Modul

63
MANAJEMEN INSTALASI FARMASI Pendahuluan Pelayanan farmasi rumah sakit : kegiatan di rumah sakit yang menunjang pelayanan kesehatan yang bermutu. diperjelas dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit, yang menyebutkan bahwa pelayanan farmasi rumah sakit adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan rumah sakit yang berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan obat yang bermutu upaya kesehatan yang dilakukan pemerintah : meningkatkan mutu pelayanan kesehatan rumah sakit penggunaan obat-obatan yang rasional dan berorientasi kepada pelayanan pasien penyediaan obat yang bermutu dan terjangkau bagi semua lapisan masyarakat Biaya yang diserap untuk penggunaan obat merupakan komponen terbesar dari pengeluaran rumahsakit. Dibanyak Negara berkembang belanja obat di rumah sakit dadat menyerap sekitar 40-50% dari biaya keseluruhan rumah sakit. Belanja perbekalan farmasi yang demikian besar tentunay harus dikelola dengan efektif dan efisien Saat ini pada tataran global telah dirintis program Good Governance In Pharmaceutical Sector atau lebih di kenal dengan tata kelola obat yang baik si Sektor Farmasi. Manajemen Farmasi Rumah Sakit Disi Training Center

description

mpo

Transcript of Modul

Page 1: Modul

MANAJEMEN INSTALASI FARMASI

Pendahuluan

• Pelayanan farmasi rumah sakit : kegiatan di rumah  sakit yang menunjang pelayanan

kesehatan yang bermutu.

• diperjelas dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor :  1333/Menkes/SK/XII/1999 

tentang   Standar Pelayanan  Rumah  Sakit,  yang  menyebutkan bahwa pelayanan

farmasi rumah sakit  adalah  bagian  yang  tidak  terpisahkan dari sistem pelayanan

kesehatan rumah sakit yang  berorientasi kepada  pelayanan  pasien,  penyediaan  obat 

yang  bermutu

• upaya  kesehatan  yang  dilakukan  pemerintah  : meningkatkan  mutu  pelayanan 

kesehatan  rumah  sakit 

• penggunaan obat-obatan yang rasional  dan berorientasi  kepada pelayanan 

pasien

• penyediaan  obat  yang  bermutu  dan  terjangkau  bagi  semua lapisan

masyarakat

• Biaya yang diserap untuk penggunaan obat merupakan komponen terbesar dari

pengeluaran rumahsakit.

• Dibanyak Negara berkembang belanja obat di rumah sakit dadat menyerap sekitar 40-

50% dari biaya keseluruhan rumah sakit.

• Belanja perbekalan farmasi yang demikian besar tentunay harus dikelola dengan efektif

dan efisien

• Saat ini pada tataran global telah dirintis program Good Governance In Pharmaceutical

Sector atau lebih di kenal dengan tata kelola obat yang baik si Sektor Farmasi.

• Indonesia termasuk salah satu Negara yang berpartisipasi dalam program ini bersama

19 negara lainnya.

• Pemikiran tentang perlunya tatkelola obat yang baik disektor farmasi berkembang

mengingat banyaknya praktek illegal di lingkungan kefarmasian mulai dari clinical trial,

riset dan pengadaan , registrasi, pendaftaran, paten, produksi, penetapan harga,

pengadaan, seleksi, distribusi dan trasportasi.

Manajemen Farmasi Rumah SakitDisi Training Center

Page 2: Modul

• Bentuk intransparansi dibidang farmasi antara lain : pemalsuan data keamanan dan

enyufikasi, penyuapan, kolosi, donasi, promo yang tidak etis maupun tekanan dari

berbagai pihak yang berkepentingan dengan obat.

• Instalasi farmasi rumah sakit (IFRS) : bagian dari rumah sakit yang bertugas

menyelenggarakan, mengkoordinasikan, mengatur dan mengawasi seluruh kegiatan

pelayanan farmasi serta melaksanaan pembinaan teknis kefarmasian di rumah sakit

• Komite Farmasi dan Terapi adalah bagian yang bertanggung jawab tentang penyusunan

formularium rumah sakit dapat sesuai dengan aturan yang berlaku,

Pengelolaan Perbekalan Farmasi Rumah Sakit

• Pengelolaan sediaan farmasi dan alat kesehatan :

– suatu proses yang merupakan siklus kegiatan yang dimulai dari perencanaan,

pengadaan/produksi, penerimaan, pendistribusian, pengawasan, pemeliharaan,

penghapusan, pemantauan, administrasi, pelaporan, dan evaluasi yang

diperlukan bagi kegiatan pelayanan.

– Tujuan pengelolaan sediaan farmasi dan alat kesehatan yaitu agar tersedianya

sediaan farmasi dan alat kesehatan yang bermutu dalam jumlah dan pada saat

yang tepat sesuai spesifikasi dan fungsi yang ditetapkan oleh panitia farmasi dan

terapi secara berdaya guna dan berhasil guna (Quick,1997).

Perencanaan dan seleksi

Anggaran obat

• Anggaran obat adalah suatu perencanaan yang disusun berdasarkan kebutuhan obat

yang akan diadakan dalam suatu instalasi farmasi

Sistem perencanaan

• Perencanaan: kegiatan pemeliharaan jenis, jumlah dan harga sediaan farmasi dan alat

kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran dalam rangka pengadaan

• untuk menghindari kekosongan obat dengan metode yang dapat

dipertanggungjawabkan dan dasar-dasar pelaksanaan yang telah ditentukan.

Manajemen Farmasi Rumah SakitDisi Training Center

Page 3: Modul

• Berpedoman pada DOEN (Daftar Obat Esensial Nasional), formularium RS, standart

terapi RS, data catatan medik, anggaran yang tersedia, penetapan prioritas, siklus

penyakit, sisa persediaan, data pemakaian periode yang lalu dan rencana

pengembangan (Quick,1997).

• Tujuan : untuk menetapkan jenis dan jumlah perbekalan farmasi sesuai dengan pola

penyakit dan kebutuhan pelayanan kesehatan di rumah sakit.

Metode perencanaan

• Ada tiga jenis metode perencanaan yaitu

– Perencanaan dengan metode konsumsi yg dilakukan berdasarkan data

penggunaan obat diwaktu yang lalu.

– Data penggunaan obat waktu yang lalu untuk metode konsumsi harus akurat.

Metode konsumsi ini dapat menyebabkan penggunaan obat yang kurang

rasional akan terus terjadi

• Ada tiga jenis metode perencanaan yaitu

– metode epidemiologi dilakukan berdasarkan data tingkat kejadian penyakit dan

standart pengobatan untuk penyakit tersebut. Asumsi metode epidemiologi :

pengobatan disesuaikan dengan penyakit yang ada atau terjadi pada saat

tertentu (Siregar,2004).

– kombinasi keduanya yang disesuaikan dengan anggaran setempat.

• Perencanaan pengadaan sediaan farmasi dan alat kesehatan mempertimbangkan dana

yang tersedia.

• Untuk mencapai efisiensi dalam penyusunan daftar kebutuhan obat digunakan

gabungan dua cara analisis, yaitu

– analisis VEN

– ABC (Paretto)

• Pembagian VEN adalah sebagai berikut :

– Kategori V adalah obat vital dengan jumlah sedikit tetapi harus selalu disediakan

untuk menyelamatkan jiwa pasien

Manajemen Farmasi Rumah SakitDisi Training Center

Page 4: Modul

– (life-saving drug), misalnya insulin, heparin, adrenalin, atropin sulfat, albumin

dan obat-obat pelayanan kesehatan standar, misalnya serum antibisa ular.

