannya, jumlah pembuluh darah ( 2 arteri, 1 vena).

D. Anus. Apakah paten/tidak dengan memasukkan termometer/kateter ke dalam anus

E. Penentuan jenis kelamin

F. Pemeriksaan ada / tidak kelainan bawaan

G. Pemeriksaan plasenta dan cairan amnion. Diperiksa berat palsenta serta mencari ada

tidaknya kelainan seperti perkapuran,nekrosis dan lain-lain. Jumlah cairan amnion perlu

diukur apakah hidramnion (>2000 ml) atau oligohidramnion (< 500 ml)

Pemeriksaan Lanjutan

Pemeriksaaan lanjutan dilakukan setelah neonatus berada dalam keadaan stabil yaitu 1

sampai 6 jam setelah pemeriksaan pertama. Dilakukan secara sistematik dan terinci. Pemeriksaan

lanjutan terdiri dari pemeriksaan keadaan umum dan dilanjutkan pemeriksaan organ secara

terinci. Bila neonatus dalam keadaan tenang, didahulukan pemeriksaan yang mempergunakan

stetoskop.

Keadaan Umum

1. Warna Kulit

Warna kulit neonatus normal adalah kemerahan, kadang-kadang terlihat sianosis pada

ujung-ujung jari. Bila sianosis seluruh tubuh dipikirkan kemungkinan kelainan jantung

bawaan sianotik atau methemoglobinemia. Kulit pucat terdapat pada anemia atau asfiksia

berat. Kulit kuning disebabkan kadar bilirubin yang tinggi didalam darah atau pewarnaan

mekonium. Warna kuning kearah jingga menunjukkan kenaikkan bilirubin indirek,

sedangkan kenaikan bilirubin direk warna kuning kehijauan. Pada neonatus yang berkulit

gelap ikterus lebih baik diperiksa pada mukosa. Pada orang kulit bewarna, dalam keadaan

normal dapat terlihat warna kebiruan pada punggung dan bokong yang disebut Monggolian

spots.

2. Keaktifan

Dinilai dengan melihat posisi dan pergerakan tungkai serta lengannya. Pada neonatus

cukup bulan yang sehat posisi ekstremitas adalah fleksi dan gerakan tungkai serta lengannya

aktif dan simetris. Bila asimetri pikirkan kelumpuhan atau patah tulang. Bila diam saja,

kemungkinan terdapat depresi SSP atau akibat obat-obatan

Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 Keluhan Berkaitan dengan Kesehatan Bayi & Anak

Kurikulum Berbasis Kompetensi FK ULM TA 2017/2018 Hal 54

3. Tangis Bayi

Apakah melengking, lemah atau merintih. Tangisan melengking menunjukkan bayi

dengan kelainan neurologik sedangkan lemah dan merintih terdapat pada bayi dengan

kesukaran bernafas.

4. Wajah Neonatus

Wajah neonatus dapat menunjukkan kelainan yang spesifik misalnyasindroma down.

5. Keadaan gizi

Keadaan gizi dinilai dari Berat Badan, Panjang Badan, lingkar lengan atas, tebal lapisan

subkutan, serta kerutan pada kulit.

6. Usia Kehamilan

Mengetahui usia kehamilan sangat penting untuk mengetahui kategori neonatus apakah,

kecil, sesuai atau besar untuk masa kehamilan. Dapat dinilai dengan menghitung dari hari

pertama haid terakhir (HPHT) sampai masa kelahiran atau dengan cara USG.

7. Suhu

Suhu tubuh diukur dari rektum. Suhu 35°C dapat terdapat pada neonatus, dan akan naik

bila dihangatkan dengan lampu atau dibedong. Suhu yang meninggi bisa terjadi karena

dehidrasi, gangguan serebral, infeksi atau kenaikan suhu lingkungan, demikan pula bila suhu

turun.

Pemeriksaan Sistematik

a. Kulit

Apakah ada verniks kaseosa, edema, lanugo, ptekie atau ekimosis, tumor (ukuran,

bentuk,konsistensi dan warnanya), kelainan bawaan pada kulit, turgor kulit, milia (bintik

putih kekuningan) dan miliaria kristalina (retensi keringat)

b. Kepala

Pada kelahiran normal sering terlihat tulang kepala tumpang tindih karena molding dan

akan normal kembali setelah beberapa hari, sehingga sutura, ubun-ubun besar dan kecil

mudah teraba. Pada ubun-ubun diperiksa ukuran dan ketegangannya.

Perhatikan terdapatnya kelainan karena trauma jalan lahir, seperti kaput suksedaneum,

hematoma sefal dan perdarahan subaponeurotik. Kaput suksedaneum adalah edema kulit

kepala lunak tidak berfluktuasi, batas tidak tegas dan menyeberangi sutura, dan akan hilang

dalam beberapa hari. Hematoma sefal tidak terlihat pada hari pertama , biasanya pada hari

kedua;konsistensi lunak, berfluktuasi dengan batas tegas pada tepi tulang tengkorak. Akan

menghilang sempurna 2-6 bulan.Perdarahan subaponeurotik terjadi akibat pecahnya vena-

vena jaringan luar dengan sinus-sinus didalam tengkorak. Batasnya tidak tegas sehingga

bentuk kepala dapat tampak asimetris, teraba fluktuasi dan edema.

