Modul 6. Perencanaan Kapasitas

14
Modul 6 Perencanaan Kapasitas - Manajemen Produksi dan Operasi Page 1 MODUL VI Perencanaan kapasitas 6.1 Pentingnya perencanaan kapasitas Setiap perusahaan baik perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur pasti akan dihadapkan pada beberapa kendala dalam mencapai target produksinya. Salah satu persoalan yang sering dialami oleh perusahaan adalah permasalahan kapasitas produksi. Kapasitas (capacity) adalah hasil produksi atau volume pemrosesan (throughput), atau jumlah unit yang dapat ditangani, diterima, disimpan, atau diproduksi oleh sebuah fasilitas pada suatu periode waktu tertentu. Kapasitas sering menentukan persyaratan modal sehingga mempengaruhi sebagian besar dari biaya tetap. Kapasitas berbanding lurus dengan fasilitas. Jika fasilitas terlalu besar, maka sebagian fasilitasnya akan menganggur dan akan muncul biaya tambahan yang dibebankan pada produksi yang ada. Jika fasilitasnya terlalu kecil, akan ada risiko hilangnya pelanggan dan pasar secara keseluruhan. Hal ini berarti penentuan kapasitas mencerminkan kemampuan dalam memenuhi permintaan pelanggan. Keputusan kapasitas setidaknya mempertimbangkan beberapa hal seperti apakah permintaan dapat terpenuhi dan apakah fasilitas yang ada terlalu banyak atau terlalu sedikit sehingga berdampak pada kurang maksimalnya tingkat utilitasasi pelanggan. Dalam rangka membuat keputusan kapasitas yang optimum, maka dibutuhkan perencanaan kapasitas yang baik. Perencanaan kapasitas memberikan kontribusi bagi perusahaan untuk menentukan tingkat kapasitas yang diperlukan dalam melakukan jadwal produksi yang berguna bagi pencapaian target. Jika terjadi kekurangan kapasitas, hasilnya berupa kekurangan pencapaian target dan kehilangan kepercayaan sistem manajemen. Sebaliknya, jika kapasitas berlebihan, akan mengakibatkan operasi pabrik yang tidak efisien, tingginya biaya dan berkurangnya keuntungan. Perencanaan kapasitas akan sangat berpengaruh pada keputusan-keputusan manajemen operasi dan fungsi lain dalam organisasi. Hal ini dapat dimengerti mengingat kapasitas memiliki konteks yang menentukan biaya, fasilitas hingga pemenuhan permintaan pelanggan. Keberhasilan perencanaan dan pengendalian manufacturing membutuhkan perencanaan kapsitas yang efektif agar mampu memenuhi jadwal produksi yang ditetapkan (Gaspers, 1998). Perencanaan kapasitas produksi berkaitan dengan perkiraan biaya produksi dan estimasi keuntungan perusahaan. Sehingga kegiatan perencanaan kapasitas merupakan salah satu bagian terpenting yang harus dipertimbangakan oleh perusahaan. Perbedaan antara kapasitas perusahaan dan permintaan pelanggan akan menghasilkan inefisiensi,

description

modul perencanaan kapasitas

Transcript of Modul 6. Perencanaan Kapasitas

Page 1: Modul 6. Perencanaan Kapasitas

Modul 6 Perencanaan Kapasitas - Manajemen Produksi dan Operasi Page 1

MODUL VI

Perencanaan kapasitas

6.1 Pentingnya perencanaan kapasitas

Setiap perusahaan baik perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur pasti

akan dihadapkan pada beberapa kendala dalam mencapai target produksinya. Salah

satu persoalan yang sering dialami oleh perusahaan adalah permasalahan kapasitas

produksi. Kapasitas (capacity) adalah hasil produksi atau volume pemrosesan

(throughput), atau jumlah unit yang dapat ditangani, diterima, disimpan, atau

diproduksi oleh sebuah fasilitas pada suatu periode waktu tertentu. Kapasitas sering

menentukan persyaratan modal sehingga mempengaruhi sebagian besar dari biaya

tetap. Kapasitas berbanding lurus dengan fasilitas. Jika fasilitas terlalu besar, maka

sebagian fasilitasnya akan menganggur dan akan muncul biaya tambahan yang

dibebankan pada produksi yang ada. Jika fasilitasnya terlalu kecil, akan ada risiko

hilangnya pelanggan dan pasar secara keseluruhan. Hal ini berarti penentuan kapasitas

mencerminkan kemampuan dalam memenuhi permintaan pelanggan. Keputusan

kapasitas setidaknya mempertimbangkan beberapa hal seperti apakah permintaan

dapat terpenuhi dan apakah fasilitas yang ada terlalu banyak atau terlalu sedikit

sehingga berdampak pada kurang maksimalnya tingkat utilitasasi pelanggan.