• Pembagian VEN adalah sebagai berikut :

– Kategori E adalah obat esensial yang umum digunakan dalam pelayanan

kesehatan masyarakat, misalnya obat jantung, obat hipertensi, obat diabetes.

– Kategori N adalah obat non-esensial yang boleh disediakan atau boleh tidak

disediakan karena tidak membahayakan nyawa bila tidak tersedia, misalnya

food suplement  dan vitamin (Quick,1997).

• Analisis ABC/Paretto mengelompokkan obat berdasarkan volume and value of

consumption obat, yaitu sebagai berikut:

– Kelompok A adalah obat yang berharga mahal dan sering ditulis dengan resep

dokter, menyerap dana sebesar ± 80% dari total dana dengan jumlah item ± 20%

dari total item obat yang ada.

– Kelompok B adalah obat yang dibutuhkan dalam banyak kasus dan sering

keluar, menyerap dana sebesar ± 15% dari total dana dengan jumlah item ± 60%

total item obat yang ada.

– Kelompok C adalah kelompok obat yang hanya sebagai suplemen saja. Menyerap

dana sebesar ± 5% dari total dana dengan jumlah item ± 20% total item obat

yang ada (Quick,1997).

Manajemen Farmasi Rumah SakitDisi Training Center

Page 5: Modul

• Tahap kompilasi pemakaian obat

– Berfungsi untuk mengetahui penggunaan obat setiap bulannya di unit pelayanan

kesehatan selama 1 tahun serta untuk menentukan stok optimum.

• Perhitungan kebutuhan obat

– Metode konsumsi.

– Metode morbiditas.

Manajemen Farmasi Rumah SakitDisi Training Center

Page 6: Modul

Manajemen Farmasi Rumah SakitDisi Training Center

Page 7: Modul

Pengadaan

• Pengadaan merupakan kegiatan untuk merelisasikan kebutuhan yang telah

direncanakan dan disetujui, melalui:

– Pembelian

– Produksi atau pembuatan sediaan farmasi

– Sumbangan/drooping atau hibah

• Pembelian dengan penawaran yang kompetitif( tender) merupakan suatu metode

penting untuk mencapai keseimbangan yang tepat antara mutu dan harga, apabila ada

dua atau lebih pemasok, apoteker harus mendasarkan pada criteria berikut :

• mutu produk, reputasi produsen, harga, berbagai syarat, ketepatan waktu pengiriman,

mutu pelayanan pemasok, dapat dipercaya, kebijakan tentang barang yang

dikembalikan, dan pengemasan.

Manajemen Farmasi Rumah SakitDisi Training Center

Page 8: Modul

Tujuan pengadaan

• Mendapatkan perbekalan farmasi dengan harga yang layak, dengan mutu yang baik, pengiriman barang terjamin  dan tepat waktu, proses berjalan lancer, dan tidak memerlukan tenaga serta waktu berlebihan.

Pengadaan: pembelian

• Ada 4 metode pada proses pembelian :

– Tender terbuka, berlaku untuk semua rekanan yang terdaftar, dan sesuai dengan criteria yang telah ditentukan.

– Tender terbatas, sering disebutkan lelang tertutup. Hanya dilakukan pada rekanan tertentu yang sudah terdaftar dan memiliki riwayat yang baik

• Ada 4 metode pada proses pembelian :

– Pembelian dengan tawar-menawar, dilakukan bila item tidak penting, tidak banyak, dan biasanya dilakukan pendekatan langsung untuk item tertentu

– Pembelian langsung, pembeli jumlah kecil, perlu segera tersedia.  Harga tertentu, relative agak lebih mahal.

Pengadaan: produksi

• Kriteria perbekalan farmasi yang di produksi :

– Sediaan farmasi dengan formula khusus

– Sediaan farmasi dengan mutu sesuai standar dengan harga lebih murah

– Sediaan farmasi yang memerlukan pengemasan kembali

– Sediaan farmasi yang tidak tersedia di pasaran

– Sediaan farmasi untuk penelitian

– Sediaan nutrisi parenteral

– Rekonstotusi sediaan perbekalan farmasi sitostasika

– Sediaan farmasi yang harus selalu di buat baru

Pengadaan: sumbangan/hibah/droping

• Pada prinsipnya pengelolaan perbekalan farmasi dari hibah/ sumbangan, mengikuti kaidah umum pengelolaan perbekalan farmasi regular.

• Perbekalan farmasi yang tersisa dapat dipakai untuk menunjang pelayanan kesehatan disaat situasi normal. (Depkes RI,2008)

Manajemen Farmasi Rumah SakitDisi Training Center

Page 9: Modul

Penerimaan

• Penerimaan : kegiatan untuk menerima perbekalan farmasi yang telah diadakan sesuai aturan kefarmasian, melalui pembelian langsung, tender, konsinyasi atau sumbangan.

• Penerimaan perbekalan farmasi harus dulakukan oleh petugas yang bertanggung jawab.

• Petugas yang dilibatkan dalam penerimaan harus terlatih baik dalam tanggung jawab dan tugas mereka, serta harus mengerti sifat penting dari perbekalan farmasi.

• Dalam tim penerimaan harus ada tenaga farmasi

• Tujuan penerimaan adalah untuk menjamin perbekalan farmasi yang diterima sesuai kontrak baik spesifikasi mutu, jumlah maupun waktu kedatangan

• Perbekalan farmasi yang di terima harus sesuai dengan spesifikasi kontrak yang telah ditetapkan. Hal lain yang perlu diperhatikan dalam penerimaan :

• Harus mempunyai Material, Safety, Data, Sheet(MSDS), untuk bahan berbahaya.

• Khusus untuk alat kesehatan harus mempunyai serticate of origin.

• Sertifikat analisa produk (Depkes RI,2008)

Penyimpanan

• Tujuan penyimpanan adalah :

– Memelihara mutu sediaan farmasi

– Menghindari penggunaan yang tidak bertanggung jawab

– Menjaga ketersediaan

– Memudahkan pencarian dan pengawasan (Depkes RI,2008)

Jenis penyimpanan

• Fixed location

– Sistem ini sangat mudah di dalam mengatur barang, karena masing- masing item persediaan selalu di simpan dalam tempat yang sama dan di simpan dalam rak yang spesifik, rak tertutup atau dalam rak bertingkat.

– Sistem ini diibaratkan seperti rumah, dimana seluruh penghuni dapat mengetahui semua letak barang. Beberapa kerugian dalam penggunaan sistem ini yaitu:

• Sistem ini tidak fleksibel, jika ada perubahan dalam jumlah pemesanan atau perubahan dalam pengemasan atau keputusan untuk mengubah tempat menjadi lebih besar atau lebih kecil.

• Jika ada item baru yang dipesan, mungkin tidak ada tempat untuk menyimpannya

Manajemen Farmasi Rumah SakitDisi Training Center

Page 10: Modul

• Fixed location kerugianx

– Pencurian oleh karyawan dapat meningkat karena seluruh karyawan mengetahui tempat-tempat item yang diperhitungkan (obat yang bernilai mahal)

– Tempat penyimpanan harus dibersihkan karena tempat yang digunakan untuk jangka waktu yang lama jadi harus di jaga kebersihannya

• Fluid location

– Dalam sistem ini, penyimpanan di bagi menjadi beberapa tempat yang dirancang.

– Masing-masing tempat ditandai sebuah kode. Setiap item disimpan dalam suatu tempat yang disukai pada waktu pengiriman.