Apakah ada kelainan bawaan, anensefali, mikrosefali, makrosefali dan lain-lain.

Pemeriksaan transiluminasi dalam kamar gelap dapat dilakukan untuk menyingkirkan

kemungkinan hidrosefalus. Telinga dilihat ada kelainan/tidak. Pada telinga tidak jarang

ditemukan papilloma praaurikula. Membrana timpani mudah dilihat dengan otoskop,

biasanya tampak suram. Hidung sering tersumbat oleh mukus. Perhatikan kemungkinan

adanya atresia koana. Pada mulut diperhatikan kemungkinan adanya kelainan kongenital

labiognato-palatoskizis. Pipi tampak tebal karena akumulasi lemak yaitu Sucking pads,

sedangkan tenggorokan bayi sukar dilihat.

Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 Keluhan Berkaitan dengan Kesehatan Bayi & Anak

Kurikulum Berbasis Kompetensi FK ULM TA 2017/2018 Hal 55

c. Leher

Leher bayi tampak relatif pendek.Perhatikan kemungkinan adanya goiter, higroma

kistik dan perdarahan m.sternokleidomastoideus. Perhatikan pula adanya webbed neck yang

terdapat pada kelainan kongenital yaitu sindroma turner.

d. Dada

Inspeksi

Perhatikan bentuk dada neonatus,biasanya seperti tong. Pada respirasi normal dinding

dada bergerak bersama dengan dinding perut,selain itu dilihat apakah ada retraksi/tidak,

gerakan simetris atau tidak bila tidak kemungkinan pneumotoraks, paresis diafragma atau

hernia diafragmatika. Frekuensi nafas neonatus normal berkisar 30-60 permenit,dihitung

selama satu menit penuh, karena sering terjadi Periodic brathing yaitu pola pernafasan

neonatus terutama prematur ditandai dengan penghentian pernafasan yang berlangsung

kurang dari 20 detik dan terjadi secara berkala.

Perhatikan kelenjar payudara, baik pada wanita maupun laki-laki kadang-kadang

tampak membesar dan sering disertai sekresi air susu akibat pengaruh hormon ibu. Luas

aerola dan tebal jaringan dipakai untuk menilai usia kehamilan neonatus.

Palpasi

Dengan palpasi dapat diketahui adanya fraktur klavikula serta menentukan iktus kordis.

Perkusi

Jarang dilakukan pada neonatus. Dapat memberi informasi adanya kelainan paru

misalnya : pneumothorax, atelektasis, hernia diafragmatika dll)

Auskultasi

Frekeunsi jantung dihitung selama 1 menit, normalnya adalah 100-160 permenit. Bising

jantung sering terdengar pada neonatus. Bunyi nafas adalah bronkovesikular, sura ronki

kadang-kadang terdengar pada kahir inspirasi yang panjang. Bila bising usus terdengar

didaerah dada menunjukkan terjadinya hernia diafragmatika.

e. Abdomen

Inspeksi

Lihat dinding perut, abdomen neonatus biasanya lebih tinggi dibandingkan dengan

dinding dada. Perut yang cekung difikirkan kemungkinan hernia diafragmatika, sedang perut

membuncit mungkin disebabkan oleh hepatomegali, megakolon kongenital, atau ada massa.

Bila perut kembung kemungkinan enterokolitis, perforasi usus atau ileus. Perhatikan adanya

kelainan seperti omfalokel, ekstrofia vesikalis atau gastroskisis. Umbilikus juga dilihat

apakah ada kelainan atau tidak.

Auskultasi

Dalam keadaan normal suara peristaltik terdengar sebagai suara yang intensitasnya

rendah dan terdengar 10-30 detik. Nada peristaltik meninggi (nyaring) pada obstruksi traktus

gastrointestinalis (metalik sound), frekuensi akan bertambah pada gastroenteritis, serta

berkurang atau menghilang pada peritonitis atau ileus paralitik

Palpasi

Dalam keadaan normal kadang kadang hati teraba 2-3 cm dibawah arkus costa kanan.

Limfa juga sering teraba 1 cm dibawah arkus kosta. Ginjal kanan dapat diraba pada posisi

bayi terlentang dan tungkai bayi dilipat agar terjadi relaksasi otot-otot dinding perut. Tangan

kanan diletakkan dibawah dada kanan, dan jari-jari yang berada diatas perut ditekankan

untuk meraba ginjal. Untuk ginjal kiri diraba dengan tangan kiri.Batas ginjal mudah teraba,

Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 Keluhan Berkaitan dengan Kesehatan Bayi & Anak

Kurikulum Berbasis Kompetensi FK ULM TA 2017/2018 Hal 56

setinggi umbilikus diantara garis tengah dan tepi abdomen. Bagian ginjal yang teraba

biasanya sekitar 2-3 cm.

