Modul 5 Pemodelan Proses Bisnis

13
Pemodelan Proses Bisnis Modul 5 TI3007 - Praktikum Perancangan Sistem Terintegrasi III

description

tutorial proses bisnis

Transcript of Modul 5 Pemodelan Proses Bisnis

  • Pemodelan Proses Bisnis

    Modul 5

    TI3007 - Praktikum Perancangan Sistem Terintegrasi III

  • MODUL 5 PPST3 PEMODELAN PROSES BISNIS 2

    Tujuan Praktikum

    Tujuan Praktikum

    Tujuan Umum Praktikan mengetahui definisi sistem informasi, klasifikasi sistem informasi, dan pelaku

    sistem informasi.

    Praktikan memahami berbagai pendekatan dalam analisis dan perancangan sistem

    informasi.

    Praktikan dapat melakukan pemodelan proses bisnis dalam merancang sistem informasi

    manajemen sederhana dalam sebuah perusahaan manufaktur.

    Tujuan Khusus Setelah mengikuti praktikum modul ini, praktikan diharapkan mampu:

    Memahami dan mentransformasikan proses bisnis dari IDEF0 ke Data Flow Diagram.

    Melakukan analisis dan perancangan sistem informasi dengan menggunakan pendekatan

    model-driven.

    Memahami dan mampu merancang context diagram, DFD, decomposition diagram, dan

    data-dictionary.

    Prerequisites Sistem Basis Data/Logika Pemrograman

    Analisis & Perancangan Sistem Informasi

    Output Praktikum

    Data Flow Diagram berdasarkan IDEF0.

    Context Diagram, Decomposition Diagram, dan Data Dictionary.

    Alat & Bahan Laptop/PC yang sudah terinstall Power Designer

    Struktur organisasi dan IDEF0.

    asusHighlight

    asusHighlight

    asusHighlight

    asusHighlight

    asusHighlight

    asusHighlight

    asusHighlight

    asusHighlight

    asusHighlight

    asusHighlight

    asusHighlight

  • MODUL 5 PPST3 PEMODELAN PROSES BISNIS 3

    Pendahuluan

    1 Pendahuluan Sistem adalah sekumpulan elemen yang saling berinteraksi dalam satu lingkungan tertentu untuk

    menampilkan fungsi-fungsi apapun yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan dari sistem tersebut.

    Suatu sistem tersusun atas bagian-bagian sebagai berikut :

    Scope : ruang lingkup operasi/pengaruh

    Environment : di luar sistem (tidak dapat dikontrol)

    Boundary : batas scope dari sistem

    Interface : interaksi dengan lingkungan

    Subsystem (komponen) : bagian dari sistem

    Sistem Informasi adalah pengaturan sekelompok elemen-elemen yang terdiri atas sekumpulan

    orang, proses, data, dan teknologi informasi (hardware/software, network) yang saling berinteraksi

    untuk mendukung dan meningkatkan kegiatan operasional bisnis maupun penyelesaian masalah dan

    pembuatan keputusan. Perlu diperhatikan perbedaan antara data dan informasi.

    Data adalah fakta mentah yang belum diolah, sedangkan informasi adalah fakta yang sudah diolah,

    diorganisasikan, sehingga dapat memberi arti dan relevan dengan tujuan pengolahannya. Kumpulan

    beberapa informasi yang diinterpretasikan dan diintegrasikan kemudian akan menjadi sebuah

    pengetahuan (knowledge). Contoh :

    Data Nilai Akhir PTI II = E

    Informasi Mahasiswa tidak lulus mata kuliah PTI II

    Pengetahuan Mahasiswa harus mengulang tahun depan

    Pelaku dalam sistem informasi adalah (Whitten, 2007) :

    System owners

    System owners membiayai pembangunan dan perawatan sistem. Mereka memiliki sistem,

    menentukan prioritas, tujuan sistem, dan kebijakan penggunaannya. Fokus utama dari

    system owners adalah biaya untuk merancang sistem dan keuntungan apa yang diberikan

    sistem kepada perusahaan.

    System users

    System users merupakan pengguna sebenarnya dari sistem. Ia menggunakan sistem untuk

    mendukung atau menyelesaikan suatu pekerjaan. System users mendefinisikan kebutuhan

    bisnis dan ekspektasi performansi sistem yang akan dibangun. Fokus utama dari system

    users yaitu fungsionalitas sistem yang dirancang untuk mendukung pekerjaan mereka,

    kemudahan penggunaan, dan kemudahan untuk dipelajari.