– Sistem ini dirancang seperti hotel. Ruangan ditandai hanya ketika barang datang.

– Administrasi sistem fluid location berdasarkan pada:

• Unit pengadaan memberikan informasi mengenai tipe, volume, dan jumlah barang yang datang.

• Staf gudang menganalisis di mana lokasi barang yang akan digunakan untuk barang yang akan datang dan dapat memilih tempat yang tepat. Data ini dapat dilaporkan di dalam sistem pengontrolan stok.

• Fluid location

– Dalam sistem ini, penyimpanan di bagi menjadi beberapa tempat yang dirancang.

– Masing-masing tempat ditandai sebuah kode.

– Setiap item disimpan dalam suatu tempat yang disukai pada waktu pengiriman.

– Sistem ini dirancang seperti hotel. Ruangan ditandai hanya ketika barang datang.

– Administrasi sistem fluid location berdasarkan pada:

• Jika tempat sudah tidak cukup lagi, maka barang-barang lain dapat dipindah untuk menciptakan ruangan yang baru lagi.

• Pelaporan sistem pengontrolan stok harus diperbaharui.

• Semi fluid location

– Sistem ini merupakan kombinasi dari sistem kedua di atas. Sistem ini diibaratkan seperti hotel yang digunakan oleh tamu.

– Setiap barang selalu mendapatkan tempat yang sama.

– Barang yang khusus diberikan tempat tersendiri.

Manajemen Farmasi Rumah SakitDisi Training Center

Page 11: Modul

– Dalam sistem ini, setiap item ditandai dengan penempatan barang yang cocok supaya mempermudah dalam mengambil stok.

• Semi fluid location

– Saat menyediakan pesanan karyawan harus mengetahui di mana letak setiap item, untuk memudahkan dalam mengingat  setiap item.

– Untuk barang yang slow moving perlu dilakukan pemilihan lokasi dan penataan ulang.

– Sistem ini tidak menghemat tempat seperti sistem fluid location.

– Adapun keistimewaan sistem ini adalah ketika mengambil stok selalu diperhatikan tempat yang sama.

– Tidak seperti sistem fixed location, dimana resiko tertukar barang yang relatif lebih kecil.

• Penumpukan stok barang yang kadaluwarsa dan rusak dapat dihindari dengan pengaturan sistem penyimpanan seperti first expired first out (FEFO), Last in First Out (LIFO) dan first in first out (FIFO).

• Sistem FEFO adalah dimana obat yang memiliki waktu kadaluwarsa lebih pendek keluar terlebih dahulu,

• Last in First Out (LIFO)

– Sistem penataan obat atau perbekalan farmasi dengan meletakkan barang baru (datang terakhir) di depan yang datang sebelumnya.

• sedangkan dalam sistem FIFO obat yang pertama kali masuk adalah obat yang pertama kali keluar

• Obat-obatan sebaiknya disimpan sesuai dengan syarat kondisi penyimpanan masing-masing obat.

• Kondisi penyimpanan yang dimaksud antara lain adalah temperatur/suhu sekitar 20-250C, kelembaban dan atau paparan cahaya.

• Tempat penyimpanan yang digunakan dapat berupa ruang atau gedung yang terpisah, lemari, lemari terkunci, lemari es, freezer, atau ruangan sejuk.

• Tempat penyimpanan tergantung pada sifat atau karakteristik masing-masing obat (Siregar,2004).

• Pengaturan obat digudang dapat dikelompokkan dengan 7 cara yaitu berdasarkan :

– Kelompok farmakologi/terapeutik

– Indikasi klinik

– Kelompok alphabetis

Manajemen Farmasi Rumah SakitDisi Training Center

Page 12: Modul

– Tingkat penggunaan

– Bentuk sediaan

– Random bin

– Kode barang.

• Selain disimpan dalam tempertur yang sesuai, barang-barang sebaiknya disimpan dalam keadaan yang mudah terambil dan tetap terlindung dari kerusakan (Siregar,2004).

• Permenkes 28/MENKES/PER/I/1978 tentang penyimpanan narkotika disebutkan bahwa RS harus memiliki tempat khusus untuk menyimpan narkotika, dimana tempat tersebut harus seluruhnya terbuat dari kayu atau bahan lain yang kuat, selain itu tempat penyimpanan narkotika tersebut harus mempunyai kunci yang kuat dan tempat penyimpanan terbagi menjadi 2 bagian masing-masing dengan kunci yang berlainan.

Sarana penyimpanan obat

• Gudang/tempat penyimpanan :

– Gudang penyimpanan terpisah dari apotek atau ruang pelayanan.

– Gudang cukup besar untuk menyimpan semua persediaan obat dan cukup

– untuk pergerakan petugas, minimal luasnya 3m x 4 m.

– Pintu gudang mempunyai kunci pengaman 2 (dua) buah yang terpisah/berbeda.

– Struktur gudang dalam keadaan baik, tidak ada retakan, lubang atau tanda kerusakan oleh air

• Gudang/tempat penyimpanan :

– Atap gudang dalam keadaan baik dan tidak bocor.

– Gudang rapi, rak dan lantai tidak berdebu dan dinding bersih.

– Gudang bebas hama dan tidak ada tanda infestasi hama.

– Udara bergerak bebas di gudang; kipas angin dan kawat nyamuk dalam keadaan baik.

• Gudang/tempat penyimpanan :

– Tersedia cukup ventilasi, sirkulasi udara dan penerangan.

– Tersedia alat pengukur dan pengatur suhu ruangan.

– Jendela dicat putih atau mempunyai gorden serta aman dan mempunyai teralis.

– Terdapat rak/lemari penyimpanan.

Manajemen Farmasi Rumah SakitDisi Training Center

Page 13: Modul

• Gudang/tempat penyimpanan :

– Terdapat lemari khusus yang mempunyai kunci untuk penyimpanan narkotik dan psikotropika.

– Terdapat alat bantu lain untuk pengepakan dan perpindahan barang.

Dokumen pencatatan penyimpanan obat

• LPLPO (Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat)

• Buku stok

• Buku penerimaan dan pengeluaran obat

• Catatan obat rusak atau kadaluarsa

Penyimpanan khusus

• Obat, vaksin dan serum memerlukan tempat khusus seperti lemari pendingin khusus (cold chain) dan harus dilindungi dari kemungkinan putusnya arus listrik.

• Bahan kimia harusnya disimpan dalam bangunan khusus yang terpisah dari gudang induk.

• Peralatan besar/alat berat memerlukan tempat khusus yang cukup untuk penyimpanan dan pemeliharaannya.

PENGAMATAN MUTU OBAT

Manajemen Farmasi Rumah SakitDisi Training Center

Page 14: Modul

Distribusi

• Sistem distribusi terbagi menjadi dua berdasarkan jangkauan pelayanan instalasi farmasi di rumah sakit, yaitu:

– Sistem sentralisasi, jika seluruh resep disiapkan dan didistribusikan oleh instalasi farmasi sentral.

Manajemen Farmasi Rumah SakitDisi Training Center

Page 15: Modul

– Sistem desentralisasi, jika terdapat instalasi farmasi lain (outlet/depo/satelit) yang memberikan pelayanan farmasi dalam kesatuan manajemen rumah sakit.

Kegiatan Distribusi Rutin

Manajemen Farmasi Rumah SakitDisi Training Center

Page 16: Modul

Distribusi rawat inap

• Farmasi rawat inap menjalankan kegiatan pendistribusian perbekalan farmasi untuk memenuhi kebutuhan pasien rawat inap di RS, yang diselenggarakan secara sentralisasi dan atau desentralisasi dengan sistem persediaan lengkap diruangan, sistem resep perorangan, sistem unit dosis dan sistem kombinasi oleh satelit farmasi.

