Modul I Pendahuluan Dan Konsep Penghitungan Pendapatan Nasional
Transcript of Modul I Pendahuluan Dan Konsep Penghitungan Pendapatan Nasional
Pertemuan I
Makroekonomi merupakan bagian dari ilmu ekonomi yang membahas
perekonomian secara agregat, misalnya kemakmuran dan resesi, output barang dan
jasa total dalam perekonomian dan laju pertumbuhan output, laju inflasi dan
pengangguran, neraca pembayaran dan nilai kurs. Untuk mempelajari kondisi
perekonomian secara keseluruhan, makroekonomi memusatkan perhatian pada
perilaku dan kebijakan ekonomi yang dapat mempengaruhi kondisi itu – pada
perilaku konsumsi dan investasi, faktor penentu perubahan, upah dan harga,
kebijakan fiskal dan moneter, jumlah uang beredar, anggaran belanja pemerintah,
suku bunga, dan utang pemerintah.
Makroekonomi membahas hal-hal pokok pada interaksi antara pasar barang,
pasar tenaga kerja, dan pasar modal dari perekonomian. Dalam makro ekonomi kita
membahas pasar barang secara agregat, dengan menganggap masing-masing
pasar dari pasar barang yang berbeda sebagai suatu pasar tunggal. Demikian juga
untuk pasar tenaga kerja dan pasar modal dilihat secara agregat. Dengan demikian
hubungan-hubungan kausal yang dipelajari dalam makroekonomi adalah hubungan
antara variabel-variabel ekonomi agregatif. Di antara variabel-variabel ekonomi
agregatif yang banyak dibicarakan dalam makroekonomi adalah : tingkat pendapatan
nasional (Y), tingkat kesempatan kerja (L), pengeluaran konsumsi rumah tanga (C),
tabungan atau saving (S), investasi nasional (I), jumlah uang beredar (MS), tingkat
harga (P), tingkat bunga (r), neraca pembayaran luar negeri (BOP), stok kapital
nasional (K), hutang pemerintah, dan lain sebagainya.
Pada awalnya para ahli ekonomi klassik sangat meyakini bekerjanya sistem
ekonomi pasar, hal ini ditunjukkan oleh suatu hukum yang dikemukakan oleh J. B.
Say yang menyatakan supply will always creates its own demand atau bila
diterjemahkan secara bebas akan mempunyai arti “setiap barang yang diproduksi Tri Wahyono, SE., MM PENGANTAR MAKROEKONOMI
1
Pertemuan I
pasti akan laku terjual”. Namun keyakinan kaum klassik terhadap mekanisme pasar
ternyata menemui kegagalan. Hal ini terbukti ketika perekonomian Amerika Serikat
maupun perekonomian negara-negara Eropa mengalami depressi berat pada tahun
1930-an. Postulat dari ekonom klassik gagal untuk mengatasi depresi ekonomi pada
saat itu.
Pada tahun 1936 muncul buku yang di tulis oleh John Maynard Keynes
dengan judul General Theory Of Employment, Interest and Money. Kehadiran buku
ini telah mengubah cara pandang sebagian besar ahli ekonomi. Menurut Keynes,
perekonomian tidak dapat begitu saja diserahkan kepada mekanisme pasar dengan
meminimalkan peran pemerintah. Karena keberadaan pemerintah dalam
perekonomian mempunyai peran yang strategis. Pemerintah tidak saja dapat
bertindak sebagai salah satu pelaku ekonomi, namun lebih daripada itu pemerintah
juga berfungsi sebagai generator dalam perekonomian, manakala sektor swasta sulit
diharapkan peran sertanya. Keterlibatan pemerintah dalam perekonomian terlhat
jelas pada negara-negara yang sedang berkembang di mana kekuatan sektor swasta
belum sepenuhnya dapat diandalkan.
A. Ruang Lingkup Ekonomi
Ilmu ekonomi muncul karena adanya masalah ekonomi yaitu adanya
kesenjangan antara keinginan atau kebutuhan manusia yang beraneka ragam
dan sifatnya tidak terbatas, sementara sumber daya yang tersedia jumlahnya
sangat terbatas. Sehingga manusia harus melakukan pilihan-pilihan agar dapat
memaksimalkan kepuasannya.
Istilah ekonomi berasal dari bahasa Yunani, yaitu "oikos" dan "nomos"
yang artinya aturan-aturan dalam rumah tangga. Arti dari istilah ekonomi di atas
tidaklah memberikan gambaran yang jelas tentang yang dianalisis dalam ilmu
ekonomi.
Prof. P.A. Samuelson, salah seorang penerima hadiah Nobel bidang
ekonomi, mendefinisikan ilmu ekonomi sebagai berikut :
Tri WahyonoSE.MM. PENGANTAR MAKROEKONOMI
2
Pertemuan I
"Ilmu ekonomi adalah suatu studi mengenai bagaimana orang-orang dan
masyarakat membuat pilihan, dengan atau tanpa penggunaan uang,
dengan menggunakan sumber-sumber daya yang terbatas tetapi dapat
digunakan dalam berbagai cara – untuk menghasilkan berbagai jenis
barang dan jasa dan mendistribusikannya untuk keperluan konsumsi,
sekarang dan dimasa yang akan datang, kepada berbagai orang dan
golongan masyarakat. Ilmu ekonomi menganalisis biaya dan keuntungan
dan memperbaiki corak penggunaan sumber-sumber daya."
Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa ilmu ekonomi
adalah suatu cabang ilmu sosial yang mempelajari bagaimana upaya manusia
dalam memanfaatkan sumber daya yang terbatas jumlahnya untuk memuaskan
atau memenuhi kebutuhannya yang beraneka ragam dan sifatnya tidak terbatas.
Oleh karena itu manusia harus melakukan pilihan-pilihan dalam rangka mencapai
hasil atau kepuasan yang maksimum.
Dengan semakin majunya peradaban manusia, manusia menjadi semakin
cerdas dan semakin banyak barang-barang modal yang mereka miliki; yang
semuanya ini dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam menghasilkan
barang-barang dan jasa yang selanjutnya dapat mereka pergunakan untuk
memenuhi kebutuhan mereka. Akan tetapi meningkatnya kemampuan mereka
menghasilkan barang-barang dan jasa tersebut hampir senantiasa diikuti atau
diiringi, bahkan tidak jarang pula didahului oleh timbulnya kebutuhan-kebutuhan
baru. Sehingga hal ini pun tetap akan menimbulkan kesenjangan antara
kebutuhan itu sendiri dengan ketersediaan alat pemuas kebutuhan yang ada
(barang-barang dan jasa).
