Modul 15 spb 2

18
SISTEM PERTANIAN BERKELANJUTAN II Tugas Resume Modul 15. Kelompok 5 Anggota : 1. Amanda Elfas Reliandio 150510120071 2. Marsha Hewy Savero 150510120138 3. Andina Karlina Fadillah 150510120182 4. Deni Kurniawan 150510120229 Pelaku dan Pengembangan Teknologi LEISA dan Pengembangan Teknologi Partisipatoris (PTP) Pelaku pertanian dapat didekatkan pada sistem untuk menghasilkan pengetahuan dan teknologi pertanian yang berfungsi dengan baik sehingga kegiatan tersebut saling melengkapi dan menguatkan. Langkah yang perlu ditempuh diantaranya : - Perlu melihat kelompok-kelompok pelaku yang berbeda yang terlibat dalam proses pengembangan teknologi dan mempertimbangan sumbangan yang dapat dilakukan untuk mengembangkan sistem LEISA. - Perlu dilihat bagaimana pelaku dapat berinteraksi secara sinergis dalam suatu proses pengembangan teknologi partisipatoris dan bagaimana proses ini dapat dipromosikan. Modul 15 – Pelaku dan Pengembangan Teknologi LEISA dan PTP Page 1

description

resume modul 15 spb 2

Transcript of Modul 15 spb 2

Page 1: Modul 15 spb 2

SISTEM PERTANIAN BERKELANJUTAN II

Tugas Resume Modul 15.

Kelompok 5

Anggota :

1. Amanda Elfas Reliandio 150510120071

2. Marsha Hewy Savero 150510120138

3. Andina Karlina Fadillah 150510120182

4. Deni Kurniawan 150510120229

Pelaku dan Pengembangan Teknologi LEISA dan Pengembangan Teknologi

Partisipatoris (PTP)

Pelaku pertanian dapat didekatkan pada sistem untuk menghasilkan pengetahuan dan

teknologi pertanian yang berfungsi dengan baik sehingga kegiatan tersebut saling

melengkapi dan menguatkan. Langkah yang perlu ditempuh diantaranya :

- Perlu melihat kelompok-kelompok pelaku yang berbeda yang terlibat dalam

proses pengembangan teknologi dan mempertimbangan sumbangan yang dapat

dilakukan untuk mengembangkan sistem LEISA.

- Perlu dilihat bagaimana pelaku dapat berinteraksi secara sinergis dalam suatu

proses pengembangan teknologi partisipatoris dan bagaimana proses ini dapat

dipromosikan.

1.1 Pelaku dalam Proses Pengembangan teknologi LEISA

A. Petani

Bekerja sama dengan petani sangat penting untuk menciptakan sistem pertanian

yang berorientasi ekologis. Pengetahuan setempat yang diketahui oleh petani

merupakan suatu pelengkap yang penting dalam pengetahuan ilmiah formal. Banyak

praktek pertanian asli setempat, seperti pembuatan kompos, pemupukan dengan pupuk

hijau, pemulsaan, tumpang gilir, kontur pertanian dengan angelan atau pagar tanaman,

Modul 15 – Pelaku dan Pengembangan Teknologi LEISA dan PTP Page 1

Page 2: Modul 15 spb 2

pengumpulan air dan unsur hara, dan cara-cara pengendalian hama yang apabila

dikembangkan dengan penggunaan input secara hati-hati mengarah kepada sistem

LEISA. Metode uji coba yang dilakukan oleh petani secara informal umumnya

memiliki kekuatan, diantaranya :

- Subjek dipilih sesuai kepentingan

- Kriteria evaluasi yang diterapkan berkaitan langsung dengan nilai-niai setempat

- Pengamatan dilakukan dari perspektif sistem kehidupan nyata

- Eksperimen dilakukan berdasarkan pengetahuan petani.

Jika pengetahuan khas setempat diabaikan oleh ilmu pengetahuan formal, hal

negatif yang dapat terjadi adalah :

1. Masyarakat pedesaan bisa didorong atau dipaksa untuk melakukan praktek-

praktek yang dapat mengakibatkan penyalahgunaan sumber-sumber.