    System designers

    System designers merupakan spesialis teknis yang merancang sistem sesuai dengan

    kebutuhan user. System designers merancang blueprint sistem sebagai pedoman sistem

    informasi yang akan dirancang. Dalam beberapa kasus, system designers adalah juga system

    builders.

    asusHighlight

    asusHighlight

    asusHighlight

    asusHighlight

    asusHighlight

    asusHighlight

    asusHighlight

    asusHighlight

    asusHighlight

    asusHighlight

    asusHighlight

    asusHighlight

    asusHighlight

    asusHighlight

    asusHighlight

    asusHighlight

    asusHighlight

    asusHighlight

    asusHighlight

    asusHighlight

    asusHighlight

    asusHighlight

    asusHighlight

    asusHighlight

    asusHighlight

    asusHighlight

    asusHighlight

    asusHighlight

    asusHighlight

    asusHighlight

    asusHighlight

    asusHighlight

    asusHighlight

    asusHighlight

    asusHighlight

    asusHighlight

    asusHighlight

    asusHighlight

  • MODUL 5 PPST3 PEMODELAN PROSES BISNIS 4

    Pendahuluan

    System builders

    System builders merupakan spesialis teknis yang membangun sistem informasi dan

    komponen-komponennya berdasarkan spesifikasi yang dirancang oleh system designers.

    Contoh dari system builders adalah systems programmers, network administrators,

    webmasters, dsb.

    System analyst

    System analyst merupakan spesialis yang mempelajari permasalahan dan kebutuhan dari

    perusahaan untuk menentukan bagaimana orang, data, proses, dan teknologi informasi

    dapat meningkatkan kinerja perusahaan. System analyst memfasilitasi pembangunan sistem

    informasi dan aplikasi komputer dengan menjembatani celah komunikasi antara pelaku

    nonteknis (owners dan users) dan teknis (designers dan builders) .

    IT vendors and consultants

    IT vendors and consultants menyediakan perangkat keras, perangkat lunak, dan pelayanan

    berkaitan dengan sistem informasi yang dibangun.

    Dalam praktikum ini peserta akan berperan sebagai system analyst, kemudian dilanjutkan sebagai

    system designer. Peran ini dimulai dengan memodelkan proses bisnis perusahaan yang memiliki

    karakteristik berbeda-beda. Sistem informasi hadir dalam berbagai bentuk dan ukuran. Maka untuk

    memudahkan, sistem informasi diklasifikasikan berdasarkan fungsi yang disediakan sistem tersebut.

    Sistem informasi secara umum dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

    Transaction processing system (TPS)

    Sebuah sistem informasi yang meng-capture dan memproses data transaksi bisnis.

    Penggunaannya pada level operasional dan berfokus pada data.

    Management information system (MIS)

    Sebuah sistem informasi yang bertujuan menyediakan informasi dan laporan di bidang

    manajemen (management-oriented reporting) berdasarkan proses transaksi dan operasi

    dalam sebuah organisasi tersebut.

    Decision support system (DSS)

    Sebuah sistem informasi yang membantu mengidentifikasi alternatif keputusan dan

    menyediakan informasi pada situasi pengambilan keputusan (decision-oriented information)

    Executive Information System (EIS)

    Sebuah sistem informasi untuk mendukung perencanaan dan asesmen kebutuhan dari level

    eksekutif (executive manager) .

    Expert system

    Sebuah sistem informasi yang diprogram untuk menghasilkan keputusan dengan

    memindahkan dan mereproduksi pengetahuan serta keahlian dari seorang pakar (expertise)

    dan problem solver kemudian mensimulasikannya

    asusHighlight

    asusHighlight

    asusHighlight

    asusHighlight

    asusHighlight

    asusHighlight

    asusHighlight

    asusHighlight

    asusHighlight

    asusHighlight

    asusHighlight

    asusHighlight

    asusHighlight

    asusHighlight

    asusHighlight

    asusHighlight

    asusHighlight

    asusHighlight

    asusHighlight

    asusHighlight

    asusHighlight

    asusHighlight

    asusHighlight

  • MODUL 5 PPST3 PEMODELAN PROSES BISNIS 5

    Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi

    2 Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi Analisis sistem adalah teknik pemecahan masalah yang mendekomposisi sistem menjadi komponen-

