Modul 4 Perhitungan Pendapatan Nasional

download Modul 4 Perhitungan Pendapatan Nasional

of 8

Transcript of Modul 4 Perhitungan Pendapatan Nasional

  • 8/19/2019 Modul 4 Perhitungan Pendapatan Nasional

    1/18

    Modul 14: Perhitungan Pendapatan Nasional

     Ace Partadiredja  Halaman 14-1

     

    PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL  

    TIK:Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa memahami tentang variabel-variabel dalam ekonomi makro.

    TIU:Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa diharapkan mampumenganalisis pengaruh perubahan variabel ekonomi makro terhadapindikator perekonomian suatu bangsa.

    Sub Pembahasan:  Komponen Produk Nasional

      Fungsi Konsumsi  Tabungan 

    Pembentukan Modal  Pengeluaran Pemerintah  Ekspor dan Impor  Pendapatan yang Seimbang  Pengaruh Angka Pelipat

      Relevansinya Buat Indonesia

    PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL

    Barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan oleh suatu negara dapatdilihat dari 2 fihak: fihak pembeli, konsumen dan fihak penjual, produsen.Dari fihak pembeli pendapatan uang yang diterimanya dikeluarkankembali untuk membeli barang-barang dan jasa-jasa. Pengeluaran iniadalah pengeluaran untuk konsumsi, disingkat CE. Pendapatan yang tidakdikeluarkan untuk konsumsi adalah tabungan, disingkat S. Dengandemikian pendapatan yang kemudian dikeluarkan lagi ini terdiri dari CE + S.

    Sebagai imbangannya dari fihak penjual, produsen, barang-barangyang dibuatnya terdiri dari barang-barang konsumsi, disingkat CP, danbarang-barang modal atau investasi, disingkat I. Barang-barang modal initerdiri dari ;

    1. 

    gedung-gedung, rumah-rumah, pabrik-pabrik, jalan-jalan dan berbagaialat angkutan; 

  • 8/19/2019 Modul 4 Perhitungan Pendapatan Nasional

    2/18

    Modul 14: Perhitungan Pendapatan Nasional

     Ace Partadiredja  Halaman 14-2

    2.  mesin-mesin;3.  barang konsumsi persediaan, baik yang sudah jadi, setengah jadi

    (masih dajam proses), maupun bahan mentah. 

    Dengan demikian dari segi produksi barang-barang ini terdiri dari :CP + I. Kalau kita gabungkan akan terlihat bahwa :

    PNB = CE + SPNB = CP + I

    Kalau CE = CP maka S = I atau tabungan sama dengan investasi. ApakahCE  = CP? Bagaimana kalau yang diproduksikan, CP, lebih besar daripadayang dibeli, CE? Barang-barang konsumsi yang terlanjur dibuat tetapi takdapat dijual akan tertumpuk di gudang, dan merupakan bagian daripersediaan barang jadi, masuk investasi. Dengan demikian CE  =  CP.Demikian pula apa bila CE lebih besar dari pada CP akan terjadi pengurasanpersediaan barang jadi, I berubah menjadi CP  dengan kata lain CP bertambah. Kecuali apabila persediaan barang jadi ini habis sama sekalimaka gambarannya akan lain. Dengan demikian maka CE = CP pada setiapwaktu.

    Kalau kita perluas lagi maka tabungan ini tidak hanya tabunganrumah tangga saja tetapi juga perusahaan dan pemerintah. Demikianpula investasi tidak hanya perusahaan saja tetapi juga pemerintah.Sedemikian besarnya peranan pemerintah ini sehingga disendirikan.Barang-barang yang dibeli pemerintah sebenarnya tidak hanya terdiridari barang-barang konsumsi saja seperti alat-alat tulis, kendaraan, danperabotan, tetapi juga barang-barang investasi seperti jalan-jalan raya,rumah-rumah dan gedung-gedung. Jadi seharusnya dipisahkan antarakeduanya. Tetapi kebiasaan selalu menyatukan keduanya menjadi sektortersendiri. Pengeluaran oleh pemerintah disingkat G, sedangkanpenerimaan untuk membiayai pengeluaran ini dinamai penerimaanpemerintah, disingkat T. Dengan demikian jadilah:

    PNB = CE + S + T

    PNB = CP

     + I + G

    Akhirnya apabila diperluas lagi dengan perniagaan luar negeri,dimasukkanlah impor, M, dan ekspor, X. Dari segi produsen jadilah

    PNB = CP + I + I + G + (X – M).