Dalam rangka membuat keputusan kapasitas yang optimum, maka dibutuhkan

perencanaan kapasitas yang baik. Perencanaan kapasitas memberikan kontribusi bagi

perusahaan untuk menentukan tingkat kapasitas yang diperlukan dalam melakukan

jadwal produksi yang berguna bagi pencapaian target. Jika terjadi kekurangan kapasitas,

hasilnya berupa kekurangan pencapaian target dan kehilangan kepercayaan sistem

manajemen. Sebaliknya, jika kapasitas berlebihan, akan mengakibatkan operasi pabrik

yang tidak efisien, tingginya biaya dan berkurangnya keuntungan.

Perencanaan kapasitas akan sangat berpengaruh pada keputusan-keputusan

manajemen operasi dan fungsi lain dalam organisasi. Hal ini dapat dimengerti

mengingat kapasitas memiliki konteks yang menentukan biaya, fasilitas hingga

pemenuhan permintaan pelanggan. Keberhasilan perencanaan dan pengendalian

manufacturing membutuhkan perencanaan kapsitas yang efektif agar mampu

memenuhi jadwal produksi yang ditetapkan (Gaspers, 1998).

Perencanaan kapasitas produksi berkaitan dengan perkiraan biaya produksi dan

estimasi keuntungan perusahaan. Sehingga kegiatan perencanaan kapasitas merupakan

salah satu bagian terpenting yang harus dipertimbangakan oleh perusahaan. Perbedaan

antara kapasitas perusahaan dan permintaan pelanggan akan menghasilkan inefisiensi,

Page 2: Modul 6. Perencanaan Kapasitas

Modul 6 Perencanaan Kapasitas - Manajemen Produksi dan Operasi Page 2

baik berupa sumberdaya yang menganggur atau pelanggan yang tidak puas. Sehingga,

sasaran perencanaan kapasitas adalah meminimalkan perbedaan ini.

6.2 Konsep dasar kapasitas

Ketika merancang suatu unit usaha, pihak manajemen berharap kapasitas yang

diramalkan akan akurat dan memadai dalam memenuhi permintaan pelanggan.

Perencanaan kapasitas sangat penting untuk dilaksanakan, agar menghindari terjadinya

kekurangan atau kelebihan kapasitas yang dapat menimbulkan kerugian. Kapasitas

merupakan hasil produksi atau volume pemrosesan, atau jumlah unit yang dapat

ditangani, diterima, disimpan atau diproduksi oleh sebuah fasilitas pada suatu periode

waktu tertentu. Kapasitas juga dapat diartikan sebagai jumlah maksimum pekerjaan

yang mampu diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan. Kapasitas mengukur

kemampuan dari suatu fasilitas produksi untuk mencapai jumlah kerja tertentu dalam

periode waktu tertentu dan merupakan fungsi dari banyaknya sumber-sumber daya

yang tersedia, seperti : peralatan, mesin, personil, ruang dan jadwal kerja. Beberapa

definisi kapasitas menurut para ahli adalah sebagai berikut:

1. Krajewski dan Ritzman (1999 : 300)

“Capacity is the maximum rate of output for facility”.

2. M.S. Ma’arif dan H. Tandjung (2006 : 240)

“Kapasitas sendiri diartikan sebagai output maximum dari suatu system dalam

periode tertentu“.

3. Mark D. Hanna & W. Rocky Newman (2001:316)

“Deciding how much to increase or decrease capacity, and when, is a strategic

choice. The set of a long-term decisions a firm makes about the size of its plants and

equipment is its capacity strategy“.

4. Mark M. Davis & Janelle Heineke (2005:390-391)

“The objective of capacity planning is to specify which level of capaciity will meet

market demands in a cost-efficient way. Capacity planning can be viewed in three

time durations : long range (greater than one year), intermediate range (the next 6

to 12 months), and short range (less than six months”.

Dari definisi–definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Kapasitas merupakan kemampuan

maksimal yang dimiliki suatu unit produksi ketika menghasilkan produk di waktu

tertentu.

Kapasitas memanifestasikan dirinya dalam banyak cara, termasuk ruang, tenaga

kerja, peralatan, teknologi dan bahan. Untuk menentukan kebutuhan kapasitas masa

depan, pengusaha perlu melakukan perencanaan kapasistas dengan pengamatan

Page 3: Modul 6. Perencanaan Kapasitas

Modul 6 Perencanaan Kapasitas - Manajemen Produksi dan Operasi Page 3

terhadap permintaan dari tahun-ke tahun, memahami teknologi dan peningkatan

kapasitas, menemukan tingkat operasi (volume) yang optimal serta menyiapkan

perubahan dalam kapasitas. Perencanaan besarnya kapasitas produksi oleh suatu

perusahaan ditentukan oleh besarnya biaya tetap dan permintaan dari pelanggan.

Dalam hal ini, konsumen tentu saja memegang peranan penting dalam proses

pengambilan keputusan. Selain itu, jumlah ketersediaan bahan dan kemampuan industri

yang meliputi kemampuan alat dan sumber daya manusia perusahaan dalam melakukan

proses produksi juga menjadi hal yang harus dipertimbangkan.