    komponen yang lebih kecil dengan tujuan mempelajari kinerja dan interaksi yang terjadi antar

    komponen-komponen tersebut untuk mencapai tujuan sistem. Perancangan sistem (disebut juga

    sintesis sistem) adalah teknik pemecahan masalah yang melengkapi analisis sistem, merakit ulang

    komponen-komponen sistem yang telah didekomposisi menjadi satu sistem yang lengkap, yang

    diharapkan telah lebih baik. Analisis sistem informasi memiliki fokus pada business problem dan

    independen dari teknologi apapun yang dapat atau akan digunakan dalam implementasi solusi.

    Adapun perancangan sistem informasi memiliki fokus pada spesifikasi solusi yang bersifat computer

    based dan merupakan desain fisik solusi.

    2.1 Pendekatan Dalam Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi Terdapat berbagai pendekatan dalam analisis dan perancangan sistem informasi. Pada kesempatan

    ini praktikan akan diperkenalkan kepada beberapa pendekatan yang bersifat model-driven. Praktikan

    akan mempelajari dan menerapkan pendekatan ini pada analisis dan perancangan sistem informasi

    manajemen dalam praktikum ini.

    Model merupakan representasi sederhana dari sebuah realita yang kompleks, di mana hanya hal-hal

    yang relevan saja yang perlu untuk dimodelkan. Model hanya merepresentasikan aspek-aspek

    tertentu yang menjadi tujuan dalam memodelkan suatu sistem. Pendekatan yang bersifat model-

    driven terbagi tiga, yaitu :

    Structured analysis (process centered)

    Metode ini lebih menitikberatkan pada analisis proses baru kemudian analisis data. Dengan

    kata lain metode ini membuat model proses terlebih dahulu daripada model data. Salah satu

    metode dalam pendekatan ini adalah structured spesification. Dalam metode ini, system

    analyst menggambar model proses bisnis dalam serangkaian Data Flow Diagram (DFD).

    Metode inilah yang akan digunakan dalam praktikum ini. Penjelasan lebih lanjut dari metode

    ini terdapat dalam subbab selanjutnya. Contoh lain dari structured analysis adalah Bussiness

    System Planning (BSP) yang dikembangkan IBM. BSP memetakan hubungan proses bisnis

    dengan kelas data dalam bentuk matriks untuk memudahkan analyst melakukan analisis

    terhadap sistem.

    Information engineering (data centered)

    Metode ini lebih menitikberatkan pada analisis data baru kemudian analisis proses. Dengan

    kata lain metode ini membuat model data terlebih dahulu daripada model proses.

    Object oriented method

    Pendekatan ini baru berkembang beberapa tahun terakhir. Menurut Whitten (2004), Object

    Oriented Method (OOM) merupakan teknik model-driven yang mengintegrasikan data dan

    proses dalam sebuah object. OOM mengilustrasikan objek-objek dari sistem melalui

    berbagai perspektif, seperti struktur, perilaku, dan interaksi antar objek.

    asusHighlight

    asusHighlight

    asusHighlight

    asusHighlight

    asusHighlight

    asusHighlight

    asusHighlight

    asusHighlight

    asusHighlight

    asusHighlight

    asusHighlight

    asusHighlight

    asusHighlight

    asusHighlight

    asusHighlight

    asusHighlight

    asusHighlight

    asusHighlight

    asusHighlight

    asusHighlight

    asusHighlight

  • MODUL 5 PPST3 PEMODELAN PROSES BISNIS 6

    Metode Structured Specification

    3 Metode Structured Specification

    3.1 System Description (Business Process Decomposition) Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk mendeskripsikan dan menganalisis sistem

    adalah dengan memetakan (memodelkan) proses bisnis yang terjadi dalam sistem tersebut. Sebuah

    proses bisnis menjelaskan bagaimana sebuah organisasi mencapai tujuannya. Perusahaan (sebagai

    organisasi) memiliki berbagai cara untuk mencapai tujuannya. Hal tersebut bergantung pada tipe

    perusahaan seperti Job shop, Mass Production, dll. Perbedaan tipe perusahaan tersebut dapat

    mempengaruhi cara perusahaan dalam mencapai tujuannya, sehingga proses bisnis yang dimiliki

    akan berbeda pula.