    Perbuatan barang-barang konsumsi, barang-barang modal, barang-barang untuk keperluan pemerintah, dan barang-barang yangdiperdagangkan dengan luar negeri ini semua merupakan komponen-

    komponen dari PNB dan/atau PDB. Tingkah laku dan pergerakankeempat komponen inilah yang selalu diperhatikan oleh para ahli

  • 8/19/2019 Modul 4 Perhitungan Pendapatan Nasional

    3/18

    Modul 14: Perhitungan Pendapatan Nasional

     Ace Partadiredja  Halaman 14-3

    ekonomi. Naik turunnya komponen ini akan ikut mcnentukan naikturunnya Pendapatan nasional, berarti naik turunnya salah satu indikatorkemakmuran negara, di samping indikator-indikator lain. Se-karangmarilah kita lihat naik turunnya masing-masing komponen itu dalamPendapatan Nasional Indonesia sebagai pada gambar 8. :

    Pada gambar tersebut terlihat naik turunnya masing-masingkomponen Pendapatan Nasional. Apabila seluruh komponen itu naik

  • 8/19/2019 Modul 4 Perhitungan Pendapatan Nasional

    4/18

    Modul 14: Perhitungan Pendapatan Nasional

     Ace Partadiredja  Halaman 14-4

    maka naik pula Pendapatan Nasional. Apabila seluruh komponen ituturun, akan turun pula Pendapatan Nasional. Apabila sebagian komponennaik dan sebagian lagi turun hasil akhirnya tergantung pada besarnyakenaikan dan penurunan komponen yang naik atau turun tersebut, ataudengan kata lain tergantung pada perimbangan kekuatan masing-masingkomponen. 

    Uraian tersebut barulah pada tingkat elementer saja. Tidaksemudah itu menentukan tingkat Pendapatan Nasional itu. Pada tingkatyang lebih lanjut akan dikenal lagi apa yang dinamai "aggregate supply"dan "aggregate demand" atau penawaran keseluruhan dan permintaankeseluruhan. Pendapatan Nasional ditentukan oleh interaksi antarapermintaan keseluruhan dan penawaran keseluruhan. Untuk tahapsekarang ini baiklah diaklmi sampai tingkat permulaan ini. Selanjutnyamarilah kita bahas masing-masing komponen ini satu per satu.

    FUNGSI KONSUMSI

    Salah satu komponen Pendapatan Nasional adalah konsumsi. Fungsikonsumsi adalah sebuah fungsi yang menghubungkan laju pengeluarankonsumsi dengan tingkat Produksi Nasional atau Pendapatan Nasional. Diduga bahwa dengan bertambahnya Pendapatan Nasional akan bertambahpula jumlah konsumsi. Pengalaman sehari-hari memberi kesan demikian,apabila pendapatan kita bertambah maka pengeluaran konsumsi jugabertambah. Tentu saja pertambahan pengeluaran konsumsi ini tidak

    sebanyak pertambahan pendapatan, artinya tambahan pendapatan initidak atau belum tentu dihabiskan semua untuk konsumsi kecuali untukorang-orang yang berpenghasilan rendah. Kalau kita belum mengalaminyasendiri mungkin sudah pernah melihat orang lain yang sudahmengalaminya. Di negara-negara lain sudah banyak penelitian-penelitianbelanja keluarga. Penelitian ini memperlihatkan bagaimana belanjakonsumsi ini berubah-ubah sesuai dengan naik turunnya pendapatankeluarga. Penelitian yang sudah ada di Indonesia adalah perubahanproporsi belanja makanan dan bukan makanan dari seluruh jumlah uangyang dibelanjakan. Selanjutnya dari angka-angka Pendapatan Nasional jugakita dapat memperoleh gambaran perubahan konsumsi ini. 

    Tabel berikut memperlihatkan besarnya konsumsi setiap tahundihubungkan dengan tingkat Pendapatan Nasional. Dengan naiknyaPendapatan Nasional atau Produk Nasional, naik pula pengeluarankonsumsi. Karena alasan-alasan itulah maka fungsi konsumsi dituliskan

    sebagai:

    C = f(Y) 

    dimana C adalah besarnya belanja konsumsi setahun, dan Y adalahPendapatan Nasional atau Produk Nasional.

  • 8/19/2019 Modul 4 Perhitungan Pendapatan Nasional

    5/18

    Modul 14: Perhitungan Pendapatan Nasional

     Ace Partadiredja  Halaman 14-5

    Tambahan dan pengurangan konsumsi ini dinamai "hasrat batas untukmengkonsumsi” atau marginal propensity to consume, MPC, yang secara

    matematik ditulis sebagai

    , di mana Δ  adalah perubahan besarnya

    konsumsi dan Δ Y perubahan Pendapatan Nasional. 

    Fungsi konsumsi itu sering dituliskan sebagai suatu fungsi linier,yaitu :

    C = a + bY

    di mana a dan b adalah konstan. Apabila Y = 0 maka besarnya konsumsi

    adalah a, b merupakan lereng fungsi. Dengan demikian maka:

    0<Δ

    Δ =  < 1 

    yaitu bahwa hasrat batas untuk mengkonsumsi adalah sebuah pecahanpositif, misalnya 0,8 yang berarti setiap pertambahan pendapatansebanyak Rp 100.000,00 akan berakibat kenaikan konsumsi Rp 80.000,00.