Ada tiga macam sistem pendistribusian rawat inap yaitu:

1. Sistem persediaan lengkap (Floor stock system), meliputi semua persediaan obat dan alat kesehatan yang dibutuhkan diruangan. Pelayanan dalam sistem persediaan ruangan salah satu adalah penyediaan emergency kit (kotak obat darurat) yang digunakan untuk keperluan gawat darurat (Siregar,2004).

2. Resep perorangan (individual prescribing) merupakan cara distribusi obat dan alat kesehatan berdasarkan permintaan dalam resep atau kartu obat pasien rawat inap.

1. Sistem ini memiliki keuntungan berupa adanya pengkajian resep pasien oleh apoteker adanya kesempatan interaksi profesional penggunaan obat lebih terkendali dan mempermudah penagihan biaya obat pada pasien.

2. Keterbatasannya adalah adanya kemungkinan keterlambatan obat untuk dapat sampai kepada pasien (siregar dan amalia, 2004).

3. sistem unit dose dispensing (UDD) didefinisikan sebagai obat yang disiapkan dan diberikan kepada pasien dalam unit dosis tunggal yang berisi obat untuk sekali minum. Konsep UDD bukan merupakan inovasi baru dalam farmasi dan pengobatan.

1. Unit dose dispensing merupakan tanggung jawab farmasi yang tidak dapat berjalan disituasi institusi rumah sakit tanpa kerja sama dengan perawat dan staf kesehatan yang lain.

4. Keuntungan UDD antara lain penderita hanya membayar obat yang digunakanya saja,mengurangi kesalahan pengobatan,memperbesar komunikasi antara apoteker-dokter perawat,serta apoteker dapat melakukan pengkajian penggunaan obat.

5. Keterbatasannya adalah jumlah tenaga farmasi yang dibutuhkan lebih tinggi (Siregar dan Amalia,2004).

Distribusi rawat jalan

• Pedoman pelayanan farmasi untuk pasien rawat jalan (ambulatory) di RS mencakup: persyaratan manajemen, persyaratan fasilitas dan peralatan, persyaratan pengelohan order atau resep obat, dan pedoman operasional lainnya (siregar dan amalia, 2003).

• Pelayanan farmasi untuk penderita ambulatory harus dipimpin oleh seorang apoteker yang memenuhi syarat secara hukum dan kompeten secara professional (Anonim,2012).

• Sistem distribusi obat yang digunakan untuk pasien rawat jalan adalah sistem resep perorangan yaitu cara distribusi obat pada pasien secara individual berdasarkan resep dokter.

Manajemen Farmasi Rumah SakitDisi Training Center

Page 17: Modul

• Pasien harus diberikan informasi mengenai obat karena pasien sendiri yang akan bertanggung jawab atas pemakaian obat tanpa adanya pengawasan dari tenaga kesehatan.

• Apoteker juga harus bertindak sebagai konsultan obat bagi pasien yang melakukan swamedikasi (Siregar dan Amalia, 2003).

Pengendalian

• Pengendalian persedian adalah suatu kegiatan untuk memastikan tercapainya sasaran yang diinginkan sesuai dengan strategi dan program yang telah ditetapkan sehingga tidak terjadi kelebihan dan kekurangan/ kekosongan obat di unit-unit pelayanan.

• Tujuan pengendalian : agar tidak terjadi kelbihan dan kekosongan perbekalan farmasi di unit-unit pelayanan (Depkes RI,2008)

Kegiatan pengendalian

• Memperkirakan/menghitung pemakaian rata-rata periode tertentu. Jumlah stok ini disebut stok kerja.

• Menentukan stok optimum adalah stok obat yang diserahkan kepada unit pelayanan agar tidak mengalami kekurangan/ kekosongan.

• Menentukan waktu tunggu (lead time) adalah waktu yang diperlukan dari mulai pemesanan sampai obat diterima (Depkes RI,2008)

Pengendalian obat di RS terdiri atas:

• Sistem satu pintu,

• Penandaan pada wadah perbekalan farmasi yang didistribusikan,

• Pengembalian wadah bekas,

• Penggunaan kartu kendali,

• Menghitung dosis obat,

• Menghitung biaya perbekalan farmasi yang dikeluarkan dan membandingkan dengan unit cost yang diterima (Anonim,2012)

Manajemen Farmasi Rumah SakitDisi Training Center

Page 18: Modul

Penghapusan/Pemusnahan

• Penghapusan merupakan kegiatan penyelesaian terhadap perbekalan farmasi yang tidak terpakai karena kadaluwarsa, rusak, mutu tidak memenuhi standar dengan cara membuat usulan penghapusan perbekalan farmasi kepada pihak terkait sesuai dengan prosedur yang berlaku.

• Tujuan penghapusan adalah untuk menjamin perbekalan farmasi yang sudah tidak memenuhi syarat dikelola sesuai dengan standar yang berlaku.

• penghapusan akan mengurangi beban penyimpanan maupun mengurangi risiko terjadi penggunaan obat yang sub standar (Depkes RI,2008)

Prosedur Tetap Pemusnahan Sediaan Farmasi dan Perbekalan Kesehatan

• Melaksanakan inventarisasi terhadap sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan yang akan dimusnahkan

• Menyiapkan adminstrasi (berupa laporan dan berita acara pemusnahan)

• Mengkoordinasikan jadwal, metode dan tempat pemusnahan kepada pihak terkait

• Menyiapkan tempat pemusnahan

• Melakukan pemusnahan disesuaikan dengan jenis dan bentuk sediaan

• Membuat laporan pemusnahan obat dan perbekalan kesehatan

Pencatatan dan pelaporan

Pencatatan

• Merupakan kegiatan yang bertujuan untuk memonitor transaksi perbekalan farmasi yang keluar dan masuk di lingkungan IFRS.

• pencatatan akan memudahkan petugas untuk melakukan penelusuran bila terjadi adanya mutu obat yang sub standar dan harus ditarik dari peredaran.

• Pencatatan dapat dilakukan dengan menggunakan bentuk digital maupun manual.

• Kartu yang umum digunakan untuk melakukan pencatatan adalah Kartu Stok dan Kartu Stok Induk

• Fungsi:

• Kartu stok digunakan untuk mencatat mutasi perbekalan farmasi (penerimaan, pengeluaran, hilang, rusak, atau kadaluwarsa),

• Tiap lembar kartu stok hanya diperuntukkan mencatat data mutasi 1(satu) jenis perbekalan farmasi yang berasal dari 1 (satu) sumber anggaran,

Manajemen Farmasi Rumah SakitDisi Training Center

Page 19: Modul

• Data pada kartu stok digunakan untuk menyusun laporan, perencanaan pengadaan distribusi dan sebagai pembanding terhadap keadaan fisik perbekalan farmasi dalam tempat penyimpanan

• Hal-hal yang harus diperhatikan:

• Kartu stok diletakkan bersamaan/berdekatan dengan perbekalan farmasi bersangkutan,

• Pencatatan dilakukan secara rutin dari hari ke hari,

• Setiap terjadi mutasi perbekalan farmasi (penerimaan, pengeluaran, hilang, rusak/kadaluwarsa) langsung dicatat di dalam kartu stok,

• Penerimaan dan pengeluaran dijumlahkan pada setiap akhir bulan

• Informasi yang didapat:

• Jumlah perbekalan farmasi yang tersedia (sisa stok),

• Jumlah perbekalan farmasi yang diterima,

• Jumlah perbekalan farmasi yang keluar,

• Jumlah perbekalan farmasi yang hilang/ rusak/ kadaluwarsa,

• Jangka waktu kekosongan perbekalan farmasi.