Perkusi

Cara perkusi abdomen sama dengan cara perkusi pada anak, hanya penekanan jari lebih

ringan dan lebih perlahan. Perkusi normal adalah bunyi timfani pada seluruh permukaan

abdomen, kecuali didaerah hati dan limfa.

f. Genitalia eksterna

Pada bayi perempuan dilihat labia minora. Pada bayi cukup bulan labia minora tertutup

labia mayora.Selain itu dilihat lubang uretra dan lubang vagina. Pada bayi laki-laki, dilihat

ukuran penis (p 3-4 cm, L 1-1,3 cm), apakah ada fimosis, epispadia atau hipospadia. Keadaan

skrotum, ada tidaknya hidrokel, turun tidaknya testis dan ada tidaknya kelainan lain.

g. Anus

Diperiksa ada tidaknya atresia ani, fistula dan pengeluaran mekonium. Pengeluaran

mekonium biasanya terjadi 24 jam pertama. Bila lebih dari 48 jam belum keluar dipikirkan

kemungkinkan meconium plug syndrome, megakolon atau obstruksi saluran pencernaan.

h. Tulang Belakang dan Ekstremitas

Neonatus dalam keadaan tengkurap, kemudian tangan pemeriksa meraba sepanjang

tulang belakang untuk mencari kemungkinan adanya skoliosis, sinus pilonidalis atau spina

bifida. Ekstremitas diperiksa simetris/tidak, kelumpuhan ada/tidak, tonus otot, dislokasi dan

adanya kelainan bawaan.

Ukuran Antropometrik

Neonatus cukup bulan yang sesuai usia kehamilan mempunyai ukuran berat badan 2500-

4000 gram, Panjang badan 45-54 cm, Lingkaran kepala 33-37 cm dan biasanya 2 cm lebih besar

dari lingkaran dada.

Cara mengukur lingkar kepala adalah dengan mengukur lingkaran kepala terbesar, dengan

meletakkan pita melingkari kepala melalui glabela pada dahi, bagian atas alis mata dan bagian

belakang kepala yang paling menonjol (protuberansia oksipitalis).

Cara mengukur lingkar dada. Pita diletakkan mengelilingi dada melalui puting susu dalam

keadaan ekspirasi maksimal.

Pemeriksaan Neurologis

Tonus otot, pergerakan ekstremitas dan tangisan bayi dapat memberi gambaran mengenai

keadaan neurologik neonatus. Pemeriksaan khusus adalah menilai refleks.

Refleks Moro

Ditimbulkan dengan menarik kain tempat tidur bayi dan bayi akan meperlihatkan gerakan

seperti memeluk. Ada tidaknya refleks ini dapat memberi keterangan mengenai keadaan SSP.

Normal refleks moro akan menghilang pada umur 5 bulan.

Plantar reflex dan grasp reflex

Berupa gerakan fleksi jari-jari kaki dan tangan, ditimbulkan dengan meletakkan sesuatu

pada telapak kaki dan tangan.

Sucking reflex (Refleks menghisap)

Diperiksa dengan memasukkan jari kemulut bayi, bayi akan mengisap jari tersebut.

Rooting reflex (Refleks mencari)

Refleks mencari akan timbul bila pada bayi yang lapar diletakkan sesuatu disekitar

mulutnya, maka bayi akan mencari dan menghisapnya.

Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 Keluhan Berkaitan dengan Kesehatan Bayi & Anak

Kurikulum Berbasis Kompetensi FK ULM TA 2017/2018 Hal 57

CHECK LIST PEMERIKSAAN NEONATUS

No Aspek yang Dinilai Skor

0 1 2

1

Pemeriksaan segera setelah lahir: APGAR SCORE

• Frekuensi denyut jantung

• Usaha bernapas

• Tonus otot

• Refleks

• Warna kulit

2

Pemeriksaan lanjutan :

• Keadaan umum

• Warna kulit

• Keaktifan

• Tangis bayi

• Wajah neonatus

• Keadaan gizi

• Usia kehamilan ibu

• Suhu

3

Pemeriksaan sistematik :

• Kulit

• Kepala dan leher

• Dada : Inspeksi

Palpasi

Perkusi

Auskultasi

• Abdomen : Inspeksi

Auskultasi

Palpasi

Perkusi

• Organ genitalia

• Anus

• Tulang belakang dan ekstremitas

• Antropometrik

4

Pemeriksaan Neurologis :

• Refleks Moro.

• Plantar reflex dan grasp reflex.

• Sucking reflex

• Rooting reflex.

Keterangan :

0 = tidak dilakukan

1 = dilakukan, tetapi tidak benar

2 = dilakukan dengan benar