MODUL A - Pelatihan Peraturan Zonasi
description
Transcript of MODUL A - Pelatihan Peraturan Zonasi
PENGANTAR
DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUMSEPTEMBER, 2006
MODUL A
TUJUAN PELATIHAN
FUNGSI DAN KEDUDUKAN PERATURAN ZONASI
DASAR PENGENDALIAN PEMBANGUNAN
PENGERTIAN DAN LINGKUP PERATURAN ZONASI
LATAR BELAKANG
SUBSTANSI
SEJARAH DAN PERSOALAN PENGEMBANGAN
PENGANTAR
AMATERI PELATIHAN
TUJUAN :
1. Memberikan pemahaman mengenai pengaturan dan pengendalian pemanfaatan ruang;
2. Memberikan pengetahuan mengenai rujukan teknis dalam pengaturan dan pengendalian pemanfaatan ruang;
3. Memberikan pemahaman mengenai pendekatan dan tata cara penyusunan Peraturan Zonasi;
TUJUAN PELATIHAN
TUJUAN & MATERIPELATIHAN
1
TUJUAN PELATIHAN
SASARAN :
1. Peserta pelatihan dapat memahami dasar-dasar pengendalian pembangunan;
2. Peserta pelatihan dapat mengetahui pengertian dan lingkup Peraturan Zonasi;
3. Peserta pelatihan dapat memahami proses penyusunan dan pengesahan Peraturan Zonasi;
4. Peserta pelatihan dapat mengetahui mekanisme pelaksanaan dan perubahan Peraturan Zonasi;
5. Peserta pelatihan dapat mengetahui rujukan teknis kebutuhan akan ruang serta pengaturannya untuk berbagai kegiatan kota.
1 TUJUAN & MATERI
PELATIHAN
TUJUAN PELATIHAN
MATERI PELATIHAN :
1. Modul A Pengantar2. Modul B1 Tata Cara Penyusunan Peraturan Zonasi
(Bagian Pertama)1. Penyusunan klasifikasi zonasi 2. Penyusunan daftar kegiatan 3. Penetapan/delineasi blok peruntukan 4. Penyusunan aturan teknis zonasi
Kegiatan dan penggunaan lahan Intensitas pemanfaatan ruang Tata massa bangunan Prasarana Lain-lain/tambahan Aturan khusus
1 TUJUAN & MATERI
PELATIHAN
TUJUAN PELATIHAN
MATERI PELATIHAN :
3. Modul B2 Tata Cara Penyusunan Peraturan Zonasi (Bagian Kedua) 5. Penyusunan standar teknis 6. Penyusunan peta zonasi 7. Penyusunan aturan pelaksanaan 8. Penyusunan perhitungan dampak 9. Peran serta masyarakat 10. Penyusunan aturan administrasi zonasi
4. Modul C Teknik-teknik Peraturan Zonasi5. Modul D Tata Cara Pelaksanaan, Penyusunan
Raperda, Dan Penetapannya serta Perubahan Peraturan Zonasi.
1 TUJUAN & MATERI
PELATIHAN
PERATURAN ZONASI sebagai ALAT PENGENDALIAN
PEMANFAATAN RUANG
PENGANTAR PERATURAN ZONASI
SISTEM PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG:
Regulatory Systempemanfaatan ruang yang didasarkan pada kepastian hukum yang berupa peraturan zoning
Discretionary System
pemanfaatan ruang yang proses pengambilan keputusannya didasarkan pada pertimbangan lembaga perencanaan yang berwenang untuk masing-masing proposal pembangunan yang diajukan
DASAR PENGENDALIAN PEMBANGUNAN
DASAR PENGENDALIANPEMBANGUNAN
2
SISTEM PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG:
DASAR PENGENDALIAN PEMBANGUNAN
1. Zoning Regulation/Peraturan Zonasipembagian lingkungan kota dalam zona-zona & menetapkan pengendalian pemanfaatan ruang yang berbeda-beda (Barnett, 1982)
2. Development Control/Permit System
mengatur kegiatan pembangunan yang meliputi pelaksanaan kegiatan pendirian bangunan, perekayasaan, pertambangan maupun kegiatan serupa lainnya dan atau mengadakan perubahan penggunaan pada bangunan atau lahan tertentu (Khulball & Yuen, 1991)
memungkinkan tetap dilaksanakannya pembangunan sebelum terdapat dokumen rencana
DASAR PENGENDALIANPEMBANGUNAN
2
LINGKUP PENGENDALIAN :
DASAR PENGENDALIAN PEMBANGUNAN
Mekanisme Perijinan
Pengawasan
Penertiban
Penataan Ruang
Perencanaan Tata Ruang
Pemanfaatan Ruang
Pengendalian Pemanfaatan
Ruang
Program dan TahapanPembiayaanPola pengelolaan
Insentif/Disinsentif
Pelaporan
Pemantauan
Evaluasi
Administratif
Pidana
Perdata
DASAR PENGENDALIANPEMBANGUNAN
2
SIFAT PENGENDALIAN PEMBANGUNAN:
DASAR PENGENDALIAN PEMBANGUNAN
Preventif Kuratif
Mengarahkan Pembangunan (Direct Development)
Zoning.