    Pemodelan proses adalah suatu teknik untuk mengorganisasikan dan mendokumentasikan struktur

    data, aliran data, logika, kebijakan, dan prosedur yang diimplementasikan oleh proses dalam sistem.

    Sistem kompleks biasanya terlalu sulit untuk dipahami secara menyeluruh pada saat ditampilkan

    sebagai suatu keseluruhan. Oleh karena itu dalam analisis sistem, sistem dipisahkan menjadi

    subsistem komponennya, yang diuraikan menjadi subsistem yang lebih kecil, sampai didapatkan

    subset yang mampu dikelola dari keseluruhan sistem. Hal ini disebut dekomposisi.

    Dalam analisis sistem, dekomposisi memungkinkan analis mempartisi sistem menjadi subsistem dari

    proses untuk peningkatan komunikasi, analisis dan desain. Pada perancangan kali ini digunakan

    Decomposition Diagram untuk mempartisi sistem, yang menunjukkan dekomposisi sistem secara

    top-down. Decomposition Diagram pada dasarnya adalah alat perencanaan untuk model proses

    yang lebih detail, yang disebut data flow diagram. Aturan pembuatan Decomposition Diagram yaitu :

    Tiap proses dalam diagram dekomposisi merupakan proses induk, proses anak atau

    keduanya .

    Induk harus memiliki dua anak atau lebih. Satu anak tunggal tidak masuk akal karena

    tidak akan menunjukan detail tambahan mengenai sistem tersebut .

    Satu anak hanya bisa memiliki satu induk. Anak dari satu induk dapat menjadi induk dari

    anak-anaknya sendiri .

    Setiap penulisan fungsi dalam induk maupun anak, haruslah diawali dengan

    menggunakan kata kerja .

    Berikut ini adalah contoh dari decomposition diagram Sistem Informasi Perpustakaan :

    1

    Mengelola Sistem

    Informasi Bioskop

    1.2

    Mengelola Pembelian

    dan Reservasi Tiket

    1.4

    Mengelola Jadwal

    Penayangan Film

    1.1

    Mengelola Pendaftaran

    Member

    1.3

    Mengelola Pengadaan

    Film

    Gambar 1 Contoh Decomposition Diagram SI Perpustakaan

    asusHighlight

    asusHighlight

    asusHighlight

    asusHighlight

    asusHighlight

    asusHighlight

    asusHighlight

    asusHighlight

  • MODUL 5 PPST3 PEMODELAN PROSES BISNIS 7

    Metode Structured Specification

    3.2 Data Flow Diagram Data Flow Diagram (DFD) merupakan jenis dari sebuah pemodelan proses yang digunakan untuk

    menggambarkan aliran dari data pada suatu sistem dan proses atau kerja yang dikerjakan pada

    sistem tersebut. Dengan kata lain, DFD adalah metode yang menggambarkan aliran data melalui

    sistem informasi dan aktivitas atau proses yang dilakukan oleh sistem tersebut. DFD dapat

    memvisualisasikan bagaimana sebuah sistem bekerja, apa yang akan dibangun oleh sistem, dan

    bagaimana sistem akan diimplementasikan. DFD tidak menggambarkan waktu proses maupun

    urutan proses. Terdapat empat simbol yang digunakan untuk membuat DFD :

    Lingkaran menggambarkan proses, yang mengambil data sebagai

    input, melakukan sesuatu, dan kemudian mengeluarkannya.

    Persegi panjang dengan garis kanan dan kiri yang terbuka

    menggambarkan penyimpanan data, meliputi penyimpanan

    elektronik seperti database.

    Persegi merepresentasikan external entity yang berhubungan

    dengan sistem (memberi/mengambil data). Entitas eksternal

    adalah sumber dan tujuan dari sistem input dan output. Jika ada

    bagian dari sistem yang perlu menerima data hasil olahan dari

    sistem SI itu sendiri, maka dia akan menjadi entitas luar. Misalnya

    direktur PT PTI yang perlu menerima data laporan dari sistem,

    maka direktur PT PTI dijadikan entitas eksternal.

    Tanda panah menggambarkan aliran data. Perlu ditekankan bahwa aliran data pada DFD

    bukan berupa benda fisik.