• Manfaat informasi yang didapat:

• Untuk mengetahui dengan cepat jumlah persediaan perbekalan farmasi

• Penyusunan laporan

• Perencanaan pengadaan dan distribusi

• Pengendalian persediaan

• Untuk pertanggungjawaban bagi petugas penyimpanan dan pendistribusian

• Sebagai alat bantu kontrol bagi Kepala IFRS

• Hal-hal yang harus Diperhatikan

• Petugas pencatatan dan evaluasi, mencatat segala penerimaan dan pengeluaran perbekalan farmasi di Kartu Stok Induk.

• Kartu Stok Induk adalah :

• Sebagai pencerminan perbekalan farmasi yang ada di gudang

• Alat bantu bagi petugas untuk pengeluaran perbekalan farmasi

• Alat bantu dalam menentukan kebutuhan

Manajemen Farmasi Rumah SakitDisi Training Center

Page 20: Modul

Pelaporan

• Pelaporan adalah kumpulan catatan dan pendataan kegiatan administrasi perbekalan farmasi, tenaga dan perlengkapan kesehatan yang disajikan kepada pihak yang berkepentingan.

• Tujuan:

– Tersedianya data yang akurat sebagai bahan evaluasi

– Tersedianya informasi yang akurat

– Tersedianya arsip yang memudahkan penelusuran surat dan laporan

– Mendapat data yang lengkap untuk membuat perencanaan

• Jenis laporan yang sebaiknya dibuat oleh IFRS meliputi:

– Keuangan (laporan yang telah dikeluarkan oleh IFR. Untuk keperluan audit, wajib dibuat

– Mutasi perbekalan farmasi. Untuk keperluan perencanaan, wajib dibuat

– Penulisan resep generik dan non generik. Untuk keperluan pengadaan, wajib dibuat

– Narkotika dan Psikotropika. Untuk audit POM dan keperluan perencanaan, wajib dibuat

– Stok opname Untuk keperluan audit dan perencanaan, wajib dibuat

– Pendistribusian, berupa jumlah dan rupiah Untuk keperluan audit dan perencanaan, wajib dibuat

– Penggunaan obat program Untuk keperluan audit dan perencanaan, wajib dibuat

– Pemakaian perbekalan farmasi. Jaminan Kesehatan bagi Masyarakat Miskin. Untuk keperluan audit dan perencanaan, wajib dibuat

• Jumlah resep untuk keperluan perencanaan

• Kepatuhan terhadap formularium untuk keperluan perencanaan, informasikan untuk KFT

• Penggunaan obat terbesar untuk keperluan perencanaan, informasikan untuk KFT

• Penggunaan antibiotik untuk keperluan perencanaan, informasikan untuk KFT

• Kinerja untuk audit

Manajemen Farmasi Rumah SakitDisi Training Center

Page 21: Modul

Monitoring dan evaluasi

• Monitoring bersifat spesifik program, sedangkan Evaluasi tidak hanya dipengaruhi oleh program itu sendiri, melainkan variabel-variabel dari luar.

• Tujuan dari Evaluasi adalah evalausi efektifitas dan cost effectiveness.

• Tujuan : meningkankan produktivitas para pengelola perbekalan farmasi di rumah sakit agar dapat ditingkatkan secara optimum

Manajemen Farmasi Rumah SakitDisi Training Center

Page 22: Modul

Manajemen Farmasi Rumah SakitDisi Training Center

Page 23: Modul

Manajemen Farmasi Rumah SakitDisi Training Center

Page 24: Modul

Pelayanan Kefarmasian

Aspek pelayanan kefarmasian

Pelayanan resep

Manajemen Farmasi Rumah SakitDisi Training Center

Page 25: Modul

Manajemen Farmasi Rumah SakitDisi Training Center

Page 26: Modul

Pelayanan informasi obat

Manajemen Farmasi Rumah SakitDisi Training Center

Page 27: Modul

Konseling

Pendekatan konseling

Penggunaan Obat Rasional

Manajemen Farmasi Rumah SakitDisi Training Center

Page 28: Modul

Pengobatan Rasional

POR

Manajemen Farmasi Rumah SakitDisi Training Center

Page 29: Modul

Manajemen Farmasi Rumah SakitDisi Training Center

Page 30: Modul

AKREDITASI SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN MUTU RUMAH SAKIT

STANDAR AKREDITASI RS NASIONAL 2014

- Standar akreditasi RS Nasional 2012 berlaku Juni 2012

- Standar Akreditasi menggunakan Standar Internasional JCI Edisi 4 sebagai referensi utama ditambahkan dengan standar untuk program MDG’s

- Dalam standar akreditasi nasional, pelayanan farmasi menjadi salah satu Bab yang dinilai

- Selain dalam bab Manajemen Penggunaan Obat, pelayanan farmasi juga dinilai melalui standar lainnya.

Standar Akreditasi Rumah Sakit (Versi 2012)

Manajemen Farmasi Rumah SakitDisi Training Center

Page 31: Modul

STANDAR AKREDITASI RS INTERNASIONAL JCI

• JCI International Accreditation Standards for Hospital edisi 5 berlaku 1 April 2014.

• Untuk RS Pendidikan, ditambahkan Academic Medical Center Hospital Standar yang terdiri atas :

– Medical professional education

– Human Subject Research Program à Uji klinis obat

STANDAR AKREDITASI RS INTERNASIONAL ( Edisi Ke 5)

Manajemen Farmasi Rumah SakitDisi Training Center

Page 32: Modul

MANAJEMEN DAN PENGGUNAAN OBAT DALAM

Standar Akreditasi Nasional 2012 dan Standar Akreditasi JCI

KETERKAITAN STANDAR Akreditasi 2012: Kep Dirjen BUK : HK.02.04/1/2790/2011

1. International Patient Safety Goals :

Peningkatan Keamanan Obat yang Perlu Diwaspadai à LASA , Elektrolit konsentrasi tinggi dan high alert lainnya.

2. Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK) : Terkait penggunaan Bahan bahan Berbahaya, Pemeliharaan lemari penyimpanan obat dan gudang, kesiapan terhadap kebakaran dan sebagainya

3. Bab mengenai MDG’s : Pengelolaan dan ketersediaan obat untuk PONEK, TB & HIV AIDS d

1. TKP (Tata Kelola, Kepemimpinan dan Pengarahan): Penyediaan obat saat Inst. Farmasi tutup/ terkunci

2. PP (Pelayanan Pasien) dan AP (Asesmen Pasien) : Kebijakan dan Prosedur ttg Peresepan, pemesanan & pencatatan obat aman di RS

3. KPS (Kualifikasi dan Pendidikan Staf): Proses terstandar pemberian kewenangan pada Staf Medis

Manajemen Farmasi Rumah SakitDisi Training Center

Page 33: Modul

4. PPI (Pencegahan dan Pengendalian Infeksi) : Penyiapan obat di area bersih dan aman,

5. MKI (Manjemen Komunikasi & Informasi); Komunikasi informasi spesifik kepada pasien terkait obat

6. PMKP (Peningkatan Mutu dan Kes. Pasien): Kesalahan obat, KNC à kejadian sentinel

STANDAR MANAJEMEN & PENGGUNAAN OBAT (MPO)

GAMBARAN UMUM

MPO merupakan komponen yg penting, mencakup sistem dan proses, upaya multidisiplin dan terkoordinir untuk menerapkan prinsip rancang proses yg efektif serta implementasi dan peningkatan terhadap :

1. Seleksi

2. Pengadaan

3. Penyimpanan

4. Pemesanan/peresepan

5. pencatatan (transcribe)

6. Pendistribusian

7. Persiapan (preparing)

8. Penyaluran/dispensing

9. Pemberian

10. Pendokumentasian

11. Pemantauan terapi obat.

2. ORGANISASI DAN MANAJEMEN

Standar MPO.1

Penggunaan obat di RS sesuai dengan UU, dan Peraturan yg berlaku dan diorganisir secara efisien untuk memenuhi kebutuhan pasien.