Menyadari kenyataan tidak terpenuhinya semua kebutuhan mereka,
maka dengan sadar atau tidak manusia cenderung untuk bersikap rasional, yaitu
sepanjang mereka mempunyai pilihan, mereka akan melakukan pilihan yang
mendatangkan manfaat sebesar-besarnya dari penggunaan alat pemuas
kebutuhan tertentu, atau menentukan pilihan yang menurut mereka memerlukan
Tri WahyonoSE.MM. PENGANTAR MAKROEKONOMI
3
Pertemuan I
pengorbanan terkecil di antara pilihan-pilihan lain untuk maksud pemenuhan
kebutuhan tertentu.
B. Ilmu Makroekonomi Dalam Kerangka Ilmu Ekonomi
Pada dasarnya ilmu ekonomi dapat dibagi kedalam empat kelompok dasa, yaitu :
1. Ilmu Ekonomi Deskriptif (descriptive economics)
Adalah ilmu ekonomi yang mengumpulkan keterangan-keterangan
faktual yang relevan mengenai suatu masalah ekonomi dan biasanya
dilukiskan dalam bentuk angka-angka, grafik, tabel dan sebagainya. Analisis
ilmu ekonomi deskriptif ini menggambarkan keadaan yang sebenarnya terjadi
dalam perekonomian.
2. Ilmu Ekonomi Teori (economic theory or economic principles)
Memuat pandangan-pandangan yang menggambarkan sifat-sifat
hubungan yang ada dalam perekonomian, membuat ramalan tentang
peristiwa yang terjadi apabila suatu keadaan yang mempengaruhinya ada.
Ilmu ekonomi teori terdiri atas :
a.Ilmu Mikroekonomi
Yaitu bagian dari ilmu ekonomi teori yang ruang lingkup bahasannya
bersifat individual atau parsial yaitu mempelajari perilaku unit-unit
ekonomi terkecil. Contoh : Teori Harga; Teori Kepuasan Konsumen; Teori
Produksi dan lain-lain.
b. Ilmu Makroekonomi
Membahas perilaku perekonomian secara menyeluruh (agregat),
misalnya kemakmuran dan resesi, output barang dan jasa total dan laju
pertumbuhan ekonomi, laju inflasi dan pengangguran, neraca
pembayaran dan kurs. Makroekonomi memusatkan perhatian pada
perilaku dan kebijakan yang dapat mempengaruhi kondisi itu pada
perilaku konsumsi dan investasi, faktor penentu perubahan upah dan
harga, kabijakan fiskal dan moneter, jumlah uang beredar, anggaran
belanja pemerintah, suku bunga dan utang pemerintah. Singkatnya
Tri WahyonoSE.MM. PENGANTAR MAKROEKONOMI
4
Pertemuan I
makroekonomi membahas berbagai masalah pokok perekonomian yang
aktual secara menyeluruh (agregatif).
3. Ilmu Ekonomi Terapan
Menelaah tentang kebijaksanaan yang diperlukan untuk mengatasi masalah-
masalah ekonomi. Contoh : Ilmu Ekonomi Moneter, Ilmu Ekonomi
Pembangunan dan lain-lain.
4. Ilmu Ekonomi Positif dan Normatif
Ilmu ekonomi positif membicarakan masalah ekonomi sebagaimana adanya,
sementara ilmu ekonomi normatif membicarakan masalah ekonomi menurut
bagaimana seharusnya (tataran ideal).
C. Metodologi Dalam Ilmu Ekonomi
Secara teori terdapat tiga metodologi dalam ilmu ekonomi, yaitu :
1. Metode Deduktif (Abstraktif)
Suatu cara penyelidikan yang di dasarkan atas dalil-dalil pokok ekonomi,
kemudian dengan pikiran yang logis mencoba untuk menarik kesimpulan
yang dihadapi secara umum.
2. Metode Induktif (empiris)
Suatu cara penyelidikan yang bertitik tolak dari fakta nyata berbagai peristiwa
ekonomi, dihubungkan, disusun secara sistematis dan ditarik kesimpulan.
3. Metode Sintesa : Yaitu penggabungan dari metode deduktif dan induktif.
D. Faktor-faktor Produksi
Faktor produksi adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia, atau
yang disediakan oleh alam, dan dapat digunakan untuk memproduksi berbagai
Tri WahyonoSE.MM. PENGANTAR MAKROEKONOMI
5
Pertemuan I
jenis barang dan jasa yang mereka butuhkan. Faktor-faktor produksi tersebut
dapat dibedakan dalam empat golongan, yaitu :
1. Tanah.
Pengertian tanah sebagai faktor produksi sedikit berbeda dengan pengertian
tanah dalam bahasa sehari-hari. Sebagai faktor produksi tanah diartikan
sebagai bagian dari permukaan bumi yang tidak tertutup air (space) serta
seluruh kekayaan alam yang terkandung di atas atau di dalamnya, seperti
hasil hutan, hasil kebun , hasil tambang dan lain sebagainya.
2. Tenaga Kerja.
Tenga kerja dapat diartikan sebagai seluruh penduduk dalam batas usia
kerja, yang terdiri dari angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Tenaga
kerja bukan saja diartikan sebagai tenaga jasmani yang digunakan dalam
proses produksi, tetapi juga meliputi kemampuan skill yang dimiliki oleh
tenaga kerja tersebut. Tenaga kerja ini dapat dibedakan menjadi (i) tenaga
kerja terdidik, yaitu tenaga kerja yang dilengkapi dengan ilmu pengetahuan
yang tinggi seperti dokter, dosen, guru dan lain sebagainya, (ii) tenaga kerja
terlatih, yaitu mereka yang telah mendapat sedikit pendidikan dan pelatihan
dalam bidang pekerjaan-pekerjaan tertentu, misalnya montir, tukang las dan
lain-lain (iii) tenaga kerja tidak terdidik, yaitu tenaga kerja yang tidak
mempunyai pendidikan sehingga mereka hanya mengandalkan kekuatan fisik
semata, contohnya petani, buruh panggul, kuli bangunan dan sebagainya.
3. Modal.
Modal diartikan sebagai segala sesuatu yang diciptakan oleh manusia
dengan tujuan untuk menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan
masyarakat (barang-barang modal), contoh mesin-mesin untuk industri, irigasi
untuk pertanian, jalan sebagai sarana tranportasi, listrik sebagai sumber
energi dan lain-lain. Sementara modal dalam arti finansial seperti tabungan
masyarakat yang dapat dibelikan kepada saham atau obligasi pemerintah
atau untuk spekulasi tidak dimasukkan kedalam pengertian modal sebagai
faktor produksi tetapi sebagai tabungan.