    Beberapa aturan permodelan yang harus diperhatikan untuk merancang DFD, yaitu :

    Gambar 2 Ilegal Data Flow

    asusHighlight

    asusHighlight

  • MODUL 5 PPST3 PEMODELAN PROSES BISNIS 8

    Metode Structured Specification

    1. Setiap proses dan data store harus mempunyai paling tidak satu data yang masuk dan satu

    data yang keluar.

    2. Penamaan proses harus diawali dengan kata kerja dan diakhiri dengan kata benda.

    3. Setiap external entity harus dilibatkan dengan paling tidak satu aliran data.

    4. Satu aliran data harus meliputi paling tidak satu proses.

    5. Tidak mungkin terdapat aliran data antar data store.

    6. Tidak boleh terdapat aliran data antar entitas.

    7. Tidak boleh terdapat aliran data dari entitas ke data store.

    8. Aliran data keluar masuk suatu proses = aliran data keluar masuk hasil dekomposisi proses

    tersebut.

    9. Pada setiap level diagram harus terdapat data store, kecuali pada context diagram.

    10. Boleh terdapat aliran data dari suatu proses ke proses lainnya, namun hanya jika data pada

    aliran tersebut tidak disimpan (kasus khusus).

    Gambar 3 Tahapan Pemodelan Proses

    Untuk merancang sebuah DFD dapat digunakan pendekatan Top-Down. Langkahlangkah

    pembuatan DFD dengan menggunakan pendekatan ini adalah sebagai berikut :

    System designer membuat context diagram yang menunjukkan interaksi (flow data)

    antara sistem (yang direpresentasikan dengan satu proses) dan lingkungan

    (direpresentasikan dengan entitas).

    Sistem didekomposisikan pada level DFD yang lebih rendah menjadi satu set proses,

    dimana terdapat external entities, data storage dan aliran data antara ketiganya.

    Setiap proses kemudian didekomposisikan menjadi diagram dengan level lebih rendah

    yang terdiri dari subprosesnya.

    Pendekatan ini kemudian berlanjut pada subproses berikutnya, sampai detail kebutuhan

    dirasa sudah merepresentasikan sistem.

    Context Diagram adalah level tertinggi dari DFD yang menunjukan relasi aliran data antara sistem

    dan entitas eksternalnya. Disebut juga DFD level 0 (nol). Tujuan dari diagram ini adalah untuk

    menggambarkan aliran data dari dan ke sistem terhadap entitas-entitas eksternal yang

    berkepentingan terhadap sistem tersebut. Context Diagram berisi :

    Orang/organisasi yang berkomunikasi dengan sistem

    Data yang diterima sistem untuk diproses

    Data yang dihasilkan sistem dan diekspor

    Batas antara sistem dan lingkungannya

    Hanya berisi satu buah proses

    Proses-proses di dalamnya tidak tampak karena yang digambarkan hanya batasan

    sistemnya

    Context

    Diagram

    Decomposition

    Diagram DFD level 1 DFD level dst

    asusHighlight

    asusHighlight

    asusHighlight

    asusHighlight

    asusHighlight

  • MODUL 5 PPST3 PEMODELAN PROSES BISNIS 9

    Metode Structured Specification

    Berikut ini adalah contoh dari Context Diagram Sistem Informasi Perpustakaan :

    1 Mengelola

    Sistem Informasi

    Bioskop

    Pelanggan

    Member

    Distributor

    film

    Order Film

    Katalog Film

    Informasi Pembelian tiketIdentitas Pelanggan

    Jadwal tayang film

    Informasi Reservasi tiket

    Receipt Order

    Bukti reservasi tiket

    Pelanggan

    non-

    Member

    Jadwal tayang film

    Bukti pembelian tiket

    ID Membership

    2

    Gambar 4 Contoh Context Diagram SI Perpustakaan

    Dekomposisi dari Context Diagram menghasilkan Data Flow Diagram Level 1. Dalam DFD Level 1 ini,

    sistem dalam Context Diagram di break-down hingga menjadi komponen-komponen sistem yang

    lebih detail. Dekomposisi ini bersifat partisi top-down, dimulai dari yang umum hingga menjadi lebih

    spesifik. Berikut ini adalah contoh DFD level 1 dari Sistem Informasi Perpustakaan :

