Modul 2 (lanjutan). Pengumpulan dan Analisis Data Spasial, serta Pemetaan untuk Mendukung RZWP3K

download Modul 2 (lanjutan). Pengumpulan dan Analisis Data Spasial, serta Pemetaan untuk Mendukung RZWP3K

of 65

description

disampaikan oleh Abdi Tunggal (Dit Tata Ruang Laut, Pesisir dan Pulau Kecil, Kemen Kelautan dan Perikanan) pada Bimtek Penyusunan RZWP3K diselenggarakan oleh Kemen Kelautan dan Perikanan di Yogyakarta September 2014

Transcript of Modul 2 (lanjutan). Pengumpulan dan Analisis Data Spasial, serta Pemetaan untuk Mendukung RZWP3K

  • 7/18/2019 Modul 2 (lanjutan). Pengumpulan dan Analisis Data Spasial, serta Pemetaan untuk Mendukung RZWP3K

    1/65

    KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

    DIREKTORAT JENDERAL KELAUTAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL

    Direktorat Tata Ruang Laut Pesisir dan Pulau-pulau Kecil

    Sheraton, 25 September 2014

    Oleh:

    ABDI TUNGGAL PRIYANTO, S.Si., MT., M.Sc

    Dit. Tata Ruang laut, Pesisir dan PPK

  • 7/18/2019 Modul 2 (lanjutan). Pengumpulan dan Analisis Data Spasial, serta Pemetaan untuk Mendukung RZWP3K

    2/65

    KEMENTERIAN PPN/

    BAPPENAS

    SURVEI LAPANGAN

    Oseanografi Fisika Lainnya

    (1) Metode Pengumpulan Data Oseanografi Fisika Lainnya

    A. SUHU PERMUKAAN LAUT

    Diperoleh dari analisis citra penginderaan jauh thermal,

    contohnya adalah Citra Modis atau citra lain yang memilikisaluran thermal.

    Hasil analisis citra digunakan untuk menentukan titik sampel

    pengukuran suhu permukaan laut di lapangan.

    Jumlah sampel ditentukan berdasarkan keragaman interval

    suhu permukaan laut.

  • 7/18/2019 Modul 2 (lanjutan). Pengumpulan dan Analisis Data Spasial, serta Pemetaan untuk Mendukung RZWP3K

    3/65

    KEMENTERIAN PPN/

    BAPPENAS

    SURVEI LAPANGAN

    B. TOTAL SUSPENDED SOLID (TSS)

    Total suspended solid diukur dengan cara pengambilan sampel air laut dan

    pengukuran konsentrasi TSS di laboratorium.

    Penentuan lokasi dan jumlah sampel ditentukan dengan bantuan citra satelit

    dengan melihat variabilitas rona/warna perairan,

    Jumlah sampel untuk setiap tingkat konsentrasi TSS di perairan dapatterwakili secara proporsional.

    C. KECERAHAN

    Kecerahan diukur secara langsung di lapangan menggunakan Seichi Disk

    Penentuan lokasi dan jumlah sampel ditentukan dengan bantuan citra satelit

    dengan melihat variabilitas rona/warna perairan,

    Jumlah sampel untuk setiap tingkat konsentrasi TSS di perairan dapat

    terwakili secara proporsional.

  • 7/18/2019 Modul 2 (lanjutan). Pengumpulan dan Analisis Data Spasial, serta Pemetaan untuk Mendukung RZWP3K

    4/65

    KEMENTERIAN PPN/

    BAPPENAS

    SURVEI LAPANGAN

    (2) Metode Analisis Data Oseanografi Fisika Lainnya

  • 7/18/2019 Modul 2 (lanjutan). Pengumpulan dan Analisis Data Spasial, serta Pemetaan untuk Mendukung RZWP3K

    5/65

    KEMENTERIAN PPN/

    BAPPENAS

    SURVEI LAPANGAN

    (2) Metode Analisis Data Oseanografi Fisika Lainnya

  • 7/18/2019 Modul 2 (lanjutan). Pengumpulan dan Analisis Data Spasial, serta Pemetaan untuk Mendukung RZWP3K

    6/65

    KEMENTERIAN PPN/

    BAPPENAS

    SURVEI LAPANGAN

  • 7/18/2019 Modul 2 (lanjutan). Pengumpulan dan Analisis Data Spasial, serta Pemetaan untuk Mendukung RZWP3K

    7/65

    Tampilan Data Satelit Landsat 7 ETM, 1 Juli 2001

  • 7/18/2019 Modul 2 (lanjutan). Pengumpulan dan Analisis Data Spasial, serta Pemetaan untuk Mendukung RZWP3K

    8/65

    Kondisi Perairan Setelah

    Pembangunan PLTU Tanjung Jati B

    Sedimen Storage

    Data Satelit Landsat-8, 24 Juni 2013

  • 7/18/2019 Modul 2 (lanjutan). Pengumpulan dan Analisis Data Spasial, serta Pemetaan untuk Mendukung RZWP3K

    9/65

    KEMENTERIAN PPN/

    BAPPENAS

    SURVEI LAPANGAN

    (2) Metode Analisis Data Oseanografi Fisika Lainnya

    C. Kecerahan

    Tingkat kecerahan perairan hasil survei lapangan diinterpolasi

    sehingga menghasilkan kontur isoline kecerahan untuk seluruh

    perairan di wilayah perencanaan.