    Lain daripada itu meskipun ada kelompok masyarakat yang tidak

    berpenghasilan sama sekali, Y = 0, tetapi mereka harus makan dan

    berpakaian. Karena itu untuk Y = 0, a > 0. Tentu saja kelompok yang tidakberpenghasilan ini tidak dapat terus menerus mengkonsumsi, suatu saatmereka juga harus berproduksi.

  • 8/19/2019 Modul 4 Perhitungan Pendapatan Nasional

    6/18

    Modul 14: Perhitungan Pendapatan Nasional

     Ace Partadiredja  Halaman 14-6

    Untuk fungsi konsumsi yang linier kita dapat menggambarkannyasebagai berikut : 

    Fungsi konsumsi seperti itu amat bermanfaat untuk analisa penentuanPendapatan Nasio-nal, karena itu hendaknya difahami benar-benar. 

    TABUNGAN

    Tabungan berarti pendapatan yang tidak dibelanjakan untuk keperluankonsumsi. Tabungan ini bukan suatu konsep sisa, setelah semuakeperluan konsumsi dipenuhi meskipun dalam jumlah memang berartidemikian melainkan suatu pilihan antara membelanjakannya atautidak. Orang-orang yang kaya akan dengan mudah menyisihkansebagian pendapatannya untuk tabungan. Tetapi bagi orang miskinmungkin semua pendapatannya dihabiskan untuk konsumsi. Atau

    mungkin pula malah pengeluarannya lebih besar daripadapenerimaannya alias berhutang. Keadaan ini dinamai tabungan negatifatau dissaving. Seseorang dapat mempunyai tabungan negatif padasuatu saat tertentu, tetapi tidak dapat terus menerus berhutang. Karenauntuk kelompok miskin itu semua pendapatan dibelanjakan, maka dalam analisa belanja keluarga pengeluaran ini seringdipakai sebagai pengganti pendapatan. Dengan kata lain untuk angka-angka pendapatan digunakan angka-angka pengeluaran. Penggantianini hanya tepat, untuk golongan berpendapatan rendah, untukgolongan berpendapatan tinggi pendapatan tidak sama dengan

    pengeluaran karena ada sebagian yang ditabung. 

  • 8/19/2019 Modul 4 Perhitungan Pendapatan Nasional

    7/18

    Modul 14: Perhitungan Pendapatan Nasional

     Ace Partadiredja  Halaman 14-7

    Tingkah laku tabungan ini diduga berhubungan erat dengan sukubunga dan Pendapatan Nasional. Tetapi belum teruji benar. Dilukiskansecara matematik tabungan ini ada-lah sebagai berikut:

    S = f ( r , Y)

    di mana S adalah tabungan, r suku bunga dan Y Pendapatan Nasional.Perubahan tabungan akibat perubahan Pendapatan Nasional dinamai"hasrat batas untuk menabung" atau marginal propensity to save, MPS.Apabila pendapatan bertambah sebagian digunakan untuk konsumsisebagian lagi ditabung. Dengan demikian 

    0<Δ

    Δ < 1 

    dengan Δ  sebagai perubahan tabungan dan Δ  perubahan pendapatan. Jadi dihubungkan dengan tambahan konsumsi 

    −Δ

    Δ+Δ

    Δ=1 

    Digambarkan dalam bentuk grafik tabungan itu adalah sebagai berikut :

    Untuk kelompok yang berpendapatan rendah, di sebelah kiri titikpotong garis S dengan sumbu Y, tabungan besarnya negatif, di sebelah

  • 8/19/2019 Modul 4 Perhitungan Pendapatan Nasional

    8/18

    Modul 14: Perhitungan Pendapatan Nasional

     Ace Partadiredja  Halaman 14-8

    kanannya tabungan positif. 

    PEMBENTUKAN MODAL

    Investasi atau pembentukan modal adalah tambahan padabarang-barang modal, investasi netto adalah tambahan modal dikurangipenyusutan barang-barang modal atau konsumsi modal. Pembentukanmodal ini dimungkinkan karena masyarakat tidak mengkonsumsisemua barang yang diproduksi, atau tidak semua barang yangdihasilkan itu berwujud barang konsumsi. 

    Kita ingat bahwa tidak semua pendapatan itu dibelanjakan untukkeperluan konsumsi, melainkan sebagian ditabung. Untuk investasi inidiperlukan tabungan. Tabungan dan investasi ini tidak dikerjakan olehorang yang sama, tabungan oleh Rumah Tangga dan Perusahaan,sedang investasi oleh sektor Perusahaan. Sebagian investasi dibiayaioleh tabungan perusahaan itu sendiri, tetapi sebagian lagi bahkanmungkin sebagian besar, dibiayai oleh tabungan Rumah Tangga lewatpinjaman dari Bank. 