    1.2

    Mengelola

    Pembelian dan

    Reservasi tiket

    Pelanggan

    Member

    Distributor

    Film

    1.1

    Mengelola

    Pendaftaran

    Member

    1.3

    Mengelola

    Pengadaan Film

    Database

    Member

    Database Film

    Informasi Reservasi tiket

    Jadwal

    Film Tayang

    Updated Data

    Film Tayang

    Katalog

    Film

    Order

    Film

    Informasi pembelian tiket

    Receipt

    OrderJadwal tayang film

    Data Film

    Updated Data Pelanggan

    ID membership

    Identitas Pelanggan

    Data Pelanggan

    Pelanggan

    non

    Member

    Bukti pemesanan tiket

    Jadwal tayang film

    Bukti pembelian tiket

    Database

    Penayangan

    Film

    1.4

    Mengelola Jadwal

    Penayangan Film

    Data Film

    Database

    Studio

    Data Studio

    Data Film

    Tayang

    Gambar 5 Contoh DFD Level 1 SI Perpustakaan

  • MODUL 5 PPST3 PEMODELAN PROSES BISNIS 10

  • MODUL 5 PPST3 PEMODELAN PROSES BISNIS 11

    Struktur Laporan

    Struktur Laporan Lembar Pengesahan

    Lembar Asistensi

    Daftar Isi

    Daftar Gambar

    Daftar Tabel

    Bab 1 Pendahuluan

    1.1 Latar Belakang

    1.2 Tujuan Praktikum

    1.2.1 Tujuan Umum

    1.2.2 Tujuan Khusus

    1.3 Flowchart Praktikum

    Bab 2 Pengolahan Data

    2.1 Proses Bisnis

    2.1.1 Transformasi IDEF0 Menjadi DFD

    2.1.2 Decomposition Diagram

    2.2 Entitas

    2.3 Database

    2.4 Data Dictionary

    Bab 3 Analisis

    3.1 Analisis Aplikasi Penggunaan DFD pada Industri

    3.1.1 Penggunaan DFD pada PT PTI

    3.1.2 Kegunaan DFD pada Industri-industri Lain

    3.2 Analisis Kelebihan dan Kekurangan DFD

    3.3 Analisis Error dan Warning pada Pembuatan DFD di Power Designer

    3.4 Analisis Penamaan dan Penghilangan Proses pada DFD dari IDEF0

    3.5 Analisis Keterkaitan Antarmodul

    Bab 4 Kesimpulan & Saran

    4.1 Kesimpulan

    4.2 Saran

    4.2.1. Saran untuk Praktikum

    4.2.2. Saran untuk Asisten

    Daftar Pustaka

    Lampiran

  • MODUL 5 PPST3 PEMODELAN PROSES BISNIS 12

    Format Laporan

    Format Laporan Kertas A4, Bolak-balik, Ukuran Margin KIRI-ATAS-KANAN-BAWAH: 3-2-2-2

    Font:

    Isi laporan Calibri 10

    Judul dan sub judul Cambria 11

    Spasi multiple 1.3

    Cover laporan sama dengan PPST 2

    Header kiri: Modul 5 PPST 3: Pemodelan Proses Bisnis

    Header kanan: Nama Asisten/NIM

    Footer kiri: Nim Anggota kelompok (nimnya saja)

    Footer kanan: Nomor halaman

  • MODUL 5 PPST3 PEMODELAN PROSES BISNIS 13

    Format Lembar Pengesahan

    Format Lembar Pengesahan Asisten Laboratorium Sistem Informasi dan Keputusan ITB (LSIK ITB) yang bertandatangan di bawah ini

    mengesahkan Laporan Praktikum Perancangan Sistem Terintegrasi (PPST) III Modul .., yang beranggotakan:

    1. Nama Anggota 1 (NIM Anggota 1)

    2. Nama Anggota 2 (NIM Anggota 2)

    3. Nama Anggota 3 (NIM Anggota 3)

    4. Nama Anggota 4 (NIM Anggota 4)

    5. Nama Anggota 5 (NIM Anggota 5)

    dan menyetujui untuk dikumpulkan pada:

    Hari : ..

    Tanggal : ..

    Waktu : ..

    Bandung, dd/mm/yyyy

    Nama Asisten

    (NIM Asisten)