    (3) Penyajian Peta Parameter Oceanografi Fisika Lainnya

    Peta suhu permukaan laut untuk RZWP-3-K dengan skala 1 : 50.000

    digambarkan dalam bentuk kontur isoterm pada rentang 2035 C denganinterval 0,5C.

    Peta TSS digambarkan dalam bentuk kontur isoline TSS dengan interval 0,5mg/L.

    Kontur isoline kecerahan digambarkan 1-20 m dengan interval kelas 1

    meter.

  • 7/18/2019 Modul 2 (lanjutan). Pengumpulan dan Analisis Data Spasial, serta Pemetaan untuk Mendukung RZWP3K

    10/65

    KEMENTERIAN PPN/

    BAPPENAS

    http://localhost/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_6/PETA%20OSEANOGRAFI.pptxhttp://localhost/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_6/PETA%20OSEANOGRAFI.pptx
  • 7/18/2019 Modul 2 (lanjutan). Pengumpulan dan Analisis Data Spasial, serta Pemetaan untuk Mendukung RZWP3K

    11/65

    KEMENTERIAN PPN/

    BAPPENAS

    http://localhost/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_6/PETA%20OSEANOGRAFI.pptxhttp://localhost/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_6/PETA%20OSEANOGRAFI.pptx
  • 7/18/2019 Modul 2 (lanjutan). Pengumpulan dan Analisis Data Spasial, serta Pemetaan untuk Mendukung RZWP3K

    12/65

    KEMENTERIAN PPN/

    BAPPENAS

    SURVEI LAPANGAN

    Oseanografi Kimia

    a) Metode Pengumpulan Data Oseanografi Kimia

    Parameter oseanografi kimia meliputi pH, salinitas, COD, BOD,

    Ammonia (NH3-N)+, Nitrat (NO3-N), Nitrit, dan Fosfat (PO4-P)+.

    Untuk menjaga akurasi data, pengukuran semua parameter ini

    sebaiknya dilakukan di lokasi (in situ ).

    pH diukur menggunakan pH meter atau kertas lakmus. Salinitas diukur

    menggunakan salinometer atau refraktometer. COD, BOD, Ammonia

    (NH3-N)+, Nitrat (NO3-N), Nitrit, dan Fosfat (PO4-P)+diukurmenggunakan spektofotometer dan cairan reagent-nya.

  • 7/18/2019 Modul 2 (lanjutan). Pengumpulan dan Analisis Data Spasial, serta Pemetaan untuk Mendukung RZWP3K

    13/65

    KEMENTERIAN PPN/

    BAPPENAS

    SURVEI LAPANGAN

    b) Metode Analisis Data Oceanografi Kimia

    Analisis dgn cara Interpolasi untuk menghasilkan kontur isoline pH, salinitas,

    COD, BOD, Ammonia (NH3-N)+, Nitrat (NO3-N), Nitrit, dan Fosfat (PO4-P)+untuk

    seluruh perairan di wilayah perencanaan.

    c) Penyajian Peta Parameter Oceanografi Kimia

    Peta Sebaran pH untuk RZWP-3-K dengan skala 1 : 50.000 digambarkan dalam

    bentuk kontur isoline pada rentang 49 dengan selang kontur 0.5.

    Peta Sebaran Salinitas untuk RZWP-3-K dengan skala 1 : 50.000 digambarkan

    dalam bentuk kontur isoline pada rentang antara 15-35 (o/oo) dengan selang

    kontur 1 (o/oo).

    Peta COD dan BOD untuk RZWP-3-K dengan skala 1 : 50.000 masing-masing

    digambarkan dalam bentuk kontur isoline dengan selang kontur 0.4 mg/l.

    Peta ammonia untuk RZWP-3-K dengan skala 1 : 50.000 digambarkan dalam

    bentuk kontur isoline dengan selang kontur 0.1 mg/l.

  • 7/18/2019 Modul 2 (lanjutan). Pengumpulan dan Analisis Data Spasial, serta Pemetaan untuk Mendukung RZWP3K

    14/65

    KEMENTERIAN PPN/

    BAPPENAS

    http://localhost/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_6/PETA%20OSEANOGRAFI.pptxhttp://localhost/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_6/PETA%20OSEANOGRAFI.pptx
  • 7/18/2019 Modul 2 (lanjutan). Pengumpulan dan Analisis Data Spasial, serta Pemetaan untuk Mendukung RZWP3K

    15/65

    KEMENTERIAN PPN/

    BAPPENAS

    http://localhost/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_6/PETA%20OSEANOGRAFI.pptxhttp://localhost/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_6/PETA%20OSEANOGRAFI.pptx
  • 7/18/2019 Modul 2 (lanjutan). Pengumpulan dan Analisis Data Spasial, serta Pemetaan untuk Mendukung RZWP3K

    16/65

    KEMENTERIAN PPN/

    BAPPENAS

    SURVEI LAPANGAN

    Oseanografi Biologi

    a) Metode Pengumpulan Data Oseanografi Biologi

    Klorofil

    Data klorofil dapat diidentifikasi dari citra penginderaan jauh, contohnyaadalah Citra Modis, NOAA-AVHRR, atau citra lain yang memiliki

    kemampuan untuk mendeteksi klorofil.