    Faktor-faktor yang menentukan tinggi rendahnya investasi inibanyak sekali: Pertama, Pendapatan Nasional. Makin tinggi PendapatanNasional makin tinggi pula pengeluaran konsumsi. Pengeluarankonsumsi yang makin tinggi memerlukan produksi barang-barangkonsumsi yang lebih banyak. Produksi barang-barang konsumsi yanglebih banyak memerlukan barang-barang modal yang lebih banyak pula.Lain daripada itu kenaikan Pendapatan Nasional akan membangkitkanharapan (expectation) pengusaha untuk memperoleh untung darikenaikan volume usaha. Harapan ini pula yang mendorong pengusahauntuk menambah modal. Harapan pengusaha akan kenaikan kegiatanperekonomian inilah yang merupakan faktor dinamis yang sukardiramalkan dan karena itu amat mudah berubah. Investasi yangdirangsang oleh pertambahan Pendapatan Nasional ini dinamai investasiyang dirangsang atau induced investment; sedang investasi yang tidakditentukan oleh Pendapatan Nasional, melainkan faktor lain yangmempengaruhi harapan pengusaha dinamai investasi yang otonom atauautonomous investment. 

    Seringkali harapan ini dihubungkan dengan suku bunga. Apabilaharapan keuntungan misalnya 24 % dari investasi lebih tinggi daripadabunga investasi misalnya 10% maka pengusaha akan berani memperluasusahanya dengan menambah modal. Terlihat di sini bahwa harapan itudikuantifikasi. Dirumuskan dalam bentuk fungsi, investasi itu adalahsebagai berikut: 

    I = f (r, Y)

    di mana I adalah investasi; selanjutnya

  • 8/19/2019 Modul 4 Perhitungan Pendapatan Nasional

    9/18

    Modul 14: Perhitungan Pendapatan Nasional

     Ace Partadiredja  Halaman 14-9

    Δ

    Δ>0 

    kenaikan pendapatan disertai dengan kenaikan investasi, dan 

    ΔΔ < 0 

    kenaikan bunga disertai dengan penurunan investasi dan sebaliknya.Hubungan antara bunga dengan investasi ini sebenarnya belum terujibenar, masih dugaan atau hipotesa.

    Hubungan antara investasi dengan pendapatan Nasional 1971—1977terlihat pada tabel berikut: 

    Dari tabel 5.2. tersebut terlihat bahwa dengan naiknya Pendapatan Nasionalnaik pula investasi, jadi nampak seperti investasi yang terangsang olehPendapatan Nasional. Tetapi siapa tahu bahwa di dalamnya termasuk pulainvestasi yang otonom. Kedua macam investasi ini bila digambarkan akanterlihat sebagai berikut: di mana I adalah investasi yang otonom tidaktergantung pada Pendapatan Nasional dan I adalah investasi yangterangsang yang naik turun bersama Pendapatan Nasional.

  • 8/19/2019 Modul 4 Perhitungan Pendapatan Nasional

    10/18

    Modul 14: Perhitungan Pendapatan Nasional

     Ace Partadiredja  Halaman 14-10

    PENGELUARAN PEMERINTAH

    Pengeluaran pemerintah sebagai suatu komponen yang makinbesar ditentukan oleh atau fungsi dari politik pemerintah sendiri.Politik pemerintah hampir semata-mata terletak di luar bidangekonomi. Karena itu pengeluaran pemerintah ini diramalkan dari

    tindak tanduk pemerintah sendiri.

    EKSPOR DAN IMPOR 

    Besarnya ekspor sebagian ditentukan oleh permintaan luar negeridan sebagian lagi oleh keadaan di dalam negeri seperti tingkat hargadibandingkan dengan barang yang sama dari negeri lain, hubungandagang dan politik, politik perniagaan luar negeri, mutu barang, danperangsang-perangsang ekspor. Demikian pula besarnya impor dari luarnegeri. 

    PENDAPATAN YANG SEIMBANG

    Di negara-negara yang sudah maju perhatian ahli-ahli ekonomitertuju pada konsep Pendapatan Nasional yang seimbang (equilibriumincome). Pendapatan Nasional yang seimbang adalah suatu tingkatPendapatan Nasional yang setiap kali ada gangguan akan kembali kearah tingkat itu. Kalau misalnya Rp 8.000 milyar adalah tingkat pendapatanyang seimbang, setiap kali ada gangguan yang mengakibatkan pendapatanini naik atau turun, akhirnya pendapatan ini akan kembali ke tingkat yang

    seimbang ini. Adanya pendapatan yang seimbang ini disebabkan olehberimbangnya kekuatan-kekuatan konsumen yang membelanjakan

  • 8/19/2019 Modul 4 Perhitungan Pendapatan Nasional

    11/18

    Modul 14: Perhitungan Pendapatan Nasional

     Ace Partadiredja  Halaman 14-11

    pendapatannya dengan produsen yang menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa. 