Tri WahyonoSE.MM. PENGANTAR MAKROEKONOMI
6
Pertemuan I
4. Keahlian Kewirausahaan (enterpreneur skill)
Yang dimaksud dengan keahlian kewirausahaan adalah kemampuan
seseorang untuk menjalankan perusahaan sehingga ia dapat berjalan
dengan efisien dan menguntungkan. Keahlian kewirausahaan fungsinya
adalah mengorganisir dan menggabungkan berbagai jenis faktor produksi
untuk menghasilkan barang dan jasa yang diperlukan masyarakat.
E. Enam Masalah Pokok Dalam Setiap Perekonomian
Pada dasarnya masalah pokok dalam setiap perekonomian adalah adanya
kesenjangan antara keinginan atau kebutuhan manusia yang tidak terbatas
sifatnya, sementara alat pemuas kebutuhan yang tersedia jumlahnya terbatas.
Untuk itu manusia harus melakukan berbagai alternatif pilhan (choice) guna
memaksimumkan kepuasannya. Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas
lagi mengenai masalah-masalah pokok ekonomi yang dihadapi manusia, berikut
ini dijelaskan masalah-masalah pokok tersebut :
1. Menentukan barang dan jasa apa yang harus diproduksi?
Sebagai akibat langsung dari banyaknya jumlah kebutuhan manusia,
sedangkan barang dan jasa yang dapat diciptakan oleh faktor-faktor produksi
jumlahnya terbatas, masyarakat harus melakukan pilihan untuk menentukan
jenis dan jumlah barang dan jasa yang akan mereka hasilkan.
2. Menentukan teknik produksi
Untuk menghasilkan suatu barang biasanya ada beberapa cara yang dapat
dilakukan. Cara yang paling sesuai untuk dijalankan dalam suatu masyarakat
tertentu tergantung keadaan yang terdapat dalam masyarakat tersebut.
Secara teori dapat dikatakan bahwa produksi akan mencapai jumlah yang
lebih tinggi apabila teknologi yang digunakan lebih modern. Meskipun
adakalanya penggunaan teknologi canggih tidak selalu merupakan cara yang
paling efisien dalam memproduksi suatu barang.
Corak penawaran tenaga kerja juga dapat mempengaruhi struktur
penggunaan faktor-faktor produksi yang tersedia. Misalnya pada negara-
Tri WahyonoSE.MM. PENGANTAR MAKROEKONOMI
7
Pertemuan I
negara yang mempunyai jumlah penduduk besar, penggunaan teknologi
canggih tidak selalu menyebabkan proses produksi menjadi lebih efisien.
Faktor penting lainnya dalam menentukan teknik produksi yang akan
digunakan adalah tingkat teknologi yang dicapai oleh masyarakat tersebut.
Tingkat teknologi di dalam suatu perekonomian tergantung kepada : (i)
sejauh mana modernisasi barang-barang modal yang digunakan, (ii) tingkat
efisiensi tenaga kerja yang tersedia dalam masyarakat itu. Dinegara-negara
sedang berkembang, ketidakmampuan mereka untuk mencapai tingkat
produktivitas yang tinggi terutama disebabkan oleh karena tingkat
keterampilan tenaga kerja dan produktivitas barang-barang modal yang
rendah.
3. Menentukan bentuk distribusi pendapatan
Proses produksi akan menciptakan pendapatan kepada berbagai pemilik
faktor produksi yang digunakan, yang merupakan balas jasa atas faktor-faktor
produksi, seperti sewa tanah, upah tenaga kerja, bunga modal dan
pembagian laba untuk keahlian kewirausahaan. Dalam teori ekonomi
mencoba menjelaskan faktor-faktor yang menentukan tingkat upah, tingkat
bunga dan faktor yang menentukan laba para pengusaha.
Corak distribusi pendapatan yang tercipta dalam masyarakat tidak selalu
sesuai dengan corak distribusi pendapatan yang ideal, yaitu corak yang
seharusnya terjadi. Idealnya distribusi pendapatan itu merata di antara
berbagai golongan penerima pendapatan. Namun keadaan seperti itu tidak
selalu dapat terwujud dalam setiap masyarakat. Oleh karena itu analisis
ekonomi di samping menyelidiki faktor-faktor yang menentukan pendapatan
dari masing-masing faktor produksi, juga dianalisis cara-cara untuk
menciptakan distribusi pendapatan yang lebih merata.
4. Mempertinggi efeisiensi penggunaan faktor-faktor produksi
Kalau dicermati, penggunaan faktor-faktor produksi dalam setiap
perekonomian tidak selalu efisien. Bahkan tidak jarang faktor-faktor produksi
yang tersedia banyak yang menganggur. Ketidakefisienan ini mengakibatkan
Tri WahyonoSE.MM. PENGANTAR MAKROEKONOMI
8
Pertemuan I
jumlah output yang dihasilkan dalam perekonomian tersebut lebih rendah dari
yang seharusnya dapat dihasilkan. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya-
upaya untuk meningkatkan efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi yang
ada, sehingga jumlah output yang dihasilkan dapat optimal.
5. Menentukan penyebab dan cara mengatasi masalah kenaikan harga
Ketidakefisienan dalam penggunaan faktor-faktor produksi dapat menjadikan
kenaikan biaya produksi yang pada akhirnya menyebabkan kenaikan harga
atau inflasi. Kenaikan harga yang tinggi disamping tidak menguntungkan bagi
masyarakat juga dapat menghalangi kelancaran perkembangan kegiatan
produksi selanjutnya. Oleh karena itu perlu adanya upaya pengendalian
inflasi pada tingkat yang wajar melalui berbagai kebijakan pemerintah.
6. Mempertinggi efisiensi penggunaan tambahan faktor produksi
Dari waktu ke waktu faktor-faktor produksi menunjukkan perkembangan yang
semakin bertambah, terutama dalam hal penawaran tenaga kerja. Oleh
karena itu perlu adanya penyediaan lapangan kerja yang lebih memadai.
Faktor produksi lain yang cenderung mengalami peningkatan jumlahnya
adalah faktor produksi barang-barang modal. Sebagai akibat dari adanya
peningkatan investasi dari waktu ke waktu. Dengan peningkatan barang-
barang modal ini diharapkan pertambahan output juga semakin meningkat.
Namun sayangnya, peningkatan jumlah barang-barang modal tersebut tidak
selalu dapat digunakan sepenuhnya, sehingga terjadi pengangguran
sebagian dari barang-barang modal yang ada. Disinilah perlunya
perekonomian untuk memikirkan bagaimana meningkatkan efisiensi
penggunaan pertambahan faktor produksi barang-barang modal tersebut.