Perencanaan kapasitas terdapat dalam rencana jangka pendek dan menengah

suatu perusahaan. Namun, untuk mengubah kapasitas menjadi jauh lebih besar

merupakan bagian rencana jangka panjang perusahaan. Gaspersz (1998) mendefinisikan

bahwa perencanaan kapasitas merupakan proses menentukan sumber-sumber daya

(input) atau tingkat kapasitas yang dibutuhkan oleh operasi manufacturing untuk

memenuhi jadwal produksi atau output yang diinginkan, membandingkan produksi

dengan kapasitas yang tersedia, dan menyesuaikan tingkat kapasitas atau jadwal

produksi. Perencanaan kapasitas adalah sebuah langkah yang harus di tempuh oleh

seorang manajer operasi agar mampu membuat atau merancang strategi yang tepat

dalam hal kapasitas produksi yang mengarah pada maksimisasi profit dan minimisasi

biaya.

6.3 Jenis dan Pertimbangan Kapasitas

Di dalam perencanaan kapasitas perusahaan terdapat dua macam jenis

kapasitas, yakni kapasitas desain dan kapasitas efektif. Kapasitas design merupakan

output maksimum sistem teoritis pada periode tertentu. Atau dapat dikatakan sebagai

jumlah output yang dihasilkan oleh suatu perusahaan setiap harinya. Kapasitas desain

biasanya dinyatakan dalam suatu tingkatan tertentu, seperti jumlah produk yang dapat

diproduksi setiap minggu, setiap bulan, atau setiap tahun. Bagi banyak perusahaan,

pengukuran kapasitas dapat dilakukan secara langsung.

Kapasitas efektif adalah kapasitas yang diharapkan dapat dicapai dengan

keterbatasan operasi. Kapasitas efektif biasanya lebih rendah daripada kapasitas desain

karena fasilitas yang ada mungkin telah dirancang untuk versi produk yang sebelumnya

atau bauran produk yang berbeda daripada yang saat ini sedang diproduksi. Hal seperti

ini umumnya terjadi pada perusahaan besar, dimana kapasitas efektifnya lebih kecil

daripada kapasitas design, karena perusahaan besar lebih fokus pada produksi dengan

back up fasilitas dan bahan baku yang melimpah. Namun, hal berbeda terjadi pada

usaha kecil dan menengah (UKM), dimana kapasitas efektif lebih besar dari kapasitas

design.

Page 4: Modul 6. Perencanaan Kapasitas

Modul 6 Perencanaan Kapasitas - Manajemen Produksi dan Operasi Page 4

Dua sistem pengukuran kinerja untuk mengukur tingkat kapasitas adalah utilisasi

dan efisiensi. Utilisasi adalah persentase dari kapasitas desain yang sesungguhnya telah

dicapai. Sedangkan efisiensi adalah persentase dari kapasitas efektif yang sesungguhnya

telah dicapai. Penggunaan fasilitas dan pengelolaannya akan menentukan tentang sulit

tidaknya mencapai efisiensi 100%. Melalui tingkat utilisasi dan efisiensi, akan diketahui

seberapa jauh perencanaan kapasitas berjalan dengan semestinya. Heizer dan Render

(1997) merumuskan utilisasi sebagai output actual dibagi dengan kapasitas desain, dan

efisiensi diperoleh dari rasio output aktual terhadap kapasitas efektif.

Menentukan kebutuhan kapasitas masa depan dapat menjadi prosedur rumit

yang sebagian besar didasarkan pada permintaan di masa mendatang. Jika permintaan

barang dan jasa dapat diramalkan dengan tingkat ketepatan yang cukup, maka

penentuan kebutuhan kapasitasnya dapat langsung dilakukan. Selain integrasi dan

investasi yang ketat, Heizer dan Render (1997) memaparkan empat pertimbangan

khusus bagi terciptanya keputusan kapasitas yang baik, yaitu:

1. Ramalkan permintaannya secara akurat. Sebuah peramalan yang akurat merupakan

hal yang paling pokok bagi keputusan kapasitas. Apapun produk barunya,

prospeknya, dan siklus hidup produk yang ada sekarang haruslah ditentukan.

Manajemen harus mengetahui produk yang sedang ditambahkan dan produk yang

sedang dihentikan produksinya, begitu juga dengan volume yang diperkirakan.

2. Memahami teknologi dan peningkatan kapasitas. Jumlah alternatif yang tersedia

mungkin cukup banyak, tetapi setelah volume ditentukan, keputusan teknologinya

dapat dipacu dengan analisis biaya, kebutuhan sumberdaya manusia, kualitas, dan

kehandalan. Kajian ulang biasanya dapat mengurangi jumlah alternatifnya menjadi

beberapa saja. Teknologi mungkin juga menentukan peningkatan kapasitasnya.

Manajer operasi bertanggung jawab akan teknologi dan peningkatan kapasitas yang

tepat.