    Kita ketahui bahwa dari segi konsumen yang membelanjakanpendapatannya, pendapatan itu dapat dikeluarkan untuk membeli barang-barang konsumsi atau ditabung. Jadi:

    Y = CE + S

    dengan CE adalah konsumsi yang ditentukan oleh pendapatan, dan S adalahtabungan yang juga ditentukan oleh pendapatan. Dari segi produsenbarang-barang yang dihasilkan terdiri dari barang-barang konsumsi danbarang-barang investasi. Jadi:

    Y = CP + I

    dengan Cp adalah jumlah barang-barang konsumsi yang dihasilkan, dan Iadalah barang-barang modal. Perekonomian akan mengalami suatukeseimbangan apabila jumlah barang-barang konsumsi yang benar-benardihasilkan sama dengan jumlah yang ingin dibeli oleh konsumen. Apabila

    ini terjadi, maka jumlah uang yang ditabung akan sama dengan investasi,dan tidak akan ada kelebihan tabungan. Kalau CP  > CE,  sejumlah barang-barang konsumsi tidak akan terjual, dan tabungan akan lebih banyakdaripada investasi; dengan kata lain akan ada kelebihan tabungan.Penjualan akan lebih kecil daripada yang diduga pengusaha dan persediaanbarang-barang yang sebenarnya tidak diinginkan akan makin bertumpuk.

     Jadi pedagang akan mengurangi pesanannya, pengusaha produsen akanmengurangi produksinya, dan Pendapatan Nasional akan menciut kembali.

    Penciutan ini akan mengurangi tabungan dan investasi bersama-samasehingga keduanya akan sama kembali, asalkan tabungan berkurang lebihcepat daripada investasi. Dengan demikian keseimbangan akan tercapaikembali di mana jumlah barang-barang konsumsi yang diproduksikan samadengan jumlah yang dibeli konsumen dan Pendapatan Nasional tidak akanberubah lagi. 

    Sebaliknya apabila Cp < CE; penjualan barang-barang akan lebih

    cepat dari dugaan semula, persediaan barang-barang akan berkurang.Pedagang akan memesan barang-barang lebih banyak, produsen akanmenghasilkan barang-barang lebih banyak, dan Pendapatan Nasional akannaik menuju ke tingkat yang seimbang. Kembali tabungan akan samadengan investasi. Dengan demikian jelas bahwa tidak akan terjadipengembangan atau penciutan Pendapatan Nasional kalau Cp = CE? . KalauCp = CE  , maka I = S. Kesimpulannya adalah bahwa bila terjadi kesamaanantara S dan I maka, keseimbangan perekoriomian tercapai. Digambarkandengan grafik keseimbangan itu mempunyai bentuk seperti :

  • 8/19/2019 Modul 4 Perhitungan Pendapatan Nasional

    12/18

    Modul 14: Perhitungan Pendapatan Nasional

     Ace Partadiredja  Halaman 14-12

    Pada gambar tersebut Y adalah tingkat Pendapatan Nasional yangseimbang. Setiap kali ada gerakan yang membuat S dan I tidak samasehingga merubah Y maka terjadi serentetan gerakan yang menuju ke titikkeseimbangan. 

    Perlu dikemukakan bahwa meskipun pendapatan yang seimbang ini

    sudah tercapai dalam masyarakat, belum tentu semua karyawan terkerjakandan semua mesin beserta pabrik-pabrik terpakai penuh. Dengan kata lainmungkin saja pada tingkat Pendapatan Nasional yang seimbang ini terdapatpengangguran alat-alat dan manusia, yang berarti pendapatan itu masihdapat ditingkatkan, dengan menaikkan investasi, konsumsi atau cara lain.Pada gambar di atas mungkin sekali pendapatan yang seimbang terletakpada Y sedangkan pendapatan dengan penggunaan alat-alat dan orang-

    orang pada kapasitas penuh adalah pada P. Pendapatan seimbang padakapasitas penuh dan kurang dari penuh ini merupakan bahan pertikaianyang ramai antara para ahli ekonomi klassik dengan ahli ekonomi

    Keynesian, sebagaimana dapat kita ikuti dalam sejarah pemikiran ekonomidari zaman ke zaman. 

    Keseimbangan pendapatan ini dapat juga diterangkan denganmenggunakan fungsi-fungsi konsumsi, investasi, dan pengeluaran

    pemerintah dengan hasil yang sama. 