2. Pengetahua petani menjadi tidak berdaya dan tenaga kerja mereka dikalahkan

oleh kepentingan-kepentingan luar.

Dalam kasus seperti disebutkan diatas, langkah untuk menuju pengembangan pertanian

berkelanjutan adalah dengan mendapatkan kepercayaan dari petani degna cara

mengambil pengetahuan, nilai-nilai seta analisis masalah mereka secara serius sehingga

para petani dan ilmuan pertanian dapat sejajar. Hal tersebut akan meningkatkan

kepercayaan diri pada diri petani dan menjadi modal dasar bagi komunikasi dan kerja

sama.

B. Pengrajin dan Pedagang

Pada pertanian LEIA, peningkatan dalam hal peralatan pertanian kebanyakan dibuat

oleh para pemakai dan atau oleh pengrajin setempat. Pada waktu diperkenalkan alat

baru, kebanyakan yang berhasil beradaptasi dengan kondisi agroklimat yang khsus

adalah juga yang dibuat oleh petani dan pengrajin setemat. Kemampuan teknologi

setempat dapat ditingkatkan dan perkembangan teknolgi dan difusi dapat dipecepat

dengan memperkuat desentralisasi jaringan kerja fabrikan yang berdasar pada pengrajin

dan menciptakan hubungan antara jaringan tersebut dengan penelitian dan dengan

pengetahuan ilmiah (basant & Subrahmaiman, 1990).

Modul 15 – Pelaku dan Pengembangan Teknologi LEISA dan PTP Page 2

Page 3: Modul 15 spb 2

C. Lembaga-lembaga Penelitian dan Pengembangan Resmi

Pengembangan teknologi yang dikembangkan oleh institusi international dan

pemerintah sebagian besar gagal untuk menghasilkan teknologiyang bisa diterapkan

secara langsung dalam kondisi pertanian LEIA. Keadaa ini disebabkan karena pada

sebagian besar Penelitian dan Pengembangan terfokus pada daerah “berpotensi besar”

da pada bentuk pertanian. Kekuatan-kekuatan utama penelitian dan pengembangan

formal terletak pada beberapa hal berikut, diantaranya :

1. Penggunaan ilmu pengetahuan

2. Pemakaian prosedur sistematik, dan

3. Jaringan kerja interasional dan akumulasi pengetahuan

Sejauh ini kebanyakan penelitian formal mengenai pertanian mengenai pertanian

tropis terfokus pada varietas dan benih unggul yang membutuhkan input luar tinggi

agar dapat produktif, namun mengabaikan kenyatan bahwa struktur pertanian dan

kondisi ekonomi makro di banyak negara berkembang kurang mendukung penggunan

teknologi dengan input luar rendah. Keadaan ini pada umumnya sudah diatasi dengan

adanya pengembangan teknologi lokal yang bersifat ekologis, seperti paraktek budidaya

lorong , namun keberhasilan penelitian dan pengembangan tergantung pada sistem

informal petani sendiri dalam hal kesahihan dan alih “teknologi”. Penelitian dan

perluasan formal dapat dilakukan dengan bekerja sama dengan penyuluh pertanian,

sementara para peneliti menyumbangkan ilmu pengetahuan dan metode-metode ilmiah

untuk perkembnagan sistem LEISA, penyuluh lapangan dapay memperbesar kesempata

petani luar untuk tukar menukar pengalaman dan mensistematiskan proses pensahihan

dan penyesuaian teknologi mereka.

D. Perusahaan-perusahaan Komersil

Perusaah komersi pertanian pada umumnya menghasilkan alat pertanianm dan

teknologi pertanian. Perusahaan yang menghasilkan input mempunyai peranan penting

yang pasti dalam LEISA karena input luar rendah tidak berarti pertania tanpa input. Jika

digunkan secara ekologia dan sosial, maka input luar dapat melengkapi sumber daya

setempat. Jika pengenalan teknologi LEISA yang menjanjikan menghasilkan produk

Modul 15 – Pelaku dan Pengembangan Teknologi LEISA dan PTP Page 3

Page 4: Modul 15 spb 2

yang meningkat dan berkelanjutan oleh petani kecil, maka akan ada kesemptan bagi

perusahaan komersial di daerah di mana peranan mereka hingga saat ini masih terbatas.

E. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)

Di negara-negara Dunia ketiga, banyak LSM yang bekerja di daerah LEISA.

Menurut Chambers et al., 1989, lembaga-lembaga semacam itu cenderung semakin kuat

dalam hubungan mereka dengan masyarakat bawah, namun lebih lemah dalam bidang

teknik pertanian. Dalam interaksi mereka dengan masyarakat petani, LSM sering

berurusan denagn identifikasi, uji coba, adaptasi, dan penyebaran setempat yang tepat.

LSM juga semakin terlibat dalam mengatur metodelogi partisipatoris baru untuk

pengembangan dan perluasan yang disesuaikan dengan kebutuhan petani kecil.Usaha

LSM yang sebagian besar sebagai tanggapan atas kekurangan yang dilakukan

pemerintah serta jasa penyuluhan didaerah-daerah pertanian yang sulit, telah mengarah

pada tiga aspek kebijaksanaan penelitian pertanian :

1. Penciptaan falsafah pengembangan pertanian yang kritis terhadao

pengembangan konvensional dan berusaha untuk mempromosikan pertanian

yang lebih berkelanjutan yang berdasar pada prespektif ekologis.

2. Pengembangan metodelogi penelitian dan perluasan baru untuk

menyesuaikan teknologi dengan kebutuhan setempat. LSM berusaha untuk

mengembangkan lembaga setempat dan fasilitas pelatihan untuk

memperkuat kemampuan LSM yang bertindak sebagai fasilitator dan

katalisator inisiatif setempat.

3. Membangun kemampuan meneliti dan membantu menghubungkan dengan

NARs ( National Agricultur Research Services) untuk memberikan pilihan-

piihan teknis yang dapat diujicobakan dan diadaptasi oleh LSM dan petani

atau kelompok-kelompok petani.

F. Organisasi Petani

Teknologi kuat biasanya diberikan pada agen pengembangan teknologi untuk

melayani petani kaya dan berorientasi komersial. Secara tradisional, petani LEIA tidak

mempunyai tekanan kuat dan kapasitas untuk melakukan tekanan serupa. Akses mereka

terhadap informasi penelitian telah dibatasi dan kemampuan mereka untuk

Modul 15 – Pelaku dan Pengembangan Teknologi LEISA dan PTP Page 4

Page 5: Modul 15 spb 2

mengunkapkan kebutuhan mereka sangat kecil. Pengaruh penggunaan teknologi

melalui organisasi petani merupakan faktor penting sehingga orang mengharapkan

untuk mendapatkan lebih banyak keuntungan dari proyek yang meningkatkan pengaruh

petani LEIA terhadap sistem pengembangan teknologi fromal daripada investasi di

laboratorium, pelatihan staf, moil, megapon dan lain-lain untuk meningkatkan kekuatan

campuran tangan jasa penelitian/penyuluhan (Roling, 1990)

1.2 Pengembangan Teknologi Partisipatoris (PTP)

Dengan meningkatnya pengakuan terhadap nilai dan kebutuhan untuk bekerja sama

dengan komunitas setempat untuk identifikasi, uji coba, evaluasi serta penyebaran

teknologi terbaru, telah diambil bermacam-macam pendekatan “partisipatoris”.

Beberapa pendekatan menyerahkan hampir semua kendali pengambilan keputusan

ketangan mereka yang tinggal dan bekerja di luar masyarakat setempat.

Pendekatan di daerah LEIA, harus ditujukan pada pengembangan kemandirian :

membantu petani menjadi pengembang teknologi yang lebih efektif. Istilah PTP

mengacu pada pendekatan yang bertujuan memperkuat daya dukung setempat untuk

melakukan uji coba dan melakukan pembaruan. Pertani didorong untuk mendapatkan

dan mengevaluasi pengetahuan khas setempat, serta memilih, menguji coba dan

mengadaptasikan teknologi luar berdasarkan pengetahuan dan sistem nilai mereka

sendiri.

