MODUL 2 IMPLEMENTASI KURIKULUM - BAA UNASbaa.unas.ac.id/download/buku panduan/MODUL...

27
1 | MODUL 2 – IMPLEMENTASI KURIKULUM KBK MODUL 2 IMPLEMENTASI KURIKULUM Achmad Ridwan CAPAIAN PEMBELAJARAN Setelah menyelesaikan modul ini, peserta pelatihan memiliki kemampuan: 1. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan implementasi kurikulum 2. Mengevaluasi model perubahan Lewin 3. Membedakan tipe-tipe perubahan kurikulum 4. Menganalisis tipe penolakan orang terhadap perubahan 5. Mengidentifikasi peran dan tanggung jawab individu yang terlibat dalam implementasi kurikulum 6. Memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan karakter materi dan karakter mahasiswa DAFTAR ISI 1. Pendahuluan 1 2. Apa yang dimaksud dengan implementasi 2 3. Implementasi kurikulum sebagai sebuah proses perubahan 4 4. Tipe-tipe perubahan kurikulum 6 5. Penolakan terhadap perubahan 7 6. Individu yang terlibat dalam implementasi kurikulum 9 7. Implementasi kurikulum di dalam kelas 15 8. Siklus Implementasi 17 9. Contoh Format RPKPS 23 10. Pembelajaran Dalam KBK 28

Transcript of MODUL 2 IMPLEMENTASI KURIKULUM - BAA UNASbaa.unas.ac.id/download/buku panduan/MODUL...

Page 1: MODUL 2 IMPLEMENTASI KURIKULUM - BAA UNASbaa.unas.ac.id/download/buku panduan/MODUL 2-Implementasi... · Pada modul 1 dibahas perubahan dan regulasi apa yang mengharuskan ... mata

1 | M O D U L 2 – I M P L E M E N T A S I K U R I K U L U M K B K

MODUL 2

IMPLEMENTASI KURIKULUM

Achmad Ridwan

CAPAIAN PEMBELAJARAN

Setelah menyelesaikan modul ini, peserta pelatihan memiliki kemampuan:

1. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan implementasi kurikulum

2. Mengevaluasi model perubahan Lewin

3. Membedakan tipe-tipe perubahan kurikulum

4. Menganalisis tipe penolakan orang terhadap perubahan

5. Mengidentifikasi peran dan tanggung jawab individu yang terlibat dalam implementasi

kurikulum

6. Memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan karakter materi dan karakter

mahasiswa

DAFTAR ISI

1. Pendahuluan 1

2. Apa yang dimaksud dengan implementasi 2

3. Implementasi kurikulum sebagai sebuah proses perubahan 4

4. Tipe-tipe perubahan kurikulum 6

5. Penolakan terhadap perubahan 7

6. Individu yang terlibat dalam implementasi kurikulum 9

7. Implementasi kurikulum di dalam kelas 15

8. Siklus Implementasi 17

9. Contoh Format RPKPS 23

10. Pembelajaran Dalam KBK 28

Page 2: MODUL 2 IMPLEMENTASI KURIKULUM - BAA UNASbaa.unas.ac.id/download/buku panduan/MODUL 2-Implementasi... · Pada modul 1 dibahas perubahan dan regulasi apa yang mengharuskan ... mata

2 | M O D U L 2 – I M P L E M E N T A S I K U R I K U L U M K B K

1. Pendahuluan

Pada modul 1 dibahas perubahan dan regulasi apa yang mengharuskan

institusi pendidikan tinggi melakukan perubahan kurikulum. Pada modul 2

dibahas tentang teknik perumusan capaian pembelajaran dari capaian

pembelajaran universitas atau perdosenan tinggi hingga capaian

pembelajaran perkuliahan. Tahap selanjutnya dalam proses pengembangan

kurikulum menurut Tyler, Taba dan Alexander serta Saylor adalah rencana

pelaksanaan/implementasi kurikulum.. Tujuan akhir dari kurikulum apapun

(apakah itu sekolah, perguruan tinggi, universitas atau organisasi pelatihan)

adalah peserta didik (mahasiswa) yang terlibat di dalam kelas, dosen,

administrator, dan masyarakat. Pelaksanaan/implementasi kurikulum

merupakan tahap yang paling penting dan kadang-kadang yang paling sulit

dalam tahapan proses pengembangan kurikulum. Mereka yang

bertanggung jawab untuk melaksanakan kurikulum sering mendengar

komentar dan kekhawatiran seperti:

Apakah dosen sudah kelebihan beban - bagaimana mereka akan

menerapkan ide-ide baru.

Orang tua dan pengelola pendidikan hanya tertarik pada tingkat

kelulusan yang tinggi dalam ujian - bagaimana kampus memasukkan

perubahan yang disarankan.

Ini adalah bentuk keprihatinan nyata dan lebih diperburuk lagi ketika

melaksanakan kurikulum dosen tidak memiliki kejelasan apa yang mereka

harap. Silakan tanya pada Dosen, kompetensi apa yang akan dicapai dari

mata kuliah yang diampunya, jawabannya seringkali amat mengambang,

bahkan ada yang tidak dapat menjawab. Di samping itu, seberapa sering

kita mendengar pernyataan, “Rencananya sih bagus tapi penerapannya

jelek”. Di sisi lain, jika perencanaan kurikulum tidak dilaksanakan dan tetap

sebatas pengetahuan diri dosen saja, maka semua upaya dalam

perencanaan akan menjadi sampah belaka. Sebuah kurikulum harus

disampaikan dan itu berarti harus dilaksanakan di dalam kelas jika ingin

berdampak pada pencapaian kompetensi mahasiswa. Rencana yang baik

yang ingin dicapai di kelas jika tidak diimplementasikan dengan baik karena

kurangnya perencanaan dan persiapan juga akan sia-sia. Dalam beberapa

proyek pengembangan kurikulum, implementasi tidak merupakan sebuah

pertimbangan tersendiri, tidak disadari bahwa inovasi membutuhkan

perencanaan yang cermat dan pemantauan. Kami melihat bahwa para dosen

tidak dipersiapkan dan dilatih dengan tepat sesuai dengan pelaksanaan

perubahan di dalam kelas karena waktunya amat singkat.

Page 3: MODUL 2 IMPLEMENTASI KURIKULUM - BAA UNASbaa.unas.ac.id/download/buku panduan/MODUL 2-Implementasi... · Pada modul 1 dibahas perubahan dan regulasi apa yang mengharuskan ... mata

3 | M O D U L 2 – I M P L E M E N T A S I K U R I K U L U M K B K

2. Apa yang dimaksud dengan implementasi

Implementasi adalah suatu interaksi antara mereka yang menciptakan

program dengan mereka yang dibebankan untuk menyampaikan program.

Ornstein dan Hunkins (1998) menyatakan bahwa;

o Implementasi mengharuskan pendidik atau dosen untuk beralih dari

program yang mereka kenal saat ini pada program baru atau ubahan.

o Implementasi melibatkan perubahan dalam pengetahuan, tindakan dan

sikap seseorang

o Implementasi dapat dilihat sebagai proses pengembangan profesional

dan pertumbuhan yang melibatkan interaksi, umpan balik dan

pendampingan yang berkelanjutan.

o Implementasi adalah proses klarifikasi dimana individu dan kelompok

secara bersama berusaha untuk memahami dan mempraktekkan

perubahan dalam sikap dan perilaku, sering melibatkan sumber daya

baru.

o Implemantasi melibatkan perubahan yang membutuhkan usaha yang

akan memunculkan sejumlah kecemasan dan cara untuk meminimalkan

kecemasan tersebut, hal ini berguna untuk mengatur

pelaksanaan/implementasi dalam kegiatan yang dapat dikelola dengan

baik dan untuk penetapan tujuan-tujuan yang dapat dicapai.

o Implementasi membutuhkan suasana yang mendukung di mana ada

kepercayaan dan komunikasi terbuka antara regulator dan dosen, serta

pemahaman tentang risiko yang dapat terjadi.

Meskipun sejumlah besar uang dihabiskan untuk menerapkan kurikulum

baru, sayangnya beberapa upaya telah gagal. Menurut Sarason (1990),

alasan utama kegagalan adalah kurangnya pemahaman tentang budaya

kampus, baik oleh ahli dari luar sistem kampus maupun dosen yang ada

dalam sistem tersebut. Keberhasilan penerapan kurikulum memerlukan

pemahaman hubungan kekuasaan, tradisi., peran dan tanggung jawab

individu dalam sistem kampus. Pelaksana (apakah mereka menjadi dosen,

ketua program studi, pembantu direktur bidang akademik) harus memiliki

kefasihan dengan isi kurikulum. Mereka harus memahami betul tujuan, sifat,

dan keuntungan nyata dan keuntungan potensial dari inovasi yang dibuat.