  • 8/19/2019 Modul 4 Perhitungan Pendapatan Nasional

    13/18

    Modul 14: Perhitungan Pendapatan Nasional

     Ace Partadiredja  Halaman 14-13

    Pada gambar 13 garis diagonal 45° adalah garis yang menunjukkan Y = C + I+ G. Setiap titik yang terletak di luar garis ini berarti C + I + G, yang lebih

    besar atau lebih kecil daripada Y. Sedang garis C + I + G menunjukkan jumlah-jumlah konsumsi, investasi, dan pengeluaran pemerintah yangdirencanakan untuk berbagai tingkat Y. Pada titik pertemuan antara C + I +G dengan Y Pendapatan Nasional akan seimbang, setiap ada gerakan yangmerubah hingga Pendapatan Nasional bergoyang naik atau turun, makaPendapatan Nasional ini akan kembali ke titik keseimbangan, asalkanbesarnya konsumsi, investasi, dan pengeluaran pemerintah yangdirencanakan tidak berubah, atau dengan kata lain asalkan garis-garis C, I dan G tidak berubah.  

    Pada tingkat pelajaran yang lebih lanjut akan diketahui bahwa garis

    45° ini adalah "aggregate supply" dan garis C, I dan G ditambah dengankegiatan ekspor dan impor (X - M) adalah "aggregate demand".

    PENGARUH ANGKA PELIPAT

    Sudah diterangkan bahwa Pendapatan Nasional yang seimbang iniakan tercapai selama konsumsi, investasi, dan pengeluaran pemerintah(ekspor dan impor juga termasuk apabila ada perniagaan luar negeri) tidakberubah. Bagaimana jadinya apabila komponen-komponen ini berubah?Pendapatan yang seimbang juga akan berubah. Apabila salah satu

    komponennya naik, maka Pendapatan Nasional yang seimbang juga akannaik, tetapi dengan jumlah yang lebih besar berlipat-lipat kali. 

  • 8/19/2019 Modul 4 Perhitungan Pendapatan Nasional

    14/18

    Modul 14: Perhitungan Pendapatan Nasional

     Ace Partadiredja  Halaman 14-14

    Angka untuk melipat pertambahan ini dinamai  pelipat (multiplier). Apabila

    pemerintah menaikkan investasi sebanyak Rp 100 juta terus menerus setiapsaat (mungkin di Indonesia ini misalnya setiap tahun) maka PendapatanNasional akhirnya akan bertambah empat kali lipat, yaitu sebanyak Rp 400

     juta. Demikian juga apabila konsumsi dan pengeluaran pemerintah itunaik. Pada gambar 14 kita umpamakan pendapatan yang seimbang terletakpada Y, dengan rencana konsumsi, investasi, dan pengeluaran pemerintahsetinggi C + I + G. Dengan suatu program pembangunan kalangan swastamenambah investasi, atau pemerintah menaikkan pengeluarannya terusmenerus hingga dari C + I + G naik ke C' + I' + G' sebanyak jarak AB padagambar 14. Kita lihat bahwa Y telah naik dari Y ke Y' yang besarnyaberlipat kali AB. Kenaikan pendapatan akibat kenaikan konsumsi atauinvestasi, atau pengeluaran pemerintah ini tergantung pada lereng garis C+ I + G. Makin curam lereng itu makin besar pelipatnya. Cobalah melukissendiri! Kita mengetahui bahwa lereng ini adalah hasrat batas untukmengkonsumsi, MPC yang sama dengan lereng garis investasi dan garispengeluaran pemerintah, apabila besarnya tidak berubah pada berbagaititik Y. MPC ini berupa suatu pecahan misalnya 0,75, berarti setiappertambahan Y sebanyak Rp 1.000.000 akan (direncanakan) menaikkan

    konsumsi sebanyak Rp 750.000. Apabila MPC = 0,75 maka MPS, hasratbatas untuk menabung adalah 1 — 0,75 = 0,25. Apabila swasta ataupemerintah menaikkan pengeluaran sebanyak Rp 1.000.000 maka penerimapendapatan tambahan ini akan membelanjakannya lagi sebanyak Rp750.000, dan penerima yang Rp 750.000 ini akan membelanjakannyasebanyak 0,75 x Rp 750.000 = Rp 562.500 dan demikian seterusnya. Apabilaterjadi terus menerus maka jumlah pendapatan dari mula sampai akhiradalah 4 x Rp 1.000.000 = Rp 4.000.000. Angka 4 sebagai pelipat ini berasal

    dari:

    1

    1− =

    1

     

     Jadi pelipat itu adalah kebalikan dari MPS. Makin kecil MPS makin besarangka pelipat ini. Pada tingkat yang lebih lanjut akan dipelajari perbedaanantara kenaikan pengeluaran yang hanya satu kali saja dan kenaikanpengeluaran yang terus menerus. Yang dimaksud dengan kenaikanpengeluaran satu kali ini adalah kenaikan yang hanya terjadi sekali danuntuk selanjutnya kembali ke jumlah asal, misalnya asalnya pengeluaranitu Rp 1 juta lalu naik menjadi Rp 1.100.000, tetapi hanya satu kali saja,untuk selanjutnya kembali pada Rpl juta. Sedang yang dimaksud dengankenaikan terus menerus adalah bahwa yang Rp 1.100.000 ini terusdipertahankan. Untuk pengeluaran yang satu kali pelipat ini berlakuuntuk kenaikan pendapatan dari saat dimulainya pengeluaran itu sampaidengan selesainya proses pertambahan pendapatan dalam masyarakat.Sedang untuk pengeluaran yang terus menerus pelipat ini dimaksudkanuntuk saat yang terakhir saja ketika pendapatan sudah naik sebanyak 4