Development control.
Development Permit.
Site Plan Control.
Disinsentif, dll
Enforcement.
Mendorong Pembangunan (Promote Development)
RTRWK, RDTRK
Insentif
DASAR PENGENDALIANPEMBANGUNAN
2
1. RTRW Kota (skala 1:10.000) dan RTRW Kabupaten (skala 1: 100.000) belum operasional sulit dijadikan rujukan dalam pengendalian penataan ruang;
2. RDTRK (skala 1:5000) sudah lebih rinci (mengatur guna lahan, intensitas bangunan, tata masa, prasaran lingkungan) masih kurang operasional karena tidak disertai dengan aturan yang lengkap;
3. Peraturan Zonasi (perangkat aturan pada skala blok yang umum digunakan di negara maju) potensial untuk melengkapi RDTRK agar lebih operasional;
4. Aparat pemerintah daerah perlu memahami Peraturan Zonasi dan prosedur penyusunannya, serta penerapannya dalam RDTRK agar pengendalian pembangunan kota dapat lebih efektif.
LATAR BELAKANG
LATAR BELAKANG
3
1. Banyaknya aparat pemerintah yang belum memahami Peraturan Zonasi secara lengkap, beserta prosedur penyusunannya;
2. Masih terbatasnya (sedikit) praktek penyusunan dan pelaksanaan Peraturan Zonasi yang dilakukan oleh aparat pemerintah daerah maupun profesional dan praktisi penataan ruang;
3. Belum tersedianya panduan penyusunan yang dapat dijadikan rujukan dalam penyusunan dan pelaksanaan Peraturan Zonasi.
LATAR BELAKANG
PERSOALAN PENYEDIAAN PERANGKAT PENGENDALIAN :
LATAR BELAKANG
3
PENGERTIAN ZONING :
pembagian lingkungan kota ke dalam zona-zona dan menetapkan pengendalian pemanfaatan ruang/memberlakukan ketentuan hukum yang berbeda-beda (Barnett, 1982: 60-61; So, 1979:251).
ketentuan yang mengatur tentang klasifikasi zona, pengaturan lebih lanjut mengenai pemanfaatan lahan dan prosedur pelaksanaan pembangunan
PENGERTIAN DAN LINGKUP PERATURAN ZONASI
PENGERTIAN ZONING REGULATION :
PENGERTIAN &
LINGKUP PERATURAN ZONASI
4
Suatu zona mempunyai aturan yang seragam (guna lahan, intensitas, massa bangunan),
Satu zona dengan zona lainnya bisa berbeda ukuran dan aturan.
Di beberapa negara zoning dikenal dalam berbagai istilah, seperti land development code, zoning code, zoning ordinance, zoning resolution, zoning by-law, urban code, panning act, dll.