    PLANKTON

    Data phytoplanktondgn analisis citra penginderaan jauh denganpendekatan kandungan klorofil. Contoh Aqua Modis, NOAA-AVHRR

  • 7/18/2019 Modul 2 (lanjutan). Pengumpulan dan Analisis Data Spasial, serta Pemetaan untuk Mendukung RZWP3K

    17/65

    KEMENTERIAN PPN/

    BAPPENAS

    SURVEI LAPANGAN

  • 7/18/2019 Modul 2 (lanjutan). Pengumpulan dan Analisis Data Spasial, serta Pemetaan untuk Mendukung RZWP3K

    18/65

    KEMENTERIAN PPN/

    BAPPENAS

    SURVEI LAPANGAN

    Pemanfaatan Wilayah Laut Eksisting

    Pemanfaatan wilayah laut adalah berbagai kegiatan pemanfaatan yang

    dilakukan di wilayah perairan. Pada tingkatan kabupaten, kegiatan

    pemanfaatan laut meliputi: Area pertambangan

    Konservasi

    Pariwisata

    BMKT Tambat Labuh

    Rig

    Floating Unit

    Bangunan perikanan permanen (KJA, Seabed,dll)

    Area penangkapan ikan modern dan tradisional

    Budidaya laut: rumput laut, mutiara

    METODE SURVEISurvei dilakukan dengan cara ground check di lapangan dengan cara tracking dan

    plotting koordinat pada lokasi pemanfaatan laut yang ditemukan dengan

    menggunakan GPS.

  • 7/18/2019 Modul 2 (lanjutan). Pengumpulan dan Analisis Data Spasial, serta Pemetaan untuk Mendukung RZWP3K

    19/65

    KEMENTERIAN PPN/

    BAPPENAS

    http://localhost/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_6/PETA%20OSEANOGRAFI.pptxhttp://localhost/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_6/PETA%20OSEANOGRAFI.pptx
  • 7/18/2019 Modul 2 (lanjutan). Pengumpulan dan Analisis Data Spasial, serta Pemetaan untuk Mendukung RZWP3K

    20/65

    KEMENTERIAN PPN/

    BAPPENAS

    SURVEI LAPANGAN

    Ekosistem Pesisir dan SD Ikan

    TERUMBU KARANG

    METODE IDENTIFIKASI

    Analisis citra penginderaan jauh dilakukan dengan metode visual (on

    screen digitizing) maupun transformasi matematis, misalnya transformasi

    Lyzenga dan survei lapangan

    SURVEI LAPANGAN

    Informasi sebaran terumbu karang dapat diperoleh dengan menggunakan

    metode Manta Tow.

    Untuk melihat kondisi terumbu karang beserta keanekaragaman jenisnya

    digunakan Poin t Intercep t Transect(PIT).

  • 7/18/2019 Modul 2 (lanjutan). Pengumpulan dan Analisis Data Spasial, serta Pemetaan untuk Mendukung RZWP3K

    21/65

    KEMENTERIAN PPN/

    BAPPENAS

    SURVEI LAPANGAN

    Ekosistem Pesisir dan SD Ikan

    Ilustrasi Teknik Point Transect

    (Brainard dkk, 2014)

  • 7/18/2019 Modul 2 (lanjutan). Pengumpulan dan Analisis Data Spasial, serta Pemetaan untuk Mendukung RZWP3K

    22/65

    KEMENTERIAN PPN/

    BAPPENAS

    SURVEI LAPANGAN

  • 7/18/2019 Modul 2 (lanjutan). Pengumpulan dan Analisis Data Spasial, serta Pemetaan untuk Mendukung RZWP3K

    23/65

    KEMENTERIAN PPN/

    BAPPENAS

    SURVEI LAPANGAN

    Ekosistem Pesisir

    MANGROVE

    1. METODE IDENTIFIKASI

    Identifikasi data lamun menggunakan metode penginderaan jauh (on screen

    digitizing/transformasi Lyzenga dan survei lapangan dengan plot petak

    SURVEI LAPANGAN

    Survey lapangan kondisi ekosistem mangrove meliputi pengambilan data

    jumlah individu, kerapatan dan distribusi vegetasi.

    Metode ini menggunakan plot/petak dengan ukuran 10 x 10 meter yangdiletakkan secara acak sesuai dengan jumlah sampel yang telah

    ditentukan.

    Pada setiap petak yang telah ditentukan, dilakukan identifikasi setiap

    tumbuhan mangrove yang ada, jumlah individu setiap jenis, dan lingkaran

    batang setiap pohon mangrove.

  • 7/18/2019 Modul 2 (lanjutan). Pengumpulan dan Analisis Data Spasial, serta Pemetaan untuk Mendukung RZWP3K

    24/65

    KEMENTERIAN PPN/

    BAPPENAS

    SURVEI LAPANGAN

    ANALISIS CITRA SATELIT DAN SURVEI MANGROVE

  • 7/18/2019 Modul 2 (lanjutan). Pengumpulan dan Analisis Data Spasial, serta Pemetaan untuk Mendukung RZWP3K

    25/65

    KEMENTERIAN PPN/

    BAPPENAS

    SURVEI LAPANGAN

    KLASIFIKASI MANGROVE

  • 7/18/2019 Modul 2 (lanjutan). Pengumpulan dan Analisis Data Spasial, serta Pemetaan untuk Mendukung RZWP3K

    26/65

    KEMENTERIAN PPN/

    BAPPENAS

    SURVEI LAPANGAN

  • 7/18/2019 Modul 2 (lanjutan). Pengumpulan dan Analisis Data Spasial, serta Pemetaan untuk Mendukung RZWP3K

    27/65

    KEMENTERIAN PPN/

    BAPPENAS

    SURVEI LAPANGAN

    Delineasi Daerah Penangkapan Ikan (DPI)

    Sumberdaya Ikan Pelagis

    (1)Metode Pengumpulan Data Sumberdaya Ikan Pelagis

    Metode penginderaan jauh menggunakan beberapa parameter

    sebagai pendekatan, yaitu

    suhu permukaan laut (SPL)/Sea Sur face Temperatu re (SST),

    klorofil,

    Sea Surface Height Anomaly(SSHA) dan

    Total Suspend ed Sol id(TSS).