F. Sistem Ekonomi
Sistem dapat diartikan sebagai sekelompok unsur yang saling
menunjang, baik saling berhubungan atau tidak, yang keseluruhannya
Tri WahyonoSE.MM. PENGANTAR MAKROEKONOMI
9
Pertemuan I
merupakan suatu kesatuan. Tujuan sistem perekonomian merupakan usaha
untuk mengatur pertukaran barang dan jasa yang bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan rakyat. Karena usaha untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat itu
merupakan salah satu tujuan dari politik nasional, maka dengan demikian sistem
perekonomian pada dasarnya merupakan bagian dari sIstem politik nasional atau
merupakan subsistem dari sistem politik nasional. Artinya sistem perekonomian
yang berlaku di suatu negara sangat dipengaruhi oleh sistem politik nasional
yang dianut negara tersebut. Namun ada pula negara yang sistem ekonominya
berbeda dengan sistem politik nasionalnya, misalnya China dengan sistem politik
nasional adalah komunis, namun sistem ekonominya adalah kapitalis.
Secara teori, sistem ekonomi dapat dikelompokan menjadi tiga :
1. Sistem Ekonomi Pasar (Kapitalis/Liberalis) : sistem ini didasarkan kepada
pemikiran-pemikiran ekonom klassik, terutama Adam Smith. Adam Smith
dalam bukunya yang berjudul “The Moral Sentiment” dan "The Wealth of
Nation" menyatakan bahwa perekonomian akan lebih efisien bila
dilaksanakan dalam prinsip-prinsip pasar bebas. Karena dengan adanya
pasar bebas tersebut akan menimbulkan persaingan atau kompetisi yang
ketat, hal inilah yang mendorong setiap pelaku ekonomi untuk senantiasa
meningkatkan kreativitas dan inovasi guna meningkatkan efisiensinya. Dalam
sistem ekonomi pasar aktivitas ekonomi sepenuhnya diserahkan kepada
mekanisme pasar. Ciri-ciri perekonomian yang menganut prinsip pasar bebas
: (i) Adanya kebebasan bagi setiap individu untuk memilih kegiatan ekonomi
sesuai dengan peminatan dan kemampuannya, (ii) harga dan keseimbangan
ekonomi sangat ditentukan oleh mekanisme pasar, yaitu interaksi permintaan
dan penawaran, (iii) campur tangan pemerintah dalam perekonomian
diminimalkan. Pemerintah hanya mempunyai peran sebagai berikut : (a)
Melindungi warga negaranya dari ancaman warga negara lain dengan cara
membentuk pasukan militer, (b) Melindungi anggota masyarakat dari ketidak
adilan yang dilakukan oleh anggota masyarakat lainnya, yaitu dengan cara
membentuk perangkat hukum (undang-undang) serta aparatur penegak
Tri WahyonoSE.MM. PENGANTAR MAKROEKONOMI
10
Pertemuan I
hukum seperti polisi, jaksa dan hakim, (c) Menyediakan barang-barang dan
jasa publik yang oleh swasta tidak/ belum mungkin untuk dilakukan dengan
alasan : investasi besar, returnnya kecil serta bersifat long term,
manajemennya kompleks dan lain-lain.
2. Sistem Ekonomi Terencana (Sosialis / Komunis) : Sistem ini didasarkan
kepada pemikiran-pemikiran Karl Marx dari bukunya yang berjudul "Das
Kapital". Menurut Karl Marx, sistem ekonomi kapitalis hanya mengakibatkan
penindasan buruh oleh majikan. Para tenaga kerja dieksploitir sedemikian
rupa, sementara kaum kapitalislah yang menikmati sebagian besar dari hasil
kegiatan ekonomi tersebut. Kondisi seperti ini menurut Karl Marx sangat tidak
adil, dan perbaikan yang bersifat tambal sulam dianggap tidak mampu untuk
mengatasi permasalahan tersebut. Untuk itu, Karl Marx menyarankan agar
dilakukan tindakan yang radikal yaitu pengambil alihan secara paksa aset-
aset produktif dari tangan para majikan atau kapitalis melalui kekuatan
tangan negara dan diperuntukkan bagi kepentingan seluruh masyarakat.
Lebih lanjut menurut Karl Marx, masyarakat harus dibebaskan dari unsur
kepemilikan. Karl Marx membayangkan tatanan masyarakat tanpa kelas
(komunis). Dalam tatanan masyarakat komunis yang dimaksudkan Karl Marx
berlaku prinsip-prinsip ekonomi sebagai berikut :
a.Tahap Komunisme Awal, prinsip ekonominya berbunyi : "Seseorang
memberikan kepada masyarakat sesuai dengan kemampuannya, dan
seseorang menerima dari masyarakat sesuai dengan karyanya". Pada
tahap ini prinsip ekonomi yang dimaksud Karl marx tidak jauh berbeda
dengan yang terdapat pada sistem ekonomi pasar.
b. Tahap Komunisme Penuh, prinsip ekonominya berbunyi : "Seseorang
memberikan kepada masyarakat sesuai dengan kemampuannya dan
seseorang menerima dari masyarakat sesuai dengan kebutuhannya."
Disinilah sebenarnya esensi ajaran Karl Marx, yaitu tidak adanya kelas
masyarakat kaya dan miskin.
Tri WahyonoSE.MM. PENGANTAR MAKROEKONOMI
11
Pertemuan I
Untuk mewujudkan kesemua itu, negara memegang kekuasaan mutlak untuk
menentukan dan mengatur mulai dari apa yang harus diproduksi, siapa yang
akan memproduksi, berapa banyak akan diproduksi, pada tingkat harga
berapa akan dijual dan bagaimana cara mendistribusikannya. Sehingga
dengan mutlaknya kekuasaan negara dalam menentukan roda kehidupan
masyarakat, kekuasaan tersebut menjadi sentralistis.
3. Sistem Ekonomi Campuran (Mix Economic System), yaitu merupakan
gabungan dari sistem ekonomi pasar / kapitalis dengan sistem ekonomi
terencana atau sosialis. Sistem inilah yang pada dasarnya banyak dianut oleh
negara-negara di dunia ini.
G. Masalah-masalah Makroekonomi.
Makroekonomi sebagai salah satu cabang ilmu ekonomi, berkaitan
dengan permasalahan kebijakan tertentu, yaitu kebijakan makroekonomi.
Masalah kebijakan makroekonomi pada dasarnya mencakup masalah-masalah
yang berkaitan dengan pengelolaan dan pengendalian umum perekonomian.
Tugas pengendalian makroekonomi adalah juga mengusahakan agar
perekonomian dapat bekerja dan tumbuh secara seimbang dan terhindar dari
keadaan-keadaan yang bisa mengganggu keseimbangan umum tadi.