Sebagaimana dinyatakan oleh Michael Fullan dan Allan Pomfret (1977);

"implementasi inovasi yang efektif membutuhkan waktu, interaksi pribadi dan

kontak, pelatihan in-service dan bentuk dukungan lain yang berbasis pada

orang" (p.391). Implementasi Kurikulum membutuhkan orang-orang yang

memiliki waktu cukup untuk melakukannya. Dosen perlu ‘merasa dihargai’

dan pengakuan atas upaya mereka. Beberapa orang mungkin berpendapat

bahwa mereka harus diberi imbalan finansial, tetapi ada bukti yang

menunjukkan bahwa motivasi eksternal memberikan kontribusi minimal

untuk usaha tersebut. Individu memberikan kontribusi bakat terbaik mereka

Page 4: MODUL 2 IMPLEMENTASI KURIKULUM - BAA UNASbaa.unas.ac.id/download/buku panduan/MODUL 2-Implementasi... · Pada modul 1 dibahas perubahan dan regulasi apa yang mengharuskan ... mata

4 | M O D U L 2 – I M P L E M E N T A S I K U R I K U L U M K B K

ketika mereka secara internal termotivasi dan memperoleh perasaan yang

baik dari keterlibatan mereka.

3. Implementasi kurikulum sebagai sebuah proses perubahan

Implementasi adalah melaksanakan sesuatu atau aplikasi praktis dari

metode, prosedur atau tujuan yang diinginkan. Loucks dan Lieberman

(1983) mendefinisikan implementasi kurikulum sebagai mencoba praktek

baru dan apa yang akan tampak ketika benar-benar digunakan dalam

sistem kampus. Contoh, rencana kurikulum yang diintegrasikan dengan

penggunaan teknologi diperkenalkan dan Anda ingin tahu apakah apa yang

menjadi tujuan dalam perencanaan dapat dilaksanakan di dalam kelas.

Tujuan Anda untuk mengembangkan kurikulum adalah untuk membuat

perbedaan bagi para peserta didik. Singkatnya, implementasi kurikulum

membawa perubahan dan mudah-mudahan perbaikan.

Bagaimana Anda membawa perubahan? Dengan kata lain, bagaimana

Anda memastikan bahwa kurikulum membawa perubahan yang diinginkan.

Sebelum Anda dapat membawa perubahan, Anda perlu tahu apakah

perubahan itu. Anda mungkin mengatakan apa masalah sebenarnya?. Kita

semua tahu apa perubahan! Anda tahu bagaimana pekerjaan Anda telah

berubah. Anda tahu mengapa kebijakan pemerintah berubah. Tapi apa

hubungan perubahan dengan kurikulum? Pada dasarnya, perubahan adalah

melakukan sesuatu secara berbeda. Perubahan dihasilkan dari pengetahuan

baru. Namun demikian, kehadiran pengetahuan baru tidak cukup untuk

perubahan. Orang biasanya enggan untuk berubah karena mereka merasa

nyaman dengan apa yang mereka sedang lakukan. Jadi, untuk mengubah,

mereka harus menyadari kebutuhan untuk berubah. Orang sepertinya lebih

menyadari kebutuhan untuk berubah, jika mereka memahami perubahan

dan bagaimana cara kerjanya.. Setuju kan?

Kurt Lewin (1951), dianggap sebagai bapak psikologi sosial

menyarankan penjelasan model (lihat Gambar 1). Menurut dia, semua orang

dihadapkan dengan dua kekuatan yang saling bersaing.:

Daya Dorong (driving forces): Ini adalah kekuatan yang mengarahkan

atau mendorong Anda untuk melakukan sesuatu dan perubahan ke arah

tertentu. Daya ini cenderung untuk memulai sebuah perubahan dan

menjaga itu terus terjadi. Di tempat kerja, tekanan dari atasan Anda, insentif

keuangan dan persaingan untuk promosi mungkin dapat dijadikan contoh

untuk daya dorong ini.

Daya penahan (restraining force): Ini adalah kekuatan untuk menahan

atau mencegah Anda melakukan sesuatu dan perubahan. Di tempat kerja

Page 5: MODUL 2 IMPLEMENTASI KURIKULUM - BAA UNASbaa.unas.ac.id/download/buku panduan/MODUL 2-Implementasi... · Pada modul 1 dibahas perubahan dan regulasi apa yang mengharuskan ... mata

5 | M O D U L 2 – I M P L E M E N T A S I K U R I K U L U M K B K

sikap apatis, permusuhan, peralatan yang usang, adalah beberapa contoh

daya penahan ini.

Kesetimbangan: Ketika dua kekuatan (pendorong dan penahan)

memiliki kekuatan yang sama, status quo dipertahankan. Dengan kata lain,

tidak ada upaya menuju perubahan dan jadi Anda melakukan hal yang sama

seperti yang Anda lakukan sebelumnya.

Sebagai contoh, di lingkungan kampus, ketua jurusan atau ketua prodi

yang otokratis dan terus-menerus menekan bawahannya mungkin dapat

membawa perubahan dalam jangka pendek. Dengan kata lain, kekuatan

pendorong telah mengalahkan kekuatan penahan dan ketika hal ini terjadi,

perubahan dimulai. Selama kekuatan pendorong lebih kuat daripada

kekuatan penahan, perubahan akan terus berlanjut.. Metode yang digunakan

oleh ketua jurusan dapat menyebabkan peningkatan permusuhan dan

antagonisme dan yang nampak pada diri dosen, dosen menolak untuk

bekerja sama dan enggan untuk melakukan lebih dari yang diperlukan.

Dengan kata lain, daya penahan nampak lebih kuat dan perubahan perlahan

akan berhenti.

Lewin menekankan bahwa untuk membawa perubahan, lebih baik

mengurangi daya penahan daripada meningkatkan daya pendorong. Ini

disebut sebagai unfreezing dimana kekuatan-kekuatan penahan dikurangi

untuk merangsang peningkatan kekuatan pendorong. Misalnya, ketua

jurusan dapat mendorong lebih banyak diskusi dan pemecahan masalah

kelompok dalam upaya untuk menghilangkan permusuhan dan sikap apatis.

Jika ada kekhawatiran/ketakutan di kalangan dosen tentang hal yang mereka

tidak akan tahu-bagaimana menerapkan perubahan yang terbaik, akan lebih

baik jika mereka diberi pelatihan sebelum menerapkan ide-ide baru.

KESETIMBANGAN

DAYA PENDORONG DAYA PENAHAN

a. Regulasi pemerintah (UU No. 12/2012) a. Ketakutan atas apa yang tidak diketahui

b. Kebutuhan masyarakat b. Ancaman terhadap kekuasaan dan

kebiasaan

c. Perubahan teknologi –

pengetahuan/ketrampilan

c. Usang

d. Ledakan pengetahuan d. Nilai-nilai tradisional

e. Proses-proses administratif e. Keterbasasan sumberdaya

Gambar 1. Model Medan Daya (Kurt Lewin)

Page 6: MODUL 2 IMPLEMENTASI KURIKULUM - BAA UNASbaa.unas.ac.id/download/buku panduan/MODUL 2-Implementasi... · Pada modul 1 dibahas perubahan dan regulasi apa yang mengharuskan ... mata

6 | M O D U L 2 – I M P L E M E N T A S I K U R I K U L U M K B K

TES MANDIRI

1. Apa saja yang terlibat dalam implementasi kurikulum?

2. Bagaimana model Kurt Lewin menjelaskan tentang perubahan kurikulum?

4. Tipe-tipe Perubahan Kurikulum

Jika Anda bertanggung jawab untuk menerapkan kurikulum, penting

bagi Anda untuk memahami sifat perubahan. Memahami proses perubahan

merupakan proses yang menantang dan menarik.. Jika Anda tidak

memahami kompleksitas perubahan, Anda cenderung seperti

memperkenalkan gagasan-gagasan dan tindakan yang dapat

mengakibatkan kebingungan dan ketegangan di kampus. Perubahan

Kurikulum merupakan proses yang kompleks dan sulit serta membutuhkan

perencanaan yang matang, waktu yang cukup, pendanaan, dukungan dan

peluang untuk keterlibatan dosen. McNeil (1990) mengkategorikan

perubahan kurikulum sebagai berikut:

Substitusi: Satu unsur dapat diganti dengan yang lain dari yang sudah

ada. Sebagai contoh, menggantikan buku teks baru dengan buku teks

lama.

Alterasi: ini terjadi ketika perubahan diperkenalkan ke dalam bahan yang

sudah ada dengan harapan akan muncul sedikit perubahan, dan

dengan demikian akan mudah diadopsi. Misalnya, memperkenalkan

konten baru seperti soft skill yang diintegrasikan dalam materi ajar yang

lama, penggunaan bahan baru seperti Microsoft excel dan SPSS dalam

mata kuliah penelitian.

Pertubasi: Ini adalah perubahan yang mengganggu tapi dosen

menyesuaikan diri mereka dalam waktu yang cukup singkat. Misalnya,

ketua program studi melakukan perubahan jadwal atau jadwal yang

memungkinkan waktu mengajar lebih lama lagi.