PTP adalah suatu proses pelengkap yang mencakup hubungan antara kekuasaan dan

daya dukung ilmu pertanian dengan prioritas dan kapasitas komunitas pertanian, dalam

rangka untuk mengembangkan sistem pertanian yang produktif dan berkelanjutan.

Pendekatan Umum

PTP adalah suatu proses yang memiliki tujuan dan interaksi kreatif antara komunitas

setempat dengan fasilitator dari luar yang mencakup :

- Mendapatkan pemahaman bersama tenntang ciri utama dan perubahan sistem

agroekologi tertentu,

- Menentukan prioritas masalah,

Modul 15 – Pelaku dan Pengembangan Teknologi LEISA dan PTP Page 5

Page 6: Modul 15 spb 2

- Melakukan uji coba lokal dengan berbagai pilihan yang berasaldari pengetahuan

khas setempat, yaitu dari petani setempat dan dari petani dimana pun,

- Meningkatkan kapasitas petani dalam berujicoba dan meningkatkan komunikasi

antar petani.

Pendekatan PTP juga berupaya membantu pengembangan mutu jaringan kerja

organisasi desa, untuk mengintensifkan komunikasi tentang pengujicobaan setempat

dan untuk meningkatkan hubungan dengan organisasi dan institusi terkait yang

mendukung. PTP bukan hanya memungkinkan tercpainya teknologi yang bisa

disesuaikan dengan lingkungan setempat, namun juga mengembangkan daya dukung

setempat, struktur sosial budaya dan hubungan organisatoris yang diperlukan untuk

menjaga kesinambungan proses. Dengan demikian pelaksanaan PTP “berjalan dengan

dua kaki” :

- Perkembangan teknologi dan sistem agroekologi,

- Perkembangan social carriers teknologi dan sistem.

Kegiatan-kegiatan PTP Penelitian dan Pengembangan konvensional berbeda dalam tiga

hal sebagai berikut :

1. PTP tidak berusaha mencapai hasil yang dapat digeneralisasikan dalam daerah

yang luas meskipun mampu.

2. Proses PTP menggunakan pendekatan yang berbeda dalam pengumpulan,

pengkodean, penerjemahan, dan penggunaan pengetahuan dan informasi. Para

pelaku PTP bekerja dengan simpanan pengetahuan dan informasi yang sangat

banyak untuk menggambarkan dan menjelaskan masalah dan hubungan serta

untuk menguji kemungkinan-kemungkinan PTP.

3. Para praktisi PTP dapat mendasarkan diri pada semua tempat pelayanan atau

proyek pedesaan dan pertanian; juga di antara anggota suatu komunitas

setempat.

Tidak semua pelaku PTP mempunyai keahlian untuk menganalisis dan menuliskan

semua pengalaman mereka. Mereka juga sering terlalu sibuk dengan pekerjaan di

lapangan sehingga tidak mempunyai cukup waktu untuk mencatat apa-apa yang sedang

Modul 15 – Pelaku dan Pengembangan Teknologi LEISA dan PTP Page 6

Page 7: Modul 15 spb 2

mereka lakukan. Selain itu, kelompok referensinya adalah penduduk pedesaan dan

bukan masyarakat ilmiah internasional.

Urutan umum kegiatan PTP

Dalam suatu lokakarya mengenai PTP yang diselenggrakan oleh ILEA pada tahun

1988, dianalisis 200 metode dandikumpulkan dalam 6 kategori kegiatan.

- Merintis,

- Mencari bahan untuk diuji,

- Merancang uji coba,

- Uji coba,

- Saling berbagi hasil,

- Menjaga proses

Menurut Bunch tahun 1985, dalam pertanian pengembangan teknologi merupakan

suatu proses yang tidak akan penah berakhir. Tidak ada pembaruan yang permanen.

“suatu pertanian yang produktif memerlukan perpaduan antara teknik dan input yang

berubah terus menerus. Oleh karenanya, penting membangun kemampuan untuk terus

berinovasi daripada menghasilkan teknologi yang statis.

1.3 Contoh Kasus-kasus PTP

Kasus 1 PTP gulma di Filipina

Farming systems development project-eastern Visayas mengembangkan metode

partisipatori untuk mengidentifikasi masalah utama petani, menganalisis sistem

pertanian, menguraikan hipotesis petani, da menerapkan ujicoba yang dilakukan petani

yang dipimpin oleh petani.

Memulai. Dalam diskusi kelompok petani menyampaikan permasalahan mengenai

gangguan tanah dataran tinggi marjinal yang tidak subur akibat adanya rumput cogon

(Imperata Cylindrica)

Mencari hal-hal untuk diujicoba. Petani mengungkapkan gagasan bahwa cogan layu

karena tanaman merambat yang lebat dan gagasan lain misalnya dengan membajak atau

menanam dengan ubi kayu atau tebu. Para peneliti memberi gagasan tambahan yaitu

Modul 15 – Pelaku dan Pengembangan Teknologi LEISA dan PTP Page 7

Page 8: Modul 15 spb 2

dengan menambahkan herbisida. Pada pertemuan tentang penyaringan teknologi, para

informan kunci dan peneliti menyajikan bermacam-macam pilihan pada kelompok tani

untuk diskusi pro dan kontranya.

Merancang dan mengadakan percobaan. Pada pertemuan selanjutnya petani

memutuskan untuk mencoba tumbuhan polong merambat (Peuraria dan Controsema

spp) untuk merahabilisasi tanah yang diganggu oleh cogon. Mereka berharap tumbuhan

polong tersebut akan menaungi cogon dan meningkatkan kesuburan tanah dan berharap

tanah yang tertutupi tumbuhan polong akan lebih mudah digarap.

Secara periodic petani dan peneliti mengunjungi petak dan mencatat kemajuan dan

mengambil tindakan biologis. Petani secara kontinyu menganalisis eksperiment

tersebut. Peneliti menganalisis data mengenai tenaga yang dibutuhkan untuk menanam

polong dan presentase tutupan tumbuhan polong dan cogon. Data dan analisis tersebut

bersama dengan tanggapannya dari petani didiskusikan dalam pertemuan tetep

kelompok tani.

Metode tersebut mendorong penggunaan logika sistem dalam mengenali masalah,

menganalisis sistem, dan menentukan eksperimen. Prioritas petani lebih pada

rehabilitasi jangka panjang lahan yang terganggu cogon dan penghematan tenaga kerja.

Kasus 2 PTP : Pengembangan berpusat pada petani di Mali

Sejak tahun 1983 World Neighbors (WN) yang telah bekerja di Africa Barat

mencoba memperkuat kapasitas petani dalam hal mengidentifikasi, menguji coba, dan

menganitsipasi teknologi baru dalam bidang pertanian dengan cara mengadakan uji

coba kecil-kecilan.

Analisis masalah oleh petani. World Neighbors mencoba untuk mendapatkan

pengetahuan mengenai cara kerja bertani praktis dalam sistem bertani setempat. Setelah

mendapatkan informasi tersebut dilakukan survey oleh satu team yang terdiri atas dua

orang animator Worlds Neighbors dan seorang narasumber yang dapat berbicara bahasa

setempat. Didesa-desa yang sudah dipilih dalam daerah program, tim mengatur

pertemuan informal antara para pemimpin desa. Pertemuan oleh World Neighbors

merupakan yang pertama kali bagi penduduk desa untuk untuk bertemu dan

Modul 15 – Pelaku dan Pengembangan Teknologi LEISA dan PTP Page 8

Page 9: Modul 15 spb 2

merefleksikan perubahan pertanian pada masa lalu dan untuk menganalisis masalah

pertanian dalam suatu kelompok.

Mengenai pilihan-pilihan. World Neighbors membuat suatu jaringan antara tempat

penelitian pertanian dan layanan penyuluh untuk mencari tahu apakah petani ditempat

lain telah mengembangkan pembaruan untuk mengatasi masalah serupa dengan yang

dihadapi petani pada programnya. Selama survey dan analisis awal juga ditemukan

petani yang inovatif. Inovasi tersebut disaring sesuai dengan kriteria: kesederhanaan,

kemudahan akses pada mayoritas yang miskin sumber daya, resiko rendah dan

kemungkinan untuk mendapatkan hasil memadai dengan cepat.

Menguji pembaruan. Petani Mali tertarik untuk mencoba varietas canel siklus pendek,

sorgum, kacang koro. Dalam pertemuan di 4 desa, setiap pria dan wanita diberi

segenggam benih tiap varietas baru. Di tiap-tiap empat desa, komunitas memilih petani

printis untuk melakukan percobaan pada tanah mereka. Tiap percobaan diulang

sebanayak 5-10 kali untuk menguji coba varietas tersebut dalam kondisi utama yang

berbeda-beda didesa itu. Setelah musim tanam, staf World Neighbors secara teratur

mengunjungi setiap petani perintis. Data-data tambahan yang penting yang belum

dicatat petani dicatat oleh staf World Neighbors untuk analisis dan interprestasi dalam

program berikutnya.

Mengevaluasi hasil. Beberapa bulan setelah panen diadakan pertemuan untuk evaluasi

tingkat desa. Interpretasi hasil mencakup sejumlah kriteria termasuk hasil, rasa,

kekeringan dan ketahanan terhadap hama, kemampuan untuk dikonversikan dan

kemampuan untuk dijual kepasar. Mereka memeriksa tiap inovasi yang telah dicoba dan

memutuskan untuk:

Menolak mentah-mentah

Mengujicoba pembaruan

Menganjurkan inovasi tersebut digunakan untuk penyuluhan secara luas.

Untuk inovasi yang akan digunakan untuk penyuluh, petani menganjurkan teknik-

teknik kebudayaan yang tepat untuk kondisi setempat

Modul 15 – Pelaku dan Pengembangan Teknologi LEISA dan PTP Page 9

Page 10: Modul 15 spb 2

Melembagakan proses. Untuk mengkonsolidasikan proses tersebut dan membuatnya

terus berlanjut, World Neighbors memberikan pelatihan tambahan untu petani penguji

coba yang di[ilih oleh mereka sendiri. World Neighbors menemukan jika petani berhasil

belajar untuk menyusun penelitian dilahan mereka sendiri, akan mudah untuk menyusun

program penyuluhan yang dikelola oleh desa yang ditangani petani pelatih sukarela.

World Neighbors mencoba melembagakan proses ini baik tingkat desa maupun

antar desa sehingga para petani akan terus bertemu untuk menganalisis masalah,

mengidentifikasi dan menguji coba pembaruan, mengevaluasi hasilnya dan memperluas

sendiri teknologi yang yang dapat dianadalkan, setelah World Neighbors melepas

dukungannya.

1.4 Mempromosikan Proses Partisipatoris

Melibatkan Penelitian dan Pengembangan Formal

Salah satu tantangan utama dalam menentukan prosespartisipatoris pengembangan

teknologi adalah menciptakan kapasitas yang lebih besar dalam penelitian nasional dan

lembaga penyuluhan untuk memfasilitasi interaksi antara ilmuwan dan petani LEIA.

Hubungan langsung dengan petani. Jika petani LEISA tidak ingin menjadi suatu

impian gagasan, sangatlah penting untuk mengetahui aapa yang mendorong staf peneliti

dan pengembangan formal untuk bekerjasama dengan petani LEIA dalam

pengembangan teknologi, dan untuk memberikan dorongan yang tepat.

Beberapa cara yang diperoleh oleh sistem penelitian formal dari kerjasama dengan

petani pengujicoba termasuk beberapa hal berikut ini.

Peneliti bisa mendapatkanwawasan yang lebih besar mengenai masalah yang

ada dan solusi potensial dari sudut pandang petani dan bisa menemukan

kemungkinan-kemungkinan yang sebelumnya tidak terpikirkan, yang

selanjutnya dapat diteliti dalam ujicoba yang dikontrol oleh ilmuwan.

Peneliti menjadi tahu tentang konsep dan metode percobaan para petani dan oleh

kaarenanya dapat berkomunikasi lebih baik dengan petani mengenai

perencanaan dan evaluasi percobaan yang relevan, baik percobaan di

laboratorium maupun di lahan.

Modul 15 – Pelaku dan Pengembangan Teknologi LEISA dan PTP Page 10

Page 11: Modul 15 spb 2

Peneliti menjadi lebih sadar mengenai perbedaan antara prioritas dan tujuan dari

petani dan tujuan dari para ilmuwan, yang diharapkan dapat menyesuaikan isi,

rancangan, dan kriteria evaluasi percobaan ilmiah.

Penelitisemakin memahami agroekologi setempat dan kondisi sosial ekonomi

dan bagaimana industri yang diperkenalkan dapat diadaptasikan dengan lebih

baik kepada mereka.

Dengan mengamati modifikasi yang dilakukan oleh petani terhadapteknologi

yang diperkenalkan dan dengan mendiskusikan modifikasi tersebut dengan

petani, ilmuwan dapat mengidentifikasi komponen teknologi yang harus

dipelajari lebih lanjut untuk mensahihkan hasil atau untuk mencari alternatif

yang lebih baik.

Hubungan melalui LSM dan organisasi petani. Cara yang ditempuh untuk

menjangkau petani yang tidak diuntungkan di daerah marginal dan cara pengembangan

penggunaan dana dan sumber daya mereka, badan-badan pengembangan resmi akhir-

akhir ini berusaha menjalin relasi yang lebih dekat dengan LSM dan organisasi petani.

Mengubah sikap peneliti dan penyuluh. Orang sering menganggapbahwa kebutuhan

akan partisipasi petani dalam pengembangan teknologi begitu jelas sehingga dirasa

sudah cukup hanya dengan melatih peneliti dan penyuluh lapangan mengenai

bagaimana bekerja dengan cara itu. Adabanyak alasan mengapa peneliti tidak dapat,

atau tidak mau, terlibat dalam proses partisipatoris, terutama dengan petani LEIA.

Peneliti sering memandang diri mereka sebagai ilmuwan, bukan orang yang

mengembangkan teknologi. Mereka melihat kerja mereka sebagai

aktivitasilmiah yang tidak memerlukan banyak kunjungan ke praktek-praktek

petani.

Peneliti mungkin tidak melihat diri mereka sebagai pemberi fungsi pelengkap

dalam suatu sistem teknologi di mana kinerja harus diukur dalam kaitannya

dengan penggunaan teknologi oleh petani.

Pelaatihan untuk kebanyakan peneliti semata bersifat teknis atau ilmiah.

Partisipasi menyita waktu dan kesabaran serta memerlukan sumber-sumber yang

langka, misalnya alat transportasi.

Modul 15 – Pelaku dan Pengembangan Teknologi LEISA dan PTP Page 11

Page 12: Modul 15 spb 2

Jaringan kerja untuk pengembangan LEISA

Karena sebelumnya LEISA dan PTP belum menjadi bagian dari pendekatan paling

umum terhadap pengembangan pertanian, kedua hanya terdokumentasi sedikit dalam

bentuk-bentuk yang konvensional. Untuk meningkatkan kesadaran mengenai validitas

pendekatan ini dan untuk mengungkap hasil yang telah dicapai selama ini, sangatlah

penting untuk membuat dokumentasi mengenai pengalaman LEISA yang telah ada dan

yang baru serta menyebarluaskannya. Dengan klasifikasi luas, jaringan kerja untuk

petanian berkelanjutan dengan input luar rendah dapat dikelompokkan dalam tiga

tingkatan sebagai berikut :

1. Jaringan kerja petani. Petani pada umunya masuk pada beberapa jaringan kerja

yang bersifat spontan dan informal.

2. Jaringan kerja regional atau nasional. Banyak LSM dan orgranisasi petani

membentuk badan tempat mereka dapat mengumpulkan sumber daya untuk

berbagi layanan teknis dan fasilitas transportasi

3. Jaringan kerja internasional. Untuk mengkordinasi kegiatan-kegiatan dan untuk

memiliki pengaruh yang lebih besa r pada kebijakan nasional dan

internasional, jaringan kerja internasional melibatkan organisasi, individu dan

lebih banyak jaringan kerja lokal yang telah terbentuk.

Modul 15 – Pelaku dan Pengembangan Teknologi LEISA dan PTP Page 12