Secara garis besar masalah kebijakan makroekonomi mencakup dua
permasalahan pokok :
1. Masalah jangka pendek atau masalah stabilisasi :
Masalah ini berkaitan dengan bagaimana mengendalikan roda perekonomian
dari waktu ke waktu agar terhindar dari tiga penyakit perekonomian makro
yaitu : (i) inflasi, (ii) pengangguran dan (iii) ketimpangan dalam neraca
pembayaran.
Dalam analisis jangka pendek, faktor-faktor berikut ini kita anggap tidak
berubah : (a) kapasitas total dari perekonomian, (b) Jumlah penduduk dan
Tri WahyonoSE.MM. PENGANTAR MAKROEKONOMI
12
Pertemuan I
jumlah angkatan kerja, (c) Lembaga-lembaga sosial politik dan ekonomi
yang ada.
2. Masalah jangka panjang atau masalah pertumbuhan
Masalah ini adalah bagaiman kita mengendalikan roda perekonomian agar
ada keserasian antara pertumbuhan penduduk, pertambahan kapasitas
produksi, dan tersedianya dana untuk investasi. Pada dasarnya masalah
jangka panjang juga berkisar pada bagaimana menghindari ketiga penyakit
makro di atas, hanya perspektif waktunya lebih panjang (> 5 tahun).
H. Pelaku-pelaku dalam Makroekonomi
Dalam teori makroekonomi kita dapat menggolongkan pelaku-pelaku atau
lembaga-lembaga yang melakukan kegiatan ekonomi menjadi lima kelompok :
1. Rumah Tangga Konsumen (Household)
Rumah tangga konsumen mempunyai peran sebagai berikut :
a. Sebagai pemilik faktor-faktor produksi seperti : Tanah, Tenaga kerja,
Modal dan Keahlian Kewirausahaan.
b. Sebagai konsumen atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh Rumah
tangga perusahaan dan sebagai pengguna fasilitas umum dan fasilitas
sosial yang disediakan oleh pemerintah.
c. Sebagai pembayar pajak.
2. Rumah Tangga Produsen (Business Firm)
Rumah tangga perusahaan mempunyai peran sebagai berikut :
a. Sebagai pengguna faktor-faktor produksi. Dengan tingkat teknologi
tertentu faktor-faktor produksi tersebut diolah menjadi barang dan jasa
yang dibutuhkan masyarakat.
Tri WahyonoSE.MM. PENGANTAR MAKROEKONOMI
13
Pertemuan I
b. Sebagai pengguna fasilitas umum dan fasilitas sosial yang disediakan
pemerintah.
c. Sebagai pembayar pajak.
3. Rumah Tangga Pemerintah (Government)
Fungsi dan peran dari pemerintah adalah sebagai berikut :
a. Sebagai pengguna faktor-faktor produksi serta barang dan jasa.
b. Sebagai fasilitator, regulator dan administrator pemerintahan.
c. Sebagai pemungut pajak (fiskus).
4. Lembaga-lembaga Keuangan atau Bank
Fungsi-fungsi lembaga keuangan atau Bank antara lain:
a. Memperlancar lalu-lintas pembayaran
b. Sebagai Bank Pencipta Uang Giral (BPUG).
c. Melaksanakan fungsi intermediari antara unit surplus dan unit defisit, dan
lain-lain.
5. Sektor Luar Negeri (Foreign Sectors)
Sektor luar negeri ini fungsinya terlihat dari aktivitas ekspor dan impor dalam
arti yang luas.
I. Konsep Arus Melingkar (Circular Flow Concept)
Konsep ini menjelaskan pola hubungan di antara pelaku-pelaku ekonomi di atas.
Menurut Joseph Schumpeter pola hubungan pelaku-pelaku ekonomi tersebut
dapat diilustrasikan sebagai berikut :
Gambar 1.1
Konsep Arus Melingkar
Tri WahyonoSE.MM. PENGANTAR MAKROEKONOMI
14
RT. KONS RT. PROD
Faktor-faktor Produksi : Tanah, TK, Modal dan Skill
Balas jasa atas faktor-faktor produksi : Sewa, Upah, Bunga dan Laba
Hasil-hasil Produksi : Barang-barang dan Jasa
Pengeluaran konsumsi terhadap barang dan jasa
Pertemuan I
Asumsi-asumsi yang digunakan :
1. Pelaku ekonomi hanya terdairi dari dua sektor (Rumah Tangga Konsumen.
dan Rumah Tangga Produsen).
2. Jumlah penduduk konstan.
3. Teknologi konstan.
4. Seluruh pendapatan baik yang diterima RT Kons maupu RT Prod habis
dibelanjakan dan tidak ada dana yang ditabung.
J. Bentuk-bentuk Pasar dalam Ekonomi Makro
Jenis Pasar Hal-hal yang Dipelajari
Perilakunya
Data Statistik yang Diamati Dalam
Praktek
Tri WahyonoSE.MM. PENGANTAR MAKROEKONOMI
15
1. Pasar Barang
Tingkat Harga UmumGDP
Indeks Biaya Hidup GDP Implisit Deflator.Statistik GDP Harga Konstan
2. Pasar Uang
Tingkat Harga , Perminta-an uang, Jumlah uang beredar(Volume Uang), tingkat bunga.
Bunga atas depositoBunga atas pinjaman bank.Bunga di pasar bebasJumlah uang Kartal dan uang giral yangBeredar.Kredit yang diberikan oleh bank
3. PasarTenaga Kerja
Neraca Perdagangan
Dasar Pertukaran (TOT)
Cadangan Devisa
Indeks upah diberbagi sektor ekonomiJumlah orang yang bekerja di berbagaisektor.Jumlah angkatan kerjaAngkatan Kerja - Jumlah pekerja
4. PasarLuar Negeri Statistik neraca perdagangan
Angka ekspor dan Impor
Statistik Dasar Pertukaran
Statistik Cadangan devisa
Tingkat Upah Rata-rataKesempatan KerjaPengangguran
Pertemuan I
Gambar 1.2
Interaksi Pelaku-pelaku Ekonomi Dalam Berbagai Pasar
Keterangan :
Aliran Permintaan
Aliran Penawaran
Aliran Tidak Lewat Pasar
Tri WahyonoSE.MM. PENGANTAR MAKROEKONOMI
16
Pemerintah
Negara2 Lain
Pasar Baran
g
RT Konsumen
RT Produsen
Pasar Tenag
a Kerja
Pasar Uang
Lembaga Keuangan
Pajak
Pajak
16
9
7
6
3
104
11
2
1
5
12
13
15
814
Permintaan :1. Pengeluaran Konsumsi RT Kons.2. Belanja Barang Oleh Pemerintah.3. Investasi Oleh Perusahaan.4. Ekspor ke Luar Negeri.5. Kebutuhan TK Oleh Pemerintah.6. Kebutuhan TK Oleh Perusahaan.7. Kebutuhan Uang Tunai dan Kredit.8. Kebutuhan RT akan Uang Tunai.9. Kebutuhan Perusahaan Asing Thd
rupiah
Penawran :10. Hasil Produksi Dalam Negeri.11. Impor dari Luar Negeri.12. TK Yang Disediakan Oleh RT Kon13. Supply Uang Kartal.14. Tabungan RT Konsumen.15. Supply Dana Dari Luar Negeri.