    Citra Satelit yang digunakan diantaranya NOAA-AVHRR (AdvanceVery High Resolu t ion Radiometer),Aq ua/Terra Mod isdan SeaWiffs

    untuk periode lima tahun (multitemporal).

  • 7/18/2019 Modul 2 (lanjutan). Pengumpulan dan Analisis Data Spasial, serta Pemetaan untuk Mendukung RZWP3K

    28/65

    KEMENTERIAN PPN/

    BAPPENAS

    SURVEI LAPANGAN

  • 7/18/2019 Modul 2 (lanjutan). Pengumpulan dan Analisis Data Spasial, serta Pemetaan untuk Mendukung RZWP3K

    29/65

    KEMENTERIAN PPN/

    BAPPENAS

    SURVEI LAPANGAN

    (2) Metode Analisis DPI Pelagis

  • 7/18/2019 Modul 2 (lanjutan). Pengumpulan dan Analisis Data Spasial, serta Pemetaan untuk Mendukung RZWP3K

    30/65

    KEMENTERIAN PPN/

    BAPPENAS

    SURVEI LAPANGAN

    Delineasi DPI Sumberdaya Ikan Pelagis

  • 7/18/2019 Modul 2 (lanjutan). Pengumpulan dan Analisis Data Spasial, serta Pemetaan untuk Mendukung RZWP3K

    31/65

    KEMENTERIAN PPN/

    BAPPENAS

    SURVEI LAPANGAN

  • 7/18/2019 Modul 2 (lanjutan). Pengumpulan dan Analisis Data Spasial, serta Pemetaan untuk Mendukung RZWP3K

    32/65

    KEMENTERIAN PPN/

    BAPPENAS

    SURVEI LAPANGAN

    Klorofil Suhu SSHA Bathimetri

    Peta Daerah penangkapan Ikan

  • 7/18/2019 Modul 2 (lanjutan). Pengumpulan dan Analisis Data Spasial, serta Pemetaan untuk Mendukung RZWP3K

    33/65

    KEMENTERIAN PPN/

    BAPPENAS

    SURVEI LAPANGAN

    Untuk mendapatkan informasi DPI pelagis yang valid dilakukan identifikasi

    suhu permukaan laut, klorofil dan SSHA pada tiga musim:

    musim barat, musim timur dan musim peralihan.

    Peta-peta tersebut kemudian divalidasi dengan cara membandingkan

    dengan hasil pengukuran jenis dan kelimpahan ikan pelagis di lapangan.

    1. Pencatatan Data Hasil Tangkapan

    2. Identifikasi densitas ikan menggunakan Metode Hidroakustik

    Analisis Lokasi Fishing

  • 7/18/2019 Modul 2 (lanjutan). Pengumpulan dan Analisis Data Spasial, serta Pemetaan untuk Mendukung RZWP3K

    34/65

    Analisis Lokasi Fishing

    Ground Pilihan

  • 7/18/2019 Modul 2 (lanjutan). Pengumpulan dan Analisis Data Spasial, serta Pemetaan untuk Mendukung RZWP3K

    35/65

    (3) Penyajian Peta DPI Pelagis

    Peta DPI Pelagis dibuat untuk musim barat, musim timur dan musimperalihan.

    Peta DPI Pelagis untuk RZWP-3-K dengan skala 1: 50.000

    digambarkan dalam bentuk poligon.

    Jenis dan kelimpahan ikan dalam bentuk pie chart atau diagrambatang dengan informasi dasar lokasi f i sh ing groun d.

    Penggambaran simbol dan tampilan DPI pelagis skala 1 : 50.000

    mengikuti Standar Simbol, Notasi, dan Kode Unsur Penyajian Peta

    Dasar, Peta Tematik dan Peta RZWP-3-K.

  • 7/18/2019 Modul 2 (lanjutan). Pengumpulan dan Analisis Data Spasial, serta Pemetaan untuk Mendukung RZWP3K

    36/65

    KEMENTERIAN PPN/

    BAPPENAS

    SURVEI LAPANGAN

    Delineasi Daerah Penangkapan Ikan (DPI)

    Sumberdaya Ikan Demersal

    Delineasi/pemetaan zona penangkapan ikan demersal dilakukan dengan metode

    analisis GIS dengan pendekatan ekosistem perairan.

  • 7/18/2019 Modul 2 (lanjutan). Pengumpulan dan Analisis Data Spasial, serta Pemetaan untuk Mendukung RZWP3K

    37/65

    KEMENTERIAN PPN/

    BAPPENAS

    SURVEI LAPANGAN

    (b) Identifikasi Kondisi Sumberdaya Ikan Demersal

    untuk mengetahui secara lebih lebih detail kondisi sumberdaya ikandemersal yang berasosiasi dengan ekosistem yang diamati.