3. Temukan tingkat operasi (volume) yang optimal. Teknologi dan peningkatan

kapasitas kerap menentukan ukuran optimal sebuah fasilitas.

4. Dibuat untuk perubahan. Dalam dunia bisnis yang dinamis, perubahan tidak dapat

diabaikan. Oleh karena itu, manajer operasi harus menciptakan fleksibilitas dalam

fasilitas dan peralatan.

6.4 Pengelolaan permintaan

Peramalan yang baik dan fasilitas yang dibangun terkadang masih tidak relevan

dengan permintaan aktual dan kapasitas yang ada, misalnya permintaan yang melebihi

kapasitas atau kapasitas yang melebihi permintaan. Apabila permintaan melebihi

kapasitas, solusi yang bisa dilakukan perusahaan adalah membatasi permintaan dengan

Page 5: Modul 6. Perencanaan Kapasitas

Modul 6 Perencanaan Kapasitas - Manajemen Produksi dan Operasi Page 5

cara menaikkan harga, membuat penjadwalan dengan lead time yang panjang,

subkontrak, atau mengurangi bisnis dengan keuntungan marginal. Solusi seperti ini

terkadang tidak cukup dalam mengakomodasi trend permintaan yang terus meningkat

melebihi kapasitas perusahaan. Sehingga, solusi jangka panjang yang umumnya

dilakukan adalah dengan meningkatkan kapasitas. Berbeda dengan hal tersebut, ketika

perusahaan mengalami kapasitas yang melebihi permintaan, maka perusahaan mungkin

perlu merangsang permintaan melalui pengurangan harga atau pemasaran yang agresif,

atau mungkin menyesuaikan diri terhadap pasar melalui perubahan produk.Saat

permintaan pelanggan yang menurun digabungkan dengan proses yang kuno dan tidak

fleksibel, pemutusan hubungan kerja dan penutupan pabrik mungkin harus dilakukan

untuk menyesuaikan kapasitas dengan permintaan. Selain dua kecenderungan tersebut

terdapat hal lain dalam pengelolaan permintaan, dimana perusahaan perlu

mempertimbangkan adanya permintaan musiman. Pemintaan musiman atau siklus

permintaan merupakan tantangan lain pada perencanaan kapasitas. Strategi yang bisa

dilakukan adalah menawarkan produk dengan permintaan yang saling melengkapi,

misalnya memberikan produk yang nilai permintaannya tinggi dan satu produk dengan

nilai permintaan yang rendah.

Pengelolaan permintaan merupakan suatu upaya untuk membuat permintaan

lebih mudah dipenuhi oleh perusahaan. Secara lebih spesifik pengelolaan permintaan

dapat diartikan sebagai upaya aktif untuk meyakinkan bahwa profil permintaan

pelanggan memiliki pola yang halus sehingga mudah dan efisien untuk dipenuhi. Dengan

kata lain, jika peramalan hanya melihat permintaan sebagai input, pengelolaan

permintaan melihat bahwa input tersebut memiliki pola tersendiri yang dapat dipelajari

terlebih dahulu sebelum masuk ke proses peramalan, perencanaan produksi, pengadaan

bahan baku, produksi, ataupun pengiriman ke pelanggan.

6.5 Jenis-jenis perencanaan kapasitas

Perencanaan kapasitas adalah proses untuk menentukan kapasitas produksi

yang diperlukan sebuah organisasi atau perusahaan untuk memenuhi permintaan yang

terus berubah. Tujuan perencanaan kapasitas adalah pencapaian tingkat utilitas yang

tinggi serta tingkat pengembalian investasi yang tinggi. Perencanaan kapasitas terbagi

menjadi tiga macam, yaitu :

a. Perencanaan Kapasitas Jangka Pendek

Perencanaan kapasitas jangka pendek digunakan untuk menangani secara

ekonomis hal-hal yang sifatnya mendadak yang akan terjadi di masa mendatang,

misalnya untuk memenuhi permintaan yang bersifat mendadak atau seketika dalam

Page 6: Modul 6. Perencanaan Kapasitas

Modul 6 Perencanaan Kapasitas - Manajemen Produksi dan Operasi Page 6

jangka waktu pendek. Dalam perencapaan kapasitas jangka pendek yang umumnya

kurang dari 3 bulan, perhatian utama terletak pada penggunaan kapasitas yang ada,

seperti penjadwalan tugas dan karyawan, atau pengalokasian mesin yang tersedia.

Secara lebih rinci, berikut adalah beberapa hal yang dapat dilakukan perusahaan

dalam menghadapi kondisi perencanaan kapasitas jangka pendek, yaitu:

1) Meningkatkan jumlah sumber daya, seperti: penggunaan kerja lembur,

penambahan regu kerja, memberikan kesempatan kerja secara part-time, sub-

kontrak dan kontrak kerja.

2) Memperbaiki penggunaan sumber daya, seperti: mengatur regu kerja dan

menetapkan skedul.