Pertemuan I
Soal-soal Latihan :
A. Esei.
1. Apakah tujuan pokok mempelajari ilmu ekonomi ?
2. Apakah definisi ilmu ekonomi ?
3. Jelaskan jenis-jenis faktor-faktor produksi dan pengertiannya.
4. Dalam ilmu ekonomi, masalah ekonomi diuraikan dengan lebih mendalam dalam
bentuk masalah-masalah pokok ekonomi. Jelaskan maksud pernyataan tersebut.
5. Jelaskan corak kegiatan ekonomi subsisten dan kegiatan ekonomi pasar.
6. Jelaskan ciri-ciri perekonomian pasar bebas (liberal).
7. Jelaskan pula ciri-ciri perekonomian terencana (sosialis).
8. Jelaskan perbedaan analisis ekonomi mikro dan ekonomi makro.
9. Jelaskan perbedaan pandangan dari aliran ekonomi Klassik dan aliran ekonomi
Keynessian.
10. Jelaskan peranan pelaku-pelaku ekonomi dan perlihatkan interaksinya dalam
berbagai pasar.
B. Pilihan Ganda :1. Inti pemikiran sitem ekonomi menurut kaum klassik adalah :
a. Kebebasan pasar b. Kebebasan individu.c. Campur tangan pemerintah d. Efisiensi.
2. Hukum yang menyatakan bahwa setiap barang yang diproduksi pasti laku terjual (supply will always creates its own demand) dikemukakan oleh :a. Adam smith b. David Ricardoc. John Maynard Keynes d. J.B. Say
3. Buku karangan Adam Smith yang sangat terkenal dan menjadi acuan bagi pemikiran ekonomi aliran klassik adalah :a. The Stages of Growth b. The Wealth of Nationsc. The Moral Sentiments d. Foundation of Economic Analysis
4. Buku dengan judul : General Theory of Employment, Interest and Money yang pertama kali terbit tahun 1936 merupakan buah pemikiran dari :a. Adam smith b. David Ricardoc. John Maynard Keynes d. J.B. Say
Tri WahyonoSE.MM. PENGANTAR MAKROEKONOMI
17
Pertemuan I
5. Berikut ini merupakan variable-variabel yang dibahas dalam makroekonomi, kecuali :a. Pertumbuhan ekonomi b. Kesempatan kerjac. Inflasi d. Kepuasan konsumen
6. Di antara faktor produksi berikut ini yang paling penting adalah : a. Tanah b. Modalc. Tenaga kerja d. Keahlian (skill)
7. Sasaran yang hendak dituju dari upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan:a. Produksi b. Kesempatan kerjac. Pendapatan d. Kesejahteraan
8. Pemilikan faktor-faktor produksi merupakan salah satu fungsi dari :a. Produsen b. Konsumenc. Pemerintah d. Bank
9. Interaksi dari pelaku-pelaku ekonomi yang dituangkan ke dalam model arus melingkar, dikemukakan oleh :a. Adam smith b. Joseph Schumpeterc. John Maynard Keynes d. J.B. Say
10. Berikut ini merupakan asumsi-asumsi yang digunakan dalam konsep arus melingkar, kecuali :a. Penduduk konstan b. Teknologi konstanc. Adanya Idle cash. d. Pelaku ekonomi dua sektor
Tri WahyonoSE.MM. PENGANTAR MAKROEKONOMI
18
Pertemuan I
Dalam uraian terdahulu telah dikemukakan bahwa masalah yang dipelajari
dalam makroekonomi sangat luas. Oleh karena itu tolok ukur dari masalah-masalah
yang dipelajari juga sangat kompleks.
Analisis makroekonomi antara lain dimaksudkan untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut : Apakah kegiatan ekonomi yang ada
mengalami pertumbuhan dan seberapa besar pertumbuhannya ? Apakah kondisi
perekonomian saat ini lebih baik atau bahkan lebih buruk dibanding masa lalu? Dan
bagaimanakah prospeknya dimasa depan? Sektor-sektor manakah yang menjadi
penggerak pertumbuhan ekonomi yang berlaku ?
Suatu perekonomian tidak akan dapat memberikan informasi dan menjawab
pertanyaan-pertanyaan seperti itu apabila tidak terdapat data mengenai produk
nasional bruto (Gross National Product = GNP) dan produk domestik bruto (Gross
Domestic Product = GDP) serta komponen-komponen lain dari konsep produksi dan
pendapatan nasional tersebut.
Produksi dan pendapatan nasional merupakan salah satu variabel yang
sangat penting dalam pembahasan makroekonomi. Perkiraan produksi dan
pendapatan nasional umumnya mengukur arus barang/jasa dan pendapatan yang
terjadi dalam perekonomian. Dari sisi produk, perkiraan produksi nasional mengukur
arus barang dan jasa yang dihasilkan dalam perekonomian. Sementara dari sisi
pendapatan perkiraan tersebut mengukur balas jasa yang diterima pemilik faktor-
faktor produksi yang digunakan dalam perekonomian.
Tri WahyonoSE.MM. PENGANTAR MAKROEKONOMI
19
Pertemuan I
A. Pengertian GNP dan GDP
Gross National Product (GNP) diartikan sebagai seluruh barang dan jasa yang
dihasilkan dari penggunaan seluruh faktor produksi yang dimiliki oleh masyarakat
suatu bangsa selama kurun waktu satu tahun. Pengertian masyarakat suatu
bangsa di sini adalah seluruh warga negara dari negara tersebut baik yang ada di
dalam negeri maupun yang berada di luar negeri. Sedangkan Gross Domestic
Product (GDP) diartikan sebagai seluruh barang dan jasa yang dihasilkan dari
penggunaan seluruh faktor produksi yang dimiliki oleh masyarakat dalam suatu
wilayah negara selama satu tahun. Yang dimaksud dengan masyarakat dalam
suatu wilayah negara yaitu seluruh orang yang berada dalam suatu wilayah
negara, baik penduduk negara tersebut maupun warga negara asing yang ada di
negara itu dan melakukan produksi di wilayah negara tersebut selama satu
tahun.