    Lokasi survey lapangan ditentukan berdasarkan hasil identifikasi

    sebaran DPI demersal.

    Ikan karang yang berada di area terumbu karang diidentifikasi dan

    dihitung dengan mengikuti transek garis sepanjang 30 m. Pencatatberenang di atas garis transek dan populasi ikan yang disensus adalah

    pada luasan 7,5 m samping kiri-kanan dan atas bawah sepanjang garis

    transek

  • 7/18/2019 Modul 2 (lanjutan). Pengumpulan dan Analisis Data Spasial, serta Pemetaan untuk Mendukung RZWP3K

    38/65

    KEMENTERIAN PPN/

    BAPPENAS

    SURVEI LAPANGAN

    Pengolahan dan analisis data

    Analisis data dilakukan dengan metode overlay dan skoring parameter-parameter sebaran dan kualitas terumbu karang, padang lamun, mangrove,

    kedalaman perairan, topografi perairan, kecerahan, perubahan cuaca dan

    pencemaran.

    Untuk mengetahui kondisi sumberdaya ikan demersal, dilakukan analisis

    komunitas ikan karang dengan menggunakan analisis kelimpahan ikan,indeks keanekaragaman (H),indeks keseragaman (E), dan indeks dominansi.

    Penyajian Peta DPI Demersal

    Peta DPI demersal untuk RZWP-3-K dengan skala 1:50.000

    digambarkan dalam bentuk poligon

    Hasil analisis kondisi sumberdaya ikan demersal (kelimpahan

    ikan, indeks keanekaragaman, indeks keseragaman, dan indeks

    dominansi) ditampilkan dalam bentuk diagram batangdengan

    informasi dasar ekosistem pesisir.

  • 7/18/2019 Modul 2 (lanjutan). Pengumpulan dan Analisis Data Spasial, serta Pemetaan untuk Mendukung RZWP3K

    39/65

    KEMENTERIAN PPN/

    BAPPENAS

    SURVEI LAPANGAN

    INFRASTRUKTUR

    Infrastruktur Umum:

    Bandara

    Terminal

    Pasar umum

    Pelabuhan umumKawasan industri

    Kantor pemerintah

    Sekolah

    Rumah sakit/puskesmas

    Bangunan wisata/sejarah

    Infrastruktur Khusus:

    Pasar ikan

    KUD

    Balai Benih Ikan (BBI)

    Pelabuhan perikananTempat Pelelangan Ikan

    Gudang penyimpanan

    Bangunan perlindungan pesisir (jeti, penahan

    gelombang)

    Data Eksisting dan Rencana Jaringan Sistem Prasarana:

    Transportasi

    Sumberdaya air

    Energi

    Telekomunikasi

    Persampahan

    SanitasiDrainase

    Pemetaan dilakukan dengan cara pengamatan langsung di lapangan diperoleh data

    jenis infrastruktur dan posisinya (menggunakan GPS).

    SURVEI LAPANGAN

  • 7/18/2019 Modul 2 (lanjutan). Pengumpulan dan Analisis Data Spasial, serta Pemetaan untuk Mendukung RZWP3K

    40/65

    KEMENTERIAN PPN/

    BAPPENAS

    SURVEI LAPANGAN

    DEMOGRAFI DAN SOSIAL

    Pemetaan demografi dan kondisi sosial dimaksudkan untuk mengetahui kondisi masyarakatdari sisi struktur dan komposisi penduduk dan sisi sosial.

    Data yang dikumpulkan meliputi:

    Populasi (jumlah, kepadatan dan distribusi umur),

    Trend pertumbuhan populasi (tingkat kelahiran dan kematian), Pendidikan,

    Mata Pencaharian,

    Agama, Budaya,

    Lembaga kemasyarakatan dan hukum adat serta

    masyarakat tradisional

    Penyajian Data Demografi dan Sosial

    Peta demografi dan sosial untuk RZWP-3-K dengan skala 1 : 50.000

    digambarkan dalam bentuk dalam bentuk polygon disertai informasi dalam

    bentuk diagram/tabel/pie chart.

  • 7/18/2019 Modul 2 (lanjutan). Pengumpulan dan Analisis Data Spasial, serta Pemetaan untuk Mendukung RZWP3K

    41/65

    KEMENTERIAN PPN/

    BAPPENAS

    SURVEI LAPANGAN

    EKONOMI WILAYAH

    Data perekonomian wilayah dapat diperoleh dari instansi-instansi terkait.

    Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara terstruktur maupun

    wawancara mendalam, observasi (pengamatan langsung) dan diskusi

    dengan kelompok-kelompok masyarakat (Focus Group Discussion)

    Data perekonomian wilayah antara lain:

    1. Pendapatan perkapita provinsi

    2. Pertumbuhan Pendapatan perkapita provinsi

    3. Pola pergerakan ekonomi wilayah

    4. Angkatan kerja dan tingkat pengangguran per kabupaten

    5. Tenaga kerja di bidang perikanan, pertanian, kehutanan, dll6. Populasi dan kepadatan nelayan

    7. Pendapatan di sektor perikanan

    8. Produksi perikanan dan sektor-sektor lain

    9. Jumlah wisatawan

    10. Pendapatan rata-rata dan pengeluaran per sektor

    S G

  • 7/18/2019 Modul 2 (lanjutan). Pengumpulan dan Analisis Data Spasial, serta Pemetaan untuk Mendukung RZWP3K

    42/65

    KEMENTERIAN PPN/

    BAPPENAS

    SURVEI LAPANGAN

    RISIKO BENCANA DAN PENCEMARAN

    Bencana yang diakibatkan karena peristiwa alam meliputi :a. gempa bumi

    b. tsunami

    c. gelombang ekstrim

    d. gelombang laut berbahaya

    e. letusan gunung apif. banjir

    g. kenaikan paras muka air laut

    h. tanah longsor

    i. erosi pantai

    j. angin puting beliung

    k. Intrusi air laut

    k. jenis bencana lainnya

    SURVEI LAPANGAN

  • 7/18/2019 Modul 2 (lanjutan). Pengumpulan dan Analisis Data Spasial, serta Pemetaan untuk Mendukung RZWP3K

    43/65

    KEMENTERIAN PPN/

    BAPPENAS

    SURVEI LAPANGAN

    RISIKO BENCANA

    Risiko adalah kemungkinan suatu kejadian yang tidak diharapkan terjadi

    sehingga mengganggu apa yang seharusnya terjadi dari suatu kegiatan atau

    mengganggu tujuan.

    Komponen Risiko Bencana:

    Indeks Ancaman Bencana disusun berdasarkan dua komponen utama,

    yaitu kemungkinan terjadi suatu ancaman dan besaran dampak yang pernah

    tercatat untuk bencana yang terjadi tersebut. Dapat dikatakan bahwa indeks

    ini disusun berdasarkan data dan catatan sejarah kejadian yang pernah

    terjadi pada suatu daerah.

    Peta kerentanan dapat dibagi-bagi ke dalam kerentanan sosial, ekonomi,

    fisik dan ekologi/lingkungan.

    SURVEI LAPANGAN

  • 7/18/2019 Modul 2 (lanjutan). Pengumpulan dan Analisis Data Spasial, serta Pemetaan untuk Mendukung RZWP3K

    44/65

    KEMENTERIAN PPN/

    BAPPENAS

    SURVEI LAPANGAN

    RISIKO BENCANA

    Indeks Kapasitas diperoleh berdasarkan tingkat ketahanan daerah pada

    suatu waktu. Tingkat Ketahanan Daerah bernilai sama untuk seluruh kawasan

    pada suatu kabupaten/kota yang merupakan lingkup kawasan terendah

    kajian kapasitas ini.

    Peta Risiko Bencana merupakan overlay (tumpangsusun) dari Peta Ancaman,Peta Kerentanan dan Peta Kapasitas. Rumus Risiko Bencana:

    SURVEI LAPANGAN

  • 7/18/2019 Modul 2 (lanjutan). Pengumpulan dan Analisis Data Spasial, serta Pemetaan untuk Mendukung RZWP3K

    45/65

    KEMENTERIAN PPN/

    BAPPENAS

    SURVEI LAPANGAN

    PENCEMARAN

    Pencemaran yang terjadi di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil dapat

    diidentifikasi melalui pendekatan penginderaan jauh dan survei lapangan.

    Beberapa jenis polutan yang menyebabkan terjadinya pencemaran

    diantaranya: logam berat, Hidrargiri (Hg), timbal (Pb), Cadmium (Cd)

    PENYUSUNAN PETA RZWP 3 K

  • 7/18/2019 Modul 2 (lanjutan). Pengumpulan dan Analisis Data Spasial, serta Pemetaan untuk Mendukung RZWP3K

    46/65

    KEMENTERIAN PPN/

    BAPPENAS

    PENYUSUNAN PETA RZWP-3-K

    Penyusunan Peta RZWP3K meliputi langkah sbb:

    1. Penentuan usulan alokasi ruang, melalui dua metode, yaitu :a) penyusunan Paket Sumberdaya terhadap kriteria kawasan, zona;

    b) kesesuaian lahan (perairan pesisir dan/atau daratan pulau kecil)

    terhadap kawasan, zona, sub zona.

    Hasil analisis ini berupa usulan alokasi ruang.

    2. Analisis Non Spasial

    a) Analisis Kebijakan dan Kewilayahan,

    b) Analisis Sosial dan Budaya,

    c) Analisis Infrastruktur,

    d) Analisis Ekonomi Wilayah,

    e) Analisis Pengelolaan Wilayah,f) Analisis dampak aktivitas dari wilayah sekitar,

    g) Analisis Isu dan Permasalahan perencanaan

    h) Analisis Konflik Pemanfaatan Ruang (Resolusi Konflik).

    Hasi l analis is non spasia l di formulasikan un tuk menyempu rnakan usulan Peta Alok asi

    Ruang menjadi peta RZWP-3-K.

    Direktorat TRLP3K

    PENENTUAN USULAN ALOKASI RUANG

  • 7/18/2019 Modul 2 (lanjutan). Pengumpulan dan Analisis Data Spasial, serta Pemetaan untuk Mendukung RZWP3K

    47/65

    KEMENTERIAN PPN/

    BAPPENAS

    Direktorat TRLP3K

    1. Peta Paket Sumberdaya

    Peta paket sumberdaya : peta yang memberikan

    informasi mengenai kondisi sumberdaya yang ada di

    kawasan-kawasan tertentu di wilayah perencanaan

    pesisir dan pulau-pulau kecil.