3) Memodifikasi produk, seperti: menentukan standar produk dan melakukan

pengawasan kualitas.

4) Memperbaiki permintaan, seperti: melakukan perubahan harga dan melakukan

perubahan promosi.

5) Tidak memenuhi permintaan.

b. Perencanaan Kapasitas Jangka Menengah

Perencanaan kapasitas jangka menengah merupakan perencanaan dengan

tenggat waktu 3 hinggai 8 bulan. Berbeda dengan perencanaan kapasitas jangka

pendek yang hanya berfokus pada penggunaan kapasitas yang ada, pada jangka

menengah perusahaan melakukan dua pendekatan, yaitu mengoptimalkan kapasitas

yang ada dan mencoba perlahan mengubah kapasitas yang ada. Dalam

menggunakan kapasitas, perusahaan dapat melakukan penambahan karyawan atau

pembuatan persediaan. Sedangkan pendekatan mengubah kapasitas dilakukan

dengan subkontrak, menambah peralatan, atau menambah shift.

c. Perencanaan Kapasitas Jangka Panjang

Perencanaan kapasitas jangka panjang (lebih dari 1 tahun) merupakan strategi

operasi untuk menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi dan sudah

diperkirakan sebelumnya akan terjadi. Pendekatan yang dilakukan dalam jenis

perencanaan kapasitas ini adalah fokus pada mengubah kapasitas, seperti dengan

menambah fasilitas atau menambah peralatan dengan lead time panjang.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan kapasitas jangka panjang

adalah pola permintaan jangka panjang dan siklus kehidupan produk yang

dihasilkan. Strategi yang dapat dilakukian oleh sebuah perusahaan untuk

merencanakan perencanaan kapasitas jangka panjang adalah sebagai berikut :

Strategi melihat dan menunggu, dimana kapasitas produksi akan dinaikkan

apabila perusahaan yakin permintaan konsumen sudah naik.

Page 7: Modul 6. Perencanaan Kapasitas

Modul 6 Perencanaan Kapasitas - Manajemen Produksi dan Operasi Page 7

Strategi ekspansionis, dimana kapasitas selalu diatas permintaan sehingga tidak

terjadi kekurangan produk.

6.6 Metode Perhitungan Penentuan Kebutuhan Kapasitas

Perencanaan kapasitas perlu di lakukan oleh sebuah perusahaan untuk

mengetahui beberapa aspek yang menunjang produksi suatu perusahaan agar

mendapatkan keuntungan yang optimum dan biaya yang minimum. Selain bertujuan

untuk meningkatkan keuntungan perusahaan, perencanaan kapasitas perlu terintegrasi

dengan visi, misi dan tujuan dari suatu bisnis. Berbagai metode perhitungan kapasitas

diarahkan untuk menunjang perencanaan kapasitas yang efektif dan efisien. Berikut

dijelaskan beberapa metode yang dapat digunakan dalam perencanaan kapasitas.

6.6.1 Analisis titik impas

Selain mengatahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi permintaan,

faktor lain yang paling penting dalam perencanaan kapasitas adalah mengetahui titik

impas produksi. Titik impas merupakan titik dimana total biaya (TC atau Total Cost)

sama dengan total pendapatan (TR atau Total Revenue). Titik impas bukan tujuan dari

perusahaan, namun merupakan dasar acuan dalam penentuan kebijakan penjualan dan

kebijakan produksi perusahaan. Untuk mendapatkan keuntungan, perusahaan harus

beroperasi diatas titik impas ini.

Gambar 6-1. Analisis Titik Impas

Berdasarkan jenis produk yang diproduksi, maka perhitungan analisis titik impas

dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: analisis produk tunggal dan analisis multi produk.

Keduanya dijelaskan sebaga berikut:

Page 8: Modul 6. Perencanaan Kapasitas

Modul 6 Perencanaan Kapasitas - Manajemen Produksi dan Operasi Page 8

a. Analisis BEP Produk Tunggal

Analisi titik impas sering disebut juga dengan analisis BEP (Break-Even Point).

Analisis ini khusus digunakan untuk perusahaan yang memiliki produk tunggal, dimana

nantinya akan diketahui berapa volume penjualan perusahaan yang mencapai titik

impasnya. Sehingga apabila penjualan melebihi titik tersebut maka perusahaan mulai

mendapatkan untung. Estimasi biaya yang diperlukan dalam analisis BEP adalah biaya

tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan dengan

besaran yang tetap dan tidak tergantung pada volume penjualan. Pada biaya tetap ini

biaya satuan (unit cost) akan berubah berbanding terbalik dengan perubahan volume

produksi. Semakin tinggi volume produksi, semakin rendah biaya tetap satuannya.

