Modul 8 Pep Final
description
Transcript of Modul 8 Pep Final
-
Praktikum Pengantar Ekonomi Pertanian PERDAGANGAN INTERNASIONAL DALAM FILM
MENGAPA WTO BURUK BAGI ANDA
Lab. Agriculrure Economics, Faculty of Agriculture, Brawijaya University Website: http://fp.ub.ac.id/ekonomipertanian
Email : [email protected]
A. Uraian Materi Praktikum Kegiatan 8
B. Tujuan Praktikum
C. Pelaksanaan Praktikum
D. Laporan Praktikum (Lembar Kerja)
A. Uraian Materi 1. Sejarah dan Pengertian WTO
Aziz (2011) mengatakan bahwa Organisasi Perdagangan Dunia
(WTO World Trade Organization) dibentuk pada tahun 1994 dan
merupakan satu-satunya badan internasional yang secara khusus mengatur
perdagangan antar negara-negara di dunia dan mempromosikan liberalisasi
perdagangan. Sebelumnya forum perdagangan barang dibicarakan pada
Kesepakatan Umum tentang Tarif dan Perdagangan (GATT General
Agreement on Tariffs and Trade), yang dibentuk pada tahun 1947. Pada
tahun 1986, negara-negara peserta yang disebut sebagai pihak-pihak yang
terlibat dalam GATT memulai putaran perundingan baru untuk
memperluas cakupan kesepakatan.
Setelah melewati proses perundingan panjang dan penuh kontroversi
selama delapan tahun, terjadi kesepakatan untuk mengesahkan organisasi
baru yaitu WTO sebagai pengganti GATT. Saat ini anggota WTO
mencapai 149 negara di seluruh dunia dan sekretariatnya berpusat di
Jenewa, Swiss.
Sejak WTO berdiri secara formal pada tahun 1995, berbagai
perundingan dan negosiasi telah dilakukan oleh anggotanya. Salah satu
percepatannya adalah dengan lahirnya Paket Juli yang ditandatangani
tanggal 1 Agustus 2004. Paket ini merupakan kelanjutan dari Doha
Development Agenda yang berisi framework isu pertanian (AOA), akses
pasar produk non pertanian (NAMA), Jasa (services), isu pembangunan
(development issues) dan fasilitasi perdagangan.
MODUL
8
-
Page 2 of 7
Pengantar Ekonomi Pertanian 2013 Brawijaya University
2. Aturan dan Prinsip Dasar dalam WTO
Setiap negara memiliki pengaruhnya masing-masing terhadap perubahan
kebijakan dan menurut Ford (2002) negara berkembang pun terus berupaya agar
mereka menjadi bagian pertimbangan dalam arena perdagangan internasional.
Berbeda dengan pendahulunya (GATT), WTO tidak hanya menetapkan standar
minimal perdagangan barang namun meluas ke sektor pertanian, jasa dan hak atas
Kekayaan Intelektual (HAKI).
Panjaitan (2003) mengemukakan WTO juga mengikat secara hukum, memiliki
badan penyelesaian sengketa yang terintegrasi dan dapat menerapkan sanksi silang.
Secara sederhana, WTO mengatur segala sesuatu yang berkaitan dengan
perdagangan internasional. Dari perdagangan produk tekstil, beras, barang dan jasa
lingkungan, program televisi, jasa rumah sakit, penyediaan air bersih, sampai
penyusunan undang-undang kekayaan intelektual, seperti pengaturan hak cipta,
merek dagang, paten, rahasia dagang, program komputer dan lain-lain.
3. Tujuan WTO
Siadari (2012) mengatakan bahwa Sekretaris Jenderal World Trade
Organization, Pascal Lamy dalam World Export Development Forum 2012,
mengatakan perdagangan menjadi faktor kunci dalam memulihkan pertumbuhan di
tengah terjadinya perlambatan ekonomi global. WTO bertujuan untuk mendorong
pertumbuhan arus barang dan jasa antar negara dengan mengurangi dan menghapus
berbagai hambatan perdagangan, tarif dan non-tarif (subsidi, bantuan ekspor,
aturan-aturan yang menghambat ekspor negara lain, dll). Selain itu, WTO juga
memfasilitasi perundingan antar anggotanya dengan menyediakan forum-forum
perundingan yang permanen, membantu penyelesaian sengketa di antara anggota
dan mengawasi pelaksanaan aturan-aturannya di masing-masing negara anggota.
4. Macam-macam Persetujuan dalam WTO
Dalam WTO, ada beberapa macam persetujuan yang dadakan oleh WTO.