PERBEDAAN PERATURAN ZONASI DENGAN RDTRK :
PENGERTIAN DAN LINGKUP PERATURAN ZONASI
Berdasarkan Permendagri No. 8/1998, cakupan materi dalam RDTRK adalah: Zonasi/blok alokasi pemanfaatan ruang kawasan Struktur pemanfaatan ruang kawasan Sistem prasarana dan sarana kawasan Persyaratan teknik pengembangan kawasan
PENGERTIAN &
LINGKUP PERATURAN ZONASI
4
Cakupan butir (1) dan (4) dapat dipenuhi dengan Zoning Regulation
LINGKUP SUBSTANSI PERATURAN ZONASI :
Zoning regulation terdiri dari:1. Zoning text/statement; legal text berisi aturan-aturan (= regulation) Menjelaskan tentang tata guna lahan dan
kawasan, permitted and conditional uses, minimum lot requirements, standar pengembangan, administrasi pengembangan zoning
2. Zoning map berisi pembagian blok peruntukan (zona),
dengan ketentuan aturan untuk tiap blok peruntukan tersebut
Menggambarkan peta tata guna lahan dan lokasi tiap fungsi lahan dan kawasan
PENGERTIAN DAN LINGKUP PERATURAN ZONASI
PENGERTIAN &
LINGKUP PERATURAN ZONASI
4
SUBSTANSI UTAMA PERATURAN ZONASI :
1. Zona-zona dasar, sub-zona, jenis-jenis perpetakan (main land use), jenis-jenis penggunaan (sub uses)
2. Use: Penggunaan lahan dan bangunan (penggunaan utama, penggunaan pelengkap, penggunaan sesuai pengecualian khusus).
3. Intensity: Intensitas atau kepadatan (KDB, KLB, bangunan/ha).
4. Bulk/building and massing: Tata banguan (tinggi, sempadan, luas minimum persil).
5. Required infrastructure: persyaratan prasarana minimum (parkir, bongkar-muat, dll)
6. Aturan tambahan: estetika, media reklame, view, dll (dapat diatur terpisah dalam design guidelines)
PENGERTIAN DAN LINGKUP PERATURAN ZONASI
PENGERTIAN &
LINGKUP PERATURAN ZONASI
4
SUBSTANSI PENGENDALIAN DAMPAK :
1. Penanggulangan pencemaran lingkungan.2. Development impact fees.
• Alat untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas lingkungan fisik (sarana dan prasarana umum).
• Alat untuk mengendalikan pembangunan.• Alat untuk mengatasi konflik politik.
3. Traffic impact assesment. • Beban/biaya kemacetan yang dapat dikenakan
pada pengguna kendaraan.
PENGERTIAN DAN LINGKUP PERATURAN ZONASI
PENGERTIAN &
LINGKUP PERATURAN ZONASI
4
KELEBIHAN ZONING :
adanya certainty (kepastian), predictability, legitimacy, accountability.
PENGERTIAN DAN LINGKUP PERATURAN ZONASI
KELEMAHAN ZONING :
tidak ada yang dapat meramalkan keadaan di masa depan secara rinci, sehingga banyak permintaan REZONING (karena itu, amandemen zoning regulation menjadi penting)
PENGERTIAN &
LINGKUP PERATURAN ZONASI
4
FUNGSI PERATURAN ZONASI :
1. Sebagai instrumen pengendalian pembangunan. Peraturan zoning yang lengkap akan memuat prosedur pelaksanaan pembangunan sampai ke tata cara pengawasannya.
2. Sebagai pedoman penyusunan rencana operasional. Ketentuan zoning dapat menjadi jembatan dalam penyusunan rencana tata ruang yang bersifat operasional, karena memuat ketentuan-ketentuan tentang penjabaran rencana yang bersifat makro ke dalam rencana yang bersifat sub makro sampai pada rencana yang rinci.
3. Sebagai panduan teknis pengembangan/pemanfaatan lahan.
FUNGSI DAN KEDUDUKAN PERATURAN ZONASI
FUNGSI & KEDUDUKAN
PERATURAN ZONASI
5
KEDUDUKAN PERATURAN ZONASI DALAM PROSES PENGENDALIAN PENATAAN RUANG :
FUNGSI DAN KEDUDUKAN PERATURAN ZONASI
PERENCANAAN PEMANFAATAN PENGENDALIAN
•Kegiatan•Intensitas
•Tata Massa Bangunan
•Sarana dan Prasarana
•Indikasi Program
Manajemen Lahan (Kawasan)
Land Development (persil, blok, sektor)
Undang-undang Manajemen Lahan
Peraturan, Perijinan, Pengawasan, Penertiban,
Kelembagaan
Peraturan Zonasi:Peraturan dan PetaKelembagaan dan
Administrasi
FUNGSI & KEDUDUKAN
PERATURAN ZONASI
5
KEDUDUKAN PERATURAN ZONASI DALAM SISTEM RENCANA TATA RUANG :
FUNGSI DAN KEDUDUKAN PERATURAN ZONASI
RTRW Kota
Peraturan Zonasi
RTRK / RTBL
RDTRK
FUNGSI & KEDUDUKAN
PERATURAN ZONASI
5
RENCANA
RTRWN
RTRWP
RTRWK
RDTRK
RTRK/RTBL
PERATURAN ZONASI DAN VARIANNYA
PANDUAN
STANDAR
UU, PP, Perda
PEMBANGUNAN
Standar yang relevan dengan
perencanaan dan pembangunan kota
(e.g. kesehatan, keselamatan,
keamanan, etc)
TEKNIK DALAM PERATURAN ZONASIPerformance zoningSpecial zoningBonus zoningTDRNegotioned Dev’t.Flood Plain ZoningConditional Uses Non-conforming UsesSpot ZoningFloating ZoningExclusionaary ZoningContract ZoningGrowth ControlEtc.