Sedangkan biaya variabel merupakan biaya yang besarnya bervariasi sesuai dengan

jumlah unit yang dijual. Semakin besar volume produksi semakin besar pula jumlah total

biaya variabel yang dikeluarkan, begitupun sebaliknya. Rumus dari analisis BEP pada

produk tunggal adalah sebagai berikut:

( )

atau ( )

Bila profit adalah π maka volume yang diperlukan untuk menghasilkan keuntungan

tertentu sebagai berikut:

atau

Bila unsur pajak terhadap keuntungan (t) dimasukkan dalam analisis maka rumus

berubah menjadi:

( )

atau

( )( )

Keterangan:

BEP ( rp ) = titik break even point dalam rupiah

BEP ( x ) = titik break even point dalam satuan unit

X = jumlah unit yang dijual

F = total biaya tetap

V = biaya variable per unit

P = harga jual netto per unit

TR = total pendapatan

TC = total biaya

Π = laba atau keuntungan

t = pajak keuntungan

Page 9: Modul 6. Perencanaan Kapasitas

Modul 6 Perencanaan Kapasitas - Manajemen Produksi dan Operasi Page 9

b. Analisis BEP Multiproduk

Kebanyakan perusahaan membuat atau menjual lebih dari satu poduk dengan

menggunakan fasilitas yang sama, misal pasar swalayan dan industri bahan bangunan.

Sehingga, analisis titik impas multiproduk lebih sering diterapkan. Meskipun biaya

variabel dan harga jual setiap jenis produk dapat diketahui, tidak mudah untuk

menghitung titik BEP bagi setiap produk. Hal ini disebabkan sulitnya menghitung biaya

tetap untuk masing-masing jenis produk. Untuk mengetahui posisi BEP, biasanya

dilakukan bukan per jenis produk, melainkan untuk semua produk yang dibuat atau

dijual perusahaan secara keseluruhan. Sehingga rumus BEP untuk produk tunggal tidak

dapat langsung digunakan untuk multiproduk karena biaya variabel dan harga jual

setiap jenis produknya berbeda. Rumus dari analisis BEP pada multiproduk adalah

sebagai berikut:

( )

∑ ,( ) -

Keterangan:

F = biaya tetap/periode

Vi = biaya variable per unit

Pi = harga jual per unit

Wi = % penjualan produk i terhadap total rupiah penjualan

∑ ,(

) -= kontribusi tertimbang

TVC = total biaya variabel

TR = total pendapatan

6.6.2 Pohon Keputusan

Pohon keputusan menyediakan metode grafis untuk menganalisis keputusan

rumit yang meliputi tahapan alternatif. Suatu diagram pohon digunakan untuk

mengaitkan beragam pilihan keputusan, pernyataan keadaan (state of nature), nilai-nilai

imbalan (payoff values) atau dikenal juga dengan istilah EMV (estimated monetary

value).

Gambar 6-2. Pohon Keputusan

Page 10: Modul 6. Perencanaan Kapasitas

Modul 6 Perencanaan Kapasitas - Manajemen Produksi dan Operasi Page 10

6.6.3 Analisis Bayesian

Mengitung peluang marginal dan yang direvisi dari data peluang sebelumnya dan

kondisional. Analisis Bayesian seringkali digunakan dalam keputusan kapasitas dimana

informasi survei tentang keadaan mendatang dari ekonomi bisa dibeli.

Gambar 6-3. Analisis Bayesian

6.7 Studi Kasus

6.7.1 Gambaran Umum Hotel Duta Berlian

Hotel Duta Berlian yang berada di Jln. Dramaga Bogor km.08, Jawa Barat.,

merupakan tempat persinggahan yang cukup strategis bagi para pendatang Bogor.

Umumnya, hotel ini disinggahi oleh kalangan keluarga, mahasiswa, pasangan muda, dst,

dengan berbagai kepentingan. Hotel yang berlokasi berdekatan dengan kampus IPB

darmaga, Bogor, ini, memiliki nilai tambah bagi para pengunjung karena letaknya di

jalan utuma akases kampus yang gampang diketahui masyarakat umum. Adanya fasilitas

pendukung seperti meeting room, kolang renang umum, ballroom, dan ruangan kamar

yang menarik, semakin menambah aksen pendukung dari hotel ini. Selain itu, pelayanan

yang hangat dan ramah juga menjadi prioritas untuk hotel duta berlian dalam

memberikan pelayanan primanya.

6.7.2 Penerapan Perencanaan Kapasitas Hotel Duta Berlian

Perencanaan kapasitas dapat dilihat dalam tiga horizon waktu, yaitu

perencanaan jangka panjang, jangka memengah, dan jangka pendek. Perencanaan

jangka panjang (lebih dari 1 tahun) dapat ditunjukkan dengan menambah fasilitas,

menambah peralatan yang memiliki lead time panjang. Hotel Duta Berlian

mempertimbangkan perencanaan kapasitas jangka panjang dari luas tanah keseluruhan

Page 11: Modul 6. Perencanaan Kapasitas

Modul 6 Perencanaan Kapasitas - Manajemen Produksi dan Operasi Page 11

yang ada yaitu 3,8 ha, hanya 1,8 ha yang telah dibuat kamar, fasilitas ballroom,

meetingroom, serta restaurant, dan sisa lahan 2 ha akan di perluas dengan menambah

fasilitas taman bermain di area belakang yang telah dilengkapi kolam renang.