    Paket sumberdaya merupakan kombinasi dari

    karakteristik wilayah yang memberikan informasi

    mengenai potensi pemanfaatan yang memungkinkan

    untuk diterapkan di setiap kawasan/zona yang ada di

    wilayah pengelolaan pesisir dan pulau-pulau kecil

    PENENTUAN USULAN ALOKASI RUANG

    PENYUSUNAN PETA RZWP3K

  • 7/18/2019 Modul 2 (lanjutan). Pengumpulan dan Analisis Data Spasial, serta Pemetaan untuk Mendukung RZWP3K

    48/65

    KEMENTERIAN PPN/

    BAPPENAS

    PENYUSUNAN PETA RZWP3K

    PENYUSUNAN PETA RZWP3K

  • 7/18/2019 Modul 2 (lanjutan). Pengumpulan dan Analisis Data Spasial, serta Pemetaan untuk Mendukung RZWP3K

    49/65

    KEMENTERIAN PPN/

    BAPPENAS

    PENYUSUNAN PETA RZWP3K

    Sebagai contoh, Peta Paket Sumberdaya untuk wilayah Kabupaten Banggai

    dihasilkan dari hasil tumpangsusun:

    geologi dan geomorfologi laut, pemanfaatan wilayah laut eksisting, ekosistem

    perairan, oseanografi fisika dan kimia (arus, suhu, salinitas, klorofil),

    pemanfaatan/penggunaan lahan darat, dan risiko bencana. Paket sumberdaya

    yang dihasilkan terdiri dari 13 unit area yang diberi nama Unit 1 s.d. Unit 13.

    PENYUSUNAN PETA RZWP3K

  • 7/18/2019 Modul 2 (lanjutan). Pengumpulan dan Analisis Data Spasial, serta Pemetaan untuk Mendukung RZWP3K

    50/65

    KEMENTERIAN PPN/

    BAPPENAS

    PENYUSUNAN PETA RZWP3K

    Peta Paket Sumberdaya untuk wilayah Kabupaten Banggai

    PENYUSUNAN PETA RZWP3K

  • 7/18/2019 Modul 2 (lanjutan). Pengumpulan dan Analisis Data Spasial, serta Pemetaan untuk Mendukung RZWP3K

    51/65

    KEMENTERIAN PPN/

    BAPPENAS

    PENYUSUNAN PETA RZWP3K

    Berdasarkan unit-unit area yang ada di dalam Peta Paket Sumberdaya,

    kemudian di lakukan pendeskripsian nilai-nilai sumberdaya pada

    masing-masing unit area.

    Hasil pendeskripsian nilai-nilai sumberdaya digunakan untuk menentukan

    usulan zona untuk seluruh perairan di wilayah perencanaan.

    CONTOH Nama Unit-Unit Area dalam Paket

    S S

  • 7/18/2019 Modul 2 (lanjutan). Pengumpulan dan Analisis Data Spasial, serta Pemetaan untuk Mendukung RZWP3K

    52/65

    KEMENTERIAN PPN/

    BAPPENAS

    Sumberdaya dan Karakteristik Nilai-nilai Sumberdaya

  • 7/18/2019 Modul 2 (lanjutan). Pengumpulan dan Analisis Data Spasial, serta Pemetaan untuk Mendukung RZWP3K

    53/65

    KEMENTERIAN PPN/

    BAPPENAS

    PENENTUAN USULAN ALOKASI RUANG

  • 7/18/2019 Modul 2 (lanjutan). Pengumpulan dan Analisis Data Spasial, serta Pemetaan untuk Mendukung RZWP3K

    54/65

    KEMENTERIAN PPN/

    BAPPENAS

    PENENTUAN USULAN ALOKASI RUANG

    2. Analisis kesesuaian lahan (Perairan pesisir dan

    /atau Daratan Pulau Kecil terhadap kawasan,zona dan subzona

    1. Mendeliniasi masing-masing parameter peta-peta tematik

    berdasarkan kriteria kesesuaian zona/subzona tertentu.

    2. Hasil deliniasi masing-masing parameter peta-peta tematik

    tersebut diatas dilakukan overlay/tumpang susun.

    Proses ini dilakukan dengan cara yang sama terhadapparameter peta-peta tematik tertentu berdasarkan kriteria

    zona/subzona lainnya.

    PENENTUAN USULAN ALOKASI RUANG

  • 7/18/2019 Modul 2 (lanjutan). Pengumpulan dan Analisis Data Spasial, serta Pemetaan untuk Mendukung RZWP3K

    55/65

    KEMENTERIAN PPN/

    BAPPENAS

    PENENTUAN USULAN ALOKASI RUANG

    2. Analisis kesesuaian lahan (Perairan pesisir dan

    /atau Daratan Pulau Kecil terhadap kawasan,

    zona dan subzona

    3. Hasil dari proses overlay tersebut diatas adalah peta-peta

    kesesuaian untuk masing-masing zona/subzona dengan

    kategori kesesuaiannya (sesuai (S1), kurang sesuai (S2), dantidak sesuai (N)).

    4. Masing-masing peta-peta kesesuaian zona/subzona tersebut

    kemudian dioverlay sehingga menghasilkan peta

    multikesesuaian untuk zona/subzona.