Carebesth (2011) mengemukakan ada beberapa perjanjian penting atau utama yaitu:
a) Persetujuan Bidang Pertanian (AOA)
Bidang pertanian menjadi perhatian WTO karena selama ini sering terjadi
distorsi perdagangan produk pertanian akibat kuota impor dan pemberian subsidi
baik domestik maupun ekspor. Tujuan dari persetujuan pertanian adalah untuk
melakukan reformasi perdagangan dalam sektor pertanian dan membuat
-
Page 3 of 7
Pengantar Ekonomi Pertanian 2013 Brawijaya University
kebijakan yang berorientasi pasar melalui: (1) akses pasar; (2) subsidi domestik;
dan (3) subsidi ekspor.
b) Persetujuan Mengenai Tekstil (ATC);
Mengatur tentang penghapusan kuota impor tekstil. Akibatnya negara
pengimpor tidak memiliki kekuasaan untuk menentukan jumlah impor dan
menentukan eksportirnya.
c) Persetujuan Bidang Jasa (GATS);
Prinsip-prinsip GATS antara lain:
1. MFN (Most Favored Nation) yaitu memberikan perlakuan yang sama kepada
semua mitra dagang negara anggota WTO. Bila suatu negara
memperbolehkan pihak asing untuk bersaing dalam satu sektor, kesempatan
yang sama juga harus diberikan untuk negara anggota WTO lainnya.
2. NT (National Treatment) yaitu memberikan perlakuan yang sama atas produk
impor dan domestik
3. Komitmen spesifik yaitu komitmen yang memuat daftar sektor yang dibuka
dan berapa besar akses pasar diberikan untuk sektor-sektor tersebut.
Komitmen spesifik suatu negara dimuat dalam schedule of commitments
4. Liberalisasi progresif: perundingan lebih lanjut untuk proses liberalisasi
dengan meningkatkan jumlah dan cakupan komitmen dalam schedule of
commitments.
d) Persetujuan Hak Atas Kekayaan Intelektual (TRIPS)
Menurut WTO, pengetahuan dan pemikiran merupakan hal penting karena dapat
menghasilkan uang. Buku, komputer, obat-obatan, dan produk berteknologi
tinggi menjadi sangat berharga karena memerlukan riset, pembaharuan dsb. Oleh
karena itu para pembuat barang memiliki hak untuk mencegah orang lain
menggunakan penemuan mereka. Yang tercakup dalam TRIPS antara lain;
1. Hak cipta dan hak-hak lainnya yang terkait hak paten.
2. Merek dagang termasuk merek jaasa.
3. Design industri dll.
e) Persetujuan Plurilateral
Terdiri dari 4 persetujuan;
1. Perdagangan pesawat sipil; persetujuan ini menghapuskan tarif impor mesin,
komponen pesawat dan simulator terbang.
-
Page 4 of 7
Pengantar Ekonomi Pertanian 2013 Brawijaya University
2. Pengadaan/pembelian pemerintah (government procurement); persetujuan ini
untuk menjamin prinsip kompetisi yang adil. Pemerintah diminta agar
prosedur tender berjalan adil.
3. Produk susu olahan (dairy product)
4. Daging olahan (bovine meat)
5. Dampak bagi Negara Berkembang
Hermanto (2009) mengemukakan untuk membantu perkembangan perdagangan
internasional di negara-negara berkembangan, dibentuklan General System of
Preference (GSP) oleh negara maju. Negara-negara Asia Tenggara termasuk
Indonesia, telah melaksanakan globalisasi ekonomi dengan melakukan liberalisasi
ekonomi. Masing-masing negara mengikuti kecepatan yang berbeda dengan
memperhitungkan komitmen mereka dalam WTO, APEC atau AFTA.
Berkaitan dengan tatanan perdagangan internasional yang baru dimana WTO,
APEC dan AFTA mempunyai ketentuan-ketentuan dasar yaitu Keterbukaan
Pasar harus dilaksanakan dengan konsekuen agar negara berkembang seperti
Indonesia benar-benar mempunyai kesempatan untuk memanfaatkan dampak-
dampak positif dari keterbukaan perdagangan antara negara ASEAN yang
memberikan kesempatan kepada tiap negara untuk saling mengisi peluang pasar
yang ada sesuai kemampuan produksi masing-masing negara. Keuntungan dari
keterbukaan pasar dapat menyebabkan peningkatan produksi barang untuk
dipasarkan ke negara yang membutuhkan.