Perencanaan jangka menengah (3 hingga 18 bulan) dapat meliputi penambahan sub

kontrak, menambah peralatan, dan menambah shift kerja. Hotel duta berlian tidak

menunjukkan adanya perencanaan jangka menengah dalam beberapa kurun waktu ini,

karena dari awal berdiri hingga ssat ini ditunjukkan dengan jumlah karyawan yang tetap

jumlahnya yaitu 30 orang sebagai karyawan dan 6 orang lagi sebagai staff administrasi.

Perencanaan jangka pendek (biasanya 3 bulan), focus utamanya terletak pada

penjadwalan tugas karyawan atau pengalokasian tempat. Hotel Duta Berlian ini

menerapkan system pemesanan kamar lebih awal menjelang musim wisuda pada bulan

Juni 2012 ini. Via pemesanan ditentukan yaitu 1 bulan sebelum akan bermalam di hotel

tersebut. Hal ini direncanakan karena manajer hotel berusaha untuk mengantisipasi

ketidakteraturan dalam menentukan kamar yang akan dipakai saat terjadi peningkatan

permintaan yang signifikan.

Perencanaan kapasitas yang baik ditentukan atas dasar beberapa pertimbangan

di antaranya pertama, ramalkan permintaannya secara akurat, kedua memahami

teknologi dan peningkatan kapasitas, ketiga menemukan tingkat operasi (tingkat volume

yang optimal), dan terakhir dibuat untuk perubahan. Dasar pertimbangan yang

digunakan oleh manajemen Hotel Duta Berlian dengan cara meramalkan permintaannya

secara akurat. Hal ini ditunjukkan dengan jumlah kamar yang tersedia di hotel tersebut,

yang terdiri dari empat tipe kamar yaitu tipe standard, superior, suiteroom, dan family

room. Tipe standard berjumlah 68 kamar, tipe superior 12 kamar, tipe suite room 8

kamar, dan tipe family 2 kamar. Penentuan jumlah kamar tersebut dipertimbangkan

berdasarkan lokasi yang strategis. Lokasi pembangunan hotel ini dikarenakan oleh

kedekatan dengan kampus IPB yang memiliki cashflow yang cukup lancar, dengan

rutinitas kampus yang mengadakan wisuda dengan periode 4 kali dalam 1 tahun yang

menjadi potensi pasar menjanjikan untuk operasional hotel. Di luar kondisi tersebut,

pelanggan yang biasa bermalam di hotel hanya mencapai 50 kamar per hari yang terisi.

Kapasitas merupakan hasil produksi atau volume pemrosesan, atau jumlah unit

yang dapat ditangani, diterima, disimpan atau diproduksi oleh sebuah fasilitas pada

suatu periode waktu tertentu. Kapasitas terdiri dari 2 jenis, yaitu kapasitas desain dan

kapasitas efektif. Kapasitas desain merupakan output maksimum system secara teoritis

dalam suatu periode waktu tertentu dalam kondisi ideal. Kapasitas desain yang

dirancang oleh pihak manajemen hotel Duta Berlian diukur dari banyaknya tempat tidur,

ukuran ruangan, jumlah kamar untuk masing-masing tipe kamar yang diharapkan akan

terisi. Kapasitas efektif merupakan kapasitas yang diperkirakan dapat dicapai oleh

Page 12: Modul 6. Perencanaan Kapasitas

Modul 6 Perencanaan Kapasitas - Manajemen Produksi dan Operasi Page 12

sebuah perusahan dengan keterbatasan operasi yang ada. Kapasitas efektif biasanya

lebih rendah dari kapasitas desain, karena fasilitas yang ada mungkin terjadi untuk versi

permintaan yang berbeda daripada yang sekarang sedang diproduksi. Kapasitas efektif

ditunjukkan dengan permintaan per hari rata-rata 50 kamar dengan 40 kamar standard,

8 kamar superior, dan 2 kamar suiteroom.

Hotel Duta Berlian tidak pernah mengalami kosong, paling sedikit hanya 5 hingga

15 kamar yang terisi pada saat bulan puasa. Sebaliknya, ketika terjadi peningkatan

permintaan yang signifikan dan keadaan penuh maka pihak manajemen akan menaikkan

harga per unit kamar untuk masing-masing tipe kamar yang tersedia. Peningkatan harga

per malam dapat mencapai Rp50.000 hinga Rp100.000 per kamar, pihak manajemen

tidak memberikan rekomendasi tempat alternatif untuk bermalam melainkan hanya

memberikan sambutan berupa ‘welcome drink’.