Manajemen Farmasi Rumah SakitDisi Training Center

Page 34: Modul

Standar MPO.1.1

Seorang ahli farmasi berizin, teknisi atau profesional lain yg terlatih mensupervisi yan farmasi atau pharmaceutical.

Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA) à Apoteker telah diregistrasi

Surat Tanda Registrasi Tenaga Teknis Kefarmasian (STRTTK)àTenaga Teknis Kefarmasian telah diregistrasi

Surat Izin Praktik Apoteker (SIPA)

STANDAR PELAYANAN FARMASI DALAM STANDAR AKREDITASI INTERNASIONAL JCI

Medication Management and Use (MMU) 1:

Penggunaan Obat diorganisir agar memenuhi kebutuhan pasien, mematuhi hukum dan regulasi yang ada dan berada dibawah arahan dan supervisi apoteker berizin dan tenaga profesional kompeten lainnya.

MPO 2.SELEKSI DAN PENGADAAN OBAT

Maksud dan tujuan

1. RS harus memiliki & mengembangkan formularium obat dan terapi

2. Penyusunan formularium obat:

Proses kolaboratif

Mempertimbangkan kebutuhan & kes.pasien serta kondisi ekonomisnya.

3. Bila terjadi kehabisan obat (terlambat pengiriman, stok nasional kurang dll) yang tidak diantisipasi dalam pengendalian inventaris yang normal à harus ada suatu proses untuk mengingatkan para pembuat resep tentang kekurangan obat tersebut dan saran substitusinya

Manajemen Farmasi Rumah SakitDisi Training Center

Page 35: Modul

SELEKSI DAN PENGADAAN

Standar MPO.2

Obat dengan cara seleksi yg benar, digunakan untuk peresepan atau pemesanan, sudah ada di stok atau sudah tersedia.

Standar MPO.2.1

Ada metode mengawasi daftar obat yg tersedia dan penggunaannya di RS

Standar MPO.2.2RS dapat segera memperoleh Obat yg tidak ada dalam stok atau yg

normal tersedia atau sewaktu farmasi tutup à SOP jika Farmasi tutup, SPO pengadaan obat jika stok kosong.

MMU 2 :

Obat untuk peresepan dan pemesanan disediakan di RS. Namun untuk obat yang tidak disediakan difarmasi RS, atau yang biasanya ada tetapi sedang kosong atau ketika farmasi tutup maka RS membuat mekanisme untuk menyediakan obat itu ketika dibutuhkan pasien.

MMU 2.1 :

RS membuat metode pengawasan kepada daftar obat dan penggunaannya

PENYIMPANAN

Standar MPO.3

Obat disimpan dengan baik dan aman.

Standar MPO.3.1

Kebijakan RS yg mendukung penyimpanan yg tepat dari obat-obatan/medications dan produk nutrisi yg tersedia àSPO Penyimpanan Obat, Pedoman Pelayanan *termasuk psikotropika/narkotik

Standar MPO.3.2 Obat-obatan Emergensi Tersedia, Dimonitor Dan Aman Bilamana Disimpan Di Luar Farmasi à Panduan Pengelolaan, SPO Penyimpanan, Kebijakan Penyimpanan   Obat Emergensi

Standar MPO.3.3

RS mempunyai sistem penarikan (recall) obat à SPO dan Pedoman Proses Penarikan, SPO dan Pedoman Penanganan Obat kadaluarsa

MMU 3 :

Obat-obatan disimpan secara sesuai aturan dan aman

MMU 3.1

Manajemen Farmasi Rumah SakitDisi Training Center

Page 36: Modul

Obat-obatan dan produk nutrisi khusus disimpan sesuai dengan aturan penyimpanan

MMU 3.2

Obat-obatan emergensi tersedia, dimonitor dan aman ketika disimpan diluar apotik

MMU 3.3

Rumah Sakit memiliki sistem penarikan obat.

PEMESANAN DAN PENCATATAN

Standar MPO.4

Peresepan, pemesanan, dan pencatatan diarahkan oleh kebijakan & prosedur

Standar MPO.4.1

RS menjabarkan secara lengkap elemen dari suatu pemesanan atau penulisan resep serta jenis pemesanan yg dapat digunakan **

Standar MPO.4.2 RS mengidentifikasi petugas yg kompeten yg diijinkan untuk menuliskan resep atau memesan obat-obatan. à SK berisi daftar dokter yg boleh menulis resep dan staf yg boleh memesan resep

Standar MPO.4.3

Pencatatan setiap pasien yg menerima obat berisi satu daftar obat yg diresepkan atau dipesan untuk pasien ,berapa kali obat diberikan. Termasuk pula obat yg diberikan “bila perlu”. Bila informasi ini dicatat pada lembaran obat yg terpisah, maka lembaran tersebut diselipkan dalam status pasien saat dipulangkan atau dipindahkan.

Kebijakan Penulisan Resep Yang Lengkap

** Elemen pemesanan/ Penulisan Resep lengkap

1. Data identifikasi pasien akurat

2. Elemen dari pemesanan / penulisan resep

3. Bilamana nama generik / nama dagang diperlukan

4. Bilamana indikasi untuk penggunaan diperlukan pada suatu “prn”/bila perlu atau pesanan obat lain.

5. Prosedur khusus pemesanan obat LASA//’NORUM’

** Elemen pemesanan/ Penulisan Resep lengkap

6. Tindakan yang harus diambil bila pemesanan obat tidak lengkap, tidak terbaca atau tidak jelas

Manajemen Farmasi Rumah SakitDisi Training Center

Page 37: Modul

7. Jenis pemesanan tambahan yang diijinkan seperti pada pesanan dan setiap elemen yang dibutuhkan dalam pesanan yang emergensi, dalam daftar tunggu , automatic stop dst.

8. Pesanan obat secara verbal atau melalui telpon : write back , read back, reconfirmasi

9. Jenis pesanan yang berdasarkan BB (pasien anak)

DAFTAR SINGKATAN YANG DILARANG KERAS UNTUK DIGUNAKAN

MMU 4

Peresepan, Pemesanan, dan Pencatatan Obat diatur oleh kebijakan dan prosedur.

MMU 4.1

RS menetapkan informasi atau data yang harus ada dalam pemesanan dan peresepan pasien.

MMU 4.2

RS menetapkan individu yang berkompeten yang diizinkan untuk meresepkan atau memesan obat.

MMU 4.3

Obat yang diresepkan dan diberikan kepada pasien dicatat di rekam medis.