Restrukturisasi: Ini adalah perubahan yang mengarah pada modifikasi

sistem secara keseluruhan. Misalnya, pengenalan kurikulum terpadu

(integrated curriculum) yang membutuhkan team teaching, atau

melibatkan masyarakat setempat dalam memutuskan apa yang akan

diajarkan.

Orientasi Nilai: Ini adalah pergeseran dalam orientasi nilai-nilai

fundamental dari personil kampus. Sebagai contoh, jika dosen yang

baru bergabung lebih menekankan pada pertumbuhan pribadi

mahasiswa dari pada prestasi akademik, maka orientasi nilai atau filosofi

dasar kampus berubah.

Perlu disadari bahwa perubahan kurikulum tertentu mungkin tidak

benar-benar cocok dan sesuai dengan lima kategori yang diberikan. Tetapi,

Page 7: MODUL 2 IMPLEMENTASI KURIKULUM - BAA UNASbaa.unas.ac.id/download/buku panduan/MODUL 2-Implementasi... · Pada modul 1 dibahas perubahan dan regulasi apa yang mengharuskan ... mata

7 | M O D U L 2 – I M P L E M E N T A S I K U R I K U L U M K B K

kategori ini cukup umum untuk membantu Anda merencanakan perubahan

dan mengatur sumber daya untuk membawa perubahan. Namun, Anda

harus menyadari bahwa perubahan tidak identik dengan perbaikan dan

Anda mungkin memutuskan bahwa perubahan tidak perlu dilakukan.

TES MANDIRI 2

1. Apa lima tipe perubahan kurikulum yang diungkap oleh McNeil. Beri contoh setiap

kategori selain apa yang tertulis dalam teks

2. Identifikasi tipe-tipe perubahan kurikulum lainnya yang Anda ketahui tetapi tidak cocok

dengan yang diberikan.

5. Penolakan terhadap perubahan

Seperti disebutkan sebelumnya, membawa perubahan bukanlah tugas

yang mudah. Ada banyak hambatan untuk keberhasilan

pengimplementasian kurikulum. Jika Anda diberi tugas melaksanakan

kurikulum, apakah itu pada sistem sekolah, perguruan tinggi, universitas atau

pusat pelatihan, Anda akan menemukan orang-orang yang menolak

perubahan. Membiarkan segala sesuatu seperti yang mereka lakukan

selama ini. Banyak orang berpikir bahwa lebih mudah untuk menjaga hal-

hal sebagaimana adanya. Kita sering mendengar orang berkata, "Jika tidak

rusak, mengapa memperbaikinya". Orang-orang senang dengan situasi saat

ini di lembaga mereka dan merasa bahwa perubahan yang disarankan tidak

akan memenuhi tujuan perguruan tinggi atau pusat pelatihan mereka.

Status quo cenderung dipertahankan ketika orang-orang yang

memperkenalkan perubahan itu sendiri tidak jelas maksudnya dan apa yang

dibutuhkan dari program baru. Untuk membuat keadaan menjadi lebih

buruk, pelaksanaan program ini tidak direncanakan dengan baik.

Dosen sebagai orang menerapkan kurikulum sering melihat perubahan

sebagai berarti lebih banyak pekerjaan. Disamping jadwal mereka yang

sudah kelebihan beban, tidak ada imbalan tambahan finansial untuk

tambahan pekerjaan mereka. Juga, mereka melihat program kurikulum baru

akan mengharuskan mereka untuk belajar keterampilan baru dan

kompetensi mengajar yang baru, dan ini berarti kembali menghadiri

pelatihan atau seminar. Dalam hal ini pun ditemukan bahwa dosen atau

praktisi cenderung menolak strategi pedagogis atau metode pengajaran

yang berbeda dari apa yang mereka sering gunakan. Mereka enggan untuk

mengubah atau memodifikasi strategi pembelajaran mereka saat ini dan

pemahaman praktisnya di kelas.

Page 8: MODUL 2 IMPLEMENTASI KURIKULUM - BAA UNASbaa.unas.ac.id/download/buku panduan/MODUL 2-Implementasi... · Pada modul 1 dibahas perubahan dan regulasi apa yang mengharuskan ... mata

8 | M O D U L 2 – I M P L E M E N T A S I K U R I K U L U M K B K

Mari kita cermati secara lebih rinci mengapa orang menolak perubahan.

Dengan mengetahui mengapa orang menolak perubahan, dimungkinkan

untuk merencanakan strategi yang lebih efektif untuk mengatasi hambatan

dan meningkatkan penerimaan perubahan. Orang yang diberi tugas

mengimplementasikan kurikulum harus memahami bagaimana orang

bereaksi terhadap perubahan, dan bagaimana mendorong mereka untuk

menjadi reseptif/menerima terhadap perubahan. Berikut ini adalah alasan

utama mengapa orang menolak perubahan (Harvey, 1990; Woldring, 1999;

Lippitt, 1966).

I. Orang menolak karena mereka tidak mengerti - mereka tidak mengikuti

apa yang sedang diperkenalkan atau yang sedang berubah. Mereka

tidak mengerti kemana mereka akan pergi. Mereka harus mendapat

kejelasan seperti apa yang dituntut dari mereka.

Solusi alternatif:

Kuncinya adalah komunikasi. Anda harus menjelaskan kepada mereka

"Mengapa". Anda memiliki Jawaban untuk pertanyaan, Mengapa, Apa,

Kapan, Bagaimana dan Dimana. Ingat, efektivitas komunikasi bukanlah

'pesan terkirim' tapi dari pesan 'diterima'.

II. Orang-orang menolak karena kurangnya rasa memiliki - Individu tidak

akan menerima perubahan jika mereka menganggap hal itu datang dari

luar atau dikenakan pada mereka. Sayangnya, upaya reformasi

kurikulum kebanyakan diawali dari luar, regulasi UU No. 12 tahun 2012

dan Perpres No. 8 Tahun 2012 untuk tingkat nasional (kementerian)

atau tingkat perguruanan tinggi, sebagai contoh.

Solusi alternatif:

Anda harus meyakinkan para dosen bahwa meskipun berasal dari luar,

pandangan dan pendapat mereka telah dipertimbangkan pada tahap

perencanaan dan desain pengembangan kurikulum. Libatkan dosen

mengeksplorasi relevansi kurikulum baru dan memberi mereka

kebebasan untuk mengeksplorasi keterampilan baru yang dibutuhkan

untuk menerapkan kurikulum. Hal ini akan membuat mereka merasa

bahwa mereka adalah bagian penting dari proses implementasi

kurikulum.

III. Orang menolak jika mereka tidak memiliki kompetensi untuk mengatasi

perubahan - Adalah wajar bagi orang-orang untuk menolak jika mereka

tidak memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk mengatasi

perubahan. Tak seorang pun ingin diberitahu bahwa mereka tidak

kompeten. Ada kemungkinan bahwa pelaksanaan kurikulum baru

Page 9: MODUL 2 IMPLEMENTASI KURIKULUM - BAA UNASbaa.unas.ac.id/download/buku panduan/MODUL 2-Implementasi... · Pada modul 1 dibahas perubahan dan regulasi apa yang mengharuskan ... mata

9 | M O D U L 2 – I M P L E M E N T A S I K U R I K U L U M K B K

terburu-buru diterapkan atau karena keterbatasan anggaran, periode

pelatihan telah sangat berkurang dan dosen tidak cukup dilengkapi.

Solusi alternatif:

Waktu dan sumberdaya yang memadai harus dialokasikan untuk

pelatihan dosen yang terlibat dalam pelaksanaan kurikulum baru.

IV. Orang-orang menolak jika kurang insentif atau bermanfaat - Jika dosen

tidak yakin bahwa program baru akan membuat hal-hal yang lebih baik

bagi mahasiswa (dalam hasil belajar) atau diri mereka sendiri (seperti

pengakuan, penghormatan, atau penghargaan yang lebih besar),

mereka cenderung untuk menolak perubahan yang disarankan.

Solusi alternatif:

Pastikan bahwa dosen yang terlibat secara aktif dalam perubahan

kurikulum lebih dihargai. Penghargaannya tidak perlu uang, namun

upayakan mereka diberi pengakuan yang diperlukan.

V. Orang-orang menolak jika mereka tidak punya waktu untuk terlibat

dalam perubahan – Dosen memiliki kesulitan dalam menyeimbangkan

antara membawa perubahan yang menjadi tanggung jawab mereka

dan kenyamanan dalam melakukan apa yang biasa dilakukan saat ini.

Memfokuskan energi mereka pada kegiatan perubahan, dapat

mengarah pada resiko pengabaian tanggung jawab mereka saat ini.

Solusi alternatif: Ringankan beban kerja mereka sehingga mereka dapat

berpartisipasi dalam perubahan. Prioritas ulang pekerjaan mereka.

Jangan mengharapkan orang memiliki energi untuk berubah, ketika itu

berarti kegagalan bagi tugas-tugas yang menjadi bertanggung jawab

mereka.