1. Hubungan GDP dan GNP : hubungan antara GNP dan GDP dapat
diperlihatkan melalui rumus berikut :
GNP = GDP – NFP atau GNP = GDP + NFR ………………...…………… 2.1
NFR (Net Foreign Receive ) = penerimaan luar negeri bersih.
NFP (Net Foreign Payment ) = pembayaran luar negeri bersih
Bila NFR bertanda positif atau NFP bertanda negatif maka GNP > GDP
Bila NFR bertanda negatif atau NFP bertanda positif maka GNP < GDP
2. Ukuran-ukuran GNP atau GDP
GNP atau GDP dapat diukur dalam harga pasar yang berlaku dan dalam
harga konstan.
a. GDP pada harga pasar yang berlaku (GDP nominal ) yaitu nilai
GDP yang dihitung berdasarkan harga pasar yang berlaku pada saat itu.
Artinya nilai GDP nominal sangat dipengaruhi oleh tingkat harga yang
berlaku saat itu. Bila pada tahun tersebut tingkat harga harga (P)
mengalami kenaikkan dibanding tahun sebelumnya (inflasi), maka nilai
Tri WahyonoSE.MM. PENGANTAR MAKROEKONOMI
20
Pertemuan I
GDP nominal akan menunjukkan kenaikkan dibanding tahun sebelumnya
meskipun tingkat produksi atau output tidak mengalami perubahan.
Formula penghitungan GDP nominal dapat dilakukan dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
GDP nominal t = ………………........…...…………………….. 2.2
Dimana :
Q = Jumlah barang atau jasa yang di hasilkan.
P = Harga barang atau jasa per unit.
i = Jenis barang atau jasa, dimana i bergerak dari 1 sampai ke n
t = Tahun tersebut.
b. GDP pada harga konstan (GDP riil) yaitu nilai GDP yang dihitung
berdasarkan harga tahun dasar tertentu atau nilai GDP yang telah
dibebaskan dari pengaruh perubahan harga (inflasi). Dengan rumus :
GDP riil t = ……………………………………..….. 2.3
Dimana :
IH t = IHb x dengan IHb = 100 ……………….......…………….….. 2.4
IH = Indeks Harga
b = Tahun dasar (base year)
Ukuran GDP riil ini biasanya digunakan untuk mengukur tingkat
pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi yang terjadi dapat dihitung
dengan mengukur tingkat pertumbuhan GNP atau GDP riil dari waktu ke
waktu. Pengukuran pertumbuhan ekonomi yang didasarkan kepada
pertumbuhan GDP riil dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
g t = …………….....……………………. 2.5
Dimana :
g = Pertumbuhan ekonomi
Tri WahyonoSE.MM. PENGANTAR MAKROEKONOMI
21
Pertemuan I
t = Tahun dimaksud dan t-1 = Tahun sebelumnya.
Ada beberapa alasan yang menyebabkan GNP atau GDP riil bertumbuh :
1. Terjadinya peningkatan sumberdaya atau faktor produksi yang
tersedia dalam perekonomian.
2. Adanya peningkatan efisien kerja dari faktor-faktor produksi.
3. Adanya perubahan tingkat penggunaan faktor produksi dalam
perekonomian. Tidak semua barang-barang modal dan tenaga kerja
yang tersedia dalam perekonomian benar-benar digunakan sepanjang
waktu.
Sedangkan untuk menentukan tingkat perubahan harga (inflasi) dapat
dihitung dengan menghitung tingkat perubahan indeks harga.
Laju Inflasi t = ………………………………………… 2.6
Contoh : Misalkan produksi suatu negara hanya terdiri dari satu jenis produk yaitu
beras :
Tahun Kuantitas
(ton)
Harga /kg
(Rp)
GDP
Nominal
IH GDP
Riil
Prtmbh
Eko.
Laju
Inflasi
1994 b 1.000.000 800 800 M 100 800 M - -
1995 1.000.000 1.000 1.000 M 125 800 M 0% 25%
1996 1.200.000 1.100
1997 5% 15%
Misalkan tahun 1994 dijadikan sebagai tahun dasar, maka :
GDP nominal 94 = 1.000.000.000 x Rp. 800,- = Rp. 800.000.000.000,-
GDP riil 94 = .
Jadi GDP nominal pada tahun dasar sama dengan GDP riilnya.
GDP nominal 95 = 1.000.000.000 x Rp. 1.000,- = Rp. 1.000 MTri WahyonoSE.MM. PENGANTAR MAKROEKONOMI
22
Pertemuan I
IH 95 = IHb x =
GDP riil 95 =
Pertbh. Eko. 95 = =
Laju Inflasi 95 =
B. Metoda Penghitungan Pendapatan Nasional.
Secara teori dikenal ada tiga pendekatan dalam penghitungan
pendapatan nasional.
1.Pendekatan Produksi (Production Approach)
Yaitu menghitung pendapatan nasional dengan cara menghitung nilai akhir
dari barang dan jasa yang dihasilkan atau menjumlahkan seluruh nilai
tambah (value added) yang tercipta dari suatu proses produksi.
Contoh :
Jenis Barang Kuantitas Harga (Rp) Nilai Tambah
Kapas 1 kg. 12.000 12.000
Benang 1 rol 20.000 8.000
Kain 4 m 40.000 20.000
Pakaian 2 pcs 100.000 60.000
Tri WahyonoSE.MM. PENGANTAR MAKROEKONOMI
23
Pertemuan I
2. Pendekatan Pendapatan (Income Approach)
Yaitu menghitung pendapatan nasional dengan cara menjumlahkan seluruh
balas jasa yang diterima oleh pemilik faktor-faktor produksi.
Contoh :
Pendapatan dari sewa…………………………………………… Rp. xx
Pendapatan dari upah atau gaji………………………………….Rp. xx
Pendapatan dari bunga………………………………………… Rp. xx
Pendapatan dari laba…………………………………………… Rp. xx +
Pendapatan Nasional Pada Harga Faktor…………………… Rp. xxx
+ Pajak tidak Langsung………………………………………… Rp. xx
+ Pembayaran Transfer………………………………………… Rp. xx
+ Penyusutan barang-barang modal…………………………… Rp. xx
- Subsidi …………………………………………………………. Rp.(xx) +
Pendapatan Nasional Pada Harga Pasar….………………… Rp. xxxx
3.Pendekatan Pengeluaran (Expenditure Approach)
Yaitu menghitung pendapatan nasional dengan cara menjumlahkan seluruh
pengeluaran :
Pengeluaran Konsumsi Masyarakat (C)……………………… Rp. xx
Pengeluaran Investasi dunia Usaha (I)………………………….Rp. xx
Pengeluaran Belanja Pemerintah (G).………………………… Rp. xx
Pengeluaran Ekspor Netto (X – M)……………………...............Rp. xx +
Produksi Nasional Pada Harga Pasar………………………...Rp. xxxx
Dalam perkiraan pendapatan dan produksi nasional, nilai pendapatan nasional
pada harga pasar sama dengan nilai produksi nasional pada harga pasar.