Berbagai persetujuan WTO dapat dipergunakan oleh negara-negara berkembang
untuk melindungi kepentingan dalam negerinya (pada umumnya industri dalam
negeri) dari impor yang terbukti mengandung unsure unfair. Dengan
menandatangani dan meratifikasi WTO, tiap negara anggota mempunyai hak
hukum untuk tidak diperlakukan secara diskriminasi oleh anggota WTO lainnya
baik perlakuan bidang tarif, non tarif atau perlakuan nasional (national treatment).
DAFTAR PUSTAKA
Aziz, Jaya Iwan. 2011. Perdagangan Bebas. http://www.pacific.net.id. Diakses tanggal
1 Februari 2013.
Carebesth, Sabiq. 2011. Persetujuan WTO. http://www.binadesa.or.id. Diakses tanggal
31 Januari 2013.
-
Page 5 of 7
Pengantar Ekonomi Pertanian 2013 Brawijaya University
Ford, Jane. 2002. A Social Theory of Trade Regime Change: GATT to WTO,
International Studies Review, Vol. 4, No. 3, USA: Blackwell Publishing.
Hermanto. 2009. Globalisasi atau Era Perubahan.
http://cetak.bangkapos.com/opini/read/506.html. Diakses 31 Januari 2013.
Siadari, Eben Ezer. 2012. Sekjen WTO: Perdagangan Jadi Kunci Pemulihan
Pertumbuhan Ekonomi Global.
http://jaringnews.com/ekonomi/umum/25358/sekjen-wto-perdagangan-jadi-
kunci-pemulihan-pertumbuhan-ekonomi-global. Diakses tanggal 2 Mei 2013.
Panjaitan, Iskandar. 2003. Pengertian WTO. http://www.deptan.go.id. Diakses tanggal
1 Februari 2013.
B. Tujuan Praktikum
Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan mampu untuk :
1. Menanggapi kebijakan perdagangan internasional yang relevan dengan
pertanian di Indonesia, sehingga mereka mempunyai bekal awal untuk
mengatur diri pada berpartisipasi dalam masyarakat
2. Memilah kebijakan perdagangan internasional yang relevan dengan pertanian,
serta menafsirkan peluang bisnis produk pertanian di Indonesia.
C. Pelaksanaan Praktikum
1. Asisten memberikan modul dan arahan tugas kepada praktikan sesuai dengan
materi Modul 8 beberapa hari sebelum praktikum berlangsung.
2. Asisten memberikan instruksi kepada praktikan untuk membawa sound speaker
yang akan digunakan ketika pertemuan tentang perdagangan internasional.
3. Asisten menjelaskan materi agar praktikan paham untuk megerjakan tugas pada
modul 8 secara individu.
4. Peserta praktikum secara individu menyaksikan film dokumenter Mengapa
WTO Buruk bagi Anda yang diberikan oleh asisten praktikum saat pertemuan
praktikum.
5. Setelah film selesai diputar, setiap praktikan menjawab pertanyaan pada lembar
kerja yang telah disediakan sesuai isi film.
6. Setelah lembar kerja selesai dikerjakan dan dikumpulkan kepada asisten, dibuka
sesi diskusi di dalam kelas untuk membahas pertanyaan yang dirasa sulit oleh
praktikan.
-
Page 6 of 7
Pengantar Ekonomi Pertanian 2013 Brawijaya University
D. Laporan/Lembar Kerja Praktikum Kegiatan 8
Sesuai dengan film dokumenter yang telah anda saksikan, jawablah pertanyaan
berikut.
1. Apakah yang dimaksud globalisasi? Mengapa negara maju dan negara berkembang
mendapatkan pengaruh yang berbeda dari globalisasi? Uraikan dengan jelas.
2. Siapakah pihak-pihak yang berperan dalam WTO? Bagaimana peran masing-
masing pihak tersebut?
3. Dalam film yang telah anda saksikan, persetujuan apa sajakah yang ada di dalam
WTO? Manakah yang termasuk dalam persetujuan dalam bidang pertanian?
Jelaskan.
-
Page 7 of 7
Pengantar Ekonomi Pertanian 2013 Brawijaya University
4. Bagaimana dampak dengan adanya Persetujuan dalam WTO bagi negara maju dan
berkembang? Manakah pihak yang lebih diuntungkan dan dirugikan? Jelaskan
argumen anda.
5. Menurut anda, bagaimanakah langkah efektif yang bias ditempuh Indonesia dalam
menghadapi perdagangan bebas yang sudah didepan mata, dalam hal ini khususnya
pada produk pertanian?
PRAKTIKUM VIII
Tanggal :
Nama Praktikan :
NIM :
Kelas :
Nilai :
Nama Asisten :
Tanda Tangan :