TES MANDIRI 3

1. Mengapa orang menolak perubahan?

2. Ajukan alasan lain mengapa orang meniolak perubahan

Page 10: MODUL 2 IMPLEMENTASI KURIKULUM - BAA UNASbaa.unas.ac.id/download/buku panduan/MODUL 2-Implementasi... · Pada modul 1 dibahas perubahan dan regulasi apa yang mengharuskan ... mata

10 | M O D U L 2 – I M P L E M E N T A S I K U R I K U L U M K B K

7. Individu-individu yang Terlibat Dalam Implementasi Kurikulum

Menerapkan kurikulum membutuhkan keterlibatan banyak orang yang

berbeda. Masing-masing adalah 'pemain kunci' dalam proses perubahan.

Tanpa keterlibatan yang terkoordinasi dari orang-orang ini, pelaksanaan

program kurikulum akan menghadapi banyak masalah. Di antara para

pemain utama yang diidentifikasi adalah: dosen, mahasiswa, ketua

jurusan/ketua program studi, pejabat di perguruan tinggi ybs., pengembang

kurikulum, akademisi, orang tua, pejabat politik yang tertarik dan warga

negara. Dalam sistem terpusat, kurikulum nasional dikembangkan di tingkat

nasional dalam hal ini pendidikan tinggi dan diteruskan ke masing-masing

perguruanan tinggi untuk dilaksanakan.

6 .1 Dosen

Tanpa diragukan lagi, orang yang paling penting dalam proses

implementasi kurikulum adalah dosen. Dengan pengetahuan, pengalaman

dan kompetensi, dosen memegang peranan yang amat penting bagi setiap

upaya perbaikan kurikulum. Apapun landasan filosofis yang menjadi

keyakinan sistem pendidikan yang dianut, tidak dapat disangkal bahwa

dosen mempengaruhi mahasiswa. Dosen yang baik akan mendorong

pembelajaran yang lebih baik. Dosen yang paling tahu tentang praktek

pembelajaran dan bertanggung jawab untuk memperkenalkan kurikulum di

dalam kelas.

Kunci untuk mendapatkan berkomitmen dosen untuk inovasi adalah

meningkatkan pengetahuan mereka tentang program ini. Hal ini berarti

dosen perlu dilatih dan lokakarya harus diselenggarakan demi

pengembangan profesional. Sayangnya, dalam proses implementasi

kurikulum tidak semua dosen akan mendapatkan manfaat dari paparan

tersebut. Terlalu banyak jumlah dosen, dan dana yang kurang mencukupi

untuk mencapai seluruh dosen. Pendekatan yang paling umum adalah

melakukan workshop satu hari yang diberikan oleh para ahli dengan metode

ceramah yang merupakan strategi pedagogis yang paling dominan. Diantara

faktor-faktor ekstrinsik yang dapat diidentifikasi sebagai pendorong

perubahan kurikulum adalah kecukupan sumber daya, waktu, etos kampus

dan dukungan profesional. Faktor intrinsik adalah; pengetahuan

profesional, kecukupan profesional dan minat profesional serta motivasi.

(Lihat tabel 1).

Oleh karena itu, pengembangan profesional dosen merupakan faktor

penting yang berkontribusi besar bagi keberhasilan implementasi kurikulum.

Page 11: MODUL 2 IMPLEMENTASI KURIKULUM - BAA UNASbaa.unas.ac.id/download/buku panduan/MODUL 2-Implementasi... · Pada modul 1 dibahas perubahan dan regulasi apa yang mengharuskan ... mata

11 | M O D U L 2 – I M P L E M E N T A S I K U R I K U L U M K B K

Sejauh mana program pendidikan dosen diperlukan bagi dosen prospektif

untuk mempelajari pengembangan kurikulum? Jika mengajar bagi dosen

merupakan profesi, dan jika kesempatan pendidikan bagi peserta didik

benar-benar ingin ditingkatkan, tentu saja program pendidikan dosen yang

memadai harus mencakup pengembangan kurikulum (baik teori maupun

praktik pengembangan kurikulum).

Tabel 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi kurikulum di

perguruan tinggi.

Faktor Deskripsi

Kecukupan sumberdaya Kecukupan peralatan, fasilitas dan sumber daya umum yang

diperlukan untuk menerapkan kurikulum baru

Waktu Waktu yang tersedia untuk menyiapkan dan menyampaikan

persyaratan kurikulum baru. Misalnya; dosen membutuhkan

cukup waktu untuk mengembangkan pemahaman mereka

sendiri berkenaan dengan mata kuliah yang harus diajarkan.

.

Etos kampus Keyakinan perguruan tinggi terhadap kurikulum baru. Status

kurikulum dari sudut pandang staf dosen, administrator dan

masyarakat. Misalnya; sejauh mana administrasi kampus

mengakui pentingnya mata kuliah tersebut dalam kurikulum

perguruan tinggi tersebut.

Dukungan Profesional Dukungan untuk dosen baik dari perguruan tingginya

maupun dari luar (kementerian). misalnya kesempatan untuk

menerima dukungan kurikulum secara professional yang

berkelanjutan.

Kecukupan Profesional Dosen memiliki kemampuan dan kompetensi sendiri untuk

menyampaikan materinya sesuai dengan kurikulum, yaitu

kepercayaan diri untuk mengajar.

Pengetahuan profesional

Minat dan sikap profesional

Pengetahuan dan pemahaman yang dimiliki dosen mengenai

kurikulum baru. misalnya metode pembelajaran yang

berbeda untuk mendorong mahasiswa belajar dan mencapai

prestasi yang lebih tinggi.

Sikap dan minat dosen terhadap kurikulum baru, misalnya

ketajaman dan kedalaman dalam mengajarkan suatu mata

kuliah.

[Sumber: diadaptasi dari Science Curriculum Implementation Questionnaire (SCIQ).

http://home.cc.umanitoba.ca/ ~ lewthwai / introSCIQ.html]

Berikut adalah beberapa topik yang akan dibahas dalam merancang

kesempatan pengembangan profesional bagi dosen untuk melaksanakan

program baru.

Page 12: MODUL 2 IMPLEMENTASI KURIKULUM - BAA UNASbaa.unas.ac.id/download/buku panduan/MODUL 2-Implementasi... · Pada modul 1 dibahas perubahan dan regulasi apa yang mengharuskan ... mata

12 | M O D U L 2 – I M P L E M E N T A S I K U R I K U L U M K B K

Filosofi Program: Penting bagi dosen untuk memahami baik filosofi di

balik program maupun bagaimana program baru dapat mempengaruhi

mahasiswa, orang tua, administrator dan para pemangku kepentingan

lainnya.

Isi/konten: Dosen kerap menemukan di dalam kurikulum dimasukkan

konten yang belum terbiasa diajarkan, yang dalam perkuliahan mereka

sebelumnya tidak diajarkan dalam beberapa saat, atau konten yang

kerap disajikan tetapi dengan cara yang asing bagi mereka. Misalnya,

penggunaan pendekatan berbasis pemecahan masalah (problem based

learning) dari pada pendekatan berbasis topik. Pendekatan berbasis

output (output based learning) yang harus bergeser pada pendekatan

berbasis capaian (outcomes based learning) yang amat memperhatikan

pengembangan soft skill selain hard skill (konten pembelajaran).

Pedagogi/andragogi: Dosen perlu diberi kesempatan untuk akrab

dengan pendekatan program pedagogis/andragogis baru. Mereka

mungkin perlu mempraktikkan keterampilan mengajar tertentu yang

ditekankan dalam program baru, seperti pengajaran karakter, nilai-nilai,

atau mungkin untuk terbiasa dengan alat bantu pembelajaran seperti

internet.

Komponen program: Dosen akan membutuhkan banyak kesempatan

untuk belajar tentang komponen program baru di awal tahap

implementasi. Sebagai contoh, program baru mungkin memberikan

penekanan lebih besar pada penilaian berbasis kelas (classroom based

assessment atau school based assessment), sedangkan dosen lebih

terbiasa dengan penilaian diakhir perkulihan atau penilaian

terpusat/nasional.

KEGIATAN 6.1

Sesuai pendapat Friendenberg, orang yang mengajar cenderung secara alamiah konformis

(selalu mengikuti aturan lama) dan enggan berinovasi. Orang-orang tersebut merasa telah

berhasil dalam sistem perkuliahan yang ada sekarang. Mereka belajar bermain aman dan

tetap bersahaja dalam sistem birokrasi yang berjalan dengan administrasi yang tidak

menginginkan gelombang perubahan baru. Mereka memperoleh kesuksesan dan

pemenuhan sebagai seorang mahasiswa dan kini sebagai dosen dalam sistem tersebut, dan

untuk hal ini terlalu banyak alasan untuk tidak merubahnya. (sumber: Edgar Frienberg, Coming of Age in America, New York Random House)

1. Sejauh mana Anda setuju dengan pandangan Friendenberg tentang dosen dan

perubahan kurikulum.

2. Adakah karakteristik ini pada profesi lainnya

Page 13: MODUL 2 IMPLEMENTASI KURIKULUM - BAA UNASbaa.unas.ac.id/download/buku panduan/MODUL 2-Implementasi... · Pada modul 1 dibahas perubahan dan regulasi apa yang mengharuskan ... mata

13 | M O D U L 2 – I M P L E M E N T A S I K U R I K U L U M K B K

6. 2 Mahasiswa

Ada kecenderungan di kalangan pelaksana kurikulum untuk

mengabaikan peran mahasiswa sebagai agen perubahan. Semakin

meningkat kesadaran bahwa mahasiswa dapat berkontribusi pada

perubahan yang bermakna. Mahasiswa harus bersedia untuk berpartisipasi

dalam program ini. Jika mahasiswa tidak melihat relevansi program, ada

kemungkinan mereka tidak akan termotivasi untuk berpartisipasi atau belajar.

Namun, masih belum jelas bagaimana mahasiswa harus terlibat dalam tahap

implementasi kurikulum, meskipun mereka adalah penerima utama dari

program ini. Mungkin begitu melekat dalam pemikiran dan perilaku

mahasiswa bahwa perubahan yang diusulkan dalam kurikulum tidak diterima

dengan penuh perhatian. Misalnya, mahasiswa sudah terbiasa

menggunakan catatan yang ada dari dosennya sedangkan program baru

mengharuskan mereka untuk membuat catatan mereka sendiri dan

mengkonstruk pengetahuannya sendiri (constructivism-student centered

learning). Beberapa mahasiswa mungkin tidak tahu bagaimana membuat

catatan yang efektif dan harus diajarkan bagaimana melakukan hal itu.

Bahkan mahasiswa yang diminta untuk berpartisipasi dalam diskusi mungkin

tidak dapat melakukannya dengan baik, karena mereka telah terbiasa untuk

menjadi penerima informasi secara pasif. Untuk itulah kita perlu mengetahui

siapa mahasiswa kita (knowledge of learner kata Lee Sculman)

6. 3 Ketua Jurusan/Ketua Program Studi

Ketua jurusan atau ketua program studi adalah pemain penting dalam

proses pelaksanaan kurikulum di kampus.

Mereka harus memahami perlunya perubahan serta langkah-langkah

yang harus diambil sepanjang jalan.

Mereka harus memiliki pengetahuan yang mendalam tentang

perubahan yang terencana dan proses implementasinya. Mereka harus

terbiasa dengan tujuan dan komponen kurikulum dan dapat melihat

pergeseran peran dosen peran dalam kelas dan cara dosen berinteraksi

dengan mahasiswa.

Mereka harus dapat diakses dan berkecenderungan untuk

berkomunikasi dengan orang lain yang terlibat dalam proses.

Membangun arus informasi dua arah akan menempatkan ketua jurusan

atau ketua program studi kesempatan untuk tetap memperoleh isu-isu

terkini yang perlu ditangani. Hal ini juga akan memungkinkan ketua

jurusan/prodi mengidentifikasi secara langsung masalah-masalah

penting atau masalah lain sebelum masalah tersebut menjadi

penyebabkan timbulnya frustrasi atau bahkan kemarahan di kalangan

dosen. Jalur komunikasi terbaik harus ditetapkan sejak awal untuk

mendapatkan informasi dari orang-orang sekitar serta untuk

menyediakan sebuah platform di mana mereka dapat menyuarakan

Page 14: MODUL 2 IMPLEMENTASI KURIKULUM - BAA UNASbaa.unas.ac.id/download/buku panduan/MODUL 2-Implementasi... · Pada modul 1 dibahas perubahan dan regulasi apa yang mengharuskan ... mata

14 | M O D U L 2 – I M P L E M E N T A S I K U R I K U L U M K B K

keprihatinan mereka. Informasi yang dikumpulkan dari mendengarkan

dan berbicara kepada orang-orang, juga akan membantu ketua jurusan

atau ketua program studi untuk memutuskan pada hal apa harus fokus

dan membutuhkan perhatian.

Mereka harus mampu meyakinkan stake holder tentang manfaat dari

kurikulum baru dan bagaimana strategi pedagogis baru dapat menjadi

lebih bermakna bagi putra/putri mereka. Misalnya, mereka mungkin

perlu untuk berbicara dengan orang tua dan masyarakat mengenai

kurikulum baru. Adalah penting untuk memberikan pesan bahwa kita

berpikir dengan hati-hati tentang perlunya perubahan, bahwa kita telah

mengantisipasi masalah yang akan timbul dan memiliki rencana untuk

mengatasi masalah tersebut.

Mereka harus diingatkan, bahwa hal terbaik-dalam membuat rencana

adalah perencanaan tersebut harus dapat menanggulangi tantangan tak

terduga. Misalnya, tidak cukup dosen dalam mata kuliah tertentu

karena pengunduran diri, perubahan tak terduga dari program

pemerintah (lihat Perpres No 8 tahun 2012 dan UU No. 12 Tahun 2012),

kebijakan pemerintah yang tiba-tiba berubah. Untuk alasan ini, rencana

implementasi yang fleksibel mungkin diperlukan dan disesuaikan serta

ditinjau kembali sepanjang proses perubahan tersebut.

Mereka harus berkomitmen untuk perubahan dan mampu

menggunakan berbagai strategi kepemimpinan untuk memenuhi

kebutuhan dosen seperti, membangun kekuatan staf dosen mereka,

bersedia mengambil risiko, berpikir positif tentang perubahan terencana

dan menggunakan optimisme ini untuk memotivasi orang lain.

6. 4 Orangtua

Di perguruan tinggi mungkin peran orang tua tidak sebesar tingkat

pendidikan dasar dan menengah. Namun selain dosen, mahasiswa dan

pengelola perguruan tinggi, orang tua juga memainkan peran penting

dalam proses implementasi. Misalnya, ketika orang tua melihat materi

perkuliahan yang diajarkan dengan cara yang asing bagi mereka, mereka

secara alami memiliki pertanyaan tentang apa yang sedang terjadi. Ketika

mahasiswa membawa pekerjaan rumah dari kampus bahwa orang tua

merasa tidak mampu untuk membantu secara moral dan finansial, mereka

merasa bingung dan tersesat. Untuk menjadi sukses, setiap program baru

perlu melibatkan orang tua. Salah satu cara untuk menjangkau orang tua

adalah dengan mengadakan lokakarya bagi mereka dengan berfokus pada

kurikulum baru. Lokakarya harus dirancang untuk membantu orang tua

lebih memahami isi dan filosofi dari program baru. Orangtua perlu diberi

kesempatan untuk berbagi keprihatinan mereka dan menyuarakan dukungan

mereka dalam sebuah forum terbuka. Lokakarya ini sebaiknya dilakukan

oleh dosen sehingga mereka dapat menjelaskan apa yang sebenarnya

terjadi di dalam proses perkuliahan.

Page 15: MODUL 2 IMPLEMENTASI KURIKULUM - BAA UNASbaa.unas.ac.id/download/buku panduan/MODUL 2-Implementasi... · Pada modul 1 dibahas perubahan dan regulasi apa yang mengharuskan ... mata

15 | M O D U L 2 – I M P L E M E N T A S I K U R I K U L U M K B K

Pendekatan lain yang dapat dijangkau oleh orang tua adalah membuat

informasi yang tersedia tentang perubahan kurikulum di internet. Demikian

pula informasi yang berbasis cetak dapat dibuat untuk menginformasikan

orang tua tentang perubahan yang sedang berlangsung dengan pengenalan

kurikulum baru.

TES MANDIRI

Menurut Anda:

1. Apa yang harus dilakukan ketua jurusan atau ketua program studi untuk memastikan

keberhasilan pelaksanaan kurikulum apapun?

2. Bagaimana seharus mahasiswa terlibat dalam proses implementasi kurikulum?

8. Implementasi Kurikulum di Dalam Kelas.

Tujuan akhir dari kurikulum apapun adalah kelas. Ketika kita memasuki

kelas, pengambilan keputusan menjadi tanggung jawab dosen. Hingga titik

ini, implementasi kurikulum telah didiskusikan pada tingkat program dan

pengambilan keputusan merupakan sifat programatik (meskipun secara

singkat didiskusikan mengenai peran dosen). Sekarang di dalam kelas dosen

akan mengambil alih dan membuat keputusan yang bersifat metodologis.

Mereka akan menjawab pertanyaan seperti:

Apa tujuan pembelajaran yang harus dicapai sebagai hasil dari proses

pembelajaran? (harus mengacu pada capaian pembelajaran program

studi dan capaian pembelajaran institusi)

Apa cakupan topik atau konten yang harus saya berikan sesuai dengan

capaian pembelajaran perkuliahan?

Metode pembelajaran atau strategi apa yang harus saya gunakan agar

berlangsungnya pembelajaran dan mencapai tujuan pembelajaran?

(pelibatan pengembangan hard skill dan soft skill)

Bagaimana cara mengevaluasi pembelajarani untuk menentukan apakah

saya telah berhasil mencapai tujuan atau capaian pembelajaran?

Page 16: MODUL 2 IMPLEMENTASI KURIKULUM - BAA UNASbaa.unas.ac.id/download/buku panduan/MODUL 2-Implementasi... · Pada modul 1 dibahas perubahan dan regulasi apa yang mengharuskan ... mata

16 | M O D U L 2 – I M P L E M E N T A S I K U R I K U L U M K B K

Gambar 2 . Contoh model pembelajaran.

Pelaksanaan pembelajaran dalam kelas meliputi penetapan capaian

pembelajaran perkulihan atau tujuan pembelajaran, memilih isi, memilih

pengalaman belajar dan memilih teknik atau tugas untuk mengevaluasi

pencapaian pembelajaran (lihat Gambar 2). Dimana dan bagaimana dosen

mulai merencanakan pembelajaran? Mari kita lihat tiga contoh perencanaan

pembelajaran ini.

Dosen X mengambil buku dan membagi jumlah bab dengan jumlah

minggu dalam satu semester berjalan. Misalnya, satu bab dapat

diajarkan lebih dari dua atau tiga pokok bahasan. Urutan dan sub-

pokok bahasan dari masing-masing bab menuntun penyajian konten.

Dosen dapat mempersiapkan beberapa catatan bagi mahasiswa, untuk

mengajukan beberapa pertanyaan selama kuliah berlangsung di kelas

(yang mungkin berasal dari buku teks) dan memberikan tugas kelompok

untuk memperjelas kajian dalam setiap bab.

Dosen Y memilih topik untuk studi selama seminggu atau selama

beberapa tatap muka dengan menggunakan segala macam sumber

daya yang terkait dengan topik tersebut. Sumber daya dapat mencakup

buku teks, buku referensi, website, majalah, dll. Perkulihan ini

menggunakan pendekatan pemecahan masalah, dan mahasiswa

didorong untuk memperoleh pemecahan masalah melalui berbagai

sumber informasi.

Dosen Z datang ke kelas tanpa mengetahui apa yang dia akan berikan

dalam perkuliahan tersebut. Sebuah tema atau isu yang ditulis di papan

LEARNING OUTCOMES (CAPAIAN

PEMBELAJARAN)

MATERI PERKULIAHAN

PENGALAMAN BELAJAR

PENILAIAN TUGAS-TUGAS

METODE PEMBELAJARAN

KEGIATAN PEMBELAJARAN

Page 17: MODUL 2 IMPLEMENTASI KURIKULUM - BAA UNASbaa.unas.ac.id/download/buku panduan/MODUL 2-Implementasi... · Pada modul 1 dibahas perubahan dan regulasi apa yang mengharuskan ... mata

17 | M O D U L 2 – I M P L E M E N T A S I K U R I K U L U M K B K

tulis dan mahasiswa diharapkan dapat memberikan kontribusi

pemahaman dan interpretasi tentang tema atau isu tersebut. Beberapa

pandangan mungkin berpendapat bahwa ini adalah spontanitas, yang

lain, kurang direncanakan dengan baik, atau diistilahkan sebagai- tidak

terencana..

Ketiga pendekatan ini mungkin ekstrim, tetapi ada banyak dosen yang

masuk dalam salah satu kategori ini. Dosen tersebut dapat mengikuti

kurikulum atau mengikuti rencana secara umum. Ketiga pendekatan tidak

dapat menentukan tujuan pembelajaran secara spesifik atau capaian

pembelajaran mahasiswa yang diharapkan dapat dicapai. Pada kebanyakan

kasus, dosen banyak mengadopsi pendekatan eklektik, yaitu mereka

menggabungkan satu atau lebih metode.

Tujuan pembelajaran atau capaian pembelajaran adalah pernyataan

yang menunjukkan apa yang Anda inginkan dari mahasiswa untuk diketahui,

yang harus dilakukan dan dinilai setelah dan selama melakukan proses

pembelajaran. Mengapa harus capaian pembelajaran? Capaian

pembelajaran:

Memperjelas dosen tentang perubahan apa yang mereka inginkan

dicapai oleh mahasiswa.

Membantu dalam memilih pengalaman belajar yang sesuai untuk

mencapai perubahan atau pembelajaran yang diinginkan

Menginformasikan mahasiswa tentang apa yang diharapkan dari

mereka

Mengindikasikan apa yang penting untuk dinilai dalam pembelajaran,

9. Siklus Implementasi

Gambar 3. Siklus implementasi kurikulum

Page 18: MODUL 2 IMPLEMENTASI KURIKULUM - BAA UNASbaa.unas.ac.id/download/buku panduan/MODUL 2-Implementasi... · Pada modul 1 dibahas perubahan dan regulasi apa yang mengharuskan ... mata

18 | M O D U L 2 – I M P L E M E N T A S I K U R I K U L U M K B K

9.1 Standar Kompetensi Lulusan

Standar kompetensi lulusan (SKL) suatu jenjang pendidikan sesuai

dengan tujuan pendidikan nasional mencakup komponen ketakwaan, akhlak,

pengetahuan, ketrampilan, kecakapan, kemandirian, kreativitas, kesehatan,

dan kewarganegaraan. SKL dirumuskan pada tingkat program studi karena

akan membentuk profil lulusan program studi yang bersangkutan.

Sesuai UU No.12 Tahun 2012 Pasal 29 Ayat (2) dinyatakan bahwa KKNI

merupakan acuan pokok dalam merumuskan kompetensi lulusan.

Sedangkan KKNI termaktub dalam Perpres No. 8 Tahun 2012. Keduanya

menjadi acuan utuh dalam penetapan kompetensi lulusan.

Dengan adanya SKL, kita memiliki patok mutu, baik evaluasi bersifat

mikro seperti kualitas proses dan kualitas produk pembelajaran, maupun

evaluasi makro seperti efektivitas dan efisiensi program pendidikan yang

diselenggatakan pada tingkat program studi maupun tingkat universitas,

sehingga ke depan pendidikan kita akan melahirkan standar mutu yang

dapat dipertanggungjawabkan pada setiap jalur, jenis dan jenjang

pendidikan. SKL selanjutnya dijabarkan ke dalam SK atau capaian

pembelajaran (learning outcomes) program studi, dan selanjutnya KD atau

capaian pembelajaran yang diharapkan (intended learning outcomes) atau

capaian pembelajaran perkuliahan (course learning outcomes).

Standar Kompetensi (SK), merupakan ukuran kemampuan minimal yang

mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus dicapai,

diketahui, dan mahir dilakukan oleh mahasiswa pada setiap tingkatan dari

suatu materi yang diajarkan. Standar kompetensi juga merupakan capaian

pembelajaran yang diharapkan setelah mahasiswa menyelesaikan seluruh

perkuliahannya pada program studi tertentu, atau disebut juga sebagai

capaian pembelajaran program studi (program learning outcomes). SK

adalah pernyataan tentang keterampilan dan pengetahuan serta sikap

yang harus dimiliki oleh seseorang untuk mengerjakan suatu pekerjaan atau

tugas sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan.

Kompetensi Dasar (KD), merupakan penjabaran SK mahasiswa yang

cakupan materinya lebih sempit dibanding dengan SK mahasiswa. Jika

menggunakan terminologi dalam Perpres No.8 Tahun 2012 tentang KKNI,

kompetensi dasar dapat dikategorikan sebagai capaian pembelajaran yang

diharapkan (intended learning outcomes) atau capaian pembelajaran

perkuliahan (course learning outcomes).

9.2 Kurikulum Berbasis Kompetensi

Dalam pengembangan kurikulum berbasis kompetensi harus berkaitan

dengan tuntutan SKL, SK atau capaian pembelajaran program studi, dan KD

atau capaian pembelajaran perkuliahan, organisasi kegiatan pembelajaran,

Page 19: MODUL 2 IMPLEMENTASI KURIKULUM - BAA UNASbaa.unas.ac.id/download/buku panduan/MODUL 2-Implementasi... · Pada modul 1 dibahas perubahan dan regulasi apa yang mengharuskan ... mata

19 | M O D U L 2 – I M P L E M E N T A S I K U R I K U L U M K B K

dan aktivitas untuk mengembangkan dan memiliki kompetensi seefektif

mungkin.

Proses pengembangan kurikulum berbasis kompetensi menggunakan

asumsi bahwa mahasiswa yang akan belajar telah memiliki pengetahuan dan

keterampilan awal yang dibutuhkan untuk menguasai kompetensi tertentu.

Pendidikan berbasis kompetensi mencakup kurikulum, paedagogi dan

penilaian

Pembelajaran berbasis kompetensi adalah program pembelajaran di

mana hasil belajar atau kompetensi yang diharapkan dicapai oleh

mahasiswa, sistem penyampaian, dan indikator pencapaian hasil belajar

dirumuskan secara tertulis sejak perencanaan dimulai (McAshan, 1989:19).

Dalam pembelajaran berbasis kompetensi perlu ditentukan standar

minimum kompetensi (mastery level) yang harus dikuasai mahasiswa. Sesuai

pendapat tersebut, komponen materi pembelajaran berbasis kompetensi

meliputi: (1) kompetensi yang akan dicapai/dikuasai; (2) strategi

penyampaian untuk mencapai kompetensi; (3) sistem evaluasi atau penilaian

yang digunakan untuk menentukan keberhasilan mahasiswa dalam mencapai

kompetensi.