    5. Berdasarkan peta multikesesuaian dilakukan penilaian

    kesesuaian akhir untuk zona/subzona, sehingga dihasilkan

    usulan alokasi ruang dalam bentuk Peta Alokasi Ruang.

    PENENTUAN USULAN ALOKASI RUANG

  • 7/18/2019 Modul 2 (lanjutan). Pengumpulan dan Analisis Data Spasial, serta Pemetaan untuk Mendukung RZWP3K

    56/65

    KEMENTERIAN PPN/

    BAPPENAS

    PENENTUAN USULAN ALOKASI RUANG

    Kriteria Kesesuaian Lahan PerairanK it i K i L h t k B did R t L t

  • 7/18/2019 Modul 2 (lanjutan). Pengumpulan dan Analisis Data Spasial, serta Pemetaan untuk Mendukung RZWP3K

    57/65

    Parameter Kesesuaian Lahan

    Baik Sedang Kurang

    1. Kondisi gelombang (cm) < 10 1030 >30

    2. Arus (cm/detik) 2030 1020 dan

    3040

    < 10 dan > 40

    3. Kedalaman air (m) 2,55 12,5 < 0,5

    4. Dasar perairan Berkarang Pasir Pasir/lumpur

    5. Salinitas () 3234 3032 < 30 dan > 346. Suhu (oC) 2430 2024 < 20 dan > 30

    7. Kecerahan (cm) 11060 3040 < 30

    8. Kesuburan perairan Subur Cukup Kurang

    9. Sumber benih dan induk Banyak Sedang Kurang

    10. Sarana penunjang Baik Cukup Kurang

    11. Pencemaran Tidak ada Sedang Kurang

    12. Keamanan Aman Cukup Kurang

    Kriteria Kesesuaian Lahan untuk Budidaya Rumput Laut

    (Sea weed)

    Sumber : Winanto dkk (1991)

    K it i K i L h P i

  • 7/18/2019 Modul 2 (lanjutan). Pengumpulan dan Analisis Data Spasial, serta Pemetaan untuk Mendukung RZWP3K

    58/65

    Parameter Kesesuaian LahanBaik Sedang Kurang

    1. Tinggi air pasang > 1,0 0,51,0 < 0,5

    2. Arus (m/detik) 0,20,4 0,050,2 0,40,5

    3. Kedalaman air dari dasar

    jaring

    > 10 410 < 4

    4. Oksigen terlarut (ppm) 5 35 < 3

    5. Salinitas () > 30 2030 < 20

    6. Perubahan cuaca Jarang Sedang Sering

    7. Sumber listrik Baik Cukup Kurang

    8. Sumber pakan Baik Cukup Kurang

    9. Tenaga kerja Baik Cukup Kurang

    10. Ketersediaan Benih Baik Cukup Kurang

    11. Pencemaran Tidak ada Sedang Kurang

    Kriteria Kesesuaian Lahan Perairan

    Kriteria Kesesuaian Lahan untuk KJA

    Sumber : Tiensongrusmee dkk (1986)

    PENENTUAN USULAN ALOKASI RUANG

  • 7/18/2019 Modul 2 (lanjutan). Pengumpulan dan Analisis Data Spasial, serta Pemetaan untuk Mendukung RZWP3K

    59/65

    KEMENTERIAN PPN/

    BAPPENAS

    PENENTUAN USULAN ALOKASI RUANG

    PENENTUAN USULAN ALOKASI RUANG

  • 7/18/2019 Modul 2 (lanjutan). Pengumpulan dan Analisis Data Spasial, serta Pemetaan untuk Mendukung RZWP3K

    60/65

    KEMENTERIAN PPN/

    BAPPENAS

    PENENTUAN USULAN ALOKASI RUANG

    PENENTUAN USULAN ALOKASI RUANG

  • 7/18/2019 Modul 2 (lanjutan). Pengumpulan dan Analisis Data Spasial, serta Pemetaan untuk Mendukung RZWP3K

    61/65

    KEMENTERIAN PPN/

    BAPPENAS

    PENENTUAN USULAN ALOKASI RUANG

    Ilustrasi Peta Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Contoh di Kab. Batang)

    JENIS PETA TEMATIK TIAP DATASET

  • 7/18/2019 Modul 2 (lanjutan). Pengumpulan dan Analisis Data Spasial, serta Pemetaan untuk Mendukung RZWP3K

    62/65

    KEMENTERIAN PPN/

    BAPPENAS

    JENIS PETA TEMATIK TIAP DATASET

    JENIS PETA TEMATIK TIAP DATASET

  • 7/18/2019 Modul 2 (lanjutan). Pengumpulan dan Analisis Data Spasial, serta Pemetaan untuk Mendukung RZWP3K

    63/65

    KEMENTERIAN PPN/

    BAPPENAS

    JENIS PETA TEMATIK TIAP DATASET

    JENIS PETA TEMATIK TIAP DATASET

  • 7/18/2019 Modul 2 (lanjutan). Pengumpulan dan Analisis Data Spasial, serta Pemetaan untuk Mendukung RZWP3K

    64/65

    KEMENTERIAN PPN/

    BAPPENAS

    /

  • 7/18/2019 Modul 2 (lanjutan). Pengumpulan dan Analisis Data Spasial, serta Pemetaan untuk Mendukung RZWP3K

    65/65

    KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/

    BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL