MODUL 1 (Pem.diagnostic)

11
MODUL 1 BESER (INKONTINENSIA URIN) KASUS PEMICU Seorang laki-laki umur 75 tahun , masuk rumah sakit dengan keluhan kencing tak tertahankan/ beser. Keluhan ini dikeluhkan sejak 3 bulan yang lalu, yaitu setelah pasien menjalani operasi prostat. Dirumah pasien selalu tidak bisa melakukan kencing dikamar mandi sehingga pasien menggunakan pempers. Konsistensi urin keruh, berwarna kuning. Hasil laboratorium menunjukan Hb 14,1 gr/dl Ht 43% leukosit 10,6 rb/ ul , urem darah 23 mg/ dl, Kreatinin darah 0,6 mg / dl 1.Klarifikasi kata-kata kunci 1. Operasi prostat 2.Beser 3. Konsistensi urin keruh dan berwarna kuning 4. Umur 75 tahun 5. Keluhan Sejak 3 bulan yang lalu 6. Hasil Laboratorium : a. Hb 14,1 gr/dl b.Ht 43% c. leukosit 10,6 rb/ ul , d. urem darah 23 mg/ dl, e. Kreatinin 0,6 mg / dl 1.PROSTAT dalah organ genitalia pria yang terletak disebelah inferior buli-buli didepan rectum dan

description

Modul 1

Transcript of MODUL 1 (Pem.diagnostic)

Page 1: MODUL 1 (Pem.diagnostic)

MODUL 1

BESER (INKONTINENSIA URIN)

KASUS PEMICU

Seorang laki-laki umur 75 tahun , masuk rumah sakit dengan keluhan kencing tak tertahankan/ beser. Keluhan ini dikeluhkan sejak 3 bulan yang lalu, yaitu setelah pasien menjalani operasi prostat. Dirumah pasien selalu tidak bisa melakukan kencing dikamar mandi sehingga pasien menggunakan pempers. Konsistensi urin keruh, berwarna kuning. Hasil laboratorium menunjukan Hb 14,1 gr/dl Ht 43% leukosit 10,6 rb/ ul , urem darah 23 mg/ dl, Kreatinin darah 0,6 mg / dl

1.Klarifikasi kata-kata kunci

1. Operasi prostat2. Beser3. Konsistensi urin keruh dan berwarna kuning4. Umur 75 tahun5. Keluhan Sejak 3 bulan yang lalu6. Hasil Laboratorium :

a. Hb 14,1 gr/dl b. Ht 43%c. leukosit 10,6 rb/ ul , d. urem darah 23 mg/ dl,e. Kreatinin 0,6 mg / dl

1.PROSTAT dalah organ genitalia pria yang terletak disebelah inferior buli-buli didepan rectum dan pembungkus uretra posterior (dasar-dasar urologi edisi 3, Basuki B. purnomo ,tahun 2011,Hal 16)

OPERASI PROSTAT atau PROSTATECTOMY adalah eksisi semua atau sebagian prostat (Kamus saku kedokteran Dorland edisi 25)

OPERASI PROSTAT adalah pembedahan dengan mengeluarkan seluruh atau sebagian dari kelenjar prostat akibat adanya pembesaran (Asuhan keperawatan gangguan sistem perkemihan,Toto Suharyanto, hal 253)

2. Beser atau inkontinensia urin adalah ketidakmampuan seseorang untuk menahan keluarnya urin dari buli-buli baik disadari atau tidak disadari karena adanya cedera pada spingter urinarius.

Page 2: MODUL 1 (Pem.diagnostic)

3. Konsistensi urin keruh dan berwarna kuning

Ciri ciri urin normal:

Rata-rata jumlah urin normal adalah 1 – 2 liter sehari, namun jumlah yang dikeluarkan berbeda setiap kalinya sesuai jumlah cairan yang masuk. Warna urin yang normal adalah bening oranye pucat tanpa endapan, berbau tajam, memiliki reaksi sedikit asam dengan pH rata-rata 6, dan BJ berkisar antara 1010 - 1025

4. umur 75 tahun:

Masa tua (old age) adalah fase terakhir kehidupan manusia. Usia ini berlangsung antara usia 60 tahun sampai berhembusnya nafas terkhir (akhir hayat). Mereka yang menginjak usia 60 tahun keatas yang dalam istilah psikologi disebut “senescence” (masa tua) biasanya ditandai dengan perubahan-perubahan kemampuan motorik yang semakin merosot.

5. Keluhan Sejak 3 bulan yang laluKeluhan kencing tak tertahan / beser di keluhkan sejak 3 bulan yang lalu, yaitu pasien menjalani operasi prostat

6.Hasil laboratorium:

a. Hb atau hemoglobin adalah pigmen pembawa oksigen eritrosit, dibentuk oleh eritrosit yang berkembang dalam sum-sum tulang (Kamus saku kedokteran Dorland edisi 25). Nilai normalnya: laki-laki:13,5- 18,0 wanita: 11,5- 16,5 gr/ dl (price & wilson, 2005)

b. Hematokrit adalah persentase volume eritrosit dalam darah keseluruhan (Kamus saku kedokteran Dorland edisi 25). Laki-laki: 40% -52 %, wanita: 38 % - 48 % (price & wilson, 2005)

c. Leukosit adalah sel darah putih sebagai granular dan non granular didalam aliran darah leukosit merupakan masa inti. Nilai nomalnya 4000 – 11000/mm3(kamus keperawatan edisi 17)

d. Kreatinin adalah pengukuran laju ekskresi urin dipakai sebagai indikator diagnostic fungsi ginjal dan masa otot. (Kamus saku kedokteran Dorland edisi 25). Nilai normalnya: laki-laki: 0,7 – 1,5 mg/ dl, wanita: 0,5 – 1,3 mg/ dl (price & wilson, 2005)

e. Urem darah adalah hasil akhir metabolism protein berasal dari asam amino. Nilai normal : 15 – 40 mg/ dl

Page 3: MODUL 1 (Pem.diagnostic)

2. CORE PROBLEM

INKONTINENSIA URIN

Kelainan pada buli-buli:

1.Overaktivitas detrusor

Hiper- refleksia detrusor

Instabilitas Detrusor Idiopatik

2. Menurunnya komplians buli- buli.

Kelainan pada uretra

1. Hipermobilitas uretra

2. defisiensi sfingter intrinsik

TRAUMA:

1.Post Prostatectomy

INKONTINENSIA URIN STRESS (SUI)INKONTINENSIA URIN URGE (UUI)

Page 4: MODUL 1 (Pem.diagnostic)

3. PERTANYAAN PENTING

1. Jelaskan Anatomi fisiologi sistem perkemihan pada laki- laki sejak embrio sampai lansia

2. Jelaskan pemeriksaan fisik pada sistem perkemihan khususnya pada laki- laki3. Jelaskan pemeriksaan diagnostic pada sistem perkemihan4. Apakah pembesaran prostat disebut dengan kanker prostat? Jelaskan5. Jelaskan mekanisme terjadinya inkontinensia pasca prostactektomy6. Jelaskan patofisiologi terjadinya pembesaran prostat7. Apa dignosa medis dari kasus tersebut8. Bagaimana mekanisme pewarnaan pada urin9. Penyakit – penyakit apa saja yang manifestasi klinisnya inkontinensia urin 10. Jelaskan konsep medis dan konsep keperawatan pada inkontinensia urin11. Jelaskan farmakoterapi yang diberikan kepada pasien yang mengalami

inkontinensia urin12. Jelaskan Health education yang diberikan pada pasien dengan inkontinensia urin13. Bagaimana trend dan issu mengenai incontinensia urin14. Jelaskan bagaimana patomekanisme dari inkontinensia urin 15. Mengapa penderita inkontinensia urin hasil kreatinin darahnya menurun (abnormal).

Page 5: MODUL 1 (Pem.diagnostic)

3. pemeriksaan diagnostik Sistografi

Merupakan pencitraan kandung kemih dengan memakai kontraks. Foto ini di kerjakan dengan beberapa cara, antara lain: (1) melalui foto piv, (2) memasukkan kontraks melalui kateter uretra langsung ke kandung kemih, (3) memasukkan kontraks melalui kateter sistostomi/ melalui fungsi suprapubic. Dari sitogram dapat dikenali adanya tumor atau bekuan darah di dalam kandung kemih yang di tunjukkan oleh adanya filling defect, adanya robekan kandung kemih yang terlihat sebagai ekstravasasi kontraks keluar dari buli-buli, adanya divertikel kandung kemih, kandung kemih neurogenic, dan kelainan pada kandung kemih yang lain.

SistouretrografiSistouretrografi menghasilkan visualisasi uretra dan kandung kemih yang bias dilakukan dengan penyuntikan retrograde media kontraks ke dalam uretra dan kandung kemih dengan pemeriksaan sinar x. Gambaran yang terjadi pada uretrogram: (1) jika

Page 6: MODUL 1 (Pem.diagnostic)

terdapat striktura uretra akan tampak adanya penyimpitan atau hambatan kontraks pada uretra, (2) trauma uretra tampak sebagai ekstravasasi kontraks keluar dinding keluar uretra, (3) tumor ureta atau batu non-opak pada uretra filling defect pada uretra.

SitoskopiProsedur pemeriksaan ini merupakan inspeksi langsung uretra dan kandung kemih dengan meggunakan alat sistoskopi (merupakan suatu alat yang mempunyai lensa optic pada ujungnya sehingga dapat dengan leluasa melihat langsung)Sistoskop tersebut dapat di manipulasi untuk memungkinkan visualisasi uretra dan kandung kemih secara lengkap selain visualisasi orifisium uretra dan uretra pars prostatika. Kateter uretra yang halus dapat di masukkan melalui sistoskop sehingga ureter dan pelvis ginjal dapat di kaji. Sistoskop juga memungkinkan ahli urologi untuk mendapatkan specimen urine dari setiap ginjal guna mengevaluasi fungsi ginjal tersebut. Alat forceps dapat di masukkan melalui sistoskop untuk keperluan biopsi pada kandung kemih.

Computerized tomography scan (ct-scan)Merupakan pemeriksaan dengan menampilkan serial potongan anatomi tubuh dengan ketebalan sekitar 10mm sehingga patologinya dapat di identifikasi. Satu penggunaan yang bermanfaat dari ct-scan ginjal ini adalah kemampuannya untuk mendeteksi adanya batu pada ginjal, massa retroperitoneal (seperti penyebaran tumor ginjal) yang kemungkinan akan sulit di deteksi dengan angiografi.

Magnetic resonance imaging (mri)Adalah suatu tekhnik pengambilan gambar yang non-invasif, tetapi dapat memberikan informasi yang sepadan dengan ct-scan ginjal,dengan keuntungan bahwa metode ini tidak memerlukan suatu pemaparan terhadap radiasi ion atau tidak memerlukan pemberian media kontras.dasar kerja mri adalah atom tertentu, misalnya ion hydrogen yang terdapat dalam molekul & jaringan tubuh, bertindak sebagai magnet kecil. Jika penderita ditempatkan pada suatu medan magnet yng kuat, maka ada beberapa inti atom yang saling tarik dengan arah yang sama dengan arah medan magnet tersebut. Pemeriksaan mri ini dilakukan untuk mendeteksi berbagai gangguan system perkemihan. Misalnya,untuk mendeteksi tingkat kerusakan ginjal pada trauma penetrasi atau adanya tumor ginjal.

Ultrasonografi (usg)Prinsip pemeriksaan ultrasonografi adalah menangkap gelombang bunyi ultra yang dipantulkan oleh organ-organ (jaringan) yang berbeda kepadatannya.pemeriksaan ini tidak invasif dan tidak menimbulkan efek radiasi.

Page 7: MODUL 1 (Pem.diagnostic)

Usg dapat membedakan antara massa padat (hiperekoik) dengan massa kistus (hipoekoik), sedangkan batu non-opak yang tidak dapat dideteksi dengan foto rontgen akan terdeteksi oleh usg sebagai echoic shadow. Ultrasonografi banyak dipakai untuk mencari kelainan-kelainan pada ginjal seperti pengecilan ginjal (atrofi ginjal), buli-buli, prostat, testis, dan pemeriksaan pada kasus keganasaan.

Biopsi ginjal Biopsi ginjal diperlukan untuk menentukan apakah terdapat sel-sel kanker pada jaringan ginjal. Pemeriksaan ini hanya dilakukan bila ada kecurigaan kanker ginjal pada pemeriksaan diagnostic lain seperti hasil ct-scan. Ada 2 jenis biopsi ginjal, yaitu (1)biopsi jarum,dimana jarum biopsi khusus dimasukkan kedalam ginjal biasanya menggunakan ultrasound atau fluoroskopi untuk memandu masuknya jarum kedalam ginjal dan (2)biopsi engan pembedahan.