Kompetensi yang harus dikuasai oleh mahasiswa perlu dirumuskan

dengan jelas dan spesifik. Perumusan dimaksud hendaknya didasarkan atas

prinsip “relevansi dan konsistensi antara kompetensi dengan materi yang

dipelajari, waktu yang tersedia, dan kegiatan serta lingkungan belajar yang

digunakan” (McAshan, 1989:20).

Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk mendapatkan perumusan

kompetensi yang jelas dan spesifik, antara lain dengan melaksanakan analisis

kebutuhan, analisis tugas, analisis kompetensi, penilaian oleh profesi dan

pendapat pakar mata kuliah, pendekatan teoritik, dan telaah buku teks yang

relevan dengan materi yang dipelajari (Kaufman, 1982: 16; Bratton, 1991:

263).

Konsep pembelajaran berbasis kompetensi menyaratkan dirumuskannya

secara jelas kompetensi yang harus dimiliki atau ditampilkan mahasiswa

setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Dengan tolokukur pencapaian

kompetensi, maka dalam kegiatan pembelajaran mahasiswa akan terhindar

dari mempelajari materi yang tidak perlu yaitu materi yang tidak menunjang

tercapainya penguasaan kompetensi.

Pencapaian setiap kompetensi tersebut terkait erat dengan sistem

pembelajaran. Dengan demikian komponen minimal pembelajaran berbasis

kompetensi adalah:

a. pemilihan dan perumusan kompetensi yang tepat.

b. spesifikasi indikator penilaian untuk menentukan pencapaian

kompetensi.

c. pengembangan sistem penyampaian yang fungsional dan relevan

dengan kompetensi dan sistem penilaian.

Page 20: MODUL 2 IMPLEMENTASI KURIKULUM - BAA UNASbaa.unas.ac.id/download/buku panduan/MODUL 2-Implementasi... · Pada modul 1 dibahas perubahan dan regulasi apa yang mengharuskan ... mata

20 | M O D U L 2 – I M P L E M E N T A S I K U R I K U L U M K B K

Penerapan konsep dan prinsip pembelajaran berbasis kompetensi

diharapkan bermanfaat untuk:

a. menghindari duplikasi dalam pemberian materi pembelajaran, yang

disampaikan dosen harus benar-benar relevan dengan kompetensi yang

ingin dicapai.

b. mengupayakan konsistensi kompetensi yang ingin dicapai dalam

mengajarkan suatu mata kuliah. Dengan kompetensi yang telah

ditentukan secara tertulis, siapa pun yang mengajarkan mata kuliah

tertentu tidak akan bergeser atau menyimpang dari kompetensi dan

materi yang telah ditentukan.

c. meningkatkan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan, kecepatan, dan

kesempatan mahasiswa.

d. membantu mempermudah pelaksanaan akreditasi. Pelaksanaan

akreditasi akan lebih dipermudah dengan menggunakan tolokukur SK.

e. memperbarui sistem evaluasi dan pelaporan hasil belajar mahasiswa.

Dalam pembelajaran berbasis kompetensi, keberhasilan mahasiswa

diukur dan dilaporkan berdasar pencapaian kompetensi atau

subkompetensi tertentu, bukan didasarkan atas perbandingan dengan

hasil belajar mahasiswa yang lain, hal ini berarti penilaian harus berbasis

pada kriteria (criterion reference test).

f. memperjelas komunikasi dengan mahasiswa tentang tugas, kegiatan,

atau pengalaman belajar yang harus dilakukan dan cara yang

digunakan untuk menentukan keberhasilan belajarnya (rubrik).

g. meningkatkan akuntabilitas publik. Kompetensi yang telah disusun,

divalidasikan, dan dikomunikasikan kepada publik, sehingga dapat

digunakan untuk mempertanggung-jawabkan kegiatan pembelajaran

kepada publik.

h. memperbaiki sistem sertifikasi. Dengan perumusan kompetensi yang

lebih spesifik dan terperinci, perguruan tinggi dapat mengeluarkan

sertifikat atau transkrip yang menyatakan jenis dan aspek kompetensi

yang dicapai.

9.3 Pemetaan Kurikulum

Meskipun para dosen bekerja bersama-sama pada perguruan tinggi

yang sama, mereka sering kali kurang memiliki pengetahuan yang lengkap

tentang segala yang mereka ajarkan. Dosen-dosen yang serumpun pun

kurang memiliki informasi tentang segala yang mereka ajarkan. Meskipun

kerangka kerja kurikulumnya mungkin menyebutkan tujuan umum dan

standar, tetapi sering kali tidak mengatakan apa pun tentang segala yang

dikerjakan dosen dari hari ke hari.

Jacobs (1997) menawarkan ide tentang "curriculum maps " (peta

kurikulum) sebagai cara untuk memetakan apa yang sedang mereka

kerjakan dan membantu memastikan bahwa tidak ada kesenjangan pada

Page 21: MODUL 2 IMPLEMENTASI KURIKULUM - BAA UNASbaa.unas.ac.id/download/buku panduan/MODUL 2-Implementasi... · Pada modul 1 dibahas perubahan dan regulasi apa yang mengharuskan ... mata

21 | M O D U L 2 – I M P L E M E N T A S I K U R I K U L U M K B K

keterampilan-keterampilan yang penting dan tidak terlalu banyak terjadi

tumpang-tindih atau pengulangan.

Curriculum mapping (pemetaan kurikulum) di mulai dengan masing-

masing dosen mendeskripsikan proses dan keterampilan yang

ditekankannya, konsep dan topik esensial yang diajarkannya, dan hasil yang

diharapkannya dari mahasiswa. Setelah itu, bergantung situasinya, deskripsi-

deskripsi ini saling diinformasikan kepada dosen-dosen di perguruan tinggi

tersebut, dan peta kurikulum dikonstruksikan untuk memperlihatkan

kurikulum PT, termasuk kesenjangan yang mungkin ada dan topik-topik yang

tidak perlu diajarkan lebih dari satu kali. Meskipun para dosen pemula tidak

akan diminta memimpin proses ini, dengan memahami bahwa hal tersebut

akan membantu mereka masuk ke dalam pemetaan kurikulum dan

mendapatkan pemahaman yang lebih jelas tentang apa yang sebenarnya

akan terjadi di ruang kelas dan bagaimana hal-hal yang mereka ajarkan

dapat dimasukkan dengan tepat ke dalamnya.

9.4 Silabus

Silabus disusun berdasarkan Standar Isi, yang setidaknya

berisikan: Identitas Mata Kuliah, Standar Kompetensi (SK) atau capaian

pembelajaran program studi, dan Kompetensi Dasar (KD) atau capaian

pembelajaran yang diharapkan (intended learning ourcomes), Indikator,

Materi Pokok, Kegiatan pembelajaran, Alokasi Waktu, Sumber Belajar, dan

Penilaian.

Dengan demikian, silabus pada dasarnya menjawab permasalahan-

permasalahan sebagai berikut.

1. Kompetensi apa saja yang harus dicapai mahasiswa sesuai dengan yang

dirumuskan oleh Standar Isi (Program Learning Outcomes dan Course

Learning Outcomes).

2. Materi Pokok apa sajakah yang perlu dibahas dan dipelajari mahasiswa

untuk mencapai Standar Isi (analisis melalui domain pengetahuan dan

capaian pembelajaran yang diharapkan)

3. Kegiatan pembelajaran yang bagaimanakah yang seharusnya

diskenariokan oleh dosen sehingga mahasiswa mampu berinteraksi

dengan objek belajar baik secara mandiri maupun terbimbing.

4. Indikator apa sajakah yang harus ditentukan untuk mencapai Standar Isi.

5. Bagaimanakah cara mengetahui ketercapaian kompetensi berdasarkan

Indikator sebagai acuan dalam menentukan jenis dan aspek yang akan

dinilai (indikator penilaian).

6. Berapa lama waktu yang diperlukan untuk mencapai Standar Isi tertentu.

7. Sumber Belajar apa sajakah yang dapat diberdayakan untuk mencapai

Standar Isi tertentu.

Page 22: MODUL 2 IMPLEMENTASI KURIKULUM - BAA UNASbaa.unas.ac.id/download/buku panduan/MODUL 2-Implementasi... · Pada modul 1 dibahas perubahan dan regulasi apa yang mengharuskan ... mata

22 | M O D U L 2 – I M P L E M E N T A S I K U R I K U L U M K B K

Prinsip Pengembangan Silabus

1. Ilmiah

Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus

harus benar dan dapat dipertangungjawabkan secara keilmuan.

2. Relevan

Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi

dalam silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual,

sosial, emosional, dan spiritual mahasiswa.

3. Sistematis

Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional

dalam mencapai kompetensi.

4. Konsisten

Ada hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar,

indikator, materi pokok, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan

sistem penilaian.

5. Memadai

Cakupan indikator, materi pokok, kegiatan pembelajaran, sumber

belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapain

kompetensi dasar.