Tri WahyonoSE.MM. PENGANTAR MAKROEKONOMI
24
Pertemuan I
C. Perkiraan Produksi dan Pendapatan Nasional
GNP (Gross National Product)
- Penyusutan
NNP (Net National Product)
- Pajak Tidak Langsung
- Pembayaran Transfer Perusahaan
- Kesalahan Statistik
+ Subsidi
NI (National Income)
- Laba Perusahaan
- Bunga (net)
- Sumbangan Untuk Asuransi Sosial
+ Pembayaran Transfer Pemerintah
+ Pendapatan Bunga Perorangan
+ Devidends
+ Pembayaran Transfer Perusahaan
PI (Personal Income)
- Pembayaran Pajak Perorangan
DPI (Disposable Personal Income)
- Tabungan Perorangan
- Transfer ke Luar Negeri
- Bunga Yang Dibayarkan Konsumer Kepada Dunia Usaha
CE (Consumer Expenditure)
Tri WahyonoSE.MM. PENGANTAR MAKROEKONOMI
25
Pertemuan I
Bentuk Lain Perkiraan Pendapatan dan Produksi Nasional :
Sewa………………………....Rp. xx
Upah/ gaji……………………Rp. xx
Bunga……………………….. Rp. xx
Laba…………………………Rp. xx +
Pendapatan Nasional Pada
Harga Faktor……………...Rp. xxx
+ Pajak tidak langsung……..Rp. xx
+ Pembayaran Transfer……Rp. xx
+Penyusutan………….....….Rp.xx
- Subsidi…………………….Rp. xx +
Pendapatan Nasional Pada
Harga Pasar………………..Rp. xxxx
Konsumsi Masyarakat (C)……Rp. xx
Investasi Dunia Usaha (I)…..…Rp. xx
Belanja Pemerintah (G)..……...Rp. xx
Ekspor Netto (X-M)……………Rp. xx
Produksi Nasional Pada
Harga Pasar…..……………Rp. xxxx
Tri WahyonoSE.MM. PENGANTAR MAKROEKONOMI
26
Pertemuan I
Latihan Soal :
A. Esei :
1. Jelaskan yang dimaksud dengan GDP dan GNP. Bagaimana bentuk
hubungan antara GNP dan GDP?
2. Untuk negara berkembang mana yang lebih besar antara GDP dan GNP, apa
alasannya?
3. Apa perbedaan antara ukuran GDP nominal dan GDP riil. Apa kegunaan
perbedaan ukuran keduanya?
4. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi?
5. Jelaskan tiga metode penghitungan pendapatan nasional, mengapa dari ke
tiga metode tersebut menghasilkan perhitungan yang berbeda?
6. Jelaskan yang dimaksud stok barang-barang modal?
7. Mengapa dalam mengukur pertumbuhan ekonomi kita menggunakan ukuran
GDP riil dan bukannya nominal.
8. Jelaskan yang membedakan antara investasi bruto dan investasi netto.
9. Apa perbedaan antara pendapatan nasional pada harga faktor dan
pendapatan nasional pada harga pasar.
10. Susunlah perkiraan pendapatan dan produksi nasional berdasarkan data di
bawah ini (dalam jutaan USD):
Sewa = 1 ; upah/gaji = 8,5 ; bunga = 0,9 ; laba = 1,5 ; penusutan = 1,1 ; pajak
tidak langsung = 1,5 ; pembayaran transfer pemerintah = 0,9 ; subsidi = 2,3 ;
pengeluaran konsumsi masyarakat = 8,8 ; investasi swasta = 3,4 ;
pengeluaran pemerintah = 2,2 ; ekspor = 3,4.
Tri WahyonoSE.MM. PENGANTAR MAKROEKONOMI
27
Pertemuan I
B. Pilihan Ganda :1.Salah satu indikator yang baik untuk melihat kemajuan suatu perekonomian
adalah : a. GNP rill b. GNP nominalc. Tingkat inflasi d. Tingkat kesempatan kerja
2. Selisih antara besarnya national income (NI) dengan pendapatan siap pakai (disposable income) adalah :a. Pajak langsung b. Pajak tidak langsungc. Depresiasi d. NFR
3. Transaksi-transaksi di bawah ini tidak termasuk ke dalam penghitungan pendapatan nasional, kecuali :a. Kenaikkan harga barang b. Ilegal tradec. Jasa ibu rumah tangga d. Jasa tukang batu
4. Selisih antara GNP dan GDP suatu negara memperlihatkan besarnya :a. Pajak langsung b. Pajak tidak langsungc. Depresiasi d. NFR
5. Apabila dalam suatu periode nilai GNP nominal > GNP riil, maka pada periode tersebut terjadi :a. Inflasi b.Pengangguran c. Deflasi d. Tingkat bunga turun
6. GNP riil adalah nilai GNP yang dihitung atas dasar :a. Harga Berlaku b. Harga tertimbangc. Harga konstan d. Biaya produksi
7. Penghitungan pendapatan nasional yang dilakukan dengan cara menjumlahkan nilai tambah yang terjadi, merupakan pendekatan :a. Produksi b. Pengeluaran c. Pendapatan d. Konsumsi
8. GNP nominal adalah nilai GNP yang dihitung atas dasar :a. Harga Berlaku b. Harga tertimbangc. Harga konstan d. Biaya produksi
9. Harga jual sebuah meja tulis Rp. 750.000,-. Biaya bahan baku dan bahan penunjang Rp. 430.000,-. Ongkos tenaga kerja dan biaya modal Rp. 95.000. Berdasarkan data di atas, maka besarnya nilai tambah yang tercipta dari produksi meja tulis tersebut adalah : a. Rp. 250.000,- b. Rp. 200.000,-c. Rp. 225.000,- d. Rp. 175.000,-
Tri WahyonoSE.MM. PENGANTAR MAKROEKONOMI
28
Pertemuan I
10. Di bawah ini yang tidak termasuk pajak langsung adalah:a. Pajak penghasilan (PPh) b. Pajak Pertambahan Nilaic. Pajak impor d. Bea Materi.
Tri WahyonoSE.MM. PENGANTAR MAKROEKONOMI
29