  • 8/19/2019 Modul 4 Perhitungan Pendapatan Nasional

    15/18

    Modul 14: Perhitungan Pendapatan Nasional

     Ace Partadiredja  Halaman 14-15

    kali lipat. Yang dimaksud dengan saat di sini tidaklah pasti, mungkin satutahun, enam bulan, lima tahun, dan sebagainya, tergantung padakecepatan anggota masyarakat itu untuk membelanjakan kembalipendapatan yang diterimanya. Makin cepat pendapatan yang diterimanyaitu dibelanjakan kembali makin pendek waktu yang diperlukan untukmenaikkan pendapatan, dan makin lama orang memegang uang makinlama pula kenaikan pendapatan seimbang yang baru akan tercapai.Bagaimanapun juga proses menerima pendapatan dan mengeluarkannyakembali makan waktu tertentu, sehingga untuk mencapai PendapatanNasional seimbang yang baru juga makan waktu.

    Konsep pelipat atau multiplier ini mempunyai implikasi yangpenting bagi kebijaksanaan negara. Setiap kali pemerintah mengeluarkan

    uang untuk konsumsi (kertas tulis, alat-alat kantor), investasi (dam, jaringanirigasi, jalan raya, bangunan) maka pendapatan masyarakat akan bertambahberlipat ganda. Misalnya pemerintah mengeluarkan uang untuk programsubsidi desa sebanyak Rp 350.000,00 per tahun maka pendapatanmasyarakat akan naik beberapa kali asalkan syaratnya terpenuhi. Tidakhanya pendapatan pembuat bata merah, pedagang pasir dan batu saja yangnaik, tetapi mungkin juga pedagang pakaian, radio, sepeda dan lain-lainyang menerima pendapatan dari, penerima yang pertama.

    Harus diingat bahwa kenaikan pendapatan yang berlipat gandabesarnya disbanding dengan pertambahan semula hanya terjadi bila syarat-syaratnya terpenuhi. Pertama, apabila penerima pendapatan ini

  • 8/19/2019 Modul 4 Perhitungan Pendapatan Nasional

    16/18

    Modul 14: Perhitungan Pendapatan Nasional

     Ace Partadiredja  Halaman 14-16

    membelanjakan kembali uang yang diterimanya. Kalau mereka menahannya,berhenti pulalah proses pengembangan pendapatan ini, sekurang-kurangnyadiperlambat waktunya. Kedua, apabila uang yang diterima ini dibelanjakanpada barang buatan dalam negeri. Kalau dibelanjakan pada barang luarnegeri, proses penambahan pendapatannya akan terjadi di luar negeri pula.Proses pemindahan ke luar negeri inilah yang dalam literatur ekonomidisebut kebocoran (leakage), Jadi agar proses pelipat gandaan pendapatan initerjadi di dalam negeri tidak boleh ada kebocoran. Tetapi untuk negarayang terbuka, artinya yang mempunyai hubungan dagang dengan luar negerikebocoran ini tidak dapat dan tidak perlu dihindarkan. Seorang pegawaiyang menerima kenaikan gaji mungkin menggunakannya untuk membelilemari es buatan Jepang, sehingga yang untung adalah pengusaha lemari esdi Jepang. Demikian pula sebaliknya pengusaha di Jepangyang memperoleh pendapatan tambahan karena usahanya maju akanmembeli jagung hasil produksi petani Indonesia, mudah-mudahan petaniIndonesia untung. Ketiga, proporsi tambahan pendapatan yangdibelanjakan kembali tidak berubah, misalnya tetap sebanyak 0,75. Kalauproporsinya ini mengecil akan mengecil pula pelipatnya dan akan kecil pulatambahan pendapatan dari itu. Nampaknya proporsi pendapatan yang

    dibelanjakan kembali ini berbeda-beda untuk tiap keluarga. Bagi keluarga-keluarga miskin sebagian besar atau seluruh pendapatannya ini akandibelanjakan kembali. Tetapi bagi golongan kaya sebagian pendapatannyaakan ditabung. Dari sini dapat ditarik pelajaran bahwa anggaranyang dikeluarkan bagi golongan miskin akan mempunyai efek pelipat yanglebih besar daripada yang dikeluarkan bagi golongan kaya.