Special Site Control.Site Plan Controls.Building, Housing and Sanitary Codes.Design and Historic Preservation.Dll.
PerangkatTeknik
PERIJINAN
KEDUDUKAN PERATURAN ZONASI DALAM KERANGKA
PERANGKAT PENGENDALIAN :
FUNGSI DAN KEDUDUKAN PERATURAN ZONASI
5
SEJARAH DAN PERSOALAN PENGEMBANGAN
SEJARAHPERATURAN ZONASI
6 TUJUAN PERATURAN ZONASI :
Peraturan zoning pertama kali diterapkan di Kota New York pada Tahun 1916 dengan tujuan sebagai berikut (Barnet, 1982:61):1. Menentukan standar minimum sinar dan udara untuk
jalan yang makin gelap akibat banyak dan makin tingginya bangunan.
2. Memisahkan kegiatan yang dianggap tidak sesuai.
Pada perkembangan selanjutnya, zoning regulations ditujukan untuk beberapa hal sebagai berikut (Barnet, 1982:61):1. Mengatur kegiatan yang boleh ada di suatu zona.2. Menerapkan pemunduran bangunan di atas ketinggian
tertentu agar sinar matahari jatuh ke jalan dan trotoar dan sinar serta udara mencapai bagian dalam bangunan.
3. Pembatasan besar bangunan di zona tertentu agar pusat kota menjadi kawasan yang paling intensif pemanfaatan ruangnya.
SEJARAH DAN PERSOALAN PENGEMBANGAN
SEJARAH PERKEMBANGAN PERATURAN ZONASI
Peraturan zoning diterapkan pertama kali di Kota New York pada tahun 1916 sebagai reaksi atas pembangunan The Equitable Building yang sampai sekarang masih berdiri di Broadway 120.
Ditulis oleh suatu komisi yang diketuai oleh Edward Basset dan ditandatangani oleh Walikota John Purroy Mitchel dan kemudian menjadi “blueprint” untuk semua wilayah lainnya di negara tersebut.
Edward Basset kemudian juga mengepalai suatu kelompok hukum perencanaan yang menuliskan The Standard State Zoning Enabling Act, yang pada waktu itu diterima hampir tanpa perubahan oleh semua negara bagian.
Di akhir era 1920-an sebagian besar USA telah mengembangkan satu set zoning regulation yang memenuhi keinginan lokal masing-masing.
SEJARAHPERATURAN ZONASI
6
SEJARAH DAN PERSOALAN PENGEMBANGAN
PERLAWANAN TERHADAP ZONING :
Kasus antara Village of Euclid, Ohio melawan Ambler Realty Co. (sering disingkat Euclid v. Ambler), 272 U.S. 365 (1926).
Ambler keberatan thd zoning perumahan, menginginkan sebagai industri sehingga akan menghasilkan uang jauh lebih banyak.
Euclid menang: preseden terbentuk untuk mendukung pemberlakuan dan penegakan hukum-hukum zoning.
Tahun 1926 Mahkamah Agung menetapkan bahwa zoning sebagai hak dari negara-negara bagian di USA (melalui kota-kota dan county mereka) untuk dikenakan pada pemilik lahan.
Beberapa hukum zoning juga telah dikalahkan di beberapa tempat di USA, aturannya melanggar proteksi kesetaraan (equal protection) atau dianggap melanggar kebebasan bicara (free speech). Contoh kasus billboard di suburb di Atlanta – Roswell, Georgia.
SEJARAHPERATURAN ZONASI
6