Manajemen Farmasi Rumah SakitDisi Training Center

Page 38: Modul

PERSIAPAN DAN PENYALURAN

Standar MPO.5

Obat dipersiapkan dan dikeluarkan dalam lingkungan yg aman dan bersih

Standar MPO.5.1

Resep atau pesanan obat ditelaah ketepatannya**

Standar MPO.5.2

Digunakan suatu sistem untuk menyalurkan obat dgn dosis yg tepat dan kepada pasien yg tepat di saat yg tepat

**OBAT DITELAAH TENTANG KETEPATANNYA (oleh petugas profesional dan terlatih)

1. Ketepatan obat, dosis, frekuensi & route pemberian;

2. Duplikasi terapi

3. Alergi /reaksi sensitivitas sesungguhnya atau yang potensial

4. Interaksi sesungguhnya atau potensial antara obat dg obat lain atau makanan

5. Variasi kriteria penggunaan yg ditentukan RS

6. BB pasien dan informasi fisiologis lain pasien

7. Kontra indikasi yang lain

MMU 5

Obat-obatan disiapkan dan diberikan kepada pasien dalam kondisi lingkungan yang aman dan bersih.

MMU 5.1

Resep atau pemesanan obat dikaji kelayakannya.

MMU 5.2

Sistem untuk pemberian obat kepada pasien yang tepat dengan dosis dan waktu yang tepat.

Manajemen Farmasi Rumah SakitDisi Training Center

Page 39: Modul

PEMBERIAN

Standar MPO.6

RS mengidentifikasi petugas yg kompeten yg diijinkan untuk memberikan obat

Standar MPO.6.1

Pemberian obat termasuk proses untuk memverifikasi apakah obat sudah betul berdasarkan pesanan obat

Standar MPO.6.2

Kebijakan dan prosedur mengatur obat yg dibawa ke dalam RS oleh pasien yg mengobati diri sendiri maupun sbg contoh

MMU 6

RS menetapkan individu yang kompeten yang boleh memberikan obat kepada pasien.

MMU 6.1

Pemberian obat kepada pasien termasuk proses untuk memverifikasi obat berdasarkan resep atau pemesanan obat.

MMU 6.2

Kebijakan dan prosedur mengatur obat-obatan yang dibawa pasien dari rumah yang di gunakan sendiri atau contoh obat.

PEMANTAUAN

Standar MPO.7

Efek obat terhadap pasien dimonitor

Standar MPO.7.1

Kesalahan yg terkait dengan manajemen obat (medication errors) dilaporkan melalui proses dan kerangka waktu yg ditetapkan oleh RS

MMU 7

Efek obat kepada pasien dimonitor.

MMU 7.1

RS membuat dan mengimplementasikan proses pelaporan dan tindakan yang diambil pada saat terjadi kesalahan pemberian obat (medication error)atau kejadian nyaris salah (near miss).

Manajemen Farmasi Rumah SakitDisi Training Center

Page 40: Modul

HAL-HAL YANG MEMPENGARUHI KESIAPAN FARMASI DALAM AKREDITASI 2012 DAN JCI

Fakta tentang RS di Indonesia à Akreditasi 2007

Lebih dari 75% RS terakreditasi 5 yan (versi 2007) dan Pelayanan Farmasi RS tersebut tidak disurvei karena Yan Farmasi baru ada pada 12 yan dan 16 yan.

Terbatasnya kemampuan RS melaksanakan Akreditasi Mandiri (anggaran belum diprioritaskan di Pemda) à walaupun sudah disubsidi Kemenkes dan beberapa RS harus berulang Bimbingan sampai siap dilakukan Survei

Monev: Program Kes. Pasien, PPI, PPRA, K3 belum menjadi “Budaya”

Lemahnya kepatuhan melaksanakan Permenkes terkait Program yang masuk dalam Standar Akreditasi di RSUD

Manajemen Farmasi Rumah SakitDisi Training Center

Page 41: Modul

Manajemen Farmasi Rumah SakitDisi Training Center

Page 42: Modul

Manajemen Farmasi Rumah SakitDisi Training Center

Page 43: Modul

CONTOH KRITERIA PEMILIHAN OBAT UNTUK MASUK FORMULARIUM:

1. Mengutamakan penggunaan obat generik.

2. Perbandingan obat generik : original: me too= x:y:z

3. Memiliki rasio manfaat-risiko ( benefit-risk ratio yang paling menguntungkan penderita.

4. Mutu terjamin, termasuk stabilitas dan bioavailabilitas.

5. Praktis dalam penyimpanan dan pengangkutan.

6. Praktis dalam penggunaan dan penyerahan

7. Menguntungkan dalam hal kepatuhan dan penerimaan oleh pasien

8. Memiliki rasio manfaat-biaya (benefit-cost ratio) yang tertinggi berdasarkan biaya langsung dan tidak langsung.

9. Obat lain yang terbukti paling efektif secara ilmiah dan aman (evidence based medicines) yang paling dibutuhkan untuk pelayanan, dengan harga

Review dan Verifikasi Obat

• Review sebelum penyiapan obat

• Verifikasi sebelum pemberian obat

• Kondisi ini tidak berlaku pada:

– Kondisi darurat

– Dokter pemesan hadir saat pemesanan, pemberian, dan pemantauan pasien atau

– Jika obat merupakan bagian dr prosedur (misal u radiologi diagnostik atau intervensi)

Manajemen Farmasi Rumah SakitDisi Training Center

Page 44: Modul

Obat-obatan yang perlu mendapat perhatian tinggi (high alert)

• Obat-obatan yg sering terlibat dlm kesalahan dan atau kejadian sentinel

• Obat-obat yg memiliki risiko lebih tinggi jika terjadi kesalahan

• Obat-obatan yg memiliki nama, bentuk dan ucapan mitip (LASA)

TERIMAKASIH

Manajemen Farmasi Rumah SakitDisi Training Center

Page 45: Modul

Kebijakan MPO

• Yang berhak menulis resep adalah dokter yang memiliki surat izin praktik (SIP) atau Surat Izin Praktik Kolektif (SIPK) di RSCM, yang terdiri dari : dokter tamu, dokter PPDS,

• Resep yang tidak memenuhi kelengkapan yang ditetapkan, tidak akan dilayani oleh farmasi

• Penulis resep harus melakukan penyelarasan obat (medication reconciliation) sebelum menulis resep.

• Penulis resep harus memperhatikan kemungkinan adanya kontraindikasi, interaksi obat, dan reaksi alergi.

• Setiap obat yang diresepkan harus sesuai dengan yang tercantum dalam rekam medik.

• Kelanjutan terapi obat yang sempat dihentikan karena operasi atau sebab lain harus dituliskan kembali dalam bentuk resep/instruksi pengobatan baru

Penulisan resep

• Resep ditulis secara :

– -  Manual pada blanko lembar resep/ instruksi pengobatan berkarbon dengan kop RS yang telah dibubuhi stempel Departemen/Unit Pelayanan tempat pasien dirawat/berobat-

– -  Elektronik dalam sistem informasi farmasi.

• Tulisan harus jelas dan dapat dibaca,

• Menggunakan istilah dan singkatan yang lazim sehingga tidak disalahartikan

• Resep dinyatakan lengkap jika tercantum : nama pasien, tgl lahir, no RM, nama dokter, tgl penulisan resep, tanda R/ pd tiap sediaan, nama obat tunggal ditulis generik, jml sediaan, Bila obat berupa racikan dituliskan nama setiap jenis/bahan obat dan jumlah bahan obat (untuk bahan padat: mikrogram, miligram, gram) dan untuk cairan: tetes, milliliter, liter.

• Pencampuran beberapa obat jadi dalam satu sediaan tidak dianjurkan, kecuali

• sediaan dalam bentuk campuran tersebut telah terbukti aman dan efektif.