    RELEVANSINYA BUAT INDONESIA

    Analisa pendapatan yang seimbang dan hubungannya denganpengangguran dan pengerjaan (employment) mendapat perhatian sarjanaekonomi negara-negara maju. Mereka tertarik pada stabilitas perekonomian.Untuk mengetahui perekonomian yang stabil ini mereka mencari faktor-

    faktor apa yang kiranya akan mengganggu. Lain dari itu perhatian merekatertuju juga pada pengangguran dan pengerjaan. Apakah pendapatanyang seimbang ini lebih rendah dari pendapatan pada pengerjaan penuh(full employment) ataukah malah sudah melampauinya, yang akan berartiinflasi. Pengangguran dan inflasi merupakan hantu yang menakutkan bagimereka. Tetapi ternyata bahwa pada saat ini dua hantu ini telah menjelmadi beberapa negara yang sudah maju. Perekonomian mengalami stagnasi

    dan inflasi melanda dengan hebat, inilah yang dinamai keadaan stagflasi(stagflation).

    Di Indonesia yang disebut menganggur itu tidak sama dengannegara-negara maju. Kalau di negara maju orang yang menganggur itubenar-benar tidak mempunyai pekerjaan dan tidak ada sanak keluargayang sudi menampung; di Indonesia orang yang disebut menganggur itumasih mempunyai pekerjaan meskipun hanya sekedar memungut

  • 8/19/2019 Modul 4 Perhitungan Pendapatan Nasional

    17/18

    Modul 14: Perhitungan Pendapatan Nasional

     Ace Partadiredja  Halaman 14-17

    puntung rokok atau membantu di sawah dan ladang. Sanak keluargamereka juga masih bersedia menampung meskipun sama-sama melaratberkat sistem sosial Indonesia. 

    Sarjana ekonomi di negara-negara yang berkembang tidak hanyatertarik pada Pendapatan Nasional yang seimbang tetapi juga dan terlebih-lebih lagi pada pertumbuhan ekonomi. Sekali sudah memperhatikanpertumbuhan ekonomi faktor non-ekonomis yang biasanya tidakdiperhatikan itu dimasukkan ke dalam pertimbangannya. Karena itu ahli-ahli ekonomi di negara-negara berkembang sangat memperhatikanekonomika pembangunan.

    Pembahasan mengenai pendapatan yang seimbang perlu untukmengetahui pemikiran orang-orang di dunia maju beserta masalahnya dan

     juga untuk kegiatan akademis sarjana-sarjana ekonomi. Di dunia majusendiri sesuatu teori tidak berlangsung selamanya, suatu waktu akanditumbangkan orang dan dibangun teori baru untuk kemudian bernasibsama pula. Begitulah ihnu mengalami kemajuannya. 

  • 8/19/2019 Modul 4 Perhitungan Pendapatan Nasional

    18/18

    Modul 14: Perhitungan Pendapatan Nasional

     Ace Partadiredja  Halaman 14-18

    LATIHAN

    1. 

    "Pendapatan Nasional mempunyai pengaruh yang lebih besar atasinvestasi daripada tingkat bunga." Berilah penjelasan!

    2.  Pengeluara pemerintah ditentukan oleh faktor-faktor politik, tetapirumusyang ham-pir lengkap adalah:

    Y = C + S + G

    dengan demikian apakah

    +

    =1 masih berlaku?

    3.  Apakah keuntungan perusahaan tahun ini dapat digunakan untukmeramalkan tingkat investasi di masa yang akan datang? 

    4.  Apa yang terjadi bila CE < CP? 5.  Terangkan pentingnya konsep "hasrat batas untuk mengkonsumsi" dan

    "hasrat batas untuk menabung.”6.

     

    Dalam analisa diketahui bahwa dalam keadaan keseimbangan

    pendapatan S = I  dan Y = C + I. Buktikanlah bahwa keduanyamenunjukkan kondisiyang sama!.

    7.  Apabila pendapatan naik dengan Rp 100 juta konsumsi yangdirencanakan juga naik dengan Rp 80 juta. Umpamakan fungsi konsumsilinier, berapakah pendapatan seimbang baru apabila konsumsi turun Rp 80

     juta? Berapakah pelipatnya?8.  Umpamakan

    C = 30 + 0,8 YI = 10G = 20

    dan pendapatan yang seimbang adalah : Y = C + I + G. Kalau pendapatanseimbang pada pengerjaan penuh (full employment) terletak pada Y =400, berapakah pemerintah harus menambah/mengurangipengeluarannya? Umpamakan pelipat pengeluaran pemerintah samadengan pelipat konsumsi.

    9.  Kalau b merupakan lereng fungsi konsumsi, berapakah pelipatkonsumsi k? Apakah pengaruh perubahan hasrat batas untukmengkonsumsi (MPC) atas k? 

    10. UmpamakanC =  30 + 0,6 (Y - T) di mana T = pajak

    I = 10G = 20keseimbangan terletak pada Y = C(Y - T) + I + G. Apabila T = 12

    berapakah Y?11.

     

    Ceriterakanlah mekanisme kerja pelipat dengan memakai contoh angka-angka!.