6.7.3 Analisis BEP

Analisis titik impas merupakan alat penentu untuk menentukan kapasitas yang

harus dimiliki oleh sebuah fasilitas untuk mendapatkan keuntungan. Tujuan analisis ini

untuk mengetahui keadaan total biaya sama dengan keuntungannya atau disebut

sebagai laba normal, berikut adalah informasi dari manajer Duta Berlian untuk dinalisis :

Tabel 6-1. Data Multi Produk Hotel Duta Berlian

ProdukHarga

Jual (P)

Harga

Variabel

(V)

volume

per

bulan

V/P 1-V/Ppenjualan

bulanan% penjualanBobot

Standar 250000 80000 1200 0,320 0,680 300000000 0,641 0,436

Superior 350000 143000 240 0,409 0,591 84000000 0,179 0,106

Suite Room 500000 183000 60 0,366 0,634 30000000 0,064 0,041

Fami ly 800000 326000 30 0,408 0,593 24000000 0,051 0,030

Kolam Renang 20000 10000 1500 0,500 0,500 30000000 0,064 0,032

Total 468000000 1,000 0,645

BEP$ =

∑*(

) +

BEPRp =

= Rp 149.095.607,2 per bulan

BEPitem =

Page 13: Modul 6. Perencanaan Kapasitas

Modul 6 Perencanaan Kapasitas - Manajemen Produksi dan Operasi Page 13

Tabel 6-2. BEP item setiap produk hotel Duta Berlian

produk BEP item pembulatan

Standart 382,28 383

Superior 76,25 77

Suite Room 19,08 20

Family 9,50 10

Kolam Renang 477,11 478

Identifikasi biaya tetap (TFC) :

Pajak Rp 50.000.000,00 /thn Rp 4.166.666,67 per bulan

Listrik Rp 20.000.000 per bulan

Air Rp 15.000.000 per bulan

Gaji karyawan Rp 45.000.000 per bulan

Gaji Staff Rp 12.000.000 per bulan

Total Fixed cost Rp 96.166.666,67

Gambar 6-4. Grafik titik impas pada kamar standard hotel Duta Berlian

Berdasarkan grafik titik impas yang ditunjukkan dari salah satu fasilitas

kamar dari hotel Duta Berlian yaitu kamar standart akan berada pada keadaan impas

(tidak untung dan tidak rugi) apabila mendapatkan pemasukan sebesar Rp

149.095.607,2 per bulan dengan volume untuk operasional kamar standart minimal 383

kamar dengan kombinasi 3 fasilitas lainnya dalam tiap bulannya. Begitu juga dengan

hasil perhitungan BEP item dari produk atau fasilitas lainnya seperti kamar superior,

suite room, family room, dan kolam renang. Untuk kamar superior minimal harus

beroperasi setiap bulannya sebanyak 77 kamar, suite room 20 kamar per bulannya,

0 100 200 300 400 500 600

TC 96166666.7 104166667 112166667 120166667 128166667 136166667 144166667

TFC 96166666.7 96166666.7 96166666.7 96166666.7 96166666.7 96166666.7 96166666.7

TR 0 39001560.1 78003120.1 117004680 156006240 195007800 234009360

0

50000000

100000000

150000000

200000000

250000000

Ru

pia

h

Kamar Standard

Page 14: Modul 6. Perencanaan Kapasitas

Modul 6 Perencanaan Kapasitas - Manajemen Produksi dan Operasi Page 14

family room 10 kamar tiap bulannya, dan kolam renang sebanyak 478 orang untuk

mencapai titik impas, keadaan tidak untung dan tidak rugi. Keadaan ini akan tercapai

jika beroperasi dengan optimal untuk masing-masing fasilitas untuk mencapai BEPRp

sebesar Rp 149.095.607,2.

6.8 Pertanyaan dan Diskusi

1. Jelaskan keterkaitan kapasitas dengan permintaan dan fasilitas produksi.

2. Apa saja faktor yang harus dipertimbangkan untuk menghasilkan keputusan

kapasitas yang efektif?

3. Mengapa kapasitas efektif umumnya lebih rendah daripada kapasitas desain?

Daftar Pustaka

Gaspersz, Vincent. 1998. Production Planning and inventory Control. PT Gramedia Pustaka

Utama: Jakarta.

Heizer, J. dan B. Render. 1997. Operations Management. Prentice Hall, New Jersey

Krajewski, L. J and Ritzman, L.P. 1999. Operation Management, Strategy and Analysis. Addison

Wesley Publishing Company, Inc., Massachustts.

Ma’arif, M. syamsul & Hendri Tanjung. 2006. Manajemen Operasi. PT Grasindo : Jakarta.

Mark D. Hanna & W. Rocky Newman, 2001, Integrated Operations Managements Adding Value

for Custumers 1st ed. Prentice Hall, Inc., New Jersey.

Mark M. Davis & Janelle Heineke, 2005, Operations Management : Integrating Manufacturing

and Services 5th edition. The McGraw-Hill Companies, Inc., New York.

Suharyadi, dkk. 2007. Kewirausahaan: Membangun Usaha Sukses Sejak Usia Muda. Salemba

Empat: Jakarta.