• -  Aturan pakai (frekuensi, dosis, rute pemberian). Untuk aturan pakai jika perlu atau prn atau “pro re nata”, harus dituliskan dosis maksimal dalam sehari.

• Peresepan mengikuti kebijakan yang telah ditetapkan

– Peresepan obat mengacu pada Formularium RS

-  Peresepan Alat kesehatan mengacu pada Daftar Alat Kesehatan RSCM

Manajemen Farmasi Rumah SakitDisi Training Center

Page 46: Modul

• -  Peresepan antibiotik untuk profilaksis hanya dapat menggunakan lini 1 dan lini 2 sedangkan antibiotik lini 3 harus melampirkan hasil kultur dan mendapat persetujuan dari tim PPRA

Obat High Alert

• Obat high alert (obat yang memerlukan kewaspadaan tinggi) adalah obat yang memiliki risiko tinggi menyebabkan bahaya bermakna pada pasien bila obat digunakan secara salah.

• Daftar obat high alert ditentukan oleh Instalasi Farmasi (daftar terlampir), termasuk di dalamnya elektrolit pekat, narkotika, sitostatika, obat LASA

• Instalasi Farmasi bersama dengan Departemen Medik terkait membuat panduan untuk penanganan obat high alert.

• Setiap satelit farmasi, ruang rawat, poliklinik harus memiliki daftar obat high alert dan panduan penanganan obat high alert.

• Setiap tenaga kesehatan harus mengetahui penanganan khusus untuk obat high alert.

• Obat high alert harus disimpan di tempat terpisah, akses terbatas

• Pisahkan obat-obat yang termasuk obat high alert sesuai dengan daftar obat high alert.

• Tempelkan stiker merah bertuliskan “High alert” pada setiap obat high alert.

• Berikan selotip merah pada sekeliling tempat penyimpanan obat high alert yang terpisah dari obat lainnya.

• Simpan obat sitostatika secara terpisah dari obat high alert lainnya dengan label mengikuti IK Pemberian Label Khusus Perbekalan Farmasi Tertentu.

• Simpan obat narkotika sesuai dengan IK Penyimpanan Obat Narkotika.

Manajemen Farmasi Rumah SakitDisi Training Center

Page 47: Modul

Narkotika

• Narkotika hanya dapat diberikan untuk indikasi : Persiapan pemeriksaan diagnostik, Sedasi/relaksasi, Analgetika

• Ruang rawat/satelit farmasi mengirim laporan mutasi dan pemakaian obat narkotika dan psikotropika setiap bulan kepada Kepala Instalasi Farmasi.

Penyimpanan narkotika

Obat LASA

• Obat LASA perlu diketahui oleh setiap petugas (dokter, perawat, farmasi) yang terkait dengan obat agar kejadian tidak diinginkan akibat medication error dapat dicegah.

• Instalasi Farmasi menetapkan dan menyebarluaskan daftar obat LASA di RS

• Obat LASA disimpan sebagaimana obat lainnya yaitu berdasarkan bentuk sediaan, suhu penyimpanan, tanggal kadaluarsa (sistem FEFO), dan alfabetis namanya.

• Obat LASA tidak diletakkan berdekatan satu sama lain dan diberi label LASA

• Label untuk obat LASA adalah berupa stiker lingkaran hijau dengan kata LASA berwarna hijau di tengahnya yang menandakan petugas harus mewaspadai adanya obat lain yang mirip dengan obat yang diberi label LASA

Manajemen Farmasi Rumah SakitDisi Training Center

Page 48: Modul

Pembekalan farmasi emergensi

Contoh resep manual

Penandaan obat

• Secara garis besar, penandaan obat di RS dibagi menjadi dua, yaitu Label dan Etiket.

• Label digunakan untuk memberikan tanda pada perbekalan farmasi tertentu yang membutuhkan perhatian khusus, sedangkan

• Etiket digunakan pada semua perbekalan farmasi yang telah selesai disiapkan dan akan diantarkan ke ruang rawat atau diberikan kepada pasien.

Manajemen Farmasi Rumah SakitDisi Training Center

Page 49: Modul

Jenis-jenis label Penandaan obat

Jenis-jenis etiket Penandaan obat

Manajemen Farmasi Rumah SakitDisi Training Center

Page 50: Modul

Label khusus Penandaan obat

• Pada etiket obat tuliskan informasi obat:

– Ruang Rawat

– etiket obat, tuliskan informasi yang berisi:

– Nomor Rekam Medik (RM)

– Tanggal penyiapan resep

– Tanggal Lahir Pasien/Umur

– Nama pasien lengkap (tidak boleh disingkat), minimal ambil dua kata jika nama pasien lebih dari dua kata

Manajemen Farmasi Rumah SakitDisi Training Center

Page 51: Modul

– Lingkari L/P (laki-laki atau perempuan) sesuai dengan jenis kelamin pasien

Penulisan Penulisan Instruksi Pengobatan pada Kardeks dan Rekam Medis

• Setiap obat yang diresepkan harus sesuai dengan yang tercantum dalam rekam medik.

• Terapi obat dituliskan dalam rekam medik hanya ketika obat pertama kali diresepkan, rejimen berubah, atau obat dihentikan. Sedangkan untuk resep lanjutan ditulis di kardeks (catatan pemberian obat).

• Perubahan terhadap resep/instruksi pengobatan yang telah diterima oleh apoteker/asisten apoteker harus diganti dengan resep/instruksi pengobatan baru.

• Kelanjutan terapi obat yang sempat dihentikan karena operasi atau sebab lain harus dituliskan kembali dalam bentuk resep/instruksi pengobatan baru.

Pengkajian resep

• Pengkajian resep harus dilakukan oleh petugas farmasi untuk memastikan bahwa resep yang diterima sudah memenuhi syarat secara administratif, farmasetik dan klinik.

• Sebelum obat disiapkan, apoteker/asisten apoteker harus melakukan kajian (review) terhadap resep/instruksi pengobatan (Ketepatan obat, dosis, frekuensi, rute pemberian, Duplikasi terapeutik, Alergi, Interaksi obat, Kontraindikasi, Kesesuaian dengan pedoman pelayanan/peraturan yang berlaku)

• Kajian tidak perlu dilakukan pada keadaan emergensi, di ruang operasi dan tindakan intervensi diagnostik.

• Apoteker/asisten apoteker diberi akses ke data pasien yang diperlukan untuk melakukan kajian resep

• Farmasi diperbolehkan melakukan substitusi generik yaitu memberikan salah satu dari sediaan yang zat aktifnya sama dan tersedia di RSCM dengan terlebih dahulu memberitahu dokter.

• Substitusi terapeutik adalah penggantian obat yang sama kelas terapinya tetapi berbeda zat kimianya, dalam dosis yang ekuivalen, dapat dilakukan oleh petugas farmasi dengan terlebih dahulu minta persetujuan dokter penulis resep/konsulen. Persetujuan dokter atas substitusi terapeutik dapat dilakukan secara lisan/melalui telepon.

Instruksi lisan

• Instruksi lisan (Verbal Order) harus diminimalkan, hanya dilakukan dalam kondisi sangat mendesak dan tidak boleh dilakukan saat dokter berada di ruang rawat.

• Instruksi lisan untuk obat high alert tidak dibolehkan, kecuali dalam situasi emergensi.

• Dalam waktu 24 jam, dokter sudah harus meresepkan obat yang diminta secara lisan tersebut.

Laporan MESO

Manajemen Farmasi Rumah SakitDisi Training Center

Page 52: Modul

Manajemen Farmasi Rumah SakitDisi Training Center