6. Aktual dan Kontekstual

Cakupan indikator, materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan sistem

penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni

mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi.

7. Fleksibel

Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi variasi

mahasiswa, pendidikan, serta dinamika perubahan yang terjadi di

sekolah dan tuntutan masyarakat. Sementara itu, materi ajar ditentukan

berdasarkan dan atau memperhatikan kultur daerah masing-masing. Hal

ini dimaksudkan agar kehidupan peserta didik tidak tercerabut dari

lingkungannya.

8. Menyeluruh

Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif,

afektif, psikomotor).

9. Desentralistik

Pengembangan silabus ini bersifat desentralistik. Maksudnya bahwa

kewenangan pengembangan silabus bergantung pada PT masing-

masing.

8.5 Rencana Pelaksanaan Perkuliahan

Dalam perencanaan pembelajaran digunakan Rencana Pelaksanaan

Perkuliahan (RPP) atau disebut juga Rencana Program dan Kegiatan

Pembelajaran Semester (RPKPS) untuk RPP dalam satu semester. Sebuah

Page 23: MODUL 2 IMPLEMENTASI KURIKULUM - BAA UNASbaa.unas.ac.id/download/buku panduan/MODUL 2-Implementasi... · Pada modul 1 dibahas perubahan dan regulasi apa yang mengharuskan ... mata

23 | M O D U L 2 – I M P L E M E N T A S I K U R I K U L U M K B K

RPP merupakan “garis besar persiapan sebelumnya pembelajaran, dengan

demikian waktu dan bahan dapat digunakan secara efisien (Peter, 19 75

hal.194.). Idealnya, pembelajaran yang berbeda membutuhkan rencana

pelaksanaan perkulihan yang berbeda dan mahasiswa yang berbeda

memerlukan rencana pelaksanaan perkuliahan yang berbeda pula. Berikut

ini adalah Rencana Pelaksanaan Perkuliahan generik yang terdiri dari:

a) Tujuan

b) Pengetahuan prasyarat

c) Pengalaman belajar (metode pembelajaran dan kegiatan belajar)

d) Alat bantu pembelajaran dan sumber daya

e) Tugas-tugas

f) Evaluasi tugas atau teknik

Para dosen yang kurang berpengalaman akan memiliki rincian lebih

lanjut termasuk dalam rencana pembelajaran. Namun, hal ini diperlukan

juga bagi para dosen baik berpengalaman dan yang tidak berpengalaman

untuk menyiapkan rencana pembelajaran yang lengkap dan sepenuhnya

mengkomunikasikan ide-ide mereka. Ini adalah praktek yang umum bagi

dosen yang berpengalaman untuk menyederhanakan atau mempersingkat

rencana pembelajaran. Sebagai dosen yang kurang pengalaman dosen,

kurang detail dalam perencanaan adalah mungkin. Setelah rencana

pelajaran dibuat, dosen dapat menunjukkan gaya dan keterampilan

mengajarnya.

Mengadaptasi pendapat Clark dan Lampert (1986) dinyatakan bahwa

perencanaan pembelajaran adalah determinan utama dari apa yang

diajarkan. Kurikulum yang dipublikasikan, ditransformasikan, dan

diadaptasikan dalam proses perencanaan dengan penambahan,

penghapusan, interpretasi, dan keputusan dosen tentang kecepatan, urut-

urutan, dan penekanan (pengajarannya). Dalam perencanaan pembelajaran

termasuk di dalamnya mengalokasikan waktu pembelajaran untuk individu-

individu dan kelompok-kelompok mahasiswa; menyusun kelompok-

kelompok mahasiswa; mengorganisasikan jadwal harian, mingguan, dan

triwulanan; dan mengompensasi waktu untuk interupsi di luar kelas dan

berkomunikasi dengan dosen pengganti. (Lihat tayangan RPKPS)

Di bawah ini salah satu contoh format rencana pembelajaran. Setiap

dosen dapat mengembangkan format rencana pembelajarannya sendiri.

Page 24: MODUL 2 IMPLEMENTASI KURIKULUM - BAA UNASbaa.unas.ac.id/download/buku panduan/MODUL 2-Implementasi... · Pada modul 1 dibahas perubahan dan regulasi apa yang mengharuskan ... mata

24 | M O D U L 2 – I M P L E M E N T A S I K U R I K U L U M K B K

CONTOH FORMAT RPKPS

RPKPS1

(RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER)

1. Nama Matakuliah : ……………………………….

2. Kode/SKS : …………/… SKS

3. Prasyarat : (nama mata kuliah yang jadi syarat)

4. Status Matakuliah : Pilihan/Wajib (coret yang tidak sesuai)

5. Deskripsi singkat matakuliah

……………………………………………………………………………………..............................................................................

............................................................................................................................. .................................................

...................................................................

Jelaskan secara singkat mengenai amanah kompetensi lulusan yang akan dibangun melalui

matakuliah ini, isi mata kuliah, metoda pembelajaran, dan metoda penilaian (cukup satu atau

dua paragraf saja).

……………………………………………………………………………………..............................................................................

............................................................................................................................. .................................................

...................................................................

6. Tujuan pembelajaran

……………………………………………………………………………………..............................................................................

..............................................................................................................................................................................

...................................................................

Jelaskan atau uraikan secara singkat mengenai tujuan umum mata kuliah yang diajarkan.

Dalam menyusun tujuan pembelajaran ini harus mengakomodasikan kompetensi lulusan

yang akan dibangun melalui matakuliah ini. Ingat dalam perumusan tujuan pembelajaran,

sebaiknya mengandung kata kerja yang terukur dan kata benda yang menyatakan

pengetahuan yang harus dikuasai oleh mahasiswa.

7. Capaian pembelajaran perkuliahan (Course Learning outcomes - LO)

……………………………………………………………………………………..............................................................................

............................................................................................................................. .................................................

...................................................................

Bagian ini adalah merupakan bagian terpenting dalam RPKPS. Capaian pembelajaran

perkuliahan (Course Learning outcomes, LO) adalah rumusan yang jelas dan ringkas tentang

1 RPKS ini dapat digunakan sebagai acuan minimal, dosen diharapkan menambahkan hal-hal yang dirasa perlu

untuk memperkaya pembelajaran.

Page 25: MODUL 2 IMPLEMENTASI KURIKULUM - BAA UNASbaa.unas.ac.id/download/buku panduan/MODUL 2-Implementasi... · Pada modul 1 dibahas perubahan dan regulasi apa yang mengharuskan ... mata

25 | M O D U L 2 – I M P L E M E N T A S I K U R I K U L U M K B K

kemampuan/kompetensi mahasiswa setelah mengikuti proses pembelajaran matakuliah ini.

Dalam penulisan hasil pembelajaran perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

Kompetensi ranah KSA (Knowledge atau kognitif, ketrampilan (Skill), Afektif) yang akan

dibangun oleh matakuliah ini.

Rumusan capaian pembelajaran harus dapat diukur dan diamati, serta SMART (Specific,

Measurable, Attainable, Realistic, Timely)

Penulisan capaian pembelajaran dari sisi kemampuan yang akan dicapai oleh

mahasiswa.

Gunakan kalimat aktif dan se-spesifik mungkin. Hindari istilah yang samar seperti ‘know’

(mengetahui), ‘learn (mempelajari), ‘comprehend’ (memahami) ‘study’ (mempelajari),

dan ‘understand’ (memahami).2

Hasil pembelajaran merupakan basis untuk merancang, memonitor, dan mengevaluasi

program pembelajaran.

……………………………………………………………………………………..............................................................................

......................................................................................................... .....................................................................

...................................................................

8. Materi Pembelajaran atau Pokok Bahasan atau Topik (bisa dipilih terminologi yang

sesuai)

……………………………………………………………………………………..............................................................................

............................................................................................................................. .................................................

...................................................................

9. Evaluasi yang direncanakan

……………………………………………………………………………………..............................................................................

............................................................................................................................. .................................................

...................................................................

10. Bahan, sumber informasi, dan referensi

………………………………………………………………………………….….............................................................................

....................................................................................................................................... .......................................

2 Lihat UCE Birmingham Guide to Learning Outcomes: http://www.ssdd.bcu.ac.uk/outcomes/

Page 26: MODUL 2 IMPLEMENTASI KURIKULUM - BAA UNASbaa.unas.ac.id/download/buku panduan/MODUL 2-Implementasi... · Pada modul 1 dibahas perubahan dan regulasi apa yang mengharuskan ... mata

26 | M O D U L 2 – I M P L E M E N T A S I K U R I K U L U M K B K

Page 27: MODUL 2 IMPLEMENTASI KURIKULUM - BAA UNASbaa.unas.ac.id/download/buku panduan/MODUL 2-Implementasi... · Pada modul 1 dibahas perubahan dan regulasi apa yang mengharuskan ... mata

27 | M O D U L 2 – I M P L E M E N T A S I K U R I K U L U M K B K

Gambar 4. Model, Strategi dan Metoda Pembelajaran